penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode teams

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN IPS KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN
KUPANG KEC. AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S.Pd.I)
Oleh
JONI OCTAMI SAPUTRA
NIM: 11508007
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN IPS KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN
KUPANG KEC. AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S.Pd.I)
Oleh
JONI OCTAMI SAPUTRA
NIM: 11508007
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
2013
iii
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skipsi saudara :
Nama
: Joni Octami Saputra
NIM
: 11508007
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah
Judul
: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan
Metode Teams Games Tournament (TGT) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
IPS Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman
Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013.
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 15 Maret 2013
iv
SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN
METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS
KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN KUPANG KEC.
AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN 2013
DISUSUN OLEH
JONI OCTAMI SAPUTRA
NIM: 11508007
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 1 April 2013
dan dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1
Kependidikan Islam.
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Joni Octami Saputra
NIM
: 11508007
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 15 Maret 2013
Penulis.
Joni Octami Saputra
NIM: 11508007
vi
MOTTO
Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih". (QS. Ibrahim:7)
” Hari esok tidak akan mengubah hari yang lalu ataupun hari
ini, akan tetapi hari ini akan mengubah hari esok jadi
lakukanlah yang terbaik yang bisa kamu lakukan hari ini. ”
vii
PERSEMBAHAN
Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini penulis persembahkan
kepada:
 Ibunda (Elmianis) dan ayahanda (Tasman) , terima kasih atas kasih sayang
yang tak terhingga, setiap do’a yang tak pernah berhenti, dan setiap tetes
peluh yang mengalir, dan segalanya yang telah ibu berikan untukku.
 Ibu dan bapak angkat yang telah berbagi kasih dengan penulis (Bpk.
Kamilun Alkusai dan Ibu Yurfiah Yusuf), semoga kebaikan selalu
mengalir untuk beliau.
 Buat seseorang yang menjadi motivasi bagi penulis, terima kasih atas
ketulusan hati, dan semangat yang telah diberikan.
 Untuk teman-teman seperjuangan PGMI reguler 2008 STAIN Salatiga,
Nug, Daud, Ansori, Nada Maulida, Hanafi, Rahman, Sunti, Ranindya,
Fitri, Sriyanto, Mbak Ina, Nia, Ragil, Marwe, Desi dan lain-lain yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Sungguh kebahagian bagi penulis
bisa berbagi dengan kalian semua.
 Almamaterku tercinta STAIN Salatiga tempat aku menuntut ilmu.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya hingga yaumul akhir nanti.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini
adalah
“PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS
KELAS IV DI MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN KUPANG KEC.
AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN 2013”.
Penulisan skripsi ini tentu tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku Ketua Progdi PGMI.
3. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Segenap Bapak/Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah
memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.
ix
5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah membantu menyediakan
fasilitas untuk mencari sumber yang relevan dengan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu guru MI Sudirman Kupang, yang telah memberikan waktu,
kesempatan, bantuan, motivasi dan sebagai kolaborator dalam penelitian di
MI.
7. Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah mendoakan untuk kelancaran
penulisan skripsi ini.
8. Rekan-rekan seangkatan PGMI reguler 2008 yang saling membantu dan
mendukung dalam proses penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dalam kalimat maupun materi yang
disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis
senantiasa menantikan
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 15 Maret 2013
Penulis,
Joni Octami Saputra
NIM:11508007
x
ABSTRAK
Saputra, Joni Octami (2013) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Metode Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah
Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013. Skripsi.
Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
STAIN Salatiga. Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd.
Kata Kunci : Metode TGT, Hasil Belajar IPS.
Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan, yaitu apakah
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode TGT dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa, hasil belajar siswa
dalam mengikuti mata pelajaran IPS kelas IV MI Sudirman Kupang, Kec.
Ambarawa, Kab. Semarang, tahun ajaran 2012/ 2013.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IV MI Sudirman Kupang,
Ambarawa tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 10 siswa. Penelitian ini dilaksanakan
dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaaan
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Setiap akhir siklus diadakan evaluasi untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada mata IPS. Pengumpulan data
berupa instrumen tes untuk mengukur hasil belajar setiap siklus, lembar
pengamatan (observasi) aktivitas belajar siswa, lembar pengamatan (observasi)
motivasi belajar siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, penerapan model pembelajaran
kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa, motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
Aktivitas belajar siswa yang mendapat kriteria baik aspek visual activities pada
siklus I 20 %, pada siklus II meningkat menjadi 60%. Pada aspek oral activities
siklus I 30 % , pada siklus II meningkat menjadi 60%. Pada aspek listening
activities 20 %, pada siklus II meningkat menjadi 70%. Pada aspek mental
activities 10 %, pada siklus II meningkat menjadi 50%. Motivasi belajar siswa
untuk kriteria baik aspek perhatian siklus I 20%, pada siklus II meningkat menjadi
70%. Pada aspek keinginan siklus I 10% pada siklus II meningkat menjadi 60%.
Pada aspek minat siklus I 40%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 70%.
Pada aspek rasa ingin tahu siklus I 20 %, pada siklus II meningkat menjadi 50%.
Hasil belajar siswa, jumlah siswa yang mencapai tuntas KKM pada pra siklus
yaitu 30%. Pada siklus I 50 %, pada siklus II mencapai 80 %. Nilai rata-rata siswa
pada pra siklus yaitu 57, pada siklus I 64, dan pada siklus II nilai rata-rata siswa
mencapai 80.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................
i
HALAMAN LOGO......................................................................................
ii
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................
vi
HALAMAN MOTTO....................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................
viii
KATA PENGANTAR...................................................................................
ix
ABSTRAK.....................................................................................................
xi
DAFTAR ISI.................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL.........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….
6
C. Tujuan Penelitian......................................................................
7
D. Hipotesis Penelitian…………………………………………..
8
E. Manfaat Penelitian ...................................................................
9
F. Definisi Operasional.................................................................
10
G. Metode Penelitian.....................................................................
14
H. Sistematika Penulisan...............................................................
23
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar…………………………………………………………
25
B. Metode Pembelajaran…………………………………………..
27
C. Aktivitas Belajar………………………………………………..
28
D. Motivasi Belajar………………………………………………...
34
xii
E. Model Pembelajaran…………………………………………….
43
F. Model Pembelajaran Kooperatif………………………………...
45
G. Model Pembelajaran Kooperatif metode Teams Games
Tournament (TGT)………………………………………………
53
H. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Model
Pembelajaran Non-Kooperatif…………………………………...
60
I. Hasil Belajar……………………………………………………...
63
J. Ilmu Pengetahuan Sosial…………………………………………
68
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Keadaan Subyek, Obyek, Waktu & Lokasi Penelitian..
74
B. Deskripsi Pra Siklus......................................................................
76
C. Deskripsi Siklus I..........................................................................
76
D. Deskripsi Siklus II........................................................................
82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..........................................................................
87
B. Pembahasan...............................................................................
100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................
105
B. Saran.........................................................................................
106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif…………
51
Tabel 2.2 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan
Model Pembelajara Non-Kooperatif (Konvensional)………..
60
Tabel 2.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV
Semester 1……………………………………………………
70
Tabel 2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas IV
Semester 2……………………………………………………
72
Tabel 3.1 Nama Siswa Kelas IV MI Sudirman Kupang………………..
74
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus………………………………
83
Tabel 4.2 Visual activities siswa dala pembelajaran siklus I…………..
84
Tabel 4.3 Oral activities siswa dalam pembelajaran siklus I…………..
85
Tabel 4.4 Listening activities siswa dalam pembelajaran siklus I……..
85
Tabel 4.5 Mental activities siswa dalam pembelajaran siklus I………..
85
Tabel 4.6 Perhatian Belajar siswa dalam pembelajaran siklus I……….
86
Tabel 4.7 Keinginan siswa dalam pembelajaran siklus I……………...
86
Tabel 4.8 Minat siswa dalam pembelajaran siklus I…………………..
87
Tabel 4.9 Rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran siklus I………..
87
Tabel 4.10 Hasil belajar siswa Siklus I…………………………………
88
Tabel 4.11 Visual activities siswa dala pembelajaran siklus II…………
89
Tabel 4.12 Oral activities siswa dalam pembelajaran siklus II…………
90
Tabel 4.13 Listening activities siswa dalam pembelajaran siklus II……
90
Tabel 4.14 Mental activities siswa dalam pembelajaran siklus II………
90
Tabel 4.15 Perhatian Belajar siswa dalam pembelajaran siklus II……...
91
Tabel 4.16 Keinginan siswa dalam pembelajaran siklus II…………….
91
Tabel 4.17 Minat siswa dalam pembelajaran siklus II…………………
91
Tabel 4.18 Rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran siklus II………
92
Tabel 4.19 Hasil belajar siswa Siklus II……………………………….
92
Tabel 4.20 Rekapitulasi aktivitas belajar siswa siklus I dan siklus II….
94
Tabel 4.21 Rekapitulasi motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II….
xiv
95
Tabel 4.22 Rekapitulasi hasil belajar siswa ……………………………
xv
96
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Silabus Mata Pelajaran IPS kelas IV MI Sudirman Kupang
Kec. Ambarawa, Kab. Semarang tahun 2013………………
108
Lampiran B1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I………..
114
Lampiran B2 Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus II……….
120
Lampiran C1 Lembar Kerja Siswa Siklus 1……………………………….
126
Lampiran C2 Lembar Kerja Siswa Siklus II……………………………....
127
Lampiran D1 Lembar Evaluasi Siklus I…………………………………...
128
Lampiran D2 Lembar Evaluasi Siklus II………………………………….
130
Lampiran E1 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I…………………………...
133
Lampiran E2 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II………………………….
134
Lampiran F1 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I…….......
135
Lampiran F2 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II……….
136
Lampiran G1 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I…………
139
Lampiran G2 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II………..
140
Lampiran H1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus…………………………........
143
Lampiran H2 Hasil Belajar Siswa Siklus I……………………………........
144
Lampiran H3 Hasil Belajar Siswa Siklus II……………………………......
145
Lampiran I Nama Siswa Kelas IV MI Sudirman Kupang TA. 2012/2013…
146
Lampiran J Pembagian Kelompok Siswa Berdasarkan Prestasi siswa……..
147
Lampiran K1 Kartu Soal TGT Siklus I……………………………………..
148
Lampiran K2 Kartu Soal TGT siklus II…………………………………….
150
Lampiran L1 Kunci Jawaban Kartu Soal TGT Siklus I………………….....
152
Lampiran L2 Kunci Jawaban TGT Siklus II……………………………….
153
Lampiran M Surat Permohonan Izin Penelitian…………………………….
155
Lampiran N Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian……….......
156
Lampiran O Bukti Konsultasi……………………………………………...
157
Lampiran P Daftar Riwayat Hidup Peneliti……………………………….
158
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan
isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,
Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik
diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan
bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Pada masa yang akan
datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan
masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu
mata
pelajaran
IPS
dirancang
untuk
mengembangkan
pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat
dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis (Wahidmurni, 2010:
216).
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta
didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada
bidang ilmu yang berkaitan.
1
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 22 Tahun 2006, tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar
adalah sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Memperhatikan tujuan dan esensi pendidikan IPS di atas, sebaiknya
penyelenggaraan pembelajaran IPS mampu mempersiapkan, membina, dan
membentuk kemampuan peserta didik yang menguasai pengetahuan, sikap,
nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat
(Hamid Hasan; Kosasih, 1992). Untuk menunjang tercapainya tujuan IPS
tersebut harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Kualitas dan
keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran
(Solihatin & Raharjo, 2007: 1).
Solihatin dan Raharjo (2007: 3) bukunya Cooperative Learning,
Analisis Model Pembelajaran IPS mengatakan bahwa kondisi pendidikan IPS
saat ini yaitu: metode pembelajaran konvensional (ceramah), tujuan dan peran
2
kritis / misi IPS untuk mempersiapkan warga negara yang baik dan mampu
bermasyarakat sulit dicapai, siswa hanya menjadi objek pembelajaran,
teacher center, kurang mendorong potensi siswa, kurang merangsang siswa
untuk belajar mandiri, pelajaran IPS bersifat hafalan semata dan kurang
bergairah dalam mempelajarinya. Evaluasi hanya materi yang diajarkan dan
hanya menyentuh aspek koqnitif, dengan tes sebagai alat evaluasi, prestasi
siswa kurang optimal dan pola interaksi searah.
Kondisi seperti di atas pun secara riil juga terjadi di Madrasah
Ibtidaiyah Sudirman Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kab. Semarang.
Pembelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang, masih belum
seluruhnya berpusat pada siswa. Hal ini terbukti dengan masih seringnya
digunakan metode ceramah atau konvensional pada mata pelajaran IPS.
Penerapan pembelajaran yang konvensional tersebut masih bersifat
berpusat pada guru (teacher centered), sehingga menyebabkan suasana
belajar yang kurang menarik dan komunikatif. Metode pembelajaran yang
diterapkan untuk mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah hanya
menggunakan metode ceramah sebagai metode utama, sehingga proses
belajar terasa membosankan bagi siswa karena terasa monoton. Kondisi ini
diduga akan sangat mempengaruhi hasil belajar, aktivitas
belajar dan
motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran serta berkaitan pula dengan
masa depan siswa.
Metode ceramah sebagai metode utama bukan berarti tidak cocok untuk
digunakan
tetapi
penggunaan
metode
3
tersebut
yang
mendominasi
menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan menurunnya motivasi belajar.
Penerapan sistem pembelajaran konvensional secara terus-menerus tanpa
variasi tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan
secara aktif khususnya dalam mata pelajaran IPS, maka diperlukan variasi
dan kreativitas dalam model pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalahan di atas maka diperlukan suatu model
pembelajaran yang dapat memberikan makna serta menyenangkan bagi siswa.
Salah satu model yang dapat mengarahkan siswa untuk memperoleh
pengalaman belajar secara langsung adalah model pembelajaran kooperatif.
Model
pembelajaran
kooperatif
merupakan
pembelajaran
yang
menekankan adanya kerja sama antar siswa dengan kelompoknya untuk
mencapai tujuan belajar bersama. Model pembelajaran kooperatif ini dapat
melatih siswa untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang
dianggap sulit dengan cara bertukar pikiran atau diskusi dengan temantemannya melalui kegiatan saling membantu dan mendorong untuk mencapai
tujuan
yang
diinginkan.
Semua
metode
pembelajaran
kooperatif
menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerjasama dalam belajar dan
bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka
belajar sama baiknya.
Islam juga mengajarkan kepada umatnya supaya saling tolong
menolong, saling bekerja sama dalam kebaikan, termasuk di dalamnya dalam
proses pembelajaran. Hal itu terdapat dalam Al-Qur’an dalam surat Al
Maidah ayat 2:
4
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya.
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode pembelajaran yaitu:
STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted
Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw (teka teki),
penelitian kelompok (Group Investigation). Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC), Team Accelerated Instruction (TAI) (Slavin, 2009:
11).
Metode Teams Games Tournament (TGT) pada mulanya dikembangkan
oleh David Devries dan Keith Edward, Metode Teams Game Tournament
(TGT) ini merupakan metode pembelajaran pertama dari Jhons Hopkins.
Metode ini menggunakan pelajaran yang sama dalam STAD (Student Teams
Achievement Division), tetapi menggantikan kuis dengan turnamen akademik,
dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk
menyumbang skor bagi timnya (Slavin, 2009: 13).
Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games
Tournament (TGT) pada mata pelajaran IPS diharapkan dapat tercipta suasana
5
belajar siswa aktif dengan dimensi kegembiraan, yang saling berkomunikasi,
saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut
selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan
interaksi sosial siswa, karena pembelajaran seolah-olah seperti permainan dan
perlombaan. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya
pada mata pelajaran IPS.
Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah “ PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT
(TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN
IPS
KELAS
IV
DI
MADRASAH
IBTIDAIYAH
SUDIRMAN KUPANG KEC. AMBARAWA KAB. SEMARANG
TAHUN 2013 ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV
mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec.
Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013?
2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV
6
mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec.
Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013?
3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games
Turnament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV mata
pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa
Kab. Semarang tahun 2013?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV mata
pelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode
Teams Games Tournament (TGT) di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman
Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang Tahun 2013.
2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV mata
pelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode
Teams Games Tournament (TGT) di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman
Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang Tahun 2013.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV mata
pelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode
Teams Games Tournament (TGT) mata pelajaran IPS di Madrasah
Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
7
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2011: 64).
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah
dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas rumusan masalah
yang masih perlu dibuktikan di lapangan atau masih perlu diuji melalui
penelitian.
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV
mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec.
Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013”.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa mata
pelajaran IPS kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec.
Ambarawa Kab. Semarang tahun 2013.
3. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games
Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran
IPS kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa
Kab. Semarang tahun 2013”.
E. Manfaat Penelitian
8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
Adapun manfat tersebut sebagai berikut :
1.
Manfaat teoritis
Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pendidikan tentang
penerapan model pembelajaran kooperatif metode Teams Games
Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya
mata pelajaran IPS dan sebagai bahan pengembangan dan kajian terhadap
teori-teori belajar serta sebagai masukan dan dasar pemikiran guru dan
calon guru untuk dapat memilih metode yang tepat dalam kegiatan
belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan yang dibahas.
2.
Manfaat praktis
a. Peneliti
Bagi Peneliti sebagai calon pendidik, dapat menjadi bekal untuk
terjun kedunia pendidikan.
b. Bagi guru
Bagi
para
guru dapat
meningkatkan keterampilan dalam
penguasaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran serta dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
c.
Bagi sekolah
Untuk meningkatkan kualitas sekolah, karena hasil belajar siswa yang
baik dapat menambah kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.
d. Bagi siswa
9
Bagi siswa supaya memiliki kemandirian belajar yang tinggi agar
dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
F. Definisi Operasional
1. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya yang
bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif lebih dari sekadar belajar
kelompok atau kelompok kerja , karena belajar dalam model kooperatif
harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubunganhubungan yang bersifat interpedensi yang efektif diantara anggota
kelompok (Solihatin dan Raharjo, 2007: 4)
Berdasarkan pendapat di atas, yang dimaksud Pembelajaran kooperatiif
disini adalah pembelajaran dengan mengelompokkan siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompoknya siswa belajar bersama,
bekerja bersama, saling melengkapi, serta saling tolong menolong dalam
mencapai tujuan pembelajaran, sehingga tercipta sebuah interaksi yang
lebih luas yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan guru dengan
siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru.
2. Team Game Tournament (TGT) merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang berbentuk turnamen akademik yang dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi
angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi
10
angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
angkat tersebut (Rusman, 2011: 224).
Teams Games Tournament (TGT) yang dimaksud disini adalah
pembelajaran dimana siswa memainkan permainan dengan anggota
kelompok lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.
Permainannya dalam TGT ini berupa pertanyaan yang ditulis di kartukartu yang diberi angka. Siswa kemudian diminta menjawab pertanyaan
yang ada pada kartu. Jika siswa menjawab benar maka dia secara otomatis
menyumbang poin bagi kelompoknya. Turnamen dalam hal ini harus
memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan untuk
menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya soal sulit untuk anak
pintar, soal yang agak lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini
dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor
bagi kelompoknya.
3. Aktivitas
belajar
yaitu
tindakan-tindakan
dalam
belajar
seperti:
Mendengarkan, memandang, meraba, membau, dan mencicipi/mengecap,
menulis, atau mencatat, membaca, membuat ikhtisar atau ringkasan dan
menggarisbawahi, mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan baganbagan, menyusun paper atau kertas kerja, mengingat, berfikir, latihan atau
praktek (Ahmadi & Supriyono, 2004: 132-137).
Menurut Paul B. Diedrich aktivitas yang klasifikasi aktivitas belajar antara
lain: visual Activities, membaca, memperhatikan: gambar, demontrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya), Oral activities,
11
menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan
pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya,
Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik,
pidato dan sebagainya, drawing activities, menggambar, membuat grafik,
peta, diagram, pola dan sebagainya, motor activities, menganggap,
mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan,
mengambil keputusan, dan sebagainya, emotional activities, menaruh
minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya
(Rohani, 2004: 9).
Aktivitas belajar yang dimaksud disini yaitu segala bentuk kegiatan yang
dilakukan siswa selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT).
Peningkatan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditinjau dari rata-rata skor
aktivitas belajar siswa yang diobservasi pada setiap siklus.
4. Motivasi belajar yaitu keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman,
2009: 75). Dalam penelitian ini motivasi belajar yang dimaksud adalah
perhatian siswa selama pembelajaran, minat siswa dalam mengikuti
pelajaran, keinginan siswa untuk selalu menghilangkan rasa malas dalam
belajar dan rasa ingin tahu siswa terhadap apa-apa yang tidak
diketahuinya.
12
5. Peningkatan Hasil belajar siswa adalah perubahan kemampuan yang
dimiliki siswa setelah belajar yang wujudnya berupa kemampuan koqnitif,
afektif dan psikomotorik Atau bisa juga perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari proses belajar mengajar yang memungkinkan untuk diukur.
Hasil belajar ilmu pengetahuan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah tercapainya hasil atau prestasi belajar sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Tolak ukur untuk mengukur peningkatan
