EVALUASI PERBEDAAN TRADING VOLUME

advertisement
EVALUASI PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY DAN
ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH
PENGUMUMAN STOCK SPLIT
(Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)
Septian Setia Dwi Putra
Achmad Helmy Djawahir
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi perbedaan trading volume
activity dan abnormal return saham antara sebelum dan sesudah pengumuman stock split.
Obyek yang digunakan pada penelitian ini adalah populasi studi sensus dimana
menggunakan semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, didapatkan 9
perusahaan obyek dalam penelitian ini. Untuk mengetahui seberapa signifikan perbedaan
trading volume activity dan abnormal return saham antara sebelum dan sesudah
pengumuman stock split digunakan paired sample t-test. Uji asumsi klasik yang
digunakan adalah uji normalitas. Dari hasil pengujian, diketahui bahwa tidak terdapat
perbedaan nilai trading volume activity dan abnormal return saham antara sebelum dan
sesudah pengumuman stock split. Hal ini menunjukkan bahwa stock split tidak
berpengaruh terhadap likuiditas dan tingkat keuntungan saham dalam jangka pendek.
Trading volume activity dan abnormal return justru mengalami penurunan setelah
beberapa hari adanya pengumuman stock split.
Kata Kunci: Stock Split, Trading Volume Activity, Abnormal Return, Likuiditas, Return,
Manajemen Keuangan.
Alamat Korespondesi
Jln. Sarangan Atas 18, Malang 65141
[email protected]
ABSTRACT
This study was to determine and evaluate the differences in trading volume activity and
abnormal stock returns before and after the announcement of the stock split. Objects used
in this study is a population census study which uses all the elements that exist within the
study area, obtained 9 object company in this study. To find out how significant difference
in trading volume activity and abnormal stock returns before and after the announcement
of a stock split used paired sample t-test. The classical assumption used is the normality
test. From the test results, it is known that there is no difference in the value of trading
volume activity and abnormal stock returns before and after the announcement of the
stock split. This indicates that the stock split has no effect on stock liquidity and
profitability in the short term. Trading volume activity and abnormal returns declined
after a few days the announcement of a stock split .
Key words: Stock Split, Trading Volume Avtivity, Abnormal Return, Liquidity, Return,
Financial Management.
Informasi merupakan hal yang
lain kelangsungan operasi perusahaan,
penting dan menjadi kebutuhan bagi
harga saham, serta pemegang saham
investor
(Tambunan,
di
pasar
modal.
Dengan
2010:39).
Stock
split
menggunakan informasi yang relevan,
(pemecahan saham) merupakan salah
investor dapat menilai prospek kinerja
satu jenis corporate action yang unik.
emiten
memiliki
Stock split adalah aksi korporasi yang
pandangan mengenai besarnya risiko
memecah nilai nominal saham dengan
dan expected return saham yang dimiliki
nilai tertentu (Tambunan, 2010:44).
emiten
penting
Tujuan dilakukan pemecahan saham
tersebut dapat berasal dari kondisi
adalah untuk menjaga harga agar saham
internal maupun eksternal emiten.
tidak terlalu tinggi sehingga sahamnya
sehingga
dapat
tersebut.
Salah
Informasi
satu
informasi
yang
dianggap penting adalah pengumuman
lebih memasyarakat dan lebih banyak
diperdagangkan.
tentang corporate action. Corporate
Stock split merupakan fenomena
action merupakan tindakan atau aksi
yang masih menjadi teka-teki di bidang
yang dilakukan perusahaan (emiten),
ekonomi
yang
tersebut tidak menambah nilai ekonomis
memiliki
dampak
signifikan
terhadap berbagai kepentingan, antara
bagi
karena
perusahaan.
corporate
Oleh
actions
karena
itu
corporate action ini sering disebut
informasi yang dipublikasikan dalam
sebagai kosmetika saham, yang artinya
pasar, dalam hal ini stock split. Pasar
tindakan tersebut merupakan upaya
akan bereaksi positif terhadap stock split,
perusahaan untuk pemolesan sahamnya.
karena ada asumsi bahwa pemecahan
Menurut teori keuangan tradisional,
saham merupakan sinyal akan adanya
stock split hanyalah salah satu bentuk
perbaikan kinerja sehingga terdapat
corporate action yang sifatnya kosmetik
perubahan
dan
dengan
kenaikan dividen. Reaksi positif ini
tindakan
ditandai dengan adanya nilai Abnormal
tersebut tidak terkait sama sekali dengan
Return (AR) positif yang signifikan. AR
kinerja dan cashflow, sehingga stock
merupakan
jumlah
split tidak akan merubah kekayaan
realization
sekuritas
perusahaan. Terdapat tiga hipotesis
expected return-nya yang didasarkan
utama
pada
administratif.
corporate
action
yang
Berbeda
lainnya,
mendasari
rasionalitas
income
return
dalam
bentuk
dimana
pasar
return
berbeda
dan
dari
hubungan
emiten dalam melaksanakan stock split,
sekuritas dengan pasar (Reilly and
yaitu optimal price range hipotesis,
Brown, 2011:155).
liquidity
hipotesis,
dan
signaling
Indarti
dan
Purba
(2011),
hipotesis (Keown et al dalam Sugito,
menemukan bahwa terdapat perbedaan
2009:28-33).
range
rata-rata harga saham yang signifikan
hipotesis menyatakan bahwa terdapat
pada periode sebelum dan sesudah
suatu rentang harga tertentu dimana
pengumuman
perdagangan saham paling likuid yang
Penelitian ini juga menunjukkan terdapat
menjadi rentang harga saham yang
perbedaan
optimal
volume
bagi
Optimal
price
perusahaan.
Liquidity
pemecahan
yang
saham.
signifikan
perdagangan
antara
sebelum
dan
hipotesis berhubungan erat kaitannya
sesudah peristiwa pemecahan saham.
dengan adanya optimal price range
Hasil ini sesuai dengan trading range
hipotesis. Pada rentang harga ini,
theory
perdagangan saham akan lebih aktif
peristiwa
yang
menyebabkan
berarti
likuiditas.
terjadi
Signaling
peningkatan
hipotesis
yang
menyatakan
pemecahan
perdagangan
saham
meningkatnya
atau
bahwa
akan
volume
meningkatnya
menyatakan bahwa terdapat sinyal yang
likuiditas akibat harga yang lebih
akan dapat ditangkap oleh investor pada
menarik
bagi
investor.
