BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer (Computer network) adalah kumpulan perangkat yang berinteraksi satu sama lain untuk menyediakan komunikasi. Pada dasarnya tujuan suatu jaringan komputer adalah penyampaian informasi dari suatu tempat yang disebut sumber ke tempat lain yang disebut tujuan, dengan menggunakan media transmisi dan perangkat-perangkat serta protokol tertentu (Lukas, 2000: 2). 2.1.1. LAN Local Area Network (LAN) adalah sebuah jaringan komunikasi terhubungkan yang menyediakan berbagai data dari komunikasi di area yang kecil (Stalling, 2001 , p12). Ciri-ciri LAN: • Beroperasi pada area terbatas • Memiliki kecepatan transfer yang tinggi • Dikendalikan secara privat oleh administrator lokal • Menghubungkan secara fisik alat-alat yang berdekatan 2.1.2. WAN Wide Area Network (WAN) mencakup wilayah geografis yang besar, seperti negara, propinsi atau negara. WAN sering menghubungkan beberapa jaringan yang lebih kecil, seperti jaringan area lokal (LAN) atau jaringan wilayah metro (MAN). Ciri-ciri WAN: • Beroperasi pada area yang luas perangkat • Memiliki kecepatan transfer yang lebih rendah daripada LAN • Menghubungkan alat-alat yang terpisah dalam jarak jauh bahkan global 2.1.3. MAN Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. 2.1.4. Model OSI OSI (Open Systems Interconnection) menyediakan kerangka logika terstruktur agar proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Oleh International dikembangkan berkomunikasi Organization for Standardization untuk industri komputer pada jaringan yang berbeda (ISO) agar pencipta komputer secara efisien. OSI, dapat ISO memakai 7 layer untuk menstandarkan proses networking. OSI model dipakai untuk mempermudah pemahaman tentang kompleksitas dengan mendefinisikan setiap tahap yang terjadi di dalam proses komunikasi jaringan. 2.1.4.1. Fungsi Tiap Layer OSI • Layer 7 : Application Layer ini berfungsi untuk mendistribusikan aplikasi yang digunakan untuk mengakses lingkungan OSI. Selain itu, aplikasi umum seperti file transfer, email, dan terminal access untuk komputer- komputer yang berjauhan jug a ditempatkan pada lapisan ini. • Layer 6 : Presentation Berfungsi untuk menentukan format data yang program aplikasi serangkaian layanan transformasi data. Proses enkripsi dan kompresi data juga terjadi di lapisan ini. • Layer 5 : Session Session Layer berfungsi untuk menyediakan suatu mekanisme untuk mengontrol dialog antar aplikasi pada ujung sistem. Lapisan ini membangun, mengatur, dan memutuskan koneksi antar aplikasi yang saling berhubungan. • Layer 4 : Transport Layer Transport mensegmentasi data dari pengirim dan merakit kembali data ke dalam sebuah data stream pada komputer penerima. Layer transport menjadi pemecah informasi menjadi paket-paket data yang akan dikirim dan menyusun kembali paket-paket data menjadi sebuah informasi yang diterima. • Layer 3 : Network Layer ini menyediakan pengiriman data atau transfer informasi di antara ujung sistem melewati beberapa jaringan komunikasi berurutan. Layanan yang disediakan oleh Layer 3 adalah pengalamatan jaringan, pemberitahuan kesalahan, segmentasi blok, dan multiplexing message (satu atau lebih pesan di alamatkan kepada banyak tujuan). • Layer 2 : Data Link Data Link Layer berfungsi untuk menerima dan mengirimkan blok data dengan membawa suatu kode tertentu untuk sinkronisasi, penanganan kesalahan, dan flow control. Dengan menggunakan kode, data link layer mengupayakan agar lapisan fisik cukup baik, membetulkan transmisi yang mengalami kesalahan, menyediakan alat untuk aktifasi, deaktifasi, dan mempertahankan link tersebut. • Layer 1 : Physical Physical layer berfungsi untuk menjembatani lapisan fisik antara peralatan dan suatu aturan untuk mentransfer bit-bit dari satu ke yang lainnya. Physical layer lebih terfokus pada aspek mekanis, elektris, fungsional, dan prosedural dari suatu komunikasi. 