evaluasi penentuan harga pokok produk

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK
BERDASARKAN
ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
Studi Kasus pada Perusahaan Kosmetik PT COSMAR
Jl. Pulo Buaran III Blok R No. 2, Pulo Gadung, Jakarta Timur
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
ELFIRA MARLINA PRISILA
NIM: 021334035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK
BERDASARKAN
ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
Studi Kasus pada Perusahaan Kosmetik PT COSMAR
Jl. Pulo Buaran III Blok R No. 2, Pulo Gadung, Jakarta Timur
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
ELFIRA MARLINA PRISILA
NIM: 021334035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Janji Penyertaan Allah:
Mintalah maka akan diberikan kepadamu,
carilah maka kamu akan mendapat, ketuklah maka pintu akan
dibukakan bagimu.
Apa saja yang kau minta kepada BAPA-Ku dengan
nama-Ku, Dia akan memberikannya kepadamu.
Langit dan bumi akan musnah,
tetapi sabda-Ku tidak akan musnah.
Jika engkau hendak menyenangkan Daku, percayalah kepadaKu. Jika engkau hendak lebih menyenangkan Daku,
berharaplah pada-Ku selalu.
Janganlah kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
kepada ALLAH dalam doa.
Janganlah takut sebab Aku menyertai engkau, Janganlah
bimbang sebab Aku ini ALLAHmu.
Janji lepas dari ketakutan:
Maka engkau, janganlah takut hai hamba-Ku Yakub,
janganlah gentar hai Israel.
Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN,
ALLAH-MU, menyertai engkau kemanapun engkau pergi.
Karena yang paling kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan
yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.
Aku tidak mendapat ketenangan dan ketentraman, aku tidak
mendapat istirahat, tetapi kegelisahan yang timbul.
TUHAN telah mendengar permohonanku, TUHAN menerima
doaku. Semua musuhku mendapat malu dan sangat terkejut,
mereka mundur dan mendapat malu dalam sekejap mata.
Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku,
aku mau menceritakan segala perbuatanMu yang ajaib, aku
mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau , bermazmur
bagi namaMu ya Mahatinggi, sebab musuhku mundur ,
tersandung jatuh dan binasa di hadapanMu.
? ? ? ?
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan teristimewa untuk:
Bapa-Ku di surga, Tuhan Yesus dan Bunda Maria, serta Roh Kudus
Bapakku Yustinus Suharto
Ibuku Veronika Adelfa Leonora
Kakakku Anastasia Anggeline Melinda, S.Pd.
Aku Theodosia Elfira Marlina Prisila
Adikku Agustina Merdiliana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK
BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
Studi Kasus : Perusahaan Kosmetik PT COSMAR
Jl. Pulo Buaran III Blok R No. 2, Jakarta Timur
Elfira Marlina Prisila
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perhitungan harga
pokok produk yang dilakukan oleh PT COSMAR, apakah kondisi perusahaan
memenuhi syarat untuk penerapan Activity Based Costing System, dan mengetahui
perbedaan antara harga pokok produk yang dihitung oleh perusahaan dengan
harga pokok produk yang dihitung menurut Activity Based Costing System.
Pengumpulan data diperoleh dengan teknik dokumentasi, wawancara, dan
observasi langsung. Kamudian data dianalisis dengan langkah: 1) Menyajikan
laporan perhitungan harga pokok produk yang ditentukan perusahaan; 2)
Menghitung harga pokok produk berdasarkan Activity Based Costing System.
Sebagai cost driver dan aktivitasnya berupa jumlah karyawan, jumlah kwh,
jumlah jam inspeksi, dan Luas area pabrik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Harga pokok produk untuk Lip
Gloss Kluge Purple LGK5N yang dihitung berdasarkan sistem konvensional
menghasilkan harga pokok lebih rendah sebesar Rp 11.029,44,-, bila
dibandingkan dengan perhitungan ABC System sebesar Rp 12.222,80,-, dan
memiliki presentase selisih sebesar 10,81%; 2) Harga pokok produk untuk Two
Way Cake Godet Light Yellow yang dihitung berdasarkan sistem konvensional
menghasilkan harga pokok lebih tinggi sebesar Rp 11.530,34, bila dibandingkan
dengan perhitungan ABC System sebesar Rp 10.042,07 dan memiliki presentase
selisih sebesar 9,79%; 3) Harga pokok produk untuk Mascara Hitam yang
dihitung berdasarkan sistem konvensional menghasilkan harga pokok yang rendah
sebesar Rp 12.004,34, bila dibandingkan dengan perhitungan ABC System sebesar
Rp 12.413,12 dan memiliki presentase selisih sebesar 3,41%. 4) Selisih ini terjadi
karena dalam perhitungan ABC System untuk pembebanan biaya overhead pabrik
dikenakan cost driver yang berbeda-beda.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
EVALUATION OF DETERMINING THE COST PRICE OF PRODUCT
BASED ON “ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM ”
A Case Study at PT COSMAR Cosmetics Company
Jalan Pulo Buaran III Blok R No. 2, Jakarta Timur
Elfira Marlina Prisila
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007
The purposes of the research are to know (1) how to calculate the cost price
done by PT COSMAR; (2) whether the condition of the company fulfills the
requirement to apply Activity Based Costing System and (3) the difference
between the cost price of product counted by the company and the cost price of
product counted by Activity Based Costing System.
The technique s of data collection were interview, documentation and direct
observation. The technique of analyzing the data follows the following steps: (1)
present the report of the cost price of product determined by the company and (2)
counting the cost price of product based on Activity Based Costing System. As the
cost drivers of its activity are number of employees, the kwh total, the amount of
inspection hours and the width of factory area.
The results of this research show that (1) the cost price of “Lip Gloss Kluge
Purple LGK5N” product counted based on conventional system is Rp 11,029.44.
It is lower than if it is counted by Activity Based Costing System namely Rp
12,222.80. It has 10.81% difference; (2) the cost price of “Two Way Cake Godet
Light Yellow” product counted based on conventional system is Rp 11,530.34. It
is higher than if it is counted by Activity Based Costing System namely Rp
10,042.07, and it has 9.79% difference; (3) the cost price of “Black Mascara”
product counted based on conventional system presents lower cost price, Rp
12,004.34, than if it is counted by Activity Based Costing System namely Rp
12,413.12, and it has 3.41% difference; 4) this is differences caused by the
different cost driver charge in counting Activity Based Costing System.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas
rahmat, berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Evaluasi Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan
Activity Based Costing System”. Tujuan penulisan skripsi ini salah satunya adalah
untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada
Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali hambatanhambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat, dan dukungan dari semua
pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu atas
terselesainya skripsi ini,
penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1.
Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Bapak Laurentius Saptono, S.Pd,. M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program
Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4.
Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberi bimbingan dan masukan bagi terselesainya skripsi ini.
5.
Bapak Sebastianus Widanarto Prijowutanto, S.Pd., M.Si. Selaku Dosen
Tamu yang telah memberikan nasehat, pengarahan, dan masukan yang
bermanfaat bagi penulis.
6.
Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. Selaku Dosen Tamu yang telah
memberikan nasehat, pengarahan dan masukan yang bermanfaat bagi
penulis.
7.
Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi (Ibu Indah, Ibu Rita,
Ibu Catur, Ibu Lina, Pak Bondan, Pak Muhadi, Pak Heri, Pak Joko, Pak
Singo), Program Studi Ekonomi (Ibu Wigati, Pak Teguh, Pak Rubi, Pak
Indra, Pak Vianney) dan seluruh dosen-dosen Universitas Sanata Dharma
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang telah mengajar dan mendidik dengan sabar kepada penulis selama
belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
8.
Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak
Wawik dan Sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Mbak Titik,
yang telah melayani penulis dengan sabar selama kuliah hingga selesainya
skripsi ini.
9.
Bapak dan Ibu karyawan, serta petugas perpustakaan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
10.
Ibu Juanita Aditiawan, selaku pimpinan dalam Perusahaan Kosmetik PT
COSMAR yanng telah memberikan ijin dan memberikan kesempatan
kepada penulis untuk magang dan penelitian di PT COSMAR.
11.
Seluruh karyawan dan karyawati PT COSMAR, yaitu Mbak Elita, Mbak
Katrin, Mas Arif, Mbak Imelda, Pak Sulaeman, Pak Edi, Mbak Dinda, Mas
Nandus; Mbak Krisna, Mas Sutris, Mbak Ririn, Mbak Lia, Mbak Lusi,
Mbak Wida, Mas Tito, Ibu Yuni, Pak Wib, Pak Pri, Mas Andre, Mbak Nety,
Mbak Lita, Mbak Deli, Mbak Abi, Pak Thomas, Mba Sri, Mbak Kristin,
Mbak Vero, Mbak Mince, Mbak Nunik, Mas Fajar, Mas Tri, Mas Bagus,
Venly, Santo, Dayat, Xenia, Sahuri, Syarif, Pak Warto, dan Yati
12.
Bapak dan Mamaku Yustinus Suharto dan Adelfa Leonora Dirk, Kakakku
Linda (sorry ya gw banyak ngerepotin..) dan Adikku Lina (belajar
ya..jangan maen sepeda melulu?), yang telah memberi dukungan melalui
doa, moral, material, perhatian, dan nasehat.
13.
Oma (jangan bosen bikinin kue buat Lia ya...) dan Opa (Opa, semoga Opa
bahagia disana yaa..). Tante2 dan Om2ku, Tante Ana (Ngetik lagi gak?),
Tante Ewin (Trims ya...HPnya bagus2 banget!), Tante Wawu (Semoga cepet
sembuh..), Tante Ita, Tante Eni, Tante Yuyun, Om Ose (kopernya berjasa
banget buat Lia), Om Aris, Om Nado, Om Ino, Om Cornelis, dan Om
Harijadi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14.
Pa’De Jodo dan Bu’De Rini, Pa’De Tijo dan Bu’De Timah, Pa’De Gio dan
Bu’De Gio, Pa’De Tijan dan Bu’De Tijan, Bu’le Paini dan Pa’le, Mas Toro
dan Mbak Maryati, Mbak Iin dan Mas Gun, Mbak Wahyu dan Mas Wawan,
Mbak Retno (thx all), Mas Yandy, Mas Ivan, Yuda, Mas Adi, dan Tyas.
15.
Sepupu-sepupuku Agustap (thanks ya dah ngopy-in datanya n lagulagunya?); Trio Philipina à Christy, Merylin dan Renata; Duet Graha
Indahà Nadine dan Ale; Sekawan Depok à U’us, Putri, Meta (mau jadi
artis yaaa...), Kayla (ada tahu.., tempe.., ketoprak...he..he..), dan Mega
beserta adiknya.
16.
My Close friend, Danong 039 (jeng.. mudah-mudahan setelah ini kita bisa
sukses terus yeee..jadi kita gak ngebis melulu, hehe), Rurong 018
(Rur..ayo..jangan putus asa..maju terus pantang mundur!!), Betong 037
(jangan mabuk lagi ya kalo jalan2 naek bus?), Lontong 024 (kalo ke
Ganjuran doain gue ye..?), Mitong 036 (thx ya dah jagain gue waktu gue
sakit?), Desong 038 (foto-foto lagi yuuuk), Fofo 031 (berkat lo gue jadi
punya komputer deh...).
17.
Pelayanan Kasih dari Hati Kudus Yesus, terima kasih atas doa dan
dukungannya.
18.
Temen-temen PAK A 2002 à Edi, Wati (n Abang), Ana, Trisna, Rita
(Susi), Hanik, Lia, Ninuk, Shila, Yuli, Etha, Febri, Santi, Ika, Tadius, Nanik,
Siska, Moko, Titet, Aji, Adi, Krestee, Rita (ndut), Erni, Rosa, Emi, Vero,
Yeni, Heru (kangen banget bisa sama-sama kalian lagi, kumpul yuuk....tapi
kapan?reuni yaaa?).
19.
Temen-temen PAK B 2002à Fera, Eri, Suster Aluvicia, Imas, Iin, Siska,
Wiwin, Muntari, Lusi, Yuni, Dwi, Yoyok, Adi, Goris, Tyas, Bowo, Dita,
Indri, Lamdos, Kris, Didik, dll.
20.
Temen-temen PAK C 2002 à Uci, MM, Cipluk, Dian, Suprapti, Wulan,
Tiara, Sarinah, Heri, Clara, Thomas, Dewi, Dika, Nina, Astuti, Ima, Toro,
Risa, Lia, Esti, Banu, TM dll.
(walaupun diantara PAK ada yang gak akrab, tapi kita kan seperjuangan?
Kompak selalu yaa..). Buat yang punya inisial FS 085 (sebenarnya aku ....)
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21.
Kakak- kakak PAK 1999 – 2001 dan adik- adik PAK 2003 – 2006...ayo
bersama-sama kita majukan prodi kita..
22.
Temen-temen Cana Community (Lektor dan Misdinar) à Mbak Nita
(semoga cepet lulus ya Fira?), Mbak Marga (ayo latihan koor), Mbak Mety,
Mas Max, Mas Eric (TV nya..komputernya.. dah bisa..), C’Vivi, Sisil, Lely,
Mas Papi, Mas Paus, Mas Ichad, Marina (walaupun kamu jauh..aku tetep
jadi temen kamu), Irin, Nuning, Ambro, Yudi, Ari, Eka, Elkana, Si kembar
Vero dan Sabeth, Felic, Gaga, Indah, Lusi, Putri, Vina, Ika (thx
bantuannya), Andar, Sepri, Paskal, Silvi, Jeli, Anton, Santi, Ria, Mita, dll.
23.
Keluarga Kapel St. Bellarminus - Mrican dan Campus Ministry USD à
Pak Budi, Mas Kris, Mas Jalur, Frater Ardi, Frater Didik, Frater Beny,
Suster Gracia, Suster Irene, Romo Wiryono S.J., Romo Andalas S.J., Romo
Agung S.J., Romo Hari S.J., Romo Baskoro S.J., Romo Sudiarja S.J., Romo
Prapto S.J., Romo Heliarko S.J., Romo Pram S.J., Romo Subanar S.J., Romo
Harjanto, Romo Sarwanto, Romo Spillane, Romo Budi dan Romo Ari
(terima kasih atas doa dan nasehat-nasehatnya)
24.
Tempat ibadah dan berharap kepadaNya, yang selama kuliah sampai selesai
kuliah pernah dikunjungi, Gereja St. Antonius Kotabaru, Gereja Kiduloji,
Gereja Ganjuran, Gereja Banteng, Gereja Pringwulung, Sendang Sriningsih,
Sendangsono.
25.
Temen-temen SMK Strada III Bhayangkara Jakarta Utara, Dina, Maudy,
Anne, Diana, Gerson, dan Ray (kompak selalu yaa..aku kangen.. kapan2 kita
foto-foto lagi yuuk dan maen ke rumah kalian oke!).
26.
Temen magang di PT COSMAR, Anto dan Beny. (makasih ya doa nya,
Euy...dah lama gak ketemu).
27.
Someone 021334074 yang tanggal lahirnya hanya beda satu hari denganku 19
Maret 1983. Terima kasih atas segala perhatian, pengorbanan, kasih sayang
dan cintamu buat aku beberapa waktu lalu (sukses buat kamu).
28.
IG: 120281 yang dulu pernah ada memberi perhatian dan cinta, namun tibatiba hilang, gak tau kabarnya lagi..(kemana kamu? Aku udah lulus nih...)
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29.
Kost Kolobendono 4 à Ibu kost (alm.) beserta keluarga, kamar kost-ku
(tempat berlindung yang paling nyaman, besar, rapi, dan strategis). Temen
kost-ku Ruri (ayo kamu bisa!!), Weni (SIndo ’04), Wulan (PAK ’03), Eka
(SIndo ’04), Mbak Lusi (ATMA Kom ‘01), Mbak Ira (ATMA Hukum ’00),
Mbak Yeni (PAK ’01), Mbak Lusia Tri (SEJARAH ’99).
