Pokja SRG Susun Peta Program

advertisement
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
th
2 0 0 12 0 17
Lamon Rutten;
Optimalisasi Teknologi
Mengejar Ketertinggalan
Kab. Tapanuli Utara
Gelar Pasar Lelang
Bawang Merah
Izin Pialang Berjangka
‘Multilateral’ Makin Diburu
Pokja SRG Susun
Peta Program
Daftar Isi
BERITA UTAMA | 04
PASAR LELANG | 12
Kab. Tapanuli Utara;
Gelar Pasar Lelang Bawang Merah
AGENDA FOTO | 14
Pertemuan Teknis
Pasar Lelang Komoditas
AKTUALITA | 16
Izin Pialang Berjangka
‘Multilateral’ Makin Diburu
ANALISA | 18
Pokja SRG Susun Peta Program
Kelompok Kerja- Pokja Sistem Resi Gudang- SRG melakukan koordinasi dan
sinergi dalam pengembangan SRG tahun 2017. Masing-masing perwakilan
tuangkan gagasan dan program kerja.
Harga Ekspor Karet
Diprediksi Naik
KOLOM | 24
Manfaat Ekonomis
Perdagangan Berjangka
BERJANGKA
INTERVIEW
KIPRAH
2 Tahun Aspebtindo;
Jembatani Aspirasi Anggota
Dengan Regulator dan SRO
Lamon Rutten;
Optimalisasi Teknologi
Mengejar Ketertinggalan
Dharmayugo Hermansyah;
Cintai PBK dan Fotografi
08
10
26
2 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
Dari Redaksi
th
2 0 0 12 0 17
Penerbit
Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Kom oditi
Penanggung Jaw ab
Bachrul Chairi
Redaktur
Didi Sum edi
Penyunting/ Editor
Taufi k KS
Annisa F Wulandari
Poppy Juliyanti
Fotografer
Apriliyanto
Gita Regina
Sekretaris
Katim in
Alam at Redaksi
Gedung Bappebti
Jl. Kram at Raya
No. 172, Jakarta Pusat.
w w w .bappebti.go.id
Redaksi m enerim a artikel ataupun
opini dikirim lengkap dengan identitas
serta foto ke E-m ail:
hum as.bappebti@kem endag.go.id
Bappebti menerima kunjungan tim Evaluator AIPEG, yang diterima oleh Staf Ahli Menteri Perdagangan
Bidang Pengamanan Pasar Sutriono Edi mewakili Kepala Bappebti didampingi oleh Pejabat Eselon
II dan III Bappebti.
S
istem Resi Gudang- SRG ternyata tak
semata milik Bappebti, Kementerian
Perdagangan. Setidaknya hal itu dapat
dilihat dari animo Kementerian/Lembaga
yang tergabung di Kelompok Kerja- Pokja SRG
yang melakukan pertemuan koordinasi dan
sinergitas di Jakarta, pada 23 Februari 2017,
lalu. Dari sebanyak 70 peserta yang terdiri dari
unsur Kementerian/Lembaga, BUMN dan juga
swasta, antusias menyampaikan gagasannya
untuk kemajuan SRG di daerah.
Lalu, mengapa bisnis SRG belum juga
kunjung bergairah di masyarakat? Dan
mengapa 120 unit gudang yang dibangun
pemerintah belum efektif beroperasi?
Sekiranya pertanyaan itulah yang dijawab
masing-masing pihak pada perhelatan Pokja
SRG 2017. Sebab, prinsipnya Bappebti hanya
pembina dan pengawas berjalannya SRG.
Namun, pemiliknya adalah semua pihak tak
terkecuali petani atau masyarakat.
Maka, adalah sungguh tepat jika Bappebti
menghimpun semua kekuatan yang ada
untuk kesuksesan SRG. Karena itu, Kepala Biro
Pembinaan dan Pengawasan SRG dan PLK
Bappebti, Retno Rukmawati, mengatakan,
langkah pertama yang akan dilaksanakan
pasca pertemuan tersebut adalah menyusun
Peta Program SRG 2017 dari masing-masing
pihak anggota Pokja SRG. Dengan demikian,
stakeholder SRG dapat terarah menjalankan
kegiatan yang sudah direncanakan dan
disinergikan dengan semua pihak.
Selengkapnya laporan kegiatan Pokja SRG
itu diramu Redaksi dalam laporan utama.
Harapannya, gagasan yang sudah disampaikan
tidak saja sebagai dokumen, melainkan menjadi
buah yang ranum di masyarakat.
Laporan lain yang menjadi sajian pada
penerbitan ini adalah perbincangan Redaksi
dengan praktisi perdagangan berjangka komoditi
dan lembaga keuangan dunia, Lamon Rutten.
Pria berkebangsaan Belanda ini, mengatakan,
Indonesia memiliki potensi besar di industri
perdagangan berjangka komoditi. Karena selain
memiliki sejumlah komoditi unggulan dunia,
juga memiliki populasi masyarakat yang besar
sehingga potensi pasarnya pun besar.
Sebab itu, untuk mengejar ketertinggalan
Indonesia dengan negara lain, optimalisasi
teknologi menjadi kata kunci keberhasilan industri
perdagangan berjangka komoditi. Di samping
itu, edukasi yang merata ke kalangan masyarakat.
Apa saja yang dibahas Lamon Rutten?
Pembaca dapat mengikutinya pada Rubrik
Interview.
Selain itu, Redaksi juga menyisipkan kegiatan
Pasar Lelang Komoditi bawang merah yang
diselenggarakan Kab. Tapanuli Utara, pada 20
Februari 2017, lalu. Kegiatan ini diharapkan
mengikuti kesuksesan pelaksanaan Pasar
Lelang Komoditi cabai di tahun 2016, lalu, yang
membukukan nilai transaksi sebesar Rp 5,4 miliar.
Sebagai gambaran, pelaksanaan Pasar
Lelang Komoditi yang diselenggarakan Kab.
Tapanuli Utara, itu, dilaksanakan secara mandiri.
Dengan harapan potensi tanaman hortikultura
Kab. Tapanuli Utara semakin berkembang dan
dapat menekan laju inflasi daerah dari kenaikan
harga pangan. Salut!!!
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari ◄ 3
Berita Utama
Pokja SRG Susun Peta Program
Kelompok Kerja- Pokja
Sistem Resi GudangSRG melakukan
koordinasi dan sinergi
dalam pengembangan
SRG tahun 2017. Masingmasing perwakilan
tuangkan gagasan dan
program kerja.
4 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
K
oordinasi dan sinergi dalam
pengembangan SRG mutlak
dilakukan untuk sinergitas
kebijakan dan program kerja lintas
Kementerian atau Lembaga (K/L). Pada
Kamis, 23 Februari 2017, lalu, tak kurang
dari 70 orang peserta yang tergabung di
Tim Pokja SRG tumplek di Ballroom Hotel
Luminor, Jakarta.
Adapun tim Pokja SRG merupakan
perwakilan dari K/L serta pelaku usaha
terkait, diantaranya, perwakilan dari
Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi,
Kementerian Perdagangan, Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Pertanian,
Kementerian Perindustrian, Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Kementerian Desa Pembangunan Daerah
tertinggal dan Transmigrasi, PT Food
Station Tjipinang Jaya, PT Pertani, PT
Bhanda Ghara Reksa, PT Sucofindo, PT
Kliring Berjangka Indonesia, Kementerian
Koperasi dan UKM, Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Bank Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan, PT Pos Indonesia,
Bank BJB, dan Perum Jamkrindo.
Kepala Biro Pembinaan dan
Pengawasan SRG dan PLK Bappebti,
Retno Rukmawati, dalam kesempatan
itu memaparkan perkembangan SRG
di Indonesia. Menurutnya, SRG di
Indonesia sampai dengan tahun 2016
telah diimplementasikan pada 120
kabupaten yang tersebar di 27 Propinsi.
Perkembangan pelaksanaan SRG saat ini
telah masuk pada tahap Integrasi antara
SRG dengan Pasar Lelang Komoditas.
“Perkembangan kinerja SRG dari
tahun 2008-2016 belum dapat memenuhi
Berita Utama
harapan pemerintah. Rendahnya nilai
transaksi SRG tidak lepas dari berbagai
keterbatasan, tantangan dan kendala
yang dihadapi, antara lain, minimnya
masyarakat yang memahami mekanisasi
dan manfaat SRG, kurang siapnya
infrastruktur kelembagaan SRG terutama
di daerah-daerah terpencil yang
merupakan sentra produksi komoditas
SRG,” jelas Retno.
Dia berharap, SRG kedepannya dapat
menjadi instrumen atau bagian dari suatu
sistem tata niaga komoditi pertanian
yang dapat mewujudkan ketahanan,
kemandirian dan kedaulatan pangan di
Indonesia.
Untuk itu, di tahun 2017 Bappebti
memiliki program kerja dalam rangka
pembinaan dan pengawasan SRG.
“Programnya yaitu penyiapan calon
pengelola gudang SRG melalui mekanisme
program pendampingan dan pelatihan
kepada calon pengelola gudang SRG,
bimbingan teknis dan sosialisasi SRG,” ujar
Retno.
Sementara itu, Sutriono Edi, Staf
Ahli Menteri Perdagangan Bidang
Pengamanan Pasar, juga memberikan
arahan dalam pertemuan tersebut. “Jika
ditinjau dari perkembangan jenis komoditi
yang dapat diresigudangkan, maka dapat
dipastikan bahwa arah pemanfaatan
SRG kedepannya adalah juga mencakup
ketersediaan informasi stok komoditi,
peningkatan neraca perdagangan luar
negeri (ekspor-impor), perbaikan kualitas
komoditi yang dihasilkan petani hingga
penambahan nilai komoditas,” paparnya.
Selain itu, tambahnya, gudang
SRG dapat dijadikan sebagai pusat
kegiatan hilirisasi sehingga peningkatan
pendapatan petani pemilik barang yang
disimpan di gudang SRG menjadi lebih
terasa.
Sebagai ilustrasi, pada komoditi
gabah/beras, petani datang membawa
gabah kering panen ke gudang SRG,
kemudian dijemur atau dikeringkan
dengan mesin dryer hingga mencapai
kualitas SNI kelas I, disimpan di gudang
SRG, mendapat pembiayaan S-SRG untuk
modal tanam selanjutnya, lalu gabah
yang disimpan sebelum dijual ke pasar
diolah dulu menjadi beras dan dikemas
sehingga nilai jualnya menjadi lebih tinggi
dimana semua proses tersebut dilakukan
di gudang SRG.
Sinergi SRG - BUMDes
Tak kalah penting, Ditjen Pembangunan
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Kemendes PDTT, juga memberikan
masukannya. Menurut perwakilannya,
Sunarwoh, Badan Usaha Milik DesaBUMDes sebagai lembaga usaha yang
berfungsi menata usaha dan menata
kelola seluruh produk hasil kegiatan
usaha yang dilakukan oleh masyarakat
desa. Melalui fungsi tersebut, sangat
memungkinkan bagi BUMDes untuk
terlibat dalam kelembagaan SRG sebagai
Pengelola Gudang SRG.
