buddhis centre kadam choe ling

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
Buddhist Centre Kadam Choe Ling di Batu Ampar – Pulau Batam
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kelayakan
Pemeluk tradisi Kadam biasanya disebut dengan Kadampa. Kata Kadampa
berasal dari bahasa Tibet, secara ringkas berarti mereka yang dapat melihat ajaran
Buddha sebagai instruksi pribadi dan kemudian segera menerapkannya dalam
praktik mereka masing-masing. Ajaran Budddha di sini secara khusus berupa
Lamrim. Choe berarti Dharma, serta Ling berarti Pusat. Jadi secara umum Kadam
Choe Ling berarti Pusat Penyebaran ajaran Buddha Sakyamuni dari tradisi
Kadam.1
Jadi Buddhist Centre ini berfungsi sebagai tempat kebaktian umat Buddha dan
memiliki sarana pendidikan dan pelatihan meditasi. Buddhist Centre ini juga di
usahakan sebagai pusat pendidikan agama Buddha Mahayana di pulau Batam.
Buddhist Center Kadam Choe Ling termasuk dalam sekte Buddhayana Indonesia.
1. Agama Buddha Hinayana ( Kendaraan Kecil )
2. Agama Buddha Mahayana ( Kendaraan Besar )
Vihara-vihara di Batam kebanyakan bergabung dengan Klenteng sehingga
yang khusus vihara saja tidak begitu banyak. Dan jumlah vihara yang mempunyai
sarana pendidikan juga tidak banyak. Jadi Buddhist Centre Kadam Choe Ling ini
merupakan salah satu Vihara yang memiliki sarana atau fasilitas pendidikan atau
Dhamma class.
1
Dagpo Rinpoche, Karma, 2004, hal. 124.
Pendahuluan -1
Buddhist Centre Kadam Choe Ling di Batu Ampar – Pulau Batam
Jenis-jenis tempat ibadah agama Buddha :
1. Vihara (ada tempat kebaktian dan tempat tinggal para biarawan)
2. Cetiya (tidak ada tempat kebaktian dan tempat tinggal biarawan hanya
ada tempat sembahyang saja)
3. Klenteng (ada tempat tinggal biarawan dan tempat kebaktian kadang
ada kadang tidak ada)
Jenis vihara di Batam kebanyakan hanya sebagai tempat kebaktian dan
sembahyangan saja, seperti klenteng hanya sebagai tempat sembahyang saja.
Tetapi juga ada vihara yang memiliki sarana pendidikan seperti Vihara Maitri
Sagara Batam dan Maha Vihara Duta Maitreya (Vihara terbesar di Asia
Tenggara).
Didalam agama Buddha terdapat berbagai aliran dan sekte-sektenya.
Tetapi di Indonesia hanya ada dua aliran besar yang diakui didalam agama
Buddha yaitu aliran Buddha Hinayana dan Buddha Mahayana. Aliran agama
Buddha di Batam kebanyakan termasuk dalam agama Buddha Mahayana.
Buddhist Centre Kadam Choe Ling merupakan salah satu vihara yang termasuk
aliran Mahayana.
1.1.1. Pengertian Gedung Buddhist Centre
Sebelum menjelaskan apa yang dimaksud dari gedung Buddhist Centre ini
maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan vihara.
Vihara adalah tempat kebaktian para umat Buddha yang didalamnya memiliki
ruang baktishala atau aula dan kuti atau tempat tinggal para bhikku dan bhikkuni.
Pendahuluan -2
Buddhist Centre Kadam Choe Ling di Batu Ampar – Pulau Batam
Dari kata Buddhist Centre maka yang muncul dipikiran kita adalah sebuah
pusat agama Buddha. Jadi maksud dari gedung Buddhist Centre Kadam Choe
Ling ini adalah pusat pengembangan agama Buddha, yang di dalamnya terdapat
kegiatan ritual dan kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh umat Buddha
dan merupakan bagian dari Buddhist yang dapat menampung seluruh kegiatan
Kadam Choe Ling (KCL) dalam tingkat internasional.
1.1.2. Organisasi Ruang dalam Buddhist Centre
Peruangan di dalam Buddhist Centre ini adalah sebagian peruangannya masih
dalam standard vihara. Karena Buddhist Centre ini ada fungsi seperti dharma
class, bimbingan meditasi jadi memerlukan ruangan khusus untuk melakukan
kegiatan tersebut dan ada kegiatan semacam retret iman dan dharma teaching
maka di perlukan gedung khusus seperti auditorium untuk menampung orang
yang banyak.
