J.9-ORIENTASI PASAR

advertisement
1
PENGARUH ORIENTASI PASAR TERHADAP KINERJA
INDUSTRI GEMBOL DI KABUPATEN MUNA
By. La Hatani
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji secara empiris pengaruh
orientasi pasar terhadap dan kinerja usaha kecil-menengah khususnya pada industri kerajinan
gembol. Penelitian ini adalah eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif (mainstream) yang
menggunakan analisis statistika inferensial dari data yang diperoleh telah dikategorik.. Data
yang digunakan adalah data primer yang dikumpul secara cross-section melalui kuesioner.
Teknik penarikan sampling adalah secara sensus atau total sampling yaitu sebanyak 27 orang
pemilik/pengelola usaha industri kerajinan gembol.
Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis regresi bivariat yang dilengkapi
dengan ilustrasi kualitatif berdasarkan observasi di perusahaan dan wawancara mendalam
dengan para pemilik/pengelola.
Hasil analisis menunjukkan bahwa orientasi pasar
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja industri gembol yang ada di Kabupaten Muna
yang dapat dilihat dari nilai signifikan t sebesar 0,000 < α 0,05). Dengan demikian penentuan
orientasi pasar akan mampu memberikan peningkatan bagi kinerja dari industri kerajinan
gembol.
Kata Kunci: Orientasi Pasar; Kinerja Industri
PENDAHULUAN
Keunggulan kompetitif dalam dunia bisnis menuntut setiap perusahaan untuk selalu
memikirkan cara bagaimana bisa mengatasi lingkungan yang senantiasa mengalami perubahan.
Setiap perusahaan hendaknya memiliki kemampuan untuk mengikuti trend yang terjadi,
pengambilan keputusan dengan cepat dan akurat dan memiliki kecakapan untuk selalu mencari
inovasi baru dalam menjalankan bisnisnya (Ulrich dalam Setyanto, 2004). Perusahaanperusahaan perlu memiliki kemampuan kompetitif tanpa terkecuali pada berbagai skala usaha,
baik itu usaha skala besar maupun usaha kecil dan menengah. Konsekuensi dari kompetisi
yang semakin ketat cenderung menyebabkan tingkat keuntungan (rate of return) yang
diperoleh perusahaan akan semakin menurun. Oleh karena itu upaya peningkatan kinerja usaha
menjadi satu kebutuhan yang sangat mendesak dan perlu untuk dilakukan.
Permasalahan peningkatan kinerja dan daya saing perusahaan dikaitkan dengan usaha
kecil-menengah (UKM) menjadi hal yang sangat menarik dan penting untuk dikaji lebih lanjut.
Ditengah segala kehebatan dan ketangguhannya terhadap krisis yang terjadi dalam
perekonomian, serta kontribusinya yang besar dalam sektor perekonomian khususnya bagi
penyerapan tenaga kerja dan pemerataan, usaha kecil-menengah sesungguhnya memiliki
masalah yang sangat rumit dan mengakar, yaitu lemahnya kompetensi yang dimiliki pada
berbagai aspek pengelolaan bisnisnya. Penelitian yang dilakukan KADIN, diperoleh hasil
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
2
beberapa faktor yang menjadi hambatan usaha kecil menengah untuk bisa maju
(Zulkieflimansyah dan Banu Muhamad, 2003), antara lain: (1) lemahnya sistem pembiayaan
dan dukungan permodalan; (2) kurangnya kemampuan dalam melakukan akses pasar, daya
saing pemasaran dan regulasi pasar domestik maupun global; (3) terbatas dalam informasi
sumber bahan dan panjangnya jalur distribusi serta lemah dalam kekuatan tawar menawar; (4)
lemah dalam kemampuan teknologi; (5) kualitas sumber daya manusia masih lemah meliputi:
aspek kompetensi, keterampilan, etos kerja, wawasan kewirausahaan dan standarisasi
produk/jasa; (6) birokrasi perijinan membutuhkan waktu relatif panjang; (7) keberadaan
lembaga penjamin belum mampu melayani UKM secara optimal; (8) tidak berfungsinya secara
baik lembaga promosi pemerintah.
