EVALUASI PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY DAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN STOCK SPLIT (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia) Septian Setia Dwi Putra Achmad Helmy Djawahir Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi perbedaan trading volume activity dan abnormal return saham antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Obyek yang digunakan pada penelitian ini adalah populasi studi sensus dimana menggunakan semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, didapatkan 9 perusahaan obyek dalam penelitian ini. Untuk mengetahui seberapa signifikan perbedaan trading volume activity dan abnormal return saham antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split digunakan paired sample t-test. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas. Dari hasil pengujian, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan nilai trading volume activity dan abnormal return saham antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Hal ini menunjukkan bahwa stock split tidak berpengaruh terhadap likuiditas dan tingkat keuntungan saham dalam jangka pendek. Trading volume activity dan abnormal return justru mengalami penurunan setelah beberapa hari adanya pengumuman stock split. Kata Kunci: Stock Split, Trading Volume Activity, Abnormal Return, Likuiditas, Return, Manajemen Keuangan. Alamat Korespondesi Jln. Sarangan Atas 18, Malang 65141 [email protected] ABSTRACT This study was to determine and evaluate the differences in trading volume activity and abnormal stock returns before and after the announcement of the stock split. Objects used in this study is a population census study which uses all the elements that exist within the study area, obtained 9 object company in this study. To find out how significant difference in trading volume activity and abnormal stock returns before and after the announcement of a stock split used paired sample t-test. The classical assumption used is the normality test. From the test results, it is known that there is no difference in the value of trading volume activity and abnormal stock returns before and after the announcement of the stock split. This indicates that the stock split has no effect on stock liquidity and profitability in the short term. Trading volume activity and abnormal returns declined after a few days the announcement of a stock split . Key words: Stock Split, Trading Volume Avtivity, Abnormal Return, Liquidity, Return, Financial Management. Informasi merupakan hal yang lain kelangsungan operasi perusahaan, penting dan menjadi kebutuhan bagi harga saham, serta pemegang saham investor (Tambunan, di pasar modal. Dengan 2010:39). Stock split menggunakan informasi yang relevan, (pemecahan saham) merupakan salah investor dapat menilai prospek kinerja satu jenis corporate action yang unik. emiten memiliki Stock split adalah aksi korporasi yang pandangan mengenai besarnya risiko memecah nilai nominal saham dengan dan expected return saham yang dimiliki nilai tertentu (Tambunan, 2010:44). emiten penting Tujuan dilakukan pemecahan saham tersebut dapat berasal dari kondisi adalah untuk menjaga harga agar saham internal maupun eksternal emiten. tidak terlalu tinggi sehingga sahamnya sehingga dapat tersebut. Salah Informasi satu informasi yang dianggap penting adalah pengumuman lebih memasyarakat dan lebih banyak diperdagangkan. tentang corporate action. Corporate Stock split merupakan fenomena action merupakan tindakan atau aksi yang masih menjadi teka-teki di bidang yang dilakukan perusahaan (emiten), ekonomi yang tersebut tidak menambah nilai ekonomis memiliki dampak signifikan terhadap berbagai kepentingan, antara bagi karena perusahaan. corporate Oleh actions karena itu corporate action ini sering disebut informasi yang dipublikasikan dalam sebagai kosmetika saham, yang artinya pasar, dalam hal ini stock split. Pasar tindakan tersebut merupakan upaya akan bereaksi positif terhadap stock split, perusahaan untuk pemolesan sahamnya. karena ada asumsi bahwa pemecahan Menurut teori keuangan tradisional, saham merupakan sinyal akan adanya stock split hanyalah salah satu bentuk perbaikan kinerja sehingga terdapat corporate action yang sifatnya kosmetik perubahan dan dengan kenaikan dividen. Reaksi positif ini tindakan ditandai dengan adanya nilai Abnormal tersebut tidak terkait sama sekali dengan Return (AR) positif yang signifikan. AR kinerja dan cashflow, sehingga stock merupakan jumlah split tidak akan merubah kekayaan realization sekuritas perusahaan. Terdapat tiga hipotesis expected return-nya yang didasarkan utama pada administratif. corporate action yang Berbeda lainnya, mendasari rasionalitas income return dalam bentuk dimana pasar return berbeda dan dari hubungan emiten dalam melaksanakan stock split, sekuritas dengan pasar (Reilly and yaitu optimal price range hipotesis, Brown, 2011:155). liquidity hipotesis, dan signaling Indarti dan Purba (2011), hipotesis (Keown et al dalam Sugito, menemukan bahwa terdapat perbedaan 2009:28-33). range rata-rata harga saham yang signifikan hipotesis menyatakan bahwa terdapat pada periode sebelum dan sesudah suatu rentang harga tertentu dimana pengumuman perdagangan saham paling likuid yang Penelitian ini juga menunjukkan terdapat menjadi rentang harga saham