PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM Studi Kasus pada Perusahaan Kosmetik PT COSMAR Jl. Pulo Buaran III Blok R No. 2, Pulo Gadung, Jakarta Timur SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh : ELFIRA MARLINA PRISILA NIM: 021334035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM Studi Kasus pada Perusahaan Kosmetik PT COSMAR Jl. Pulo Buaran III Blok R No. 2, Pulo Gadung, Jakarta Timur SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh : ELFIRA MARLINA PRISILA NIM: 021334035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO Janji Penyertaan Allah: Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Apa saja yang kau minta kepada BAPA-Ku dengan nama-Ku, Dia akan memberikannya kepadamu. Langit dan bumi akan musnah, tetapi sabda-Ku tidak akan musnah. Jika engkau hendak menyenangkan Daku, percayalah kepadaKu. Jika engkau hendak lebih menyenangkan Daku, berharaplah pada-Ku selalu. Janganlah kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada ALLAH dalam doa. Janganlah takut sebab Aku menyertai engkau, Janganlah bimbang sebab Aku ini ALLAHmu. Janji lepas dari ketakutan: Maka engkau, janganlah takut hai hamba-Ku Yakub, janganlah gentar hai Israel. Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, ALLAH-MU, menyertai engkau kemanapun engkau pergi. Karena yang paling kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketentraman, aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahan yang timbul. TUHAN telah mendengar permohonanku, TUHAN menerima doaku. Semua musuhku mendapat malu dan sangat terkejut, mereka mundur dan mendapat malu dalam sekejap mata. Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatanMu yang ajaib, aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau , bermazmur bagi namaMu ya Mahatinggi, sebab musuhku mundur , tersandung jatuh dan binasa di hadapanMu. ? ? ? ? iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan teristimewa untuk: Bapa-Ku di surga, Tuhan Yesus dan Bunda Maria, serta Roh Kudus Bapakku Yustinus Suharto Ibuku Veronika Adelfa Leonora Kakakku Anastasia Anggeline Melinda, S.Pd. Aku Theodosia Elfira Marlina Prisila Adikku Agustina Merdiliana PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM Studi Kasus : Perusahaan Kosmetik PT COSMAR Jl. Pulo Buaran III Blok R No. 2, Jakarta Timur Elfira Marlina Prisila Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perhitungan harga pokok produk yang dilakukan oleh PT COSMAR, apakah kondisi perusahaan memenuhi syarat untuk penerapan Activity Based Costing System, dan mengetahui perbedaan antara harga pokok produk yang dihitung oleh perusahaan dengan harga pokok produk yang dihitung menurut Activity Based Costing System. Pengumpulan data diperoleh dengan teknik dokumentasi, wawancara, dan observasi langsung. Kamudian data dianalisis dengan langkah: 1) Menyajikan laporan perhitungan harga pokok produk yang ditentukan perusahaan; 2) Menghitung harga pokok produk berdasarkan Activity Based Costing System. Sebagai cost driver dan aktivitasnya berupa jumlah karyawan, jumlah kwh, jumlah jam inspeksi, dan Luas area pabrik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Harga pokok produk untuk Lip Gloss Kluge Purple LGK5N yang dihitung berdasarkan sistem konvensional menghasilkan harga pokok lebih rendah sebesar Rp 11.029,44,-, bila dibandingkan dengan perhitungan ABC System sebesar Rp 12.222,80,-, dan memiliki presentase selisih sebesar 10,81%; 2) Harga pokok produk untuk Two Way Cake Godet Light Yellow yang dihitung berdasarkan sistem konvensional menghasilkan harga pokok lebih tinggi sebesar Rp 11.530,34, bila dibandingkan dengan perhitungan ABC System sebesar Rp 10.042,07 dan memiliki presentase selisih sebesar 9,79%; 3) Harga pokok produk untuk Mascara Hitam yang dihitung berdasarkan sistem konvensional menghasilkan harga pokok yang rendah sebesar Rp 12.004,34, bila dibandingkan dengan perhitungan ABC System sebesar Rp 12.413,12 dan memiliki presentase selisih sebesar 3,41%. 4) Selisih ini terjadi karena dalam perhitungan ABC System untuk pembebanan biaya overhead pabrik dikenakan cost driver yang berbeda-beda. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT EVALUATION OF DETERMINING THE COST PRICE OF PRODUCT BASED ON “ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM ” A Case Study at PT COSMAR Cosmetics Company Jalan Pulo Buaran III Blok R No. 2, Jakarta Timur Elfira Marlina Prisila Sanata Dharma University Yogyakarta 2007 The purposes of the research are to know (1) how to calculate the cost price done by PT COSMAR; (2) whether the condition of the company fulfills the requirement to apply Activity Based Costing System and (3) the difference between the cost price of product counted by the company and the cost price of product counted by Activity Based Costing System. The technique s of data collection were interview, documentation and direct observation. The technique of analyzing the data follows the following steps: (1) present the report of the cost price of product determined by the company and (2) counting the cost price of product based on Activity Based Costing System. As the cost drivers of its activity are number of employees, the kwh total, the amount of inspection hours and the width of factory area. The results of this research show that (1) the cost price of “Lip Gloss Kluge Purple LGK5N” product counted based on conventional system is Rp 11,029.44. It is lower than if it is counted by Activity Based Costing System namely Rp 12,222.80. It has 10.81% difference; (2) the cost price of “Two Way Cake Godet Light Yellow” product counted based on conventional system is Rp 11,530.34. It is higher than if it is counted by Activity Based Costing System namely Rp 10,042.07, and it has 9.79% difference; (3) the cost price of “Black Mascara” product counted based on conventional system presents lower cost price, Rp 12,004.34, than if it is counted by Activity Based Costing System namely Rp 12,413.12, and it has 3.41% difference; 4) this is differences caused by the different cost driver charge in counting Activity Based Costing System. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas rahmat, berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Activity Based Costing System”. Tujuan penulisan skripsi ini salah satunya adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali hambatanhambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat, dan dukungan dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu atas terselesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar- besarnya kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd,. M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi bimbingan dan masukan bagi terselesainya skripsi ini. 5. Bapak Sebastianus Widanarto Prijowutanto, S.Pd., M.Si. Selaku Dosen Tamu yang telah memberikan nasehat, pengarahan, dan masukan yang bermanfaat bagi penulis. 6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. Selaku Dosen Tamu yang telah memberikan nasehat, pengarahan dan masukan yang bermanfaat bagi penulis. 7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi (Ibu Indah, Ibu Rita, Ibu Catur, Ibu Lina, Pak Bondan, Pak Muhadi, Pak Heri, Pak Joko, Pak Singo), Program Studi Ekonomi (Ibu Wigati, Pak Teguh, Pak Rubi, Pak Indra, Pak Vianney) dan seluruh dosen-dosen Universitas Sanata Dharma ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang telah mengajar dan mendidik dengan sabar kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 8. Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak Wawik dan Sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Mbak Titik, yang telah melayani penulis dengan sabar selama kuliah hingga selesainya skripsi ini. 9. Bapak dan Ibu karyawan, serta petugas perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 10. Ibu Juanita Aditiawan, selaku pimpinan dalam Perusahaan Kosmetik PT COSMAR yanng telah memberikan ijin dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk magang dan penelitian di PT COSMAR. 11. Seluruh karyawan dan karyawati PT COSMAR, yaitu Mbak Elita, Mbak Katrin, Mas Arif, Mbak Imelda, Pak Sulaeman, Pak Edi, Mbak Dinda, Mas Nandus; Mbak Krisna, Mas Sutris, Mbak Ririn, Mbak Lia, Mbak Lusi, Mbak Wida, Mas Tito, Ibu Yuni, Pak Wib, Pak Pri, Mas Andre, Mbak Nety, Mbak Lita, Mbak Deli, Mbak Abi, Pak Thomas, Mba Sri, Mbak Kristin, Mbak Vero, Mbak Mince, Mbak Nunik, Mas Fajar, Mas Tri, Mas Bagus, Venly, Santo, Dayat, Xenia, Sahuri, Syarif, Pak Warto, dan Yati 12. Bapak dan Mamaku Yustinus Suharto dan Adelfa Leonora Dirk, Kakakku Linda (sorry ya gw banyak ngerepotin..) dan Adikku Lina (belajar ya..jangan maen sepeda melulu?), yang telah memberi dukungan melalui doa, moral, material, perhatian, dan nasehat. 13. Oma (jangan bosen bikinin kue buat Lia ya...) dan Opa (Opa, semoga Opa bahagia disana yaa..). Tante2 dan Om2ku, Tante Ana (Ngetik lagi gak?), Tante Ewin (Trims ya...HPnya bagus2 banget!), Tante Wawu (Semoga cepet sembuh..), Tante Ita, Tante Eni, Tante Yuyun, Om Ose (kopernya berjasa banget buat Lia), Om Aris, Om Nado, Om Ino, Om Cornelis, dan Om Harijadi. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Pa’De Jodo dan Bu’De Rini, Pa’De Tijo dan Bu’De Timah, Pa’De Gio dan Bu’De Gio, Pa’De Tijan dan Bu’De Tijan, Bu’le Paini dan Pa’le, Mas Toro dan Mbak Maryati, Mbak Iin dan Mas Gun, Mbak Wahyu dan Mas Wawan, Mbak Retno (thx all), Mas Yandy, Mas Ivan, Yuda, Mas Adi, dan Tyas. 15. Sepupu-sepupuku Agustap (thanks ya dah ngopy-in datanya n lagulagunya?); Trio Philipina à Christy, Merylin dan Renata; Duet Graha Indahà Nadine dan Ale; Sekawan Depok à U’us, Putri, Meta (mau jadi artis yaaa...), Kayla (ada tahu.., tempe.., ketoprak...he..he..), dan Mega beserta adiknya. 16. My Close friend, Danong 039 (jeng.. mudah-mudahan setelah ini kita bisa sukses terus yeee..jadi kita gak ngebis melulu, hehe), Rurong 018 (Rur..ayo..jangan putus asa..maju terus pantang mundur!!), Betong 037 (jangan mabuk lagi ya kalo jalan2 naek bus?), Lontong 024 (kalo ke Ganjuran doain gue ye..?), Mitong 036 (thx ya dah jagain gue waktu gue sakit?), Desong 038 (foto-foto lagi yuuuk), Fofo 031 (berkat lo gue jadi punya komputer deh...). 17. Pelayanan Kasih dari Hati Kudus Yesus, terima kasih atas doa dan dukungannya. 18. Temen-temen PAK A 2002 à Edi, Wati (n Abang), Ana, Trisna, Rita (Susi), Hanik, Lia, Ninuk, Shila, Yuli, Etha, Febri, Santi, Ika, Tadius, Nanik, Siska, Moko, Titet, Aji, Adi, Krestee, Rita (ndut), Erni, Rosa, Emi, Vero, Yeni, Heru (kangen banget bisa sama-sama kalian lagi, kumpul yuuk....tapi kapan?reuni yaaa?). 19. Temen-temen PAK B 2002à Fera, Eri, Suster Aluvicia, Imas, Iin, Siska, Wiwin, Muntari, Lusi, Yuni, Dwi, Yoyok, Adi, Goris, Tyas, Bowo, Dita, Indri, Lamdos, Kris, Didik, dll. 20. Temen-temen PAK C 2002 à Uci, MM, Cipluk, Dian, Suprapti, Wulan, Tiara, Sarinah, Heri, Clara, Thomas, Dewi, Dika, Nina, Astuti, Ima, Toro, Risa, Lia, Esti, Banu, TM dll. (walaupun diantara PAK ada yang gak akrab, tapi kita kan seperjuangan? Kompak selalu yaa..). Buat yang punya inisial FS 085 (sebenarnya aku ....) xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Kakak- kakak PAK 1999 – 2001 dan adik- adik PAK 2003 – 2006...ayo bersama-sama kita majukan prodi kita.. 22. Temen-temen Cana Community (Lektor dan Misdinar) à Mbak Nita (semoga cepet lulus ya Fira?), Mbak Marga (ayo latihan koor), Mbak Mety, Mas Max, Mas Eric (TV nya..komputernya.. dah bisa..), C’Vivi, Sisil, Lely, Mas Papi, Mas Paus, Mas Ichad, Marina (walaupun kamu jauh..aku tetep jadi temen kamu), Irin, Nuning, Ambro, Yudi, Ari, Eka, Elkana, Si kembar Vero dan Sabeth, Felic, Gaga, Indah, Lusi, Putri, Vina, Ika (thx bantuannya), Andar, Sepri, Paskal, Silvi, Jeli, Anton, Santi, Ria, Mita, dll. 23. Keluarga Kapel St. Bellarminus - Mrican dan Campus Ministry USD à Pak Budi, Mas Kris, Mas Jalur, Frater Ardi, Frater Didik, Frater Beny, Suster Gracia, Suster Irene, Romo Wiryono S.J., Romo Andalas S.J., Romo Agung S.J., Romo Hari S.J., Romo Baskoro S.J., Romo Sudiarja S.J., Romo Prapto S.J., Romo Heliarko S.J., Romo Pram S.J., Romo Subanar S.J., Romo Harjanto, Romo Sarwanto, Romo Spillane, Romo Budi dan Romo Ari (terima kasih atas doa dan nasehat-nasehatnya) 24. Tempat ibadah dan berharap kepadaNya, yang selama kuliah sampai selesai kuliah pernah dikunjungi, Gereja St. Antonius Kotabaru, Gereja Kiduloji, Gereja Ganjuran, Gereja Banteng, Gereja Pringwulung, Sendang Sriningsih, Sendangsono. 25. Temen-temen SMK Strada III Bhayangkara Jakarta Utara, Dina, Maudy, Anne, Diana, Gerson, dan Ray (kompak selalu yaa..aku kangen.. kapan2 kita foto-foto lagi yuuk dan maen ke rumah kalian oke!). 26. Temen magang di PT COSMAR, Anto dan Beny. (makasih ya doa nya, Euy...dah lama gak ketemu). 27. Someone 021334074 yang tanggal lahirnya hanya beda satu hari denganku 19 Maret 1983. Terima kasih atas segala perhatian, pengorbanan, kasih sayang dan cintamu buat aku beberapa waktu lalu (sukses buat kamu). 28. IG: 120281 yang dulu pernah ada memberi perhatian dan cinta, namun tibatiba hilang, gak tau kabarnya lagi..(kemana kamu? Aku udah lulus nih...) xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. Kost Kolobendono 4 à Ibu kost (alm.) beserta keluarga, kamar kost-ku (tempat berlindung yang paling nyaman, besar, rapi, dan strategis). Temen kost-ku Ruri (ayo kamu bisa!!), Weni (SIndo ’04), Wulan (PAK ’03), Eka (SIndo ’04), Mbak Lusi (ATMA Kom ‘01), Mbak Ira (ATMA Hukum ’00), Mbak Yeni (PAK ’01), Mbak Lusia Tri (SEJARAH ’99). 30. Temen-temen yang dikenal yaitu Sisil (USD MAN ’02), Irwan (MSD ‘04) dan Coky (USD TM ‘02). 31. Elektronik yang selalu menemaniku à Komputer-ku: Casing Ersys, Speaker Simbadda, Monitor LG 15’, Printer Canon iP1700, Mouse dan Keybord AOpen (tanpa kalian aku gak akan bisa selesaikan semuanya...), Radio-ku Polytron (kamu jadi bikin rame..), TV-ku Samsung (ada kamu aku jadi gak bete kalo di kost terus), Kipas Angin, Rice Cooker. HP-ku Sony Ericsson k300i dan Asus V66 (kalian tuh hebat..aku jadi bisa komunikasi sama sapa aja dech...). Nomorku simPATI 081328488320, im3 085643446970, dan 3 08999024970. 32. Boneka-ku Alus, Mickey, dan Pooh (kalian lucu deh..). 33. Warung makan andalan ku, bu-Mamik, Mbak Siti, SheMak, Si Mbah, buMo (bu Galak), Sambal Bawang Langgeng (kost sebelah), Keray, Refresh, Hari-Hari, Texas, bu-RT. Klo laper ya aku beli makan disini, soale tempatnya deket dan murah juga gitu lho... 34. Salon Andre, tampat aku rebonding rambut, potong rambut, creambath, dan keramas..yang bikin penampilanku jadi cantik gitu deh..hehe. 35. Kereta-ku Progo, Fajar Utama, Senja Utama, Taksaka I dan Taksaka II yang selalu mengantar aku pulang dan pergi antara Jakarta - Yogyakarta. ? ? Naik kereta api tuuut..tuuut..tuuut ? ?. 