Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014 ISSN 2354-5682 1 Analisis Performa Perusahaan Pembiayaan Dengan Pendekatan Balanced ScoreCard; (Studi Kasus Pada PT. BFI Finance Indonesia, Tbk, Cabang Pangkal Pinang) Dina Asmaria, Rizal Ruben Manullang Dini Pratiwi Management Program STIE-IBEK Bangka Belitung Pangkal Pinang, Indonesia [email protected] Abstract- The main motivation for running the research is to present the evidence in order to measures the performance of management in corporate leasing company using a contemporary management instrument, namely Balanced ScoreCard. Based on this study frame works, the writer using four perspective approachment, such as; Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Business Process Perspective and LearningGrowth Perspective. This research was carried out by using qualitative and quantitative methodologies to determine descriptive samples through questionnaires. Based on the results of this research is that in fact the company does not have a balanced performance management, where it can be viewed through the financial performance tends to weaken in the last three years. But if we take a look on Customers Perfective, Internal Business Proccess Perspective, Learning-Growth Perspective, stated if the management has a good performance. To get the balance to achieve a more comprehensive performance, it should be consider managing the Financial Perspective as soon as possible, so the balance of business in the performance management can be realized in future periods. Keywords—Balanced ScoreCard, Management Performance Leasing Company, I. PENDAHULUAN Perubahan yang sangat cepat dan yang terjadi dalam lingkungan bisnis telah secara otomatis menuntut setiap pelaku bisnis untuk selalu memberikan perhatian dan tanggapan terhadap lingkungannya. Hal ini mengkondisikan perusahaan untuk kemudian merumuskan strategi agar mampu mengantisipasi perubahan dan pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan membutuhkan suatu informasi strategis yang menyediakan peta bagi perusahaan pembiayaan untuk menunjukkan jalan dan merupakan tolak ukur keberhasilan kompetitif perusahaan di masa sekarang dan masa yang akan datang. Untuk menekankan pentingnya penggunaan informasi strategis, terdapat 4 (empat) dimensi yang berbeda. Satu dimensi merupakan dimensi keuangan (financial), sedangkan 3 (tiga) lainnya merupakan dimensi non-keuangan (nonfinancial), yaitu sebagai berikut: 1) Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) 2) Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective) dan 3) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective). Laporan kinerja yang disusun berdasarkan keempat dimensi tersebut disebut Balanced Scorecard. Balanced Scorecard menyediakan basis analisis yang lebih lengkap daripada analisis yang hanya menggunakan data keuangan. Metode Balanced Scorecard sangat penting digunakan dalam penerapan strategi perusahaan agar mampu merancang sekaligus menilai berbagai strategi yang cocok untuk dijalankan oleh perusahaan. Selain itu, alasan lain mengapa metode ini dianggap penting adalah agar perusahaan siap dalam menghadapi persaingan seiring dengan perkembangan zaman. Balanced Scorecard menggambarkan adanya keseimbangan antara tujuan jangka pendek dengan tujuan jangka panjang, antara ukuran keuangan (financial) dan nonkeuangan (non-financial). Selain itu, Balanced Scorecard cukup komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam mewujudkan kinerja dalam keempat perspektif tersebut, agar keberhasilan keuangan yang dihasilkan bersifat berkelanjutan. Balanced Scorecard diharapkan mampu menjadi sarana bagi PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang dalam melakukan review atau evaluasi terhadap strategi yang dijalankan oleh perusahaan sejak beberapa tahun yang lalu, mulai dari berdirinya perusahaan sampai dengan saat ini. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah strategi yang digunakan oleh perusahaan pembiayaan ini merupakan strategi yang tepat dan mampu membantu manajemen puncak (Direksi) dalam mencapai tujuannya, yaitu keuntungan atau laba serta mampu membawa perusahaan ke arah yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Adapun evaluasi atau penilaian kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard ini adalah penting dalam dunia usaha dikarenakan dengan dilakukannya penilaian kerja, maka diharapkan mampu mengetahui efektivitas dari penetapan suatu strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat dalam perusahaan yang untuk selanjutnya dilakukan perbaikan di masa yang akan datang. Mulyadi (2001) menyatakan bahwa kinerja adalah istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Pengertian lain