Analisis Performa Perusahaan Pembiayaan Dengan Pendekatan

advertisement
Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014
ISSN 2354-5682
1
Analisis Performa Perusahaan Pembiayaan
Dengan Pendekatan Balanced ScoreCard;
(Studi Kasus Pada PT. BFI Finance Indonesia, Tbk, Cabang Pangkal Pinang)
Dina Asmaria,
Rizal Ruben Manullang
Dini Pratiwi
Management Program
STIE-IBEK Bangka Belitung
Pangkal Pinang, Indonesia
[email protected]
Abstract- The main motivation for running the research is to
present the evidence in order to measures the performance of
management in corporate leasing company using a contemporary
management instrument, namely Balanced ScoreCard. Based on
this study frame works, the writer using four perspective
approachment, such as; Financial Perspective, Customer
Perspective, Internal Business Process Perspective and LearningGrowth Perspective. This research was carried out by using
qualitative and quantitative methodologies to determine
descriptive samples through questionnaires. Based on the results
of this research is that in fact the company does not have a
balanced performance management, where it can be viewed
through the financial performance tends to weaken in the last
three years. But if we take a look on Customers Perfective,
Internal Business Proccess Perspective, Learning-Growth
Perspective, stated if the management has a good performance.
To get the balance to achieve a more comprehensive
performance, it should be consider managing the Financial
Perspective as soon as possible, so the balance of business in the
performance management can be realized in future periods.
Keywords—Balanced
ScoreCard,
Management Performance
Leasing
Company,
I. PENDAHULUAN
Perubahan yang sangat cepat dan yang terjadi dalam
lingkungan bisnis telah secara otomatis menuntut setiap
pelaku bisnis untuk selalu memberikan perhatian dan
tanggapan terhadap lingkungannya. Hal ini mengkondisikan
perusahaan untuk kemudian merumuskan strategi agar mampu
mengantisipasi perubahan dan pencapaian tujuan perusahaan.
Perusahaan membutuhkan suatu informasi strategis yang
menyediakan peta bagi perusahaan pembiayaan untuk
menunjukkan jalan dan merupakan tolak ukur keberhasilan
kompetitif perusahaan di masa sekarang dan masa yang akan
datang. Untuk menekankan pentingnya penggunaan informasi
strategis, terdapat 4 (empat) dimensi yang berbeda. Satu
dimensi merupakan dimensi keuangan (financial), sedangkan
3 (tiga) lainnya merupakan dimensi non-keuangan (nonfinancial), yaitu sebagai berikut: 1) Perspektif Pelanggan
(Customer Perspective) 2) Perspektif Proses Bisnis Internal
(Internal Business Process Perspective) dan 3) Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth
Perspective).
Laporan kinerja yang disusun berdasarkan keempat
dimensi tersebut disebut Balanced Scorecard. Balanced
Scorecard menyediakan basis analisis yang lebih lengkap
daripada analisis yang hanya menggunakan data keuangan.
Metode Balanced Scorecard sangat penting digunakan dalam
penerapan strategi perusahaan agar mampu merancang
sekaligus menilai berbagai strategi yang cocok untuk
dijalankan oleh perusahaan. Selain itu, alasan lain mengapa
metode ini dianggap penting adalah agar perusahaan siap
dalam menghadapi persaingan seiring dengan perkembangan
zaman.
Balanced
Scorecard
menggambarkan
adanya
keseimbangan antara tujuan jangka pendek dengan tujuan
jangka panjang, antara ukuran keuangan (financial) dan nonkeuangan (non-financial). Selain itu, Balanced Scorecard
cukup komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam
mewujudkan kinerja dalam keempat perspektif tersebut, agar
keberhasilan keuangan yang dihasilkan bersifat berkelanjutan.
Balanced Scorecard diharapkan mampu menjadi sarana bagi
PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang dalam
melakukan review atau evaluasi terhadap strategi yang
dijalankan oleh perusahaan sejak beberapa tahun yang lalu,
mulai dari berdirinya perusahaan sampai dengan saat ini.
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah strategi yang
digunakan oleh perusahaan pembiayaan ini merupakan strategi
yang tepat dan mampu membantu manajemen puncak
(Direksi) dalam mencapai tujuannya, yaitu keuntungan atau
laba serta mampu membawa perusahaan ke arah yang jauh
lebih baik dari sebelumnya.
