1 PENGARUH ORIENTASI PASAR TERHADAP KINERJA INDUSTRI GEMBOL DI KABUPATEN MUNA By. La Hatani Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji secara empiris pengaruh orientasi pasar terhadap dan kinerja usaha kecil-menengah khususnya pada industri kerajinan gembol. Penelitian ini adalah eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif (mainstream) yang menggunakan analisis statistika inferensial dari data yang diperoleh telah dikategorik.. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpul secara cross-section melalui kuesioner. Teknik penarikan sampling adalah secara sensus atau total sampling yaitu sebanyak 27 orang pemilik/pengelola usaha industri kerajinan gembol. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis regresi bivariat yang dilengkapi dengan ilustrasi kualitatif berdasarkan observasi di perusahaan dan wawancara mendalam dengan para pemilik/pengelola. Hasil analisis menunjukkan bahwa orientasi pasar berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja industri gembol yang ada di Kabupaten Muna yang dapat dilihat dari nilai signifikan t sebesar 0,000 < α 0,05). Dengan demikian penentuan orientasi pasar akan mampu memberikan peningkatan bagi kinerja dari industri kerajinan gembol. Kata Kunci: Orientasi Pasar; Kinerja Industri PENDAHULUAN Keunggulan kompetitif dalam dunia bisnis menuntut setiap perusahaan untuk selalu memikirkan cara bagaimana bisa mengatasi lingkungan yang senantiasa mengalami perubahan. Setiap perusahaan hendaknya memiliki kemampuan untuk mengikuti trend yang terjadi, pengambilan keputusan dengan cepat dan akurat dan memiliki kecakapan untuk selalu mencari inovasi baru dalam menjalankan bisnisnya (Ulrich dalam Setyanto, 2004). Perusahaanperusahaan perlu memiliki kemampuan kompetitif tanpa terkecuali pada berbagai skala usaha, baik itu usaha skala besar maupun usaha kecil dan menengah. Konsekuensi dari kompetisi yang semakin ketat cenderung menyebabkan tingkat keuntungan (rate of return) yang diperoleh perusahaan akan semakin menurun. Oleh karena itu upaya peningkatan kinerja usaha menjadi satu kebutuhan yang sangat mendesak dan perlu untuk dilakukan. Permasalahan peningkatan kinerja dan daya saing perusahaan dikaitkan dengan usaha kecil-menengah (UKM) menjadi hal yang sangat menarik dan penting untuk dikaji lebih lanjut. Ditengah segala kehebatan dan ketangguhannya terhadap krisis yang terjadi dalam perekonomian, serta kontribusinya yang besar dalam sektor perekonomian khususnya bagi penyerapan tenaga kerja dan pemerataan, usaha kecil-menengah sesungguhnya memiliki masalah yang sangat rumit dan mengakar, yaitu lemahnya kompetensi yang dimiliki pada berbagai aspek pengelolaan bisnisnya. Penelitian yang dilakukan KADIN, diperoleh hasil Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen 2 beberapa faktor yang menjadi hambatan usaha kecil menengah untuk bisa maju (Zulkieflimansyah dan Banu Muhamad, 2003), antara lain: (1) lemahnya sistem pembiayaan dan dukungan permodalan; (2) kurangnya kemampuan dalam melakukan akses pasar, daya saing pemasaran dan regulasi pasar domestik maupun global; (3) terbatas dalam informasi sumber bahan dan panjangnya jalur distribusi serta lemah dalam kekuatan tawar menawar; (4) lemah dalam kemampuan teknologi; (5) kualitas sumber daya manusia masih lemah meliputi: aspek kompetensi, keterampilan, etos kerja, wawasan kewirausahaan dan standarisasi produk/jasa; (6) birokrasi perijinan membutuhkan waktu relatif panjang; (7) keberadaan lembaga penjamin belum mampu melayani UKM secara optimal; (8) tidak berfungsinya secara baik lembaga promosi pemerintah. Permasalahan-permasalahan tersebut dihadapi juga oleh kelompok usaha industri kerajinan gembol di Kabupaten Muna yang menghasilkan produk berupa: meja, kursi, patung dan hiasan dinding (pandil), selain menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan semakin banyaknya jenis usaha