LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul PKM : Penggunaan Ovaprim pada Pemijahan Ikan Koi di Desa Paseh Kaler Kec. Paseh Kab. Sumedang 2. Lokasi : Desa Paseh Kaler Kecamatan Paseh Kab.Sumedang, Jawa Barat. 3. Ketua Pelaksana a. Nama b. NIP c. Jabatan/pangkat/gol d. Alamat 4. 5. 6. 7. 8. : : : : Prof. Dr. Maman Herman Suparta, Ir 194606041971061001 Guru Besar/IVd Jl. Palasari V 208, Komp. Cilengkrang II Bandung : 0227801953 : [email protected] : Perikanan dan Ilmu Kelautan :: 4 orang : Drs.Walim Lili, M.Si. : 195710261988031004 : Roffi Grandiosa, S.Pi., M.Sc. : 132 296 645 : Yuniar Mulyani, SP., M.Si. : 197406142006042002 : Ir.Indah Riyantini, M.Si. : 19570301 198703 2001 e. Telepon/Hp f. Fax/ e-mail Fakultas Lembaga/ Institusi mitra Anggota Pelaksana 1. Nama NIP 2. Nama NIP 3. Nama NIP 4. Nama NIP Biaya yang diusulkan a. Sumber anggaran PNBP FPIK : b. Sumber anggaran lain : c. Jumlah Total Biaya : Waktu Pelaksanaan : Rp. 5.000.000 ( Lima Juta Rupiah) Rp. 5.000.000 ( Lima Juta Rupiah) 4 bulan Menyetujui Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Dr. Ir. Ayi Yustiati, MSc. NIP. 196204131986032003 Bandung, 20 Desember 2010 Ketua Pelaksana Prof. Dr. Maman Herman Suparta, Ir. NIP. 194606041971061001 Mengetahui Ketua LPPM UNPAD Prof. Oekan S. Abdoellah, MA., Ph D. NIP. 195405061981031002 i ABSTRAK Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Desa Paseh Kaler Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang telah dilakukan dari bulan Oktober sampai Desember 2010. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang penggunaan ovaprim pada pemijahan ikan koi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan benih koi dalam kegiatan budidaya ikan hias sehingga dapat menunjang peningkatan pendapatan dan kemandirian usaha pemuda di desa Paseh Kaler, Kec. Paseh Kabupaten Sumedang. Ovaprim adalah merek dagang bagi hormon analog yang mengandung 20µg analog salmon gonadotropin releasing hormon (s GnRH) LHRH dan 10µg domperidone sejenis anti dopamin, per milliliter. Ovraprim biasanya dibuat dari campuran ekstrak kelenjar hipofisa dan hormon mamalia. Ovaprim digunakan sebagai agen perangsang bagi ikan untuk memijah. Pada pelaksanaan penyuluhan, partisipasi khalayak sasaran cukup baik. Penggunaan ovaprim pada pembenihan ikan koi memberikan wawasan tambahan bagi masyarakat, dan aplikasinya sudah dapat dipahami oleh masyarakat sehingga akan diterapkan di lingkungan mereka untuk sehingga dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. ii TIM PELAKSANA KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI DESAPASEH KALER, KECAMATAN PASEH KABUPATEN SUMEDANG KETUA PELAKSANA : Prof. Dr. Ir. Maman Herman Suparta ANGGOTA PELAKSANA : 1. Drs.Walim Lili, M.Si. 2. Roffi Grandiosa, S.Pi., M.Sc. 3. Yuniar Mulyani, SP., M.Si. 4. Ir.Indah Riyantini, M.Si. iii PRAKATA Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karuniaNya, kegiatan pengabdian kepada Masyarakat yang berjudul “Penggunaan Ovaprim Pada Pemijahan Ikan Koi Di Desa Paseh Kaler, Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang” telah dilaksanakan, dan penyusunan laporan ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih kepada yang kami hormati : 1. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran besera staf, yang telah memberikan bantuan bagi terselenggaranya kegiatan ini. 2. Masyarakat Desa Paseh Kaler Kec. Paseh, Kab. Sumedang, yang telah memberikan partisipasi aktif sehingga kegiatan pengabdian ini dapat berjalan dengan baik. Akhir kata, semoga kegiatan dan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jatinangor, Desember 2010 Tim Pelaksana PKM iv DAFTAR ISI BAB Halaman ABSTRAK ………………………………………………… ii TIM PELAKSANA ……………………………………….. iii PRAKATA ……………………………………………….. iv DAFTAR ISI ……………………………………………... v DAFTAR GAMBAR .......................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN …………………………………... vii I. PENDAHULUAN ………………………………………… 1 II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………….. 3 III. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN …………… 9 A. Kerangka Pemecahan Masalah ………………………… 9 B. Realisasi Pemecahan Masalah …………………………. 10 C. Khalayak Sasaran ………………………………….…… 10 D. Metode yang Digunakan ……………………………….. 11 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………… 12 V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………… 14 A. Kesimpulan …………………………………………….. 14 B. Saran ………………………………………………….. 14 DAFTAR PUSTAKA …………………………………….. 15 LAMPIRAN ………………………………………………. 16 v DAFTAR GAMBAR Nomor 1. Halaman Gambar Ikan Koi 3 vi DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Peta Desa Paseh Kaler ……………………………………. 16 2. Biodata pelaksana ………………………………………… 17 3. Foto-foto Kegiatan …………………...………………….. 23 4. Daftar Hadir Peserta Penyuluhan ………………………… 5. Materi Penyuluhan ...................... …………………………. 