PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN KUPANG KEC. AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S.Pd.I) Oleh JONI OCTAMI SAPUTRA NIM: 11508007 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN KUPANG KEC. AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S.Pd.I) Oleh JONI OCTAMI SAPUTRA NIM: 11508007 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013 iii KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected] PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skipsi saudara : Nama : Joni Octami Saputra NIM : 11508007 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah Judul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013. Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 15 Maret 2013 iv SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN KUPANG KEC. AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN 2013 DISUSUN OLEH JONI OCTAMI SAPUTRA NIM: 11508007 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 1 April 2013 dan dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Joni Octami Saputra NIM : 11508007 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 15 Maret 2013 Penulis. Joni Octami Saputra NIM: 11508007 vi MOTTO Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim:7) ” Hari esok tidak akan mengubah hari yang lalu ataupun hari ini, akan tetapi hari ini akan mengubah hari esok jadi lakukanlah yang terbaik yang bisa kamu lakukan hari ini. ” vii PERSEMBAHAN Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini penulis persembahkan kepada: Ibunda (Elmianis) dan ayahanda (Tasman) , terima kasih atas kasih sayang yang tak terhingga, setiap do’a yang tak pernah berhenti, dan setiap tetes peluh yang mengalir, dan segalanya yang telah ibu berikan untukku. Ibu dan bapak angkat yang telah berbagi kasih dengan penulis (Bpk. Kamilun Alkusai dan Ibu Yurfiah Yusuf), semoga kebaikan selalu mengalir untuk beliau. Buat seseorang yang menjadi motivasi bagi penulis, terima kasih atas ketulusan hati, dan semangat yang telah diberikan. Untuk teman-teman seperjuangan PGMI reguler 2008 STAIN Salatiga, Nug, Daud, Ansori, Nada Maulida, Hanafi, Rahman, Sunti, Ranindya, Fitri, Sriyanto, Mbak Ina, Nia, Ragil, Marwe, Desi dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Sungguh kebahagian bagi penulis bisa berbagi dengan kalian semua. Almamaterku tercinta STAIN Salatiga tempat aku menuntut ilmu. viii KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya hingga yaumul akhir nanti. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN KUPANG KEC. AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN 2013”. Penulisan skripsi ini tentu tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku Ketua Progdi PGMI. 3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Segenap Bapak/Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai. ix 5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah membantu menyediakan fasilitas untuk mencari sumber yang relevan dengan skripsi ini. 6. Bapak/Ibu guru MI Sudirman Kupang, yang telah memberikan waktu, kesempatan, bantuan, motivasi dan sebagai kolaborator dalam penelitian di MI. 7. Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah mendoakan untuk kelancaran penulisan skripsi ini. 8. Rekan-rekan seangkatan PGMI reguler 2008 yang saling membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dalam kalimat maupun materi yang disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis senantiasa menantikan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya. Salatiga, 15 Maret 2013 Penulis, Joni Octami Saputra NIM:11508007 x ABSTRAK Saputra, Joni Octami (2013) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. STAIN Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd. Kata Kunci : Metode TGT, Hasil Belajar IPS. Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan, yaitu apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa, hasil belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS kelas IV MI Sudirman Kupang, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, tahun ajaran 2012/ 2013. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IV MI Sudirman Kupang, Ambarawa tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 10 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Setiap akhir siklus diadakan evaluasi untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada mata IPS. Pengumpulan data berupa instrumen tes untuk mengukur hasil belajar setiap siklus, lembar pengamatan (observasi) aktivitas belajar siswa, lembar pengamatan (observasi) motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Aktivitas belajar siswa yang mendapat kriteria baik aspek visual activities pada siklus I 20 %, pada siklus II meningkat menjadi 60%. Pada aspek oral activities siklus I 30 % , pada siklus II meningkat menjadi 60%. Pada aspek listening activities 20 %, pada siklus II meningkat menjadi 70%. Pada aspek mental activities 10 %, pada siklus II meningkat menjadi 50%. Motivasi belajar siswa untuk kriteria baik aspek perhatian siklus I 20%, pada siklus II meningkat menjadi 70%. Pada aspek keinginan siklus I 10% pada siklus II meningkat menjadi 60%. Pada aspek minat siklus I 40%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 70%. Pada aspek rasa ingin tahu siklus I 20 %, pada siklus II meningkat menjadi 50%. Hasil belajar siswa, jumlah siswa yang mencapai tuntas KKM pada pra siklus yaitu 30%. Pada siklus I 50 %, pada siklus II mencapai 80 %. Nilai rata-rata siswa pada pra siklus yaitu 57, pada siklus I 64, dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 80. xi DAFTAR ISI SAMPUL....................................................................................................... i HALAMAN LOGO...................................................................................... ii HALAMAN JUDUL..................................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ iv HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................ vi HALAMAN MOTTO.................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... viii KATA PENGANTAR................................................................................... ix ABSTRAK..................................................................................................... xi DAFTAR ISI................................................................................................. xii DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………. 6 C. Tujuan Penelitian...................................................................... 7 D. Hipotesis Penelitian………………………………………….. 8 E. Manfaat Penelitian ................................................................... 9 F. Definisi Operasional................................................................. 10 G. Metode Penelitian..................................................................... 14 H. Sistematika Penulisan............................................................... 23 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar………………………………………………………… 25 B. Metode Pembelajaran………………………………………….. 27 C. Aktivitas Belajar……………………………………………….. 28 D. Motivasi Belajar………………………………………………... 34 xii E. Model Pembelajaran……………………………………………. 43 F. Model Pembelajaran Kooperatif………………………………... 45 G. Model Pembelajaran Kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT)……………………………………………… 53 H. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Model Pembelajaran Non-Kooperatif…………………………………... 60 I. Hasil Belajar……………………………………………………... 63 J. Ilmu Pengetahuan Sosial………………………………………… 68 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Keadaan Subyek, Obyek, Waktu & Lokasi Penelitian.. 74 B. Deskripsi Pra Siklus...................................................................... 76 C. Deskripsi Siklus I.......................................................................... 76 D. Deskripsi Siklus II........................................................................ 82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian.......................................................................... 87 B. Pembahasan............................................................................... 100 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................... 105 B. Saran......................................................................................... 106 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP xiii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif………… 51 Tabel 2.2 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Model Pembelajara Non-Kooperatif (Konvensional)……….. 60 Tabel 2.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester 1…………………………………………………… 70 Tabel 2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV Semester 2…………………………………………………… 72 Tabel 3.1 Nama Siswa Kelas IV MI Sudirman Kupang……………….. 74 Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus……………………………… 83 Tabel 4.2 Visual activities siswa dala pembelajaran siklus I………….. 84 Tabel 4.3 Oral activities siswa dalam pembelajaran siklus I………….. 85 Tabel 4.4 Listening activities siswa dalam pembelajaran siklus I…….. 85 Tabel 4.5 Mental activities siswa dalam pembelajaran siklus I……….. 85 Tabel 4.6 Perhatian Belajar siswa dalam pembelajaran siklus I………. 86 Tabel 4.7 Keinginan siswa dalam pembelajaran siklus I……………... 86 Tabel 4.8 Minat siswa dalam pembelajaran siklus I………………….. 87 Tabel 4.9 Rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran siklus I……….. 87 Tabel 4.10 Hasil belajar siswa Siklus I………………………………… 88 Tabel 4.11 Visual activities siswa dala pembelajaran siklus II………… 89 Tabel 4.12 Oral activities siswa dalam pembelajaran siklus II………… 90 Tabel 4.13 Listening activities siswa dalam pembelajaran siklus II…… 90 Tabel 4.14 Mental activities siswa dalam pembelajaran siklus II……… 90 Tabel 4.15 Perhatian Belajar siswa dalam pembelajaran siklus II……... 91 Tabel 4.16 Keinginan siswa dalam pembelajaran siklus II……………. 91 Tabel 4.17 Minat siswa dalam pembelajaran siklus II………………… 91 Tabel 4.18 Rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran siklus II……… 92 Tabel 4.19 Hasil belajar siswa Siklus II………………………………. 92 Tabel 4.20 Rekapitulasi aktivitas belajar siswa siklus I dan siklus II…. 94 Tabel 4.21 Rekapitulasi motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II…. xiv 95 Tabel 4.22 Rekapitulasi hasil belajar siswa …………………………… xv 96 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Silabus Mata Pelajaran IPS kelas IV MI Sudirman Kupang Kec. Ambarawa, Kab. Semarang tahun 2013……………… 108 Lampiran B1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I……….. 114 Lampiran B2 Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus II………. 120 Lampiran C1 Lembar Kerja Siswa Siklus 1………………………………. 126 Lampiran C2 Lembar Kerja Siswa Siklus II…………………………….... 127 Lampiran D1 Lembar Evaluasi Siklus I…………………………………... 128 Lampiran D2 Lembar Evaluasi Siklus II…………………………………. 130 Lampiran E1 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I…………………………... 133 Lampiran E2 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II…………………………. 134 Lampiran F1 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I……....... 135 Lampiran F2 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II………. 136 Lampiran G1 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I………… 139 Lampiran G2 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II……….. 140 Lampiran H1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus…………………………........ 143 Lampiran H2 Hasil Belajar Siswa Siklus I……………………………........ 144 Lampiran H3 Hasil Belajar Siswa Siklus II……………………………...... 145 Lampiran I Nama Siswa Kelas IV MI Sudirman Kupang TA. 2012/2013… 146 Lampiran J Pembagian Kelompok Siswa Berdasarkan Prestasi siswa…….. 147 Lampiran K1 Kartu Soal TGT Siklus I…………………………………….. 148 Lampiran K2 Kartu Soal TGT siklus II……………………………………. 150 Lampiran L1 Kunci Jawaban Kartu Soal TGT Siklus I…………………..... 152 Lampiran L2 Kunci Jawaban TGT Siklus II………………………………. 153 Lampiran M Surat Permohonan Izin Penelitian……………………………. 155 Lampiran N Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian………....... 156 Lampiran O Bukti Konsultasi……………………………………………... 157 Lampiran P Daftar Riwayat Hidup Peneliti………………………………. 158 xvi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Pada masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis (Wahidmurni, 2010: 216). Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. 1 Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006, tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Memperhatikan tujuan dan esensi pendidikan IPS di atas, sebaiknya penyelenggaraan pembelajaran IPS mampu mempersiapkan, membina, dan membentuk kemampuan peserta didik yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat (Hamid Hasan; Kosasih, 1992). Untuk menunjang tercapainya tujuan IPS tersebut harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran (Solihatin & Raharjo, 2007: 1). Solihatin dan Raharjo (2007: 3) bukunya Cooperative Learning, Analisis Model Pembelajaran IPS mengatakan bahwa kondisi pendidikan IPS saat ini yaitu: metode pembelajaran konvensional (ceramah), tujuan dan peran 2 kritis / misi IPS untuk mempersiapkan warga negara yang baik dan mampu bermasyarakat sulit dicapai, siswa hanya menjadi objek pembelajaran, teacher center, kurang mendorong potensi siswa, kurang merangsang siswa untuk belajar mandiri, pelajaran IPS bersifat hafalan semata dan kurang bergairah dalam mempelajarinya. Evaluasi hanya materi yang diajarkan dan hanya menyentuh aspek koqnitif, dengan tes sebagai alat evaluasi, prestasi siswa kurang optimal dan pola interaksi searah. Kondisi seperti di atas pun secara riil juga terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kab. Semarang. Pembelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang, masih belum seluruhnya berpusat pada siswa. Hal ini terbukti dengan masih seringnya digunakan metode ceramah atau konvensional pada mata pelajaran IPS. Penerapan pembelajaran yang konvensional tersebut masih bersifat berpusat pada guru (teacher centered), sehingga menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik dan komunikatif. Metode pembelajaran yang diterapkan untuk mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah hanya menggunakan metode ceramah sebagai metode utama, sehingga proses belajar terasa membosankan bagi siswa karena terasa monoton. Kondisi ini diduga akan sangat mempengaruhi hasil belajar, aktivitas belajar dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran serta berkaitan pula dengan masa depan siswa. Metode ceramah sebagai metode utama bukan berarti tidak cocok untuk digunakan tetapi penggunaan metode 3 tersebut yang mendominasi menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan menurunnya motivasi belajar. Penerapan sistem pembelajaran konvensional secara terus-menerus tanpa variasi tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara aktif khususnya dalam mata pelajaran IPS, maka diperlukan variasi dan kreativitas dalam model pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan di atas maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memberikan makna serta menyenangkan bagi siswa. Salah satu model yang dapat mengarahkan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar secara langsung adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan adanya kerja sama antar siswa dengan kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar bersama. Model pembelajaran kooperatif ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit dengan cara bertukar pikiran atau diskusi dengan temantemannya melalui kegiatan saling membantu dan mendorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Semua metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerjasama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. Islam juga mengajarkan kepada umatnya supaya saling tolong menolong, saling bekerja sama dalam kebaikan, termasuk di dalamnya dalam proses pembelajaran. Hal itu terdapat dalam Al-Qur’an dalam surat Al Maidah ayat 2: 4 Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode pembelajaran yaitu: STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw (teka teki), penelitian kelompok (Group Investigation). Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Team Accelerated Instruction (TAI) (Slavin, 2009: 11). Metode Teams Games Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David Devries dan Keith Edward, Metode Teams Game Tournament (TGT) ini merupakan metode pembelajaran pertama dari Jhons Hopkins. Metode ini menggunakan pelajaran yang sama dalam STAD (Student Teams Achievement Division), tetapi menggantikan kuis dengan turnamen akademik, dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbang skor bagi timnya (Slavin, 2009: 13). Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPS diharapkan dapat tercipta suasana 5 belajar siswa aktif dengan dimensi kegembiraan, yang saling berkomunikasi, saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa, karena pembelajaran seolah-olah seperti permainan dan perlombaan. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah “ PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN KUPANG KEC. AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN 2013 ” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013? 2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV 6 mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013? 3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Turnament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang Tahun 2013. 2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang Tahun 2013. 3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru 7 didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2011: 64). Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas rumusan masalah yang masih perlu dibuktikan di lapangan atau masih perlu diuji melalui penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013”. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran IPS kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013. 3. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013”. E. Manfaat Penelitian 8 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfat tersebut sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pendidikan tentang penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPS dan sebagai bahan pengembangan dan kajian terhadap teori-teori belajar serta sebagai masukan dan dasar pemikiran guru dan calon guru untuk dapat memilih metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan yang dibahas. 2. Manfaat praktis a. Peneliti Bagi Peneliti sebagai calon pendidik, dapat menjadi bekal untuk terjun kedunia pendidikan. b. Bagi guru Bagi para guru dapat meningkatkan keterampilan dalam penguasaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. c. Bagi sekolah Untuk meningkatkan kualitas sekolah, karena hasil belajar siswa yang baik dapat menambah kepercayaan masyarakat terhadap sekolah. d. Bagi siswa 9 Bagi siswa supaya memiliki kemandirian belajar yang tinggi agar dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. F. Definisi Operasional 1. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif lebih dari sekadar belajar kelompok atau kelompok kerja , karena belajar dalam model kooperatif harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubunganhubungan yang bersifat interpedensi yang efektif diantara anggota kelompok (Solihatin dan Raharjo, 2007: 4) Berdasarkan pendapat di atas, yang dimaksud Pembelajaran kooperatiif disini adalah pembelajaran dengan mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompoknya siswa belajar bersama, bekerja bersama, saling melengkapi, serta saling tolong menolong dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga tercipta sebuah interaksi yang lebih luas yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru. 2. Team Game Tournament (TGT) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang berbentuk turnamen akademik yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi 10 angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angkat tersebut (Rusman, 2011: 224). Teams Games Tournament (TGT) yang dimaksud disini adalah pembelajaran dimana siswa memainkan permainan dengan anggota kelompok lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainannya dalam TGT ini berupa pertanyaan yang ditulis di kartukartu yang diberi angka. Siswa kemudian diminta menjawab pertanyaan yang ada pada kartu. Jika siswa menjawab benar maka dia secara otomatis menyumbang poin bagi kelompoknya. Turnamen dalam hal ini harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya soal sulit untuk anak pintar, soal yang agak lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. 