Dibawah ini adalah contoh peruangan Vihara dari jepang (Kohun-Ji Temple)
karya Ryoji Suzuki Architect and Partners dalam buku Religious Facilities, New
concepts in Architecture & design dengan peruang sebagai berikut : Koridor, Aula
Meditasi, Beranda, Kamar Utama, Bagian dari altar, Aula Pendiri, Taman
Beratap, Masuk Aula, Masuk Bagian Depan, Masuk Bagian Petugas, Kantor dan
lain-lain.
1.1.3. Tuntutan arsitektural untuk Buddhist Centre
Dalam peruangan sebuah gedung Buddhist Centre sangat penting karena
segala yang di design sangat mempengaruhi kegiatan yang terjadi di dalam
ruangan tersebut. Buddhist Centre ini ada sarana pendidikan maka dalam tuntutan
Pendahuluan -3
Buddhist Centre Kadam Choe Ling di Batu Ampar – Pulau Batam
arsitektural peruangan untuk sarana pendidikan ini adalah pada luasan ruang dan
pencahayaan ruangan. Dalam peruangan diusahakan memiliki fungsi ganda yaitu
selain sebagai kelas pada pagi hari dan pada malam hari bisa digunakan sebagai
tempat latihan meditasi dan lain sebagainya, jadi fleksibilitas ruang sebagai
tinjaun studi peruangan.
Selain fleksibilitas peruangan juga memakai arsitektur tropis sebagai tuntutan
utama arsitekturalnya. Karena ditinjau dari segi iklim, Batam termasuk daerah
yang panas dan lembab. Jadi dalam peruangan maupun masa bangunannya sangat
memerlukan bukaan yang cukup supaya dapat teratasi masalah ketropisan pada
iklim panas ini.
Dengan penempatan bangunan yang tepat terhadap matahari dan angin, maka
temperatur ruangan dapat diturunkan beberapa derajat tanpa bantuan peralatan
mekanis. Perbedaan temperatur yang kecil saja terhadap temperatur luar atau
gerakan angin udara lambat pun sudah dapat menciptakan perasaan nyaman bagi
manusia yang sedang berada di dalam bangunan.
1.1.4. Arsitektur Tropis Sebagai Dasar Perancangan
1. Arti dan maksud dari arsitektur tropis
Arsitektur tropis adalah arsitektur di daerah tropis yang cocok dan dapat
beradaptasi dengan karakteristik iklim tropis, Tujuan akhir dari perancangan
secara arsitektur tropis terhadap suatu bangunan adalah pendinginan secara
alami. Dalam kamus istilah tata bahasa Indonesia mengartikan kata “tropis”
adalah mengenai daerah sekitar katulistiwa. Dengan menggunakan arsitektur
tropis sebagai dasar perancangan Buddhist Centre, diusahakan dapat
Pendahuluan -4
Buddhist Centre Kadam Choe Ling di Batu Ampar – Pulau Batam
memberikan kenyamanan dan ketenangan dalam melaksanakan kebaktian
maupun meditasi karena membutuhkan suasana yang alami dalam pratek
Buddhism.
2. Ciri-ciri iklim tropis
Untuk menilai kecocokan suatu iklim, informasi mengenai kadar
kelembaban udara sangat penting. Semakin tinggi kadarnya, semakin sukar
iklim tersebut ditoleransi. Menurut buku “Bangunan Tropis” karya Georg.
Lippsmeier bahwa Peningkatan ini terjadi oleh kombinasi antara temperatur
tinggi. Manusia merasakan kondisi iklim dengan tekanan air di atas sekitar
2Kpa mulai tidak menyenangkan. Penguapan pada kulit, yang mengakibatkan
pendinginan, mulai sukar terjadi dan udara itu sendiri tidak dapat lagi
menyerap cukup kelembaban.
3. Hal-hal spesifik dari arsitektur tropis
Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masingmasing bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik. Orientasi utaraselatan, untuk mencegah pemanasan fasade yang lebih lebar. Lebar bangunan
untuk mendapatkan ventilasi silang. Ruang sekitar diberi peneduh, tanpa
mengganggu sirkulasi udara. Persiapan penyaluran air hujan dari atap dan
halaman. Bangunan ringan dengan daya serap panas yang rendah.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana merancang gedung Buddhist Centre Kadam Choe Ling di Batu
Ampar Batam yang dapat di manfaatkan sebagai tempat kebaktian dan retret
Pendahuluan -5
Buddhist Centre Kadam Choe Ling di Batu Ampar – Pulau Batam
Buddhism dan sarana pendidikan agama Buddha, dengan arsitektur tropis sebagai
dasar perancangan.