hasil belajar disini adalah nilai tes yang diperoleh dari hasil tes pra siklus
sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT yang
dibandingkan dengan nilai evaluasi setiap siklus di akhir proses belajar
mengajar. Dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila dari siklus I ke
siklus II dan seterusnya hasil belajar mengalami peningkatan secara
berkesinambungan, sesuai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang
dipatok Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial yaitu 65.
6. Mata pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan
mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan
Ekonomi. IPS sebagai mata pelajaran di SD pada hakekatnya merupakan
suatu integrasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang
relevan untuk tujuan pendidikan (Wahidmurni, 2010: 216).
Mata
Pelajaran IPS yang dimaksudkan disini adalah mata pembelajaran IPS
13
kelas IV semester 2 yang materinya berdasarkan silabus mata pelajaran
IPS kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Sudiran Kupang, Ambarawa.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas.
Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu
Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian
dengan tindakan) yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2010: 17-18).
Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan secara kolaboratif oleh
peneliti dalam praktik pembelajarannya, sehingga peneliti secara reflektif
dapat menganalisis, mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan di
kelas. Dalam hal ini berarti dengan melakukan PTK, peneliti dapat
memperbaiki praktik-praktik pembelajaran sehingga lebih efektif.
Alasan peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas kolaboratif
karena peneliti ikut berperan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini
menjadikan kelas sebagai objek penelitian. PTK tidak harus dilakukan
oleh seorang guru, PTK juga bisa dilakukan oleh orang luar yang
bekerjasama dengan guru yang bersangkutan. Seperti yang disampaikan
IGK Wardani bahwa penelitian dapat dilakukan orang luar dengan
mengumpulkan data dengan cara mengamati guru mengajar (Wardani ,
2006: 18).
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
a. Waktu Penelitian
14
Penelitian dilaksanakan tanggal 26 Januari dengan 9 Februari 2013.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang
Kecamatan Ambarawa, Kab. Semarang.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sudirman Kupang Kec. Ambarawa, Kab.
Semarang. dengan jumlah siswa 10 orang yang terdiri dari 6 siswa laki-
laki dan 4 siswa perempuan. Alasan peneliti mengambil kelas IV karena
dimana siswa berada dalam masa peralihan dari pembelajaran yang
konkrit menuju pembelajaran abstrak, keadaan lebih kondusif, ruang
kelas yang lebih luas, siswanya lebih tertib dan tenang sehingga
mempengaruhi siswa dalam mengikuti pelajaran.
4. Langkah-langkah Penelitian
Dedi Dwitagama dan Wijaya Kusumah (2010: 25) mengemukakan
bahwa untuk melaksanakan PTK, dibutuhkan tahapan planning
(rencana), Action (tindakan), Observation (pengamatan), dan Reflektion
(refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan
yang
matang
perlu
dilakukan
setelah
kita
mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan yang
dilakukan adalah :
1) Menyiapkan materi pembelajaran.
15
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3) Menyiapkan lembar soal tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode Teams Games Tournament (TGT), dan sesudah
penerapan model pembelajaran kooperatif metode TGT.
4) Membuat instrumen penelitian
5) Menyiapkan alat pembelajaran.
b. Tindakan (acting)
Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan (acting) dari
guru berupa solusi tindakan sebelumnnya. Kegiatan pembelajaran
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Pada
RRP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi.
c. Pengamatan (observing)
Selanjutnya diadakan pengamatan (observing) yang teliti terhadap
proses pelaksanaannya. Pada tahap ini guru melakukan pengamatan
terhadap aktivitas belajar dan motivasi peserta didik dalam
mengikuti pelajaran dengan menggunakan metode Teams Games
Tournament (TGT).
d. Refleksi (reflecting)
Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi dan dapat
menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya. Hasil refleksi
terhadap perencanaan yang telah dilaksanaan tersebut, akan
16
dipergunakan
untuk
memperbaiki
kinerja
guru
pada
tahap
selanjutnya.
5. Instrumen Penelitian
Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.
Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2011: 102).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas :
a. Soal Tes
Instrumen dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang berhubungan dengan materi IPS. Pada penelitian ini materi yang
dipilih adalah tentang mengenal pentingnya koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tes dilaksanakan pada pra
siklus dan pada akhir tiap pembelajaran.
b. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui keadaan siswa
dalam pembelajaran sebelumnya, kendala atau permasalahan yang
sering terjadi dalam proses pembelajaran, serta tanggapan meraka
terhadap proses pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode TGT.
c. Pedoman pengamatan (observasi)
17
Pedoman observasi ini berisi aspek-aspek perilaku guru, dan siswa
dalam pembelajaran, Aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa
dalam proses pembelajaran IPS.
d. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan dokumendokumen yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran.
6. Teknik Pengumpulan Data
Basrowi dan Suwandi menjelaskan bahwa ada dua sumber data
yang biasa dipakai dalam PTK, yaitu sumber data primer dan sekunder.
Data primer yang dihasilkan dalam PTK antara lain berupa data hasil
wawancara dengan guru, siswa, kepala sekolah, nilai prestasi belajar
siswa sesudah dilaksanakan PTK. Data sekunder dalam PTK dapat
berupa arsip nilai sebelum PTK dilaksanakan (dokumen hasil belajar
siswa), data pribadi siswa dalam buku induk sekolah, foto-foto, laporan
pengamatan, dan hasil wawancara dengan subjek yang tidak secara
langsung berhubungan dengan siswa dalam PBM (2008: 125).
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut :
a. Tes
Tes yaitu cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu
ditempuh dalam rangka pengukuran, dan penilaian dibidang
pendidikan yang berbentuk pemberian tugas, serangkaian tugas (baik
berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintahperintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang
18
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee, nilai mana dapat
dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau
dibandingkan dengan nilai standar tertentu. (Sudijono, 2011: 67)
Tes berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis yang berhubungan
dengan materi IPS. Pada penelitian ini materi yang dipilih adalah
tentang
mengenal
pentingnya
koperasi
dalam
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Tes dilaksanakan pada pra siklus dan akhir
setiap siklus penelitian. Dalam hal ini tes digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif
metode TGT.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti.
Wawancara memiliki sifat yang luwes, pertanyaan yang diberikan
dapat disesuaikan dengan subjek, sehingga segala sesuatu yang ingin
diungkap dapat digali dengan baik (Kusumah & Dwitagama, 2010:
77). Wawancara digunakan untuk mengungkap data secara kualitatif.
Di dalam PTK, data kualitatif dapat digunakan untuk melengkapi
data kuantitatif. Data ini bersifat lebih luas dan dalam, mengingat
data ini digali oleh peneliti sampai peneliti merasa itu cukup
(Suwandi dan Basrowi, 2008: 129). Wawancara digunakan untuk
menggali informasi data siswa dari guru kelas yang selalu
berhubungan langsung dengan siswa, dan untuk menggali informasi
19
tentang aktifitas, motivasi dan tanggapan mereka terhadap penerapan
model pembelajaran kooperatif metode TGT dalam pembelajaran
IPS.
c. Observasi
Pengamatan /observasi adalah proses pengambilan data dalam
penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian.
Observasi
sangat
sesuai
digunakan
dalam
penelitian
yang
berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar-mengajar, tingkah laku,
dan interaksi kelompok (Kusumah & Dwitagama, 2010: 66)
Secara umum, observasi bertujuan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu (Wardani, 2006:
26). Observasi juga disebut pengamatan. Pada tahap ini peneliti
melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan
terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hal yang diamati
adalah aktifitas belajar siswa, motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPS.
d. Metode dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dan gambaran
tentang sekolah, guru dan karyawan, sarana dan prasarana, serta
keadaan siswa secara umum.
7. Analisis Data
Analisis data dilakukan peneliti bersama dengan kolaborator yaitu
guru IPS kelas IV sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada
20
siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini
sudah mencapai tujuannya, maka dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes tertulis atau tes formatif pada setiap akhir
pembelajaran.
Setelah semua
data
yang dibutuhkan terkumpul, langkah
berikutnya yang dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua
data yang telah terkumpul.
Cara yang ditempuh untuk menganalisis data adalah memberikan
nilai untuk setiap jawaban per item soal dari soal yang telah diberikan
kepada responden, dan dari skor observasi yang dinilai oleh observer,
kemudian dianalisis per siklus untuk melihat perbandingan nilai yang
dicapai. Selain menganalisis data yang diperoleh, analisis juga dilakukan
untuk hasil pengamatan/observasi terhadap guru dan siswa dalam setiap
proses pembelajaran.
Untuk memperoleh frekuensi relatif (persenan), digunakan rumus :
P=
f
𝑁
x 100 %
f = frekuensi yang sedang dicari persentasinya.
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka presentase (Sudijono, 2010: 43).
21
H. Sistematika Penulisan
Bagian awal meliputi: sampul, lembar berlogo, judul persetujuan
pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan
persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar
lampiran.
Bab I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,
penegasan istilah, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup
pendekatan dan rancangan penelitian, waktu dan tempat penelitian, subyek
penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan
data, dan analisis data.
Bab II berisi kajian pustaka yang mencakup pengertian belajar dan
metode pembelajaran, aktivitas belajar, motivasi belajar, model pembelajaran,
model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif metode Team
Games Tournament (TGT), perbedaan model pembelajaran kooperatif dengan
model pembelajaran non-kooperatif (konvensional), hasil belajar, ilmu
pengetahuan sosial.
Bab III berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus, siklus I
(perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi),
deskripsi pelaksanaan siklus II.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per
siklus yang membahas mengenai data hasil pengamatan/wawancara, refleksi
keberhasilan dan kegagalan.
22
Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran.
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar
Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah “belajar”. Kata belajar
bukan istilah baru yang kita dengar. Banyak kita temukan definisi belajar itu
sendiri dengan definisi yang berbeda. Berikut marilah kita lihat beberapa
pengertian belajar menurut para pakar pendidikan.
Menurut Gagne yaitu belajar merupakan perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi
tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
alamiah. Sedangkan menurut Travers, Learning is shown by a change in
behavior as a result of experience.(belajar adalah proses menghasilkan
penyesuaian tingkah laku). Menurut Cronbach, Learning is shown by a change
in behavior as a result of experience. (belajar adalah perubahan perilaku
sebagai hasil dari pengalaman). Menurut Harold spears, Learning is to
observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow
direction. (dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca dan
meniru mencoba sesuatu, mendengarkan, dan mengikuti arah tertentu).
Menurut Geoch, Learning is change in performance as result of practice,
(belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan). Menurut
Morgan, Learning is any relatively permanent change in behavior that is a
result of past experience
(belajar adalah perbuatan sebagai hasil dari
pengalaman (Suprijono, 2011: 2-3)
24
Hakekat belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan
tingkah laku (behavioral change) pada diri individu yang belajar. Oleh karena
itu pada prinsipnya belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar, baik sumber
yang didesain maupun yang dimanfaat. Belajar juga mengandung pengertian
terjadinya perubahan persepsi dan perilaku, termasuk juga perubahan perilaku,
misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lengkap. Belajar
juga dapat didefinisikan sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktifitas,
praktik dan pengalaman (Kunandar, 2011: 326-327).
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli di atas penulis
menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil usaha yang dilakukan secara sadar oleh individu yang
berdasarkan pada pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Pada umumnya proses belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku
koqnitif, afektif dan psikomotor yang terjadi pada individu keaarah yang lebih
positif yaitu keadaan kemampuan koqnitif, afektif, psikomotor berorientasi
kearah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya. Belajar juga bisa dikatakan
sebuah proses perubahan yang terjadi pada diri manusia dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang
lainnya. Oleh karena itu belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang
terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas belajar, meskipun
25
tidak semua perubahan termasuk kegiatan belajar misalnya perubahan fisik,
mabuk, gila dan sebagainya. Belajar memiliki komponen-komponen yaitu
tujuan, bahan pelajaran, interaksi belajar, metode, alat, sumber belajar, dan
evaluasi. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan belajar yang diinginkan.
B. Metode Pembelajaran
Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan tertentu, makin baik metode itu, makin efektif pula
pencapaian tujuan (Surakhmad, 1982: 96).
Menurut Asril (2011: 4) metode berarti cara atau teknik-teknik tertentu
yang dianggap baik (efisien dan efektif), sedangkan mengajar berarti
merangkaikan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pengajar untuk
menyampaikan sejumlah pengetahuan pada peserta didik (transfer of
knowledge).
Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, baik pembelajaran yang berlangsung di dalam ruangan kelas
maupun di luar kelas guna mempermudah dan meningkatkan kemampuan
siswa dalam proses belajar. Metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran
berakhir. Oleh karena itu, kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan
metode yang tepat.
26
Metode mengajar berfungsi pula sebagai alat yang tetap untuk
menambahkan partisipasi peserta didik dan menambahkan kepemimpinan
dengan usaha menciptakan situasi mengajar dan belajar yang tepat dan
berguna. Di dalam memilih dan menggunakan metode mengajar ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, supaya lebih fungsional antara lain:
a. Bahan pelajaran yang diajarkan
b. Tujuan yang hendak dicapai.
c. Gunakan metode yang dianggap paling tepat dan gunakan pula alat
bantu yang sesuai.
d. Hubungan antara metode dengan fasilitas, waktu dan tempat (Asril,
2011: 5).
C. Aktivitas Belajar
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah
tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada
aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat
penting di dalam interaksi belajar mengajar. Jika seorang peserta didik ingin
memecahkan suatu problem, ia harus berfikir menurut langkah-langkah
tertentu, kalau ia ingin menguasai suatu keterampilan, ia harus berlatih
mengoordinasikan otot-otot tertentu, kalau ingin
memiliki sikap-sikap
tertentu ia harus memiliki sejumlah pengalaman emosional, begitu seterusnya.
Dengan demikian, belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam
aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik
giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja,
27
ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta
didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah, jika daya jiwanya
bekerja sebanyak-banyakya atau banyak yang berfungsi dalam rangka
pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan atau diarahkan supaya
daya itu aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus
mengikuti proses pengajaran (proses perolehan hasil pelajaran) secara aktif.
Berikut dikemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam situasi;
1. Mendengengarkan
Situasi ini memberikan kesempatan kepada seseorang untuk belajar.
Seseorang menjadi belajar atau tidak dalam situasi ini tergantung ada atau
tidaknya kebutuhan, motivasi, dan set belajar seseorang. Set belajar yaitu
arah perhatian atau sikap dalam interaksi belajar mengajar untuk mencapai
tujuan. Dengan adanya kondisi pribadi seperti itu memungkin seseorang
tidak hanya mendengarkan, melainkan mendengarkan secara aktif dan
bertujuan. Mendengarkan yang demikian akan memberi manfaat bagi
perkembangan pribadi seseorang.
2. Memandang
Setiap stimuli visual memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat kita pandang, akan
tetapi tidak semua pandangan atau penglihatan kita adalah belajar.
Meskipun pandangan kita tertuju kepada suatu objek visual, apabila dalam
diri kita tidak terdapat kebutuhan, motivasi, serta set belajar tertentu untuk
28
mencapai suatu tujuan, maka pandangan yang demikian tidak termasuk
belajar.
3. Meraba, membau, mencicipi / mengecap.
Meraba, membau dan mengecap adalah aktivitas sensoris seperti halnya
pada mendengarkan dan memandang. Segenap stimuli yang dapat diraba
dicium, dan dicecap merupakan situasi yang member kesempatan bagi
seseorang untuk belajar. Hal aktivitas meraba, aktivitas membau, atau pun
aktivitas mengecap dapat dikatakan belajar, apabila aktivitas-aktivitas itu di
dorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan set belajar tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah
laku.
4. Menulis
Mencatat yang termasuk sebagai belajar yaitu apabila dalam mencatat itu
orang menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan set belajar
tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar.
5. Membaca
Membaca untuk keperluan belajar harus pula menunjukkan set belajar.
Membaca dengan set belajar misalnya dengan memulai memperhatikan
judul-judul bab, topik-topik utama dengan berorientasi kepada kebutuhan
dan tujuan.
6. Membuat ikhtisar atau ringkasan atau menggaris bawahi.
Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan
ikhtisar-ikhtisar materi dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat
29
membantu kita dalam hal mengingatkan atau mencari kembali materi
dalam buku untuk masa-masa yang akan datang.
7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan
Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering kita jumpai tabel-tabel,
diagram ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat
berguna bagi kita dalam mempelajari materi yang relavan itu. Demikian
pula gambar-gambar, peta-peta dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif
yang membantu pemahaman kita tentang sesuatu hal.
8. Menyusun paper atau kertas kerja
Dalam membuat paper, pertama yang perlu mendapat perhatian ialah
rumusan topic paper itu. dari rumusan topic-topik itu kita akan dapat
menentukan materi yang sesuai. Kemudian kita perlu mengumpulkan
materi yang akan ditulis ke dalam paper dengan mencatatkan pada buku
notes atau kartu-kartu cacatan.
9. Mengingat
Mengingat dengan maksud agar ingat tentang sesuatu belum termasuk
sebagai aktivitas belajar. Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta
kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah termasuk
aktivitas belajar, apalagi jika mengingat itu berhubungan dengan aktivitasaktivitas belajar lainnya.
10. Berfikir
30
Berfikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berfikir, orang
memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknyan orang menjadi tahu tentang
hubungan antar-sesuatu.
11. Latihan atau praktek
Latihan atau praktek adalah termasuk aktivitas belajar. Orang yang
melaksanakan kegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai dorongan
untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat mengembangkan sesuatu aspek
pada dirinya. Orang yang berlatih atau berpraktek sesuatu tentunya
menggunakan set tertentu sehingga setiap gerakan atau tindakannya terarah
kepada suatu tujuan (Ahmadi & Supriyono, 2004: 132-137).
Aktivitas belajar banyak macamnya. Paul B. Diedrich (Rohani, 2004: 9)
setelah mengadakan penyilidikan menyimpulkan: terdapat 177 macam kegiatan
peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain
sebagai berikut:
1. Visual
activities,
membaca,
memperhatikan,
gambar
demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan
sebagainya.
3. Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, music,
pidato dan sebagainya.
4. Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin
dan sebagainya.
31
5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan
sebagainya.
6. Motor Activities, melakukan percobaan, membuat kontruksi, model,
mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
7. Mental
activities,
menganggap,
mengingat,
memecahkan
masalah,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani,
tenang, gugup dan sebagainya.
Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam
setiap aktivitas motorik terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan
tertentu, dan seterusnya. Pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang
dapat diupayakan.
Prinsip aktivitas yang diuraikan diatas didasarkan pada pandangan
psikologis bahwa, segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan
(mendengarkan, melihat dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri. Jiwa
itu dinamis, memiliki energi sendiri, dan dapat menjadi aktif sebab didorong
oleh kebutuhan-kebutuhan.
Aktivitas dalam belajar diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
spiritualitas siswa, yang mana lebih memandang pada kemampuan individu
untuk bisa berbuat baik, tolong menolong, dan saling mengasihi terhadap
sesama. Hal ini biasanya bisa ditunjukkan dengan bagaimana individu
bersikap tawadhu atau tidak berbangga diri dan sombong kepada orang lain,
mudah mengucapkan terima kasih kepada seseorang yang pernah memberikan
32
sesuatu kepadanya, serta menunjukkan kasih sayang dan kearifan ketika
menyikapi sebuah permasalahan. Hal ini sesuai dengan ucapan Rasulullah
SAW, “ Sebaik-sebaik manusia adalah yang bermanfaat terhadapat orang
lain” (Muallifah, 2009: 180).
Aktivitas belajar siswa diharapkan juga dapat mengembangkan nilainilai. Nilai adalah panduan-panduan untuk bertindak atau bersikap dari dalam
diri kita sendiri. Nilai adalah moral dasar perilaku yang kita tetapkan untuk
diri sendiri, yang kebanyakan mencakup konsep-konsep universal seperti
kebenaran, kejujuran, ketidakberpihakan, keadilan, kehormatan dan lain-lain
(Buzan, 2003: 22).
D. Motivasi Belajar
Motivasi menunjukkan kepada semua gejala yang terkandung dalam
stimulasi tindakan kearah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada
gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa dorongandorongan dasar atau internal atau insentif di luar diri individu atau hadiah.
Menurut Mc Donald, “Motivation is a energy change within the person
characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”.
Motivation adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Perumusan ini mengandung tiga unsur yang saling berkaitan sebagai berikut:
1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahanperubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu
33
didalam sistem neurofisiologis dalam organism manusia, misalnya adanya
perubahan dalam sistem pencernaan
2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal).
Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana
emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan
ini mungkin disadari, mungkin juga tidak. Kita dapat mengamatinya pada
perbuatan. Misalnya si A terlibat dalam suatu diskusi. Karena dia merasa
tertarik pada masalah yang akan dibicarakan, dia akan berbicara dengan
kata-kata dan suara yang lancar dan tepat.
3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Komponenkomponen Motivasi. Motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen
dalam (inner component) dan komponen luar ( outer component).
Komponen dalam ialah perubahan di dalam diri seseorang, keadaan merasa
tidak puas, keteganan psikologis. Komponen Luar ialah apa yang
diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi,
komponen dalam ialah kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipuaskan,
sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai (Hamalik,
1992: 173-174).
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan
mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan
mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli psikologi
pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya
belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai
34
dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,
termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan
perilaku individu belajar (Dimyati & Mudjiono, 2006: 80)
Dari beberapa penelitian dihasilkan bahwa prestasi belajar sangat
dipengaruhi
oleh
motivasi,
baik
siswa
maupun
gurunya.
Bahkan
dikembangkan model kondisi motivasional untuk menghasilkan pembelajaran
yang menarik, bermakna, dan memberikan tantangan siswa. Model kondisi
motivasional itu adalah perhatian (attention), relevansi (revance), kepercayaan
diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction) (Mujtahid, 2009: 122).
1. Perhatian
Seorang guru harus menanamkan kepada siswanya rasa perhatian atau
rasa ingin tahu. Melalui rasa ingin tahu itulah melahirkan rangsangan
motivasi belajar yang meledak-ledak dan penuh semangat. Untuk
menumbuhkan rasa ingin itu, seorang guru sebaiknya memancing peserta
didiknya dengan hal-hal baru, urgensitas, serta hal aneh yang
mengundang penasaran mereka.
2. Relevan
Seorang guru harus mampu menghubungkan materi dengan kebutuhan
dan kondisi peserta didik. Guru dapat membangkitkan motivasi mereka
dengan menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan
pribadi, atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang.
Kebutuhan pribadi (basic needs) dikelompokkan ke dalam tiga kategori
35
yakni motif pribadi, motif instrumental, dan motif kultural. Pertama, nilai
motiv pribadi (personal motive value) Menurut Mc Celland, seperti yang
dikutip suciati (Mujtahid, 2009: 12) mencakup:
a. Kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement)
b. Kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power)
c. Kebutuhan untuk berafiliasi (needs for affiliation).
Kedua, nilai yang bersifat instrumental yaitu keberhasilan dalam
mengerjakan
tugas
dianggap
sebagai
langkah
untuk
mencapai
keberhasilan lebih lanjut. Ketiga, nilai kultural yakni tujuan yang ingin
dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelompok
yang diacu peserta didik, seperti orang tua, teman sebaya, dan
masyarakat.
3. Percaya diri
Seorang guru harus mampu menunjukkan potensi dirinya dengan penuh
percaya diri di depan peserta didik. Motivasi akan meningkat apabila
percaya dirinya sedang positif, sebaliknya motivasi akan turun ketika
kehilangan kepercayaan diri tersebut.
4. Kepuasan
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan,
dan siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang
serupa. Untuk meningkatkan dan memelihari motivasi siswa guru dapat
menggunakan pemberian penguataan (reinforment) kesempatan berupa
pujian, Pemberian kesempatan dan sebagainya (Mujtahid, 2009: 123).
36
Persoalan motivasi dapat juga dikaitkan dengan persolaan minat. Minat
diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabalia seseorang melihat ciriciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan
atau kebutuhan kebutuhannya sendiri, Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu
berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan.
Antara kebutuhan-motivasi-perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan
kepuasan terdapat hubungan dan kaitan yang erat. Setiap perbuatan
disebabkan oleh motivasi. Adanya motivasi karena seseorang merasakan
adanya kebutuhan dan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Apabila tujuan
tercapai, maka ia merasa puas. Tingkah laku yang memberikan kepuasan
terhadap suatu kebutuhan cenderung untuk diulang kemblai, sehingga menjadi
lebih kuat dan mantap.
1. Motivasi
dan
kebutuhan.
Kebutuhan
adalah
kecenderungan
kecenderungan permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan
dorongan melakukan sesuatu perbuatan/tindakan untuk mencapai tujuan.
Kebutuhan timbul karena adanya perubahan dalam diri organisme, atau
disebabkan oleh rangsangan-rangsangan kejadian-kejadian di lingkungan
organisme. Kebutuhan tersebut mendorong / menimbulkan dorongan atau
motivasi bagi seseorang untuk bertingkah laku/melakukan perbuatan
tertentu.
2. Motivasi dan Drive. Drive adalah suatu perubahan dalam struktur
neurophysiologis yang menjadi dasar organis daripada perubahan energi
yang disebut motivasi.
37
3. Motivasi dan tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh
suatu perbuatan yang apabila tercapai akan memuaskan kebutuhan
individu. Tujuan yang jelas dan disadari akan mempengaruhi kebutuhan
yang pada gilirannya akan mendorong timbulnya motivasi. Ini berarti,
bahwa tujuan dapat membangkitkan motivasi dalam diri seseorang.
4. Motivasi dan insentif. Insentif ialah hal-hal yang disediakan oleh
lingkungan dengan maksud merangsang siswa bekerja lebih giat dengan
lebih baik. Insentif dapat berupa hadiah, harapan. Lingkungan berupa
guru atau orang lainnya yang berupaya mendorong motivasi siswa
(Hamalik, 1995: 107-108).
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi Siswa pentingnya
motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir,
contohnya, setelah seorang siswa membaca suatu sub bab buku bacaan,
dibandingkan dengan teman sekelasnya yang juga membaca bab tersebut;
ia kurang berhasil menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi.
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan
dengan teman sebayanya; sebagai ilustrasi, jika terbukti usaha belajar
seorang siswa belum memadai, maka ia berusaha setekun temannya yang
belajar dan berhasil.
3. Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa
dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau
misalnya, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya.
38
4. Membesarkan
semangat
belajar,
sebagai
ilustrasi,
jika
ia
telah
menghabiskan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua,
maka ia berusaha agar cepat lulus (Dimayati & Mudjiono, 2006: 85).
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan
dan pemahaman tentagn motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru,
manfaat itu sebagai berikut:
1. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk
belajar sampai berhasil, membangkitkan, bila siswa tak bersemangat,
meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul tenggelam, memelihara,
bila semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar.
2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas bermacammacam; ada yang acuh tak acuh ada yang tak memusatkan perhatian, ada
yang bermain, disamping yang bersemangat untuk belajar. Diantara yang
bersemangat belajar ada yang tidak berhasil dan berhasil. Dengan
bermacam-macam ragamnya motivasi belajar tersebut, maka guru dapat
menggunakan bermacam-macam strategi mengajar belajar.
3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara
bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur,
teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. Peran
pedagogis tersebut sudah barang tentu sesuai dengan perilaku siswa.
4. Memberi peluang guru untuk unuk kerja ”rekaya pedagogis”,. Tugas guru
adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. Tantangan
profesionalnya justru terletak pada “mengubah” siswa tak berminat menjadi
39
bersemangat belajar. “Mengubah siswa cerdas yang acuh tak acuh menjadi
semangat belajar (Dimayati & Mudjiono, 2006: 86).
Menurut Walker, suatu aktivitas belajar sangat lekat dengan motivasi.
Perubahan suatu motivasi akan merubah pula wujud, bentuk, dan hasil
belajar. Ada tidaknya motivasi seseorang individu untuk belajar sangat
berpengaruh dalam proses aktivitas belajar itu sendiri (Rohani, 2004: 10).
Motivasi dalam kegiatan pembelajaran memiliki fungsi:
1. Memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat
dan siaga.
2. Memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka
panjang (Rohani, 2004: 11).
Motivasi menurut sifatnya terbagi menjadi 2 yaitu
1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang
bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ini
sering disebut motivasi murni, atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul
dari dalam peserta didik, misalnya keinginan untuk dapat keterampilan
tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkap sikap
untuk berhasil menikmati kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan
kepada kelompok, keinginan untuk diterima orang lain dan sebagainya.
Motivasi ini timbul tanpa penngaruh dari luar.
40
2. Motivasi ekstrinsik.
Motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar,
seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan dan
persaingan, yang bersifat negative ialah sarkasme, ejekan, dan hukuman.
Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan disekolah, sebab pembelajaran
disekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan
peserta didik (Hamalik, 1995: 112).
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar
diantaranya menggunakan cara mengajar yang bervariasi, mengadakan
pengulangan informasi, memberi stimulus baru misalnya melalui pertanyaanpertanyaan kepada peserta didik, memberi kesempatan peserta didik untuk
menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang
menarik perhatian peserta didik, seperti gambar, foto, diagram dan sebagainya.
Secara umum peserta didik akan terangsang untuk belajar (terlibat aktif dalam
pengajaran) apabila ia melihat bahwa situasi pengajaran cenderung
memuaskan dirinya sesuai dengan kebutuhannya.
E. Model Pembelajaran
Mills (Suprijono, 2011: 45) berpendapat bahwa “model adalah bentuk
representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang
atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu”. Model
merupakan
interpretasi terhadap hasil observasi dan
diperoleh dari beberapa sistem
41
pengukuran yang
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya
pada tingkat operasional dikelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula
sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum , mengatur
materi, dan member petunjuk kepada guru dikelas.
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Menurut
Arends, model pembelajaran
mengacu pada pendekatan yang akan
digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas (Suprijono, 2011: 45-46).
Sedangkan Joyce & Weil berpendapat bahwa “model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas” (Rusman, 2011:
133).
Dengan melihat pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
di atas ditarik kesimpulan, model pembeajaran adalah komponen yang
paling punya peran strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan proses
belajar mengajar. Berbagai model pembelajaran yang telah dirancang
melalui penelitian-penelitian, dikembangkan untuk meningkatkan kerjasama
akademik antar siswa, membentuk hubungan yang aktif dan positif,
42
mengembangkan rasa percaya diri serta meningkatkan kemampuan
akademik melalui aktivitas individu maupun kerjasama kelompok.
F. Model Pembelajaran Kooperatif
“Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai
enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen” (Rusman,
2011: 202).
“Dalam sistem pembelajaran yang kooperatif siswa bekerja sama
dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung
jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesame
anggota kelompok untuk belajar”(Rusman, 2011: 203).
Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh
guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta
menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu
peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru Biasanya
menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2011: 54-55).
Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
penulis
simpulkan
bahwa
pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah suatu model
pembelajaran yang menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja
sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman,
antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Dimana guru
disarankan agar membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang heterogen.
43
Pelaksanaan Prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar
akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran
kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran
yang bercirikan :
1) Memudahkan siswa belajar, sesuatu yang bermanfaat, seperti, fakta,
keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi bersama.
2) Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang
berkompeten menilai (Suprijono, 2011: 58).
Roger dan David Johnson (Suprijono, 2011: 58-61) mengatakan bahwa
tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif, ada
lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan.
Lima unsur tersebut adalah:
1. Positive interdependence (saling ketergantungan positif).
2. Personal Responsibility (tanggung jawab perseorangan).
3. Face to face promotiev interaction (interaksi promotif).
4. Interpersonal skill (komunikasi antar anggota).
5. Group processing (Pemrosesan kelompok).
Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan
positif. Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada
dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama mempelajari bahan yang
ditugaskan kepada kelompok, Kedua Menjamin semua anggota kelompok
secara individu mempelajari bahwan yang ditugaskan tersebut. Beberapa cara
membangun saling ketergantungan positif yaitu:
44
a. Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa diriya terintegrasi dalam
kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok
mencapai tujuan. Peserta didik harus bekerja sama untuk dapat mencapai
tujuan, tanpat kebersamaan, tujuan mereka tidak akan tercapai
b. Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan
yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai tujuan.
c. Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dalam kelompok
hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Artinya,
mereka belum dapat menyelesaikan tugas, sebelum mereka menyatukan
perolehan tugas menjadi satu.
d. Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling
mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi, dan saling terikat
dengan peserta didik lain dalam kelompok.
Unsur kedua pembelajaan kooperatif adalah tanggung jawab individual.
Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran keberhasilan
kelompok. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin
semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama, artinya setelah
mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat
menyelesaikan tugas yang sama. Beberapa cara menumbuhkan tanggung
jawab perseorangan adalah:
a. Kelompok jangan terlalu besar
b. Melakukan assesmen terhadap setiap siswa
45
c. Member tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun kepada
seluruh peserta didik didepan kelas
d. Mengamati setiap kelompok dan mencatat frekuensi individu dalam
membantu kelompok.
e. Menugasi seorang peserta didik untuk berperan sebagai pemeriksa
dikelompoknya, menugasi peserta didik mengajar temannya.
Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif. Unsur
ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Cirriciri interaksi promotif adalah:
a. Saling membantu secara efektif dan efisien.
b. Saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan.
c. Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien
d. Saling mengaitkan
e. Saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi
serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang
dihadapi.
f. Saling percaya
g. Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial.
Untuk mengoordinasikan peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik
harus:
a. Saling mengenal dan mempercayai
46
b. Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius
c. Saling menerima dan saling mendukung
d. Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.
Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan kelompok.
Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat
diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari
anggota kelompok. Siapa di antara anggota kelompok yang sangat membantu
dan siapa yang tidak membantu. Tujuan dari pemrosesan kelompok adalah
meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap
kegiatan kolaraboratif untuk mencapai tujuan kelompok.
Kunandar
(2011: 365) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi
yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan
kesalahpahaman yang menimbulkan permusuhan. Unsur-unsur Pembelajaran
kooperatif menurutnya yaiutu:
a. Saling ketergantungan
b. Interaksi tatap muka
c. Akuntabilitas individual
d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi.
Sedangkan menurut Mulimin Ibrahim, dkk (2000) unsur-unsur
pembelajaran kooperatif adalah :
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka
“sehidup sepenanggungan bersama”.
47
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya.
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya.
e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah /penghargaan
yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama
g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif (Kunandar, 2011: 366).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif memiliki beberapa unsur-unsur dasar yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Unsur-unsur model pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan,
tanggung jawab perseorangan, interaksi positif, komunikasi antar anggota,
dan pemprosesan kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik
diarahkan untuk memiliki persepsi sama, tanggung jawab bersama, tujuan
yang sama, memiliki pemimpin dan pertanggungjawab individual
meskipun masing-masing anggota berbeda ras, golongan, jenis kelamin
maupun agama.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 fase:
48
Tabel 2.1
Langkah - Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
FASE-FASE
PERILAKU GURU
Fase 1: Present goal and set
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menyampaikan
tujuan
dan dan mempersiapkan peserta siap
mempersiapkan peserta didik
belajar
Fase 2: Present Informasi
Mempresentasikan informasi kepada
Menyajikan informasi
peserta didik secara verbal.
Fase
3:
Organize
student
into Memberikan
learning teams
penjelasan
kepada
peserta didik tentang tata cara
Mengorganisir peserta didik kedalam membantu
kelompok
melakukan
tim-tim belajar
transisi yang efisien
Fase 4: Assist team work and study
Membantu tim tim belajar selama
Membantu kerja tim dan belajar
peserta didik mengerjakan tugasnya.
Fase
5:
Test
on the materials Menguji pengetahuan peserta didik
Mengevaluasi
mengenai
berbagai
pembelajaran
atau
materi
kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
Fase 6 : Provide recognition
Memberikan
pengakuan
Mempersiapkan
dan mengakui
penghargaan
usaha
cara
untuk
dan
prestasi
individu maupun kelompok.
49
Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif.
Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan
jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran. Fase Kedua, guru
menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik.
Fase ketiga kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi
pembelajaran dari dan kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi dengan
cermat. Sejumlah elemen
perlu dipertimbangkan dalam menstruksasikan
tugasnya. Guru harus menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerja
sama di dalam kelompok. Penyesuaian tugas kelompok harus merupakan
tujuan kelompok. Tiap anggota kelompok memiliki akuntabilitas individual
untuk mendukung tercapainya tujuan kelompok. Pada fase ketiga ini
terpenting jangan sampai ada free rider atau yang hanya menggantungkan
tugas kelompok kepada individu lainnya. Fase keempat, guru perlu
mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang
dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan
yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan atau
meminta
beberapa peserta didik mengulangi hal sudah ditunjukkanya. Fase kelima
guru melakukan evaluasi dengan
menggunakan strategi evaluasi yang
konsisten dengan tujuan pembelajaran. Fase keenam guru mempersiapkan
struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik. Variasi struktur
reward bersifat individualistis, kompetitif, dan kooperatif. Struktur reward
individualistis terjadi apabila sebuah reward dapat dicapai tanpa tergantung
pada apa yang dilakukan orang lain. Struktur reward kompetitif adalah jika
50
peserta didik diakui usaha individualnya berdasarkan perbandingan dengan
orang lain. Struktur reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun
anggota tim-tim yang saling bersaing. (Suprijono, 2011: 65-66)
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode pembelajaran yaitu:
STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted
Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw (teka teki),
penelitian kelompok (Group Investigation). Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC), Team Accelerated Instruction (TAI)
G. Model Pembelajaran Kooperatif Metode Teams Games Tournament
(TGT)
1. Pengertian
Dua dari bentuk pembelajaran kooperatif yang paling tua dan paling
banyak diteliti adalah Studen Teams Achievment Divisions (STAD)
(Pembagian Pencapaian Tim Siswa) dan Teams Games Tournament (TGT)
(Turnamen Game Tim). Kedua metode ini juga merupakan bentuk
pembelajaran kooperatif yang paling banyak diaplikasikan, telah digunakan
mulai dari kelas dua sampai kelas sebelas, dalam mata pelajaran mulai dari
Matematika, Seni Bahasa, Ilmu Sosial, dan Ilmu Pengetahuan Alam. STAD
dan TGT memang memiliki kemiripan, satu-satunya perbedaan keduanya
adalah STAD menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran,
sementara TGT menggunakan game-game akademik (Slavin, 2009:`143).
TGT
adalah
salah
satu
tipe
pembelajaran
kooperatif
yang
menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang memiliki
51
kemampuan, jenis kelamin, suku kata atau ras yang berbeda. Guru
menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masingmasing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap
kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota
kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti
dengan tugas yang diberikan maka anggota kelompok lain bertanggung
jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum
mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Permainan dalam TGT dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi
angka. Tiap siswa akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan
berusaha menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut.
Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat
kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya.
Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan
sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai review materi
pembelajaran (Rusman, 2011: 224).
Diskripsi dari komponen-komponen TGT adalah sebagai berikut:
1) Presentasi Kelas
Pertama-tama materi diperkenalkan dalam presentasi didalam kelas.
Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan
atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru.
2) Tim
52
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh
bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan
etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua
anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah
untuk mempersiapkan anggotanya mengikuti turnamen dengan
baik.setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk
mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya.
3) Game
Game dalam TGT terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang
kontennya materi pembelajaran yang dirancang untuk menguji
pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi kelas dan
pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja
dengan tiga orang siswa
yang mewakili tim yang berbeda.
Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang
ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah
kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang
tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang
memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masingmasing.
4) Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur dimana gama berlangsung. setelah
guru memberikan guru memberikan presentasi dikelas dan tim telah
melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada
53
turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja
turnamen tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga
berikut pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini
memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya
berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika
mereka melakukan yang terbaik. Setelah turnamen pertama, para
siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada
turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja
berikutnya yang lebih tinggi ( misalnya, dari meja 6 ke meja 5):
skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama; dan yang
skornya paling rendah “diturunkan”. Dengan cara ini, jika pada
awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka
akan terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai
tingkat kinerja mereka yang sesungguhnya.
5) Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain
apabila skor rata-rata mereka mencapai criteria tertentu. Skor tim
siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen
dari peringkat mereka.
6) Materi
Guru membuat sebuah lembar kegiatan, sebuah lembar jawaban
yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
54
2. Langkah-Langkah Pembelajaran TGT
Dalam
implementasinya,
secara
teknik
Slavin
(Daniaty,
2010)
mengemukakan empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik
TGT yang merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai
berikut:
1. Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran
2. Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka
untuk menguasai materi
3. Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan
yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta (kompetisi dengan
tiga peserta)
4. Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota
tim dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil
melampaui kriteria yang telah ditentukan sebelumnya
Pada saat belajar tim yang perlu dipersiapkan adalah dua lembar
kegiatan untuk tiap tim dan dua lembar jawaban untuk tiap tim.
Pada saat Turnamen yang perlu dipersiapkan adalah lembar pembagian
meja turnamen yang sudah di isi. Satu kopian lembar permainan dan
lembar jawaban untuk tiap meja turnamen. Satu lembar skor permainan
untuk tiap meja turnamen, satu boks kartu bernomor yang berhubungan
dengan nomor pertanyaan-pertanyaan pada lembar permainan, untuk
tiap meja tournament.
55
Pada awal periode permainan, umumkanah penempatan meja turnamen
dan mintalah mereka memindahkan meja-meja bersama-sama atau
menyusun meja sebagai meja turnamen. Acaklah nomor-nomornya
supaya para siswa tidak bisa tahu mana meja “atas” dan yang “bawah”.
Mintalah salah satu siswa yang anda pilih untuk membagikan satu
lembar permainan, satu lembar jawaban satu kotak nomor, dan satu
lembar skor permainan pada tiap meja. Lalu mulailah permainan
tersebut.
Untuk memulai permainan, para siswa menarik kartu untuk
menentukan pembaca yang pertama yaitu siswa yang menarik nomor
tertinggi. Permainan berlangsung sesuai waktu dimulai dari pembaca
pertama. Pembaca pertama mengocok kartu dan mengambil kartu yang
teratas. Dia lalu membaca dengan keras soal yang berhubungan dengan
nomor yang ada pada kartu, termasuk pilihan pada jawabannya, jika
soalnya pilian berganda, misalnya seorang siswa yang mengambil kartu
nomor 21 membaca dan menjawab soal nomor 21. Pembaca yang tidak
yakin dengan jawabannya diperolehkan menebak tanpa dikenai sanksi.
Jika konten dari permainan tersebut melibatkan permasalahan, semua
siswa (bukan hanya si Pembaca) harus mengerjakan permasalahan
tersebut supaya mereka siap untuk ditantang. Setelah sipembaca
memberikan jawaban, siswa yang ada disebelah kiri atau kanannya
(penantang pertama) punya opsi untuk menantang dan memberikan
jawaban yang berbeda. Jika dia ingin melewatinya, atau bila penantang
56
kedua punya jawaban yang berbeda dengan dua peserta pertama, maka
penantang kedua boleh menantang, akan tetapi penantang harus berhatihati karena mereka harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan
sebelumnya kedalam kotak (jika ada). apabila jawaban yang mereka
berikan salah. Apabila semua peserta punya jawaban, ditantang, atau
melewati pertanyaan, penantang keua (atau peserta yang ada disebelah
kanan pembaca) memeriksa jawaban dan membacakan jawaban yang
benar dengan keras. Si pemain yang memberikan jawaban yang benar
akan menyimpan kartunya. Jika kedua penantang memberikan jawaban
yang salah, dia harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkannya
(jika ada) ke dalam boks.
Untuk putaran berikutnya, semua bergerak satu posisi ke kiri: Penantang
pertama menjadi pembaca, penantang kedua menjadi penantang pertama
dan si pembaca menjadi penantang kedua. Permainan berlanjut seperti
yang telah ditentukan oleh guru sampai periode kelas berakhir atau jika
