analisis pengaruh nilai tukar (kurs)

advertisement
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA /
RUPIAH (US$/RP), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2013
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
EMI KURNIAWATI
B 100 110 188
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS) DOLAR AMERIKA /
RUPIAH (US$/RP), INFLASI, BI RATE, DAN JUMLAH UANG BEREDAR
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2013
Disusun oleh:
Emi Kurniawati
B100110188
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
Kurs, Inflasi, BI Rate, dan JUB terhadap Harga Saham pada perusahaan
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menemukan variabel
manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Harga Saham.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Uji Asumsi Klasik & Uji Regresi Linear Berganda, sedangkan untuk pengujian
hipotesisnya menggunakan uji koefisien determinasi (R2), uji satistik t dan uji
statistik F.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji t variabel Inflasi dan BI
Rate berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan
Perbankan. Sedangkan variabel Nilai Tukar dan Jumlah Uang Beredar tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham. Dari hasil analisis uji t
menunjukkan bahwa variabel BI Rate merupakan variabel yang dominan
pengaruhnya terhadap Harga Saham.
Kata kunci : Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah, Inflasi, BI rate, Jumlah
Uang Beredar, Harga Saham.
A. Pendahuluan
Faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan pasar modal suatu Negara
adalah kondisi makro ekonomi dan stabilitas politik suatu Negara tersebut
misalnya kurs valuta asing (valas), cadangan devisa, inflasi, tingkat suku
bunga deposito, produk domestik bruto, jumlah uang yang beredar.
Lingkungan makroekonomi adalah lingkungan yang mempengaruhi kinerja
operasional bagi sebuah perusahaan.
Penentu kurs rupiah terhadap valuta asing merupakan hal yang
penting bagi pelaku pasar modal di Indonesia, karena kurs valas sangat
mempengaruhi jumlah biaya yang akan dikeluarkan dan besar biaya yang
akan diperoleh dalam transaksi saham dan surat berharga di bursa pasar
modal.
Kenaikan harga faktor produksi juga akan meningkatkan biaya modal
perusahaan, sehingga pengaruh dari kenaikan laju inflasi yang tidak
diantisipasi tersebut akan
menurunkan harga saham (Lestari, 2005).
Terkendalinya laju inflasi akan mempengaruhi tingkat suku bunga yang akan
mengalami penurunan. Jumlah uang beredar dari tahun 2006 – 2010
mengalami peningkatan dengan presentase pertumbuhan yang berfluktuasi
(Dani Ernawati, 2014).
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
lebih dalam mengenai perubahan harga saham di BEI. Maka peneliti
mengambil judul “ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (KURS)
DOLAR AMERIKA/ RUPIAH (US$/ Rp), INFLASI, BI RATE, DAN
JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2013”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah variabel nilai tukar (kurs) dolar Amerika berpengaruh terhadap
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2013?
2. Apakah variabel inflasi berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2013?
3. Apakah variabel BI rate berpengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013?
4. Apakah variabel jumlah uang beredar (M2) berpengaruh terhadap
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013?
5. Manakah variabel independen yang paling dominan berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen Harga Saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2013?
C. Tujuan Penelitian
Bertolak pada latar belakang permasalahan diatas maka tujuan dari
diadakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh variabel nilai tukar (kurs) dolar Amerika
terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2013.
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel inflasi terhadap harga saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2013.
3. Untuk mengetahui pengaruh variabel BI rate terhadap harga saham pada
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013.
4. Untuk mengetahui pengaruh variabel jumlah uang beredar (M2) terhadap
harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2013.
5. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh
terhadap variabel harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013.
D. Landasan Teori
Menurut Suad Husnan (2003:3), pengertian pasar modal adalah pasar
untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang
bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik
yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan
swasta.
1. Harga Saham
Darmaji dan Hendi M. Fakhrudin (2001:5) mendefinisikan saham
sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam
suatu perusahaan terbuka. Harga Saham menurut Suad Husnan dan Eny
Pudjiastuti (2004: 151) merupakan nilai sekarang (Present Value) dari
penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dan diterima oleh pemodal
di masa yang akan datang.