Sebagai informasi, saat ini BUMDes
yang telah terbentuk berjumlah sekitar
14.000 unit. Selain itu, terdapat dana desa
yang sifatnya bergulir sebesar Rp. 1,5 –
2,5 milyar/desa yang dapat dimanfaatkan
untuk pembangunan desa (infratsruktur)
dan pemberdayaan masyarakat desa
(investasi, modal, stimulan produk
unggulan desa, fasilitasi, pelatihan,
promosi dan edukasi).
Dengan bergabungnya beberapa
BUMDes yang berada di tingkat kecamatan
menjadi BUMDes bersama membentuk
suatu badan usaha yang lebih besar
dengan membangun infrastruktur gudang
komoditi pertanian, maka jumlah gudang
yang berpotensi menjadi gudang SRG
akan semakin bertambah. Hal ini menjadi
potensi yang besar bagi pengembangan
pelaksanaan SRG apabila dapat sinergi
dengan BUMDes yang ada di desa.
“Kementerian Desa dan PDTT memiliki
program peningkatan kapasitas SDM yang
dapat diintegrasikan dengan pelatihan,
pengembangan produk unggulan daerah
yang berbasis komoditas SRG maupun
pelatihan kepada calon pengelola gudang
SRG,” terang Sunarwoh.
Sementara itu, peran Bank Indonesia
dalam SRG adalah memastikan bahwa SRG
dapat mendukung pengendalian inflasi
dengan terjaganya pasokan komoditas
di setiap daerah dan peningkatan akses
pembiayaan bagi pelaku usaha. “Pada
tahun 2016 Bank Indonesia telah menyusun
Petunjuk Pelaksanaan Implementasi SRG,
direncanakan pada 2017 ini akan disebar
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari ◄ 5
Berita Utama
ke seluruh Kantor Perwakilan Wilayah BI,”
kata perwakilan BI.
Lainnya, Bank Indonesia pada tahun
2017 akan melanjutkan program yang
pernah disinergikan sebelumnya seperti
pilot project SRG diberbagai daerah.
SRG Ikan
Sedangkan Kementerian Kelautan
dan Perikanan, tahun 2017 mengusulkan
agar komoditi ikan yang masuk dalam
barang pokok dapat dimasukkan ke
dalam komoditi yang dapat disimpan di
gudang SRG. Hal ini perlu adanya kajian
penyimpanan ikan melalui cold storage
dengan usulan lokasi cold storage di
Kendari dan Muara Baru.
“Untuk mendukung pelaksanaan SRG
komoditas garam, pada tahun 2016 KKP
telah membangun 6 gudang garam di
6 kabupaten (Pati, Indramayu, Cirebon,
Pamekasan, Bima dan Pangkajene
Kepulauan), dan di tahun 2017 akan
dibangun 6 gudang garam lagi di sentra
lokasi garam yang terintegrasi dengan
pabrik pengolahan garam,” papar
perwakilan KKP.
Di samping itu, untuk mendukung
pelaksanaan SRG komoditas rumput laut,
pada tahun 2016 KKP telah melaksanakan
focus group discussion- FGD yang
dihadiri oleh berbagai stakeholder untuk
mengidentifikasi peluang dan kendala
pelaksanaan SRG komoditas rumput
laut, dan pada tahun 2017 akan dijadikan
bahan referensi perbaikan serta langkah
tindak lanjutnya.
Sedangkan per wakilan BRI,
memaparkan, BRI di Jawa Tengah sedang
mempelopori Sistem Informasi Pertanian
Indonesia (SIMPI) melalui pemberian Kartu
Tani kepada para nasabah Bank BRI yang
berprofesi sebagai petani. Dalam Kartu
Tani ini terdapat data nama, alamat, luas
lahan yang dikelola, jenis komoditas,
kebutuhan pupuk dan benih.
Diharapkan dengan data itu dapat
menjadi pusat database jumlah petani
per komoditas lengkap dengan masa
tanam dan masa panen. Sehingga, dapat
diketahui dengan pasti di lokasi dan jenis
6 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
komoditas yang akan panen termasuk
dapat memproyeksikan potensi nilai
pendapatan yang dapat diperoleh petani.
“Dalam jangka panjang database ini dapat
memantau kegiatan pertanian baik mulai
dari on farm sampai dengan off farm,”
tuturnya.
Ketahanan Pangan
Sedangkan Per wakilan Pusat
Penyuluhan Per tanian Kementan
menyampaikan beberapa hal. Diantaranya:
Pertama, sudah lebih dari 100 penyuluh
pertanian dan gapoktan telah mendapat
Pelatihan/Bimbingan Teknis tentang SRG.
Namun demikian, tidak dapat dipungkiri
bahwa merubah mindset petani tidaklah
mudah, ditambah lagi dengan program
pembelian gabah dari Kementerian
Pertanian/Bulog yang kontraproduktif
dengan program SRG.
Kedua, telah ada komitmen antara
Kemendes PDTT dan Kementan dalam
pemanfataan dana desa yaitu antara lain
untuk pembangunan lumbung, sistem
irigasi, Rice Milling Unit (RMU) dan Dryer.
Kedepannya diharapkan dapat disinergikan
antara dana desa yang digunakan untuk
pembuatan RMU dan Dryer dengan
masuknya komoditas yang diolah melalui
RMU dan Dryer tersebut ke dalam gudang
SRG. Sebagai informasi pada Rakernas
Kementerian Pertanian, Menteri Desa
dan PDTT telah menyampaikan bahwa
alokasi dana desa 40 % untuk mendukung
ketahanan pangan dan kegiatan produktif
untuk pengembangan ekonomi
Ketiga, Kementan akan mengarahkan
400 kelembagaan petani (koperasi tani,
Poktan dan Gapoktan) khususnya yang
bergerak pada komoditas yang dapat
disimpan di gudang SRG untuk terlibat
dalam pemanfaatan SRG.
Keempat, pada Pekan Nasional Petani
dan Nelayan yang akan dilaksanakan di
Propinsi Aceh pada pertengahan bulan
Mei 2017, terdapat pekan kegiatan yang
salah satunya terdapat kegiatan pasar
lelang komoditas. Kementan menawarkan
apabila Bappebti memiliki bahan ataupun
narasumber untuk mengenalkan pasar
lelang maupun SRG dapat bersinergi
dengan memanfaatkan momen ini.
Pokja Daerah
Sedangkan dari perwakilan Kemenko
Perekonomian memaparkan, SRG
memiliki skema pembiayaan yang terbaik
sehingga perlu dibentuk unit khusus
(Pokja Daerah) yang dapat memantau
proses sinergi dan implementasi SRG
hingga ke tingkat kabupaten/desa. Tim
Berita Utama
Pokja Daerah tersebut dapat melibatkan
pihak perwakilan Kementerian, jajaran
perangkat Pemda hingga Kepolisian.
“ Tim pokja ini fungsinya adalah
untuk memastikan bahwa SRG dapat
berjalan dengan baik sekaligus menerima
pengaduan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, mengusulkan kepada
Bappebti untuk melakukan promosi
penyebaran kesuksesan SRG yang selama
ini terlalu meluas, polanya dapat dibuat per
wilayah misalnya kesuksesan Barito Kuala
dapat menjadi percontohan suksesnya
pelaksanan SRG di Pulau Kalimantan
sehingga kesuksesan tersebut dapat
ditularkan ke daerah lainnya, sehingga
dapat disusun skala prioritasnya untuk
didorong pemanfaatannya.
“Petani di Indonesia juga lebih menyukai
menjual komoditas ke pihak luar negeri
sehingga industri dalam negeri kesulitan
untuk mencari bahan baku. Konsep SRG
ini dapat diterapkan untuk mewujudkan
kepastian stok bagi kebutuhan industri
dalam negeri,” katanya.
Dukungan APBD
Sedangkan Perwakilan Kemendagri
menyampaikan beberapa hal. Diantaranya:
Pertama, urusan pemerintahan, UU No
1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara, Pemda tidak bisa menganggarkan
alokasi anggaran bagi barang yang bukan
miliknya. Oleh karena itu, penyerahan
gudang dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah menjadi krusial.
Kedua, Kemendagri dapat membantu
menyusun pedoman penyusunan APBD
untuk Pemda mengalokasikan anggaran
sehingga gudang SRG dapat dikelola
sesuai dengan peruntukkannya, perlu
dipastikan Berita Acara Serah Terima
(BAST) bagi gudang SRG yang menjadi
aset daerah, perlu juga dipastikan siapa
leading sector yang mengelola gudang
yang telah menjadi aset daerah.
“Ketiga, PT BPR yang asetnya milik
pemda bisa kita gerakkan sebagai
penyalur pembiayaan, kita punya Jamkrida
sebagai penjamin apabila bank tidak mau
menyalurkan pembiayaan,” paparnya.
Keempat, pemanfaatan barang milik
daerah berupa gudang SRG dapat sewa,
pinjam pakai, dan kerjasama pemanfaatan.
Perlu didiskusikan lebih lanjut terkait
pola yang efektif dan efisien. Terakhir,
pihak kedua dalam perjanjian sewa dan
kerjasama disebut sebagai mitra, mitra
tersebut tidak bisa ditunjuk langsung
melainkan harus melalui proses tender/
lelang.
Senada dengan itu, perwakilan PT.
Bhanda Ghara Reksa (BGR) melihat
peningkatan kapasitas SDM Pengelola
Gudang SRG perlu terus dilakukan dan
diintensifkan melalui program pelatihan
bersama maupun pelatihan internal.
Sehingga ekosistem SRG dapat berjalan
secara berkesinambungan.
“Peran Pemerintah Daerah pun sangat
penting, namun seringkali koordinasi di
daerah masih sulit dilakukan,” katanya.
Pada tahun 2017, PT. BGR telah
mengalokasikan anggaran untuk program
training internal bagi karyawan yang
disiapkan sebagai pengelola gudang
maupun pendamping bagi calon pengelola
gudang. Selain itu, perlunya akses pasar
yang pasti bagi komoditas yang disimpan
di gudang SRG, pembekalan bagi para
calon pengelola gudang di daerah terhadap
mekanisme SRG yang seringkali bekerja
paruh waktu (belum menjadi bisnis oriented).
Peta Program
Dari semua hasil pemaparan para
per wakilan tersebut, Kepala Biro
Pembinaan dan Pengawasan SRG dan PLK
Bappebti, Retno Rukmawati, mengatakan,
ada beberapa hal yang akan dilakukan
sebagai tindak lanjutnya.
Pertama, diharapkan dapat dibuat
suatu peta jalan sinergitas program kerja
sehingga alokasi kegiatan ke depan lebih
terarah dan dapat direncanakan dengan
lebih baik.
Kedua, Bappebti akan melakukan
pertemuan bilateral dengan berbagai
K/L terkait, terutama untuk melakukan
pendalaman beberapa hal teknis terkait
kegiatan maupun strategi sinergitas
program kegiatan.
Ketiga, Bappebti akan mengirimkan
matriks isian program kegiatan ke seluruh
anggota Pokja untuk dapat diisi dan
dikirimkan kembali guna memetakan
potensi kegiatan yang dapat disinergikan
dengan SRG.
“Terakhir, Bappebti akan melakukan
per temuan lanjutan dengan tema
pembahasan yang lebih spesifik terkait isu
strategis SRG pada tahun 2017,” pungkas
Retno.