25 vii 24 1 I PENDAHULUAN Kabupaten Sumedang merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang potensial untuk pengembangan usaha budidaya ikan. Kegiatan budidaya ikan merupakan salah satu kegiatan andalan dan memberikan dampak positif yang cukup besar terhadap aktivitas perekonomian masyarakat sekitarnya. Desa Paseh Kaler merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 302.198 Ha. Jumlah penduduk Desa Paseh Kaler sebanyak 4585 dengan komposisi penduduk produktif yang berumur 15-55 tahun sebanyak 3916 orang, dengan pendidikan sebagian besar hanya tamat SD. Mata pencaharian mereka sebagian besar adalah buruh tani dan buruh swasta. Oleh karena itu sangat diperlukan peningkatan pendapatan untuk masyarakat di wilayah ini. Kebutuhan akan ikan hias, antara lain ikan koi semakin menimgkat, Sebagian orang memanfatkan peluang ini dengan membudidayakan ikan hias ini. Keutaman dari budidaya ikan koi adalah, harganya yang tinggi dan budidayanya mirip dengan ikan mas yang sudah erbuki cocok di wilayah kabupaten sumedang ini. Selain itu permintaan pasar semakin hari semakin meningkat dengan permintaan pasokan secara kontinyu. Budidaya ikan koi merupakan budidaya yang cepat mendatangkan hasil, miskipun demikian pasokan koi belum juga dapat terpenuhi, karena ikan ini biasanya memijah di alam pada saat musim hujan, sedangkan kebutuhan konsumen tidak mengenal musim, oleh karena itu perlu ada jalan keluar untuk bisa memenuhi kebutuhan koi sepanjang tahun dengan Teknologi Pembenihan Ikan koi Secara Buatan/ Artificial. Pembenihan secara buatan (Intensif) menggunakan hormon kelenjar Hipofisa ataupun dengan menggunakan Ovaprim merupakan Alternatif dari permasalahan pembudidaya ikan koi. Sehingga kebutuhan ikan koi akan terpenuhi dengan hasil benih yang baik secara kuantitas maupun kualitas.Apabila benih tersedia secara kontinyu dengan kualitas dan kuantitas yang baik maka permintaan konsumen pun akan terpenuhi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman 2 tentang penggunaan ovaprim pada pemijahan ikan koi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan benih koi dalam kegiatan budidaya ikan hias sehingga dapat menunjang peningkatan pendapatan dan kemandirian usaha pemuda di desa Paseh Kaler, Kec. Paseh Kabupaten Sumedang. . Kegiatan penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara langsung berbagai aspek dalam penggunaan ovaprim dalam rangka penyediaan benih koi yang berkualitas secara kontinyu. Penyuluhan ini juga diharapkan dapat memberikan motivasi bagi masyarakat khususnya pemuda sehingga mereka tergerak untuk melakukan usaha secara mandiri. Dan selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dengan menciptakan lapangan kerja sendiri dan diwilayah tempat tinggal mereka. 3 II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi dan Budidaya Ikan Koi Ikan Koi termasuk ke dalam golongan ikan carp (karper). Harga Koi sangat ditentukan berdasarkan bentuk badan dan kualitas tampilan warna. Ikan koi pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun 265 dan 316 Masehi. Koi dengan keindahan warna dan tingkah laku seperti yang kita ketahui saat ini, mulai dikembangkan di Jepang 200 tahun yang lalu di pegunungan Niigata oleh petani Yamakoshi. Pemuliaan yang dilakukan bertahun-tahun menghasilkan garis keturunan yang menjadi standar penilaian koi. Beberapa varietas yang tersebar ke seluruh dunia digolongkan Asosiasi Koi Jepang (en Nippon Airinkai) menjadi 13 kelompok antara lain: Bekko, Utsurinomo, Asagi-Shusui, Goromo, Kawarimono, Ogon dan Hikari-moyomono. Sedangkan 5 golongan utama yaitu Kohaku, Sanke, Showa, Hirarinuji dan Kawarigoi. Taksonomi koi adalah sebagai berikut: Philum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Cyprinoformes Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus Spesies: Cyprinus carpio Gambar 1. Ikan Koi 4 Nilai koi tergantung dari ukuran, bentuk serta keseimbangan pola dan intensitas warna kulit. Koi terbaik adalah yang memiliki intensitas, keseimbangan dan kejernihan warna terbaik. Membeli koi kecil sebaiknya dipilih yang memiliki kepala terbesar, biasanya akan tumbuh menjadi ikan dengan tubuh besar. Bentuk yang paling baik adalah seperti “torpedo”. Ikan koi secara alami hidup di air deras sehingga membutuhkan air jernih dan berkadar oksigen tinggi. Pemeliharaan ikan koi yang terbaik adalah di kolam sehingga mudah mendapatkan makanan alami dan sinar matahari untuk merangsang pewarnaan tubuh. Kolam sebagian dinaungai karena sinar matahari yang terlalu banyak menyebabkan suhu air kolam meningkat dan air kolam menjadi keruh akibat blooming fitoplankton..Koi berukuran kecil dapat ditempatkan di akuarium, walaupun ini tidak dapat menjadi habitat permanen. Bila dipelihara dalam kelompok, koi akan belajar untuk tidak mengganggu ikan yang berukuran sama, tetapi memakan ikan yang lebih kecil. Koi suka menggali dasar kolam sehingga menyebabkan akar tanaman rusak. Teknik Budidaya 1 Kualitas Air Air merupakan media hidup dan mempengaruhi kualitas tampilan ikan koi sehingga perlu mendapat perhatian. Kualitas air untuk mendukung perkembangan koi secara optimum adalah sebagai berikut: suhu air berkisar 24-26 oC, pH 7,2-7,4 (agak basa), oksigen minimal 3-5 ppm, CO2 max 10 ppm, nitrit max 0,2. Air yang digunakan harus terdeklorinisasi atau sudah disaring dan diendapkan 24 jam. Air yang digunakan untuk pemijahan dan penetasan telur sebaiknya memiliki kandungan oksigen dan suhu yang stabil. Untuk menjamin tersedianya oksigen dapat digunakan aerator, sedangkan suhu pada bak pemijahan diusahakan sama dengan suhu air kolam dengan tingkat perbedaan (fluktuasi) kurang dari 5 oC. 2. Pakan Koi adalah bottom feeder (pemakan di dasar) dan omnivora (pemakan segala). Pakan buatan untuk pembesaran koi dapat diberikan dalam bentuk 5 butiran (pellet). Sumber protein utama adalah formulasi kombinasi antara bahan nabati (misalnya tepung kedelai, tepung jagung, tepung gandum, tepung daun, dll) dan bahan hewani (seperti; tepung ikan, tepung kepala udang, tepung cumi,kekerangan dll) serta multivitamin dan mineral seperti Ca, Mg, Zn, Fe, Co sebagai pelengkap pakan. Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan koi sendiri, sehingga banyak upaya telah dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat pigmen seperti karotin (warna jingga), rutin (kuning) dan astasantin (merah). Zat-zat tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan tertentu seperti wortel mengandung zat karotin; sedangkan ganggang, chlorella, kubis, cabai hijau mengandung rutin; spirulina, kepiting, udang mengandung astasantin. Para pembudidaya saat ini tidak perlu lagi menyiapkan pakan sendiri karena sudah tersedia di pasaran pakan koi yang sudah di formulasi sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan koi. Pakan alami atau pakan hidup misalnya cacing darah, cacing tanah, daphnia, cacing tubifex cocok diberikan pada benih koi (hingga bobot 50 g/ekor) karena lebih mudah dicerna oleh benih sesuai dengan kondisi sistem pencernaan, selain itu koi juga dapat memakan phitoplankton dalam kolam. Jumlah pakan diberikan berdasarkan jumlah ikan (bobot biomassa) dalam kolam dengan kisaran kebutuhan 3-5 % per-hari, dengan frekuensi pemberian 2-3 kali per-hari hal ini juga disesuaikan dengan kondisi ikan dan media air pemeliharaannya. B. Pembenihan Ikan Koi Induk yang baik adalah yang memiliki pola warna bervariasi yang cerah simetris dengan bentuk tubuh seperti terpedo dengan berat badan minimal 1 kg. Kebanyakan pembudidaya memilih untuk membeli koi berkualitas baik untuk calon induk dengan ukuran 5-8 cm yang harganya murah untuk dibesarkan menjadi induk. Secara alami, carp memijah pada musim semi dan menjadi matang gonad dengan menaikkan suhu air. Induk jantan dan betina ditempatkan dalam wadah 6 terpisah (untuk menghindari bertelur yang tidak diinginkan) dan tidak diberi pakan selama beberapa hari. Koi dapat memijah secara alami dan buatan yaitu dengan rangsangan hormon yang disuntikkan pada tubuh induk betina untuk mempercepat proses pembuahan. Penyuntikan Pituitary Gland (PG, nama dagang ovaprim) dengan dosis 0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan. Ovulasi akan terjadi 10 jam setelah penyuntikan. Sistem pemijahan tanpa pengurutan/stripping ini disebut pemijahan semi alami yang lebih aman karena tanpa melukai ikan. Bila ikan sulit melakukan pemijahan alami sehingga perlu bantuan proses pembuahan buatan, maka dilakukan pengurutan telur dan sperma (stripping) yang merupakan pilihan terakhir. Induk betina dalam sekali pemijahan dapat menghasilkan 75.000 telur/kg berat badan. Perbandingan jumlah induk dalam proses pemijahan adalah 2 betina dan 1 jantan. Biasanya telur yang dikelurkan oleh induk betina menempel pada substrat (injuk) yang segera dibuahi oleh sperma jantan. Setelah telur dibuahi sebaiknya dipisahkan dari induk, dengan memindahkan induk dari wadah pemijahan atau sebaliknya telur yang diangkat dan dipindahkan kedalam wadah penetasan. Pendederan Telur yang sudah dibuahi akan menetas setelah 24-48 jam tergantung suhu. Selama penetasan, kepadatan telur adalah 1 kg per 5 liter air. Larva yang baru menetas belum memerlukan pakan selama 3-4 hari, karena masih mempunyai kantong kuning telur. Menjelang kuning telur habis, perlu diberikan pakan alami berupa naupli artemia atau pakan alami lainnya yang seukuran. Kemudian secara bertahap dapat diberikan pakan buatan berupa butiran kering(pellet). Dalam 5 hari sesudahnya 1 juta larva memerlukan 7 kg artemia, atau sekitar 0,5-2 kg per hari. Pada tahap ini larva ditebar pada kepadatan 20-40 larva/liter. Untuk menghasilkan 1 juta fingerling memerlukan sekitar 25kg telur artemia. Sintasan selama 9 hari adalah 50-80%. Ikan yang seberat 10 mg dapat dijual seharga US$ 0,25 atau sekitar Rp. 2.500,-. 7 Larva yang berbobot 0,25 g diberikan pakan buatan (butiran) kering dan dapat didederkan ke kolam hingga ukuran fingerling (2 gram). Pendederan terbagi atas 2 tahap yaitu pendederan I selama 2 bulan pemeliharaan hingga larva mencapai ukuran fingerling (2-3 cm). Pendederan II dilakukan dalam kolam yang diolah untuk menumbuhkan pakan alami dan dilakukan seleksi dan penjarangan (mengurangi kepadatan). Penjarangan bertujuan untuk memberi ruang gerak yang cukup bagi ikan koi. Seleksi bertujuan untuk mendapatkan ikan Koi berkualitas baik. Waktu yang diperlukan dari telur hingga mencapai ukuran fingerling (2 gram) adalah 6-8 minggu dengan nilai sintasan (SR) 55%. Sedangkan untuk mencapai ukuran 5-8 cm diperlukan waktu 4 bulan. Kualitas ikan koi (pola dan warna) bergantung dari tetuanya. Dari hasil seleksi ukuran