BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan tentang spesifikasi, implementasi dan evaluasi yang terdapat pada penelitian penulis. 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu spesifikasi perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak. Berikut merupakan spesifikasi - spesifikasi yang terdapat di dalam sistem : 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi dari perangkat keras (hardware) yang digunakan dalam implementasi dan pengujian penelitian ini adalah sebagai berikut : • Komputer sebagai pengirim data serial ke rangkaian pengendali. • Menggunakan mikrokontroler AVR ATMega8 sebagai pusat pengolah data serial dan pengendali intensitas lampu pada rangkaian pengendali. • IC MAX232 dan IC MAX485 digunakan sebagai standar komunikasi serial antara mikrokontroler dan komputer. • TRIAC sebagai pengatur daya pada beban / lampu. 40 41 • LM7805 diperlukan untuk mengubah tegangan menjadi 5V yang akan digunakan unutk mengaktifkan IC Max 485 dan ATMega8. • MOC3021 digunakan sebagai optocoupler yang berfungsi untuk mengisolasi Litrik AC agar tidak terhubung langsung dengan Listrik pengendali sehingga akan mencegah kerusakan pada rangkaian pengendali ketika terjadi konsleting pada rangkaian AC. • Tegangan catudaya yang digunakan bersumber dari PLN, berfungsi untuk mengaktifkan lampu dan rangkaian pengendali. Pada rangkaian pengendali, sumber tegangan akan melewati trafo agar tegangan berubah menjadi 9 volt. • Lampu pijar (bohlam) sebagai beban resistive yang akan diatur oleh sistem. • Trafo step-down untuk menurunkan tegangan dari 220V menjadi 9V. Berikut ini spesifikasi komponen perangkat keras : Tabel 4.1 Spesifikasi komponen pada Pengirim Data Pengirim Data No Nama Kompenen Tipe Jumlah 1 Komputer Toshiba 1 2 RS 232 IC MAX 232 1 3 RS 485 IC MAX 485 1 Tabel 4.1 Spesifikasi komponen pada Pengirim Data 42 Tabel 4.2 Spesifikasi komponen pada Modul Pengendali Modul Pengendali No Nama Komponen Tipe Jumlah 1 Mikrokontroler ATMega8 2 2 Kristal 11,0592 MHz 2 3 Kapasitor 1000 µF 16V 2 0,1 nF 2 22 pF 4 4 Dioda Bridge KBP 208 2 5 Regulator 7805 2 6 Dioda 1N4001 2 7 Transistor BC548 6 8 TRIAC BT136 2 9 Optocoupler MOC 3021 2 10 Resistor 10 KΩ 4 4,7 KΩ 4 1 KΩ 10 100 KΩ 2 1,5 KΩ 2 IC MAX485 2 11 RS 485 Tabel 4.2 Spesifikasi komponen pada Modul Pengendali 43 4.1.2 Spesifikasi Perangkat Lunak Spesifikasi pada perangkat lunak (software) yang digunakan dalam implementasi dan pengujian penelitian adalah sebagai berikut : • Operating System yang digunakan pada PC adalah Microsoft Windows XP Profesional Service Pack 3. • Menggunakan software Qt Creator untuk mengirim data serial dan membuat GUI (Graphic User Interface) yang akan ditampilkan pada PC . • AVR Studio digunakan untuk membuat, mensimulasikan, mendebug, dan mendownload program pengendali lampu ke dalam mikrokontroler. 4.2 Implementasi Sistem Implementasi dari Pengaturan Lampu Panggung berbasis RS 485 mencakup proses persiapan dan prosedur pengoperasian alat. 4.2.1 Prosedur Persiapan Hardware dan Software Beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menjalankan modul perangkat keras pada penelitian adalah sebagai berikut : • Menghubungkan Personal Computer dengan sumber catu daya. 44 • Menghubungkan modul pengendali lampu dengan sumber catu daya. • Menghubungkan beban atau lampu pada modul pengendali lampu dengan sumber catu daya. • Menghubungkan PC dengan RS - 232 menggunakan kabel DB9 male to female standar komunikasi serial RS - 232. • Menghubungkan standar komunikasi serial RS - 232 pada PC dengan standar komunikasi