yang sama ada beberapa kendala lainnya yang juga dihadapi industri ini untuk bisa berkembang menjadi besar, antara lain: sulit mendapatkan modal, kurang memiliki kemampuan melakukan akses pasar utamanya pasar luar negeri (ekspor), lemah dalam pengelolaan usaha (manajemen usaha) termasuk sumber daya manusia yang dimiliki, semakin langkahnya bahan baku yang digunakan, kurangnya pengetahuan dan keterampilan teknis di bidang usaha yang dilakukan. Kurang efektifnya upaya pemberdayaan yang dilakukan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adanya generalisasi permasalahan UKM, pemberdayaan masih bersifat satu arah (one-way) artinya masih mengandalkan peran yang besar dari pihak pemerintah tanpa diikuti oleh upaya partisipatif pihak UKM dalam pengembangan usahanya sendiri dan upaya pemberdayaan belum menyentuh hal-hal yang bersifat strategis. Program-program pengembangan yang dilakukan selama ini cenederung bersifat jangka pendek (short-term), artinya belum menyentuh upaya-upaya strategis, yaitu pada upaya pengembangan wawasan dan budaya dari sumber daya manusia yang ada di internal perusahaan sebagai suatu aset penting yang bersifat strategik dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan guna meningkatkan keunggulan bersaing usaha (competitive advantage) pada lingkungan bisnis yang begitu cepat mengalami perubahan (turbulance). Upaya yang dapat dilakukan dalam upaya mengembangkan usaha kecil menengah, seperti dikemukakan oleh Haris dan Piercy (1997), bahwa peningkatan kinerja dan peningkatan daya saing perusahaan dapat dilakukan melalui pengembangan budaya organisasi yang difokuskan Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen 3 pada pemahaman terhadap kebutuhan pasar, keinginan dan permintaan pasar yaitu berorientasi pada pasar (market oriented-culture). Senda dengan hasil temuan penelitian Kumar (2002) bahwa orientasi pasar memberikan kontribusi yang signifikan dalam peningkatan sejumlah kompetensi perusahaan yang dapat mendorong kinerja yang tinggi dalam bidang biaya dan kesuksesan dalam memberikan layanan yang baru. Pencapaian kinerja yang baik merupakan kontribusi dari dinamisasi strategi dan beberapa faktor sukses, meliputi: komitmen, daya dukung, manajemen tim keberlangsungan usaha; yang kuat, kemampuan mengembangkan menggunakan pendekatan strategi yang tepat; dan menjaga mampu dalam mengidentifikasi dan fokus terhadap pasar (market oriented); memiliki visi, kemampuan memimpin dan hubungan yang baik dengan pelanggan atau klien. Mengacu pada kajian teoritis dan empiris yang telah dipaparkan di atas, upaya meningkatkan kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara internal dan eksternal. Khususnya secara eksternal peningkatan kinerja perusahaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kultur yang berorientasi pada pasar (market orientation), yaitu bagaimana memahami kebutuhan, keinginan dan permintaan pasar. Dalam aplikasinya upaya tersebut menjadi satu kebutuhan untuk dilakukan dalam mengoptimalkan kinerja usaha. Market orientation memiliki peran yang sama penting dan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Harris dan Ogbonna (2000), yang membuktikan bahwa terdapat hubungan langsung antara orientasi pasar dengan kinerja. Dari konsep yang dikembangkan jika dikaitkan dengan tantangan kedepan yang dihadapi oleh UKM khususnya pada industri kerajinan gembol di Kabupaten Muna perlu mengembangkan keunggulan bersaingnya (competitive advantage), maka penelitian pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja usaha industri kerajinan gembol di Kabupaten Muna menjadi penting untuk dilakukan. Industri kerajinan gembol dijadikannya sebagai objek kajian penelitian ini dengan pertimbangan bahwa industri kerajinan gembol merupakan salah satu produk unggulan di Kabuapaten Muna yang memberikan kontribusi besar bagi peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Muna, dan