JENIS–JENIS IKAN DI SUNGAI BATANG TEBO PELABUHAN BARU KECAMATAN PASAR MUARA BUNGO PROVINSI JAMBI ARTIKEL ARMALINDA NIM. 09010162 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016 JENIS–JENIS IKAN DI SUNGAI BATANG TEBO PELABUHAN BARU KECAMATAN PASAR MUARA BUNGO PROVINSI JAMBI Armalinda, Armein Lusi Zeswita, dan Febri Yanti Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat [email protected] ABSTRACK Batang Tebo river is one of the primary river in Bungo regency where the long of the river is 29 km with the wide is 45 m. Nowdays, Batang Tebo river goes through pressure the effect from some activities like gold mining, consequence of there is no allowance cause the water of the river be dirty, high sedimentation and the water be oiled. This study aims to determine the types of fish in the river Batang Tebo and to know the physical-chemical parameters of waters that support the existence of fish in the river Batang Tebo Pasar Baru Pelabuhan Muara Bungo Jambi Province. The study was conducted from April 2015. The method used is descriptive survey with purposive sampling, where sampling is divided into 3 stations by different conditions. Activities during the study done in two stages, the first stage of fishing in Batang Tebo, the second phase of identifying fish in Ecology Laboratory Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Andalas University, Padang. Based on the results found 3 orders and 5 families 12 genera and 15 species with 263 individuals. The results of this study indicate that many species of fish are Labeobarbus festivus which can be found at all stations. Total Labeobarbus festivus (as many 45 individu) and followed by labeobarbus kuhlii (as many 34 indivudu) and the least were found is Acantopsis octoactinos (as much 6 individu) and Oxyeleotris marmorata (by 1 individu). Physicochemical parameters of water has an important role to support the existence of fish such as water temperature, speed of water flow, water transparency, water pH, and DO. Keywords : Fish Species, Batang Tebo PENDAHULUAN Kabupaten Bungo merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi mempunyai perairan seluas 6.907 ha yang terdiri dari perairan sungai, rawa, danau dan genangan air lainnya. Beberapa sungai utama yang ada di Kabupaten Bungo antara lain, Sungai Batang Jujuhan, Sungai Batang Tebo, Sungai Batang Bungo, Sungai Batang Senamat, dan Sungai Batang Pelepat (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, 2011-2016). Sungai adalah cekungan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air dan material yang dibawanya dari bagian hulu ke bagian hilir suatu daerah pengaliran ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya bermuara ke laut (Soewarno, 1991). Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang, sungai sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim dan pola aliran air. Kecepatan arus, erosi dan sedimentasi merupakan fenomena yang umum terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna pada sungai sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut (Effendi, 2003). Perairan sungai Batang Tebo merupakan salah satu sungai utama di Kabupaten Bungo, di mana panjang sungai 29 km dan lebar sungai 45 meter. Berdasarkan hasil wawancara dan informasi bahwa sungai ini dimanfaatkan masyarakat untuk usaha menangkap ikan sebagai sumber mata pencarian. Jenis-jenis ikan yang ada di sepanjang aliran sungai ini adalah ikan gurami, baung, senggering, lampam, tembakang, juaro, patin, palau, lais, kelemak, pinang-pinang, betutu, kleso dan nila. Disamping itu bagi masyarakat umum di sepanjang pinggiran sungai Batang Tebo dimanfaatkan untuk mencuci, mandi dan jamban (MCK) serta kebutuhan rumah tangga lainnya sedangkan untuk masyarakat yang