1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Ilmu

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut pada penerapannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuan pendidikan IPA di Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah
mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan
prinsip IPA yang bermanfaat sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. Selain itu, pendidikan IPA juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang selanjutnya (BSNP, 2006).
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan, maka penguasaan konsep
dalam mata pelajaran IPA sangatlah penting baik untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari maupun sebagai dasar untuk melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Kilavuz (2005), bahwa salah satu
tujuan utama pembelajaran IPA adalah menanamkan penguasaan konsep termasuk
didalamnya mengenai pandangan untuk menerapkannya dalam kehidupan nyata.
Pada standar isi mata pelajaran IPA, kimia merupakan salah satu bidang
ilmu dalam IPA yang tergabung bersama bidang fisika dan biologi. Peran ilmu
kimia sebagai bagian dari IPA sama pentingnya dengan IPA itu sendiri. Oleh
Eka Sulistiawati, 2012
Analisis Penguasaan Konsep Siswa Smp pada Pembelajaran Partikel Materi
Menggunakan Media Model Atom ,Ion Dan Molekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
karena itu, ilmu kimia pada jenjang SMP harus mendapatkan perhatian agar dapat
dikuasai oleh peserta didik sebagai dasar pengetahuan dalam mempelajari ilmu
kimia pada jenjang selanjutnya.
Kenyataan yang terjadi di lapangan memperlihatkan bahwa kimia kerap
menjadi materi yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa SMP. Hal ini
dikarenakan materi kimia sarat dengan konsep yang bersifat abstrak, yang sulit
dijelaskan secara mendetail dalam buku-buku teks kimia maupun dengan
penjelasan guru pada saat kegiatan belajar-mengajar, sehingga diduga banyak
siswa yang masih belum menguasai konsep kimia dengan baik. Snead (2011)
menyebutkan bahwa banyak anak usia sekolah menengah belum mencapai
kemampuan berpikir untuk memahami konsep-konsep abstrak. Hal tersebut
berbeda dengan pernyataan Piaget (Dahar, 1996) bahwa pada umur 11 tahun ke
atas, timbul periode operasi baru, yaitu tingkat perkembangan operasional formal
sehingga siswa mampu untuk berpikir abstrak. Pernyataan Snead diperkuat oleh
Eylon & Lynn (Lutz, S. et al., 2004) yang mengemukakan bahwa tahap
operasional formal, tidak selalu tercapai karena kematangan fisik. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa lebih dari 50% anak usia 15 tahun masih
berada pada tingkat operasional konkret.
Konsep ilmu kimia yang sulit dipahami oleh siswa SMP, diakibatkan pula
oleh pembelajaran yang umumnya menggunakan metode ceramah yang
kegiatannya berpusat pada guru, sedangkan aktivitas siswa dapat dikatakan hanya
mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
Eka Sulistiawati, 2012
Analisis Penguasaan Konsep Siswa Smp pada Pembelajaran Partikel Materi
Menggunakan Media Model Atom ,Ion Dan Molekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
(Prayekti, 2006). Kegiatan pembelajaran yang kurang melibatkan siswa,
umumnya dapat mengakibatkan mereka cenderung mengantuk dan bosan.
Kurangnya motivasi dan partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
menyebabkan rendahnya penguasaan konsep yang dimiliki siswa, sehingga
pencapaian hasil belajar kurang optimal. Oleh karena itu, materi kimia selain
disampaikan melalui ceramah oleh guru juga harus didukung oleh kegiatan yang
menuntut siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, supaya materi yang
disampaikan guru lebih dipahami oleh siswa.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membuat proses pembelajaran
lebih menarik dan membuat siswa berperan aktif, serta membantu siswa SMP
dalam menguasai konsep kimia yang abstrak adalah dengan menggunakan suatu
media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen
pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar-mengajar.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah model. Model
merupakan tiruan dalam wujud tiga dimensi dari beberapa objek nyata yang
terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu
ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari oleh siswa dalam bentuk aslinya
(Sudjana & Rivai).
Snead (2011) mengatakan bahwa sebagian besar siswa dapat diajarkan
berpikir abstrak melalui pembelajaran menggunakan bantuan model yang konkret
dan praktis, sehingga dapat membantu siswa dalam memvisualisasikan konsep
yang abstrak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Chamizo (2011), disebutkan
Eka Sulistiawati, 2012
Analisis Penguasaan Konsep Siswa Smp pada Pembelajaran Partikel Materi
Menggunakan Media Model Atom ,Ion Dan Molekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
bahwa kimia memiliki karakter yang abstrak, dan cara yang dapat digunakan
untuk memahami kimia di sekolah adalah melalui “Model-Based View (MBV)”,
yaitu model berbasis tampilan. Harrison (2003) menyebutkan bahwa model
banyak digunakan di sekolah untuk menjelaskan objek yang tidak dapat diamati
secara langsung, model dapat membantu siswa untuk membangun representasi
yang abstrak.