2.1.4.2 Cara kerja OSI Layer Sumber : http://www.escotal.com/Images/Network%20parts/osi.gif, tgl : 1/4/2013 Application (Layer 7) Lapisan ini mendukung proses aplikasi dan pengguna akhir. Mitra Komunikasi diidentifikasi, kualitas layanan diidentifikasi, otentikasi pengguna dan privasi dianggap, dan setiap kendala pada sintaks data diidentifikasi. Semuanya di lapisan ini adalah aplikasi-spesifik. Lapisan ini menyediakan layanan aplikasi untuk transfer file, e-mail, dan layanan jaringan lainnya software. Presentasi (Layer 6) Lapisan ini memberikan kemerdekaan dari perbedaan dalam representasi data (misalnya, enkripsi) dengan menerjemahkan dari format aplikasi ke jaringan, dan sebaliknya. Ini format layer dan mengenkripsi data yang akan dikirim melalui jaringan, memberikan kebebasan dari masalah kompatibilitas. Hal ini kadang-kadang disebut lapisan sintaks. Sesi (Layer 5) Lapisan ini menetapkan, mengelola dan mengakhiri koneksi antara aplikasi. Lapisan sesi set up, koordinat, dan berakhir percakapan, pertukaran, dan dialog antara aplikasi di kedua ujungnya. Ini berkaitan dengan sesi koneksi dan koordinasi. Transport (Layer 4) Lapisan ini menyediakan transfer data transparan antara sistem akhir, atau host, dan bertanggung jawab untuk end-to-end error recovery dan kontrol aliran. Ini menjamin transfer data lengkap. Jaringan (Layer 3) Lapisan ini menyediakan teknologi switching dan routing, membuat jalur logis, yang dikenal sebagai sirkuit virtual, untuk transmisi data dari node ke node. Routing dan forwarding adalah fungsi dari lapisan ini, serta menangani, internetworking, penanganan error, kontrol kongesti dan sequencing paket. Data Link (Layer 2) Pada lapisan ini, paket data dikodekan dan diterjemahkan menjadi bit. Ini melengkapi transmisi pengetahuan protokol dan manajemen dan menangani kesalahan dalam lapisan fisik, kontrol aliran dan sinkronisasi frame. Lapisan data link dibagi menjadi dua sub-lapisan: The Media Access Control (MAC) dan lapisan Logical Link Control (LLC) lapisan. Sublapisan MAC mengontrol bagaimana sebuah komputer di jaringan keuntungan akses ke data dan izin untuk mengirimkan itu. Lapisan LLC kontrol sinkronisasi frame, flow control dan pengecekan error. Fisik (Layer 1) Lapisan ini menyampaikan aliran bit - impuls cahaya, listrik atau sinyal radio melalui jaringan di tingkat listrik dan mekanik. Ini menyediakan sarana perangkat keras mengirim dan menerima data pada pembawa, termasuk kabel mendefinisikan, kartu dan aspek fisik. 2.1.5. Model Referensi TCP/IP TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) adalah suatu model yang dikembangkan oleh Department of Defense (DoD) Amerika Serikat, dengan maksud untuk mengirimkan paket data setiap saat dalam kondisi apapun dari suatu titik ke titik yang lain. Pada mulanya TCP/IP dikembangkan untuk tujuan militer namun seiring perkembangannya, TCP/IP kemudian menjadi standar dalam pengembangan internet. TCP/IP memungkinkan terjadinya komunikasi antara jaringan yang saling berhubungan dan dapat digunakan baik dalam LAN maupun WAN. Ada lima layer yang dikenal dalam TCP/IP, yaitu: 1. Application Layer Application Layer merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan. Contohnya adalah SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) untuk pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai dengan TCP/IP. 2. Transport Layer Transport Layer mendefinisikan cara-cara untuk melakukan menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. 3. Internet Layer Internet Layer mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide Internet). 4. Network Access Layer Network Access Layer mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 untuk jaringan publik, Ethernet untuk jaringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio dsb. 5. Physical Layer Physical Layer (lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan yang bersangkutan TCP/IP bersifat fleksibel sehingga dapat mengintegrasikan berbagai jaringan dengan media fisik yang berbeda-beda Gambar 2.1 Perbandingan Model OSI dan TCP/IP (http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2013/02/01/osi-dan-tcpip-layer529850.html, 15/10/2012) 2.1.6 Topologi Jaringan Hybrid Topologi hybrid adalah sebutan untuk topologi yang menggunakan kombinasi dari jenis-jenis topologi yang ada sehingga bentuknya