menjadi daya tarik pariwisata daerah. Oleh karena itu kelangsungan hidup dari industri kerajinan gembol sangat perlu untuk diperhatikan dan dipertahankan dalam era ketatnya persaingan yang ada. Industri kerajinan gembol dijadikannya sebagai objek dalam penelitian ini dengan dasar pertimbangan bahwa industri kerajinan tersebut menjadi salah satu produk unggulan di Kabuapaten Muna dan memberikan kontribusi yang besar bagi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen 4 (PDRB) Kabupaten Muna, serta menjadi salah satu daya tarik pariwisata daerah. Kelangsungan hidup dari industri kerajinan gembol sangat perlu untuk diperhatikan dan dipertahankan dalam era ketatnya persaingan yang ada. Mencermati fenomena empiris dan berdasarkan kajian teori penelitian ini penting dilakukan untuk mengkaji pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja industri kerajinan gembol. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui dan mengkaji secara empiris pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja industri kerajinan gembol di Kabupaten Muna. Penelitian ini, difokuskan pada kajian orientasi pasar dengan indikator yaitu: (a) customer orientation yaitu persepsi produsen terhadap perhatiannya kepada kepuasan pelanggan (b) competitor orientation yaitu ketanggapan perusahaan terhadap pesaing ukuan, dan (c) interfunctional coordination yaitu persepsi produsen terhadap koordinasi interfungsi. Kemudian kinerja usaha dimaksudkan sebagai prestasi dari industri gembol yang diukur secara kuantitatif, dengan meminta tanggapan dari pengelola/pemiliki usaha berkaitan dengan tingginya pertumbuhan dari penjualan (dalam rupiah/tahun dan unit/tahun) dan tingkat laba (penerimaan-pengeluaran per-tahun) yang diperoleh oleh unit usaha ini. Pendekatan analisis statistika deskriptif dan inferensial (analisis regersi bivariat) guna menjelaskan hubungan dari variabel yang diteliti, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan bagi pemerintah daerah. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif (mainstream) yang menggunakan analisis statistika inferensial dari data yang diperoleh telah dikategorik. Penggunaan analisis tersebut didasari pertimbangan atas model hipotesis yang dibangun untuk menjawab permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpul secara cross-section melalui kuisioner. Populasi penelitian ini sebanyak 27 unit usaha kerajinan gembol di Kabupaten Muna, yang tersebar di empat kecamatan. Selanjutnya yang dijadikan sampel adalah pemilik atau pengelola dari usaha kerajinan gembol sebanyak 27 orang, dengan demikian dari seluruh populasi dijadikan sebagai sampel yang disebut dengan sensus atau total sampling. Sensus terjadi karena karakteristik yang ada dalam populasi dikenali peneliti (Sudjana, 2002:161). Pertimbangan seluruh populasi dijadikan sebagai sampel karena jumlah populasinya relatif sedikit dan mudah dijangkau, oleh karena itu untuk kepentingan dalam memenuhi kriteria analisis dan pembahasan seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesisi dan mencapai tujuan penelitian ini adalah : 1. Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi atau gambaran tentang karakteristik responden serta menyusun distribusi frekuensi dengan menggunakan data dari Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen 5 kuesioner yang telah diberikan kepada responden sehingga diperoleh frekuensi, persentase dan rata-rata skor jawaban responden. Analisis Regresi Bivariat, sebagai lanjutan dari analisis deskriptif yang digunakan untuk 2. mengetahui pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja usaha gembol di Kabupaten Muna, dengan model persamaan : Y = β0 + β1X + ei HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pembahasan sebelumnya telah dikemukakan bahwa analisis statistika inferensial yang digunakan bertujuan untuk menjawab hipotesis yang diajukkan