36. DAERAH IBUKOTA YOGYAKARTA sebagai kota yang bersih, nyaman, sejuk, indah, ramah, banyak kenalan, banyak tempat-tempat bagus, banyak makanan, dan kalo mau belanja apa aja murah-murah dan lengkap buangeet. Aku pasti kengeeeen :-( xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. Semua pihak yang secara tidak langsung membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis Elfira Marlina Prisila xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii MOTTO ......................................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi ABSTRAK .................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................. viii KATA PENGANTAR .................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xix DAFTAR TABEL ......................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Batasan Masalah ..................................................................... 3 C. Rumusan Masalah .................................................................. 4 D. Tujuan Penelitian .................................................................... 4 E. Manfaat Penelitian .................................................................. 5 BAB II TINJAUAN TEORETIK ............................................................ 6 A. Akuntansi Biaya ..................................................................... 6 B. Harga Pokok Produk ............................................................... 6 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Biaya ....................................................................................... 7 D. Akuntansi Biaya Tradisional .................................................. 9 E. Keusangan Akuntansi Manajemen Tradisional ...................... 10 F. Activity Based Costing System ................................................ 11 1. Pengertian Activity Based Costing System .................... 11 2. Manfaat Activity Based Costing System ........................ 13 3. Keterbatasan Activity Based Costing System.................. 14 4. Kendala dalam penerapan Activity Based Costing System ........................................................................... 16 G. Penetuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas .......... 17 H. Tahap-tahap Pembebanan Biaya Overhead Pabrik menggunakan Activity Based Costing System ........................ 24 I. Struktur Organisasi Activity Based Costing System ................ 26 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 31 A. Jenis Penelitian ....................................................................... 31 B. Lokasi Penelitian .................................................................... 31 C. Subjek Penelitian .................................................................... 31 D. Objek Penelitian ..................................................................... 32 E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 32 F. Teknik Analisis Data .............................................................. 33 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................... 36 A. Sejarah Perusahaan ................................................................. 36 B. Visi dan Misi Perusahaan ....................................................... 38 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Kualitas Komitmen Perusahaan ............................................. 38 D. Sumber Daya Manusia ........................................................... 39 E. Proses Poduksi ........................................................................ 59 F. Waktu Kerja ............................................................................ 61 BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 63 A. Deskripsi Data ........................................................................ 63 B. Teknik Analisis Data .............................................................. 66 a. Identifikasi syarat-syarat penerapan Activity Based Costing System ............................................................... 66 b. Identifikasi kondisi perusahaan yang berkaitan dengan syarat-syarart penerapan Activity Based Costing System 69 c. Penyajian perhitungan harga pokok produk yang digunakan perusahaan dengan sistem konvensional ..... 70 d. Penyajian perhitunagn harga pokok produk dengan Activity Based Costing System ....................................... 70 1) Klasifikasi BOP menurut aktivitasnya .................... 72 2) Menghitung BOP berdasarkan Activity Based Costing System ...................................................................... 73 3) Menyusun perhitungan harga pokok produk berdasarkan Activity Based Costing System ............ 77 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Membandingkan besarnya harga pokok produk yang dihitung dengan sistem konvensional dengan perhitungan Activity Based Costing System ..................................... 77 C. Pembahasan ............................................................................ 78 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, SARAN 81 A. Kesimpulan ............................................................................ 81 B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 82 C. Saran ...................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 84 LAMPIRAN xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar II.1: Proses alokasi dua tahap sistem akuntansi biaya tradisional 28 Gambar II.2: Prosedur pembebanan biaya overhead pabrik dua tahap sistem akuntansi berbasis aktivitas ....................................... 29 Gambar IV.1: Struktur organisasi PT COSMAR ......................................... 42 Gambar IV.2: Struktur organisasi Departeman Produksi ............................ 47 xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman Tabel IV.1 : Jam kerja karyawan PT COSMAR ....................................... 62 Tabel V.1 : Jenis produksi dan jumlah produksi .................................... 63 Tabel V.2 : Pemakaian bahan baku .......................................................... 64 Tabel V.3 : Pemakaian biaya tenaga kerja langsung ................................ 65 Tabel V.4 : Pemakaian biaya overhe ad pabrik ......................................... 65 Tabel V.5 : Data kuantitas pemicu biaya ................................................. 66 Tabel V.6 : Perbandingan antara syarat-syarat ABC System dengan kondisi perusahaan ............................................................... 70 Tabel V.7 : Perhitungan tarif BOP tunggal .............................................. 71 Tabel V.8 : Tabel pembebanan BOP ........................................................ 71 Tabel V.9 : Perhitungan harga pokok produksi dengan sistem konvensional .......................................................................... 71 Tabel V.10 : Cost pool homogen, aktivitas overhead, cost driver, dan level aktivitas ........................................................................ 74 Tabel V.11 : Pool Rate – Unit level activity .............................................. 75 Tabel V.12 : Pool Rate – Batch level activity ............................................ 75 Tabel V.13 : Pool Rate – Facility level activity.......................................... 75 Tabel V.14 : Proses pembebanan BOP dengan ABC System ..................... 76 xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel V.15 : Perhitungan harga pokok produk dengan ABC System ......... 77 Tabel V.16 : Perbandingan perhitungan harga pokok produksi antara sistem konvensional dengan ABC System ............................. 78 xxi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan baik di bidang manufaktur maupun jasa banyak yang mengeksploitasi teknologi proses yang baru, sistem penanganan material dan persediaan yang baru, kemampuan yang berdasarkan komputer dalam desain, perekayasaan dan produksi, serta pendekatan yang baru dalam manajemen tenaga kerja. Akan tetapi pengembangan yang meyakinkan ini ditunjang oleh suatu fondasi yang telah usang, sehingga memerlukan suatu perbaikan. Kebanyakan akuntansi dan sistem pengendalian mempunyai masalah- masalah besar. Mereka mendistorsi biaya produk, mereka tidak menghasilkan data non keuangan penting yang diperlukan untuk operasi yang efektif dan efisien. Perhatian terhadap mutu produk dan proses, tingkat persediaan dan perbaikan kebijakan angkatan kerja membuat manufakturing sebagai elemen kunci strategi perusahaan yang ingin meningkatkan daya saing. Apalagi pada saat ini perkembangan berbagai jenis perusahaan manufaktur meningkat pesat, sehingga informasi akuntansi yang akurat menjadi kebutuhan utama bagi perusahaan. Persaingan yang semakin meningkat me ndorong perusahaan untuk melakukan diversifikasi produk. Hal ini menyebabkan produk yang dihasilkan menjadi kompleks (multi-product). Demikian pula dengan biaya 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 yang dibutuhkan/terjadi dan juga proses pembebanannya ke suatu produk menjadi kompleks. Untuk itu diperlukan sistem akuntansi biaya yang dapat mengakumulasikan biaya-biaya secara tepat serta dapat membebankan biayabiaya tersebut dengan akurat. Dengan informasi biaya yang akurat ini manajer dapat memperbaiki mutu produk atau pelayanan, menetapkan strategi pemasaran yang tepat, serta menetapkan harga pokok produk secara kompetitif. Penetapan harga pokok yang tepat dapat memberikan pengaruh yang besar bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan dan juga dalam pencapaian volume penjualan yang diharapkan. Namun, sistem akuntansi biaya yang selama ini digunakan oleh perusahaan yaitu sistem akuntansi biaya tradisional tidak secara akurat mengkalkulasi biaya produk dan salah mengarahkan penetapan harga dan strategi pemasaran. Sistem biaya tradisional memberi sedikit ide kepada manajemen dimana harus dikurangi pengeluaran pada waktu mendesak. Sistem tersebut hanya memberikan laporan menejemen dengan menunjukkan dimana biaya dikeluarkan dan tidak ada indikasi apa yang menyebabkan timbulnya biaya sehingga mengacaukan pengambilan keputusan menejemen. Untuk memperbaiki sistem biaya tradisional tersebut, telah ditemukan suatu manajemen biaya yang mampu menghasilkan informasi biaya yang lebih akurat. Sistem ini disebut Activity Based Costing System (Sistem ABC). Sistem ABC dikembangkan untuk memahami dan mengendalikan biaya tidak langsung (Indirect cost). Karena sistem ini menelusuri biaya ke setiap aktivitas yang ada. Biaya-biaya tersebut dibebankan ke produk sesuai dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 tingkatannya sehingga biaya produk tidak terdistorsi. Dengan cara ini manajemen dapat mengendalikan terjadinya aktivitas. Saat ini sistem ABC belum banyak digunakan pada perusahaan manufaktur untuk membebankan biaya overhead ke produk. Biasanya perusahaan manufaktur dalam menentukan biaya produk masih membebankan biaya produk dengan menggunakan tarif tunggal, dimana menggunakan pemicu biaya yang berkaitan dengan volume yang berarti alokasi biaya berdasarkan volume akan menimbulkan distorsi dalam penetapan harga pokok produksi yang tidak menggambarkan penyerapan sumber daya secara tepat, sehingga informasi biaya produk menjadi kurang relevan. Maka dari itu sepatutnya suatu perusahaan manufaktur menerapkan sistem ABC agar tetap eksis diantara perusahaan lainnya yang sejenis. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis ingin mencoba melakukan penelitian tentang penentuan harga pokok produk berdasarkan aktivitas. Maka penulis mengambil judul EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM. Studi kasus pada perusahaan cosmetik PT COSMAR di Jakarta Timur. B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi masalah pada perhitungan harga pokok produk suatu perusahaan yang akan dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan metode Activity Based Costing. Apabila sebelumnya perusahaan tidak menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 sistem ABC dalam menentukan harga pokok produk, maka perhitungan yang dilakukan oleh peneliti akan digunakan sebagai syarat penelitian secara umum dan tidak harus dipraktekkan pada perusahaan tersebut. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perhitungan harga pokok produk yang dilakukan oleh perusahaan? 2. Apakah kondisi perusahaan memenuhi syarat untuk penerapan metode Activity Based Costing? 3. Apakah ada perbedaan antara harga pokok produk yang dihitung oleh perusahaan dengan harga pokok produk yang dihitung menurut metode Activity Based Costing? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produk yang dilakukan oleh perusahaan. 2. Untuk mengetahui kondisi perusahaan, sehingga memungkinkan untuk menerapkan sistem Activity Based Costing. 3. Untuk mengetahui perbedaan antara harga pokok produk yang dihitung oleh perusahaan dengan harga pokok produk yang dihitung menurut metode Activity Based Costing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan apabila perusahaan ingin menerapkan metode penentuan harga pokok produk berdasarkan aktivitas, karena sistem ini merupakan hal baru yang mempu menyediakan informasi biaya dengan lebih baik, sehingga dengan demikian perusahaan dapat memperbaiki sistem penentuan harga pokok produk yang saat ini masih diterapkan. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan dan dapat sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat menerapkan teori- teori yang ada pada perkuliahan ke dalam praktek yang sesungguhnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II TINJAUAN TEORETIK A. Akuntansi Biaya Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dengan cara-cara tertentu, biaya-biaya pembuatan dan penjualan produk atau penyerahan jasa, serta menafsirkan terhadap hasilnya. Ditinjau dari fungsinya, akuntansi biaya didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan informasi biaya yang dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan manajemen (Muhadi, 2001:1). Akuntansi biaya ditujukan bagi manajemen (intern), dalam mengelola perusahaannya, maka akuntansi biaya dirancang sesuai dengan kepentingan manajemen. Akuntansi biaya diharapkan mampu memberikan informasi biaya yang bermanfaat untuk : (1) perencanaan dan pengendalian biaya, (2) penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan tepat, (3) pengambilan keputusan oleh manajemen (Supriyono, 1985:14). B. Pengertian Harga Pokok Produk Harga pokok produk adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk kas yang dibayarkan, nilai aktiva yang diserahkan, nilai jasa yang diserahkan, hutang yang timbul, dan tambahan modal dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan baik jasa pada masa lalu dan pada masa yang akan datang. (Supriyono, 1995:16) 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 Dalam hubungannya dengan fungsi produksi, tercatat 3 elemen biaya yang membentuk harga pokok produk. Ketiga elemen tersebut adalah (Supriyono, 1995:20-21): 1. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai dalam pengolahan produk. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah semua karyawan perusahaan yang memberikan jasa kepada perusahaan. 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, yang elemennya digolongkan ke dalam biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik, reparasi dan pemeliharaan pabrik, biaya listrik dan air, biaya asuransi pabrik, dan biaya overhead lain- lain. C. Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi. Biaya (cost) mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. (Hansen dan Mowen, 1997:36) dan (Rayburn, 1994:4). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 2. Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (1993:14-17) biaya dapat digolongkan dengan berbagai cara, antara lain: a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran. Dasar penggolongannya adalah nama objek pengeluaran. Misalkan nama obyek pengeluarannya adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan. Dalam penggolongan ini biaya dikelompokkan menjadi tiga yaitu biaya produksi, biaya pemasaran serta biaya administrasi dan umum. c. Penggolongan biaya menurut hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai. Sesuatu yang dibiayai ini dapat berupa produk atau departemen. Biaya ini digolongkan dengan biaya langsung dan biaya tidak langsung. d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan. Biaya digolongkan menjadi tiga yaitu biaya variabel, biaya semi variabel dan bia ya tetap. e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu dan manfaatnya. Biaya ini digolongkan menjadi dua yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 3. Metode Pembebanan Biaya Ada tiga metode pembebanan biaya, yaitu (Hansen dan Mowen, 1997:38-40): a. Penelusuran Langsung Merupakan suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan secara khusus dan secara fisik dengan suatu objek. Penelusuran langsung merupakan metode yang paling akurat. b. Penelusuran Penggerak Merupakan penggunaan penggerak untuk membebankan biaya ke objek biaya. Keakuratan penelusuran penggerak tergantung pada kualitas hubungan kausal yang digambarkan oleh penggerak. c. Alokasi Merupakan metode yang tingkat keakuratan pembebanan biayanya paling rendah dan penggunaannya harus seminimal mungkin. Keunggulannya adalah kemudahan dan rendahnya biaya implementasi. D. Akuntansi Biaya Tradisional Dalam akuntansi biaya tradisional ini terdapat dua pendekatan dalam menentukan harga pokok produksi yaitu harga pokok penuh (full costing) dan harga pokok variabel (variable costing). Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik yang tetap maupun yang variabel ke dalam harga pokok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 produksi. Pendekatan metode full costing ditujukan untuk kepentingan pihak eksternal. Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel ke dalam harga pokok produksi yaitu, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi, 1993:6). Keterbatasan akuntansi biaya tradisional sebagai berikut: 1. Sistem ini tidak memberikan gambaran yang menyeluruh terhadap seluruh aktivitas yang dilakukan perusahaan. 2. Penguraian suatu perusahaan ke pusat-pusat pertanggungjawaban yang kaku dan menekankan penggunaan proses yang pendek menghalangi perusahaan bersaing secara global. 3. Sistem akuntansi biaya tradisional kurang mampu mengungkapkan sebabsebab timbulnya biaya. Akibatnya manajemen tidak dapat mengambil keputusan untuk mengelola biaya dengan baik. E. Keusangan Akuntansi Manajemen Tradisional (Supriyono, 1994: 620621): 1. Dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi lingkungan yang sudah banyak berubah. Perubahan ditandai dengan globalisasi perekonomian dunia yang tidak dapat dihindari, perubahan basis persaingan ke arah kemampuan menufaktur, lonjakan teknologi yang semakin terintegrasi, dan daur hidup produk yang semakin pendek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 2. Cenderung mengejar laba jangka pendek dengan mengabaikan keputusankeputusan strategis. Keputusan strategis diperlukan oleh setiap perusahaan agar tetap survive dalam persaingan global. 3. Persaingan global yang semakin ketat disertai dengan kebutuhan konsumen terhadap produk-produk yang lebih berkualitas, beranekaragam, handal dan harga yang terjangkau telah mendorong perusahaan untuk mengubah strateginya. 4. Modelnya masih menggunakan klasifikasi kerangka rekening dalam struktur organisasi untuk mengumpulkan biaya-biaya sehingga menghasilkan visibilitas biaya yang tidak cukup terhadap aktivitasaktivitas utama dan hubungan sebab akibat ekono mi diantara aktivitasaktivitas. F. Activity Based Costing System 1. Pengertian Activity Based Costing System Activity Based Costing System merupakan pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. Dasar dari pendekatan ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas, dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Terdapat beberapa pengertian Activity Based Costing System yang diungkapkan oleh para ahli manajemen biaya dalam rumusan pengertian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya rumusan tersebut mempunyai pengertian yang sama. Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian Activity Based Costing System yang diungkapkan oleh beberapa ahli, antara lain: Definisi Rayburn dan dikutip ole h Tunggal (1995:20) mengenai pengertian Activity Based Costing System sebagai berikut: “Activity Based Costing System recognize that performance of activities triggers the consumption of resources that are recorded as costs. The purpose of Activity Based Costing System is to assign cost to the transactions and activities performed in an organization, and then allocate them appropriately to product according to each product’s use of activities.” Dari definisi Rayburn dikatakan bahwa Activity Based Costing System mengakui pelaksanaan aktivitas yang dapat menimbulkan sumber daya yang dicatat sebagai biaya. Adapun tujuan dari Activity Based Costing System adalah mengalokasikan biaya ke transaksi dari suatu aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas dari setiap produk. Wayne J. Morse, James R. Davis, & Al. L. Hartgraves (Management Accouting, 1991: 605, dalam Tunggal, 1995:20) “The assigment and reassignment of costs objective on the basis of the activities that causes costs. Activity Based Costing System is based in the premise that activities causes costs and that the costs of activities should be assigned to cost objectives on the basis of the activities they consume. Activity Based Costing traces cost to product on the basis of activities used to product them.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 Pengalokasian dan pengalokasian kembali biaya ke objek biaya dengan dasar aktivitas yang menyebabkan biaya. Activity Based Costing berdasarkan pada dasar pemikiran bahwa aktivitas menyebabkan biaya dan biaya aktivitas harus dialokasikan ke objek biaya dengan dasar aktivitas biaya tersebut dikonsumsikan. Activity Based Costing menelusuri biaya ke produk dengan dasar aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Hansen dan Mowen (2003:321) mendefinisikan Activity Based Costing System adalah: “Sistem yang pertama kali menelusuri biaya pada kegiatan, kemudian ke produk”. Supriyono (1994:230) mengemukakan pengertian Activity Based Costing System adalah: “Sistem yang terdiri dari dua tahap yaitu melacak biaya ke berbagai aktivitas kemudian tahap kedua meliputi pelacakan biaya ke berbagai produk”. Dari ketiga pengertian Activity Based Costing System diatas dapat disimpulkan bahwa Activity Based Costing System merupakan suatu sistem biaya yang mengumpulkan biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan, lalu membebankan biaya tersebut kepada manajer untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan pengendalian. 2. Manfaat Activity Based Costing System (Supriyono, 1994:578-579) a. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan Dengan informasi biaya produk yang lebih teliti, kemungkinannya melakukan pengambilan keputusan yang salah dapat dikurangi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Informasi biaya produk yang lebih teliti sangat penting artinya bagi manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan yang tajam dan global. b. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus terhadap aktivitas untuk mengurangi biaya overhead. Activity Based Costing System mengidentifikasi biaya overhead berdasarkan aktivitas yang menimbulkan biaya, sehingga biaya yang dihasilkan oleh Activity Based Costing System dapat digunakan oleh manajemen untuk memantau dan mengendalikan berbagai aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan melayani konsumen. c. Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan. Activity Based Costing System dapat menyediakan informasi yang berkaitan dengan pembuatan produk sehingga manajemen memperoleh kemudahan dalam mendapatkan informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan. 3. Keterbatasan Activity Based Costing System Meskipun diyakini mampu menghasilkan informasi yang baik dan relevan, Activity Based Costing System juga memiliki keterbatasanketerbatasan, antara lain: 1. Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi berbagai macam produk yang berada di dalam suatu lingkungan tertentu. Kondisi ini tidak dapat selalu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 dipenuhi oleh setiap perusahaan, sehingga mengakibatkan sistem ini menjadi kurang ekonomis bila diterapkan pada perusahaan yang tidak dapat memenuhi syarat tersebut. 2. Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas yang lebih menekankan pada permasalahan alokasi atau pembebanan biaya-biaya manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan ternyata tidak menjelaskan bagaimana komposisi suatu produk yang dianggap paling optimal. 3. Secara konseptual penentuan harga pokok produk berbasis aktivitas mempunyai kelemahan sebagai berikut: a. Beberapa biaya masih juga dialokasikan secara arbiter, misalnya pemakaian gedung, yang terdiri dari biaya sewa atau depresiasi, asuransi dan pajak bangunan. Penelusuran biaya-biaya tersebut terhadap aktivitas dan produk secara cermat masih sulit, maka ditempuh dengan alokasi biaya secara arbiter. b. Beberapa biaya, misalnya biaya depresiasi aktiva tetap masih dialokasikan berdasarkan periode waktu yang ditentukan secara arbiter. c. Penentuan harga pokok produk berbasis aktivitas untuk biaya-biaya pemanufakturan mengabaikan beberapa biaya yang dapat diidentifikasikan terhadap produk tertentu dari analisa harga pokok produk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 4. Sistem harga pokok produk berbasis aktivitas tidak dapat menunjukkan biaya-biaya yang dapat dihindarkan jika suatu produk, jasa atau segmen organisasi dieliminasi. 4. Kendala dalam penerapan Activity Based Costing System a. Alokasi Walaupun data aktivitas penting diperoleh, tetapi beberapa biaya masih memerlukan alokasi biaya yang berdasarkan volume. Misalnya biaya-biaya yang berhubunga n dengan gedung biasanya mencakup biaya sewa, asuransi, dan pajak bangunan. Usaha- usaha untuk menelusuri aktivitas-aktivitas biaya-biaya ini merupakan tindakan yang tidak praktis. b. Periode-periode akuntansi Periode waktu yang arbiter masih digunakan dalam menghitung biaya-biaya. Informasi untuk mengevaluasi perilaku biaya tersebut dapat diberikan saat siklus produk itu berakhir sehingga untuk pengukuran produk yang memiliki siklus hidup yang lebih lama membutuhkan bentuk pengukuran yang sementara. c. Beberapa biaya yang terabaikan Dalam menganalisa biaya produksi berdasarkan aktivitas beberapa biaya yang sebenarnya berhubungan dengan hasil produk diabaikan begitu saja dalam pengukurannya (Halim, 1996:470-471). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 G. Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas (Supriyono, 1994: 664-671): 1. Pengertian Penentuan Harga Pokok Berbasis Aktivitas Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas dirancang untuk mengatasi distorsi penentuan harga pokok produk oleh sistem akuntansi biaya tradisional. Sistem ini menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas mensyaratkan tiga hal agar pemanfatannya optimal. Syarat-syarat itu adalah: a. Diversitas produk oleh perusahaan termasuk tinggi Syarat ini mempunyai arti bahwa perusahaan memproduksi berbagai macam produk atau lini produk yang diproses dengan menggunakan beberapa fasilitas manufaktur yang sama. Dengan demikian akan timbul masalah untuk mengalokasikan atau membebankan sumberdaya yang dikonsumsi ke masing- masing produk. b. Perusahaan menghadapi persaingan yang ketat Dengan adanya beberapa perusahaan yang memproduksi produk yang sama atau sejenis, maka masing- masing perusahaan akan bersaing untuk memperbesar pangsa pasarnya. Dalam keadaan persaingan seperti ini, maka informasi tentang harga pokok produk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 yang akurat akan lebih mendukung berbagai macam pengambilan keputusan manajemen. c. Biaya pengukuran dapat dikatakan rendah Syarat ketiga mempunyai arti bahwa biaya-biaya pengukuran untuk menghasilkan informasi biaya produk harus rendah. Hal ini berarti biaya perancangan dan pengoperasian sistem tersebut lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh di masa yang akan datang. 2. Aktivitas Sebagai Sarana untuk Menerangkan Permintaan Setiap Produk terhadap Penggunaan Sumberdaya Sistem penentuan harga pokok produk berbasis aktivitas memerlukan empat jenis aktivitas untuk menerangkan permintaan setiap produk dalam penggunaan sumberdaya organisasi. Empat jenis aktivitas itu adalah: (Robin dan Robert S. Kaplan, 1991:270-272) dan (Supriyono, 1994: 665-667) 1) Aktivitas-aktivitas dengan tingkat unit (unit level activities) Adalah aktivitas-aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk yang diproduksi. Besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Aktivitas-aktivitas dalam kelompok ini misalnya tenaga kerja langsung (bukan BOP), bahan baku, jam mesin dan jam listrik (energi). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 2) Aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan batch (batch level activities) Adalah aktivitas-aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk diproduksi. Karena perusahaan memproduksi berbagai macam produk dengan ukuran dan volume yang berbeda (batch), maka setiap kali terjadi pergantian proses (putaran produksi) dari batch yang satu ke yang lain, harus dilakukan penyetelan kembali terhadap mesin- mesin. Sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas tersebut meningkat sesuai dengan banyaknya batch bukan unit produksinya. Aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini misalnya aktivitas setup, inpeksi, order pembelian, pemindahan bahan, penjadwalan dan produksi, aktivitas pengelolaan bahan (gerakan bahan dan order pembelian). 