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari ◄ 7
Berjangka
2 Tahun Aspebtindo
Jembatani Aspirasi Anggota
Dengan Regulator dan SRO
Di usia 2 tahun, Aspebtindo
terus berbenah sebagai
wadah tunggal pelaku usaha
perdagangan berjangka
komoditi. Diharapkan
Aspebtindo berperan aktif
dalam pengembangan
industri dengan melakukan
berbagai kerjasama
baik di dalam negeri
mapun mancanegara.
Sehingga bursa berjangka
Indonesia menjadi sarana
pembentukan harga
komoditi dunia.
8 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
A
sosiasi Perdagangan Berjangka
Komoditi Indonesia- Aspebtindo
sebagai wadah tunggal para
pelaku usaha perdagangan
berjangka komoditi memiliki kewajiban
menyampaikan laporan tahunan kepada
anggota dan menyusun rencana kerja di
tahun berjalan. Hal itu tertera pasal Pasal
15 dan 16 Anggaran Dasar Aspebtindo.
Terkait itu, pada 21 Februari 2017, lalu,
Aspebtindo menyelenggarakan Rapat
Umum Anggota Tahunan di Jakarta.
Dilaporkan, acara tersebut diikuti seluruh
anggota Aspebtindo dan disaksikan
Dewan Pengawas serta Kepala Biro
Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik,
Bappebti, Pantas Lumban Batu.
Ketua Umum Aspebtindo, F.
Wishnubroto, dalam sambutannya
mengatakan, di tahun 2016 lalu telah
dilakukan berbagai kegiatan yang
mencakup kepentingan anggota dan
kemasyarakatan. Kegiatan atau program
pelayanan kepada anggota sepanjang
tahun 2016 di bidang profesi perdagangan
berjangka komoditi dan profesi lainnya
melakukan koordinasi secara berkala
dengan Direktur Kepatuhan Pialang
Berjangka.
“Aspebtindo juga kerjasama dengan
instansi terkait dalam pemberantasan
investasi ilegal seperti menghentikan
acara seminar yang diselenggarakan oleh
pihak yang tidak memiliki usaha dibidang
perdagangan berjangka komoditi
bernama “FBS- Financial Freedom Success”
Berjangka
di Kota Pekanbaru dan di Surabaya,” terang
Wishnubroto.
Lebih jauh dipaparkan Wishnubroto, di
bidang Hukum, Keanggotaan dan Etika,
Aspebtindo senantiasa aktif berpartisipasi
dalam pembahasan peraturan dan tata
tertib baik bersama regulator maupun
SRO. “Pada pembahasan Rancangan
Peraturan Kepala Bappebti tentang
Pelaksanaan Transaksi Kontrak Berjangka
Bappebti Dalam Rangka Mendukung
UU Pengampunan Pajak- Tax Amnesty,
Aspebtindo juga aktif membahasnya
dengan Bappebti dan SRO,” katanya.
“Perlu kami laporkan juga, saat ini
Aspebtindo telah resmi menjadi anggota
BAKTI- Badan Arbritrasi Perdagangan
Berjangka Komoditi. Penetapan itu
dilakukan saat Rapat Umum Anggota
Luar Biasa BAKTI pada tanggal 11 Februari
2016, lalu. Langkah itu dilakukan untuk
menggantikan APBI dan IP2BI yang telah
dibubarkan sejak berdirinya ASPEBTINDO,”
ucap Wishnubroto.
Di bidang kemasyarakatan, Aspebtindo
juga melibatkan diri untuk membantu
meringankan beban korban bencana
alam atau memberi santunan kepada
panti asuhan. “Di bawah koordinasi
Kementerian Perdagangan, pada Oktober
2016, Aspebtindo berpartisipasi memberi
sumbangan bantuan korban banjir Garut.
Sumbangan itu diperoleh dari pelaku
usaha PBK,” ujar Wishnubroto.
di Aspebtindo mendapatkan Sertifikat
Keanggotaan,” terang Wishnubroto.
Setelah menyampaikan laporan
tahunan 2016, para anggota Aspebtindo
yang hadir pun diberi kesempatan untuk
menyampaikan tanggapan dan rencana
kerja 2017. Diantaranya ada anggota
yang bertanya tentang mekanisme Komite
Etik Aspebtindo jika ada sengketa yang
melibatkan perusahaannya, apakah ada
keberpihakan?
Terkait itu rapat umum menanggapi,
untuk aturan Komite Etik secara terperinci
dapat dilihat di website Aspebtindo, dan
apabila ada anggota Komite Etik yang
perusahaannya bersengketa, bidang Komite
Etik yang berperkara tidak akan dilibatkan
dalam sidang Komite Etik, dan sidang akan
melibatkan anggota Majelis Komite Etik
yang bidangnya tidak berperkara.
“Komite Etik juga tidak mengambil
putusan dalam menjalankan sidangnya,
namun memberikan rekomendasi kepada
Ketua Asosiasi mengenai hukuman yang
akan diambil,” jabar Wishnubroto.
Syukuran
Setelah Rapat Anggota Tahunan
Aspebtindo tahun 2017 resmi ditutup,
acara kemudian dilanjutkan dengan
syukuran sederhana ulang tahun Ke-2
Aspebtindo yang jatuh pada 12 Februari
2017, lalu.
Kepala Biro Pengawasan Pasar
Berjangka dan Fisik Bappebti, Pantas
Lumban Batu, yang mewakili Kepala
Bappebti dalam sambutannya
mengatakan, Aspebtindo diharapkan
dapat menjembatani aspirasi-aspirasi dari
anggota serta turut serta mengembangkan
industri perdagangan berjangka komoditi.
“Aspebtindo juga diharapkan dapat
membantu pemerintah dalam rangka
mengembangkan sistem perdagangan
berjangka sehingga kerjasama antara
regulator, SRO dan pelaku usaha bisa
saling mengisi dalam mengembangkan
industri perdagangan berjangka di
Indonesia,” tambahnya.
“Kita yang ada di sini dan terutama
pemerintah sangat berkeinginan untuk
mewujudkan bursa berjangka sebagai
sarana pengelolaan risiko harga dan
pembentukan harga yang transparan.
Sehingga industri perdagangan berjangka
di Indonesia menjadi referensi harga
komoditi dunia. Karena itu, Aspebtindo
juga perlu bekerjasama dengan
lembaga terkait di luar negeri untuk
mengembangkan industri perdagangan
berjangka komoditi Indonesia,” imbuh
Pantas Lumban Batu.
1.180 Anggota
Hingga saat ini keanggotaan
Aspebtindo mencapi 1.180 anggota yang
terdiri dari 4 Anggota Tipe A, terdiri dr 2
Bursa Berjangka dan 2 LKB, 65 Anggota
Tipe B, terdiri dari 49 anggota Pialang
Berjangka Peserta SPA dan 15 Pedagang
Berjangka Penyelenggara SPA (1 Pedagang
Penyelenggara SPA mengundurkan
diri), 6 Anggota Tipe C (1 perusahaan
Pialang Berjangka mengundurkan diri),
1.104 Anggota Tipe D terdidiri dari Wakil
Pialang Berjangka, 1 Anggota Tipe E dan
1 Anggota Tipe F.
“Sebagaimana layaknya organisasi,
semua anggota yang telah terdaftar
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari ◄ 9
Interview
Redaksi; Lamon Rutten dikenal sebagai
praktisi perdagangan berjangka komoditi
dan lembaga keuangan dunia. Beberapa
periode lalu, alumnus Fak. Manajemen
Ekonomi Internasional dari Tilburg University,
Belanda, ini, juga pernah sebagai ahli di
lembaga keuangan dunia seperti Bank
Dunia, UNCTAD, FAO dan ACT.
Prestasinya di bursa berjangka, tahun
2011 lalu dia berhasil membawa Multi
Commodity Exchange- MCX, India, ke posisi
empat dunia dengan nilai perdagangan USD
2,9 triliun.
Kini Lamon Rutten didapuk salah
satu bursa berjangka Indonesia sebagai
CEO. Dalam sebuah pertemuan khusus
dengan Buletin Bappebti, Lamon Rutten
mengutarakan pandangannya terhadap
peta industri perdagangan berjangka
komoditi dunia dan potensi Indonesia
berkompetisi di masa mendatang.
Lamon Rutten;
Optimalisasi Teknologi
Mengejar Ketertinggalan
Tanya (T): Bagaimana pandangan
Anda tentang perkembangan industri
perdagangan berjangka komoditi
global saat?
Jawab (J): Dalam kurun 15 tahun terakhir,
saya melihat telah terjadi perubahan
besar di industri perdagangan berjangka
komoditi global dibandingkan dengan
150 tahun sebelumnya. Bursa berjangka
berkembang pesat setelah menggunakan
kemajuan teknologi informasi. Oleh sebab
itu, para investor atau pemilik modal dapat
lebih meningkatkan kinerja portofolio
mereka dengan mengalokasikan sebagian
10 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
dana di bursa berjangka komoditi.
Akibatnya, volume dan open interest
meningkat pesat, dan biaya transaksi pun
dapat ditekan lebih rendah. Peningkatan
teknologi (ponsel) dan biaya yang lebih
rendah juga telah membuat pasar lebih
mudah diakses. Hal ini juga mendorong
pertumbuhan “pendatang baru” untuk
industri berjangka global seperti China
dan India.
(T). Menurut Anda, bagaimana tren
industri perdagangan berjangka komoditi
global untuk lima tahun ke depan?
(J). Setelah krisis keuangan tahun
2008, sektor perdagangan berjangka
komoditi yang diselenggarakan dengan
baik tidak lagi pernah kedengaran terjadi
default. Para regulator juga bereaksi
lebih cepat dengan memutuskan bahwa
sebagian besar bisnis sektor keuangan
harus pindah ke platform yang terpusat
di lembaga kliring. Ini adalah komitmen
yang dibuat para regulator pada 20092012. Tetapi karena kompleksitas dan
perubahan industri global yang demikian
pesat, dampak positifnya pun baru akan
dirasakan beberapa tahun ke depan.
Interview
Hasilnya akhirnya akan terjadi tumbuh
volume, dan di banyak negara anggota
G-20 (selain Eropa dan Amerika Serikat),
juga terjadi perubahan struktural
dalam industri keuangan seperti bank,
perusahaan asuransi dan lainnya. Mereka
akan belajar bagaimana menggunakan
pertukaran terorganisir yang tersentralisasi
di lembaga kliring. Sebagai tren
paralel kemajuan teknologi ponsel dan
pengembangan mobile money, juga akan
membantu lebih cepat kemajuan pasar
terorganisir. Sehingga setiap manusia
di seluruh dunia akan dapat mengakses
pasar keuangan modern dengan mudah
dan dengan biaya rendah.
(T). Bagaimana pendapat/
pandangan Anda dengan industri
perdagangan berjangka komoditi
Indonesia?
(J). Indonesia harus mengejar
ketinggalan dengan perkembangan
global yang pesat sejak awal 2000-an.
