BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer (Computer network) adalah kumpulan perangkat yang
berinteraksi satu sama lain untuk menyediakan komunikasi. Pada dasarnya
tujuan suatu jaringan komputer adalah penyampaian informasi dari suatu tempat yang
disebut sumber ke tempat lain yang disebut tujuan, dengan menggunakan media
transmisi dan perangkat-perangkat serta protokol tertentu (Lukas, 2000: 2).
2.1.1. LAN
Local Area Network (LAN) adalah sebuah jaringan komunikasi
terhubungkan
yang
menyediakan
berbagai
data
dari
komunikasi di area yang kecil (Stalling, 2001 , p12).
Ciri-ciri LAN:
• Beroperasi pada area terbatas
• Memiliki kecepatan transfer yang tinggi
• Dikendalikan secara privat oleh administrator lokal
• Menghubungkan secara fisik alat-alat yang berdekatan
2.1.2. WAN
Wide Area Network (WAN) mencakup wilayah geografis
yang besar, seperti negara, propinsi atau negara. WAN sering
menghubungkan beberapa jaringan yang lebih kecil, seperti
jaringan area lokal (LAN) atau jaringan wilayah metro (MAN).
Ciri-ciri WAN:
• Beroperasi pada area yang luas
perangkat
• Memiliki kecepatan transfer yang lebih rendah daripada LAN
• Menghubungkan alat-alat yang terpisah dalam jarak jauh bahkan
global
2.1.3. MAN
Metropolitan Area Network
(MAN), pada dasarnya merupakan
versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan
teknologi yang sama dengan LAN.
MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya
berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan
dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.
2.1.4. Model OSI
OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka logika
terstruktur agar proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Oleh
International
dikembangkan
berkomunikasi
Organization
for
Standardization
untuk
industri
komputer
pada
jaringan
yang
berbeda
(ISO)
agar
pencipta
komputer
secara
efisien.
OSI,
dapat
ISO
memakai 7 layer untuk menstandarkan proses networking. OSI model dipakai
untuk mempermudah pemahaman tentang kompleksitas dengan mendefinisikan
setiap tahap yang terjadi di dalam proses komunikasi jaringan.
2.1.4.1. Fungsi Tiap Layer OSI
•
Layer 7 : Application
Layer ini berfungsi untuk mendistribusikan aplikasi yang
digunakan untuk mengakses lingkungan OSI. Selain itu, aplikasi umum
seperti file transfer, email, dan terminal access untuk
komputer-
komputer yang berjauhan jug a ditempatkan pada lapisan ini.
•
Layer 6 : Presentation
Berfungsi
untuk
menentukan
format
data
yang
program aplikasi serangkaian layanan transformasi data. Proses
enkripsi dan kompresi data juga terjadi di lapisan ini.
•
Layer 5 : Session
Session
Layer
berfungsi
untuk
menyediakan
suatu
mekanisme untuk mengontrol dialog antar aplikasi pada ujung sistem.
Lapisan ini membangun, mengatur, dan memutuskan koneksi antar
aplikasi yang saling berhubungan.
•
Layer 4 : Transport
Layer Transport mensegmentasi data dari pengirim dan merakit
kembali data ke dalam sebuah data stream pada komputer
penerima.
Layer transport menjadi pemecah informasi menjadi paket-paket data
yang akan dikirim dan menyusun kembali
paket-paket
data
menjadi sebuah informasi yang diterima.
•
Layer 3 : Network
Layer ini menyediakan pengiriman data atau transfer
informasi di antara ujung sistem melewati beberapa jaringan
komunikasi berurutan. Layanan yang disediakan oleh Layer 3 adalah
pengalamatan
jaringan,
pemberitahuan
kesalahan, segmentasi
blok, dan multiplexing message (satu atau lebih pesan di alamatkan
kepada banyak tujuan).
•
Layer 2 : Data Link
Data
Link
Layer
berfungsi
untuk
menerima
dan
mengirimkan blok data dengan membawa suatu kode tertentu untuk
sinkronisasi, penanganan kesalahan, dan flow control. Dengan
menggunakan kode, data link layer mengupayakan agar lapisan
fisik
cukup baik, membetulkan transmisi yang mengalami kesalahan,
menyediakan alat untuk aktifasi, deaktifasi, dan mempertahankan
link tersebut.
•
Layer 1 : Physical
Physical layer berfungsi untuk menjembatani lapisan fisik
antara peralatan dan suatu aturan untuk mentransfer bit-bit dari satu ke
yang lainnya. Physical layer lebih terfokus pada aspek mekanis,
elektris, fungsional, dan prosedural dari suatu komunikasi.