3) Aktivitas-aktivitas untuk mempertahankan produk (product level activities) Aktivitas dalam kelompok ini merupakan aktivitas yang menopang proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk mendukung perusahaan. misalnya berbagai produk yang diproduksi oleh Aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini aktivitas penelitian dan perekayasaan dan peningkatan produk. pengembangan produk, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 4) Aktivitas-aktivitas mempertahankan fasilitas (facility level product) Aktivitas berlevel fasilitas meliputi aktivitas yang diperlukan untuk menopang proses pemanufakturan untuk menyediakan fasilitas pabrik agar suatu perusahaan dapat berproduksi. Banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. Aktivitas ini dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai produk yang berbeda. Contoh aktivitas ini adalah manajemen pabrik, pemeliharaan bangunan, keamanan, pertamanan, penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi dan bangunan, serta depresiasi pabrik. Biaya yang ditimbulkan oleh aktivitas berlevel fasilitas dinamakan biaya aktivitas berlevel fasilitas. 3. Prosedur Pembebanan Biaya Overhead Pabrik dengan Sistem Penentuan Harga Pokok Berbasis Aktivitas Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas menerapkan prinsip-prinsip akuntansi aktivitas unt uk menghasilkan informasi harga pokok produksi yang lebih akurat. Penerapan prinsip itu mengikuti logika sebagai berikut: Aktivitas-aktivitas adalah pemacu biaya yang menyebabkan timbulnya biaya dan produk menimbulkan biaya dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan terhadapnya. Prinsip pertama mengatakan bahwa sumberdaya pendukung dan tidak langsung menyediakan kemampuan untuk melakukan aktivitas- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 aktivitas. Prinsip kedua, sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas adalah produk menimbulkan permintaan terhadap aktivitas. Beberapa istilah yang perlu diketahui terlebih dahulu sebelum masuk pada pembahasan mengenai prosedur penentuan harga pokok produk berdasarkan aktivitas (Supriyono, 1994:667): 1. Pengelompokkan biaya (cost pool) Merupakan suatu penggabungan biaya-biaya yang disebutkan dengan ukuran aktivitas yang sama untuk tujuan identifikasi dan atau alokasi ke pusat-pusat biaya, proses, produk atau jasa. 2. Rasio konsumsi Merupakan proporsi masing- masing aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Rasio tersebut dihitung dengan cara membagi jumlah suatu aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah seluruh aktivitas. 3. Pengelompokkan biaya yang homogen Merupakan kumpulan biaya overhead yang variasi biayanya dapat dikaitkan hanya dengan satu pemicu biaya saja atau dengan kata lain aktivitas-aktivitas overhead dapat disebut homogen jika mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk. Pembebanan biaya overhead pabrik dengan sistem harga pokok berbasis aktivitas mengikuti prosedur dua tahap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 Tahap Pertama Biaya sumber daya pendukung (dalam hal ini Biaya Overhead Pabrik) dibebankan ke aktivitas-aktivitas yang sesuai. Kemudian biaya-biaya aktivitas tersebut dikelompokkan ke beberapa cost pool (pengelompokkan biaya) yang homogen. Setelah pengelompokkan biaya ditentukan, kemudian dapat dihitung suatu tarif untuk masing- masing pool. Tarif dihitung dengan cara membagi jumlah semua biaya di dalam cost pool dengan suatu ukuran aktivitas yang dilakukan. Tarif pool ini juga berarti biaya per unit pemacu biaya. Tahap Kedua Biaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi atau permintaan aktivitas oleh masing- masing produk. Jadi dalam tahap ini biaya-biaya tiap pool aktivitas ditelusur ke produk menggunakan tarif pool dan ukuran besarnya sumberdaya yang dikonsumsi oleh tiap produk. Ukuran besarnya sumberdaya tersebut adalah penyederhanaan dari kuantitas pemacu biaya yang dikonsumsi oleh tiap produk. Biaya overhead pabrik yang dibebankan dari tiap cost pool ke tiap produk dihitung dengan rumus berikut: Overhead yang dibebankan = Tarif pool x Jumlah (unit) pemacu biaya yang digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 4. Asumsi yang Mendasari Sistem Penentuan Harga Pokok Berbasis Aktivitas Agar sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas menghasilkan data biaya yang lebih baik dibandingkan sistem akuntansi biaya tradisional (yang berbasis pada volume produk), perlu diperhatikan dua asumsi yang mendasari penentuan harga pokok berbasis aktivitas, yaitu: 1. Biaya-biaya di tiap cost pool dipacu oleh aktivitas-aktivitas yang homogen (seragam). Homogenitas (keseragaman) berarti bahwa biaya-biaya di dalam tiap pool dipacu oleh suatu aktivitas atau oleh aktivitas-aktivitas yang berkorelasi tinggi. Berkorelasi tinggi artinya perubahan- perubahan dalam tingkat suatu aktivitas diikuti dengan perubahan yang proporsional di dalam aktivitas-aktivitas yang lain. Keadaan yang ideal dalam asumsi ini adalah memiliki korelasi sempurna, yang berarti perubahan-perubahan proporsional dalam aktivitasaktivitas yang berkaitan adalah identik. 2. Biaya-biaya di tiap cost pool berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan aktivitas. Proporsionalitas (kesebandingan) berarti bahwa semua biaya-biaya di dalam cost pool harus berubah secara langsung sebanding dengan perubahan-perubahan di dalam tingkat aktivitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 H. Tahap-Tahap Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Menggunakan Activity Based Costing System Dua tahap pembebanan biaya overhead pabrik pada Activity Based Costing System (Supriyono, 1994:231-234): 1. Prosedur tahap pertama a. Penggolongan berbagai aktivitas Beberapa aktivitas diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok. Kelompok tersebut memiliki interpretasi fisik yang mudah dan jelas serta cocok dengan segmen-segmen proses produksi yang dapat dikelola. b. Pengasosiasian biaya dengan berbagai aktivitas Menghubungkan berbagai biaya dengan setiap kelompok aktivitas. c. Penentuan kelompok-kelompok biaya (cost pool) yang homogen Kelompok biaya yang homogen adalah sekelompok biaya overhead yang terhubungkan secara logis dengan tugas-tugas yang dilaksanakan dan berbagai macam biaya tersebut dapat dijelaskan oleh cost driver tunggal. Jadi, agar dapat dimasukkan ke dalam suatu kelo mpok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead harus dihubungkan secara logis dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk. Rasio yang sama menunjukkan eksistensi dari sebuah cost driver. Cost driver tentunya dapat diukur sehingga overhead dapat dibebankan ke berbagai produk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 d. Penentuan tarif kelompok (pool rate) Tarif kelompok adalah tarif biaya overhead per unit cost driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan cara membagi total biaya overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dengan dasar pengukuran aktivitas kelompok tersebut. 2. Prosedur tahap kedua Dalam tahap kedua biaya untuk setiap aktivitas dari biaya overhead dilacak ke berbagai jenis produk. Hal ini dilaksanakan dengan menggunakan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh setiap produk. Ukuran ini merupakan penyederhanaan cost driver yang digunakan oleh setiap produk. 3. Perbandingan Biaya-biaya produk Pembandingan menggambarkan secara jelas pengaruh penggunaan cost driver yang hanya berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead. Biaya berdasarkan aktivitas (ABC) merefleksikan pola konsumsi biaya overhead dengan benar, dan oleh karena itu paling akurat. Penentuan biaya produk berdasarkan aktivitas menyatakan bahwa metode konvensional (tradisional) menentukan biaya terlalu rendah. Penggunaan cost driver hanya berdasarkan unit dapat menimbulkan suatu produk mensubsidi produk lain. Subsidi ini dapat menguntungkan dan mempengaruhi penentuan harga secara berlawanan dan persaingan kelo mpok produk lainnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 I. Struktur Organisasi Activity Based Costing System Activity Based Cost System memberikan gambaran operasi perusahaan. Activity Based Costing System juga membebankan semua biaya terhadap produk pada setiap langkah. Produk menyerap biaya-biaya pusat aktivitas, seperti suatu produk mengkonsumsi sumber daya pusat aktivitas. Begitu pula biaya-biaya dibebankan ke suatu kesatuan (entity), baik suatu unit, batch, atau suatu produk. Adapun sistem dari Activity Based Costing System adalah: a. Pembebanan Dua Tahap (Two Strategy Assignments) Activity Based Costing System merupakan sistem pembebebanan biaya yang terdiri dari dua tahap, yaitu melacak biaya pertama pada berbagai aktivitas dan kedua keberbagai produk (Hansen dan Mowen, 1994: 244; Horngern dan Foster, 1991:150). Penentuan harga pokok produk secara konvensional juga melibatkan dua tahap. Namun pada tahap pertama biaya-biaya tidak dilacak pada aktivitas, melainkan ke suatu unit organisasi misalnya pabrik atau departemen. Pada tahap kedua meliputi pelacakan biaya ke berbagai produk, dalam hal ini juga dilakukan pada Activity Based Costing System, tetapi pada sistem penentuan harga pokok produk secara Activity Based Costing System menggunakan cost driver dalam jumlah yang jauh lebih banyak dan membebani biaya dengan menggunakan sistem variasi basis yang lebih cocok. Sebaliknya pada sistem konvensional hanya menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan unit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 Activity Based Costing System dimulai dengan asumsi bahwa sumbersumber pendukung dan sumber tidak langsung menyediakan kemampuan untuk melakukan aktivitas, misalnya menimbulkan biaya untuk dialokasikan. Pada tahap pertama, biaya sumber pendukung dibebankan ke aktivitas yang dilakukan oleh sumber-sumber ini. Oleh kerana itu Activity Based Costing System dimulai dari asumsi bahwa aktivitas menyebabkan biaya (Cooper dan Kapla n, 1991:269). Asumsi kedua dari Activity Based Costing System adalah bahwa produk menciptakan permintaan dan aktivitas. Tahap kedua dari Activity Based Costing System yaitu membebankan biaya aktivitas ke produk berdasarkan konsumsi atau permintaan produk individual akan masingmasing aktivitas (Cooper dan Kaplan, 1991:269). Berikut ini bagan proses pengalokasian biaya ke produk pada kedua sistem biaya yaitu tradisional dan Activity Based Costing System (Supriyono, 1994:663). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 Biaya-biaya listrik & energi Biaya-biaya pemakaian ruangan Biaya-biaya kerja tdk langsung Biaya overhead lain Langkah 1 Biaya pusat Biaya pusat Pusat biaya lain Biaya pusat Langkah 2 Produk 1 langkah 1: langkah 2: Produk 2 Produk 3 Produk lain mengalokasikan biaya overhead ke pusat biaya mangalokasikan biaya-biaya yang terjadi di pusat biaya ke produk-produk Gambar II.1 Proses Alokasi Dua Tahap Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Gambar II.1 menunjukkan aliran biaya overhead ke produk dalam sistem alokasi dua tahap tradisional. Pada tahap I biaya overhead dibebankan ke pusat biaya dan ke pusat biaya. Pada tahap II biaya overhead yang telah dikumpulkan dalm pusat-pusat biaya dialokasikan ke produk menggunakan pemacu yang berbasis pada unit produk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 Biaya listrik Biaya pemeliharaan mesin Biaya inpeksi Biaya persiapan produksi (set up) Biaya perekayasaan Cost pool Cost pool Cost pool Produk 1 Produk 2 Produk 3 Gambar II.2 Prosedur Pembebanan Biaya Overhead Dua Tahap Sistem Penentuan Harga Pokok Berbasis Aktivitas. Gambar II.2 menunjukkan aliran biaya overhead ke produk dalam sistem alokasi berdasarkan sisitem ABC. Pada tahap I ini sumber daya pendukung (dalam hal ini BOP) dibebankan ke aktivitas-aktivitas, kemudian biaya aktivitas-aktivitas tersebut dikelompokkan ke beberapa cost pool (pengelompokkan biaya yang homogen). Setelah pengelompokkan biaya ditentukan, kemudian dapat dihitung suatu tarif untuk masing- masing pool. Tarif dihitung dengan cara membagi jumlah semua biaya di dalam cost pool dengan suatu ukuran aktivitas yang dilakukan. Tarif pool jug berarti biaya per unit pemicu biaya. Pada tahap II biaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi atau permintaan aktivitas ke produk. Jadi dalam hal ini biaya-biaya tiap pool aktivitas ditelusur ke produk dengan menggunakan tarif pool dan ukuran besarnya sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap produk. Ukuran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 besarnya sumber daya tersebut adalah penyederhanaan dari kuantitas pemacu biaya yang dikonsumsi oleh tiap produk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan objek tertentu yaitu, mengenai Evaluasi Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Activity Based Costing System yang dilaksanakan di perusahaan. Data yang diperoleh dianalisis dan diambil kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh dari analisis tersebut hanya berlaku bagi perusahaan yang bersangkutan. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan kosmetik PT COSMAR, di Jl. Pulo Buaran III Blok R No.2, Pulogadung, Jakarta Timur. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah bulan Januari sampai dengan Februari 2007. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah orang-orang yang terkait langsung dengan proses produksi, yaitu: 31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 a. Kepala Bagian Akuntansi b. Kepala Bagian Produksi c. PPIC D. Objek Penelitian Objek penelitian adalah proses produksi berupa Lip Gloss Kluge Purple LGK5N, Two Way Cake Godet Light Yellow, dan Mascara Hitam yang dilakukan dalam pembuatan produk yang nantinya akan digunakan untuk membentuk harga pokok produk. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi Merupakan cara mengumpulkan data dengan melihat data perusahaan yang diteliti kemudian menyalin untuk memperoleh data, catatan dan arsip-arsip yang mendukung. Dalam hal ini informasi yang didapat berupa data sejarah perusahaan, jenis produksi tahun 2006, data biaya bahan baku, data biaya tenaga kerja langsung, data kuantitas pemicu biaya, dan data biaya overhead pabrik. 2. Observasi Merupakan pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian dengan maksud untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi. 3. Wawancara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 Merupakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi secara langsung dari bagian-bagian perusahaan yang berwenang. F. Teknik Analisis Data 1. Untuk menjawab masalah yang pertama maka cara yang perlu dilakukan adalah dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penyusunan harga pokok produk. 