Permasalahan-permasalahan tersebut dihadapi juga oleh kelompok usaha industri kerajinan
gembol di Kabupaten Muna yang menghasilkan produk berupa: meja, kursi, patung dan hiasan
dinding (pandil), selain menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan semakin
banyaknya jenis usaha yang sama ada beberapa kendala lainnya yang juga dihadapi industri ini
untuk bisa berkembang menjadi besar, antara lain: sulit mendapatkan modal, kurang memiliki
kemampuan melakukan akses pasar utamanya pasar luar negeri (ekspor), lemah dalam
pengelolaan usaha (manajemen usaha) termasuk sumber daya manusia yang dimiliki, semakin
langkahnya bahan baku yang digunakan, kurangnya pengetahuan dan keterampilan teknis di
bidang usaha yang dilakukan.
Kurang efektifnya upaya pemberdayaan yang dilakukan disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain adanya generalisasi permasalahan UKM, pemberdayaan masih bersifat satu arah
(one-way) artinya masih mengandalkan peran yang besar dari pihak pemerintah tanpa diikuti
oleh upaya partisipatif pihak UKM dalam pengembangan usahanya sendiri dan upaya
pemberdayaan
belum
menyentuh
hal-hal
yang
bersifat
strategis.
Program-program
pengembangan yang dilakukan selama ini cenederung bersifat jangka pendek (short-term),
artinya belum menyentuh upaya-upaya strategis, yaitu pada upaya pengembangan wawasan
dan budaya dari sumber daya manusia yang ada di internal perusahaan sebagai suatu aset
penting yang bersifat strategik dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan guna
meningkatkan keunggulan bersaing usaha (competitive advantage) pada lingkungan bisnis
yang begitu cepat mengalami perubahan (turbulance).
Upaya yang dapat dilakukan dalam upaya mengembangkan usaha kecil menengah, seperti
dikemukakan oleh Haris dan Piercy (1997), bahwa peningkatan kinerja dan peningkatan daya
saing perusahaan dapat dilakukan melalui pengembangan budaya organisasi yang difokuskan
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
3
pada pemahaman terhadap kebutuhan pasar, keinginan dan permintaan pasar yaitu berorientasi
pada pasar (market oriented-culture). Senda dengan hasil temuan penelitian Kumar (2002)
bahwa orientasi pasar memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan sejumlah
kompetensi perusahaan yang dapat mendorong kinerja yang tinggi dalam bidang biaya dan
kesuksesan dalam memberikan layanan yang baru. Pencapaian kinerja yang baik merupakan
kontribusi dari dinamisasi strategi dan beberapa faktor sukses, meliputi: komitmen, daya
dukung,
manajemen
tim
keberlangsungan usaha;
yang
kuat,
kemampuan
mengembangkan
menggunakan pendekatan strategi yang tepat;
dan
menjaga
mampu dalam
mengidentifikasi dan fokus terhadap pasar (market oriented); memiliki visi, kemampuan
memimpin dan hubungan yang baik dengan pelanggan atau klien.
Mengacu pada kajian teoritis dan empiris yang telah dipaparkan di atas, upaya
meningkatkan kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara internal dan
eksternal. Khususnya secara eksternal peningkatan kinerja perusahaan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan kultur yang berorientasi pada pasar (market orientation), yaitu
bagaimana memahami kebutuhan, keinginan dan permintaan pasar.
Dalam aplikasinya upaya tersebut menjadi satu kebutuhan untuk dilakukan dalam
mengoptimalkan kinerja usaha. Market orientation memiliki peran yang sama penting dan
dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Seperti yang
diungkapkan oleh Harris dan Ogbonna (2000), yang membuktikan bahwa terdapat hubungan
langsung antara orientasi pasar dengan kinerja. Dari konsep yang dikembangkan jika dikaitkan
dengan tantangan kedepan yang dihadapi oleh UKM khususnya pada industri kerajinan gembol
di Kabupaten Muna perlu mengembangkan keunggulan bersaingnya (competitive advantage),
maka penelitian pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja usaha industri kerajinan gembol di
Kabupaten Muna menjadi penting untuk dilakukan.