30.
Temen-temen yang dikenal yaitu Sisil (USD MAN ’02), Irwan (MSD ‘04)
dan Coky (USD TM ‘02).
31.
Elektronik yang selalu menemaniku à Komputer-ku: Casing Ersys, Speaker
Simbadda, Monitor LG 15’, Printer Canon iP1700, Mouse dan Keybord
AOpen (tanpa kalian aku gak akan bisa selesaikan semuanya...), Radio-ku
Polytron (kamu jadi bikin rame..), TV-ku Samsung (ada kamu aku jadi gak
bete kalo di kost terus), Kipas Angin, Rice Cooker. HP-ku Sony Ericsson
k300i dan Asus V66 (kalian tuh hebat..aku jadi bisa komunikasi sama sapa
aja dech...). Nomorku simPATI 081328488320, im3 085643446970, dan 3
08999024970.
32.
Boneka-ku Alus, Mickey, dan Pooh (kalian lucu deh..).
33.
Warung makan andalan ku, bu-Mamik, Mbak Siti, SheMak, Si Mbah, buMo (bu Galak), Sambal Bawang Langgeng (kost sebelah), Keray, Refresh,
Hari-Hari, Texas, bu-RT. Klo laper ya aku beli makan disini, soale
tempatnya deket dan murah juga gitu lho...
34.
Salon Andre, tampat aku rebonding rambut, potong rambut, creambath, dan
keramas..yang bikin penampilanku jadi cantik gitu deh..hehe.
35.
Kereta-ku Progo, Fajar Utama, Senja Utama, Taksaka I dan Taksaka II yang
selalu mengantar aku pulang dan pergi antara Jakarta - Yogyakarta.
? ? Naik kereta api tuuut..tuuut..tuuut ? ?.
36.
DAERAH IBUKOTA YOGYAKARTA sebagai kota yang bersih, nyaman,
sejuk, indah, ramah, banyak kenalan, banyak tempat-tempat bagus, banyak
makanan, dan kalo mau belanja apa aja murah-murah dan lengkap buangeet.
Aku pasti kengeeeen :-(
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37.
Semua pihak yang secara tidak langsung membantu penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis
Elfira Marlina Prisila
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
MOTTO ......................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xx
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Batasan Masalah .....................................................................
3
C. Rumusan Masalah ..................................................................
4
D. Tujuan Penelitian ....................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................
5
BAB II TINJAUAN TEORETIK ............................................................
6
A. Akuntansi Biaya .....................................................................
6
B. Harga Pokok Produk ...............................................................
6
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Biaya .......................................................................................
7
D. Akuntansi Biaya Tradisional ..................................................
9
E. Keusangan Akuntansi Manajemen Tradisional ...................... 10
F. Activity Based Costing System ................................................ 11
1.
Pengertian Activity Based Costing System .................... 11
2.
Manfaat Activity Based Costing System ........................ 13
3.
Keterbatasan Activity Based Costing System.................. 14
4.
Kendala dalam penerapan Activity Based Costing
System ........................................................................... 16
G. Penetuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas .......... 17
H. Tahap-tahap Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
menggunakan Activity Based Costing System ........................ 24
I.
Struktur Organisasi Activity Based Costing System ................ 26
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 31
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 31
B. Lokasi Penelitian .................................................................... 31
C. Subjek Penelitian .................................................................... 31
D. Objek Penelitian ..................................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 32
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 33
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................... 36
A. Sejarah Perusahaan ................................................................. 36
B. Visi dan Misi Perusahaan ....................................................... 38
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Kualitas Komitmen Perusahaan ............................................. 38
D. Sumber Daya Manusia ........................................................... 39
E. Proses Poduksi ........................................................................ 59
F. Waktu Kerja ............................................................................ 61
BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN
PEMBAHASAN .......................................................................... 63
A. Deskripsi Data ........................................................................ 63
B. Teknik Analisis Data .............................................................. 66
a.
Identifikasi syarat-syarat penerapan Activity Based
Costing System ............................................................... 66
b.
Identifikasi kondisi perusahaan yang berkaitan dengan
syarat-syarart penerapan Activity Based Costing System 69
c.
Penyajian perhitungan harga pokok produk yang
digunakan perusahaan dengan sistem konvensional ..... 70
d.
Penyajian perhitunagn harga pokok produk dengan
Activity Based Costing System ....................................... 70
1) Klasifikasi BOP menurut aktivitasnya .................... 72
2) Menghitung BOP berdasarkan Activity Based Costing
System ...................................................................... 73
3) Menyusun perhitungan harga pokok produk
berdasarkan Activity Based Costing System ............ 77
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e.
Membandingkan besarnya harga pokok produk yang
dihitung dengan sistem konvensional dengan perhitungan
Activity Based Costing System ..................................... 77
C. Pembahasan ............................................................................ 78
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, SARAN 81
A.
Kesimpulan ............................................................................ 81
B.
Keterbatasan Penelitian ......................................................... 82
C.
Saran ...................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 84
LAMPIRAN
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1: Proses alokasi dua tahap sistem akuntansi biaya tradisional
28
Gambar II.2: Prosedur pembebanan biaya overhead pabrik dua tahap
sistem akuntansi berbasis aktivitas ....................................... 29
Gambar IV.1: Struktur organisasi PT COSMAR ......................................... 42
Gambar IV.2: Struktur organisasi Departeman Produksi ............................ 47
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1 : Jam kerja karyawan PT COSMAR ....................................... 62
Tabel V.1 : Jenis produksi dan jumlah produksi .................................... 63
Tabel V.2 : Pemakaian bahan baku .......................................................... 64
Tabel V.3 : Pemakaian biaya tenaga kerja langsung ................................ 65
Tabel V.4 : Pemakaian biaya overhe ad pabrik ......................................... 65
Tabel V.5 : Data kuantitas pemicu biaya ................................................. 66
Tabel V.6 : Perbandingan antara syarat-syarat ABC System dengan
kondisi perusahaan ............................................................... 70
Tabel V.7 : Perhitungan tarif BOP tunggal .............................................. 71
Tabel V.8 : Tabel pembebanan BOP ........................................................ 71
Tabel V.9 : Perhitungan
harga
pokok
produksi
dengan
sistem
konvensional .......................................................................... 71
Tabel V.10 : Cost pool homogen, aktivitas overhead, cost driver, dan
level aktivitas ........................................................................ 74
Tabel V.11 : Pool Rate – Unit level activity .............................................. 75
Tabel V.12 : Pool Rate – Batch level activity ............................................ 75
Tabel V.13 : Pool Rate – Facility level activity.......................................... 75
Tabel V.14 : Proses pembebanan BOP dengan ABC System ..................... 76
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.15 : Perhitungan harga pokok produk dengan ABC System ......... 77
Tabel V.16 : Perbandingan perhitungan harga pokok produksi antara
sistem konvensional dengan ABC System ............................. 78
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan-perusahaan baik di bidang manufaktur maupun jasa banyak
yang mengeksploitasi teknologi proses yang baru, sistem penanganan material
dan persediaan yang baru, kemampuan yang berdasarkan komputer dalam
desain, perekayasaan dan produksi, serta pendekatan yang baru dalam
manajemen tenaga kerja. Akan tetapi pengembangan yang meyakinkan ini
ditunjang oleh suatu fondasi yang telah usang, sehingga memerlukan suatu
perbaikan.
Kebanyakan akuntansi dan sistem pengendalian mempunyai
masalah- masalah besar.
Mereka mendistorsi biaya produk, mereka tidak
menghasilkan data non keuangan penting yang diperlukan untuk operasi yang
efektif dan efisien.
Perhatian terhadap mutu produk dan proses, tingkat persediaan dan
perbaikan kebijakan angkatan kerja membuat manufakturing sebagai elemen
kunci strategi perusahaan yang ingin meningkatkan daya saing. Apalagi pada
saat ini perkembangan berbagai jenis perusahaan manufaktur meningkat pesat,
sehingga informasi akuntansi yang akurat menjadi kebutuhan utama bagi
perusahaan.
Persaingan yang semakin meningkat me ndorong perusahaan untuk
melakukan diversifikasi produk.
Hal ini menyebabkan produk yang
dihasilkan menjadi kompleks (multi-product). Demikian pula dengan biaya
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang dibutuhkan/terjadi dan juga proses pembebanannya ke suatu produk
menjadi kompleks. Untuk itu diperlukan sistem akuntansi biaya yang dapat
mengakumulasikan biaya-biaya secara tepat serta dapat membebankan biayabiaya tersebut dengan akurat. Dengan informasi biaya yang akurat ini manajer
dapat memperbaiki mutu produk atau pelayanan, menetapkan strategi
pemasaran yang tepat, serta menetapkan harga pokok produk secara
kompetitif. Penetapan harga pokok yang tepat dapat memberikan pengaruh
yang besar bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan dan juga dalam
pencapaian volume penjualan yang diharapkan.
Namun, sistem akuntansi biaya yang selama ini digunakan oleh
perusahaan yaitu sistem akuntansi biaya tradisional tidak secara akurat
mengkalkulasi biaya produk dan salah mengarahkan penetapan harga dan
strategi pemasaran.
Sistem biaya tradisional memberi sedikit ide kepada
manajemen dimana harus dikurangi pengeluaran pada waktu mendesak.
Sistem tersebut hanya memberikan laporan menejemen dengan menunjukkan
dimana biaya dikeluarkan dan tidak ada indikasi apa yang menyebabkan
timbulnya biaya sehingga mengacaukan pengambilan keputusan menejemen.
Untuk memperbaiki sistem biaya tradisional tersebut, telah ditemukan
suatu manajemen biaya yang mampu menghasilkan informasi biaya yang lebih
akurat.
Sistem ini disebut Activity Based Costing System (Sistem ABC).
Sistem ABC dikembangkan untuk memahami dan mengendalikan biaya tidak
langsung (Indirect cost).
Karena sistem ini menelusuri biaya ke setiap
aktivitas yang ada. Biaya-biaya tersebut dibebankan ke produk sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tingkatannya sehingga biaya produk tidak terdistorsi.
Dengan cara ini
manajemen dapat mengendalikan terjadinya aktivitas.
Saat ini sistem ABC belum banyak digunakan pada perusahaan
manufaktur untuk membebankan biaya overhead ke produk.
Biasanya
perusahaan manufaktur dalam menentukan biaya produk masih membebankan
biaya produk dengan menggunakan tarif tunggal, dimana menggunakan
pemicu biaya yang berkaitan dengan volume yang berarti alokasi biaya
berdasarkan volume akan menimbulkan distorsi dalam penetapan harga pokok
produksi yang tidak menggambarkan penyerapan sumber daya secara tepat,
sehingga informasi biaya produk menjadi kurang relevan.
Maka dari itu
sepatutnya suatu perusahaan manufaktur menerapkan sistem ABC agar tetap
eksis diantara perusahaan lainnya yang sejenis.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis ingin mencoba melakukan
penelitian tentang penentuan harga pokok produk berdasarkan aktivitas. Maka
penulis mengambil judul EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK
PRODUK BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM.
Studi kasus pada perusahaan cosmetik PT COSMAR di Jakarta Timur.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi masalah pada
perhitungan harga pokok produk suatu perusahaan yang akan dibandingkan
dengan perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan metode
Activity Based Costing. Apabila sebelumnya perusahaan tidak menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sistem ABC dalam menentukan harga pokok produk, maka perhitungan yang
dilakukan oleh peneliti akan digunakan sebagai syarat penelitian secara umum
dan tidak harus dipraktekkan pada perusahaan tersebut.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perhitungan harga pokok produk yang dilakukan oleh
perusahaan?
2. Apakah kondisi perusahaan memenuhi syarat untuk penerapan metode
Activity Based Costing?
3.
Apakah ada perbedaan antara harga pokok produk yang dihitung oleh
perusahaan dengan harga pokok produk yang dihitung menurut metode
Activity Based Costing?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produk yang dilakukan
oleh perusahaan.
2. Untuk mengetahui kondisi perusahaan, sehingga memungkinkan untuk
menerapkan sistem Activity Based Costing.
3. Untuk mengetahui perbedaan antara harga pokok produk yang dihitung
oleh perusahaan dengan harga pokok produk yang dihitung menurut
metode Activity Based Costing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan apabila perusahaan
ingin menerapkan metode penentuan harga pokok produk berdasarkan
aktivitas, karena sistem ini merupakan hal baru yang mempu menyediakan
informasi biaya dengan lebih baik, sehingga dengan demikian perusahaan
dapat memperbaiki sistem penentuan harga pokok produk yang saat ini
masih diterapkan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan
dan dapat sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta
dapat menerapkan teori- teori yang ada pada perkuliahan ke dalam praktek
yang sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN TEORETIK
A. Akuntansi Biaya
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, dan penyajian dengan cara-cara tertentu, biaya-biaya pembuatan
dan penjualan produk atau penyerahan jasa, serta menafsirkan terhadap
hasilnya.
Ditinjau dari fungsinya, akuntansi biaya didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang menghasilkan informasi biaya yang dapat dipakai sebagai dasar
pertimbangan pengambilan keputusan manajemen (Muhadi, 2001:1).
Akuntansi biaya ditujukan bagi manajemen (intern), dalam mengelola
perusahaannya, maka akuntansi biaya dirancang sesuai dengan kepentingan
manajemen. Akuntansi biaya diharapkan mampu memberikan informasi biaya
yang bermanfaat untuk : (1) perencanaan dan pengendalian biaya, (2)
penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan
tepat, (3) pengambilan keputusan oleh manajemen (Supriyono, 1985:14).
B. Pengertian Harga Pokok Produk
Harga pokok produk adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang
dalam bentuk kas yang dibayarkan, nilai aktiva yang diserahkan, nilai jasa
yang diserahkan, hutang yang timbul, dan tambahan modal dalam rangka
pemilikan barang dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan baik jasa pada
masa lalu dan pada masa yang akan datang. (Supriyono, 1995:16)
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dalam hubungannya dengan fungsi produksi, tercatat 3 elemen biaya
yang membentuk harga pokok produk.
Ketiga elemen tersebut adalah
(Supriyono, 1995:20-21):
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai
dalam pengolahan produk.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah semua karyawan perusahaan yang
memberikan jasa kepada perusahaan.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung, yang elemennya digolongkan ke dalam biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan dan amortisasi
aktiva tetap pabrik, reparasi dan pemeliharaan pabrik, biaya listrik dan air,
biaya asuransi pabrik, dan biaya overhead lain- lain.
C. Biaya
1. Pengertian Biaya
Biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini
atau dimasa yang akan datang bagi organisasi. Biaya (cost) mengukur
pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
(Hansen dan Mowen, 1997:36) dan (Rayburn, 1994:4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (1993:14-17) biaya dapat digolongkan dengan
berbagai cara, antara lain:
a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran.
Dasar
penggolongannya
adalah
nama
objek
pengeluaran.
Misalkan nama obyek pengeluarannya adalah bahan bakar, maka
semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut
biaya bahan bakar.
b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan.
Dalam penggolongan ini biaya dikelompokkan menjadi tiga yaitu
biaya produksi, biaya pemasaran serta biaya administrasi dan umum.
c. Penggolongan biaya menurut hubungannya dengan sesuatu yang
dibiayai.
Sesuatu yang dibiayai ini dapat berupa produk atau departemen.
Biaya ini digolongkan dengan biaya langsung dan biaya tidak
langsung.
d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan
perubahan volume kegiatan.
Biaya digolongkan menjadi tiga yaitu biaya variabel, biaya semi
variabel dan bia ya tetap.
e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu dan manfaatnya.