yang perbedaan optimal volume bagi Optimal price perusahaan. Liquidity pemecahan yang saham. signifikan perdagangan antara sebelum dan hipotesis berhubungan erat kaitannya sesudah peristiwa pemecahan saham. dengan adanya optimal price range Hasil ini sesuai dengan trading range hipotesis. Pada rentang harga ini, theory perdagangan saham akan lebih aktif peristiwa yang menyebabkan berarti likuiditas. terjadi Signaling peningkatan hipotesis yang menyatakan pemecahan perdagangan saham meningkatnya atau bahwa akan volume meningkatnya menyatakan bahwa terdapat sinyal yang likuiditas akibat harga yang lebih akan dapat ditangkap oleh investor pada menarik bagi investor. Hasil ini mengindikasikan pemecahan bahwa saham peristiwa mengakibatkan ini, investor menganggap bahwa informasi ini merupakan bad news. volume perdagangan berubah secara Sedangkan signifikan volume activity, terjadi perbedaan yang setelah pengumuman pemecahan saham. Ridwan untuk signifikan. (2010) menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian variabel Variabel ini trading mengalami penurunan pada periode pengamatan sebelum dan sesudah stock split. Indarti (2013). Ridwan menghasilkan Berdasarkan Indonesian Capital kesimpulan yang bertolak belakang Market Directory (ICMD) 2013, jumlah dengan penelitian yang dilakukan oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indarti. Penelitian ini menyimpulkan Indonesia bahwa tidak terdapat perbedaan yang mencapai 472 perusahaan. Pada tahun signifikan rata-rata abnormal return dan 2010-2012 tercatat 37 trading volume activity antara sebelum melakukan stock split. dan sesudah adanya pengumuman stock perusahaan yang melakukan stock split, split. Fardina (2009) menyimpulkan 11 diantaranya berasal dari perusahaan bahwa tidak terdapat perbedaan atas manufaktur. Saham dari perusahaan abnormal manufaktur mempunyai kinerja yang return perdagangan dan saham volume sebelum dan (BEI) hingga saat ini perusahaan Dari 37 bagus di pasar saham, sehingga saham- sesudah peristiwa pengumuman stock saham split. Sementara itu, penelitian yang diperdagangkan. Walaupun terdapat 11 dilakukan (2013) perusahaan manufaktur yang melakukan untuk stock split namun hanya 9 perusahaan menarik variabel oleh Pamenang kesimpulan harga bahwa saham, terdapat yang tersebut menjadi sangat obyek aktif penelitian perbedaan yang signifikan pada periode menggunakan metode sensus, yaitu PT. penelitian sebelum dan sesudah adanya Astra International Tbk., PT. Astra peristiwa stock split saham. Untuk Otoparts Tbk., PT. Berlina Tbk., PT. variabel abnormal return, mengalami Charoen Pokphand Indonesia Tbk., PT. perbedaan yang signifikan pada saat Darya-Varia periode sesudah Indomobil Sukses Internasional Tbk., Pasar PT. Kalbe Farma Tbk., PT. Malindo sebelum pengumuman stock dan split. merespon negatif atas adanya peristiwa Laboratoria Tbk., PT. Feedmill Tbk., dan PT. Surya Toto investor ritel dapat lebih mudah membeli Indonesia Tbk. saham-saham bernilai besar di pasar Alasan perusahan-perusahaan modal dengan harga terjangkau. tersebut melakukan stock split sebagian Stock split dapat membuat harga besar adalah sama, yaitu karena saham saham yang kurang atraktif di pasar akibat sebelumnya, harga split sahamnya dengan saham-saham yang berdampak pada volume perdagangan sejenis atau yang dianggap memiliki saham yang menjadi semakin meningkat karakteristik yang sama, membentuk dan likuid. Dengan seiring berjalannya harga saham menjadi lebih wajar, serta waktu, saham-saham perusahaan yang meningkatkan likuiditas saham di pasar. memiliki kinerja bagus di pasar modal Selain itu, dengan dilakukannya stock akan mengalami peningkatan harga terus split, perusahaan berharap para investor menerus, hingga pada suatu harga akan menganggapnya sebagai suatu tertentu dianggap terlalu tinggi. Hal ini good news atau sinyal positif. Sehingga dapat akan terdapat AR yang bernilai positif di terlalu tinggi. menyebabkan likuiditas bagi Stock permasalahan perdagangan menjadi lebih rendah menyejajarkan dari harga saham sekitar pengumuman stock split. Namun emiten. Saham yang memiliki harga dari beberapa hasil penelitian terdahulu terlalu tinggi sulit untuk diperdagangkan yang di pasar modal, karena tidak semua menunjukkan investor memiliki modal yang sangat menghasilkan perbedaan nilai TVA dan besar untuk membeli saham tersebut. AR saham yang positif yang sesudah Ketika harga melakukan stock split. Bahkan beberapa sahamnya terlalu tinggi, maka solusi dari penelitian terdahulu menyebutkan yang mereka lakukan adalah melakukan bahwa tidak terdapat adanya perbedaan stock split, yaitu dengan memecah nilai nilai rata-rata TVA dan AR saham yang nominal saham menjadi nominal yang signifikan antara sebelum dan sesudah lebih kecil dengan harapan sahamnya perusahaan akan lebih likuid diperdagangkan di Perbedaan ini menimbulkan masalah pasar. Dengan melakukan stock split, kerancuan yang dialami oleh investor. selain dapat meningkatkan likuiditas Setiap investor pasti ingin mendapatkan saham emiten yang bersangkutan, para saham yang mempunyai likuiditas tinggi perusahaan menilai telah disebutkan bahwa melakukan di tidak stock atas semua split. dan return maksimal, dalam hal ini pemegang saham. Menurut Basir dan investor menginginkan adanya TVA dan Fakhrudin (2005:119) dengan stock split AR adanya saham emiten