Hasil
ini
mengindikasikan
pemecahan
bahwa
saham
peristiwa
mengakibatkan
ini,
investor
menganggap
bahwa
informasi ini merupakan bad news.
volume perdagangan berubah secara
Sedangkan
signifikan
volume activity, terjadi perbedaan yang
setelah
pengumuman
pemecahan saham.
Ridwan
untuk
signifikan.
(2010)
menunjukkan
hasil yang berbeda dengan penelitian
variabel
Variabel
ini
trading
mengalami
penurunan pada periode pengamatan
sebelum dan sesudah stock split.
Indarti (2013). Ridwan menghasilkan
Berdasarkan Indonesian Capital
kesimpulan yang bertolak belakang
Market Directory (ICMD) 2013, jumlah
dengan penelitian yang dilakukan oleh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indarti. Penelitian ini menyimpulkan
Indonesia
bahwa tidak terdapat perbedaan yang
mencapai 472 perusahaan. Pada tahun
signifikan rata-rata abnormal return dan
2010-2012
tercatat
37
trading volume activity antara sebelum
melakukan
stock
split.
dan sesudah adanya pengumuman stock
perusahaan yang melakukan stock split,
split. Fardina (2009) menyimpulkan
11 diantaranya berasal dari perusahaan
bahwa tidak terdapat perbedaan atas
manufaktur. Saham dari perusahaan
abnormal
manufaktur mempunyai kinerja yang
return
perdagangan
dan
saham
volume
sebelum
dan
(BEI)
hingga
saat
ini
perusahaan
Dari
37
bagus di pasar saham, sehingga saham-
sesudah peristiwa pengumuman stock
saham
split. Sementara itu, penelitian yang
diperdagangkan. Walaupun terdapat 11
dilakukan
(2013)
perusahaan manufaktur yang melakukan
untuk
stock split namun hanya 9 perusahaan
menarik
variabel
oleh
Pamenang
kesimpulan
harga
bahwa
saham,
terdapat
yang
tersebut
menjadi
sangat
obyek
aktif
penelitian
perbedaan yang signifikan pada periode
menggunakan metode sensus, yaitu PT.
penelitian sebelum dan sesudah adanya
Astra International Tbk., PT. Astra
peristiwa stock split saham. Untuk
Otoparts Tbk., PT. Berlina Tbk., PT.
variabel abnormal return, mengalami
Charoen Pokphand Indonesia Tbk., PT.
perbedaan yang signifikan pada saat
Darya-Varia
periode
sesudah
Indomobil Sukses Internasional Tbk.,
Pasar
PT. Kalbe Farma Tbk., PT. Malindo
sebelum
pengumuman
stock
dan
split.
merespon negatif atas adanya peristiwa
Laboratoria
Tbk.,
PT.
Feedmill Tbk., dan PT. Surya Toto
investor ritel dapat lebih mudah membeli
Indonesia Tbk.
saham-saham bernilai besar di pasar
Alasan
perusahan-perusahaan
modal dengan harga terjangkau.
tersebut melakukan stock split sebagian
Stock split dapat membuat harga
besar adalah sama, yaitu karena saham
saham
yang kurang atraktif di pasar akibat
sebelumnya,
harga
split
sahamnya dengan saham-saham yang
berdampak pada volume perdagangan
sejenis atau yang dianggap memiliki
saham yang menjadi semakin meningkat
karakteristik yang sama, membentuk
dan likuid. Dengan seiring berjalannya
harga saham menjadi lebih wajar, serta
waktu, saham-saham perusahaan yang
meningkatkan likuiditas saham di pasar.
memiliki kinerja bagus di pasar modal
Selain itu, dengan dilakukannya stock
akan mengalami peningkatan harga terus
split, perusahaan berharap para investor
menerus, hingga pada suatu harga
akan menganggapnya sebagai suatu
tertentu dianggap terlalu tinggi. Hal ini
good news atau sinyal positif. Sehingga
dapat
akan terdapat AR yang bernilai positif di
terlalu
tinggi.
menyebabkan
likuiditas
bagi
Stock
permasalahan
perdagangan
menjadi
lebih
rendah
menyejajarkan
dari
harga
saham
sekitar pengumuman stock split. Namun
emiten. Saham yang memiliki harga
dari beberapa hasil penelitian terdahulu
terlalu tinggi sulit untuk diperdagangkan
yang
di pasar modal, karena tidak semua
menunjukkan
investor memiliki modal yang sangat
menghasilkan perbedaan nilai TVA dan
besar untuk membeli saham tersebut.
AR saham yang positif yang sesudah
Ketika
harga
melakukan stock split. Bahkan beberapa
sahamnya terlalu tinggi, maka solusi
dari penelitian terdahulu menyebutkan
yang mereka lakukan adalah melakukan
bahwa tidak terdapat adanya perbedaan
stock split, yaitu dengan memecah nilai
nilai rata-rata TVA dan AR saham yang
nominal saham menjadi nominal yang
signifikan antara sebelum dan sesudah
lebih kecil dengan harapan sahamnya
perusahaan
akan lebih likuid diperdagangkan di
Perbedaan ini menimbulkan masalah
pasar. Dengan melakukan stock split,
kerancuan yang dialami oleh investor.
selain dapat meningkatkan likuiditas
Setiap investor pasti ingin mendapatkan
saham emiten yang bersangkutan, para
saham yang mempunyai likuiditas tinggi
perusahaan
menilai
telah
disebutkan
bahwa
melakukan
di
tidak
stock
atas
semua
split.
dan return maksimal, dalam hal ini
pemegang saham. Menurut Basir dan
investor menginginkan adanya TVA dan
Fakhrudin (2005:119) dengan stock split
AR
adanya
saham emiten menjadi lebih likuid
kebijakan stock split yang dilakukan oleh
(sering ditransaksikan). Adapun rumus
perusahaan. Namun pada kenyataannya
untuk menghitung harga teoritis adalah:
yang
positif
dengan
tidak semua saham menghasilkan TVA
dan AR yang positif sesudah adanya
pengumuman stock split. Dari kejadian
ini muncul pertanyaan apakah sesudah
dilakukan
stock
split
Trading Volume Activity (TVA)
Perubahan volume perdagangan
saham diukur dengan aktivitas volume
benar-benar
terdapat perbedaan Trading Volume
Activity dan Abnormal Return saham
yang signifikan? Adakah penjelasan lain
perdagangan saham yang diukur dengan
Trading Volume Activity (TVA). TVA
merupakan perbandingan antara jumlah
yang mengakibatkan terdapat atau tidak
terdapatnya perbedaan Trading Volume
Activity dan Abnormal Return saham?