Biaya ini digolongkan menjadi dua yaitu pengeluaran modal dan
pengeluaran pendapatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Metode Pembebanan Biaya
Ada tiga metode pembebanan biaya, yaitu (Hansen dan Mowen,
1997:38-40):
a. Penelusuran Langsung
Merupakan suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan
biaya yang berkaitan secara khusus dan secara fisik dengan suatu
objek. Penelusuran langsung merupakan metode yang paling akurat.
b. Penelusuran Penggerak
Merupakan penggunaan penggerak untuk membebankan biaya ke
objek biaya.
Keakuratan penelusuran penggerak tergantung pada
kualitas hubungan kausal yang digambarkan oleh penggerak.
c. Alokasi
Merupakan metode yang tingkat keakuratan pembebanan biayanya
paling rendah dan penggunaannya harus seminimal mungkin.
Keunggulannya adalah kemudahan dan rendahnya biaya implementasi.
D. Akuntansi Biaya Tradisional
Dalam akuntansi biaya tradisional ini terdapat dua pendekatan dalam
menentukan harga pokok produksi yaitu harga pokok penuh (full costing) dan
harga pokok variabel (variable costing).
Full costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya
produksi dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik baik yang tetap maupun yang variabel ke dalam harga pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
produksi. Pendekatan metode full costing ditujukan untuk kepentingan pihak
eksternal.
Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok
produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel ke dalam
harga pokok produksi yaitu, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi, 1993:6).
Keterbatasan akuntansi biaya tradisional sebagai berikut:
1. Sistem ini tidak memberikan gambaran yang menyeluruh terhadap seluruh
aktivitas yang dilakukan perusahaan.
2. Penguraian suatu perusahaan ke pusat-pusat pertanggungjawaban yang
kaku dan menekankan penggunaan proses yang pendek menghalangi
perusahaan bersaing secara global.
3. Sistem akuntansi biaya tradisional kurang mampu mengungkapkan sebabsebab timbulnya biaya.
Akibatnya manajemen tidak dapat mengambil
keputusan untuk mengelola biaya dengan baik.
E. Keusangan Akuntansi Manajemen Tradisional (Supriyono, 1994: 620621):
1. Dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi lingkungan yang sudah
banyak berubah.
Perubahan ditandai dengan globalisasi perekonomian
dunia yang tidak dapat dihindari, perubahan basis persaingan ke arah
kemampuan menufaktur, lonjakan teknologi yang semakin terintegrasi,
dan daur hidup produk yang semakin pendek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Cenderung mengejar laba jangka pendek dengan mengabaikan keputusankeputusan strategis. Keputusan strategis diperlukan oleh setiap perusahaan
agar tetap survive dalam persaingan global.
3. Persaingan global yang semakin ketat disertai dengan kebutuhan
konsumen terhadap produk-produk yang lebih berkualitas, beranekaragam,
handal dan harga yang terjangkau telah mendorong perusahaan untuk
mengubah strateginya.
4. Modelnya masih menggunakan klasifikasi kerangka rekening dalam
struktur
organisasi
untuk
mengumpulkan
biaya-biaya
sehingga
menghasilkan visibilitas biaya yang tidak cukup terhadap aktivitasaktivitas utama dan hubungan sebab akibat ekono mi diantara aktivitasaktivitas.
F. Activity Based Costing System
1. Pengertian Activity Based Costing System
Activity Based Costing System merupakan pendekatan penentuan biaya
produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan
konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas.
Dasar dari
pendekatan ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh
aktivitas, dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber
daya yang menyebabkan timbulnya biaya.
Terdapat beberapa pengertian Activity Based Costing System yang
diungkapkan oleh para ahli manajemen biaya dalam rumusan pengertian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya rumusan tersebut mempunyai
pengertian yang sama. Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian
Activity Based Costing System yang diungkapkan oleh beberapa ahli,
antara lain:
Definisi Rayburn dan dikutip ole h Tunggal (1995:20) mengenai
pengertian Activity Based Costing System sebagai berikut:
“Activity Based Costing System recognize that performance of
activities triggers the consumption of resources that are recorded
as costs. The purpose of Activity Based Costing System is to assign
cost to the transactions and activities performed in an organization,
and then allocate them appropriately to product according to each
product’s use of activities.”
Dari definisi Rayburn dikatakan bahwa Activity Based Costing System
mengakui pelaksanaan aktivitas yang dapat menimbulkan sumber daya
yang dicatat sebagai biaya. Adapun tujuan dari Activity Based Costing
System adalah mengalokasikan biaya ke transaksi dari suatu aktivitas yang
dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan kemudian mengalokasikan biaya
tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas dari
setiap produk.
Wayne J. Morse, James R. Davis, & Al. L. Hartgraves (Management
Accouting, 1991: 605, dalam Tunggal, 1995:20)
“The assigment and reassignment of costs objective on the basis of the
activities that causes costs. Activity Based Costing System is based in
the premise that activities causes costs and that the costs of activities
should be assigned to cost objectives on the basis of the activities they
consume. Activity Based Costing traces cost to product on the basis of
activities used to product them.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pengalokasian dan pengalokasian kembali biaya ke objek biaya
dengan dasar aktivitas yang menyebabkan biaya. Activity Based Costing
berdasarkan pada dasar pemikiran bahwa aktivitas menyebabkan biaya
dan biaya aktivitas harus dialokasikan ke objek biaya dengan dasar
aktivitas biaya tersebut dikonsumsikan. Activity Based Costing menelusuri
biaya ke produk dengan dasar aktivitas yang digunakan untuk
menghasilkan produk tersebut.
Hansen dan Mowen (2003:321) mendefinisikan Activity Based Costing
System adalah:
“Sistem yang pertama kali menelusuri biaya pada kegiatan,
kemudian ke produk”.
Supriyono (1994:230) mengemukakan pengertian Activity Based
Costing System adalah:
“Sistem yang terdiri dari dua tahap yaitu melacak biaya ke berbagai
aktivitas kemudian tahap kedua meliputi pelacakan biaya ke
berbagai produk”.
Dari ketiga pengertian Activity Based Costing System diatas dapat
disimpulkan bahwa Activity Based Costing System merupakan suatu sistem
biaya yang mengumpulkan biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi
dalam perusahaan, lalu membebankan biaya tersebut kepada manajer
untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan pengendalian.
2. Manfaat Activity Based Costing System (Supriyono, 1994:578-579)
a. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan
Dengan informasi biaya produk yang lebih teliti, kemungkinannya
melakukan pengambilan keputusan yang salah dapat dikurangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Informasi biaya produk yang lebih teliti sangat penting artinya bagi
manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan yang tajam dan
global.
b. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus
terhadap aktivitas untuk mengurangi biaya overhead.
Activity Based Costing System mengidentifikasi biaya overhead
berdasarkan aktivitas yang menimbulkan biaya, sehingga biaya yang
dihasilkan oleh Activity Based Costing System dapat digunakan oleh
manajemen untuk memantau dan mengendalikan berbagai aktivitas
yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan
melayani konsumen.
c. Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan.
Activity Based Costing System dapat menyediakan informasi yang
berkaitan dengan pembuatan produk sehingga manajemen memperoleh
kemudahan dalam mendapatkan informasi yang relevan dengan
pengambilan keputusan.
3. Keterbatasan Activity Based Costing System
Meskipun diyakini mampu menghasilkan informasi yang baik dan
relevan, Activity Based Costing System juga memiliki keterbatasanketerbatasan, antara lain:
1. Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas mensyaratkan bahwa
perusahaan memproduksi berbagai macam produk yang berada di
dalam suatu lingkungan tertentu.
Kondisi ini tidak dapat selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dipenuhi oleh setiap perusahaan, sehingga mengakibatkan sistem ini
menjadi kurang ekonomis bila diterapkan pada perusahaan yang tidak
dapat memenuhi syarat tersebut.
2. Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas yang lebih
menekankan pada permasalahan alokasi atau pembebanan biaya-biaya
manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan ternyata tidak
menjelaskan bagaimana komposisi suatu produk yang dianggap paling
optimal.
3. Secara konseptual penentuan harga pokok produk berbasis aktivitas
mempunyai kelemahan sebagai berikut:
a. Beberapa biaya masih juga dialokasikan secara arbiter, misalnya
pemakaian gedung, yang terdiri dari biaya sewa atau depresiasi,
asuransi dan pajak bangunan. Penelusuran biaya-biaya tersebut
terhadap aktivitas dan produk secara cermat masih sulit, maka
ditempuh dengan alokasi biaya secara arbiter.
b. Beberapa biaya, misalnya biaya depresiasi aktiva tetap masih
dialokasikan berdasarkan periode waktu yang ditentukan secara
arbiter.
c. Penentuan harga pokok produk berbasis aktivitas untuk biaya-biaya
pemanufakturan
mengabaikan
beberapa
biaya
yang
dapat
diidentifikasikan terhadap produk tertentu dari analisa harga pokok
produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
4. Sistem harga pokok produk berbasis aktivitas tidak dapat menunjukkan
biaya-biaya yang dapat dihindarkan jika suatu produk, jasa atau
segmen organisasi dieliminasi.
4. Kendala dalam penerapan Activity Based Costing System
a. Alokasi
Walaupun data aktivitas penting diperoleh, tetapi beberapa biaya
masih memerlukan alokasi biaya yang berdasarkan volume. Misalnya
biaya-biaya yang berhubunga n dengan gedung biasanya mencakup
biaya sewa, asuransi, dan pajak bangunan.
Usaha- usaha untuk
menelusuri aktivitas-aktivitas biaya-biaya ini merupakan tindakan
yang tidak praktis.
b. Periode-periode akuntansi
Periode waktu yang arbiter masih digunakan dalam menghitung
biaya-biaya.
Informasi untuk mengevaluasi perilaku biaya tersebut
dapat diberikan saat siklus produk itu berakhir sehingga untuk
pengukuran produk yang memiliki siklus hidup yang lebih lama
membutuhkan bentuk pengukuran yang sementara.
c. Beberapa biaya yang terabaikan
Dalam menganalisa biaya produksi berdasarkan aktivitas beberapa
biaya yang sebenarnya berhubungan dengan hasil produk diabaikan
begitu saja dalam pengukurannya (Halim, 1996:470-471).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
G. Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas (Supriyono,
1994: 664-671):
1. Pengertian Penentuan Harga Pokok Berbasis Aktivitas
Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas dirancang untuk
mengatasi distorsi penentuan harga pokok produk oleh sistem
akuntansi biaya tradisional. Sistem ini menerapkan konsep-konsep
akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok
produk yang lebih akurat.
Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas mensyaratkan tiga
hal agar pemanfatannya optimal. Syarat-syarat itu adalah:
a. Diversitas produk oleh perusahaan termasuk tinggi
Syarat ini mempunyai arti bahwa perusahaan memproduksi
berbagai macam produk atau lini produk yang diproses dengan
menggunakan beberapa fasilitas manufaktur yang sama. Dengan
demikian akan timbul masalah untuk mengalokasikan atau
membebankan sumberdaya yang dikonsumsi ke masing- masing
produk.
b. Perusahaan menghadapi persaingan yang ketat
Dengan adanya beberapa perusahaan yang memproduksi produk
yang sama atau sejenis, maka masing- masing perusahaan akan
bersaing untuk memperbesar pangsa pasarnya.
Dalam keadaan
persaingan seperti ini, maka informasi tentang harga pokok produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
yang akurat akan lebih mendukung berbagai macam pengambilan
keputusan manajemen.
c. Biaya pengukuran dapat dikatakan rendah
Syarat ketiga mempunyai arti bahwa biaya-biaya pengukuran untuk
menghasilkan informasi biaya produk harus rendah. Hal ini berarti
biaya perancangan dan pengoperasian sistem tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh di masa yang akan
datang.
2. Aktivitas Sebagai Sarana untuk Menerangkan Permintaan
Setiap
Produk terhadap Penggunaan Sumberdaya
Sistem
penentuan
harga
pokok
produk
berbasis
aktivitas
memerlukan empat jenis aktivitas untuk menerangkan permintaan
setiap produk dalam penggunaan sumberdaya organisasi. Empat jenis
aktivitas itu adalah: (Robin dan Robert S. Kaplan, 1991:270-272) dan
(Supriyono, 1994: 665-667)
1) Aktivitas-aktivitas dengan tingkat unit (unit level activities)
Adalah aktivitas-aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit
produk yang diproduksi. Besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi
oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Aktivitas-aktivitas dalam
kelompok ini misalnya tenaga kerja langsung (bukan BOP), bahan
baku, jam mesin dan jam listrik (energi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2) Aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan batch (batch level
activities)
Adalah aktivitas-aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu
batch produk diproduksi.
Karena perusahaan memproduksi
berbagai macam produk dengan ukuran dan volume yang berbeda
(batch), maka setiap kali terjadi pergantian proses (putaran
produksi) dari batch
yang satu ke yang lain, harus dilakukan
penyetelan kembali terhadap mesin- mesin.
Sumber daya yang
dikonsumsi oleh aktivitas tersebut meningkat sesuai dengan
banyaknya batch bukan unit produksinya. Aktivitas yang termasuk
dalam kelompok ini misalnya aktivitas setup, inpeksi, order
pembelian, pemindahan bahan, penjadwalan dan produksi, aktivitas
pengelolaan bahan (gerakan bahan dan order pembelian).
3) Aktivitas-aktivitas untuk mempertahankan produk (product level
activities)
Aktivitas dalam kelompok ini merupakan aktivitas yang
menopang proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan
untuk
mendukung
perusahaan.
misalnya
berbagai
produk
yang
diproduksi
oleh
Aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini
aktivitas
penelitian
dan
perekayasaan dan peningkatan produk.
pengembangan
produk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4) Aktivitas-aktivitas mempertahankan fasilitas (facility level product)
Aktivitas berlevel fasilitas meliputi aktivitas yang diperlukan
untuk menopang proses pemanufakturan untuk menyediakan
fasilitas pabrik agar suatu perusahaan dapat berproduksi. Banyak
sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau
bauran produk yang diproduksi. Aktivitas ini dimanfaatkan secara
bersama oleh berbagai produk yang berbeda. Contoh aktivitas ini
adalah manajemen pabrik, pemeliharaan bangunan, keamanan,
pertamanan, penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi dan
bangunan, serta depresiasi pabrik. Biaya yang ditimbulkan oleh
aktivitas berlevel fasilitas dinamakan biaya aktivitas berlevel
fasilitas.
3. Prosedur Pembebanan Biaya Overhead Pabrik dengan Sistem
Penentuan Harga Pokok Berbasis Aktivitas
Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas menerapkan
prinsip-prinsip akuntansi aktivitas unt uk menghasilkan informasi harga
pokok produksi yang lebih akurat. Penerapan prinsip itu mengikuti
logika sebagai berikut: Aktivitas-aktivitas adalah pemacu biaya yang
menyebabkan timbulnya biaya dan produk menimbulkan biaya dengan
aktivitas-aktivitas yang dilakukan terhadapnya.
Prinsip pertama mengatakan bahwa sumberdaya pendukung dan
tidak langsung menyediakan kemampuan untuk melakukan aktivitas-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
aktivitas.
Prinsip kedua, sistem penentuan harga pokok berbasis
aktivitas adalah produk menimbulkan permintaan terhadap aktivitas.
Beberapa istilah yang perlu diketahui terlebih dahulu sebelum masuk
pada pembahasan mengenai prosedur penentuan harga pokok produk
berdasarkan aktivitas (Supriyono, 1994:667):
1. Pengelompokkan biaya (cost pool)
Merupakan suatu penggabungan biaya-biaya yang disebutkan
dengan ukuran aktivitas yang sama untuk tujuan identifikasi dan
atau alokasi ke pusat-pusat biaya, proses, produk atau jasa.
2. Rasio konsumsi
Merupakan proporsi masing- masing aktivitas yang dikonsumsi
oleh setiap produk. Rasio tersebut dihitung dengan cara membagi
jumlah suatu aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk dengan
jumlah seluruh aktivitas.
