1 ANALISIS SPASIAL TINGKAT EROSI DI DAERAH ALIRAN BATANG LEMBANG 1 Rahmat1, Dasrizal2, Farida2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] ABSTRACT This research wanted to describe about erosion level at lembang watershed. Type of this research is descriptive quantitative where sources of the data are primary data and secondary data.Based on the results, it got that 1) rainfall erosivitas at lembang watershed for 10 years, 2007-2016 in sumani station, the secondary data showed that the rainfall data at batang lembang watershed is 1370mm/year. 2) soil erobility at batang lembang watershed are cambisol soil, podzolic soil and andosol soil, erodibility value of cambisol soil is 0,301, podzolic soil is 0,017 and andosol soil is 0,278. 3) the length and the slope of the slope of research place is categorized into II class which is sloping and IV class which is rather steep. The slope of this slope is potential to erosion caused by the sloped slope. 4)vegetation cover and conversion of soil at batang lembang watershed, management of area is gotten from the map of land units by look at the use of land and the conversion is used. After that, making CP value at batang lembang watershed by looking at the land use. The use of land (CP) at batang lembang watershed is in land unit, K.I Keb Kam Qvte value is 0,4, S.III. Keb Kam Qvte value is 0,4, S IV Hut Kam Qvte value is 0,2. 5)erosion level at batang lembang watershed is classified into 4 levels are very mild class has area 5103.42ha, mild class has area 15073.96ha, very severe class has area 27985.14ha, severe class has area 4134.49ha. Keywords: Rainfall Erosivitas, Soil Erodibility, Land Slope, Length Slope, Vegetation Cover And Soil Conversion, Erosion Level. dapat PENDAHULUAN yang mengakibatkan terjadinya Indonesia merupakan Negara banjir, erosi, dan mempunyai Erosi pada suatu Daerah Aliran Iklim Tropis tanah yang terdiri dari Dua Musim yaitu Sungai Musim fenomenal yang kompleks akibat Kemarau dan Musim (DAS), longsor. merupakan Penghujan. Pada Musim Penghujan perubahan bermacam-macam di mana curah hujan yang tinggi proses yang terjadi. Sedimen yang 2 terjadi di suatu sungai atau waduk merupakan suatu petunjuk adanya kerusakan Aliran faktor Kritis ( Suripin, 2001 ). diatas kadangkala Sungai ( DAS ), dimana kurang disadari oleh manusia, aktivitas yang sebagai akibatkecerobohannya dalam batas memanfaatkan Sumber Daya Alam biasanya sehingga Lahan-lahan yang pada dominan mulanya terkontrol suatu Kerusakan dan terjadinya Lahan manusia ( melebihi yang Daerah dari diperbolehkan) merupakan faktor penyebab kerusakan tersebut. Wilayah Sumatera Kondisi dalam jangka waktu yang relative pendek, lahan Barat tersebut memiliki kondisi topografi yang subur sangat menjadi beragam. Bagian subur terbesar berubah lagi menjadi bahkan lahan tidak mungkin kritis seiring merupakan Pegunungan, Perbukitan terjadinya erosi pada lahan tersebut dan Lembah-lembah yang terjal. ( Suripin, 2001). Hanya sebagian kecil dari wilayah Sumber daya ini yang dapat diusahakan sebagai relatif Lahan memberi Pertanian, yakni lebih 13% dari luas kurang Sumatera terbatas waktu pertanian baik penduduk mendorong tetapi yang besar manfaat yang berkesinambungan, penggunaan lahan untuk lahan pertanian maupun untuk bangunan. atau Perubahan tata guna lahan dapat terjal untuk usaha pertanian, hal mempengaruhi keseimbangan tata tersebut air dengan mempergunakan luasnya dalam kehidupan manusia untuk Barat. Sempitnya lahan bagi usaha telah lahan yang kemiringan lebih curam diperburuk keterbatasan kemampuan baik sudut dari oleh Petani Pengetahuan, pada melihat suatu kondisi sedimentasi. Untuk area debit dengan dan mengurangi maupun dari Sudut Ekonomi dalam pengelolahan Lahan Batang