kotaknya telah kosong. Apabila permainan telah berakhir para pemain
mencatat nomor yang telah mereka menangkan pada lembar skor
permainan pada kolom untuk game 1. Jika masih ada waktu, para siswa
mengocok kartu lagi dan memainkan game kedua sampai akhir periode
kelas dan mencatat nomor kartu-kartu yang telah dimenangkan pada
game 2 pada lembar skor.
H. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Model Pembelajaran
Non-Kooperatif (Konvensional)
57
Dalam pembelajaran tradisional juga dikenal belajar kelompok
meskipun demikian, ada sejumlah perbedaan prinsipil antara kelompok belajar
kooperatif dengan kelompok belajar tradisional. Abdurrahman dan Bintaro,
(2000) dalam Nurhadi (2003), mengemukakan beberapa perbedaan antara
kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional sebagai
berikut
Tabel 2.2
Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Model
Pembelajaran Non-Kooperatif (Konvensional)
Kelompok Belajar Kooperatif
Kelompok Belajar Tradisional
Adanya saling ketergantungan positif, Guru
saling
membantu,
dan
sering membiarkan
adanya
saling siswa yang mendominasi kelompok
memberikan motivasi sehingga ada atau menggantungkan diri dengan
interaksi promotif.
kelompok
Adanya akuntabilitas individual yang Akuntabilitas
mengukur
penguasaan
individual
sering
materi diabaikan sehingga tugas-tugas sering
pelajaran tiap-tiap anggota kelompok diborong oleh salah seorang anggota
dan kelompok diberi umpan balik kelompok,
sedangkan
anggota
tentang hasil belajar para anggotanya kelompok lainnya”enak-enak saja”
sehingga dapat saling mengetahui diatas keberhasilan temannya yang
siapa yang memerlukan bantuan dan dianggap “pemborong”
siapa
yang
dapat
memberikan
bantuan.
Kelompok belajar heterogen, baik Kelompok belajar biasanya homogen
58
dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, etnik, dan sebagainya,
sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan dan
siapa yang memberikan bantuan
Ketua
kelompok
demokratis
atau
dipilih
secara Ketua kelompok sering ditentukan
bergilir
untuk oleh guru atau kelompok dibiarkan
memberikan pengalaman memimpin untuk memilih ketuanya dengan cara
bagi para anggotanya.
masing-masing.
Keterampilan sosial yang diperlukan Keterampilan
sosial
sering
tidak
dalam kerja gotong royong seperti secara langsung diajarkan.
kemempian,
kemampuan
berkomuinkasi, mempercayai orang
lainm dan mengelola konflik secara
langsung diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif sedang Pemantauan melalui observasi dan
berlangsung guru terus melakukan intervensi sering tidak dilakukan oleh
pemantauan melalui observasi dan guru pada saat belajar kelompok
melakukan intervensi jika terjadi sedang berlangsung
masalah
dalam
kerjasama
antar
anggota kelompok.
Guru memperhatikan secara langsung Guru sering tidak memperhatikan
59
proses kelompok yang terjadi dalam proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar
Penekanan
penyelesaian
tidak
tugas,
hanya
tetapi
kelompok-kelompok belajar.
pada Penekanan hanya sering hanya pada
juga penyelesaian tugas.
hubungan interpersonal (hubungan
antarpribadi yang saling menghargai
(Kunandar, 2011: 367).
Mencermati tabel perbedaan antara model pembelajaran kelompok
belajar kooperatif dan kelompok belajar tradisional di atas maka penulis
menyimpulkan pembelajaran kooperatif memiliki lebih keunggulan daripada
kelompok belajar tradisional. Kelompok belajar kooperatif dilaksanakan
secara sistematis dan terarah sehingga tidak terkesan asal-asalan seperti
kelompok belajar tradisional. pada kelompok belajar kooperatif ini guru
adalah sebagai fasilitator dan mediator dalam pembelajaran. Guru hanya
mengkondisikan siswa agar siswa belajar dengan baik sehingga siswa akan
aktif mengalami, mencari, dan menemukan berbagai ilmu pemgetahuan yang
dibutuhkan dengan bimbingan guru. Guru harus terus mendorong dan
melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar serta harus menyediakan
kondisi yang kondusif dalam proses interaksi belajar mengajar.
I. Hasil Belajar
Menurut bloom (Suprijono, 2011: 7), hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah
knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,
60
meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan
hubungan),
synthesis
(mengorganisasikan,
merencanakan,
membentuk hubungan baru dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah
receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai),
organization
(organisasi),
characterization
(karakterisasi).
Domain
psikomotor meliputi iniatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga
mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan
intelektual. Sementara menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi
kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya
salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang
dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak
terlihat secara fragmentasi atau terpisah melainkan komprehensif (Suprijono,
2011: 7).
Penulis menyimpulkan kata kunci dari hasil belajar adalah “perubahan”
yang dihasilkan dari proses belajar di mana tujuan dari belajar tersebut bersifat
komprehensif dalam arti mencakup domain kognitif, psikomotorik, dan
afektif. Setiap kegiatan proses belajar tentunya memiliki tujuan yang akan
dicapai. Hasil belajar tersebut mencakup proses dan pengalaman secara
individu maupun kelompok. Tentunya hasil belajar tersebut didapat dari hasil
evaluasi.
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal)
61
maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam
rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar sebaik-baiknya.
Yang tergolong faktor internal adalah:
1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misaslnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh, dan sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri
atas.
a. Faktor intelektual yang meliputi:
1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b. Faktor non-intelektual, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
a. Faktor sosial terdiri atas:
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan sekolah
3) Lingkungan masyarakat
4) Lingkungan kelompok
b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan teknologi,
kesenian.
62
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. (Ahmadi & Supriyono, 2004:
138)
Hasil belajar juga harus dapat memadukan 3 kecerdasan yang terdapat
pada diri siswa yaitu kecerdasan intelektual atau Intelligence Quotient (IQ),
kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) dan kecerdasan
spiritual atau Spiritual Quotient (SQ).
Azzet mengatakan (2010: 30) setidaknya dikenal tiga macam
kecerdasan. Pertama, Kecerdasan intelektual, yaitu kemampuan potensial
seseorang untuk mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat-alat
berfikir. Kecerdasan ini bisa diukur dari sisi verbal dan logika seseorang.
Secara teknis, kecerdasan intelektual ini pertama kali digagas dan
ditemukan oleh Afred Binet.
Kedua, Kecerdasan emosional. Setidaknya terdiri dari lima
komponen pokok, yakni kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi,
empati, dan mengatur sebuah hubungan sosial. Kecerdasan emosional ini
secara teknis, pertama kali digagas dan ditemukan oleh Daniel Goleman
Ketiga, kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ), kecerdasan
ini kecerdasan yang mengakat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri
yang memiliki kemammpuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada
dibalik sebuah kenyataan atau kejadian tertentu. Secara teknis, kecerdasan
spiritual ini pertama kali digagas dan ditemukan oleh Danah Zohar dan Ian
Marshall.
63
Danah Zohar menilai bahwa (Azzet, 2010: 31) kecerdasan spiritual
merupakan bentuk kecerdasan tertinggi yang memadukan kedua bentuk
kecerdasan sebelumnya, yakni kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional. Ary Ginanjar Agustian (2001: 46) Kecerdasan spiritual sebagai
kecerdasan untuk menghadapai persoalan makana atau value, yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks
makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan
atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan lain.
Kecerdasan spiritual anak ditunjukkan dengan kemampuan menyadari
diri sendiri, kemampuan untuk bisa menghadapi penderitaan, tidak
melakukan kerusakan / menyakiti orang lain, kemampuan untuk
menghadapi kesulitan yang dihadapai dan yang paling di tekankan adalah
kemampuan individu untuk bisa memaknai setiap tindakan dan tujuan
hidupnya (Muallifah, 2009: 177).
Apalah gunanya kepandaian dan kesuksesan apabila seseorang tidak
dapat merasakan kebahagiaan dalam hidupnya? Barangkali pertanyaan
demikian yang membuat kita lebih serius dan memperbesar perhatian
terhadap pentingnya untuk mengembang kecerdasan spiritual pada anakanak kita. Apalagi, roda zaman terus berputar sehingga persoalan
kehidupan dimasa mendatangkan akan semakin kompleks. Tidak ada
alasan bagi orang tua dan guru untuk tidak memperhatikan masalah
kecerdasan spiritual ini. Sehingga guru dituntut untuk mampu mengarahkan
siswa supaya siswa cerdas secara intelektual, emosional dan spiritual.
64
Dengan demikian semoga anak-anak kita kelak dapat menjadi orang yang
dapat menghadapi tantangan kehidupan dengan baik dan dapat meraih
kebahagian.
J. Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Tujuan Dan Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan
memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannnya, serta
sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.
Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia mencakup beberapa konsep
(Solihatin & Raharjo, 2007: 15) yaitu: Interaksi, saling ketergantungan,
kesinambungan
dan
perubahan
(continuity
and
change),
keragaman/kesamaan/perbedaan, konflik dan konsensus, pola (Pattern),
tempat (lokasi), kekuasaan (power), nilai kepercayaan, keadilan dan
pemerataan, kelangkaan (scarcity), kekhususan (specialisazion), budaya
(culture), dan nasionalisme.
Melihat berbagai konsep yang dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa IPS memiliki sejumlah konsep yang bertujuan
mengembangkan dan melatih sikap, nilai, moral sehingga menjadi warga
negara yang baik. IPS juga membahas hubungan antara manusia dengan
lingkungannya. Selain itu pendidikan IPS berusaha membantu peserta
65
didik memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi di sekitar lingkungan
masyarakat di mana ia hidup.
2. Tujuan, Ruang lingkup, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) untuk sekolah dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah
(MI)
a. Tujuan
Tujuan mata pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah
Ibtidaiyah (MI) menurut Wahidmurni (2010:217) dalam bukunya yang
berjudul “Pengembangan Kurikulum IPS & Ekonomi di Sekolah /
Madrasah“ adalah sebagai berikut:
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosia dan
kemanusiaan.
4) Memiliki Kemampuan dan berkomunikasi, bekerjasama, dan
berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,
nasional, dan global.
b. Ruang Lingkup
Ruang
lingkup
mata
pelajaran
IPS
untuk
Sekolah
Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) menurut Wahidmurni (2010: 217)
66
dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Kurikulum IPS &
Ekonomi di Sekolah / Madrasah“ adalah sebagai berikut:
1) Manusia, tempat, dan lingkungan.
2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
3) Sistem sosial, dan budaya.
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS untuk Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas IV
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS untuk
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas IV menurut
Wahidmurni
(2010:
219)
dalam
bukunya
yang
berjudul
“Pengembangan Kurikulum IPS & Ekonomi di Sekolah / Madrasah“
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS untuk Sekolah
Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas IV Semester 1
Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah,
Kompetensi Dasar
1.1. Membaca peta lingkungan
kenampakan alam, dan
setempat (kabupaten/kota,
keragaman suku bangsa di
provinsi) dengan menggunakan
lingkungan kabupaten/kota
skala sederhana
dan provinsi
1.2. Mendeskripsikan kenampakan
alam di lingkungan
67
kabupaten/kota dan provinsi
serta hubungannya dengan
keragaman sosial dan budaya
1.3. Menunjukkan jenis dan
persebaran sumber daya alam
serta pemanfaatannya untuk
kegiatan ekonomi di lingkungan
setempat
1.4. Menghargai keragaman suku
bangsa dan budaya setempat
(kabupaten/kota, provinsi)
1.5. Menghargai berbagai
peninggalan sejarah di
lingkungan setempat
(kabupaten/kota, provinsi) dan
menjaga kelestariannya
1.6. Meneladani kepahlawanan dan
patriotisme tokoh-tokoh di
lingkungannya
Tabel 2.4
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS untuk Sekolah
Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kelas IV Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
68
2. Mengenal sumber daya 2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang
alam,
kegiatan
berkaitan dengan sumber daya alam
ekonomi, dan kemajuan
dan potensi lain di daerahnya
teknologi di lingkungan 2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam
kabupaten/kota
dan
meningkatkan kesejahteraan
provinsi
masyarakat
2.3 Mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman
menggunakannya
2.4 Mengenal permasalahan sosial di
daerahnya
3. Manfaat Penggunaan Model Cooperatif Learning dalam Pembelajaran
IPS
Dari paparan tujuan dan konsep IPS di atas, dapat disimpulkan
bahwa ruang lingkup IPS adalah kehidupan manusia di masyarakat. Dalam
pembelajaran Pendidikan IPS peserta didik diharapkan memperoleh
pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih
sikap, nilai, moral dan ketrampilan berdasarkan konsep yang telah
dimilikinya, sehingga diperlukan model pembelajaran yang mampu
memformulasikan pembelajaran IPS pada aspek kependidikannya.
69
Model pembelajaran cooperative learning akan menumbuhkan
suasana belajar dan rasa kebersamaan antar sesama anggota kelompok
yang memungkin peserta didik untuk mengerti dan memahami materi
pelajaran dengan lebih baik. Proses pengembangan kepribadian yang
demikian juga membantu mereka yang kurang berminat menjadi lebih
bergairah dalam belajar. Selain itu suasana belajar yang kooperatif akan
mengahasilkan proses belajar yang efektif dan akan terbina nilai-nilai lain
yang sesuai dengan tujuan pendidikan IPS, yaitu nilai gotong royong,
kepedulian sosial, saling percaya, kesediaan menerima dan member dan
tanggung jawab peserta didik, baik terhadap dirinya maupun terhadap
anggota
kelompoknya.
Belajar
secara
kelompok
dalam
model
pembelajaran ini merupakan miniatur masyarakat yang diterapkan dalam
kehidupan di kelas yang akan melatih peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang baik. (Solihatin & Raharjo, 2007:6)
70
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Keadaan Subyek, Obyek, Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang
berjumlah 10 orang yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 4 siswa
perempuan. Alasan peneliti mengambil kelas IV karena dimana siswa
berada dalam masa peralihan dari pembelajaran yang konkrit menuju
pembelajaran abstrak, keadaan lebih kondusif, ruang kelas yang lebih luas,
siswanya lebih tertib dan tenang sehingga mempengaruhi siswa dalam
mengikuti pelajaran.
Adapun nama-nama siswa atau subyek penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Nama Siswa Kelas IV MI Sudirman Kupang Ambarawa
No.
Nama Siswa
Jenis Kelamin
1.
Bhakti Nuswantoro
Laki-laki
2.
Anis Tri Maharani
Perempuan
3.
Dirja
Laki-laki
4.
Ahmad Guntur Raharjo
Laki-laki
5.
Aisya Ulka Ferdinand
Perempuan
6.
Candra Ayu Raskia Putri
Perempuan
7.
Dimas Arya Nugraha
Laki-laki
71
8.
Firzan Qusnul Fajri
Laki-laki
9.
Ana Solekha Pawistri
Perempuan
10.
Rolanda Juan Rifa’i
Laki-laki
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
kelas IV semester II dengan standar kompetensi: Mengenal sumber daya
alam,
kegiatan
ekonomi,
dan
kemajuan
teknologi
dilingkungan
kabupaten/kota dan provinsi, Kompetensi dasar: Mengenal pentingnya
koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (kedua) dalam dua siklus
penelitian dan satu kali pertemuan pra siklus atau saat pengamatan.
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kegiatan Pra Siklus, tanggal 26 Januari 2013 jam 07.15 sampai 09.00 wib.
Kegiatan Siklus I, tanggal 2 Februari 2013 jam 07.15 sampai 09.00 wib.
Kegiatan Siklus II, tanggal 9 Februari 2013 jam 07.15 sampai 09.00 wib.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang, Kec
Ambarawa, Kab. Semarang yang terletak di Jl.Teratai 01 Kupang Kidul
Kelurahan Kupang, Kec. Ambarawa Kab.Semarang
72
B. Deskripsi Pra Siklus
Pada penelitian pra siklus difokuskan untuk mencari data tentang metode
yang digunakan pada mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah Sudirman
Kupang. Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu
tanggal 26 Januari 2013 jam 07.15 sampai 09.00 wib. pada jam pelajaran IPS
kelas IV.
C. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada semester II, hari
Sabtu tanggal 2 Februari 2013 selama 3 jam pelajaran (3x35 menit) jam 07.15
sampai 09.00 WIB.
Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV semester II, standar kompetensi “Mengenal
sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi” dengan kompetensi dasar mengenal pentingnya
koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak
mengganggu program-program guru kelas maupun guru mata pelajaran yang
lain. Hari Sabtu adalah hari sesuai jadwal pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan,
yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting),
observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis
besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan :
73
1. Menyiapkan materi IPS kelas IV semester 2 dengan pokok
pembahasan mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Materi pelajaran dirancang sedemikian
rupa sehingga dapat disajikan dalam kelompok dan dalam turnamen.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3. Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aktivitas belajar,
motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan instrumen
tes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran.
4. Memberi instrument penelitian, yaitu :
a. Tes formatif sebagai alat pengukut hasil belajar dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif metode TGT.
b. Lembar
observasi
aktivitas
belajar
siswa
yaitu
untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran.
c. Lembar
observasi
motivasi
belajar
siswa
yaitu
untuk
mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa selama proses
pembelajaran.
5. Menyiapkan alat pembelajaran.
a. Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam belajar kelompok.
b. Kartu pertanyaan game untuk turnamen.
c. Lembar jawaban game turnamen
d. Lembar skor TGT.
b. Tindakan
74
Tahap-tahap yang dilakukan adalah :
a. Pra pembelajaran.
Menyiapkan alat-alat pembelajaran.
b. Kegiatan awal
1. Mengucapkan salam pembuka dan doa, salam, dan absensi.
2. Menanyakan keadaan siswa tentang kesehatannya dan lain-lain.
3. Guru mengamati dan menata posisi duduk siswa agar terasa
nyaman.
4. Guru mengadakan appersepsi (menjelaskan materi pembelajaran
dan tujuan yang akan dicapai).
c. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Guru memasang lambang koperasi di papan tulis dan meminta
siswa untuk mengamati gambar serta bertanya kepada siswa apa
yang diketahuinya tentang gambar tersebut.
2. Elaborasi
a) Guru Menjelaskan tentang materi mengenal pentingnya
koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b) Guru bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab
c) Guru membagi siswa menjadi 3 tim belajar. setiap tim belajar
beranggotakan 4 atau 3 siswa yang terdiri dari siswa pandai,
sedang dan kurang pandai. Kemampuan siswa ini berdasarkan
informasi tentang kemampuan siswa dari skor rata-rata nilai
75
siswa pada tes sebelumnya. Siswa diurutkan dengan rangking
dari yang berkemampuan tinggi ke kemampuan rendah.
d) Guru memberikan lembar kegiatan siswa (LKS) berupa soal
yang
untuk
dijawab
bersama-sama
dengan
kelompok
belajarnya masing-masing. LKS ini berguna mempersiapkan
siswa untuk mengikuti turnamen, karena soal-soal yang
diujikan dalam turnamen hampir sama dengan soal yang
diberikan pada LKS. LKS diberikan kepada setiap kelompok.
e) Guru membimbing siswa dalam kelompok
f) Apabila ada dari anggota kelompok ada yang tidak mengerti
dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang
lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau
menjelaskannya
g) Setelah selesai mengerjakan LKS, guru mengadakan turnamen
game.
h) Skor yang diperoleh peserta dalam permainan ini dicatat pada
lembar pencatat skor
i) Guru meberikan penghargaan bagi kelompok yang skornya
paling tinggi
3. Konfirmasi
1. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
2. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal kepada
siswa secara individu.
76
3. Guru memberi penguatan dan penyimpulan.
d. Kegiatan akhir
1. Guru menjelaskan tindak lanjut dari hasil pembelajaran
2. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan
doa bersama.
c. Observasi
Selama proses belajar mengajar kolaborator melakukan pengamatan
terhadap jalannnya pelajaran yang mencakup aktivitas belajar siswa dan
motivasi belajar siswa. Kolaborator berpedoman pada lembar observasi
yang telah disiapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS kelas IV MI
Sudirman Kupang tahun pelajaran 2012/2013 dengan penerapan model
pembelajaran koopeartif metode TGT, maka observasi difokuskan pada
aspek-aspek yang diamati peneliti terhadap siswa diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
2. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
3. Hasil Belajar siswa dalam pembelajaran
b. Refleksi
Hasil observasi di lapangan dijadikan bahan refleksi untuk
perbaikan rencana pada siklus berikutnya. Setelah data terkumpul
menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan belum sesuai
77
dengan keinginan peneliti masih terdapat beberapa kelemahan-kelemahan,
diantaranya sebagai berikut:
a. Guru masih belum cukup terampil dalam pengelolaan kelas dan
pembagian waktu yang tepat bagi diskusi siswa, guru kurang bisa
mengontrol kegiatan yang dilakukan tiap kelompok sehingga membuat
siswa menjadi ribut dan kurang aktif pada saat proses belajar mengajar.
Dari
aktivitas
belajar
siswa,
siswa
kurang
serius
dalam
memperhatikan guru dalam bertanya, siswa masih malu-malu bertanya
dalam pembelajaran, siswa belum banyak berpartisipati dalam diskusi
kelompok, dan masih rendanya kerjasama siswa dalam mengerjakan
LKS.
Dari motivasi belajar siswa masih ada siswa yang masih malasmalas, rasa ingin tahu siswa masih rendah dalam belajar karena belum
terbiasa dengan pembelajaran metode pembelajaran kooperatif metode
TGT. Siswa masih jarang bertanya kepada teman sekelompoknya.
Selain itu masih ada beberapa kelompok yang anggotanya saling
tunjuk untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS.
Hasil belajar siklus I belum menunjukkan hasil yang memuaskan
hal ini terlihat hasil skor tes formatif siswa pada siklus I. Dari 10 orang
siswa, sebanyak 5 siswa atau 50 % dari jumlah siswa tuntas dalam
pembelajaran, dan 5 orang siswa atau 50 % tidak tuntas dalam
pembelajaran. Nilai rata-rata siswa pada siklus I hanya 64. Sehingga
ketuntasan klasikal siswa pada siklus I belum dapat tercapai karena
78
siswa yang tuntas dalam pembelajaran kurang dari 75 % dari jumlah
siswa yang seluruhnya. Maka diharapkan pada siklus II dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif metode TGT hasil belajar
siswa lebih meningkat.
b. Dari beberapa kelemahan tersebut, upaya perbaikan yang dilakukan
pada siklus II adalah guru sudah cukup terampil dalam pengelolaan
kelas dan pembagian waktu yang tepat bagi diskusi siswa, guru bisa
mengontrol kegiatan yang dilakukan tiap kelompok sehingga membuat
siswa dalam kegiatan diskusi dan mengerjakan LKS bisa siap tepat
pada waktunya. Guru menyiapkan media untuk pembelajaran
kooperatif yang sesuai dengan materi pembelajaran supaya dapat
membuat siswa lebih aktif pada saat proses belajar mengajar, sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar IPS serta guru memberi semangat
kepada siswa agar kelompok mereka menang dalam permainan TGT.
2. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II hampir sama dengan tahap pada siklus I namun
terdapat perbedaan rencana yang akan direvisi setelah diadakan refleksi
pada siklus I. Pelaksanaan siklus II meliputi:
1. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi:
a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada tanggal 9 Februari
2013 jam 07.15 Wib. sampai dengan 09.00 Wib.
79
b. Menyiapkan materi IPS kelas IV dengan pokok pembahasan mengenal
pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Materi pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga dapat disajikan
dalam kelompok dan dalam turnamen.
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d. Membuat lembar soal ulangan tes evaluasi atau tes formatif untuk
mengetahui hasil belajar siswa.
e. Memberi instrumen penelitian, yaitu:
a. Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Teams
Games Tournament (TGT).
b. Lembar
observasi
aktivitas
belajar
siswa,
yaitu
untuk
mengumpulkan data tentang aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran.
c. Lembar
observasi
motivasi
belajar
siswa,
yaitu
untuk
mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran.
d. Lembar observasi keterlaksanaan tindakan oleh guru, yaitu untuk
mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru.
e. Lembar observasi keterlaksanaan tindakan oleh siswa, yaitu untuk
mengumpulkan data tentang pelaksanaan pembelajaran yang diikuti
siswa.
f. Menyiapkan alat pembelajaran.
80
2. Tindakan
a. Kegiatan awal
1. Mengucapkan salam pembuka dan doa, salam, dan absensi.
2. Menanyakan keadaan siswa tentang kesehatannya dan lain-lain.
3. Guru mengamati dan menata posisi duduk siswa agar terasa
nyaman.
4. Guru mengadakan appersepsi (menjelaskan materi pembelajaran
dan tujuan yang akan dicapai).
b. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Guru memasang lambang koperasi di papan tulis dan meminta
siswa untuk mengamati gambar serta bertanya kepada siswa apa
yang diketahuinya tentang gambar tersebut.
2. Elaborasi
a) Guru Menjelaskan tentang materi mengenal pentingnya
koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b) Guru bersama-sama dengan siswa melakukan tanya jawab.
c) Guru membagi siswa menjadi 3 tim belajar. setiap
tim
belajar beranggotakan 4 atau 3 siswa yang terdiri dari siswa
pandai, sedang dan kurang pandai. Kemampuan siswa ini
berdasarkan informasi tentang kemampuan siswa dari skor
rata-rata nilai siswa pada tes sebelumnya. Siswa diurutkan
81
dengan rangking dari yang berkemampuan tinggi ke
kemampuan rendah.
d) Guru memberikan Lembar kegiatan siswa (LKS) berupa soal
yang untuk dijawab bersama-sama dengan kelompok
belajarnya masing-masing. LKS ini berguna mempersiapkan
siswa untuk mengikuti turnamen, karena soal-soal yang
diujikan dalam turnamen hamper sama dengan soal yang
diberikan pada LKS. LKS diberikan kepada setiap
kelompok.
e) Guru membimbing siswa dalam kelompok
f) Apabila ada dari anggota kelompok ada yang tidak mengerti
dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang
lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau
menjelaskannya
g) Setelah selesai mengerjakan LKS, guru kembali membuat
meja-meja turnamen yang terdiri dari wakil setiap kelompok
yang bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh anggota
kelompok telah menguasai pelajaran
h) Skor yang diperoleh peserta dalam permainan ini dicatat
pada lembar pencatat skor
i) Guru meberikan penghargaan bagi kelompok yang skornya
paling tinggi
3. Konfirmasi
82
1. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
2. Guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal kepada
siswa secara individu.
3. Guru memberi penguatan dan penyimpulan.
c. Kegiatan akhir
1. Guru menjelaskan tindak lanjut dari hasil pembelajaran
2. Guru dan siswa menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan
doa bersama.
3. Observasi
Selama proses belajar mengajar pada siklus II kolaborator melakukan
pengamatan terhadap jalannnya pelajaran yang mencakup aktivitas
belajar siswa dan motivasi belajar siswa. Kolaborator berpedoman pada
lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS
kelas IV MI Sudirman Kupang tahun pelajaran 2012/2013 dengan
penerapan model pembelajaran koopeartif metode TGT. Maka observasi
difokuskan pada aspek-aspek yang diamati peneliti terhadap siswa
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
2. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
3. Hasil Belajar siswa dalam pembelajaran
4. Refleksi
83
Selama penelitian berlangsung, untuk siklus II sudah berjalan
lancar dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Adapun hasil refleksi
siklus II, Sebagian besar siswa sudah terlibat langsung dengan
pembelajaran kooperatif selama proses pembelajaran. Siswa sudah
banyak yang bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
banyak yang aktif dalam berdiskusi dalam kelompoknya serta
menyelesaikan LKS secara bersama-sama. Dari segi motivasi belajar
siswa tidak terlihat rasa malas pada diri siswa, siswa sangat antusias
dalam mengikuti pembelajaran. Jika ada siswa yang belum mengerti
siswa sudah sudah tidak malu-malu untuk bertanya kepada guru.
Dari hasil belajar siswa, yang diukur menggunakan tes evaluasi
siklus II atau tes formatif yang diberikan guru. Data dari 10 siswa yang
hadir, 8 siswa atau 80 % siswa tuntas dalam pembelajaran dan 2 siswa
atau 20 % siswa belum tuntas. Nilai rata-rata siswa pada siklus II
diperoleh 75. Maka ketuntasan klasikal pada siklus II dapat dikatakan
tuntas, hal ini sesuai dengan KKM nilai awal dimana kelas sudah
dikatakan tuntas apabila jumlah 75 % dari jumlah siswa seluruhnya
mendapat nilai tuntas.
Peneliti sudah merasa puas karena proses pembelajaran telah
sesuai dengan apa yang peneliti rencanakan. Hal ini disebabkan karena
model
pembelajaran
kooperatif
tersebut
dapat
merangsang
keingintahuan siswa terhadap materi, sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai karena dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
84
metode TGT siswa akan termotivasi pada saat kegiatan proses
pembelajaran berlangsung. Maka pada siklus II dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode
TGT dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV Madrasa
Ibtidaiyah Sudirman Kupang Ambarawa.
85
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. PRA SIKLUS
Kegiatan pra penelitian tindakan kelas diawali dengan mengamati
proses pembelajaran IPS di kelas IV. Pada pertemuan pertama tanggal 26
Januari 2013 jam 07.15 sampai 09.00 WIB. Peneliti diberi kesempatan
oleh guru untuk mengamati proses pembelajaran IPS di kelas IV untuk
memperoleh data tentang pembelajaran IPS yang dilakukan di kelas IV.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, guru
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam proses
pembelajaran. Peneliti juga melihat bahwa pembelajaran IPS cenderung
didominasi oleh guru. Pada saat guru memberikan pertanyaan siswa
hanya diam. Siswa akan menjawab pertanyaan dari guru jika ditunjuk
oleh guru. Siswa hanya berbisik-bisik jika diberikan kesempatan bertanya
tentang materi yang disampaikan.
Kegiatan selanjutnya anak disuruh mengerjakan soal-soal yang
disediakan oleh guru, apabila sudah selesai, dikumpulkan dan diperiksa.
Kolaborator menilai hasil belajar siswa dan diperoleh data nilai hasil
belajar siswa pra siklus seperti pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
86
No. Nama
Kode
KKM
Nilai
Keterangan
1.
Bhakti Nuswantoro
KS-01
65
70
Tuntas
2.
Anisa Tri M
KS-02
65
60
Tidak Tuntas
3.
Dirja
KS-03
65
30
Tidak Tuntas
4.
Ahmad Guntur
KS-04
65
60
Tidak Tuntas
5
Aisya Ulka F
KS-05
65
50
Tidak Tuntas
6
Candra Ayu Saskia
KS-06
65
40
Tidak Tuntas
7
Dimas Arya N
KS-07
65
70
Tuntas
8
Firzan Qusnul F
KS-08
65
80
Tuntas
9
Ana Sholekha P
KS-09
65
60
Tidak Tuntas
10
Rolanda Juan R
KS-10
65
50
Tidak Tuntas
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang telah tuntas sebanyak
3 siswa atau 30 % dari seluruh siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas
sebanyak 7 siswa atau 70 % dari seluruh siswa. Nilai rata-rata kelas IV
MI Sudirman Kupang yaitu 57.
2. Siklus I
Untuk mengetahui hasil peningkatan aktivitas belajar siswa, motivasi
belajar siswa dan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II melalui
penerapan pembelajaran kooperatif metode TGT pada siswa kelas IV MI
Sudirman Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kab. Semarang tahun
pelajaran 2012/2013 dilakukan analisis.
a. Aktivitas Belajar Siswa
Data analisis aktivitas belajar siswa pada siklus I dengan materi
pokok koperasi selama proses pembelajaran koopearatif metode TGT
Adalah sebagai berikut:
87
Tabel 4.2 Visual Activities siswa dalam pembelajaran siklus I
No Visual Activities
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
3
30
2
Cukup
5
50
3
Baik
2
20
10
100
Jumlah
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa
aspek visual activities sebanyak 30 % siswa mendapat kriteria
kurang, 50 % siswa mendapat kriteria cukup, sedangkan 20 % siswa
sudah mendapat kriteria baik.
Tabel 4.3 Oral Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I
No Oral Activities
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
3
30
2
Cukup
4
40
3
Baik
3
30
Jumlah
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa
aspek oral activities sebanyak 30 % siswa mendapat kriteria kurang,
40 % siswa mendapat kriteria cukup dan 30 % siswa mendapat
kriteria baik.
Tabel 4.4 Listening Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I
No
Listening Activities
Jumlah Siswa
1
Kurang
3
30
2
Cukup
5
50
3
Baik
2
20
10
100
Jumlah
88
Persentase (%)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa
aspek listening activities sebanyak 30 % dari jumlah siswa mendapat
kriteria kurang, 50 % dari jumalah siswa mendapat kriteria cukup,
dan 20 % dari jumlah siswa mendapat kriteria baik.
Tabel 4.5. Mental Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I
No Mental Activities
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
3
30
2
Cukup
6
60
3
Baik
1
10
10
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa
aspek mental activities sebanyak 30 % dari jumlah siswa mendapat
kriteria kurang, 60 % dari jumlah siswa mendapat kriteria cukup, dan
10 % dari jumlah mendapat kriteria baik.
b. Motivasi Belajar
Data observasi motivasi belajar siswa pada siklus I dengan materi
pokok koperasi selama proses pembelajaran koopearatif metode TGT
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Perhatian Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I
No Perhatian
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
3
30
2
Cukup
5
50
3
Baik
2
20
10
100
Jumlah
89
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
aspek perhatian sebanyak 30 % dari jumlah siswa mendapat kriteria
kurang, 50 % dari jumlah siswa mendapat kriteria cukup, dan 20 %
dari jumlah siswa mendapat kriteria baik.
Tabel 4.7 Keinginan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I
No Keinginan
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
5
50
2
Cukup
4
40
3
Baik
1
10
10
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
aspek keinginan sebanyak 50 % dari jumlah siswa mendapat kriteria
kurang, 40 % dari jumlah siswa mendapat kriteria cukup, dan 10 %
dari junlah mendapat kriteria baik.
Tabel 4.8 Minat Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I
No Minat
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
1
10
2
Cukup
5
50
3
Baik
4
40
10
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
aspek minat sebanyak 10 % siswa mendapat kriteria kurang , 50 %
dari jumlah siswa aktivitas mendapat kriteria cukup, dan 40 % dari
jumlah siswa mendapat kriteria baik.
90
Tabel 4.9 Rasa ingin tahu Siswa Dalam Pembelajaran Siklus I
No Rasa Ingin Tahu
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1
Kurang
3
30
2
Cukup
5
50
3
Baik
2
20
10
100
Jumlah
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
aspek rasa ingin tahu sebanyak 30 % dari jumlah siswa mendapat
kriteria kurang, 50 % dari jumlah siswa mendapat kriteria cukup, dan
20 % dari jumlah siswa mendapat kriteria baik.
c. Hasil belajar
Berdasarkan evaluasi pembelajaran siswa pada evaluasi pertama
siklus I, setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, dapat
diketahui seperti terlihat pada tabel 4.10 dibawah ini.
Tabel 4.10
Hasil Belajar Siswa Kelas IV MI Sudirman Kupang, Kec.
Ambarawa, Kab. Semarang Berdasarkan Ulangan Harian
Siklus I
NO.
KODE SISWA
KKM
SKOR SISWA
KETERANGAN
1
KS-01
65
70
Tuntas
2
KS-02
65
60
Tidak tuntas
3
KS-03
65
40
Tidak tuntas
4
KS-04
65
60
Tidak tuntas
5
KS-05
65
40
Tidak Tuntas
6
KS-06
65
50
Tidak Tuntas
7
KS-07
65
70
Tuntas
8
KS-08
65
90
Tuntas
9
KS-09
65
85
Tuntas
91
10
KS-10
65
Rata-Rata
75
Tuntas
64
Jumlah Siswa yang mencapai KKM
5
Jumlah Siswa yang tidak mencapai
5
KKM
Pada tabel diatas, diketahui bahwa hasil belajar siswa lebih
meningkat dibanding hasil belajar pada prasiklus dapat dilihat
bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tes formatif atau
evaluasi pada siklus I pada materi pokok koperasi dengan
indikator memahami pengertian koperasi dan memahami kegiatan
koperasi, dari 10 orang siswa, siswa yang tuntas KKM ada 5 orang
(50 %) dan siswa yang belum tuntas ada 5 orang (50 %).
Pada siklus I penerapan model pembelajaran kooperatif
metode TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
terlihat dari perbandingan perolehan nilai pada saat pra siklus
dengan siklus I. Sebelum menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode TGT terdapat 3 siswa atau 30 % dari jumlah
siswa yang telah mencapai KKM kelas, kemudian pada hasil
evaluasi pada siklus I terdapat 5 siswa atau 50 % dari jumlah
siswa mencapai KKM kelas, berarti peningkatan pencapaian kelas
tersebut 2 siswa atau mencapai 20 %. Hasil belajar siswa pada
siklus I belum begitu maksimal seperti yang diharapkan, hal ini
disebabkan
karena
siswa
masih
belum
terbiasa
dengan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
92
metode TGT dan masih terdapat siswa yang kurang aktif dalam
melakukan diskusi, selain itu pada saat diberikan kesempatan
bertanya masih sedikit sekali siswa yang mau bertanya. Namun
secara keseluruhan nilai rata-rata siwa sudah meningkat yaitu 64.
3. Siklus II
a. Aktivitas Belajar Siswa
Data analisis aktivitas belajar siswa pada siklus II dengan materi
pokok koperasi selama proses pembelajaran koopearatif metode TGT
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Visual Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
No
Visual Activities
Jumlah Siswa
1
Kurang
2
20
2
Cukup
4
40
3
Baik
6
60
10
100
Jumlah
Persentase (%)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 20 % siswa
dalam aktivitas belajar aspek visual activities mendapat kriteria
kurang, 40 % siswa dalam aspek visual activities mendapat kriteria
cukup dan 60 % siswa sudah baik dalam visual activities.
Tabel 4.12 Oral Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
No
Oral Activities
Jumlah Siswa
1
Kurang
1
10
2
Cukup
4
30
3
Baik
5
60
10
100
Jumlah
93
Persentase
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa aspek oral
activities sebanyak 10 % siswa mendapat kriteria kurang, 30 % siswa
mendapat kriteria cukup, dan 60 % siswa oral activitiesnya mendapat
kriteria baik.
Tabel 4.13 Listening Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
No
Listening Activities
Jumlah Siswa
1
Kurang
1
10
2
Cukup
2
20
3
Baik
7
70
10
100
Jumlah
Persentase
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa
aspek listening activities sebanyak 10 % siswa mendapat kriteria
kurang, 20 % siswa
mendapat kriteria cukup, dan 70 % siswa
mendapat kriteria baik.
Tabel 4.14 Mental Activities Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
No
Mental Activities
Jumlah Siswa
1
Kurang
1
10
2
Cukup
3
30
3
Baik
6
60
10
100
Jumlah
Persentase (%)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa
aspek mental activities sebanyak 10% siswa mendapat kriteria, 30%
siswa mendapat kriteria cukup, dan 60 % siswa mendapat kriteria
baik dalam aspek mental activities
94
b. Motivasi Belajar
Data observasi motivasi belajar siswa pada siklus II dengan materi
pokok koperasi selama proses pembelajaran koopearatif metode TGT
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15 Perhatian Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
No
Perhatian
Jumlah Siswa
1
Kurang
1
10
2
Cukup
2
20
3
Baik
7
70
10
100
Jumlah
Prosentase
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
aspek perhatian sebanyak 10 % siswa mendapat kriteria kurang, 20 %
siswa mendapat kriteria cukup, dan 70 % siswa mendapat kriteria
baik.
Tabel 4.16 Keinginan Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
No
Keinginan
Jumlah Siswa
1
Kurang
1
10
2
Cukup
3
30
3
Baik
6
60
10
100
Jumlah
Persentase
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
aspek keinginan sebanyak 10% siswa mendapat kriteria kurang, 30 %
siswa mendapat kriteria cukup, dan 60 % siswa mendapat kriteria
baik.
95
Tabel 4.17 Minat Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
No
Minat
Jumlah Siswa
1
Kurang
1
10
2
Cukup
2
20
3
Baik
7
70
10
100
Jumlah
Persentase
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
dalam aspek minat sebanyak 10 % siswa mendapat kriteria kurang, 20
% siswa mendapat kriteria cukup, 70 % siswa mendapat kriteria baik.
Tabel 4.18 Rasa Ingin Tahu Siswa Dalam Pembelajaran Siklus II
No
Rasa Ingin Tahu
Jumlah Siswa
1
Kurang
1
10
2
Cukup
4
40
3
Baik
5
50
10
100
Jumlah
Persentase
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa
dalam aspek rasa ingin tahu sebanyak 10 % siswa mendapat kriteria
kurang, 40 % siswa
mendapat kriteria cukup, dan 50 % siswa
mendapat kriteria baik.
c. Hasil Belajar
Berdasarkan evaluasi pembelajaran siswa pada evaluasi pada siklus II
setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, dapat diketahui
seperti terlihat pada tabel 4.19 dibawah ini.
Tabel 4.19
Hasil Belajar Siswa Kelas IV MI Sudirman Kupang, Kec.
Ambarawa, Kab. Semarang Berdasarkan Ulangan Harian Siklus
II
96
NO.
KODE SISWA KKM
SKOR SISWA
1
KS-01
65
70
Tuntas
2
KS-02
65
70
Tuntas
3
KS-O3
65
50
Tidak Tuntas
4
KS-04
65
90
Tuntas
5
KS-05
65
80
Tuntas
6
KS-06
65
90
Tuntas
7
KS-07
65
70
Tuntas
8
KS-08
65
70
Tuntas
9
KS-09
65
100
Tuntas
10
KS-10
65
60
Tidak Tuntas
Rata-Rata
KETERANGAN
75
Jumlah Siswa yang mencapai KKM
8
Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM
2
Tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 8 siswa atau 80 % yang
mencapai KKM kelas, dan 2 orang siswa atau 20 % belum mencapai
KKM.
Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari
aktivitas siswa dan peran guru, guru dengan siswa maupun siswa
dengan siswa sudah bisa kooperatif. Pada siklus II siswa sudah
semakin mengerti dan terbiasa dengan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif metode TGT.
Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan
dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus I. Peningkatan ini
terjadi ini terjadi karena siswa telah memahami penerapan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
97
TGT, sehingga siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM semakin
sedikit dan jumlah siswa yang mencapai nilai kategori amat baik
semakin meningkat. Untuk melihat nilai ulangan harian II pada
lampiran. Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa ini terjadi karena
siswa telah memahami dan mengerti dengan penerapan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT.
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan
tentang data hasil belajar melalaui evaluasi belajar, aktivitas belajar siswa,
motivasi belajar siswa.
a. Hasil rekapitulasi tentang aktivitas belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode TGT.
Tabel 4.20 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa yang mendapat
Kriteria Baik (B) pada siklus I dan Siklus II
Aspek Yang Diamati
Siklus I
Siklus II
Visual Activities
2 (20 %)
6 (60%)
Oral Activities
3 (30%)
6 (60%)
Listening Activities
2(20%)
7 (70%)
Mental Activities
1 (10%)
6 (60%)
Dari
data
aktivitas
belajar
siswa
selama
proses
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT siklus I dan
siklus II mengalami peningkatan terlihat seperti tabel diatas. Jumlah Siswa
yang mendapat kriteria (B) aspek visual activities pada siklus I mencapai
20 % dari jumlah siswa, sedangkan pada siklus II mencapai 60% dari
98
jumlah siswa. Pada aspek oral activities Jumlah Siswa yang mendapat
kriteria (B) pada siklus I mencapai 30 % dari jumlah siswa sedangkan
pada siklus II mencapai 60 % dari jumlah siswa. Pada aspek listening
activities jumlah Siswa yang mendapat kriteria (B) pada siklus I mencapai
20 % dari jumlah siswa sedangkan pada siklus II mencapai 70 % dari
jumlah siswa. Pada aspek mental activities jumlah Siswa yang mendapat
kriteria (B) pada siklus I mencapai 10 % dari jumlah siswa sedangkan
pada siklus II mencapai 60 % dari jumlah siswa.
b. Hasil rekapitulasi tentang Motivasi belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode TGT
Tabel 4.21 Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa yang mendapat Kriteria
Baik (B) pada siklus I dan Siklus II
Aspek Yang Diamati
Siklus I
Siklus II
Perhatian
2 (20%)
7 (70%)
Keinginan
1 (10%)
6 (60%)
Minat
4 (40%)
7 (70%)
Rasa ingin tahu
2 (20%)
5 (50%)
Dari data motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif metode TGT secara umum
motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini terllihat pada
siklus I motivasi belajar siswa aspek perhatian jumlah siswa yang
mendapat kriteria (B) mencapai 20% sedangkan pada siklus II mencapai
99
70 %. Pada Hasil rekapitulasi tentang Hasil belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode TGT. Pada aspek keinginan jumlah siswa yang mendapat kriteria
(B) pada siklus I mencapai 10% dari jumlah siswa, sedangkan pada siklus
II jumlah siswa yang mendapat kriteria (B) mencapai 60%. . Pada aspek
minat jumlah siswa yang mendapat kriteria (B) pada siklus I mencapai
40% dari jumlah siswa, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang
mendapat kriteria (B) mencapai 70 %. . Pada aspek rasa ingin tahu jumlah
siswa yang mendapat kriteria (B) pada siklus I mencapai 20% dari jumlah
siswa, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang mendapat kriteria (B)
mencapai 50%.
c. Hasil
rekapitulasi
tentang hasil
belajar siswa dalam
mengikuti
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode TGT
Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pra siklus Siklus I Dan Siklus
II Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode TGT.
Ketuntasan Belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Tuntas
3 (30%)
5 (50%)
8 (80%)
Tidak Tuntas
7 (70%)
5 (50%)
2 (20%)
Nilai Rata-rata Siswa
57
64
75
Ketuntasan Klasikal
Tidak tercapai
Tidak tercapai
Tercapai
Analisis data tentang nilai siswa dalam penelitian menujukkan
adanya peningkatan hasil belajar setelah tindakan. Dari analisis data
100
tentang hasil belajar siswa melalui evaluasi pembelajaran pada pra siklus
jumlah siswa yang tuntas yaitu 30 %, dan yang tidak tuntas sebanyak 70
%, sedangkan pada siklus siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat
menjadi 50 %, yang tidak tuntas berkurang menjadi 50 %. Pada siklus II
jumlah siswa yang tuntas mencapai 80 % siswan, dan yang tidak tuntas
hanya 20 % siswa saja. Nilai rata-rata siswa pada pra siklus yaitu 57 ,
sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 64, pada siklus II nilai ratarata juga meningkat yaitu mencapai 75. Meningkatnya hasil belajar dari
siklus I ke siklus II disebabkan karena pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode TGT dapat memperjelas, merangsang
siswa untuk dapat belajar lebih aktif melalui kelompok dan menambah
pengertian siswa. Selain itu setiap individu siswa memiliki rasa
kebersamaan dalam kelompoknya sehingga tugas yang sulit untuk
dikerjakan akan menjadi lebih mudah. Selain itu hubungan kooperatif
antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru
Pada siklus II ketuntasan klasikal telah tercapai karena 80 % dari
jumlah siswa telah tuntas KKM yang mana telah melebihi 75 % dari
jumlah seluruh siswa.
Dengan memperhatikan pembahasan diatas peneliti menyimpulkan
bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya, dengan kata lain
bahwa penggunaan pembelajaran pembelajaran kooperatif metode TGT dalam
pembelajaran IPS siswa kelas IV MI Sudirman Kupang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi pokok koperasi.
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa penerapan menggunakan pembelajaran kooperatif metode
Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang, yang dapat dilihat pada:
1. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) mengalami
peningkatan. Pada aspek visual activities pada siklus I jumlah siswa yang
mendapat kriteria baik (B) yaitu 20 %, sedangkan pada siklus II meningkat
menjadi 70%. Pada aspek oral activities siklus I jumlah siswa yang
mendapat kriteria baik (B) yaitu 40 %, sedangkan pada siklus II meningkat
menjadi 60%. Pada aspek listening activities siklus I jumlah siswa yang
mendapat kriteria baik (B) yaitu 50%, sedangkan pada siklus II meningkat
menjadi 70%. Pada aspek mental activities jumlah siswa yang mendapat
kriteria baik (B) yaitu 30 %, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi
50%.
2. Motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) mengalami
peningkatan. Pada aspek perhatian jumlah siswa yang mendapat kriteria
baik (B) pada siklus I yaitu 20%, sedangkan pada siklus II meningkat
menjadi 70%. Pada aspek keinginan siklus I jumlah siswa yang mendapat
102
kriteria baik (B) yaitu 10% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi
60%. Pada aspek minat siklus I jumlah siswa yang mendapat kriteria baik
(B) yaitu 40%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 70%. Pada
aspek rasa ingin tahu siklus I jumlah siswa yang mendapat kriteria baik
(B) yaitu 20%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 50%.
3. Hasil belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode Team Game Tournament (TGT)
mengalami peningkatan, yang terlihat dari hasil belajar siswa antara skor
pra siklus dengan hasil belajar siswa pada evaluasi pembelajaran siklus I
dan hasil belajar siswa pada evaluasi pembelajaran siklus II. Jumlah siswa
yang mencapai tuntas KKM pada pra siklus yaitu 30%. Pada siklus I
jumlah siswa yang tuntas KKM yaitu 50 % sedangkan pada siklus II
jumlah siswa yang tuntas mencapai KKM yaitu 80 %. Nilai rata-rata siswa
pada pra siklus yaitu 57, pada siklus I meningkat menjadi 64, dan pada
siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 80. Pada pra siklus ketuntasan
klasikal belum dapat tercapai. Pada siklus I ketuntasan klasikal belum
dapat tercapai juga. Pada siklus II Ketuntasan klasikal dapat tercapai
karena telah melebihi 75 % dari jumlah siswa telah tuntas KKM. Dengan
demikian dapat dikatakan dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif metode TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang penulis berikan:
103
1. Bagi guru, hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode Team Game Tournament (TGT) dalam pembelajaran di sekolah
karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas
keberhasilan pengajaran di sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu
dan hasil pendidikan terutama pada pembelajaran IPS.
104
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Asril, Zainal. 2011. Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman
Lapangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
E.Slavin Robert. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung:
Nusa Media
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung: CV Sinar Baru
Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Refleksi Pengembangan Pemahaman
dan Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang : UIN-Maliki Press
Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Lie, Anita. 2003. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Mujtahid. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN-Malang Press
Mulya. 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Grafindo Persada
Sardiman, A.M. 2009. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada Sudjana, Nana. 2010. Peneliaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
1
Solihatin, Etin. 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta: Bumi Aksara
Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar Dasar dan
Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito
Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press
Wahidmurni. 2010. Pengembangan kurikulum IPS & Ekonomi di Sekolah /
Madrasah. Malang : Maliki press.
Wardani, I.G.A.K, Wihardit, dan Nasoetion. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Universitas Terbuka
2
LAMPIRAN
1
Lampiran A
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: MI SUDIRMAN KUPANG
: ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Kelas / Semester
: IV / II
Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten /
kota dan provinsi
KOMPETENSI
MATERI POKOK /
KEGIATAN
DASAR
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
2.1 Mengenal
aktivitas
ekonomi yang
berkaitan
dengan
sumber daya
alam dan
potensi lain di
daerahnya
Aktivitas ekonomi
yang berkaitan
dengan sumber daya
alam dan potensi lain
di daerah
 Melakukan
pengamatan tentang
sumber daya alam yang
berpotensi di
daerahnya
 Mendeskripsikan
manfaat sumberdaya
alam yang ada di
ingkungan setempat
 Menjelaskan manfaat
sumber daya alam
hubungannya dengan
kegiatan ekonomi
masyarakat
 Mengamati gambar
SDA dan berdiskusi
INDIKATOR
PENILAIAN
PENCAPAIAN
KOMPETENSI
 Menyebutkan
sumber daya alam
yang berpotensi di
daerah-nya
 Mengelompokkan
sumber daya alam
di daerahnya
 Menjelaskan
manfaat sumber
daya alam yang
ada di daerah
 Menjelaskan
perlunya
melestarikan
sumber daya alam
 Menyebutkan
bentuk-bentuk
kegiatan ekonomi
di daerah tempat
tinggalnya
 Menunjukkan
tempat kegiatan
ekonomi yang ada
di daerahnya
105
Teknik
Tertulis
uraian
Bentuk
Instrumen
jawaban
singkat
ALOKASI
Contoh
Instrumen
Sebutkan sumber
daya alam yang
berpotensi di
daerah-nya
WAKTU
12 x 35
menit
pert 1 - 4
(4 minggu)
SUMBER
BELAJAR/
ALAT
- Buku IPS
kelas IV
Asy’ari
Erlaggga
hal. 107 –
116
- Peta/atlas
- Gambar
SDA
 Menunjukkan
tempat sumber
daya alam
pertanian,
kelautan,mineral
dan energi dan
sumber daya ruang
 Membuat laporan
sederhana tentang
hasil pengamatan
tem-pat sumber daya
alam tersebut
2.1. Mengenal
pentingnya
koperasi
dalam
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat

Pentingya
koperasi dalam
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat





Mengamati gambar
kegiatan rapat pada
koperasi
Mendeskripsikan
pentingnya koperasi
dalam meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
Menceritakan
aktivitas kegiatan
koperasi sehari-hari
Menganalisis
kegiatan koperasi
dalam meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
Mengamati gambar
lambang koperasi
dan berdiskusi







Menyebutkan
kegiatan apa saja
yang ada dalam
kantor koperasi
Mengelompokkan
jenis-jenis
koperasi yang ada
di daerahnya
Menjelaskan
manfaat koperasi
pada anggota
Menunjukkan
berbagai jenis
barang yang
diperjualbelikan
dalam koperasi
Membedakan
koperasi dengan
badan usaha
milik negara
Membuat bagan
struktur pengurus
koperasi
Menceritakan
bentuk-bentuk
kegiatan koperasi
yang ada di
dalam
106
Tertulis
uraian
jawaban
singkat
Sebutkan
kegiatan apa
saja yang
ada dalam
kantor
koperasi
12 x 35
menit
pert 5 - 8
(4 minggu)
- Buku IPS
-
Kelas IV
Asy’ari
hal. 117 124
gambar
rapat
anggota
koperasi
masyarakat
2.2. Mengenal
perkembangan
teknologi
produksi
komunikasi
dan
transportasi
serta
pengalaman
menggunakan
nya

Perkembangan
teknologi
produksi
komunikasi dan
transportasi

Menjelaskan,
membandingkan,
mengelompokkan,
menunjukkan,
membedakan dan
menggunakan
teknologi produksi,
komunikasi, dan
transportasi







Membandingkan/
membedakan
jenis teknologi
produksi pada
masa lalu dan
masa sekarang
Menunjukkan
peralatan
teknologi
produksi masa
lalu dan sekarang
Menyebutkan
macam-macam
alat produksi
masa lalu dan
masa kini
Menceritakan
pengalaman
menggunakan
alat produksi
lalu dan sekarang
Cara
menggunakan
secara sederhana
teknologi
produksi
masa lalu dan
masa kini
Membandingkan/
membedakan
jenis teknologi
komunikasi
Menunjukkan
peralatan
teknologi
komunikasi masa
lalu dan
sekarang
107
Tertulis
uraian
jawaban
singkat
Jelaskan,
membanding
kan,
mengelompo
kkan,
menunjukka
n,
membedakan
dan
menggunaka
n teknologi
produksi,
komunikasi,
dan
transportasi
-
pada masa lalu dan masa sekarang
12 x 35
menit
pert 9 - 12
(4 minggu)
- Buku IPS
-
kelas IV
Asy’ari
Erl
Gambar
teknologi
produksi
Komunikasi transportasi








Menyebutkan
macam-macam
alat komunikasi
masa lalu dan
masa kini
Menceritakan
pengalaman
menggunakan
alat komunikasi
lalu dan sekarang
Cara
menggunakan
secara sederhana
teknologi
komunikasi masa
lalu dan masa
kini
Membandingkan/
membedakan
jenis teknologi
transportasi
Menunjukkan
peralatan
teknologi
transportasi masa
lalu dan sekarang
Menyebutkan
macam-macam
alat transportasi
masa lalu dan
masa kini
Menceritakan
pengalaman
menggunakan
alat transportasi
lalu dan sekarang
Cara
menggunakan
secara sederhana
teknologi
transportasi
108
pada masa lalu dan masa sekarang
masa lalu dan
masa kini
2.3. Mengenal
permasa-lahan
sosial di
daerahnya

Masalah sosial



Mendeskripsikan
kenampakan sosial
budaya di daerah
Menjelaskan manfaat
kegiatan sosial
budaya di daerah
setempat
membuat tulisan
permasalahan sosial








Menyebutkan
ciri-ciri kegiatan
sosial budaya
daerah (kabupaten/kota,
provinsi)
Mengelompokkan
kegiatan sosial
dan kegiatan
budaya di
daerahnya
Menjelaskan
akibat terjadinya
bencana alam dan
pengaruhnya
terhadap kegiatan
masyarakat
Menjelaskan
manfaat kegiatan
sosial di
daerahnya
Menyebutkan
bentuk-bentuk
kegiatan sosial
budaya dalam
masyarakat
Menunjukkan
tempat kegiatan
sosial dan budaya
di daerahnya
Membedakan
kegiatan sosial
dan budaya untuk
anak-anak dan
orang tua
Menceritakan
kegiatan sosial
dan budaya yang
109
Tertulis
uraian
Jawaban
singkat
Sebutkan ciri-ciri
kegiatan sosial
budaya daerah
(kabupaten/kota,
provinsi)
12 x 35
menit
pert 13 - 16
(4 minggu)
- Buku IPS
-
kelas IV
Asy’ari
Erlangga hall
141 - 157
Gambar
kegiatan
kerja bakti
Gambar
gotongroyong
memperbaiki
rumah
pernah dilihatnya
di depan kelas
atau
kelompoknya
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes ) dan Ketelitian ( carefulness)
Ambarawa, 2 Februari 2013
Mengetahui,
Ambarawa, 2 Februari 2013
Guru Mapel IPS
110
Lampiran B1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP ) SIKLUS I
Sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester
: IV/II
Alokasi Waktu
: 3 jam pelajaran (105 Menit).
I. Standar Kompetensi
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten I kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
III. Indikator Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian koperasi
2. Menjelaskan tujuan dan manfaat koperasi
3. Menyebutkan jenis-jenis koperasi
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian koperasi.
2. Siswa dapat menjelaskan tujuan dan manfaat koperasi
3. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis koperasi.
 Karakter siswa yang diharapkan : tanggung jawab, cinta tanah air,
peduli sosial, disiplin.
V. Materi Pokok
Pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
VI. Metode Pembelajaran
Pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)
VII. Kegiatan Pembelajaran
111
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
(10 menit)

Salam, do’a, absen,.

Guru menempelkan lambang koperasi di papan tulis
kemudian meminta siswa untuk mengamati
gambar/lambang koperasi tersebut serta bertanya
kepada siswa apa yang diketahuinya tentang lambang
tersebut.

Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
(70 menit)
Dalam kegiatan eksplorasi,

Guru menjelaskan kepada siswa tentang pengertian
koperasi.

Guru menjelaskan tujuan dan manfaat koperasi

Guru menjelaskan jenis-jenis koperasi.

Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam
setiap kegiatan pembelajaran
 Elaborasi

Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok, satu
kelompok terdiri dari 4 orang.

Guru memberikan LKSl kepada siswa untuk setiap
kelompok untuk didiskusikan bersama anggota satu
kelompok.

Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan
hasil diskusi didepan kelas.

Guru memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
112

Guru menjelaskan kepada siswa prosedur
Turnamen game tim.

