naskah publikasi - Jurnal UNTAN

advertisement
NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIANTAN HULU KECAMATAN
PONTIANAK UTARA
TRI DARSIH
NIM I31112002
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
1
2
PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIANTAN HULU KECAMATAN
PONTIANAK UTARA
Tri Darsih1 , Suryadi2, Sukarni2
ABSTRAK
Latar Belakang : Diabetes adalah penyakit yang dtandai dengan peningkatan
kadar glukosa darah yang dapat menyebabkan komplikasi. Salah satu terapi
komplementer yang dapat digunakan untuk merelaksasi tubuh adalah Terapi
Murottal.
Tujuan : mengetahui terapi murottal terhadap penurunan tingkat gula darah puasa
pada pasien diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu.
Metode : Desain penelitian dengan metode quasi eksperiment Pre and Post Test
dengan nonequivalent control group design. Terapi murottal dilakukan selama 1
minggu. Jumlah sampel 34 responden yang terdiri dari 17 responden pada
kelompok intervensi dan 17 responden pada kelompok kontrol dengan teknik
consecutive sampling. Uji wilcoxon dan uji t tidak berpasangan digunakan dalam
menganalis data penelitian.
Hasil : uji statistik dengan uji wilcoxon pada kelompok intervensi pretest dan
posttest didapatkan nilai p 0,234 dan kelompok kontrol 0,687. Hasil uji t tidak
berpasangan pada kelompok intervensi dan kontrol pretest adalah 0,888 dan
posttest adalah 0,134.
Kesimpulan : Tidak ada pengaruh terapi murottal terhadap tingkat gula darah
puasa pretest dan posttest pada kelompok intervensi dan kontrol, serta tidak ada
pengaruh terapi murottal pada kelompok intervensi terhadap penurunan tingkat gula
darah puasa yang dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kata Kunci : Terapi Murottal, Diabetes Melitus Tipe 2, Gula Darah Puasa
1
Mahasiswa Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
2
Dosen Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
1
IMPACT OF MUROTTAL THERAPY TO DECREASE BLOOD
GLUCOSE LEVEL OF PATIENS WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS
AT SIANTAN HULU PUBLIC HEALTH CENTER, NORTH PONTIANAK
Tri Darsih1 , Suryadi2, Sukarni2
ABSTRAK
Background: Diabetes Mellitus is a disease characterized by elevates blood
glucose levels (hyperglicemia), whcic may result in many complications. One of the
complementary therapies that can be used to relax the body is Murottal Therapy.
Relaxation can lower blood sugar levels in patiens with type 2 diabetes mellitus by
supressing the excess release of hormones that can increase blood sugar levels.
Purpose: The objective of this study was to examine the impact of murottal therapy
to decrease fasting blood sugar levels in patients with type 2 diabetes mellitus at
Siantan Hulu Public Health Center, North Pontianak.
Method: This study was a quasi-experimental, pretest, posttest design with
nonequivalent control group design. Fasting blood glucose measurements were
performed before murottal therapy and one week after therapy. A total of 34
respondens were recruired into the study with 17 each in both the intervention and
control groups by using consequtive sampling technique. The paired t-test dan
independent t-test were used for analysis.
Results: The Results using wilcoxon test showed that pretest and posttest in the
intervention group is 0,234 and the control group is 0.687. The independent t test
results in the intervention and control groups that pretest is 0,888 and posttest is
0,134.
Conclusion: Murottal therapy was not significant for decrease fasting blood
glucose between pretest and posttest each in both the intervention and control
groups, and there was not significant posttest between intervention and control
groups.
Keywords: Murottal Therapy, Type 2 Diabetes Mellitus, Fasting Blood Glucose.
1
Undergraduate Student of Nursing Department, Faculty of Medicine, Tanjungpura
University
2
Lecturer of Nursing Department, Faculty of Medicine, Tanjungpura University
2
Di Kalimantan Barat pada tahun
PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular (PTM)
2015 terdapat 3.617 orang menderita
sudah menjadi masalah kesehatan
diabetes melitus dan 958 kasus terjadi
masyarakat,
di Kota Pontianak. Salah satu wilayah
baik
secara
lokal,
nasional, regional dan global. Salah
kerja
satu PTM yang banyak mendapatkan
banyak penderita diabetes melitus di
perhatian adalah diabetes melitus.1
Kota Pontianak adalah Puskesmas
Diabetes
adalah
sekelompok
komplikasi
memiliki
Utara yaitu sebanyak 150 kasus.