lembang merupakan menyebabkan salah satu sungai lintas kabupaten sebagian Lahan tersebut mengalami Kota Solok yang membela Kota Pertanian, telah terjadinya erosi. Solok dan Kabupaten Solok yang 3 berhulu dari Jorong Bukit Subang, terangkut tersebut akan diendapkan Nagari di Lubuak Kecamatan Salasiah Gunung tempat lain seperti sungai, Talang waduk, danau, saluran irigasi dan Kabupaten Solok yang berhilir ke sebagainya. Di daerah tropis seperti Kecamatan Indonesia, X Koto Kabupaten sungai Singkarak Solok. Daerah ini umumnya disebabkan oleh air hujan (Rahim, memiliki 2003 dalam Nilam 2014). Erosi akan curam. Batang lembang menyebabkan antara lain : 1. Pada tanah yang mengalami telah sering mengalami perubahan erosi, aliran tumbuh sungai, diantaranya makin melebarnya terutama aliran kemiringan lereng mulai dari datar sampai erosi badan sungai. tidak secara bisa normal sehingga tanah menjadi tidak Beberapa tahun belakangan ini, di sepanjang aliran batang lembang tanaman produktif. 2. Waduk, sungai saluran di temukan adanya perubahan alur irigasi sungai dan amblasnya tanah-tanah menjadi pada tebingnya. Hal daya gunanya berkurang. hanya ditemukan tempat, tetapi pada ini tidak pada suatu lokasi yang Seta 1991 dalam Nilam 2014 mengatakan tanah hilang atau atau bagian-bagian dan erosi terkikisnya tidak setiap hilir sehingga langsung mengakibatkan banjir Menurut daerah dangkal 3. Secara berbeda. adalah di dan terjadinya musim kekeringan di hujan musim kemarau. Erosivitas Hujan tanah Erosi yang terjadi pada dari suatu tempat ke tempat lain. daerah yang beriklim tropis pada Erosi menyebabkan umumnya disebabkan karena tanah hujan. Hal ini karena dapat hilangnya lapisan yang terjadi subur dan baik untuk pertumbuhan intessitas hujan di daerah tropis tanaman lebih serta berkurangnya tinggi dari pada kemampuan tanah untuk menyerap lainnya. Tebal hujan, dan hujan distribusi menahan air. Tanah yang dan daerah intensitas hujan 4 mempengaruhi peningkatan suatu terjadinya erosi. hujan Kemampuan untuk Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng, LS dapat Menurut Suripin (2002) menimbulkan suatu erosi disebut dalam dengan erosivitas. Indeks erosivitas kombinasi antara faktor panjang merupakan pengukur kemampuan lereng (L) dan kemiringan lereng suatu hujan untuk menimbulkan (S) suatu erosi. Indeks erosivitas dapat erosi diketahui panjang lereng hujan. (Martono 2004). tertentu terhadap Erodibilitas Tanah dari plot lahan dengan panjang melalui Faktor nilainya nisbah besarnya atau suatu lereng dengan dan kemiringan besarnya 22,13 m dan kemudahan tanah 9%. L adalah panjang lereng (m) erosi, semakin tinggi yang diukur mulai dari tempat tanah mulai terjadinya aliran air diatas faktor permukaan mudah Tingginya erodibilitas antara satu tempat tempat kemiringan erosi tanah semakin tererosi. curah merupakan LS, erodibilitas menunjukkan mengalami tenal Yusma (2014) Faktor tanah sampai terjadinya lereng mulai pengendapan dengan yang lainnya disebabkan disebabkan kondisi kecuraman lereng atau ketempat tekstur rendahnya tanah tekstur yaitru liat, tingginya aliran air persentase pasir sangat halus dan masuk debu sedangkan jika dibandingkan tanah oleh dipermukaan kedalam lereng (Derajad) . (1986) Pengelolaan berperan erodibilitas berukuran daya tanah, partikel tahan terhadap besar penghancur kohesifitasnya. dalam karena Partikel tanah air / saluran, S adalah lokasi yang satu.Menurut Morgan tekstur kekurangan kemiringan Tanaman (C) dan Konservasi Tanah (P) Menurut Seta dalam Diana daya (2013) faktor pengelolaan tanaman yang menggambarkan nisbah antarah kurang tahan terhadap keduannya kehilangan tanah dari lahan yang adalah diusahakan untuk suatu pertanaman halus. debu dan pasir sangat dengan suatu sistem