2. Untuk menjawab masalah yang kedua, cara yang perlu dilakukan antara lain: a. Mengidentifikasi syarat-syarat penerapan metode Activity Based Costing System menurut kajian teori. Adapun syarat-syaratnya adalah: 1) Diversitas produk perusahaan cukup tinggi 2) Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat 3) Biaya pengukuran dapat dikatakan rendah b. Mengidentifikasi kondisi perusahaan yang berkaitan dengan syaratsyarat yang telah ditetapkan menurut kajian teori c. Melakukan analisis untuk mengambil kesimpulan, apakah kondisi perusahaan bisa untuk penerapan metode Activity Based Costing System. 3. Untuk menjawab masalah ketiga maka dilakukan langkah- langkah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 a. Menyajikan laporan perhitungan harga pokok produk yang ditentukan perusahaan b. Menghitung harga pokok produk berdasarkan Activity Based Costing System dengan urutan sebagai berikut: 1) Mengklasifikasikan biaya overhead menurut aktivitasnya. 2) Menghitung biaya overhead pabrik per unit berdasarkan Activity Based Costing System, dengan langkah- langkah sebagai berikut: a) Identifikasi aktivitas-aktivitas perusahaan. Aktivitas-aktivitas tersebut digolongkan ke dalam 4 golongan, yaitu aktivitas tingkat unit, batch, produk dan fasilitas. b) Menentukan cost pool dan cost driver untuk setiap aktivitas yang sudah diidentifikasi pada langkah (a). c) Menentukan cost pool rate, yaitu dengan cara membagi biaya dari setiap aktivitas dengan total cost driver yang dikonsumsi oleh masing- masing aktivitas. c. Menghitung harga pokok per unit dengan cara menjumlahkan biaya bahan baku per unit, biaya tenaga kerja langsung per unit, dan biaya overhead pabrik per unit yang sudah di hitung dalam langkah (1) dan langkah (2). d. Membebankan tarif kelompok berdasar cost driver yang digunakan untuk menghitung biaya overhead yang dibebankan. e. Menyusun perhitungan harga pokok produksi menurut ABC System. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 f. Membandingkan besarnya harga pokok produk yang ditentukan oleh perusahaan dengan harga pokok produk berdasarkan ABC System sehingga dapat diketahui selisihnya (lebih besar atau lebih kecil). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT COSMAR (Cosmetics Contract Manufacturing) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang kosmetik yang beralamat di BPSP Kawasan Industri Pulo Gadung, Blok R1 Jakarta Timur, dengan luas area 1200 m2. Lantai atas digunakan sebagai Office, Laboratorium R & D, Meetingroom, Showroom, dan Warehouse, sedangkan lantai bawah digunakan sebagai ruang produksi (Decorative, Liquid, Packaging, dll). PT COSMAR didirikan berdasarkan atas akte notaris Antoni Halim No. 13 Tanggal 13 Maret 2003 dengan ijin BKPMA (Badan Koordinasi Penanaman Modal Asing) No. 149/I/PMA/2003 dan ijin produksi dari Departemen Kesehatan. PT COSMAR adalah Penanaman Modal Asing yang didirikan oleh tiga orang yang merupakan perluasan bisnis dari PT DWIPARDI (DP) dan DWIPAR LOKA AYU (DLA) yang ingin mengembangkan bisnis kosmetik dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya PT COSMAR memproduksi berdasarkan pesanan (make to order) yang datang dari perusahaan-perusahaan kosmetik yang mempunyai merek ternama seperti Sinzhui, Sophie Martin, Martina Berto, dll. Selain menerima pesanan dari 36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 perusahaan kosmetik, PT COSMAR juga menerima pesanan yang datang dari perusahaan penerbangan, perhotelan, multi level marketing (MLM), dll. Sampai saat ini PT COSMAR sudah beroperasi hampir 4 (empat) tahun dengan perkembangan yang cukup pesat. Produk yang dihasilkan meliputi dekoratif kosmetik seperti Lipstick, Two Way Cake, Compact Powder, Blush On, Eye Shadow, Mascara, serta produk perawatan kulit dalam bentuk press dan Loose Powder, pasta, batangan, cream, lotion, cair dan gel. Raw Material yang digunakan dalam pembuatan formula dan bahan jadi hampir 90% dipasok dari DLA dan DP yang diimpor langsung dari Jepang, Jerman dan Amerika. Perusahan-perusahaan besar yang juga memasok raw material dari DLA dan DP yaitu perusahaan Martina Berto, AVON, Ultima, Mandom, Loreal, dll. Saat ini PT COSMAR telah melayani dan menjadi pemasok tetap bagi perusahaan-perusahaan kosmetik terkemuka seperti PT Bina Karya Prima (produsen sabun Sinzhui dan minyak goreng Tropikal ), Mandom Indonesia, Martina Berto (Martha Tilaar Group), Splash (skin white-Extraderm). Kini PT COSMAR juga sedang menjajaki kerjasama bisnis dengan AVON, BARBIE, dll. PT COSMAR memiliki Apoteker yang kompeten yang merupakan lulusan dari Universitas terkemuka. Formulator sudah memiliki pengalaman dalam membuat formulasi bahan. Selain itu PT COSMAR juga mempunyai konsultan yang telah memiliki pengalaman dalam bidang kosmetik dan yang telah membesarkan perusahaan kosmetik seperti Estee Lauder dan AVON. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 Konsultan ini merupakan salah satu fasilitas yang diperoleh dari Pemerintah Belanda. Konsultan ini bernama Nobert Haans dan berasal dari Belgia. Dalam menghadapi era globalisasi dimana persaingan antar perusahaan industri semakin ketat, maka PT COSMAR berupaya untuk terus meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkannya yaitu dengan menerapkan sistem manajemen yang mengacu pada Standar ISO 9001:2000 sehingga kualitas produk yang dihasilkan tidak hanya diakui di dalam negeri tetapi juga di dunia internasional. B. Visi dan Misi Perusahaan Visi perusahaan yaitu menjadi pemimpin dalam private label dan mutu di industri Cosmetics Contract Manufacturing di Indonesia dan dunia Internasional. Sedangkan misi perusahaan yaitu mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk-produk yang berkualitas, serta memberikan pelayanan-pelayanan dengan mutu tinggi untuk mewujudkan kepuasan pelanggan. C. Kualitas Komitmen Perusahaan Untuk terus mewujudkan visi menjadi pemimpin dalam private label dan cosmetics contract manufacturing, pencarian mutu, maka langkah- langkah yang dilakukan PT COSMAR yaitu: 1. Akan selalu menekankan kesadaran akan mutu yang baik dan keuntungannya kepada para pelanggannya dan para karyawannya; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 2. Memberikan 100% kepuasan pelanggan dengan menyediakan produkproduk dan pelayanan-pelayanan yang bermutu yang didapat dari kerjasama internal maupun eksternal dan peningkatan mutu produk dan pelayanan secara terus- menerus; 3. Bekerja sekali benar dan memberikan wewenang kepada karyawan untuk menampilkan kemampuan terbaik mereka dalam memberikan tingkat pelayanan bermutu tinggi; 4. Menerapkan metode SMART yaitu Specific, Measurable, Achievable, Rational,dan Timely. D. Sumber Daya Manusia Karyawan yang bekerja di PT COSMAR merupakan karyawan pilihan yaitu operator mesin minimal SMU dan staff minimal S1 dan berasal dari universitas terkemuka. Plant Manager PT COSMAR sebelumnya adalah Plant Manager PT ROSCH (pabrik obat) dan PT CEMPAKA (MARTINA BERTO Group). R & D manager mampunyai pengalaman di bidang kosmetik yang sebelumnya adalah R & D PT CEMPAKA. PT COSMAR menggunakan tenaga kerja harian yang telah berpengalaman di bidang kosmetik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 E. Struktur Organisasi PT COSMAR dipimpin oleh seorang General Manager yang membawahi 4 (empat) bagian, yaitu: 1. Commercial support, membawahi 3 (tiga) bagian operasional, yaitu: 1) Purchasing, yang melakukan kegiatan pembelian bahan-bahan produksi dan barang-barang yang mendukung proses produksi dan juga merupakan departemen yang mendukung mutu. 2) PPIC (Planning Process Inventory Control), yang melakukan kegiatan perencanaan produksi, perencanan proses, penyediaan persediaan dan merupakan departemen yang mendukung mutu. 3) Administrasi Support, yang melakukan kegiatan administrasi untuk menunjang kegiatan di bagian Purchasing dan PPIC. 2. Plant Support, membawahi 5 (lima) bagian operasional, yaitu: 1) R & D (Research and Development), yang merupakan bagian yang membuat formula kosmetik yang akan dihasilkan dan bagian ini juga merupakan salah satu departemen yang mendukung mutu. 2) Production, merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses produksi dan merupakan departemen yang melaksanakan mutu terhadap produk. 3) QA (Quality Assurance) & QC (Quality Control), merupakan departemen yang memverifikasi mutu atau mengawasi kualitas produk yang dihasilkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 4) Warehouse, merupakan bagian yang mengontrol ketersediaan dan keluar masuknya barang dari gudang dan merupakan satu departemen yang mendukung mutu. 5) Maintenance & General Affairs, merupakan bagian yang melakukan pengawasan dan pemeliharaan terhadap fasilitas produksi seperti mesin untuk produksi dan alat-alat lainnya. 3. Business Support, membawahi 5 (lima) bagian, yaitu: 1) Finance & Accounting 2) HRD Departement 3) Legal & External Relationship 4) IT (Information Technology) 5) General Affair 4. Business Support, membawahi 2 (dua) bagian operasional, yaitu: 1) Sales & Marketing 2) New Business PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Struktur Organisasi PT COSMAR General Manager Plant Manager Plant Adm. support staff R & D Dept. Head Production Dept. Business Support PPIC staff Finance Dept. Head QA/QC Dept. Head Engineering Dept. Head Business Development Purchasing staff GA Dept. Head Marketing & Sales Dept. Head Warehouse Dept. Gambar IV.1 Struktur Organisasi PT Cosmar Sumber: PT COSMAR Berikut ini akandijabarkan mengenai struktur organisasi PT COSMAR. 1. Plant Manager (Manager Perusahaan) Manager perusahan mengatur dan mengawasi semua aspek teknis, ekonomi, dan administrasi agarproduksi dapat terlaksana secara efisien dan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang telah ditetapkan. Manager perusahaan di PT COSMAR juga mangkoordinir departemen-departemen yang ada di bawah tanggung jawabnya yaitu Quality Control, Quality PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Assurance, R & D, produksi (proses dan kemas), gudang raw material (PM), packaging material (PM), dan teknik. Uraian tugas dan tanggung jawab Manager Perusahaan sebagai berikut: 1) Mengatur dan mengawasi semua kegiatan departemen dibawahnya. 2) Membina dan memberikan pengarahan kepada semua bagian yang ada di bawah tanggung jawabnya. 3) Merangkap sebagai QMR oleh ISO 9001:2000. 4) Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan di pabrik dan membantu menyelesaikan masalah karyawannya. 5) Mengusahakan karyawan untuk selalu meningkatkan SDM karyawan di bawah tanggung jawabnya. 6) Setiap bulan melaporkan laporan hasil produksi kepada Direktur perusahaan. 7) Memikirkan keselamatan kerja karyawan. 8) Mengusahakan karyawan agar bekerja produktif, mengurangi pemborosan, menjaga mutu produk tetap konsisten. 9) Bersama anak buahnya mentaati peraturan-peraturan yang ada di perusahaan. 10) Bertanggung jawab atas kedisiplinan karyawan. 11) Memberikan penilaian tahunan kepada prestasi kerja karyawan secara langsung, mengusulkan mutasi, demosi, dan kenaikan gaji. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 2. Quality Control (Departemen Pengawasan Mutu) Departemen pengawasan mutu dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab agar mutu kosmetik yang dihasilkan memenuhi syarat yang telah ditentukan. Dengan tugas utama meluluskan atau menolak bahan baku, produk ruahan (bulk), produk setengah jadi, produk jadi, sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, menangani keluhan konsumen, mengevaluasi stabilitas produk existing melalui retained sample. Berikut ini tugas dan tanggung jawab dari Departemen Pengawasan Mutu: 1) Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan semua tugas di Departemen Pengawasan Mutu. 2) Bertanggung jawab atas analisa dan keputusan untuk meluluskan atau menolak hasil pemeriksaan mutu bahan baku, bahan kemas, produk antara, produk ruahan (bulk), produk setengah jadi, produk jadi sesuai prosedur dan metode yang disetujui. 3) Bersama-sama dengan R & D dan produksi bertanggung jawab pada trial produksi agar berjalan dengan baik. 4) Menjawab keluhan konsumen, mengevaluasi surat keluhan produk dari konsumen. 5) Jika ada kegagalan bagian produksi mendiskusikannya dengan manager produksiatau manager perusahaan. 6) Sebagai penanggung jawab dari segi perintah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 7) Bertanggung jawab terhadap alat-alat analisa agar digunakan dengan benar, dijaga dan dikalibrasi. 8) Bertanggung jawab untuk pelatihan karyawan QC (terutama karyawan baru) dan evaluasi tahunan atas semua karyawan yang ada dibawahnya. 9) Membuat laporan bulanan. 10) Membuat anggaran tahunan departemen QC. Pemeriksaan yang dilakukan oleh departemen QC adalah pemeriksaan barang datang, pemeriksaan saat proses (in process control), pemeriksaan barang jadi (finished goods). 1. Pemeriksaan barang datang a) Pemeriksaan bahan baku (raw material/RM) Pemeriksaan bahan baku di dahului dengan sampling bahan baku yang baru datang, sampling dilakukan oleh staff QC yang bertugas untuk memeriksa bahan baku, sampling dilakukan langsung dari tempat sampling yang ada di dalam gudang raw material. Setiap bahan yang datang biasanya disertai oleh adanya certificate of analysis, sehingga bisa diputuskan berdasarkan hasil analisa apakah bahan baku tersebut diluluskan atau ditolak. Untuk memeriksa apakah bahan baku dari pihak gudang harus memberikan form permintaan pemeriksaan barang secara tertulis. Form tersebut terdiri dari 4 (empat) lembar, warna putih untuk QC, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 warna merah untuk finance, warna kuning untuk gudang, dan warna biru untuk purchasing. b) Pemeriksaan barang kemas (packaging material/PM) Pemeriksaan barang kemas dilakukan oleh staff QC yang ditunjuk oleh kepala departemen QC untuk memeriksa setiap barang kemas yang datang. Pemeriksaan barang kemas dilakukan dengan melihat bentuk, uk uran, spesifikasi kemudian dibandingkan dengan standar dari supplier. Jika dalam sampling setelah diperiksa ditemukan ada yang cacat atau rusak atau juga tidak sesuai dengan standar, maka barang kemas tersebut harus di reject. Jumlah barang yang boleh di reject dan diluluskan harus sesuai dengan tebel militarry standar (normal inspection-single sampling). 2. Pemeriksaan saat proses (in process control) Pemeriksaan saat proses dilakukan pada saat produksi dengan membawa sampel produksi dan catatan batch records untuk dianalisa oleh staff QC apakah proses produksi tersebut bisa dilanjutkan ke proses filling atau pengisian kedalam kemasan ada proses penambahan. 3. Pemeriksaan barang jadi (finished goods) Pemeriksaan barang jadi biasanya dilakukan pada saat pengisian dan proses kemas akhir. Biasanya yang diperiksa adalah kelengkapan dari kemasan primer, apakah pemasangan label sudah benar, nomor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 CD-nya, expired date dan nomor batchnya. Jika tidak ada kesalahan, maka barang jadi atau finished goods siap untuk dimasukkan ke dalam master box dan siap untuk dirim kepada pelanggan. 