NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIANTAN HULU KECAMATAN PONTIANAK UTARA TRI DARSIH NIM I31112002 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017 1 2 PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIANTAN HULU KECAMATAN PONTIANAK UTARA Tri Darsih1 , Suryadi2, Sukarni2 ABSTRAK Latar Belakang : Diabetes adalah penyakit yang dtandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang dapat menyebabkan komplikasi. Salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk merelaksasi tubuh adalah Terapi Murottal. Tujuan : mengetahui terapi murottal terhadap penurunan tingkat gula darah puasa pada pasien diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hulu. Metode : Desain penelitian dengan metode quasi eksperiment Pre and Post Test dengan nonequivalent control group design. Terapi murottal dilakukan selama 1 minggu. Jumlah sampel 34 responden yang terdiri dari 17 responden pada kelompok intervensi dan 17 responden pada kelompok kontrol dengan teknik consecutive sampling. Uji wilcoxon dan uji t tidak berpasangan digunakan dalam menganalis data penelitian. Hasil : uji statistik dengan uji wilcoxon pada kelompok intervensi pretest dan posttest didapatkan nilai p 0,234 dan kelompok kontrol 0,687. Hasil uji t tidak berpasangan pada kelompok intervensi dan kontrol pretest adalah 0,888 dan posttest adalah 0,134. Kesimpulan : Tidak ada pengaruh terapi murottal terhadap tingkat gula darah puasa pretest dan posttest pada kelompok intervensi dan kontrol, serta tidak ada pengaruh terapi murottal pada kelompok intervensi terhadap penurunan tingkat gula darah puasa yang dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kata Kunci : Terapi Murottal, Diabetes Melitus Tipe 2, Gula Darah Puasa 1 Mahasiswa Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura 2 Dosen Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura 1 IMPACT OF MUROTTAL THERAPY TO DECREASE BLOOD GLUCOSE LEVEL OF PATIENS WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS AT SIANTAN HULU PUBLIC HEALTH CENTER, NORTH PONTIANAK Tri Darsih1 , Suryadi2, Sukarni2 ABSTRAK Background: Diabetes Mellitus is a disease characterized by elevates blood glucose levels (hyperglicemia), whcic may result in many complications. One of the complementary therapies that can be used to relax the body is Murottal Therapy. Relaxation can lower blood sugar levels in patiens with type 2 diabetes mellitus by supressing the excess release of hormones that can increase blood sugar levels. Purpose: The objective of this study was to examine the impact of murottal therapy to decrease fasting blood sugar levels in patients with type 2 diabetes mellitus at Siantan Hulu Public Health Center, North Pontianak. Method: This study was a quasi-experimental, pretest, posttest design with nonequivalent control group design. Fasting blood glucose measurements were performed before murottal therapy and one week after therapy. A total of 34 respondens were recruired into the study with 17 each in both the intervention and control groups by using consequtive sampling technique. The paired t-test dan independent t-test were used for analysis. Results: The Results using wilcoxon test showed that pretest and posttest in the intervention group is 0,234 and the control group is 0.687. The independent t test results in the intervention and control groups that pretest is 0,888 and posttest is 0,134. Conclusion: Murottal therapy was not significant for decrease fasting blood glucose between pretest and posttest each in both the intervention and control groups, and there was not significant posttest between intervention and control groups. Keywords: Murottal Therapy, Type 2 Diabetes Mellitus, Fasting Blood Glucose. 