Studi Pengaruh Backflashover pada Sistem Pentanahan Menara Saluran Transmisi Tegangan Tinggi Terkonsentrasi Menggunakan ATPDraw. Oleh: Teguh Aryo Nugroho 2209100072 Pembimbing: I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST, MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST, M.Sc Latar Belakang • Fenomena Backflashover yang terjadi pada saluran transmisi tegangan tinggi • Tegangan lebih yang terjadi akibat adanya fenomena Backflashover Tujuan • Mengetahui respon dari model sistem pentanahan menara saluran transmisi terkosentrasi terhadap efek dari backflashover. • Mengetahui respon dari model sistem pentanahan terkonsentrasi menara saluran trasnmsisi terhadap perubahan jenis tanah, gradien kritis ionisasi tanah, tahanan pada arus rendah dan frekuensi rendah, dan waktu depan sumber impuls. Backflashover Backflashover adalah fenomena yang diakibatkan oleh sambaran petir pada kawat pelindung (groundwire) yang menyebabkan arus mengalir pada menara saluran transmisi , dan ketika menara saluran transmisi tidak mampu menyalurkan tegangan petir tersebut pada tanah sehingga terjadi peningkatan potesnisial pada menara. Sistem Pentanahan Terkonsentrasi Menara Saluran Transmisi Sistem Pentanahan: -Terkonsentrasi (Concentrated) -Menyebar (Ekstended) Sistem pentanahan menara saluran transmisi dikatakan terkonsentrasi apabila mempunyai radius perlindungan kurang dari 30 meter. Konsep sistem pentanahan terkonsentrasi • πΌπ = π πΈ0 2ππ 0 2 Keterangan: • IR: Arus yg mengalir akibat backflashover (kA) • E0: Gradien kritis ionisasi tanah (kV/m) • R0: tahanan pada arus dan frekuensi rendah (Ohm) • π: Tahanan jenis tanah (Ohm.m) Tahanan Impuls Pentanahan π π 0 = 2ππ0 π π = π 0 π π π = π πΌπ πΌπ πΈ0 π 2 2πππΌπ Tabel 1 Dimensionless Parameter ∏1 dan ∏2 Model Korsuntev • ∏1= • π πΌ .π π πΌ.π ∏2=π 2 .πΈ 0 Formula ∏1= 0.2564 . ∏2-0.3411 , 0.03 ≤ ∏2 ≤ 5 ∏1= 0.3367 . ∏2-0.4927 , 5 ≤ ∏2 ≤ 100 Oettle log ∏1 = -0.3. log ∏2-0.62 log ∏1 = -0.3. log ∏2-0.49* Chilosom et al from Populansky Chowduri From Populansky , 0.005 ≤ ∏2 ≤ 20 ∏1= 0.2564 . ∏2-0.3411 , 0.3 ≤ ∏2 ≤ 10 ∏1= 0.2965 . ∏2-0.2867 ∏1= 0.4602 . ∏2-0.6009 ∏1= 0.9543 . ∏2-0.7536 ∏1= 1.8862 . ∏2-0.8693 , ∏2 ≤ 5 , 5 ≤ ∏2 ≤ 50 , 50≤ ∏2 ≤ 500 , ∏2 ≤ 500 TGIR (Tower Grounding Impulse Resistance) Tabel 2 Parameter Model Sistem Pentanahan Terkonsentrasi Menara Saluran Transmisi No Model β¦m) E0 (kV/m) s(m) 1 Korsuntev 200 1000* 4.56 2 Oettle 200 1000 11.77 3 Chilosom et al. 200 241. 0.125 atau 1000** 4.56 200 300*** 4.56 200 300*** - 200 300*** - - - - 4 Chowduri from Populansky 5 CIGRE weck 6 Yasuda et al. 7 Darveinza WG from * ** ***= = nilai yang telah ditentukan untuk tahanan tanah sebesar 180 β¦m. = tergantung pada model yang dipilih dari parameter TGIR nlai yang ditentukan berdasarkan [10] Simulasi 1) Aplikasi TGIR pada saluran transmisi 150 kV dan terkoneksi dengan Gardu Induk 2) Simulasi dilakukan pada 2 keadaan yaitu : Tanpa pemasangan surge arrester dan terpasang surge arrester 3) Simulasi pengaruh Backflashover terhadap : I. perubahan jenis tanah. II. Perubahan Gradien kritis ionisasi tanah. III. Perubahan Pengaruh Perubahan nilai low current and low frequency resistance. IV. Perubahan Waktu depan sumber Impuls. Pemodelan Saluran Transmisi ( tanpa pemasangan surge arrester ) 3,5 [MV] 2,5 1,5 0,5 -0,5 -1,5 0 5 (file substation0.pl4; x-var t) v:X0081A 10 v:X0081B v:X0081C 15 