2.1.4.2 Cara kerja OSI Layer
Sumber : http://www.escotal.com/Images/Network%20parts/osi.gif, tgl :
1/4/2013
Application (Layer 7)
Lapisan ini mendukung proses aplikasi dan pengguna akhir. Mitra
Komunikasi diidentifikasi, kualitas layanan diidentifikasi, otentikasi
pengguna dan privasi dianggap, dan setiap kendala pada sintaks data
diidentifikasi. Semuanya di lapisan ini adalah aplikasi-spesifik. Lapisan
ini menyediakan layanan aplikasi untuk transfer file, e-mail, dan layanan
jaringan lainnya software.
Presentasi (Layer 6)
Lapisan ini memberikan kemerdekaan dari perbedaan dalam representasi
data (misalnya, enkripsi) dengan menerjemahkan dari format aplikasi ke
jaringan, dan sebaliknya. Ini format layer dan mengenkripsi data yang
akan dikirim melalui jaringan, memberikan kebebasan dari masalah
kompatibilitas. Hal ini kadang-kadang disebut lapisan sintaks.
Sesi (Layer 5) Lapisan ini
menetapkan, mengelola dan mengakhiri koneksi antara aplikasi. Lapisan
sesi set up, koordinat, dan berakhir percakapan, pertukaran, dan dialog
antara aplikasi di kedua ujungnya. Ini berkaitan dengan sesi koneksi dan
koordinasi.
Transport (Layer 4)
Lapisan ini menyediakan transfer data transparan antara sistem akhir, atau
host, dan bertanggung jawab untuk end-to-end error recovery dan kontrol
aliran. Ini menjamin transfer data lengkap.
Jaringan (Layer 3)
Lapisan ini menyediakan teknologi switching dan routing, membuat jalur
logis, yang dikenal sebagai sirkuit virtual, untuk transmisi data dari node
ke node. Routing dan forwarding adalah fungsi dari lapisan ini, serta
menangani, internetworking, penanganan error, kontrol kongesti dan
sequencing paket.
Data Link (Layer 2) Pada
lapisan ini, paket data dikodekan dan diterjemahkan menjadi bit. Ini
melengkapi transmisi pengetahuan protokol dan manajemen dan
menangani kesalahan dalam lapisan fisik, kontrol aliran dan sinkronisasi
frame. Lapisan data link dibagi menjadi dua sub-lapisan: The Media
Access Control (MAC) dan lapisan Logical Link Control (LLC) lapisan.
Sublapisan MAC mengontrol bagaimana sebuah komputer di jaringan
keuntungan akses ke data dan izin untuk mengirimkan itu. Lapisan LLC
kontrol sinkronisasi frame, flow control dan pengecekan error.
Fisik (Layer 1) Lapisan
ini menyampaikan aliran bit - impuls cahaya, listrik atau sinyal radio melalui jaringan di tingkat listrik dan mekanik. Ini menyediakan sarana
perangkat keras mengirim dan menerima data pada pembawa, termasuk
kabel mendefinisikan, kartu dan aspek fisik.
2.1.5. Model Referensi TCP/IP
TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) adalah
suatu model yang dikembangkan oleh Department of Defense (DoD)
Amerika Serikat, dengan maksud untuk mengirimkan paket data setiap saat
dalam kondisi apapun dari suatu titik ke titik yang lain. Pada
mulanya TCP/IP dikembangkan untuk tujuan militer namun seiring
perkembangannya,
TCP/IP
kemudian
menjadi
standar
dalam
pengembangan internet. TCP/IP memungkinkan terjadinya komunikasi
antara jaringan yang saling berhubungan dan dapat digunakan baik dalam
LAN maupun WAN.
Ada lima layer yang dikenal dalam TCP/IP, yaitu:
1. Application Layer
Application Layer merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur
TCP/IP
yang
berfungsi
mendefinisikan
aplikasi-aplikasi
yang
dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada
lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat
dijalankan. Contohnya adalah SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)
untuk pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer
file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk aplikasi web, NNTP
(Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan
lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP
dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai dengan
TCP/IP.
2. Transport Layer
Transport Layer mendefinisikan cara-cara untuk melakukan
menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah
sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim.
3. Internet Layer
Internet Layer mendefinisikan bagaimana hubungan dapat
terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda
seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri
atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini
bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat
menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan
ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan
internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide Internet).
4. Network Access Layer
Network Access Layer mempunyai fungsi yang mirip dengan
Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data
frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal.
Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi
kesalahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol
yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 untuk jaringan publik,
Ethernet untuk jaringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio
dsb.