Adapun evaluasi atau penilaian kinerja dengan
menggunakan metode Balanced Scorecard ini adalah penting
dalam dunia usaha dikarenakan dengan dilakukannya
penilaian kerja, maka diharapkan mampu mengetahui
efektivitas dari penetapan suatu strategi dan penerapannya
dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat
mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat
dalam perusahaan yang untuk selanjutnya dilakukan perbaikan
di masa yang akan datang.
Mulyadi (2001) menyatakan bahwa kinerja adalah istilah
umum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian atau
seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
periode tertentu. Pengertian lain menyebutkan bahwa kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seseorang yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan dan kondisi individu masing-masing. Individu
disini adalah manajer, dimana para manajer yang didorong
hanya untuk menghasilkan kinerja finansial jangka pendek,
maka tindakan-tindakan ini memang dapat meningkatkan
profitabilitas dalam pelaporan keuangan, tetapi kurangnya
loyalitas dan kepuasan pelanggan akan menjadikan
www.stie-ibek.ac.id
©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014
ISSN 2354-5682
perusahaan tersebut sangat rentan terhadap berbagai hantaman
persaingan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengukuran kinerja seperti yang dinyatakan Kaplan
dan Norton (2000), adalah sebagai berikut:
“Tindakan pengukuran yang dapat dilakukan terhadap
berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada
perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian
digunakan sebagai umpan balik (feedback) yang akan
memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu
rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan
penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian”.
Fungsi dari penilaian kinerja atau pengukuran kinerja
diantaranya adalah untuk menilai keberhasilan perusahaan,
sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam
perusahaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji
karyawan maupun penghargaan (reward) yang layak, serta
sebagai alat untuk mengevaluasi periode yang lalu untuk
menuju keberhasilan di masa yang akan datang.
Penilaian atau pengukuran kinerja pada dasarnya
merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan
perusahaan. Penilaian atau pengukuran kinerja mempunyai
tujuan pokok yaitu untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran perusahaan dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan
tindakan dan hasil yang diinginkan.
Penilaian kinerja dilakukan juga untuk mendorong
perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik
(feedback) hasil kinerja pada waktu serta imbalan balik yang
bersifat instrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi, 2001:416).
Masih didalam Mulyadi (2001) penekanan terhadap manfaat
sistem pengukuran kinerja adalah sebagai berikut: 1)
Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien
melalui pemotivasian karyawan secara maksimal, 2)
Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan seperti promosi, pemberhentian dan mutasi
karyawan, 3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan
pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria
seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan, 4)
Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai
bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka, dan 5)
Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Penelitian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh dan lengkap mengenai performa perusahaan PT.
BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang yang
diukur melalui 4 (empat) perspektif, yaitu: Perspektif
Keuangan (Financial perspective), Perspektif Pelanggan
(Customer perspective), Perspektif Proses Bisnis Internal
(Internal Business Process Perspective), serta Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth
Perspective) atau dengan kata lain bertujuan guna
membuktikan kinerja (performa) perusahaan pembiayaan PT.
BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang.
Sedangkan, manfaat penelitian terhadap pendekatan
Balanced Scorecard sebagai alat penilaian atau pengukuran
kinerja adalah agar dapat memberikan masukan untuk menjadi
pertimbangan kepada Pimpinan PT. BFI Finance Indonesia
Tbk Cabang Pangkalpinang menggunakan Balanced
Scorecard, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan bagi para
2
pembaca, serta diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan
pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang
Pangkalpinang yang beralamat di Komplek Bangka Square
Ruko No. 2, Km. 5, Kelurahan Dul, Kecamatan Pangkalan
Baru, Jalan Koba Pangkalpinang. Objek penelitian adalah
lingkungan bisnis internal dan eksternal, perencanaan strategik
dan kinerja perusahaan pembiayaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan dan
karyawan perusahaan pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia
Tbk Cabang Pangkalpinang. Sedangkan, sampel yang diambil
masing-masing adalah 40 responden untuk karyawan, 5
responden untuk manajer, dan 40 responden untuk pelanggan.
Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi 4
(empat) perspektif, yaitu sebagai berikut:
2.1. Perspektif Keuangan (Financial Perspective).
Merupakan ukuran yang sangat penting dalam merangkum
kinerja dari tindakan ekonomis yang telah diambil. Ukuran
keuangan memberikan penilaian terhadap target keuangan
yang dicapai oleh perusahaan dalam mewujudkan visi dan
misinya. Perspektif Keuangan (Financial Perspective) dalam
penelitian ini meliputi:
2.2 Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
Persfektif ini meliputi; a) Pangsa Pasar (Market Share), b)
Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition), c) Retensi
Pelanggan (Customer Retention), dan d) Kepuasan Pelanggan
(Customer Satisfaction). Pernyataan-pernyataan dari tiap-tiap
atribut tersebut diatas dapat diukur dengan menggunakan
Skala Likert dengan skor 5 sampai 1 seperti tabel berikut ini:
www.stie-ibek.ac.id
©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014
ISSN 2354-5682
2.3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business
Process Perspective)
Dalam perspektif ini, bisnis internal memberikan penilaian
atas gambaran proses yang telah dibangun dalam melayani
pelanggan. Perspektif proses bisnis internal berdasarkan data
sekunder yang diambil dari PT. BFI Finance Indonesia Tbk
Cabang Pang kalpinang, terdiri dari 3 (tiga) ukuran, yaitu
sebagai berikut: a) Inovasi (Innovation), b) Proses Operasi
(Operation Process), dan c)Proses Layanan Purna Jual.
2.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and
Growth Perspective).
Pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan (learning and growth perspective) merupakan
perspektif yang paling mendasar dalam Balanced Scorecard.
Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diukur
dengan menggunakan 3 (tiga) indikator, yaitu sebagai berikut:
a. Motivasi dan pemberdayaan karyawan b. Produktivitas c.
Kemampuan sistem informasi.
Untuk menjawab permasalahan mengenai performa
perusahaan pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk
Cabang Pangkalpinang melalui perspektif pelanggan
(customer perspective), perspektif proses bisnis internal
(internal business process perspective), dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth
perspective) yang diperuntukkan bagi pihak pelanggan,
manajemen, dan karyawan ini, maka digunakan rumus
perhitungan Multiattribute Attitude Model (MAM) dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
2.4.a. Membuat Multiattribute Attitude Model (MAM) dengan
rumus perhitungan sebagai berikut :
Dimana:
Ab = Sikap responden secara keseluruhan
terhadap suatu objek
Wi = Bobot rata-rata yang diberikan responden terhadap
atribut i
Ii = Nilai ideal rata-rata responden terhadap atribut i
Xi = Nilai belief rata-rata responden terhadap atribut i n =
Jumlah atribut yang diteliti
2.4.b. Menentukan nilai Wi dengan rumus perhitungan:
3
2.4.c. Menentukan n dengan cara memilih atribut-atribut yang
dominan kemudian diberi nilai dari 1 sampai ke-n, dimana
berikutnya diberi nilai yang lebih tinggi dari urutan berikutnya
sebanyak n dan seterusnya.
2.4.d. Menentukan skala sikap dalam bentuk skor dengan
angka 1 sampai dengan angka 5.
2.4.e. Mencari nilai ideal dan belief dengan menggunakan
rumus perhitungan sebagai berikut:
Nilai ideal : Skor x absolute responden ideal masingmasing alternatif jawaban.
Nilai belief : Skor x absolute responden belief masingmasing alternatif jawaban.
2.4.f. Kemudian mencari nilai ideal dan belief rata-rata dengan
rumus perhitungan sebagai berikut:
Nilai ideal rata-rata : Nilai total ideal rata-rata : responden
ideal x 100%. Nilai belief rata-rata : Nilai total belief ratarata : responden belief x 100%.
2.4.g. Memasukkan data dalam tabel, kemudian masukan e ke
dalam rumus dengan skala Likert:
(Sikap - 1) x 100 = X, dan hasilnya (5 - 1) x 100 = 400
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dengan ukuran skala
sikap dibawah ini:
Dimana:
0 - 80 = Sangat Setuju
80 - 160 = Setuju
160 - 240 = Kurang Setuju
240 - 320 = Tidak Setuju
320 - 400 = Sangat Tidak Setuju
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer yang
digunakan antara lain; pengamatan (observasi), pertanyaan
(questioner), dan wawancara (interview). b. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan adalah dengan melakukan
studi pustaka (library research). Aspek analisis yang
digunakan untuk mengimplementasikan metode Balanced
Scorecard dalam mengukur performa PT. BFI Finance
Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang secara kuantitatif
menggunakan 4 (empat) perspektif, yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Perspektif Keuangan (Financial Perspective
Analysis) merupakan pengukuran performa yang ditinjau dari
sudut pandang keuangan berdasarkan atas konsekuensi
ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan, terdiri atas ; ROA
(Return On Assets), ROI (Return On Investment), NPM (Net
Profit Margin), dan ROE (Return On Equity).