menjadi lebih likuid kebijakan stock split yang dilakukan oleh (sering ditransaksikan). Adapun rumus perusahaan. Namun pada kenyataannya untuk menghitung harga teoritis adalah: yang positif dengan tidak semua saham menghasilkan TVA dan AR yang positif sesudah adanya pengumuman stock split. Dari kejadian ini muncul pertanyaan apakah sesudah dilakukan stock split Trading Volume Activity (TVA) Perubahan volume perdagangan saham diukur dengan aktivitas volume benar-benar terdapat perbedaan Trading Volume Activity dan Abnormal Return saham yang signifikan? Adakah penjelasan lain perdagangan saham yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). TVA merupakan perbandingan antara jumlah yang mengakibatkan terdapat atau tidak terdapatnya perbedaan Trading Volume Activity dan Abnormal Return saham? Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan tertentu. Besar kecilnya perubahan ratarata TVA pada peristiwa stock split merupakan ukuran besar kecilnya akibat sesudah pengumuman stock split? 2. Apakah terdapat perbedaan Abnormal Return (AR) saham sebelum dan yang ditimbulkan oleh adanya stock split terhadap volume perdagangan saham. sesudah pengumuman stock split? Abnormal Return (AR) Stock Split Menurut Bodie et al (2006:648) stock split (pemecahan saham) adalah penerbitan oleh perusahan atas sejumlah saham untuk ditukar dengan sejumlah saham yang ada yang dimiliki oleh Menurut Reilly and Brown (2011:155) abnormal return merupakan merupakan jumlah realization sekuritas dimana berbeda return dari expected return-nya yang didasarkan pada return pasar dan hubungan sekuritas dengan pasar. Para liquidity hipotesis. Optimal price range investor mengharapkan optimal price range hipotesis dan tentunya akan adanya stock split dapat menurunkan dengan harga saham yang sudah terlalu tinggi, pengorbanan yang dikeluarkan. Namun sehingga saham tersebut memiliki harga sering kali investor dihadapkan dengan di kisaran rentang harga yang optimal kenyataan dimana return yang diterima dimana tidak yang diperdagangkan. Optimal price range diharapkannya, Fenomena ini dikenal hipotesis berkaitan erat dengan liquidity dengan istilah abnormal return, yang hipotesis, menurut teori ini stock split diperoleh dari dengan menggunakan dilakukan perhitungan return saham perusahaan tersebut dinilai terlalu sesungguhnya terjadi dengan return tinggi sehingga dikhawatirkan dapat ekspektasi. Abnormal return yang positif menurunkan likuiditas saham. Setelah mengidentifikasikan actual dilakukan stock split, harga saham yang return saham tersebut selama periode turun diharapkan dapat menarik banyak peristiwa nilainya investor untuk membeli saham sehingga dibandingkan dengan ekspektasi atau terdapat perubahan volume perdagangan expected return yang diprediksikan oleh saham yang positif yang pada akhirnya para investor. Sedangkan abnormal dapat return yang negatif mengidentifikasikan perdagangan saham perusahaan. diterima return yang hipotesis menyatakan bahwa dengan proporsional sesuai dengan selisih lebih return antara bahwa besar bahwa actual return dalam saham periode peristiwa nilainya yang lebih kecil dibandingkan saham paling perusahaan meningkatkan likuid ketika harga likuiditas Menurut Tambunan (2010:79) aksi korporasi pemecahan saham dapat dengan berakibat pada meningkatnya likuiditas ekspektasi atau expected return yang perdagangan saham, yang tentunya diprediksikan oleh investor. merupakan hal positif bagi investor. Hal ini mencerminkan laju perdagangan Hubungan antara Stock Split dengan saham atau sejauh mana suatu saham Trading Volume Activity (TVA) aktif atau tidaknya diperdagangkan. Hubungan antara stock split Pada titik ekstrem terdapat beberapa dengan TVA didukung oleh adanya teori saham yang tidak aktif diperdagangkan dalam kurun waktu tertentu atau dikenal return akan bernilai negatif. Informasi sebagai saham tidur. Penyebab tidak dalam likuidnya saham suatu saham dapat membuat keseimbangan harga dalam disebabkan oleh kinerja emiten tersebut, pasar namun dapat pula disebabkan harga membutuhkan waktu untuk membentuk saham yang selalu tinggi. Pada/ titik harga keseimbangan yang baru. Menurut lainnya terdapat beberapa saham yang Jogiyanto (2003:499) harga ekuilibrium selalu aktif diperdagangkan sehingga akan bertahan sampai suatu informasi memudahkan investor dalam melakukan baru lainnya merubahnya kembali ke jual dan beli. Investor khususnya jangka harga ekuilibrium yang baru. pendek memungkinkan terciptanya peluang capital gain bagi investor. pasar modal modal Pada tersebut berubah, pasar akan sehingga efisien bentuk setengah kuat, abnormal return hanya terjadi di sekitar Hubungan antara Stock Split dengan (publikasi) Abnormal Return (AR) representasi dari respons pasar terhadap Hubungan antara stock split dengan abnormal dengan teori suatu pengumuman peristiwa pengumuman tersebut. Suatu didukung dinyatakan signaling hipotesis. setengah kuat bila informasi terserap signaling hipotesis, atau direspons dengan cepat oleh pasar informasi stock split akan memberikan (dalam satu hingga dua spot waktu atau sinyal ke pasar yang akan ditangkap oleh hari di seputar pengumuman). Abnormal para investor. Sinyal ini ditandai dengan return yang terjadi berkepanjangan adanya abnormal return di sekitar (lebih pengumuman stock split. Abnormal mencerminkan sebagian respons