menyebutkan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan kondisi individu masing-masing. Individu disini adalah manajer, dimana para manajer yang didorong hanya untuk menghasilkan kinerja finansial jangka pendek, maka tindakan-tindakan ini memang dapat meningkatkan profitabilitas dalam pelaporan keuangan, tetapi kurangnya loyalitas dan kepuasan pelanggan akan menjadikan www.stie-ibek.ac.id ©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014 ISSN 2354-5682 perusahaan tersebut sangat rentan terhadap berbagai hantaman persaingan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja seperti yang dinyatakan Kaplan dan Norton (2000), adalah sebagai berikut: “Tindakan pengukuran yang dapat dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik (feedback) yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian”. Fungsi dari penilaian kinerja atau pengukuran kinerja diantaranya adalah untuk menilai keberhasilan perusahaan, sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun penghargaan (reward) yang layak, serta sebagai alat untuk mengevaluasi periode yang lalu untuk menuju keberhasilan di masa yang akan datang. Penilaian atau pengukuran kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan perusahaan. Penilaian atau pengukuran kinerja mempunyai tujuan pokok yaitu untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran perusahaan dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja dilakukan juga untuk mendorong perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik (feedback) hasil kinerja pada waktu serta imbalan balik yang bersifat instrinsik maupun ekstrinsik (Mulyadi, 2001:416). Masih didalam Mulyadi (2001) penekanan terhadap manfaat sistem pengukuran kinerja adalah sebagai berikut: 1) Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal, 2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, pemberhentian dan mutasi karyawan, 3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan, 4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka, dan 5) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Penelitian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai performa perusahaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang yang diukur melalui 4 (empat) perspektif, yaitu: Perspektif Keuangan (Financial perspective), Perspektif Pelanggan (Customer perspective), Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective), serta Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective) atau dengan kata lain bertujuan guna membuktikan kinerja (performa) perusahaan pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang. Sedangkan, manfaat penelitian terhadap pendekatan Balanced Scorecard sebagai alat penilaian atau pengukuran kinerja adalah agar dapat memberikan masukan untuk menjadi pertimbangan kepada Pimpinan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang menggunakan Balanced Scorecard, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan bagi para 2 pembaca, serta diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang yang beralamat di Komplek Bangka Square Ruko No. 2, Km. 5, Kelurahan Dul, Kecamatan Pangkalan Baru, Jalan Koba Pangkalpinang. Objek penelitian adalah lingkungan bisnis internal dan eksternal, perencanaan strategik dan kinerja perusahaan pembiayaan. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan dan karyawan perusahaan pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang. Sedangkan, sampel yang diambil masing-masing adalah 40 responden untuk karyawan, 5 responden untuk manajer, dan 40 responden untuk pelanggan. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi 4 (empat) perspektif, yaitu sebagai berikut: 2.1. Perspektif Keuangan (Financial Perspective). Merupakan ukuran yang sangat penting dalam merangkum kinerja dari tindakan ekonomis yang telah diambil. Ukuran keuangan memberikan penilaian terhadap target keuangan yang dicapai oleh perusahaan dalam mewujudkan visi dan misinya. Perspektif Keuangan (Financial Perspective) dalam penelitian ini meliputi: 2.2 Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) Persfektif ini meliputi; a) Pangsa Pasar (Market Share), b) Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition), c) Retensi Pelanggan (Customer Retention), dan d) Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction). Pernyataan-pernyataan dari tiap-tiap atribut tersebut diatas dapat diukur dengan menggunakan Skala Likert dengan skor 5 sampai 1 seperti tabel berikut ini: www.stie-ibek.ac.id ©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014 ISSN 2354-5682 2.3. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective) Dalam perspektif ini, bisnis internal memberikan penilaian atas gambaran proses yang telah dibangun dalam melayani pelanggan. Perspektif proses bisnis internal berdasarkan data sekunder yang diambil dari PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pang kalpinang, terdiri dari 3 (tiga) ukuran, yaitu sebagai berikut: a) Inovasi (Innovation), b) Proses Operasi (Operation Process), dan c)Proses Layanan Purna Jual. 2.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective). Pengukuran kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective) merupakan perspektif yang paling mendasar dalam Balanced Scorecard. Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diukur dengan menggunakan 3 (tiga) indikator, yaitu sebagai berikut: a. Motivasi dan pemberdayaan karyawan b. Produktivitas c. Kemampuan sistem informasi. Untuk menjawab permasalahan mengenai performa perusahaan pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang melalui perspektif pelanggan (customer perspective), perspektif proses bisnis internal (internal business process perspective), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective) yang diperuntukkan bagi pihak pelanggan, manajemen, dan karyawan ini, maka digunakan rumus perhitungan Multiattribute Attitude Model (MAM) dengan langkah-langkah sebagai berikut : 2.4.a. Membuat Multiattribute Attitude Model (MAM) dengan rumus perhitungan sebagai berikut : Dimana: Ab = Sikap responden secara keseluruhan terhadap suatu objek Wi = Bobot rata-rata yang diberikan responden terhadap atribut i Ii = Nilai ideal rata-rata responden terhadap atribut i Xi = Nilai belief rata-rata responden terhadap atribut i n = Jumlah atribut yang diteliti 2.4.b. Menentukan nilai Wi dengan rumus perhitungan: 3 2.4.c. Menentukan n dengan cara memilih atribut-atribut yang dominan kemudian diberi nilai dari 1 sampai ke-n, dimana berikutnya diberi nilai yang lebih tinggi dari urutan berikutnya sebanyak n dan seterusnya. 2.4.d. Menentukan skala sikap dalam bentuk skor dengan angka 1 sampai dengan angka 5. 2.4.e. Mencari nilai ideal dan belief dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut: Nilai ideal : Skor x absolute responden ideal masingmasing alternatif jawaban. Nilai belief : Skor x absolute responden belief masingmasing alternatif jawaban. 2.4.f. Kemudian mencari nilai ideal dan belief rata-rata dengan rumus perhitungan sebagai berikut: Nilai ideal rata-rata : Nilai total ideal rata-rata : responden ideal x 100%. Nilai belief rata-rata : Nilai total belief ratarata : responden belief x 100%. 2.4.g. Memasukkan data dalam tabel, kemudian masukan e ke dalam rumus dengan skala Likert: (Sikap - 1) x 100 = X, dan hasilnya (5 - 1) x 100 = 400 Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dengan ukuran skala sikap dibawah ini: Dimana: 0 - 80 = Sangat Setuju 80 - 160 = Setuju 160 - 240 = Kurang Setuju 240 - 320 = Tidak Setuju 320 - 400 = Sangat Tidak Setuju Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer yang digunakan antara lain; pengamatan (observasi), pertanyaan (questioner), dan wawancara (interview). b. Data Sekunder Data sekunder yang digunakan adalah dengan melakukan studi pustaka (library research). Aspek analisis yang digunakan untuk mengimplementasikan metode Balanced Scorecard dalam mengukur performa PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang secara kuantitatif menggunakan 4 (empat) perspektif, yaitu sebagai berikut: 1. Analisis Perspektif Keuangan (Financial Perspective Analysis) merupakan pengukuran performa yang ditinjau dari sudut pandang keuangan berdasarkan atas konsekuensi ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan, terdiri atas ; ROA (Return On Assets), ROI (Return On Investment), NPM (Net Profit Margin), dan ROE (Return On Equity). 2. Analisis Perspektif Pelanggan (Customer Perspective Analysis) merupakan suatu analisis untuk menganalisis kepuasan pelanggan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang. Kinerja ini memegang peranan yang sangat penting, mengingat sangat ketatnya perusahaan dalam www.stie-ibek.ac.id ©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014 ISSN 2354-5682 mempertahankan pelanggan yang ada dan dalam upayanya untuk mendapatkan pelanggan yang baru. 3. Analisis Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Bussiness Process Perspective Analysis) yaitu salah satu ukuran performa perusahaan dengan menggunakan Balanced Scorecard yang diperuntukkan bagi manajemen perusahaan. Dalam perspektif ini, perusahaan mengidentifikasikan proses yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk dapat memberi nilai tertinggi bagi pelanggan dan mencari tujuan keunggulan perusahaan. Pengukuran kemudian dilakukan untuk memonitor manajemen proses bisnis sepanjang rantai nilai (value gain). Dalam perspektif ini, terdapat 3 (tiga) tahap yaitu ; inovasi, proses operasi, dan proses layanan