5. Physical Layer
Physical Layer (lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah
yang mendefinisikan besaran fisik
seperti media
komunikasi,
tegangan, arus, dsb. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada
media komunikasi pada jaringan yang bersangkutan TCP/IP bersifat
fleksibel sehingga dapat mengintegrasikan berbagai jaringan dengan
media fisik yang berbeda-beda
Gambar 2.1 Perbandingan Model OSI dan TCP/IP
(http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2013/02/01/osi-dan-tcpip-layer529850.html, 15/10/2012)
2.1.6 Topologi Jaringan Hybrid
Topologi hybrid adalah sebutan untuk topologi yang menggunakan
kombinasi dari jenis-jenis topologi yang ada sehingga bentuknya sudah
tidak bisa didefinisikan lagi kedalam tipe topologi standar. sebuah topologi
jaringan bisa disebut sebagai topology hybrid jika mengkombinasikan 2
atau lebih tipe topologi standar yang berbeda seperti menggabungkan antara
topologi star dan BUS. Pada environment yang besar, anda bisa
mengimplementasikan banyak switches satu sama lain untuk membuat
jaringan LAN yang besar agar bisa mendukung banyak node. Topologi
hybrid ini menggabungkan topologi-topologi diatas bersama untuk
membentuk topologi hybrid yang popular: Tree Hybrid topology.
Tree Hybrid Topology
Gambar dibawah menunjukkan kombinasi topologi: Star topologi
dikombinasikan dengan topologi bus.
Gambar 2.2 Tree Hybrid Topology
(Sumber : http://www.sysneta.com/topologi-local-area-network, tgl : 19-022013)
Keuntungan :
•
Suatu komputer yang gagal tidak akan menyebabkan kegagalan
semua system jaringan.
•
Jika satu switch tidak berfungsi, ia akan hanya tidak berfungsi
pada jaringan pada switch itu saja, sementara komputer lainnya
pada switch yang lain masih bisa berkomunikasi secara normal.
Kerugian :
•
Jika ada masalah pada backbone, maka setiap group switch hanya
bisa berkomunikasi pada segmen-segmen switch saja.
2.2
Manajemen Jaringan
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya, sebuah jaringan menjadi
salah satu sumber daya yang semakin penting bagi suatu organisasi. Seiring dengan
semakin banyaknya sumber daya jaringan yang tersedia bagi para pengguna,
jaringan menjadi semakin kompleks, dan merawat jaringan tersebut menjadi
semakin rumit. Hilangnya sumber daya jaringan dan kinerja yang buruk adalah
hasil dari meningkatnya kerumitan dan hal tersebut tidak dapat diterima oleh para
pengguna. Seorang manajer jaringan harus mengatur suatu jaringan secara aktif,
mendiagnosa masalah, mencegah kejadian yang tidak diinginkan, dan menyediakan
kinerja terbaik dari jaringan untuk para pengguna. Pada suatu titik, jaringan
menjadi begitu besar sehingga sulit diatur tanpa menggunakan peralatan
manajemen jaringan yang terotomatisasi.
Tugas-tugas yang termasuk dalam manajemen jaringan :
-Mengawasi jaringan
-Meningkatkan automatisasi
-Mengawasi waktu respon
-Menyediakan fitur keamanan
-Mengatur lalu lintas data
-Memperbaiki kemampuan
-Meregistrasi pengguna
Peranan manajemen jaringan adalah :
•
Mengontrol aset perusahaan
Jika sumber daya jaringan tidak dikontrol secara efektif, mereka tidak
akan menyediakan hasil yang dibutuhkan oleh manajemen organisasi.
•
Mengontrol kerumitan
Dengan pertumbuhan yang sangat pesat dalam jumlah komponen
jaringan,
pengguna, antar muka, protokol, dan penjual, kehilangan kontrol dari
jaringan dan sumber dayanya merupakan ancaman bagi manajemen
organisasi.
•
Pelayanan yang semakin baik
Para pengguna mengharapkan pelayanan yang sama atau lebih baik dari
pertumbuhan jaringan, dan sumber daya yang lebih terdistribusi.
•
Menyeimbangkan kebutuhan yang bermacam-macam Para pengguna harus
disediakan aplikasi yang bermacam-macam pada suatu tingkat kebutuhan
yang diberikan, dengan kebutuhan spesifik pada bidang kinerja,
ketersediaan sumber daya, dan keamanan.
•
Mengurangi waktu tunggu
Memastikan ketersediaan sumber daya yang tinggi dengan rancangan
redundansi yang tepat.
•
Mengontrol biaya
Mengawasi dan mengontrol penggunaan sumber daya sehingga
kebutuhan pengguna dapat dipenuhi dengan biaya yang masuk akal.
2.3
Network Monitoring
Network Monitoring adalah proses yang dilakukan untuk memantau beberapa
hal yang terjadi di jaringan komputer (Stallings, 1999:23). Network Monitoring
merupakan aspek yang paling fundamental dari sebuah network management.
Tujuan network monitoring adalah mengumpulkan informasi mengenai status dan
tingkah laku pada sebuah jaringan (Stallings, 1999:45).
Kegunaan network monitoring :
• Mengetahui down atau up-nya suatu link dan menginformasikannya
pada orang yang bertanggung jawab.
• Memantau baik buruknya suatu jalur dalam jaringan, jika ada paket
yang hilang atau bertabrakan (collision), jaringan akan mengalami masalah.
• Mengetahui banyaknya paket data yang lewat (terkirim dan diterima).