jaraknya jauh dari perairan sungai Batang Tebo juga digunakan untuk penyedia air minum yang dikelola oleh PDAM dan dialirkan kerumah-rumah penduduk. Pada saat ini sungai Batang Tebo telah mengalami beberapa akibat dari berbagai kegiatan seperti adanya Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Akibat dari adanya Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) ini mengakibatkan air sungai menjadi kotor, sedimentasi tinggi dan air sungai menjadi berminyak. Aktivitas penggunaan lahan di tepian ataupun sekitar perairan sungai Batang Tebo langsung ataupun tidak langsung dapat berdampak negatif terhadap kualitas mutu air sungai dan selanjutnya mengakibatkan rusaknya ekosistem perairan. Rusaknya ekosistem perairan berdampak pula terhadap kehidupan ikan baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga saat ini sulit menemukan beberapa jenis ikan yang biasa hidup di sungai Batang Tebo, diantaranya ikan patin, baung, lampam, betutu, kleso dan lais. Ikan merupakan salah satu organisme aquatik yang rentan terhadap perubahan lingkungan, aktivitas manusia mempengaruhi kualitas perairan, baik fisika, kimia, maupun biologi. Pencemaran sungai Batang Tebo disebabkan oleh masyarakat yang selalu membuang limbah rumah tangga yang dapat mencemari air sungai. Pencemaran berdampak buruk terhadap kehidupan ikan hal ini juga berpengaruh pada ekosistem yang ada di sungai terutama kemampuan ikan untuk beradaptasi, bertahan, berkembangbiak dan pola penyebaran ikan. Berdasarkan penelitian terdahulu tentang jenis-jenis ikan telah pernah dilakukan yaitu keanekaragaman jenis ikan di Sungai Lamunde Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara didapatkan 1024 individu dari 30 famili, 31 genus, 34 spesies (Jukri, 2013). Inventarisasi jenis-jenis ikan di Sungai Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi didapat 16 jenis ikan dari 7 famili (Iistianah, 2011). Komposisi jenis ikan di Muara Sungai Pami Manokwari dengan total individu 133 ekor dari 11 jenis, 3 ordo, dan 8 famili (Wiay, 2011). Studi identifikasi dan keanekaragaman jenis ikan di Sungai Tembesi Kabupaten Merangin Propinsi Jambi didapatkan 28 jenis ikan dari 5 ordo, 8 famili dan 17 genus (Prawira, 2013), sedangkan informasi tentang ekologi perairan di Jambi masih sangat terbatas. Namun demikian, khusus untuk Provinsi Jambi, penelitian tentang ekologi perairan sudah dimulai sejak tahun 1997 sampai 2003 melalui proyek Dinas Perikanan Provinsi Jambi. Sampai saat ini data ilmiah mengenai jenis-jenis ikan dan aspek ekologi yang mendukung keberadaan ikan di sungai Batang Tebo belum ada, padahal data ilmiah merupakan salah satu komponen penting dalam rangka pengelolaan sumberdaya perikanan. Oleh sebab itu, penelitian mengenai jenis-jenis ikan yang terdapat di sungai Batang Tebo sangat perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, maka telah dilakukan penelitian tentang jenis – jenis ikan di Sungai Batang Tebo Pelabuhan Baru Kecamatan Pasar Muara Bungo Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. BAHAN DAN METODE Penelitian telah dilakukan di sungai Batang Tebo pada bulan April 2015. Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Padang. Analisis fisika dan kimia perairan dilakukan di lapangan saat pengambilan sampel sedangkan waktu pengambilan sampel dilakukan pada waktu pagi jam 07.00- 10.00 dan sore hari 15.00 – 18.00 WIB. Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah alat tulis, stopwatch, loupe, plastik dengan ukuran bervariasi, karet, styrofoam, jarum pentul, jarum suntik, kertas label, kamera, ember, penggaris, pH meter, sarung tangan dan alat pengukur kualitas air: thermometer Hg, secchi-disk, bola ping-pong, tali rafia, meteran, toples, jangka sorong, tongkat berskala dan buku identifikasi ikan. Sedangkan alat untuk menangkap sampel ikan digunakan alat berupa jala dengan ukuran mata jaring 2 x 2 cm, jaring dengan ukuran mata jaring 2 x 2 cm, dan pancing, Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu formalin 4 %, formalin 10 % dan alkohol 70 %. Daerah penelitian ini akan dilakukan berdasarkan kondisi sungai yang berbeda yaitu di Desa Limbur Lubuk Mengkuang tidak terdapat aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). di Desa Tanjung Menanti adanya kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). di Tanjung Gedang Pelabuhan Baru adanya aktivitas masyarakat seperti MCK dan pembuangan sampah. Penangkapan ikan dilakukan sampai batas selama satu minggu. Waktu penangkapan ikan dilakukan pada pagi jam (07.00-10.00 WIB) dan sore hari (15.00-18.00) pada stasiun I bagian hulu, stasiun II bagian tengah dan stasiun III pada bagian hilir sungai. Prosedur penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu pada tahap pertama di lapangan melakukan pengukuran parameter fisika dan kimia perairan seperti suhu, kecepatan arus, kecerahan air, pH air dan DO air, dan tahap kedua pengindentifikasian yang meliputi pengukuran meristik dan morfometrik ikan di laboratorium dengan mengunakan buku panduan identifikasi ikan yaitu buku Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Kottelat at.al.,1993). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan dari 3 ordo 5 famili 12 genus dan 15 jenis ikan yang tertera pada Tabel 1 dan parameter fisikakimia air pada Tabel 2 serta pengukuran morfometrik dan meristik dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 1. Jenis-jenis ikan yang ada di Sungai Batang Tebo Pelabuhan Baru Kecamatan Pasar Muara Bungo Kabupaten Bungo Ordo/ Famili A. Cypriniformes 1. Cyprinidae Nama Lokal Juml ah 1. Hampala macrolepidota (Van Hasselt) 2. Labiobarbus festivus (Heckel, 1843) 3. Labiobarbus kuhlii ( Valenciennes, 1842) 4. Luciosoma setigerum ( Valenciennes, 1842) 5. Mystacoleucus padangensis ( Bleeker, 1853) 6. Osteochilus waandersii ( Bleeker, 1853) 7. Barbodes schwanefeldii ( Bleeker, 1853) 8. Rasbora argyrotaenia (Weber&Beaufort,1916) 9. Tor tambra (Valenciennes, 1842) Barau Malih Palau Juwa Masai Madik Kapiat Seluang Semah 19 45 34 13 19 26 31 12 17 9. Ancantopsis 10. Mystus 10. Ancantopsis octoactinos ( Slebert, 1991) 11. Mystus micracanthus (Bleeker, 1853) 12. Mystus nemurus (C.V, 1840) 13. Mystus planiceps (Valenciennes, 1842) 6 12 7 7 11. Cryptopterus 14. Cryptopterus macrocephalus ( Bleeker, 1858) Jajulung Sengiring Baung Baung Akar Lais 12. Oxyeleotris 15. Oxyeleotris marmorata ( Bleeker, 1852) Betutu 1 Genus 1. Hampala 2. Labiobarbus 3. Luciosoma 4. Mystacoleucus 5. Osteochilus 6. Barbodes 7. Rasbora 8. Tor B. Siluriformes 2.Gobitidae 3.Bagridae 4.Siluridae C. Perciformes 5.Eleotridae Spesies Jumlah 14 263 Tabel 2. Parameter Fisika dan Kimia air di Sungai Batang Tebo Pelabuhan Baru Kecamatan Pasar Muara Bungo Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. parameter Stasiun Stasiun Stasiun 1 2 3 Suhu ( oC) 25 29 30 pH 7 8 7,9 DO (mg/L) 6 8 8 Kecerahan 60 30 45 (cm) Kecepatan 0,47 0,21 0,31 arus (m/dtk) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan dari 3 Ordo 5 famili 12 genus dan 15 jenis ikan dengan jumlah total individu 263 ekor, jenis ikan yang paling dominan adalah ikan Labiobarbus festivus (malih) sebanyak 45 ekor dengan menggunakan alat tangkap jala, dan jaring. Ikan ini merupakan ikan yang dapat hidup pada semua bentuk perairan dan hidup secara bergerombolan. Banyaknya jenis ikan tersebut di dukung oleh faktor biotik yaitu adanya vegetasi di sepanjang stasiun. Menurut Djuhanda (1981), adanya pohon dan vegetasi pada pinggiran sungai dapat menghambat naiknya suhu, habitat seperti ini sangat disukai