Berdasarkan latar belakang di
atas,
maka
dapat
saham yang diperdagangkan pada waktu
tertentu
dengan
jumlah
saham
perusahaan yang beredar pada periode
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan Trading
Volume Activity (TVA) sebelum dan
tertentu. Besar kecilnya perubahan ratarata TVA pada peristiwa stock split
merupakan ukuran besar kecilnya akibat
sesudah pengumuman stock split?
2. Apakah terdapat perbedaan Abnormal
Return (AR) saham sebelum dan
yang ditimbulkan oleh adanya stock split
terhadap volume perdagangan saham.
sesudah pengumuman stock split?
Abnormal Return (AR)
Stock Split
Menurut Bodie et al (2006:648)
stock split (pemecahan saham) adalah
penerbitan oleh perusahan atas sejumlah
saham untuk ditukar dengan sejumlah
saham yang ada yang dimiliki oleh
Menurut
Reilly
and
Brown
(2011:155) abnormal return merupakan
merupakan
jumlah
realization
sekuritas
dimana
berbeda
return
dari
expected return-nya yang didasarkan
pada
return
pasar
dan
hubungan
sekuritas dengan pasar.
Para
liquidity hipotesis. Optimal price range
investor
mengharapkan
optimal price range hipotesis dan
tentunya
akan
adanya stock split dapat menurunkan
dengan
harga saham yang sudah terlalu tinggi,
pengorbanan yang dikeluarkan. Namun
sehingga saham tersebut memiliki harga
sering kali investor dihadapkan dengan
di kisaran rentang harga yang optimal
kenyataan dimana return yang diterima
dimana
tidak
yang
diperdagangkan. Optimal price range
diharapkannya, Fenomena ini dikenal
hipotesis berkaitan erat dengan liquidity
dengan istilah abnormal return, yang
hipotesis, menurut teori ini stock split
diperoleh dari dengan menggunakan
dilakukan
perhitungan
return
saham perusahaan tersebut dinilai terlalu
sesungguhnya terjadi dengan return
tinggi sehingga dikhawatirkan dapat
ekspektasi. Abnormal return yang positif
menurunkan likuiditas saham. Setelah
mengidentifikasikan
actual
dilakukan stock split, harga saham yang
return saham tersebut selama periode
turun diharapkan dapat menarik banyak
peristiwa
nilainya
investor untuk membeli saham sehingga
dibandingkan dengan ekspektasi atau
terdapat perubahan volume perdagangan
expected return yang diprediksikan oleh
saham yang positif yang pada akhirnya
para investor. Sedangkan abnormal
dapat
return yang negatif mengidentifikasikan
perdagangan saham perusahaan.
diterima
return
yang
hipotesis menyatakan bahwa dengan
proporsional
sesuai
dengan
selisih
lebih
return
antara
bahwa
besar
bahwa actual return dalam saham
periode peristiwa
nilainya
yang lebih kecil
dibandingkan
saham
paling
perusahaan
meningkatkan
likuid
ketika
harga
likuiditas
Menurut Tambunan (2010:79)
aksi korporasi pemecahan saham dapat
dengan
berakibat pada meningkatnya likuiditas
ekspektasi atau expected return yang
perdagangan saham, yang tentunya
diprediksikan oleh investor.
merupakan hal positif bagi investor. Hal
ini mencerminkan laju perdagangan
Hubungan antara Stock Split dengan
saham atau sejauh mana suatu saham
Trading Volume Activity (TVA)
aktif atau tidaknya diperdagangkan.
Hubungan antara stock split
Pada titik ekstrem terdapat beberapa
dengan TVA didukung oleh adanya teori
saham yang tidak aktif diperdagangkan
dalam kurun waktu tertentu atau dikenal
return akan bernilai negatif. Informasi
sebagai saham tidur. Penyebab tidak
dalam
likuidnya saham suatu saham dapat
membuat keseimbangan harga dalam
disebabkan oleh kinerja emiten tersebut,
pasar
namun dapat pula disebabkan harga
membutuhkan waktu untuk membentuk
saham yang selalu tinggi. Pada/ titik
harga keseimbangan yang baru. Menurut
lainnya terdapat beberapa saham yang
Jogiyanto (2003:499) harga ekuilibrium
selalu aktif diperdagangkan sehingga
akan bertahan sampai suatu informasi
memudahkan investor dalam melakukan
baru lainnya merubahnya kembali ke
jual dan beli. Investor khususnya jangka
harga ekuilibrium yang baru.
pendek
memungkinkan
terciptanya
peluang capital gain bagi investor.
pasar
modal
modal
Pada
tersebut
berubah,
pasar
akan
sehingga
efisien
bentuk
setengah kuat, abnormal return hanya
terjadi
di
sekitar
Hubungan antara Stock Split dengan
(publikasi)
Abnormal Return (AR)
representasi dari respons pasar terhadap
Hubungan antara stock split
dengan
abnormal
dengan
teori
suatu
pengumuman
peristiwa
pengumuman tersebut.
Suatu
didukung
dinyatakan
signaling
hipotesis.
setengah kuat bila informasi terserap
signaling
hipotesis,
atau direspons dengan cepat oleh pasar
informasi stock split akan memberikan
(dalam satu hingga dua spot waktu atau
sinyal ke pasar yang akan ditangkap oleh
hari di seputar pengumuman). Abnormal
para investor. Sinyal ini ditandai dengan
return yang terjadi berkepanjangan
adanya abnormal return di sekitar
(lebih
pengumuman stock split. Abnormal
mencerminkan sebagian respons pasar
return dapat bernilai positif maupun
terlambat
negatif bergantung kepada persepsi dari
menginterpretasi informasi, dan dengan
investor. Jika investor menganggap
demikian dianggap pasar tidak efisien
bahwa informasi stock split merupakan
dalam bentuk setengah kuat. Pada pasar
good news, maka abnormal return akan
efisien bentuk kuat tidak akan ada
bernilai positif. Akan tetapi jika investor
seorang
menganggap bahwa informasi stock split
memperoleh
merupakan bad news, maka abnormal
(Tandelilin, 2010:223).