Guru memandu siswa berkompetisi dalam teams
games tournament

Guru mencatat skor kelompok dalam kompetisi.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
(25 menit)

Siswa mengerjakan tes evaluasi yang disediakan guru

Memberikan kesimpulan dari kegiatan atau dari materi
yang telah diajarkan.
VIII. Penilaian
Tes tertulis.
Soal
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas . . .
a. Kebersamaan
c. Bagi hasil
b. Kekeluargaan
d. Keuntungan
2. Keanggotaan dalam koperasi bersifat . . .
a. Sukarela dan terbuka c. Mengikat
b. Terbatas
d. Memaksa
113
3. Tokoh Indonesia yang bergelar Bapak Koperasi Indonesia adalah …
a. Ir. Soekarno
c. Suharto
b. Drs Muhammad Hatta
d. Ki Hajar Dewantara
4. Iuran anggota koperasi yang dibayarkan pada saat awal menjadi anggota
koperasi disebut …
a. simpanan pokok c. simpanan sukarela
b. simpanan wajib
d. simpanan permanen
5. Gambar timbangan pada lambang koperasi memiliki arti …
a. persahabatan yang kokoh
c. keadilan sosial
b. usaha yang terus-menerus d. kemakmuran rakyat
6. Tujuan didirikannya koperasi adalah …
a. mencari keuntungan sebanyak-banyaknya
b. menyejahterakan anggotanya
c. menyejahterakan pengurusnya
d. menyejahterakan rakyat
7. Keuntungan koperasi yang dibagikan kepada anggota pada akhir tahun disebut
…
a. deviden
c. SHU
b. saham
d. laba
8. Undang-undang yang mengatur perkoperasian di Indonesia adalah …
a. UU No. 12 tahun 1982
c. UU No. 25 tahun 1992
b. UU No. 20 tahun 1992
d. UU No. 25 tahun 1990
9. Dibawah ini termasuk jenis koperasi, kecuali ...
a. Koperasi produksi
c. koperasi simpan pinjam
b. Koperasi konsumsi
d. Koperasi daerah
10. Koperasi yang menyediakan berbagai barang kebutuhan sehari-hari disebut
dengan koperasi….
a.
Konsumsi
c. koperasi sekolah
b.
Produksi
d. koperasi serba usaha
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban tepat!
1. Kata koperasi berasal dari kata …
114
2. Bapak Koperasi Indonesia adalah …
3. Undang-undang yang mengatur koperasi, yaitu …
4. Keanggotaan koperasi bersifat …
5. Laba dari usaha koperasi disebut …
6. Koperasi yang terdapat di desa-desa disebut …
7. Tujuan koperasi yaitu untuk meningkatkan…
8. Koperasi yang menampung barang-barang yang dihasilkan anggotanya dan
menjualnya kembali disebut dengan koperasi…
9. Koperasi yang diselenggarakan disekolah disebut dengan …
10.
Koperasi yang bergerak dalam simpan pinjam anggotanya disebut dengan
koperasi…
Kunci Jawaban
A. Pilihan Ganda
1. B
6. B
2. A
7. C
3. B
8. C
4. A
9. D
5. C
10. A
B. Isi titik - titik
1. Kooperasi /cooperation
6. KUD (Koperasi Unit Desa)
2. Moh. Hatta
7. Kesejahteraan Anggota
3. UU No. 25 tahun 1992
8. Produksi
4. Sukarela
9. Koperasi Sekolah
5. Sisa hasik usaha (SHU)
10. Koperasi simpan pinjam
CATATAN :

Nilai = ( Jumlah jawaban benar pilihan ganda x 1 + jumlah yang benar
isian titik-titik x 2) + jumlah yang benar uraian x 5 , hasilnya dibagi 5. Untuk
siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

115
IX. Media belajar, sumber belajar
Gambar lambang koperasi, Buku IPS kelas 4 semester II yang ditulis sutoyo
dan leo Agung yang diterbitkan oleh pusat perbukuan departemen pendidikan
nasioanal dan buku IPS kelas IV semeter II lain yang relevan.
Ambarawa, 2 Februari 2013
Guru IPS kelas IV
Peneliti,
Joni Octami Saputra
Mengetahui
116
Lampiran B2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP ) SIKLUS II
Sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas I Semester
: IV/II
Alokasi Waktu
: 3 jam pelajaran (105 Menit).
I. Standar Kompetensi
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten I kota dan provinsi
II. Kompetensi Dasar
Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
III. Indikator Kompetensi
1. Menjelaskan perbedaan koperasi dengan badan usaha lain.
2. Menyebutkan contoh koperasi yang ada di lingkungan sekitar
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain.
2. Siswa dapat menyebutkan contoh koperasi yang ada dilingkungan
sekitar.
 Karakter siswa yang diharapkan : Tanggung jawab, cinta tanah air,
peduli sosial, disiplin.
V. Materi Pokok
Pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
VI. Metode Pembelajaran
Pembelajaran kooperatif metode TGT (Teams Games Tournament)
VII.Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :
(10 menit)
117
Salam, do’a, absen,.
o Guru bertanya kepada siswa tentang pelajaran yang
sudah dipelajari sebelumnya.
o Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
 Eksplorasi
(70 menit)
Dalam kegiatan eksplorasi
 Guru menjelaskan perbedaan koperasi dengan badan
usaha lain.
 Menjelaskan contoh-contoh koperasi yang ada di
lingkungan sekitar.
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran; dan.


Elaborasi
Guru membagi kelas menjadi 3 kelompok, satu
kelompok terdiri dari 3 atau 4 orang.

Guru memberikan soal kepada siswa untuk setiap
kelompok untuk didiskusikan bersama anggota satu
kelompok.

Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan
hasil diskusi didepan kelas.

Guru menjelaskan kepada siswa prosedur Turnamen
game tim.