3. Pengelompokkan biaya yang homogen
Merupakan kumpulan biaya overhead yang variasi biayanya dapat
dikaitkan hanya dengan satu pemicu biaya saja atau dengan kata
lain aktivitas-aktivitas overhead dapat disebut homogen jika
mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.
Pembebanan biaya overhead pabrik dengan sistem harga pokok
berbasis aktivitas mengikuti prosedur dua tahap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tahap Pertama
Biaya sumber daya pendukung (dalam hal ini Biaya
Overhead Pabrik) dibebankan ke aktivitas-aktivitas yang sesuai.
Kemudian biaya-biaya aktivitas tersebut dikelompokkan ke
beberapa cost pool (pengelompokkan biaya) yang homogen.
Setelah pengelompokkan biaya ditentukan, kemudian dapat
dihitung suatu tarif untuk masing- masing pool.
Tarif dihitung
dengan cara membagi jumlah semua biaya di dalam cost pool
dengan suatu ukuran aktivitas yang dilakukan. Tarif pool ini juga
berarti biaya per unit pemacu biaya.
Tahap Kedua
Biaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan
konsumsi atau permintaan aktivitas oleh masing- masing produk.
Jadi dalam tahap ini biaya-biaya tiap pool aktivitas ditelusur ke
produk menggunakan tarif pool dan ukuran besarnya sumberdaya
yang dikonsumsi oleh tiap produk. Ukuran besarnya sumberdaya
tersebut adalah penyederhanaan dari kuantitas pemacu biaya yang
dikonsumsi oleh tiap produk. Biaya overhead pabrik yang
dibebankan dari tiap cost pool ke tiap produk dihitung dengan
rumus berikut:
Overhead yang dibebankan = Tarif pool x Jumlah (unit) pemacu
biaya yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
4. Asumsi yang Mendasari Sistem Penentuan Harga Pokok Berbasis
Aktivitas
Agar
sistem
penentuan
harga
pokok
berbasis
aktivitas
menghasilkan data biaya yang lebih baik dibandingkan sistem
akuntansi biaya tradisional (yang berbasis pada volume produk), perlu
diperhatikan dua asumsi yang mendasari penentuan harga pokok
berbasis aktivitas, yaitu:
1. Biaya-biaya di tiap cost pool dipacu oleh aktivitas-aktivitas yang
homogen (seragam).
Homogenitas (keseragaman) berarti bahwa biaya-biaya di dalam
tiap pool dipacu oleh suatu aktivitas atau oleh aktivitas-aktivitas
yang berkorelasi tinggi.
Berkorelasi tinggi artinya perubahan-
perubahan dalam tingkat suatu aktivitas diikuti dengan perubahan
yang proporsional di dalam aktivitas-aktivitas yang lain. Keadaan
yang ideal dalam asumsi ini adalah memiliki korelasi sempurna,
yang berarti perubahan-perubahan proporsional dalam aktivitasaktivitas yang berkaitan adalah identik.
2. Biaya-biaya di tiap cost pool berubah secara proporsional
(sebanding) dengan perubahan aktivitas.
Proporsionalitas (kesebandingan) berarti bahwa semua biaya-biaya
di dalam cost pool harus berubah secara langsung sebanding
dengan perubahan-perubahan di dalam tingkat aktivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
H. Tahap-Tahap Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Menggunakan
Activity Based Costing System
Dua tahap pembebanan biaya overhead pabrik pada Activity Based
Costing System (Supriyono, 1994:231-234):
1. Prosedur tahap pertama
a. Penggolongan berbagai aktivitas
Beberapa aktivitas diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok.
Kelompok tersebut memiliki interpretasi fisik yang mudah dan jelas
serta cocok dengan segmen-segmen proses produksi yang dapat
dikelola.
b. Pengasosiasian biaya dengan berbagai aktivitas
Menghubungkan berbagai biaya dengan setiap kelompok aktivitas.
c. Penentuan kelompok-kelompok biaya (cost pool) yang homogen
Kelompok biaya yang homogen adalah sekelompok biaya overhead
yang terhubungkan secara logis dengan tugas-tugas yang dilaksanakan
dan berbagai macam biaya tersebut dapat dijelaskan oleh cost driver
tunggal. Jadi, agar dapat dimasukkan ke dalam suatu kelo mpok biaya
yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead harus dihubungkan secara
logis dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.
Rasio yang sama menunjukkan eksistensi dari sebuah cost driver. Cost
driver tentunya dapat diukur sehingga overhead dapat dibebankan ke
berbagai produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d. Penentuan tarif kelompok (pool rate)
Tarif kelompok adalah tarif biaya overhead per unit cost driver
yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas.
Tarif kelompok
dihitung dengan cara membagi total biaya overhead untuk kelompok
aktivitas tertentu dengan dasar pengukuran aktivitas kelompok
tersebut.
2. Prosedur tahap kedua
Dalam tahap kedua biaya untuk setiap aktivitas dari biaya overhead
dilacak ke berbagai jenis produk.
Hal ini dilaksanakan dengan
menggunakan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh setiap produk.
Ukuran ini merupakan penyederhanaan cost driver yang digunakan oleh
setiap produk.
3. Perbandingan Biaya-biaya produk
Pembandingan menggambarkan secara jelas pengaruh penggunaan
cost driver yang hanya berdasarkan unit untuk membebankan biaya
overhead.
Biaya berdasarkan aktivitas (ABC) merefleksikan pola
konsumsi biaya overhead dengan benar, dan oleh karena itu paling akurat.
Penentuan biaya produk berdasarkan aktivitas menyatakan bahwa metode
konvensional (tradisional) menentukan biaya terlalu rendah. Penggunaan
cost driver hanya berdasarkan unit dapat menimbulkan suatu produk
mensubsidi produk lain.
Subsidi ini dapat menguntungkan dan
mempengaruhi penentuan harga secara berlawanan dan persaingan
kelo mpok produk lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
I. Struktur Organisasi Activity Based Costing System
Activity Based Cost System memberikan gambaran operasi perusahaan.
Activity Based Costing System juga membebankan semua biaya terhadap
produk pada setiap langkah. Produk menyerap biaya-biaya pusat aktivitas,
seperti suatu produk mengkonsumsi sumber daya pusat aktivitas. Begitu pula
biaya-biaya dibebankan ke suatu kesatuan (entity), baik suatu unit, batch, atau
suatu produk. Adapun sistem dari Activity Based Costing System adalah:
a. Pembebanan Dua Tahap (Two Strategy Assignments)
Activity Based Costing System merupakan sistem pembebebanan biaya
yang terdiri dari dua tahap, yaitu melacak biaya pertama pada berbagai
aktivitas dan kedua keberbagai produk (Hansen dan Mowen, 1994: 244;
Horngern dan Foster, 1991:150). Penentuan harga pokok produk secara
konvensional juga melibatkan dua tahap.
Namun pada tahap pertama
biaya-biaya tidak dilacak pada aktivitas, melainkan ke suatu unit
organisasi misalnya pabrik atau departemen. Pada tahap kedua meliputi
pelacakan biaya ke berbagai produk, dalam hal ini juga dilakukan pada
Activity Based Costing System, tetapi pada sistem penentuan harga pokok
produk secara Activity Based Costing System menggunakan cost driver
dalam jumlah yang jauh lebih banyak dan membebani biaya dengan
menggunakan sistem variasi basis yang lebih cocok.
Sebaliknya pada
sistem konvensional hanya menggunakan satu atau dua cost driver
berdasarkan unit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Activity Based Costing System dimulai dengan asumsi bahwa sumbersumber pendukung dan sumber tidak langsung menyediakan kemampuan
untuk
melakukan
aktivitas,
misalnya
menimbulkan
biaya
untuk
dialokasikan. Pada tahap pertama, biaya sumber pendukung dibebankan
ke aktivitas yang dilakukan oleh sumber-sumber ini.
Oleh kerana itu
Activity Based Costing System dimulai dari asumsi bahwa aktivitas
menyebabkan biaya (Cooper dan Kapla n, 1991:269).
Asumsi kedua dari Activity Based Costing System adalah bahwa
produk menciptakan permintaan dan aktivitas. Tahap kedua dari Activity
Based Costing System yaitu membebankan biaya aktivitas ke produk
berdasarkan konsumsi atau permintaan produk individual akan masingmasing aktivitas (Cooper dan Kaplan, 1991:269).
Berikut ini bagan proses pengalokasian biaya ke produk pada kedua
sistem biaya yaitu tradisional dan Activity Based Costing System
(Supriyono, 1994:663).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Biaya-biaya
listrik & energi
Biaya-biaya
pemakaian ruangan
Biaya-biaya kerja
tdk langsung
Biaya
overhead
lain
Langkah 1
Biaya
pusat
Biaya
pusat
Pusat
biaya lain
Biaya
pusat
Langkah 2
Produk
1
langkah 1:
langkah 2:
Produk
2
Produk
3
Produk
lain
mengalokasikan biaya overhead ke pusat biaya
mangalokasikan biaya-biaya yang terjadi di pusat biaya ke
produk-produk
Gambar II.1 Proses Alokasi Dua Tahap Sistem Akuntansi Biaya Tradisional
Gambar II.1 menunjukkan aliran biaya overhead ke produk dalam
sistem alokasi dua tahap tradisional.
Pada tahap I biaya overhead
dibebankan ke pusat biaya dan ke pusat biaya.
Pada tahap II biaya
overhead yang telah dikumpulkan dalm pusat-pusat biaya dialokasikan ke
produk menggunakan pemacu yang berbasis pada unit produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Biaya
listrik
Biaya
pemeliharaan
mesin
Biaya
inpeksi
Biaya persiapan
produksi (set up)
Biaya
perekayasaan
Cost pool
Cost pool
Cost pool
Produk
1
Produk
2
Produk
3
Gambar II.2
Prosedur Pembebanan Biaya Overhead Dua Tahap Sistem
Penentuan Harga Pokok Berbasis Aktivitas.
Gambar II.2 menunjukkan aliran biaya overhead ke produk dalam
sistem alokasi berdasarkan sisitem ABC. Pada tahap I ini sumber daya
pendukung (dalam hal ini BOP) dibebankan ke aktivitas-aktivitas,
kemudian biaya aktivitas-aktivitas tersebut dikelompokkan ke beberapa
cost
pool
(pengelompokkan
biaya
yang
homogen).
Setelah
pengelompokkan biaya ditentukan, kemudian dapat dihitung suatu tarif
untuk masing- masing pool. Tarif dihitung dengan cara membagi jumlah
semua biaya di dalam cost pool dengan suatu ukuran aktivitas yang
dilakukan. Tarif pool jug berarti biaya per unit pemicu biaya. Pada tahap
II biaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi atau
permintaan aktivitas ke produk. Jadi dalam hal ini biaya-biaya tiap pool
aktivitas ditelusur ke produk dengan menggunakan tarif pool dan ukuran
besarnya sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap produk.
Ukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
besarnya sumber daya tersebut adalah penyederhanaan dari kuantitas
pemacu biaya yang dikonsumsi oleh tiap produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan
objek tertentu yaitu, mengenai Evaluasi Penentuan Harga Pokok Produk
Berdasarkan Activity Based Costing System yang dilaksanakan di perusahaan.
Data yang diperoleh dianalisis dan diambil kesimpulan. Kesimpulan yang
diperoleh dari analisis tersebut hanya berlaku bagi perusahaan yang
bersangkutan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan kosmetik PT
COSMAR, di Jl. Pulo Buaran III Blok R No.2, Pulogadung, Jakarta
Timur.
2.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah bulan Januari sampai dengan Februari 2007.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang terkait langsung dengan
proses produksi, yaitu:
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
a. Kepala Bagian Akuntansi
b. Kepala Bagian Produksi
c. PPIC
D. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah proses produksi berupa Lip Gloss Kluge Purple
LGK5N, Two Way Cake Godet Light Yellow, dan Mascara Hitam yang
dilakukan dalam pembuatan produk yang nantinya akan digunakan untuk
membentuk harga pokok produk.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Merupakan cara mengumpulkan data dengan melihat data perusahaan
yang diteliti kemudian menyalin untuk memperoleh data, catatan dan
arsip-arsip yang mendukung. Dalam hal ini informasi yang didapat berupa
data sejarah perusahaan, jenis produksi tahun 2006, data biaya bahan baku,
data biaya tenaga kerja langsung, data kuantitas pemicu biaya, dan data
biaya overhead pabrik.
2. Observasi
Merupakan pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap objek penelitian dengan maksud untuk mendapatkan
gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi.
3. Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Merupakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi secara
langsung dari bagian-bagian perusahaan yang berwenang.
F. Teknik Analisis Data
1. Untuk menjawab masalah yang pertama maka cara yang perlu dilakukan
adalah
dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan
penyusunan harga pokok produk.
2. Untuk menjawab masalah yang kedua, cara yang perlu dilakukan antara
lain:
a. Mengidentifikasi syarat-syarat penerapan metode Activity Based
Costing System menurut kajian teori. Adapun syarat-syaratnya adalah:
1) Diversitas produk perusahaan cukup tinggi
2) Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat
3) Biaya pengukuran dapat dikatakan rendah
b. Mengidentifikasi kondisi perusahaan yang berkaitan dengan syaratsyarat yang telah ditetapkan menurut kajian teori
c. Melakukan analisis untuk mengambil kesimpulan, apakah kondisi
perusahaan bisa untuk penerapan metode Activity Based Costing
System.
3. Untuk menjawab masalah ketiga maka dilakukan langkah- langkah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
a. Menyajikan laporan perhitungan harga pokok produk yang ditentukan
perusahaan
b. Menghitung harga pokok produk berdasarkan Activity Based Costing
System dengan urutan sebagai berikut:
1) Mengklasifikasikan biaya overhead menurut aktivitasnya.
2) Menghitung biaya overhead pabrik per unit berdasarkan Activity
Based Costing System, dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a) Identifikasi aktivitas-aktivitas perusahaan. Aktivitas-aktivitas
tersebut digolongkan ke dalam 4 golongan, yaitu aktivitas
tingkat unit, batch, produk dan fasilitas.
b) Menentukan cost pool dan cost driver untuk setiap aktivitas
yang sudah diidentifikasi pada langkah (a).
c) Menentukan cost pool rate, yaitu dengan cara membagi biaya
dari setiap aktivitas dengan total cost driver yang dikonsumsi
oleh masing- masing aktivitas.
c. Menghitung harga pokok per unit dengan cara menjumlahkan biaya
bahan baku per unit, biaya tenaga kerja langsung per unit, dan biaya
overhead pabrik per unit yang sudah di hitung dalam langkah (1) dan
langkah (2).
d. Membebankan tarif kelompok berdasar cost driver yang digunakan
untuk menghitung biaya overhead yang dibebankan.
e. Menyusun perhitungan harga pokok produksi menurut ABC System.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
f. Membandingkan besarnya harga pokok produk yang ditentukan oleh
perusahaan dengan harga pokok produk berdasarkan ABC System
sehingga dapat diketahui selisihnya (lebih besar atau lebih kecil).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT
COSMAR
(Cosmetics
Contract
Manufacturing)
merupakan
perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang kosmetik yang beralamat
di BPSP Kawasan Industri Pulo Gadung, Blok R1 Jakarta Timur, dengan luas
area 1200 m2. Lantai atas digunakan sebagai Office, Laboratorium R & D,
Meetingroom, Showroom, dan Warehouse,
sedangkan lantai bawah
digunakan sebagai ruang produksi (Decorative, Liquid, Packaging, dll).
PT COSMAR didirikan berdasarkan atas akte notaris Antoni Halim No.
13 Tanggal 13 Maret 2003 dengan ijin BKPMA (Badan Koordinasi
Penanaman Modal Asing) No. 149/I/PMA/2003 dan ijin produksi dari
Departemen Kesehatan.
PT COSMAR adalah Penanaman Modal Asing yang didirikan oleh tiga
orang yang merupakan perluasan bisnis dari PT DWIPARDI (DP) dan
DWIPAR LOKA AYU (DLA) yang ingin mengembangkan bisnis kosmetik
dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.