pengolahan, 5 terhadap kehilangan dari semua tanah tidak dapat dibiarkan lahan yang terus menerus diolah tertutup hutan dan padang rumput tapi tampa pertanaman. karena Asdak tanah (2010) faktor C kebutuhan manusia pangan, sandang, dan permukiman menunjukkan keseluruhan pengaruh tetapi dari peretanian vegetasi, seresah, keadaan akan meskipun jenis dalam usaha tanaman yang permukaan dan pengolahan lahan diusahakan terhadap penting dalam pencegahan erosi hilang besarnya tanah (erosi). Oleh yang karenanya, memainkan (Arsyad, 1989). besarnya nilai C tidak sama dalam Menyadari waktu kurun satu tahun. keterbatasan Tutupan Vegetasi besarnya Pengaruh Vegetasi peranan adanya dalam tingkat menentukan erosi untuk adalah tempat-tempat di luar lokasi yang melihat dan menganalisa kondisi telah diketahui spesifikasinya tanah vegetasi tersebut, maka dikembangkan cara penutup tanah di sepanjang tebing dan lebih luas untuk daerah aliran erosi penutup lahan sungai. Vegetasi dengan besarnya menggunakan dan persamaan air, dikemukakan oleh Wischmeir dan menurunkan aliran sungai, menahan Smith (1978) dan dikenal sebagai partikel tanah dan mempertahankan persamaan USLE : melindungi berpengaruh memprakirakan tumbuhan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air (Asdak, 1995). matematis A = R.K.LS.C.P A = Besarnya kehilangan tanah Vegetasi penutup berkaitan persatuan luas lahan, diperoleh erat dengan penutup tanah oleh dari tumbuh-tumbuhan, tersebut. Besarnya tanaman, hutan, misalnya dan seperti perkalian faktor-faktor kehilangan rumput- tanah atau erosi dalam hal ini rumputan. Vegetasi penutup tanah hanya terbatas pada erosi kulit yang baik seperti rumput yang dan erosi alur. Tidak termasuk tebal atau rimba yang lebat akan erosi yang berasal dari tebing dapat mencegah terjadinya erosi, sungai dan juga tidak 6 termasuk erosi yang berasal satuan dari tebing sungai dan juga bilangan perbandingan antara tidak termasuk sedimen yang besarnya terendapkan di bawah lahan- untuk panjang lereng tertentu lahan dengan dengan kemiringan besar. tanah R = Faktor erosivitas curah dan merupakan kehilangan besarnya untuk tanah kehilangan panjang lereng 72,6 ft ( petak percobaan). hujan dan air larian untuk S = Faktor gradient (beda) daerah tertentu, umumnya di kemiringan yang tidak wujudkan bentuk mempunyai satuan indeks erosi rata-rata. Faktor R merupakan merupakan angka indeks yang perbandingan antara besarnya menunjukkan besarnya tenaga kehilangan curah dapat tingkat erosi. Menurut tertentu dalam hujan menyebabkan yang dan bilangan tanah untuk kemiringan lereng dengan besarnya Soemarwoto (1991) dalam kehilangan Indra untuk kemiringan lereng 9%. yanti menghitung hujan 2014 faktor digunakan erosivitas persamaan berikut : tanah untuk C = Faktor ( pengelolaan ) cara bercocok tanam mempunyai yang satuan tidak dan Rumus : merupakan R = 0,4 × 𝐴𝑃1,09 perbandingan antara besarnya AP = curah hujan tahunan kehilangan tanah pada kondisi (mm/tahun). bercocok K = Faktor erodibilitas tanah diinginkan untuk horizon tanah tertentu, kehilangan dan keadaan merupakan kehilangan bilangan tanam yang dengan besarnya tanah tilled pada continuous tanah per satuan luas untuk fallow. indeks erosivitas tertentu. P = Faktor praktek konservasi L = Faktor panjang kemiringan tanah lereng yang tidak mempunyai tidak mempunyai satuan dan (cara mekanik) yang 7 merupakan bilangan perbandingan antara besarnya (Advanced Gis-Based Spatial Analysis). kehilangan tanah pada kondisi Perbandingan kedua pakar usaha konservasi tanah ideal diatas dapat dijelaskan lebih lanjut (misalnya, teknik penanaman bahwa Spatial Analysis merupakan sejajar kontur, informasi teras, memberi garis penanaman dalam penanaman dengan dalam besarnya larikan) kehilangan keruangan