Industri kerajinan gembol dijadikannya sebagai objek kajian penelitian ini dengan
pertimbangan bahwa industri kerajinan gembol merupakan salah satu produk unggulan di
Kabuapaten Muna yang memberikan kontribusi besar bagi peningkatan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Muna, dan menjadi daya tarik pariwisata daerah. Oleh
karena itu kelangsungan hidup dari industri kerajinan gembol sangat perlu untuk diperhatikan
dan dipertahankan dalam era ketatnya persaingan yang ada.
Industri kerajinan gembol dijadikannya sebagai objek dalam penelitian ini dengan dasar
pertimbangan bahwa industri kerajinan tersebut menjadi salah satu produk unggulan di Kabuapaten
Muna dan memberikan kontribusi yang besar bagi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
4
(PDRB) Kabupaten Muna, serta menjadi salah satu daya tarik pariwisata daerah. Kelangsungan hidup
dari industri kerajinan gembol sangat perlu untuk diperhatikan dan dipertahankan dalam era ketatnya
persaingan yang ada. Mencermati fenomena empiris dan berdasarkan kajian teori penelitian ini penting
dilakukan untuk mengkaji pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja industri kerajinan gembol. Tujuan
yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui dan mengkaji secara empiris pengaruh orientasi pasar
terhadap kinerja industri kerajinan gembol di Kabupaten Muna.
Penelitian ini, difokuskan pada kajian orientasi pasar dengan indikator yaitu: (a) customer
orientation yaitu persepsi produsen terhadap perhatiannya kepada kepuasan pelanggan (b)
competitor orientation yaitu ketanggapan perusahaan terhadap pesaing ukuan, dan (c)
interfunctional coordination yaitu persepsi produsen terhadap koordinasi interfungsi.
Kemudian kinerja usaha dimaksudkan sebagai prestasi dari industri gembol yang diukur secara
kuantitatif, dengan meminta tanggapan dari pengelola/pemiliki usaha berkaitan dengan
tingginya pertumbuhan dari penjualan (dalam rupiah/tahun dan unit/tahun) dan tingkat laba
(penerimaan-pengeluaran per-tahun) yang diperoleh oleh unit usaha ini. Pendekatan analisis
statistika deskriptif dan inferensial (analisis regersi bivariat) guna menjelaskan hubungan dari
variabel yang diteliti, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan
keputusan bagi pemerintah daerah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif (mainstream) yang menggunakan
analisis statistika inferensial dari data yang diperoleh telah dikategorik. Penggunaan analisis tersebut
didasari pertimbangan atas model hipotesis yang dibangun untuk menjawab permasalahan dan tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpul secara
cross-section melalui kuisioner.
Populasi penelitian ini sebanyak 27 unit usaha kerajinan gembol di Kabupaten Muna, yang tersebar
di empat kecamatan. Selanjutnya yang dijadikan sampel adalah pemilik atau pengelola dari usaha
kerajinan gembol sebanyak 27 orang, dengan demikian dari seluruh populasi dijadikan sebagai sampel
yang disebut dengan sensus atau total sampling. Sensus terjadi karena karakteristik yang ada dalam
populasi dikenali peneliti (Sudjana, 2002:161). Pertimbangan seluruh populasi dijadikan sebagai sampel
karena jumlah populasinya relatif sedikit dan mudah dijangkau, oleh karena itu untuk kepentingan
dalam memenuhi kriteria analisis dan pembahasan seluruh populasi dijadikan sebagai sampel.
Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesisi dan mencapai tujuan
penelitian ini adalah :
1. Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi atau gambaran tentang
karakteristik responden serta menyusun distribusi frekuensi dengan menggunakan data dari
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
5
kuesioner yang telah diberikan kepada responden sehingga diperoleh frekuensi, persentase
dan rata-rata skor jawaban responden.