2. Analisis Perspektif Pelanggan (Customer Perspective
Analysis) merupakan suatu analisis untuk menganalisis
kepuasan pelanggan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang
Pangkalpinang. Kinerja ini memegang peranan yang sangat
penting, mengingat sangat ketatnya perusahaan dalam
www.stie-ibek.ac.id
©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014
ISSN 2354-5682
mempertahankan pelanggan yang ada dan dalam upayanya
untuk mendapatkan pelanggan yang baru.
3. Analisis Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal
Bussiness Process Perspective Analysis) yaitu salah satu
ukuran performa perusahaan dengan menggunakan Balanced
Scorecard yang diperuntukkan bagi manajemen perusahaan.
Dalam perspektif ini, perusahaan mengidentifikasikan proses
yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk dapat
memberi nilai tertinggi bagi pelanggan dan mencari tujuan
keunggulan perusahaan. Pengukuran kemudian dilakukan
untuk memonitor manajemen proses bisnis sepanjang rantai
nilai (value gain). Dalam perspektif ini, terdapat 3 (tiga) tahap
yaitu ; inovasi, proses operasi, dan proses layanan purna jual
dengan penjelasan sebagai berikut:
4
akan tampak jelas batasan antara rasa puas dan rasa tidak puas
dari masing-masing kategori yang terdapat dalam kuesioner.
Adapun
alat
analisis
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan metode Balanced Scorecard (BSC) ini
terdiri dari 4 (empat) perspektif, yaitu : perspektif keuangan
(financial perspective), perspektif pelanggan (customer
perspective), perspektif proses bisnis internal (internal
business process perspective), dan perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan (Learning and growth perspective). Adapun
penjelasan dan pembahasannya adalah sebagai berikut:
3.1. Aspek Perspektif Keuangan (Financial Perspective
Aspect).
Data keuangan PT. BFI Finance Indonesia berdasarkan
Anual Report Tahunan (2010 - 2012) dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
3.a. Proses Inovasi (Innovation Process) Dalam proses inovasi,
layanan yang dapat dilakukan menjadi tolak ukur dari
berbagai inovasi lain adalah layanan customized yang
sekarang ini dikenal dengan layanan Repeat Order (RO) Good
Customer.
3.b. Proses Operasi (Operation Process) PT. BFI Finance
Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang sedang melakukan
revitalisasi proses bisnis melalui layanan sistem dan prosedur
operasional perusahaan. Revitalisasi prosedur bisnis ini
dilakukan dalam upaya rekayasa ulang terhadap setiap rantai
proses layanan departemen. Rekayasa ini dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses yang terfokus,
hal ini dimaksudkan tidak lain untuk memberikan nilai tambah
dan kepuasan pelanggan.
3.c. Proses Layanan Purna Jual Fasilitas pembiayaan yang
diberikan akan disesuaikan dengan keinginan pelanggan.
Salah satu bentuk pelayanan purna jual adalah dengan adanya
asuransi yang akan meng-cover selama masa kredit berjalan.
Sebagai contoh adalah Asuransi Wahana Tata dan Asuransi
Bina Dana Artha (ABDA). Untuk pemberitahuan mengenai
tanggal jatuh tempo dan jumlah angsuran pelanggan selain
diinformasikan langsung pada saat proses pengisian aplikasi,
informasi juga disampaikan melalui media Short Message
Send (SMS). 4. Analisis Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective Analysis),
bertujuan untuk mengidentifikasikan struktur yang harus
dibangun demi menciptakan pertumbuhan dan peningkatan
performa perusahaan pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia
Tbk Cabang Pangkalpinang sehingga dapat dinilai aspek mutu
pelayanan yang dipercaya serta mutu kinerja karyawan
perusahaan BFI sendiri.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Seperti yang dinyatakan Husein Umar (2001 : 111), alat
analisis dalam perspektif ini menggunakan tabel dan grafik
sebagai penjelasan dengan menggunakan Skala Likert. Tabel
dimaksudkan untuk memperlihatkan data laporan keuangan
perusahaan, selain itu digunakan juga untuk memperjelas
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang
disebarkan kepada pelanggan dan karyawan perusahaan.