sudah tidak bisa didefinisikan lagi kedalam tipe topologi standar. sebuah topologi jaringan bisa disebut sebagai topology hybrid jika mengkombinasikan 2 atau lebih tipe topologi standar yang berbeda seperti menggabungkan antara topologi star dan BUS. Pada environment yang besar, anda bisa mengimplementasikan banyak switches satu sama lain untuk membuat jaringan LAN yang besar agar bisa mendukung banyak node. Topologi hybrid ini menggabungkan topologi-topologi diatas bersama untuk membentuk topologi hybrid yang popular: Tree Hybrid topology. Tree Hybrid Topology Gambar dibawah menunjukkan kombinasi topologi: Star topologi dikombinasikan dengan topologi bus. Gambar 2.2 Tree Hybrid Topology (Sumber : http://www.sysneta.com/topologi-local-area-network, tgl : 19-022013) Keuntungan : • Suatu komputer yang gagal tidak akan menyebabkan kegagalan semua system jaringan. • Jika satu switch tidak berfungsi, ia akan hanya tidak berfungsi pada jaringan pada switch itu saja, sementara komputer lainnya pada switch yang lain masih bisa berkomunikasi secara normal. Kerugian : • Jika ada masalah pada backbone, maka setiap group switch hanya bisa berkomunikasi pada segmen-segmen switch saja. 2.2 Manajemen Jaringan Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya, sebuah jaringan menjadi salah satu sumber daya yang semakin penting bagi suatu organisasi. Seiring dengan semakin banyaknya sumber daya jaringan yang tersedia bagi para pengguna, jaringan menjadi semakin kompleks, dan merawat jaringan tersebut menjadi semakin rumit. Hilangnya sumber daya jaringan dan kinerja yang buruk adalah hasil dari meningkatnya kerumitan dan hal tersebut tidak dapat diterima oleh para pengguna. Seorang manajer jaringan harus mengatur suatu jaringan secara aktif, mendiagnosa masalah, mencegah kejadian yang tidak diinginkan, dan menyediakan kinerja terbaik dari jaringan untuk para pengguna. Pada suatu titik, jaringan menjadi begitu besar sehingga sulit diatur tanpa menggunakan peralatan manajemen jaringan yang terotomatisasi. Tugas-tugas yang termasuk dalam manajemen jaringan : -Mengawasi jaringan -Meningkatkan automatisasi -Mengawasi waktu respon -Menyediakan fitur keamanan -Mengatur lalu lintas data -Memperbaiki kemampuan -Meregistrasi pengguna Peranan manajemen jaringan adalah : • Mengontrol aset perusahaan Jika sumber daya jaringan tidak dikontrol secara efektif, mereka tidak akan menyediakan hasil yang dibutuhkan oleh manajemen organisasi. • Mengontrol kerumitan Dengan pertumbuhan yang sangat pesat dalam jumlah komponen jaringan, pengguna, antar muka, protokol, dan penjual, kehilangan kontrol dari jaringan dan sumber dayanya merupakan ancaman bagi manajemen organisasi. • Pelayanan yang semakin baik Para pengguna mengharapkan pelayanan yang sama atau lebih baik dari pertumbuhan jaringan, dan sumber daya yang lebih terdistribusi. • Menyeimbangkan kebutuhan yang bermacam-macam Para pengguna harus disediakan aplikasi yang bermacam-macam pada suatu tingkat kebutuhan yang diberikan, dengan kebutuhan spesifik pada bidang kinerja, ketersediaan sumber daya, dan keamanan. • Mengurangi waktu tunggu Memastikan ketersediaan sumber daya yang tinggi dengan rancangan redundansi yang tepat. • Mengontrol biaya Mengawasi dan mengontrol penggunaan sumber daya sehingga kebutuhan pengguna dapat dipenuhi dengan biaya yang masuk akal. 2.3 Network Monitoring Network Monitoring adalah proses yang dilakukan untuk memantau beberapa hal yang terjadi di jaringan komputer (Stallings, 1999:23). Network Monitoring merupakan aspek yang paling fundamental dari sebuah network management. Tujuan network monitoring adalah mengumpulkan informasi mengenai status dan tingkah laku pada sebuah jaringan (Stallings, 1999:45). Kegunaan network monitoring : • Mengetahui down atau up-nya suatu link dan menginformasikannya pada orang yang bertanggung jawab. • Memantau baik buruknya suatu jalur dalam jaringan, jika ada paket yang hilang atau bertabrakan (collision), jaringan akan mengalami masalah. • Mengetahui banyaknya paket data yang lewat (terkirim dan diterima). Dengan kata lain network monitoring adalah suatu perangkat lunak yang memberikan kemampuan pada sebuah workstation untuk memantau lalu lintas jaringan. Network Monitoring dapat menghasilkan grafik lalu lintas jaringan pada interval yang berbeda dan dapat dilihat record grafik jaringan tersebut. 