Menurut Purnomo, dkk (2013, 23) faktor – faktor yang
mempengaruhi fluktuasi harga saham disebabkan oleh dua faktor yaitu:
a. Faktor Mikroekonomi (kinerja perusahaan, kinerja industry di mana
perusahaan tersebut bergerak, perubahan manajemen perusahaan,
produktivitas karyawan, harga bahan baku, ketersediaan bahan baku,
prospek penjualan, dan lain-lain).
b. Faktor makroekonomi (tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar,
kondisi ekonomi dunia).
c. Faktor nonekonomi (seperti kondisi sosial-politik dan faktor
lainnya).
2. Nilai Tukar (Kurs)
Kurs (exchange rate) adalah jumlah mata uang tertentu yang dapat
ditukar terhadap suatu unit mata uang lain (jose rizal joesoef, 2008).
Menurut Kuncoro (2001: 26-31), ada beberapa sistem kurs mata uang
yang berlaku di perekonomian internasional, yaitu:
a. Sistem kurs mengambang (floating exchange rate)
b. Sistem kurs tertambat (pegged exchange rate).
c. Sistem kurs tertambat merangkak (crawling pegs).
d. Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies).
e. Sistem kurs tetap (fixed exchange rate).
3. Inflasi
Menurut Muana Nanga 2005, inflasi adalah suatu gejala dimana
tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Menurut
muana nanga 2005, inflasi terjadi di dalam perekonomian memiliki
beberapa dampak atau akibat sebagai berikut:
a. Pertama inflasi dapat mendorong terjadinya redistribusi pendapatan
diantara anggota masyarakat, dan inilah yang disebut efek
redistribusi dari inflasi.
b. Kedua inflasi dapat menyebabkan penurunan dalam efisiensi
ekonomi.
c. Ketiga inflasi juga dapat menyebabkan perubahan-perubahan di
dalam output dan kesempatan kerja dengan cara yang lebih langsung
yaitu dengan memotivasi perusahaan untuk memproduksi lebih atau
kurang dari yang telah dilakukan.
d. Keempat inflasi dapat menciptakan suatu lingkungan yang tidak
stabil bagi keputusan ekonomi.
4. BI Rate
Pengertian dari BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh
bank Indonesia dan diumumkan kepada publik (website Bank Indonesia).
BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat
Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter
yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity
management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional
kebijakan moneter.
5. Jumlah Uang Beredar
Menurut Ana Ocktaviana (2007: 27), jumlah uang beredar adalah
nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah uang
beredar dalam arti sempit (narrow money) adalah jumlah uang beredar
yang terdiri atas uang kartal dan uang giral.
Menurut P. Eko Prasetyo (2011) Ukuran yang paling umum
digunakan dalam mempelajari jenis uang beredar dampaknya terhadap
perekonomian hampir di sebagian besar Negara di dunia ini termasuk di
Indonesia adalah jenis M1 dan M2.
E. Kerangka Pemikiran
Nilai Tukar
(X1)
Inflasi
(X2)
Harga Saham
(Y)
BI Rate
(X3)
Jumlah Uang
Beredar
(X4)
Sumber : Konsep Penelitian Yang Akan Diolah
Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian ini menggunakan variabel
independen nilai tukar (kurs) sebagai (X1), inflasi sebagai (X2), BI rate (X3),
dan jumlah uang beredar sebagai (X4) berpengaruh terhadap harga saham (Y)
sebagai variabel dependennya pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian Dani Ernawati tahun 2014 tentang pengaruh nilai tukar
(kurs) dolar Amerika/ Rupiah, inflasi, tingkat suku bunga SBI dan jumlah
uang beredar terhadap IHSG di BEI periode 2006 – 2010. Hasil penelitian
menunjukan terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara nilai tukar
terhadap IHSG, ada pengaruh positif dan signifikan antara inflasi terhadap
IHSG, ada pengaruh negatif dan signifikan antara tingkat suku bunga SBI
terhadap IHSG, ada pengaruh positif dan signifikan antara jumlah uang
beredar terhadap IHSG, ada pengaruh secara bersama – sama dan signifikan
antara nilai tukar (kurs), inflasi, tingkat suku bunga SBI, jumlah uang beredar
terhadap IHSG, dan ada pengaruh dominan antara nilai tukar (kurs) terhadap
IHSG.