20 Merah : fasa A Hijau : fasa B Biru : fasa C 25 30 35 [us] 40 Pemodelan Saluran Transmisi ( dengan pemasangan surge arrester ) 1,2 [MV] 0,8 0,4 0,0 -0,4 -0,8 -1,2 0 5 (file substation0.pl4; x-var t) v:X0076A 10 v:X0076B v:X0076C 15 20 Merah : fasa A Hijau : fasa B Biru : fasa C 25 30 35 [us] 40 Hasil Pengukuran tegangan puncak pada saluran masukan GI Tegangan puncak no Model Tanpa Arrester (MV) Terpasang Arrester (MV) 1 Korsuntev 3,2027 1,0052 2 Oettle 2,9708 1,0014 3 Chislom et Al 3,4830 1,0107 4 Chowduri from Populansky 3,2791 1,1040 5 CIGRE WG 3,0759 1,0125 6 Yasuda et al 3,4831 1,0107 7 Darveniza et Al 3,1151 1,0052 Tegangan puncak yang terjadi pada saluran masuk GI, dengan atau tanpa arester; 1 p.u = 750 kV. I. Pengaruh Efek Backflashover terhadap Perubahan Jenis Tanah Tipe-tipe Tanah Humus lembab Tahanan Jenis Tanah (Ohm-m) 30 Tanah liat 100 Tanah liat berpasir 150 Pasir lembab 300 Beton 400 Kerikil lembab 500 Pasir kering 1000 keterangan : Grafik perbandingan nilai tegangan puncak pemodelan pentanahan terkonsentrasi pada jenis tanah pasir kering ( SR= 1000 Ohm.m ). Hasil simulasi perubahan jenis tanah terhadap model pentanahan Korsuntev : No 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Tanah Humus Lembap Tanah Liat Tanah Liat Berpasir Pasir Lembap Beton Kerikil Lembap Pasir Kering Tegangan Puncak Tanpa Arester Terpasang arester (p.u.) (p.u) 3,6309 1,338 3,7709 1,3384 4,1031 1,3532 4,6599 1,3476 4,6411 1,3476 4,6411 1,3476 4,5265 1,3476 Hasil simulasi perubahan jenis tanah terhadap model pentanahan Oettle: Tegangan Puncak No 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Tanah Humus Lembap Tanah Liat Tanah Liat Berpasir Pasir Lembap Beton Kerikil Lembap Pasir Kering Tanpa Arester (p.u.) Terpasang arester (p.u) 3,5208 1,3381 3,7319 1,3456 3,8552 1,3512 4,1407 1,3524 4,2876 1,3371 4,4291 1,3476 4,6411 1,3524 II. Pengaruh Perubahan Nilai Gradien Kritis Ionisasi Tanah terhadap Efek Backflashover E0 (kV/m) 300 600 1000 1500 Keterangan : Grafik perbandingan tegangan puncak pada tiap model pentanahan terhadap pada gradien kritis ionisasi tanah E0 = 600 kV/m Hasil sumulasi perubahan gradien kritis ionisasi tanah terhadap model pentanahan Korsuntev (E0) : Tegangan puncak No 1 2 3 4 E0 (kV/m) Tanpa Arester (p.u) 300 3,9967 600 4,1469 1000 4,2703 1500 4,3880 Terpasang Arester (p.u) 1,3408 1,3560 1,3377 1,3476 Hasil simulasi perubahan gradien kritis ionisasi tanah terhadap model pentanahan Oettle (E0) : no E0 (kV/m) Tegangan puncak Tanpa Arester Terpasang Arester (p.u) (p.u) 1 300 3,9611 1,3352 2 600 3,9611 1,3352 3 1000 3,9611 1,3352 4 1500 3,9611 1,3352 III. Pengaruh Perubahan nilai Tahanan pada low current and low frequency resistance terhadap efek Backflashover R0 (Ohm) 10 20 30 40 Keterangan : Grafik perbandingan model pentanahan pada kondisi R0 = 40 Ohm. Hasil simulasi perubahan tanahan pada low current and low frquency terhadap model pentanahan Korsuntev : R0 (Ohm) no 1 2 3 4 10 20 30 40 NilaiTegangan Puncak Terpasang Arester Tanpa Arester (p.u) (p.u) 4,0752 1,3341 4,2703 1,3377 4,2716 1,3389 4,2677 1,3349 Hasil simulasi perubahan tanahan pada low current and low frquency (R0 ) terhadap model pentanahan Oettle : NilaiTegangan Puncak R0 (Ohm) Tanpa arester (p.u) no Terpasang Arester (p.u) 1 10 3,9631 1,3341 2 20 3,9611 1,3352 3 30 3,9595 1,3589 4 40 3,9581 1,3555 IV. Pengaruh Perubahan Waktu Impuls