BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pohon merupakan salah satu model habitat yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian serangga baik pada level individu maupun komunitas. Hal tersebut disebabkan karena pohon dapat berperan sebagai tanaman inang dan sebagai mediator (Triyogo dan Yasuda, 2013). Peran pohon terhadap serangga dapat berupa interaksi/hubungan yang bersifat positif maupun negatif (Denno dan Kaplan, 2007). Dalam konsep interaksi tanaman dan serangga (trofik level), tanaman pada trofik level satu berperan sebagai penyedia tempat tinggal sekaligus sebagai sumber nutrisi bagi serangga di trofik level kedua (serangga herbivora). Selanjutnya, serangga yang berada pada trofik kedua tersebut akan menjadi sumber nutrisi bagi musuh alami yang berada di trofik level ketiga (predator atau parasit) (Ohgushi dkk., 2007). Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa pada level ekosistem, (keragaman jenis tanaman) dan pada level individu (kesehatan tanaman inang) berpengaruh terhadap kelimpahan serangga (Wilby dkk., 2006; Triyogo dan Yasuda, 2013). Peningkatan kelimpahan dan kekayaan serangga pada trofik level bawah akan berpengaruh terhadap kelimpahan dan kekayaan serangga pada trofik yang lebih tinggi (Ohgushi dkk., 2006). Sebagai contoh, tanaman inang chesnut (trofik satu) yang terserang gall berpengaruh secara positif terhadap kelimpahan aphids (trofik dua) karena terbukti menyediakan nutrisi lebih banyak daripada tanaman yang resisten (Triyogo dan Yasuda, 2013). Pada penelitian ini, model yang digunakan sebagai tanaman inang adalah cendana yang tumbuh di Nglanggeran, Gunungkidul. Wilayah Nglanggeran merupakan habitat cendana yang tumbuh secara alami hingga saat ini (Arfenda, 2014). Karakter tanaman inang yang diamati pada penelitian ini meliputi jumlah, letak, dan fase bunga. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada pengaruh fase pembungaan terhadap serangga pengunjung khususnya serangga penyerbuk 1 (Ratnaningrum dan Indrioko, 2014). Namun demikian, penelitian bagaimana pengaruh variasi karakter pembungaan cendana pada serangga pada level komunitas belum pernah dilakukan. Informasi pada level individu mengenai interaksi antar spesies sangat penting karena akan berpengaruh terhadap keanekaragaman komunitas (Ohgushi dan Utsumi, 2009) dan membentuk struktur komunitas secara alami (Utsumi, 2011). Penelitian ini akan mengkaji bagaimana variasi karakter tanaman inang dapat mempengaruhi keberadaan komunitas serangga dengan menjawab pertanyaan berikut: (1) Serangga apa sajakah yang membentuk komunitas pada cendana?, (2) Apakah karakter tanaman inang (jumlah, letak, dan fase bunga) berpengaruh terhadap komunitas serangga? (3) Apakah ada hubungan antara serangga yang ditemukan. 1.2 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui komunitas serangga pada cendana. 2. Mengetahui pengaruh variasi karakter pembungaan cendana (jumlah, letak, dan fase bunga) terhadap komunitas serangga. 1.3 Manfaat Penelitian Penelitian ini merupakan informasi dasar tentang bagaimana peran tanaman inang (trofik satu) dalam mempengaruhi komunitas serangga (trofik dua dan tiga) yang hidup di dalamnya. Pengetahuan tentang konsep trofik level akan bermanfaat untuk memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keanekaragaman (diversity) fauna khususnya serangga. Lebih lanjut, tindakan konservasi baik pada level tanaman inang maupun serangga-serangga yang berguna (agen penyerbuk dan musuh alami) dapat dilakukan dengan tepat. 2