Hasil penelitian lain dari Arseptin Ari Nugraeni (2009) tentang
analisis pengaruh inflasi, nilai tukar, dan tingkat suku bunga terhadap harga
saham perbankan periode 2005 – 2007 menyatakan ada pengaruh inflasi, nilai
tukar dan tingkat suku bunga terhadap harga saham perbankan secara
bersama-sama, variabel nilai tukar mempunyai pengaruh dominan terhadap
harga saham perbankan, inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham perbankan, nilai tukar (kurs) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham perbankan, dan variabel tingkat suku
bunga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham
perbankan.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dikumpulkan dan
dinyatakan
dalam
bentuk
angka-angka.
Dalam
penelitian
ini
menggunakan lima variabel yaitu nilai tukar, nilai inflasi, tingkat suku
bunga (BI rate) dan jumlah uang beredar sebagai variabel independen dan
perubahan harga saham sebagai variabel dependen.
2. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang
merupakan data yang diperoleh melalui pihak lain. Data sekunder dalam
penelitian ini berupa data harga saham perbulan di pasar saham regular,
data inflasi, data nilai tukar, data jumlah uang yang beredar dan data
tingkat suku bunga BI yang diperoleh dari berbagai sumber seperti
Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia (BI), hasil publikasi Badan
Pusat Statistik (BPS), hasil dari Jakarta Stock Exchange (JSX), situs
internet dan sumber-sumber lain yang sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam
penelitian
ini
metode
yang
digunakan
dalam
pegumpulam data adalah metode dokumentasi, yaitu dengan mencatat
dan
mengcopy data-data tertulis
masalah
penelitian
baik
dari
yang
berhubungan
dengan
sumber dokumen/buku-buku, koran,
majalah, internet dan lain lain mengenai BI Rate, jumlah uang beredar
(JUB), inflasi, kurs rupiah dan harga saham perbulan pasar reguler pada
periode tahun 2013 yang tergolong sektor bank devisa di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
4. Desain Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
tergabung dalam sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode penelitian 2013. Teknik pemilihan sampel
pada penelitian ini dilakukan berdasarkan metode purposive sampling,
sampel perusahaan dipilih berdasarkan kriteria–kriteria tertentu dengan
tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative. Dalam penelitian
ini jumlah populasi sebanyak 33 perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek dan dengan kriteria terdapat 15 perusahaan yang memenuhi
syarat dalam penelitian dengan kurun waktu satu tahun yang data diambil
setiap bulannya. Dengan demikian sampel telah mampu mewakili
populasi dengan n>30.
5. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier
berganda. Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk menguji
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.
a. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan
regresi. Model uji asumsi klasik digunakan meliputi uji normalitas,
autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.
b. Pengujian Goodness of Fit
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
besarnya kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen
(harga
saham)
yang
disebabkan
oleh
variabel
independen (kurs, inflasi, BI rate, dan JUB).
2) Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk menguji signifikansi
pengaruh kurs, inflasi, BI rate, dan JUB terhadap harga saham
pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia secara
individual.
3) Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk menguji signifikansi
pengaruh kurs, inflasi, BI rate, dan JUB terhadap harga saham
pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia secara
simultan.
H. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
1. Deskripsi Data
Jumlah data dalam penelitian ini yaitu 42, sedangkan nilai ratarata dari HS 3310,3569 dengan standar deviasi 1804,09022. Nilai rata-rata
kurs sebesar 10434,88 dengan standar deviasi 950,882. Tingkat inflasi
ditunjukan dengan nilai rata-ratanya 0,071733 dengan standar deviasi
0,0154171. Sedangkan pada variabel bi rate menunjukan nilai rata-rata
0,066369 dengan standar deviasi 0,0077735. kemudian untuk variabel
yang terakhir yaitu JUB atau jumlah uang beredar menunjukan nilai ratarata JUB 3495403,81 dengan standar deviasi 150955,996.