ikan. Menurut Watoon (1991), bahwa keanekaragaman jenis ikan sungai tergantung pada dua faktor. Pertama, peningkatan jumlah mikro habitat akan dapat meningkatkan keragaman. Kedua, area yang lebih luas sering memiliki variasi habitat yang lebih besar dibanding dengan area yang lebih sempit. Semakin panjang dan lebar ukuran sungai semakin banyak pula jumlah ikan yang menempatinya (Kottelat, et al.,1993). Dari Tabel I di atas dapat dilihat bahwa 15 jenis ikan yang ada di sungai Batang Tebo Pelabuhan Baru Kecamatan Pasar Muara Bungo Kabupaten Bungo Provinsi Jambi sebagian besar termasuk ke dalam famili Cyprinidae. Dari famili Cyprinidae ditemukan 9 jenis ikan yang diperoleh selama penelitian yaitu Hampala macrolepidota, Labiobarbus festivus, Labiobarbus kuhlii, Luciosoma setigerum, Mystacoleucus padangensis, Osteochilus waandersii, Barbodes schwanefeldii, Rasbora sp, Tor tambra, kemudian dari famili Bagridae ditemukan 3 jenis ikan yang diperoleh yaitu Mystus micracanthus, Mystus nemurus, Mystus planiceps, kemudian famili Gobitidae sebanyak 1 jenis ikan yaitu Ancantopsis octoactinos, lalu famili Siluridae ditemukan 1 jenis ikan yaitu Cryptopterus macrocephalus dan famili Eleotridae ditemukan 1 jenis ikan yaitu Oxyeleotris marmorata. Dari data yang diperoleh, famili Cyprinidae merupakan famili yang mendominasi diantara famili lainnya dari segi jumlah jenis maupun jumlah individu. Menurut Muchlisin et al., (2003) ikan dari famili Cyprinidae ini dikenal sebagai kelompok terbesar ikan-ikan air tawar sejati. Jenis ikan Cyprinidae yang ditemukan selama penelitian di Sungai Batang Tebo sebagian besar mempunyai nilai ekonomis. Ikan dari jenis Tor tambra, yang sering disebut ikan semah merupakan jenis semah yang paling disukai masyarakat lokal maupun daerah lain untuk dikonsumsi dengan harga yang relatif lebih mahal dari ikan konsumsi lainnya dari famili Cyprinidae. Selain itu, ikan malih (labiobarbus festivus) dan ikan madik (Osteochilus waandersii) juga merupakan ikan yang di konsumsi oleh masyarakat (Haryono, 2004 dalam yulia, 2014). Jenis-jenis ikan yang ditemukan di sungai Batang Tebo tergolong relatif rendah jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis ikan di sungai Tembesi yang dilakukan oleh Prawira (2013) berjumlah 28 jenis dari 5 ordo 8 famili dan 17 genus dan Iistianah (2011) berjumlah 16 jenis dari 7 famili. Selanjutnya bila dibandingkan dengan hasil inventarisasi jenis-jenis ikan lokal air tawar Propinsi Jambi (Sudrajat, A. et. al, 2009) ditemukan sebanyak 131 jenis ikan 25 Famili, 14 Ordo. Faktor fisika kimia Perairan juga dapat mendukung kehidupan ikan di suatu perairan seperti suhu, kecepatan arus, kecerahan air, pH dan DO. Hasil pengukuran suhu di sungai Batang Tebo berkisar antara 25-30oC. Suhu tertinggi berada pada stasiun III yaitu 30oC sedangkan suhu terendah pada stasiun I yaitu 25oC. Menurut Cahyono (2001) bahwa kisaran suhu air yang baik untuk pertumbuhan ikan antara 25oC-29oC, sedangkan kisaran suhu air yang baik dalam perairan dan kehidupan ikan yaitu berkisar antara 23oC-32oC (Barus, 2006). Berdasarkan hal tersebut suhu perairan pada masing-masing stasiun masih dalam batas normal, sehingga organisme ikan yang hidup di perairan Batang Tebo masih dapat mentolerir kisaran suhu dengan baik. Kecepatan arus selama pengamatan ketiga stasiun berkisar antara 0,21-0,47 m/dtk dimana kecepatan arus tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu 0,21 m/detik kecepatan arus terendah terdapat pada stasiun II yaitu 0,47 m/dtk. Perbedaan kecepatan arus yang terjadi disebabkan oleh kondisi dasar perairan yang semakin dekat ke bagian hilir sungai sedikit curam. Menurut Suin (2006) kecepatan arus yang ideal adalah 0,20-0,50 m/s. Hasil pengukuran terhadap kecepatan arus pada setiap