peningkatan kadar glukosa darah
memiliki
yang
Siantan Hulu Kecamatan Pontianak
kelainan yang ditandai dengan oleh
(hiperglikemia)2
puskesmas
Penatalaksanaan diabetes melitus
Hiperglikemia
tipe
2
dibagi
menjadi
terapi
diantaranya
farmakologi dan non farmakologi.
mempengaruhi makrovaskular dan
Upaya pengobatan nonfarmakologi
mikrovaskular.
yang bersifat komplementer yang
Pada tahun 2012, sekitar 1,5 juta
dapat menurunkan darah adalah trapi
kematian langsung disebabkan oleh
yang dapat menyebabkan relaksasi
diabetes
melitus.4 Menurut
pada tubuh.6
IDF
(International diabetes federation)
Terapi murottal dapat digunakan
pada tahun 2012 sekitar 382 juta
sebagai salah satu tehnik relaksasi.7
orang pengidap diabetes melitus dan
Al-Qur’an secara fisik mengandung
sekitar 72 juta orang berada di Asia
unsur suara manusia yang dapat
Tenggara.5
menurunkan hormon stres seperti
epinefrin, kortisol, glukagon, dan
3
adrenocorticotropic
hormone
nonequivalent control group design
(ACTH), kortikosteroid dna tiroid
dimana menggunakan satu kelompok
sehingga dapat menurunkan kadar
intervensi dan satu kelompok kontrol
gula darah. Selain itu, lantunan Al-
yang tidak dipilih secara random.10
Quran dapat mengaktifkan hormon
Populasi pada penelitian ini adalah
endorfin
meningkatkan
pasien diabetes melitus tipe 2 yang
perasaan rileks menurunkan perasaan
ada di Puskesmas Siantan Hulu
cemas dan memperbaiki sistem kimia
Kecamatan Pontianak Utara yang
tubuh.8,9
berjumlah 150 orang. Sampel yang
alami,
Berdasarkan uraian di atas, perlu
dilakukannya
penelitian
digunakan
adalah
34
responden
tentang
dengan 17 responden pada kelompok
pengaruh terapi murottal terhadap
intervensi dan 17 responden pada
penurunan tingkat gula darah puasa
kelompok kontrol. Teknik sampling
pada pasien diabetes melitus tipe 2
yang digunakan dalam penelitian ini
Tujuan dari penelitian ini adalah
adalah consecutive sampling. 10
untuk mengetahui pengaruh terapi
Pretest
dilakukan
pada
hari
murottal terhadap penurunan tingkat
pertama dengan pengambilan sampel
gula darah puasa pada di wilayah
gula darah puasa pada kelompok
kerja
intervensi
Puskesmas
Siantan
Hulu
dan
kontrol.
Setelah
Kecamatan Pontianak Utara.
dilakukan pretest pada kelompok
METODE PENELITIAN
intervensi diberikan terapi murottal
Desain
penelitian
quasi
surah Ar-Rahman selama 11 menit 58
eksperimen pre and post test dengan
detik.
4
Terapi
diberikan
pada
kelompok intervensi ini dilakukan
Uji statistik yang digunakan
selama 7 ahri berturut-turut. Pad ahari
adalah uji wilcoxon untuk pretest dan
ketujuh baik kelompok intervensi dan
posttest pada kelompok intervensi
kelompok kontrol dilakukan posttest
dan kontrol. Uji t tidak berpasangan
dengan pengambilan sampel darah
digunakan untuk posttest kelompok
untuk pengukuran gula darah puasa.
intervensi dan kontrol.
HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian
Karakteristik subjek
Usia (tahun)
43
43-50
51-60
>60
Jenis kelamin
Perempuan
Laki-laki
Tingkat pendidikan
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Pekerjaan
Tidak bekerja
IRT
Swasta
Wiraswasta
Pegawai Negeri
Buruh
Intervensi
n
(%)
Kontrol
n
(%)
Total
n
(%)
1
5
6
5
(5,9)
(29,4)
(35,3)
(29,4)
2
5
3
7
(11,8)
(29,4)
(17,6)
(41,2)
3
10
9
12
(8,85)
(29,4)
(26,45)
(35,3)
15
2
(88,2)
(11,8)
14
3
(82,4)
(17,6)
29
5
(85,3)
(14,7)
4
6
4
2
1
(23,5)
(35,3)
(23,5)
(11,8)
(5,9)
8
3
3
3
-
(47,1)
(17,6)
(17,6)
(17,6)
-
12
9
7
5
1
(35,3)
(26,45)
(20,55)
(14,7)
(2,95)
7
7
2
1
-
(41,2)
(41,2)
(11,8)
(5,9)
-
4
8
1
2
2
(23,5)
(47,1)
(5,9)
(11,8)
(11,8)
11
15
3
2
1
2
(32,35)
(44,15)
(8,85)
(5,91)
(2,95)
(5,91)
Berdasarkan tabel 1 didapatkan
yaitu
sebanyak
12
responden
bahwa responden yang terbanyak
(35,3%). Responden terbanyak yang
adalah dengan rentang usia > 60 tahun
mengidap diabetes melitus adalah
5
perempuan dengan persentase 85,3 %
35,3% yaitu sebanyak 12 responden.
yaitu sebanyak 29 responden. Tingkat
Pekerjaan yang terbanyak adalah ibu
pendidikan pada penderita diabetes
rumah tangga yaitu sebanyak 15
melitus yang terbanyak adalah tidak
responden dengan persentase 44,15%
bersekolah yaitu dengan persentase
2.
Analisa Bivariat
Tabel 2. Perbedaan gula darah puasa pada pretest dan posttest pada
kelompok intervensi dan kontrol
Kelompok
Intervensi
Kontrol
Waktu pengukuran
Pretest
posttest
Pretest
posttest
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan
Median (Min-Maks)
171 (126-322)
171 (87-263)
190 (144-318)
196(135-273)
p
0,234
0,687
darah puasa yang sinifikan pada
bahwa median gula darah puasa
kelompok intervensi.
kelompok intervensi pada pretest
Pada
kelompok
kontrol
adalah 171 dengan nilai minimum
didapatkan median gula darah puasa
126
pada pretest adalah 190 dan nilai
dan
nilai
maksimum
322
sedangkan pada posttest, median gula
maksimum
darah puasa adalah 171 dengan nilai
posttest, median gula darah puasa
minimun 87 dan maksimum 263.
adalah 196 dengan nilai minimum
Hasil uji statistik didapatkan nilai p
135 dan maksimum 273. Hasil uji
0,234 sehingga dapat disimpulkan
statistik didapatkan nilai p 0,687,
bahwa tidak terdapat perbedaan gula
sehingga dapat disimpulkan bahwa
6
318 sedangkan
pada
tidak ada perbedaan kadar gula darah
puasa pada kelompok kontrol.
Tabel 3 uji t tidak berpasangan pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol pada posttest
Kelompok
Intervensi
Kontrol
n
17
17
Mean ± SD
175,53±44,102
197,12±37,54
p
0,134
Berdasarkan pada tabel 3 diketahui
Hasil penelitian yang dilakukan
bahwa posttest mean gula darah puasa
oleh peneliti didapatkan responden
pada kelompok intervensi adalah
terbanyak adalah lansia. Penelitian ini
175,53 dengan standar deviasi 44,102
sejalan dengan hasil penelitian yang
sedangkan pada kelompok kontrol
menunjukan
didapatkan mean gula darah puasa
diabetes melitus sekitar 37,1% adalah
197,12 dan standar deviasi 37,54
penderita pada rentang usia 60-80
dengan nilai p yaitu 0,134 yang dapat
tahun.11 Selain itu, sebuah penelitian
disimpulkan
bahwa
ada
terbaru di Spanyol menyebutkan
pengaruh
terapi
murottal
bahwa penderita diabetes melitus tipe
padakelompok intervensi terhadap
2 berada pada rata-rata rentang usia
penurunan
58 tahun.12
dibandingkan
gula
tidak
darah
dengan
yang
kelompok
bahwa
penderita
Pada kelompok lansia terjadi
kontrol.
degenerasi sel-sel adn fungsi tubuh
PEMBAHASAN
sehingga rentan terhadap berbagai
1. Karakteristik Responden
penyakit khususnya diabetes melitus
ipe 2 yang memerlukan respon sel
7
reseptor terhadap glukosa. Hal ini
Pada penelitian ini responden
sejalan dengan teori Arcangelo bahwa
terbanyak adalah wanita yang berada
umur lebih dari 45 tahun beresiko
pada rentang usia lansia sehingga
mengalami diabetes melitus tipe 2.13
mereka
Hal ini terjadi karena pada usia tua
menopause.