1.3. Tujuan
Merancang gedung Buddhist Centre Kadam Choe Ling di Batu Ampar
Batam yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat kebaktian dan retret Buddhism
dan sarana pendidikan agama Buddha, dengan arsitektur tropis sebagai dasar
perancangan.
1.4. Sasaran
-
Melakukan studi tentang Buddhist Centre
-
Melakukan studi tentang Batam
-
Melakukan studi tentang tempat ibadah
-
Melakukan studi tentang prinsip-prinsip pendidikan agama Buddha
-
Melakukan studi tentang arsitektur tropis.
1.5. Lingkup Pembahasan
- Buddhist Centre meliputi/dibatasi pada bangunan peribatadatan agama
Buddha seperti : Vihara, Candi-candi, Cetya dan lain-lain.
- Batam meliputi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site untuk
gedung Buddhist Centre.
- Tempat ibadah meliputi Vihara, Candi-candi, Cetya dan Lain-lain.
- Prinsip-prinsip pendidikan agama Buddha dibatasi pada cara-cara beribadah
agama Buddha.
- Arsitektur tropis meliputi cahaya matahari, iklim, angin dan curah hujan.
Pendahuluan -6
Buddhist Centre Kadam Choe Ling di Batu Ampar – Pulau Batam
1.6. Metoda
1.6.1. Metoda Mencari Data
- Wawancara
Di tujukan pada para pejabat kantor departemen agama Batam, pengelolah
gedung peribadatan.
-
Kuesioner
Diberikan pada para umat yang menganut agama Buddha.
-
Observasi
Pengamatan langsung ke lokasi tempat ibadah agama Buddha.
-
Studi Pustaka/Literatur
Mempelajari buku-buku tentang agama Buddha, bangunan tropis dan lainlain.
-
Studi Banding
Melihat langsung bangunan sejenis yang ada di Batam ( gedung Maha
Vihara Duta Maitreya) serta dari pustaka dari buku Religious Facilities,
New Concepts in Architecture & design, 1997.
1.6.2. Metoda Analisis Data
-
Kuantitatif : temuan-temuan dikomunikasikan dengan angka (numeric)
dan atau dengan statistik, sebagai contoh : data badan pusat statistik Riau,
mengenai Banyak Tempat Peribadatan menurut Jenis dan Kabupaten Kota dan
Banyak Pemeluk agama dan Persentase dirinci menurut Kabupaten/Kota.
Pendahuluan -7
Buddhist Centre Kadam Choe Ling di Batu Ampar – Pulau Batam
-
Kualitatif : temuan-temuan dikomunikasikan secara naratif ( menggunakan
kata-kata ), sebagai contoh: informasi berupa hasil survey dari wawancara
mengenai Buddhist centre di Batam.
1.6.3. Metoda Perancangan
Metode perancangan menggunakan analisa terhadap berbagai tempat
ibadah dan menggunakan prinsip arsitektur tropis sebagai dasar perancangan.
1.7. Sistematika Penulisan
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode, dan
sistematika penulisan.
BAB 2
TINJAUAN UMUM PULAU BATAM DAN GEDUNG
BUDDHIST CENTRE
Mengungkapkan potensi dan letak geografis Pulau Batam
pada umumnya dan lokasi pada khususnya. Guna untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang terjadi seputar
bangunan Buddhist Centre.
BAB 3
TINJAUAN
TEORITIS
GEDUNG
BUDDHIST
CENTRE DAN ARSITEKTUR TROPIS
Tinjau terhadap kodisi physiografis dan iklim mikro di
lokasi, dari sisi arsitektur tropis dengan menggunakan teoriteori dan prinsip ilmu tentang arsitektur tropis panas
Pendahuluan -8
Buddhist Centre Kadam Choe Ling di Batu Ampar – Pulau Batam
lembab.
Yang
pada
akhirnya
mencoba
untuk
mengemukakan kemungkinan-kemungkinan bentuk fisik
bangunan yang tanggap terhadap gerakan angin dan
matahari.
BAB 4
ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN GEDUNG BUDDHIST CENTRE
Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep
perencanaan dan perancangan melalui metode-metode
tertentu yang diaplikasikan pada lokasi atau site tertentu.
BAB 5
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
GEDUNG BUDDHIST CENTRE
Mengungkapkan konsep-konsep dasar perencanaan dan
perancangan
yang
akan
di
transformasikan
dalam
rancangan fisik arsitektural.
Pendahuluan -9
Download