Dalam
melaksanakan
kegiatan
operasionalnya
PT
COSMAR
memproduksi berdasarkan pesanan (make to order) yang datang dari
perusahaan-perusahaan kosmetik yang mempunyai merek ternama seperti
Sinzhui, Sophie Martin, Martina Berto, dll. Selain menerima pesanan dari
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
perusahaan kosmetik, PT COSMAR juga menerima pesanan yang datang dari
perusahaan penerbangan, perhotelan, multi level marketing (MLM), dll.
Sampai saat ini PT COSMAR sudah beroperasi hampir 4 (empat) tahun
dengan perkembangan yang cukup pesat. Produk yang dihasilkan meliputi
dekoratif kosmetik seperti Lipstick, Two Way Cake, Compact Powder, Blush
On, Eye Shadow, Mascara, serta produk perawatan kulit dalam bentuk press
dan Loose Powder, pasta, batangan, cream, lotion, cair dan gel.
Raw Material yang digunakan dalam pembuatan formula dan bahan jadi
hampir 90% dipasok dari DLA dan DP yang diimpor langsung dari Jepang,
Jerman dan Amerika. Perusahan-perusahaan besar yang juga memasok raw
material dari DLA dan DP yaitu perusahaan Martina Berto, AVON, Ultima,
Mandom, Loreal, dll.
Saat ini PT COSMAR telah melayani dan menjadi pemasok tetap bagi
perusahaan-perusahaan kosmetik terkemuka seperti PT Bina Karya Prima
(produsen sabun Sinzhui dan minyak goreng Tropikal ), Mandom Indonesia,
Martina Berto (Martha Tilaar Group), Splash (skin white-Extraderm). Kini
PT COSMAR juga sedang menjajaki kerjasama bisnis dengan AVON,
BARBIE, dll.
PT COSMAR memiliki Apoteker yang kompeten yang merupakan
lulusan dari Universitas terkemuka. Formulator sudah memiliki pengalaman
dalam membuat formulasi bahan. Selain itu PT COSMAR juga mempunyai
konsultan yang telah memiliki pengalaman dalam bidang kosmetik dan yang
telah membesarkan perusahaan kosmetik seperti Estee Lauder dan AVON.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Konsultan ini merupakan salah satu fasilitas yang diperoleh dari Pemerintah
Belanda. Konsultan ini bernama Nobert Haans dan berasal dari Belgia.
Dalam menghadapi era globalisasi dimana persaingan antar perusahaan
industri semakin ketat, maka PT COSMAR berupaya untuk terus
meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkannya yaitu dengan
menerapkan sistem manajemen yang mengacu pada Standar ISO 9001:2000
sehingga kualitas produk yang dihasilkan tidak hanya diakui di dalam negeri
tetapi juga di dunia internasional.
B. Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahaan yaitu menjadi pemimpin dalam private label dan mutu
di industri Cosmetics Contract Manufacturing di Indonesia dan dunia
Internasional.
Sedangkan
misi
perusahaan
yaitu
mengembangkan,
memproduksi, dan memasarkan produk-produk yang berkualitas, serta
memberikan pelayanan-pelayanan dengan mutu tinggi untuk mewujudkan
kepuasan pelanggan.
C. Kualitas Komitmen Perusahaan
Untuk terus mewujudkan visi menjadi pemimpin dalam private label
dan cosmetics contract manufacturing, pencarian mutu, maka langkah- langkah
yang dilakukan PT COSMAR yaitu:
1. Akan selalu menekankan kesadaran akan mutu yang baik dan
keuntungannya kepada para pelanggannya dan para karyawannya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Memberikan 100% kepuasan pelanggan dengan menyediakan produkproduk dan pelayanan-pelayanan yang bermutu yang didapat dari
kerjasama internal maupun eksternal dan peningkatan mutu produk dan
pelayanan secara terus- menerus;
3. Bekerja sekali benar dan memberikan wewenang kepada karyawan untuk
menampilkan kemampuan terbaik mereka dalam memberikan tingkat
pelayanan bermutu tinggi;
4. Menerapkan metode SMART yaitu Specific, Measurable, Achievable,
Rational,dan Timely.
D. Sumber Daya Manusia
Karyawan yang bekerja di PT COSMAR merupakan karyawan pilihan
yaitu operator mesin minimal SMU dan staff minimal S1 dan berasal dari
universitas terkemuka. Plant Manager PT COSMAR sebelumnya adalah
Plant Manager PT ROSCH (pabrik obat) dan PT CEMPAKA (MARTINA
BERTO Group). R & D manager mampunyai pengalaman di bidang kosmetik
yang sebelumnya adalah R & D PT CEMPAKA. PT COSMAR menggunakan
tenaga kerja harian yang telah berpengalaman di bidang kosmetik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
E. Struktur Organisasi
PT COSMAR dipimpin oleh seorang General Manager yang
membawahi 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Commercial support, membawahi 3 (tiga) bagian operasional, yaitu:
1) Purchasing, yang melakukan kegiatan pembelian bahan-bahan
produksi dan barang-barang yang mendukung proses produksi dan
juga merupakan departemen yang mendukung mutu.
2) PPIC (Planning Process Inventory Control), yang melakukan kegiatan
perencanaan produksi, perencanan proses, penyediaan persediaan dan
merupakan departemen yang mendukung mutu.
3) Administrasi Support, yang melakukan kegiatan administrasi untuk
menunjang kegiatan di bagian Purchasing dan PPIC.
2. Plant Support, membawahi 5 (lima) bagian operasional, yaitu:
1) R & D (Research and Development), yang merupakan bagian yang
membuat formula kosmetik yang akan dihasilkan dan bagian ini juga
merupakan salah satu departemen yang mendukung mutu.
2) Production, merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan proses produksi dan merupakan departemen yang
melaksanakan mutu terhadap produk.
3) QA (Quality Assurance) & QC (Quality Control), merupakan
departemen yang memverifikasi mutu atau mengawasi kualitas produk
yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4) Warehouse, merupakan bagian yang mengontrol ketersediaan dan
keluar masuknya barang dari gudang dan merupakan satu departemen
yang mendukung mutu.
5) Maintenance & General Affairs, merupakan bagian yang melakukan
pengawasan dan pemeliharaan terhadap fasilitas produksi seperti mesin
untuk produksi dan alat-alat lainnya.
3. Business Support, membawahi 5 (lima) bagian, yaitu:
1) Finance & Accounting
2) HRD Departement
3) Legal & External Relationship
4) IT (Information Technology)
5) General Affair
4. Business Support, membawahi 2 (dua) bagian operasional, yaitu:
1) Sales & Marketing
2) New Business
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Struktur Organisasi PT COSMAR
General Manager
Plant Manager
Plant Adm.
support staff
R & D Dept.
Head
Production
Dept.
Business Support
PPIC
staff
Finance
Dept. Head
QA/QC Dept.
Head
Engineering Dept.
Head
Business Development
Purchasing
staff
GA
Dept. Head
Marketing & Sales
Dept. Head
Warehouse
Dept.
Gambar IV.1
Struktur Organisasi PT Cosmar
Sumber: PT COSMAR
Berikut ini akandijabarkan mengenai struktur organisasi PT COSMAR.
1. Plant Manager (Manager Perusahaan)
Manager perusahan mengatur dan mengawasi semua aspek teknis,
ekonomi, dan administrasi agarproduksi dapat terlaksana secara efisien
dan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang telah ditetapkan. Manager
perusahaan di PT COSMAR juga mangkoordinir departemen-departemen
yang ada di bawah tanggung jawabnya yaitu Quality Control, Quality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Assurance, R & D, produksi (proses dan kemas), gudang raw material
(PM), packaging material (PM), dan teknik.
Uraian tugas dan tanggung jawab Manager Perusahaan sebagai
berikut:
1) Mengatur dan mengawasi semua kegiatan departemen dibawahnya.
2) Membina dan memberikan pengarahan kepada semua bagian yang ada
di bawah tanggung jawabnya.
3) Merangkap sebagai QMR oleh ISO 9001:2000.
4) Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan di pabrik dan membantu
menyelesaikan masalah karyawannya.
5) Mengusahakan karyawan untuk selalu meningkatkan SDM karyawan
di bawah tanggung jawabnya.
6) Setiap bulan melaporkan laporan hasil produksi kepada Direktur
perusahaan.
7) Memikirkan keselamatan kerja karyawan.
8) Mengusahakan
karyawan
agar
bekerja
produktif,
mengurangi
pemborosan, menjaga mutu produk tetap konsisten.
9) Bersama anak buahnya mentaati peraturan-peraturan yang ada di
perusahaan.
10) Bertanggung jawab atas kedisiplinan karyawan.
11) Memberikan penilaian tahunan kepada prestasi kerja karyawan secara
langsung, mengusulkan mutasi, demosi, dan kenaikan gaji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Quality Control (Departemen Pengawasan Mutu)
Departemen pengawasan mutu dipimpin oleh seorang kepala yang
bertanggung jawab agar mutu kosmetik yang dihasilkan memenuhi syarat
yang telah ditentukan.
Dengan tugas utama meluluskan atau menolak
bahan baku, produk ruahan (bulk), produk setengah jadi, produk jadi,
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, menangani keluhan
konsumen, mengevaluasi stabilitas produk existing melalui retained
sample.
Berikut ini tugas dan tanggung jawab dari Departemen Pengawasan
Mutu:
1) Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan semua tugas di Departemen
Pengawasan Mutu.
2) Bertanggung jawab atas analisa dan keputusan untuk meluluskan atau
menolak hasil pemeriksaan mutu bahan baku, bahan kemas, produk
antara, produk ruahan (bulk), produk setengah jadi, produk jadi sesuai
prosedur dan metode yang disetujui.
3) Bersama-sama dengan R & D dan produksi bertanggung jawab pada
trial produksi agar berjalan dengan baik.
4) Menjawab keluhan konsumen, mengevaluasi surat keluhan produk dari
konsumen.
5) Jika ada kegagalan bagian produksi mendiskusikannya dengan
manager produksiatau manager perusahaan.
6) Sebagai penanggung jawab dari segi perintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
7) Bertanggung jawab terhadap alat-alat analisa agar digunakan dengan
benar, dijaga dan dikalibrasi.
8) Bertanggung jawab untuk pelatihan karyawan QC (terutama karyawan
baru) dan evaluasi tahunan atas semua karyawan yang ada
dibawahnya.
9) Membuat laporan bulanan.
10) Membuat anggaran tahunan departemen QC.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh departemen QC adalah pemeriksaan
barang datang, pemeriksaan saat proses (in process control), pemeriksaan
barang jadi (finished goods).
1. Pemeriksaan barang datang
a) Pemeriksaan bahan baku (raw material/RM)
Pemeriksaan bahan baku di dahului dengan sampling bahan
baku yang baru datang, sampling dilakukan oleh staff QC yang
bertugas untuk memeriksa bahan baku,
sampling dilakukan
langsung dari tempat sampling yang ada di dalam gudang raw
material. Setiap bahan yang datang biasanya disertai oleh adanya
certificate of analysis, sehingga bisa diputuskan berdasarkan hasil
analisa apakah bahan baku tersebut diluluskan atau ditolak.
Untuk memeriksa apakah bahan baku dari pihak gudang harus
memberikan form permintaan pemeriksaan barang secara tertulis.
Form tersebut terdiri dari 4 (empat) lembar, warna putih untuk QC,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
warna merah untuk finance, warna kuning
untuk gudang, dan
warna biru untuk purchasing.
b) Pemeriksaan barang kemas (packaging material/PM)
Pemeriksaan barang kemas dilakukan oleh staff QC yang
ditunjuk oleh kepala departemen QC untuk memeriksa setiap
barang kemas yang datang. Pemeriksaan barang kemas dilakukan
dengan melihat bentuk, uk uran, spesifikasi kemudian dibandingkan
dengan standar dari supplier.
Jika dalam sampling setelah diperiksa ditemukan ada yang
cacat atau rusak atau juga tidak sesuai dengan standar, maka
barang kemas tersebut harus di reject. Jumlah barang yang boleh
di reject dan diluluskan harus sesuai dengan tebel militarry standar
(normal inspection-single sampling).
2. Pemeriksaan saat proses (in process control)
Pemeriksaan saat proses dilakukan pada saat produksi dengan
membawa sampel produksi dan catatan batch records untuk dianalisa
oleh staff QC apakah proses produksi tersebut bisa dilanjutkan ke
proses
filling
atau
pengisian
kedalam
kemasan
ada
proses
penambahan.
3. Pemeriksaan barang jadi (finished goods)
Pemeriksaan barang jadi biasanya dilakukan pada saat pengisian
dan proses kemas akhir. Biasanya yang diperiksa adalah kelengkapan
dari kemasan primer, apakah pemasangan label sudah benar, nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
CD-nya, expired date dan nomor batchnya. Jika tidak ada kesalahan,
maka barang jadi atau finished goods siap untuk dimasukkan ke dalam
master box dan siap untuk dirim kepada pelanggan.
3. Departemen Produksi
Proses pembuatan produk ini masih memastikan bahwa produk yang
dibuat adalah sesuai dengan persyaratan dan permintaan dari pelanggan.
Dalam hal ini yang telah ditunju sebagai penanggung jawab agar proses
pembuatan kosmetik dapat berjalan dengan bak dan mempunyai
wewenang untuk menyempurnakannya adalah Kepala Departemen
Produksi. Adapun sumber daya manusia yang ada di departemen ini dapat
dilihat dalam bagan orga nisasi sebagai berikut:
Kepala Departemen Produksi
Supervisor Proses
Supervisor Kemas
Operator-operator
Line Leader
Petugas Kemas
Gambar IV.2
Struktur Organisasi Departemen Produksi
Sumber: PT COSMAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pernyataan kebijakan proses pembuatan produk adalah sebagai berikut:
1) Memastikan
bahwa
proses
produksi
terkontrol
sesuai
dan
menghasilkan produk sesuai spesifikasi yang diharapkan, maka proses
produksi berjalan mengikuti Lembar Petunjuk Proses (LPP) dan
hasilnya diperiksa oleh departemen QC.
2) Memastikan bahwa proses pengemasan berjalan sehingga memenuhi
spesifikasi maka pengemasan dilakukan mengikuti Lembar Petunjuk
Kemas (LPK) dan hasilnya diperiksa oleh departemen QC.
3) Memastikan bahwa pengisian godet sesuai spesifikasi, maka selama
proses pencetakan / pengisian godet dilakukan pengontrolan secara
periodik dan melalui pemeriksaan oleh departemen QC.
Proses produksi yang dilakukan di departemen produksi adalah
produksi jadi, produksi setelah jadi dan proses kemasan.
Ikhtisar pekerjaan dari kepala Departemen Produksi adalah bahwa
produk yang sudah direncanakan dapat dibuat dengan cara yang efisien
dan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang ditetapkan.
Uraian tugas dan tanggung jawab kepala Departemen Produksi adalah
sebagai berikut:
1) Melakukan prosedur-prosedur dan instruksi kerja untuk produksi
sesuai dengan ISO 9001:2000.
2) Bertanggung jawab atas kedisiplinan kerja anak buahnya.
3) Memberikan sanksi lisan maupun tulisan kepada anak buahnya yang
melakukan kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
4) Memberikan motivasi dan dorongan bagi anak buahnya untuk bekerja
lebih baik.
5) Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan seksi dibawahnya yaitu
bagian proses dan kemas.
6) Mengusahakan pemenuhan rencana produksi dengan optimal dengan
mengingat akan produktivitas dan mutu.
7) Membantu maintenance untuk terlaksananya preventive maintenance.
8) Memperhatikankeselamatan kerja karyawan yang ada di bawah
tanggung jawabnya.
9) Bersama dengan QC dan R & D bertanggung jawab terhadap trial
produksi.
