pembelajaran inovatif berbasis lingkungan untuk membangun

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
PEMBELAJARAN INOVATIF BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MEMBANGUN
SUMBER DAYA MANUSIA BERKARAKTER UNGGUL DALAM
MENGHADAPI KEHIDUPAN SOSIAL
Paradita Kumala Lemmy
Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Corresponding author: [email protected]
Abstrak
Pendidikan sebagai solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dalam era globalisasi pada kehidupan sosial
kita di Indonesia. Karena dari pendidikan kita dapat menentukan kehidupan yang seperti apa yang diinginkan. Karena pada
pendidikan kita dapat menjadikan manusia terbaik dikehidupan dimasa depan. Dengan berbagai rancangan yang telah
disiapkan oleh guru sebagai pembentukan manusia-masia yang siap menghadapi kehidupan sosialnya dimasa mendatang
yaitu dengan pembelajaran inovatif yang berbasis lingkungan sekitar siswa untuk membangun sumber daya manusia yang
berkarakter unggul. Dengan menjadikan lingkungan sebagai topik atau materi belajar serta dapat menjadi media dalam
pembelajaran. Karena menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai materi belajar akan lebih menjdi pembelajaran yang
bermakna dari pada dengan materi yang hanya ada didalam buku pelajaran siswa, sehingga permasalahan yang terjadi
dilingkungan sekitar akan menjadi latihan bagi siswa dalam membantuk karakter yang diharapkan. Lingkungan sekitar akan
lebih dekat dengan kehidupan yang akan ia jalani dengan berbagai permasalahan yang terjadi. Karena banyaknya teori
yang tidak sama dengan kehidupan nyata, teori tersebut akan sama dengan kenyataan sebagian orang saja atau hanya
menyerupai tetapi tidak sama dalam perlakuan penyelesaiannya. Maka penting rasanya siswa dihadapkan dengan
lingkungan agar mengetahui apa yang terjadi pada kenyataannya serta dapat berlatih dalam mencari solusi yang tepat.
Disitulah akan membangun sumber daya manusia yang berkarakter unggu dalam kehidupan sosialnya dengan didampingi
peran seorang guru dalam mengarahkannya. Agar apa yang dilakukan siswa sesuai dengan yang diharapkan.
Kata kunci : pembelajaran inovatif, berbasis lingkungan, sumber daya manusia, karakter unggul.
PENDAHULUAN
Sistem pendidikan yang sukses akan terlihat dari negara berkembang dan majunya negara tersebut, karena
pendidikan yang sukses akan membentuk manusia-manusia yang dapat diandalkan dalam membangun negara. Akan tetapi
kesuksesan dalam pendidikan dalam membentuk manusia yang dapat diandalkan tidak hanya dari segi pemikiran saja,
tetapi dari sikap dan katerampilan. Karena manusia yang hebat dalam pemikiran akan kalah dengan manusia yang memiliki
sikap berkarakter baik dan terampil dalam skill. Banyak kemajuan yang telah terjadi dalam negara kita Indonesia dari
berbagai banyak bidang. Akan tetapi semakin berkembang dari berbagai aspek, nyatanya toleransi antar manusia juga
semakin menipis. Banyak manusia yang mengebelakangkan moral dan prinsip demi suatu jabatan dalam pemerintahan
sehingga berbagai cara dilakukan. Akhir-akhir ini situasi sosial dan kultural masyarakat semakin mengkhawatirkan dan
semakin banyaknya penyimpangan. Hancurnya nilai-nilai moral dalam kehidupan, menjamurnya ketidakadilan, banyaknya
kasus korupsi, terkikisnya rasa solidaritas telah terjadi dalam dunia pendidikan. Hal ini, dapat merendahkan harkat dan
martabat manusia dimasa depan. Bisa dikatakan bahwa saat ini negara kita sedang dilanda demoralisasi akut yang
menunggu untuk segera diatasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu melalui
pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah. Dari mana letak kesalahan yang terjadi tidak ada yang bisa memastikan
penyebab utamanya, tetapi setidaknya yang perlu di garis bawahi adalah pendidikan karakter kepribadian yang semakin
melemah dari kalangan atas sampai ke bawah.