Sedangkan, grafik dimaksudkan untuk membantu pembaca
mengetahui ukuran-ukuran atau batasan-batasan yang
dihasilkan dari penyebaran kuesioner. Dalam grafik tersebut
Berdasarkan Grafik 3.1 diatas, menunjukkan bahwa pada
tahun dari tahun 2010 ke 2011 ROA (Return On Assets)
menurun sebesar 1,34% dan pada tahun 2011 ke 2012 terjadi
penurunan lagi tapi tidak terlalu signifikan, yaitu sebesar
0,56%, sehingga dapat dijelaskan bahwa perusahaan tidak
memiliki kemampuan untuk mendongkrak pendapatan. Aset
www.stie-ibek.ac.id
©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014
ISSN 2354-5682
5
pada tahun 2011 hanya mampu mendorong kontribusi
terhadap pendapatan sekitar Rp 0,134. Sedangkan, aset pada
tahun 2012 hanya mampu mendorong kontribusi terhadap
pendapatan sebesar Rp 0,056 saja. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan aktiva tiap tahunnya mengalami kerugian,
tapi tidak terlalu signifikan yang disebabkan oleh beban-beban
lain pada perusahaan BFI terlalu kecil dari segi perolehan nilai
banding laba usaha yang diperoleh kurang begitu baik,
sehingga aset yang dimiliki oleh PT. BFI Finance Indonesia
Tbk Cabang Pangkalpinang kurang begitu terjaga.
Berdasarkan Grafik 3.2 diatas, menunjukkan bahwa pada
tahun dari tahun 2010 ke tahun 2011 ROI (Return On
Investment) mengalami penurunan drastis yaitu sebesar
31,57% , tingkat pengembalian lebih lambat dan pada tahun
2011 ke tahun 2012 terjadi penurunan lagi, tetapi tidak terlalu
besar dibandingkan tahun 2010-2011, yaitu sebesar 13,96%,
sehingga dapat dijelaskan bahwa perusahaan tidak memiliki
kemampuan melakukan investasi dalam jumlah besar.
Investasi pada tahun 2011 hanya mampu mendorong
kontribusi terhadap investasi sekitar Rp 3,157.
Sedangkan, investasi pada tahun 2012 hanya mampu
mendorong kontribusi terhadap pendapatan sebesar Rp 1,396
saja. Hal ini menunjukkan bahwa laba penjualan dari setiap
penjualan pada setiap tahun mengalami kerugian yang kurang
baik disebabkan perusahaan kurang dapat menjaga laba dan
investasi, sehingga aset yang dimiliki oleh PT. BFI Finance
Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang kurang terjaga karena
hasil penjualannya yang kurang baik.
Dari penurunan ROI (Return On Investment) yang terjadi
pada tahun 2011 ke tahun 2012, PT. BFI Finance Indonesia
Tbk Cabang Pangkalpinang sebaiknya mulai memikirkan
investasi dalam jumlah yang besar agar produksi, performa
perusahaan, dan lain-lain dapat tetap terjaga dengan baik,
karena hal ini berpengaruh terhadap perekrutan tenaga kerja
untuk memenuhi Sumber Daya Manusia perusahaan BFI
Cabang Pangkalpinang.
Berdasarkan Grafik 3.3 diatas, menunjukkan bahwa pada
tahun dari tahun 2010-2011 NPM (Net Profit Margin)
menurun sebesar 5,20% dan kurang menghasilkan persentase
keuntungan dari pembiayaan konsumen.
Penurunan dirasakan lagi dari tahun 2011-2012, yaitu
sebesar 2,46% tidak terlalu jauh dibanding dari tahun 2010 ke
tahun 2011.
Ini menunjukkan bahwa nilai laba dari pembiayaan turun
setiap tahunnya, sehingga dapat dijelaskan bahwa perusahaan
tidak memiliki kemampuan untuk mendongkrak profit
perusahaan. Laba perusahaan pada tahun 2011 hanya mampu
dicapai sekitar Rp 0,520.