Dengan kata lain network monitoring adalah suatu perangkat lunak yang
memberikan kemampuan pada sebuah workstation untuk memantau lalu lintas
jaringan. Network Monitoring dapat menghasilkan grafik lalu lintas jaringan
pada interval yang berbeda dan dapat dilihat record grafik jaringan tersebut.
2.4
SNMP (Simple Network Management Protocol)
SNMP (Simple Network Management Protocol) adalah standar protokol
Internet untuk mengelola perangkat pada jaringan IP. Perangkat
yang biasanya
mendukung SNMP termasuk router, switch, Server, workstation, printer, modem, dan
lainnya. Ini umumnya digunakan dalam sistem manajemen jaringan untuk memonitor
dan mengatur jaringan komputer secara sistematis dari jarak jauh atau dalam satu pusat
control saja. Arsitektur SNMP secara eksplisit merupakan kumpulan dari stasiun
manajemen dan elemen-elemen jaringan komputer (host, gateway, router dan
lainnya).Stasiun
manajemen menjalankan aplikasi-aplikasi manajemen yang
memonitor dan mengontrol elemen-elemen dalam jaringan komputer. SNMP
digunakan untuk mentrasmisikan informasi manajemen antara stasiun manajemen
jaringan dengan agen-agen dalam elemen-elemen jaringan.
Tujuan dari SNMP meminimalisir jumlah dan kompleksitas dari
fungsionalitas manajemen, setidaknya ada 4 hal yang didapat dari tujuan ini:
a. Biaya pengembangan untuk perangkat lunak manajemen agen yang diperlukan
untuk mendukung protokol tersebut berkurang.
b. Terdapat peningkatan dari fungsi manajemen yang didukung secara remote,
sehingga penggunaan sumber daya internet dalam tugas manajemen dapat
diakui/digunakan.
c. Terdapat peningkatan dari fungsi manajemen yang didukung secara remote,
sehingga dapat melakukan pembatasan dan peningkatan fitur pada tools
manajemen.
d. Menyederhanakan kumpulan fungsi manajemen sehingga mudah dimengerti dan
digunakan oleh pengembang tools manajemen jaringan komputer. (Case, et all,
1988).
Gambar 2.3 Lapisan pada protokol SNMP
(library.binus.ac.id 15/10/2012)
2.4.1 Cara Kerja SNMP
Protokol yang dapat digunakan untuk melakukan menagemen
jaringan. Dengan menggunakan protocol ini kita bisa mendapatkan informasi
tentang status dan keadaan dari suatu jaringan. Protokol ini menggunakan
transpor UDP pada port 161.
Sesuai dengan namanya, SNMP (didefinisikan dalam RFC-1157)
merupakan
protocol
yang
telah
dirancang
sedemikian
rupa
untuk
memudahkan pengguna dalam melakukan pengawasan (monitoring) dan
pengelolaan terhadap jaringan komputer secara sistematis. Pengawasan dan
pengelolaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dalam bentuk
variabel dari tiap-tiap elemen yang ada pada jaringan yang dikelola.
Informasi
yang
dikumpulkan
hanya
informasi
yang
diminta
oleh
Administrator jaringan (tidak semua informasi).
a. Ada 3 elemen yang memegang peranan penting saat kita mempelajari
SNMP, yaitu:
1. MIB (Management Information Database)
Adalah struktur basis data variabel dari elemen jaringan yang
dikelola. Pada kelompok interface terdapat variabel objek MIB yang
mendefinisikan
karakteristik
mendefinisikan
jumlah
interface
total
byte
diantaranya
yang
diterima,
:
ifInOctets
ifOutOctets
mendefinisikan jumlah total byte yang dikirim, ifInErrors mendefinisikan
jumlah paket diterima
yang dibuang karena rusak, ifOutErrors
mendefinisikan jumlah paket dikirim yang dibuang karena rusak, dan
variable objek lainnya yang juga berkaitan dengan paket internet.
2. Manajer
Manager
adalah
pelaksana
dari
manajemen
jaringan
(management station). Merupakan software yang berjalan di sebuah
host di jaringan. Bertugas meminta informasi ke Agen. Manajer
biasanya tidak meminta semua informasi yang dimiliki oleh agen,
tetapi hanya meminta informasi tertentu saja yang akan digunakan
untuk mengamati unjuk kerja jaringan.
Biasanya merupakan komputer yang memiliki software untuk
manajemen jaringan dan berada dalam jaringan yang dikelola.
Manager akan berkomunikasi dengan agent-agent yang ada pada
tiap-tiap elemen jaringan untuk mengumpulkan informasi SNMP
yang dimiliki oleh tiap-tiap elemen. .
3. Agen
Merupakan software yang dijalankan di setiap elemen jaringan
yang dimonitor. Agen bertugas mengumpulkan seluruh informasi
yang telah ditentukan dalam MIB. Merupakan software yang berada
pada tiap-tiap elemen jaringan yang dikelola. Setiap agent memiliki
database variabel (MIB) yang sifatnya lokal. Database ini menyimpan
semua informasi mengenai status/keadaan dari elemen jaringan yang
bersangkutan, termasuk pengaruhnya terhadap operasi.