teori
dari
dalam
pasar
return
Menurut
efisien
sebagai
tiga
dalam
investor
spot
menyerap
pun
abnormal
yang
bentuk
waktu)
atau
bisa
return.
sebelum dan sesudah pengumuman stock
Kerangka Pikir Penelitian
yang
Berdasarkan tujuan penelitian
split.
telah
Gambar 2,
Penelitian
dirumuskan
mengenai
perbedaan nilai Trading Volume Activity
(TVA) dan Abnormal Return (AR)
setelah adanya pengumuman stock split,
Kerangka
S
t
o
c
k
S
p
l
i
t
Trading Volume Activity
(-3, -7 dan -15 hari)
maka dalam upaya pencarian jawaban
atas permasalahan digunakan metode
Abnormal Return
(-3, -7 dan -15 hari)
statistik.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Fenomena dan Masalah:
Harga saham terlalu tinggi menyebabkan menurunnya kemampuan investor
untuk membeli saham tersebut dan likuiditas saham menurun
Tingkat keuntungan
(Abnormal Return)
Abnormal Return
(+3, +7 dan +15 hari)
Jenis Penelitian
ini
merupakan
penelitian deskriptif, dengan pendekatan
event
Likuiditas saham
(Trading Volume Activity)
Trading Volume Activity
(+3, +7 dan +15 hari)
METODE
Penelitian
Perusahaan melakukan corporate action yaitu stock split
yang mengandung suatu informasi
Konsep
study,
yaitu
studi
yang
mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa (event). Dalam event study
terdapat informasi yang dipublikasikan
Uji Normalitas
(Kolmogorov-Smirnov Test)
sebagai suatu pengumuman, sehingga
Data normal
Data tidak normal
dapat
digunakan
untuk
menguji
kandungan informasi dan pengumuman
Uji beda 2 rata-rata
(Paired Sample T-Test)
Uji tanda
(Wilcoxon Signed Rank Test)
tersebut. Reaksi pasar dapat diukur
dengan
menggunakan
perubahan
Analisis
Trading Volume Activity (TVA) dan
Kesimpulan
Abnormal Return (AR) akibat informasi
baru yang dipublikasikan.
Kerangka Konsep Penelitian
Penelitian ini akan mengevaluasi
nilai Trading Volume Activity (TVA) dan
Abnormal
Return
(AR)
di
sekitar
pengumuman stock split. Berikut adalah
konsep
yang
menggambarkan
perbandingan nilai TVA dan AR antara
Periode Penelitian
Periode
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan trial and error, yang
artinya pemecahan masalah dilakukan
berulang-ulang
kali
dengan
menggunakan beberapa periode sampai
sumber yang telah ada. Menurut Sekaran
diperoleh suatu pemecahan masalah
(2006:39) data sekunder merupakan data
yang memuaskan. Periode yang akan
yang dikumpulkan oleh peneliti, data
dipakai untuk trial and error adalah 31
yang diterbitkan dalam jurnal statistik
hari (terdiri dari 15 hari sebelum stock
dan lainnya, dan informasi yang tersedia
split, 1 hari saat stock split, dan 15 hari
dari
sesudah stock split), 15 hari (terdiri dari
publikasi di dalam atau di luar organisasi
7 hari sebelum stock split, 1 hari saat
dan semua yang berguna bagi peneliti.
stock split, dan 7 hari sesudah stock
Data sekunder penelitian ini diperoleh
split), dan 7 hari (terdiri dari 3 hari
dari
sebelum stock split, 1 hari saat stock
Directory
split, dan 3 hari sesudah stock split).
yahoofinance.com,
seumber
publikasi
Indonesian
atau
non
Capital
Market
data
historis
data
historis
2013,
duniainvestasi.com dan data historis dari
pojok BEI Universitas Brawijaya.
Populasi dan Sampel
Menurut Suharsimi (1998:115)
populasi adalah keseluruhan subyek
Jenis Data
penelitian. Apabila seseorang ingin
Menurut waktu pengumpulannya, jenis
meneliti semua elemen yang ada dalam
data yang digunakan dalam penelitian ini
wilayah penelitian, maka penelitiannya
adalah data berkala (time series), yaitu
merupakan populasi studi atau juga
data yang terkumpul dari waktu ke waktu
disebut populasi studi sensus.
untuk memberi gambaran perkembangan
suatu kegiatan atau keadaan (Deddy dan
Tabel 1. Penentuan Jumlah Obyek
Perusahaan yang melakukan stock split
Perusahaan yang bukan tergolong manufaktur
Perusahaan yang mengalami delisting
Perusahaan yang melakukan coroporate action
lain
Perusahaan yang memiliki data tidak lengkap
Jumlah Obyek
37
26
0
1
1
9
Sumber: Data diolah 20
Oky, 2008:34). Data time series yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
harga saham, jumlah saham
yang
beredar,
yang
dan
jumlah
saham
diperdagangkan di sekitar pengumuman
stock split periode 2010-2012.
Sumber Data
Menurut sumbernya penelitian
ini menggunakan data sekunder, yaitu
data yang diperoleh oleh orang yang
melakukan
penelitian
dari
sumber-
Metode Pengumpulan Data
Data
dalam
penelitian
ini
diperoleh melalui dokumentasi dari
sumber data yang ada pada ICMD 2012,
saham digambarkan dengan Trading
data historis yahoofinance.com, data
Volume Activity (TVA).
historis duniainvestasi.com, dan data
historis dari Bursa Efek Indonesia di
Pojok BEI Universitas Brawijaya.
TVAit =
∑ saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t
∑ saham perusahaan I yang beredar pada waktu t
Sumber: Lestari dan Sudaryono (2008)
3. Abnormal return (AR), adalah jumlah
dimana return realization sekuritas
Definisi Operasional Variabel
1. Stock
Split
(pemecahan
berbeda dari expected return-nya
saham),
yang didasarkan pada return pasar
adalah penerbitan oleh perusahan atas
dan hubungan sekuritas dengan pasar
sejumlah saham untuk ditukar dengan
(Reilly and Brown, 2011:155).
sejumlah saham yang dimiliki oleh
AR it = R it − E[R it ]
pemegang saham
(Bodie et
al,
Keterangan:
𝐴𝑅it : Anormal Return saham i pada
2006:648)
𝐻𝑇 = 𝐻𝑃/π‘Ÿ
periode peristiwa ke-t
R it : Return sesungguhnya yang
Keterangan:
HT: Harga teoritis saham setelah
pemecahan
untuk
terjadi untuk saham ke I pada
pedoman
periode peristiwa ke-t
hari
E[R it ] : Expected return saham ke I
pertama perdagangan saham
untuk periode peristiwa ke-t
tawar-menawar
pada
dengan nominal baru.