pasar return dapat bernilai positif maupun terlambat negatif bergantung kepada persepsi dari menginterpretasi informasi, dan dengan investor. Jika investor menganggap demikian dianggap pasar tidak efisien bahwa informasi stock split merupakan dalam bentuk setengah kuat. Pada pasar good news, maka abnormal return akan efisien bentuk kuat tidak akan ada bernilai positif. Akan tetapi jika investor seorang menganggap bahwa informasi stock split memperoleh merupakan bad news, maka abnormal (Tandelilin, 2010:223). teori dari dalam pasar return Menurut efisien sebagai tiga dalam investor spot menyerap pun abnormal yang bentuk waktu) atau bisa return. sebelum dan sesudah pengumuman stock Kerangka Pikir Penelitian yang Berdasarkan tujuan penelitian split. telah Gambar 2, Penelitian dirumuskan mengenai perbedaan nilai Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal Return (AR) setelah adanya pengumuman stock split, Kerangka S t o c k S p l i t Trading Volume Activity (-3, -7 dan -15 hari) maka dalam upaya pencarian jawaban atas permasalahan digunakan metode Abnormal Return (-3, -7 dan -15 hari) statistik. Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Fenomena dan Masalah: Harga saham terlalu tinggi menyebabkan menurunnya kemampuan investor untuk membeli saham tersebut dan likuiditas saham menurun Tingkat keuntungan (Abnormal Return) Abnormal Return (+3, +7 dan +15 hari) Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan event Likuiditas saham (Trading Volume Activity) Trading Volume Activity (+3, +7 dan +15 hari) METODE Penelitian Perusahaan melakukan corporate action yaitu stock split yang mengandung suatu informasi Konsep study, yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event). Dalam event study terdapat informasi yang dipublikasikan Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test) sebagai suatu pengumuman, sehingga Data normal Data tidak normal dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dan pengumuman Uji beda 2 rata-rata (Paired Sample T-Test) Uji tanda (Wilcoxon Signed Rank Test) tersebut. Reaksi pasar dapat diukur dengan menggunakan perubahan Analisis Trading Volume Activity (TVA) dan Kesimpulan Abnormal Return (AR) akibat informasi baru yang dipublikasikan. Kerangka Konsep Penelitian Penelitian ini akan mengevaluasi nilai Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal Return (AR) di sekitar pengumuman stock split. Berikut adalah konsep yang menggambarkan perbandingan nilai TVA dan AR antara Periode Penelitian Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan trial and error, yang artinya pemecahan masalah dilakukan berulang-ulang kali dengan menggunakan beberapa periode sampai sumber yang telah ada. Menurut Sekaran diperoleh suatu pemecahan masalah (2006:39) data sekunder merupakan data yang memuaskan. Periode yang akan yang dikumpulkan oleh peneliti, data dipakai untuk trial and error adalah 31 yang diterbitkan dalam jurnal statistik hari (terdiri dari 15 hari sebelum stock dan lainnya, dan informasi yang tersedia split, 1 hari saat stock split, dan 15 hari dari sesudah stock split), 15 hari (terdiri dari publikasi di dalam atau di luar organisasi 7 hari sebelum stock split, 1 hari saat dan semua yang berguna bagi peneliti. stock split, dan 7 hari sesudah stock Data sekunder penelitian ini diperoleh split), dan 7 hari (terdiri dari 3 hari dari sebelum stock split, 1 hari saat stock Directory split, dan 3 hari sesudah stock split). yahoofinance.com, seumber publikasi Indonesian atau non Capital Market data historis data historis 2013, duniainvestasi.com dan data historis dari pojok BEI Universitas Brawijaya. Populasi dan Sampel Menurut Suharsimi (1998:115) populasi adalah keseluruhan subyek Jenis Data penelitian. Apabila seseorang ingin Menurut waktu pengumpulannya, jenis meneliti semua elemen yang ada dalam data yang digunakan dalam penelitian ini wilayah penelitian, maka penelitiannya adalah data berkala (time series), yaitu merupakan populasi studi atau juga data yang terkumpul dari waktu ke waktu disebut populasi studi sensus. untuk memberi gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan (Deddy dan Tabel 1. Penentuan Jumlah Obyek Perusahaan yang melakukan stock split Perusahaan yang bukan tergolong manufaktur Perusahaan yang mengalami delisting Perusahaan yang melakukan coroporate action lain Perusahaan yang memiliki data tidak lengkap Jumlah Obyek 37 26 0 1 1 9 Sumber: Data diolah 20 Oky, 2008:34). Data time series yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham, jumlah saham yang beredar, yang dan jumlah saham diperdagangkan di sekitar pengumuman stock split periode 2010-2012. Sumber Data Menurut sumbernya penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber- Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi dari sumber data yang ada pada ICMD 2012, saham digambarkan dengan Trading data historis yahoofinance.com, data Volume Activity (TVA). historis duniainvestasi.com, dan data historis dari Bursa Efek Indonesia di Pojok BEI Universitas Brawijaya. TVAit = ∑ saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t ∑ saham perusahaan I yang beredar pada waktu t Sumber: Lestari dan Sudaryono (2008) 3. Abnormal return (AR), adalah jumlah dimana return realization sekuritas Definisi Operasional Variabel 1. Stock Split (pemecahan berbeda dari expected