Melihat kondisi China dan India, jelas
bahwa ada lingkup yang luas bagi industri
perdagangan berjangka di Indonesia
untuk dikembangkan. Perlu diketahui,
indutri perdagangan berjangka komoditi
India bisa berkembang pesat karena di
sana tidak ada perdagangan over the
counter- OTC, atau di Indonesia lajim
disebut Sistem Perdagangan AlternatifSPA. Di sisi inilah perbedaanya antara
industri perdagangan berjangka India
dengan Indonesia. Oleh sebab itu, bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia,
ketika menyebut bursa berjangka maka
dipikirannya adalah OTC. Sedangkan di
India, ketika menyebut bursa berjangka
maka yang ada dipikiran mereka adalah
perdagangan komoditi. Memang di India
juga terdapat OTC, tetapi diselenggarakan
oleh pihak-pihak tertentu yang sebanding
dari sisi financial dan mereka setara serta
memiliki tujuan yang sama. Misalnya
antar perbankan atau lembaga keuangan
lainnya.
(T). Bagaimana posisi perdagangan
berjangka komoditi industri Indonesia
dibandingkan dengan regional (Asia
Tenggara) dan kawasan Asia secara
umum?
(J). Jujur saja, Indonesia jauh tertinggal
di belakang China, India dan tentu saja
Jepang dan Singapura. Mereka tidak bisa
dibandingkan lagi dengan Indonesia.
Industri perdagangan berjangka
komoditi di China dan India memiliki
karakter tersendiri sebagai sebuah negara
besar. Oleh pemerintah, bursa berjangka
China dan India ditugaskan dan fokus
pada perdagangan di dalam negerinya,
namun mereka juga menerima investor
dari luar negeri termasuk Indonesia.
(T). Apa sebaiknya strategi yang
dilakukan regulator dan SRO untuk
mengembangkan industri perdagangan
berjangka komoditi Indonesia di masa
yang akan datang?
(J). Mengoptimalkan penggunaan
teknologi untuk menjangkau masyarakat.
Selain itu, menyediakan subjek kontrak
berjangka yang benar-benar menjadi
kebutuhan masyarakat dan diciptakan
untuk mengungguli produk yang
ditawarkan SPA. Di samping itu yang
terpenting lagi yakni edukasi, edukasi dan
edukasi.
(T). Akhir-akhir ini ada wacana
dari regulator untuk membuka keran
investor asing memegang 51 % saham
di industri perdagangan berjangka
komoditi, apa pendapat Anda?
(J). Sesungguhnya regulator tidak
mungkin bisa menggendalikan kepemilikan
saham perusahaan pialang berjangka dan
bursa berjangka, sebab mereka hanya
fasilitator yang menerima amanat investor
atau masyarakat. Karena itu kriteria dan
syarat berdirinya perusahaan pialang
dan bursa berjangka harus diperketat.
Jadi tidak ada masalah kalau regulator
mengizinkan asing memiliki saham 51
%. Jika memang ada investor asing yang
tertarik masuk ke Indonesia, nilai positifnya
mereka dapat membawa pengalaman
berharga tentang bagaimana mengelola
sebuah perusahaan pialang berjangka
atau bursa berjangka. Di samping itu,
dengan nama besar dan penggunaan
teknologi terbaik akan mendorong kinerja
yang efisien, ramah terhadap nasabah.
Dengan demikian akan terjadi kompetisi
diantara perusahaan pialang berjangka.
(T). Apa alasan utama Anda
menerima jabatan CEO di Indonesia?
(J). Pertama, melihat potensi Indonesia
mengembangkan bursa berjangka untuk
kemajuan dan pertumbuhan ekonomi di
masa mendatang. Dan saya cukup optimis
hal itu bisa terjadi dengan pengalaman
saya selama ini. Selain itu, Indonesia
adalah negara favorit saya kedua di dunia,
setelah negara asal saya, Belanda.
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari ◄ 11
Pasar Lelang
Kab. Tapanuli Utara
Gelar Pasar Lelang Bawang Merah
penambahan jenis komoditi yang akan
dijamin harganya oleh pemerintah daerah.
Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 740 kg
bawang merah berhasil dilelang perdana
dengan nilai transaksi antara Rp 20.300
hingga Rp 20.500 per kg. “Nantinya,
akan semakin banyak jenis komoditi yang
dilelang. Itu harapan besar kami,” ungkap
Edward Tampubolon.
Disebutkan juga, lelang komoditi
bawang merah diyakini akan mengikuti
kesuksesan lelang cabai yang telah
diselenggarakan sejak Maret 2016. Dan
sepanjang penyelenggaraan pasar lelang
cabai, telah berhasil membukukan nilai
transaksi sebesar Rp 5.454.796.450.
Swasembada
Pemkab Tapanuli Utara setelah sukses meraup
transaksi komoditi cabai dengan nilai Rp 5,4 miliar,
kini menambahkan bawang merah sebagai komoditas
pasar lelang. Targetnya, pasar lelang komoditas dapat
menekan laju inflasi daerah.
P
emerintah Kabupaten Tapanuli
Utara kembali membuat gebrakan.
Setelah sukses memasarkan
komoditas cabai merah dengan
mekanisme pasar lelang, kini mereka
memasarkan komoditas unggulan lainnya
yakni bawang merah. Senin, 20 Februari
2017 lalu, di Pasar Siborong-borong,
Pemda Kab. Tapanuli Utara menggelar
pasar lelang perdana untuk bawang
merah sebanyak 740 kilogram.
Sekretaris Daerah Tapanuli Utara,
Edward Tampubolon, dalam keterangannya
mengatakan, kegiatan pasar lelang ini
12 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
dilakukan untuk menumbuhkan minat
petani dalam bercocok tanam. “Apabila
para petani sejahtera, nantinya pekerjaan
petani akan dipandang sebagai profesi,”
kata Edward Tampubolon.
Edward juga menyampaikan, kegiatan
lelang atas produk pertanian itu adalah
ber tujuan untuk mengembangkan
bidang pertanian yang dinilai sebagai
sektor potensial. Hal itu dilakukan demi
mewujudkan Tapanuli Utara sebagai
lumbung pangan.
Edward menambahkan, bawang
merah yang di lelang tersebut merupakan
Pasar Lelang dengan komoditas
cabai merah dan bawang merah yang
ada di Tapanuli Utara dipastikan akan
terus berkembang pesat. Apalagi kabar
baiknya, Provinsi Sumatera Utara tahun
ini menargetkan tercapainya swasembada
cabai merah dan bawang merah.
Plt. Kepala Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura Sumut, M. Azhar
Harahap, mengatakan, selama ini fokus
pengembangan pertanian tanaman pangan
dan hortikultura yakni Padi, Jagung dan
Kedelai (Pajale). Sekarang ditambah dua
komoditi lagi yakni cabai merah dan bawang
merah. “Cabai merah dan bawang merah
selalu pemicu inflasi, sehingga dua komoditi
ini harus dikembangkan dan ditargetkan
menjadi swasembada,” kata Azhar.
Karena itu, tambah Azhar Harahap,
Kementerian Pertanian meminta pada
tahun 2017 ini fokus menanam bawang
merah dan cabai merah. Berbagai langkah
diambil untuk mencapai swasembada
tersebut. Antara lain pemberian bibit ke
kelompok petani, bantuan pupuk maupun
sarana pertanian lainnya.
Pasar Lelang
Cabai Rawit Merah
‘Primadona’ Pasar
Lelang Puspo Agro
transaksi itu jauh melampaui hasil lelang
akhir tahun 2016 yang hanya tercatat Rp
8,85 miliar.
Lonjakan nilai transaksi lelang pada sesi
penutupan tak lepas dari peran komoditas
cabai rawit merah yang hingga kini
menjadi perhatian publik. Sebab, harga
cabai sempat naik tak terkendali hingga
Rp 150 ribu per kilogram.
Tercatat, akumulasi nilai transaksi
lelang atas komoditas cabai rawit merah
sebesar Rp 47,7 miliar (73,14 %) dari
volume barang sebesar 530 ton dengan
harga Rp 90.000 per Kg.
Selain cabai rawit merah, lelang
menempatkan komoditas kopra pada
posisi kedua dalam capaian nilai transaksi,
disusul jagung pada posisi ketiga. Kopra
hingga sesi akhir lelang ditransaksikan
dengan total nilai Rp 6,7 miliar (10,29
%) dengan volume 660 ton. Sementara
komoditas jagung dengan volume 1.000
ton membukukan transaksi senilai Rp 3,65
miliar.
Apresiasi Positif
Transaksi Pasar Lelang Komoditas (PLK) perdana
2017 yang digelar PT Puspo Agro sangat memuaskan
dengan nilai transaksi Rp 65,2 miliar. Sebanyak 530 ton
komoditi cabai rawit merah ludes diboyong pembeli
dengan harga terbaik Rp 90.000 per kg.
L
elang perdana PLK Jawa Timur untuk
tahun 2017 belum lama ini digelar,
tepatnya dilaksanakan pada Selasa
28 Februari 2017, di Gedung Tani
komplek Pasar Induk Puspa Agro. Pasar
lelang ini ternyata cukup menyedot
pembeli dari berbagai daerah di Indonesia.
Diantaranya dari Kalimantan, Sumatera,
Sulawesi, Jawa Tengah bahkan DKI Jakarta.
Adapun nilai transaksi lelang perdana
di tahun 2017 itu berhasil menorehkan
catatan manis. Berdasarkan data resmi PT
Puspo Agro sebagai penyelenggara, total
transaksi mencapai Rp 65,216 miliar. Nilai
Kegiatan PLK yang dilaksanakan PT
Puspo Agro banyak mendapat apresiasi
positif. Tatik Jamiati, Ketua Asosiasi
Pedagang Antar Pulau Jawa Timur,
mengungkapkan, kegiatan pasar lelang ini
cukup bagus untuk menjembatani antara
petani selaku produsen dan pembeli
selaku konsumen untuk melakukan
transaksi dengan harga sesuai pasar.
Apalagi, tambah Tatik, Jawa Timur
merupakan pusat berbagai komoditi
agribis yang siap dipasarkan ke berbagai
pulau di seluruh Indonesia. “Jatim ini sentra
komoditinya macam-macam,” ujarnya.
Di pihak lain, Direktur Utama PT
Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin,
menjelaskan, pasar lelang Puspa Agro
sangat bagus untuk dimanfaatkan para
petani atau Gapoktan untuk menjual
hasil panennya. “Sebab di lelang ini
banyak berkumpul para pembeli,
khususnya dari kalangan pabrikan, yang
mencari barang dalam jumlah besar dan
harganya transparan,” kata Abdullah
Muchibuddin.
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari ◄ 13
Agenda Foto
Pertemuan Teknis
Pasar Lelang Komoditas
B
appebti mengadakan Pertemuan Teknis Pasar Lelang Komoditas
untuk kali pertama di tahun 2017. Pertemuan teknis itu
berlangsung selama 4 hari, yakni tanggal 28 Februari – 3 Maret
2017, dan dihadiri oleh para perwakilan dari 10 Dinas Provinsi
Bidang Perdagangan di Indonesia.
Pertemuan ini diselenggarakan sebagai salah satu upaya
menciptakan sarana komunikasi, koordinasi dan evaluasi antar pihak
dalam penyelenggaraan dan pengembangan PLK, khususnya Dinas
Provinsi bidang Perdagangan, Penyelenggara Pasar Lelang Swasta dan
calon Penyelenggara PLK yang telah disiapkan.
Acara dibuka dengan penyampaian laporan oleh Kepala Biro
Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang
Komoditi Bappebti, Retno Rukmawati selaku Ketua Panitia Kegiatan.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dan pengarahan oleh Kepala
Bappebti, Bachrul Chairi. Dalam arahannya, Kepala Bappebti berharap
bahwa pertemuan teknis ini dapat menghadirkan suatu pemahaman
yang sama terhadap perkembangan Pasar Lelang ke depan yang
pada akhirnya akan memberikan manfaat kepada para petani dan
masyarakat lainnya.
Sosialisasi dan Evaluasi
Kontrak Multilateral PT BBJ
S
ekretaris Bappebti Didi Sumedi mewakili Kepala Bappebti
memberikan arahan pada acara Sosialisasi dan Evaluasi Kontrak
Multilateral yang diselenggarakan oleh PT Bursa Berjangka
Jakarta (BBJ), di kantor BBJ, Kamis (23/02).
Dalam arahannya, Sekretaris Bappebti menyampaikan agar BBJ
dapat terus meningkatkan kualitas dan likuiditas di industri perdagangan
berjangka komoditi khususnya kontrak berjangka multilateral.
“Bursa Berjangka juga harus terus menerus belajar dari kesuksesan
bursa-bursa lain di luar negeri dalam hal mengembangkan produk
produk multilateral yang menarik, wajar dan transparan, serta mampu
memprediksi kebutuhan lindung nilai dunia usaha dimasa mendatang.
Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat menjadi negara acuan
dalam penetapan harga komoditi di pasar internasional,” paparnya.
Hadir dalam kesempatan tersebut Komisaris dan Direksi PT BBJ,
Perwakilan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Persero, dan para
stakeholder dibidang perdagangan berjangka komoditi.
14 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
Agenda Foto
Ujian Kompetensi
Wakil Pialang Berjangka
K
epala Biro Pembinaan dan Pengembangan
Pasar, Dharmayugo Hermansyah memberikan
pengarahan sekaligus membuka Ujian
Kompetensi Wakil Pialang Berjangka angkatan 1
yang diselenggarakan di Bogor (16/02).
Dalam sambutannya Dharmayugo mengatakan ujian
kompetensi wakil pialang berjangka ini merupakan salah
satu upaya Bappebti dalam rangka meningkatkan kualitas
SDM Wakil Pialang Berjangka. “Diharapkan wakil pialang
berjangka dapat mampu meningkatkan pemahaman
terhadap Peraturan Perdagangan Berjangka Komoditi
dan meningkatkan pemahaman teknis Perdagangan
Berjangka Komoditi Primer,” paparnya.
Ujian Kompetensi ini diikuti sebanyak 104 peserta
yang berasal dari Perusahaan Pialang Berjangka yang
ada di seluruh Indonesia.
Bappebti Menggelar In-House
Training Pengadaan Barang/Jasa
S
ekretaris Bappebti Didi Sumedi mewakili Kepala
Bappebti memberikan pengarahan pada acara
In-House Training Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang diselenggarakan selama 2 hari,
13-14 Februari 2017, dan diikuti oleh 18 orang Pegawai
Bappebti.
Tujuan diselenggarakannya In-House Training ini
adalah dalam rangka meningkatkan pemahaman,
pengetahuan dan kemampuan pegawai Bappebti
mengenai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta
menyiapkan Pejabat Pembuat Komitmen dan Pejabat
Pengadaan di lingkungan Bappebti.
Narasumber dalam acara tersebut adalah Kepala Unit
Layanan Pengadaan (ULP) Biro Umum Kemendag dan
Widyaiswara Pusdiklat Kemendag, dengan Moderator
dari Plt Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian
Bappebti, Saleh Abich, Kepala Bagian Kerjasama dan
Informasi Publik Bappebti, Taufik dan Kepala Bagian
Program dan Pelaporan Bappebti, Subagiyo.
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari ◄ 15
Aktualita
Izin Pialang Berjangka ‘Multilateral’ Makin Diburu
T
ren positif harga komoditi dunia yang diprediksi bakal
berlangsung di tahun 2017, juga berdampak pada industri
perdagangan berjangka komoditi di dalam negeri. Hal itu
dapat dilihat dari animo pelaku usaha untuk mendirikan
perusahaan pialang berjangka komoditi.
“Di awal tahun ini ada satu pengajuan izin baru perusahaan
pialang berjangka komoditi. Dan saat ini izinnya sedang diproses.
Setelah proposalnya kami kaji, ternyata mereka mengantisipasi
lonjakan harga komoditi dunia di masa mendatang,” jelas Kepala
Bachrul Chairi, kepada Buletin Bappebti, baru-baru ini.
Dalam hati, tambah Bachrul, nekat juga orang ini. Karena
kita tahu beberapa tahun ini Bappebti tidak ada memberi izin
perusahaan pialang. Tetapi kalau untuk pialang multilateral
memang masih terbuka.
“Kalau kita amati, kebijakan mereka mendirikan perusahaan
pialang berjangka itu karena harga-harga komoditi sudah
meningkat di pasar internasional. Seperti minyak, batubara dan
sejumlah komoditi mining lainnya. Jadi mereka ingin main di
industri ini dari dalam negeri,” ujar Bachrul.
Melihat perkembangan positif harga-harga komoditi dunia,
Bappebti pun mendesak perusahaan pialang berjangka untuk
aktif mengelola desk commodity. “Itukan kewajiban perusahaan
pialang untuk membentuk desk commodity, agar mereka dapat
menawarkan kontrak komoditi kepada masyarakat,” katanya.
“Saya hanya mau mengingatkan, masa depan industri
perdagangan berjangka komoditi di dalam negeri adalah
perdagangan kontrak berjangka komoditi multilateral. Alasannya,
bukan saja karena kita banyak komoditi unggulan. Tetapi juga
market kontrak bilateral makin sempit sebab masyarakat makin
aware dengan risiko,” terang Bachrul Chairi.
Literasi Rendah Incaran Investasi Bodong
K
etua Satgas Waspada Investasi Togam Lumban Tobing
mengungkapkan, terdapat dua profil masyarakat
yang menjadi korban penipuan investasi. Pertama,
masyarakat yang tingkat literasinya rendah. Kedua,
masyarakat yang memiliki pengetahuan cukup tentang
investasi, tapi cenderung serakah- greedy.
“Namun, pada beberapa kasus juga terdapat korban
penipuan investasi dengan tingkat pendidikan cukup tinggi
yang tergiur keuntungan besar dalam waktu singkat. Banyak
di antara mereka rela meminjam uang dari bank untuk ikut
investasi ‘bodong’ atau ilegal. Bahkan ada pegawai bank yang
menjadi korban investasi ilegal,” terang Togam.
Padahal, tambah Togam, sebagai pegawai bank seharusnya
mereka memahami tentang tingkat suku bunga sebagai acuan
imbal hasil. Sebagian masyarakat yang berpendidikan cukup
tinggi umumnya mengetahui tentang investasi, tetapi masih
tergiur keuntungan investasi ilegal.
Dia menjelaskan, sebagian besar pelaku penipuan
investasi menggunakan kedok lembaga koperasi. “Itu juga
16 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
sangat disayangkan, karena membuktikan bahwa banyak
masyarakat yang tidak memahami sistem kerja koperasi.
Banyak orang menanamkan dananya di koperasi dengan
harapan uangnya ‘beranak-pinak’ dalam waktu singkat
meskipun mereka tidak menjadi anggota koperasi,” ucap
Togam.
Sepanjang tahun 2016 lalu, Satgas Waspada Investasi
yang dibentuk OJK, Bappebti, Kepolisian, Kemenkop UKM
dan unsur terkait lainnya, telah memperoleh 438 laporan
investasi ilegal. Jumlah laporan yang diterima Satgas Waspada
Investasi terdiri atas 120 entitas. Namun, dari 120 entitas yang
diindikasi melakukan penipuan, hanya 30 entitas yang dapat
ditangani Satgas. “Soalnya, sebagian besar identitas entitas
tidak lengkap sehingga sulit ditelusuri,” tandas dia.
Togam Lumban Tobing mengaku belum bisa mengestimasi
kerugian nasabah akibat aksi investasi ilegal yang tengah
ditangani Satgas Waspada Investasi. “Yang pasti, potensi
kerugian masyarakat cukup besar pada sejumlah entitas
pelaku investasi ilegal,” katanya.
Aktualita
Swasta Makin Tertarik Selenggarakan PLK
B
appebti selama ini terkesan hanya membina dan
mengawasi Pasar Lelang Komoditi- PLK yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Namun
kenyataanya, ada sejumlah perusahaan BUMN dan
swasta yang menjadi penyelenggara PLK. Di antaranya,
PT iPASAR Indonesia, PT Meukat Komuditi Gayo, PT Pos
Indonesia, PT Asia Commodity Marketplace, PT Bahtera
Komoditi Indonesia dan PT Pasar Komoditas Jakarta. Selain
itu, terdapat juga dua lembaga kliring dan penjamin.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan SRG dan PLK,
Bappebti, Retno Rukmawati, mengatakan, tumbuhnya
minat pelaku swasta untuk menyelenggarakan pasar lelang
menggambarkan bahwa ada kebutuhan acuan harga komoditi
di dalam negeri. “Karena itu, kami sangat mengapresiasi
masuknya swasta di bidang PLK,” terang Retno.
“Saat ini pun Bappebti masih melakukan pengkajian satu
proposal pengajuan penerbitan izin penyelenggara PLK.
Proposal itu juga datangnya dari pelaku swasta,” katanya.
Di samping pelaku swasta, ada juga berbadan hukum
koperasi sebagai penyelenggara PLK. Yakni, Koperasi Pasar
Lelang Agro Jawa Tengah, Koperasi Pasar Lelang Jawa Barat,
Koperasi Pusat Komoditi dan Pasar Lelang Agro (PUSKOMPAS)
Sulawesi Selatan. Koperasi penyelenggara PLK ini semula
diawali dari penyelenggaraan lelang yang dilakukan oleh
dinas perdagangan di daerah masing-masing. “Ada juga
penyelenggara pasar lelang yang berbadan hukum PT, yaitu
PT Puspa Agro di Sidoarjo. Perusahaan ini disponsori oleh
Dinas Perdagangan Jawa Timur,” ucap Retno.
Di samping itu, di tahun 2017 Bappebti direncanakan
melakukan revitalisasi 9 PLK daerah untuk dapat mandiri dan
profesional. Masing-masing, PLK yang diselenggarakan oleh
Provinsi Sumatera Barat, Jambi, Lampung, DI Yogyakarta, Bali,
Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, serta Nusa
Tenggara Barat.
SRG Garam Tingkatkan Daya Saing Petani
K
epala Biro Pembinaan dan Pengawasan SRG dan PLK,
Bappebti, Retno Rukmawati, dalam sambutannya pada
Sosialisasi Nasional Pengembangan Usaha Garam Rakyat
Tahun 2017, yang diselenggarakan Direktorat Jenderal
Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan,
baru-baru ini di Jakarta, mengatakan, pelaksanaan SRG garam
menjadi salah satu solusi bagi permasalahan yang selama ini
dialami petambak garam.
“Kalau SRG dapat menyentuh para petambak garam, akan
dapat meningkatkan daya saing dan menghasilkan kualitas
garam rakyat yang bermutu serta sesuai dengan kebutuhan
pasar,” terang Retno.
Di samping itu, tambahnya, dengan adanya SRG garam akan
ada kemudahan akses pembiayaan melalui jaminan resi gudang
ke lembaga keuangan. “Hal itu bisa dilakukan jika terjadi kelebihan
pasokan yang berdampak pada rendahnya harga garam. Jadi
petambak tidak perlu menjual garam di saat harga rendah, tetapi
bisa menyimpan dan resi gudang- nya bisa dijaminkan untuk
memperoleh pembiayaan. Lalu kemudian ketika harga naik, baru
garam- nya dijual dan kewajiban ke bank bisa dilunasi,” katanya.
Sementara itu, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Brahmantya Satyamurti Poerwadi, dalam
sambutannya mengatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan
sangat serius untuk mengimplementasikan SRG garam.
“Karena itu acara sosialisasi ini diselenggarakan khusus bagi
sentra produksi garam. Di sini hadir 15 Perwakilan Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten/Kota penerima PUGaR 2017 yaitu
Kabupaten Jeneponto, Pangkajene Kepulauan, Kupang, Bima,
Tuban, Lamongan, Pamekasan, Sampang, Sumenep, Brebes,
Demak, Rembang, Pati, Cirebon, dan Indramayu,” jelas Poerwadi.
Ditambahkan Poerwadi, diharapkan setelah sosialisasi SRG
garam ini dilakukan, masing-masing dinas langsung bergerak
cepat untuk mengimplementasikannya. “Sehingga harapan
pemerintah untuk swasembada garam dapat terwujud di masa
mendatang,” imbuhnya.
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari ◄ 17
Analisa
Harga Ekspor Karet Diprediksi Naik
G
abungan Perusahaan Karet Indonesia- Gapkindo
Sumatera Utara memprediksi harga ekspor karet akan
mengalami kenaikan di sepanjang tahun 2017. Saat ini,
harga ekspor karet masih bertahan tinggi di kisaran USD
2 per kg.
Menurut Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah,
kenaikan harga ekspor karet memang sudah terjadi sejak akhir
tahun 2016 dan terus membaik hingga awal 2017. Pada akhir
Januari 2017, misalnya, harga ekspor karet sudah mencapai USD
2,27 per kg dan bahkan pada 1 Februari sempat menyentuh
harga USD 2,29 per kg.
“Untuk periode Maret nanti, kami perkirakan harga SIR 20
masih bisa sebesar USD 2,08 per kg dan untuk April USD 2,09,”
katanya beberapa waktu lalu.
Edy Irwansyah menambahkan, prediksi kenaikan harga
ekspor karet antara lain dipicu produksi yang berkurang di
negara produsen sebagai dampak musim gugur daun.
Sementara itu, Ketua Dewan Karet Indonesia, Azis Pane,
memprediksi ekspor komoditas karet di 2017 dapat meningkat
menjadi 3,2 juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi 400 ribu ton
dibanding realisasi ekspor tahun lalu yang mencapai 2,8 juta ton.
“Ekspor tidak bisa tinggi-tinggi karena pohon karet kita usianya
sudah tua,” ujar Aziz Pane.
Harga Komoditas Diprediksi Naik
Sepanjang 2017
B
ank Indonesia memperkirakan harga mayoritas komoditas
strategis akan meningkat sepanjang 2017. Kondisi itu
akan berdampak pada terdongkraknya nilai ekspor dan
pertumbuhan ekonomi.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Yoga
Affandi di Bandung, belum lama ini, mengatakan, harga sejumlah
komoditas yang terkoreksi negatif pada 2016 disebabkan lesunya
permintaan, seperti tembaga, nikel, dan aluminium.
Kenaikan harga komoditas tersebut diestimasi beberapa
kalangan karena proyeksi peningkatan pertumbuhan ekonomi
global dan masalah pasokan berlebih yang kini mulai turun. Yoga
memperkirakan komoditas batu bara akan mengalami kenaikan
harga paling tinggi hingga 21,5 %. “Kami lihat angkanya mulai
positif. Kami memandang 2017 bisa menjadi tahun yang positif,”
katanya.
Sementara itu, harga tembaga yang terkoreksi 11,7 % pada
18 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
2016 diperkirakan akan naik 12,4 % pada 2017, nikel naik 1,7 %,
dan aluminium meningkat 13,5 %.
Berdasarkan data kajian bank sentral, harga timah juga
diproyeksikan naik menjadi 15,2 % tahun ini. Selanjutnya harga
komoditas karet dan tembaga, yang masing-masing mengalami
peningkatan mencapai 12,8 % dan 12,4 %. Tahun lalu, harga karet
tercatat minus 4 %, sedangkan tembaga minus 11,7 %.
Di samping itu, bank sentral juga memperkirakan harga kopi
akan naik 8,7 % dan harga komoditas sektor pertanian lainnya
akan meningkat 1,5 %. Namun sebaliknya, kenaikan harga minyak
sawit (CPO) diproyeksikan melambat menjadi 5,3 % dari tahun
lalu yang mencapai 19,8 %.
Dengan perkiraan kenaikan harga komoditas ekspor tersebut,
akan berdampak peningkatan nilai ekspor. Karena itu prediksi BI
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 dapat bergerak di
kisaran 5 %-5,4 %.
Breaking News
The Moratorium of ‘Bilateral Brokers’
company establishment will be withdrawn
T
he moratorium or the restriction of branch office opening
and the establishment of futures broker company for
bilateral transaction seems to be ended on this March
2017. According to The Head for COFTRA, Bachrul
Chairi, the withdrawn of that policy will be done if the market
players obey the policy set. One of the policies is that every
broker company has unit desk commodity, multilateral contract
transaction volume meets 5 % and using one trading platform.
“This moratorium happens because we have commitment
with Indonesian House of Representative who highlighted the
industrial performance that was not consistent with its objective.
Therefore, we will push the industry to obey existing regulation.
When all existing regulation are in function, the moratorium will
be withdrawn and we are also ready to give viewpoint with an
appropriate reason to the House of Representative, so they will
be satisfied.” Explained Bachrul Chairi some times ago.
As known, moratorium or the restriction of branch office
opening and the establishment of futures broker’s company for
bilateral transaction was published in 2013 by the release of The
Head for COFTRA policy through document No. 32/BAPPEBTI/
SE/02/2013 in regards to Licensing restriction in alternative
trading system. This policy was run valid for 2 years and then
was extended with document No. 32/BAPPEBTI/SE/03/2016 in
regards to Extension of licensing restriction in alternative trading
system.
As per further explanation from Bachrul Chairi, Indonesian
House of Representative is very serious in highlighting online
surveillance system, therefore Coftra will take assertive action. “In
this near future we will decide the usage of one futures trading
platform for bilateral contract. As there are various platforms have
been used by business player, ‘well, we will ask only 1 platform
can be used,” He said.
“It will up to business player which platform that will be used.
But basically there will be simplicity to oversight in Coftra and
including customer ’s comfort in using the platform,” Bachrul
Chairi explained.
Foreign investor
will be able to own
51% stock in futures
trading industry
T
he entry of foreign investment in our country commodity
futures trading industry will be one of strategic steps for
industry growth. Therefore in the near future Coftra will
discuss the policy for long term goal.
According to The Head for COFTRA, Bachrul Chairi, the
policy that foreign investor can have 51% stock will bring pro
and contra. But from long term policy point of view, this will be
a good consideration for the industry's growth.
“In my opinion, every cooperation aspects for this kind of
policy will be prepared. Even though there will be un-interested
exchange for the mentioned cooperation, it will not be a
problem. The most important thing that the policy is already
available as it will be one of Coftra’s function to arrange the
policy,” He said.
“We suggest the foreign investment can own 51 % in
commodity futures trading industry. Once again, this number is
still on suggestion. For sure later we will have further discussion
with related institution,” Bachrul explained.
As further disclosed by Bachrul, “I have met with existing
exchange officials to probe and deliver the intention. But we
haven’t received good respond supposedly but it has been our
main priority because the goal is to actualize futures exchange
function as the means of price formation and value protection,”
Bachrul Chairi emphasized.
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari ◄ 19
INFO
0811-1109-901
SMS CENTER
BAPPEBTI
+62818-0531-xxxx
Tanya;
Dimana saya bisa melihat daftar perusahaan pialang
berjangka yang terdaftar di Bappebti?
Glossary
1. Clear
The process by which a clearinghouse maintains records of
all trades and settles margin flow on a daily mark-to-market
basis for its clearing member.
2. Clearing
The procedure through which the clearing house or
association becomes buyer to each seller of a futures
contract, and seller to each buyer, and assumes responsibility
for protecting buyers and sellers from financial loss by
assuring performance on each contract.
3. Clearing Corporation
Jawaban:
Yth Bapak/Ibu, untuk Informasi daftar Perusahaan Pialang
Berjangka dapat di akses melalui web Bappebti : www.bappebti.
go.id pada kolom Pelaku Usaha atau dapat diakses secara
langsung di http://bappebti.go.id/id/api/pialang/index.html
Terima kasih.
+62823045xxxxx
Tanya;
Selamat siang bapak/ibu di BAPPEBTI. Apakah BROKER
FBS yang menawarkan deposit minimal $250 itu legal atau
penipuan. Yang saya lihat di internet, kantornya beralamat
di Jl.M.H. Thamrin Kav.9 Jakarta. Apakah itu benar?
Bagaimana dengan broker ETORO? Mohon infonya..
Jawaban:
Yth Bapak/Ibu. Broker yang Anda maksud tidak mendapat izin
dari Bappebti. Mohon berhati-hati. Untuk informasi lebih lanjut
dapat dilihat di situs resmi www.bappebti.go.id Terima kasih.
Layanan SMS Center BAPPEBTI
Jika Anda mempunyai informasi atau pertanyaan mengenai kegiatan Perdagangan
Berjangka Komoditi (PBK), Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditi (PLK)
sesuai dengan tupoksi BAPPEBTI Kementerian Perdagangan, dapat disampaikan
melalui SMS 0811-1109-901
Dengan format NAMA (spasi) DOMISILI (spasi) ALAMAT EMAIL (spasi) PESAN
*SMS dikenakan biaya regular (tergantung dari masing-masing provider telepon)
20 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
An independent corporation that settles all trades made
at the Jakarta Futures Exchange acting as a guarantor for
all trades cleared by it, reconciles all clearing member firm
accounts each day to ensure that all gains have been credited
and all.
4. Clearing
Margin Financial safeguards to ensure that clearing
members (usually companies or corporations) perform on
their customers’ open futures and options contracts.
5. Clearing Member
A member of the Clearing House or Association. All trades
of a non-clearing member must be registered and eventually
settled through a clearing member.
6. Clearing Price
See Settlement Price.
7. Clearinghouse
An agency or separate corporation of a futures exchange that
is responsible for settling trading accounts, clearing trades,
collecting and maintaining margin.
8. Close end Funds
Managed investment which is listed on the stock exchange.
The price of its shares will be determined according to
demand and supply.
9. Close Out
To trade an equal and opposite futures transaction to that
already held. See also offset.
10. Close, The
The period at the end of the trading Session officially
designated by the exchange during which all transactions are
considered made “at the close “.
Info Harga
Des 2015
Feb 2016
Apr 2016
Jun 2016
Agu 2016
Okt 2016
Des 2016
Feb 2017
Des 2015
Feb 2016
Apr 2016
Jun 2016
Agu 2016
Okt 2016
Des 2016
Feb 2017
Des 2015
Feb 2016
Apr 2016
Jun 2016
Agu 2016
Okt 2016
Des 2016
Feb 2017
Des 2015
Feb 2016
Apr 2016
Jun 2016
Agu 2016
Okt 2016
Des 2016
Feb 2017
Des 2015
Feb 2016
Apr 2016
Jun 2016
Agu 2016
Okt 2016
Des 2016
Feb 2017
Des 2015
Feb 2016
Apr 2016
Jun 2016
Agu 2016
Okt 2016
Des 2016
Feb 2017
Des 2015
Feb 2016
Apr 2016
Jun 2016
Agu 2016
Okt 2016
Des 2016
Feb 2017
Des 2015
Feb 2016
Apr 2016
Jun 2016
Agu 2016
Okt 2016
Des 2016
Feb 2017
Sumber : BAPPEBTI
http://infoharga.bappebti.go.id/
Informasi Harga Komoditi Melalui SMS
Informasi harga komoditi juga dapat dengan mudah diperoleh dengan mengirim SMS ke
SMS Center Info Harga Bappebti.
SMS request informasi harga ditulis dengan format
HARGA#[NAMA_KOMODITI]#[NAMA_DAERAH]
dan dikirim ke nomor
0812 1867 8000
Contoh : HARGA#BERAS#INDRAMAYU
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari ◄ 21
KomiKita
SRG Objek Kajian Ilmiah
Jadi Bee,
kamu kapan
balik lagi ke
desa tempat
KKN mu?
Kalau laporan ku
lekas diperiksa
dosen, ku langsung
kembali ke desa.
Kan ‘gak lama lagi
sudah mau selesai
KKN nya.
Makin cepat
makin bagus,
ya Bee.
B
Ah, kamu bisa saja
bercanda ya Peb,,,
Heee,,, kamu sih orangnya kaku. Oh ya
Bee, rencanamu bikin skripsi tentang
Sistem Resi Gudang itu serius???
Tentu
serius
‘lah!!!
‘Lah, bukannya nanti kami
jadi kesulitan untuk mencari
referensinya???
Memang belum
banyak ya Bee,
kajian ilmiah
tentang Sistem
Resi Gudang???
Sepertinya
begitu.
B
B
22 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
Justru disitu
tantangannya Peb,,,!!!
Tapi saya yakin ‘kok bakal
banyak pihak yang akan
membantu, terutama
Bappebti selaku lembaga
pembina dan pengawas
Sistem Resi Gudang.
Sebab, pemerintah sangat
berharap semakin banyak
orang muda seperti kita
ini yang dapat menularkan
manfaat Sistem Resi
Gudang baik kepada petani
maupun pelaku usaha.
KomiKita
Loh,,,, itu ‘kan tugas
pemerintah, Bee,,,?
Itu keliru Peb!!! Yang benar, Sistem Resi Gudang
itu dibuat untuk kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat. Jadi, masyarakat pun harus
berperan aktif. Termasuk kampus dan seperti
saya ini yang masih dibangku kuliah.
Aku juga
tak lama lagi
akan kuliah
kok, Bee!!!
‘Nah, nanti kalau kamu
kuliah, fokus ‘lah membedah
Sistem Resi Gudang, pasti
akan seru,,,
Kira-kira topiknya tentang apa Bee, yang
akan dibedah di Sistem Resi Gudang???
Wah,,, banyak hal, Peb,,,!!! Pastinya
saya akan konsultasi dulu dengan dosen
pembimbing. Tapi dalam benak ku,
topiknya terkait korelasi Sistem Resi
Gudang menekan angka inflasi daerah.
Bee,,, memang ada
korelasi-korelasi
Sistem Resi Gudang
menekan angka
inflasi daerah???
B
Wuiiihhh,,,
bicara mu
sudah tinggi
Bee,,,,
B
Tentu ada Peb,,,!!! Misalnya, ketika
harga komoditi pangan tinggi, maka akan
berdampak pada meningkatnya angka inflasi.
‘Nah, gudang Sistem Resi Gudang yang
menyimpan komoditi pangan sangat berperan
untuk stabilisasi harga komoditi pangan.
Ah, kamu bercanda
melulu. Oh ya,
sebentar lagi sudah
Maghrib nih, yuk
kita pulang.
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari ◄ 23
Kolom
Manfaat Ekonomis
Perdagangan Berjangka
K
ontrak berjangka dalam pengertian perdagangan
berjangka komoditi merupakan kontrak yang memiliki
standar di mana jumlah, mutu, jenis, tempat, dan waktu
penyerahannya telah ditetapkan terlebih dahulu. Karena
bentuknya yang standar itu, maka hanya harganya saja yang
dapat “dinegosiasikan”. Performance atau “terpenuhinya” kontrak
berjangka sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam
kontrak, dijamin oleh suatu lembaga khusus yaitu Lembaga
Kliring Berjangka.
Berdasarkan UU No.32/1997 tentang Perdagangan Berjangka
Komoditi, yang kemudian di amandemen menjadi UU No.
10/2011, menyatakan perdagangan berjangka komoditi adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi
dengan penarikan margin dan dengan penyelesaian kemudian
berdasarkan kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah dan
atau kontrak derivatif lainnya.
Perdagangan berjangka dilakukan di bursa berjangka, yang
selanjutnya disebut dengan bursa, yang memperdagangkan
kontrak berjangka berbagai komoditi. Tempat untuk
memperdagangkan kontrak berjangka itu juga disebut pasar
berjangka.
Dengan demikian di bursa akan terdapat banyak
pasar berjangka, sesuai dengan banyaknya komoditi yang
diperdagangkan. Di bursa, pembeli dan penjual bertemu satu
sama lain dan melakukan transaksi untuk membeli/menjual
sejumlah komoditi untuk kemudian hari, sesuai isi/spesifikasi
kontrak.
Harga komoditi terbentuk di bursa berjangka dan
berlangsung secara transparan. Dengan demikian, harga
tersebut akan mencerminkan kekuatan pasokan dan permintaan
yang sebenarnya. Transaksi di bursa dilakukan oleh para anggota
bursa, yang terdiri dari pialang berjangka dan pedagang
berjangka, baik dengan cara open outcry atau secara elektronik
(authomated/electronic trading system). Saat ini bursa berjangka
di Indonesia sudah menggunakan mekanisme perdagangan
secara elektronik. Selanjutnya, harga yang terjadi dicatat
menurut bulan penyerahan masing-masing kontrak berjangka,
dan diumumkan secara luas kepada masyarakat.
24 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
Dua Manfaat
Ada dua manfaat utama dari penyelenggaraan perdagangan
berjangka komoditi. Yaitu sebagai sarana pengelolaan risiko- risk
management melalui kegiatan lindung nilai atau hedging, dan
sarana pembentukan harga- price discovery.
Pada dasarnya, harga komoditi primer sering berfluktuasi
karena ketergantungannya pada faktor-faktor yang sulit dikuasai
seperti perubahan musim, bencana alam dan lain-lain. Maka
dengan kegiatan lindung nilai menggunakan Kontrak Berjangka,
masyarakat dapat mengurangi atau memperkecil kemungkinan
risiko yang diakibatkan gejolak harga tersebut.
Dengan memanfaatkan kontrak berjangka, produsen
komoditi dapat menjual komoditi yang baru akan mereka
panen beberapa bulan kemudian, pada harga yang telah
dipastikan atau “dikunci” sekarang (sebelum panen). Dengan
demikian, mereka dapat memperoleh jaminan harga sehingga
tidak terpengaruh oleh kenaikan/penurunan harga jual di pasar
tunai.
Manfaat yang sama juga dapat diperoleh pihak lain seperti
eksportir yang harus melakukan pembelian komoditi di masa
yang akan datang, pada saat harus memenuhi kontraknya
dengan pembeli di luar negeri. Atau pengolah, yang harus
melakukan pembelian komoditi secara berkesinambungan.
Manfaat kedua adalah sebagai sarana pembentukan
harga yang transparan dan wajar, yang mencerminkan kondisi
pasokan dan permintaan yang sebenarnya dari komoditi yang
diperdagangkan. Hal ini dimungkinkan, karena transaksi hanya
dilakukan oleh atau melalui anggota bursa, mewakili nasabah
atau dirinya sendiri. Artinya, antara pembeli dan penjual kontrak
berjangka tidak saling kenal atau mengetahui secara langsung.
Harga yang terjadi di bursa umumnya dijadikan sebagai
harga acuan- price reference oleh dunia usaha, termasuk petani
dan produsen/pengusaha kecil, untuk melakukan transaksi di
pasar fisik.
Subjek Kontrak
Komoditi yang menjadi subjek kontrak berjangka yang
diperdagangkan di bursa adalah mencakup komoditi pertanian,
Kolom
Industri perdagangan berjangka di Indonesia sudah berlangsung lebih dari 17 tahun.
Namun, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami apa manfaat
ekonomis perdagangan berjangka komoditi dan kontrak berjangka komoditi.
kehutanan, pertambangan, kelautan, industri hulu dan produk
finansial/jasa. Setiap komoditi yang kontraknya diperdagangkan
di bursa, spesifikasinya ditetapkan secara jelas; menyangkut
jumlah, kualitas, dan waktu penyerahan. Dengan demikian, para
pemakai/pengguna bursa bisa mudah melakukan transaksinya,
sehingga akan terwujud pasar yang aktif dan likuid.
Para produsen, pengolah, pedagang, dan konsumen
menggunakan kontrak berjangka sebagai alat untuk melindungi
dirinya dari risiko fluktuasi harga. Pasar berjangka menjanjikan
kestabilan pendapatan bagi produsen, karena harga komoditinya
dapat diprediksi dan ‘dikunci’ dengan baik.
Di samping hedger yaitu pihak yang menggunakan kontrak
berjangka untuk mengurangi risiko, di pihak sebaliknya
disebut investor/spekulator, yaitu mereka yang ingin mencari
keuntungan dari adanya fluktuasi harga. Investor atau
spekulator biasanya membeli kontrak berjangka pada saat
harga rendah, dan menjualnya pada saat harga naik. Atau
sebaliknya, menjual kontrak berjangka pada saat harga
diperkirakan akan mengalami penurunan, dan membelinya
kembali pada saat harga rendah.
Contoh
Praktiknya, kegiatan lindung nilai bisa dicontohkan sebagai
berikut. Misalnya, seorang produsen gula mengharapkan dapat
menjual gula yang akan dihasilkannya dalam waktu 2 atau 3 bulan
mendatang. Produsen tersebut memperhitungkan bahwa untuk
memperoleh keuntungan yang wajar, dia harus dapat menjual
gula yang akan dihasilkannya pada harga US$ 190 per ton. Harga
di pasar berjangka untuk 3 bulan mendatang sebesar US$ 204
per ton, menurut perhitungannya, cocok dengan harapannya.
Si produsen kemudian menggunakan jasa pialang berjangka
untuk menjual sejumlah kontrak di pasar berjangka, yang
ekuivalen dengan produk yang akan dihasilkannya untuk
penyerahan bulan Mei pada harga US$ 204 per ton. Pada akhir
April, ketika si Produsen siap menjual gulanya, ternyata harga
gula di pasar fisik turun menjadi US$ 170 per ton. Sementara
harga untuk penyerahan bulan Mei di pasar berjangka turun
menjadi US$ 180 per ton.
Si produsen menjual gulanya di pasar lokal pada harga US$
170 per ton, dan pada saat yang sama menginstruksikan pada
Pialangnya untuk membeli kembali sejumlah kontrak yang sama
di pasar berjangka, untuk penyerahan bulan Mei pada harga
US$ 180 per ton. Berarti, si produsen sekarang memiliki kontrak
jual pada harga US$ 204 per ton dan kontrak beli pada harga
US$ 180 per ton, yang memberinya keuntungan sebesar US$
24 per ton di pasar berjangka. Keuntungan ini ditambahkan
pada penerimaan yang diperoleh dari pasar lokal pada harga
US$ 170 per ton, sehingga harga jual sebenarnya menjadi US$
194 per ton.
Bila terjadi hal yang sebaliknya (harga naik), hasil akhirnya
kurang lebih akan sama. Misalnya, harga di pasar lokal pada
bulan Mei naik menjadi US$ 210 per ton, sedangkan harga
kontrak penyerahan Mei di pasar berjangka naik menjadi US$
220 per ton. Berarti si produsen menderita kerugian di pasar
berjangka sebesar US$ 16 per ton, sekaligus mengurangi
hasil penjualannya di pasar lokal sebesar US$ 210 per ton,
menjadi sebesar US$ 194 per ton sebagai harga akhir yang
diterima.
Semua pengguna pasar berjangka, dipersyaratkan
menyerahkan sejumlah uang yang di sebut “margin”. Besarnya
per kontrak umumnya berkisar antara 5 % - 10 % dari nilai
kontrak. Adapun besarnya margin berbeda-beda tergantung
pada komoditi, waktu, dan gejolak harga yang terjadi.
Dalam perjalanannya, margin ini memerlukan tambahanmargin call, karena berkurang dari margin awalnya akibat
pergerakan harga yang berlawanan dengan yang diperkirakan
semula. Bila saldo margin mencapai batas tertentu, kepada
setiap nasabah yang memiliki posisi “terbuka”, baik beli atau
jual, harus menambahkan marginnya kebesaran semula (margin
awal).
Margin yang telah ditetapkan berlaku untuk periode waktu
tertentu, dan dapat diubah sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada. Selain itu ada biaya komisi yang dikenakan oleh
pialang berjangka, yang besaran minimumnya ditetapkan bursa
atas persetujuan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi- Bappebti. *) disarikan dari berbagai sumber
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari ◄ 25
Kiprah
Dharmayugo Hermansyah
Cintai PBK dan Fotografi
P
erjalanan karier Dharmayugo
Hermansyah sebagai Pegawai
Negeri Sipil dimulai sejak tahun
1990. Kala itu, pria yang akrab
disapa Yugo ini, bekerja menjadi pegawai
di Departemen Perindustrian- sekarang
menjadi Kementerian Peridustrian. Lalu di
tahun 1998, Yugo mendapat tugas belajar
di Universitas Nagasaki, Jepang. Di negeri
Sakura itu, dia melanjutkan studi strata S2.
Sedangkan jenjang pendidikan bergelar
S1 diperolehnya dari Fak. Pertanian,
Universitas Diponegoro, Semarang.
“Selama mengenyam pendidikan di
Jepang, saya mengkaji tentang tata niaga
pelelangan ikan. Kemudian pada tahun
2000, saya balik lagi ke Jakarta. Nah,
saat itu ada kesempatan untuk masuk ke
Bappebti. Setelah melalui proses, pada
tahun 2001, saya ditempatkan di Bappebti
di bagian Pengawasan Kelembagaan
Bursa Berjangka,” kenangnya membuka
perbincangan kepada Buletin Bappebti,
belum lama ini.
Sejak itu ia mulai menapaki karirnya
26 ► Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi Februari
dan beberapa kali rotasi posisi dari satu
biro ke biro lainnya dalam lingkungan
Bappebti. “Selama di Bappebti, ada dua
biro yang belum saya rasakan, yaitu di
Biro Hukum dan Sekretariat Bappebti,”
ungkapnya.
Di akhir tahun 2016, lalu, karir Yoga
demikian dia dipanggil, menanjak dan
menempati posisi Kepala Biro Pembinaan
dan Pengembangan Pasar, Bappebti.
Belasan tahun berada di Bappebti,
tentu asam garam sudah banyak dirasakan
Yoga. Pria kelahiran Jakarta, 31 Oktober
1962, ini, pun mengaku masih ingat betul
pengalamannya membentuk kelompok
diskusi membahas perdagangan
berjangka komoditi. Dia bilang, saat itu
direntang tahun 2004 sampai 2006 silam,
program PBK seperti auto pilot. “Bisa
dikatakan PBK vakum dan yang banyak
kegiatannya hanya pasar lelang,” katanya.
Karenanya, kelompok diskusi itu fokus
untuk mencari jawaban, mau dibawa ke
mana PBK ini? Peserta kelompok ini tidak
banyak dan semuanya adalah pegawai
Bappebti. Diskusi dilakukan setiap hari
Jum’at. Sebagai catatan, tak ada orat-oret
anggaran dari negara untuk kegiatan
ini. Yang ada, masing-masing peserta
harus merogoh kocek pribadinya untuk
menyumbang biaya konsumsi selama
kegiatan.
“Kecintaan kami terhadap PBK,
membuat kami terpanggil,” ucapnya.
Sayangnya, kata Yoga, kegiatan diskusi
itu berakhir pada 2006. “Sekarang kesulitan
untuk ngajak diskusi dengan temanteman. Sebabnya terbentur dengan
kurangnya SDM dan waktu berinteraksi,”
ungkapnya.
Meski begitu, dia ingin, kegiatan diskusi
itu dihidupkan kembali. Dia juga berharap
diskusi interaktif itu bukan hanya kepada
stakeholder yang ada di lingkup PBK
saja, tapi juga diikuti stakeholder lainnya,
seperti Kadin- Kamar Dagang dan Industri,
asosiasi, dan lainnya.
Di sisi lain, menurut pria yang hobi
fotografi dan berkebun ini, munculnya
SK Bappebti No. 55 Tahun 2005, tentang
Kiprah
Sistem Perdagangan Alternatif- SPA,
sudah cukup mengakomodir kebutuhan
pelaku pasar.
Di samping itu, terbitnya SK tersebut
mengurangi broker ilegal. Sebab, kata
dia, penindakan yang dilakukan Penyidik
Pengawai Negeri Sipil- PPNS cukup
intens. Yoga sendiripun ikut terlibat dalam
pengejaran dan penggerebekan broker
ilegal. Satu contoh, dia pernah mengejar
broker ilegal sampai ke kota Bogor.
“Saat itu saya merasa seperti intelejen
saja. Pada jam 10 malam, kami mengintai
lokasinya dan loncat pagar agar bisa
langsung nangkap si broker ilegal itu di
kediamannya,” kenang Yoga.
Pasar Fisik
Ayah dari dua orang anak ini melihat
arah laju industri PBK sudah berada di
jalan yang benar. “Semangat stakeholder
dengan apa yang diinginkan Bappebti
sudah sejalan,” katanya.
Artinya, komoditi yang masuk ke dalam
kontrak yang diperdagangkan bursa
berjangka merupakan komoditi unggulan
yang dimiliki Indonesia. Misalnya, karet,
kakao, CPO, dan lainnya.
Kontrak-kontrak itu, tambah Yoga,
sebenarnya sudah bisa digerakkan.
Tapi memang diperlukan faktor
penggerak yang tidak mesti
dari hasil kajian yang layak, tapi
juga diperlukan pelaku pasar
yang layak. Dia mengakui,
dari sekian banyak komoditas
yang diperdagangkan di bursa
berjangka, baru sedikit yang
dapat berjalan.
Menurut Yoga, penyebab
belum likuidnya kontrak
berjangka dikarenakan belum
maksimal digarapnya pasar
fisik di bursa berjangka.
Jawaban itu memang
cukup aneh. Sebab, bursa
berjangka ‘kok domainnya
ke pasar fisik? Padahal di
negara lain, biasanya
menggunakan Pasar Lelang Komoditas.
Dia menjelaskan, sebenarnya struktur
Bappebti- nya sudah lengkap. Ada PBK,
PLK dan Sistem Resi Gudang.
“Hanya saja PBK saat ini tidak bisa
jalan sesuai dengan yang direncanakan,
makanya kita sekarang akan menggunakan
fundamental pasar fisik. Dengan itu,
pasar fisik juga menjadi domain bursa
berjangka,” kata Yoga.
“Sebab itu sekarang Bappebti akan
mendorong bursa untuk memanfaatkan
pasar fisik,” tambahnya.
Bicara PLK, menurut Yoga, pengawasan instrumen ini
terlalu panjang
kendalinya.
Apalagi untuk aspek
pe ngemba ngannya, akan
sangat
susah
dikendali kan.
Sebab,
masing-
masing daerah sangat bergantung kepada
Satuan Kerja Perangkat Daerah-nya. “Jadi,
kalau PLK memang sudah diatur oleh
daerah, Sedangkan Bappebti tidak bisa
membuat aturan khusus untuk PLK.”
Untuk pasar fisik, Yoga mencontohkan
PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara
(PT. KPB Nusantara) sebagai perusahaan
yang bergerak di bidang pemasaran
komoditas perkebunan ternyata tertarik
ingin menjadi sebuah bursa berjangka.
“KPB merasa punya komoditas dan
pengalaman, tapi mereka tidak punya
identitas. Kalau mereka menggunakan
identitas yang sekarang, mereka kurang
dikenal,” ungkapnya.
Karena itu, lanjut Yoga, Bappebti
ingin menggerakkan KPB supaya
menjadi bursa berjangka. Tapi
dengan catatan, jangan sampai
dua bursa berjangka yang telah
ada akan kehilangan pasar. “Tapi
ada juga opsi lain, misalnya KPB
dikawinkan dengan bursa berjangka
yang telah ada. Atau, semua produk
dan aturan perdagangan dimiliki
oleh KPB, tapi operatornya salah
satu bursa berjangka yang ada saat
ini,” terang Yoga.
Potensi KPB ini
penting untuk dikawinkan, tambah
Yoga. “Intinya, siapa pun yang sudah punya pasar
harus diakui dan
d i a k o m o d i r.
Yang penting tidak memecah
be lah pasar
tetapi tinggal
merangkul
saja,” pungkas
Dharmayugo
Hermansyah.
Bappebti/Mjl/183/XVI/2017/Edisi
B
Ba
app
ppeb
ebtiti//M
Mjl/
jljl/1
/183
83/X
/XVI
VI//2
201
01
17/
7/E
7/Ed
7/
Ed
disi
issi Februari
Febr
Fe
brua
uari
r ◄ 27
27
Download