10) Mengatur dan melaksanakan pengawasan agar semua prosedur dan
laporan produksi dilaksanakan sebagaimana mestinya dan tepat pada
waktunya.
Tugas kepala Departemen Produksi di bantu oleh dua supervisor yaitu
supervisor proses dan supervisor kemas. Sedangkan tanggung jawab dari
supervisor kemas produksi yaitu:
1) Melakukan proses kemas sesuai dengan prosedur-prosedur kerja yang
sudah ada.
2) Mengatur para petugas kemas secara efektif, efisien dan menangani
masalah teknis proses pengemasan.
3) Memonitor sasaran mutu kemas dengan memberikan motivasi kepada
anak buahnya untuk bekerja lebih baik atau dengan sekali benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
4) Mengatur ketertiban atau disiplin bawahan dan menjaga suasana kerja
yang baik.
5) Menjaga kebersihan peralatan kemas dan tempat kerja.
6) Melakukan koordinasi yang baik dengan gudang dalam permintaan
dan pengembalian barang yang akan dipakai dalam proses kemasan.
7) Melakukan koordinasi dengan bagian QC terhadap produk yang
dikemas.
Berikut adalah uraian tugas dan tanggung jawab dari supervisor proses
produksi:
1) Mengatur dan menjamin bahwa produk dibuat sesuai dengan LPP yang
benar dan sesuai jadwal.
2) Menjamin bahwa semua mesin dan peralatan selalu dalam keadaan
siap pakai, bersih dan kondisinya baik.
3) Menjaga dan memelihara kebersihan mesin atau perlatan dan area
kerja
4) Menjaga disiplin kerja anak buahnya, lingkungan kerja yang nyaman
dan membantu anak buah bila ada kesalahan teknis.
5) Mengatur tugas operator dengan efektif, efisien dan mengatasi teknis
dalam produksi.
6) Memeriksa dan mengisi dengan benar LPP.
7) Mengusulkan pembelian peralatan yang dibutuhkan.
8) Menilai prestasi kerja anak buahnya dan menyiapkan laporan bulanan.
9) Membantu manager produksi dalam mencapai sasaran mutu ISO 9001.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4. Departemen Research and Development (R & D)
Departemen R & D merupakan departemen yang melakukan penelitian
dan pengembangan formula sediaan kosmetik yang dipesan oleh
pelanggan melalui marketing.
Untuk memastikan bahwa proses
pengembangan formula ini ditangani dengan baik maka kepala departemen
R & D yang bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk
menyempurnakannya.
Pernyataan kebijakan proses pengembangan atau design formula
sebagai berikut:
1) untuk memastikan bahwa pengembangan produk dapat berjalan
dengan baik, maka setelah Product Development Request (PDR)
diterima dari marketing R & D mulai melakukan tindakan proses
selanjutnya.
2) untuk memastikan bahwa pengembangan produk baru sesuai dengan
keinginan pelanggan dan produk terjamin kestabilannya, maka R & D
antara lain melakukan penelusuran pustaka, trial laboratorium, serta
melakukan uji stabilitas.
3) untuk memastikan bahwa setiap perubahan design formula dilakukan
dengan baik, maka R & D antara lain melakukan trial laboratorium, uji
stabilitas, uji panel, dan apabila diterima, maka R & D menyiapkan
administrasi yang diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
4) untuk memastikan bahwa setiap produk mempunyai master formula,
maka R & D menyiapkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
produk tersebut (MC, LPK, LPP) untuk persiapan produksi.
5) untuk memastikan bahwa trial produksi dapat berjalan dengan lancar,
maka R & D melakukan pengalihan skala laboratorium ke skala
produksi.
Ikhtisar atau ringkasan kerja dari kepala departemen R & D adalah
memimpin R & D dengan target menghasilkan produk baru yang bermutu,
stabil sesuai dengan yang dikehendaki pelanggan melalui marketing dan
produk baru tersebut mempunyai harga yang bisa diterima juga oleh
pelanggan.
Uraian tugas dan tanggung jawab kepala departemen R & D adalah
sebagai berikut:
1) melakukan tugas-tugas supaya sasaran mutu tercapai
2) bertanggung jawab bahwa prosedur-prosedur ISO untuk R & D
dijalankan
3) dari masukan QC atau pelanggan, memperbaiki produk-produk
existing yang kurang bermutu dan memperbaiki stabilitas produk
4) memimpin R & D untuk menjadi pemimpin trial produksi
Tugas dari kepala departemen R & D dibantu oleh beberapa staff R &
D yang masing- masing bertanggung jawab atas formulasi sediaan
kosmetik. Adapun staff dari kepala depeartemen R & D terdiri dari 3
(tiga) formulator dengan tiap formulator mempunyai 1 (satu) asisten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Formlator tersebut adalah formulator bagian dry yang bertanggung jawab
atas formula compact powder, two way cake, eye shadow,dan blush on,
yang kedua adalah formulator bagian lipstick cair maupun padat, formula
seperti hand body lotion, shampoo, body cologne, masker, sabun
antiseptik, dan lain- lain.
5. Departemen Warehouse atau Gudang
Departemen gudang mempunyai fungsi utama adalah menerima,
menyimpan, dan mengirim barang dari pelanggan yang satu ke pelanggan
yang lain sesuai permintaan pelanggan atau juga permintaan dari
marketing.
Gudang yang ada di PT COSMAR dibagimenjadi 4 (empat) bagian
yaitu gudang raw material atau bahan baku, gudang bahan kemas, gudang
ATK atau barang-barang administrasi dan gudang bahan jadi. Untuk
memperlancar kerja dari departemen gudang, maka gudang di kepalai oleh
satu orang kepala gudang dengan dibantu oleh beberapa staffnya.
Adapun ikhtisar pekerjaan dari kepala gudang adalah mengatur
kebersihan gudang bahan baku, gudang bahan kemas, gudang ATK dan
juga gudang finish goods dari segi mutu dan kuantitas.
Uraian tugas dan tanggung jawab kepala gudang adalah sebagai
berikut:
1) Melakukan prosedur atau instruksi kerja oleh gudang RM / PM sesuai
dengan standar ISO 9001:2000
2) Melakukan tugas-tugas tercantum pada sasaran mutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3) Menjaga disiplin kerja semua karyawan
4) Menjaga keselamatan kerja anak buahnya
5) Menaga agar tidak ada kesalahan dalam penimbangan bahan baku
6) Berusaha mensupply bahan baku dan bahan kemas sebaik-baiknya agar
proses produksi dan proses kemas berjalan lancar
7) Memberikan penilaian tahunan atas prestasi kerja anak buahnya,
mengusulkan mutasi, demosi atau mengusulkan kenaikan gaji anak
buahnya
8) Memberikan sanksi lisan maupun tulisan kepada anak buahnya yang
berbuat kesalahan, besar kecilnya sanksi tergantung pada kesalahan
yang dibuat
9) Mengusahakan perbaikan-perbaikan terus menerus dibidangnya untuk
kepentingan perusahaan
10) Dapat bekerja sama dengan bagian yang lainnya
11) Mengontrol bahwa prosedur-prosedur dan instruksi kerja ISO 9001,
CPKB (cara pembuatan kosmetik yang baik) yang berhubungan
dengan gudang raw material atau packaging material berjalan dengan
baik
12) Mengusahakan perbedaan antara stock fisik RM / PM dengan
komputer dibawah limit yang sudah ditentukan
13) Mengusahakan peningkatan sumber daya manusia gudang RM / PM
dengan melakukan training-training
14) Menjaga mutu dari PM / RM yang disimpan tiap bagian gudang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
15) Memonitor dan memberikan data analisa ulang bahan baku kepada QC
16) Tugas dan tanggung jawab yang lain yang tidak dapat disebutkansatu
peratu di job description ini yang ada kaitannya dengan PM / RM,
dengan sendir inya menjadi tanggung jawabnya
6. Departemen PPIC
Departemen PPIC
adalah departemen production planning and
inventory control, yaitu departemen yang mempunyai fungsi utama untuk
merencanakan semua produksi yang akan dilakukan di industri.
Perencanaan ini dari perencanaan produksi pembelian bahan-bahan baku,
perencanaan jadwal produksi sampai perencanaan pengiriman barang ke
pelanggan.
Ikhtisar pekerjaan dari PPIC adalah membuat rencana produksi dan
stock bahan baku kemudian mengontrol hasil produksi agar kinerja
produksi dan kinerja pengiriman dapat optimal.
Uraian tugas dan tanggung jawab dari kepala departemen PPIC adalah
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi order dari marketing
2) Mengalokasikan order ke mesin produksi yang tertuang dalam rencana
produksi agar mesin dapat berproduksi dengan efisien dan efektif
3) Mengidentifikasikan kebutuhan material bahan pembantu
4) Membuat jadwal stock dengan berkoordinasi dengan pihak pembelian
untuk memastikan semua kebutuhan material dapat terpenuhi secara
optimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
5) Mengontrol antara rencana-rencana diatas dengan realisasi
6) Mereview rencana-rencana apabila terjadi perbedaan dan secara aktif
berkoordinasi dengan marketing dan pembelian atas perubahan atau
hasil review dari rencana
7) Memberikan informasi tentang rencana yang selalu up to date kepada
marketing, produksi dan pembelian
8) Membuat laporan kepada direktur yang menjadi atasannya
7. Departemen Maintenance
Departemen maintenance dalam PT COSMAR bertanggung jawab
terhadap semua peralatan yang ada dalam perusahaan termasuk di
dalamnya adalah mesin- mesin, air, pemasangan pipa, dan lain- lain yang
berkaitan dengan kelancaran proses produksi di PT COSMAR.
Departemen maintenance bekerja memelihara mesin- mesin produksi
dengan cara mengontrol sesuai dengan jadwal yang telah dibuat
berdasarkan produksi yang sedang dijalankan.
Pengecekan terhadap
mesin- mesin sering juga dilakukan karena banyaknya pesanan yang
diterima oleh perusahaan sehingga mesinakan terus beroperasi, dan jika
tidak dilakukan pengecekan secara rutin dikhawatirkan mesin akan rusak
dan bisa mengakibatkan terhambatnya proses produksi.
Departemen maintenance bertanggung jawab langsung terhadap
Manager Plant di perusahaan, misalnya dalam hal pembelian mesin baru,
PT COSMAR akan melibatkan langsung kepala departemen maintenance
untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa supplier, dan supplier yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
telah didapatkan akan mempresentasikan peralatan yang akan dipesan oleh
pihak perusahaan, kemudian kepala departemen maintenance bersama
Manager Plant, Purchasing, secara internal akan bediskusi untuk
menentukan supplier
mana yang akan dipilih dengan berbagai
pertimbangan baik harga maupun kualitas peralatan yang akan dibeli.
Departemen Maintenance bekerja setelah mendapat laporan dari
departemen lain seperti departemen produksi, dengan mengisi form
permohonan bantuan teknis tentang mesin yang rusak dan perlu diperbaiki
dengan segera. Jika permohonan bersifat urgent atau sangat penting maka
departemen maintenance langsung meminta ke bagian finance atau
keuangan dengan persetujuan Manager Plant untuk membeli alat yang
dibutuhkan tanpa melalui departemen purchasing terlebih dahulu.
Departemen maintenance setiap bulannya membuat laporan kepada
Manager Plant sebagai atasannya secara langsung berupa maintenance
record tentang semua kegiatan yang dilakukan selama satu bulan, hal ini
memudahkan departemen maintenance menyusun dan menyiapkan
laporan apabila tiba saatnya departemen maintenance di audit oleh ISO
maupun tim audit CPKB, sehingga hal ini dapat digunakan unt uk
meningkatkan dan memperbaiki kualitas kerja semua departemen pada
umumnya dan departemen maintenance pada khususnya.
8. Business Development
Manager Business
Development
bertanggung jawab atas dua
departemen yaitu Departemen Marketing dan Departemen Purchasing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Kedua departemen ini merupakan awal dari terjadinya proses bisnis di PT
COSMAR.
1. Departemen Sales dan Marketing
Ikhtisar pekerjaan dari kepala departemen ini adalah mencari order,
merencanakan, dan mengawasi kegiatan pemasaran sesuai dengan
program dan kebijakan yang telah ditentukan.
Uraian tugas dan tanggung jawab kepala departemen sales dan
merketing adalah sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab atas keberhasilan atau tercapainya target
penjualan perusahaan (unit / Rp)
2) Senantiasa memelihara hubungan baik dengan pelanggan
3) Mengkoordinasikan
seluruh
kegiatan
departemen
marketing
(operasional dan administrasi)
4) Senantiasa memanfaatkan peluang untuk meningkatkan penjualan
(existing product / new product), mencari pesanan ke pelanggan
dengan membawa sampel produk
5) Mengantisipasi ancaman baik dari competitors (perusahaan lain /
saingan) maupun subtitusi produk
6) Membina kerjasama dengan departemen lain dalam rangka
pencapaian target perusahaan dengan peningkatan service terhadap
pelanggan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Departemen Pendukung
Departemen pendukung adalah departemen yang bertanggung
jawab atas semua pemesanan bahan yang berhubungan dengan
perusahaan, baik yang langsung berhubungan dengan proses produksi
maupun administrasi perusahaan.
Adapun ikhtisar pekerjaan dari kepala departemen purchasing
adalah bertujuan dalam pengadaan bahan baku dan bahan pembantu
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Sedangkan uraian
tugas dan tanggung jawab kepala departemen purchasing adalah
sebagai berikut:
1) Koordinasi intern maupun ekstern dalam pengadaan bahan lokal
maupun import
2) Negosiasi harga, jadwal pengiriman dan kuantitas
3) Evaluasi dan audit pemasok
4) Review purchase order
5) Korespondensi dengan supplier
F. Proses Pro duksi
PT COSMAR memproduksi beberapa jenis produk yaitu diantaranya yang
paling banyak diproduksi pada tahun 2006 adalah Lip Gloss Kluge Purple,
Two Way Cake, dan Mascara Hitam.
produksi produk jadi adalah sebagai berikut:
Adapun langkah-langkah proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
1. Menerima jadwal produksi dan MIS (Material Issue Slip) proses dari
PPIC.
2. Menyerahkan MIS Raw Material ke bagian gudang.
3. Melakukan penimbangan Raw Material berdasarkan MIS.
4. Melakukan pengecekan Raw Material yang telah ditimbang oleh pihak
gudang sebelum masuk ke produksi (harus ada 2 tanda tangan dari pihak
gudang pada label timbang), jumlah dan berat harus sama dengan MIS.
5. Melakukan proses produksi berdasarkan instruksi kerja proses produksi.
6. Menyerahkan semua dokumen proses, Form Permintaan Pemeriksaan QC
ke QC setelah proses produksi selesai dikerjakan.
7. Melakukan pemeriksaan produk WIP (work in process). Jika released QC
di pasang label diterima, jika ditolak maka dilakukan perbaikan/adjusment.
8. Memasukkan data hasil produk ruahan yang released QC ke sistem
accurate komputer.
9. Menerima jadwal kemas produksi dan MIS packaging material dari PPIC.
10. Menyerahkan MIS packaging material ke bagian gudang.
11. Menyiapkan komponen packaging material berdasarkan MIS packaging
material.
12. Melakukan serah terima packaging material.
13. Melakukan kemas produksi berdasarkan instruksi kerja produksi.
14. Menyerahkan semua dokumen kemas dan Form permintaan pemeriksaan
QC setelah kemas produksi selesai dikerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
15. Melakukan pemeriksaan produk jadi.
Jika released di pasang label
diterima, jika ditolak dilakukan perbaikan/kemas ulang.
16. Melakukan serah terima produk jadi yang released QC kepada petugas
gudang.
17. Melakukan rekonsiliasi penggunaan bulk dan bahan kemas, lalu
melakukan serah terima sisa bulk dan bahan kemas kepada petugas
gudang.