1 Undergraduate Student of Nursing Department, Faculty of Medicine, Tanjungpura University 2 Lecturer of Nursing Department, Faculty of Medicine, Tanjungpura University 2 Di Kalimantan Barat pada tahun PENDAHULUAN Penyakit tidak menular (PTM) 2015 terdapat 3.617 orang menderita sudah menjadi masalah kesehatan diabetes melitus dan 958 kasus terjadi masyarakat, di Kota Pontianak. Salah satu wilayah baik secara lokal, nasional, regional dan global. Salah kerja satu PTM yang banyak mendapatkan banyak penderita diabetes melitus di perhatian adalah diabetes melitus.1 Kota Pontianak adalah Puskesmas Diabetes adalah sekelompok komplikasi memiliki Utara yaitu sebanyak 150 kasus. peningkatan kadar glukosa darah memiliki yang Siantan Hulu Kecamatan Pontianak kelainan yang ditandai dengan oleh (hiperglikemia)2 puskesmas Penatalaksanaan diabetes melitus Hiperglikemia tipe 2 dibagi menjadi terapi diantaranya farmakologi dan non farmakologi. mempengaruhi makrovaskular dan Upaya pengobatan nonfarmakologi mikrovaskular. yang bersifat komplementer yang Pada tahun 2012, sekitar 1,5 juta dapat menurunkan darah adalah trapi kematian langsung disebabkan oleh yang dapat menyebabkan relaksasi diabetes melitus.4 Menurut pada tubuh.6 IDF (International diabetes federation) Terapi murottal dapat digunakan pada tahun 2012 sekitar 382 juta sebagai salah satu tehnik relaksasi.7 orang pengidap diabetes melitus dan Al-Qur’an secara fisik mengandung sekitar 72 juta orang berada di Asia unsur suara manusia yang dapat Tenggara.5 menurunkan hormon stres seperti epinefrin, kortisol, glukagon, dan 3 adrenocorticotropic hormone nonequivalent control group design (ACTH), kortikosteroid dna tiroid dimana menggunakan satu kelompok sehingga dapat menurunkan kadar intervensi dan satu kelompok kontrol gula darah. Selain itu, lantunan Al- yang tidak dipilih secara random.10 Quran dapat mengaktifkan hormon Populasi pada penelitian ini adalah endorfin meningkatkan pasien diabetes melitus tipe 2 yang perasaan rileks menurunkan perasaan ada di Puskesmas Siantan Hulu cemas dan memperbaiki sistem kimia Kecamatan Pontianak Utara yang tubuh.8,9 berjumlah 150 orang. Sampel yang alami, Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukannya penelitian digunakan adalah 34 responden tentang dengan 17 responden pada kelompok pengaruh terapi murottal terhadap intervensi dan 17 responden pada penurunan tingkat gula darah puasa kelompok kontrol. Teknik sampling pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang digunakan dalam penelitian ini Tujuan dari penelitian ini adalah adalah consecutive sampling. 10 untuk mengetahui pengaruh terapi Pretest dilakukan pada hari murottal terhadap penurunan tingkat pertama dengan pengambilan sampel gula darah puasa pada di wilayah gula darah puasa pada kelompok kerja intervensi Puskesmas Siantan Hulu dan kontrol. Setelah Kecamatan Pontianak Utara. dilakukan pretest pada kelompok METODE PENELITIAN intervensi diberikan terapi murottal Desain penelitian quasi surah Ar-Rahman selama 11 menit 58 eksperimen pre and post test dengan detik. 4 Terapi diberikan pada kelompok intervensi ini dilakukan Uji statistik yang digunakan selama 7 ahri berturut-turut. Pad ahari adalah uji wilcoxon untuk pretest dan ketujuh baik kelompok intervensi dan posttest pada kelompok intervensi kelompok kontrol dilakukan posttest dan kontrol. Uji t tidak berpasangan dengan pengambilan sampel darah digunakan untuk posttest kelompok untuk pengukuran gula darah puasa. intervensi dan kontrol. HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian Karakteristik subjek Usia (tahun) 43 43-50 51-60 >60 Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Tingkat pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan Tidak bekerja IRT Swasta Wiraswasta Pegawai Negeri Buruh Intervensi n (%) Kontrol n (%) Total n (%) 1 5 6 5 (5,9) (29,4) (35,3) (29,4) 2 5 3 7 (11,8) (29,4) (17,6) (41,2) 3 10 9 12 (8,85) (29,4) (26,45) (35,3) 15 2 (88,2) (11,8) 14 3 (82,4) (17,6) 29 5 (85,3) (14,7) 4 6 4 2 1 (23,5) (35,3) (23,5) (11,8) (5,9) 8 3 3 3 - (47,1) (17,6) (17,6) (17,6) - 12 9 7 5 1 (35,3) (26,45) (20,55) (14,7) (2,95) 7 7 2 1 - (41,2) (41,2) (11,8) (5,9) - 4 8 1 2 2 (23,5) (47,1) (5,9) (11,8) (11,8) 11 15 3 2 1 2 (32,35) (44,15) (8,85) (5,91) (2,95) (5,91) Berdasarkan tabel 1 didapatkan yaitu sebanyak 12 responden bahwa responden yang terbanyak (35,3%). Responden terbanyak yang adalah dengan rentang usia > 60 tahun mengidap diabetes melitus adalah 5 perempuan dengan persentase 85,3 % 35,3% yaitu sebanyak 12 responden. yaitu sebanyak 29 responden. Tingkat Pekerjaan yang terbanyak adalah ibu pendidikan pada penderita diabetes rumah tangga yaitu sebanyak 15 melitus yang terbanyak adalah tidak responden dengan persentase 44,15% bersekolah yaitu dengan persentase 2. Analisa Bivariat Tabel 2. Perbedaan gula darah puasa pada pretest dan posttest pada kelompok intervensi dan kontrol Kelompok Intervensi Kontrol Waktu pengukuran Pretest posttest Pretest posttest Berdasarkan Tabel 2 didapatkan Median (Min-Maks) 171 (126-322) 171 (87-263) 190 (144-318) 196(135-273) p 0,234 0,687 darah puasa yang sinifikan pada bahwa median gula darah puasa kelompok intervensi. kelompok intervensi pada pretest Pada kelompok kontrol adalah 171 dengan nilai minimum didapatkan median gula darah puasa 126 pada pretest adalah 190 dan nilai dan nilai maksimum 322 sedangkan pada posttest, median gula maksimum darah puasa adalah 171 dengan nilai posttest, median gula darah puasa minimun 87 dan maksimum 263. adalah 196 dengan nilai minimum Hasil uji statistik didapatkan nilai p 135 dan maksimum 273. Hasil uji 0,234 sehingga dapat disimpulkan statistik didapatkan nilai p 0,687, bahwa tidak terdapat perbedaan gula sehingga dapat disimpulkan bahwa 6 318 sedangkan pada tidak ada perbedaan kadar gula darah puasa pada kelompok kontrol. Tabel 3 uji t tidak berpasangan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada posttest Kelompok Intervensi Kontrol n 17 17 Mean ± SD 175,53±44,102 197,12±37,54 p 0,134 Berdasarkan pada tabel 3 diketahui Hasil penelitian yang dilakukan bahwa posttest mean gula darah puasa oleh peneliti didapatkan responden pada kelompok intervensi adalah terbanyak adalah lansia. Penelitian ini 175,53 dengan standar deviasi 44,102 sejalan dengan hasil penelitian yang sedangkan pada kelompok kontrol menunjukan didapatkan mean gula darah puasa diabetes melitus sekitar 37,1% adalah 197,12 dan standar deviasi 37,54 penderita pada rentang usia 60-80 dengan nilai p yaitu 0,134 yang dapat tahun.11 Selain itu, sebuah penelitian disimpulkan bahwa ada terbaru di Spanyol menyebutkan pengaruh terapi murottal bahwa penderita diabetes melitus tipe padakelompok intervensi terhadap 2 berada pada rata-rata rentang usia penurunan 58 tahun.12 dibandingkan gula tidak darah dengan yang kelompok bahwa penderita Pada kelompok lansia terjadi kontrol. degenerasi sel-sel adn fungsi tubuh PEMBAHASAN sehingga rentan terhadap berbagai 1. Karakteristik Responden penyakit khususnya diabetes melitus ipe 2 yang memerlukan respon sel 7 reseptor terhadap glukosa. Hal ini Pada penelitian ini responden sejalan dengan teori Arcangelo bahwa terbanyak adalah wanita yang berada umur lebih dari 45 tahun beresiko pada rentang usia lansia sehingga mengalami diabetes melitus tipe 2.13 mereka Hal ini terjadi karena pada usia tua menopause. terjadi aktivitas. menderita diabetes karena disebabkan Perubahan metabolisme karbohidrat, oleh penurunan hormon estrogen penurunan akibat menopause.17 Estrogen pada penurunan sekresi insulin dan resistensi insulin.14 sudah memasuki Wanita fase banyak dasarnya berfungsi untuk menjaga Hasil penelitian yang dilakukan keseimbangan kadar gula darah, peneliti didapatkan bahwa responden meningkatkan penyimpanan lemak.18 terbanyak adalah perempuan. Hasil Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil peneliti didapatkan bahwa responden penelitian yang menyatakan bahwa dengan tingkat pendidikan terbanyak penderita diabetes melitus tipe 2 di adalah dengan tingkat pendidikan Suriname adalah perempuan dengan yang rendah. Hasil ini sejalan dengan 55,6% pada etnis Hindustan dan penelitian yang menyatakan bahwa 67,5% pada etnis Afrika.15 Hasil ini 67,9% penderita diabetes melitus tipe juga sama dengan penelitian yang 2 adalah yang memiliki pendidikan menyatakan bahwa 61,6% penderita rendah.19 diabetes melitus di Indonesia adalah menyatakan bahwa sebagian besar perempuan.16 penderita diabetes melitus tipe 2 di penelitian yang Penelitian dilakukan lain juga komunitas masyarakat Arab Saudi 8 dialami oleh responden yang piring, menyetrika, dan kegiatan memiliki pendidikan rendah.19 rumah tangga lainnya merupakan Pada penelitian ini responden kategori aktivitas ringan.22 fisik yang memiliki pendidikan rendah Aktivitas fisik yang kurang beresiko memiliki tidak mengalami diabetes melitus tipe 2.23 mengontrol makanan sehingga gula Aktivitas fisik dapat meningkatkan darah cenderung tinggi. Seseorang aktivitas aksi insulin pada glukosa dengan disposal. kecendrungan penelitian yang rendah Sehingga aksi insulin memiliki kemampuan yang kurang menjadi cukup seimbang melalui dalam mengontrol kesehatan dan gula adaptasi sekresi insulin.24 darahnya.20 2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti responden terbanyak didapatkan dengan adalah Terapi Murottal Terhadap Penurunan Gula Darah bahwa Berdasarkan pekerjaan responden Pengaruh penelitian yang dilakukan terhadap 17 responden ibu pada kelompok intervensi di wilayah rumah tangga. Hasil penelitian ini kerja sejalan yang Kecamatan Pontianak Utara, pada menyatakan bahwa 50% penderita posttest mean gula darah puasa diabetes melitus tipe 2 adalah ibu responden adalah 175,53 mg/dl. Pada rumah tangga.21 17 responden kelompok kontrol mean dengan Menurut penelitian British Puskesmas Siantan Hulu Nutrition gula darah puasa adalah 197,12 Foundation kegiatan yang dilakukan mg/dl. Terdapat penurunan tingkat ibu rumah tangga seperti mencuci gula darah puasa setelah diberikan 9 terapi murottal pada hari ke tujuh mengalami stres, tahap relaksasi yang pada penderita diabetes melitus tipe 2, diharapkan pada saat terapi tidak tetapi penurunan tingkat gula darah terjadi, puasa ini tidak hanya pada kelompok stres intervensi tetapi juga pada kelompok terhadi kontrol. Penurunan tingkat gula darah hormon yang berfungsi mengadaptasi puasa ini tidak signifikan dan tetap stres tinggi sehingga responden masih glukagon, dikategorikan dalam hiperglikemia meningkat dalam keadaaan stres karena sehingga menyebabkan kadar gula >126 responden mg/dl, masih sehingga berada dalam sehingga yang Berdasarkan data yang telah seharusnya peningkatan. seperti dihambat Hormon- kortisol, dan ACTH, epinefrin meningkat.25 darah kategori diabetes. hormon-hormon dapat Dari penelitian diperoleh penurunan gula darah hasil rata-rata puasa diolah antara kelompok intervensi responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol tidak terdapat lebih hubungan. Hal ini sebabkan oleh penurunan gula darah puasa pada adanya kelompok kontrol. maslaah dialami keluarga responden, yang besar daripada rata-rata kurangnya Beberapa responden yang tidak konsentrasi pada saat terapi sehingga membatasi asupan gula dan makanan didapatkan hasil tinggi lemak menjadi faktor yang penurunan dari tingkat gula darah puasa responden mungkin sebelum dan setelah intervensi tidak terjadinya penurunan gula darah pada signifikan. repsonden. Kandungan lemak yang Ketika seseorang 10 menyebabkan tidak ada di dalam akan Hasil dari penelitian ini tidak ada secara perbedaan kadar gula darah puasa spontan di dalam darah yang akhirnya pada penderita diabetes melitus tipe 2 menghambat peredaran darah dan setelah diberikan terapi murottal mempersempit darah. surah Ar-Rahman pada kelompok Kadar lemak yang tinggi dalam darah intervensi pada hari ketujuh. Peneliti akan menurunkan dayaguna insulin. tidak menemukan penelitian yang Meskipun pankreas masih normal dan serupa bekerja dengan baik menghasilkan terhadap penurunan gula darah baik insulin yang cukup, tetapi karena penelitian yang berpengaruh maupun kadar lemak yang tinggi di dalam yang tidak. Sebuah penelitian yang darah akan menghambat penyerapan memiliki mekanisme yang serupa glukosa ke sel-sel jaringan yang dengan terapi murottal menyatakan menyebabkan tingginya kadar gula bahwa dari 34 responden tidak ada meningkat makanan kadar lemak pembuluh darah.26 dalam dengan terapi murottal Kurangnya perbedaan antara pengukuran gula konsentrasi pada responden juga darah pertama dengan pengukuran mempengaruhi penelitian, kedua pada kelompok intervensi dan kurangnya konsentrasi pada saat kelompok kontrol setelah diberikan terapi terapi tehnik relaksasi.27 (bicara) hasil mempengaruhi responden untuk tidak memasuki Penelitian ini berbanding terbalik tahap rileks sehingga tidak terjadi dengan penelitian yang menyatakan penurunan stres bahwa dari 100 responden, tehnik sehingga gula darah tetap meningkat. relaksasi dapat menurunkan kadar hormon-hormon 11 gula darah pada pasien diabetes menjadi tambahan informasi bagi melitus.28 Berdasarkan hal tersebut perawat dalam memberika asuhan menunjukan bahwa terapi murottal keperawatan tidak dapat menurunkan kadar gula diabetes darah, walaupun secara rata-rata penurunan tingkat gula darah puasa terjadi penurunan, tetapi penurunan pada tersebut tidak signifikan. banyak daripada kelompok kontrol. KESIMPULAN SARAN Pada didapatkan kelompok nilai p intervensi 0,168 kepada melitus kelompok tipe penderita 2 karena intervensi lebih Peneliti berharap hasil penelitian yang ini dapat dijadikan referensi untuk menunjukan tidak ada pengaruh penelitian pemberian terapi murottal terhadap pengaruh terapi murottla terhadap penurunan tingkat gula darah puasa penurunan tingkat gula darah pada pada pretest dan posttest. Pada pasien diabetes melitus tipe 2. kelompok intervensi dan kontrol didapatkan nilai p 0,134 selanjutnya Diharapkan tentang penelitian yang selanjutnya dapat dilakukan dalam menunjukan tidak ada pengaruh waktu yang lebih lama dengan pemberian terapi murottal terhadap responden perubahan tingakt gula darah puasa Masyarakat dapat menjadikan terapi pada penderita diabetes melitus tipe 2 murottal di wilayah kerja Puskesmas Siantan pertimbangan Hulu Kecamatan Pontianak Utara. pengobatan komplementer spritual Pemberian terapi murottal dapat 12 yang ini lebih sebagai untuk banyak. bahan memilih sebagai tehnik relaksasi untuk menurunkan kadar gula darah. DAFTAR PUSTAKA 9. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia : Kemenkes Tawarkan Solusi Cerdik Melalui POSBINDU; 2013. http://www.depkes.go.id (Diakses Pada 12 Oktober 2015. Baughman D. Keperawatan Medikal-Bedah : Buku Saku Brunner & Suddarth. Ester M, Asih Y, Alih Bahasa. Jakarta : EGC; 2000. Smeltzer SC, Bare BG. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddhart Volume 2. Jakarta : EGC; 2013 World Health Organization (WHO). Diabetes Mellitus; 2015. http://www.who.int (Diakses Pada 12 Oktober 2015) International Diabetes Federation (IDF). IDF Diabetes Atlas (6thed); 2013. Tjokroprawiro A, Murtiwi S. Terapi Non Farmakologi Pasien Diabetes Melitus; 2011. http://penelitian.unair.ac.id (Diakses pada 19 Oktober 2015) Abdurrochman A, Wulandari RD, Fatimah N. The Effect of The Qur’anic Recitation: An Aep Study. J Sains MIPA;2017;13(3) 181-186. Heru;2008. Dalam Siswantinah. Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Dilakukan Tindakan Hemodialisa di RSUD Krato 10. 11. 12. 13. 14. 15. 13 Kabupaten Pekalongan. Universitas Muhammadiyah Semarang (Skripsi); 2011. http://Jurma.unimus.ac.id (Diakses Pada 1 Maret 2016). Smeltzer SC, Bare BG, Hinkle JL, Cheever KH. Brunner and Suddhart’s Textbook of Medical Surgical Nursing (12thed). Philadephia : Lippincott Williams & Wilkins; 2010. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta; 2012. Pamungkas RA, Chinnawong T, Kritpracha C. The Effect of Dietary and Excercise SelfManagement Support Program on Dietary Behaviour Exercise Behaviour and Clinical Outcomes in Muslim Patients with Poorly Controlled Type 2 Diabetes Mellitus in Indonesia. Nurse Media Journal of Nursing 2015;5(1);1-14. Conget I, Mauricio D, Ortega R, Detournay B, Characteristics of Patient with Type 2 Diabetes Mellitus Newly Treated with GLP-1 Receptor Agonist (CHADIG Study): A CrossSectional Multicentre Study in Spain. BMJ Open 2016;1-17. Bonat, Arcangelo, dalam: Arcangelo VP, Peterson AM. Pharmocotherapeutics for Advance Practice : A Practical Approach (2nded). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006. Sinclair AJ. Diabetes in Old Age (3rded). Chichester : John Wiley & Sons Ltd. 2009. Bindraban NR, Valkengoed IGMV, Mairuhu G, et al. Prevalence of Diabetes Mellitus and The Performance of a Risk Score Among Hindustani Suriname. African Suriname and Ethnic Dutch : A Cross-sectional Population-based Study. BMC Public Health 2008;8(271). 16. Soewondono P, Pranomo LA. Prevalence, Characteristics, and Predictors of Pre-Diabetes in Indonesia. Med J Indones 2011; 20(4):283-294. 17. Taylor CR, Lillis C, LeMone P, Lynn P. Fundamental of Nursing. The Art and Science of Nursing Care.(16thed). Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. 2008. 18. Szablewski L. Glucose Homeostasis and Insulin Resistance. Brussel : Bhentam E Books. 2011. 19. Osaimi SMA, Al-Gelban KS. Diabetes Mellitus-Prevalence and Associated Cardiovascular Risk Factors in a Saudi Subburban Community. Biomedical Research 2007;18(3): 147-153 20. Irshaid F. Prevalence of Insulintreated Type 2 Diabetes Mellitus in Northern Jordan : Life Style. Familial Inheritance and Maternal Influence. European Scientific Journal 2014; 10 (12): 366-380. 14