return-nya saham), yang didasarkan pada return pasar adalah penerbitan oleh perusahan atas dan hubungan sekuritas dengan pasar sejumlah saham untuk ditukar dengan (Reilly and Brown, 2011:155). sejumlah saham yang dimiliki oleh AR it = R it − E[R it ] pemegang saham (Bodie et al, Keterangan: π΄π it : Anormal Return saham i pada 2006:648) π»π = π»π/π periode peristiwa ke-t R it : Return sesungguhnya yang Keterangan: HT: Harga teoritis saham setelah pemecahan untuk terjadi untuk saham ke I pada pedoman periode peristiwa ke-t hari E[R it ] : Expected return saham ke I pertama perdagangan saham untuk periode peristiwa ke-t tawar-menawar pada dengan nominal baru. Sumber: Reilly and Brown (2011) HP: Harga pasar saham terakhir dengan nominal lama sebelum HASIL dimulainya perdagangan saham Analisis Statistik Deskriptif dengan nominal baru. Menurut Sekaran (2006:158) r: Rasio pemecahan. studi Sumber: Tambunan 2010 mengetahui dan menjadi mampu untuk 2. Trading Volume Activity (TVA), deskriptif dilakukan untuk menjelaskan karakteristik variabel yang adalah salah satu instrumen untuk diteliti dalam suatu situasi. mengukur Tabel 2. Statistik Deskriptif TVA aktivitas volume perdagangan saham pada periode tertentu (Lestari dan Sudaryono, 2008:143). Volume perdagangan Rata-rata TVA Sebelum N 9 Minimum .000027 Maximum .004471 Mean .00158911 Std. Deviation .001761455 Rata-rata TVA Sesudah 9 .000035 .004585 .00136389 .001440277 Valid N (listwise) 9 Sumber: Output SPSS 20 Hasil perhitungan statistik Semua variabel terdistribusi deskriptif, menunjukkan bahwa rata-rata normal, karena berdasarkan tabel 4 di TVA atas pada periode sesudah pengumuman stock split lebih rendah menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 daripada rata-rata TVA pada periode sebelum pengumuman stock split. Paired Sample T-Test Menurut Tabel 3. Statistik Deskriptif AR N Minimum Maximum Mean AR Sebelum Stock Split 9 -.001842 .005093 .00220644 AR Sesudah Stock Split 9 -.012117 .001702 Valid N (listwise) Std. Deviation .00241539 6 -.00276500 .00429427 8 9 Sumber: Output SPSS 20 Hasil perhitungan Alhusin (2003:117) Paired Sample T Test, berguna untuk melakukan pengujian terhadap 2 sampel yang berhubungan atau sering disebut “sampel berpasangan” yang berasal dari statistik deskriptif, menunjukkan bahwa nilai rata-rata AR sebelum pengumuman stock split lebih tinggi daripada nilai rata-rata AR sesudah pengumuman stock split. obyek yang memiliki rata-rata (mean) sama. Tabel 5. Paired Sample T-Test Variabel TVA TVA TVA AR AR AR Periode 31 hari 15 hari 7 hari 31 hari 15 hari 7 hari Probabilitas 0.484 0.210 0.196 0.032 0.136 0.747 Keterangan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Sumber: Ouptut SPSS 20 Uji Normalitas Berdasarkan Tabel 5 di atas, Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan menggunakan aplikasi komputer SPSS 20 (Statistical Package for Social Science 20) dengan alat analisis yaitu Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test. maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split, karena nilai probabilitas lebih besar dari 0.05. Sedangkan untuk veriabel AR hanya terdapat perbedaan yang signifikan di periode pengamatan 31 hari. Tabel 4. Uji Normalitas Variabel TVA Sebelum TVA Sesudah AR Sebelum AR Sesudah Probabilitas .432 .789 .996 .833 Sumber: Outuput SPSS 20 PEMBAHASAN Trading Volume Activity (TVA) Sebelum dan Sesudah Stock split Menurut Lee (2008:83) stock hingga 1 : 10. Menurut O'Neil split disebut sebagai “cosmetic events” (2009:182) tanpa mempunyai implikasi valuasi dengan rasio yang berlebihan (eksesif) langsung, sangatlah sebagaimana hanya melakukan tidak stock bijak. Oversized menunjukkan perubahan pada jumlah splits saham yang beredar. Studi menunjukkan an) menciptakan suplai saham di pasar bahwa perusahaan menggunakan stock menjadi demikian besar dan justru akan split untuk memberikan sinyal bahwa segera menempatkan emiten dalam saham mereka berkualitas tinggi atau status saham-saham berkapitalisasi besar untuk likuiditas yang lamban. Biasanya, saham akan perdagangan saham mereka. Penemuan bergerak naik setelah pemecahan di terbaru tengah meningkatkan memperlihatkan adanya (pemecahan split pasar yang yang berlebih- baru masuk dukungan bahwa tujuan stock split siklus bullish. Namun sebelum naik, adalah signaling (contohnya, Ikenberry saham tersebut akan melalui koreksi et al, 2002; Nayak and Prabhala, 2001; et selama al). Namun semakin banyak bukti bijaksana dan fair jika emiten yang menunjukkan bahwa signaling terjadi sahamnya sudah naik sangat jauh dalam dengan dampak likuiditas pasar yang satu atau dua tahun terakhir kemudian memburuk (Amilud, Mendelson, and mengumumkan Uno, 1999; Schultz, 2000, Easly, O’hara, (pemecahan yang berlebihan) menjelang and akhir bull market atau pada tahapan Saar, 2001), perusahaan-perusahaan yang meredam untuk beberapa minggu. Kurang extravagant split awal bear market bagi saham tersebut. melakukan split. Terlebih lagi, hipotesis Umumnya, emiten-emiten terse- signaling tidak dapat menjelaskan teka- but berpikir dengan menurunkan harga teki anomali setelah pengumuman stock saham split, karena sedikitnya informasi yang mengundang banyak pembeli. Hal itu diberitahukan (Shepherd, 2008:56-57). mungkin saja benar terkait dengan melalui split akan dapat Salah satu alasan dari rendahnya masuknya