Analisis Regresi Bivariat, sebagai lanjutan dari analisis deskriptif yang digunakan untuk
2.
mengetahui pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja usaha gembol di Kabupaten Muna,
dengan model persamaan : Y = β0 + β1X + ei
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pembahasan sebelumnya telah dikemukakan bahwa analisis statistika inferensial yang
digunakan bertujuan untuk menjawab hipotesis yang diajukkan dalam penelitian ini, yaitu
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sehingga dilanjutkan dengan analisis regresi
bivariat. Ringkasan hasil perhitungan analisis regresi bivariat penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Bivariat
Variabel Bebas
Koefisien
Regresi (B)
Beta
thitung
Sig.t
0,224
0,905
10,651
0,000
Orientasi Pasar (X)
R
= 0,905
R Square = 0,819
Constant = -1,557
Sumber : Data primer (diolah), 2007
SEE
= 0,553
Fhitung
= 113,454
Keterangan
Signifikan
Sig. F = 0,000
Berdasarkan tabel 1. diatas maka hasil analisis regresi bivariat untuk variabel orientasi
pasar
terhadap kinerja industri gembol di Kabupaten Muna menujukkan besarnya nilai
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,819 dapat diartikan bahwa 81,90% proporsi variasi dari
kinerja usaha industri gembol di Kabupaten Muna diterangkan oleh keseluruhan variabel
Orientasi pasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akurasi model untuk kepentingan
prediksi semakin akurat, sehingga variabel orientasi pasar, dapat memberikan kontribusi
pengaruh sebesar 81,90% terhadap kinerja usaha industri gembol di Kabupaten. Sisanya
18,10% dijelaskan atau ditentukan oleh variabel lain di luar model analisis.
Hasil analisis regersi bivariat menunjukkan bahwa variabel orientasi pasar mempunyai nilai
sig t sebesar 0,000, jika dibandingkan taraf signifikansi α=0,05, maka nilai sig t < α = 0,05 atau
5%. Hal ini dapat diartikan bahwa hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan terbukti dapat
diterima bahwa ada pengaruh signifikan antara variabel orientasi pasar terhadap kinerja usaha
industri gembol di Kabupaten Muna.
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
6
Berdasarkan hasil analisis data baik secara deskriptif maupun inferensial dalam penelitian
ini, sebelum dilakukan pembahasan pada terlebih dahulu peneliti mengkombinasikan beberapa
hasil temuan. Hasil analisis regresi bivariat ternyata juga sama dengan hasil analisis statistika
dekriptif yang dilakukan sebelumnya, sehingga dapat memperkuat hasil temuan dalam
penelitian ini. Dari analisis deskriptif atas variabel orientasi pasar mempunyai nilai sebesar
4,07 dapat diartikan bahwa rata-rata responden dalam penelitian ini memberikan tanggapan
setuju dalam penentuan dan mempertimbangkan faktor orientasi pasar yaitu customer
orientation, competitor orientation, dan inter-functional coordination dengan item-itemnya,
meliputi: kerjasama pencapaian target pasar, penciptaan keunggulan bersaing dengan
pemahaman kebutuhan pelanggan, pemahaman terhadap penciptaan nilai bagi pelanggan,
penyebaran informasi dalam perusahaan, selalu mendiskusikan kekuatan dan kelemahan
pesaing, memanfaatkan kelemahan pesaing untuk meraih keuntungan, dan respon terhadap
perubahan strategi pelanggan. Dengan demikian variabel orientasi pasar pada industri gembol
di Kabupaten Muna memegang peranan penting dalam peningkatan kinerja usaha.
Pada variabel kinerja usaha mayoritas responden menilai kinerja dari usaha meubel di Kota
Kendari dalam tiga tahun terakhir cenderung meragukan untuk dikatakan kinerja usahanya
tinggi, Hal ini dapat dilihat dari nilai skor rata-rata variabel kinerja usaha yaitu sebesar 3,19.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja usaha dalam penelitian ini adalah tingkat
pertumbuhan penjualan dan kemampuan dari usaha ini dalam menciptakan keuntungan dilihat
dari capaiannya dalam tiga tahun terakhir.
Kesempatan yang luas dalam mengembangkan kreativitas pekerja, ternyata memberikan
dampak langsung bagi peningkatan kinerja industri gembol. Sehingga dapat dikatakan bahwa
jika perusahaan ingin meningkatkan kinerja usahanya maka orientasi pasar menjadi prioritas
utama untuk dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan secara tidak terstruktur
terhadap pemilik dan pengelola yang ada pada industri gembol di Kabupaten Muna terungkap
bahwa perlakuan yang diberikan pihak manajemen baik itu upaya pemberdayaan maupun
penilaian terhadap kinerja industri lebih menumbuhkan komitmen pekerja untuk melakukan
yang terbaik bagi perusahaan dalam memberikan kepuasan bagi pelanggan atau konsumen.
