MODUL GEOGRAFI KELAS X JAGAT RAYA DAN TATA SURYA SMA NEGERI 3 SURAKARTA 2012 0 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta KERANGKA KONSEP 1 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta JAGAT RAYA A. Pengertian Jagat Raya Jagat Raya merupakan ruang yang sangat luas tak terbatas. Jagat raya terdiri atas bermilyar-milyar galaksi, dan setiap galaksi terdiri atas bermilyar-milyar bintang. Benda-benda langit yang bertebaran di jagat raya sebenarnya masingmasing terikat pada suatu susunan atau kumpulan-kumpulan tertentu, dan bendabenda langit ini ada yang bisa terlihat secara langsung dengan mata telanjang maupun dengan teropong yang besar. Besar kecilnya ukuran benda-benda langit yang terlihat bisa disebabkan jarak antara benda-benda langit yang sangat jauh. Apabila langit dalam keadaan cerah, kita akan melihat bintang-bintang di langit yang jumlahnya sangat banyak. Disamping itu, kita akan melihat kenampakan seperti embun tipis yang membentang dari utara ke selatan. Embun atau kabut tipis ini ternyata merupakan kumpulan bintang-bintang yang jumlahnya banyak sekali, sebagai bagian daerah galaksi kita yakni Bima Sakti atau Kabut Susu (Milky Way). Galaksi kita ini berbentuk cakram (spiral). Bagian tengah galaksi Bima Sakti lebih tebal, terdiri sekitar 80 milyar bintang, dan bagian tepinya semakin menipis terdiri sekitar 20 milyar bintang. Dengan melihat galaksi Bima Sakti, sesungguhnya kita berada di tengah-tengah rapatnya bintang-bintang. B. Jagat Raya Mengembang Edwin Hubble seorang astronom Amerika Serikat melakukan pengamatan terhadap galaksi, yaitu dengan pengukuran jarak berdasarkan spektrum. Panjang gelombang galaksi-galaksi banyak yang bergeser dari panjang gelombang yang seharusnya. Pergeseran panjang gelombang ini dikenal dengan nama efek Doppler. Hasil pengamatan Hubble menunjukkan bahwa spektrum galaksi bergeser ke arah panjang gelombang merah, yang berarti galaksi bergerak menjauhi pengamat. Makin besar pergeseran merahnya makin cepat gerakannya. Jika galaksi-galaksi saling menjauh maka konsekuensi logisnya dulu saling berdekatan. Dengan menghitung mundur pergerakan galaksi-galaksi di alam semesta, maka dahulu galaksi-galaksi tentulah saling berdekatan, bahkan menyatu, dengan kerapatan massanya yang sangat besar. Pada kondisi ini tentunya temperatur dan energi jagad raya ini amat sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauh dan jagat raya mengembang menjadi lebih luas. 2 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta C. Teori Terjadinya Jagat Raya 1. Teori Ledakan Besar (Big Bang) Berdasarkan teori jagat raya mengembang, dahulu kala galaksigalaksi pernah saling berdekatan. Dengan demikian, mungkin semua galaksi dalam jagat raya berasal dari masa tunggal. Dalam keadaan masa tunggal, jagat raya memiliki suhu dan energii sangat besar. Untuk itu, hanya ledakan besarlah yang dapat menghancurkan masa tunggal menjadi serpihan-serpihan sebagai awal jagat raya. Teori ini didukung oleh Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoretis. 2. Teori Keadaan Tetap Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Ia berpendapat bahwa materi baru (hydrogen) diciptakan setiap saat untuk mengisi ruang kosong yang timbul dari pengembangan jagat raya. Dalam kasus ini jagat raya tetap dan akan selalu tampak sama. Teori ini bertentangan dengan hukum kekekalan energi, yakni energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya dapat berubah bentuk. Big Bang Sumber: www.rabulalamin.blogspot.com D. Pandangan Manusia Terhadap Jagat Raya Beberapa pandangan mengenai jagat raya dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Egosentris / Antroposentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat alam semesta adalah manusia. 2. Geosentris, yaitu anggapan bahwayang menjadi pusat jagat raya adalah bumi. 3. Heliosentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat jagat raya adalah matahari. 4. Galaktosentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat jagat raya adalah galaksi. 3 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta Untuk lebih mengenal beberapa anggapan atau pandangan manusis mengenai jagat raya, kita kenal pandangan beberapa ahli berikut: 1. Eodoxus Eodoxus mengamati adanya gerakan rektograde benda-benda langit. Dia berpendapat bahwa bumi diam dan berada di tengah-tengah jagat raya. Di jagat raya terdapat beberapa lapisan bola kaca atau bola langit dimana bintangbintang berada pada bola kaca paling luar atau paling jauh, kemudian disusul bola Sumber: www.zulkifliamma.blogspot.com kaca tempat beredarnya Saturnus, Yupiter, Mars, Matahari, Venus, dan sebagainya. 2. Claudius Ptolomeus / Ptolemy (140 M) Pendapatnya: bumi berada dalam keadaan diam di jagat raya, kemudian berturut-turut dikelilingi oleh Bulan, Venus, Mercurius, Matahari, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Ketujuh benda langit tersebut selalu beredar mengelilingi bumi menjalani lintasan masing-masing yang berbentuk lingkaran dan berturut-turut semakin jauh letaknya dari bumi, semakin besar pula bentuk lingkarannya. Semua benda langit itu terkurung oleh bola langit, dimana pada dindingnya melekat bintang-bintang yang juga beredar mengelilingi bumi sepanjang lingkaran yang terletak paling jauh/paling luar. Pandangan ini kemudian dikenal sebagai pandangan geosentris dan dikenal pula sebagai system Ptolomeus atau system geosentrik. Kesulitan terbesar pandangan ini adalah pembuktian bahwa beberapa planet secara periodik mempunyai gerakan yang berbalik didalam lintasannya. Sumber: http://astrofunclub.wordpress.com 4 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta 3. Nicolas Copernicus (1473-1543 M) Merupakan tokoh pertama yang memiliki pandangan heliosentris, yakni matahari sebagai pusat tata surya. Didalam system heliosentris ini, bintangbintang masih dianggap melekat pada sebuah bola langit, dan beredar mengelilingi matahari. Antara matahari dan bintang-bintang terdapat planetplanet termasuk bumi yang selalu beredar mengelilinginya sepanjang lintasan-lintasan yang masng-masing berbentuk lingkaran. Gerakan membalik Sumber: http://astrofunclub.wordpress.com planet-planet oleh Teori Copernicus dapat diterangkan karena kecepatan bergerak planet-planet dan bumi dalam mengelilingi matahari masing-masing tidak sama. Hukum Copernicus berbunyi: a. Bumi beredar mengelilingi sumbunya sekali sehari. b. Bumi mengelilingi matahari sekali dalam satu tahun. Adapun kelemahan teori Copernicus adalah anggapannya bahwa: a. Bintang-bintang beredar mengelilingi matahari. b. Lintasan planet-planet berbentuk lingkaran. 4. Tycho Brahe (1546-1601 M) Memadukan geosentris dan heliosentris, sehingga ia berpendapat terdapat dua pusat jagat raya yaitu bumi dan matahari. Bulan dan matahari beredar mengelilingi bumi, sedangkan matahari dikelilingi planet-planet lain. Dan pada bagian luar bola langit, terdapat bintang yang beredar pada orbitnya. Sumber: http://astrofunclub.wordpress.com Persamaan Teori Ptolomeus, Copernicus, dan Tycho Brahe: a. Terdapat pusat (pengendali tata surya atau jagat raya) b. Bintang ditempatkan pada bagian paling luar sphere c. Sepakat terdapat satu bola langit d. Bulan adalah satelit bumi sehingga pasti beredar mengelilingi bumi e. Bentuk orbit berupa lingkaran. 5 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta 5. Galileo Galilei (1564-1642 M) Merupakan tokoh penemu teropong (teleskop) pada tahun 1609, serta orang pertama yang menemukan hukum “jatuh bebas”. Ia berpendapat bahwa bumi berbentuk bulat, dan bukan merupakan pusat alam semesta. Keterangan Galilei ditentang oleh gereja, dan baru pada tahun 1965 namanya direhabilitasi. E. Satuan Jarak di Jagat Raya 1. Astronomical Unit (AU) Menurut definisinya, 1 Satuan Astronomi adalah jarak dari Bumi ke Matahari. Kemudian diambil definisi yang lebih akurat yaitu 1 Satuan Astronomi (1 Astronomical Unit, biasa disingkat AU) adalah panjang setengah sumbu panjang dari lintasan Bumi mengitari Matahari. Jarak yang diberikan oleh google adalah hasil perhitungan modern yang menggunakan astronomi radio dan hitung orbit. Nilai eksaknya adalah 1 AU = 149.597.870,691 km. Untuk perhitungan yang tidak membutuhkan ketelitian tinggi, dapat melakukan pembulatan 1 AU menjadi 150 juta km. Satuan Astronomi (Astronomical Unit) biasanya digunakan untuk menyatakan jarak dalam skala tata surya kita. Misalnya: Jarak dari Planet Mars ke Matahari kurang lebih 1.5 AU (lebih mudah daripada harus selalu mengatakan, jarak Mars-Matahari = 228 000 000 km), jarak dari Matahari ke Planet Jupiter adalah 5.2 AU, ke Saturnus 9.58 AU. 2. Light Year (ly) atau Satuan Tahun Cahaya Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh seberkas cahaya selama 1 tahun. Menurut pengukuran modern, dalam satu detik cahaya dapat menempuh jarak 300 000 km. Jadi apabila jarak atar galaksi adalah 1 Tahun Cahaya, jarak tersebut jika dinyatakan dalam kilometer adalah: 1 hari = 86.400 detik 1 tahun = 31.536.000 detik 1 tahun cahaya = 31.536.000 detik X 300.000 km/detik = 9,4608 × 1012 km Itulah arti sebenarnya satuan Tahun Cahaya. Apabila kita mendengar berita bahwa saat ini terjadi tabrakan antar galaksi diruang angkasa yang jaraknya 32 juta tahun cahaya, itu artinya kejadian tersebut tidaklah terjadi saat para astronom melihat kejadian tersebut, melainkan telah terjadi 32 juta tahun yang lalu. Hal itu dikarenakan cahaya yang terlihat akibat kejadian tersebut membutuhkan waktu 32 juta tahun untuk sampai ke bumi karena jaraknya sangat jauh. 3. Parallax of one arcsecond (parsec atau pc) 6 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta Paralaks adalah perbedaan latar belakang yang tampak ketika sebuah benda yang diam dilihat dari dua tempat yang berbeda. Paralaks pada bintang baru bisa diamati untuk pertama kalinya pada tahun 1837 oleh Friedrich Bessel, seiring dengan teknologi teleskop untuk astronomi yang berkembang pesat (sejak Galileo menggunakan teleskopnya untuk mengamati benda langit pada tahun 1609). Bintang yang ia amati adalah 61 Cygni (sebuah bintang di rasi Cygnus/angsa) yang memiliki paralaks 0,29″. Ternyata paralaks pada bintang memang ada, namun dengan nilai yang sangat kecil. Hanya keterbatasan instrumenlah yang membuat orang-orang sebelum Bessel tidak mampu mengamatinya. Karena paralaks adalah Sumber: www.lcsd.gov.hk salah satu bukti untuk model alam semesta heliosentris (yang dipopulerkan kembali oleh Copernicus), maka penemuan paralaks ini menjadikan model tersebut semakin kuat kedudukannya dibandingkan dengan model geosentris Ptolemy. Dari geometri segitiga kita ketahui adanya hubungan antara sebuah sudut dan dua buah sisi. Inilah landasan kita dalam menghitung jarak bintang dari sudut paralaks (lihat gambar di bawah). Apabila jarak bintang adalah d, sudut paralaks adalah p, dan jarak Bumi-Matahari adalah 1 AU (Satuan Astronomi = 150 juta kilometer), maka kita dapatkan persamaan sederhana tan p = R/d atau d = 1/p, dimana d dalam satuan parsec dan p dalam satuan detik busur karena p adalah sudut yang sangat kecil sehingga tan p ~ p. Jarak d dihitung dalam AU dan sudut p dihitung dalam radian. Apabila kita gunakan detik busur sebagai satuan dari sudut paralaks (p), maka kita akan peroleh d adalah 206.265 SA atau 3,09 x 10 13 km. Jarak sebesar ini kemudian didefinisikan sebagai 1 pc (parsec, parsek), yaitu jarak bintang yang mempunyai paralaks 1 detik busur. Kita akan mendapatkan persamaan 1 pc = 206265 AU = 3,086 x 1018 cm = 3,26 tahun cahaya 7 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta F. Anggota Jagat Raya 1. Galaksi Benda-benda langit berada dan bergerak di antariksa dengan sangat rapi dan teratur, menunjukkan suatu keteraturan dengan perhitungan yang sangat cermat. Beberapa benda-benda langit berkelompok membentuk suatu system bintang atau tata bintang yang kemudian disebut sebagai galaksi. Sebuah galaksi terdiri dari berjuta-juta bahkan bermilyar bintang atau benda langit. Jarak antara bintang-bintang pada umumnya amat jauh sehingga alam semesta tampak “kosong”. Akan tetapi ada pula beberapa puluh ribu bintang yang tampak mengelompok mengelilingi sebuah pusat sehingga tampak seperti kabut. Selain itu ada pula benda langit yang memang merupakan kabut (nebula) yang terdiri atas gumpalan gas kosmis yang maha besar. Ciri-ciri sebuah galaksi (yang membedakannya dengan kabut kosmis atau nebula biasa) adalah: a. Galaksi-galaksi mempunyai cahaya sendiri sehingga bukan cahaya fluorescensi atau cahaya pantulan, dan cahaya itu member spectrum serap yang menunjukkan bahwa benda penyinarnya itu adalah benda padat yang diliputi oleh gas-gas. b. Jarak antara galaksi yang satu dengan galaksi yang lain sejauh jutaan tahun cahaya. c. Galaksi-galaksi mempunyai bentuk-bentuk tertentu yang selalu mempunyai inti yang bercahaya di pusatnya sehingga mudah dikenali. Pada tahun 1925, Hubble mengajukan klasifikasi galaksi yang sekarang telah diterima, Dalam bentuk aslinya, klasifikasi itu membagi galaksi kedalam 4 kelas utama sebagai berikut: a. Bulat Panjang (E). Galaksi ini mempunyai struktur yang halus, dari suatu pusat yang terang sampai tepi-tepi yang batasnya tidak begitu jelas. b. Spiral Normal (S). Galaksi bentuk ini menunjukkan lengkungan-lengkungan spiral yang keluar dari sebuah nucleus atau pusat galaksi yang terang. c. Spiral Berpalang (SB). Lengkungan spiral galaksi bentuk ini keluar dari tepitepi paling ujung dari sebuah palang pada nukleusnya. d. Galaksi tak beraturan (I). Beberapa diantaranya setipe dengan dua galaksi yang disebut Awan Magelanik dan diklasifikasikan magelanik tak beraturan (Im) Gambar Macam Galaksi Sumber: www.lcsd.gov.hk 8 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta Untuk menentukan kecepatan galaksi, Hubble menggunakan Efek Doppler. Efek Doppler adalah fenomena yang dialami, apabila sumber gelombang seperti cahaya atau suara bergerak terhadap seorang pengamat atau pendengar. Apabila sumber itu mendekati seseorang, orang ini akan mengetahui bahwa frekuensi gelombang naik, suara menjadi bernada lebih tinggi atau cahaya condong menuju ujung spektrum yaitu ungu. Apabila sumber itu menjauh orang, suara menjadi bernada lebih rendah, atau cahaya condong menuju warna merah di ujung spectrum. Pada pemeriksaan cahaya dari galaksi dengan spektroskop, Hubble memperlihatkan bahwa garis-garis berubah dari posisi biasanya menuju ke ujung spectrum merah. Ia menyimpulkan bahwa hal ini disebabkan oleh menjauhnya galaksi dari bumi. Galaksi Bima Sakti (Milky Way), merupakan galaksi tempat tata surya kita berada. Galaksi Bima Sakti terdiri dari bintang-bintang, kabut-kabut kosmis, debu-debu, dan gas-gas kosmis lainnya yang tersebar tidak merata. Sebagian besar terdapat di bagian tengah atau pusat galaksi Bima Sakti. Jadi, matahari bersama bintang-bintang yang dapat kita lihat dengan mata telanjang serta beribu-ribu bintang lain yang dapat Nampak hanya melalui teleskop, membentuk suatu system bintang yang sangat besar berbentuk spiral dimana bagian tengahnya menebal cembung dan dibagian tepi memipih (menyerupai bentuk cakram). Galaksi Bima Sakti diperkirakan mempunyai diameter 100.000 tahun cahaya dan tebalnya 10.000 tahun cahaya. Matahari terletak sekitar 35.000 tahun cahaya dari pusat sistem galaksi. Seluruh bagian galaksi Bima Sakti senantiasa berotasi atau berputar terhadap inti galaksi. 2. Bintang Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya dan panas sendiri. Diduga bintang berwujud bola gas yang amat besar, yang sangat panas, dan menyala-nyala. Bintang-bintang dapat digolongkan sesuai spectrumnya, yaitu garis cahaya terkuat yang dipancarkannya. Dikenal terdapat tujuh golongan bintang, yakni golongan O, B, A, F, G, K, dan M. a. Bintang golongan O adalah bintang termuda sekaligus terpanas diantara bintang-bintang lainnya dengan suhu permukaan antara 30.2730C hingga 60.2730C. Populasinya adalah yang terkecil, hanya 0,003% diantara bintangbintang yang ada. Bintang ini berwarna biru. b. Bintang golongan B, memiliki suhu permukaan antara 10.273 0C hingga 30.2730C. Bintang ini berwarna biru keputihan, dengan populasi sekitar 0,13%. c. Bintang golongan A, memiliki suhu permukaan antara 7.7730C hingga 10.2730C. Bintang ini berwarna putih, dan populasinya hanya 0,63% diantara bintang-bintang. d. Bintang golongan F, memiliki suhu permukaan antara 6.2730C hingga 7.7730C. Bintang ini berwarna putih kekuningan, dengan populasi 3,1% diantara bintang-bintang. 9 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta e. Bintang golongan G, memiliki suhu permukaan antara 5.273 0C hingga 6.2730C. Bintang ini ditandai dengan ion kalsium tunggal yang kuat dengan warna kuning. Populasinya adalah 8%. f. Bintang golongan K, memiliki suhu permukaan antara 3.773 0C hingga 5.2730C, ditandai dengan warna jingga, memiliki populasi tergolong besar yakni 13% diantara bintang-bintang. g. Bintang golongan M, merupakan bintang tertua dan sekaligus terdingin. Bintang ini memiliki suhu permukaan lebih kecil daripada 3.773 0C. Bintang ini ditandai dengan warna merah, dengan populasi yang terbesar yakni 78% diantara bintang-bintang. Gambar Klasifikasi Bintang Berdasarkan Spektrum Sumber: Sudibyo, 2012 Beberapa bintang dilihat dari bumi tampak menggerombol menjadi satu kelompok yang tetap sehingga seolah-olah membentuk pola atau gambar tertentu. Kelompok-kelompok bintang yang tetap bentuk atau gambarnya disebut sebagai Rasi atau Gugus Bintang (Konstelasi Bintang). G. Tata Surya Tata Surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objekobjek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Matahari, planet-planet, satelit, Meteor, asteroid, dan komet merupakan anggota dari tata surya. Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam (Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars), sabuk asteroid, empat planet bagian luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus), dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar. 10 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta H. Proses Terjadinya Tata Surya Teori-teori tentang proses terbentuknya tata surya dapat dikelompokan menjadi beberapa teori, yaitu sebagai berikut. 1) Teori Nebula atau Hipotesis Kabut (Kant dan Laplace) Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman bernama Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat. Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, Hipotesis Kabut (Nebula) Sumber: http://geografiana2006 sedangkan yang kecil terbentuk di sekitarnya. .blogspot.com Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari. Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagianbagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin membentuk planetplanet, sedangkan bola gas asal dinamakan matahari. 2) Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin) Hipotesis planetisimal dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton, astronom Amerika. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa matahari telah ada sebelumnya sebagai salah satu dari bintang-bintang yang ada. Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya Thomas C. Chamberlin terjadilah pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu. Sebagian massa matahari tertarik ke arah bintang. Hipotesis Planetisimal Sumber: http://geografiana2006 Pada waktu bintang itu menjauh, sebagian .blogspot.com 11 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta massa matahari jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lainnya terhambur ke ruang angkasa sekitar matahari. Hal inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian menjadi planet-planet dan benda angkasa lainnya dan beredar pada orbit masng-masing. 3) Hipotesis Pasang Surut Gas (Jeans dan Jeffreys) Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Astronom Inggris Sir James Jeans dan Harold Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa tata surya, pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang Hipotesis Pasang Surut Gas Sumber: http://geografiana2006 tertarik dan terlepas oleh pengaruh gravitasi .blogspot.com bintang yang melintas ke dekat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari, sehingga lama kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet. 4) Hipotesis Ledakan Bintang / Bintang Kembar (Lyttleton) Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya. Teori bintang kembar juga dikemukakan astronom Hipotesis Bintang Kembar Sumber: http://geografiana2006 Inggris bernama Lyttleton. Teori ini menyatakan .blogspot.com bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi, pada suatu masa melintas bintang lainnya dan menabrak salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi bintang yang tidak hancur, yaitu matahari. 12 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta 5) Hipotesis Awan Debu (Weizsaecker dan Kuiper) Weizsaecker dan Kuiper, berpendapat bahwa tata surya berasal dari awan yang sangat luas yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium). Ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang sangat cepat dan teratur, Hipotesis Awan Debu Sumber: http://geografiana2006 .blogspot.com sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planet-planet. Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain, F.L Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya, tata surya berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan Gerald P. Kuiper gas di sekelingnya yang kemudian membentuk planetplanet yang beredar mengelilingi matahari. I. Matahari Sebagai Pusat Tata Surya Matahari merupakan sumber energi untuk kehidupan yang berkelanjutan. Panas matahari menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi serta dipakai oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Tanpa matahari, tidak akan ada kehidupan di bumi karena banyak reaksi kimia yang tidak dapat berlangsung. Matahari merupakan bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata sekitar 150 juta kilometer (93.026.724 mil) yang berbentuk seperti bola raksasa dengan diameter 1.392.000 kilometer atau 865.000 mil, sama dengan 109 kali diameter bumi. Matahari terbentuk dari gas hidrogen (74%) dan helium (25%). Senyawa penyusun lainnya terdiri dari besi, nikel, silikon, sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium, dan kromium. Cahaya matahari berasal dari hasil reaksi fusi hidrogen menjadi helium. Matahari termasuk bintang berwarna kuning (Bintang golongan G) yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen tata surya termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan debu angkasa berputar mengelilingi matahari. Nicolas Copernicus adalah orang pertama yang mengemukakan teori bahwa matahari adalah pusat peredaran tata surya di abad 16. Teori ini kemudian dibuktikan oleh Galileo Galilei dan pengamat angkasa lainnya. Teori yang kemudian dikenal dengan nama ini mematahkan teori geosentris (bumi sebagai pusat tata surya) yang dikemukakan oleh Ptolemy dan telah bertahan sejak abad ke dua sebelum masehi. 13 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta Matahari tergolong bintang tipe G, dengan ciri memiliki suhu permukaan sekitar 6.0000C dan umumnya bertahan selama 10 juta tahun. Matahari diperkirakan berusia sekitar 7 juta tahun lagi, sebelum hidrogen di intinya habis. Bila hal tersebut terjadi, matahari akan berekspansi menjadi bintang raksasa berwarna merah yang dingin dan 'memakan' planet-planet kecil di sekitarnya (mungkin termasuk Bumi) sebelum akhirnya kembali menjadi bintang kerdil berwarna putih kembali. Matahari memiliki gaya gravitasi sebanding dengan 28 kali gravitasi di Bumi. Secara teori hal tersebut berarti bila seseorang memiliki berat 100 kg di Bumi maka bila berjalan di permukaan matahari beratnya akan terasa seperti 2.800 kg. Gravitasi matahari memungkinkannya menarik semua komponen-komponen penyusunnya membentuk suatu bentuk bola sempurna. Gravitasi matahari jugalah yang menahan planet-planet yang mengelilinginya tetap berada pada orbit masingmasing. Pengaruh dari gravitasi matahari masih dapat terasa hingga jarak 2 tahun cahaya. Radiasi matahari, lebih dikenal sebagai cahaya matahari, adalah campuran gelombang elektromagnetik yang terdiri dari gelombang inframerah, cahaya tampak, sinar ultraviolet. Semua gelombang elektromagnetik ini bergerak dengan kecepatan sekitar 3,0 x 108 m/s. Oleh karena itu radiasi atau cahaya memerlukan waktu 8 menit untuk sampai ke bumi. Matahari juga menghasilkan sinar gamma, namun frekuensinya semakin kecil seiring dengan jaraknya meninggalkan inti. Sama halnya dengan Bumi, Matahari juga berotasi pada sumbunya selama sekitar 27 hari untuk mencapai satu kali putaran. Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap perubahan posisi bintik matahari. Sumbu rotasi matahari miring sejauh 7,25° dari sumbu orbit bumi sehingga kutub utara matahari akan lebih terlihat di bulan September sementara kutub selatan matahari lebih terlihat di bulan Maret. Struktur Matahari Matahari memiliki 6 lapisan yang memiliki karakteristik yang berbeda. Lapisanlapisan tersebut diantaranya adalah : inti matahari, zona radioaktif, dan zona konvektif yang membentuk lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar dari matahari. 1. Inti Matahari Inti matahari adalah area terdalam dari matahari dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen. Reaksi fusi nuklir (termonuklir) ini diperoleh dari energi panas di dalam inti sehingga menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu dengan yang lain. Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar gamma dan neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas dan cahaya yang diterima di bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari matahari melalui radiasi. Inti matahari memiliki suhu sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit). Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya memungkinkan adanya 14 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta 2. 3. 4. 5. 6. pemecahan atom-atom menjadi elektron, proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti menuju bagian matahari yang lebih luar. Zona Radiatif Zona ini adalah daerah yang menyelubungi inti matahari. Energi dari inti dalam bentuk radiasi berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian matahari yang lebih luar. Kepadatan zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm 3 dengan suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu dan densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan terjadinya reaksi fusi nuklir. Zona Konvektif Zona ini adalah lapisan di mana suhu mulai menurun. Suhunya sekitar 2 juta derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit). Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti matahari akan bergerak menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah. Penurunan suhu tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan secara radiasi menjadi kurang efisien lagi. Energi dari inti matahari membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk mencapai zona konvektif. Saat berada di zona konvektif, pergerakan atom akan terjadi secara konveksi di area sepanjang beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif yang lebih dingin menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh" kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas yang kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang menyebabkan adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panci. Oleh sebab itu, zona konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the boiling zone). Materi energi akan mencapai bagian atas zona konvektif dalam waktu beberapa minggu. Fotosfer Fotosfer merupakan permukaan matahari yang meliputi wilayah setebal 500 kilometer dengan suhu sekitar 5.500 derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit). Sebagian besar radiasi matahari yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut diobservasi sebagai sinar matahari di bumi, 8 menit setelah meninggalkan matahari. Kromosfer Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer. Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling matahari.Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana. Korona Korona merupakan lapisan terluar dari matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian matahari yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling matahari. Lapisan korona memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam matahari dengan ratarata 2 juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa mencapai suhu 5 juta derajat Fahrenheit. 15 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta Beberapa ciri khas yang dimiliki matahari diantaranya adalah: a. Lidah Matahari (Prominensa) Lidah api di matahari atau juga disebut prominensa merupakan bagian matahari yang sangat besar, terang, yang mencuat keluar dari permukaan matahari, seringkali berbentuk loop (putaran). Prominensa terjadi di lapisan photosphere pada matahari dan bergerak keluar menuju korona matahari. Jika korona merupakan gas-gas ionized yang sangat panas, dinamakan plasma, yang tidak begitu memperlihatkan sinarnya, prominensa berisikan plasma yang lebih dingin. Prominensia Sumber: http://geografiana2006. blogspot.com b. Bintik Matahari (Spot) Bintik matahari adalah granula-granula cembung kecil yang ditemukan di bagian fotosfer matahari dengan jumlah yang tak terhitung. Bintik matahari tercipta saat garis medan magnet matahari menembus bagian fotosfer. Ukuran bintik matahari dapat lebih besar daripada bumi. Bintik matahari memiliki daerah yang gelap bernama umbra, yang dikelilingi oleh daerah yang lebih terang disebut penumbra. Warna bintik matahari terlihat lebih gelap karena suhunya yang jauh lebih rendah dari fotosfer. Suhu di daerah umbra adalah sekitar 2.200°C sedangkan di daerah penumbra adalah 3.500°C. c. Angin Matahari Angin matahari adalah suatu aliran partikel bermuatan (yakni plasma) yang menyebar ke segala arah dari atmosfer terluar matahari yang dikenal dengan korona. Kecepatan alirnya sekitar 400 km/dt, dengan waktu tempuh dari matahari ke bumi selama 4-5 hari. Angin matahari tersusun terutama oleh elektron ber-energi tinggi dan proton, yang mampu melepaskan diri dari gravitasi sebuah bintang karena energi termalnya yang sangat tinggi. Banyak fenomena yang diakibatkan oleh angin matahari, termasuk badai geomagnetik, aurora (cahaya utara), sebagai penyebab mengapa arah ekor komet selalu menjauhi matahari, serta formasi bintang-bintang jauh. d. Badai Matahari Badai matahari adalah ledakan besar di atmosfer matahari yang dapat melepaskan energi sebesar 6 × 1025 joule. Istilah ini juga digunakan untuk fenomena yang mirip di bintang lain. Badai matahari mempengaruhi semua lapisan atmosfer matahari (fotosfer, korona dan kromosfer). Kebanyakan badai terjadi di wilayah aktif disekitar bintik matahari. Sinar X dan radiasi ultraviolet yang dikeluarkan oleh badai matahari dapat mempengaruhi ionosfer Bumi dan mengganggu komunikasi radio. 16 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta Gerakan Planet Mengelilingi Matahari 1. Hukum Kepler Johanes Kepler seorang berkebangsaan Jerman sependapat dengan Galilei. Kepler berhasil menyusun 3 hukum yang terkenal dengan nama “Tiga Hukum Kepler”yang kemudian menjadi dasar-dasar ilmu kinematika. 3 Hukum Kepler: - Hukum Kepler I Lintasan planet mengelilingi matahari berbentuk elips dimana matahari berada pada salah satu titik fokusnya (bukan pada pusatnya). Dalam satu kali orbit, gaya tarik menarik tidak selalu sama sehingga terdapat jarak terjauh dengan matahari (aphelium) sehingga mempunyai gaya tarik lemah, dan jarak terdekat dengan matahari (perihelium) yang berakibat gaya tarik matahari terhadap planet menjadi kuat. Gambar Hukum Kepler I Sumber: www.commons.wikimedia.org - Hukum Kepler II Garis yang menghubungkan planet dan matahari selama revolusi planet, melewati bidang yang sama luasnya dalam jangka waktu yang sama. Suatu planet berada paling dekat dengan matahari, gerakannya paling cepat. Begitu pula sebaliknya. Gambar Hukum Kepler II Sumber: www.lcsd.gov.hk Luas a = Luas b = Luas c (catatan: waktu tempuh sama) 17 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta - Hukum Kepler III Kuadrat waktu revolusi planet-planet berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet dari matahari. P2 / J3 = Konstan P : waktu revolusi J : jarak antara planet tersebut dengan matahari 2. Hukum Titius-Bode Hukum Titius-Bode (1766) berbunyi: “Jarak antara planet-planet dan matahari merupakan deret ukur: 0, 3, 6, 12, 24, 48 dan seterusnya (dengan mengecualikan suku pertama) dengan perbandingan dua, kemudian tiap-tiap suku ditambah dengan 4. 3. Hukum Newton “Dua buah benda tarik-menarik dengan kekuatan berbanding lurus dengan hasil perbanyakan kedua massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda itu.” J. Anggota Tata Surya 1. Planet Planet adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai pusat tata surya (matahari). Planet tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri namun dapat memantulkan cahaya. Planet bergerak dengan arah yang sama mengelilingi matahari, tetapi dengan lintasan dan jarak terhadap matahari yang berbedabeda, lintasan planet merupakan bidang yang berbentuk elips. Kebanyakan planet mempunyai satelit (pengiring) seperti bulan sebagai satelit bumi. Planet yang tidak mempunyai satelit (pengiring) yaitu merkurius dan venus. 8 Planet yang termasuk dalam anggota tata surya adalah sebagai berikut: 1) Merkurius Merkurius adalah planet terdekat dengan matahari. Jarak antara merkurius dengan matahari tidak tetap, kadang menempati jarak terdekat, kadang juga berada pada jarak terjauh dengan matahari. Jarak rata-rata dengan matahari adalah 0,39 AU. Secara fisik, diameter Merkurius mencapai 4.879 km. Waktu yang digunakan untuk melakukan satu kali putaran pada porosnya (periode rotasi) adalah 58,6 hari. Volume merkurius adalah sekitar 0,055 kali massa Bumi. Bentuk planet ini mirip Bulan, dengan permukaan berupa lapisan tipis silikat. Komposisi pembentuk planet ini terdiri atas besi dan unsur berat lain. 18 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta 2) Venus Venus adalah planet terdekat kedua dari Matahari. Venus memiliki jarak terhadap matahari tidak tetap. Jarak rata-rata antara Venus dengan matahari adalah 108 juta km. Diameter Venus mencapai 12.100 km, sedangkan massanya sekitar 0,815 kali massa bumi. Periode rotasinya adalah 243,2 hari, sedangkan periode revolusinya adalah 225 hari. Bentuk planet ini mirip Bumi dengan permukaan berupa awan tebal dengan suhu permukaan 4800C. Komposisi pembentuk planet ini terdiri atas besi dan unsur berat lain. 3) Bumi Bumi adalah planet terdekat ketiga matahari. Jarak rata-rata Bumi dengan Matahari adalah 150 juta km. Diameter bumi adalah 12.760 km. Periode rotasinya adalah 24 jam, sedangkan periode revolusinya 365,25 hari. Bumi terdiri dari tiga bagian: udara, air, dan bagian padat (atmosfer, hidrosfer, dan litosfer). Udara yang mengelilingi Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% gas-gas lain. Air di Bumi hampir 96% tersusun dari hidrogen dan oksigen. Bagian gunung berapi, batuan endapan, dan batuan metamorfik serta tanah. Bumi memiliki 1 buah satelit yakni bulan. 4) Mars Mars merupakan planet keempat dalam urutan tata surya. Jarak rata-rata dari matahari adalah 1,52 AU atau 228 juta km. Diameter Mars mencapai 6.780 km, sedangkan massanya 0,11 kali massa bumi. Periode rotasinya 24,6 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 687 hari. Bentuk planet ini mirip Bumi dengan atmosfer mengandung CO, sedikit N , Ar, CO, Ne, Kr, dan Xe. Jumlah satelit Mars adalah 2 buah yaitu Phobos dan Deimos. 5) Jupiter Jupiter adalah planet terbesar dalam tata surya. Mempunyai jarak rata-rata dari matahari 5,2 AU atau 778,3 juta km. Diameternya 14.980 km dan memiliki massa 318 kali massa bumi. Periode rotasinya 9,8 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 11,86 tahun. Atmosfer Jupiter mengandung 19 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta hidrogen (H), helium (He), metana (CH), amonia (NH ). Jupiter memiliki 66 satelit, juga mempunyai empat cincin. 6) Saturnus Saturnus adalah planet terdekat keenam setelah Jupiter. Jarak rata-rata dari matahari adalah 9,54 AU atau 1.429,4 juta km. Diameternya mencapai 120.540 km dan memiliki massa 59,2 kali dari massa bumi. Periode rotasi nya 10,7 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 29,5 tahun. Saturnus merupakan satu-satunya planet yang memiliki cincin yang khas, berjumlah lebih dari 1000 buah namun tampak seperti satu kesatuan. Atmosfer mengandung helium (He). Planet ini memiliki 62 satelit. 7) Uranus Uranus memiliki jarak rata-rata dengan matahari 19,18 AU atau 2.875 juta km. Diameternya 51.118 km dan memiliki massa 14,54 massa bumi. Periode rotasinya 17,25 jam, sedangkan periode revolusinya 84 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan bulan dengan permukaan berwarna hijau dan biru, dibungkus atmosfer yang mengandung hidrogen (H), helium (He), metana (CH ), dan etana. Uranus memiliki 27 satelit dan 18 buah cincin. 8. Neptunus Neptunus memiliki jarak rata-rata dari matahari 30,1 AU atau 4.450 juta km. Diameternya 49.530 km dan memiliki massa 17,2 kali massa bumi. Periode rotasinya 16,1 jam, Sedangkan periode revolusinya 164,8 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan bulan dengan permukaan terdapat lapisan silikat. Planet Neptunus memiliki 13 buah satelit. 2. Satelit Satelit adalah anggota tata surya yang ukurannya lebih kegil daripada planet, berputar pada porosnya, beredar mengelilingi planet, kemudian bersama-sama dengan planet, berputar mengelilingi matahari. Satelit melakukan tiga gerakan, yaitu berputar pada porosnya, berevolusi mengelilingi planet, dan berevolusi bersama planet mengelilingi matahari. Satelit ada dua macam yaitu : a. Satelit alamiah Satelit alamiah sudah ada dalam tata surya dan bukan buatan manusia, misalnya bulan sebagai satelit alamiah bumi. b. Satelit buatan 20 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta Satelit buatan adalah pesawat kendaraan ruang angkasa masuk ke orbit bumi, baik yang berawak maupun yang tidak berawak. 3. Asteroid Asteroid atau Planetoid adalah batu-batuan yang bergerak mengelilingi Matahari, tetapi ukurannya sangat kecil untuk digolongkan sebagai planet, sehingga Asteroid disebut Planetoid atau planet kerdil. Sebagian besar Asteroid menempati sabuk utama yang berada di antara orbit Mars dengan Jupiter. Ada dua teori asal mula asteroid : a. Asteroid berasal dari planet yang terletak di antara Mars dan Jupiter meledak karena efek gaya ganggu Jupiter dan membentuk asteroidasteroid. b. Asteroid terbentuk pada awal terbentuknya tata surya, terdapat cukup banyak partikel di antara Mars dan Jupiter yang membentuk batu-batu berkelompok. 4. Meteoroid, Meteor, Meteorit Meteoroid adalah benda-benda padat yang bertebaran di angkasa yang berasal dari pecahahan asteroid, materi ekor komet yang tercecer, atau pecahan benda langit lain. Meteor atau bintang beralih adalah benda langit yang sangat kecil yang terdiri atas debu, pasir, atau kersik langit yang bergerak mengelilingi Matahari seperti planet. Timbulnya jalur cahaya di langit, karena meteor bergerak dengan cepat ketika memasuki atmosfer bumi sehingga menjadi panas dan terbakar yang pada akhirnya menyala. Meteorit atau batu bintang beralih adalah meteor yang berukuran sangat besar sehingga tidak terbakar habis saat memasuki atmosfer. 5. Komet Komet adalah benda langit yang diselimuti awan dan gas sehingga tampak seperti bintang berekor ketika mendekati matahari. Bagian-bagian komet a. Kepala komet Kepala komet terdiri dari Inti komet (nucleus) dan rambut (Cuma). Kepala komet merupakan pusat sinar atau cahaya sekaligus pusat energi bagi komet. b. Ekor komet Ekor komet dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu ekor gas (yang lurus terhadap kepala), ekor debu (yang arahnya menyamping terhadap kepala komet), dan ekor ion (bagian ekor komet yang tidak beraturan arahnya). Arah ekor komet selalu menjauh dari matahari, karena ekor komet terdorong oleh radiasi matahari dan angin matahari. 21 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta Gambar Arah Ekor Komet Sumber: www.lcsd.gov.hk Komet mempunyai orbit berbentuk lingkaran atau mendekati lingkaran, parabola, atau hiperbola. Semakin besar kepala komet, semakin besar energinya. Pada umumnya, kepala komet yang besar identik dengan cadangan energi yang besar sehingga orbitnya pun besar atau panjang sehingga lama kembali. Contoh: komet Halley. Hingga saat ini belum ada kesepakatan apakah komet bercahaya sendiri ataukah hanya pembiasan atau resonansi cahaya matahari. 22 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta REFERENSI Endarto, Danang. 2009. Pengantar Kosmografi. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Gautama, S. Eka. 2010. Astronomi http://paradoks77.blogspot.com. dan Astrofisika Revisi ketiga. Sudibyo, Ma’rufin. 2012. Ensiklopedia Fenomena Alam dalam Al-Qur’an. Surakarta: Tinta Medina. Wardiyatmoko, K. 2012. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Internet: http://zulkifliamma.blogspot.com/2009_01_01_archive.html http://astrofunclub.wordpress.com/2011/08/14/model-jagat-raya/ http://www.lcsd.gov.hk/CE/Museum/Space/EducationResource/Universe/framed_e/lect ure/ch04/ch04.html http://www.lcsd.gov.hk/CE/Museum/Space/EducationResource/Universe/framed_e/lect ure/ch03/ch03.html http://www.lcsd.gov.hk/CE/Museum/Space/EducationResource/Universe/framed_e/lect ure/ch07/ch07.html http://commons.wikimedia.org/wiki/File:1st_Kepler%C2%B4s_law.svg http://www.lcsd.gov.hk/CE/Museum/Space/EducationResource/Universe/framed_e/lect ure/ch18/ch18.html http://www.lcsd.gov.hk/CE/Museum/Space/EducationResource/Universe/framed_e/lect ure/ch19/ch19.html 23 Modul Geografi Kelas X, SMA Negeri 3 Surakarta