Sumber: Reilly and Brown (2011)
HP: Harga pasar saham terakhir
dengan nominal lama sebelum
HASIL
dimulainya perdagangan saham
Analisis Statistik Deskriptif
dengan nominal baru.
Menurut
Sekaran
(2006:158)
r: Rasio pemecahan.
studi
Sumber: Tambunan 2010
mengetahui dan menjadi mampu untuk
2. Trading Volume Activity (TVA),
deskriptif
dilakukan
untuk
menjelaskan karakteristik variabel yang
adalah salah satu instrumen untuk
diteliti dalam suatu situasi.
mengukur
Tabel 2. Statistik Deskriptif TVA
aktivitas
volume
perdagangan saham pada periode
tertentu (Lestari dan Sudaryono,
2008:143).
Volume
perdagangan
Rata-rata TVA Sebelum
N
9
Minimum
.000027
Maximum
.004471
Mean
.00158911
Std. Deviation
.001761455
Rata-rata TVA Sesudah
9
.000035
.004585
.00136389
.001440277
Valid N (listwise)
9
Sumber: Output SPSS 20
Hasil
perhitungan
statistik
Semua
variabel
terdistribusi
deskriptif, menunjukkan bahwa rata-rata
normal, karena berdasarkan tabel 4 di
TVA
atas
pada
periode
sesudah
pengumuman stock split lebih rendah
menunjukkan
bahwa
nilai
probabilitas lebih besar dari 0.05
daripada rata-rata TVA pada periode
sebelum pengumuman stock split.
Paired Sample T-Test
Menurut
Tabel 3. Statistik Deskriptif AR
N Minimum Maximum Mean
AR Sebelum Stock Split 9 -.001842 .005093 .00220644
AR Sesudah Stock Split 9 -.012117 .001702
Valid N (listwise)
Std.
Deviation
.00241539
6
-.00276500 .00429427
8
9
Sumber: Output SPSS 20
Hasil
perhitungan
Alhusin
(2003:117)
Paired Sample T Test, berguna untuk
melakukan pengujian terhadap 2 sampel
yang berhubungan atau sering disebut
“sampel berpasangan” yang berasal dari
statistik
deskriptif, menunjukkan bahwa nilai
rata-rata AR sebelum pengumuman
stock split lebih tinggi daripada nilai
rata-rata AR sesudah pengumuman stock
split.
obyek yang memiliki rata-rata (mean)
sama.
Tabel 5. Paired Sample T-Test
Variabel
TVA
TVA
TVA
AR
AR
AR
Periode
31 hari
15 hari
7 hari
31 hari
15 hari
7 hari
Probabilitas
0.484
0.210
0.196
0.032
0.136
0.747
Keterangan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Sumber: Ouptut SPSS 20
Uji Normalitas
Berdasarkan Tabel 5 di atas,
Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas ini
dilakukan
menggunakan
aplikasi
komputer SPSS 20 (Statistical Package
for Social Science 20) dengan alat
analisis
yaitu
Kolmogorov-Smirnov
Goodness of Fit Test.
maka dapat disimpulkan tidak terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara
sebelum dan sesudah pengumuman stock
split, karena nilai probabilitas lebih besar
dari 0.05. Sedangkan untuk veriabel AR
hanya
terdapat
perbedaan
yang
signifikan di periode pengamatan 31
hari.
Tabel 4. Uji Normalitas
Variabel
TVA Sebelum
TVA Sesudah
AR Sebelum
AR Sesudah
Probabilitas
.432
.789
.996
.833
Sumber: Outuput SPSS 20
PEMBAHASAN
Trading
Volume
Activity
(TVA)
Sebelum dan Sesudah Stock split
Menurut Lee (2008:83) stock
hingga
1
:
10.
Menurut
O'Neil
split disebut sebagai “cosmetic events”
(2009:182)
tanpa mempunyai implikasi valuasi
dengan rasio yang berlebihan (eksesif)
langsung,
sangatlah
sebagaimana
hanya
melakukan
tidak
stock
bijak.
Oversized
menunjukkan perubahan pada jumlah
splits
saham yang beredar. Studi menunjukkan
an) menciptakan suplai saham di pasar
bahwa perusahaan menggunakan stock
menjadi demikian besar dan justru akan
split untuk memberikan sinyal bahwa
segera menempatkan emiten dalam
saham mereka berkualitas tinggi atau
status saham-saham berkapitalisasi besar
untuk
likuiditas
yang lamban. Biasanya, saham akan
perdagangan saham mereka. Penemuan
bergerak naik setelah pemecahan di
terbaru
tengah
meningkatkan
memperlihatkan
adanya
(pemecahan
split
pasar
yang
yang
berlebih-
baru
masuk
dukungan bahwa tujuan stock split
siklus bullish. Namun sebelum naik,
adalah signaling (contohnya, Ikenberry
saham tersebut akan melalui koreksi
et al, 2002; Nayak and Prabhala, 2001; et
selama
al). Namun semakin banyak bukti
bijaksana dan fair jika emiten yang
menunjukkan bahwa signaling terjadi
sahamnya sudah naik sangat jauh dalam
dengan dampak likuiditas pasar yang
satu atau dua tahun terakhir kemudian
memburuk (Amilud, Mendelson, and
mengumumkan
Uno, 1999; Schultz, 2000, Easly, O’hara,
(pemecahan yang berlebihan) menjelang
and
akhir bull market atau pada tahapan
Saar,
2001),
perusahaan-perusahaan
yang
meredam
untuk
beberapa
minggu.
