BAB IV ANALISIS DATA

advertisement
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Data
BAB IV
ANALISIS DATA
Proses ini merupakan tahap pasca pengolahan contoh yang dibawa dari
lapangan. Dari beberapa contoh yang dianggap mewakili, selanjutnya dilakukan
analisis mikropaleontologi, analisis sedimentologi yang diwakili dengan
granulometri dan analisa petrografi. Dari setiap contoh, yang paling menonjol
adalah analisa mikropaleontologi yang menunjukkan seluruh contoh tidak
mengandung fosil. Dengan demikian untuk menentukan umur maka dilakukan
penyetaraan dengan satuan resmi yang telah diketahui umur absolutenya. Adapun
untuk analisa granulometri, petrografi dan struktur hasilnya sebagai berikut:
4.1 Analisa Petrografi
No Sample
: NA 804
Nama Batuan : Quartz Arenite (Pettijohn, 1975 dalam Nichols, 2009)
Gambar 4. 1 Sayatan NA 804 Quartz Arenite (Pettijohn, 1975 dalam Nichols, 2009).
Reni Fauziah – 120 05 056
57
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Data
Sayatan ini mewakili satuan batupasir-batupasirkonglomeratan. Dari
sayatan tersebut dapat dilihat adanya pemilahan yang buruk, fragmen sekitar 90%
terdiri dari kuarsa 65% dan fragmen batuan beku 25%, berukuran pasir haluskasar, konsentrasi lempung kurang dari 5% dan oksida besi sekitar 5% (Gambar
4.1).
Di lapangan satuan ini memiliki penyebaran yang luas dan tebal yang
signifikan. Pada umumnya masif dan kadang hadir cross-bedding. Batupasir ini
menunjukkan kondisi sedimentasi yang cukup stabil dengan penurunan sedimen
yang sangat lambat selama akumulasi. Berada pada zona yang memungkinkan
ternyadinya pecucian yang cukup intensif dan supplai berasal dari daerah dengan
komposisi utama batuan beku.
No Sample
: NA 203
Nama Batuan : Quartz Wacke (Pettijohn, 1975 dalam Nichols, 2009)
Gambar 4. 2 NA 203 Quartz Wacke (Pettijohn, 1975 dalam Nichols, 2009).
Satuan ini mewakili satuan batupasir-batulempung. Berdasarkan sayatan
tipis batuan ini mempunyai tekstur terpilah buruk dengan kemas terbuka. Terdiri
dari kuarsa sekitar 75% dan fragmen batuan dengan ukuran halus hingga kasar.
Kebundarannya berada pada kisaran menyudut hingga membundar tanggung.
Reni Fauziah – 120 05 056
58
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Data
Kandungan lempung sekitar 10%. Selain itu hadir pula oksida besi sebagai
matriks yang terlihat berwarna coklat pada sayatan.
Batuan ini hadir dalam tubuh sedimen yang cukup luas. Fischer (1933)
menyebut sedimen tipe ini sebagai “Poured in” yang dihasilkan dari erosi yang
cepat dari daerah yang mengalami tektonik dan mengalami burial dengan cepat
dan graded bedding yang hadir dipengaruhi oleh densitas arus. Kandungan kuarsa
yang tinggi dapat hadir karena sumber berupa granitic terrain, atau disupplai oleh
daerah dengan komposisi utama batuan beku. Pada beberapa lokasi dalam satuan
ini ditemukan subgraywacke sandstone. Ditandai dengan warna yang lebih terang
pada singkapan dan lempung yang lebih sedikit pada sayatan, hal ini dapat terjadi
karena adanya “pencucian” yang terjadi selama transportasi. Hadir dalam kondisi
penurunan cekungan yang moderat dalam daerah cekungan yang tidak stabil dan
dengan laju burial yang cukup cepat. Biasanya berasosiasi dengan lempung tipis
menyerpih, mineral clorit, dan carbonaceous flake.
No. Sample
: NA 601
Nama Batuan : Lithic Wacke (Pettijohn, 1975 dalam Nichols, 2009)
Gambar 4. 3 NA 601 Lithic Wacke (Pettijohn, 1975 dalam Nichols, 2009).
Reni Fauziah – 120 05 056
59
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Data
Sayatan ini mewakili satuan batupasir. Dalam sayatan dapat diamati
pemilahan yang cukup baik. Terdiri dari fragmen 75% berupa kuarsa 40% dan
batuan beku serta sedimen 35%. Kandungan lempung lebih dari 20%. Kandungan
oksida besi bervariasi mulai dari 5% hingga lebih.
Dalam singkapan beberapa tempat menunjukkan singkapan yang berwarna
kemerahan dengan stuktur berlapis, dan kadang terdapat cross laminasi. Tipe batu
pasir ini biasanya hadir berasosiasi dengan kandungan besi sekitar 3-6 %
(Tomlinson, 1916 dalam Krumbein dan Sloss, 1951). Kandungan lempung yang
tinggi dapat diakibatkan oleh erosi yang cepat dari sumber dengan tektonik aktif
dilanjutkan dengan laju burial yang tinggi.
4.2 Analisa Struktur
Gambar 4. 4 Diagram skematik dari daerah penelian bidang berwarna biru merupakan penampang
yang dibuat pada daerah penelitian.
Reni Fauziah – 120 05 056
60
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Data
?
?
Gambar 4. 5 Skema 3D penampang daerah penelitian.