18. Memasukkan data hasil Finished Good ke dalam komputer.
19. Menistribusikan copy tanda terima Finished Good.
F. Waktu Kerja
PT COSMAR merupakan perusahaan manufaktur kosmetik yang
melakukan kegiatan operasionalnya berdasarkan pesanan (make to order).
Sistem kerjanya jika ada pesanan, maka perusahaan baru merekrut tenaga
kerja yang akan bekerja di bagian proses produksi dan para pekerja tersebut
hanya akan mendapat upah bila mereka dipekerjakan. PT COSMAR memulai
kegiatannya dari jam 08.00 sampai jam 17.00. Kegiatan ini berlangsung dari
hari Senin sampai dengan hari Jumat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Jam kerja karyawan PT COSMAR keseluruhan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.1
Jam Kerja Karyawan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Shift
I
Kegiatan
Bel masuk
Persiapan kerja dan setting mesin
Kerja
Break I
Kerja
Break II (Istirahat/makan siang)
Kerja
Break III
Kerja
Pulang
Sumber: PT COSMAR
Jam
07.45
07.45 - 08.00
08.00 - 09.45
09.45 - 10.00
10.00 - 12.00
12.00 - 13.00
13.00 - 15.45
15.45 - 16.00
16.00 - 17.00
17.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Februari
2007. PT Cosmar melakukan proses produksi berdasarkan pesanan. Analisis
yang dilakukan peneliti untuk menghitung harga pokok produk pada PT
Cosmar ini meliputi jenis produk yang dihasilkan pada Tahun 2006. Dalam
penelitian ini peneliti akan memberikan analisis serta perhitungan dengan
Sistem Konvensional dan Activity Based Costing System serta pembahasan
dari 3 (tiga) jenis produk yaitu Lip Gloss Kluge Purple LGK5N, Two Way
Cake (T/C) Godet Light Yellow, dan Mascara Hitam.
Berikut ini deskripsi data penelitian yang diperoleh yang berkaitan
dengan perhitungan harga pokok produk pada PT Cosmar.
1.
Jenis produksi dan Jumlah produksi
Jenis produksi dan jumlah produksi untuk produk Lip Gloss Kluge
Purple LGK5N, T/C Godet Light Yellow, dan Mascara Hitam adalah
sebagai berikut:
Tabel V.1
Jenis Produksi dan Jumlah Produksi PT COSMAR Tahun 2006
Jenis Produksi
Lip Gloss Kluge Purple LGK5N
Two Way Cake Godet Light Yellow
Mascara Hitam
Total Produksi
Sumber: PT COSMAR
63
Jumlah Produksi
25.000 pcs
35.500 pcs
25.000 pcs
85.500 pcs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2.
Biaya Produksi
Biaya produksi yang digunakan untuk memproduksi ketiga jenis
produk di atas adalah sebagai berikut:
a) Pemakaian Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan yang diolah menjadi produk
selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasi pada produk tertentu.
Banyaknya bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk
kosmetik berbeda-beda tergantung jenis yang akan diproduksi.
Tabel V.2
Pemakaian Bahan Baku
Jenis Produk
Lip Gloss Kluge Purple LGK5N
Two Way Cake Godet Light Yellow
Mascara Hitam
Total Biaya Bahan Baku
Jumlah Pemakaian
(Rp)
56.889.924
103.258.272
62.876.250
223.024.446
Sumber: PT COSMAR
b) Pemakaian Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan
kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan
pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan. Di perusahaan ini
jumlah tenaga kerja yang digunakan sangatlah terbatas, sehingga
setiap
produksi.
tenaga kerja memiliki tugas yang sama dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel V.3
Pemakaian Biaya Tenaga Kerja Langsung
Departemen
Pressing/Filling
Kemas
Total BTKL
Lip Gloss Kluge
Purple LGK5N
(Rp)
12.290.625
30.276.563
42.567.188
Two Way Cake
Light Yellow
(Rp)
18.492.500
37.260.000
55.752.500
Mascara
Hitam
(Rp)
26.603.059
34.350.165
60.953.224
Sumber: PT COSMAR
c) Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan biaya-biaya selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk
memproduksi suatu produk dalam suatu perusahaan.
Tabel V.4
Pemakaian BOP
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Elemen BOP
Bahan penolong:
Casing
Unit Box
Master Box
Sticker
Tinta Savven
Puff
PVC Sheet
Double Tape
Biaya Air
Biaya Telp, Fax, dan Telex
Biaya Internet
Depre. Mesin
Depre. Peralatan Kantor
Biaya Listrik
Konsumsi Karyawan
JAMSOSTEK
Gaji Keamanan
Upah tak langsung
Sewa Gedung
Asuransi Pabrik
Total BOP
Sumber: PT COSMAR
Perencanaan
Produksi (Rp)
Filling
(Rp)
Packing
(Rp)
Jumlah
(Rp)
15.901.594
11.078.996
10.838.806
22.558.898
17.474.360
17.518.040
1.640.448
10.858.000
55.043.036
50.296.000
3.449.571
216.657.749
16.262.232
15.449.581
22.436.134
9.674.520
11.540.065
11.578.285
410.112
48.162.657
42.884.000
3.018.375
181.415.961
2.033.880
3.621.120
2.328.700
3.037.800
2.952.320
3.105.000
3.375.000
6.376.000
16.622.870
15.269.750
25.609.034
1.451.780
19.671.475
19.698.775
205.056
34.401.898
42.884.000
2.155.982
204.800.440
2.033.880
3.621.120
2.328.700
3.037.800
2.952.320
3.105.000
3.375.000
6.376.000
48.786.696
81.798.327
10.838.806
48.045.168
33.685.198
48.685.900
48.795.100
4.101.120
10.858.000
137.607.591
136.064.000
8.623.928
602.874.150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3.
Kuantitas Pemicu Biaya
Untuk mendukung penerapan dan perhitungan ABC System
diperlukan data tambahan yaitu jumlah karyawan, jumlah Kwh
(pemakaian tenaga listrik), jumlah jam inspeksi, dan luas area pabrik
yang digunakan. Data tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel V.5
Data Kuantitas Pemicu Biaya
Keterangan
Jumlah
Karyawan
Jumlah Kwh
Lip Gloss
Kluge Purple
LGK5N
95
Two Way
Cake Godet
Light Yellow
95
Mascara
Hitam
Jumlah
95
285
4.335
4.335
4.330
13.000
1.920
1.263
1.325
4.508
400
400
400
1.200
Jumlah
Jam
Inspeksi
Luas
Area
Pabrik
Sumber: PT COSMAR
B. Analisis Data
a. Mengidentifikasi syarat-syarat penerapan ABC System menurut kajian
teori. Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:
1) Diversitas produk perusahaan cukup tinggi
Diversitas produk perusahaan cukup tinggi maksudnya bahwa
perusahaan memproduksi berbagai macam produk dan diproses dengan
menggunakan fasilitas yang sama. Dari hasil penelitian juga dapat
diketahui bahwa perusahaan memproduksi bermacam- macam produk
dan diproses dengan menggunakan fasilitas yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Jenis-jenis produk yang dihasilkan seperti Lipstick, Two Way Cake,
Compact Powder, Blush On, Eye Shadow, Mascara, Cat rambut,
Perume, Lotion, Hand Body Lotion, Lightening Facial Soap Balance,
Pearl Cream, Shower Gel, Hair Tonic, Nail Polish, Body Soap,
Shampoo, Conditioner Shampoo, Obat Jerawat, Masker Wajah,
Cream Crembath, serta produk perawatan kulit dalam bentuk press
dan Loose Powder, pasta, batangan, cream, lotion, cair dan gel.
Sistem produksi PT COSMAR berdasarkan pada pesanan, artinya
perusahaan akan berproduksi jika terdapat pesanan dari pemesan.
Dalam memproduksi seluruh jenis produk kosmetik, perusahaan
menggunakan 2 (dua) mesin filling dan mesin kemas. Mesin pressing
adalah mesin yang digunakan untuk memasukkan bahan kedalam
casing produk, sedangkan mesin kemas merupakan mesin pengemas
produk.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan
memiliki diversitas produk yang tinggi karena perusahaan ini
mempunyai
berbagai
jenis
produk
yang
dihasilkan
dengan
menggunakan mesin yang sama.
2) Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat
Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat maksudnya
bahwa, dalam perusahaan manufaktur banyak perusahaan yang
memproduksi produk yang sejenis dan berkualitas.
Semakin
banyaknya perusahaan sejenis tersebut, maka perusahan harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
berusaha bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar (Supriyono,
1994:664). Pesaing-pesaing PT COSMAR antara lain seperti PT I, PT
Ristra, PT Era Variasi, PT Malidas Sterilindo, PT Multi Sarana
Alamindo, PT Multi Elok Cosmetics, PT Orindo Alam Ayu, PT Vita
Pharm, PT Filma Utama Soap, PT La Tulipe Cosmetics, PT Konicare
Era Kosmetindo, PT Mahakam Beta Farma, PT Gloria Origitta
Cosmetics, PT Kao Indonesia, PT Procter & Gamble, dan lain- lain.
Dalam keadaan persaingan seperti ini akan menimbulkan masalah
yang berkaitan dengan harga pokok produk dan pengambilan
keputusan
manajemen
perusahaan.
Perusahaan
yang
dapat
menetapkan harga jual yang bersaing tanpa mengabaikan kualitas
produknya akan mampu merebut pangsa pasar yang ada. Selain itu
ketepatan dalan penentuan harga pokok produk membantu perusahaan
khususnya
dalam
pengambilan
keputusan
manajemen
seperti,
keputusan menghentikan produk, menaikkan harga jua l, bahkan
keputusan untuk menerima order pesanan.
3) Biaya pengukuran dapat dikatakan rendah
Biaya pengukuran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk menghasilkan informasi biaya produk yang digunakan oleh
perusahaan (Supriyono, 1994:665).
Sebelum menerapkan metode ABC, suatu perusahaan harus
melakukan analisis untuk mengetahui tingkat kesulitan memperoleh
informasi- informasi biaya produk yang diperlukan. Perusahaan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
harus memprediksikan manfaat yang akan diperoleh di masa yang akan
datang, jika menerapkan sistem ABC diperusahaannya.
Dalam
penerapan sistem ABC, perusahaan membutuhkan banyak informasi,
ketelitian biaya dan kerjasama dari semua pihak atau bagian. Apabila
metode ABC diyakini mampu memberikan nilai lebih bagi perusahaan,
maka keputusan untuk menerapkan sistem ABC dapat diterima.
Dalam perhitungan harga pokok produk dengan metode ABC
diperlukan informasi mengenai aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam
perusahaan dan jumlah sumber daya yang terjadi yang dikonsumsi
oleh setiap aktivitas dalam menghasilkan suatu produk, karena
semakin banyak informasi yang tersedia untuk penerapan sistem ABC,
maka akan mempermudah kerja tim perancang sistem ABC dan akan
menekankan biaya pengorbanan yang diperlukan.
b. Mengidentifikasi kondisi perusahaan yang berkaitan dengan syarat-syarat
yang telah ditetapkan.
Setelah mengidentifikasi kondisi perusahaan, maka langkah berikutnya
sebelum melakukan analisis yaitu membandingkan informasi yang
diperoleh dengan konsep teoritis yang telah diisyaratkan. Untuk itu akan
dibuat tabel perbandingan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel V.6
Perbandingan antara syarat-syarat ABC System dengan kondisi perusahaan
No.
Syarat-syarat
Penerapan
ABC System
1.
Diversitas produk
cukup tinggi
2.
Perusahaan
menghadapi
persaingan
cukup ketat
3.
yang
Biaya pengukuran
dikatakan rendah
Ukuran
Kondisi Perusahaan
Produk yang dihasilkan
perusahaan
beraneka
macam dan diproduksi
dengan mesin yang sama.
Hal ini menunjukkan
bahwa
diversitas
produknya cukup tinggi.
Perusahaan menghadapi
persaingan yang cukup
ketat, hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya
beberapa perusahaan yang
dianggap sebagai pesaing
utama.
Dalam
mengumpulkan
data mengenai aktivitas
yang digunakan tidak
membuat
perusahaan
mengalami
banyak
kesulitan.
Keterangan
Standar
Realita
Ada 15 macam
produk dengan
berbagai warna,
bentuk, dan rasa
Ada 22 macam
produk,
tiap
produk
terdiri
dari
berbagai
varian
(warna,
rasa,
dan
bentuk)
Perusahaan
memiliki
17
perusahaan yang
berada di Jakarta
dan luar Jakarta
Terpenuhi
Perusahaan
mengeluarkan
biaya produksi
sebesar
Rp
609.874.150,-
Terpenuhi
Sampai dengan
tahun
2005
perusahaan
memiliki
9
pesaing
yang
berada di Jakarta
Biaya
pengukuran Rp
939.050.150
Terpenuhi
c. Penyajian perhitungan harga pokok produk yang ditentukan perusahaan
1) Perhitungan harga pokok produk dengan Sistem Konvensional
PT COSMAR dalam menentukan harga pokok produksi adalah
dengan menggunakan sistem konvensional.
Pembebanan biaya
overhead pabrik menggunakan tarif tunggal berdasarkan jumlah unit
produksi, ya itu total biaya overhead dibagi dengan jumlah unit
produksi.
Perhitungan tarif overhead dengan tarif tunggal adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel V.7
Perhitungan Tarif BOP Tarif Tunggal
Keterangan
BOP Total
Jumlah Produksi
Tarif BOP / pcs
Jumlah (Rp)
602.874.150
85.500 pcs
7.051,16
Sumber: PT COSMAR
Berdasarkan unit overhead pabrik di atas, maka pembebanan biaya
overhead pada masing- masing produk adalah sebagai berikut:
Tabel V.8
Tabel Pembebanan BOP
Jenis Produksi
Lip Gloss Kluge Purple LGK5N
Two Way Cake Godet Light Yellow
Mascara Hitam
Total BOP
Tarif
(Rp)
7.051,16
7.051,16
7.051,16
Pembebanan
BOP
(Rp)
176.278.991
250.316.168
176.278.991
602.874.150
Setelah dilakukan pembebanan biaya overhead pabrik untuk
masing- masing produk, maka perhitungan harga pokok produk untuk
masing- masing produk dengan sistem konvensional adalah sebagai
berikut:
Tabel V.9
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Sistem Konvensional
Keterangan
Biaya Bahan Baku
BTKL
BOP
Biaya Produksi
Jumlah Produksi
Harga Pokok Produk/Pcs
Lip Gloss
Kluge Purple
LGK5N
(Rp
56.889.924
42.567.188
176.278.991
275.736.103
25.000 pcs
11.029,44
Two Way
Cake Godet
Light Yellow
(Rp)
103.258.272
55.752.500
250.316.168
409.326.939
35.500 pcs
11.530,34
Mascara
Hitam
(Rp)
62.876.250
60.953.224
176.278.991
300.108.465
25.000 pcs
12.004,34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2) Menghitung harga pokok produk dengan Activity Based Costing
System dengan urutan sebagai berikut:
1) Mengklasifikasi biaya overhead menurut aktivitasnya
Aktivitas produksi yang terjadi pada PT Cosmar dapat
digolongkan menjadi tiga level aktivitas, yaitu:
a) Aktivitas berlevel unit
Aktivitas ini meliputi aktivitas pemakaian bahan penolong,
aktivitas pemakaian air, aktivitas pemakaian telepon, Fax, dan
Telex, aktivitas pemakaian internet, depresiasi mesin, dan
depresiasi peralatan kantor. Ini terjadi berulang untuk setiap
unit produksi dan konsumsinya seiring dengan jumlah unit
yang diproduksi sehingga besarnya biaya aktivitas tersebut
terpenuhi oleh jumlah unit produksi.
b) Aktivitas berlevel batch
Aktivitas pada level ini adalah gaji keamanan dan upah tak
langsung. Aktivitas penyebab biaya ini terjadi berulang setiap
satu batch (kelompok) produk diproduksi. Tenaga kerja tak
langsung melakukan aktivitas inspeksi dan pengawasan untuk
setiap batch produk diproduksi.
c) Aktivitas berlevel fasilitas
Terdiri dari konsumsi karyawan, JAMSOSTEK, sewa gedung,
dan asuransi gedung. Aktivitas ini dimanfaatkan bersama oleh
berbagai jenis produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Data yang diperoleh dari PT COSMAR adalah data biaya
sesuai dengan asumsi ABC System
bahwa aktivitas yang
menyebabkan biaya, maka semua biaya tersebut merupakan biaya
dari aktivitas overhead yang terjadi untuk melakukan proses
produksi. Adapun penggerak dari masing- masing aktivitas dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
2) Menghitung biaya overhead pabrik per pieces berdasarkan ABC
System, dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a) Identifikasi aktivitas-aktivitas PT COSMAR.