penafsiran dimana data yang dituangkan dalam bentuk symbol sebagai gambaran dari keadaan tanah pada kondisi penanaman sebenarnya di lapangan. Informasi tegak keruangan ini dapat disampaikan lurus kontur terhadap (Asdak garis dalam Wischmeir dan Smith, 1995). Analisis Spasial integrasi Spasial pada intinya bentuk operasi keruangan delineasi dan permodelan menghasilkan wilayah penuntukan studi tertentu. Sebagai perbandingan METODE PENELITIAN (1997) mengemukakan Mers “analisis Berdasarkan spasial mengarah pada banyaknya jenis macam adalah operasi dan konsep penelitian suatu kajian adalah keruangan di muka bum. De tabel maupun peta. Selanjutnya dengan ragam Konsep Spasial Analysis atau Analisis dalam guna analisis yang Deskriptif data digunakan Kuantitatif Termasuk Perhitungan Sederhana, .Deskriptif Kuantitatif disebut juga Klasifikasi, sebagai metode positivistik karena Geometris Penataan, dan Overlay Permodelan berlandaskan kepada Kartografis.Sedangkan fotheringham positivisme. Metode (1994) metode mengkategorikan spasial ilmiah filsafat ini sebagai karena telah analisis dalam dua bentuk yaitu, memenuhi kaidah – kaidah ilmiah Analisis yaitu Spasial Sederhana berbasis (Simple GIS GIS-Based konkrit / empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Spatial Analysis) dan Analisis Metode ini juga disebut metode Spasial berbasis GIS Lanjutan discovery karena dengan metode 8 ini dapat ditemukan dan untuk mengetahui dikembangkan berbagai iptek baru. penggunaan Metode penelitian. Analisa ini di sebut metode perubahan lahan di data kuantitatif karena data penelitian digunakan untuk berupa angka-angka dan analisis faktor-faktor dominan menggunakan yang statistik. (Sugiyono, 2013). daerah sekunder mengetahui apa mempengaruhi saja perubahan penggunaan lahan. Metode Deskriptif Kuantitatif digunakan populasi untuk atau pengumpulan meneliti sampel data pada tertentu, menggunakan Teknik overlay adalah suatu informasi berbagai informasi bersifat kuantitatif / statistik dengan spesifik). untuk menguji bentuk grafis yang dibentuk dari penggabungan instrument penelitian, analisis dan tujuan dalam hipotesis peta individu (memiliki atau Overlay database peta yang dilakukan yang telah diterapkan. ( Sugiyono, minimal dengan 2 jenis peta yang 2013). berbeda Data Sekunder adalah data secara teknis harus ada polygon yang terbentuk yang menjadi sumber acuan dan dari analisis dioverlaykan. Jika yang diperoleh dari dikatakan dua jenis peta yang dilihat data perpustakaan dan instansi terkait atributnya, maka akan terdiri dari yang informasi termasuk adalah pada data peta sekunder Daerah aliran peta laju erosi, Peta pembentuknya (Prahasta, Eddy 2006). Batang Lembang, peta penggunaan lahan, peta Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder Topografi. yang diperoleh dari sumber-sumber Teknik Analisis Data yang telah ada, referensi penelitian Analisis Spasial sebelumnya dan pemerintah yang Dalam spasial overlay teknik menggunakan atau tumpang analisis instansi-instansi terkait dengan teknik penelitian ini, data-data tersebut susun yaitu: menggunakan software arcview 3.3 9 A. `Letak, luas, dan batas adinistrasi gradient fisik daerah penelitian C:Faktor pengelolaan tanaman. P: Faktor tindakan overlay menggabungkan yaitu beberapa peta a. Erosivitas curah hujan dan air Peneliti tertentu, mengoverlay peta konservasi tanah. dengan menghasilkan peta satuan. akan kemiringan yang tidak mempunyai satuan. B. Kondisi Teknik S:Faktor larian untuk daerah umumnya di erosivitas hujan, erodibilitas tanah, wujudkan panjang indeks erosi rata-rata. Faktor lereng dan lereng, penutupan kemiringan vegetasi, dan R juga dalam bentuk merupakan tindakan konservasi tanah sehingga indeks akan besarnya tenaga curah hujan