2.4 SNMP (Simple Network Management Protocol) SNMP (Simple Network Management Protocol) adalah standar protokol Internet untuk mengelola perangkat pada jaringan IP. Perangkat yang biasanya mendukung SNMP termasuk router, switch, Server, workstation, printer, modem, dan lainnya. Ini umumnya digunakan dalam sistem manajemen jaringan untuk memonitor dan mengatur jaringan komputer secara sistematis dari jarak jauh atau dalam satu pusat control saja. Arsitektur SNMP secara eksplisit merupakan kumpulan dari stasiun manajemen dan elemen-elemen jaringan komputer (host, gateway, router dan lainnya).Stasiun manajemen menjalankan aplikasi-aplikasi manajemen yang memonitor dan mengontrol elemen-elemen dalam jaringan komputer. SNMP digunakan untuk mentrasmisikan informasi manajemen antara stasiun manajemen jaringan dengan agen-agen dalam elemen-elemen jaringan. Tujuan dari SNMP meminimalisir jumlah dan kompleksitas dari fungsionalitas manajemen, setidaknya ada 4 hal yang didapat dari tujuan ini: a. Biaya pengembangan untuk perangkat lunak manajemen agen yang diperlukan untuk mendukung protokol tersebut berkurang. b. Terdapat peningkatan dari fungsi manajemen yang didukung secara remote, sehingga penggunaan sumber daya internet dalam tugas manajemen dapat diakui/digunakan. c. Terdapat peningkatan dari fungsi manajemen yang didukung secara remote, sehingga dapat melakukan pembatasan dan peningkatan fitur pada tools manajemen. d. Menyederhanakan kumpulan fungsi manajemen sehingga mudah dimengerti dan digunakan oleh pengembang tools manajemen jaringan komputer. (Case, et all, 1988). Gambar 2.3 Lapisan pada protokol SNMP (library.binus.ac.id 15/10/2012) 2.4.1 Cara Kerja SNMP Protokol yang dapat digunakan untuk melakukan menagemen jaringan. Dengan menggunakan protocol ini kita bisa mendapatkan informasi tentang status dan keadaan dari suatu jaringan. Protokol ini menggunakan transpor UDP pada port 161. Sesuai dengan namanya, SNMP (didefinisikan dalam RFC-1157) merupakan protocol yang telah dirancang sedemikian rupa untuk memudahkan pengguna dalam melakukan pengawasan (monitoring) dan pengelolaan terhadap jaringan komputer secara sistematis. Pengawasan dan pengelolaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dalam bentuk variabel dari tiap-tiap elemen yang ada pada jaringan yang dikelola. Informasi yang dikumpulkan hanya informasi yang diminta oleh Administrator jaringan (tidak semua informasi). a. Ada 3 elemen yang memegang peranan penting saat kita mempelajari SNMP, yaitu: 1. MIB (Management Information Database) Adalah struktur basis data variabel dari elemen jaringan yang dikelola. Pada kelompok interface terdapat variabel objek MIB yang mendefinisikan karakteristik mendefinisikan jumlah interface total byte diantaranya yang diterima, : ifInOctets ifOutOctets mendefinisikan jumlah total byte yang dikirim, ifInErrors mendefinisikan jumlah paket diterima yang dibuang karena rusak, ifOutErrors mendefinisikan jumlah paket dikirim yang dibuang karena rusak, dan variable objek lainnya yang juga berkaitan dengan paket internet. 2. Manajer Manager adalah pelaksana dari manajemen jaringan (management station). Merupakan software yang berjalan di sebuah host di jaringan. Bertugas meminta informasi ke Agen. Manajer biasanya tidak meminta semua informasi yang dimiliki oleh agen, tetapi hanya meminta informasi tertentu saja yang akan digunakan untuk mengamati unjuk kerja jaringan. Biasanya merupakan komputer yang memiliki software untuk manajemen jaringan dan berada dalam jaringan yang dikelola. Manager akan berkomunikasi dengan agent-agent yang ada pada tiap-tiap elemen jaringan untuk mengumpulkan informasi SNMP yang dimiliki oleh tiap-tiap elemen. . 