Maka dengan berbagai permasalahan yang terjadi menimbulkan pertanyaan bagaimana mereka yang sekarang
sedang dalam masa pendidikan yang semakin banyak pelajar menyimpang mampu bersaing menjadikan negara semakin
maju atau akan semakin terpuruk. Kemudian siapa yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan dalam membangun
Bangsa Indonesia. Terlalu banyak permasalahan yang terjadi sekarang sehingga pemerintah dan masyarakat harus berpikir
dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi yang tepat diambil kiranya menjadikan pendidikan sebagai modal
meningkatkan pembangungan Negara Indonesia semakin berkembang dan menjadi maju.Pembangunan suatu negara akan
berkembang pesat dari suatu pendidikan yang berhasil membentuk manusia yang unggul. Unggul sebagai manusia yang
dapat diandalkan dan dapat menjadikan kemampuan yang dimiliki berkembang sesuai yang diharapkan.
Pembelajaran yang berbasis lingkungan kiranya perlu kita terapkan dalam pembelajaran siswa disekolah untuk
menimbulkan kepedulian, toleransi, bertanggung jawab, mandiri serta sikap-sikap lainnya yang dapat timbul dari belajar
pada lingkungan sekitar. Sehingga lingkungan membentuk sumber daya manusia yang berkarakter unggul dikehidupan
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
168
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
sosialnya. Sebab pemberian materi yang banyak dalam belajar juga seperti belajar separuh ilmu karena tidak ada
pembelajaran langsung dengan lingkungan yang akan dihadapi.
Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 10 menyatakan
bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, dan mengawasi penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berikutnya pada pasal 11 Ayat (1) juga dinyatakan
bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Amanat Undang-Undang menyatakan bahwa setiap
orang berhak mendapatkan pendidikan wajib tanpa harus terkendala apapun karena telah ditanggung oleh Negara jika
memiliki kendala baik dalam hal ekonomi maupun diskriminasi dalam bersekolah. Karenanya tidak ada larangan bersekolah
demi mewujudkan cita-cita Negara dalam pendidikan Nasional yang setiap manusia berhak dan wajib bersekolah untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkarakter unggul dan dapat menghadapi kehidupan di era global untuk
menjadikan Negara Indonesia lebih berkembang dan maju. Sebab suatu negara berkembang dan maju dilihat dari
pendidikan yang semakin berkembang agar terciptalah manusia-manusia yang dapat diandalkan.
Berkemabang dalam hal kemampuan kognitif tidak menjadi jaminan negara akan mampu berkembang menjadi
negara yang lebih baik. Akan tetapi akan menimbulkan manusia-manusia yang hidup saling mementingkan ego masingmasing tanpa ada yang membangun negara menjadi negara yang memiliki sumber daya manusia yang unggul. Maka dari
itu dimulai dari pendidikanlah yang harus menjadikan tujuan pendidikan tersebut terdiri dari 3 aspek yaitu : kognitif, afektif
dan psikomotorik atau skill. Manusia yang mampu berpikir dengan bijak, memiliki sikap yang baik dan kemampuan yang
dapat digunakan atau diandalkan dalam era globalisasi masa depan. Maka menekankan pendidikan sebagai solusi
permasalahan sumber daya manusia berkarakter unggu dapat kita mulai dari pendidikan. Wahyudin (2012: 1.29)
menyatakan bahwa, Pendidikan dapat didefinisikan sebagai humanisasi (upaya memanusiakan manusia), yaitu suatu upaya
dalam rangka membantu manusia (peserta didik) agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya. Artinya
pendidikan dilaksanakan sebagai upaya agar ia mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya serta menjadikan
manusia yang berkarakter unggul sehingga dapat hidup saling menghargai antar manusia.
Fungsi pendidikan nasional dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal
3 yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang berartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Hidayatullah, 2009: 12). Namun kenyataanya kondisi peserta didik
saat ini sebagian besar kurang sesuai dengan tujuan tersebut. Banyak peserta didik yang terlibat tawuran, merokok, saling
membuly, dan terjerumus dalam seks bebas dan narkoba.
Wiyani (2013: 25) menyatakan bahwa karakter merupakan kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau
budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus, yang menjadi pendorong dan penggerak, serta membedakannya
dengan individu lain. Oleh karena itu, pendidikan berbasis karakter perlu ditanamkan dalam proses pembelajaran di sekolah
untuk mewujudkan manusia yang berkualitas dan siap bersaing serta memiliki karakter unggu yang tahu membedakan yang
salah dan benar dalam kehidupannya sesuai moral.
PEMBAHASAN
Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang menjadi panduan dalam pendidikan kita yang menjadikan
siswa menjadi pusat pembelajaran yang harus lebih aktif. Karena dalam pembelajaran inovatif guru dituntut lebih kreatif dan
inovatif dalam menciptakan iklim belajar di dalam kelas. Maka dari itu kita harus menjadikan pembelajaran yang ada di
dalam kelas menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Karena pembelajaran yang inovatif dirancang guru dari
strategi, metode, bahan ajar yang tepat dengan kemampuan siswa, tekhnik, media serta kemampuan guru dalam materi
yang diajarkan. Karena keberhasilah guru dalam mengajar bukan terlihat adri diamnya siswa dalam kelas saat belajar,
bukan hanya siswa yang memiliki nilai yang tinggi saat mengerjakan tugas pada materi itu tetapi pembelaran inofatif terlihat
dari keaktifan siswa saat belajar yang terarh sesuai rancangan guru, memahami materi serta dapat diaplikasikan dalam
kehidupan.
Menurut Hamzah pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Karena pembelajaran
inovatif diharapkan siswa kemampuan serta potensi siswa dalam pembelajaran dapat berkembang. Karena pembelajaran
yang pasif dapat mematikan potensi yang ada pada siswa. Pembelajaran konvensional akan membuat peserta didik kurang
tertarik dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa serta
tidak bermakna pengetahuan yang diperoleh siswa.
Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran
dirancang, disusun dan dikondisikan untuk siswa agar belajar.Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman
konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai.
Hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi siswa sebagai
pribadi dan subjek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran. Pembelajaran semacam
ini disebut dengan pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan proses pembelajaran dimana seorang guru harus
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
169
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan juga
mengemukakan gagasannya. Disamping aktif, pembelajaran juga harus menyenangkan.
Pembelajaran yang menyenangkan berkaitan erat dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa
dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar. Keadaan yang aktif dan menyenangkan tidaklah cukup, jika
proses pembelajaran tidak efektif, yaitu menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh para siswa, sebab pembelajaran
memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai.
Pembelajaran yang inovatif dibutuhkan untuk menghasilkan pembelajar yang sukses dalam kehidupannya di masa
depan. Karena pembelajaran yang inovatif akan mengembangkan setiap potensi anak yang ada dalam dirinya. Tombak dari
pembelajaran inovatif akan dapat dilihat dari guru yang kreatif dalam menciptakan iklim kelas menjadi lebih bermakna,
sehingga pelajaran yang diterima juga bermakna. Guru menyiapkan rancangan belajar yang akan dilakukan oleh siswa saat
proses pembelajaran dengan menjadikan siswa pusat sebagai pembelajaran yang akan dicapai.
Pembelajaran Berbasis Lingkungan
Pembelajaran yang berbasis lingkungan sangat sesuai dengan penilaian yang ada pada konsep pendidikan yang
autentik. Karena penilaian yang ada dalam pembelajaran tematik juga berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Maka
kiranya cukup sejalan jika pembelajaran berbasis lingkungan untuk membangun karakter siswa sesuai dengan assessment
autentik. Menurut Mulyasa (Wahyuni, 2009: 11, dalam Irwansahaja, 2014) pendekatan lingkungan merupakan
pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan
sebagai sumber belajar. Dalam pembelajaran berbasis lingkungan ini, akan dibentuk kelompok kecil yang akan
digunakan untuk pelaksanaan penelitian. Menggunakan sumber belajar lingkungan juga dapat menanamkan konsep konsep dari tingkat yang lebih mudah sampai ke tingkat yang lebih sulit. Karjiyadi (2012) mengatakan bahwa Pembelajaran
berbasis lingkungan mengarah pada pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Lingkungan
dapat diformat maupun digunakan sebagai sumber belajar. Dalam hal ini, guru dapat mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa sehingga dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari”.