3. Aktivitas belajar yaitu tindakan-tindakan dalam belajar seperti: Mendengarkan, memandang, meraba, membau, dan mencicipi/mengecap, menulis, atau mencatat, membaca, membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi, mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan baganbagan, menyusun paper atau kertas kerja, mengingat, berfikir, latihan atau praktek (Ahmadi & Supriyono, 2004: 132-137). Menurut Paul B. Diedrich aktivitas yang klasifikasi aktivitas belajar antara lain: visual Activities, membaca, memperhatikan: gambar, demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya), Oral activities, 11 menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya, Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato dan sebagainya, drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya, motor activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya, emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya (Rohani, 2004: 9). Aktivitas belajar yang dimaksud disini yaitu segala bentuk kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT). Peningkatan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditinjau dari rata-rata skor aktivitas belajar siswa yang diobservasi pada setiap siklus. 4. Motivasi belajar yaitu keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2009: 75). Dalam penelitian ini motivasi belajar yang dimaksud adalah perhatian siswa selama pembelajaran, minat siswa dalam mengikuti pelajaran, keinginan siswa untuk selalu menghilangkan rasa malas dalam belajar dan rasa ingin tahu siswa terhadap apa-apa yang tidak diketahuinya. 12 5. Peningkatan Hasil belajar siswa adalah perubahan kemampuan yang dimiliki siswa setelah belajar yang wujudnya berupa kemampuan koqnitif, afektif dan psikomotorik Atau bisa juga perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar mengajar yang memungkinkan untuk diukur. Hasil belajar ilmu pengetahuan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tercapainya hasil atau prestasi belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tolak ukur untuk mengukur peningkatan hasil belajar disini adalah nilai tes yang diperoleh dari hasil tes pra siklus sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT yang dibandingkan dengan nilai evaluasi setiap siklus di akhir proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila dari siklus I ke siklus II dan seterusnya hasil belajar mengalami peningkatan secara berkesinambungan, sesuai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang dipatok Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial yaitu 65. 6. Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. IPS sebagai mata pelajaran di SD pada hakekatnya merupakan suatu integrasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk tujuan pendidikan (Wahidmurni, 2010: 216). Mata Pelajaran IPS yang dimaksudkan disini adalah mata pembelajaran IPS 13 kelas IV semester 2 yang materinya berdasarkan silabus mata pelajaran IPS kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Sudiran Kupang, Ambarawa. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2010: 17-18). Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan secara kolaboratif oleh peneliti dalam praktik pembelajarannya, sehingga peneliti secara reflektif dapat menganalisis, mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas. Dalam hal ini berarti dengan melakukan PTK, peneliti dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran sehingga lebih efektif. Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas kolaboratif karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menjadikan kelas sebagai objek penelitian. PTK tidak harus dilakukan oleh seorang guru, PTK juga bisa dilakukan oleh orang luar yang bekerjasama dengan guru yang bersangkutan. Seperti yang disampaikan IGK Wardani bahwa penelitian dapat dilakukan orang luar dengan mengumpulkan data dengan cara mengamati guru mengajar (Wardani , 2006: 18). 2. Waktu dan Lokasi Penelitian a. Waktu Penelitian 14 Penelitian dilaksanakan tanggal 26 Januari dengan 9 Februari 2013. b. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kecamatan Ambarawa, Kab. Semarang. 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sudirman Kupang Kec. Ambarawa, Kab. Semarang. dengan jumlah siswa 10 orang yang terdiri dari 6 siswa laki- laki dan 4 siswa perempuan. Alasan peneliti mengambil kelas IV karena dimana siswa berada dalam masa peralihan dari pembelajaran yang konkrit menuju pembelajaran abstrak, keadaan lebih kondusif, ruang kelas yang lebih luas, siswanya lebih tertib dan tenang sehingga mempengaruhi siswa dalam mengikuti pelajaran. 4. Langkah-langkah Penelitian Dedi Dwitagama dan Wijaya Kusumah (2010: 25) mengemukakan bahwa untuk melaksanakan PTK, dibutuhkan tahapan planning (rencana), Action (tindakan), Observation (pengamatan), dan Reflektion (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut: a. Perencanaan (planning) Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan yang dilakukan adalah : 1) Menyiapkan materi pembelajaran. 15 2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 3) Menyiapkan lembar soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT), dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif metode TGT. 4) Membuat instrumen penelitian 5) Menyiapkan alat pembelajaran. b. Tindakan (acting) Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan (acting) dari guru berupa solusi tindakan sebelumnnya. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Pada RRP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi. c. Pengamatan (observing) Selanjutnya diadakan pengamatan (observing) yang teliti terhadap proses pelaksanaannya. Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar dan motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode Teams Games Tournament (TGT). d. Refleksi (reflecting) Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya. Hasil refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanaan tersebut, akan 16 dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya. 5. Instrumen Penelitian Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2011: 102). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas : a. Soal Tes Instrumen dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan materi IPS. Pada penelitian ini materi yang dipilih adalah tentang mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tes dilaksanakan pada pra siklus dan pada akhir tiap pembelajaran. b. Pedoman wawancara Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui keadaan siswa dalam pembelajaran sebelumnya, kendala atau permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran, serta tanggapan meraka terhadap proses pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT. c. Pedoman pengamatan (observasi) 17 Pedoman observasi ini berisi aspek-aspek perilaku guru, dan siswa dalam pembelajaran, Aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS. d. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan dokumendokumen yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran. 6. Teknik Pengumpulan Data Basrowi dan Suwandi menjelaskan bahwa ada dua sumber data yang biasa dipakai dalam PTK, yaitu sumber data primer dan sekunder. Data primer yang dihasilkan dalam PTK antara lain berupa data hasil wawancara dengan guru, siswa, kepala sekolah, nilai prestasi belajar siswa sesudah dilaksanakan PTK. Data sekunder dalam PTK dapat berupa arsip nilai sebelum PTK dilaksanakan (dokumen hasil belajar siswa), data pribadi siswa dalam buku induk sekolah, foto-foto, laporan pengamatan, dan hasil wawancara dengan subjek yang tidak secara langsung berhubungan dengan siswa dalam PBM (2008: 125). Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut : a. Tes Tes yaitu cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka pengukuran, dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas, serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintahperintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang 18 melambangkan tingkah laku atau prestasi testee, nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu. (Sudijono, 2011: 67) Tes berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan materi IPS. Pada penelitian ini materi yang dipilih adalah tentang mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tes dilaksanakan pada pra siklus dan akhir setiap siklus penelitian. Dalam hal ini tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif metode TGT. b. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti. Wawancara memiliki sifat yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subjek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap dapat digali dengan baik (Kusumah & Dwitagama, 2010: 77). Wawancara digunakan untuk mengungkap data secara kualitatif. Di dalam PTK, data kualitatif dapat digunakan untuk melengkapi data kuantitatif. Data ini bersifat lebih luas dan dalam, mengingat data ini digali oleh peneliti sampai peneliti merasa itu cukup (Suwandi dan Basrowi, 2008: 129). Wawancara digunakan untuk menggali informasi data siswa dari guru kelas yang selalu berhubungan langsung dengan siswa, dan untuk menggali informasi 19 tentang aktifitas, motivasi dan tanggapan mereka terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode TGT dalam pembelajaran IPS. c. Observasi Pengamatan /observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar-mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok (Kusumah & Dwitagama, 2010: 66) Secara umum, observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu (Wardani, 2006: 26). Observasi juga disebut pengamatan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal yang diamati adalah aktifitas belajar siswa, motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. d. Metode dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dan gambaran tentang sekolah, guru dan karyawan, sarana dan prasarana, serta keadaan siswa secara umum. 7. Analisis Data Analisis data dilakukan peneliti bersama dengan kolaborator yaitu guru IPS kelas IV sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada 20 siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya, maka dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis atau tes formatif pada setiap akhir pembelajaran. Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah berikutnya yang dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua data yang telah terkumpul. Cara yang ditempuh untuk menganalisis data adalah memberikan nilai untuk setiap jawaban per item soal dari soal yang telah diberikan kepada responden, dan dari skor observasi yang dinilai oleh observer, kemudian dianalisis per siklus untuk melihat perbandingan nilai yang dicapai. Selain menganalisis data yang diperoleh, analisis juga dilakukan untuk hasil pengamatan/observasi terhadap guru dan siswa dalam setiap proses pembelajaran. Untuk memperoleh frekuensi relatif (persenan), digunakan rumus : P= f 𝑁 x 100 % f = frekuensi yang sedang dicari persentasinya. N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) P = Angka presentase (Sudijono, 2010: 43). 21 H. Sistematika Penulisan Bagian awal meliputi: sampul, lembar berlogo, judul persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran. Bab I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup pendekatan dan rancangan penelitian, waktu dan tempat penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. Bab II berisi kajian pustaka yang mencakup pengertian belajar dan metode pembelajaran, aktivitas belajar, motivasi belajar, model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif metode Team Games Tournament (TGT), perbedaan model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran non-kooperatif (konvensional), hasil belajar, ilmu pengetahuan sosial. Bab III berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus, siklus I (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per siklus yang membahas mengenai data hasil pengamatan/wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan. 22 Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran. 23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah “belajar”. Kata belajar bukan istilah baru yang kita dengar. Banyak kita temukan definisi belajar itu sendiri dengan definisi yang berbeda. Berikut marilah kita lihat beberapa pengertian belajar menurut para pakar pendidikan. Menurut Gagne yaitu belajar merupakan perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Sedangkan menurut Travers, Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.(belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku). Menurut Cronbach, Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. (belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). Menurut Harold spears, Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca dan meniru mencoba sesuatu, mendengarkan, dan mengikuti arah tertentu). Menurut Geoch, Learning is change in performance as result of practice, (belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan). Menurut Morgan, Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience (belajar adalah perbuatan sebagai hasil dari pengalaman (Suprijono, 2011: 2-3) 24 Hakekat belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada diri individu yang belajar. Oleh karena itu pada prinsipnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar, baik sumber yang didesain maupun yang dimanfaat. Belajar juga mengandung pengertian terjadinya perubahan persepsi dan perilaku, termasuk juga perubahan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lengkap. Belajar juga dapat didefinisikan sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktifitas, praktik dan pengalaman (Kunandar, 2011: 326-327). Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil usaha yang dilakukan secara sadar oleh individu yang berdasarkan pada pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pada umumnya proses belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku koqnitif, afektif dan psikomotor yang terjadi pada individu keaarah yang lebih positif yaitu keadaan kemampuan koqnitif, afektif, psikomotor berorientasi kearah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya. Belajar juga bisa dikatakan sebuah proses perubahan yang terjadi pada diri manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lainnya. Oleh karena itu belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas belajar, meskipun 25 tidak semua perubahan termasuk kegiatan belajar misalnya perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya. Belajar memiliki komponen-komponen yaitu tujuan, bahan pelajaran, interaksi belajar, metode, alat, sumber belajar, dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. B. Metode Pembelajaran Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan tertentu, makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan (Surakhmad, 1982: 96). Menurut Asril (2011: 4) metode berarti cara atau teknik-teknik tertentu yang dianggap baik (efisien dan efektif), sedangkan mengajar berarti merangkaikan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pengajar untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan pada peserta didik (transfer of knowledge). Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, baik pembelajaran yang berlangsung di dalam ruangan kelas maupun di luar kelas guna mempermudah dan meningkatkan kemampuan siswa dalam proses belajar. Metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Oleh karena itu, kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. 26 Metode mengajar berfungsi pula sebagai alat yang tetap untuk menambahkan partisipasi peserta didik dan menambahkan kepemimpinan dengan usaha menciptakan situasi mengajar dan belajar yang tepat dan berguna. Di dalam memilih dan menggunakan metode mengajar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, supaya lebih fungsional antara lain: a. Bahan pelajaran yang diajarkan b. Tujuan yang hendak dicapai. c. Gunakan metode yang dianggap paling tepat dan gunakan pula alat bantu yang sesuai. d. Hubungan antara metode dengan fasilitas, waktu dan tempat (Asril, 2011: 5). C. Aktivitas Belajar Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Jika seorang peserta didik ingin memecahkan suatu problem, ia harus berfikir menurut langkah-langkah tertentu, kalau ia ingin menguasai suatu keterampilan, ia harus berlatih mengoordinasikan otot-otot tertentu, kalau ingin memiliki sikap-sikap tertentu ia harus memiliki sejumlah pengalaman emosional, begitu seterusnya. Dengan demikian, belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, 27 ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyakya atau banyak yang berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan atau diarahkan supaya daya itu aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran (proses perolehan hasil pelajaran) secara aktif. Berikut dikemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam situasi; 1. Mendengengarkan Situasi ini memberikan kesempatan kepada seseorang untuk belajar. Seseorang menjadi belajar atau tidak dalam situasi ini tergantung ada atau tidaknya kebutuhan, motivasi, dan set belajar seseorang. Set belajar yaitu arah perhatian atau sikap dalam interaksi belajar mengajar untuk mencapai tujuan. Dengan adanya kondisi pribadi seperti itu memungkin seseorang tidak hanya mendengarkan, melainkan mendengarkan secara aktif dan bertujuan. Mendengarkan yang demikian akan memberi manfaat bagi perkembangan pribadi seseorang. 2. Memandang Setiap stimuli visual memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat kita pandang, akan tetapi tidak semua pandangan atau penglihatan kita adalah belajar. Meskipun pandangan kita tertuju kepada suatu objek visual, apabila dalam diri kita tidak terdapat kebutuhan, motivasi, serta set belajar tertentu untuk 28 mencapai suatu tujuan, maka pandangan yang demikian tidak termasuk belajar. 3. Meraba, membau, mencicipi / mengecap. Meraba, membau dan mengecap adalah aktivitas sensoris seperti halnya pada mendengarkan dan memandang. Segenap stimuli yang dapat diraba dicium, dan dicecap merupakan situasi yang member kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Hal aktivitas meraba, aktivitas membau, atau pun aktivitas mengecap dapat dikatakan belajar, apabila aktivitas-aktivitas itu di dorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan dengan menggunakan set belajar tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku. 4. Menulis Mencatat yang termasuk sebagai belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan set belajar tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar. 5. Membaca Membaca untuk keperluan belajar harus pula menunjukkan set belajar. Membaca dengan set belajar misalnya dengan memulai memperhatikan judul-judul bab, topik-topik utama dengan berorientasi kepada kebutuhan dan tujuan. 6. Membuat ikhtisar atau ringkasan atau menggaris bawahi. Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat 29 membantu kita dalam hal mengingatkan atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. 