3. Agen Merupakan software yang dijalankan di setiap elemen jaringan yang dimonitor. Agen bertugas mengumpulkan seluruh informasi yang telah ditentukan dalam MIB. Merupakan software yang berada pada tiap-tiap elemen jaringan yang dikelola. Setiap agent memiliki database variabel (MIB) yang sifatnya lokal. Database ini menyimpan semua informasi mengenai status/keadaan dari elemen jaringan yang bersangkutan, termasuk pengaruhnya terhadap operasi. Manager biasanya menggunakan komputer yang memiliki tampilan grafis dan berwarna sehingga selain dapat menjalankan fungsinya sebagai Manager, juga untuk melihat grafik unjuk kerja dari suatu elemen jaringan yang dihasilkan oleh proses monitoring. SNMP menggunakan UDP (User Datagram Protocol) sebagai protocol transport untuk mengirimkan pertanyaan dan menerima jawaban dari agen SNMP. Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/ 7/75/Snmp.PNG/800px-Snmp.PNG, tgl 1/4/2013 2.4.2 Struktur Informasi SNMP Dalam SNMP, semua informasi mengenai elemen jaringan disimpan pada MIB dalam bentuk variabel-variabel. Ada yang berjenis text, numerik integer, waktu, dsb. Jenis-jenis ini juga telah didefinisikan dalam beberapa tipe data atau variabel. SNMP terdiri dari dua jenis yakni: • Network Management Station, yang berfungsi sebagai pusat penyimpanan untuk pengumpulan dan analisa dari data manajemen jaringan. • Peralatan yang dimanage menjalakan SNMP agent, yaitu proses background yang memonitor peralatan tersebut dan mengkomunikasikannya ke network management station. Peralatan yang memiliki SNMP agent antara lain: CISCO router, Linux Server Untuk pencatatan data dapat digunakan aplikasi MRTG (Multi Router Traffic Grapher). Jika dilihat dari OSI Layer, maka SNMP ini berada pada lapisan (layer) application. Dikatakan simple, karena cara kerja dari protocol ini secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: • Management station (Manager) membuat request ke managed device (Agent) yang ada dalam jaringan, kemudian Agent akan memberikan balasan (reply) yang berupa jawaban atas request dari Manager. • PDU (Protocol Data Unit) PDU merupakan unit data yang terdiri atas sebuah header dan beberapa data yang ditempelkan. Analogi dari PDU adalah seperti sebuah benda yang mengandung variabelvariabel. Variabel ini memiliki nama dan nilai. Protokol SNMP menggunakan operasi yang relatif sederhana (seperti telah dijelaskan sebelumnya, request dari manager ke agent, dan response dari agent ke manager) dan PDU dalam jumlah terbatas untuk menjalankan fungsinya.PDU yang telah didefinisikan dalam standard RFC adalah: “Get-Request”, “Get-Next-Request”, “Get-Response”, “Set-Request”, “Set-Response”, dan “Trap”. 2.5 Management Information Base (MIB) MIB adalah file-file yang menggambarkan obyek yang digunakan oleh protokol SNMP. Istilah MIB singkatan Basis Informasi Manajemen karena struktur itu sangat mirip dengan deskripsi database. Ini adalah file teks mengikuti standar ASN1. RFC 1155 mendefinisikan menulis aturan dari file MIB di SMI V1 dan RFC 1213 berisi definisi objek yang harus dilaksanakan di agen. MIB diatur dalam hirarki yang terlihat seperti pohon. Struktur pohon ini mengikuti standar yang ditetapkan oleh RFC (Request For Comments). Saat ini ada dua versi, V1 dan V2 SMI tersebut. Pohon manajemen informasi terstruktur yang berisikan internet management objects. Sebuah management object menyimpan sebuah posisi dan ID dalam MIB. Management object mempunyai object identifier (OID) yang berfungsi untuk mengidentifikasi sebuah tipe object dan juga merupakan node dalam MIB. Object identifier berisi deretan angka yang disebut descriptor yang mengidentifikasikan posisi OID tersebut dalam tree MIB. 2.5.1 Standard MIB Standard MIBs Induk dan perlu MIBs file didefinisikan oleh RFC 1157/1155/1213. MIB I File ini berisi obyek global seperti nama peralatan, lokasi, jumlah paket yang ditransmisikan per interface, dll. MIB II Berisi informasi yang sama seperti dalam MIB 1 dan data SNMP. Obyek MIB standar yang melekat pada cabang 2 MIB dan ditetapkan dan diperbarui oleh kelompok kerja yang sesuai untuk setiap teknologi. Berikut daftar lengkap setelah non file MIBs standar utama : RFC 1156 1157 - MIB IP RFC 1213 - MIB Network management TCP/IP ----- MIB II-----RFC 1231 - MIB Token