Karena pembelajaran yang dikaitkan dengan lingkungan tidak hanya berkaitan dengan belajar menggunakan apa
yang ada dilingkungan, tetapi juga lebih peduli terhadap lingkungan disekitar sehingga menimbuklkan rasa kepedulian, rasa
tanggung jawa, rasa mencintai lingkungan sekitar, mencari solusi dari permasalahan yang ada dilingkungan, menjadikan
lingkungan sebagai media pembelajaran serta mengerti kehidupan nyata yang ada di lingkungan. Karena pembelajaran
yang inovatif siswa dibentuk untuk menjadi sumber daya manusia yang berkarakter unggul agar dapat menghadapi
kehidupan era globalisasi yang semakin bersaing.
Belajar berbasis lingkungan akan dapat melihat situasi yang terjadi dalam lingkungan sekitar kita. Karena dari
lingkungan sekitar kita bisa menjadi permaslahan yang ada sebagai topik dalam pembelajaran yang akan dibahas. Contoh
dari beberapa kegiatan yang dapat kita peroleh dari lingkungan yaitu: bahwa lingkungan yang kotor akan berdampak pada
kesehatan yang buruk, banyak lalat yang ada membuat makanan yang kita miliki dihinggapi oleh lalat yang menyebabkan
kita sakit perut, lingkungan yang kotor akan berdampak pula rentannya banjir karena sampah yang berserakan dimanamana, lingkungan yang masyarakatnya tidak mematuhi peratusan yang ada akan menciptakan manusia yang tidak teratur
dalam kehidupan, lingkungan yang hidup dengan padat akan menimbulkan masyarakat yang gaduh, kumuh serta
berdampak pada psikologis masyarakatnya begitu dan sebagainya. Sehingga dari lingkungan kita dapat mengetahui apa
yang terjadi dalam lingkungan kita dan solusi apa yang dapat diberikan serta karakter apa yang akan dibentuk. Diharapkan
dari permasalahn yang terjadi pada lingkungan sekitar akan membangun sumber daya manusia yang berkarakter unggul.
Banyak karakter yang akan dibentuk dari pembelajaran yang berbasis lingkungan. Siswa diharapkan toleransi, siswa
diharapkan peduli terhadap kehidupan pada lingkungan sekitarnya, siswa diharapkan lebih kreatif dalam mengatasi
permasalahan dan mencari solusi, siswa diharapkan bertanggung jawab, siswa diharapkan mandiri dan seterusnya yang
dapat membangun karakter siswa. Dari itu siswa diharapkan mampu bersaing serta menjadi manusia yang dapat
diandalkan dikehidupan sosialnya.
Pembelajaran berbasis lingkungan (Dalam rubrik GURU PERLU TAHU koran SOLOPOS edisi 7 Juni 2015)
Pendidikan karakater adalah tema besar yang digalakkan pemerintah. Pendidikan karakter seperti yang disampaikan oleh
Donny Kusuma (2007) adalah suatu bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan mendidik untuk
generasi selanjutnya. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terusmenerus dan melatih kemampuan diri demi menuju ke arah hidup yang lebih baik. Salah satu cara membentuk karakter
siswa adalah melalui pembelajaran berbasis lingkungan. Pembelajaran berbasis lingkungan adalah suatu strategi
pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Pembelajaran
ini penting untuk dilaksanakan karena pembelajaran yang terlalu berorientasi kepada penguasaan materi pelajaran,
nampaknya kurang mampu mengangkat kualitas pendidikan kita, baik dari segi hasil maupun proses belajar. Dampak positif
dari diterapkannya pembelajaran berbasis lingkungan adalah siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang
sesuatu yang ada di lingkungannya. Jika kita renungi empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk
mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (belajar untuk mengerjakan sesuatu)
dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama), pembelajaran berbasis lingkungan sangat tepat diterapkan oleh
guru. (Dalam Rizal 2016) Berdasarkan pendapat-pendapat diatas pembelajaran berbasis lingkungan adalah pembelajaran
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
170
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
yang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang membimbing peserta didik untuk menghubungkan
pengetahuannya dengan kehidupan sehari-hari. Proses belajar berdasarkan alam sekitar akan membantu anak didik untuk
menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekitarnya. Ovide Decroly dikenal dengan teorinya, bahwa sekolah adalah dari
kehidupan dan untuk kehidupan (Ecole pour la vie par lavie). Dikemukakan bahwa bawalah kehidupan ke dalam sekolah
agar kelak anak didik dapat hidup di masyarakat.