para pembeli ritel, namun hal nilai TVA disebabkan karena terlalu tersebut juga akan menghasilkan kondisi besarnya rasio stock split yang dipakai sebaliknya, oleh perusahaan-perusahaan manufaktur banyak lagi penjual. Setelah adanya pada periode 2010-2012, yakni 1 : 5 stock yaitu split, munculnya investor lebih individual menambah jumlah perdangangan saham akan memangsa saham yang dimiliki dan menambah semakin tinggi intensitas oleh banyak investor institusi dan akan pembelian para segera di-split dalam kondisi bersiap pedagang saham ritel profesional yang anjlok setelah bergerak naik sangat jauh berpengalaman (huge price run-ups). Penurunan rata- saham. optimisme tersebut Sebaliknya akan momen sebagai memanfaatkan oversized kesempatan split rata nilai TVA sesudah stock split terjadi untuk disebabkan karena banyak investor lebih menjual dan mengambil keuntungan memilih dengan mengurangi agregat order flow transaksi perdagangan saham (wait and dan rasio buy order untuk sell order. see) Investor investar pengumuman stock split, sehingga nilai profeseional keduanya memperlakukan rata-rata TVA sesudah stock split lebih split tetapi rendah daripada nilai rata-rata TVA pada dari periode sebelum pengumuman stock pelaksanaan yang dilakukan terhadap split. Nilai TVA pada periode sesudah saham tersebut.Terdapat pola yang jelas stock split rendah akibat menurunnya investor aktivitas individual sebagai interpretasi sinyal mereka individual dan positif, berbeda dalam membeli di untuk tidak beberapa perdagangan antar melakukan hari setelah saham investor. yang saham setelah adanya split sementara dilakukan institusi melepaskan saham sedikit demi investor menahan agar tidak melakukan sedikit (Sheperd, 2008:59). Sementara perdangangan di periode tersebut, karena itu, pemegang saham dalam jumlah besar mereka berpendapat akan mengalami (large holders) yang berencana menjual kerugian jika melakukan perdagangan di saham tersebut akan berpikir melepas periode tersebut. Menurut Shepherd (unload) saham sebelum split akan jauh (2008:60) persentase commision dan lebih mudah dibandingkan melepas persentase saham setelah split karena setelah split memburuk setelah adanya stock split jumlah saham yang beredar lebih banyak yang menunjukkan adanya penurunan dari sebelumnya. Kondisi ini mendorong likuiditas saham. Bukti adanya bid-ask large holders berbondong-bondong spread yang melebar dan banyaknya untuk melepas sahamnya sebelum investor dengan volume kecil membantu berlaku efektif. Di samping itu, masih mengembangkan hipotesis baru yang ada short-sellers yang dengan cerdas dinamakan bid-ask “broker spread Banyak yang promotion”. Menurut hipotesis broker promotion, serta sebelum dengan sesudah stock split market maker mempunyai dorongan diperoleh yang kuat untuk mempromosikan saham terdapat perbedaan kepada investor dengan volume kecil volume perdagangan dan stock split menyebabkan bid-ask masing pasangan periode. Hal tersebut spread melebar, sehingga membawa kemungkinan besar disebabkan karena keuntungan bagi mereka (Jog dan Zhu hanya mengamati dalam kurun waktu dalam Lee, 2008:83). Secara historis, yang cukup singkat untuk pengambilan membeli sebelum perpecahan adalah sampel, sehingga hasil yang diperoleh strategi yang bahwa tidak antara aktivitas pada masing- karena adanya kurang mewakili populasinya. Setiap tertimbang dengan aksi korporasi tidak akan berpengaruh jumlah saham yang dibeli. Namun untuk seketika dalam jangka pendek terhadap saat ini hal ini bukan merupakan suatu kinerja keuntungan pengaruhnya, sifatnya jangka panjang commision baik kesimpulan cost bagi investor, karena kebanyakan broker menawarkan flat rate untuk commision. perusahaan. Kalaupun ada (Tim BEI, 2013). Beberapa broker online memiliki batas 2.000 atau 5.000 Abnormal Return (AR) Sebelum dan saham Sesudah Stock Split untuk flat rate (investopedia.com). Stock split mempunyai dampak Jika dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan, psikologis. Stock split membuat harga rata-rata saham menjadi menarik. Nilai aktual dari perusahaan manufaktur yang melakukan saham tidak berubah sedikit pun, tetapi stock split adalah perusahaan yang harga saham yang lebih rendah dapat berukuran besar. Menurut Lestari dan mempengaruhi cara saham dirasakan Sudaryono ada dan karena itu menarik investor baru. perbedaan yang signifikan likuiditas Stock split juga memberikan perasaan saham (TVA) sebelum dan sesudah stock bahwa pemegang saham memiliki saham split pada perusahaan besar. Hasil lebih banyak dari yang mereka punya penelitian ini juga didukung oleh Utami, sebelumnya, dan jika harga naik, mereka menurut pada memiliki lebih banyak stok untuk pasangan periode sebelum dan saat stock diperdagangkan. Sebuah stock split juga split, saat dengan sesudah stock split dapat mengakibatkan kenaikan harga (2008:147) Utami (2009: tidak 736) saham menyusul penurunan segera mencerminkan informasi historis setelah perpecahan. Hasil penelitian ini ditambah dan semua informasi yang didukung oleh Griffin, menurut Griffin tidak dipublikasikan. Nilai AR tertinggi (2010:8) abnormal return cenderung terletak pada saat pengumuman stock lebih positif periode sekitar split mencerminkan bahwa pasar saham split, tetapi di BEI termasuk jenis pasar efisien kemudian menurun secara substansial dalam bentuk kuat. Oleh karena itu