Ring RFC 1238 - MIB CLNS (ConnectionLess Network Protocol) RFC 1243 - MIB Appletalk RFC 1253 - MIB OSPF version 2 RFC 1271 - MIB Remote Network Monitoring RFC 1271 - MIB FDDI RFC 1286 - MIB Source Route bridging RFC 1298 - MIB Decnet phase IV RFC 1315 - MIB Frame relay DTE RFC 1317 - MIB RS232 RFC 1318 - MIB parallel printer RFC 1368 - MIB IEEE 802.3 repeater RFC 1381 - MIB X25 LapB RFC 1382 - MIB X25 packet layer RFC 1382 - MIB Rip 2 RFC 1398 - MIB Ethernet interfaces RFC 1406 - MIB E1/T1 link RFC 1407 - MIB DS3/E3 link RFC 1442 - MIB SNMP v2 RFC 1471 - MIB PPP LCP RFC 1525 - MIB Source routing bridge 2.5.2 Proprietary MIB Sebuah MIB eksklusif yang melekat pada cabang swasta di pohon MIB dan didefinisikan dan didaftarkan oleh setiap konstruktor. Setiap konstruktor harus minta nomor enterprise memungkinkan dia untuk memasukkan entri MIB di pohon global. LoriotPro memiliki nomor 7291 dan kemudian memiliki file MIB yang tepat. Semua MIB berpemilik query dengan jalan iso (1) org (3).. dod (6) internet (1). Pribadi (4)..enterprises.xxx. Berikut contoh MIB swasta membentuk perusahaan Cisco : Sumber : http://www.luteus.biz/Download/LoriotPro_Doc/V4/LoriotProV4Doc/C3Introduction_to_Network_Supervision/C3-E5_img/image002.jpg, tgl 1/4/2013 Jumlah ditugaskan untuk Cisco MIB adalah 9 dan cocok di pohon seperti yang ditunjukkan selanjutnya : Sumber : http://www.luteus.biz/Download/LoriotPro_Doc/V4/LoriotProV4Doc/C3Introduction_to_Network_supervision/C3-E5_img/MIB_Tree_2.jpg, tgl 1/4/2013 2.6 Bandwidth Bandwidth adalah lebar bidang frekuensi yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Pada jaringan komputer, bandwidth mengacu pada kecepatan transfer data, umumnya dalam satuan kbps (kilobit per detik/ kilobit per second). Bandwidth dapat berarti juga sejumlah data yang ditransmisikan melalui sebuah saluran komunikasi dalam sebuah jangka waktu tertentu. Selain itu bandwidth dapat juga diartikan jumlah informasi yang dapat ditransmisikan pada jaringan dalam waktu tertentu. (www.cs.bham.ac.uk). Di dalam lingkup jaringan kecil atau LAN, bandwidth lebih sering dikenal sebagai kecepatan hubungan atau koneksi antar komputer yang saling terhubung. (www.go.tas.gov.au). 2.7 Agent Agent SNMP adalah entitas yang ada di dalam device jaringan yang akan dikelola oleh NMS (Network Management System). Bentuk dari implementasi agent bisa berupa program yang terpisah ataupun program yang sudah diintegrasikan dengan kernel dari sistem operasi yang bersangkutan. Agent SNMP mempunyai beberapa fungsionalitas sebagai berikut: • Melakukan implementasi dan maintenance objek MIB (akan dijelaskan lebih lanjut) yang ada pada device yang bersangkutan. • Memberikan respon terhadap operasi yang dilakukan oleh manager. • Memberikan notifikasi kepada manager, ada 2 jenis notifikasi yang diberikan oleh agent kepada manager yaitu traps (unacknowledged) dan informs (acknowledged). • Melakukan setting policy terhadap akses data dari manager, terhadap device yang bersangkutan. • Mengimplementasikan aspek sekuriti. 2.8 Manager Manager merupakan aplikasi / software yang berjalan di server pusat. Fungsi dari manager adalah untuk melakukan query terhadap agent untuk mendapatkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Fungsi lain dari manager adalah untuk menangani traps dan response yang dikirimkan oleh agen. Kebanyakan manager SNMP terletak di dalam NMS (Network Management System) yang bersangkutan. Beberapa fungsionalitas yang dimiliki oleh manager adalah sebagai berikut : • Melakukan pengambilan dan pengesetan nilai dari suatu instance objek • Menerima notifikasi yang dikirimkan oleh suatu agent • Melakukan pertukaran pesan dengan manager lainnya. Hubungan antara keduanya dapat dijelaskan pada gambar Gambar 2.4 Relasi antara Agent dengan Manager di dalam SNMP (library.binus.ac.id 15/10/2012) 2.9 Structure of Management Information ( SMI ) Berdasarkan (Zelterman, 1999), SMI adalah suatu aturan yang menspesifikasikan proses penamaan dan pengidentifikasian suatu objek yang ada di dalam sebuah sistem jaringan. SMI sendiri bukanlah suatu wadah dimana kumpulan objek-objek