Dari skema 3D di atas, maka dapat kita lihat bahwa daerah penelitian di
dominasi dengan struktur berupa sesar anjak dan lipatan. Untuk sesar anjak yang
menjadi hangingwall adalah blok utara (bagian Malaysia). Pada beberapa sesar
geser yang beberapa hadir dalam daerah penelitian menunjukkan pola pergerakan
dekstral. Dari penampang pula dapat disimpulkan bahwa aktivitas pensesaran
terjadi hingga batuan termuda.
Reni Fauziah – 120 05 056
61
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Data
4.3 Analisa Granulometri
Ukuran butir merupakan salah satu atribut dasar dari batuan sedimen klastik
dan salah satu properti deskriptif yang penting dalam batuan. Ukuran partikel
dalam suatu endapan tertentu mencerminkan pelapukan dan proses erosi yang
menghasilkan butiran dalam berbagai ukuran dan menunjukkan berbagai proses
transportasi alami yang mempengauhinya. Ada tiga aspek yang harus diperhatikan
dalam ukuran butir yakni: (1) Teknik pengukuran butir dan penyajian datanya, (2)
metode untuk mengkalkulasi dan merangkumnya dalam grafik atau statistik
sehingga lebih mudah untuk dievaluasi, dan (3) signifikansi genetik (contoh:
lingkungan) dari data.
Contoh lapangan yang digunakan untuk analisa granulometri ini diproses
dengan teknik sieving kemudian metode yang digunakan adalah dengan nilai
persentil dan ditampilkan dalam kurva kumulatif. Hasilnya dapat diamati pada
tiga contoh representatif dari masing-masing satuan sebagai berikut;
NA 804
Berdasarkan perhitungan, standar deviasi dari data NA 804 adalah 42,06522
atau ɸ standar deviasi-nya berada pada kisaran 0,71-1,00ɸ dengan demikian maka
pemilahannya termasuk terpilah sedang (Folk, 1974). Dalam kurva tersebut dapat
diinterpretasikan terdapat tiga populasi yang di wakili dengan tiga segmen garis
merah (Gambar 4.6). Populasi pertama di bagian bawah menunjukkan adanya
pemilahan yang cukup baik yang ditunjukkan melalui inklinasi segmen yang
terjal. Ukuran butir yang besar mengindiknsikan populasi ini diendapkan dengan
cara rolling atau sliding dengan arus traksi yang cukup kuat. Populasi kedua
mempunyai pemilahan sedang, ukuran butir pasir kasar. Diendapkan dengan
rolling atau sliding hingga
saltasi dalam arus traksi, dan populasi terakhir
didominasi dengan ukuran butir yang halus dengan sortasi yang buruk,
diendapkan dengan cara suspensi. Secara umum pola ini berasosiasi dengan
lingkungan pengendapan transisi seperti deltaik.
Reni Fauziah – 120 05 056
62
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Data
Skala "PHI"
-2
0
2
4
6
100
Persen Kumulatif
10
Series1
Linear (Series1)
1
0,1
Gambar 4. 6 Kurva kumulatif contoh NA 804.
NA 203
Standar deviasi yang diperoleh untuk contoh NA 203 adalah 35,86618
dengan demikian ɸ standar deviasi-nya berada pada kisaran 1,40-2,00 ɸ yang
berarti terpilah buruk. Dalam kurva (Gambar 4.7) terdapat dua populasi (segmen
merah) yakni yang pertama yang terjal menunjukkan pemilahan sedang dengan
ukuran butir kasar yang diendakan dengan cara rolling atau sliding dalam arus
traksi. Populasi berikutnya merupakan pasir sedang-halus dengan pemilahan
buruk yang diendapkan dengan cara saltasi sehingga segmen kedua ini dianggap
mewakili populasi saltasi. Secara umum pola pupolasi seperti ini beasosiasi
Reni Fauziah – 120 05 056
63
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Data
dengan lingkungan pengendapan seperti pasir distributari deltaik (deltaic
distributary sandstone), Lingkungan Fluviatil atau pasir endapan arus turbidit
(turbidity current deposited sandstone).
Skala "PHI"
-4
-2
0
2
4
6
100
Persen Kumulatif
10
Series1
Linear (Series1)
1
0,1
Gambar 4. 7 Kurva Kumulatif contoh NA 302.
Reni Fauziah – 120 05 056
64
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Data
NA 305
Perhitungan terhadap data NA 305 menghasilkan standar deviasi sebesar
35,02878 atau ɸ standar deviasi-nya berada pada kisaran 1,40-2,00ɸ dengan kata
lain pemilahannya termasuk ke dalam terpilah buruk. Terdapat tiga populasi
dengan karater pada populasi pertama (segmen merah bagian bawah; Gambar 4.8)
diendapkan dengan cara rolling atau sliding karena ukuran butir yang kasar dan
dipengaruhi arus yang kuat pada arus traksi. Populasi yang kedua menunjukkan
pemilahan yang buruk dengan ukuran butir pasir kasar hingga pasir sangat halus.
Populasi ini diendapkan dengan cara saltasi. Populasi yang terakhir merupakan
partikel halus dengan pemilahan sedang dan diendapkan dalam arus suspensi.
Pola populasi seperti ini dapat berasosiasi dengan lingkungan pengendapan:
Lingkungan delta sungai (River Delta environment), atau tegalan alam (natural
leeve).
Gambar 4. 8 Kurva kumulatif contoh NA 305.
Reni Fauziah – 120 05 056
65
Geologi Umum Daerah Kanduangan & Sekitarnya,
Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan,
Provinsi Kalimantan Timur
Analisis Data
Dari ketiga data granulometri tersebut dapat di ilustrasikan penyebarannya
dalam skema berikut (Gambar 4.3):
NA 804
NA 305
NA 203
Gambar 4. 9 Skema distribusi data granulometri.
Reni Fauziah – 120 05 056
66
Download