serial RS – 485 pada modul pengendali lampu dengan menggunakan kabel UTP. o Setelah semua perangkat keras terhubung dengan benar maka program “Light Dimmer” pada Qt Creator di PC dapat dijalankan. Gambar 4.1 Modul Pengendali Lampu Keterangan angka pada gambar 4.1 adalah 1. Dihubungkan ke catudaya 9V 2. Dihubungkan ke lampu dan catudaya 220V 3. Dihubungkan ke port RS - 232 45 4.2.2 Prosedur Pengoperasian Setelah semua prosedur persiapan perangkat keras dan perangkat lunak dilakukan dengan benar, maka sistem siap dioperasikan. Program aplikasi “Light Dimmer” dijalankan, maka akan muncul tampilan sebagai berikut : Slider Nilai Tombol Gambar 4.2 Tampilan Awal Aplikasi Tombol Keterangan dari gambar 4.2 adalah sebagai berikut : o Terdapat 4 tombol pada tampilan aplikasi, yaitu Lamp 1, Lamp 2, OFF, ON, dan 2 slider untuk mengatur lampu 1 atau lampu 2. Pada tampilan awal, 2 slider masih belum aktif sehingga belum dapat digunakan. o Nilai pada tampilan adalah nilai yang dikirim untuk mengatur intensitas lampu, semakin besar nilainya maka semakin redup lampu. 46 Nilai minimum adalah 30 dan nilai maksimum adalah 99. Pada tampilan awal nilai akan bernilai 00 karena lampu menyala paling terang pada saat awal. Nilai akan berubah ketika slider bergeser, ketika slider digeser ke kiri maka nilai akan berkurang atau menurun dan apabila slider di geser ke kanan, maka nilai akan bertambah atau meningkat. Langkah – langkah pengoperasian GUI adalah sebagai berikut : o Tombol Lamp 1 digunakan untuk memilih lampu 1. Ketika Lamp 1 di klik, maka slider untuk mengatur intensitas lampu 1 akan aktif, sehingga kita bisa mengatur terang dan redup lampu 1. Nilai pada lampu 1 juga akan berubah sesuai slider lampu 1, sedangkan nilai pada lampu 2 tidak berubah. Tampilannya seperti gambar dibawah : Gambar 4.3 Tampilan Ketika Lamp 1 di Klik o Tombol Lamp 2 digunakan untuk memilih lampu 2. Ketika Lamp 2 di klik, maka slider untuk mengatur intensitas lampu 2 akan aktif dan slider untuk mengatur lampu 1 kembali non aktif. Nilai pada lampu 2 akan berubah sesuai slider lampu 2, sedangkan nilai pada lampu 1 tidak akan berubah. Tampilannya seperti gambar dibawah : 47 Gambar 4.4 Tampilan Ketika Lamp 2 di Klik o Tombol OFF digunakan untuk mematikan lampu secara bersamaan. Ketika tombol OFF di klik, maka kedua slider pada tampilan akan di nonaktifkan bersamaan. Nilai pada tampilan juga akan berubah menjadi 99 karena untuk mematikan lampu kita perlu mengirimkan nilai 99. Tampilannya seperti gambar dibawah : Gambar 4.5 Tampilan Ketika tombol OFF di Klik o Tombol ON digunakan untuk menyalakan lampu (maksimal) secara bersamaan. Ketika tombol ON di klik, maka kedua slider pada tampilan akan di nonaktifkan bersamaan. Nilai pada tampilan juga akan berubah menjadi 30 karena untuk menyalakan lampu ke terang 48 maksimal cukup mengirimkan nilai 30. Tampilannya seperti gambar dibawah : Gambar 4.6 Tampilan Ketika tombol ON di Klik 4.3 Evaluasi Sistem Pada bagian ini dilakukan analisa terhadap hasil yang didapat pada saat implementasi ke sistem. : 4.3.1 Hasil Pengamatan Interrupt yang Dihasilkan oleh Zero Crossing Detector Hasil pengamatan osiloskop pada pin int0 dan port B.1 dari atmega8 seperti pada gambar 4.7. Sinyal yang atas merupakan sinyal dari zero crossing detector yang akan masuk ke pin int0 pada atmega8 sebagai interrupt. Mode interrupt yang digunakan adalah mode falling edge. 49 Zero Crossing Detector ATMega8 Gambar 4.7 Hasil Pengukuran Osiloskop Ketika terjadi falling edge yang menandakan terjadinya interrupt, maka sinyal akan berubah menjadi high. Sinyal akan bertahan di high selama belum terjadi overflow pada timer0. Timer overflow inilah yang akan menjadi delay delay. Saat terjadi overflow, maka delay akan bernilai 0 dan sinyal akan berubah menjadi low. Lamanya delay akan mempengaruhi waktu pemicuan pada TRIAC. 