selama sisa periode penelitian. Selain itu, hanya pada saat pengumuman stock split ukuran stock split optimal bergantung terdapat kenaikan nilai AR yang cukup kepada kebijakan harga di tempat pada besar. Nilai AR yang terjadi akibat waktu dan ukuran perusahaan. Hal ini adanya pengumuman stock split hanya disebabkan karena banyak investor kecil direfleksikan pada hari tersebut. Dalam menganggap saham setelah stock split pasar yang efisien trader tidak akan lebih terjangkau dan mereka membeli dapat menghasilkan abnormal profit saham dengan pengumuman pada stock tersebut. meningkatkan Mereka permintaan akhirnya dan menyebabkan harga naik. Alasan lain melakukan trading hanya berdasarkan adanya pengumuman publik stock split (Grinblatt et al, 1984:475). untuk kenaikan harga adalah bahwa Hasil dari penelitian ini sejalan stock split memberikan sinyal ke pasar dengan teori signaling hipotesis yang bahwa harga saham perusahaan telah mengemukakan bahwa stock split akan meningkat dan investor menganggap memberikan suatu sinyal positif kepada kenaikan ini akan terus berlanjut di masa investor yang ditandai dengan adanya depan, dan lagi-lagi mengangkat nilai AR yang bernilai positif di sekitar dan harga sebelum hari pengumuman stock split. permintaan (investopedia.com). Jika hasil dari penelitian ini Menurut Jain and Robbani (2013:6) pasar bereaksi positif terhadap dikaitkan dengan teori pasar efisien, pengumuman stock split bahkan selama maka pasar modal di Indonesia termasuk krisis keuangan. Namun, AR positif ke dalam jenis pasar saham efisien dalam selama krisis keuangan menurun dalam bentuk kuat (strong form). Pasar efisien jangka dalam bentuk kuat berarti harga pasar dibandingkan dengan periode pra-krisis. saham yang terbentuk sekarang telah waktu yang lebih pendek Alasan dari rendahnya nilai AR Gambar 3. Pergerakan Harga Emas untuk saham di Indonesia pada tahun 2010-2012 mungkin disebabkan karena adanya alternatif investasi lain yang lebih menguntungkan, sehingga investor kurang tertarik pada saham. Kondisi ini menyebabkan investor lebih memilih investasi lain sebagai pilihan investasi Gambar 4. Pergerakan Valuta Asing mereka seperti emas dan valuta asing. Setiap investor pasti menginginkan adanya nilai tambah dan pengembalian yang maksimal untuk setiap investasi yang mereka lakukan. Jika terdapat investasi yang lebih menguntungkan, investor akan mengalihkan dana investasi mereka untuk investasi yang lebih menguntungkan tersebut. Pada tahun 2010-2012, investasi pada logam mulia (emas) dan valuta asing sangat menjanjikan di Indonesia. Harga emas dan valuta asing mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menjadi indikasi bahwa investasi pada emas dan valuta asing memiliki peluang besar adanya tingkat pengembalian yang maksimal. Berikut adalah grafik yang menunjukkan pergerakan harga emas dan pergerakan Indonesia. valuta asing di Menurut Buffet (1983) stock split akan menyebabkan perputaran saham yang tinggi yang pada akhirnya menyebabkan biaya transaksi yang tinggi, menurunkan kualitas populasi pemegang saham dan akibat dari keduanya adalah menarik tipe pemegang saham short-term yang mendorong harga pasar menjadi kurang konsisten terkait dengan nilai intrinsik bisnis. Ketiga hal tersebut membuat kerugian bagi pemegang saham seandainya mereka ingin membeli ataupun menjual saham. Namun tidak semua investor sependapat dengan Buffet, beberapa investor menganggap bahwa stock split yang dilakukan perusahaan tidak berpengaruh pada nilai fundamental saham dan karena itu tidak menimbulkan keuntungan nyata kepada investor. Stock split dinilai pemegang saham hanya akan berpengaruh terhadap Saran kinerja Saran-saran yang dapat perusahaan bukan pada jangka pendek, diberikan melalui hasil penelitian ini melainkan pada jangka panjang yang kepada justru mendapatkan hasil yang lebih baik malah merugikan investor beberapa pihak minoritas dan hanya menguntungkan adalah sebagai berikut: pemegang saham mayoritas emiten yang 1. Dalam mengambil agar keputusan umumnya sebagai pendiri (founder) dari investasi, para investor sebaiknya perusahaan. mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan KESIMPULAN DAN SARAN terlebih dahulu, yang dalam Kesimpulan penelitian ini adalah pengumuman Berdasarkan hasi evaluasi yang stock split. Evaluasi ini bertujuan telah dilakukan terhadap 9 perusahaan untuk melihat kandungan informasi obyek selama 15 hari sebelum sampai yang terdapat dalam kebijakan stock dengan 15 hari sesudah stock split pada split, tahun Efek merupakan hal yang positif atau Indonesia (BEI) dapat disimpulkan negatif bagi investor. Dengan adanya bahwa: informasi 1. Peristiwa pengumuman stock split investor dapat menggunakannya tidak berpengaruh terhadap nilai sebagai acuan untuk mengambil Trading Volume Activity (TVA) keputusan investasi yang tepat, guna terdapat memperoleh keuntungan di masa 2010-2012 saham, di sehingga perbedaan sebelum tidak TVA dan Bursa saham sesudah antara adanya pengumuman stock split. apakah depan. stock Selain hendaknya kebijakan split itu, tersebut tersebut, investor mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti faktor 2. Peristiwa Pengumuman stock split ekonomi dan politik, kondisi pasar, tidak berpengaruh terhadap nilai karena hal-hal tersebut secara tidak Abnormal langsung akan mempengaruhi harga Return (AR) saham, sehingga tidak terdapat perbedaan AR saham antara sebelum dan sesudah adanya pengumuman stock split. saham. 