Ada dua istilah yang sangat erat kaitannya, tetapi berbeda secara gradual, ialah alam sekitar dan lingkungan. Alam
sekitar mencakup segala hal yang ada di sekitar kita, baik yang jauh maupun yang dekat letaknya, baik yang silam maupun
yang akan datang, tidak terikat pada waktu dan tempat. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki
makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor
kondisi kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting.
Lingkungan belajar/ pembelajaran/ pendidikan terdiri dari berikut ini: a) 1. Lingkungan sosial adalah masyarakat, baik
kelompok besar ataupun kecil; b) Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh
terhadap individu lainnya; c) Lingkungan alam (fisik) meliputi sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber
belajar; d) Lingkungan kultural, mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, dan
dapat dijadikan faktor pendukung pengajaran (Oemar Hamalik, 2003: 194-195).
Membangun Sumber Daya Manusia Berkarakter unggul
Membangun sumber daya manusia yang berkarakter unggul juga sebuah tujuan yang tepat dalam membangun
sebuah negara agar dapat semakin maju dan berkembang. karena sumber daya manusia yang berkarakter unggul akan
menjadikan setiap amanah dan sikap yang baik menjadi prinsip dalam hidupnya. Menjadikan setiap pekerjaan menjadi
sebuah tanggung jawab yang harus dilakukan dengan baik. Karena sumber daya manusia yang berkarakter unggul lebih
diharapkan agar dapat membangun negara menjadi adil dan makmur karena karakter yang unggul. (Dalam artikel Isnaeni)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata peran diartikan sebagai perangkat tingkah atau sikap yang diharapkan dimiliki
oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat. Kemudian, pendidikan karakter menurut Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2011:6) adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik
(habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi
kepribadiannya. Berdasarkan pengertian tersebut dalam pendidikan karakter memuat mengenai pendidikan afektif,
pendidikan nilai-niai, dan juga pendidikan moral. Pendidikan afektif mengembangkan aspek emosi, atau peraasaan yang
umumnya terdapat dalam pendidikan humaniora dan seni, Namun juga dihubungkan dengan sistem nilai-nilai hidup, sikap,
dan keyakinan untuk mengembangkan moral dan watak seseorang. Pendidikan nilai-nilai membantu untuk mengenali,
memilih, dan menetapkan nilai-nilai tertentu sehingga dapat digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan untuk
berperilaku secara konsisten dan menjadi kebiasaan dalam hidup bermasyarakat. Sementara pendidikan moral
mengembangkan pola perilaku seseorang sesuai dengan kehendak masyarakatnya. Kehendak ini berwujud moralitas atau
kesusilaan yang berisi nilai-nilai dan kehidupan yang berada dalam masyarakat. Sehingga dalam pendidikan karakter
seseorang dapat dikatakan berkarakter atau berwatak jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki
masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya (Zuriah, 2011: 19). Jadi,yang dimaksud peran
pendidikan karakter merupakan seperangkat sikap atau tingkah laku yang merupakan usaha menanamkan kebiasaankebiasaan yang baik (habituation) agar peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah
menjadi kepribadiannya dan sesuai dengan kehendak masyarakatnya.