terjadi
aktivitas.
menderita diabetes karena disebabkan
Perubahan metabolisme karbohidrat,
oleh penurunan hormon estrogen
penurunan
akibat menopause.17 Estrogen pada
penurunan
sekresi
insulin
dan
resistensi insulin.14
sudah
memasuki
Wanita
fase
banyak
dasarnya berfungsi untuk menjaga
Hasil penelitian yang dilakukan
keseimbangan kadar gula darah,
peneliti didapatkan bahwa responden
meningkatkan penyimpanan lemak.18
terbanyak adalah perempuan. Hasil
Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil
peneliti didapatkan bahwa responden
penelitian yang menyatakan bahwa
dengan tingkat pendidikan terbanyak
penderita diabetes melitus tipe 2 di
adalah dengan tingkat pendidikan
Suriname adalah perempuan dengan
yang rendah. Hasil ini sejalan dengan
55,6% pada etnis Hindustan dan
penelitian yang menyatakan bahwa
67,5% pada etnis Afrika.15 Hasil ini
67,9% penderita diabetes melitus tipe
juga sama dengan penelitian yang
2 adalah yang memiliki pendidikan
menyatakan bahwa 61,6% penderita
rendah.19
diabetes melitus di Indonesia adalah
menyatakan bahwa sebagian besar
perempuan.16
penderita diabetes melitus tipe 2 di
penelitian
yang
Penelitian
dilakukan
lain
juga
komunitas masyarakat Arab Saudi
8
dialami
oleh
responden
yang
piring, menyetrika, dan kegiatan
memiliki pendidikan rendah.19
rumah tangga lainnya merupakan
Pada penelitian ini responden
kategori
aktivitas
ringan.22
fisik
yang memiliki pendidikan rendah
Aktivitas fisik yang kurang beresiko
memiliki
tidak
mengalami diabetes melitus tipe 2.23
mengontrol makanan sehingga gula
Aktivitas fisik dapat meningkatkan
darah cenderung tinggi. Seseorang
aktivitas aksi insulin pada glukosa
dengan
disposal.
kecendrungan
penelitian
yang
rendah
Sehingga
aksi
insulin
memiliki kemampuan yang kurang
menjadi cukup seimbang melalui
dalam mengontrol kesehatan dan gula
adaptasi sekresi insulin.24
darahnya.20
2.
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh
peneliti
responden
terbanyak
didapatkan
dengan
adalah
Terapi
Murottal
Terhadap Penurunan Gula Darah
bahwa
Berdasarkan
pekerjaan
responden
Pengaruh
penelitian
yang
dilakukan terhadap 17 responden
ibu
pada kelompok intervensi di wilayah
rumah tangga. Hasil penelitian ini
kerja
sejalan
yang
Kecamatan Pontianak Utara, pada
menyatakan bahwa 50% penderita
posttest mean gula darah puasa
diabetes melitus tipe 2 adalah ibu
responden adalah 175,53 mg/dl. Pada
rumah tangga.21
17 responden kelompok kontrol mean
dengan
Menurut
penelitian
British
Puskesmas
Siantan
Hulu
Nutrition
gula darah puasa adalah 197,12
Foundation kegiatan yang dilakukan
mg/dl. Terdapat penurunan tingkat
ibu rumah tangga seperti mencuci
gula darah puasa setelah diberikan
9
terapi murottal pada hari ke tujuh
mengalami stres, tahap relaksasi yang
pada penderita diabetes melitus tipe 2,
diharapkan pada saat terapi tidak
tetapi penurunan tingkat gula darah
terjadi,
puasa ini tidak hanya pada kelompok
stres
intervensi tetapi juga pada kelompok
terhadi
kontrol. Penurunan tingkat gula darah
hormon yang berfungsi mengadaptasi
puasa ini tidak signifikan dan tetap
stres
tinggi sehingga responden masih
glukagon,
dikategorikan dalam hiperglikemia
meningkat dalam keadaaan stres
karena
sehingga menyebabkan kadar gula
>126
responden
mg/dl,
masih
sehingga
berada
dalam
sehingga
yang
Berdasarkan data yang telah
seharusnya
peningkatan.
seperti
dihambat
Hormon-
kortisol,
dan
ACTH,
epinefrin
meningkat.25
darah
kategori diabetes.
hormon-hormon
dapat
Dari
penelitian
diperoleh
penurunan
gula
darah
hasil
rata-rata
puasa
diolah antara kelompok intervensi
responden pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol tidak terdapat
lebih
hubungan. Hal ini sebabkan oleh
penurunan gula darah puasa pada
adanya
kelompok kontrol.
maslaah
dialami
keluarga
responden,
yang
besar
daripada
rata-rata
kurangnya
Beberapa responden yang tidak
konsentrasi pada saat terapi sehingga
membatasi asupan gula dan makanan
didapatkan hasil
tinggi lemak menjadi faktor yang
penurunan
dari
tingkat gula darah puasa responden
mungkin
sebelum dan setelah intervensi tidak
terjadinya penurunan gula darah pada
signifikan.
repsonden. Kandungan lemak yang
Ketika
seseorang
10
menyebabkan
tidak
ada
di
dalam
akan
Hasil dari penelitian ini tidak ada
secara
perbedaan kadar gula darah puasa
spontan di dalam darah yang akhirnya
pada penderita diabetes melitus tipe 2
menghambat peredaran darah dan
setelah diberikan terapi murottal
mempersempit
darah.
surah Ar-Rahman pada kelompok
Kadar lemak yang tinggi dalam darah
intervensi pada hari ketujuh. Peneliti
akan menurunkan dayaguna insulin.
tidak menemukan penelitian yang
Meskipun pankreas masih normal dan
serupa
bekerja dengan baik menghasilkan
terhadap penurunan gula darah baik
insulin yang cukup, tetapi karena
penelitian yang berpengaruh maupun
kadar lemak yang tinggi di dalam
yang tidak. Sebuah penelitian yang
darah akan menghambat penyerapan
memiliki mekanisme yang serupa
glukosa ke sel-sel jaringan yang
dengan terapi murottal menyatakan
menyebabkan tingginya kadar gula
bahwa dari 34 responden tidak ada
meningkat
makanan
kadar
lemak
pembuluh
darah.26
dalam
dengan
terapi
murottal
Kurangnya
perbedaan antara pengukuran gula
konsentrasi pada responden juga
darah pertama dengan pengukuran
mempengaruhi
penelitian,
kedua pada kelompok intervensi dan
kurangnya konsentrasi pada saat
kelompok kontrol setelah diberikan
terapi
terapi tehnik relaksasi.27
(bicara)
hasil
mempengaruhi
responden untuk tidak memasuki
Penelitian ini berbanding terbalik
tahap rileks sehingga tidak terjadi
dengan penelitian yang menyatakan
penurunan
stres
bahwa dari 100 responden, tehnik
sehingga gula darah tetap meningkat.
relaksasi dapat menurunkan kadar
hormon-hormon
11
gula darah pada pasien diabetes
menjadi tambahan informasi bagi
melitus.28 Berdasarkan hal tersebut
perawat dalam memberika asuhan
menunjukan bahwa terapi murottal
keperawatan
tidak dapat menurunkan kadar gula
diabetes
darah, walaupun secara rata-rata
penurunan tingkat gula darah puasa
terjadi penurunan, tetapi penurunan
pada
tersebut tidak signifikan.
banyak daripada kelompok kontrol.
KESIMPULAN
SARAN
Pada
didapatkan
kelompok
nilai
p
intervensi
0,168
kepada
melitus
kelompok
tipe
penderita
2
karena
intervensi
lebih
Peneliti berharap hasil penelitian
yang
ini dapat dijadikan referensi untuk
menunjukan tidak ada pengaruh
penelitian
pemberian terapi murottal terhadap
pengaruh terapi murottla terhadap
penurunan tingkat gula darah puasa
penurunan tingkat gula darah pada
pada pretest dan posttest. Pada
pasien diabetes melitus tipe 2.
kelompok intervensi dan kontrol
didapatkan
nilai
p
0,134
selanjutnya
Diharapkan
tentang
penelitian
yang
selanjutnya dapat dilakukan dalam
menunjukan tidak ada pengaruh
waktu yang lebih lama dengan
pemberian terapi murottal terhadap
responden
perubahan tingakt gula darah puasa
Masyarakat dapat menjadikan terapi
pada penderita diabetes melitus tipe 2
murottal
di wilayah kerja Puskesmas Siantan
pertimbangan
Hulu Kecamatan Pontianak Utara.
pengobatan komplementer spritual
Pemberian terapi murottal dapat
12
yang
ini
lebih
sebagai
untuk
banyak.
bahan
memilih
sebagai
tehnik
relaksasi
untuk
menurunkan kadar gula darah.