fingerling, yang afkir mencapai 25-50%. Dari 1 juta telur dapat dihasilkan 225.000-338.000 ekor fingerling berkualitas baik (22–33 %). Pewarnaan Kualitas koi ditentukan oleh pola warna, kesesuaian jenis koi dan kejelasan warna. Pola warna yang simetris dengan batasan jelas antar warna menunjukkan kualitas yang baik. Genotip menentukan jumlah dan jenis sel pigmen serta kromatofora. Kromatofora menghasilkan warna juga dipengaruhi otak ikan. Ikan pada wadah gelap cenderung berwarna gelap, begitu pula sebaliknya. Warna dapat berubah bila ikan mengalami tekanan (stres). Biasanya ikan yang tumbuh lambat mempunyai warna yang lebih baik daripada ikan yang tumbuh cepat karena pigmen bisa diubah dan digunakan untuk pertumbuhan tubuh. Seumur hidupnya, ikan koi dapat menyimpan dan menggunakan pigmen. Koi muda yang berwarna pucat apabila diberikan pakan berpigmen selama 6 minggu sebelum dipasarkan akan berwarna menarik. Intensitas warna tergantung dari jumlah pigmen dalam kromatofora. Pigmen dapat muncul dengan adanya karotenoid dalam pakan. 8 Pra Panen Koi tumbuh sekitar 2 cm per bulan dan pada usia 60 tahun dapat mencapai panjang hingga 1 m. Bila ikan Koi telah mencapai ukuran pasar yaitu 20 cm dapat dipanen dan dilakukan seleksi akhir, dengan memisah-misahkan jenis, ukuran dan pola warna tubuhnya. Dari hasil seleksi ini, Koi yang terpilih dibesarkan di dalam bak atau kolam semen sambil menunggu harga pasar yang baik. Dalam penampungan akhir ini, ikan dapat diperbaiki bentuknya, jika terlalu gemuk dibuat langsing atau yang terlalu kurus dibuat lebih gemuk. Pemeliharaan berikutnya diusahakan tidak terlalu padat, akan lebih baik jika dalam bak dilengkapi aerator sehingga kesegaran air terjamin dan dengan pemberian pakan yang baik dapat meningkatkan kualitas warna tubuh ikan Koi. 9 III MATERI DAN METODE PELAKSANAAN A. Kerangka Pemecahan Masalah Koi dapat memijah secara alami dan buatan yaitu dengan rangsangan hormon yang disuntikkan pada tubuh induk betina untuk mempercepat proses pembuahan. Penyuntikan Pituitary Gland (PG, nama dagang ovaprim) dengan dosis 0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali yuntikan. pen Ovulasi akan terjadi 10 jam setelah penyuntikan. Sistem pemijahan tanpa pengurutan/stripping ini disebut pemijahan semi alami yang lebih aman karena tanpa melukai ikan. Bila ikan sulit melakukan pemijahan alami sehingga perlu bantuan proses pembuahan buatan, maka dilakukan pengurutan telur dan sperma (stripping) yang merupakan ihan pil terakhir. Penyediaan benih yang kontinyu dan berkualitas baik merupakan hal yang krusial dalam budidaya ikan hias, termasuk ikan koi. Ditinjau dari segi teknis budid aya, mengalami hambatan. memelihara ikan koi tidak banyak Ikan koi dapat dipelihara di kolam tergenang, kolam pekarangan atau di bak-bak tembok. Pemeliharaan ikan koi hamper sama dengan ikan mas yang teknik budidayanya sudah dikuasai masyarakat sasaran. Penggunaan ovaprim dalam pemijahan ikan koi sangat bermanfaat untuk penyediaan benih, baik secara kualitas maupun kuantitas. Ikan koi memiliki nilai jual yana tinggi apabila corak dan warnanya menarik atau mempunyai pola tertentu yang diyakini memiliki arti, seperti membawa keberuntungan, dan lain sebagainya. Dengan menggunakan teknik pemijahaan buatan, kita dapat membuat kawin silang dengan indukan pilihan kita, sehingga dapat mengatur kemungkinan anakan yang akan kita dapatkan. Dari sini diharapkan dengan penyebaran informasi mengenai penggunaan hormon ovaprim pada pemijahan ikan koi dapat menambah pengetahuan dalam pengembangan budidaya koi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa Paseh Kaler, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang. 10 B. Realisasi Pemecahan Masalah Di sebagian besar masyarakat belum mengetahui akan keguanaan dari hormon ovaprim dan hipofisa. Masyarakat menengah kebawah, umumnya sering menggunakan pemijahan secara alami dan menunggu waktu atau musim ikan memijah. Sebetulnya, dengan menggunakan rangsangan hormon dalam tubuh ikan, pemijahan dapat dilakukan kapan saja asalakan gonad dalam tubuh ikan sudah mengalami pematangan. Tapi dalam penggunaan kedua hormon tersebut ada perbedaan pengaruh terhadap telur yang dihasilkan. Ovaprim adalah merek dagang bagi hormon analog yang mengandung 20µg analog salmon gonadotropin releasing hormon (s GnRH) LHRH dan 10µg domperidone sejenis anti dopamin, per milliliter. Ovraprim biasanya dibuat dari campuran ekstrak kelenjar hipofisa dan hormon mamalia. Ovaprim digunakan sebagai agen perangsang bagi ikan untuk memijah, kandungan sGnRHa akan menstimulus pituatari untuk mensekresikan GtH I dan GtH II. Sedangkan anti dopamin menghambat hipotalamus dalam mensekresi dopamin yang memerintahkan pituatari menghentikan sekresi GtH I dan GtH II. Kegunaan Ovaprim antara lain : - Menekan musim pemijahan - Mengatur kematangan gonad selama musim pemijahan normal - Merangsang produksi sperma pada jantan untuk periode waktu yang lama dan volume yang lebih banyak. - Merangsang pematangan gonad sebelum musim pemijahan - Memaksimalkan potensi reproduksi - Mempertahankan materi genetic pada beberapa ikan yang terancam punah - Mempersingkat