yang di manage dalam network, adapun yang dimaksud dengan wadah tempat kumpulan objek-objek yang di manage dalam network adalah Management Information Base (MIB). SMI mengidentifikasikan framework umum di mana suatu MIB didefinisikan dan dikonstruksi. Selain itu SMI juga mengidentifikasi tipe data yang dapat dipergunakan dalam MIB dan bagaimana sumber daya dalam MIB direpresentasikan dan dinamakan. Definisi dari objek yang dikelola, dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 2.9.1 Penamaan Objek Nama yang mendefinisikan objek yang dikelola disebut pula dengan Object Identifier (OID). Objek yang dikelola disusun dalam bentuk struktur pohon, dimana letak suatu objek di dalam struktur bersangkutan akan menggambarkan bagiamana cara pohon yang pengaksesan objek tersebut. Struktur ini merupakan skema penamaan dalam SNMP. OID dibuat dari kumpulan integer berdasarkan letak sebuah node di dalam struktur pohon, yang dipisahkan dengan titik. Selain dengan integer, OID juga bisa dinyatakan dalam string (yang juga berdasarkan letak sebuah node Di dalam struktur pohon) yang juga dipisahkan dengan tanda titik. Oleh karena itu sebuah objek mempunyai 2 macam bentuk OID yaitu bentuk numeric dan string. Gambar 2.7 menunjukkan salah satu contoh struktur pohon (hanya beberapa level). Dari struktur pohon dari gambar 2.8, objek dod dapat di identifikasi sebagai berikut: {.iso.org.dod} atau untuk mempersingkat penulisannya kita menggunakan notasi {.1.3.6}. Dengan cara yang sama objek mgmt dapat di identifikasi sebagai berikut: {.iso.org.dod. internet.mgmt}, atau bisa juga dengan {1.3.6.1.2}. Gambar 2.5 Structure of Management Information (SMI) (library.binus.ac.id, 15/10/2012) Di dalam struktur pohon, simpul yang mempunyai letak paling atas disebut dengan root. Semua yang berada dibawahnya disebut sub pohon, node yang tidak mempunyai anak disebut dengan leaf node. 2.9.2 Tipe dan sintaks Tipe dari sebuah objek didefinisikan dengan menggunakan sintaks dari ASN.1. ASN.1 merupakan bahasa pemrograman yang digunakan oleh SNMP untuk membuat MIB object. Tujuan dari diciptakannya semua tipe data tersebut adalah untuk membentuk sebuah objek yang akan dikelola. 2.9. 3 Pengkodean (encoding) Sebuah instans dari objek akan dikodekan menjadi string octet dengan menggunakan Basic Encoding Rules (BER). BER mendefinisikan bagaimana sebuah objek diencode dan didecode sehingga objek tersebut bisa ditransmisikan melalui medium perantara seperti Ethernet. Objek tersebut akan di encode menjadi data bit (bit-oriented data) yang awalnya berbentuk teks ASCII. 2.9.4 Management Information Base (MIB) MIB adalah wadah virtual tempat kumpulan objek-objek yang di manage dalam jaringan, MIB di instansiasi di dalam sistem yang dikelola. MIB bukanlah suatu database. MIB hanyalah cara untuk mengelompokkan data secara logis sehingga mudah untuk dipahami. Di dalam MIB terdapat informasi tertentu yang akan dibutuhkan oleh sebuah sistem manajemen jaringan. Perbedaan antara MIB dengan SMI adalah, SMI menyediakan cara untuk mendefinisikan sebuah objek, sedangkan MIB definisi dari objek itu sendiri. SMI mendefinisikan framework umum dimana suatu MIB didefinisikan dan dikonstruksi. SMI mengidentifikasi tipe data yang dapat diperguakan dalam MIB dan bagaimana sumber daya dalam MIB direpresentasikan dan dinamakan. Salah satu contoh dari MIB adalah MIB-II (RFC 1213). MIB II merupakan salah satu MIB yang sangat penting, karena semua device yang yang mensupport SNMP pasti akan mensupport MIB II. Objek dalam MIB yang saling mempunyai relasi dikelompokkan menjadi satu group. Struktur pohon dari MIB-II dijelaskan lebih lanjut pada gambar 2.8. Gambar 2.6 Struktur pohon dari MIB-I (http://www.itadministrator.de/themen/netzwerkmanagement/fachartikel/51526.html, tanggal 15/10/2012) 2.10 IP (Internet Protocol) 2.10.1 Konsep Dasar IP a. Merupakan Sekumpulan protokol yang terdapat di dalam jaringan komputer yang digunakan untuk berkomunikasi atau bertukar data antar komputer. b. Merupakan protokol standart pada jaringan internet yang menghubungkan banyak komputer yang berbeda jenis mesin maupun sistem