Model dapat berperan sebagai penyampai informasi yang ditangkap oleh
indera penglihatan, sehingga siswa tidak hanya mendapatkan informasi secara
verbal. Menurut Arsyad (2011), semakin banyak alat indera yang digunakan untuk
menerima dan mengolah informasi, semakin besar kemungkinan informasi
tersebut dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian,
pembelajaran tidak hanya sekedar menyampaikan pesan yang terkandung dalam
materi pelajaran, tetapi seperti yang disampaikan Aunurrahman (2011) bahwa
hasil belajar harus ditandai dengan perubahan kemampuan berpikir. Oleh karena
itu, proses pembelajaran kimia diharapkan mampu membuat ilmu kimia menjadi
lebih relevan, menyenangkan, mudah, dan penuh arti bagi siswa.
Beberapa hasil penelitian Friedel et al. (Kirna 2003) menunjukkan bahwa
kesulitan siswa dalam belajar kimia disebabkan oleh rendahnya kualitas
pemahaman terhadap konsep dasar kimia, seperti konsep partikel materi. Partikel
materi merupakan salah satu materi kimia yang abstrak. Oleh karena itu,
diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
Eka Sulistiawati, 2012
Analisis Penguasaan Konsep Siswa Smp pada Pembelajaran Partikel Materi
Menggunakan Media Model Atom ,Ion Dan Molekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
permasalahan dalam pembelajaran topik tersebut, sehingga diharapkan siswa
dapat menguasai konsep dengan baik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dilakukan
penelitian untuk menganalisis penguasaan konsep siswa SMP pada pembelajaran
partikel materi dengan menggunakan media model atom, ion dan molekul.
Penelitian pada pembelajaran partikel materi menggunakan media model ini
dilakukan dalam sebuah kelompok. Dua peneliti lain dalam kelompok penelitian
ini masing-masing memiliki fokus penelitian terhadap analisis interaksi siswa
serta pengaruh media model dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, maka rumusan
masalah secara umum dalam penelitian ini, yaitu “Bagaimana penguasaan konsep
siswa SMP pada pembelajaran partikel materi menggunakan media model atom,
ion dan molekul?”
Untuk lebih memperjelas apa yang akan diteliti, maka permasalahan
tersebut dijabarkan menjadi beberapa sub masalah penelitian, yaitu:
1. Bagaimana penguasaan konsep siswa pada sub pokok bahasan atom setelah
pembelajaran dengan menggunakan media model?
2. Bagaimana penguasaan konsep siswa pada sub pokok bahasan ion setelah
pembelajaran dengan menggunakan media model?
Eka Sulistiawati, 2012
Analisis Penguasaan Konsep Siswa Smp pada Pembelajaran Partikel Materi
Menggunakan Media Model Atom ,Ion Dan Molekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
3. Bagaimana penguasaan konsep siswa pada sub pokok bahasan molekul setelah
pembelajaran dengan menggunakan media model?
4. Bagaimana perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa kelas ekperimen,
yang melakukan pembelajaran menggunakan media model atom, ion dan
molekul, jika dibandingkan dengan peningkatan penguasaan konsep kelas
kontrol, yang melakukan pembelajaran tanpa menggunakan media model?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
penguasaan konsep siswa SMP dalam pembelajaran partikel materi dengan
menggunakan media model atom, ion dan molekul.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Memberikan informasi penguasaan konsep siswa pada pokok bahasan
partikel materi, sehingga dapat dijadikan acuan untuk perbaikan dalam
pembelajaran berikutnya.
b. Membantu proses kegiatan belajar mengajar agar lebih menarik dan mudah
dipahami dengan memanfaatkan media model atom, ion dan molekul.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman terhadap konsep yang bersifat abstrak dengan
menggunakan media model.
Eka Sulistiawati, 2012
Analisis Penguasaan Konsep Siswa Smp pada Pembelajaran Partikel Materi
Menggunakan Media Model Atom ,Ion Dan Molekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
b. Memberikan kesempatan untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
c. Memberikan salah satu alternatif belajar untuk mempermudah dalam
memahami suatu konsep.
E. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang
terdapat dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan dari istilah-istilah
tersebut sebagai berikut:
1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan)
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk
perkaranya) (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005).
2. Penguasaan adalah pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan
(pengetahuan, kepandaian) (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005).
3. Konsep adalah ide (abstrak) yang dapat digunakan atau memungkinkan
seseorang untuk menglompokkan atau menggolongkan sesuatu objek (Arifin,
2003).
4. Media pembelajaran adalah alat untuk menyampaikan atau mengantarkan
pesan-pesan pembelajaran (Arsyad, 2011).
5. Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu
besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet
untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya
(Sudjana & Rivai, 2011).
Eka Sulistiawati, 2012
Analisis Penguasaan Konsep Siswa Smp pada Pembelajaran Partikel Materi
Menggunakan Media Model Atom ,Ion Dan Molekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Download