Dari hasil pengamatan ke lokasi usaha bisa dilihat bagaimana pekerja mau untuk memberikan
respon bagi upaya-upaya perbaikan terhadap produk yang mereka hasilkan, baik itu dari sisi
bentuk agar sesuai dengan keinginan konsumen serta finishing yang baik terhadap produk yang
dikerjakan agar konsumen merasa puas. Ini sebagai suatu bukti bahwa komitmen dan rasa
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
7
memiliki pekerja tumbuh dengan upaya pemberdayaan dan penilaian kinerja yang sebahagian
besar mengarah pada aspek orientasi pasar, yaitu kepuasan dari pelanggan atau konsumen.
Hasil analisis inferensial (regresi bivariat) menunjukan bahwa orientasi pasar memiliki
pengaruh langsung dan signifikan terhadap kinerja industri gembol di Kabupaten Muna. Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifingkasi t pada analisis regresi bivariat yaitu sig t = 0,000 < α =
0,05. Hal ini membuktikan bahwa orientasi pasar yang dilakukan oleh para pengusaha gembol
memberikan pengaruh yang signifikan bagi peningkatan kinerja industri gembol di Kabupaten
Muna. Oleh karena itu pemberdayaan yang dilakukan oleh para pengusaha gembol di
Kabupaten Muna dan penilaian terhadap kinerja memberikan dampak secara langsung bagi
peningkatan kinerja usaha, namun bagi pemilik dan pengelolah diharpakan agar mampu akses
dan meningkatkan kinerja usaha yang berkelanjutan tetap memprioritaskan pelanggan melalui
orientasi pasar.
Dalam kaitannya dengan orientasi pasar ini, pihak manajemen dalam usaha kerajinan
gembol di Kabupaten Muna harus selalu berorientasi pada konsumen, berorientasi pada
pesaing dan melihat pada kerjasama inter-fungsi yang ada dalam usaha. Melihat hubungan
secara langsung ini, maka pihak manajemen dapat memanfaatkan kemampuan organisasi
dalam orientasi pasar untuk meningkatkan keunggulan dalam persaingan usahanya. dengan
orientasi pasar ini perusahaan selalu dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggannya,
memiliki informasi pasar yang akurat tentang pesaing dan pelanggan, serta tetap dapat menjaga
kerjasama inter-fungsi yang ada dalam perusahaan.
Hasil temuan dalam penelitian ini sesuai dan mendukung teori konsep pemasaran Kohli dan
Jaworski (1993); Cravens dan Piercy (2003), dan sesuai pula dengan hasil riset terdahulu yang
dilakukan oleh Harris dan Ogbonna (2000); Matsuno dan Mentzer (2000); Appiah-Adu et.al.
(1997); Kumar (2002), serta Narver dan Slater (1990).
Implikasi Penelitian
Temuan dari penelitian ini memberikan beberapa implikasi bagi para pemilik dan pengelola
usaha kerajinan ukiran kayu, bahwa:
1. Pemilik atau pengelola usaha kerajinan gembol dapat mendorong peningkatan kinerja
usaha dengan menggunakan orientasi pasar, karena orientasi pasar mampu memberikan
kinerja industri gembol di Kabupaten Muna untuk menerapkan strategi organisasional dan
meningkatkan komitmen dalam menerapkan strategi usaha.
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
8
2. Pemberdayaan pekerja dengan melibatkan partisipasi tenga kerja dalam pengambilan
kebijakan operasional dan pemberian keleluasaan bagi mereka dalam melakukan inisiatif
serta pemberian upah berdasarkan pada penilaian kinerja merupakan hal yang sangat positif
bagi upaya menumbuhkan komitmen dalam menerapkan strategi usaha yang berorientasi
pada kebutuhan dan keinginan dari pelanggan atau konsumen (orientasi pasar).