operasi agar dapat berinteraksi satu sama lain 2.10.2 Layanan yang diberikan • Pengiriman file (File Transfer). File Transfer Protokol (FTP) memungkinkan user dapat mengirim atau menerima file dari komputer jaringan. • Remote Login. Network Terminal Protokol (telnet). Memungkinkan user untuk melakukan login ke dalam suatu komputer di dalam jaringan. • Computer Mail. Digunakan untuk menerapkan sistem e-mail. • Protokol yang digunakan: - SMTP (Simple Mail Transport Protokol) untuk pengiriman email - POP (Post Office Protokol) dan IMAP (Internet Message Access Control) untuk menerima email - MIME (Multipurpose Internet Mail Extensions) untuk mengirimkan data selain teks • Network File System (NFS). Pelayanan akses file jarak jauh yang memungkinkan klien untuk mengakses file pada komputer jaringan jarak jauh walaupun file tersebut disimpan lokal. • Remote Execution. Memungkinkan user untuk menjalankan suatu program dari komputer yang berbeda. • Name Servers. Nama database alamat yang digunakan pada internet. • IRC (Internet Relay Chat). Memberikan layanan chat • Streaming (Layanan audio dan video). Jenis layanan yang langsung mengolah data yang diterima tanpa menunggu mengolah data selesai dikirim. 2.10.3 Cara Kerja IP • IP bertanggung jawab setelah hubungan berlangsung. Tugasnya adalah untuk merutekan paket data di dalam network. IP hanya bertugas menjadi kurir dari TCP dan mencari jalur yang terbaik dalam penyampaian datagram. IP “tidak bertanggung jawab” jika data tersebut tidak sampai dengan utuh, namun IP akan mengirimkan pesan kesalahan melalui ICMP (Internet Control Message Protokol) dan kemudian kembali ke sumber data. • Karena IP hanya mengirimkan data tanpa mengetahui urutan data mana yang akan disusun berikutnya, maka menyebabkan IP mudah untuk dimodifikasi di daerah sumber dan tujuan datagram. 2.10.4 Sifat IP IP (Internet Protokol) memiliki sifat yang dikenal sebagai • Unreliable Protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim pasti sampai ke tempat tujuan. • Connectionless Proses pengiriman paket dari tempat asal ke tempat tujuan tanpa handshake terlebih dahulu. • Datagram delivery service Setiap paket data yang dikirim adalah independen terhadap yang lain. 2.10.5 Format Datagram IP Version Header Length Type of Service Indetification Time To Live Total Length of Diagram Flags Protokol Fragment Offset Header Checksum Source IP Address Destination IP Address Options Strict Source Routing, Loose Source Routing Data a. Version, bersisi versi dari IP yang dipakai b. Header Length, berisi panjang dari header paket IP ini dalam hitungan 32 bit word c. Type of service, berisi kualitas service yang dapat mempengaruhi cara penanganan paket IP ini. d. Total Length of Datagram, panjang IP datagram total dalam ukuran byte. e. Identification, Flag dan Fragment Offset, berisi beberapa data yang berhubungan dengan fragmentasi paket. f. Time to Live, berisi jumlah router/hop maksimal yang boleh dilewati paket IP. g. Protocol, mengandung data yang mengidentifikasikan protokol layer atas pengguna isi data dari paket IP. h. Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dari seluruh field dari header paket IP. i. IP Address penerima dan pengirim, berisi alamat pengirim dan penerima paket. j. Strict Source Route, berisi daftar lengkap IP Address dari router yang harus dilalui oleh paket ke host tujuan. k. Loose Source Route, paket yang dikirimkan harus singgah di beberapa router yang telah ditentukan. 2.10.6 IPV4 Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6. Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3. 2.10.7 IPV6 IPv6 adalah sebuah protokol baru, yang menggantikan IPv4. IPv6 akan membuat ruang untuk IP address dalam jumlah besar. Kini yang harus dipersiapkan oleh masyarakat adalah bersiap-siap untuk melakukan transisi dari satu protokol ke protokol lainnya. IPv6 adalah revisi ke enam untuk Internet Protocol dan merupakan penerus dari IPV4. Kedua protokol tersebut menyediakan alamat IP address untuk perangkat yang terkoneksi ke internet. Namun bahwa IPv6 bisa menampung jumlah IP address yang jauh lebih besar.