2. Hasil Analisis
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Tabel 1 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Variabel
Α
p-value Keterangan
Kolmogorov0,05 1,028
Berdistribusi normal
Smirnov Z
Asymp. Sig. (20,05 0,241
Berdistribusi normal
tailed)
Sumber : data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 18.00
Dari hasil perhitungan Kolmogrof-Smirnov dapat disimpulkan
bahwa nilai p-value untuk semua variabel lebih besar dari 0,05 (α)
yaitu dengan nilai Kolmogorov-Smirnov Z untuk variabel harga
saham atau variabel Y sebesar 1,028 dengan nilai Asymp. Sig (2
tailed) 0,241 > 0,05 yang berarti data tersebut sudah memenuhi
syarat berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinearitas
Tabel 2 Uji Multikolonieritas
Metode Spearman’s rho
Variabel
KURS
INFLASI
BI_RATE
JUB
ABS_RES
Abs_res
-0,004
-0,044
-0,207
-0,285
1,000
Sumber : data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 18.00
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai abs_res atau hasil dari
rhitung pada masing-masing variabel kurs, inflasi, bi_rate, dan
jumlah uang beredar kurang dari 0,800 (< 0,800), sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi problem
multikolonieritas.
3) Uji Autokorelasi
Tabel 3 Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized
Residual
a
Test Value
-35,35994
Cases < Test Value
21
Cases >= Test Value
21
Total Cases
42
Number of Runs
17
Z
-1,406
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,160
a. Median
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 18.00
Tabel Runs Test menunjukan nilai Asymp. Sig yaitu 0,160 >
0,005 atau lebih dari tingkat signifikansi ini berarti dalam model
regresi pada penelitian ini tidak terdapat masalah keraguan dalam
Autokorelasi.
4) Uji Heterokedastisitas
Tabel 4 Uji Heteroskedastisitas
Model Summary
Model
R
R Square
1
0,073
a
0,005
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
-0,020
7,44180E5
a. Predictors: (Constant), pre_kua
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 18.00
Dari hasil pengolahan data yang menggunakan SPSS versi
18.00 menunjukan hasil dari nilai R2 yaitu 0,005 dengan jumlah
datanya adalah 42. Maka metode LM = R2 x n (0,005 x 42 = 2,1),
jadi nilai LM lebih kecil dari 9,488 (2,1 < 9,488). Maka dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi pada penelitian ini
standar eror (e) tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.
b. Uji Regresi Linear Berganda
Hasil Hipotesis
a
Coefficients
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1 (Constant)
Std. Error
BI_rate
JUB
Beta
t
Sig.
4,442
0,000
23960,449
5394,529
0,109
0,183
0,058
0,596
0,555
46335,264
19940,040
0,396
2,324
0,026
-263077,609
57157,268
-1,134
-4,603
0,000
-0,002
0,002
-0,183
-0,893
0,377
Kurs
Inflasi
Coefficients
a. Dependent Variable: HS
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 18.00
Berdasarkan hasil dari uji linier berganda pada tabel diatas dapat
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
HS = 23960,449 + 0,109 X1 + 46335,264 X2 – 263077,609 X3 – 0,002 X4+e
c. Uji Goodness of Fit
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel Uji R2
Model Summaryb
Model
R
1
0,918a
R Square
0,843
Adjusted R
Square
0,826
Std. Error of the
Estimate
752,68493
a. Predictors: (Constant), JUB, kurs, inflasi, BI_rate
b. Dependent Variable: HS
Sumber: Data penelitian yang diolah menggunakan SPSS 18.00
Pada tabel 4.8 dapat dilihat hasil dari uji R2 menunjukan
nilai R2 sebesar 0,843 (0 < 0,843 < 1). Dengan demikian dapat
dinyatakan 84,3% harga saham dijelaskan oleh variabel kurs,
inflasi, BI rate, dan JUB sedangkan sisanya 15,7% (100% - 84,3%
= 15,7%) dijelaskan oleh faktor yang lain.
2) Uji Statistik t
Dari hasil uji t ditunjukan dengan melihat nilai t dan sig,
hasilnya akan di interpretasikan sebagai berikut :
Dalam variabel kurs hasil regresi nilai thitung sebesar 0,596
bernilai positif dengan tingkat signifikansi sebesar 0,555 lebih
besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya variabel kurs tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Selanjutnya yaitu variabel inflasi menunjukan hasil nilai
thitung sebesar 2,324 bernilai positif dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,026 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05 jadi Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya variabel inflasi berpengaruh positif
signifikan terhadap harga saham.