stasiun penelitian menunjukkan angka yang optimal. Kecerahan air selama pengamatan ketiga stasiun berkisar antara 30-60 cm. Kecerahan air yang terendah terdapat pada stasiun II yaitu 30 cm dan yang tertinggi terdapat pada stasiun I yaitu 60. Hal ini dikarenakan pada stasiun II merupakan tempat Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) sehingga menyebabkan air menjadi keruh. Kecerahan menunjukkan suatu tingkat kejernihan aliran air yang diakibatkan oleh unsur-unsur sedimen baik yang bersifat mineral atau organik. Kecerahan yang baik berkisar antara 30-65 cm yang mendukung untuk produktifitas organisme akuatik (Suwondo, 2005). Kejernihan air digunakan sebagai indikator kemampuan air dalam meloloskan cahaya yang jatuh diatas badan air. Semakin besar tingkat kejernihan suatu perairan, semakin besar kemampuan bagi vegetasi akuatik untuk melakukan fotosintesis (Asdak, 1995). Nilai derajad keasaman (pH) perairan sungai Batang Tebo berkisar antara 7-8. nilai pH tertinggi terdapat pada stasiun II dan III yaitu 8 sedangkan pH terendah terdapat pada stasiun I yaitu 7. Nilai pH yang terdapat pada masing-masing stasiun memperlihat perbedaan yang tidak menyolok. Menurut Kordi (2010) pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat membunuh ikan. Pada pH rendah (keasaman yang tinggi), kandungan oksigen terlarut berkurang. Akibatnya, komsumsi oksigen menurun, aktivitas pernafasan naik, dan selera makan berkurang. Pertumbuhan optimal ikan terjadi pada pH 7-8 sedangkan menurut Cahyono (2001) bahwa pH untuk mendukung kehidupan ikan berkisar pada pH 5-8,7. Kandungan oksigen terlarut (DO) di tiga tempat pengamatan berkisar antara 68 ppm. Berdasarkan kisaran tersebut menunjukkan bahwa oksigen terlarut dalam keadaan normal atau layak untuk mendukung kehidupan ikan dan organisme air. Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyono (2000) bahwa kandungan oksigen terlarut dalam air yang cocok untuk kehidupan dan pertumbuhan ikan minimal 5 ppm. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di sungai Batang Tebo di dapatkan dari 3 ordo 5 famili 12 genus dan 15 jenis-jenis ikan. Jumlah ikan yang didapat selama periode penelitian yaitu 263 ekor. Faktor lingkungan fisika dan kimia perairan di sungai Batang Tebo Pelabuhan Baru Kecamatan Pasar Muara Bungo Kabupaten Bungo masih mendukung keberadaan biota perairan. DAFTAR PUSTAKA Asdak. 1995. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah mada university press. Yogyakarta. Barus, T. A. 2002. Pengantar Limnologi. Medan : Universitas Sumatera Utara. Budiyono. 2011. Analisis Pengaruh Penambangan Emas dan Pasir Terhadap Kualitas Air Dan Keanekaragaman Jenis Ikan Di Sungai Batang Tebo Kabupaten Bungo. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Bung Hatta. Cahyono, B. 2001. Budidaya Ikan di Perairan Umum. Kanisius: Yogyakarta. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius. Jukri, M. 2013. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Lamunde Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK Universitas Haluoleo Kendari. Kordi M.G.H & Tamsil. A. 2010. Pembenihan Ikan Laut secara Buatan. Yogyakarta: Andi Offset. Kottelat, M. A. J. Whitten, S. N. Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater fishes of Westren Indonesia and Sulawesi. Indonesia: Periplus Edition (HK) and EMDI Project. Soewarno. 1991. Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometrik).Bandung: Nova. Suwondo, 2005. Akumulasi Logam Cupprum (Cu) dan Zincum (Zn) Di Perairan Sungai Siak Dengan Menggunakan Bioakumulator Eceng Gondok (Eichhornia crassipes). Wiay, R. S. 2011. Komposisi Jenis Ikan di Muara Sungai Pami Manok. Manokwari. Jurnal Jurusan Perikanan FPPK Unipa. Wooton, J. 1991. Ecology of Teleost Fishes. New York: Chapman &Hall.