purna jual dengan penjelasan sebagai berikut: 4 akan tampak jelas batasan antara rasa puas dan rasa tidak puas dari masing-masing kategori yang terdapat dalam kuesioner. Adapun alat analisis yang digunakan untuk mengimplementasikan metode Balanced Scorecard (BSC) ini terdiri dari 4 (empat) perspektif, yaitu : perspektif keuangan (financial perspective), perspektif pelanggan (customer perspective), perspektif proses bisnis internal (internal business process perspective), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learning and growth perspective). Adapun penjelasan dan pembahasannya adalah sebagai berikut: 3.1. Aspek Perspektif Keuangan (Financial Perspective Aspect). Data keuangan PT. BFI Finance Indonesia berdasarkan Anual Report Tahunan (2010 - 2012) dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 3.a. Proses Inovasi (Innovation Process) Dalam proses inovasi, layanan yang dapat dilakukan menjadi tolak ukur dari berbagai inovasi lain adalah layanan customized yang sekarang ini dikenal dengan layanan Repeat Order (RO) Good Customer. 3.b. Proses Operasi (Operation Process) PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang sedang melakukan revitalisasi proses bisnis melalui layanan sistem dan prosedur operasional perusahaan. Revitalisasi prosedur bisnis ini dilakukan dalam upaya rekayasa ulang terhadap setiap rantai proses layanan departemen. Rekayasa ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses yang terfokus, hal ini dimaksudkan tidak lain untuk memberikan nilai tambah dan kepuasan pelanggan. 3.c. Proses Layanan Purna Jual Fasilitas pembiayaan yang diberikan akan disesuaikan dengan keinginan pelanggan. Salah satu bentuk pelayanan purna jual adalah dengan adanya asuransi yang akan meng-cover selama masa kredit berjalan. Sebagai contoh adalah Asuransi Wahana Tata dan Asuransi Bina Dana Artha (ABDA). Untuk pemberitahuan mengenai tanggal jatuh tempo dan jumlah angsuran pelanggan selain diinformasikan langsung pada saat proses pengisian aplikasi, informasi juga disampaikan melalui media Short Message Send (SMS). 4. Analisis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective Analysis), bertujuan untuk mengidentifikasikan struktur yang harus dibangun demi menciptakan pertumbuhan dan peningkatan performa perusahaan pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang sehingga dapat dinilai aspek mutu pelayanan yang dipercaya serta mutu kinerja karyawan perusahaan BFI sendiri. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Seperti yang dinyatakan Husein Umar (2001 : 111), alat analisis dalam perspektif ini menggunakan tabel dan grafik sebagai penjelasan dengan menggunakan Skala Likert. Tabel dimaksudkan untuk memperlihatkan data laporan keuangan perusahaan, selain itu digunakan juga untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan kepada pelanggan dan karyawan perusahaan. Sedangkan, grafik dimaksudkan untuk membantu pembaca mengetahui ukuran-ukuran atau batasan-batasan yang dihasilkan dari penyebaran kuesioner. Dalam grafik tersebut Berdasarkan Grafik 3.1 diatas, menunjukkan bahwa pada tahun dari tahun 2010 ke 2011 ROA (Return On Assets) menurun sebesar 1,34% dan pada tahun 2011 ke 2012 terjadi penurunan lagi tapi tidak terlalu signifikan, yaitu sebesar 0,56%, sehingga dapat dijelaskan bahwa perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk mendongkrak pendapatan. Aset www.stie-ibek.ac.id ©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014 ISSN 2354-5682 5 pada tahun 2011 hanya mampu mendorong kontribusi terhadap pendapatan sekitar Rp 0,134. Sedangkan, aset pada tahun 2012 hanya mampu mendorong kontribusi terhadap pendapatan sebesar Rp 0,056 saja. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan aktiva tiap tahunnya mengalami kerugian, tapi tidak terlalu signifikan yang disebabkan oleh beban-beban lain pada perusahaan BFI terlalu kecil dari segi perolehan nilai banding laba usaha yang diperoleh kurang begitu baik, sehingga aset yang dimiliki oleh PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang kurang begitu terjaga. Berdasarkan Grafik 3.2 diatas, menunjukkan bahwa pada tahun dari tahun 2010 ke tahun 2011 ROI (Return On Investment) mengalami penurunan drastis yaitu sebesar 31,57% , tingkat pengembalian lebih lambat dan pada tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi penurunan lagi, tetapi tidak terlalu besar dibandingkan tahun 2010-2011, yaitu sebesar 13,96%, sehingga dapat dijelaskan bahwa perusahaan tidak memiliki kemampuan melakukan investasi dalam jumlah besar. Investasi pada tahun 2011 hanya mampu mendorong kontribusi terhadap investasi sekitar Rp 3,157. Sedangkan, investasi pada tahun 2012 hanya mampu mendorong kontribusi terhadap pendapatan sebesar Rp 