periode pemijahan. C. Khalayak Sasaran Khalayak sasaran antara yang strategis dalam kegiatan pengabdian ini adalah para pemuda dan tokoh masyarakat desa Paseh Kaler, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, yang dapat meneruskan informasi bagi masyarakat lain yang mau melakukan budidaya ikan hias, terutama koi. 11 D. Metode yang Digunakan Kegiatan pengabdian ini merupakan suatu kegiatan penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi (peragaan). Untuk mempercepat proses pencapaian tujuan dengan penyuluhan harus dapat menyampaikan pesan perubahan secara efektif dan efisien. Untuk itu dibutuhkan proses komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran, sumber pesan yang dapat dipercaya, saluran penyampaian, pemberi pesan dan umpan balik. Untuk dapat menunjang terjadinya proses komunikasi maka dilakukan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi . Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan kegiatan ini, maka kegiatan evaluasi perlu dilakukan. Evaluasi ini dilakukan sejak pertama kali penyuluhan hingga berakhirnya program. Evaluasi dilakukan secara subjektif yaitu partisipasi khalayak sasaran yang terpantau dalam bentuk kehadiran dalam setiap Pertemuan. Evaluasi terakhir adalah sejauh mana khalayak sasaran mengadopsi informasi yang telah diterima, dan pemantauan di lapangan secara berkala. 12 IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di Desa Paseh Kaler Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang ini telah dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap penjajagan atau survey, tahap pelaksanaan penyuluhan dan demonstrasi, dan tahap evaluasi dari hasil penyuluhan dan demonstrasi yang dilakukan. Ketiga tahap tersebut telah berjalan dengan baik. Pelaksanaan penyuluhan dilakukan disertai demonstrasi pemilihan induk, penggunaan ovaprim pada pemijahan, serta penempatan induk yang sudah disuntik ovaprim dalam bak pemijahan pada ikan koi. Evaluasi dilakukan secara personal, dengan melihat partisipasi dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat peserta penyuluhan. Kegiatan ini secara umum dapat dikatakan berjalan dengan baik dan mendapat perhatian yang besar dari warga. Bahkan peserta penyuluhan bukan hanya terdiri dari khalayak sasaran yang awalnya adalah para pemuda, tetapi para orang tua juga menghadiri penyuluhan yang dilakukan, dan turut berpartisipasi aktif. Aparat desa juga cukup antusias dengan program ini, tetapi sayangnya, acara penyuluhan berbenturan dengan acara lain di kantor desa, sehingga Kepala desa dan stafnya tidak dapat menghadiri acara penyuluhan. Dari masyarakat yang diundang, sebagian besar menghadiri acara penyuluhan dan demonstrasi yang dilakukan. demonstrasi Jumlah undangan sengaja dibatasi karena penyuluhan disertai plot, sehingga apabila peserta jumlahnya banyak, proses demonnstrasi tersebut akan kacau dan tidak efektif. Tetapi partisipasi mereka yang hadir cukup baik, dan akan meneruskan informasi yang telah mereka peroleh kepada masyarakat yang lain yang tidak menghadiri acara ini. Pada saat pelaksanaan penyuluhan, partisipasi peserta sangat aktif terlihat dari banyaknya pertanyaan dan masukan pada saat diskusi, sehingga selain pemaparan dari pelaksana, juga ada tukar pendapat dan pengalaman dari sesama peserta. Dari diskusi tersebut topik jadi meluas, selain membicarakan ikan koi dan ikan hias lainnya, juga membicarakan ikan konsumsi yang juga banyak dibudidayakan oleh masyarakat sasaran. Permasalahan mereka pada proses pembenihan adalah kematian larva yang tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena 13 kondisi lingkungan yang kurang mendukung, seperti suhu dan kualitas air yang tidak sesuai dengan larva dan benih ikan, juga hama penyakit yang banyak terdapat disana. Oleh karena itu, masyarakat sasaran sangat mengharapkan penyuluihan lanjutan mengenai topik yang menjadi permasalahan mereka tersebut Acara penyuluhan dan demonstrasi mengenai penggunaan ovaprim pada pembenihan ikan koi ini juga disertai pemutaran film budidaya koi di Jepang, sehingga peserta dapat melihat bagaimana menggunakan alat-alat canggih dalam proses budidayanya. Kegiatan pengabdian seperti ini dapat menjadi sarana pembuka wawasan bagi para masyarakat awam sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut. 14 V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada Masyarakat di desa Paseh Kaler, Kec. Paseh Kab. Sumedang, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan penyuluhan dan demonstrasi yang telah dilakukan mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat sasaran. 2. Penggunaan ovaprim pada pembenihan ikan koi memberikan wawasan tambahan bagi masyarakat, dan aplikasinya sudah dapat dipahami oleh masyarakat sehingga akan diterapkan di lingkungan mereka untuk sehingga dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. B. Saran Dalam rangka meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat di bidang perikanan, diperlukan upaya-upaya berikut : 1. Penyuluhan serupa ini dengan topik lain, seperti pengelolaan media budidaya perikanan dan penanganan hama penyakit perlu dilakukan untuk menjawab permasalahan masyarakat pembudidaya ikan. 2. Diperlukan dukungan dari Dinas perikanan dalam hal pemasaran dan suntikan modal usaha sehingga masyarakat bisa memperbesar skala usaha dalam budidaya perikanan. 