Sedangakan, profit pada tahun 2012 hanya mampu
mendorong kontribusi terhadap pendapatan sebesar Rp 0,246
saja.
Berdasarkan Grafik 3.4 diatas, menunjukkan bahwa pada
tahun dari tahun 2010-2011 ROE (Return On Equity) menurun
sebesar 0,68%, ini kurang baik bagi perusahaan jika modal
hanya berasal dari modal sendiri, investasi dalam jumlah yang
www.stie-ibek.ac.id
©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014
ISSN 2354-5682
6
besar perlu dilakukan dalam hal ini. Penurunaan dirasakan lagi
dari tahun 2011 ke tahun 2012, yaitu sebesar 0,85%, sehingga
dapat dijelaskan bahwa perusahaan tidak memiliki
kemampuan untuk mendongkrak equitas.
Equitas pada tahun 2011 hanya mampu mendorong
kontribusi terhadap pendapatan sekitar Rp 0,068. Sedangakan,
aset pada tahun 2012 hanya mampu mendorong kontribusi
terhadap pendapatan sebesar Rp 0,085 saja. Perusahaan BFI
harus benar-benar memperhitungkan investasi, modal, dan
equitas karena jika perusahaan mengalami kerugian, maka hal
ini akan berpengaruh terhadap besarnya kepentingan atau hak
pemilik perusahaan pada harta perusahaan, serta kemungkinan
bisa berimbas ke Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) beberapa
karyawan.
2. Aspek Perspektif Pelanggan (Customer Perspective Aspect)
Tabel 3.7 Perbandingan Antara Nilai Ideal Dengan Belief
Rata-rata Jawaban Pelanggan Perspektif Pelanggan (Customer
Perspective)
Berdasarkan pada Grafik 3.6 yang dilihat dari atribut
kepercayaan, nilai harapan (ideal) rata-rata responden terletak
pada pertumbuhan pelanggan yang baru merupakan cerminan
kepercayaan pelanggan terhadap produk perusahaan PT. BFI
Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang. Sedangkan,
nilai kinerja (belief) rerata responden terletak pada pernyataan
adanya hubungan yang baik dengan pelanggan bermanfaat
dalam menciptakan unsur kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaan pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk
Cabang Pangkalpinang.
Berdasarkan pada Grafik 3.7 yang dilihat dari atribut
kemampuan dan kenyamanan, nilai harapan (ideal) rata-rata
responden terletak padakemampuan karyawan dalam
memberikan pelayanan secara sopan terhadap pelanggan, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan, nilai
kinerja (belief) ratarata responden terletak pada pernyataan
bahwa citra dan reputasi perusahaan perusahaan pembiayaan
PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang
diperlukan dalam upaya menarik pelanggan baru maupun
pelanggan lama.
Berdasarkan pada Grafik 3.8 yang dilihat dari atribut
responsiveness, nilai harapan (ideal) rata-rata responden
terletak pada kenyamanan fasilitas yang diberikan PT. BFI
Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang (parkiran,
www.stie-ibek.ac.id
©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014
ISSN 2354-5682
7
ruang tunggu, AC, dan lainlain). Sedangkan, nilai kinerja
(belief) rata-rata responden terletak pada pernyataan bahwa
perlu adanya catatan historis untuk mencatat keluhan
pelanggan dan penyelesaiannya agar pelanggan merasa
diperhatikan.
3. Aspek Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business
Process Perspective Aspect)
Berdasarkan pada Grafik 3.9 yang dilihat dari atribut
proses inovasi, nilai harapan (ideal) rata-rata dan nilai kinerja
(belief) rata-rata responden sama-sama terletak pada jumlah
riset dan pengembangan terhadap jasa yang ditawarkan PT.
BFI dalam 1 tahun semakin bertambah dan hal tersebut perlu
dipertahankan dan ditingkatkan demi kelangsungan
perusahaan BFI di masa yang akan datang.
Berdasarkan pada Grafik 3.10 yang dilihat dari atribut
proses operasi, nilai harapan (ideal) rata-rata dan nilai kinerja
(belief) responden sama-sama terletak pada kemampuan
perusahaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk cabang
Pangkalpinang dalam memenuhi kebutuhan akan produk yang
unggul dan berkualitas bagi para pelanggan.