Guru memandu siswa berkompetisi dalam teams
games tournament


Guru mencatat skor kelompok dalam kompetisi.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
118
diketahui siswa.
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup
(25 menit)
 Siswa mengerjakan tes evaluasi pembelajaran
 Guru Memberikan kesimpulan dari kegiatan atau dari
materi yang telah diajarkan.
VIII. Penilaian
Tes tertulis.
Soal
Pilihlah satu satu jawaban yang paling benar !
1. Berikut perbandingan antara Koperasi dan Badan usaha, manakah yang paling tepat?
a.
Koperasi meningkatkan kesejahteraan anggota, badan usaha mengejar
keuntungan
b.
Koperasi modalnya besar, badan usaha modalnya relative kecil
c.
Koperasi di urus oleh pemerintah, badan usaha di urus dari pemilik
d.
Koperasi hanya untuk mencari keuntungan, badan usaha untuk kesejahteraan
anggota
2. Manakah perbedaan yang tepat, usaha yang dilakukan oleh Koperasi dan badan usaha
di bawah ini?
a. Modal relatif besar, badan usaha relatif kecil
b. Koperasi berbadan hukum, badan usaha ada yang tidak berbadan hukum
c. Koperasi hanya menjual barang, badan usaha hanya membeli barang
d. Koperasi memproduksi barang, badan usaha menjula barang
3. Manakah perbedaan yang tepat, kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi dan badan
usaha di bawah ini?
119
a.
Modal relatif besar, badan usaha relatif kecil
b.
Koperasi hanya menjual barang, badan usaha hanya membeli barang
c.
Koperasi modalnya berasal dari iuran anggotanya, badan usaha modalnya relatif
besar
d.
Koperasi ada yang tidak berbadan hukum, badan usaha berbadan hukum
4. Manakah perbedaan yang tepat, modal yang dilakukan oleh Koperasi dan badan
usaha di bawah ini?
a. Koperasi hanya menjual barang, badan usaha hanya membeli barang
b. Koperasi ada yang tidak berbadan hukum, badan usaha berbadan hukum
c. Koperasi bergerak hanya di bidang simpan pinjam saja, badan usaha mencakup
semuanya
d. Koperasi modalnya relatif kecil, badan usaha relatif besar
5. Manakah perbedaan yang tepat, anggota yang terdapat di Koperasi dan badan usaha
di bawah ini?
a. Koperasi anggotanya berasal dari anggota, badan usaha pengurusnya berasal
dari pemilik.
b. Koperasi anggotanya harus membeli barang pada Koperasi, badan usaha
anggotanya harus menjual barang.
c. Koperasi anggotanya harus berasal dari orang-orang yang tergolong memiliki
modal yang besar, badan usaha modalnya ditanggung oleh pemiliknya
d. Koperasi anggota memiliki kapasitas untuk mendukung koperasi, badan usaha
harus mengikuti perintah dari manajemen
6. Mengapa Koperasi perlu meningkatkan kesejahteraan anggota dibandingkan dengan
badan usaha?
a. Koperasi sangat memerlukan modal dari anggota, badan usaha tidak
mementingkan modal dari anggotanya.
b. Koperasi modal usaha dan keanggotaanya berasal dari seluruh keanggotaan
Koperasi, badan usaha sepenuhnya bertumpu pada manajemen
c. Koperasi menjunjung kepentingan anggota, badan usaha tidak mendukung
anggota
d. Koperasi mencari keuntungan sebesarnya untuk keanggotaannya, badan usaha
mencari keuntungan bagi para manajemennya
120
7. Manakah perbedaan yang tepat, kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi dan badan
usaha di bawah ini?
a. Koperasi tidak menyalurkan barang secara lansung kepada anggotanya, badan
usaha dapat menyalurkan langsung
b. Koperasi tidak sepenuhnya menjalankan produksi barang, badan usaha hanya
menyalurkan kredit bagi para nasabahnya
c. Koperasi melayani dan menyalurkan kebutuhan anggota, badan usaha
melakukan produksi dan penjualan barang
d. Koperasi melakukan hanya mengembangkan usaha induk koperasi, badan
usaha mengembangkan usaha yang dapat meningkatkan keuntungan
8. Bedakanlah keuntungan yang didapat oleh Koperasi dan badan usaha di bawah ini?
a. Koperasi keuntungan untuk pribadi anggota, badan usaha di bagikan kepada
anggotanya.
b. Koperasi keuntungan di bagikan kepada semua anggotanya, badan usaha
kepada pribadi.
c. Koperasi keuntungan bersifat tertutup, badan usaha bersifat terbuka
d. Koperasi keuntungan bersifat terbuka, badan usaha bersifat tertutup
9. Manakah perbedaan yang tepat, kekuasaan yang didapat oleh Koperasi dan badan
usaha di bawah ini?
a. Koperasi kekuasan tertinggi pada anggotanya, badan usaha kekuasan tertinggi
pada rapat umum pemegang saham
b. Koperasi kekuasaan tertinggi pada ketua Koperasi, badan usaha pada
anggotanya.
c. Koperasi kekuasaan tertinggi pada rapat umum pemegang saham, badan usaha
kekuasan tertinggi pada anggotanya
d. Koperasi kekuasaan tertinggi pada pemerintah, badan usaha kekuasan tertinggi
pada rapat anggota
10. Manakah perbedaan yang tepat, jenis Koperasi dan badan usaha?
a. Koperasi Induk, Kecil, Menengah, Badan usaha Besar, Multi Nasional
b. Koperasi Unit Desa, Koperasi Sekolah, Badan usaha PT, Firma, CV
c. Koperasi Besar, Multi Nasional, badan usaha Induk, Kecil, Menengah
d. Koperasi Kredit, badan usaha simpan pinjam
121
KUNCI JAWABAN
1. A
6. B
2. B
7. C
3. C
8. C
4. D
9. A
5. A
10. B
CATATAN :
 Nilai = ( Jumlah jawaban benar pilihan ganda x 1). Nilai maksimal 10 . Untuk
siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
IX. Media belajar, sumber belajar
Lembar kerja Siswa, Buku IPS kelas IV semester II yang relevan.
Ambarawa, 9 Februari 2013
Guru IPS kelas IV
Peneliti,
Joni Octami Saputra.
Mengetahui
122
Lampiran C1
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS) SIKLUS I
Materi Pembelajaran : Memahami pengertian koperasi, tujuan koperasi, manfaat
koperasi, dan jenis-jenis koperasi.
Berilah Tanda (√) yang sesuai dengan pengertian koperasi
No
1
2
3
4
Kegiatan Koperasi
Badan usaha yang didirikan oleh dua sekutu orang atau
lebih
Badan usaha milik negara yang di modalnya sebagian
atau seluruhnya oleh pemerintah
Badan usaha yang modal nya terbagi atas saham
Badan usaha yang bergerak untuk kesejahteraan dan
kemakmuran anggotanya berdasarkan asas kekeluargaan
Beri tanda (√)
Berilah Tanda (√) yang termasuk tujuan dan manfaat koperasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kegiatan Koperasi
Meningkatkan Kesejahteraan Anggota
Menyediakan kebutuhan anggota
Ikut Membangun tatanan Perekonomian Nasional
Mengembangkan usaha para anggota
Menghindarkan para anggota dari rentenir dan lintah
darat
Mendapat untung yang besar
Mendapatkan untung (SHU) setiap tutup buku
Membeli barang bisa gratis
Dapat memperoleh barang kebutuhan dengan harga
murah
Beri Tanda (√)
Berilah Tanda (√) yang termasuk jenis-jenis koperasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kegiatan Koperasi
Koperasi Konsumsi
Koperasi kredit (simpan pinjam)
Koperasi produksi
Koperasi Pertanian
Koperasi Pensiunan
Koperasi Pegawai Negeri
Koperasi Pasar (KOPPAS)
Koperasi Unit Desa (KUD)
Koperasi Sekolah
10
Koperasi Kota
123
Beri Tanda (√)
Lampiran C2
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS) SIKLUS II
Materi Pembelajaran : Memahami perbedaan koperasi dan badan usaha lainnya
Tujuan pembelajaran :
1. Pahamilah perbedaan koperasi dan badan usaha lainnya di bawah ini.
2. Berilah tanda ( √) jika pernyataan benar.
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
PERNYATAAN
Modal koperasi relatif kecil, modal badan usaha lain
relatif besar
Modal koperasi relatif besar, modal badan usaha lain
relatif kecil
Koperasi modalnya berasal dari iuran anggotanya,
badan usaha modalnya relatif besar
Koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota,
badan usaha lain untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan
Koperasi untuk meningkatkan keuntungan Koperasi.
badan usaha lain untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota
Koperasi melakukan bermacam-macam kegiatan usaha,
badan usaha hanya melakukan satu macam usaha.
Koperasi melakukan satu macam usaha, badan usaha
melakukan bermacam-macam kegiatan usaha
Koperasi menjunjung kepentingan anggota, badan usaha
tidak mendukung anggota
124
BERI TANDA
Lampiran D1
Evaluasi Siklus I
Nama
: …………………….
Kelas
:…………………….
No.Absen :…………………….
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas . . . .
a. Kebersamaan
c. Bagi hasil
b. Kekeluargaan
d. Keuntungan
2. Keanggotaan dalam koperasi bersifat . . . .
a. Sukarela dan terbuka
b. Terbatas
c. Mengikat
d. Memaksa
3. Tokoh Indonesia yang bergelar Bapak Koperasi Indonesia adalah ….
a. Ir. Soekarno
c. Suharto
b. Drs Muhammad Hatta
d. Ki Hajar Dewantara
4. Iuran anggota koperasi yang dibayarkan pada saat awal menjadi anggota
koperasi disebut ….
a. simpanan pokok c. simpanan sukarela
b. simpanan wajib
d. simpanan permanen
5. Gambar timbangan pada lambang koperasi memiliki arti ….
a. persahabatan yang kokoh
c. keadilan sosial
b. usaha yang terus-menerus d. kemakmuran rakyat
6. Tujuan didirikannya koperasi adalah ….
a. mencari keuntungan sebanyak-banyaknya
b. menyejahterakan anggotanya
c. menyejahterakan pengurusnya
d. menyejahterakan rakyat
7. Keuntungan koperasi yang dibagikan kepada anggota pada akhir tahun disebut
….
125
a. deviden
c. SHU
b. saham
d. laba
8. Undang-undang yang mengatur perkoperasian di Indonesia adalah ….
a. UU No. 12 tahun 1982
c. UU No. 25 tahun 1992
b. UU No. 20 tahun 1992
d. UU No. 25 tahun 1990
9. Dibawah ini termasuk jenis koperasi, kecuali ...
c. Koperasi produksi
c. koperasi simpan pinjam
d. Koperasi konsumsi
d. Koperasi daerah
10.
Koperasi yang menyediakan berbagai barang kebutuhan sehari-hari disebut
dengan koperasi….
c. Konsumsi
d. Produksi
c. koperasi sekolah
d. koperasi serba usaha
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban tepat!
1. Kata koperasi berasal dari kata …
2. Bapak Koperasi Indonesia adalah …
3. Undang-undang yang mengatur koperasi, yaitu …
4. Keanggotaan koperasi bersifat …
5. Laba dari usaha koperasi disebut …
6. Koperasi yang terdapat di desa-desa disebut …
7. Tujuan koperasi yaitu untuk meningkatkan…
8. Koperasi yang menampung barang-barang yang dihasilkan anggotanya dan
menjualnya kembali disebut dengan koperasi…
9. Koperasi yang diselenggarakan disekolah disebut dengan …
10.
Koperasi yang bergerak dalam simpan pinjam anggotanya disebut dengan
koperasi…
126
Lampiran D2
Evaluasi Pembelajaran Siklus 2
Nama
: …………………….
Kelas
:…………………….
No.Absen :…………………….
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling
tepat !
1. Berikut perbandingan antara Koperasi dan Badan usaha, manakah yang paling
tepat?
a. Koperasi meningkatkan kesejahteraan anggota, badan usaha mengejar
keuntungan
b. Koperasi modalnya besar, badan usaha modalnya relative kecil
c. Koperasi di urus oleh pemerintah, badan usaha di urus dari pemilik
d. Koperasi hanya untuk mencari keuntungan, badan usaha untuk
kesejahteraan anggota
2. Manakah perbedaan yang tepat, usaha yang dilakukan oleh Koperasi dan badan
usaha di bawah ini?
a. Modal relatif besar, badan usaha relatif kecil
b. Koperasi berbadan hukum, badan usaha ada yang tidak berbadan hukum
c. Koperasi hanya menjual barang, badan usaha hanya membeli barang
d. Koperasi memproduksi barang, badan usaha menjula barang
3. Manakah perbedaan yang tepat, kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi dan
badan usaha di bawah ini?
a. Modal relatif besar, badan usaha relatif kecil
b. Koperasi hanya menjual barang, badan usaha hanya membeli barang
c. Koperasi modalnya berasal dari iuran anggotanya, badan usaha modalnya
relatif besar
d. Koperasi ada yang tidak berbadan hukum, badan usaha berbadan hukum
127
4. Manakah perbedaan yang tepat, modal yang dilakukan oleh Koperasi dan
badan usaha di bawah ini?
a. Koperasi hanya menjual barang, badan usaha hanya membeli barang
b. Koperasi ada yang tidak berbadan hukum, badan usaha berbadan hukum
c. Koperasi bergerak hanya di bidang simpan pinjam saja, badan usaha
mencakup semuanya
d. Koperasi modalnya relatif kecil, badan usaha relatif besar
5. Manakah perbedaan yang tepat, anggota yang terdapat di Koperasi dan badan
usaha di bawah ini?
a. Koperasi anggotanya berasal dari anggota, badan usaha pengurusnya berasal
dari pemilik
b. Koperasi anggotanya harus membeli barang pada Koperasi, badan usaha
anggotanya harus menjual barang
c. Koperasi anggotanya harus berasal dari orang-orang yang tergolong
memiliki modal yang besar, badan usaha modalnya ditanggung oleh
pemiliknya
d. Koperasi anggota memiliki kapasitas untuk mendukung koperasi, badan
usaha harus mengikuti perintah dari manajemen
6. Mengapa Koperasi perlu meningkatkan kesejahteraan anggota dibandingkan
dengan badan usaha?
a. Koperasi sangat memerlukan modal dari anggota, badan usaha tidak
mementingkan modal dari anggotanya
b. Koperasi modal usaha dan keanggotaanya berasal dari seluruh
keanggotaan Koperasi, badan usaha sepenuhnya bertumpu pada manajemen
c. Koperasi menjunjung kepentingan anggota, badan usaha tidak
mendukung anggota
d. Koperasi mencari keuntungan sebesarnya untuk keanggotaannya, badan
usaha mencari keuntungan bagi para manajemennya
7. Manakah perbedaan yang tepat, kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi dan
badan usaha di bawah ini?
128
a. Koperasi tidak menyalurkan barang secara lansung kepada anggotanya,
badan usaha dapat menyalurkan langsung
b. Koperasi tidak sepenuhnya menjalankan produksi barang, badan usaha
hanya menyalurkan kredit bagi para nasabahnya
c. Koperasi melayani dan menyalurkan kebutuhan anggota, badan usaha
melakukan produksi dan penjualan barang
d. Koperasi melakukan hanya mengembangkan usaha induk koperasi, badan
usaha mengembangkan usaha yang dapat meningkatkan keuntungan
8. Bedakanlah keuntungan yang didapat oleh Koperasi dan badan usaha di bawah
ini?
a. Koperasi keuntungan untuk pribadi anggota, badan usaha di bagikan kepada
anggotanya.
b. Koperasi keuntungan di bagikan kepada semua anggotanya, badan usaha
kepada pribadi.
c. Koperasi keuntungan bersifat tertutup, badan usaha bersifat terbuka
d. Koperasi keuntungan bersifat terbuka, badan usaha bersifat tertutup
9. Manakah perbedaan yang tepat, kekuasaan yang didapat oleh Koperasi dan
badan usaha di bawah ini?
a. Koperasi kekuasan tertinggi pada anggotanya, badan usaha kekuasan
tertinggi pada rapat umum pemegang saham
b. Koperasi kekuasaan tertinggi pada ketua Koperasi, badan usaha pada
anggotanya.
c. Koperasi kekuasaan tertinggi pada rapat umum pemegang saham, badan
usaha kekuasan tertinggi pada anggotanya
d. Koperasi kekuasaan tertinggi pada pemerintah, badan usaha kekuasan
tertinggi pada rapat anggota
10.
Manakah perbedaan yang tepat, jenis Koperasi dan badan usaha?
a. Koperasi Induk, Kecil, Menengah, Badan usaha Besar, Multi Nasional
b. Koperasi Unit Desa, Koperasi Sekolah, Badan usaha PT, Firma, CV
c. Koperasi Besar, Multi Nasional, badan usaha Induk, Kecil, Menengah
d. Koperasi Kredit, badan usaha simpan pinjam
129
Lampiran E1
KUNCI JAWABAN EVALUASI SIKLUS I
A. Pilihan Ganda
1.
B
6. B
2.
A
7. C
3.
B
8. C
4.
A
9. D
5.
C
10. A
B. Isi titik - titik
1. Kooperasi /cooperation
6. KUD (Koperasi Unit Desa)
2. Moh. Hatta
7. Kesejahteraan Anggota
3. UU No. 25 tahun 1992
4. Sukarela
5. Sisa hasik usaha (SHU)
8. Produksi
9. Koperasi Sekolah
10. Koperasi simpan pinjam
130
Lampiran E2
KUNCI JAWABAN EVALUASI PEMBELAJARAN SIKLUS 2
1. A
6. B
2. B
7. C
3. C
8. C
4. D
9. A
5. A
10. B
131
Lampiran F1
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT SIKLUS I
Petunjuk Pengisian : Berilah Tanda (√) Pada Kolom Pelaksanaan Sesuai Dengan
Aktivitas Belajar Siswa
INDIKATOR
NO
NAMA SISWA
Visual
Oral
Listening
Mental
Activities
Activities
Activities
Activities
K C
B
K C
√
B
K
C
√
B
K C
√
√
1.
Bhakti Nuswantoro
2.
Anis Tri Maharani
3.
Dirja
√
√
4.
Ahmad Guntur R
√
√
√
√
5.
Aisya Ulka Ferdinand
√
√
√
√
6.
Candra Ayu Raskia
√
√
√
√
7.
Dimas Arya Nugraha
√
√
8.
Firzan Qusnul Fajri
9.
Ana Solekha Pawistri
√
10.
Rolanda Juan Rifa’i
√
Jumlah
√
√
5
√
3
4
Keterangan
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
√
√
√
2
√
√
√
3
√
√
√
√
√
√
√
3
3
B
√
√
5
2
3
6
1
Ambarawa, 2 Februari 2013
Observer,
132
Lampiran F2
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT SIKLUS II
Petunjuk Pengisian : Berilah Tanda (√) Pada Kolom Pelaksanaan Sesuai Dengan
Aktivitas Belajar Siswa
INDIKATOR
NO
NAMA SISWA
Visual
Oral
Listening
Mental
Activities
Activities
Activities
Activities
K C
B
K C
√
B
K
C
√
B
K C
√
B
√
1.
Bhakti Nuswantoro
2.
Anis Tri Maharani
3.
Dirja
4.
Ahmad Guntur R
√
5.
Aisya Ulka Ferdinand
√
6.
Candra Ayu Raskia
7.
Dimas Arya Nugraha
√
√
√
√
8.
Firzan Qusnul Fajri
√
√
√
√
9.
Ana Solekha Pawistri
√
√
√
10.
Rolanda Juan Rifa’i
√
√
√
Jumlah
√
√
√
√
√
2
√
√
6
√
1
3
Keterangan
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
√
√
√
√
4
√
√
√
√
√
√
6
1
√
2
7
√
√
1
3
6
Ambarawa, 9 Februari 2013
Observer,
133
KRITERIA PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT
NO
1
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA
SKALA
Visual Activities
DESKRIPSI
Tidak memperhatikan guru
K
memberikan apresiasi,
menerangkan pembelajaran
Memperhatikan memperhatikan
guru memberikan apresiasi,
C
menerangkan pembelajaran
tetapi masih melakukan aktivitas
lain
Memperhatikan guru
B
memberikan apresiasi,
menerangkan pembelajaran
dengan serius
2
Oral Activities
Siswa tidak aktif dalam
K
bertanya, menjawab pertanyaan
dari guru, memberikan
tanggapan dalam diskusi
Siswa kurang aktif dalam
C
bertanya, menjawab pertanyaan
dari guru, memberikan
tanggapan dalam diskusi
Siswa aktif aktif dalam bertanya,
menjawab pertanyaan dari guru,
B
memberikan tanggapan dalam
diskusi
3
Listening Activities
K
134
Siswa tidak mendengarkan guru
dalam menjelaskan
pembelajaran
Siswa mendengarkan guru
C
menjelaskan pembelajaran tapi
kurang serius.
B
4
Mental Activities
K
Siswa mendengarkan guru
menjelaskan pembelajaran
dengan serius
Siwa tidak ikut membantu
mengerjakan LKS dalam belajar
kelompok sampai selesai
C
Siswa hanya sedikit membantu
dalam mengerjakan LKS
Siwa ikut membantu
B
mengerjakan LKS sampai
selesai.
135
Lampiran G1
LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SIKLUS I
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda (√) Pada kolom sesuai dengan Motivasi belajar
Siswa
INDIKATOR
NO
NAMA SISWA
Perhatian
Keinginan
K
B
K C
√
√
C
1.
Bhakti Nuswantoro
2.
Anis Tri Maharani
3.
Dirja
4.
Ahmad Guntur Raharjo
√
5.
Aisya Ulka Ferdinand
√
6.
Candra Ayu Raskia Putri
√
7.
Dimas Arya Nugraha
√
8.
Firzan Qusnul Fajri
9.
Ana Solekha Pawistri
√
10.
Rolanda Juan Rifa’i
√
Jumlah
√
√
K C
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4
√
√
1
√
√
√
Keterangan
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
√
√
√
5
√
√
√
2
√
√
√
5
B
√
√
3
B
Rasa
ingin tahu
K C B
Minat
1
√
√
√
√
√
5
4
3
Ambarawa, 2 Februari 2013
Observer,
136
5
2
Lampiran G2
LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA SIKLUS II
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda (√) Pada kolom sesuai dengan Motivasi belajar
Siswa
INDIKATOR
NO
NAMA SISWA
Perhatian
Keinginan
K
K C
C
B
√
1.
Bhakti Nuswantoro
2.
Anis Tri Maharani
3.
Dirja
4.
Ahmad Guntur Raharjo
√
5.
Aisya Ulka Ferdinand
√
6.
Candra Ayu Raskia Putri
7.
Dimas Arya Nugraha
8.
B
K C
√
√
ingin tahu
B
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Firzan Qusnul Fajri
√
√
√
9.
Ana Solekha Pawistri
√
10.
Rolanda Juan Rifa’i
√
√
1
2
7
√
3
√
√
6
√
1
2
7
Ambarawa, 9 Februari 2013
137
√
√
Keterangan
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
Observer,
√
√
√
1
√
√
√
B
√
√
√
Jumlah
K C
√
√
√
Rasa
Minat
√
1
4
5
PENILAIAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
KOOPERATIF METODE TGT
NO
1
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA
SKALA
Perhatian
DESKRIPSI
Siswa tidak memperhatikan
K
guru dalam menjelaskan
pembelajaran
Siswa kurang memperhatikan
C
guru dalam menjelaskan
pembelajaran
Memperhatikan guru dalam
B
pelajaran dengan sungguhsungguh
2
Keinginan
Siswa tidak mempunyai
K
keinginan yang kuat untuk
paham terhadap pelajaran dan
dalam mengilangkan rasa malas
Siswa mempunyai keinginan
C
yang kuat untuk paham
pembelajaran tapi masih ada rasa
malas
Siswa mempunyai keinginan
B
yang kuat terhadap pelajaran dan
tidak kelihatan tanda-tanda
malas.
3
Minat
Siswa tidak bersemangat dalam
K
mengikuti pelajaran dan merasa
jenuh
C
138
Siswa mengikuti pembelajaran
dengan senang tapi masih ada
rasa jenuh
Siswa mengikuti pelajaran
B
dengan senang tanpa ada rasa
jenuh
4
Rasa ingin tahu
K
Siswa tidak bertanya terhadap
pelajaran yang belum paham
Siswa bertanya dalam
C
pembelajaran tapi pertanyaan
tidak berhubungan dengan
pembelajaran
Siswa bertanya dalam
B
pembelajaran dan pertanyaannya
berhubungan dengan materi
yang dijelaskan.
139
Lampiran H1
SKOR TES PRA SIKLUS
NO. KODE SISWA KKM
SKOR
KETERANGAN
SISWA
1
KS-01
65
70
Tuntas
2
KS-02
65
60
Tidak Tuntas
3
KS-O3
65
30
Tidak Tuntas
4
KS-04
65
60
Tidak Tuntas
5
KS-05
65
50
Tidak Tuntas
6
KS-06
65
40
Tidak Tuntas
7
KS-07
65
70
Tuntas
8
KS-08
65
80
Tuntas
9
KS-09
65
60
Tidak Tuntas
10
KS-10
65
50
Tidak Tuntas
Rata-Rata
57
Jumlah Siswa yang mencapai KKM
3
Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM
7
Ambarawa, 26 Januari 2013
Observer,
140
Lampiran H2
SKOR HASIL BELAJAR SISWA PADA EVALUASI PEMBELAJARAN
SIKLUS I
NO. KODE SISWA KKM
SKOR
KETERANGAN
SISWA
1
KS-01
65
70
Tuntas
2
KS-02
65
60
Tidak Tuntas
3
KS-03
65
40
Tidak Tuntas
4
KS-04
65
60
Tidak Tuntas
5
KS-05
65
40
Tidak Tuntas
6
KS-06
65
50
Tidak Tuntas
7
KS-07
65
70
Tuntas
8
KS-08
65
90
Tuntas
9
KS-09
65
85
Tuntas
10
KS-10
65
75
Tuntas
Rata-Rata
64
Jumlah Siswa yang mencapai KKM
5
Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM
5
Ambarawa, 2 Februari 2013
Observer,
141
Lampiran H3
SKOR HASIL BELAJAR SISWA PADA EVALUASI PEMBELAJARAN
SIKLUS II
NO. KODE SISWA KKM
SKOR
KETERANGAN
SISWA
1
KS-01
65
70
Tuntas
2
KS-02
65
70
Tuntas
3
KS-O3
65
50
Tidak Tuntas
4
KS-04
65
90
Tuntas
5
KS-05
65
80
Tuntas
6
KS-06
65
90
Tuntas
7
KS-07
65
70
Tuntas
8
KS-08
65
70
Tuntas
9
KS-09
65
100
Tuntas
10
KS-10
65
60
Tidak Tuntas
Rata-Rata
75
Jumlah Siswa yang mencapai KKM
8
Jumlah Siswa yang tidak mencapai KKM
2
Ambarawa, 9 Februari 201
Observer,
142
Lampiran I
NAMA SISWA KELAS IV MI SUDIRMAN KUPANG AMBARAWA
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
NAMA SISWA
Bhakti Nuswantoro
Anis Tri Maharani
Dirja
Ahmad Guntur Raharjo
Aisya Ulka Ferdinand
Candra Ayu Raskia Putri
Dimas Arya Nugraha
Firzan Qusnul Fajri
Ana Solekha Pawistri
Rolanda Juan Rifa’i
143
KODE
SISWA
KS-01
KS-02
KS-03
KS-04
KS-05
KS-06
KS-07
KS-08
KS-09
KS-10
Lampiran J
PEMBAGIAN KELOMPOK SISWA BERDASARKAN PRESTASI SISWA
KELOMPOK
NAMA SISWA
SKOR TES PRA
SIKLUS
I
II
III
Firzan Qusnul Fajri
80
Anis Tri Maharani
60
Rolanda Juan Rifa;i
50
Dimas Arya Nugraha
70
Dirja
30
Ahmad Guntur R
60
Aisya Ulka Ferdinand
50
Bhakti Nuswantoro
70
Ana Sholekha
60
Pawistri
Candra Ayu Saskia
144
40
Lampiran K1
KARTU SOAL TGT SIKLUS I
1
2
3
Koperasi berasal dari
kata cooperation yang
artinya…
Kedudukan koperasi
ditetapkan dalam
undang-undang nomor..
Siapakah bapak koperasi
Indonesia?
4
5
Memenuhi kepentingan
bersama untuk
meningkatkan
kesejahteraan anggota
6
adalah ..koperasi.
Dapat memperoleh
barang kebutuhan
dengan harga muruh
adalah..koperasi
7
Koperasi yang
menyediakan berbagai
barang sesuai keperluan
sehari-hari seperti gula,
kopi, sabun dll termasuk
koperasi…
8
Koperasi yang
menampung barangbarang buatan
anggotanya dan
menjualnya termasuk
jenis koperasi…
9
Koperasi yang bergerak
dalam bidang menyimpan
dan meminjam dan
meminjam uang bagi
anggotanya disebut
dengan koperasi…
10
11
Kapan diperingati hari
koperasi..?
12
Keanggotaan koperasi
bersifat..
Koperasi yang melakukan
berbagai kegiatan usaha,
diantaranya usaha
angkutan, jual beli ruma
disebut dengan koperasi..
Rantai pada lambang
koperasi melambangkan
apa?
13
14
15
Pada kapas pada
Gerigi roda pada
Bintang dan perisai pada
lambang koperasi
lambang koperasi
145
melambangkan apa?
lambang koperasi
melambangkan apa?
melambangkan apa?
16
17
18
Timbangan pada
Pohon beringin pada
Ikut membangun tatanan
lambang koperasi
lambang koperasi
perekonomian nasional
melambangkan apa?
melambangkan apa?
adalah …koperasi
19
20
Koperasi yang didirikan
Apakah kepanjangan
Koperasi adalah lembaga
dengan tujuan memenuhi
dari SHU pada koperasi..
ekonomi yang
kebutuhan para siswa
berasaskan..
termasuk pada jenis
21
koperasi apa?
22
23
24
Koperasi susu perah
Tujuan utama didirikan
Bagaimanakah harga
termasuk jenis
koperasi yaitu..
barang dikoperasi
dibanding dengan toko
koperasi…
lain?
25
26
27
Sebutkan salah satu
Simpanan yang harus
Apakah kepanjangan
contoh koperasi yang ada
dibayar ketika pertama
dari KUD
ditempat kalian!
kali menjadi anggota
koperasi dinamakan
dengan?
28
Koperasi memiliki
lambang yang ditetapkan
pada tanggal?
146
Lampiran K2
KARTU SOAL TGT SIKLUS II
1
Koperasi simpan
pinjam adalah..
1
Koperasi adalah…
2
Siapa yang menentukan
pengurus pada badan
usaha lain selain
koperasi?
4
Koperasi produksi
adalah…
5
Apakah Kepanjangan
dari SHU?
6
Apakah pada badan
usaha lain terdapat
SHU?
7
Keanggotaan pada
koperasi bersifat…
8
Apakah pada badan
usaha lain berbadan
hukum?
9
Dari manakah modal
pada badan usaha lain?
10
Siapakah yang
menentukan pengurus
pada Koperasi
11
Jumlah modal pada
usaha lain relatif…
12
Koperasi didirikan
oleh..
13
Firma termasuk jenis
koperasi atau badan
usaha lain?
14
Dari manakah modal
pada koperasi?
15
Perseroan Terbatas
(PT) adalah contoh dari
koperasi..setuju atau
tidak?
16
Badan usaha lain
didirikan oleh..
17
Tujuan dari badan
usaha lain adalah untuk
meningkatkan
147
keuntungan perusahaan,
bagaimana dengan
tujuan kperasi?
18
Jumlah modal pada
koperasi relatif...
19
Apakah badan usaha lain
menjunjung tinggi
kepentingan
anggotanya?sebutkan
alasannya.
20
Beberapa macam usaha
yang dilakukan oleh
badan usaha lain?
22
Beberapa macam usaha
yang dilakukan oleh
koperasi apakah satu
atau lebih
23
Apakah koperasi
berbadan hukum?
24
Koperasi simpan pinjam
Artha Prima di
Ambarawa termasuk
kedalam badan usaha lain
atau jenis koperasi?
25
Keanggotaan pada badan
usaha lain bersifat..
26
Badan usaha lain
mengutamakan
kepentingan perusahaan
sedangkan koperasi
mengutamakan..
27
Siapa yang menentukan
pengurus pada badan
usaha lain?
29
Sebutkan 3 jenis badan
usaha selain koperasi
30
Sebutkan 3 jenis
koperasi..
28
Koperasi mempunyai
badan hukum bagaimana
dengan badan usaha lain?
148
21
Commanditer
Vennoptschaps (CV)
termasuk kedalam
koperasi atau badan
usaha lain?
Lampiran L1
KUNCI JAWABAN KARTU SOAL TGT SIKLUS I
1. Bekerja bersama-sama
2. UU No. 25 Tahun 1992
3. Moh. Hatta
4. Sukarela
5. Tujuan
6. Manfaat
7. Koperasi Konsumsi
8. Koperasi Produksi
9. Koperasi Simpan Pinjam
10. Koperasi Serba Usaha
11. 12 Juli
12. Persahabatan yang kokoh
13. Kemakmuran yang harus dicapai
14. Usaha yang terus menerus
15. Melambangkan landasan koperasi pancasila
16. Melambangkan keadilan bagi seluruh anggota
17. Melambangkan sifat kepribadian Indonesia yang kuat dan berakar
18. Tujuan koperasi
19. Sisa hasil usaha
20. Kekeluargaan
21. Koperasi sekolah
22. Koperasi produksi
23. Memajukan kesejahteraan anggota
24. Lebih murah dibandingkan harga took lain
25. KSP Arhta Prima, KSP Inti Dana
26. Simpanan pokok
27. Koperasi unit desa
28. 12 Juli 1960
149
Lampiran L2
KUNCI JAWABAN KARTU SOAL TGT SIKLUS II
1. Pemilik saham atau yang punya perusahaan
2. Badan usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan
3. Koperasi yang kegiatannya menerima barang-barang buatan anggota dan
menjualnya kembali
4. Koperasi yang kegiatannya melayani simpan uang dan pinjaman bagi
anggotanya
5. Tidak terdapat SHU
6. Sisa Hasil Usaha
7. Tidak berbadan Hukum
8. Terbuka
9. Dipilih oleh anggota
10. Dari perseorangan
11. Bersama-sama
12. Relatif besar
13. Dari simpanan anggota
14. Termasuk badan usaha lain
15. Perseorangan
16. Tidak setuju
17. Kecil
18. Meningkatkan kesejahteraan anggota
19. Tidak karena hanya untuk mencari untung
20. Satu macam
21. Termasuk badan usaha lain
22. Lebih dari Satu
23. Mempunyai badan hukum
24. Termasuk jenis koperasi
25. Tertutup
26. Anggota
150
27. Pemilik Saham
28. Ada yang punya badan hukum ada yang tidak
29. CV, PT, Firma
30. Koperasi simpan pinjam, produksi, konsumsi
151
YAYASAN PUSAT PENDIDIKAN ISLAM SUDIRMAN (YAPPIS)
MADRASAH IBTIDAIYAH SUDIRMAN KUPANG
TERAKREDITASI B
KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG
NPSN : 20320629 NSS : 112032210003 NSM : 111233220101
Jl.Teratai 01 Kupang Kidul Ambarawa Telp.(0298) 592220
[email protected]
SURAT KETERANGAN
No. 17/MI-.SK/SK/II/2013
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Furhatul Wafiyah, S.Ag. M.M
Jabatan
: Kepala MI Sudirman Kupang
Menerangkan bahwa:
Nama
: Joni Octami Saputra
NIM
: 11508007
Mahasiswa
: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Nama tersebut diatas benar telah melaksanakan penelitian di kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Sudirman Kupang, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang yang dimulai
tanggal 21 Januari sampai dengan 9 Februari 2013 dengan judul: Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Metode Teams Games Tournament (TGT)
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas IV di MI
Sudirman Kupang Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013.
Demikianlah surat ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ambarawa, 9 Februari 2013
152
Lampiran P
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Joni Octami Saputra
Tempat/Tanggal Lahir : Balai Talang, 28 Oktober 1989
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Warga Negara
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Kupang Jetis No.17 RT 02 RW 13
Kec. Ambarawa, Kab. Semarang.
Riwayat Pendidikan :
1. TK Aisiyah Jopang, Kec. Mungka, Kab. Lima Puluh
Kota, Sumatra Barat, lulus tahun 1996.
2. SD Negeri 18 Jopang Manganti, Kec. Guguak, Kab.
Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, lulus tahun 2002.
3. MTs Negeri Padang Japang, Kec. Guguak, Kab.
Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, lulus tahun 2005.
4. MAN Salatiga, Kotamadya Salatiga, Jawa Tengah
lulus tahun 2008.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, Maret 2013
153
Download