dalam penelitian ini, yaitu pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sehingga dilanjutkan dengan analisis regresi bivariat. Ringkasan hasil perhitungan analisis regresi bivariat penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Bivariat Variabel Bebas Koefisien Regresi (B) Beta thitung Sig.t 0,224 0,905 10,651 0,000 Orientasi Pasar (X) R = 0,905 R Square = 0,819 Constant = -1,557 Sumber : Data primer (diolah), 2007 SEE = 0,553 Fhitung = 113,454 Keterangan Signifikan Sig. F = 0,000 Berdasarkan tabel 1. diatas maka hasil analisis regresi bivariat untuk variabel orientasi pasar terhadap kinerja industri gembol di Kabupaten Muna menujukkan besarnya nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,819 dapat diartikan bahwa 81,90% proporsi variasi dari kinerja usaha industri gembol di Kabupaten Muna diterangkan oleh keseluruhan variabel Orientasi pasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akurasi model untuk kepentingan prediksi semakin akurat, sehingga variabel orientasi pasar, dapat memberikan kontribusi pengaruh sebesar 81,90% terhadap kinerja usaha industri gembol di Kabupaten. Sisanya 18,10% dijelaskan atau ditentukan oleh variabel lain di luar model analisis. Hasil analisis regersi bivariat menunjukkan bahwa variabel orientasi pasar mempunyai nilai sig t sebesar 0,000, jika dibandingkan taraf signifikansi α=0,05, maka nilai sig t < α = 0,05 atau 5%. Hal ini dapat diartikan bahwa hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan terbukti dapat diterima bahwa ada pengaruh signifikan antara variabel orientasi pasar terhadap kinerja usaha industri gembol di Kabupaten Muna. Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen 6 Berdasarkan hasil analisis data baik secara deskriptif maupun inferensial dalam penelitian ini, sebelum dilakukan pembahasan pada terlebih dahulu peneliti mengkombinasikan beberapa hasil temuan. Hasil analisis regresi bivariat ternyata juga sama dengan hasil analisis statistika dekriptif yang dilakukan sebelumnya, sehingga dapat memperkuat hasil temuan dalam penelitian ini. Dari analisis deskriptif atas variabel orientasi pasar mempunyai nilai sebesar 4,07 dapat diartikan bahwa rata-rata responden dalam penelitian ini memberikan tanggapan setuju dalam penentuan dan mempertimbangkan faktor orientasi pasar yaitu customer orientation, competitor orientation, dan inter-functional coordination dengan item-itemnya, meliputi: kerjasama pencapaian target pasar, penciptaan keunggulan bersaing dengan pemahaman kebutuhan pelanggan, pemahaman terhadap penciptaan nilai bagi pelanggan, penyebaran informasi dalam perusahaan, selalu mendiskusikan kekuatan dan kelemahan pesaing, memanfaatkan kelemahan pesaing untuk meraih keuntungan, dan respon terhadap perubahan strategi pelanggan. Dengan demikian variabel orientasi pasar pada industri gembol di Kabupaten Muna memegang peranan penting dalam peningkatan kinerja usaha. Pada variabel kinerja usaha mayoritas responden menilai kinerja dari usaha meubel di Kota Kendari dalam tiga tahun terakhir cenderung meragukan untuk dikatakan kinerja usahanya tinggi, Hal ini dapat dilihat dari nilai skor rata-rata variabel kinerja usaha yaitu sebesar 3,19. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja usaha dalam penelitian ini adalah tingkat pertumbuhan penjualan dan kemampuan dari usaha ini dalam menciptakan keuntungan dilihat dari capaiannya dalam tiga tahun terakhir. Kesempatan yang luas dalam mengembangkan kreativitas pekerja, ternyata memberikan dampak langsung bagi peningkatan kinerja industri gembol. Sehingga dapat dikatakan bahwa jika perusahaan ingin meningkatkan kinerja usahanya maka orientasi pasar menjadi prioritas utama untuk dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan secara tidak terstruktur terhadap pemilik dan pengelola yang ada pada industri gembol di Kabupaten Muna terungkap bahwa perlakuan yang