2. Hasil penelitian masukan bagi ini memberikan perusahaan emiten bahwa aktifitas stock split tidak menjamin bahwa likuiditas dan harga saham akan meningkat sesuai dengan tujuannya. Oleh karena itu perusahaan emiten perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang melatarbelakangi hal tersebut dari segi faktor-faktor internal seperti fundamental perusahaan dan kuatnya dominasi faktor-faktor seperti eksternal misalnya adalah ketidakstabilan politik dan ekonomi Indonesia. 3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat menguji kembali variabel-variabel lain yang dipengaruhi stock split seperti dividen, P/E ratio, bid-ask spread dan lain-lain dengan jumlah perusahaan memperbanyak obyek yang diamati dan memperpanjang periode pengamatan, sehingga akan lebih mencerminkan secara utuh reaksi pasar akibat adanya stock split, serta menggunakan metode pendekatan yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Anonimus,Gold Price, (http://goldprice. org, diakses tanggal 2 Mei 2014) Anonimus, Google Finance, (http:// google.com/finance, diakses tanggal 2 Mei 2014) Anonimus, Stock Split, (http://www. investopedia.com/terms/s/stocksplit .asp, diakses tanggal 27 Maret 2014) Anonimus, Understanding Stock Splits, (http://www.investopedia.com/artic les/ 01/072501.asp, diakses tanggal 27 Maret 2014) Anonimus, What is a stock split? Why do stocks split?, (http:// www.investopedia.com/ask/answer s/113.asp, diakses tanggal 27 Maret 2014) Aziz Muhaidlori Ridwan, 2011, “Analisis Dampak Stock Split Terhadap Reaksi Pasar”, Skripsi, Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang. Bodie, zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus, 2006, Investasi, Edisi 6, Terjemahan oleh Zuliani Dalimunthe dan Budi Wibowo, Salemba Empat, Jakarta. Buffet, Warren, 1983, Letter to Shareholders Deddy Barnabas Lasfeto dan Oky Dwi Nurhayati, 2008, Analisis Statistika Deskriptif Meng-gunakan Matlab, Edisi pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta. Eduardus Tandelilin, 2010, Portofolio dan Investasi, Edisi Pertama, Kanisius, Yogyakarta. Griffin, Carroll Howard, 2010, “Abnormal Returns and Stock Splits: The Decimalized vs. Fractional System of Stock Price Quotes”, International Journal of Business and Management, Vol. 5, No. 12, Page 3-13, Fontbonne University, USA. Grinblatt, Mark S., Ronald W. Masulis and Sheridan Titman, 1984, “The Valuation Effects of Stock Splits and Stock Dividends”, Journal of Financial Economics, Vol. 13, Page 461-490, University of California, Los Angeles. Iin Indarti dan Desti Mulyani Purba, 2011, “Analisis Perbandingan Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split”, Jurnal ASET, Vol. 13, No.1, Hal 57-63, STIE Widya Manggala, Semarang. Jain, Ajeet and Mohammad G. Robbani, 2013, “The effect of stock split announcements on abnormal returns during a financial crisis”, Journal of Finance and Accountancy, Page 110, A and M University, Alabama. Jogiyanto Hartono, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Lee, Chang-few, 2008, Advances in Quantitative Analysis of Finance and Accounting, Volume 6, World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd., Singapore O’neil, William J., 2009, How To Make Money In Stocks: A Winning System in Good Times or Bad, 4th edition, McGraw-Hill, Inc., New York. Reilly, Frank K., and Keith C. Brown, 2011, Investment Analysis and Portofolio Management, Eigth Edition, Thomson South-Western, Canada. Saleh Basir dan Hendy M. Fakhrudin, 2005, Aksi Korporasi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Sekaran, Uma, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2, Terjemahan oleh Kwan Men Yeon, Salemba Empat, Jakarta. Shepherd, Shane David, 2008, Cash Holdings, Stock Splits, and Mergers: Examining Risk and Return in the Equity Markets, Disertation, Management, University of California. Slamet Lestari dan Eko Arief Sudaryono, 2008, “Pengaruh Stock Split: Analisis Likuiditas Saham Pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia dengan Memperhatikan Pertumbuhan dan Ukuran Pasar”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No.3, Hal. 139-148, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Syahri Alhusin, 2003, Aplikasi Statistik dengan Menggunakan SPSS for Windows, Edisi kedua, Graha Ilmu, Yogyakarta. Tambunan, Andy Porman, 2010, Menilai Harga Wajar Saham (Stock Valuation), PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Tiwi Nurjannati Utami, 2009, “Dampak Pengumuman Stock Split Terhadap Return, Variabilitas Tingkat Keuntungan Dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bej Tahun 19971999)”, Jurnal WACANA, Vol. 12, No. 4, Universitas Brawijaya, Malang. Virma Fardina, Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pengumuman Stock Split, Skripsi, Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang. Wisnu Pamenang, Reaksi Pasar Modal Dengan Adanya Stock Split Saham Pada Perusahaan Go Public Periode tahun 2008-2011, Skripsi, Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang. Wisudowati Ayu Sugito, Analisis Motivasi Dibalik Stock Split dan Reverse Stock Split: Pembuktian Pada Likuiditas Saham dan Return Saham, Skripsi, Manajemen, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.