terhadap efek dari Backflashover Waktu Impuls (µs) 4 / 77,5 6 / 77,5 8 / 77.5 10 / 77.5 Keterangan : Grafik perbandingan tegangan puncak setiap model pentanahan pada kondisi TF = 4/77,5 µs. Hasil simulasi perubahan waktu depan sumber impuls pada pemodelan pentanahan Korsuntev : Tegangan Puncak no 1 2 3 4 Waktu Impuls (µs) 4 / 77,5 6 / 77,5 8 / 77.5 10 / 77.5 Tanpa Arrester Terpasang Arrester (p.u) (p.u) 8,8380 1,4837 5,6693 1,3465 4,2703 1,3377 3,5107 1,3387 Hasil simulasi perubahan waktu depan sumber impuls pada pemodelan pentanahan Oettle : Tegangan Puncak no Waktu Impuls (µs) 1 4 / 77,5 2 6 / 77,5 3 8 / 77.5 4 10 / 77.5 Tanpa Arrester Terpasang Arrester (p.u) (p.u) 8,6216 1,5005 5,9440 1,3728 3,9611 1,3352 3,8579 1,3384 Kesimpulan 1. Pada simulasi dengan menggunakan parameter pada tabel 2 pemodelan pentanahan Oettle adalah yang paling mampu meredam tegangan lebih besar darpada model lainnya. Dengan nilai tegangan puncak 3,9611 p.u ( 1 p.u = 750 kV) . Dan dengan tegangan puncak setelah pemasangan surge arrester sebesar 1,3352 p.u. 2. Dari hasil simulasi dengan melakukan perubahan pada jenis tanah dan dimodelkan terhadap pemodelan pentanahan konsentrasi. Didapatkan bahwa pemodelan Oettle dapat meredam tegangan puncak lebih daripada model lainnya. Tetapi untuk kondisi tanah berupa pasir kering ( SR = 1000 Ohm.m) model Darveniza et Al adalah yang dapat meredam, nilai tegangan puncak 4,1533 p.u dan setelah terpsang surge arrester menjadi 1,3403 p.u. 3. Dari Hasil Simulasi dengan merubah nilai gradien kritis ionisasi tanah dan dimodelkan pada pemodelan pentanahan terkonsentrasi. Didapatkan bahwa Model Oettle adalah yang paling dapat meredam tegangan puncak daripada pemodelan yang lain. Dengan nilai tegangan tegangan puncak untuk semua nilai E0 yang diujikan sebesar 3,9611 p.u dan setelah pemasangan surge arrester sebesar 1,3352 p.u. 4. Dari hasil simulasi dengan melakukan perubahan tahanan pada arus rendah dan frekuensi rendah terhadap pemodelan pentanahan terkonsentrasi. Didapatkan bahwa model Oettle adalah yang paling dapat meredam tegangan puncak. Model Oettle dapat meredam tegangan puncak pada keadaan tahanan yang paling tinggi 40 Ohm dengan nilai tegangan 3,9581 p.u. dan setelah terpasang surge arrester sebesar 1,3555 p.u. 5. Dari Hasil simulasi dengan melakukan perubahan waktu depan sumber impuls pada sumber petir dan TF (Time Front) terhadap pemodelan pentanahan terkonsentrasi. Masing-masing pemodelan mempunyai keunggulan masing-masing. Untuk waktu depan sumber impuls 10/77.5 µs yang paling dapat meredam tegangan puncak adalah model Chislom et Al. Dengan nilai tegangan puncak 3,0384 p.u. dan setelah terpsang surge arrester 1,3384 p.u. Untuk waktu depan sumber impuls 8/77.5 µs. Yang paling dapat meredam tegangan puncak adalah model Oettle. Dengan dengan nilai tegangan puncak 3,9611 p.u. dan nilai tegangan puncak setelah pemasangan surge arrester sebesar 1,3352 p.u. Untuk waktu depan sumber impuls 6/77.5 µs yang paling mampu meredam tegangan puncak adalah model Darvineza et Al . Dengan nilai tegangan puncak 4,1535 p.u. dan setelah pemasangan surge arrester sebesar 1,3403 p.u. Dan untuk waktu depan sumber impuls 4/77.5 yang paling dapat meredam tegangan puncak adalah model Yasuda et Al. Dengan nilai tegangan puncak 8,3855 p.u. dan setelah pemasangan surge arrester sebesar 1,5008 p.u. Terima kasih & Semoga Bermanfaat