7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering kita jumpai tabel-tabel, diagram ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat berguna bagi kita dalam mempelajari materi yang relavan itu. Demikian pula gambar-gambar, peta-peta dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman kita tentang sesuatu hal. 8. Menyusun paper atau kertas kerja Dalam membuat paper, pertama yang perlu mendapat perhatian ialah rumusan topic paper itu. dari rumusan topic-topik itu kita akan dapat menentukan materi yang sesuai. Kemudian kita perlu mengumpulkan materi yang akan ditulis ke dalam paper dengan mencatatkan pada buku notes atau kartu-kartu cacatan. 9. Mengingat Mengingat dengan maksud agar ingat tentang sesuatu belum termasuk sebagai aktivitas belajar. Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah termasuk aktivitas belajar, apalagi jika mengingat itu berhubungan dengan aktivitasaktivitas belajar lainnya. 10. Berfikir 30 Berfikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berfikir, orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknyan orang menjadi tahu tentang hubungan antar-sesuatu. 11. Latihan atau praktek Latihan atau praktek adalah termasuk aktivitas belajar. Orang yang melaksanakan kegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat mengembangkan sesuatu aspek pada dirinya. Orang yang berlatih atau berpraktek sesuatu tentunya menggunakan set tertentu sehingga setiap gerakan atau tindakannya terarah kepada suatu tujuan (Ahmadi & Supriyono, 2004: 132-137). Aktivitas belajar banyak macamnya. Paul B. Diedrich (Rohani, 2004: 9) setelah mengadakan penyilidikan menyimpulkan: terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai berikut: 1. Visual activities, membaca, memperhatikan, gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya. 2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya. 3. Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, music, pidato dan sebagainya. 4. Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin dan sebagainya. 31 5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya. 6. Motor Activities, melakukan percobaan, membuat kontruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. 7. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya. 8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya. Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motorik terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu, dan seterusnya. Pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan. Prinsip aktivitas yang diuraikan diatas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa, segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengarkan, melihat dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri. Jiwa itu dinamis, memiliki energi sendiri, dan dapat menjadi aktif sebab didorong oleh kebutuhan-kebutuhan. Aktivitas dalam belajar diharapkan dapat meningkatkan kemampuan spiritualitas siswa, yang mana lebih memandang pada kemampuan individu untuk bisa berbuat baik, tolong menolong, dan saling mengasihi terhadap sesama. Hal ini biasanya bisa ditunjukkan dengan bagaimana individu bersikap tawadhu atau tidak berbangga diri dan sombong kepada orang lain, mudah mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang pernah memberikan 32 sesuatu kepadanya, serta menunjukkan kasih sayang dan kearifan ketika menyikapi sebuah permasalahan. Hal ini sesuai dengan ucapan Rasulullah SAW, “ Sebaik-sebaik manusia adalah yang bermanfaat terhadapat orang lain” (Muallifah, 2009: 180). Aktivitas belajar siswa diharapkan juga dapat mengembangkan nilainilai. Nilai adalah panduan-panduan untuk bertindak atau bersikap dari dalam diri kita sendiri. Nilai adalah moral dasar perilaku yang kita tetapkan untuk diri sendiri, yang kebanyakan mencakup konsep-konsep universal seperti kebenaran, kejujuran, ketidakberpihakan, keadilan, kehormatan dan lain-lain (Buzan, 2003: 22). D. Motivasi Belajar Motivasi menunjukkan kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan kearah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa dorongandorongan dasar atau internal atau insentif di luar diri individu atau hadiah. Menurut Mc Donald, “Motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”. Motivation adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perumusan ini mengandung tiga unsur yang saling berkaitan sebagai berikut: 1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahanperubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu 33 didalam sistem neurofisiologis dalam organism manusia, misalnya adanya perubahan dalam sistem pencernaan 2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal). Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin disadari, mungkin juga tidak. Kita dapat mengamatinya pada perbuatan. Misalnya si A terlibat dalam suatu diskusi. Karena dia merasa tertarik pada masalah yang akan dibicarakan, dia akan berbicara dengan kata-kata dan suara yang lancar dan tepat. 3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Komponenkomponen Motivasi. Motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen dalam (inner component) dan komponen luar ( outer component). Komponen dalam ialah perubahan di dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, keteganan psikologis. Komponen Luar ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi, komponen dalam ialah kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipuaskan, sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai (Hamalik, 1992: 173-174). Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai 34 dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Dimyati & Mudjiono, 2006: 80) Dari beberapa penelitian dihasilkan bahwa prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh motivasi, baik siswa maupun gurunya. Bahkan dikembangkan model kondisi motivasional untuk menghasilkan pembelajaran yang menarik, bermakna, dan memberikan tantangan siswa. Model kondisi motivasional itu adalah perhatian (attention), relevansi (revance), kepercayaan diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction) (Mujtahid, 2009: 122). 1. Perhatian Seorang guru harus menanamkan kepada siswanya rasa perhatian atau rasa ingin tahu. Melalui rasa ingin tahu itulah melahirkan rangsangan motivasi belajar yang meledak-ledak dan penuh semangat. Untuk menumbuhkan rasa ingin itu, seorang guru sebaiknya memancing peserta didiknya dengan hal-hal baru, urgensitas, serta hal aneh yang mengundang penasaran mereka. 2. Relevan Seorang guru harus mampu menghubungkan materi dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Guru dapat membangkitkan motivasi mereka dengan menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang. Kebutuhan pribadi (basic needs) dikelompokkan ke dalam tiga kategori 35 yakni motif pribadi, motif instrumental, dan motif kultural. Pertama, nilai motiv pribadi (personal motive value) Menurut Mc Celland, seperti yang dikutip suciati (Mujtahid, 2009: 12) mencakup: a. Kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement) b. Kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power) c. Kebutuhan untuk berafiliasi (needs for affiliation). Kedua, nilai yang bersifat instrumental yaitu keberhasilan dalam mengerjakan tugas dianggap sebagai langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut. Ketiga, nilai kultural yakni tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelompok yang diacu peserta didik, seperti orang tua, teman sebaya, dan masyarakat. 3. Percaya diri Seorang guru harus mampu menunjukkan potensi dirinya dengan penuh percaya diri di depan peserta didik. Motivasi akan meningkat apabila percaya dirinya sedang positif, sebaliknya motivasi akan turun ketika kehilangan kepercayaan diri tersebut. 4. Kepuasan Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa. Untuk meningkatkan dan memelihari motivasi siswa guru dapat menggunakan pemberian penguataan (reinforment) kesempatan berupa pujian, Pemberian kesempatan dan sebagainya (Mujtahid, 2009: 123). 36 Persoalan motivasi dapat juga dikaitkan dengan persolaan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabalia seseorang melihat ciriciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan kebutuhannya sendiri, Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Antara kebutuhan-motivasi-perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan kepuasan terdapat hubungan dan kaitan yang erat. Setiap perbuatan disebabkan oleh motivasi. Adanya motivasi karena seseorang merasakan adanya kebutuhan dan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Apabila tujuan tercapai, maka ia merasa puas. Tingkah laku yang memberikan kepuasan terhadap suatu kebutuhan cenderung untuk diulang kemblai, sehingga menjadi lebih kuat dan mantap. 1. Motivasi dan kebutuhan. Kebutuhan adalah kecenderungan kecenderungan permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan melakukan sesuatu perbuatan/tindakan untuk mencapai tujuan. Kebutuhan timbul karena adanya perubahan dalam diri organisme, atau disebabkan oleh rangsangan-rangsangan kejadian-kejadian di lingkungan organisme. Kebutuhan tersebut mendorong / menimbulkan dorongan atau motivasi bagi seseorang untuk bertingkah laku/melakukan perbuatan tertentu. 2. Motivasi dan Drive. Drive adalah suatu perubahan dalam struktur neurophysiologis yang menjadi dasar organis daripada perubahan energi yang disebut motivasi. 37 3. Motivasi dan tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu perbuatan yang apabila tercapai akan memuaskan kebutuhan individu. Tujuan yang jelas dan disadari akan mempengaruhi kebutuhan yang pada gilirannya akan mendorong timbulnya motivasi. Ini berarti, bahwa tujuan dapat membangkitkan motivasi dalam diri seseorang. 4. Motivasi dan insentif. Insentif ialah hal-hal yang disediakan oleh lingkungan dengan maksud merangsang siswa bekerja lebih giat dengan lebih baik. Insentif dapat berupa hadiah, harapan. Lingkungan berupa guru atau orang lainnya yang berupaya mendorong motivasi siswa (Hamalik, 1995: 107-108). Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi Siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut: 1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir, contohnya, setelah seorang siswa membaca suatu sub bab buku bacaan, dibandingkan dengan teman sekelasnya yang juga membaca bab tersebut; ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi. 2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebayanya; sebagai ilustrasi, jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadai, maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil. 3. Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau misalnya, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya. 38 4. Membesarkan semangat belajar, sebagai ilustrasi, jika ia telah menghabiskan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia berusaha agar cepat lulus (Dimayati & Mudjiono, 2006: 85). Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentagn motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut: 1. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil, membangkitkan, bila siswa tak bersemangat, meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul tenggelam, memelihara, bila semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar. 2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas bermacammacam; ada yang acuh tak acuh ada yang tak memusatkan perhatian, ada yang bermain, disamping yang bersemangat untuk belajar. Diantara yang bersemangat belajar ada yang tidak berhasil dan berhasil. Dengan bermacam-macam ragamnya motivasi belajar tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi mengajar belajar. 3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. Peran pedagogis tersebut sudah barang tentu sesuai dengan perilaku siswa. 4. Memberi peluang guru untuk unuk kerja ”rekaya pedagogis”,. Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak pada “mengubah” siswa tak berminat menjadi 39 bersemangat belajar. “Mengubah siswa cerdas yang acuh tak acuh menjadi semangat belajar (Dimayati & Mudjiono, 2006: 86). Menurut Walker, suatu aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi. Perubahan suatu motivasi akan merubah pula wujud, bentuk, dan hasil belajar. Ada tidaknya motivasi seseorang individu untuk belajar sangat berpengaruh dalam proses aktivitas belajar itu sendiri (Rohani, 2004: 10). Motivasi dalam kegiatan pembelajaran memiliki fungsi: 1. Memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat dan siaga. 2. Memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar. 3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang (Rohani, 2004: 11). Motivasi menurut sifatnya terbagi menjadi 2 yaitu 1. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ini sering disebut motivasi murni, atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari dalam peserta didik, misalnya keinginan untuk dapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkap sikap untuk berhasil menikmati kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan kepada kelompok, keinginan untuk diterima orang lain dan sebagainya. Motivasi ini timbul tanpa penngaruh dari luar. 40 2. Motivasi ekstrinsik. Motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan dan persaingan, yang bersifat negative ialah sarkasme, ejekan, dan hukuman. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan disekolah, sebab pembelajaran disekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan peserta didik (Hamalik, 1995: 112). Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar diantaranya menggunakan cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberi stimulus baru misalnya melalui pertanyaanpertanyaan kepada peserta didik, memberi kesempatan peserta didik untuk menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian peserta didik, seperti gambar, foto, diagram dan sebagainya. Secara umum peserta didik akan terangsang untuk belajar (terlibat aktif dalam pengajaran) apabila ia melihat bahwa situasi pengajaran cenderung memuaskan dirinya sesuai dengan kebutuhannya. E. Model Pembelajaran Mills (Suprijono, 2011: 45) berpendapat bahwa “model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu”. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan diperoleh dari beberapa sistem 41 pengukuran yang Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional dikelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum , mengatur materi, dan member petunjuk kepada guru dikelas. Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Menurut Arends, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas (Suprijono, 2011: 45-46). Sedangkan Joyce & Weil berpendapat bahwa “model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas” (Rusman, 2011: 133). Dengan melihat pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas ditarik kesimpulan, model pembeajaran adalah komponen yang paling punya peran strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Berbagai model pembelajaran yang telah dirancang melalui penelitian-penelitian, dikembangkan untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan yang aktif dan positif, 42 mengembangkan rasa percaya diri serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas individu maupun kerjasama kelompok. F. Model Pembelajaran Kooperatif “Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen” (Rusman, 2011: 202). “Dalam sistem pembelajaran yang kooperatif siswa bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesame anggota kelompok untuk belajar”(Rusman, 2011: 203). Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru Biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2011: 54-55). Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah suatu model pembelajaran yang menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Dimana guru disarankan agar membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang heterogen. 43 Pelaksanaan Prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan : 1) Memudahkan siswa belajar, sesuatu yang bermanfaat, seperti, fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi bersama. 2) Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai (Suprijono, 2011: 58). Roger dan David Johnson (Suprijono, 2011: 58-61) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif, ada lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: 1. Positive interdependence (saling ketergantungan positif). 2. Personal Responsibility (tanggung jawab perseorangan). 3. Face to face promotiev interaction (interaksi promotif). 4. Interpersonal skill (komunikasi antar anggota). 5. Group processing (Pemrosesan kelompok). Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan positif. Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok, Kedua Menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahwan yang ditugaskan tersebut. Beberapa cara membangun saling ketergantungan positif yaitu: 44 a. Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa diriya terintegrasi dalam kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok mencapai tujuan. Peserta didik harus bekerja sama untuk dapat mencapai tujuan, tanpat kebersamaan, tujuan mereka tidak akan tercapai b. Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai tujuan. c. Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dalam kelompok hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Artinya, mereka belum dapat menyelesaikan tugas, sebelum mereka menyatukan perolehan tugas menjadi satu. d. Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi, dan saling terikat dengan peserta didik lain dalam kelompok. Unsur kedua pembelajaan kooperatif adalah tanggung jawab individual. Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran keberhasilan kelompok. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama, artinya setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. Beberapa cara menumbuhkan tanggung jawab perseorangan adalah: a. Kelompok jangan terlalu besar b. Melakukan assesmen terhadap setiap siswa 45 c. Member tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun kepada seluruh peserta didik didepan kelas d. Mengamati setiap kelompok dan mencatat frekuensi individu dalam membantu kelompok. e. Menugasi seorang peserta didik untuk berperan sebagai pemeriksa dikelompoknya, menugasi peserta didik mengajar temannya. Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif. Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Cirriciri interaksi promotif adalah: a. Saling membantu secara efektif dan efisien. b. Saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan. c. Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien d. Saling mengaitkan e. Saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi. f. Saling percaya g. Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama. Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial. Untuk mengoordinasikan peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik harus: a. Saling mengenal dan mempercayai 46 b. Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius c. Saling menerima dan saling mendukung d. Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif. Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan kelompok. Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa di antara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan dari pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaraboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Kunandar (2011: 365) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang menimbulkan permusuhan. Unsur-unsur Pembelajaran kooperatif menurutnya yaiutu: a. Saling ketergantungan b. Interaksi tatap muka c. Akuntabilitas individual d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi. Sedangkan menurut Mulimin Ibrahim, dkk (2000) unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah : a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”. 47 b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya. c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah /penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif (Kunandar, 2011: 366). Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki beberapa unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Unsur-unsur model pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan, tanggung jawab perseorangan, interaksi positif, komunikasi antar anggota, dan pemprosesan kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik diarahkan untuk memiliki persepsi sama, tanggung jawab bersama, tujuan yang sama, memiliki pemimpin dan pertanggungjawab individual meskipun masing-masing anggota berbeda ras, golongan, jenis kelamin maupun agama. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 fase: 48 Tabel 2.1 Langkah - Langkah Model Pembelajaran Kooperatif FASE-FASE PERILAKU GURU Fase 1: Present goal and set Menjelaskan tujuan pembelajaran Menyampaikan tujuan dan dan mempersiapkan peserta siap mempersiapkan peserta didik belajar Fase 2: Present Informasi Mempresentasikan informasi kepada Menyajikan informasi peserta didik secara verbal. Fase 3: Organize student into Memberikan learning teams penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara Mengorganisir peserta didik kedalam membantu kelompok melakukan tim-tim belajar transisi yang efisien Fase 4: Assist team work and study Membantu tim tim belajar selama Membantu kerja tim dan belajar peserta didik mengerjakan tugasnya. Fase 5: Test on the materials Menguji pengetahuan peserta didik Mengevaluasi mengenai berbagai pembelajaran atau materi kelompok- kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6 : Provide recognition Memberikan pengakuan Mempersiapkan dan mengakui penghargaan usaha cara untuk dan prestasi individu maupun kelompok. 49 Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran. Fase Kedua, guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik. Fase ketiga kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi pembelajaran dari dan kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi dengan cermat. Sejumlah elemen perlu dipertimbangkan dalam menstruksasikan tugasnya. Guru harus menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerja sama di dalam kelompok. Penyesuaian tugas kelompok harus merupakan tujuan kelompok. Tiap anggota kelompok memiliki akuntabilitas individual untuk mendukung tercapainya tujuan kelompok. Pada fase ketiga ini terpenting jangan sampai ada free rider atau yang hanya menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya. Fase keempat, guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan atau meminta beberapa peserta didik mengulangi hal sudah ditunjukkanya. Fase kelima guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran. Fase keenam guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik. Variasi struktur reward bersifat individualistis, kompetitif, dan kooperatif. Struktur reward individualistis terjadi apabila sebuah reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain. Struktur reward kompetitif adalah jika 50 peserta didik diakui usaha individualnya berdasarkan perbandingan dengan orang lain. Struktur reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun anggota tim-tim yang saling bersaing. (Suprijono, 2011: 65-66) Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode pembelajaran yaitu: STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw (teka teki), penelitian kelompok (Group Investigation). Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Team Accelerated Instruction (TAI) G. Model Pembelajaran Kooperatif Metode Teams Games Tournament (TGT) 1. Pengertian Dua dari bentuk pembelajaran kooperatif yang paling tua dan paling banyak diteliti adalah Studen Teams Achievment Divisions (STAD) (Pembagian Pencapaian Tim Siswa) dan Teams Games Tournament (TGT) (Turnamen Game Tim). Kedua metode ini juga merupakan bentuk pembelajaran kooperatif yang paling banyak diaplikasikan, telah digunakan mulai dari kelas dua sampai kelas sebelas, dalam mata pelajaran mulai dari Matematika, Seni Bahasa, Ilmu Sosial, dan Ilmu Pengetahuan Alam. STAD dan TGT memang memiliki kemiripan, satu-satunya perbedaan keduanya adalah STAD menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran, sementara TGT menggunakan game-game akademik (Slavin, 2009:`143). TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang memiliki 51 kemampuan, jenis kelamin, suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masingmasing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan maka anggota kelompok lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai review materi pembelajaran (Rusman, 2011: 224). Diskripsi dari komponen-komponen TGT adalah sebagai berikut: 1) Presentasi Kelas Pertama-tama materi diperkenalkan dalam presentasi didalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. 2) Tim 52 Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya mengikuti turnamen dengan baik.setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. 3) Game Game dalam TGT terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya materi pembelajaran yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa yang mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masingmasing. 4) Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur dimana gama berlangsung. setelah guru memberikan guru memberikan presentasi dikelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada 53 turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikut pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi ( misalnya, dari meja 6 ke meja 5): skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama; dan yang skornya paling rendah “diturunkan”. Dengan cara ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kinerja mereka yang sesungguhnya. 5) Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai criteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. 6) Materi Guru membuat sebuah lembar kegiatan, sebuah lembar jawaban yang berhubungan dengan materi pembelajaran. 54 2. Langkah-Langkah Pembelajaran TGT Dalam implementasinya, secara teknik Slavin (Daniaty, 2010) mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut: 1. Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran 2. Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi 3. Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta (kompetisi dengan tiga peserta) 4. Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditentukan sebelumnya Pada saat belajar tim yang perlu dipersiapkan adalah dua lembar kegiatan untuk tiap tim dan dua lembar jawaban untuk tiap tim. Pada saat Turnamen yang perlu dipersiapkan adalah lembar pembagian meja turnamen yang sudah di isi. Satu kopian lembar permainan dan lembar jawaban untuk tiap meja turnamen. Satu lembar skor permainan untuk tiap meja turnamen, satu boks kartu bernomor yang berhubungan dengan nomor pertanyaan-pertanyaan pada lembar permainan, untuk tiap meja tournament. 55 Pada awal periode permainan, umumkanah penempatan meja turnamen dan mintalah mereka memindahkan meja-meja bersama-sama atau menyusun meja sebagai meja turnamen. Acaklah nomor-nomornya supaya para siswa tidak bisa tahu mana meja “atas” dan yang “bawah”. Mintalah salah satu siswa yang anda pilih untuk membagikan satu lembar permainan, satu lembar jawaban satu kotak nomor, dan satu lembar skor permainan pada tiap meja. Lalu mulailah permainan tersebut. Untuk memulai permainan, para siswa menarik kartu untuk menentukan pembaca yang pertama yaitu siswa yang menarik nomor tertinggi. Permainan berlangsung sesuai waktu dimulai dari pembaca pertama. Pembaca pertama mengocok kartu dan mengambil kartu yang teratas. Dia lalu membaca dengan keras soal yang berhubungan dengan nomor yang ada pada kartu, termasuk pilihan pada jawabannya, jika soalnya pilian berganda, misalnya seorang siswa yang mengambil kartu nomor 21 membaca dan menjawab soal nomor 21. Pembaca yang tidak yakin dengan jawabannya diperolehkan menebak tanpa dikenai sanksi. Jika konten dari permainan tersebut melibatkan permasalahan, semua siswa (bukan hanya si Pembaca) harus mengerjakan permasalahan tersebut supaya mereka siap untuk ditantang. Setelah sipembaca memberikan jawaban, siswa yang ada disebelah kiri atau kanannya (penantang pertama) punya opsi untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda. Jika dia ingin melewatinya, atau bila penantang 56 kedua punya jawaban yang berbeda dengan dua peserta pertama, maka penantang kedua boleh menantang, akan tetapi penantang harus berhatihati karena mereka harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan sebelumnya kedalam kotak (jika ada). apabila jawaban yang mereka berikan salah. Apabila semua peserta punya jawaban, ditantang, atau melewati pertanyaan, penantang keua (atau peserta yang ada disebelah kanan pembaca) memeriksa jawaban dan membacakan jawaban yang benar dengan keras. Si pemain yang memberikan jawaban yang benar akan menyimpan kartunya. Jika kedua penantang memberikan jawaban yang salah, dia harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkannya (jika ada) ke dalam boks. Untuk putaran berikutnya, semua bergerak satu posisi ke kiri: Penantang pertama menjadi pembaca, penantang kedua menjadi penantang pertama dan si pembaca menjadi penantang kedua. Permainan berlanjut seperti yang telah ditentukan oleh guru sampai periode kelas berakhir atau jika kotaknya telah kosong. Apabila permainan telah berakhir para pemain mencatat nomor yang telah mereka menangkan pada lembar skor permainan pada kolom untuk game 1. Jika masih ada waktu, para siswa mengocok kartu lagi dan memainkan game kedua sampai akhir periode kelas dan mencatat nomor kartu-kartu yang telah dimenangkan pada game 2 pada lembar skor. H. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Model Pembelajaran Non-Kooperatif (Konvensional) 57 Dalam pembelajaran tradisional juga dikenal belajar kelompok meskipun demikian, ada sejumlah perbedaan prinsipil antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional. Abdurrahman dan Bintaro, (2000) dalam Nurhadi (2003), mengemukakan beberapa perbedaan antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional sebagai berikut Tabel 2.2 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Model Pembelajaran Non-Kooperatif (Konvensional) Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional Adanya saling ketergantungan positif, Guru saling membantu, dan sering membiarkan adanya saling siswa yang mendominasi kelompok memberikan motivasi sehingga ada atau menggantungkan diri dengan interaksi promotif. kelompok Adanya akuntabilitas individual yang Akuntabilitas mengukur penguasaan individual sering materi diabaikan sehingga tugas-tugas sering pelajaran tiap-tiap anggota kelompok diborong oleh salah seorang anggota dan kelompok diberi umpan balik kelompok, sedangkan anggota tentang hasil belajar para anggotanya kelompok lainnya”enak-enak saja” sehingga dapat saling mengetahui diatas keberhasilan temannya yang siapa yang memerlukan bantuan dan dianggap “pemborong” siapa yang dapat memberikan bantuan. Kelompok belajar heterogen, baik Kelompok belajar biasanya homogen 58 dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya, sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan Ketua kelompok demokratis atau dipilih secara Ketua kelompok sering ditentukan bergilir untuk oleh guru atau kelompok dibiarkan memberikan pengalaman memimpin untuk memilih ketuanya dengan cara bagi para anggotanya. masing-masing. Keterampilan sosial yang diperlukan Keterampilan sosial sering tidak dalam kerja gotong royong seperti secara langsung diajarkan. kemempian, kemampuan berkomuinkasi, mempercayai orang lainm dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. Pada saat belajar kooperatif sedang Pemantauan melalui observasi dan berlangsung guru terus melakukan intervensi sering tidak dilakukan oleh pemantauan melalui observasi dan guru pada saat belajar kelompok melakukan intervensi jika terjadi sedang berlangsung masalah dalam kerjasama antar anggota kelompok. Guru memperhatikan secara langsung Guru sering tidak memperhatikan 59 proses kelompok yang terjadi dalam proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar Penekanan penyelesaian tidak tugas, hanya tetapi kelompok-kelompok belajar. pada Penekanan hanya sering hanya pada juga penyelesaian tugas. hubungan interpersonal (hubungan antarpribadi yang saling menghargai (Kunandar, 2011: 367). Mencermati tabel perbedaan antara model pembelajaran kelompok belajar kooperatif dan kelompok belajar tradisional di atas maka penulis menyimpulkan pembelajaran kooperatif memiliki lebih keunggulan daripada kelompok belajar tradisional. Kelompok belajar kooperatif dilaksanakan secara sistematis dan terarah sehingga tidak terkesan asal-asalan seperti kelompok belajar tradisional. pada kelompok belajar kooperatif ini guru adalah sebagai fasilitator dan mediator dalam pembelajaran. Guru hanya mengkondisikan siswa agar siswa belajar dengan baik sehingga siswa akan aktif mengalami, mencari, dan menemukan berbagai ilmu pemgetahuan yang dibutuhkan dengan bimbingan guru. Guru harus terus mendorong dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar serta harus menyediakan kondisi yang kondusif dalam proses interaksi belajar mengajar. I. Hasil Belajar Menurut bloom (Suprijono, 2011: 7), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, 60 meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk hubungan baru dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi iniatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak terlihat secara fragmentasi atau terpisah melainkan komprehensif (Suprijono, 2011: 7). Penulis menyimpulkan kata kunci dari hasil belajar adalah “perubahan” yang dihasilkan dari proses belajar di mana tujuan dari belajar tersebut bersifat komprehensif dalam arti mencakup domain kognitif, psikomotorik, dan afektif. Setiap kegiatan proses belajar tentunya memiliki tujuan yang akan dicapai. Hasil belajar tersebut mencakup proses dan pengalaman secara individu maupun kelompok. Tentunya hasil belajar tersebut didapat dari hasil evaluasi. Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) 61 maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah: 1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misaslnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas. a. Faktor intelektual yang meliputi: 1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. 2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non-intelektual, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal, ialah: a. Faktor sosial terdiri atas: 1) Lingkungan keluarga 2) Lingkungan sekolah 3) Lingkungan masyarakat 4) Lingkungan kelompok b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan teknologi, kesenian. 62 c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. (Ahmadi & Supriyono, 2004: 138) Hasil belajar juga harus dapat memadukan 3 kecerdasan yang terdapat pada diri siswa yaitu kecerdasan intelektual atau Intelligence Quotient (IQ), kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) dan kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ). Azzet mengatakan (2010: 30) setidaknya dikenal tiga macam kecerdasan. Pertama, Kecerdasan intelektual, yaitu kemampuan potensial seseorang untuk mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat-alat berfikir. Kecerdasan ini bisa diukur dari sisi verbal dan logika seseorang. Secara teknis, kecerdasan intelektual ini pertama kali digagas dan ditemukan oleh Afred Binet. Kedua, Kecerdasan emosional. Setidaknya terdiri dari lima komponen pokok, yakni kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati, dan mengatur sebuah hubungan sosial. Kecerdasan emosional ini secara teknis, pertama kali digagas dan ditemukan oleh Daniel Goleman Ketiga, kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ), kecerdasan ini kecerdasan yang mengakat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemammpuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada dibalik sebuah kenyataan atau kejadian tertentu. Secara teknis, kecerdasan spiritual ini pertama kali digagas dan ditemukan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall. 63 Danah Zohar menilai bahwa (Azzet, 2010: 31) kecerdasan spiritual merupakan bentuk kecerdasan tertinggi yang memadukan kedua bentuk kecerdasan sebelumnya, yakni kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Ary Ginanjar Agustian (2001: 46) Kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapai persoalan makana atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan lain. Kecerdasan spiritual anak ditunjukkan dengan kemampuan menyadari diri sendiri, kemampuan untuk bisa menghadapi penderitaan, tidak melakukan kerusakan / menyakiti orang lain, kemampuan untuk menghadapi kesulitan yang dihadapai dan yang paling di tekankan adalah kemampuan individu untuk bisa memaknai setiap tindakan dan tujuan hidupnya (Muallifah, 2009: 177). Apalah gunanya kepandaian dan kesuksesan apabila seseorang tidak dapat merasakan kebahagiaan dalam hidupnya? Barangkali pertanyaan demikian yang membuat kita lebih serius dan memperbesar perhatian terhadap pentingnya untuk mengembang kecerdasan spiritual pada anakanak kita. Apalagi, roda zaman terus berputar sehingga persoalan kehidupan dimasa mendatangkan akan semakin kompleks. Tidak ada alasan bagi orang tua dan guru untuk tidak memperhatikan masalah kecerdasan spiritual ini. Sehingga guru dituntut untuk mampu mengarahkan siswa supaya siswa cerdas secara intelektual, emosional dan spiritual. 64 Dengan demikian semoga anak-anak kita kelak dapat menjadi orang yang dapat menghadapi tantangan kehidupan dengan baik dan dapat meraih kebahagian. J. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Tujuan Dan Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannnya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia mencakup beberapa konsep (Solihatin & Raharjo, 2007: 15) yaitu: Interaksi, saling ketergantungan, kesinambungan dan perubahan (continuity and change), keragaman/kesamaan/perbedaan, konflik dan konsensus, pola (Pattern), tempat (lokasi), kekuasaan (power), nilai kepercayaan, keadilan dan pemerataan, kelangkaan (scarcity), kekhususan (specialisazion), budaya (culture), dan nasionalisme. Melihat berbagai konsep yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS memiliki sejumlah konsep yang bertujuan mengembangkan dan melatih sikap, nilai, moral sehingga menjadi warga negara yang baik. IPS juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Selain itu pendidikan IPS berusaha membantu peserta 65 didik memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi di sekitar lingkungan masyarakat di mana ia hidup. 2. Tujuan, Ruang lingkup, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk sekolah dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) a. Tujuan Tujuan mata pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) menurut Wahidmurni (2010:217) dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Kurikulum IPS & Ekonomi di Sekolah / Madrasah“ adalah sebagai berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosia dan kemanusiaan. 4) Memiliki Kemampuan dan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. b. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) menurut Wahidmurni (2010: 217) 66 dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Kurikulum IPS & Ekonomi di Sekolah / Madrasah“ adalah sebagai berikut: 1) Manusia, tempat, dan lingkungan. 2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. 3) Sistem sosial, dan budaya. 4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas IV Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas IV menurut Wahidmurni (2010: 219) dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Kurikulum IPS & Ekonomi di Sekolah / Madrasah“ adalah sebagai berikut: Tabel 2.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas IV Semester 1 Standar Kompetensi 1. Memahami sejarah, Kompetensi Dasar 1.1. Membaca peta lingkungan kenampakan alam, dan setempat (kabupaten/kota, keragaman suku bangsa di provinsi) dengan menggunakan lingkungan kabupaten/kota skala sederhana dan provinsi 1.2. Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan 67 kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya 1.3. Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat 1.4. Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi) 1.5. Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya 1.6. Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya Tabel 2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas IV Semester 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 68 2. Mengenal sumber daya 2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang alam, kegiatan berkaitan dengan sumber daya alam ekonomi, dan kemajuan dan potensi lain di daerahnya teknologi di lingkungan 2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam kabupaten/kota dan meningkatkan kesejahteraan provinsi masyarakat 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya 2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya 3. Manfaat Penggunaan Model Cooperatif Learning dalam Pembelajaran IPS Dari paparan tujuan dan konsep IPS di atas, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup IPS adalah kehidupan manusia di masyarakat. Dalam pembelajaran Pendidikan IPS peserta didik diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilan berdasarkan konsep yang telah dimilikinya, sehingga diperlukan model pembelajaran yang mampu memformulasikan pembelajaran IPS pada aspek kependidikannya. 69 Model pembelajaran cooperative learning akan menumbuhkan suasana belajar dan rasa kebersamaan antar sesama anggota kelompok yang memungkin peserta didik untuk mengerti dan memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Proses pengembangan kepribadian yang demikian juga membantu mereka yang kurang berminat menjadi lebih bergairah dalam belajar. Selain itu suasana belajar yang kooperatif akan mengahasilkan proses belajar yang efektif dan akan terbina nilai-nilai lain yang sesuai dengan tujuan pendidikan IPS, yaitu nilai gotong royong, kepedulian sosial, saling percaya, kesediaan menerima dan member dan tanggung jawab peserta didik, baik terhadap dirinya maupun terhadap anggota kelompoknya. Belajar secara kelompok dalam model pembelajaran ini merupakan miniatur masyarakat yang diterapkan dalam kehidupan di kelas yang akan melatih peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik. (Solihatin & Raharjo, 2007:6) 70 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Keadaan Subyek, Obyek, Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 10 orang yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Alasan peneliti mengambil kelas IV karena dimana siswa berada dalam masa peralihan dari pembelajaran yang konkrit menuju pembelajaran abstrak, keadaan lebih kondusif, ruang kelas yang lebih luas, siswanya lebih tertib dan tenang sehingga mempengaruhi siswa dalam mengikuti pelajaran. Adapun nama-nama siswa atau subyek penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Nama Siswa Kelas IV MI Sudirman Kupang Ambarawa No. Nama Siswa Jenis Kelamin 1. Bhakti Nuswantoro Laki-laki 2. Anis Tri Maharani Perempuan 3. Dirja Laki-laki 4. Ahmad Guntur Raharjo Laki-laki 5. Aisya Ulka Ferdinand Perempuan 6. Candra Ayu Raskia Putri Perempuan 7. Dimas Arya Nugraha Laki-laki 71 8. Firzan Qusnul Fajri Laki-laki 9. Ana Solekha Pawistri Perempuan 10. Rolanda Juan Rifa’i Laki-laki 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas IV semester II dengan standar kompetensi: Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi dilingkungan kabupaten/kota dan provinsi, Kompetensi dasar: Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (kedua) dalam dua siklus penelitian dan satu kali pertemuan pra siklus atau saat pengamatan. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: Kegiatan Pra Siklus, tanggal 26 Januari 2013 jam 07.15 sampai 09.00 wib. Kegiatan Siklus I, tanggal 2 Februari 2013 jam 07.15 sampai 09.00 wib. Kegiatan Siklus II, tanggal 9 Februari 2013 jam 07.15 sampai 09.00 wib. 4. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang, Kec Ambarawa, Kab. Semarang yang terletak di Jl.Teratai 01 Kupang Kidul Kelurahan Kupang, Kec. Ambarawa Kab.Semarang 72 B. Deskripsi Pra Siklus Pada penelitian pra siklus difokuskan untuk mencari data tentang metode yang digunakan pada mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang. Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu tanggal 26 Januari 2013 jam 07.15 sampai 09.00 wib. pada jam pelajaran IPS kelas IV. C. Deskripsi Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada semester II, hari Sabtu tanggal 2 Februari 2013 selama 3 jam pelajaran (3x35 menit) jam 07.15 sampai 09.00 WIB. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV semester II, standar kompetensi “Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi” dengan kompetensi dasar mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak mengganggu program-program guru kelas maupun guru mata pelajaran yang lain. Hari Sabtu adalah hari sesuai jadwal pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti merencanakan : 73 1. Menyiapkan materi IPS kelas IV semester 2 dengan pokok pembahasan mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Materi pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam kelompok dan dalam turnamen. 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3. Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aktivitas belajar, motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan instrumen tes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran. 4. Memberi instrument penelitian, yaitu : a. Tes formatif sebagai alat pengukut hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode TGT. b. Lembar observasi aktivitas belajar siswa yaitu untuk mengumpulkan data tentang aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. c. Lembar observasi motivasi belajar siswa yaitu untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran. 5. Menyiapkan alat pembelajaran. a. Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam belajar kelompok. b. Kartu pertanyaan game untuk turnamen. c. Lembar jawaban game turnamen d. Lembar skor TGT. b. Tindakan 74 Tahap-tahap yang dilakukan adalah : a. Pra pembelajaran. Menyiapkan alat-alat pembelajaran. b. Kegiatan awal 1. Mengucapkan salam pembuka dan doa, salam, dan absensi. 2. Menanyakan keadaan siswa tentang kesehatannya dan lain-lain. 3. Guru mengamati dan menata posisi duduk siswa agar terasa nyaman. 4. Guru mengadakan appersepsi (menjelaskan materi pembelajaran dan tujuan yang akan dicapai). c. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi Guru memasang lambang koperasi di papan tulis dan meminta siswa untuk mengamati gambar serta bertanya kepada siswa apa yang diketahuinya tentang gambar tersebut. 2. Elaborasi a) Guru Menjelaskan tentang materi mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. b) Guru bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab c) Guru membagi siswa menjadi 3 tim belajar. setiap tim belajar beranggotakan 4 atau 3 siswa yang terdiri dari siswa pandai, sedang dan kurang pandai. Kemampuan siswa ini berdasarkan informasi tentang kemampuan siswa dari skor rata-rata nilai 75 siswa pada tes sebelumnya. Siswa diurutkan dengan rangking dari yang berkemampuan tinggi ke kemampuan rendah. d) Guru memberikan lembar kegiatan siswa (LKS) berupa soal yang untuk dijawab bersama-sama dengan kelompok belajarnya masing-masing. LKS ini berguna mempersiapkan siswa untuk mengikuti turnamen, karena soal-soal yang diujikan dalam turnamen hampir sama dengan soal yang diberikan pada LKS. LKS diberikan kepada setiap kelompok. e) Guru membimbing siswa dalam kelompok f) Apabila ada dari anggota kelompok ada yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya g) Setelah selesai mengerjakan LKS, guru mengadakan turnamen game. h) Skor yang diperoleh peserta dalam permainan ini dicatat pada lembar pencatat skor i) Guru meberikan penghargaan bagi kelompok yang skornya paling tinggi 3. Konfirmasi 1. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. 2. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal kepada siswa secara individu. 76 3. Guru memberi penguatan dan penyimpulan. d. Kegiatan akhir 1. Guru menjelaskan tindak lanjut dari hasil pembelajaran 2. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan doa bersama. c. Observasi Selama proses belajar mengajar kolaborator melakukan pengamatan terhadap jalannnya pelajaran yang mencakup aktivitas belajar siswa dan motivasi belajar siswa. Kolaborator berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS kelas IV MI Sudirman Kupang tahun pelajaran 2012/2013 dengan penerapan model pembelajaran koopeartif metode TGT, maka observasi difokuskan pada aspek-aspek yang diamati peneliti terhadap siswa diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran 2. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran 3. Hasil Belajar siswa dalam pembelajaran b. Refleksi Hasil observasi di lapangan dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan rencana pada siklus berikutnya. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan belum sesuai 77 dengan keinginan peneliti masih terdapat beberapa kelemahan-kelemahan, diantaranya sebagai berikut: a. Guru masih belum cukup terampil dalam pengelolaan kelas dan pembagian waktu yang tepat bagi diskusi siswa, guru kurang bisa mengontrol kegiatan yang dilakukan tiap kelompok sehingga membuat siswa menjadi ribut dan kurang aktif pada saat proses belajar mengajar. Dari aktivitas belajar siswa, siswa kurang serius dalam memperhatikan guru dalam bertanya, siswa masih malu-malu bertanya dalam pembelajaran, siswa belum banyak berpartisipati dalam diskusi kelompok, dan masih rendanya kerjasama siswa dalam mengerjakan LKS. Dari motivasi belajar siswa masih ada siswa yang masih malasmalas, rasa ingin tahu siswa masih rendah dalam belajar karena belum terbiasa dengan pembelajaran metode pembelajaran kooperatif metode TGT. Siswa masih jarang bertanya kepada teman sekelompoknya. Selain itu masih ada beberapa kelompok yang anggotanya saling tunjuk untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS. Hasil belajar siklus I belum menunjukkan hasil yang memuaskan hal ini terlihat hasil skor tes formatif siswa pada siklus I. Dari 10 orang siswa, sebanyak 5 siswa atau 50 % dari jumlah siswa tuntas dalam pembelajaran, dan 5 orang siswa atau 50 % tidak tuntas dalam pembelajaran. Nilai rata-rata siswa pada siklus I hanya 64. Sehingga ketuntasan klasikal siswa pada siklus I belum dapat tercapai karena 78 siswa yang tuntas dalam pembelajaran kurang dari 75 % dari jumlah siswa yang seluruhnya. Maka diharapkan pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode TGT hasil belajar siswa lebih meningkat. b. Dari beberapa kelemahan tersebut, upaya perbaikan yang dilakukan pada siklus II adalah guru sudah cukup terampil dalam pengelolaan kelas dan pembagian waktu yang tepat bagi diskusi siswa, guru bisa mengontrol kegiatan yang dilakukan tiap kelompok sehingga membuat siswa dalam kegiatan diskusi dan mengerjakan LKS bisa siap tepat pada waktunya. Guru menyiapkan media untuk pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan materi pembelajaran supaya dapat membuat siswa lebih aktif pada saat proses belajar mengajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS serta guru memberi semangat kepada siswa agar kelompok mereka menang dalam permainan TGT. 2. Deskripsi Siklus II Pelaksanaan siklus II hampir sama dengan tahap pada siklus I namun terdapat perbedaan rencana yang akan direvisi setelah diadakan refleksi pada siklus I. Pelaksanaan siklus II meliputi: 1. Perencanaan Tahap perencanaan meliputi: a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada tanggal 9 Februari 2013 jam 07.15 Wib. sampai dengan 09.00 Wib. 79 b. Menyiapkan materi IPS kelas IV dengan pokok pembahasan mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Materi pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam kelompok dan dalam turnamen. c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) d. Membuat lembar soal ulangan tes evaluasi atau tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa. e. Memberi instrumen penelitian, yaitu: a. Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT). b. Lembar observasi aktivitas belajar siswa, yaitu untuk mengumpulkan data tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. c. Lembar observasi motivasi belajar siswa, yaitu untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa dalam pembelajaran. d. Lembar observasi keterlaksanaan tindakan oleh guru, yaitu untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru. e. Lembar observasi keterlaksanaan tindakan oleh siswa, yaitu untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan pembelajaran yang diikuti siswa. f. Menyiapkan alat pembelajaran. 80 2. Tindakan a. Kegiatan awal 1. Mengucapkan salam pembuka dan doa, salam, dan absensi. 2. Menanyakan keadaan siswa tentang kesehatannya dan lain-lain. 3. Guru mengamati dan menata posisi duduk siswa agar terasa nyaman. 4. Guru mengadakan appersepsi (menjelaskan materi pembelajaran dan tujuan yang akan dicapai). b. Kegiatan Inti 1. Eksplorasi Guru memasang lambang koperasi di papan tulis dan meminta siswa untuk mengamati gambar serta bertanya kepada siswa apa yang diketahuinya tentang gambar tersebut. 2. Elaborasi a) Guru Menjelaskan tentang materi mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. b) Guru bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab. c) Guru membagi siswa menjadi 3 tim belajar. setiap tim belajar beranggotakan 4 atau 3 siswa yang terdiri dari siswa pandai, sedang dan kurang pandai. Kemampuan siswa ini berdasarkan informasi tentang kemampuan siswa dari skor rata-rata nilai siswa pada tes sebelumnya. Siswa diurutkan 81 dengan rangking dari yang berkemampuan tinggi ke kemampuan rendah. d) Guru memberikan Lembar kegiatan siswa (LKS) berupa soal yang untuk dijawab bersama-sama dengan kelompok belajarnya masing-masing. LKS ini berguna mempersiapkan siswa untuk mengikuti turnamen, karena soal-soal yang diujikan dalam turnamen hamper sama dengan soal yang diberikan pada LKS. LKS diberikan kepada setiap kelompok. e) Guru membimbing siswa dalam kelompok f) Apabila ada dari anggota kelompok ada yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya g) Setelah selesai mengerjakan LKS, guru kembali membuat meja-meja turnamen yang terdiri dari wakil setiap kelompok yang bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran h) Skor yang diperoleh peserta dalam permainan ini dicatat pada lembar pencatat skor i) Guru meberikan penghargaan bagi kelompok yang skornya paling tinggi 3. Konfirmasi 82 1. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. 2. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal kepada siswa secara individu. 3. Guru memberi penguatan dan penyimpulan. c. Kegiatan akhir 1. Guru menjelaskan tindak lanjut dari hasil pembelajaran 2. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan doa bersama. 3. Observasi Selama proses belajar mengajar pada siklus II kolaborator melakukan pengamatan terhadap jalannnya pelajaran yang mencakup aktivitas belajar siswa dan motivasi belajar siswa. Kolaborator berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS kelas IV MI Sudirman Kupang tahun pelajaran 2012/2013 dengan penerapan model pembelajaran koopeartif metode TGT. Maka observasi difokuskan pada aspek-aspek yang diamati peneliti terhadap siswa diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran 2. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran 3. Hasil Belajar siswa dalam pembelajaran 4. Refleksi 83 Selama penelitian berlangsung, untuk siklus II sudah berjalan lancar dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Adapun hasil refleksi siklus II, Sebagian besar siswa sudah terlibat langsung dengan pembelajaran kooperatif selama proses pembelajaran. Siswa sudah banyak yang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa banyak yang aktif dalam berdiskusi dalam kelompoknya serta menyelesaikan LKS secara bersama-sama. Dari segi motivasi belajar siswa tidak terlihat rasa malas pada diri siswa, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Jika ada siswa yang belum mengerti siswa sudah sudah tidak malu-malu untuk bertanya kepada guru. Dari hasil belajar siswa, yang diukur menggunakan tes evaluasi siklus II atau tes formatif yang diberikan guru. Data dari 10 siswa yang hadir, 8 siswa atau 80 % siswa tuntas dalam pembelajaran dan 2 siswa atau 20 % siswa belum tuntas. Nilai rata-rata siswa pada siklus II diperoleh 75. Maka ketuntasan klasikal pada siklus II dapat dikatakan tuntas, hal ini sesuai dengan KKM nilai awal dimana kelas sudah dikatakan tuntas apabila jumlah 75 % dari jumlah siswa seluruhnya mendapat nilai tuntas. Peneliti sudah merasa puas karena proses pembelajaran telah sesuai dengan apa yang peneliti rencanakan. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran kooperatif tersebut dapat merangsang keingintahuan siswa terhadap materi, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai karena dengan menggunakan pembelajaran kooperatif 84 metode TGT siswa akan termotivasi pada saat kegiatan proses pembelajaran berlangsung. Maka pada siklus II dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV Madrasa Ibtidaiyah Sudirman Kupang Ambarawa. 85 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PRA SIKLUS Kegiatan pra penelitian tindakan kelas diawali dengan mengamati proses pembelajaran IPS di kelas IV. Pada pertemuan pertama tanggal 26 Januari 2013 jam 07.15 sampai 09.00 WIB. Peneliti diberi kesempatan oleh guru untuk mengamati proses pembelajaran IPS di kelas IV untuk memperoleh data tentang pembelajaran IPS yang dilakukan di kelas IV. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam proses pembelajaran. Peneliti juga melihat bahwa pembelajaran IPS cenderung didominasi oleh guru. Pada saat guru memberikan pertanyaan siswa hanya diam. Siswa akan menjawab pertanyaan dari guru jika ditunjuk oleh guru. Siswa hanya berbisik-bisik jika diberikan kesempatan bertanya tentang materi yang disampaikan. Kegiatan selanjutnya anak disuruh mengerjakan soal-soal yang disediakan oleh guru, apabila sudah selesai, dikumpulkan dan diperiksa. Kolaborator menilai hasil belajar siswa dan diperoleh data nilai hasil belajar siswa pra siklus seperti pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus 86 No. Nama Kode KKM Nilai Keterangan 1. Bhakti Nuswantoro KS-01 65 70 Tuntas 2. Anisa Tri M KS-02 65 60 Tidak Tuntas 3. Dirja KS-03 65 30 Tidak Tuntas 4. Ahmad Guntur KS-04 65 60 Tidak Tuntas 5 Aisya Ulka F KS-05 65 50 Tidak Tuntas 6 Candra Ayu Saskia KS-06 65 40 Tidak Tuntas 7 Dimas Arya N KS-07 65 70 Tuntas 8 Firzan Qusnul F KS-08 65 80 Tuntas 9 Ana Sholekha P KS-09 65 60 Tidak Tuntas 10 Rolanda Juan R KS-10 65 50 Tidak Tuntas Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang telah tuntas sebanyak 3 siswa atau 30 % dari seluruh siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 7 siswa atau 70 % dari seluruh siswa. Nilai rata-rata kelas IV MI Sudirman Kupang yaitu 57. 