Kurang
extravagant
split
awal bear market bagi saham tersebut.
melakukan split. Terlebih lagi, hipotesis
Umumnya, emiten-emiten terse-
signaling tidak dapat menjelaskan teka-
but berpikir dengan menurunkan harga
teki anomali setelah pengumuman stock
saham
split, karena sedikitnya informasi yang
mengundang banyak pembeli. Hal itu
diberitahukan (Shepherd, 2008:56-57).
mungkin saja benar terkait dengan
melalui
split
akan
dapat
Salah satu alasan dari rendahnya
masuknya para pembeli ritel, namun hal
nilai TVA disebabkan karena terlalu
tersebut juga akan menghasilkan kondisi
besarnya rasio stock split yang dipakai
sebaliknya,
oleh perusahaan-perusahaan manufaktur
banyak lagi penjual. Setelah adanya
pada periode 2010-2012, yakni 1 : 5
stock
yaitu
split,
munculnya
investor
lebih
individual
menambah jumlah perdangangan saham
akan memangsa saham yang dimiliki
dan menambah semakin tinggi intensitas
oleh banyak investor institusi dan akan
pembelian
para
segera di-split dalam kondisi bersiap
pedagang saham ritel profesional yang
anjlok setelah bergerak naik sangat jauh
berpengalaman
(huge price run-ups). Penurunan rata-
saham.
optimisme
tersebut
Sebaliknya
akan
momen
sebagai
memanfaatkan
oversized
kesempatan
split
rata nilai TVA sesudah stock split terjadi
untuk
disebabkan karena banyak investor lebih
menjual dan mengambil keuntungan
memilih
dengan mengurangi agregat order flow
transaksi perdagangan saham (wait and
dan rasio buy order untuk sell order.
see)
Investor
investar
pengumuman stock split, sehingga nilai
profeseional keduanya memperlakukan
rata-rata TVA sesudah stock split lebih
split
tetapi
rendah daripada nilai rata-rata TVA pada
dari
periode sebelum pengumuman stock
pelaksanaan yang dilakukan terhadap
split. Nilai TVA pada periode sesudah
saham tersebut.Terdapat pola yang jelas
stock split rendah akibat menurunnya
investor
aktivitas
individual
sebagai
interpretasi
sinyal
mereka
individual
dan
positif,
berbeda
dalam
membeli
di
untuk
tidak
beberapa
perdagangan
antar
melakukan
hari
setelah
saham
investor.
yang
saham setelah adanya split sementara
dilakukan
institusi melepaskan saham sedikit demi
investor menahan agar tidak melakukan
sedikit (Sheperd, 2008:59). Sementara
perdangangan di periode tersebut, karena
itu, pemegang saham dalam jumlah besar
mereka berpendapat akan mengalami
(large holders) yang berencana menjual
kerugian jika melakukan perdagangan di
saham tersebut akan berpikir melepas
periode tersebut. Menurut Shepherd
(unload) saham sebelum split akan jauh
(2008:60) persentase commision dan
lebih mudah dibandingkan melepas
persentase
saham setelah split karena setelah split
memburuk setelah adanya stock split
jumlah saham yang beredar lebih banyak
yang menunjukkan adanya penurunan
dari sebelumnya. Kondisi ini mendorong
likuiditas saham. Bukti adanya bid-ask
large
holders
berbondong-bondong
spread yang melebar dan banyaknya
untuk
melepas
sahamnya
sebelum
investor dengan volume kecil membantu
berlaku efektif. Di samping itu, masih
mengembangkan hipotesis baru yang
ada short-sellers yang dengan cerdas
dinamakan
bid-ask
“broker
spread
Banyak
yang
promotion”.
Menurut hipotesis broker promotion,
serta sebelum dengan sesudah stock split
market maker mempunyai dorongan
diperoleh
yang kuat untuk mempromosikan saham
terdapat
perbedaan
kepada investor dengan volume kecil
volume
perdagangan
dan stock split menyebabkan bid-ask
masing pasangan periode. Hal tersebut
spread melebar, sehingga membawa
kemungkinan besar disebabkan karena
keuntungan bagi mereka (Jog dan Zhu
hanya mengamati dalam kurun waktu
dalam Lee, 2008:83). Secara historis,
yang cukup singkat untuk pengambilan
membeli sebelum perpecahan adalah
sampel, sehingga hasil yang diperoleh
strategi
yang
bahwa
tidak
antara
aktivitas
pada
masing-
karena
adanya
kurang mewakili populasinya. Setiap
tertimbang
dengan
aksi korporasi tidak akan berpengaruh
jumlah saham yang dibeli. Namun untuk
seketika dalam jangka pendek terhadap
saat ini hal ini bukan merupakan suatu
kinerja
keuntungan
pengaruhnya, sifatnya jangka panjang
commision
baik
kesimpulan
cost
bagi
investor,
karena
kebanyakan broker menawarkan flat rate
untuk commision.
perusahaan.
Kalaupun
ada
(Tim BEI, 2013).
Beberapa broker
online memiliki batas 2.000 atau 5.000
Abnormal Return (AR) Sebelum dan
saham
Sesudah Stock Split
untuk
flat
rate
(investopedia.com).
Stock split mempunyai dampak
Jika dilihat dari total aset yang
dimiliki
perusahaan,
psikologis. Stock split membuat harga
rata-rata
saham menjadi menarik. Nilai aktual dari
perusahaan manufaktur yang melakukan
saham tidak berubah sedikit pun, tetapi
stock split adalah perusahaan yang
harga saham yang lebih rendah dapat
berukuran besar. Menurut Lestari dan
mempengaruhi cara saham dirasakan
Sudaryono
ada
dan karena itu menarik investor baru.
perbedaan yang signifikan likuiditas
Stock split juga memberikan perasaan
saham (TVA) sebelum dan sesudah stock
bahwa pemegang saham memiliki saham
split pada perusahaan besar. Hasil
lebih banyak dari yang mereka punya
penelitian ini juga didukung oleh Utami,
sebelumnya, dan jika harga naik, mereka
menurut
pada
memiliki lebih banyak stok untuk
pasangan periode sebelum dan saat stock
diperdagangkan. Sebuah stock split juga
split, saat dengan sesudah stock split
dapat mengakibatkan kenaikan harga
(2008:147)
Utami
(2009:
tidak
736)
saham
menyusul
penurunan
segera
mencerminkan
informasi
historis
setelah perpecahan. Hasil penelitian ini
ditambah dan semua informasi yang
didukung oleh Griffin, menurut Griffin
tidak dipublikasikan. Nilai AR tertinggi
(2010:8) abnormal return cenderung
terletak pada saat pengumuman stock
lebih
positif
periode
sekitar
split mencerminkan bahwa pasar saham
split,
tetapi
di BEI termasuk jenis pasar efisien
kemudian menurun secara substansial
dalam bentuk kuat. Oleh karena itu
selama sisa periode penelitian. Selain itu,
hanya pada saat pengumuman stock split
ukuran stock split optimal bergantung
terdapat kenaikan nilai AR yang cukup
kepada kebijakan harga di tempat pada
besar. Nilai AR yang terjadi akibat
waktu dan ukuran perusahaan. Hal ini
adanya pengumuman stock split hanya
disebabkan karena banyak investor kecil
direfleksikan pada hari tersebut. Dalam
menganggap saham setelah stock split
pasar yang efisien trader tidak akan
lebih terjangkau dan mereka membeli
dapat menghasilkan abnormal profit
saham
dengan
pengumuman
pada
stock
tersebut.