1,396 saja. Hal ini menunjukkan bahwa laba penjualan dari setiap penjualan pada setiap tahun mengalami kerugian yang kurang baik disebabkan perusahaan kurang dapat menjaga laba dan investasi, sehingga aset yang dimiliki oleh PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang kurang terjaga karena hasil penjualannya yang kurang baik. Dari penurunan ROI (Return On Investment) yang terjadi pada tahun 2011 ke tahun 2012, PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang sebaiknya mulai memikirkan investasi dalam jumlah yang besar agar produksi, performa perusahaan, dan lain-lain dapat tetap terjaga dengan baik, karena hal ini berpengaruh terhadap perekrutan tenaga kerja untuk memenuhi Sumber Daya Manusia perusahaan BFI Cabang Pangkalpinang. Berdasarkan Grafik 3.3 diatas, menunjukkan bahwa pada tahun dari tahun 2010-2011 NPM (Net Profit Margin) menurun sebesar 5,20% dan kurang menghasilkan persentase keuntungan dari pembiayaan konsumen. Penurunan dirasakan lagi dari tahun 2011-2012, yaitu sebesar 2,46% tidak terlalu jauh dibanding dari tahun 2010 ke tahun 2011. Ini menunjukkan bahwa nilai laba dari pembiayaan turun setiap tahunnya, sehingga dapat dijelaskan bahwa perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk mendongkrak profit perusahaan. Laba perusahaan pada tahun 2011 hanya mampu dicapai sekitar Rp 0,520. Sedangakan, profit pada tahun 2012 hanya mampu mendorong kontribusi terhadap pendapatan sebesar Rp 0,246 saja. Berdasarkan Grafik 3.4 diatas, menunjukkan bahwa pada tahun dari tahun 2010-2011 ROE (Return On Equity) menurun sebesar 0,68%, ini kurang baik bagi perusahaan jika modal hanya berasal dari modal sendiri, investasi dalam jumlah yang www.stie-ibek.ac.id ©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014 ISSN 2354-5682 6 besar perlu dilakukan dalam hal ini. Penurunaan dirasakan lagi dari tahun 2011 ke tahun 2012, yaitu sebesar 0,85%, sehingga dapat dijelaskan bahwa perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk mendongkrak equitas. Equitas pada tahun 2011 hanya mampu mendorong kontribusi terhadap pendapatan sekitar Rp 0,068. Sedangakan, aset pada tahun 2012 hanya mampu mendorong kontribusi terhadap pendapatan sebesar Rp 0,085 saja. Perusahaan BFI harus benar-benar memperhitungkan investasi, modal, dan equitas karena jika perusahaan mengalami kerugian, maka hal ini akan berpengaruh terhadap besarnya kepentingan atau hak pemilik perusahaan pada harta perusahaan, serta kemungkinan bisa berimbas ke Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) beberapa karyawan. 2. Aspek Perspektif Pelanggan (Customer Perspective Aspect) Tabel 3.7 Perbandingan Antara Nilai Ideal Dengan Belief Rata-rata Jawaban Pelanggan Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) Berdasarkan pada Grafik 3.6 yang dilihat dari atribut kepercayaan, nilai harapan (ideal) rata-rata responden terletak pada pertumbuhan pelanggan yang baru merupakan cerminan kepercayaan pelanggan terhadap produk perusahaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang. Sedangkan, nilai kinerja (belief) rerata responden terletak pada pernyataan adanya hubungan yang baik dengan pelanggan bermanfaat dalam menciptakan unsur kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang. Berdasarkan pada Grafik 3.7 yang dilihat dari atribut kemampuan dan kenyamanan, nilai harapan (ideal) rata-rata responden terletak padakemampuan karyawan dalam memberikan pelayanan secara sopan terhadap pelanggan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan, nilai kinerja (belief) ratarata responden terletak pada pernyataan bahwa citra dan reputasi perusahaan perusahaan pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang diperlukan dalam upaya menarik pelanggan baru maupun pelanggan lama. Berdasarkan pada Grafik 3.8 yang dilihat dari atribut responsiveness, nilai harapan (ideal) rata-rata responden terletak pada kenyamanan fasilitas yang diberikan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang (parkiran, www.stie-ibek.ac.id ©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014 ISSN 2354-5682 7 ruang tunggu, AC, dan lainlain). Sedangkan, nilai kinerja (belief) rata-rata responden terletak pada pernyataan bahwa perlu adanya catatan historis untuk mencatat keluhan pelanggan dan penyelesaiannya agar pelanggan merasa diperhatikan. 