15 DAFTAR PUSTAKA Heru Susanto. 2002. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Penebar Swadaya. Jakarta. Komar Sumantadinata. 1979. Pengembangbiakan Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia.Sastra Hudaya. Bogor. http://www.perikanan-budidaya.go.id/detail_berita_fr.php?id=215 Khairuman, dan Khairul Amri. 2002. Budidaya lele Dumbo secara Intensif. Agro Media Pustaka. Jakarta. Pemerintah Kabupaten Sumedang. 2005. Data Potensi Desa Paseh Kaler, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang. http://www.scribd.com/Teknik-Pemijahan-Lele-Menggunakan-Rang-Sang-AnOvaprim/d/20155707 16 Lampiran 1. Peta Desa Paseh Kaler, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang 17 Lampiran 2. Biodata Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat FPIK-Unpad RIWAYAT HIDUP PELAKSANA 1. Nama 2. Jenis kelamin 3. Tempat dan tanggal lahir 4. Status perkawinan 5. Agama 6. Alamat rumah 7. Alamat Kantor : Prof. Dr. Maman Herman Suparta, Ir. : Laki-laki : Ciamis, 4 Juni 1946 : Kawin : Islam : Jl. Palasari V 208, Komp. Cilengkrang II, Bandung : Fak. Pertanian UNPAD, Jatinangor, Bandung 40600 8. Riwayat Pendidikan · · · · · : Sekolah Dasar : Sekolah Menengah Pertama : Sekolah Menengah Atas : S1. dari Jurusan Perikanan, Fak. Pertanian UNPAD : S3 dari Doctor of Philosophy (Ph.D) dari University of Queensland, Australia. 9. Pengalaman Penelitian · · · · · · · · · · · · 1952-1959 1959-1962 1962-1965 1974 1990 1982-1984: Penelitian histologi gonad ikan yellowfin bream, Acanthopagrus australis, di University of Queensland, Australia 1984-1985: Penelitian histokimia lipid, karbohidrat dan enzym 3- hydroxysteroid dehydrogenase pada gonad ikan yellowfin bream, Acanthopagrus australis, di University of Queensland, Australia. 1985-1986: Penelitian transmission and scanning electron microscopy sperma dan oosit ikan yellowfin bream, Acanthopagrus australis, di University of Queensland, Australia. 1986-1987: Penelitian radioimmunoassay testosterone di plasma darahpada ikan yellowfin bream, Acanthopagrus australis, di University of Queensland, Australia. 1986-1987: Penelitian induced breeding dalam ikan yellowfin bream, Acanthopagrus australis, di University of Queensland, Australia 1981: Penelitian motilitas sperma ikan Pangasius sutchi 1987: Consulting sevices for Detaild Design of Improvement of Tambak Water Supply in Simpang Ulim, East Aceh. 1988 : Ahli budidaya tambak : Studi Detail Design Pengembangan Irigasi Tambak di Samalanga, Jeumpa dan Peusangan, Aceh Utara. 1992 : Ahli Budidaya Tambak : Studi Pengembangan Areal Tambak Baru di Kabupaten Sampit, Kalimantan Tengah. 1994 : Ahli Budidaya Tambak : Studi Detail Design Pengembangan Tambak Udang di Doping, Sulawesi Selatan. 1995/96 : Studi Pengembangan Budidaya Ikan dengan Keramba Jaring Terapung (KJT) di Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur. 1997/98 : Penelitian Manajemen Air Untuk Budidaya Ikan di Proyek Pengembangan Lahan Gambut Kalimantan Tengah. 18 10. Publikasi · Suparta, M.H. 1979. Kultur Tilapia. Fak. Pertanian UNPAD · Suparta, M.H., A.W. Blackshaw and M.F. Capra. 1983. A histological studies of the gonads of the yellowfin bream, Acanthopagrus australis Gunther. Presented at Symposium of Australian Marine Science Association, South East Queensland Branch. Brisbane, Australia, 4June 1983. · Suparta, M.H., A.W. Blackshaw and M.F. Capra. 1983. A histological study of the gonads of the yellowfin bream, Acanthopagrus australis Gunther. Proc. 15th Conf. Austr. Soc. Reprod. Biol., Canberra, Australia, September 4-7, 1983. p.6. · Suparta, M.H., A.W. Blackshaw and M.F. Capra. 1984. Sex reversal and the gonads of the yellowfin bream, Acanthopagrus australis Gunther.10th International Congress on Animal Reproduction and Artificial Insemination. Congress Proceedings. Volume I Abstract. Volume 2-3. Brief Communication. Volume 4. Invited Papers, Urbana, Illinois (USA), 10-14 June 1984. p.44. · Suparta, M.H., A.W. Blackshaw and M.F. Capra. 1984. Reproduction in yellowfin bream, Acanthopagrus australis Gunther. 11th Ann. Conf. Austr. Soc. Fish. Biol. August 17-20, 1984, Glenelg, South Australia. · Suparta, M.H., A.W. Blackshaw and M.F. Capra. 1985. The distribution of 3hydroxysteroid dehydrogenase and lipid in the ovary of the yellowfin bream, Acanthopagrus australis Gunther. 12th Ann. Conf. Austr. Soc. Fish. Biol. August 1985, Melbourne, Victoria, Australia p.35. · Suparta, M.H. 1986. Electron microscopic observation of the oocytes of the yellowfin bream, Acanthopagrus australis Gunther. 