Manager biasanya menggunakan komputer yang memiliki
tampilan grafis dan berwarna sehingga selain dapat menjalankan
fungsinya sebagai Manager, juga untuk melihat grafik unjuk kerja dari
suatu elemen jaringan yang dihasilkan oleh proses monitoring. SNMP
menggunakan UDP (User Datagram Protocol) sebagai protocol
transport untuk mengirimkan pertanyaan dan menerima jawaban dari
agen SNMP.
Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/
7/75/Snmp.PNG/800px-Snmp.PNG, tgl 1/4/2013
2.4.2 Struktur Informasi SNMP
Dalam SNMP, semua informasi mengenai elemen jaringan disimpan
pada MIB dalam bentuk variabel-variabel. Ada yang berjenis text, numerik
integer, waktu, dsb. Jenis-jenis ini juga telah didefinisikan dalam beberapa
tipe data atau variabel.
SNMP terdiri dari dua jenis yakni:
•
Network Management Station, yang berfungsi sebagai
pusat penyimpanan untuk pengumpulan dan analisa dari
data manajemen jaringan.
•
Peralatan yang dimanage menjalakan SNMP agent, yaitu
proses background yang memonitor peralatan tersebut dan
mengkomunikasikannya ke network management station.
Peralatan yang memiliki SNMP agent antara lain: CISCO
router,
Linux
Server
Untuk pencatatan data dapat digunakan aplikasi MRTG
(Multi Router Traffic Grapher).
Jika dilihat dari OSI Layer, maka SNMP ini berada pada lapisan (layer)
application. Dikatakan simple, karena cara kerja dari protocol ini secara
ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
•
Management station (Manager) membuat request ke managed device
(Agent) yang ada dalam jaringan, kemudian Agent akan memberikan
balasan (reply) yang berupa jawaban atas request dari Manager.
•
PDU (Protocol Data Unit) PDU merupakan unit data yang terdiri atas
sebuah header dan beberapa data yang ditempelkan. Analogi dari
PDU adalah seperti sebuah benda yang mengandung variabelvariabel. Variabel ini memiliki nama dan nilai. Protokol SNMP
menggunakan operasi yang relatif sederhana (seperti telah dijelaskan
sebelumnya, request dari manager ke agent, dan response dari agent
ke manager) dan PDU dalam jumlah terbatas untuk menjalankan
fungsinya.PDU yang telah didefinisikan dalam standard RFC adalah:
“Get-Request”, “Get-Next-Request”, “Get-Response”, “Set-Request”,
“Set-Response”, dan “Trap”.
2.5 Management Information Base (MIB)
MIB adalah file-file yang menggambarkan obyek yang digunakan oleh
protokol SNMP. Istilah MIB singkatan Basis Informasi Manajemen karena
struktur itu sangat mirip dengan deskripsi database. Ini adalah file teks
mengikuti standar ASN1. RFC 1155 mendefinisikan menulis aturan dari file
MIB di SMI V1 dan RFC 1213 berisi definisi objek yang harus dilaksanakan di
agen. MIB diatur dalam hirarki yang terlihat seperti pohon. Struktur pohon ini
mengikuti standar yang ditetapkan oleh RFC (Request For Comments). Saat ini
ada dua versi, V1 dan V2 SMI tersebut.
Pohon manajemen informasi terstruktur yang berisikan internet management
objects. Sebuah management object menyimpan sebuah posisi dan ID dalam MIB.
Management object mempunyai object identifier (OID) yang berfungsi untuk
mengidentifikasi sebuah tipe object dan juga merupakan node dalam MIB. Object
identifier berisi deretan angka yang disebut descriptor yang mengidentifikasikan
posisi OID tersebut dalam tree MIB.
2.5.1 Standard MIB
Standard MIBs Induk dan perlu MIBs file didefinisikan oleh RFC
1157/1155/1213.
MIB I
File ini berisi obyek global seperti nama peralatan, lokasi, jumlah paket
yang ditransmisikan per interface, dll.
MIB II
Berisi informasi yang sama seperti dalam MIB 1 dan data SNMP.
Obyek MIB standar yang melekat pada cabang 2 MIB dan ditetapkan dan diperbarui
oleh kelompok kerja yang sesuai untuk setiap teknologi.