50 4.3.2 Pengamatan pengaruh delay terhadap intesitas lampu Gambar 4.8 Sinyal pemicu Pada gambar diatas menunjukan, ketika terjadi trigger pada gate triac melalui perubahan pulsa yang dikeluarkan oleh mikrokontroler maka akan ada arus yang mengalir pada kaki – kaki triac, sehingga lampu akan menyala. Intensitas lampu kemudian akan berubah sesuai daya yang melewati TRIAC ketika terjadi trigger. Pada rangkaian pengendali lampu, waktu pemicuan (trigger) ditentukan oleh delay pada mikrokontroler (gambar 4.7). Semakin besar nilai delay, maka waktu pemicuan semakin lambat menyebabkan daya yang mengalir pada TRIAC mengecil dan lampu menjadi redup. Berikut tabel hubungan antara lama delay, dan intensitas lampu : 51 Nilai Timer (Nilai Delay) Panjang Gelombang (ms) Intensitas Lampu (lux) 145 High 10 (lama delay) Low 0 0 155 High 9,3 (lama delay) Low 0,7 0 165 High 8,4 (lama delay) Low 1,6 2 175 High 7,5 (lama delay) Low 2,5 5 185 High 6,6 (lama delay) Low 3,4 33 195 High 5,8 (lama delay) Low 4,2 80 205 High 4,7 (lama delay) Low 5,3 125 215 High 3,5 (lama delay) Low 6,5 370 225 High 2,4 (lama delay) Low 7,6 370 235 High 1,2 (lama delay) Low 8,8 370 Tabel 4.3 Pengaruh nilai timer terhadap panjang dan intesitas lampu Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah osiloskop untuk menghitung panjang gelombang dengan satuan ms, dan lux meter untuk mengukur intensitas atau terangnya cahaya dengan satuan lux. Berdasarkan percobaan diatas menunjukkan bahwa lampu akan mati dengan memberi delay sebesar 155 kebawah dan lampu akan terang maksimal ketika diberi delay sebesar 215 keatas. 52 4.3.3 Pengujian Program GUI Pada pengujian terhadap program GUI, fungsi yang diuji adalah menyalakan, mematikan dan mengatur intensitas lampu. Gambar 4.9 GUI Hasil pengujian menunjukkan bahwa GUI / tampilan telah sesuai fungsinya ke perangkat pengendali lampu. Berikut hasil pengujian : • Ketika tombol “OFF” diklik, kedua lampu akan mati secara bersamaan. • Ketika tombol “ON” diklik, kedua lampu akan menyala paling terang secara bersamaan. • Ketika tombol “Lamp 1” diklik, slider akan aktif. Apabila slider di ubah –ubah, intensitas lampu 1 juga berubah sesuai dengan nilai yang terdapat pada tampilan. • Ketika tombol “Lamp 2” diklik, slider akan aktif. Apabila slider di ubah –ubah, intensitas lampu 2 juga berubah sesuai dengan nilai yang terdapat pada tampilan. 53 4.3.4 Pengujian Pengendali Lampu terhadap Lampu Induktif Pengujian juga dilakukan terhadap lampu induktif dengan menggunakan Tubular Lamp (TL) sebagai contoh lampu, namun lampu tidak menyala ketika disambungkan ke rangkaian. Oleh karena itu penulis menggunakan rangkaian yang sedikit berbeda dengan rangkaian untuk mengendalikan lampu pijar. Rangkaian pengendali lampu induktif menambahkan kapasitor dan induktor pada driver TRIAC, seperti pada gambar dibawah : Gambar 4.10 Driver TRIAC beban Induktif Pengujian dilakukan lagi dengan menggunakan rangkaian driver TRIAC seperti gambar diatas, hasilnya lampu induktif dapat diatur dengan baik dan stabil. Setelah pengujian pada lampu induktif berhasil, penulis kemudian mengganti lampu induktif dengan lampu pijar menggunakan rangkaian yang sama (gambar 4.10). ternyata lampu pijar juga bisa menyala namun tidak maksimal. 54 Gambar 4.11 Lampu pijar pada rangkaian induktif