3. Departemen Produksi Proses pembuatan produk ini masih memastikan bahwa produk yang dibuat adalah sesuai dengan persyaratan dan permintaan dari pelanggan. Dalam hal ini yang telah ditunju sebagai penanggung jawab agar proses pembuatan kosmetik dapat berjalan dengan bak dan mempunyai wewenang untuk menyempurnakannya adalah Kepala Departemen Produksi. Adapun sumber daya manusia yang ada di departemen ini dapat dilihat dalam bagan orga nisasi sebagai berikut: Kepala Departemen Produksi Supervisor Proses Supervisor Kemas Operator-operator Line Leader Petugas Kemas Gambar IV.2 Struktur Organisasi Departemen Produksi Sumber: PT COSMAR PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Pernyataan kebijakan proses pembuatan produk adalah sebagai berikut: 1) Memastikan bahwa proses produksi terkontrol sesuai dan menghasilkan produk sesuai spesifikasi yang diharapkan, maka proses produksi berjalan mengikuti Lembar Petunjuk Proses (LPP) dan hasilnya diperiksa oleh departemen QC. 2) Memastikan bahwa proses pengemasan berjalan sehingga memenuhi spesifikasi maka pengemasan dilakukan mengikuti Lembar Petunjuk Kemas (LPK) dan hasilnya diperiksa oleh departemen QC. 3) Memastikan bahwa pengisian godet sesuai spesifikasi, maka selama proses pencetakan / pengisian godet dilakukan pengontrolan secara periodik dan melalui pemeriksaan oleh departemen QC. Proses produksi yang dilakukan di departemen produksi adalah produksi jadi, produksi setelah jadi dan proses kemasan. Ikhtisar pekerjaan dari kepala Departemen Produksi adalah bahwa produk yang sudah direncanakan dapat dibuat dengan cara yang efisien dan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang ditetapkan. Uraian tugas dan tanggung jawab kepala Departemen Produksi adalah sebagai berikut: 1) Melakukan prosedur-prosedur dan instruksi kerja untuk produksi sesuai dengan ISO 9001:2000. 2) Bertanggung jawab atas kedisiplinan kerja anak buahnya. 3) Memberikan sanksi lisan maupun tulisan kepada anak buahnya yang melakukan kesalahan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 4) Memberikan motivasi dan dorongan bagi anak buahnya untuk bekerja lebih baik. 5) Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan seksi dibawahnya yaitu bagian proses dan kemas. 6) Mengusahakan pemenuhan rencana produksi dengan optimal dengan mengingat akan produktivitas dan mutu. 7) Membantu maintenance untuk terlaksananya preventive maintenance. 8) Memperhatikankeselamatan kerja karyawan yang ada di bawah tanggung jawabnya. 9) Bersama dengan QC dan R & D bertanggung jawab terhadap trial produksi. 10) Mengatur dan melaksanakan pengawasan agar semua prosedur dan laporan produksi dilaksanakan sebagaimana mestinya dan tepat pada waktunya. Tugas kepala Departemen Produksi di bantu oleh dua supervisor yaitu supervisor proses dan supervisor kemas. Sedangkan tanggung jawab dari supervisor kemas produksi yaitu: 1) Melakukan proses kemas sesuai dengan prosedur-prosedur kerja yang sudah ada. 2) Mengatur para petugas kemas secara efektif, efisien dan menangani masalah teknis proses pengemasan. 3) Memonitor sasaran mutu kemas dengan memberikan motivasi kepada anak buahnya untuk bekerja lebih baik atau dengan sekali benar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 4) Mengatur ketertiban atau disiplin bawahan dan menjaga suasana kerja yang baik. 5) Menjaga kebersihan peralatan kemas dan tempat kerja. 6) Melakukan koordinasi yang baik dengan gudang dalam permintaan dan pengembalian barang yang akan dipakai dalam proses kemasan. 7) Melakukan koordinasi dengan bagian QC terhadap produk yang dikemas. Berikut adalah uraian tugas dan tanggung jawab dari supervisor proses produksi: 1) Mengatur dan menjamin bahwa produk dibuat sesuai dengan LPP yang benar dan sesuai jadwal. 2) Menjamin bahwa semua mesin dan peralatan selalu dalam keadaan siap pakai, bersih dan kondisinya baik. 3) Menjaga dan memelihara kebersihan mesin atau perlatan dan area kerja 4) Menjaga disiplin kerja anak buahnya, lingkungan kerja yang nyaman dan membantu anak buah bila ada kesalahan teknis. 5) Mengatur tugas operator dengan efektif, efisien dan mengatasi teknis dalam produksi. 6) Memeriksa dan mengisi dengan benar LPP. 7) Mengusulkan pembelian peralatan yang dibutuhkan. 8) Menilai prestasi kerja anak buahnya dan menyiapkan laporan bulanan. 9) Membantu manager produksi dalam mencapai sasaran mutu ISO 9001. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 4. Departemen Research and Development (R & D) Departemen R & D merupakan departemen yang melakukan penelitian dan pengembangan formula sediaan kosmetik yang dipesan oleh pelanggan melalui marketing. Untuk memastikan bahwa proses pengembangan formula ini ditangani dengan baik maka kepala departemen R & D yang bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk menyempurnakannya. Pernyataan kebijakan proses pengembangan atau design formula sebagai berikut: 1) untuk memastikan bahwa pengembangan produk dapat berjalan dengan baik, maka setelah Product Development Request (PDR) diterima dari marketing R & D mulai melakukan tindakan proses selanjutnya. 2) untuk memastikan bahwa pengembangan produk baru sesuai dengan keinginan pelanggan dan produk terjamin kestabilannya, maka R & D antara lain melakukan penelusuran pustaka, trial laboratorium, serta melakukan uji stabilitas. 3) untuk memastikan bahwa setiap perubahan design formula dilakukan dengan baik, maka R & D antara lain melakukan trial laboratorium, uji stabilitas, uji panel, dan apabila diterima, maka R & D menyiapkan administrasi yang diperlukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 4) untuk memastikan bahwa setiap produk mempunyai master formula, maka R & D menyiapkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan produk tersebut (MC, LPK, LPP) untuk persiapan produksi. 5) untuk memastikan bahwa trial produksi dapat berjalan dengan lancar, maka R & D melakukan pengalihan skala laboratorium ke skala produksi. Ikhtisar atau ringkasan kerja dari kepala departemen R & D adalah memimpin R & D dengan target menghasilkan produk baru yang bermutu, stabil sesuai dengan yang dikehendaki pelanggan melalui marketing dan produk baru tersebut mempunyai harga yang bisa diterima juga oleh pelanggan. Uraian tugas dan tanggung jawab kepala departemen R & D adalah sebagai berikut: 1) melakukan tugas-tugas supaya sasaran mutu tercapai 2) bertanggung jawab bahwa prosedur-prosedur ISO untuk R & D dijalankan 3) dari masukan QC atau pelanggan, memperbaiki produk-produk existing yang kurang bermutu dan memperbaiki stabilitas produk 4) memimpin R & D untuk menjadi pemimpin trial produksi Tugas dari kepala departemen R & D dibantu oleh beberapa staff R & D yang masing- masing bertanggung jawab atas formulasi sediaan kosmetik. Adapun staff dari kepala depeartemen R & D terdiri dari 3 (tiga) formulator dengan tiap formulator mempunyai 1 (satu) asisten. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Formlator tersebut adalah formulator bagian dry yang bertanggung jawab atas formula compact powder, two way cake, eye shadow,dan blush on, yang kedua adalah formulator bagian lipstick cair maupun padat, formula seperti hand body lotion, shampoo, body cologne, masker, sabun antiseptik, dan lain- lain. 5. Departemen Warehouse atau Gudang Departemen gudang mempunyai fungsi utama adalah menerima, menyimpan, dan mengirim barang dari pelanggan yang satu ke pelanggan yang lain sesuai permintaan pelanggan atau juga permintaan dari marketing. Gudang yang ada di PT COSMAR dibagimenjadi 4 (empat) bagian yaitu gudang raw material atau bahan baku, gudang bahan kemas, gudang ATK atau barang-barang administrasi dan gudang bahan jadi. Untuk memperlancar kerja dari departemen gudang, maka gudang di kepalai oleh satu orang kepala gudang dengan dibantu oleh beberapa staffnya. Adapun ikhtisar pekerjaan dari kepala gudang adalah mengatur kebersihan gudang bahan baku, gudang bahan kemas, gudang ATK dan juga gudang finish goods dari segi mutu dan kuantitas. Uraian tugas dan tanggung jawab kepala gudang adalah sebagai berikut: 1) Melakukan prosedur atau instruksi kerja oleh gudang RM / PM sesuai dengan standar ISO 9001:2000 2) Melakukan tugas-tugas tercantum pada sasaran mutu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 3) Menjaga disiplin kerja semua karyawan 4) Menjaga keselamatan kerja anak buahnya 5) Menaga agar tidak ada kesalahan dalam penimbangan bahan baku 6) Berusaha mensupply bahan baku dan bahan kemas sebaik-baiknya agar proses produksi dan proses kemas berjalan lancar 7) Memberikan penilaian tahunan atas prestasi kerja anak buahnya, mengusulkan mutasi, demosi atau mengusulkan kenaikan gaji anak buahnya 8) Memberikan sanksi lisan maupun tulisan kepada anak buahnya yang berbuat kesalahan, besar kecilnya sanksi tergantung pada kesalahan yang dibuat 9) Mengusahakan perbaikan-perbaikan terus menerus dibidangnya untuk kepentingan perusahaan 10) Dapat bekerja sama dengan bagian yang lainnya 11) Mengontrol bahwa prosedur-prosedur dan instruksi kerja ISO 9001, CPKB (cara pembuatan kosmetik yang baik) yang berhubungan dengan gudang raw material atau packaging material berjalan dengan baik 12) Mengusahakan perbedaan antara stock fisik RM / PM dengan komputer dibawah limit yang sudah ditentukan 13) Mengusahakan peningkatan sumber daya manusia gudang RM / PM dengan melakukan training-training 14) Menjaga mutu dari PM / RM yang disimpan tiap bagian gudang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 15) Memonitor dan memberikan data analisa ulang bahan baku kepada QC 16) Tugas dan tanggung jawab yang lain yang tidak dapat disebutkansatu peratu di job description ini yang ada kaitannya dengan PM / RM, dengan sendir inya menjadi tanggung jawabnya 6. Departemen PPIC Departemen PPIC adalah departemen production planning and inventory control, yaitu departemen yang mempunyai fungsi utama untuk merencanakan semua produksi yang akan dilakukan di industri. Perencanaan ini dari perencanaan produksi pembelian bahan-bahan baku, perencanaan jadwal produksi sampai perencanaan pengiriman barang ke pelanggan. Ikhtisar pekerjaan dari PPIC adalah membuat rencana produksi dan stock bahan baku kemudian mengontrol hasil produksi agar kinerja produksi dan kinerja pengiriman dapat optimal. Uraian tugas dan tanggung jawab dari kepala departemen PPIC adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi order dari marketing 2) Mengalokasikan order ke mesin produksi yang tertuang dalam rencana produksi agar mesin dapat berproduksi dengan efisien dan efektif 3) Mengidentifikasikan kebutuhan material bahan pembantu 4) Membuat jadwal stock dengan berkoordinasi dengan pihak pembelian untuk memastikan semua kebutuhan material dapat terpenuhi secara optimal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 5) Mengontrol antara rencana-rencana diatas dengan realisasi 6) Mereview rencana-rencana apabila terjadi perbedaan dan secara aktif berkoordinasi dengan marketing dan pembelian atas perubahan atau hasil review dari rencana 7) Memberikan informasi tentang rencana yang selalu up to date kepada marketing, produksi dan pembelian 8) Membuat laporan kepada direktur yang menjadi atasannya 7. Departemen Maintenance Departemen maintenance dalam PT COSMAR bertanggung jawab terhadap semua peralatan yang ada dalam perusahaan termasuk di dalamnya adalah mesin- mesin, air, pemasangan pipa, dan lain- lain yang berkaitan dengan kelancaran proses produksi di PT COSMAR. Departemen maintenance bekerja memelihara mesin- mesin produksi dengan cara mengontrol sesuai dengan jadwal yang telah dibuat berdasarkan produksi yang sedang dijalankan. Pengecekan terhadap mesin- mesin sering juga dilakukan karena banyaknya pesanan yang diterima oleh perusahaan sehingga mesinakan terus beroperasi, dan jika tidak dilakukan pengecekan secara rutin dikhawatirkan mesin akan rusak dan bisa mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Departemen maintenance bertanggung jawab langsung terhadap Manager Plant di perusahaan, misalnya dalam hal pembelian mesin baru, PT COSMAR akan melibatkan langsung kepala departemen maintenance untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa supplier, dan supplier yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 telah didapatkan akan mempresentasikan peralatan yang akan dipesan oleh pihak perusahaan, kemudian kepala departemen maintenance bersama Manager Plant, Purchasing, secara internal akan bediskusi untuk menentukan supplier mana yang akan dipilih dengan berbagai pertimbangan baik harga maupun kualitas peralatan yang akan dibeli. Departemen Maintenance bekerja setelah mendapat laporan dari departemen lain seperti departemen produksi, dengan mengisi form permohonan bantuan teknis tentang mesin yang rusak dan perlu diperbaiki dengan segera. Jika permohonan bersifat urgent atau sangat penting maka departemen maintenance langsung meminta ke bagian finance atau keuangan dengan persetujuan Manager Plant untuk membeli alat yang dibutuhkan tanpa melalui departemen purchasing terlebih dahulu. Departemen maintenance setiap bulannya membuat laporan kepada Manager Plant sebagai atasannya secara langsung berupa maintenance record tentang semua kegiatan yang dilakukan selama satu bulan, hal ini memudahkan departemen maintenance menyusun dan menyiapkan laporan apabila tiba saatnya departemen maintenance di audit oleh ISO maupun tim audit CPKB, sehingga hal ini dapat digunakan unt uk meningkatkan dan memperbaiki kualitas kerja semua departemen pada umumnya dan departemen maintenance pada khususnya. 8. Business Development Manager Business Development bertanggung jawab atas dua departemen yaitu Departemen Marketing dan Departemen Purchasing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Kedua departemen ini merupakan awal dari terjadinya proses bisnis di PT COSMAR. 1. Departemen Sales dan Marketing Ikhtisar pekerjaan dari kepala departemen ini adalah mencari order, merencanakan, dan mengawasi kegiatan pemasaran sesuai dengan program dan kebijakan yang telah ditentukan. Uraian tugas dan tanggung jawab kepala departemen sales dan merketing adalah sebagai berikut: 1) Bertanggung jawab atas keberhasilan atau tercapainya target penjualan perusahaan (unit / Rp) 2) Senantiasa memelihara hubungan baik dengan pelanggan 3) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan departemen marketing (operasional dan administrasi) 4) Senantiasa memanfaatkan peluang untuk meningkatkan penjualan (existing product / new product), mencari pesanan ke pelanggan dengan membawa sampel produk 5) Mengantisipasi ancaman baik dari competitors (perusahaan lain / saingan) maupun subtitusi produk 6) Membina kerjasama dengan departemen lain dalam rangka pencapaian target perusahaan dengan peningkatan service terhadap pelanggan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 2. Departemen Pendukung Departemen pendukung adalah departemen yang bertanggung jawab atas semua pemesanan bahan yang berhubungan dengan perusahaan, baik yang langsung berhubungan dengan proses produksi maupun administrasi perusahaan. Adapun ikhtisar pekerjaan dari kepala departemen purchasing adalah bertujuan dalam pengadaan bahan baku dan bahan pembantu sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Sedangkan uraian tugas dan tanggung jawab kepala departemen purchasing adalah sebagai berikut: 1) Koordinasi intern maupun ekstern dalam pengadaan bahan lokal maupun import 2) Negosiasi harga, jadwal pengiriman dan kuantitas 3) Evaluasi dan audit pemasok 4) Review purchase order 5) Korespondensi dengan supplier F. Proses Pro duksi PT COSMAR memproduksi beberapa jenis produk yaitu diantaranya yang paling banyak diproduksi pada tahun 2006 adalah Lip Gloss Kluge Purple, Two Way Cake, dan Mascara Hitam. produksi produk jadi adalah sebagai berikut: Adapun langkah-langkah proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 1. Menerima jadwal produksi dan MIS (Material Issue Slip) proses dari PPIC. 2. Menyerahkan MIS Raw Material ke bagian gudang. 