DAFTAR PUSTAKA
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia (Depkes RI). Diabetes
Melitus Penyebab Kematian
Nomor 6 di Dunia : Kemenkes
Tawarkan Solusi Cerdik Melalui
POSBINDU;
2013.
http://www.depkes.go.id
(Diakses Pada 12 Oktober 2015.
Baughman D. Keperawatan
Medikal-Bedah : Buku Saku
Brunner & Suddarth. Ester M,
Asih Y, Alih Bahasa. Jakarta :
EGC; 2000.
Smeltzer SC, Bare BG. Buku
Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddhart
Volume 2. Jakarta : EGC; 2013
World Health Organization
(WHO). Diabetes Mellitus; 2015.
http://www.who.int
(Diakses
Pada 12 Oktober 2015)
International Diabetes Federation
(IDF). IDF Diabetes Atlas
(6thed); 2013.
Tjokroprawiro A, Murtiwi S.
Terapi Non Farmakologi Pasien
Diabetes
Melitus;
2011.
http://penelitian.unair.ac.id
(Diakses pada 19 Oktober 2015)
Abdurrochman A, Wulandari
RD, Fatimah N. The Effect of
The Qur’anic Recitation: An Aep
Study. J Sains MIPA;2017;13(3)
181-186.
Heru;2008. Dalam Siswantinah.
Pengaruh
Terapi
Murottal
Terhadap Kecemasan Pasien
Gagal Ginjal Kronik yang
Dilakukan
Tindakan
Hemodialisa di RSUD Krato
10.
11.
12.
13.
14.
15.
13
Kabupaten
Pekalongan.
Universitas
Muhammadiyah
Semarang
(Skripsi);
2011.
http://Jurma.unimus.ac.id
(Diakses Pada 1 Maret 2016).
Smeltzer SC, Bare BG, Hinkle
JL, Cheever KH. Brunner and
Suddhart’s Textbook of Medical
Surgical
Nursing
(12thed).
Philadephia
:
Lippincott
Williams & Wilkins; 2010.
Notoatmodjo.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta; 2012.
Pamungkas RA, Chinnawong T,
Kritpracha C. The Effect of
Dietary and Excercise SelfManagement Support Program
on Dietary Behaviour Exercise
Behaviour
and
Clinical
Outcomes in Muslim Patients
with Poorly Controlled Type 2
Diabetes Mellitus in Indonesia.
Nurse Media Journal of Nursing
2015;5(1);1-14.
Conget I, Mauricio D, Ortega R,
Detournay B, Characteristics of
Patient with Type 2 Diabetes
Mellitus Newly Treated with
GLP-1
Receptor
Agonist
(CHADIG Study): A CrossSectional Multicentre Study in
Spain. BMJ Open 2016;1-17.
Bonat,
Arcangelo,
dalam:
Arcangelo VP, Peterson AM.
Pharmocotherapeutics
for
Advance Practice : A Practical
Approach (2nded). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins;
2006.
Sinclair AJ. Diabetes in Old Age
(3rded). Chichester : John Wiley
& Sons Ltd. 2009.
Bindraban NR, Valkengoed
IGMV, Mairuhu G, et al.
Prevalence of Diabetes Mellitus
and The Performance of a Risk
Score
Among
Hindustani
Suriname. African Suriname and
Ethnic Dutch : A Cross-sectional
Population-based Study. BMC
Public Health 2008;8(271).
16. Soewondono P, Pranomo LA.
Prevalence, Characteristics, and
Predictors of Pre-Diabetes in
Indonesia. Med J Indones 2011;
20(4):283-294.
17. Taylor CR, Lillis C, LeMone P,
Lynn P. Fundamental of Nursing.
The Art and Science of Nursing
Care.(16thed). Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins.
2008.
18. Szablewski
L.
Glucose
Homeostasis
and
Insulin
Resistance. Brussel : Bhentam E
Books. 2011.
19. Osaimi SMA, Al-Gelban KS.
Diabetes
Mellitus-Prevalence
and Associated Cardiovascular
Risk Factors in a Saudi
Subburban
Community.
Biomedical
Research
2007;18(3): 147-153
20. Irshaid F. Prevalence of Insulintreated Type 2 Diabetes Mellitus
in Northern Jordan : Life Style.
Familial
Inheritance
and
Maternal Influence. European
Scientific Journal 2014; 10 (12):
366-380.
14
Download