3. Kebijakan industri gembol di Kabupaten Muna dalam melakukan orientasi pasar
difokuskan kepada customer orientation, competitor orientation, dan inter-functional
coordination.. Hasil penelitian ini memberikan kejelasan bagi pemilik dan pengelola dari
industri gembol, bahwa orientasi psar sangat perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan
kinerja dan daya saing usaha melalui peningkatan kapabilitas teknis mereka menuju kepada
peningkatan kemampuan dalam menghasilkan produk baik secara kualitas maupun
kuantitas serta dapat meningkatkan produktivitas pekerja dilihat dari ukuran waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dan standar kualitas yang diinginkan oleh
konsumen. Dengan demikian orientasi pasar mampu memberikan keberhasilan dari usaha
ini dalam upaya peningkatan kinerja usaha.
KESIMPULAN
1. Hasil analisis deskriptif menunjukkan orientansi pasar telah dimplementasikan dalam
operasional pada industri meubel. Hal ini dibuktikan dengan nilai mean variabel orientasi
pasar sebesar 4,07 dapat diartikan bahwa rata-rata responden telah memberikan pernyataan
setuju dalam penentuan dan mempertimbangkan faktor orintasi pasar. Dengan demikian
adanya orientasi pasar pada industri gembol di Kabupaten Muna memegang peranan
penting dalam peningkatan kinerja usahanya.
2. Kinerja usaha yang diukur dengan capaian meubel dalam tiga tahun terakhir, untuk
pertumbuhan tingkat penjualan dari usaha ini adalah tinggi. Namun tidak untuk
peningkatan kemampuan usaha dalam mendapatkan keuntungan. Mayoritas responden
menilai kinerja dari uindustri gembol meragukan untuk dikatakan kinerja usahanya tinggi,
hal ini dibuktikan dengan nilai mean variabel kinerja usaha hanya sebesar 3,19.
3. Hasil analisis regersi bivariat menunjukkan variabel orientasi pasar mempunyai nilai
signifikansi t sebesar 0,000, jika dibandingkan taraf signifikansi (α=0,05, maka nilai sig t <
α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa orientasi pasar industri gembol memberikan
pengaruh signifikan bagi peningkatan kinerja usaha. Penentuan orientasi pasar yang efektif
akan mampu memberikan peningkatan bagi kinerja industri gembol di Kabupaten Muna.
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
9
DAFTAR PUSTAKA
Adu, Kwaku Appiah. 1997. Market Orientation and Performance: Do the Findings
Established in Large Firm Hold in the Small Business Sector. Journal of Euro-Marketing;
6, 3; ABI/INFORM Global. p.1
BPS, 2005. Kabupaten Muna Dalam Angka. Muna.
Cravens, David W. & Nigel F Piercy. 2003. Strategic Marketing, Seventh Edition, McGrawHill, New York
Disperindag, 2005. Laporan Tahunan Disperindag Kabupaten Muna 2005. Muna
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi 3, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Gujarati, Dahmodar & Sumarno Zain. 1998. Ekonomimetrika Dasar, Erlangga. Jakarta
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Prehanlindo, Jakarta.
Kumar, Kamalesh. 2002. Market Orientation, Organizational Competencies and Performance:
An Empirical Investigation of a Path-Analytical Model, Journal of American Academy
of Business, Cambridge; 1, 2; ABI/INFORM Global. p.371
Matsuno, Ken and John T. Mentzer. 2000. The Effects of Strategy Tipe on the Market
Orientation-Performance Relationship. Journal of Marketing, 64, 4; ABI/INFORM
Global. p.1
Raju, P.S et.al. 2000. The Relationship between Market Orientation and Performance in the
Hospital Industry: A Structural Equation Modeling Approach. Health Care
Management Science. 3, 3. ABI/INFORM Global. p.237
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business: A Skill Building Approach, Third
Edition, John Willey & Sons, Inc. New York.
Setyawan, Anton A, 2004. Pengaruh Customer Orientation terhadap Kinerja Usaha KecilMenengah: Kasus Sentra Industri Mebel Serenan, Klaten, Jawa Tengah. Manajemen
Usahawan Indonesia, No.4/TH. XXXIII.
Sudjana. 2002. Metode Statistika, Edisi ke-6. Tarsito Bandung.
Tjiptono, Fandi dkk. 2004. Marketing Scales, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Zukkieflimansyah dan Banu Muhamad H, 2003. Refleksi Dinamika Inovasi Teknologi UKM
di Indonesia: Studi Kasus Industri Logam dan Permesinan. Usahawan Indonesia No.
08/TH. XXXII.
Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu
Jurusan Manajemen
Download