3. Melakukan penimbangan Raw Material berdasarkan MIS. 4. Melakukan pengecekan Raw Material yang telah ditimbang oleh pihak gudang sebelum masuk ke produksi (harus ada 2 tanda tangan dari pihak gudang pada label timbang), jumlah dan berat harus sama dengan MIS. 5. Melakukan proses produksi berdasarkan instruksi kerja proses produksi. 6. Menyerahkan semua dokumen proses, Form Permintaan Pemeriksaan QC ke QC setelah proses produksi selesai dikerjakan. 7. Melakukan pemeriksaan produk WIP (work in process). Jika released QC di pasang label diterima, jika ditolak maka dilakukan perbaikan/adjusment. 8. Memasukkan data hasil produk ruahan yang released QC ke sistem accurate komputer. 9. Menerima jadwal kemas produksi dan MIS packaging material dari PPIC. 10. Menyerahkan MIS packaging material ke bagian gudang. 11. Menyiapkan komponen packaging material berdasarkan MIS packaging material. 12. Melakukan serah terima packaging material. 13. Melakukan kemas produksi berdasarkan instruksi kerja produksi. 14. Menyerahkan semua dokumen kemas dan Form permintaan pemeriksaan QC setelah kemas produksi selesai dikerjakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 15. Melakukan pemeriksaan produk jadi. Jika released di pasang label diterima, jika ditolak dilakukan perbaikan/kemas ulang. 16. Melakukan serah terima produk jadi yang released QC kepada petugas gudang. 17. Melakukan rekonsiliasi penggunaan bulk dan bahan kemas, lalu melakukan serah terima sisa bulk dan bahan kemas kepada petugas gudang. 18. Memasukkan data hasil Finished Good ke dalam komputer. 19. Menistribusikan copy tanda terima Finished Good. F. Waktu Kerja PT COSMAR merupakan perusahaan manufaktur kosmetik yang melakukan kegiatan operasionalnya berdasarkan pesanan (make to order). Sistem kerjanya jika ada pesanan, maka perusahaan baru merekrut tenaga kerja yang akan bekerja di bagian proses produksi dan para pekerja tersebut hanya akan mendapat upah bila mereka dipekerjakan. PT COSMAR memulai kegiatannya dari jam 08.00 sampai jam 17.00. Kegiatan ini berlangsung dari hari Senin sampai dengan hari Jumat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Jam kerja karyawan PT COSMAR keseluruhan adalah sebagai berikut: Tabel IV.1 Jam Kerja Karyawan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Shift I Kegiatan Bel masuk Persiapan kerja dan setting mesin Kerja Break I Kerja Break II (Istirahat/makan siang) Kerja Break III Kerja Pulang Sumber: PT COSMAR Jam 07.45 07.45 - 08.00 08.00 - 09.45 09.45 - 10.00 10.00 - 12.00 12.00 - 13.00 13.00 - 15.45 15.45 - 16.00 16.00 - 17.00 17.00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2007. PT Cosmar melakukan proses produksi berdasarkan pesanan. Analisis yang dilakukan peneliti untuk menghitung harga pokok produk pada PT Cosmar ini meliputi jenis produk yang dihasilkan pada Tahun 2006. Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan analisis serta perhitungan dengan Sistem Konvensional dan Activity Based Costing System serta pembahasan dari 3 (tiga) jenis produk yaitu Lip Gloss Kluge Purple LGK5N, Two Way Cake (T/C) Godet Light Yellow, dan Mascara Hitam. Berikut ini deskripsi data penelitian yang diperoleh yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok produk pada PT Cosmar. 1. Jenis produksi dan Jumlah produksi Jenis produksi dan jumlah produksi untuk produk Lip Gloss Kluge Purple LGK5N, T/C Godet Light Yellow, dan Mascara Hitam adalah sebagai berikut: Tabel V.1 Jenis Produksi dan Jumlah Produksi PT COSMAR Tahun 2006 Jenis Produksi Lip Gloss Kluge Purple LGK5N Two Way Cake Godet Light Yellow Mascara Hitam Total Produksi Sumber: PT COSMAR 63 Jumlah Produksi 25.000 pcs 35.500 pcs 25.000 pcs 85.500 pcs PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 2. Biaya Produksi Biaya produksi yang digunakan untuk memproduksi ketiga jenis produk di atas adalah sebagai berikut: a) Pemakaian Bahan Baku Bahan baku merupakan bahan yang diolah menjadi produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasi pada produk tertentu. Banyaknya bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk kosmetik berbeda-beda tergantung jenis yang akan diproduksi. Tabel V.2 Pemakaian Bahan Baku Jenis Produk Lip Gloss Kluge Purple LGK5N Two Way Cake Godet Light Yellow Mascara Hitam Total Biaya Bahan Baku Jumlah Pemakaian (Rp) 56.889.924 103.258.272 62.876.250 223.024.446 Sumber: PT COSMAR b) Pemakaian Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan. Di perusahaan ini jumlah tenaga kerja yang digunakan sangatlah terbatas, sehingga setiap produksi. tenaga kerja memiliki tugas yang sama dalam proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 Tabel V.3 Pemakaian Biaya Tenaga Kerja Langsung Departemen Pressing/Filling Kemas Total BTKL Lip Gloss Kluge Purple LGK5N (Rp) 12.290.625 30.276.563 42.567.188 Two Way Cake Light Yellow (Rp) 18.492.500 37.260.000 55.752.500 Mascara Hitam (Rp) 26.603.059 34.350.165 60.953.224 Sumber: PT COSMAR c) Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik merupakan biaya-biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk dalam suatu perusahaan. Tabel V.4 Pemakaian BOP No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Elemen BOP Bahan penolong: Casing Unit Box Master Box Sticker Tinta Savven Puff PVC Sheet Double Tape Biaya Air Biaya Telp, Fax, dan Telex Biaya Internet Depre. Mesin Depre. Peralatan Kantor Biaya Listrik Konsumsi Karyawan JAMSOSTEK Gaji Keamanan Upah tak langsung Sewa Gedung Asuransi Pabrik Total BOP Sumber: PT COSMAR Perencanaan Produksi (Rp) Filling (Rp) Packing (Rp) Jumlah (Rp) 15.901.594 11.078.996 10.838.806 22.558.898 17.474.360 17.518.040 1.640.448 10.858.000 55.043.036 50.296.000 3.449.571 216.657.749 16.262.232 15.449.581 22.436.134 9.674.520 11.540.065 11.578.285 410.112 48.162.657 42.884.000 3.018.375 181.415.961 2.033.880 3.621.120 2.328.700 3.037.800 2.952.320 3.105.000 3.375.000 6.376.000 16.622.870 15.269.750 25.609.034 1.451.780 19.671.475 19.698.775 205.056 34.401.898 42.884.000 2.155.982 204.800.440 2.033.880 3.621.120 2.328.700 3.037.800 2.952.320 3.105.000 3.375.000 6.376.000 48.786.696 81.798.327 10.838.806 48.045.168 33.685.198 48.685.900 48.795.100 4.101.120 10.858.000 137.607.591 136.064.000 8.623.928 602.874.150 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 3. Kuantitas Pemicu Biaya Untuk mendukung penerapan dan perhitungan ABC System diperlukan data tambahan yaitu jumlah karyawan, jumlah Kwh (pemakaian tenaga listrik), jumlah jam inspeksi, dan luas area pabrik yang digunakan. Data tersebut adalah sebagai berikut: Tabel V.5 Data Kuantitas Pemicu Biaya Keterangan Jumlah Karyawan Jumlah Kwh Lip Gloss Kluge Purple LGK5N 95 Two Way Cake Godet Light Yellow 95 Mascara Hitam Jumlah 95 285 4.335 4.335 4.330 13.000 1.920 1.263 1.325 4.508 400 400 400 1.200 Jumlah Jam Inspeksi Luas Area Pabrik Sumber: PT COSMAR B. Analisis Data a. Mengidentifikasi syarat-syarat penerapan ABC System menurut kajian teori. Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut: 1) Diversitas produk perusahaan cukup tinggi Diversitas produk perusahaan cukup tinggi maksudnya bahwa perusahaan memproduksi berbagai macam produk dan diproses dengan menggunakan fasilitas yang sama. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa perusahaan memproduksi bermacam- macam produk dan diproses dengan menggunakan fasilitas yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Jenis-jenis produk yang dihasilkan seperti Lipstick, Two Way Cake, Compact Powder, Blush On, Eye Shadow, Mascara, Cat rambut, Perume, Lotion, Hand Body Lotion, Lightening Facial Soap Balance, Pearl Cream, Shower Gel, Hair Tonic, Nail Polish, Body Soap, Shampoo, Conditioner Shampoo, Obat Jerawat, Masker Wajah, Cream Crembath, serta produk perawatan kulit dalam bentuk press dan Loose Powder, pasta, batangan, cream, lotion, cair dan gel. Sistem produksi PT COSMAR berdasarkan pada pesanan, artinya perusahaan akan berproduksi jika terdapat pesanan dari pemesan. Dalam memproduksi seluruh jenis produk kosmetik, perusahaan menggunakan 2 (dua) mesin filling dan mesin kemas. Mesin pressing adalah mesin yang digunakan untuk memasukkan bahan kedalam casing produk, sedangkan mesin kemas merupakan mesin pengemas produk. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki diversitas produk yang tinggi karena perusahaan ini mempunyai berbagai jenis produk yang dihasilkan dengan menggunakan mesin yang sama. 2) Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat maksudnya bahwa, dalam perusahaan manufaktur banyak perusahaan yang memproduksi produk yang sejenis dan berkualitas. Semakin banyaknya perusahaan sejenis tersebut, maka perusahan harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 berusaha bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar (Supriyono, 1994:664). Pesaing-pesaing PT COSMAR antara lain seperti PT I, PT Ristra, PT Era Variasi, PT Malidas Sterilindo, PT Multi Sarana Alamindo, PT Multi Elok Cosmetics, PT Orindo Alam Ayu, PT Vita Pharm, PT Filma Utama Soap, PT La Tulipe Cosmetics, PT Konicare Era Kosmetindo, PT Mahakam Beta Farma, PT Gloria Origitta Cosmetics, PT Kao Indonesia, PT Procter & Gamble, dan lain- lain. Dalam keadaan persaingan seperti ini akan menimbulkan masalah yang berkaitan dengan harga pokok produk dan pengambilan keputusan manajemen perusahaan. Perusahaan yang dapat menetapkan harga jual yang bersaing tanpa mengabaikan kualitas produknya akan mampu merebut pangsa pasar yang ada. Selain itu ketepatan dalan penentuan harga pokok produk membantu perusahaan khususnya dalam pengambilan keputusan manajemen seperti, keputusan menghentikan produk, menaikkan harga jua l, bahkan keputusan untuk menerima order pesanan. 3) Biaya pengukuran dapat dikatakan rendah Biaya pengukuran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan informasi biaya produk yang digunakan oleh perusahaan (Supriyono, 1994:665). Sebelum menerapkan metode ABC, suatu perusahaan harus melakukan analisis untuk mengetahui tingkat kesulitan memperoleh informasi- informasi biaya produk yang diperlukan. Perusahaan juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 harus memprediksikan manfaat yang akan diperoleh di masa yang akan datang, jika menerapkan sistem ABC diperusahaannya. Dalam penerapan sistem ABC, perusahaan membutuhkan banyak informasi, ketelitian biaya dan kerjasama dari semua pihak atau bagian. Apabila metode ABC diyakini mampu memberikan nilai lebih bagi perusahaan, maka keputusan untuk menerapkan sistem ABC dapat diterima. Dalam perhitungan harga pokok produk dengan metode ABC diperlukan informasi mengenai aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan dan jumlah sumber daya yang terjadi yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas dalam menghasilkan suatu produk, karena semakin banyak informasi yang tersedia untuk penerapan sistem ABC, maka akan mempermudah kerja tim perancang sistem ABC dan akan menekankan biaya pengorbanan yang diperlukan. b. Mengidentifikasi kondisi perusahaan yang berkaitan dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Setelah mengidentifikasi kondisi perusahaan, maka langkah berikutnya sebelum melakukan analisis yaitu membandingkan informasi yang diperoleh dengan konsep teoritis yang telah diisyaratkan. Untuk itu akan dibuat tabel perbandingan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Tabel V.6 Perbandingan antara syarat-syarat ABC System dengan kondisi perusahaan No. Syarat-syarat Penerapan ABC System 1. Diversitas produk cukup tinggi 2. Perusahaan menghadapi persaingan cukup ketat 3. yang Biaya pengukuran dikatakan rendah Ukuran Kondisi Perusahaan Produk yang dihasilkan perusahaan beraneka macam dan diproduksi dengan mesin yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa diversitas produknya cukup tinggi. Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa perusahaan yang dianggap sebagai pesaing utama. Dalam mengumpulkan data mengenai aktivitas yang digunakan tidak membuat perusahaan mengalami banyak kesulitan. Keterangan Standar Realita Ada 15 macam produk dengan berbagai warna, bentuk, dan rasa Ada 22 macam produk, tiap produk terdiri dari berbagai varian (warna, rasa, dan bentuk) Perusahaan memiliki 17 perusahaan yang berada di Jakarta dan luar Jakarta Terpenuhi Perusahaan mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp 609.874.150,- Terpenuhi Sampai dengan tahun 2005 perusahaan memiliki 9 pesaing yang berada di Jakarta Biaya pengukuran Rp 939.050.150 Terpenuhi c. Penyajian perhitungan harga pokok produk yang ditentukan perusahaan 1) Perhitungan harga pokok produk dengan Sistem Konvensional PT COSMAR dalam menentukan harga pokok produksi adalah dengan menggunakan sistem konvensional. Pembebanan biaya overhead pabrik menggunakan tarif tunggal berdasarkan jumlah unit produksi, ya itu total biaya overhead dibagi dengan jumlah unit produksi. Perhitungan tarif overhead dengan tarif tunggal adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Tabel V.7 Perhitungan Tarif BOP Tarif Tunggal Keterangan BOP Total Jumlah Produksi Tarif BOP / pcs Jumlah (Rp) 602.874.150 85.500 pcs 7.051,16 Sumber: PT COSMAR Berdasarkan unit overhead pabrik di atas, maka pembebanan biaya overhead pada masing- masing produk adalah sebagai berikut: Tabel V.8 Tabel Pembebanan BOP Jenis Produksi Lip Gloss Kluge Purple LGK5N Two Way Cake Godet Light Yellow Mascara Hitam Total BOP Tarif (Rp) 7.051,16 7.051,16 7.051,16 Pembebanan BOP (Rp) 176.278.991 250.316.168 176.278.991 602.874.150 Setelah dilakukan pembebanan biaya overhead pabrik untuk masing- masing produk, maka perhitungan harga pokok produk untuk masing- masing produk dengan sistem konvensional adalah sebagai berikut: Tabel V.9 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Sistem Konvensional Keterangan Biaya Bahan Baku BTKL BOP Biaya Produksi Jumlah Produksi Harga Pokok Produk/Pcs Lip Gloss Kluge Purple LGK5N (Rp 56.889.924 42.567.188 176.278.991 275.736.103 25.000 pcs 11.029,44 Two Way Cake Godet Light Yellow (Rp) 103.258.272 55.752.500 250.316.168 409.326.939 35.500 pcs 11.530,34 Mascara Hitam (Rp) 62.876.250 60.953.224 176.278.991 300.108.465 25.000 pcs 12.004,34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 2) Menghitung harga pokok produk dengan Activity Based Costing System dengan urutan sebagai berikut: 1) Mengklasifikasi biaya overhead menurut aktivitasnya Aktivitas produksi yang terjadi pada PT Cosmar dapat digolongkan menjadi tiga level aktivitas, yaitu: a) Aktivitas berlevel unit Aktivitas ini meliputi aktivitas pemakaian bahan penolong, aktivitas pemakaian air, aktivitas pemakaian telepon, Fax, dan Telex, aktivitas pemakaian internet, depresiasi mesin, dan depresiasi peralatan kantor. Ini terjadi berulang untuk setiap unit produksi dan konsumsinya seiring dengan jumlah unit yang diproduksi sehingga besarnya biaya aktivitas tersebut terpenuhi oleh jumlah unit produksi. b) Aktivitas berlevel batch Aktivitas pada level ini adalah gaji keamanan dan upah tak langsung. Aktivitas penyebab biaya ini terjadi berulang setiap satu batch (kelompok) produk diproduksi. Tenaga kerja tak langsung melakukan aktivitas inspeksi dan pengawasan untuk setiap batch produk diproduksi. c) Aktivitas berlevel fasilitas Terdiri dari konsumsi karyawan, JAMSOSTEK, sewa gedung, dan asuransi gedung. Aktivitas ini dimanfaatkan bersama oleh berbagai jenis produk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Data yang diperoleh dari PT COSMAR adalah data biaya sesuai dengan asumsi ABC System bahwa aktivitas yang menyebabkan biaya, maka semua biaya tersebut merupakan biaya dari aktivitas overhead yang terjadi untuk melakukan proses produksi. Adapun penggerak dari masing- masing aktivitas dapat dilihat dari tabel berikut ini: 2) Menghitung biaya overhead pabrik per pieces berdasarkan ABC System, dengan langkah- langkah sebagai berikut: a) Identifikasi aktivitas-aktivitas PT COSMAR. Aktivitas- aktivitas tersebut digolongkan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu aktivitas tingkat unit, batch, dan fasilitas. b) Menentukan cost pool dan cost driver untuk setiap aktivitas yang sudah diidentifikasi pada langkah (a). c) Menentukan cost pool rate, yaitu dengan cara membagi biaya dari setiap aktivitas dengan total cost driver yang dikonsumsi oleh masing- masing aktivitas. Tiga langkah diatas akan ditampilkan pada tabel V.10 s.d tabel V.13 berikut ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 Tabel V.10 Cost Pool Homogen, Aktivitas Overhead, Cost Driver, dan Level Aktivitas Kelompok Biaya Homogen (Cost Pool Homogen) Pool 1 Pool 2 Pool 3 Pool 4 Pool 5 Aktivitas Overhead Casing Unit Box Master Box Sticker Tinta Savven Puff PVC Sheet Double Tape Biaya Air Biaya Telepon, Fax, Telex Biaya Internet Depresiasi Mesin Depresiasi Peralatan Kantor Biaya Listrik Konsumsi Karyawan JAMSOSTEK Gaji Keamanan Upah tak langsung Sewa Gedung Asuransi Pabrik Cost Driver Level Aktivitas Jumlah produksi Jumlah produksi Jumlah produksi Jumlah produksi Jumlah produksi Jumlah produksi Jumlah produksi Jumlah produksi Jumlah produksi Jumlah produksi Jumlah produksi Jumlah produksi Jumlah produksi Jumlah KWh Jumlah Karyawan Jumlah Karyawan Jam Inspeksi Jam Inspeksi Luas Area Pabrik Luas Area Pabrik Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Fasilitas Fasilitas Batch Batch Fasilitas Fasilitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 Penghitungan tarif kelompok (pool rate) ini terlihat pada tabel V.11 sampai dengan V.13 berikut ini: Tabel V.11 Pool Rate – Unit Level Activity Keterangan Biaya Bahan Penolong Biaya Air Biaya Telepon, Fax, dan Telex Biaya Internet Depresiasi Mesin Depresiasi Peralatan Kantor Kelompok biaya (Cost Pool ) Pool 1 Jumlah Produksi Pool Rate Biaya Listrik Jumlah KWh Pool Rate Pool 2 Jumlah 26.829.820 48.786.696 41.798.327 10.838.806 48.045.168 33.685.198 209.984.015 85.500 2.455,95 48685.900 13.000 3.745,07 Tabel V.12 Pool Rate – Batch Level Activity Keterangan Gaji Keamanan Upah tak langsung Cost Pool Pool 3 Jam Inspeksi Pool Rate Jumlah 10.858.000 137.607.591 148.465.591 4.508 32.934 Tabel V.13 Pool Rate – Facility Level Acticity Keterangan Konsumsi Karyawan JAMSOSTEK Jumlah Karyawan Pool Rate Cost Pool Pool 4 Jumlah 48.795.100 2.255.616 51.050.716 285 179.125 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Sewa Gedung Asuransi Pabrik Pool 5 Luas Area Pabrik Pool Rate 136.064.000 8.623.928 144.687.928 1200 120.573 Setelah mengetahui tarif kelompok biaya (pool rate) langkah selanjutnya adalah melakukan pembebanan biaya overhead pada masing- masing produk, yang dihitung dengan rumus: BOP dibebankan tarif kelompok dikalikan dengan unit cost driver yang digunakan. Proses dan hasil pembebanan biaya overhead pabrik pada masingmasing produk adalah sebagai berikut: Tabel V.14 Proses Pembebanan BOP dengan ABC System Level Activity Unit Unit Batch Facility Facility Cost Driver Proses Pembebanan Jumlah Produksi 25.000 x 2.455,95 35.500 x 2.455,95 25.000 x 2.455,95 4.335 x 3.745,07 4.335 x 3.745,07 4.330 x 3.475,07 1.920 x 32.934 1.263 x 32.934 1.325 x 32.934 95 x 179.125 95 x 179.125 95 x 179.125 400 x 120.573 400 x 120.573 400 x 120.573 Jumlah Kwh Jml Jam Inspeksi Jumlah Karyawan Luas Area Pabrik Pembebanan Lip Gloss LGK5N 61.398.835 T/C Godet Light Yellow Mascara Hitam 87.186.345 61.398.835 16.234.875 16.234.875 16.216.150 63.232.095 41.595.395 43.637.291 17.016.905 17.016.905 17.016.905 48.229.309 48.229.309 206.112.829 210.262.830 48.229.309 186.498.490 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 3) Menyusun perhitungan harga pokok produk berdasar ABC System Setelah mengetahui hasil pembebanan BOP dari masing- masing produk dengan ABC System, maka kita dapat menghitung harga pokok produk berdasarkan metode ABC. Berikut ini adalah tabel perhitungan harga pokok produk masing- masing produk. Tabel V.15 Perhitungan Harga Pokok Produk dengan ABC System Keterangan Biaya Bahan Baku BTKL BOP Biaya Produksi Jumlah Produksi Harga Pokok Produk /Pcs Lip Gloss LGK5N 56.889.924 42.567.118 206.112.829 305.569.941 25.000 12.222,80 T/C Godet Light Yellow 103.258.272 55.752.500 210.262.830 369.273.602 35.500 10.402,07 Mascara Hitam 62.876.250 60.953.224 186.498.490 310.327.964 25.000 12.413,12 4. Membandingkan besarnya harga pokok produk yang ditentukan oleh perusahaan dengan harga pokok produk yang telah dihitung berdasarkan ABC System sehingga dapat diketahui selisihnya (lebih besar atau lebih kecil). Setelah biaya overhead pabrik dibebankan ke produk berdasarkan aktivitas masing- masing, maka dapat dihitung harga pokok produksi atas produk-produk tersebut. Harga pokok produksi menurut ABC System dihitung dengan cara menjumlahkan elemen harga pokok produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhe ad pabrik yang pembebanannya dihitung berdasarkan aktivitas masing- masing produk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Perbandingan hasil perhitungan harga pokok produksi per pieces antara sistem konvensional dengan ABC System terlihat pada tabel V.16 berikut ini: Tabel V.16 Perbandingan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi antara Sistem Konvensional dengan ABC System Jenis Produksi Lip Gloss LGK5N T/C Godet Light Yellow Mascara Hitam Sistem Konvesional (Rp) (a) 11.029.44 Sistem ABC (Rp) (b) 12.222,80 11.530,34 12.004.34 Selisih (Rp) (c) = a - b (1.193,35) Presentase Selisih (%) (d) = c : a (10,81) Nilai Kondisi Undercosted 10.402,07 1.128,26 9,79 Overcosted 12.413,12 (408.78) (3,41) Undercosted C. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah dilakukan analisis data dan perbandingan perhitungan harga pokok produk berdasarkan Sistem Konvensional dengan ABC System, maka dapat diperoleh hasil penelitian antara lain: 1. Harga pokok produk untuk Lip Gloss Kluge Purple LGK5N yang dihitung berdasarkan sistem konvensional menghasilkan harga pokok lebih rendah sebesar Rp 11.029,44,-, bila dibandingkan dengan perhitungan ABC System sebesar Rp 12.222,80,-, dan memiliki presentase selisih sebesar 10,81%. Selisih harga tersebut dinilai undercosted, karena harga pokok produk yang dihitung dengan ABC System menghasilkan harga pokok lebih besar, bila dibandingkan harga pokok yang dihitung dengan Sistem Konvensional. Selisih ini terjadi karena dalam perhitungan ABC System PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 untuk pembebanan biaya overhead pabrik dikenakan cost driver yang berbeda-beda. Pada produk Lip Gloss ini cost driver untuk jumlah jam inspeksi yang dikonsumsi jumlahnya lebih tinggi, sehingga produk Lip Gloss akan mendapat alokasi pembebanaan biaya overhead lebih besar dari perhitungan Sistem Konvensional. Oleh karena itu perhitungan harga pokok Sistem Konvensional untuk produk Lip Gloss sudah efisien. 2. Harga pokok produk untuk Two Way Cake Godet Light Yellow yang dihitung berdasarkan sistem konvensional menghasilkan harga pokok lebih tinggi sebesar Rp 11.530,34, bila dibandingkan dengan perhitungan ABC System sebesar Rp 10.042,07 dan memiliki presentase selisih sebesar 9,79%. Selisih harga tersebut dinilai undercosted, karena harga pokok produk yang dihitung dengan ABC System menghasilkan harga pokok lebih besar, bila dibandingkan harga pokok yang dihitung dengan Sistem Konvensional. Selisih ini terjadi karena dalam perhitungan ABC System untuk pembebanan biaya overhead pabrik dikenakan cost driver yang berbeda-beda. Pada produk Two Way Cake ini cost driver untuk jumlah jam inspeksi yang dikons umsi jumlahnya lebih rendah, sehingga produk Two Way Cake akan mendapat alokasi pembebanaan biaya overhead lebih rendah dari perhitungan Sistem Konvensional. Oleh karena itu perhitungan harga pokok Sistem Konvensional untuk produk Two Way Cake belum efisien. 3. Harga pokok produk untuk Mascara Hitam yang dihitung berdasarkan sistem konvensional menghasilkan harga pokok yang rendah sebesar Rp PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 12.004,34, bila dibandingkan dengan perhitungan ABC System sebesar Rp 12.413,12 dan memiliki presentase selisih sebesar 3,41%. Selisih harga tersebut dinilai undercosted, karena harga pokok produk yang dihitung dengan ABC System menghasilkan harga pokok lebih besar, bila dibandingkan harga pokok yang dihitung dengan Sistem Konvensional. Selisih ini terjadi karena dalam perhitungan ABC System untuk pembebanan biaya overhead pabrik dikenakan cost driver yang berbedabeda. Pada produk Mascara Hitam ini cost driver untuk jumlah jam inspeksi yang dikonsumsi jumlahnya lebih tinggi, sehingga produk Mascara Hitam akan mendapat alokasi pembebanaan biaya overhead lebih besar dari perhitungan Sistem Konvensional. Oleh karena itu perhitungan harga pokok Sistem Konvensional untuk produk Mascara Hitam sudah efisien. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah mengadakan penelitian dan analisis data, maka peneliti menyimpulkan bahwa: a. Untuk produk Lip Gloss Kluge Purple LGK5N yang produksinya 25.000 pcs, memiliki selisih harga sebesar Rp 1.193,35. Dimana hasil perhitungan dengan Sistem Konvensional diperoleh harga pokok produk sebesar Rp 11.029,44, sedangkan dari hasil perhitungan dengan ABC System diperoleh harga pokok produk sebesar Rp 12.222,80. Selisih harga tersebut dinilai undercosted, karena harga pokok produk yang dihitung dengan ABC System menghasilkan harga pokok lebih besar, bila dibandingkan harga pokok yang dihitung dengan Sistem Konvensional. b. Produk Two Way Cake Godet Light Yellow yang produksinya 35.500 pcs memiliki selisih harga sebesar Rp 1.128,26. Dimana hasil perhitungan dengan Sistem Konvensional diperoleh harga pokok produk sebesar Rp 11.530,34, sedangkan dari hasil perhitungan dengan ABC System diperoleh harga pokok produk sebesar Rp 10.405,07. Selisih harga tersebut dinilai overcosted, karena harga pokok produk yang dihitung dengan ABC System menghasilkan harga pokok lebih kecil, bila dibandingkan harga pokok yang dihitung dengan Sistem Konvensional. 81 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 c. Produk Mascara Hitam yang produksinya 25.000 pcs, memiliki selisih harga sebesar Rp 408,78. Dimana hasil perhitungan dengan Sistem Konvensional diperoleh harga pokok produk sebesar Rp 12.004,34, sedangkan dari hasil perhitungan dengan ABC System diperoleh harga pokok produk sebesar Rp 12.413,12. Selisih harga tersebut dinilai undercosted, karena harga pokok produk yang dihitung dengan ABC System menghasilkan harga pokok lebih besar, bila dibandingkan harga pokok yang dihitung dengan Sistem Konvensional. B. Keterbatasan Penelitian Dalam hal penulisan ini terdapat keterbatasan. Keterbatasan tersebut adalah peneliti tidak mendapatkan informasi data akuntansi secara rinci, disebabakan kerahasiaan perusahan. C. Saran Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti berdasarkan penelitian ini adalah: 1. ABC System merupakan sebuah metode yang dapat meningkatkan keakuratan pembebanan biaya pada produk. Dalam menentukan harga pokok produk, hendaknya perusahaan lebih memperhatikan aktivitas- aktivitas yang menimbulkan biaya serta aktivitas yang mendukung maupun yang tidak mendukung dalam proses produksi. Ketepatan ini akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 membawa manfaat bagi PT COSMAR dalam hal penentua n harga jual produk yang akurat. 2. PT COSMAR berada dalam lingkungan persaingan yang ketat. Kondisi seperti ini memerlukan penggunaan metode ABC dalam membebankan biaya pada produk, karena kesalahan dalam pembebanan biaya pada produk mempunyai pengaruh terhadap penentuan harga jual. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa metode ABC pada kondisi sekarang ini sangat bermanfaat bagi perusahaan. Berdasarkan pertimbangan diatas penulis menyarankan agar perusahaan menggunakan metode pembebanan biaya dengan ABC System untuk menentukan harga jual yang akurat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Brimson, James A, (1991). Activity Accounting. An Activity Based Costing Approach, John Wiley & Son, Inc., Canada. Cooper, Robin dan Kaplan, Robert S. (2001). The Design of Cost Management System. Text, Cases and Readings, Prentice Hall International, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. Muhadi, F.X., dan Joko Siswanto. (2001), Akuntansi Biaya. Jilid 1. Edisi 6. Yogyakarta: Kanisius Mulyadi. (2003). Activity-Based Costing System. Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya. Edisi 6. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Supriyono, RA, (1994). Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan Globalisasi, Yogyakarta: BPFE. Supriyono, RA, (1983). Akuntansi Biaya. Pengumpulan Biaya dam Penentuan Harga Pokok, Yogyakarta: BPFE. Tunggal, Amin Widjaja, (1983). Activity-Based Costing. Suatu Pengantar, Jakarta: PT Rineka Cipta. 84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI