BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran Bahasa

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan
terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Kemampuan berbahasa sangat diperlukan.Sebagai
makhluk sosial, manusia berinteraksi, berkomunikasi dengan manusia lain
menggunakan bahasa lisan, juga berkomunikasi menggunakan bahasa tulis.
Empat kemampuan berbahasa yang dilakukan manusia yang berupa
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang dimodali kekayaan
kosakata.
Penggunaan bahasa dalam interaksi dapat dibedakan menjadi dua,
yakni lisan dan tulisan. Agar individu dapat menggunakan bahasa dalam suatu
interaksi, maka ia harus memiliki kemampuan berbahasa. Kemampuan itu
digunakan untuk mengkomunikasikan pesan.
Kemampuan berbahasa lisan meliputi kemampuan berbicara dan
menyimak, sedangkan kemampuan bahasa tulisan meliputi kemampuan
membaca dan menulis.Pada saat manusia berkomunikasi secara lisan, maka
ide-ide, pikiran, gagasan, dan perasaan dituangkan dalam bentuk kata dengan
tujuan untuk dipahami oleh lawan bicaranya.
Ketika siswa memasuki usia sekolah dasar, siswa akan terkondisikan
untuk mempelajari bahasa tulis. Pada masa ini, siswa dituntut untuk berpikir
lebih
dalam
lagi
kemampuan
berbahasa,
siswa
pun
mengalami
perkembangan.
Perkembangan
bahasa
siswa
berkembang
seiring
dengan
perkembangan intelektual siswa. Artinya, siswa yang perkembangan
bahasanya cepat, exposed pada „bantuan‟ yang meskipun tak tampak nyata,
memperlihatkan lingkungan yang kondusif dalam arti emosional positif. Oleh
6
Nindia Darnoto, 2014
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
karena itu, perkembangan bahasa memiliki keterkaitan dengan perkembangan
intelektual siswa tersebut.
Pendidikan formal dalam lingkungan sekolah memiliki kurikulum
tertulis, dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di
bawah arahan guru.Kurikulum merupakan suatu alat yang penting dalam
rangka merealisasikan dan mencapai tujuan sekolah. Begitu pula halnya
dengan kurikulum bahasa Indonesia, merupakan suatu alat yang penting dalam
rangka merealisasikan dan mencapai tujuan kebahasaan Indonesia, yaitu
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan dalam
Susanto (2013:245) standar isi bahasa Indonesia sebagai berikut;
“Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,
serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia.”
Tujuan pelajaran bahasa Indonesia di SD antara lain bertujuan agar
siswa
mampu
menikmati
dan
memanfaatkan
karya
sastra
untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Adapun tujuan khusus
dalam pengajaran bahasa Indonesia, antara lain agar siswa memiliki
kegemaran membaca, meningkatkan kemampuan dalam karya sastra guna
meningkatkan kepribadian, dan memperluar wawasan. Pada hakikatnya,
pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan
maupun tulisan.
B. Permainan Bahasa
Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunia, dari apa
yang tidak dikenali sampai apa yang diketahui, dan dari yang tidak dapat
diperbuat sampai mampu melakukan.
Nindia Darnoto, 2014
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Pemainan
bahasa
merupakan
permainan
untuk
memperoleh
kesenangan dan untuk melatih keterampilan berbahasa pada mata pelajaran
bahasa Indoneisa. Ada empat keterampilan berbahasa yaitu: menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Namun, tidak semua jenis permainan dapat
dikaitkan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia
Suatu permainan dapat dikatakan sebagai permainan bahasa, apabila
permainan
tersebut
menyenangkan
dan
mengandung
kegiatan
untuk
kedua
kegiatan,
melatih
kegiatan
keterampilan
yang
berbahasa
(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis).
Setiap permainan bahasa yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
harus menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Anak pada usia 6-8 tahun
masih memerlukan dunia permainan untuk membantuk menumbuhkan
pemahaman terhadap diri mereka. Pada usia tersebut anak-anak mudah merasa
bosan atau jenuh ketika proses belajar mengajar berlangsung. Apalagi ketika
guru melarang mereka melakukan hal yang mereka inginkan.Contohnya,
ketika mereka merasa bosan lalu menemukan hal yang lebih menarik untuk
mereka lakukan, namun mendapat larangan dari guru. Maka, tingkat
kebosanan mereka akan bertambah.
Tujuan permainan bahasa bukan hanya untuk kesenangan semata,
tetapi untuk belajar keterampilan berbahasa. Aktivitas permainan bahasa
digunakan untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran dengan cara
yang menyenangkan dan tidak membuat bosan atau jenuh.
Dalam permainan bahasa tidak ditekankan hasil akhir siapa yang
menang atau siapa yang kalah, karena menang atau kalah buakanlah tujuan
dari permainan bahasa.Keutamaan permainan adalah dalam setiap permainan
terdapat unsur rintangan atau tantangan yang harus dihadapi.Tantangan
tersebut berupa masalah yang harus diselesaikan dan harus diatasi.Terkadang
permainan ini dapat bersifat kompetisi.
Nindia Darnoto, 2014
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
Masalah atau rintangan itulah yang dapat melatih keterampilan
berbahasa
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.Oleh karna
pernyataan tersebut, peneliti menggunakan metode permainan bahasa dalam
penelitiannya.Permainan bahasa yang dipilih oleh peneliti adalah permainan
teka-teki silang bervariasi. Permainan teka-teki silang bervariasi, kemudian
dikaitkan dengan materi sinonim dan antonim ditambah dengan materi lain
guna menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Permainan bahasa teka-teki silang adalah permainan dimana siswa
harus mengisi ruang kosong dengan huruf-huruf untuk selanjutnya dijadikan
sebuah kata berdasarkan petunjuk yang telah diberikan.Petunjuk biasanya
dibagai kedalam kategori mendatar dan menurun tergantung pada posisi kata
yang harus diisi.
Teka-teki
silang
merupakan
permainan
yang
dapat
melatih
keterampilan siswa dalam menentukan kosa kata, baik itu istilah, lawan kata
(antonim) maupun persamaan kata (sinonim). Dengan teknik permainan
bahasa melalui teka-teki silang, peserta didik akan belajar konkrit dan
menyenangkan.
Kelebihan Permainan Bahasa
Kelebihan dari permainan bahasa adalah: (a) perminan bahasa sebagai
metode pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
belajar mengajar, (b) aktivitas yang dilakukan siswa tidak hanya fisik tetapi
juga mental, (c) dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (d) dapat
menumbuhkan kerjasama dan kekompakan, (e) menghilangkan kejenuhan
siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung, (f) dengan permainan,
materi lebih mengesankan sehingga sukar untuk dilupakan.
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa permainan
bahasa dapat menarik perhatian siswa untuk mendapatkan kesenangan dan
pengalaman yang berkesan dalam proses pembelajaran sehingga tidak akan
Nindia Darnoto, 2014
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
mudah dilupakan, melatih siswa berpikir kreatif, serta mengajarkan siswa
untuk berani menerima tantangan.
C. Pengertian Sinonim dan Antonim
Dalam bahasa Indonesia, sering kita temui adanya hubungan
kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata. Hubungan atau relasi
kemaknaan ini adalah kesamaan makna (sinonim), dan kebalikan makna atau
lawan dari makna (antonim). Menurut Rahardi (2010: 33) sinonim dan
antonim memiliki pengertian sebagai berikut:
Kata bersinonim berarti sejenis, sepadan, sejajar, serumpun,
dan memiliki arti sama. Secara lebih gampang dapat dikatakan
bahwa sinonim sesungguhnya adalah persamaan makna kata.
Adapun yang dimaksud adalah dua kata atau lebih yang berbeda
bentuknya, ejaannya, pengucapan atau lafalnya, tetapi memiliki
makna sama atau hampir sama.
Kata berantonim berlawanan dengan kata bersinonim.
Bentuk kebahasaan tertentu akan dapat dikatakan berantonim kalau
bentuk itu memiliki makna yang tidak sama dengan makna lainnya.
Dalam linguistik dijelaskan bahwa antonim menunjukkan bentukbentuk kebahasaan itu memiliki relasi antar makna yang wujud
logisnya berbeda atau bertentangan antara satu dengan lainnya.
Secara etimologi, kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu
onoma yang berarti „nama‟, dan syn yang berarti „dengan‟. Maka secara
harfiah kata sinonimi berarti nama lain untuk benda atau hal yang sama.
Menurut Verhaar dalam Chaer (2009: 83), secara semantik
sinonim didefinisikan sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase,
atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna
ungkapan lainnya.
Sama halnya dengan sinonimi, antonimin juga berasal dari bahasa
Yunani kuno, yaitu onama yang artinya „nama‟, dan anti artinya „melawan‟.
Secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda lain pula.
Nindia Darnoto, 2014
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
Menurut Vehaar dalam Chaer (2009: 89), mendefinisikan
antonim sebagai: ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat)
yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasannya sinonim adalah
persamaan kata, dan antonim adalah lawan kata. Materi sinonimdan antonim
tidak memiliki bab khusus, oleh karna ini peneliti ingin mengangkat materi
sinonim dan antonim sebagai materi untuk penelitian.
Dilihat
dari
pengertiannya,
sinonim
dan
antonim
mudah
diingat.Namun, tidak jarang siswa yang salah mengartikan pengertian dari
sinonim dan antonim.Sinonim menjadi lawan kata, sedangkan antonim
menjadi persamaan kata.
Dalam relasi semantik tidak hanya memiliki sinonim dan antonim
saja.Ada beberapa relasi kemaknaan lainnya, yaitu kegandaan makna
(polisemi atau ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna
(homonimi), dan kelebihan makna (redundansi).
Peneliti
mengadakan
penelitian dengan
menggunakan
metode
permainan bahasa, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada matapelajaran
bahasa Indonesia khususnya dalam materi sinonim dan antonim. Dengan
permainan bahasa siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Permainan
bahasa
teka-teki
silang
bervariasi
diharapkan
mampu
mempermudah siswa dalam memahami dan meningkatkan kemampuan pada
materi sinonim dan antonim.
D. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Dian Ajeng (2010)
dengan judul “Penerapan Teknik Permainan Bahasa Melalui Teka Teki Silang
untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Akrostik”, hasilnya dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi akrostik, terbukti bahwa
setiap tes yang dilakukan pada akhir tindakan dari setiap siklus mengindikasi
adanya peningkatan dan hasil yang memuaskan. Seperti siklus I memiliki nilai
Nindia Darnoto, 2014
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
rata-rata kelas 42,5, siklus II 67,7 dan siklus III mengalami peningkatan
menjadi 85,5.
Nani Yunaningsih (2012) dengan judul “Meningkatkan Kemampuan
Menulis Puisi Dengan Teknik Permainan Bahasa Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia”, hasil penelitiannya cukup baik, menunjukkan bahwa penggunaan
teknik permainan dapat meningkatkan kemampuan belajar menulis puisi, dan
penggunaan teknik permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
menulis puisi. Hasil pengumpulan data, penelitian pada siklus I memiliki nilai
rata-rata 6,24 masih dirasa kurang atau belum cukup baik, siklus II 7 sudah
cukup baik, dan siklus III 8,92 juga sudah cukup baik. Hal ini
mengindikasikan adanya peningkatan motivasi siswa dalam menulis puisi
melalui teknik permainan.
Dilihat dari beberapa hasil penelitian diatas, penulis mencoba
melakukan penelitian dengan menggunakan metode permainan bahasa (tekateki silang) pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam materi
pembelajaran sinonim dan antonim. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat keberhasilan metode permainan bahasa dalam mengatasi
kesulitan siswa pada materi sinonim dan antonim di kelas V SD YP KS V
Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon.
E. Kerangka Berpikir
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam materi sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan
bahasa pada mata pelajaran bahasaIndonesia sehingga siswa akan merasa
tertarik mengikuti proses pembelajaran.
Berkenaan dengan hasil pengamatan yang diperoleh penulis pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V Sekolah Dasar YP KS V
Kecamatan Cilegon tentang materi sinonim dan antonim ditemukan hal-hal
Nindia Darnoto, 2014
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13
sebagai berikut; metode yang digunakan adalah metode tradisional dan setelah
pembelajaran, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam materi
sinonim dan antonim.
Kurangnya penguasaan materi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan guru yang masih menggunakan metode tradisional, serta tidak tersedianya
alat-alat yang berhubungan dengan materi sinonim dan antonim oleh guru
ataupun pihak Sekolah.
Membimbing siswa dengan menggunakan metode permainan bahasa,
akan memotivasi guru untuk lebih kreatif mempersiapkan pembelajaran yang
tepat, sehingga siswa akan merasa senang dengan suasana pembelajaran yang
tidak membosankan dan monoton. Dari penjelasan tersebut maka peneliti
mengambil tindakan dengan mengadakan penelitian tindakan kelas untuk
mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi dalam buku Penelitian
Tindakan Kelas (2009: 3), penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh
siswa.
Oleh karena itu peneliti
perlu mengambil
tindakan dengan
mengadakan penelitian tindakan kelas guna mencari solusi dari permasalahan
yang ada di Sekolah Dasar YP KS V Cilegon.
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan pada pembelajaran
sinonim dan antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa tekateki silang adalah sebagai berikut :
Nindia Darnoto, 2014
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
14
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Sinonim dan Antonim
Metode permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk
memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara
menggembirakan
Aplikasi di SD
1. Guru memberikan apersepsi tentang materi yang akan
disampaikan
2. Guru membacakan sebuah cerita
3. Siswa menyimak isi cerita tersebut
4. Mula-mula guru bertanya tentang unsur intrinsik dalam
cerita tersebut, kemudian dikaitkan dengan materi sinonim
dan antonim
5. Tahap selanjutnya, siswa dibuat menjadi beberapa
kelompok
6. Setiap kelompok diberikan kertas yang berisikan
pertanyaan dalam bentuk permainan teka-teki silang
7. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah diberikan, segera
diselesaikan secara berkelompok
8. Tiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya,
kelompok lainnya menyimak lalu membenarkan jika ada
kesalahan.
Yang diharapkan
Siswa mampu menganalisis unsur intrinsic dalam sebuah
cerita
Siswa dapat menyebutkan sinonim dan antonim dari sebuah
kata
Nindia Darnoto, 2014
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang dianggap benar dan
memerlukan pembuktian.
Menurut Eddy Yusnandar (2011: 15) menyatakan bahwa
hipotesis adalah jawaban sementara terhadap persoalan yang
diajukan oleh PTK, jawaban itu masih bersifat teoritik, dan
dianggap benar sebelum terbukti salah benarnya (data 15mpiric)
yang didapatkan di kelas dalam penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
“Jika menggunakan metode Permainan Bahasa (teka-teki silang) dalam
pembelajaran bahasa Indonesia memahami dan menemukan kata bersinonim
dan kata berantonim, maka hasil belajar siswa kelas V SD YP KS V
Kecamatan Cilegon dapat meningkat.”
“Jika menggunakan metode Permainan Bahasa (teka-teki silang) dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam mengajarkan materi sinonim dan
antonim di kelas V SD YP KS V Kecamatan Cilegon.”
Nindia Darnoto, 2014
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download