diberikan pihak manajemen baik itu upaya pemberdayaan maupun penilaian terhadap kinerja industri lebih menumbuhkan komitmen pekerja untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan dalam memberikan kepuasan bagi pelanggan atau konsumen. Dari hasil pengamatan ke lokasi usaha bisa dilihat bagaimana pekerja mau untuk memberikan respon bagi upaya-upaya perbaikan terhadap produk yang mereka hasilkan, baik itu dari sisi bentuk agar sesuai dengan keinginan konsumen serta finishing yang baik terhadap produk yang dikerjakan agar konsumen merasa puas. Ini sebagai suatu bukti bahwa komitmen dan rasa Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen 7 memiliki pekerja tumbuh dengan upaya pemberdayaan dan penilaian kinerja yang sebahagian besar mengarah pada aspek orientasi pasar, yaitu kepuasan dari pelanggan atau konsumen. Hasil analisis inferensial (regresi bivariat) menunjukan bahwa orientasi pasar memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap kinerja industri gembol di Kabupaten Muna. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifingkasi t pada analisis regresi bivariat yaitu sig t = 0,000 < α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa orientasi pasar yang dilakukan oleh para pengusaha gembol memberikan pengaruh yang signifikan bagi peningkatan kinerja industri gembol di Kabupaten Muna. Oleh karena itu pemberdayaan yang dilakukan oleh para pengusaha gembol di Kabupaten Muna dan penilaian terhadap kinerja memberikan dampak secara langsung bagi peningkatan kinerja usaha, namun bagi pemilik dan pengelolah diharpakan agar mampu akses dan meningkatkan kinerja usaha yang berkelanjutan tetap memprioritaskan pelanggan melalui orientasi pasar. Dalam kaitannya dengan orientasi pasar ini, pihak manajemen dalam usaha kerajinan gembol di Kabupaten Muna harus selalu berorientasi pada konsumen, berorientasi pada pesaing dan melihat pada kerjasama inter-fungsi yang ada dalam usaha. Melihat hubungan secara langsung ini, maka pihak manajemen dapat memanfaatkan kemampuan organisasi dalam orientasi pasar untuk meningkatkan keunggulan dalam persaingan usahanya. dengan orientasi pasar ini perusahaan selalu dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggannya, memiliki informasi pasar yang akurat tentang pesaing dan pelanggan, serta tetap dapat menjaga kerjasama inter-fungsi yang ada dalam perusahaan. Hasil temuan dalam penelitian ini sesuai dan mendukung teori konsep pemasaran Kohli dan Jaworski (1993); Cravens dan Piercy (2003), dan sesuai pula dengan hasil riset terdahulu yang dilakukan oleh Harris dan Ogbonna (2000); Matsuno dan Mentzer (2000); Appiah-Adu et.al. (1997); Kumar (2002), serta Narver dan Slater (1990). Implikasi Penelitian Temuan dari penelitian ini memberikan beberapa implikasi bagi para pemilik dan pengelola usaha kerajinan ukiran kayu, bahwa: 1. Pemilik atau pengelola usaha kerajinan gembol dapat mendorong peningkatan kinerja usaha dengan menggunakan orientasi pasar, karena orientasi pasar mampu memberikan kinerja industri gembol di Kabupaten Muna untuk menerapkan strategi organisasional dan meningkatkan komitmen dalam menerapkan strategi usaha. Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen 8 2. Pemberdayaan pekerja dengan melibatkan partisipasi tenga kerja dalam pengambilan kebijakan operasional dan pemberian keleluasaan bagi mereka dalam melakukan inisiatif serta pemberian upah berdasarkan pada penilaian kinerja merupakan hal yang sangat positif bagi upaya menumbuhkan komitmen dalam menerapkan strategi usaha yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan dari pelanggan atau konsumen (orientasi pasar). 