Berikut daftar lengkap setelah non file MIBs standar utama :
RFC 1156 1157 - MIB IP
RFC 1213 - MIB Network management TCP/IP ----- MIB II-----RFC 1231 - MIB Token Ring
RFC 1238 - MIB CLNS (ConnectionLess Network Protocol)
RFC 1243 - MIB Appletalk
RFC 1253 - MIB OSPF version 2
RFC 1271 - MIB Remote Network Monitoring
RFC 1271 - MIB FDDI
RFC 1286 - MIB Source Route bridging
RFC 1298 - MIB Decnet phase IV
RFC 1315 - MIB Frame relay DTE
RFC 1317 - MIB RS232
RFC 1318 - MIB parallel printer
RFC 1368 - MIB IEEE 802.3 repeater
RFC 1381 - MIB X25 LapB
RFC 1382 - MIB X25 packet layer
RFC 1382 - MIB Rip 2
RFC 1398 - MIB Ethernet interfaces
RFC 1406 - MIB E1/T1 link
RFC 1407 - MIB DS3/E3 link
RFC 1442 - MIB SNMP v2
RFC 1471 - MIB PPP LCP
RFC 1525 - MIB Source routing bridge
2.5.2 Proprietary MIB
Sebuah MIB eksklusif yang melekat pada cabang swasta di pohon MIB dan
didefinisikan dan didaftarkan oleh setiap konstruktor. Setiap konstruktor harus minta
nomor enterprise memungkinkan dia untuk memasukkan entri MIB di pohon global.
LoriotPro memiliki nomor 7291 dan kemudian memiliki file MIB yang tepat.
Semua MIB berpemilik query dengan jalan iso (1) org (3).. dod (6) internet (1).
Pribadi (4)..enterprises.xxx.
Berikut contoh MIB swasta membentuk perusahaan Cisco :
Sumber :
http://www.luteus.biz/Download/LoriotPro_Doc/V4/LoriotProV4Doc/C3Introduction_to_Network_Supervision/C3-E5_img/image002.jpg, tgl 1/4/2013
Jumlah ditugaskan untuk Cisco MIB adalah 9 dan cocok di pohon seperti yang
ditunjukkan selanjutnya :
Sumber :
http://www.luteus.biz/Download/LoriotPro_Doc/V4/LoriotProV4Doc/C3Introduction_to_Network_supervision/C3-E5_img/MIB_Tree_2.jpg, tgl 1/4/2013
2.6 Bandwidth
Bandwidth
adalah
lebar
bidang
frekuensi
yang
digunakan
untuk
menyalurkan informasi. Pada jaringan komputer, bandwidth mengacu pada
kecepatan transfer data, umumnya dalam satuan kbps (kilobit per detik/ kilobit per
second). Bandwidth dapat berarti juga sejumlah data yang ditransmisikan melalui
sebuah saluran komunikasi dalam sebuah jangka waktu tertentu. Selain itu
bandwidth dapat juga diartikan jumlah informasi yang dapat ditransmisikan pada
jaringan dalam waktu tertentu. (www.cs.bham.ac.uk). Di dalam lingkup jaringan kecil
atau LAN, bandwidth lebih sering dikenal sebagai kecepatan hubungan atau koneksi
antar komputer yang saling terhubung. (www.go.tas.gov.au).
2.7 Agent
Agent SNMP adalah entitas yang ada di dalam device jaringan yang akan
dikelola oleh NMS (Network Management System). Bentuk dari implementasi
agent bisa berupa program yang terpisah ataupun program yang sudah
diintegrasikan dengan kernel dari sistem operasi yang bersangkutan.
Agent SNMP mempunyai beberapa fungsionalitas sebagai berikut:
•
Melakukan implementasi dan maintenance objek MIB (akan dijelaskan
lebih lanjut) yang ada pada device yang bersangkutan.
•
Memberikan respon terhadap operasi yang dilakukan oleh manager.
•
Memberikan notifikasi kepada manager, ada 2 jenis notifikasi yang
diberikan oleh agent kepada manager yaitu traps (unacknowledged) dan
informs (acknowledged).
•
Melakukan setting policy terhadap akses data dari manager, terhadap device
yang bersangkutan.
•
Mengimplementasikan aspek sekuriti.
2.8 Manager
Manager merupakan aplikasi / software yang berjalan di server pusat. Fungsi
dari manager adalah untuk melakukan query terhadap agent untuk mendapatkan
sejumlah informasi yang dibutuhkan. Fungsi lain dari manager adalah untuk
menangani traps dan response yang dikirimkan oleh agen. Kebanyakan manager
SNMP terletak di dalam NMS (Network Management System) yang bersangkutan.
Beberapa fungsionalitas yang dimiliki oleh manager adalah sebagai berikut :
•
Melakukan pengambilan dan pengesetan nilai dari suatu
instance objek
•
Menerima notifikasi yang dikirimkan oleh suatu agent
•
Melakukan pertukaran pesan dengan manager lainnya.