menghasilkan peta tingkat yang angka erosi pada Batang Lembang. yang Analisis Data erosi. Menurut Soemarwoto Untuk mengukur beberapa dapat menunjukkan menyebabkan 1991 dalam Indrayanti (2014) besarnya erosi yang terjadi maka untuk menghitung digunakan metode USLE dengan erosivitas persamaan : persamaan berikut : faktor hujan digunakan Rumus : R = 0,4 × 𝐴𝑝1,09 A = R × K × LS× CP Dimana : AP = curah hujan tahunan A: Besarnya kehilangan tanah persatuan luas lahan ( (mm/tahun). b. Erodibilitas tanah untuk ton/ha/tahun ). horizon tanah tertentu, dan R: Indeks erosivitas hujan dan merupakan kehilangan tanah air aliran. per K: Faktor erodibilitas tanah untuk horizon tetentu. L:Faktor lereng. panjang kemiringan satuan luas untuk indeks erosivitas tertentu. c. Topografi mempunyai merupakan perbandingan yang tidak satuan dan bilangan antara 10 besarnya kehilangan tanah merupakan untuk panjang lereng perbandingan tertentu dengan besarnya kehilangan tanah untuk bilangan antara besarnya kehilangan tanah pada kondisi usaha panjang lereng 72,6 ft (petak konservasi percobaan).Kemiringan misalnya, teknik penanaman lereng yang mempunyai tidak satuan merupakan sejajar tanah ideal ( garis kontur, dan penanaman dalam teras, bilangan penanaman dalam teras, perbandingan antara penanaman dalam larikan) besarnya kehilangan tanah dengan besarnya kehilangan untuk tanah tingkat lereng kemiringan tertentu dengan pada penanaman kondisi tegak besarnya kehilangan tanah terhadap untuk kemiringan lereng 9 (Asdak dalam Wischmeir dan %. Smith, 1995 dalam satrianto, d. Penutupan vegetasi pengelolaan tanam atau dan bercocok yang tidak mempunyai satuan merupakan dan bilangan perbandingan antara garis lurus kontur 2014). f. Tingkat Bahaya Erosi Nilai A yang didapat dari RKLSCP tersebut dibandingkan dengan klasifikasi erosi yang telah besarnya kehilangan tanah diukur di lapangan. pada kondisi bercocok Kemudian kita sesuaikan tanam yang diinginkan dengan nilai A dengan tabel dengan besarnya kehilangan diatas. Apakah lahan tanah pada keadaan tilled tersebut termasuk erosi continuous fallow. sangat e. Konservasi tanah ( cara mekanik ) yang tidak mempunyai satuan dan ringan, ringan, sedang, berat, dan sangat berat. 11 HASIL DAN PEMBAHASAN berasal/mulai sampai ke titik di mana 1. Erosivitas air permukaan masuk ke saluran- hujan di Daerah saluran Aliran Batang Lembang Erosivitas parameter hujan hujan hujan kemiringan lereng dihitung berkurang sedemikian rupa sehingga .curah kecepatan aliran permukaan sudah tahunan tahunan atau stasiun Sumani sangat berkurang.maka dapatlah sebesar 1.750 mm/th yang didapat faktor panjang lereng dan kemiringan dari lereng. penggolahan curah hujan data sekunder perbulan. Dengan 4. pengelolaan lahan (PL) di demikian nilai erosivitas hujan untuk Daerah Aliran Batang Lembang daerah Parameter aliran berdasarkan batang rumus lembang R=0,4×AP1,09 pengelolaan lahan dinilai berdasarkan perkalian antara sebesar 1.370 mm/th. faktor penutupan lahan/pengelolaan 2. Erodibilitas tanah di Daerah tanaman dengan faktor praktek Batang Lembang konservasi tanah/pengolahan lahan Erodibilitas adalah daya tahan PL = C x P terhadap pengurai dan pengangkutan PL= Pengelolaan Lahan oleh tenaga erosi, apabila erodibilitas C = Pengelolaan Tanaman semakin besar maka tanah tersebut P = Tindakan Konservasi semakin mudah tererosi.Kepekaan Pengelolaan dari erodibilitas suatu tanah ditemukan melihat oleh ketahanan tanah terhadap daya konservasi rusak dari luar dan kemampuan tanah digunakan.Kemudian membuat nilai dalam menyerap air. CP dari penggunaan lahan tersebut. 