meningkatkan
Mereka
permintaan
akhirnya
dan
menyebabkan harga naik. Alasan lain
melakukan
trading
hanya
berdasarkan adanya pengumuman publik
stock split (Grinblatt et al, 1984:475).
untuk kenaikan harga adalah bahwa
Hasil dari penelitian ini sejalan
stock split memberikan sinyal ke pasar
dengan teori signaling hipotesis yang
bahwa harga saham perusahaan telah
mengemukakan bahwa stock split akan
meningkat dan investor menganggap
memberikan suatu sinyal positif kepada
kenaikan ini akan terus berlanjut di masa
investor yang ditandai dengan adanya
depan,
dan
lagi-lagi
mengangkat
nilai AR yang bernilai positif di sekitar
dan
harga
sebelum hari pengumuman stock split.
permintaan
(investopedia.com).
Jika hasil dari penelitian ini
Menurut Jain and Robbani (2013:6)
pasar
bereaksi
positif
terhadap
dikaitkan dengan teori pasar efisien,
pengumuman stock split bahkan selama
maka pasar modal di Indonesia termasuk
krisis keuangan. Namun, AR positif
ke dalam jenis pasar saham efisien dalam
selama krisis keuangan menurun dalam
bentuk kuat (strong form). Pasar efisien
jangka
dalam bentuk kuat berarti harga pasar
dibandingkan dengan periode pra-krisis.
saham yang terbentuk sekarang telah
waktu
yang
lebih
pendek
Alasan dari rendahnya nilai AR
Gambar 3. Pergerakan Harga Emas
untuk saham di Indonesia pada tahun
2010-2012 mungkin disebabkan karena
adanya alternatif investasi lain yang
lebih menguntungkan, sehingga investor
kurang tertarik pada saham. Kondisi ini
menyebabkan investor lebih memilih
investasi lain sebagai pilihan investasi
Gambar 4. Pergerakan Valuta Asing
mereka seperti emas dan valuta asing.
Setiap investor pasti menginginkan
adanya nilai tambah dan pengembalian
yang maksimal untuk setiap investasi
yang mereka lakukan. Jika terdapat
investasi yang lebih menguntungkan,
investor
akan
mengalihkan
dana
investasi mereka untuk investasi yang
lebih menguntungkan tersebut. Pada
tahun 2010-2012, investasi pada logam
mulia (emas) dan valuta asing sangat
menjanjikan di Indonesia. Harga emas
dan valuta asing mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Hal ini menjadi
indikasi bahwa investasi pada emas dan
valuta asing memiliki peluang besar
adanya
tingkat
pengembalian
yang
maksimal. Berikut adalah grafik yang
menunjukkan pergerakan harga emas
dan
pergerakan
Indonesia.
valuta
asing
di
Menurut Buffet (1983) stock split
akan menyebabkan perputaran saham
yang
tinggi
yang
pada
akhirnya
menyebabkan
biaya
transaksi
yang
tinggi, menurunkan kualitas populasi
pemegang
saham
dan
akibat
dari
keduanya adalah menarik tipe pemegang
saham short-term
yang mendorong
harga pasar menjadi kurang konsisten
terkait dengan nilai intrinsik bisnis.
Ketiga hal tersebut membuat kerugian
bagi
pemegang
saham
seandainya
mereka ingin membeli ataupun menjual
saham. Namun tidak semua investor
sependapat dengan Buffet, beberapa
investor menganggap bahwa stock split
yang
dilakukan
perusahaan
tidak
berpengaruh pada nilai fundamental
saham dan karena itu tidak menimbulkan
keuntungan nyata kepada investor. Stock
split dinilai pemegang saham hanya akan
berpengaruh
terhadap
Saran
kinerja
Saran-saran
yang
dapat
perusahaan bukan pada jangka pendek,
diberikan melalui hasil penelitian ini
melainkan pada jangka panjang yang
kepada
justru
mendapatkan hasil yang lebih baik
malah
merugikan
investor
beberapa
pihak
minoritas dan hanya menguntungkan
adalah sebagai berikut:
pemegang saham mayoritas emiten yang
1. Dalam
mengambil
agar
keputusan
umumnya sebagai pendiri (founder) dari
investasi, para investor sebaiknya
perusahaan.
mengevaluasi
kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan oleh perusahaan
KESIMPULAN DAN SARAN
terlebih
dahulu,
yang
dalam
Kesimpulan
penelitian ini adalah pengumuman
Berdasarkan hasi evaluasi yang
stock split. Evaluasi ini bertujuan
telah dilakukan terhadap 9 perusahaan
untuk melihat kandungan informasi
obyek selama 15 hari sebelum sampai
yang terdapat dalam kebijakan stock
dengan 15 hari sesudah stock split pada
split,
tahun
Efek
merupakan hal yang positif atau
Indonesia (BEI) dapat disimpulkan
negatif bagi investor. Dengan adanya
bahwa:
informasi
1. Peristiwa pengumuman stock split
investor
dapat
menggunakannya
tidak berpengaruh terhadap nilai
sebagai
acuan
untuk mengambil
Trading Volume Activity
(TVA)
keputusan investasi yang tepat, guna
terdapat
memperoleh keuntungan di masa
2010-2012
saham,
di
sehingga
perbedaan
sebelum
tidak
TVA
dan
Bursa
saham
sesudah
antara
adanya
pengumuman stock split.
apakah
depan.
stock
Selain
hendaknya
kebijakan
split
itu,
tersebut
tersebut,
investor
mempertimbangkan
faktor-faktor eksternal seperti faktor
2. Peristiwa Pengumuman stock split
ekonomi dan politik, kondisi pasar,
tidak berpengaruh terhadap nilai
karena hal-hal tersebut secara tidak
Abnormal
langsung akan mempengaruhi harga
Return
(AR)
saham,
sehingga tidak terdapat perbedaan AR
saham antara sebelum dan sesudah
adanya pengumuman stock split.
saham.