Berdasarkan pada Grafik 3.11 yang dilihat dari atribut
proses layanan purna jual, nilai harapan (ideal) ratarata dan
nilai kinerja (belief) rata-rata responden sama-sama terletak
pada ketanggapan dan kecepatan PT. BFI Finance Indonesia
Tbk Cabang Pangkalpinang dalam menangani keluhan (claim)
pelanggan.
4. Aspek Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning
and Growth Perspective Aspect)
Tabel 3.8 Perbandingan Antara Nilai Ideal Dengan Nilai
Belief Rata-rata Jawaban Karyawan Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective)
www.stie-ibek.ac.id
©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014
ISSN 2354-5682
8
Berdasarkan pada Grafik 3.12 yang dilihat dari atribut
motivasi dan pemberdayaan karyawan, nilai harapan (ideal)
rata-rata dan kinerja (belief) responden sama-sama terletak
pada kemampuan perusahaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk
Cabang Pangkalpinang dalam mempertahankan karyawan
yang kompeten di bidangnya akan cenderung bekerja secara
produktif, sehingga pelatihan karyawan perlu terus
ditingkatkan.
Berdasarkan pada Grafik 3.13 yang dilihat dari atribut
produktivitas, nilai harapan (ideal) rata-rata responden terletak
pada setiap karyawan perusahaan sewajarnya mengetahui dan
menjiwai visi serta misi perusahaan pembiayaan PT. BFI
Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang. Sedangkan,
nilai kinerja (belief) rata-rata responden terletak pada
pernyataan bahwa program penghargaan dan hukuman
(reward and punishment) perlu diterapkan untuk
meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan PT. BFI Finance
Indonesia Tbk cabang Pangkalpinang.
Berdasarkan pada Grafik 3.14 yang dilihat dari atribut
kemampuan sistem informasi, nilai harapan (ideal) rata-rata
dan nilai kinerja (belief) ratarata responden sama-sama
terletak pada kecanggihan teknologi sistem informasi yang
baik diperlukan untuk bisa mengakses informasi yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas karyawan agar pekerjaan
dapat dikerjakan dengan baik.
Tabel 3.9 Kinerja PT. BFI Finance Indoensia Tbk Cabang
Pangkalpinang Dengan Pendekatan Balanced Scorecard
Secara Keseluruhan
www.stie-ibek.ac.id
©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014
ISSN 2354-5682
9
a. Perspektif Keuangan (Financial Perspective) Berdasarkan
hasil olahan data pada penjelasan diatas, menunjukkan bahwa
aspek-aspek keuangan yang menjadi indikator Perspektif
Keuangan (Financial Perspective) tiap tahunnya mengalami
penurunan, hal ini dapat dilihat dari masing-masing indikator
seperti ; ROA (Return On Asset), ROI (Return On
Investment), NPM (Net Profit Margin), dan ROE (Return On
Equity).
b. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) Kinerja PT.
BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang ditinjau
dari Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) berdasarkan
hasil olah data adalah baik. Selama 3 (tiga) tahun terakhir
(dari tahun 2010 sampai tahun 2012), data menunjukkan
bahwa jumlah Account Contract pelanggan meningkat, hal ini
dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pelanggan pada
tahun 2011 yaitu sebanyak 1.396 pelanggan dan pada tahun
2012 meningkat menjadi 1.926 dengan selisih penambahan
jumlah pelanggan dari tahun 2011 ke tahun 2012 adalah
sebanyak 530 pelanggan.
Berdasarkan Tabel 3.9 diatas, didapat total bobot skor
adalah 6, sehingga rata-rata skor adalah 6/14 = 0,43. Langkah
selanjutnya adalah membuat skala untuk memberikan
penilaian terhadap total skor tersebut sehingga kinerja PT. BFI
Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang dapat
dikatakan kurang, cukup, atau baik.
Batas kurang adalah -1 sampai 0, sedangkan untuk cukup
dari 0 sampai 0,5, dan untuk batas baik dari 0,5 sampai 1.
Berikut adalah kurva kinerja PT. BFI Finance Indonesia Tbk
Cabang Pangkalpinang secara keseluruhan dapat dilihat pada
Grafik 3.15 berikut ini:
Grafik 3.15 Kurva Kinerja PT. BFI Finance Indonesia Tbk
Cabang Pangkalpinang
Dengan demikian, dapat diartikulasikan bahwa kinerja PT.
BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang terletak di
daerah Cukup karena memiliki skor 0,43 karena berada
diantara 0 sampai dengan 0,5.
IV. KESIMPULAN & SARAN
Berdasarkan analisis data dengan konsep Balanced
Scorecard yang ditinjau dari 4 (empat) perspektif, yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,
maka pengukuran kinerja PT. BFI Finance Indonesia Tbk
Cabang Pangkalpinang dapat disimpulkan sebagai berikut :
c. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business
Process Perspective) Dalam perspektif ini, layanan purna jual
adalah atribut terpenting dalam Perspektif Proses Bisnis
Internal (Internal Business Process Perspective). Penyampaian
jasa dan layanan purna jual kepada pelanggan dinilai telah
sesuai dengan minat dan keinginan pelanggan.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and
Growth Perspective) Dalam perspektif ini, kinerja PT. BFI
Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang adalah baik.
PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang telah
mampu dan berhasil memberikan kepuasan kepada karyawan
sehingga atribut kemampuan sistem informasi yang menjadi
pengukuran prioritas utama. Produktivitas dan kepuasan
karyawan merupakan tolak ukur bagi perusahaan karena
karyawan adalah aset perusahaan yang harus dijaga dan
diutamakan kesejahteraannya.
Adapun saran yang dapat diberikan sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak Manajemen PT. BFI Finance
Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang, antara lain adalah
sebagai berikut:
1. PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang
harus dapat mengelola keuangan dengan efisiensi tanpa harus
mengurangi kualitas pelayanan kepada pelanggan.
2. PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang
harus mampu mencari solusi terhadap kredit macet, mengatasi
pelanggan yang berkarakter buruk karena hal ini akan
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan BFI, serta
mendisiplinkan karyawan agar lebih ditingkatkan lagi
produktivitas dan profesionalisme nya dalam bekerja.
3. PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang
harus melakukan perbaikan terhadap sumber daya manusia
yang ada dalam internal perusahaan seperti melakukan
pelatihan dan pendidikan agar kemampuan terutama
kemampuan sistem informasinya terasah sesuai dengan
prioritas bahwa kemampuan sistem informasi adalah penting
bagi karyawan untuk menunjang kinerjanya dalam
perusahaan. 4. PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang
Pangkalpinang harus terus meningkatkan mutu pelayanan
dalam menyampaikan pelayanan terhadap pelanggan dengan
selalu menerapkan dan mempraktekkan nilai-nilai dasar (core
www.stie-ibek.ac.id
©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014
ISSN 2354-5682
values) yang telah ditanamkan oleh PT. BFI Finance
Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang.
REFERENCES
[1] Gasperz, Vincent.“Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi
Balanced Scorecard Dengan Six Sigma Untuk
Organisasi Bisnis dan Pemerintahan”, Edisi 1, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
[2] Kaplan, Robert S., and David P. Norton. “The Balanced
Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi”,
Erlangga, Jakarta, 1996.
[3] Mamduh, M. Hanafi.”Manajemen Keuangan”, Edisi
1,Yogyakarta,2008.
[4] Mulyadi.“Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan
Rekayasa”, Edisi 2, Salemba Empat, 2001.
[5] Mulyadi.”Balanced Scorecard: Alat Manajemen
Kontemporer untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan
Perusahaan”, Cetakan ke-1, Salemba Empat, Jakarta,
2001.
[6] Ronny, Kountur.“Metode Penelitian Untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis”, Cetakan ke-2, Buana Printing,
Jakarta, 2009.
[7] Suwarti.“Balanced Scorecard Dalam Peninjauan Kinerja
Bank”,
Skripsi.
Perpusakaan
STIE
IBEK,
Pangkalpinang, 2009.
[8] ___, Laporan Tahunan “Annual Report”, PT. BFI Finance
Indonesia Tbk, Jakarta, 2010 - 2012.
[9] Yuwono, Sony, dkk.“Petunjuk Praktis Penyusunan
Balanced Scorecard”, PT. Gramedia, Jakarta, 2002.
.
www.stie-ibek.ac.id
©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
10
Download