3. Faktor kemiringan lereng dan 5. Sebaran Spsial Tingkat Erosi lereng di Daerah Erosi satuan didapatkan suatu tanah terhadap erosi atau nilai panjang peta lahan lahan penggunaan dengan lahan dan yang adalah hilangnya atau Aliran Batang Lembang. terkikisnya tanah atau bagian-bagian Panjang lereng merupakan jarak tanah dari suatu tempat yang horizontal ke arah bawah lereng dari diangkut oleh air atau angin ke titik tempat lain. Erosi menyebabkan mana aliran permukaan 12 hilangnya lapisan atas tanah yang tersebar pada daerah kipas alluvial subur dan baik untuk pertumbuhan dengan tanaman berkurangnya perkebunan dan sawah,kelas Sangat kemampuan tanah untuk menyerap Berat (27985.14ha) tersebar pada dan daerah serta menahan air. Tanah yang penggunaan kipas lahan alluvial terangkut tersebut akan diendapkan penggunaan di tempat lain; di dalam sungai, kemiringan lereng sangat curam, waduk, danau, saluran irigasi, diatas kelas Berat 4134.49 ha) tersebar pada tanah sebagainya. daerah betting gesik dan kipas Endapan tersebut akan menyebabkan alluvial dengan penggunaan lahan sungai, waduk, danau dan saluran- permukimansebaran spasial tingkat saluran irigasi lainnya mendangkal. erosi sangatberat di daerah aliran Dengan meningkatnya jumlah aliran batang lembang seluas 27985.14, air permukaan dan mendangkalnya selanjutnya tingkat erosi berat di sungai semakin daerah aliran batang lembang seluas banjir.Secara 4134.49, selanjutnya erosi ringan di umum, terjadinya erosi ditentukan daerah aliran batang lembang seluas oleh faktor-faktor iklim (terutama 15073.96, dan erosi sangat ringan di intensitas topografi, daerah aliran batang lembang seluas karakteristik tanah, vegetasi penutup 5103.42. untuk lebih jelasnya dapat tanah, dan tata guna lahan.Pengaruh dilihat pada peta tingkat erosi. iklim terhadap erosi dapat bersifat KESIMPULAN pertanian dan mengakibatkan seringnya terjadi hujan), langsung atau tidak langsung. lahan dengan hutan dan Dari hasil penelitian yang Kriteria tingkat bahaya erosi telah diperoleh dari satuan lahan pada Daerah Aliran Batang Lembang yang ada pada Daeran Aliran Batang terdapat 4 kelas yaitu: Sangat ringan Lembang ( 5103.42ha) yang tersebar pada sebagai berikut : bagian tengah DAS dengan maka Erosivitas di daerah kesimpulannya hujan aliran / Curah penggunaan lahan perkebunan dan hujan batang sawah dengan kemiringan lereng lembang dihitung 10 tahun terakhir datar, kelas Ringan ( 15073.96ha) mulai dari tahun 2007-2016 di stsiun 13 sumani sebesar 1.750 mm/th yang peta satuan lahan dengan melihat didapat penggunaan lahan dan konservasi dari sekunder penggolahan curah hujan data perbulan. yang digunakan. Dengan demikian nilai erosivitas DAFTAR PUSTAKA hujan untuk daerah aliran batang Asdak, lembang berdasarkan rumus C.2007. Hidrologi Pengelolaan R=0,4×AP1,09 sebesar 1.370 mm/th. Erodibilitas tanah / Jenis Tanah yang ada pada daerah aliran dan Daerah Aliran Sungai.Gajah Mada University Press.Yogyakarta. batang lembang yaitu tanah Kam Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan dengan nilai K 0,301 dengan luas Pengelolaan 32052.89 ha, tanah Pod dengan nilai Yogyakarta, Gajah Mada K 0,107 dengan luas 4212.98 ha, dan University Press. tanah And dengan nilai K 0,278 Indrayati. Das. 2014. Studi Tingkat dengan luas 13384.74 ha. Nilai Bahaya Erosi erodibilitas tanah pada daerah aliran Sungai Kuantan batang lembang tergolong tinggi Kenagarian sehingga akan menyebabkan tingkat Tarok erosi juga akan meningkat. Kamang Panjang Padang Kecamatan Baru Sijunjung. mempunyai Stkip Sumatera pengaruh yang sangat besar terhadap Barat. lereng dan di Kabupaten kemiringan lereng Tebing terjadinya erosi. Daerah aliran batang lembang mempunyai kemiringan lereng yang sangat terjal ( 24-40%). Dengan demikian tingkat erosi di daerah aliran batang lembang cukup besar. Pengelolaan Lahan (PL) Di Daerah Aliran Batang Lembang Pengelolaan lahan didapatkan dari Pgri