Aktivitas-
aktivitas tersebut digolongkan ke dalam 3 (tiga) golongan,
yaitu aktivitas tingkat unit, batch, dan fasilitas.
b) Menentukan cost pool dan cost driver untuk setiap aktivitas
yang sudah diidentifikasi pada langkah (a).
c) Menentukan cost pool rate, yaitu dengan cara membagi biaya
dari setiap aktivitas dengan total cost driver yang dikonsumsi
oleh masing- masing aktivitas.
Tiga langkah diatas akan ditampilkan pada tabel V.10 s.d tabel
V.13 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel V.10
Cost Pool Homogen, Aktivitas Overhead, Cost Driver, dan Level Aktivitas
Kelompok
Biaya
Homogen
(Cost Pool
Homogen)
Pool 1
Pool 2
Pool 3
Pool 4
Pool 5
Aktivitas Overhead
Casing
Unit Box
Master Box
Sticker
Tinta Savven
Puff
PVC Sheet
Double Tape
Biaya Air
Biaya Telepon, Fax, Telex
Biaya Internet
Depresiasi Mesin
Depresiasi Peralatan Kantor
Biaya Listrik
Konsumsi Karyawan
JAMSOSTEK
Gaji Keamanan
Upah tak langsung
Sewa Gedung
Asuransi Pabrik
Cost Driver
Level
Aktivitas
Jumlah produksi
Jumlah produksi
Jumlah produksi
Jumlah produksi
Jumlah produksi
Jumlah produksi
Jumlah produksi
Jumlah produksi
Jumlah produksi
Jumlah produksi
Jumlah produksi
Jumlah produksi
Jumlah produksi
Jumlah KWh
Jumlah Karyawan
Jumlah Karyawan
Jam Inspeksi
Jam Inspeksi
Luas Area Pabrik
Luas Area Pabrik
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Fasilitas
Fasilitas
Batch
Batch
Fasilitas
Fasilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Penghitungan tarif kelompok (pool rate) ini terlihat pada tabel
V.11 sampai dengan V.13 berikut ini:
Tabel V.11
Pool Rate – Unit Level Activity
Keterangan
Biaya Bahan Penolong
Biaya Air
Biaya Telepon, Fax, dan Telex
Biaya Internet
Depresiasi Mesin
Depresiasi Peralatan Kantor
Kelompok biaya
(Cost Pool )
Pool 1
Jumlah Produksi
Pool Rate
Biaya Listrik
Jumlah KWh
Pool Rate
Pool 2
Jumlah
26.829.820
48.786.696
41.798.327
10.838.806
48.045.168
33.685.198
209.984.015
85.500
2.455,95
48685.900
13.000
3.745,07
Tabel V.12
Pool Rate – Batch Level Activity
Keterangan
Gaji Keamanan
Upah tak langsung
Cost Pool
Pool 3
Jam Inspeksi
Pool Rate
Jumlah
10.858.000
137.607.591
148.465.591
4.508
32.934
Tabel V.13
Pool Rate – Facility Level Acticity
Keterangan
Konsumsi Karyawan
JAMSOSTEK
Jumlah Karyawan
Pool Rate
Cost Pool
Pool 4
Jumlah
48.795.100
2.255.616
51.050.716
285
179.125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Sewa Gedung
Asuransi Pabrik
Pool 5
Luas Area Pabrik
Pool Rate
136.064.000
8.623.928
144.687.928
1200
120.573
Setelah mengetahui tarif kelompok biaya (pool rate) langkah
selanjutnya adalah melakukan pembebanan biaya overhead pada
masing- masing produk, yang dihitung dengan rumus: BOP dibebankan
tarif kelompok dikalikan dengan unit cost driver yang digunakan.
Proses dan hasil pembebanan biaya overhead pabrik pada masingmasing produk adalah sebagai berikut:
Tabel V.14
Proses Pembebanan BOP dengan ABC System
Level
Activity
Unit
Unit
Batch
Facility
Facility
Cost Driver
Proses Pembebanan
Jumlah
Produksi
25.000 x 2.455,95
35.500 x 2.455,95
25.000 x 2.455,95
4.335 x 3.745,07
4.335 x 3.745,07
4.330 x 3.475,07
1.920 x 32.934
1.263 x 32.934
1.325 x 32.934
95 x 179.125
95 x 179.125
95 x 179.125
400 x 120.573
400 x 120.573
400 x 120.573
Jumlah
Kwh
Jml Jam
Inspeksi
Jumlah
Karyawan
Luas Area
Pabrik
Pembebanan
Lip Gloss
LGK5N
61.398.835
T/C Godet
Light Yellow
Mascara
Hitam
87.186.345
61.398.835
16.234.875
16.234.875
16.216.150
63.232.095
41.595.395
43.637.291
17.016.905
17.016.905
17.016.905
48.229.309
48.229.309
206.112.829
210.262.830
48.229.309
186.498.490
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3) Menyusun perhitungan harga pokok produk berdasar ABC System
Setelah mengetahui hasil pembebanan BOP dari
masing-
masing produk dengan ABC System, maka kita dapat menghitung
harga pokok produk berdasarkan metode ABC. Berikut ini adalah
tabel perhitungan harga pokok produk masing- masing produk.
Tabel V.15
Perhitungan Harga Pokok Produk dengan ABC System
Keterangan
Biaya Bahan Baku
BTKL
BOP
Biaya Produksi
Jumlah Produksi
Harga Pokok Produk /Pcs
Lip Gloss
LGK5N
56.889.924
42.567.118
206.112.829
305.569.941
25.000
12.222,80
T/C Godet
Light Yellow
103.258.272
55.752.500
210.262.830
369.273.602
35.500
10.402,07
Mascara
Hitam
62.876.250
60.953.224
186.498.490
310.327.964
25.000
12.413,12
4. Membandingkan besarnya harga pokok produk yang ditentukan
oleh perusahaan dengan harga pokok produk yang telah dihitung
berdasarkan ABC System sehingga dapat diketahui selisihnya (lebih
besar atau lebih kecil).
Setelah biaya overhead pabrik dibebankan ke produk
berdasarkan aktivitas masing- masing, maka dapat dihitung harga
pokok produksi atas produk-produk tersebut. Harga pokok
produksi
menurut
ABC
System
dihitung
dengan
cara
menjumlahkan elemen harga pokok produksi yaitu biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhe ad pabrik yang
pembebanannya dihitung berdasarkan aktivitas masing- masing
produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perbandingan hasil perhitungan harga pokok produksi per
pieces antara sistem konvensional dengan ABC System terlihat
pada tabel V.16 berikut ini:
Tabel V.16
Perbandingan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi
antara Sistem Konvensional dengan ABC System
Jenis
Produksi
Lip Gloss
LGK5N
T/C Godet
Light Yellow
Mascara
Hitam
Sistem
Konvesional
(Rp)
(a)
11.029.44
Sistem
ABC
(Rp)
(b)
12.222,80
11.530,34
12.004.34
Selisih
(Rp)
(c) = a - b
(1.193,35)
Presentase
Selisih
(%)
(d) = c : a
(10,81)
Nilai
Kondisi
Undercosted
10.402,07
1.128,26
9,79
Overcosted
12.413,12
(408.78)
(3,41)
Undercosted
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisis data dan perbandingan perhitungan harga
pokok produk berdasarkan Sistem Konvensional dengan ABC System, maka
dapat diperoleh hasil penelitian antara lain:
1. Harga pokok produk untuk Lip Gloss Kluge Purple LGK5N yang dihitung
berdasarkan sistem konvensional menghasilkan harga pokok lebih rendah
sebesar Rp 11.029,44,-, bila dibandingkan dengan perhitungan ABC
System sebesar Rp 12.222,80,-, dan memiliki presentase selisih sebesar
10,81%. Selisih harga tersebut dinilai undercosted, karena harga pokok
produk yang dihitung dengan ABC System menghasilkan harga pokok
lebih besar, bila dibandingkan harga pokok yang dihitung dengan Sistem
Konvensional. Selisih ini terjadi karena dalam perhitungan ABC System
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
untuk pembebanan biaya overhead pabrik dikenakan cost driver yang
berbeda-beda. Pada produk Lip Gloss ini cost driver untuk jumlah jam
inspeksi yang dikonsumsi jumlahnya lebih tinggi, sehingga produk Lip
Gloss akan mendapat alokasi pembebanaan biaya overhead lebih besar
dari perhitungan Sistem Konvensional. Oleh karena itu perhitungan harga
pokok Sistem Konvensional untuk produk Lip Gloss sudah efisien.
2. Harga pokok produk untuk Two Way Cake Godet Light Yellow yang
dihitung berdasarkan sistem konvensional menghasilkan harga pokok
lebih tinggi sebesar Rp 11.530,34, bila dibandingkan dengan perhitungan
ABC System sebesar Rp 10.042,07 dan memiliki presentase selisih sebesar
9,79%. Selisih harga tersebut dinilai undercosted, karena harga pokok
produk yang dihitung dengan ABC System menghasilkan harga pokok
lebih besar, bila dibandingkan harga pokok yang dihitung dengan Sistem
Konvensional. Selisih ini terjadi karena dalam perhitungan ABC System
untuk pembebanan biaya overhead pabrik dikenakan cost driver yang
berbeda-beda. Pada produk Two Way Cake ini cost driver untuk jumlah
jam inspeksi yang dikons umsi jumlahnya lebih rendah, sehingga produk
Two Way Cake akan mendapat alokasi pembebanaan biaya overhead lebih
rendah dari
perhitungan Sistem Konvensional. Oleh karena itu
perhitungan harga pokok Sistem Konvensional untuk produk Two Way
Cake belum efisien.
3. Harga pokok produk untuk Mascara Hitam yang dihitung berdasarkan
sistem konvensional menghasilkan harga pokok yang rendah sebesar Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
12.004,34, bila dibandingkan dengan perhitungan ABC System sebesar Rp
12.413,12 dan memiliki presentase selisih sebesar 3,41%. Selisih harga
tersebut dinilai undercosted, karena harga pokok produk yang dihitung
dengan ABC System menghasilkan harga pokok lebih besar, bila
dibandingkan harga pokok yang dihitung dengan Sistem Konvensional.
Selisih ini terjadi karena dalam perhitungan ABC System untuk
pembebanan biaya overhead pabrik dikenakan cost driver yang berbedabeda. Pada produk Mascara Hitam ini cost driver untuk jumlah jam
inspeksi yang dikonsumsi jumlahnya lebih tinggi, sehingga produk
Mascara Hitam akan mendapat alokasi pembebanaan biaya overhead lebih
besar dari perhitungan Sistem Konvensional. Oleh karena itu perhitungan
harga pokok Sistem Konvensional untuk produk Mascara Hitam sudah
efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN,
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian dan analisis data, maka peneliti
menyimpulkan bahwa:
a. Untuk produk Lip Gloss Kluge Purple LGK5N yang produksinya 25.000
pcs, memiliki selisih harga sebesar Rp 1.193,35. Dimana hasil perhitungan
dengan Sistem Konvensional diperoleh harga pokok produk sebesar Rp
11.029,44, sedangkan dari hasil
perhitungan dengan ABC System
diperoleh harga pokok produk sebesar Rp 12.222,80. Selisih harga tersebut
dinilai undercosted, karena harga pokok produk yang dihitung dengan
ABC System menghasilkan harga pokok lebih besar, bila dibandingkan
harga pokok yang dihitung dengan Sistem Konvensional.
b. Produk Two Way Cake Godet Light Yellow yang produksinya 35.500 pcs
memiliki selisih harga sebesar Rp 1.128,26. Dimana hasil perhitungan
dengan Sistem Konvensional diperoleh harga pokok produk sebesar Rp
11.530,34, sedangkan dari hasil
perhitungan dengan ABC System
diperoleh harga pokok produk sebesar Rp 10.405,07. Selisih harga tersebut
dinilai overcosted, karena harga pokok produk yang dihitung dengan ABC
System menghasilkan harga pokok lebih kecil, bila dibandingkan harga
pokok yang dihitung dengan Sistem Konvensional.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
c. Produk Mascara Hitam yang produksinya 25.000 pcs, memiliki selisih
harga sebesar Rp 408,78.
Dimana hasil perhitungan dengan Sistem
Konvensional diperoleh harga pokok produk sebesar Rp 12.004,34,
sedangkan dari hasil perhitungan dengan ABC System diperoleh harga
pokok produk sebesar Rp 12.413,12. Selisih harga tersebut dinilai
undercosted, karena harga pokok produk yang dihitung dengan ABC
System menghasilkan harga pokok lebih besar, bila dibandingkan harga
pokok yang dihitung dengan Sistem Konvensional.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam hal penulisan ini terdapat keterbatasan.
Keterbatasan tersebut
adalah peneliti tidak mendapatkan informasi data akuntansi secara rinci,
disebabakan kerahasiaan perusahan.
C. Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti berdasarkan penelitian ini
adalah:
1. ABC System merupakan sebuah metode yang dapat meningkatkan
keakuratan pembebanan biaya pada produk. Dalam menentukan harga
pokok produk, hendaknya
perusahaan lebih memperhatikan aktivitas-
aktivitas yang menimbulkan biaya serta aktivitas yang mendukung
maupun yang tidak mendukung dalam proses produksi. Ketepatan ini akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
membawa manfaat bagi PT COSMAR dalam hal penentua n harga jual
produk yang akurat.
2. PT COSMAR berada dalam lingkungan persaingan yang ketat. Kondisi
seperti ini memerlukan penggunaan metode ABC dalam membebankan
biaya pada produk, karena kesalahan dalam pembebanan biaya pada
produk mempunyai pengaruh terhadap penentuan harga jual. Oleh sebab
itu dapat dikatakan bahwa metode ABC pada kondisi sekarang ini sangat
bermanfaat bagi perusahaan. Berdasarkan pertimbangan diatas penulis
menyarankan agar perusahaan menggunakan metode pembebanan biaya
dengan ABC System untuk menentukan harga jual yang akurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Brimson, James A, (1991). Activity Accounting. An Activity Based Costing
Approach, John Wiley & Son, Inc., Canada.
Cooper, Robin dan Kaplan, Robert S. (2001). The Design of Cost Management
System. Text, Cases and Readings, Prentice Hall International, Inc.,
Englewood Cliffs, New Jersey.
Muhadi, F.X., dan Joko Siswanto. (2001), Akuntansi Biaya. Jilid 1. Edisi 6.
Yogyakarta: Kanisius
Mulyadi. (2003). Activity-Based Costing System. Sistem Informasi Biaya untuk
Pengurangan Biaya. Edisi 6. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Supriyono, RA, (1994). Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk
Teknologi Maju dan Globalisasi, Yogyakarta: BPFE.
Supriyono, RA, (1983). Akuntansi Biaya. Pengumpulan Biaya dam Penentuan
Harga Pokok, Yogyakarta: BPFE.
Tunggal, Amin Widjaja, (1983). Activity-Based Costing. Suatu Pengantar,
Jakarta: PT Rineka Cipta.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Download