13th Ann. Conf. Austr. Soc. Fish. Biol. August 15-18, 1986. Darwin, Northern Territory, Australia, p.66. · Suparta, M.H. 1990. Some aspect of reproductive physiology of yellowfin bream, Acanthopagrus australis. Ph.D Thesis - University of Queensland · Suparta, M.H. 1988. Teknlogiof produksi ikan air tawar Dalam: Proceeding Seminar Nasional Perbenihan Ikan dan Udang, Bandung. · Suparta, M.H. 1990. Motilitas sperma dalam ikan Pangasius sutchi. Lembaga Penelitian UNPAD · Suparta, M.H. 1997. Pengaruh saat pemberian kejutan panas terhadap produksi larva ikan nilem, Osteochillus hasselti, Lembaga Penelitian UNPAD · Suparta, M.H. 1997. Pengaruh kemzyme terhadap pertumbuhan ikan betutu, Oxyeleotris Lembaga Penelitian UNPAD Bandung, Juli 2010 Prof. Dr. Manan H. Suparta, Ir. 19 20 RIWAYAT HIDUP PELAKSANA Nama Lengkap : Roffi Grandiosa, S.Pi, M.Sc. NIP : 132 296 645 Pangkat / Golongan Jabatan Fungsional Jabatan Struktural Unit Kerja Alamat dan Telp. Rumah 7801953 Alamat Kantor Riwayat Pendidikan : Penata Muda / III – a : Lektor :: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unpad : Jl. Palasari V/212 Kec. Cibiru Kel. Bandung Telp. Riwayat Pekerjaan : - Staf Ahli Budidaya Perikanan, di Farm Ikan Hias, Parung Bogor (1999-2000) - Fisheries Development Planner, JBIC Project - Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (2002 – hingga sekarang) Pengalaman Penelitian ● ● ● ● ● : Jl. Raya Jatinangor Ujung Berung Bandung 40600 : - Sarjana Perikanan Fakultas Pertanian UNPAD Tahun 1994 – 1999 - Master of Science in Aquaculture, Ghent University, Belgium, 2005-2007. : 1999 - Pengaruh Saat Awal Pemberian Pakan Buatan Pengganti Artemia Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum Cuvier 1818) 2002 - Identifikasi Benih Ikan Nila GIFT pada UPR di Kabupaten Purwakarta 2007 - The Effect Of Selected Bacteria Strains On The Hatching Of Disinfected Sea Bass Dicentrarchus labrax Eggs And Subsequent Larvae Survival (Master Thesis) 2008 - Pemanfaatan tepung biji mangga (Mangifera indica) dalam pakan ikan untuk meningkatkan imunitas dan resistensi benih ikan gurame terhadap Aeromonas hydrophila 2010 – Uji In-Vitro Larutan Filtrat Simplisia Biji Jintan Hitam Terhadap Bakteri Patogen Aeromonas hydrophila Bandung, Juli 2010 Roffi Grandiosa, S.Pi, M.Sc. 21 RIWAYAT HIDUP PELAKSANA 1. 2. 3. 4. Nama NIP/Golongan Tempat, Tgl lahir Program Studi Fakultas Perguruan Tinggi 5. Alamat kantor : Yuniar Mulyani, SP., MSi. : 197406142006042002/IIIb : Jakarta, 14 Juni 1974 : Perikanan : Perikanan dan Ilmu Kelautan : Universitas Padjadjaran : Jl.Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor : 02287701519 : Jl. Jaya Laras, Kp. Babakan Nangkod, Jatinangor, Sumedang HP 081573233838 e-mail : [email protected] : Anggota pelaksana : Magister Biologi ITB Nomor Telp. Alamat Rumah 6. Kedudukan dalam Tim 7. Pendidikan 8. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat yang terkait No. Judul Tahun Kedudukan 1. Pemanfaatan Tambak UdangTerlantar 2006 Dengan Budidaya Pembesaran Bandeng Di Desa Karangsong. Kec. Indramayu Kab. Indramayu Anggota 2. Pemanfaatan Kolam Ikan Tradisional 2007 Ketua untuk Budidaya Pasupati di Patin Desa Hibrid sukamukti Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut 3. Pemanfaatan Lahan Pekarangan 2008 Ketua untuk Pembenihan Lele Dumbo di Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Bandung, Juli 2010 Yuniar Mulyani 22 RIWAYAT HIDUP PELAKSANA Nama Alamat : : Telp / HP Pendidikan Pekerjaan : : : NIP Pangkat / Gol Jabatan Bidang keahlian Konservasi : : : : Indah Riyantini. Ir, MSi Komplek Margaasih Indah Blok C13, Jln Jatinangor II, No. 20 Kab. Bandung. 40215 022-6673224 / 081395090600 Magister Biologi Institut Teknologi Bandung Staf Pengajar Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Bandung 19570301 198703 2001 Penata / 3C Lektor Ekologi Laut Tropis; Biologi Laut; Budidaya Laut; Pengalaman di Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat : 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2009 2009 2009 : Analisis Hasil Tangkapan Ikan Demersal dari Perairan Pantai Pamempeuk Garut : Tinjauan Kondisi Kualitas Air dan Komunitas Biota Perairan Laguna / Talanca Dalam Upaya Pemanfaatan Untuk Restoking Ikan di Kec. Cibalong Kab. Garut Jawa Barat. : Ektoparasit pada ikan nilem ( Osteochilus hesselti ) dari kolam dan sungai di Kec. Bayongbong Kab. Garut. : Penggunaan Ovaprim pada Pemijahan Ikan Mas di Desa Pakutandang Kecamatan Ciparay Kab. Bandung. : Analisis Usaha Berbagai Jenis Hasil Tangkapan Ikan di Perairan Pantai Kab. Garut. : Kajian Bio Ekonomi Sumberdaya Ikan Kakap Merah yang didaratkan di Pantai Selatan Tasikmalaya Jawa Barat. : Analisis Pemasaran Patin Siam Dengan Metode Reactive Programming di Waduk Saguling Kab. Bandung Barat. : Studi Ekobioteknologi Ikan-ikan Endemik Waduk Saguling sebagai Upaya Pelestarian Plasma Nutfah dan Penyediaan Bank : Produksi dan Pengujian vector rekombinan pengkode glikoprotein untuk mengendalikan serangan KHV pada ikan mas. Bandung, Juli 2010 Indah Riyantini 23 Lampiran 3. Foto-foto kegiatan Suasana penyuluhan di Desa Paseh Kaler Kec. Paseh Kab. Sumedang Demonstrasi Penggunaan Ovaprim dalam proses pemijahan ikan Koi Pelaksana berfoto bersama di sumber air desa - Ikan koleksi kelompok tani Kolam-kolam milik anggota kelompok tani pembudidaya ikan 24 Lampiran 4. Absensi Kegiatan Penyuluhan 25 Lampiran 5. Materi Penyuluhan 26 PENGGUNAAN OVAPRIM PADA PEMIJAHAN IKAN KOI DI DESA PASEH KALER, KECAMATAN PASEH KABUPATEN SUMEDANG LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Oleh: Ketua : Prof. Dr. Maman Herman Suparta, Ir. Anggota: 1. Drs.Walim Lili, M.Si. 2. Roffi Grandiosa, S.Pi., M.Sc. 3. Yuniar Mulyani, SP., M.Si. 4. Ir.Indah Riyantini, M.Si. Dilaksanakan atas Biaya PNBP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2010 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN 2010 27 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul PKM : Penggunaan Ovaprim pada Pemijahan Ikan Koi di Desa Paseh Kaler Kec. Paseh Kab. Sumedang 2. Lokasi : Desa Paseh Kaler Kecamatan Paseh Kab.Sumedang, Jawa Barat. 