2. Siklus I Untuk mengetahui hasil peningkatan aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II melalui penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT pada siswa kelas IV MI Sudirman Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kab. Semarang tahun pelajaran 2012/2013 dilakukan analisis. a. Aktivitas Belajar Siswa Data analisis aktivitas belajar siswa pada siklus I dengan materi pokok koperasi selama proses pembelajaran koopearatif metode TGT Adalah sebagai berikut: 87 Tabel 4.2 Visual Activities siswa dalam pembelajaran siklus I No Visual Activities Jumlah Siswa Persentase (%) 1 Kurang 3 30 2 Cukup 5 50 3 Baik 2 20 10 100 Jumlah Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa aspek visual activities sebanyak 30 % siswa mendapat kriteria kurang, 50 % siswa mendapat kriteria cukup, sedangkan 20 % siswa sudah mendapat kriteria baik. Tabel 4.3 Oral Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I No Oral Activities Jumlah Siswa Persentase (%) 1 Kurang 3 30 2 Cukup 4 40 3 Baik 3 30 Jumlah Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa aspek oral activities sebanyak 30 % siswa mendapat kriteria kurang, 40 % siswa mendapat kriteria cukup dan 30 % siswa mendapat kriteria baik. Tabel 4.4 Listening Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I No Listening Activities Jumlah Siswa 1 Kurang 3 30 2 Cukup 5 50 3 Baik 2 20 10 100 Jumlah 88 Persentase (%) Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa aspek listening activities sebanyak 30 % dari jumlah siswa mendapat kriteria kurang, 50 % dari jumalah siswa mendapat kriteria cukup, dan 20 % dari jumlah siswa mendapat kriteria baik. Tabel 4.5. Mental Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I No Mental Activities Jumlah Siswa Persentase (%) 1 Kurang 3 30 2 Cukup 6 60 3 Baik 1 10 10 100 Jumlah Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa aspek mental activities sebanyak 30 % dari jumlah siswa mendapat kriteria kurang, 60 % dari jumlah siswa mendapat kriteria cukup, dan 10 % dari jumlah mendapat kriteria baik. b. Motivasi Belajar Data observasi motivasi belajar siswa pada siklus I dengan materi pokok koperasi selama proses pembelajaran koopearatif metode TGT adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Perhatian Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I No Perhatian Jumlah Siswa Persentase (%) 1 Kurang 3 30 2 Cukup 5 50 3 Baik 2 20 10 100 Jumlah 89 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa aspek perhatian sebanyak 30 % dari jumlah siswa mendapat kriteria kurang, 50 % dari jumlah siswa mendapat kriteria cukup, dan 20 % dari jumlah siswa mendapat kriteria baik. Tabel 4.7 Keinginan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I No Keinginan Jumlah Siswa Persentase (%) 1 Kurang 5 50 2 Cukup 4 40 3 Baik 1 10 10 100 Jumlah Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa aspek keinginan sebanyak 50 % dari jumlah siswa mendapat kriteria kurang, 40 % dari jumlah siswa mendapat kriteria cukup, dan 10 % dari junlah mendapat kriteria baik. Tabel 4.8 Minat Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I No Minat Jumlah Siswa Persentase (%) 1 Kurang 1 10 2 Cukup 5 50 3 Baik 4 40 10 100 Jumlah Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa aspek minat sebanyak 10 % siswa mendapat kriteria kurang , 50 % dari jumlah siswa aktivitas mendapat kriteria cukup, dan 40 % dari jumlah siswa mendapat kriteria baik. 90 Tabel 4.9 Rasa ingin tahu Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I No Rasa Ingin Tahu Jumlah Siswa Persentase (%) 1 Kurang 3 30 2 Cukup 5 50 3 Baik 2 20 10 100 Jumlah Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa aspek rasa ingin tahu sebanyak 30 % dari jumlah siswa mendapat kriteria kurang, 50 % dari jumlah siswa mendapat kriteria cukup, dan 20 % dari jumlah siswa mendapat kriteria baik. c. Hasil belajar Berdasarkan evaluasi pembelajaran siswa pada evaluasi pertama siklus I, setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, dapat diketahui seperti terlihat pada tabel 4.10 dibawah ini. Tabel 4.10 Hasil Belajar Siswa Kelas IV MI Sudirman Kupang, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang Berdasarkan Ulangan Harian Siklus I NO. KODE SISWA KKM SKOR SISWA KETERANGAN 1 KS-01 65 70 Tuntas 2 KS-02 65 60 Tidak tuntas 3 KS-03 65 40 Tidak tuntas 4 KS-04 65 60 Tidak tuntas 5 KS-05 65 40 Tidak Tuntas 6 KS-06 65 50 Tidak Tuntas 7 KS-07 65 70 Tuntas 8 KS-08 65 90 Tuntas 9 KS-09 65 85 Tuntas 91 10 KS-10 65 Rata-Rata 75 Tuntas 64 Jumlah Siswa yang mencapai KKM 5 Jumlah Siswa yang tidak mencapai 5 KKM Pada tabel diatas, diketahui bahwa hasil belajar siswa lebih meningkat dibanding hasil belajar pada prasiklus dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tes formatif atau evaluasi pada siklus I pada materi pokok koperasi dengan indikator memahami pengertian koperasi dan memahami kegiatan koperasi, dari 10 orang siswa, siswa yang tuntas KKM ada 5 orang (50 %) dan siswa yang belum tuntas ada 5 orang (50 %). Pada siklus I penerapan model pembelajaran kooperatif metode TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari perbandingan perolehan nilai pada saat pra siklus dengan siklus I. Sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT terdapat 3 siswa atau 30 % dari jumlah siswa yang telah mencapai KKM kelas, kemudian pada hasil evaluasi pada siklus I terdapat 5 siswa atau 50 % dari jumlah siswa mencapai KKM kelas, berarti peningkatan pencapaian kelas tersebut 2 siswa atau mencapai 20 %. Hasil belajar siswa pada siklus I belum begitu maksimal seperti yang diharapkan, hal ini disebabkan karena siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif 92 metode TGT dan masih terdapat siswa yang kurang aktif dalam melakukan diskusi, selain itu pada saat diberikan kesempatan bertanya masih sedikit sekali siswa yang mau bertanya. Namun secara keseluruhan nilai rata-rata siwa sudah meningkat yaitu 64. 3. Siklus II a. Aktivitas Belajar Siswa Data analisis aktivitas belajar siswa pada siklus II dengan materi pokok koperasi selama proses pembelajaran koopearatif metode TGT adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Visual Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II No Visual Activities Jumlah Siswa 1 Kurang 2 20 2 Cukup 4 40 3 Baik 6 60 10 100 Jumlah Persentase (%) Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 20 % siswa dalam aktivitas belajar aspek visual activities mendapat kriteria kurang, 40 % siswa dalam aspek visual activities mendapat kriteria cukup dan 60 % siswa sudah baik dalam visual activities. Tabel 4.12 Oral Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II No Oral Activities Jumlah Siswa 1 Kurang 1 10 2 Cukup 4 30 3 Baik 5 60 10 100 Jumlah 93 Persentase Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa aspek oral activities sebanyak 10 % siswa mendapat kriteria kurang, 30 % siswa mendapat kriteria cukup, dan 60 % siswa oral activitiesnya mendapat kriteria baik. Tabel 4.13 Listening Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II No Listening Activities Jumlah Siswa 1 Kurang 1 10 2 Cukup 2 20 3 Baik 7 70 10 100 Jumlah Persentase Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa aspek listening activities sebanyak 10 % siswa mendapat kriteria kurang, 20 % siswa mendapat kriteria cukup, dan 70 % siswa mendapat kriteria baik. Tabel 4.14 Mental Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II No Mental Activities Jumlah Siswa 1 Kurang 1 10 2 Cukup 3 30 3 Baik 6 60 10 100 Jumlah Persentase (%) Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa aspek mental activities sebanyak 10% siswa mendapat kriteria, 30% siswa mendapat kriteria cukup, dan 60 % siswa mendapat kriteria baik dalam aspek mental activities 94 b. Motivasi Belajar Data observasi motivasi belajar siswa pada siklus II dengan materi pokok koperasi selama proses pembelajaran koopearatif metode TGT adalah sebagai berikut: Tabel 4.15 Perhatian Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II No Perhatian Jumlah Siswa 1 Kurang 1 10 2 Cukup 2 20 3 Baik 7 70 10 100 Jumlah Prosentase Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa aspek perhatian sebanyak 10 % siswa mendapat kriteria kurang, 20 % siswa mendapat kriteria cukup, dan 70 % siswa mendapat kriteria baik. Tabel 4.16 Keinginan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II No Keinginan Jumlah Siswa 1 Kurang 1 10 2 Cukup 3 30 3 Baik 6 60 10 100 Jumlah Persentase Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa aspek keinginan sebanyak 10% siswa mendapat kriteria kurang, 30 % siswa mendapat kriteria cukup, dan 60 % siswa mendapat kriteria baik. 95 Tabel 4.17 Minat Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II No Minat Jumlah Siswa 1 Kurang 1 10 2 Cukup 2 20 3 Baik 7 70 10 100 Jumlah Persentase Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dalam aspek minat sebanyak 10 % siswa mendapat kriteria kurang, 20 % siswa mendapat kriteria cukup, 70 % siswa mendapat kriteria baik. Tabel 4.18 Rasa Ingin Tahu Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II No Rasa Ingin Tahu Jumlah Siswa 1 Kurang 1 10 2 Cukup 4 40 3 Baik 5 50 10 100 Jumlah Persentase Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dalam aspek rasa ingin tahu sebanyak 10 % siswa mendapat kriteria kurang, 40 % siswa mendapat kriteria cukup, dan 50 % siswa mendapat kriteria baik. c. Hasil Belajar Berdasarkan evaluasi pembelajaran siswa pada evaluasi pada siklus II setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, dapat diketahui seperti terlihat pada tabel 4.19 dibawah ini. Tabel 4.19 Hasil Belajar Siswa Kelas IV MI Sudirman Kupang, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang Berdasarkan Ulangan Harian Siklus II 96 NO. KODE SISWA KKM SKOR SISWA 1 KS-01 65 70 Tuntas 2 KS-02 65 70 Tuntas 3 KS-O3 65 50 Tidak Tuntas 4 KS-04 65 90 Tuntas 5 KS-05 65 80 Tuntas 6 KS-06 65 90 Tuntas 7 KS-07 65 70 Tuntas 8 KS-08 65 70 Tuntas 9 KS-09 65 100 Tuntas 10 KS-10 65 60 Tidak Tuntas Rata-Rata KETERANGAN 75 Jumlah Siswa yang mencapai KKM 8 Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM 2 Tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 8 siswa atau 80 % yang mencapai KKM kelas, dan 2 orang siswa atau 20 % belum mencapai KKM. Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari aktivitas siswa dan peran guru, guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa sudah bisa kooperatif. Pada siklus II siswa sudah semakin mengerti dan terbiasa dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT. Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I. Peningkatan ini terjadi ini terjadi karena siswa telah memahami penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif 97 TGT, sehingga siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM semakin sedikit dan jumlah siswa yang mencapai nilai kategori amat baik semakin meningkat. Untuk melihat nilai ulangan harian II pada lampiran. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa ini terjadi karena siswa telah memahami dan mengerti dengan penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT. B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan tentang data hasil belajar melalaui evaluasi belajar, aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa. a. Hasil rekapitulasi tentang aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT. Tabel 4.20 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa yang mendapat Kriteria Baik (B) pada siklus I dan Siklus II Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II Visual Activities 2 (20 %) 6 (60%) Oral Activities 3 (30%) 6 (60%) Listening Activities 2(20%) 7 (70%) Mental Activities 1 (10%) 6 (60%) Dari data aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT siklus I dan siklus II mengalami peningkatan terlihat seperti tabel diatas. Jumlah Siswa yang mendapat kriteria (B) aspek visual activities pada siklus I mencapai 20 % dari jumlah siswa, sedangkan pada siklus II mencapai 60% dari 98 jumlah siswa. Pada aspek oral activities Jumlah Siswa yang mendapat kriteria (B) pada siklus I mencapai 30 % dari jumlah siswa sedangkan pada siklus II mencapai 60 % dari jumlah siswa. Pada aspek listening activities jumlah Siswa yang mendapat kriteria (B) pada siklus I mencapai 20 % dari jumlah siswa sedangkan pada siklus II mencapai 70 % dari jumlah siswa. Pada aspek mental activities jumlah Siswa yang mendapat kriteria (B) pada siklus I mencapai 10 % dari jumlah siswa sedangkan pada siklus II mencapai 60 % dari jumlah siswa. b. Hasil rekapitulasi tentang Motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT Tabel 4.21 Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa yang mendapat Kriteria Baik (B) pada siklus I dan Siklus II Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II Perhatian 2 (20%) 7 (70%) Keinginan 1 (10%) 6 (60%) Minat 4 (40%) 7 (70%) Rasa ingin tahu 2 (20%) 5 (50%) Dari data motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT secara umum motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini terllihat pada siklus I motivasi belajar siswa aspek perhatian jumlah siswa yang mendapat kriteria (B) mencapai 20% sedangkan pada siklus II mencapai 99 70 %. Pada Hasil rekapitulasi tentang Hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT. Pada aspek keinginan jumlah siswa yang mendapat kriteria (B) pada siklus I mencapai 10% dari jumlah siswa, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang mendapat kriteria (B) mencapai 60%. . Pada aspek minat jumlah siswa yang mendapat kriteria (B) pada siklus I mencapai 40% dari jumlah siswa, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang mendapat kriteria (B) mencapai 70 %. . Pada aspek rasa ingin tahu jumlah siswa yang mendapat kriteria (B) pada siklus I mencapai 20% dari jumlah siswa, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang mendapat kriteria (B) mencapai 50%. c. Hasil rekapitulasi tentang hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pra siklus Siklus I Dan Siklus II Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode TGT. Ketuntasan Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus II Tuntas 3 (30%) 5 (50%) 8 (80%) Tidak Tuntas 7 (70%) 5 (50%) 2 (20%) Nilai Rata-rata Siswa 57 64 75 Ketuntasan Klasikal Tidak tercapai Tidak tercapai Tercapai Analisis data tentang nilai siswa dalam penelitian menujukkan adanya peningkatan hasil belajar setelah tindakan. Dari analisis data 100 tentang hasil belajar siswa melalui evaluasi pembelajaran pada pra siklus jumlah siswa yang tuntas yaitu 30 %, dan yang tidak tuntas sebanyak 70 %, sedangkan pada siklus siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 50 %, yang tidak tuntas berkurang menjadi 50 %. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mencapai 80 % siswan, dan yang tidak tuntas hanya 20 % siswa saja. Nilai rata-rata siswa pada pra siklus yaitu 57 , sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 64, pada siklus II nilai ratarata juga meningkat yaitu mencapai 75. Meningkatnya hasil belajar dari siklus I ke siklus II disebabkan karena pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT dapat memperjelas, merangsang siswa untuk dapat belajar lebih aktif melalui kelompok dan menambah pengertian siswa. Selain itu setiap individu siswa memiliki rasa kebersamaan dalam kelompoknya sehingga tugas yang sulit untuk dikerjakan akan menjadi lebih mudah. Selain itu hubungan kooperatif antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru Pada siklus II ketuntasan klasikal telah tercapai karena 80 % dari jumlah siswa telah tuntas KKM yang mana telah melebihi 75 % dari jumlah seluruh siswa. Dengan memperhatikan pembahasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya, dengan kata lain bahwa penggunaan pembelajaran pembelajaran kooperatif metode TGT dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV MI Sudirman Kupang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok koperasi. 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan menggunakan pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang, yang dapat dilihat pada: 1. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) mengalami peningkatan. Pada aspek visual activities pada siklus I jumlah siswa yang mendapat kriteria baik (B) yaitu 20 %, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 70%. Pada aspek oral activities siklus I jumlah siswa yang mendapat kriteria baik (B) yaitu 40 %, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 60%. Pada aspek listening activities siklus I jumlah siswa yang mendapat kriteria baik (B) yaitu 50%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 70%. Pada aspek mental activities jumlah siswa yang mendapat kriteria baik (B) yaitu 30 %, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 50%. 2. Motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) mengalami peningkatan. Pada aspek perhatian jumlah siswa yang mendapat kriteria baik (B) pada siklus I yaitu 20%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 70%. Pada aspek keinginan siklus I jumlah siswa yang mendapat 102 kriteria baik (B) yaitu 10% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 60%. Pada aspek minat siklus I jumlah siswa yang mendapat kriteria baik (B) yaitu 40%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 70%. Pada aspek rasa ingin tahu siklus I jumlah siswa yang mendapat kriteria baik (B) yaitu 20%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 50%. 3. Hasil belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Team Game Tournament (TGT) mengalami peningkatan, yang terlihat dari hasil belajar siswa antara skor pra siklus dengan hasil belajar siswa pada evaluasi pembelajaran siklus I dan hasil belajar siswa pada evaluasi pembelajaran siklus II. Jumlah siswa yang mencapai tuntas KKM pada pra siklus yaitu 30%. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas KKM yaitu 50 % sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mencapai KKM yaitu 80 %. Nilai rata-rata siswa pada pra siklus yaitu 57, pada siklus I meningkat menjadi 64, dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 80. Pada pra siklus ketuntasan klasikal belum dapat tercapai. Pada siklus I ketuntasan klasikal belum dapat tercapai juga. Pada siklus II Ketuntasan klasikal dapat tercapai karena telah melebihi 75 % dari jumlah siswa telah tuntas KKM. Dengan demikian dapat dikatakan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. B. SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang penulis berikan: 103 1. Bagi guru, hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Team Game Tournament (TGT) dalam pembelajaran di sekolah karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas keberhasilan pengajaran di sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu dan hasil pendidikan terutama pada pembelajaran IPS. 104 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Asril, Zainal. 2011. Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. E.Slavin Robert. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung: CV Sinar Baru Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang : UIN-Maliki Press Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Lie, Anita. 2003. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Mujtahid. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN-Malang Press Mulya. 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Grafindo Persada Sardiman, A.M. 2009. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sudjana, Nana. 2010. Peneliaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta 1 Solihatin, Etin. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press Wahidmurni. 2010. Pengembangan kurikulum IPS & Ekonomi di Sekolah / Madrasah. Malang : Maliki press. Wardani, I.G.A.K, Wihardit, dan Nasoetion. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka 2 LAMPIRAN 1 Lampiran A SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran : MI SUDIRMAN KUPANG : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Kelas / Semester : IV / II Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi KOMPETENSI MATERI POKOK / KEGIATAN DASAR PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN 2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya Aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerah Melakukan pengamatan tentang sumber daya alam yang berpotensi di daerahnya Mendeskripsikan manfaat sumberdaya alam yang ada di ingkungan setempat Menjelaskan manfaat sumber daya alam hubungannya dengan kegiatan ekonomi masyarakat Mengamati gambar SDA dan berdiskusi INDIKATOR PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI Menyebutkan sumber daya alam yang berpotensi di daerah-nya Mengelompokkan sumber daya alam di daerahnya Menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada di daerah Menjelaskan perlunya melestarikan sumber daya alam Menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah tempat tinggalnya Menunjukkan tempat kegiatan ekonomi yang ada di daerahnya 105 Teknik Tertulis uraian Bentuk Instrumen jawaban singkat ALOKASI Contoh Instrumen Sebutkan sumber daya alam yang berpotensi di daerah-nya WAKTU 12 x 35 menit pert 1 - 4 (4 minggu) SUMBER BELAJAR/ ALAT - Buku IPS kelas IV Asy’ari Erlaggga hal. 107 – 116 - Peta/atlas - Gambar SDA Menunjukkan tempat sumber daya alam pertanian, kelautan,mineral dan energi dan sumber daya ruang Membuat laporan sederhana tentang hasil pengamatan tem-pat sumber daya alam tersebut 2.1. Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pentingya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Mengamati gambar kegiatan rapat pada koperasi Mendeskripsikan pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Menceritakan aktivitas kegiatan koperasi sehari-hari Menganalisis kegiatan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Mengamati gambar lambang koperasi dan berdiskusi Menyebutkan kegiatan apa saja yang ada dalam kantor koperasi Mengelompokkan jenis-jenis koperasi yang ada di daerahnya Menjelaskan manfaat koperasi pada anggota Menunjukkan berbagai jenis barang yang diperjualbelikan dalam koperasi Membedakan koperasi dengan badan usaha milik negara Membuat bagan struktur pengurus koperasi Menceritakan bentuk-bentuk kegiatan koperasi yang ada di dalam 106 Tertulis uraian jawaban singkat Sebutkan kegiatan apa saja yang ada dalam kantor koperasi 12 x 35 menit pert 5 - 8 (4 minggu) - Buku IPS - Kelas IV Asy’ari hal. 117 124 gambar rapat anggota koperasi masyarakat 2.2. Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakan nya Perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi Menjelaskan, membandingkan, mengelompokkan, menunjukkan, membedakan dan menggunakan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi Membandingkan/ membedakan jenis teknologi produksi pada masa lalu dan masa sekarang Menunjukkan peralatan teknologi produksi masa lalu dan sekarang Menyebutkan macam-macam alat produksi masa lalu dan masa kini Menceritakan pengalaman menggunakan alat produksi lalu dan sekarang Cara menggunakan secara sederhana teknologi produksi masa lalu dan masa kini Membandingkan/ membedakan jenis teknologi komunikasi Menunjukkan peralatan teknologi komunikasi masa lalu dan sekarang 107 Tertulis uraian jawaban singkat Jelaskan, membanding kan, mengelompo kkan, menunjukka n, membedakan dan menggunaka n teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi - pada masa lalu dan masa sekarang 12 x 35 menit pert 9 - 12 (4 minggu) - Buku IPS - kelas IV Asy’ari Erl Gambar teknologi produksi Komunikasi transportasi Menyebutkan macam-macam alat komunikasi masa lalu dan masa kini Menceritakan pengalaman menggunakan alat komunikasi lalu dan sekarang Cara menggunakan secara sederhana teknologi komunikasi masa lalu dan masa kini Membandingkan/ membedakan jenis teknologi transportasi Menunjukkan peralatan teknologi transportasi masa lalu dan sekarang Menyebutkan macam-macam alat transportasi masa lalu dan masa kini Menceritakan pengalaman menggunakan alat transportasi lalu dan sekarang Cara menggunakan secara sederhana teknologi transportasi 108 pada masa lalu dan masa sekarang masa lalu dan masa kini 2.3. Mengenal permasa-lahan sosial di daerahnya Masalah sosial Mendeskripsikan kenampakan sosial budaya di daerah Menjelaskan manfaat kegiatan sosial budaya di daerah setempat membuat tulisan permasalahan sosial Menyebutkan ciri-ciri kegiatan sosial budaya daerah (kabupaten/kota, provinsi) Mengelompokkan kegiatan sosial dan kegiatan budaya di daerahnya Menjelaskan akibat terjadinya bencana alam dan pengaruhnya terhadap kegiatan masyarakat Menjelaskan manfaat kegiatan sosial di daerahnya Menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan sosial budaya dalam masyarakat Menunjukkan tempat kegiatan sosial dan budaya di daerahnya Membedakan kegiatan sosial dan budaya untuk anak-anak dan orang tua Menceritakan kegiatan sosial dan budaya yang 109 Tertulis uraian Jawaban singkat Sebutkan ciri-ciri kegiatan sosial budaya daerah (kabupaten/kota, provinsi) 12 x 35 menit pert 13 - 16 (4 minggu) - Buku IPS - kelas IV Asy’ari Erlangga hall 141 - 157 Gambar kegiatan kerja bakti Gambar gotongroyong memperbaiki rumah pernah dilihatnya di depan kelas atau kelompoknya Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan Ketelitian ( carefulness) Ambarawa, 2 Februari 2013 Mengetahui, Ambarawa, 2 Februari 2013 Guru Mapel IPS 110 Lampiran B1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas I Semester : IV/II Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran (105 Menit). I. Standar Kompetensi Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten I kota dan provinsi II. Kompetensi Dasar Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat III. Indikator Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian koperasi 2. Menjelaskan tujuan dan manfaat koperasi 3. Menyebutkan jenis-jenis koperasi IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian koperasi. 2. Siswa dapat menjelaskan tujuan dan manfaat koperasi 3. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis koperasi. Karakter siswa yang diharapkan : tanggung jawab, cinta tanah air, peduli sosial, disiplin. V. Materi Pokok Pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat VI. Metode Pembelajaran Pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) VII. Kegiatan Pembelajaran 111 1. Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi : (10 menit) Salam, do’a, absen,. Guru menempelkan lambang koperasi di papan tulis kemudian meminta siswa untuk mengamati gambar/lambang koperasi tersebut serta bertanya kepada siswa apa yang diketahuinya tentang lambang tersebut. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi (70 menit) Dalam kegiatan eksplorasi, Guru menjelaskan kepada siswa tentang pengertian koperasi. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat koperasi Guru menjelaskan jenis-jenis koperasi. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Elaborasi Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 orang. Guru memberikan LKSl kepada siswa untuk setiap kelompok untuk didiskusikan bersama anggota satu kelompok. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Guru memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 112 Guru menjelaskan kepada siswa prosedur Turnamen game tim. Guru memandu siswa berkompetisi dalam teams games tournament Guru mencatat skor kelompok dalam kompetisi. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: (25 menit) Siswa mengerjakan tes evaluasi yang disediakan guru Memberikan kesimpulan dari kegiatan atau dari materi yang telah diajarkan. VIII. Penilaian Tes tertulis. Soal A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas . . . a. Kebersamaan c. Bagi hasil b. Kekeluargaan d. Keuntungan 2. Keanggotaan dalam koperasi bersifat . . . a. Sukarela dan terbuka c. Mengikat b. Terbatas d. Memaksa 113 3. Tokoh Indonesia yang bergelar Bapak Koperasi Indonesia adalah … a. Ir. Soekarno c. Suharto b. Drs Muhammad Hatta d. Ki Hajar Dewantara 4. Iuran anggota koperasi yang dibayarkan pada saat awal menjadi anggota koperasi disebut … a. simpanan pokok c. simpanan sukarela b. simpanan wajib d. simpanan permanen 5. Gambar timbangan pada lambang koperasi memiliki arti … a. persahabatan yang kokoh c. keadilan sosial b. usaha yang terus-menerus d. kemakmuran rakyat 6. Tujuan didirikannya koperasi adalah … a. mencari keuntungan sebanyak-banyaknya b. menyejahterakan anggotanya c. menyejahterakan pengurusnya d. menyejahterakan rakyat 7. Keuntungan koperasi yang dibagikan kepada anggota pada akhir tahun disebut … a. deviden c. SHU b. saham d. laba 8. Undang-undang yang mengatur perkoperasian di Indonesia adalah … a. UU No. 12 tahun 1982 c. UU No. 25 tahun 1992 b. UU No. 20 tahun 1992 d. UU No. 25 tahun 1990 9. Dibawah ini termasuk jenis koperasi, kecuali ... a. Koperasi produksi c. koperasi simpan pinjam b. Koperasi konsumsi d. Koperasi daerah 10. Koperasi yang menyediakan berbagai barang kebutuhan sehari-hari disebut dengan koperasi…. a. Konsumsi c. koperasi sekolah b. Produksi d. koperasi serba usaha B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban tepat! 1. Kata koperasi berasal dari kata … 114 2. Bapak Koperasi Indonesia adalah … 3. Undang-undang yang mengatur koperasi, yaitu … 4. Keanggotaan koperasi bersifat … 5. Laba dari usaha koperasi disebut … 6. Koperasi yang terdapat di desa-desa disebut … 7. Tujuan koperasi yaitu untuk meningkatkan… 8. Koperasi yang menampung barang-barang yang dihasilkan anggotanya dan menjualnya kembali disebut dengan koperasi… 9. Koperasi yang diselenggarakan disekolah disebut dengan … 10. Koperasi yang bergerak dalam simpan pinjam anggotanya disebut dengan koperasi… Kunci Jawaban A. Pilihan Ganda 1. B 6. B 2. A 7. C 3. B 8. C 4. A 9. D 5. C 10. A B. Isi titik - titik 1. Kooperasi /cooperation 6. KUD (Koperasi Unit Desa) 2. Moh. Hatta 7. Kesejahteraan Anggota 3. UU No. 25 tahun 1992 8. Produksi 4. Sukarela 9. Koperasi Sekolah 5. Sisa hasik usaha (SHU) 10. Koperasi simpan pinjam CATATAN : Nilai = ( Jumlah jawaban benar pilihan ganda x 1 + jumlah yang benar isian titik-titik x 2) + jumlah yang benar uraian x 5 , hasilnya dibagi 5. Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. 115 IX. Media belajar, sumber belajar Gambar lambang koperasi, Buku IPS kelas 4 semester II yang ditulis sutoyo dan leo Agung yang diterbitkan oleh pusat perbukuan departemen pendidikan nasioanal dan buku IPS kelas IV semeter II lain yang relevan. Ambarawa, 2 Februari 2013 Guru IPS kelas IV Peneliti, Joni Octami Saputra Mengetahui 116 Lampiran B2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS II Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas I Semester : IV/II Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran (105 Menit). I. Standar Kompetensi Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten I kota dan provinsi II. Kompetensi Dasar Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat III. Indikator Kompetensi 1. Menjelaskan perbedaan koperasi dengan badan usaha lain. 2. Menyebutkan contoh koperasi yang ada di lingkungan sekitar IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain. 2. Siswa dapat menyebutkan contoh koperasi yang ada dilingkungan sekitar. Karakter siswa yang diharapkan : Tanggung jawab, cinta tanah air, peduli sosial, disiplin. V. Materi Pokok Pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat VI. Metode Pembelajaran Pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament) VII.Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi : (10 menit) 117 Salam, do’a, absen,. o Guru bertanya kepada siswa tentang pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. o Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi (70 menit) Dalam kegiatan eksplorasi Guru menjelaskan perbedaan koperasi dengan badan usaha lain. Menjelaskan contoh-contoh koperasi yang ada di lingkungan sekitar. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan. Elaborasi Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok, satu kelompok terdiri dari 3 atau 4 orang. Guru memberikan soal kepada siswa untuk setiap kelompok untuk didiskusikan bersama anggota satu kelompok. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Guru menjelaskan kepada siswa prosedur Turnamen game tim. Guru memandu siswa berkompetisi dalam teams games tournament Guru mencatat skor kelompok dalam kompetisi. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum 118 diketahui siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup (25 menit) Siswa mengerjakan tes evaluasi pembelajaran Guru Memberikan kesimpulan dari kegiatan atau dari materi yang telah diajarkan. VIII. Penilaian Tes tertulis. Soal Pilihlah satu satu jawaban yang paling benar ! 1. Berikut perbandingan antara Koperasi dan Badan usaha, manakah yang paling tepat? a. Koperasi meningkatkan kesejahteraan anggota, badan usaha mengejar keuntungan b. Koperasi modalnya besar, badan usaha modalnya relative kecil c. Koperasi di urus oleh pemerintah, badan usaha di urus dari pemilik d. Koperasi hanya untuk mencari keuntungan, badan usaha untuk kesejahteraan anggota 2. Manakah perbedaan yang tepat, usaha yang dilakukan oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini? a. Modal relatif besar, badan usaha relatif kecil b. Koperasi berbadan hukum, badan usaha ada yang tidak berbadan hukum c. Koperasi hanya menjual barang, badan usaha hanya membeli barang d. Koperasi memproduksi barang, badan usaha menjula barang 3. Manakah perbedaan yang tepat, kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini? 119 a. Modal relatif besar, badan usaha relatif kecil b. Koperasi hanya menjual barang, badan usaha hanya membeli barang c. Koperasi modalnya berasal dari iuran anggotanya, badan usaha modalnya relatif besar d. Koperasi ada yang tidak berbadan hukum, badan usaha berbadan hukum 4. Manakah perbedaan yang tepat, modal yang dilakukan oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini? a. Koperasi hanya menjual barang, badan usaha hanya membeli barang b. Koperasi ada yang tidak berbadan hukum, badan usaha berbadan hukum c. Koperasi bergerak hanya di bidang simpan pinjam saja, badan usaha mencakup semuanya d. Koperasi modalnya relatif kecil, badan usaha relatif besar 5. Manakah perbedaan yang tepat, anggota yang terdapat di Koperasi dan badan usaha di bawah ini? a. Koperasi anggotanya berasal dari anggota, badan usaha pengurusnya berasal dari pemilik. b. Koperasi anggotanya harus membeli barang pada Koperasi, badan usaha anggotanya harus menjual barang. c. Koperasi anggotanya harus berasal dari orang-orang yang tergolong memiliki modal yang besar, badan usaha modalnya ditanggung oleh pemiliknya d. Koperasi anggota memiliki kapasitas untuk mendukung koperasi, badan usaha harus mengikuti perintah dari manajemen 6. Mengapa Koperasi perlu meningkatkan kesejahteraan anggota dibandingkan dengan badan usaha? a. Koperasi sangat memerlukan modal dari anggota, badan usaha tidak mementingkan modal dari anggotanya. b. Koperasi modal usaha dan keanggotaanya berasal dari seluruh keanggotaan Koperasi, badan usaha sepenuhnya bertumpu pada manajemen c. Koperasi menjunjung kepentingan anggota, badan usaha tidak mendukung anggota d. Koperasi mencari keuntungan sebesarnya untuk keanggotaannya, badan usaha mencari keuntungan bagi para manajemennya 120 7. Manakah perbedaan yang tepat, kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini? a. Koperasi tidak menyalurkan barang secara lansung kepada anggotanya, badan usaha dapat menyalurkan langsung b. Koperasi tidak sepenuhnya menjalankan produksi barang, badan usaha hanya menyalurkan kredit bagi para nasabahnya c. Koperasi melayani dan menyalurkan kebutuhan anggota, badan usaha melakukan produksi dan penjualan barang d. Koperasi melakukan hanya mengembangkan usaha induk koperasi, badan usaha mengembangkan usaha yang dapat meningkatkan keuntungan 8. Bedakanlah keuntungan yang didapat oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini? a. Koperasi keuntungan untuk pribadi anggota, badan usaha di bagikan kepada anggotanya. b. Koperasi keuntungan di bagikan kepada semua anggotanya, badan usaha kepada pribadi. c. Koperasi keuntungan bersifat tertutup, badan usaha bersifat terbuka d. Koperasi keuntungan bersifat terbuka, badan usaha bersifat tertutup 9. Manakah perbedaan yang tepat, kekuasaan yang didapat oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini? a. Koperasi kekuasan tertinggi pada anggotanya, badan usaha kekuasan tertinggi pada rapat umum pemegang saham b. Koperasi kekuasaan tertinggi pada ketua Koperasi, badan usaha pada anggotanya. c. Koperasi kekuasaan tertinggi pada rapat umum pemegang saham, badan usaha kekuasan tertinggi pada anggotanya d. Koperasi kekuasaan tertinggi pada pemerintah, badan usaha kekuasan tertinggi pada rapat anggota 10. Manakah perbedaan yang tepat, jenis Koperasi dan badan usaha? a. Koperasi Induk, Kecil, Menengah, Badan usaha Besar, Multi Nasional b. Koperasi Unit Desa, Koperasi Sekolah, Badan usaha PT, Firma, CV c. Koperasi Besar, Multi Nasional, badan usaha Induk, Kecil, Menengah d. Koperasi Kredit, badan usaha simpan pinjam 121 KUNCI JAWABAN 1. A 6. B 2. B 7. C 3. C 8. C 4. D 9. A 5. A 10. B CATATAN : Nilai = ( Jumlah jawaban benar pilihan ganda x 1). Nilai maksimal 10 . Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial. IX. Media belajar, sumber belajar Lembar kerja Siswa, Buku IPS kelas IV semester II yang relevan. Ambarawa, 9 Februari 2013 Guru IPS kelas IV Peneliti, Joni Octami Saputra. Mengetahui 122 Lampiran C1 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS I Materi Pembelajaran : Memahami pengertian koperasi, tujuan koperasi, manfaat koperasi, dan jenis-jenis koperasi. Berilah Tanda (√) yang sesuai dengan pengertian koperasi No 1 2 3 4 Kegiatan Koperasi Badan usaha yang didirikan oleh dua sekutu orang atau lebih Badan usaha milik negara yang di modalnya sebagian atau seluruhnya oleh pemerintah Badan usaha yang modal nya terbagi atas saham Badan usaha yang bergerak untuk kesejahteraan dan kemakmuran anggotanya berdasarkan asas kekeluargaan Beri tanda (√) Berilah Tanda (√) yang termasuk tujuan dan manfaat koperasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kegiatan Koperasi Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Menyediakan kebutuhan anggota Ikut Membangun tatanan Perekonomian Nasional Mengembangkan usaha para anggota Menghindarkan para anggota dari rentenir dan lintah darat Mendapat untung yang besar Mendapatkan untung (SHU) setiap tutup buku Membeli barang bisa gratis Dapat memperoleh barang kebutuhan dengan harga murah Beri Tanda (√) Berilah Tanda (√) yang termasuk jenis-jenis koperasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kegiatan Koperasi Koperasi Konsumsi Koperasi kredit (simpan pinjam) Koperasi produksi Koperasi Pertanian Koperasi Pensiunan Koperasi Pegawai Negeri Koperasi Pasar (KOPPAS) Koperasi Unit Desa (KUD) Koperasi Sekolah 10 Koperasi Kota 123 Beri Tanda (√) Lampiran C2 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS II Materi Pembelajaran : Memahami perbedaan koperasi dan badan usaha lainnya Tujuan pembelajaran : 1. Pahamilah perbedaan koperasi dan badan usaha lainnya di bawah ini. 2. Berilah tanda ( √) jika pernyataan benar. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 PERNYATAAN Modal koperasi relatif kecil, modal badan usaha lain relatif besar Modal koperasi relatif besar, modal badan usaha lain relatif kecil Koperasi modalnya berasal dari iuran anggotanya, badan usaha modalnya relatif besar Koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, badan usaha lain untuk meningkatkan keuntungan perusahaan Koperasi untuk meningkatkan keuntungan Koperasi. badan usaha lain untuk meningkatkan kesejahteraan anggota Koperasi melakukan bermacam-macam kegiatan usaha, badan usaha hanya melakukan satu macam usaha. Koperasi melakukan satu macam usaha, badan usaha melakukan bermacam-macam kegiatan usaha Koperasi menjunjung kepentingan anggota, badan usaha tidak mendukung anggota 124 BERI TANDA Lampiran D1 Evaluasi Siklus I Nama : ……………………. Kelas :……………………. No.Absen :……………………. A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas . . . . a. Kebersamaan c. Bagi hasil b. Kekeluargaan d. Keuntungan 2. Keanggotaan dalam koperasi bersifat . . . . a. Sukarela dan terbuka b. Terbatas c. Mengikat d. Memaksa 3. Tokoh Indonesia yang bergelar Bapak Koperasi Indonesia adalah …. a. Ir. Soekarno c. Suharto b. Drs Muhammad Hatta d. Ki Hajar Dewantara 4. Iuran anggota koperasi yang dibayarkan pada saat awal menjadi anggota koperasi disebut …. a. simpanan pokok c. simpanan sukarela b. simpanan wajib d. simpanan permanen 5. Gambar timbangan pada lambang koperasi memiliki arti …. a. persahabatan yang kokoh c. keadilan sosial b. usaha yang terus-menerus d. kemakmuran rakyat 6. Tujuan didirikannya koperasi adalah …. a. mencari keuntungan sebanyak-banyaknya b. menyejahterakan anggotanya c. menyejahterakan pengurusnya d. menyejahterakan rakyat 7. Keuntungan koperasi yang dibagikan kepada anggota pada akhir tahun disebut …. 125 a. deviden c. SHU b. saham d. laba 8. Undang-undang yang mengatur perkoperasian di Indonesia adalah …. a. UU No. 12 tahun 1982 c. UU No. 25 tahun 1992 b. UU No. 20 tahun 1992 d. UU No. 25 tahun 1990 9. Dibawah ini termasuk jenis koperasi, kecuali ... c. Koperasi produksi c. koperasi simpan pinjam d. Koperasi konsumsi d. Koperasi daerah 10. Koperasi yang menyediakan berbagai barang kebutuhan sehari-hari disebut dengan koperasi…. c. Konsumsi d. Produksi c. koperasi sekolah d. koperasi serba usaha B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban tepat! 