Variabel ketiga yaitu variabel BI rate memberikan hasil
nilai thitung sebesar -4,603 bernilai negatif dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu
0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel BI rate
berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham.
Yang terakhir yaitu variabel JUB atau jumlah uang beredar
menunjukan hasil regresi nilai thitung sebesar -0,893 bernilai negatif
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,377 lebih besar dari taraf
signifikansi yaitu 0,05 jadi Ho diterima dan Ha ditolak, yang
artinya variabel JUB tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
3) Uji Statistik F
Dari hasil analisis uji F menunjukan nilai Fhitung sebesar
49.636 dengan tingkat signifikansi 0,000. karena probabilitasnya
0,000 jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai
untuk memprediksi harga saham. Artinya variabel kurs, inflasi, BI
rate, dan JUB secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga
saham.
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah diuraikan
maka hasil dari penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada pengaruh antara variabel kurs atau nilai tukar dengan variabel
harga saham. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 0,596
dengan tingkat probabilitas 0,555 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu
0,05 (0,555 > 0,05). Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa “nilai tukar
kurs dolar berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham” tidak
terbukti kebenarannya.
2. Variabel inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel harga
saham. Dapat dilihat dari hasil analisis regresi nilai thitung sebesar 2,324
bernilai positif dan tingkat probabilitas 0,026 lebih kecil dari taraf
signifikansi yaitu 0,05 (0,026 > 0,05). Jadi hipotesis yang menyatakan
“inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham” terbukti
kebenarannya.
3. Ada pengaruh negatif signifikan antar variabel BI rate dengan variabel
harga saham. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil nilai thitung sebesar 4,603 bernilai negatif dengan tingkat probabilitas 0,000 lebih kecil dari
taraf signifikansi yaitu 0,05 (0,000 > 0,05). Sehingga hipotesis “BI rate
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
harga
saham”
terbukti
kebenarannya.
4. Tidak ada pengaruh antara variabel jumlah uang beredar dengan variabel
harga saham. Hasil analisis regresi menunjukan nilai thitung sebesar -0,893
dengan tingkat probabilitas 0,377 lebih besar dari taraf signifikansi yaitu
0,05 (0,377 > 0,05). Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa “jumlah uang
beredar berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham” tidak
terbukti kebenarannya.
Dari hasil analisis uji t yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel
yang dominan berpengaruh terhadap variabel harga saham adalah BI rate
dengan thitung sebesar -4,603.
J. Daftar Pustaka
Bank Indonesia. http://www.bi.go.id/id/Default.aspx.
Bursa Efek Indonesia, http://www.idx.co.id/.
Darmadji, Tjiptono dan M. Fakhruddin Hendy, 2001, Pasar Modal Indonesia,
Pendekatan Tanya Jawab, Edisi Pertama, Jakarta, Salemba Empat.
Ernawati, Dani, 2014, Analisis Pengaruh Nilai Tukar ( Kurs) Dolar Amerika/
Rupiah (Us$/ Rp), Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Dan Jumlah Uang
Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006 – 2010, Skripsi, Surakarta,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ghozali, Imam, 2009, Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS 17, Semarang, Universitas Diponegoro.
Husnan, Suad, 2003, Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas,
edisi ketiga, Yogyakarta, AMP YKPN.
Joesoef, Jose Rizal, 2008, Pasar Uang & Pasar Valuta Asing, Jakarta,
Salemba Empat.
Lab Manajemen, 2013, Modul Komputer Statistik, Surakarta, Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nanga, Muana, 2005, Makro Ekonomi Teori, Masalah, & Kebijakan, Edisi
Kedua, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada.
Nugraeni, Arseptin Ari. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Dan
Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham Perbankan Periode 2005
– 2007. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pasar Modal Indonesia, 1997, Jakarta Stock Exchange, Jakarta, Pustaka
Sinar Harapan.
Prasetyo, P. Eko, 2011, Fundamental Makro Ekonomi, Yogyakarta, Beta
Offset.
Purnomo, R. Serfianto, Cita Yustisia Serfiyani, dan Iswi Hariyani, 2013,
Pasar Uang & Pasar Valas, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Download