3. Ketua Pelaksana a. Nama b. NIP c. Jabatan/pangkat/gol d. Alamat 4. 5. 6. 7. 8. : : : : Prof. Dr. Maman Herman Suparta, Ir 194606041971061001 Guru Besar/IVd Jl. Palasari V 208, Komp. Cilengkrang II Bandung : 0227801953 : [email protected] : Perikanan dan Ilmu Kelautan :: 4 orang : Drs.Walim Lili, M.Si. : 195710261988031004 : Roffi Grandiosa, S.Pi., M.Sc. : 132 296 645 : Yuniar Mulyani, SP., M.Si. : 197406142006042002 : Ir.Indah Riyantini, M.Si. : 19570301 198703 2001 e. Telepon/Hp f. Fax/ e-mail Fakultas Lembaga/ Institusi mitra Anggota Pelaksana 1. Nama NIP 2. Nama NIP 3. Nama NIP 4. Nama NIP Biaya yang diusulkan a. Sumber anggaran PNBP FPIK : b. Sumber anggaran lain : c. Jumlah Total Biaya : Waktu Pelaksanaan : Rp. 5.000.000 ( Lima Juta Rupiah) Rp. 5.000.000 ( Lima Juta Rupiah) 4 bulan Menyetujui Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Dr. Ir. Ayi Yustiati, MSc. NIP. 196204131986032003 Bandung, 20 Desember 2010 Ketua Pelaksana Prof. Dr. Maman Herman Suparta, Ir. NIP. 194606041971061001 Mengetahui Ketua LPPM UNPAD Prof. Oekan S. Abdoellah, MA., Ph D. NIP. 195405061981031002 28 ABSTRAK Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Desa Paseh Kaler Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang telah dilakukan dari bulan Oktober sampai Desember 2010. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang penggunaan ovaprim pada pemijahan ikan koi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan benih koi dalam kegiatan budidaya ikan hias sehingga dapat menunjang peningkatan pendapatan dan kemandirian usaha pemuda di desa Paseh Kaler, Kec. Paseh Kabupaten Sumedang. Ovaprim adalah merek dagang bagi hormon analog yang mengandung 20µg analog salmon gonadotropin releasing hormon (s GnRH) LHRH dan 10µg domperidone sejenis anti dopamin, per milliliter. Ovraprim biasanya dibuat dari campuran ekstrak kelenjar hipofisa dan hormon mamalia. Ovaprim digunakan sebagai agen perangsang bagi ikan untuk memijah. Pada pelaksanaan penyuluhan, partisipasi khalayak sasaran cukup baik. Penggunaan ovaprim pada pembenihan ikan koi memberikan wawasan tambahan bagi masyarakat, dan aplikasinya sudah dapat dipahami oleh masyarakat sehingga akan diterapkan di lingkungan mereka untuk sehingga dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar. 29 TIM PELAKSANA KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI DESAPASEH KALER, KECAMATAN PASEH KABUPATEN SUMEDANG KETUA PELAKSANA : Prof. Dr. Ir. Maman Herman Suparta ANGGOTA PELAKSANA : 1. Drs.Walim Lili, M.Si. 2. Roffi Grandiosa, S.Pi., M.Sc. 3. Yuniar Mulyani, SP., M.Si. 4. Ir.Indah Riyantini, M.Si. 30 PRAKATA Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karuniaNya, kegiatan pengabdian kepada Masyarakat yang berjudul “Penggunaan Ovaprim Pada Pemijahan Ikan Koi Di Desa Paseh Kaler, Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang” telah dilaksanakan, dan penyusunan laporan ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih kepada yang kami hormati : 1. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran besera staf, yang telah memberikan bantuan bagi terselenggaranya kegiatan ini. 2. Masyarakat Desa Paseh Kaler Kec. Paseh, Kab. Sumedang, yang telah memberikan partisipasi aktif sehingga kegiatan pengabdian ini dapat berjalan dengan baik. Akhir kata, semoga kegiatan dan laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jatinangor, Desember 2010 Tim Pelaksana PKM 31 DAFTAR ISI BAB Halaman ABSTRAK ………………………………………………… ii TIM PELAKSANA ……………………………………….. iii PRAKATA ……………………………………………….. iv DAFTAR ISI ……………………………………………... v DAFTAR GAMBAR .......................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN …………………………………... vii I. PENDAHULUAN ………………………………………… 1 II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………….. 3 III. MATERI DAN METODE PELAKSANAAN …………… 9 A. Kerangka Pemecahan Masalah ………………………… 9 B. Realisasi Pemecahan Masalah …………………………. 10 C. Khalayak Sasaran ………………………………….…… 10 D. Metode yang Digunakan ……………………………….. 11 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………… 12 V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………… 14 A. Kesimpulan …………………………………………….. 14 B. Saran ………………………………………………….. 14 DAFTAR PUSTAKA …………………………………….. 15 LAMPIRAN ………………………………………………. 16 32 DAFTAR GAMBAR Nomor 1. Halaman Gambar Ikan Koi 3 33 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Peta Desa Paseh Kaler ……………………………………. 16 2. Biodata pelaksana ………………………………………… 17 3. Foto-foto Kegiatan …………………...………………….. 23 4. Daftar Hadir Peserta Penyuluhan ………………………… 5. Materi Penyuluhan ...................... …………………………. 25 24