3. Kebijakan industri gembol di Kabupaten Muna dalam melakukan orientasi pasar difokuskan kepada customer orientation, competitor orientation, dan inter-functional coordination.. Hasil penelitian ini memberikan kejelasan bagi pemilik dan pengelola dari industri gembol, bahwa orientasi psar sangat perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan kinerja dan daya saing usaha melalui peningkatan kapabilitas teknis mereka menuju kepada peningkatan kemampuan dalam menghasilkan produk baik secara kualitas maupun kuantitas serta dapat meningkatkan produktivitas pekerja dilihat dari ukuran waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dan standar kualitas yang diinginkan oleh konsumen. Dengan demikian orientasi pasar mampu memberikan keberhasilan dari usaha ini dalam upaya peningkatan kinerja usaha. KESIMPULAN 1. Hasil analisis deskriptif menunjukkan orientansi pasar telah dimplementasikan dalam operasional pada industri meubel. Hal ini dibuktikan dengan nilai mean variabel orientasi pasar sebesar 4,07 dapat diartikan bahwa rata-rata responden telah memberikan pernyataan setuju dalam penentuan dan mempertimbangkan faktor orintasi pasar. Dengan demikian adanya orientasi pasar pada industri gembol di Kabupaten Muna memegang peranan penting dalam peningkatan kinerja usahanya. 2. Kinerja usaha yang diukur dengan capaian meubel dalam tiga tahun terakhir, untuk pertumbuhan tingkat penjualan dari usaha ini adalah tinggi. Namun tidak untuk peningkatan kemampuan usaha dalam mendapatkan keuntungan. Mayoritas responden menilai kinerja dari uindustri gembol meragukan untuk dikatakan kinerja usahanya tinggi, hal ini dibuktikan dengan nilai mean variabel kinerja usaha hanya sebesar 3,19. 3. Hasil analisis regersi bivariat menunjukkan variabel orientasi pasar mempunyai nilai signifikansi t sebesar 0,000, jika dibandingkan taraf signifikansi (α=0,05, maka nilai sig t < α = 0,05. Hal ini membuktikan bahwa orientasi pasar industri gembol memberikan pengaruh signifikan bagi peningkatan kinerja usaha. Penentuan orientasi pasar yang efektif akan mampu memberikan peningkatan bagi kinerja industri gembol di Kabupaten Muna. Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen 9 DAFTAR PUSTAKA Adu, Kwaku Appiah. 1997. Market Orientation and Performance: Do the Findings Established in Large Firm Hold in the Small Business Sector. Journal of Euro-Marketing; 6, 3; ABI/INFORM Global. p.1 BPS, 2005. Kabupaten Muna Dalam Angka. Muna. Cravens, David W. & Nigel F Piercy. 2003. Strategic Marketing, Seventh Edition, McGrawHill, New York Disperindag, 2005. Laporan Tahunan Disperindag Kabupaten Muna 2005. Muna Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Gujarati, Dahmodar & Sumarno Zain. 1998. Ekonomimetrika Dasar, Erlangga. Jakarta Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Prehanlindo, Jakarta. Kumar, Kamalesh. 2002. Market Orientation, Organizational Competencies and Performance: An Empirical Investigation of a Path-Analytical Model, Journal of American Academy of Business, Cambridge; 1, 2; ABI/INFORM Global. p.371 Matsuno, Ken and John T. Mentzer. 2000. The Effects of Strategy Tipe on the Market Orientation-Performance Relationship. Journal of Marketing, 64, 4; ABI/INFORM Global. p.1 Raju, P.S et.al. 2000. The Relationship between Market Orientation and Performance in the Hospital Industry: A Structural Equation Modeling Approach. Health Care Management Science. 3, 3. ABI/INFORM Global. p.237 Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business: A Skill Building Approach, Third Edition, John Willey & Sons, Inc. New York. Setyawan, Anton A, 2004. Pengaruh Customer Orientation terhadap Kinerja Usaha KecilMenengah: Kasus Sentra Industri Mebel Serenan, Klaten, Jawa Tengah. Manajemen Usahawan Indonesia, No.4/TH. XXXIII. Sudjana. 2002. Metode Statistika, Edisi ke-6. Tarsito Bandung. Tjiptono, Fandi dkk. 2004. Marketing Scales, Penerbit Andi, Yogyakarta. Zukkieflimansyah dan Banu Muhamad H, 2003. Refleksi Dinamika Inovasi Teknologi UKM di Indonesia: Studi Kasus Industri Logam dan Permesinan. Usahawan Indonesia No. 08/TH. XXXII. Dosen Fakultas Ekonomi Unhalu Jurusan Manajemen