Karena pembelajaran berbasis lingkungan menjadi solusi pada siswa yang memiliki energi yang energic untuk
selalu mengeksplor kompetensinya menjadi lebih berkembang, serta menjadi solusi untuk kejenuhan siswa yang sering
belajar didalam kelas dengar berbagai macam pelajaran yang berlandaskan dengan teori. Karena dengan teori saja siswa
tidak dapat melatih kemampuan bersaingnya menjadi lebih baik karena tidak mengetahui kondisi dilingkungannya. Maka
lingkungan menjadi solusi dalam membangun sumber daya manusia yang berkarakter unggul. Kalau ditanya tentang
karakter apa yang diberikan dari lingkungan dalam membangun karakter siswa, jawabanya banyak karakter yang dapat
dibagun dari lingkungan yang dapat disesuaikan dengan pelajaran dan materi yang diberikan.
SIMPULAN
Pembelajaran yang inovatif memiliki berbagai cara dalam mengembangkannya dari segi metode, media, strategi,
pendekatan dan sebagainya. Dalam pembahasan yang saya tulis, terfokus pada pembelajaran inovatif yang berbasis
lingkungan. Karena saya menganggap pembelajaran berbasis lingkungan tidak akan terdapat pada satu materi saja, tetapi
terdapatdibanyak materi. Dari pembahasan di atas dapt saya simpulkan bahwa pembelajaran yang berbasis lingkungan
dalam membangun sumber daya manusia yang berkarakter unggul adalah dengan mejadikan lingkungan sekitar sebagai
topik atau materi yang dikaitakan dengan pembelajaran yang ada dalam rancangan pembelajaran. Sehingga tema yang ada
didalam buku pelajaran siswa dapat dikaitkan dengan kehidupan siswa dilingkungan sekitar. Pembelajaran tersebut juga
bisa menjadikan lingkungan sebagai maedia pembelajaran yang nyata dan autentik karena berkaitan dengan kehidupan
siswa.
Banyak cara dalam membentuk serta membangun karakter manusia. Akan tetapi membangun karakter pada
manusia merupakan suatu latihan yang tidak sebentar. Karena membangun karakter yang diinginkan dilakukan dengan
pembiasaan-pembiasaan yang terjadi dalam kehidupan kita. Tidak akan mungkin manusia yang cinta dengan lingkungan
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
171
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
berasal dari manusia yang hidup pada kebiasaan manusia yang suka membuang sampah sembarangan. Karena manusia
yang berkarakter akan terbentuk dan dibangun dari manusia yang menjaga lingkungannya dengan selalu membuang
sampah pada tempatnya.
Begitu pun diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat membangun sumber daya manusia yang berkarakter
unggul dalam kehidupan sosialnya. Karena siswa yang dihadapkan langsung pada materi pembelajaran yang nyata yang
mereka alami dikehidupan sehari-hari. Agar apa yang ada dalam materi pembelajarannya dapat diterapkan langsung pada
kehidupan nyata, serta kendala yang terjadi yang selalu dikatakan teori tidak sama dengan kenyataan. Disitu akan
terbentuk karakter-karakter unggul karena kenyataan yang ada akan membangun karakter yang spontanitas.
REFERENSI
Guraru, 2015. Artikel Pembelajaran berbasis lingkungan. Diunduh dari: http://guraru.org/guru-berbagi/pembelajaranberbasis-lingkungan/
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Irwansahaja, 2014. Pembelajaran Berbasis Lingkungan. Diunduh dari
http://irwansahaja.blogspot.co.id/2014/07/pembelajaran-berbasis-lingkungan.html
Rijal, 2016. Pembahasan pembelajaran berbasis lingkungan. Diunduh dari
http://www.rijal09.com/2016/12/pengertianpembelajaran-berbasis.html
Sumantri Mulyani, Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Maulana
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3
Wahyudin, D. 2012. Pengantar Pendidikan. Banten: Universitas Terbuka.
Wiyani, N. A. 2013. Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976
p-ISSN: 2549-435X
172
Download