Hubungan antara keduanya dapat dijelaskan pada gambar
Gambar 2.4 Relasi antara Agent dengan Manager di dalam SNMP
(library.binus.ac.id 15/10/2012)
2.9 Structure of Management Information ( SMI )
Berdasarkan
(Zelterman,
1999),
SMI
adalah
suatu
aturan
yang
menspesifikasikan proses penamaan dan pengidentifikasian suatu objek yang ada di
dalam sebuah sistem jaringan. SMI sendiri bukanlah suatu wadah dimana kumpulan
objek-objek yang di manage dalam network, adapun yang dimaksud dengan wadah
tempat kumpulan objek-objek yang di manage dalam network adalah Management
Information Base (MIB). SMI mengidentifikasikan framework umum di mana
suatu MIB didefinisikan dan dikonstruksi. Selain itu SMI juga mengidentifikasi tipe
data yang dapat dipergunakan dalam MIB dan bagaimana sumber daya dalam MIB
direpresentasikan dan dinamakan.
Definisi dari objek yang dikelola, dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
2.9.1 Penamaan Objek
Nama yang mendefinisikan objek yang dikelola disebut pula dengan
Object Identifier (OID). Objek yang dikelola disusun dalam bentuk struktur
pohon, dimana letak suatu objek di dalam struktur
bersangkutan
akan
menggambarkan bagiamana cara
pohon
yang
pengaksesan
objek tersebut. Struktur ini merupakan skema penamaan dalam SNMP.
OID dibuat dari kumpulan integer berdasarkan letak sebuah node di dalam
struktur pohon, yang dipisahkan dengan titik. Selain dengan integer, OID juga
bisa dinyatakan dalam string (yang juga berdasarkan letak sebuah node
Di dalam struktur pohon) yang juga dipisahkan dengan tanda titik.
Oleh karena itu sebuah objek mempunyai 2 macam bentuk OID yaitu bentuk
numeric dan string. Gambar 2.7 menunjukkan salah satu contoh struktur
pohon (hanya beberapa level). Dari struktur pohon dari gambar 2.8, objek dod
dapat di identifikasi
sebagai
berikut: {.iso.org.dod}
atau
untuk
mempersingkat penulisannya kita menggunakan notasi {.1.3.6}. Dengan cara
yang sama objek mgmt dapat di identifikasi sebagai berikut: {.iso.org.dod.
internet.mgmt}, atau bisa juga dengan {1.3.6.1.2}.
Gambar 2.5 Structure of Management Information (SMI)
(library.binus.ac.id, 15/10/2012)
Di dalam struktur pohon, simpul yang mempunyai letak paling atas
disebut dengan root. Semua yang berada dibawahnya disebut sub pohon,
node yang tidak mempunyai anak disebut dengan leaf node.
2.9.2 Tipe dan sintaks
Tipe dari sebuah objek didefinisikan dengan menggunakan sintaks dari
ASN.1. ASN.1 merupakan bahasa pemrograman yang digunakan oleh SNMP
untuk membuat MIB object. Tujuan dari diciptakannya semua tipe data tersebut
adalah untuk membentuk sebuah objek yang akan dikelola.
2.9. 3 Pengkodean (encoding)
Sebuah instans dari objek akan dikodekan menjadi string octet dengan
menggunakan Basic Encoding Rules (BER). BER mendefinisikan bagaimana
sebuah objek diencode dan didecode sehingga objek tersebut bisa ditransmisikan
melalui medium perantara seperti Ethernet. Objek tersebut akan di encode menjadi
data bit (bit-oriented data) yang awalnya berbentuk teks ASCII.
2.9.4 Management Information Base (MIB)
MIB adalah wadah virtual tempat kumpulan objek-objek yang di manage
dalam jaringan, MIB di instansiasi di dalam sistem yang dikelola. MIB
bukanlah suatu database. MIB hanyalah cara untuk mengelompokkan data
secara logis sehingga mudah untuk dipahami. Di dalam MIB terdapat informasi
tertentu yang akan dibutuhkan oleh sebuah sistem manajemen jaringan. Perbedaan
antara MIB dengan SMI adalah, SMI menyediakan cara untuk mendefinisikan
sebuah objek, sedangkan MIB definisi dari objek itu sendiri. SMI
mendefinisikan framework umum dimana suatu MIB didefinisikan dan
dikonstruksi.
SMI mengidentifikasi tipe data yang dapat diperguakan dalam MIB dan
bagaimana sumber daya dalam MIB direpresentasikan dan dinamakan. Salah
satu contoh dari MIB adalah MIB-II (RFC 1213). MIB II merupakan salah
satu MIB yang sangat penting, karena semua device yang yang mensupport
SNMP pasti akan mensupport MIB II. Objek dalam MIB yang saling
mempunyai relasi dikelompokkan menjadi satu group. Struktur pohon dari MIB-II
dijelaskan lebih lanjut pada gambar 2.8.
Gambar 2.6 Struktur pohon dari MIB-I
(http://www.itadministrator.de/themen/netzwerkmanagement/fachartikel/51526.html,
tanggal 15/10/2012)
2.10 IP (Internet Protocol)
2.10.1 Konsep Dasar IP
a. Merupakan Sekumpulan protokol yang terdapat di dalam jaringan komputer
yang digunakan untuk berkomunikasi atau bertukar data antar komputer.
b. Merupakan protokol standart pada jaringan internet yang menghubungkan
banyak komputer yang berbeda jenis mesin maupun sistem operasi agar dapat
berinteraksi satu sama lain
2.10.2 Layanan yang diberikan
•
Pengiriman file (File Transfer). File Transfer Protokol (FTP) memungkinkan
user dapat mengirim atau menerima file dari komputer jaringan.
•
Remote Login. Network Terminal Protokol (telnet). Memungkinkan user
untuk melakukan login ke dalam suatu komputer di dalam jaringan.
•
Computer Mail. Digunakan untuk menerapkan sistem e-mail.
•
Protokol yang digunakan:
-
SMTP (Simple Mail Transport Protokol) untuk pengiriman email
-
POP (Post Office Protokol) dan IMAP (Internet Message Access
Control) untuk menerima email
-
MIME (Multipurpose Internet Mail Extensions) untuk mengirimkan
data selain teks
•
Network File System (NFS). Pelayanan akses file jarak jauh yang
memungkinkan klien untuk mengakses file pada komputer jaringan jarak jauh
walaupun file tersebut disimpan lokal.
•
Remote Execution. Memungkinkan user untuk menjalankan suatu program
dari komputer yang berbeda.
•
Name Servers. Nama database alamat yang digunakan pada internet.
•
IRC (Internet Relay Chat). Memberikan layanan chat
•
Streaming (Layanan audio dan video). Jenis layanan yang langsung mengolah
data yang diterima tanpa menunggu mengolah data selesai dikirim.
2.10.3 Cara Kerja IP
•
IP bertanggung jawab setelah hubungan berlangsung. Tugasnya adalah untuk
merutekan paket data di dalam network. IP hanya bertugas menjadi kurir dari
TCP dan mencari jalur yang terbaik dalam penyampaian datagram. IP “tidak
bertanggung jawab” jika data tersebut tidak sampai dengan utuh, namun IP
akan mengirimkan pesan kesalahan melalui ICMP (Internet Control Message
Protokol) dan kemudian kembali ke sumber data.
•
Karena IP hanya mengirimkan data tanpa mengetahui urutan data mana yang
akan disusun berikutnya, maka menyebabkan IP mudah untuk dimodifikasi di
daerah sumber dan tujuan datagram.
2.10.4 Sifat IP
IP (Internet Protokol) memiliki sifat yang dikenal sebagai
•
Unreliable
Protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim pasti sampai ke
tempat tujuan.
• Connectionless
Proses pengiriman paket dari tempat asal ke tempat tujuan tanpa
handshake terlebih dahulu.
•
Datagram delivery service
Setiap paket data yang dikirim adalah independen terhadap yang lain.
2.10.5 Format Datagram IP
Version Header Length Type of Service
Indetification
Time To Live
Total Length of Diagram
Flags
Protokol
Fragment Offset
Header Checksum
Source IP Address
Destination IP Address
Options
Strict Source Routing, Loose Source Routing
Data
a. Version, bersisi versi dari IP yang dipakai
b. Header Length, berisi panjang dari header paket IP ini dalam hitungan
32 bit word
c. Type of service, berisi kualitas service yang dapat mempengaruhi cara
penanganan paket IP ini.
d. Total Length of Datagram, panjang IP datagram total dalam ukuran
byte.
e. Identification, Flag dan Fragment Offset, berisi beberapa data yang
berhubungan dengan fragmentasi paket.
f. Time to Live, berisi jumlah router/hop maksimal yang boleh dilewati
paket IP.
g. Protocol, mengandung data yang mengidentifikasikan protokol layer
atas pengguna isi data dari paket IP.
h. Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dari seluruh
field dari header paket IP.
i. IP Address penerima dan pengirim, berisi alamat pengirim dan
penerima paket.
j. Strict Source Route, berisi daftar lengkap IP Address dari router yang
harus dilalui oleh paket ke host tujuan.
k. Loose Source Route, paket yang dikirimkan harus singgah di
beberapa router yang telah ditentukan.
2.10.6
IPV4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah
jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP
yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara
teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya
4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256
(didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai
maksimal dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai
dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh
dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6. Contoh alamat
IP versi 4 adalah 192.168.0.3.
2.10.7
IPV6
IPv6 adalah sebuah protokol baru, yang menggantikan IPv4. IPv6 akan
membuat ruang untuk IP address dalam jumlah besar. Kini yang harus
dipersiapkan oleh masyarakat adalah bersiap-siap untuk melakukan transisi dari
satu protokol ke protokol lainnya. IPv6 adalah revisi ke enam untuk Internet
Protocol dan merupakan penerus dari IPV4. Kedua protokol tersebut
menyediakan alamat IP address untuk perangkat yang terkoneksi ke internet.
Namun bahwa IPv6 bisa menampung jumlah IP address yang jauh lebih besar.
Download