2. Hasil penelitian
masukan
bagi
ini
memberikan
perusahaan emiten
bahwa
aktifitas stock split tidak
menjamin bahwa likuiditas dan harga
saham akan meningkat sesuai dengan
tujuannya.
Oleh
karena
itu
perusahaan emiten perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang melatarbelakangi hal tersebut dari segi
faktor-faktor
internal
seperti
fundamental perusahaan dan kuatnya
dominasi faktor-faktor
seperti
eksternal
misalnya
adalah
ketidakstabilan politik dan ekonomi
Indonesia.
3. Bagi
penelitian
selanjutnya
diharapkan peneliti dapat menguji
kembali variabel-variabel lain yang
dipengaruhi
stock
split
seperti
dividen, P/E ratio, bid-ask spread dan
lain-lain
dengan
jumlah
perusahaan
memperbanyak
obyek
yang
diamati dan memperpanjang periode
pengamatan, sehingga akan lebih
mencerminkan secara utuh reaksi
pasar akibat adanya stock split, serta
menggunakan
metode pendekatan
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus,Gold Price, (http://goldprice.
org, diakses tanggal 2 Mei 2014)
Anonimus, Google Finance, (http://
google.com/finance, diakses tanggal
2 Mei 2014)
Anonimus, Stock Split, (http://www.
investopedia.com/terms/s/stocksplit
.asp, diakses tanggal 27 Maret 2014)
Anonimus, Understanding Stock Splits,
(http://www.investopedia.com/artic
les/ 01/072501.asp, diakses tanggal
27 Maret 2014)
Anonimus, What is a stock split? Why do
stocks
split?,
(http://
www.investopedia.com/ask/answer
s/113.asp, diakses tanggal 27 Maret
2014)
Aziz Muhaidlori Ridwan, 2011, “Analisis
Dampak Stock Split Terhadap
Reaksi Pasar”, Skripsi, Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Brawijaya Malang.
Bodie, zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus,
2006, Investasi, Edisi 6, Terjemahan
oleh Zuliani Dalimunthe dan Budi
Wibowo, Salemba Empat, Jakarta.
Buffet,
Warren,
1983,
Letter
to
Shareholders
Deddy Barnabas Lasfeto dan Oky Dwi
Nurhayati, 2008, Analisis Statistika
Deskriptif Meng-gunakan Matlab,
Edisi pertama, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Eduardus Tandelilin, 2010, Portofolio dan
Investasi, Edisi Pertama, Kanisius,
Yogyakarta.
Griffin, Carroll Howard, 2010, “Abnormal
Returns and Stock Splits: The
Decimalized vs. Fractional System
of
Stock
Price
Quotes”,
International Journal of Business
and Management, Vol. 5, No. 12,
Page 3-13, Fontbonne University,
USA.
Grinblatt, Mark S., Ronald W. Masulis and
Sheridan Titman, 1984, “The
Valuation Effects of Stock Splits
and Stock Dividends”, Journal of
Financial Economics, Vol. 13, Page
461-490, University of California,
Los Angeles.
Iin Indarti dan Desti Mulyani Purba, 2011,
“Analisis Perbandingan Harga
Saham dan Volume Perdagangan
Saham Sebelum dan Sesudah Stock
Split”, Jurnal ASET, Vol. 13, No.1,
Hal 57-63, STIE Widya Manggala,
Semarang.
Jain, Ajeet and Mohammad G. Robbani,
2013, “The effect of stock split
announcements on abnormal returns
during a financial crisis”, Journal of
Finance and Accountancy, Page 110, A and M University, Alabama.
Jogiyanto Hartono, 2003, Teori Portofolio
dan Analisis Investasi, Yogyakarta,
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
UGM.
Lee, Chang-few, 2008, Advances in
Quantitative Analysis of Finance
and Accounting, Volume 6, World
Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.,
Singapore
O’neil, William J., 2009, How To Make
Money In Stocks: A Winning System
in Good Times or Bad, 4th edition,
McGraw-Hill, Inc., New York.
Reilly, Frank K., and Keith C. Brown, 2011,
Investment Analysis and Portofolio
Management,
Eigth
Edition,
Thomson South-Western, Canada.
Saleh Basir dan Hendy M. Fakhrudin, 2005,
Aksi Korporasi, Edisi Pertama,
Salemba Empat, Jakarta.
Sekaran, Uma, 2006, Metodologi Penelitian
untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2,
Terjemahan oleh Kwan Men Yeon,
Salemba Empat, Jakarta.
Shepherd, Shane David, 2008, Cash
Holdings, Stock Splits, and
Mergers: Examining Risk and
Return in the Equity Markets,
Disertation,
Management,
University of California.
Slamet Lestari dan Eko Arief Sudaryono,
2008, “Pengaruh Stock Split:
Analisis Likuiditas Saham Pada
perusahaan Go Public di Bursa Efek
Indonesia dengan Memperhatikan
Pertumbuhan dan Ukuran Pasar”,
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.
10, No.3, Hal. 139-148, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur
Penelitian:
Suatu
Pendekatan
Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Syahri Alhusin, 2003, Aplikasi Statistik
dengan Menggunakan SPSS for
Windows, Edisi kedua, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Tambunan, Andy Porman, 2010, Menilai
Harga Wajar Saham (Stock
Valuation), PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Tiwi Nurjannati Utami, 2009, “Dampak
Pengumuman Stock Split Terhadap
Return,
Variabilitas
Tingkat
Keuntungan Dan Aktivitas Volume
Perdagangan Saham (Studi Pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang
Terdaftar Di Bej Tahun 19971999)”, Jurnal WACANA, Vol. 12,
No. 4, Universitas Brawijaya,
Malang.
Virma Fardina, Analisis Perbedaan
Abnormal Return dan Aktivitas
Volume
Perdagangan
Saham
Sebelum dan Sesudah Peristiwa
Pengumuman Stock Split, Skripsi,
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis,
Universitas
Brawijaya
Malang.
Wisnu Pamenang, Reaksi Pasar Modal
Dengan Adanya Stock Split Saham
Pada Perusahaan Go Public Periode
tahun
2008-2011,
Skripsi,
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis,
Universitas
Brawijaya
Malang.
Wisudowati Ayu Sugito, Analisis Motivasi
Dibalik Stock Split dan Reverse
Stock Split: Pembuktian Pada
Likuiditas Saham dan Return
Saham,
Skripsi,
Manajemen,
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Download