1. Kata koperasi berasal dari kata … 2. Bapak Koperasi Indonesia adalah … 3. Undang-undang yang mengatur koperasi, yaitu … 4. Keanggotaan koperasi bersifat … 5. Laba dari usaha koperasi disebut … 6. Koperasi yang terdapat di desa-desa disebut … 7. Tujuan koperasi yaitu untuk meningkatkan… 8. Koperasi yang menampung barang-barang yang dihasilkan anggotanya dan menjualnya kembali disebut dengan koperasi… 9. Koperasi yang diselenggarakan disekolah disebut dengan … 10. Koperasi yang bergerak dalam simpan pinjam anggotanya disebut dengan koperasi… 126 Lampiran D2 Evaluasi Pembelajaran Siklus 2 Nama : ……………………. Kelas :……………………. No.Absen :……………………. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling tepat ! 1. Berikut perbandingan antara Koperasi dan Badan usaha, manakah yang paling tepat? a. Koperasi meningkatkan kesejahteraan anggota, badan usaha mengejar keuntungan b. Koperasi modalnya besar, badan usaha modalnya relative kecil c. Koperasi di urus oleh pemerintah, badan usaha di urus dari pemilik d. Koperasi hanya untuk mencari keuntungan, badan usaha untuk kesejahteraan anggota 2. Manakah perbedaan yang tepat, usaha yang dilakukan oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini? a. Modal relatif besar, badan usaha relatif kecil b. Koperasi berbadan hukum, badan usaha ada yang tidak berbadan hukum c. Koperasi hanya menjual barang, badan usaha hanya membeli barang d. Koperasi memproduksi barang, badan usaha menjula barang 3. Manakah perbedaan yang tepat, kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini? a. Modal relatif besar, badan usaha relatif kecil b. Koperasi hanya menjual barang, badan usaha hanya membeli barang c. Koperasi modalnya berasal dari iuran anggotanya, badan usaha modalnya relatif besar d. Koperasi ada yang tidak berbadan hukum, badan usaha berbadan hukum 127 4. Manakah perbedaan yang tepat, modal yang dilakukan oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini? a. Koperasi hanya menjual barang, badan usaha hanya membeli barang b. Koperasi ada yang tidak berbadan hukum, badan usaha berbadan hukum c. Koperasi bergerak hanya di bidang simpan pinjam saja, badan usaha mencakup semuanya d. Koperasi modalnya relatif kecil, badan usaha relatif besar 5. Manakah perbedaan yang tepat, anggota yang terdapat di Koperasi dan badan usaha di bawah ini? a. Koperasi anggotanya berasal dari anggota, badan usaha pengurusnya berasal dari pemilik b. Koperasi anggotanya harus membeli barang pada Koperasi, badan usaha anggotanya harus menjual barang c. Koperasi anggotanya harus berasal dari orang-orang yang tergolong memiliki modal yang besar, badan usaha modalnya ditanggung oleh pemiliknya d. Koperasi anggota memiliki kapasitas untuk mendukung koperasi, badan usaha harus mengikuti perintah dari manajemen 6. Mengapa Koperasi perlu meningkatkan kesejahteraan anggota dibandingkan dengan badan usaha? a. Koperasi sangat memerlukan modal dari anggota, badan usaha tidak mementingkan modal dari anggotanya b. Koperasi modal usaha dan keanggotaanya berasal dari seluruh keanggotaan Koperasi, badan usaha sepenuhnya bertumpu pada manajemen c. Koperasi menjunjung kepentingan anggota, badan usaha tidak mendukung anggota d. Koperasi mencari keuntungan sebesarnya untuk keanggotaannya, badan usaha mencari keuntungan bagi para manajemennya 7. Manakah perbedaan yang tepat, kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini? 128 a. Koperasi tidak menyalurkan barang secara lansung kepada anggotanya, badan usaha dapat menyalurkan langsung b. Koperasi tidak sepenuhnya menjalankan produksi barang, badan usaha hanya menyalurkan kredit bagi para nasabahnya c. Koperasi melayani dan menyalurkan kebutuhan anggota, badan usaha melakukan produksi dan penjualan barang d. Koperasi melakukan hanya mengembangkan usaha induk koperasi, badan usaha mengembangkan usaha yang dapat meningkatkan keuntungan 8. Bedakanlah keuntungan yang didapat oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini? a. Koperasi keuntungan untuk pribadi anggota, badan usaha di bagikan kepada anggotanya. b. Koperasi keuntungan di bagikan kepada semua anggotanya, badan usaha kepada pribadi. c. Koperasi keuntungan bersifat tertutup, badan usaha bersifat terbuka d. Koperasi keuntungan bersifat terbuka, badan usaha bersifat tertutup 9. Manakah perbedaan yang tepat, kekuasaan yang didapat oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini? a. Koperasi kekuasan tertinggi pada anggotanya, badan usaha kekuasan tertinggi pada rapat umum pemegang saham b. Koperasi kekuasaan tertinggi pada ketua Koperasi, badan usaha pada anggotanya. c. Koperasi kekuasaan tertinggi pada rapat umum pemegang saham, badan usaha kekuasan tertinggi pada anggotanya d. Koperasi kekuasaan tertinggi pada pemerintah, badan usaha kekuasan tertinggi pada rapat anggota 10. Manakah perbedaan yang tepat, jenis Koperasi dan badan usaha? a. Koperasi Induk, Kecil, Menengah, Badan usaha Besar, Multi Nasional b. Koperasi Unit Desa, Koperasi Sekolah, Badan usaha PT, Firma, CV c. Koperasi Besar, Multi Nasional, badan usaha Induk, Kecil, Menengah d. Koperasi Kredit, badan usaha simpan pinjam 129 Lampiran E1 KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS I A. Pilihan Ganda 1. B 6. B 2. A 7. C 3. B 8. C 4. A 9. D 5. C 10. A B. Isi titik - titik 1. Kooperasi /cooperation 6. KUD (Koperasi Unit Desa) 2. Moh. Hatta 7. Kesejahteraan Anggota 3. UU No. 25 tahun 1992 4. Sukarela 5. Sisa hasik usaha (SHU) 8. Produksi 9. Koperasi Sekolah 10. Koperasi simpan pinjam 130 Lampiran E2 KUNCI JAWABAN EVALUASI PEMBELAJARAN SIKLUS 2 1. A 6. B 2. B 7. C 3. C 8. C 4. D 9. A 5. A 10. B 131 Lampiran F1 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT SIKLUS I Petunjuk Pengisian : Berilah Tanda (√) Pada Kolom Pelaksanaan Sesuai Dengan Aktivitas Belajar Siswa INDIKATOR NO NAMA SISWA Visual Oral Listening Mental Activities Activities Activities Activities K C B K C √ B K C √ B K C √ √ 1. Bhakti Nuswantoro 2. Anis Tri Maharani 3. Dirja √ √ 4. Ahmad Guntur R √ √ √ √ 5. Aisya Ulka Ferdinand √ √ √ √ 6. Candra Ayu Raskia √ √ √ √ 7. Dimas Arya Nugraha √ √ 8. Firzan Qusnul Fajri 9. Ana Solekha Pawistri √ 10. Rolanda Juan Rifa’i √ Jumlah √ √ 5 √ 3 4 Keterangan K : Kurang C : Cukup B : Baik √ √ √ 2 √ √ √ 3 √ √ √ √ √ √ √ 3 3 B √ √ 5 2 3 6 1 Ambarawa, 2 Februari 2013 Observer, 132 Lampiran F2 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT SIKLUS II Petunjuk Pengisian : Berilah Tanda (√) Pada Kolom Pelaksanaan Sesuai Dengan Aktivitas Belajar Siswa INDIKATOR NO NAMA SISWA Visual Oral Listening Mental Activities Activities Activities Activities K C B K C √ B K C √ B K C √ B √ 1. Bhakti Nuswantoro 2. Anis Tri Maharani 3. Dirja 4. Ahmad Guntur R √ 5. Aisya Ulka Ferdinand √ 6. Candra Ayu Raskia 7. Dimas Arya Nugraha √ √ √ √ 8. Firzan Qusnul Fajri √ √ √ √ 9. Ana Solekha Pawistri √ √ √ 10. Rolanda Juan Rifa’i √ √ √ Jumlah √ √ √ √ √ 2 √ √ 6 √ 1 3 Keterangan K : Kurang C : Cukup B : Baik √ √ √ √ 4 √ √ √ √ √ √ 6 1 √ 2 7 √ √ 1 3 6 Ambarawa, 9 Februari 2013 Observer, 133 KRITERIA PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT NO 1 ASPEK YANG DINILAI KRITERIA SKALA Visual Activities DESKRIPSI Tidak memperhatikan guru K memberikan apresiasi, menerangkan pembelajaran Memperhatikan memperhatikan guru memberikan apresiasi, C menerangkan pembelajaran tetapi masih melakukan aktivitas lain Memperhatikan guru B memberikan apresiasi, menerangkan pembelajaran dengan serius 2 Oral Activities Siswa tidak aktif dalam K bertanya, menjawab pertanyaan dari guru, memberikan tanggapan dalam diskusi Siswa kurang aktif dalam C bertanya, menjawab pertanyaan dari guru, memberikan tanggapan dalam diskusi Siswa aktif aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan dari guru, B memberikan tanggapan dalam diskusi 3 Listening Activities K 134 Siswa tidak mendengarkan guru dalam menjelaskan pembelajaran Siswa mendengarkan guru C menjelaskan pembelajaran tapi kurang serius. B 4 Mental Activities K Siswa mendengarkan guru menjelaskan pembelajaran dengan serius Siwa tidak ikut membantu mengerjakan LKS dalam belajar kelompok sampai selesai C Siswa hanya sedikit membantu dalam mengerjakan LKS Siwa ikut membantu B mengerjakan LKS sampai selesai. 135 Lampiran G1 LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SIKLUS I Petunjuk Pengisian : Berilah tanda (√) Pada kolom sesuai dengan Motivasi belajar Siswa INDIKATOR NO NAMA SISWA Perhatian Keinginan K B K C √ √ C 1. Bhakti Nuswantoro 2. Anis Tri Maharani 3. Dirja 4. Ahmad Guntur Raharjo √ 5. Aisya Ulka Ferdinand √ 6. Candra Ayu Raskia Putri √ 7. Dimas Arya Nugraha √ 8. Firzan Qusnul Fajri 9. Ana Solekha Pawistri √ 10. Rolanda Juan Rifa’i √ Jumlah √ √ K C √ √ √ √ √ √ √ √ √ 4 √ √ 1 √ √ √ Keterangan K : Kurang C : Cukup B : Baik √ √ √ 5 √ √ √ 2 √ √ √ 5 B √ √ 3 B Rasa ingin tahu K C B Minat 1 √ √ √ √ √ 5 4 3 Ambarawa, 2 Februari 2013 Observer, 136 5 2 Lampiran G2 LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SIKLUS II Petunjuk Pengisian : Berilah tanda (√) Pada kolom sesuai dengan Motivasi belajar Siswa INDIKATOR NO NAMA SISWA Perhatian Keinginan K K C C B √ 1. Bhakti Nuswantoro 2. Anis Tri Maharani 3. Dirja 4. Ahmad Guntur Raharjo √ 5. Aisya Ulka Ferdinand √ 6. Candra Ayu Raskia Putri 7. Dimas Arya Nugraha 8. B K C √ √ ingin tahu B √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Firzan Qusnul Fajri √ √ √ 9. Ana Solekha Pawistri √ 10. Rolanda Juan Rifa’i √ √ 1 2 7 √ 3 √ √ 6 √ 1 2 7 Ambarawa, 9 Februari 2013 137 √ √ Keterangan K : Kurang C : Cukup B : Baik Observer, √ √ √ 1 √ √ √ B √ √ √ Jumlah K C √ √ √ Rasa Minat √ 1 4 5 PENILAIAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT NO 1 ASPEK YANG DINILAI KRITERIA SKALA Perhatian DESKRIPSI Siswa tidak memperhatikan K guru dalam menjelaskan pembelajaran Siswa kurang memperhatikan C guru dalam menjelaskan pembelajaran Memperhatikan guru dalam B pelajaran dengan sungguhsungguh 2 Keinginan Siswa tidak mempunyai K keinginan yang kuat untuk paham terhadap pelajaran dan dalam mengilangkan rasa malas Siswa mempunyai keinginan C yang kuat untuk paham pembelajaran tapi masih ada rasa malas Siswa mempunyai keinginan B yang kuat terhadap pelajaran dan tidak kelihatan tanda-tanda malas. 3 Minat Siswa tidak bersemangat dalam K mengikuti pelajaran dan merasa jenuh C 138 Siswa mengikuti pembelajaran dengan senang tapi masih ada rasa jenuh Siswa mengikuti pelajaran B dengan senang tanpa ada rasa jenuh 4 Rasa ingin tahu K Siswa tidak bertanya terhadap pelajaran yang belum paham Siswa bertanya dalam C pembelajaran tapi pertanyaan tidak berhubungan dengan pembelajaran Siswa bertanya dalam B pembelajaran dan pertanyaannya berhubungan dengan materi yang dijelaskan. 139 Lampiran H1 SKOR TES PRA SIKLUS NO. KODE SISWA KKM SKOR KETERANGAN SISWA 1 KS-01 65 70 Tuntas 2 KS-02 65 60 Tidak Tuntas 3 KS-O3 65 30 Tidak Tuntas 4 KS-04 65 60 Tidak Tuntas 5 KS-05 65 50 Tidak Tuntas 6 KS-06 65 40 Tidak Tuntas 7 KS-07 65 70 Tuntas 8 KS-08 65 80 Tuntas 9 KS-09 65 60 Tidak Tuntas 10 KS-10 65 50 Tidak Tuntas Rata-Rata 57 Jumlah Siswa yang mencapai KKM 3 Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM 7 Ambarawa, 26 Januari 2013 Observer, 140 Lampiran H2 SKOR HASIL BELAJAR SISWA PADA EVALUASI PEMBELAJARAN SIKLUS I NO. KODE SISWA KKM SKOR KETERANGAN SISWA 1 KS-01 65 70 Tuntas 2 KS-02 65 60 Tidak Tuntas 3 KS-03 65 40 Tidak Tuntas 4 KS-04 65 60 Tidak Tuntas 5 KS-05 65 40 Tidak Tuntas 6 KS-06 65 50 Tidak Tuntas 7 KS-07 65 70 Tuntas 8 KS-08 65 90 Tuntas 9 KS-09 65 85 Tuntas 10 KS-10 65 75 Tuntas Rata-Rata 64 Jumlah Siswa yang mencapai KKM 5 Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM 5 Ambarawa, 2 Februari 2013 Observer, 141 Lampiran H3 SKOR HASIL BELAJAR SISWA PADA EVALUASI PEMBELAJARAN SIKLUS II NO. KODE SISWA KKM SKOR KETERANGAN SISWA 1 KS-01 65 70 Tuntas 2 KS-02 65 70 Tuntas 3 KS-O3 65 50 Tidak Tuntas 4 KS-04 65 90 Tuntas 5 KS-05 65 80 Tuntas 6 KS-06 65 90 Tuntas 7 KS-07 65 70 Tuntas 8 KS-08 65 70 Tuntas 9 KS-09 65 100 Tuntas 10 KS-10 65 60 Tidak Tuntas Rata-Rata 75 Jumlah Siswa yang mencapai KKM 8 Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM 2 Ambarawa, 9 Februari 201 Observer, 142 Lampiran I NAMA SISWA KELAS IV MI SUDIRMAN KUPANG AMBARAWA NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. NAMA SISWA Bhakti Nuswantoro Anis Tri Maharani Dirja Ahmad Guntur Raharjo Aisya Ulka Ferdinand Candra Ayu Raskia Putri Dimas Arya Nugraha Firzan Qusnul Fajri Ana Solekha Pawistri Rolanda Juan Rifa’i 143 KODE SISWA KS-01 KS-02 KS-03 KS-04 KS-05 KS-06 KS-07 KS-08 KS-09 KS-10 Lampiran J PEMBAGIAN KELOMPOK SISWA BERDASARKAN PRESTASI SISWA KELOMPOK NAMA SISWA SKOR TES PRA SIKLUS I II III Firzan Qusnul Fajri 80 Anis Tri Maharani 60 Rolanda Juan Rifa;i 50 Dimas Arya Nugraha 70 Dirja 30 Ahmad Guntur R 60 Aisya Ulka Ferdinand 50 Bhakti Nuswantoro 70 Ana Sholekha 60 Pawistri Candra Ayu Saskia 144 40 Lampiran K1 KARTU SOAL TGT SIKLUS I 1 2 3 Koperasi berasal dari kata cooperation yang artinya… Kedudukan koperasi ditetapkan dalam undang-undang nomor.. Siapakah bapak koperasi Indonesia? 4 5 Memenuhi kepentingan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan anggota 6 adalah ..koperasi. Dapat memperoleh barang kebutuhan dengan harga muruh adalah..koperasi 7 Koperasi yang menyediakan berbagai barang sesuai keperluan sehari-hari seperti gula, kopi, sabun dll termasuk koperasi… 8 Koperasi yang menampung barangbarang buatan anggotanya dan menjualnya termasuk jenis koperasi… 9 Koperasi yang bergerak dalam bidang menyimpan dan meminjam dan meminjam uang bagi anggotanya disebut dengan koperasi… 10 11 Kapan diperingati hari koperasi..? 12 Keanggotaan koperasi bersifat.. Koperasi yang melakukan berbagai kegiatan usaha, diantaranya usaha angkutan, jual beli ruma disebut dengan koperasi.. Rantai pada lambang koperasi melambangkan apa? 13 14 15 Pada kapas pada Gerigi roda pada Bintang dan perisai pada lambang koperasi lambang koperasi 145 melambangkan apa? lambang koperasi melambangkan apa? melambangkan apa? 16 17 18 Timbangan pada Pohon beringin pada Ikut membangun tatanan lambang koperasi lambang koperasi perekonomian nasional melambangkan apa? melambangkan apa? adalah …koperasi 19 20 Koperasi yang didirikan Apakah kepanjangan Koperasi adalah lembaga dengan tujuan memenuhi dari SHU pada koperasi.. ekonomi yang kebutuhan para siswa berasaskan.. termasuk pada jenis 21 koperasi apa? 22 23 24 Koperasi susu perah Tujuan utama didirikan Bagaimanakah harga termasuk jenis koperasi yaitu.. barang dikoperasi dibanding dengan toko koperasi… lain? 25 26 27 Sebutkan salah satu Simpanan yang harus Apakah kepanjangan contoh koperasi yang ada dibayar ketika pertama dari KUD ditempat kalian! kali menjadi anggota koperasi dinamakan dengan? 28 Koperasi memiliki lambang yang ditetapkan pada tanggal? 146 Lampiran K2 KARTU SOAL TGT SIKLUS II 1 Koperasi simpan pinjam adalah.. 1 Koperasi adalah… 2 Siapa yang menentukan pengurus pada badan usaha lain selain koperasi? 4 Koperasi produksi adalah… 5 Apakah Kepanjangan dari SHU? 6 Apakah pada badan usaha lain terdapat SHU? 7 Keanggotaan pada koperasi bersifat… 8 Apakah pada badan usaha lain berbadan hukum? 9 Dari manakah modal pada badan usaha lain? 10 Siapakah yang menentukan pengurus pada Koperasi 11 Jumlah modal pada usaha lain relatif… 12 Koperasi didirikan oleh.. 13 Firma termasuk jenis koperasi atau badan usaha lain? 14 Dari manakah modal pada koperasi? 15 Perseroan Terbatas (PT) adalah contoh dari koperasi..setuju atau tidak? 16 Badan usaha lain didirikan oleh.. 17 Tujuan dari badan usaha lain adalah untuk meningkatkan 147 keuntungan perusahaan, bagaimana dengan tujuan kperasi? 18 Jumlah modal pada koperasi relatif... 19 Apakah badan usaha lain menjunjung tinggi kepentingan anggotanya?sebutkan alasannya. 20 Beberapa macam usaha yang dilakukan oleh badan usaha lain? 22 Beberapa macam usaha yang dilakukan oleh koperasi apakah satu atau lebih 23 Apakah koperasi berbadan hukum? 24 Koperasi simpan pinjam Artha Prima di Ambarawa termasuk kedalam badan usaha lain atau jenis koperasi? 25 Keanggotaan pada badan usaha lain bersifat.. 26 Badan usaha lain mengutamakan kepentingan perusahaan sedangkan koperasi mengutamakan.. 27 Siapa yang menentukan pengurus pada badan usaha lain? 29 Sebutkan 3 jenis badan usaha selain koperasi 30 Sebutkan 3 jenis koperasi.. 28 Koperasi mempunyai badan hukum bagaimana dengan badan usaha lain? 148 21 Commanditer Vennoptschaps (CV) termasuk kedalam koperasi atau badan usaha lain? Lampiran L1 KUNCI JAWABAN KARTU SOAL TGT SIKLUS I 1. Bekerja bersama-sama 2. UU No. 25 Tahun 1992 3. Moh. Hatta 4. Sukarela 5. Tujuan 6. Manfaat 7. Koperasi Konsumsi 8. Koperasi Produksi 9. Koperasi Simpan Pinjam 10. Koperasi Serba Usaha 11. 12 Juli 12. Persahabatan yang kokoh 13. Kemakmuran yang harus dicapai 14. Usaha yang terus menerus 15. Melambangkan landasan koperasi pancasila 16. Melambangkan keadilan bagi seluruh anggota 17. Melambangkan sifat kepribadian Indonesia yang kuat dan berakar 18. Tujuan koperasi 19. Sisa hasil usaha 20. Kekeluargaan 21. Koperasi sekolah 22. Koperasi produksi 23. Memajukan kesejahteraan anggota 24. Lebih murah dibandingkan harga took lain 25. KSP Arhta Prima, KSP Inti Dana 26. Simpanan pokok 27. Koperasi unit desa 28. 12 Juli 1960 149 Lampiran L2 KUNCI JAWABAN KARTU SOAL TGT SIKLUS II 1. Pemilik saham atau yang punya perusahaan 2. Badan usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan 3. Koperasi yang kegiatannya menerima barang-barang buatan anggota dan menjualnya kembali 4. Koperasi yang kegiatannya melayani simpan uang dan pinjaman bagi anggotanya 5. Tidak terdapat SHU 6. Sisa Hasil Usaha 7. Tidak berbadan Hukum 8. Terbuka 9. Dipilih oleh anggota 10. Dari perseorangan 11. Bersama-sama 12. Relatif besar 13. Dari simpanan anggota 14. Termasuk badan usaha lain 15. Perseorangan 16. Tidak setuju 17. Kecil 18. Meningkatkan kesejahteraan anggota 19. Tidak karena hanya untuk mencari untung 20. Satu macam 21. Termasuk badan usaha lain 22. Lebih dari Satu 23. Mempunyai badan hukum 24. Termasuk jenis koperasi 25. Tertutup 26. Anggota 150 27. Pemilik Saham 28. Ada yang punya badan hukum ada yang tidak 29. CV, PT, Firma 30. Koperasi simpan pinjam, produksi, konsumsi 151 YAYASAN PUSAT PENDIDIKAN ISLAM SUDIRMAN (YAPPIS) MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN KUPANG TERAKREDITASI B KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG NPSN : 20320629 NSS : 112032210003 NSM : 111233220101 Jl.Teratai 01 Kupang Kidul Ambarawa Telp.(0298) 592220 [email protected] SURAT KETERANGAN No. 17/MI-.SK/SK/II/2013 Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Furhatul Wafiyah, S.Ag. M.M Jabatan : Kepala MI Sudirman Kupang Menerangkan bahwa: Nama : Joni Octami Saputra NIM : 11508007 Mahasiswa : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Nama tersebut diatas benar telah melaksanakan penelitian di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sudirman Kupang, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang yang dimulai tanggal 21 Januari sampai dengan 9 Februari 2013 dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Teams Games Tournament (TGT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas IV di MI Sudirman Kupang Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013. Demikianlah surat ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Ambarawa, 9 Februari 2013 152 Lampiran P RIWAYAT HIDUP Nama : Joni Octami Saputra Tempat/Tanggal Lahir : Balai Talang, 28 Oktober 1989 Jenis Kelamin : Laki-laki Warga Negara : Indonesia Agama : Islam Alamat : Kupang Jetis No.17 RT 02 RW 13 Kec. Ambarawa, Kab. Semarang. Riwayat Pendidikan : 1. TK Aisiyah Jopang, Kec. Mungka, Kab. Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, lulus tahun 1996. 2. SD Negeri 18 Jopang Manganti, Kec. Guguak, Kab. Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, lulus tahun 2002. 3. MTs Negeri Padang Japang, Kec. Guguak, Kab. Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, lulus tahun 2005. 4. MAN Salatiga, Kotamadya Salatiga, Jawa Tengah lulus tahun 2008. Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, Maret 2013 153