3. Aspek Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective Aspect) Berdasarkan pada Grafik 3.9 yang dilihat dari atribut proses inovasi, nilai harapan (ideal) rata-rata dan nilai kinerja (belief) rata-rata responden sama-sama terletak pada jumlah riset dan pengembangan terhadap jasa yang ditawarkan PT. BFI dalam 1 tahun semakin bertambah dan hal tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan demi kelangsungan perusahaan BFI di masa yang akan datang. Berdasarkan pada Grafik 3.10 yang dilihat dari atribut proses operasi, nilai harapan (ideal) rata-rata dan nilai kinerja (belief) responden sama-sama terletak pada kemampuan perusahaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk cabang Pangkalpinang dalam memenuhi kebutuhan akan produk yang unggul dan berkualitas bagi para pelanggan. Berdasarkan pada Grafik 3.11 yang dilihat dari atribut proses layanan purna jual, nilai harapan (ideal) ratarata dan nilai kinerja (belief) rata-rata responden sama-sama terletak pada ketanggapan dan kecepatan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang dalam menangani keluhan (claim) pelanggan. 4. Aspek Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective Aspect) Tabel 3.8 Perbandingan Antara Nilai Ideal Dengan Nilai Belief Rata-rata Jawaban Karyawan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective) www.stie-ibek.ac.id ©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014 ISSN 2354-5682 8 Berdasarkan pada Grafik 3.12 yang dilihat dari atribut motivasi dan pemberdayaan karyawan, nilai harapan (ideal) rata-rata dan kinerja (belief) responden sama-sama terletak pada kemampuan perusahaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang dalam mempertahankan karyawan yang kompeten di bidangnya akan cenderung bekerja secara produktif, sehingga pelatihan karyawan perlu terus ditingkatkan. Berdasarkan pada Grafik 3.13 yang dilihat dari atribut produktivitas, nilai harapan (ideal) rata-rata responden terletak pada setiap karyawan perusahaan sewajarnya mengetahui dan menjiwai visi serta misi perusahaan pembiayaan PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang. Sedangkan, nilai kinerja (belief) rata-rata responden terletak pada pernyataan bahwa program penghargaan dan hukuman (reward and punishment) perlu diterapkan untuk meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan PT. BFI Finance Indonesia Tbk cabang Pangkalpinang. Berdasarkan pada Grafik 3.14 yang dilihat dari atribut kemampuan sistem informasi, nilai harapan (ideal) rata-rata dan nilai kinerja (belief) ratarata responden sama-sama terletak pada kecanggihan teknologi sistem informasi yang baik diperlukan untuk bisa mengakses informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas karyawan agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik. Tabel 3.9 Kinerja PT. BFI Finance Indoensia Tbk Cabang Pangkalpinang Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Secara Keseluruhan www.stie-ibek.ac.id ©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014 ISSN 2354-5682 9 a. Perspektif Keuangan (Financial Perspective) Berdasarkan hasil olahan data pada penjelasan diatas, menunjukkan bahwa aspek-aspek keuangan yang menjadi indikator Perspektif Keuangan (Financial Perspective) tiap tahunnya mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat dari masing-masing indikator seperti ; ROA (Return On Asset), ROI (Return On Investment), NPM (Net Profit Margin), dan ROE (Return On Equity). b. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) Kinerja PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang ditinjau dari Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) berdasarkan hasil olah data adalah baik. Selama 3 (tiga) tahun terakhir (dari tahun 2010 sampai tahun 2012), data menunjukkan bahwa jumlah Account Contract pelanggan meningkat, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pelanggan pada tahun 2011 yaitu sebanyak 1.396 pelanggan dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 1.926 dengan selisih penambahan jumlah pelanggan dari tahun 2011 ke tahun 2012 adalah sebanyak 530 pelanggan. Berdasarkan Tabel 3.9 diatas, didapat total bobot skor adalah 6, sehingga rata-rata skor adalah 6/14 = 0,43. Langkah selanjutnya adalah membuat skala untuk memberikan penilaian terhadap total skor tersebut sehingga kinerja PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang dapat dikatakan kurang, cukup, atau baik. Batas kurang adalah -1 sampai 0, sedangkan untuk cukup dari 0 sampai 0,5, dan untuk batas baik dari 0,5 sampai 1. Berikut adalah kurva kinerja PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang secara keseluruhan dapat dilihat pada Grafik 3.15 berikut ini: Grafik 3.15 Kurva Kinerja PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang Dengan demikian, dapat diartikulasikan bahwa kinerja PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang terletak di daerah Cukup karena memiliki skor 0,43 karena berada diantara 0 sampai dengan 0,5. IV. KESIMPULAN & SARAN Berdasarkan analisis data dengan konsep Balanced Scorecard yang ditinjau dari 4 (empat) perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, maka pengukuran kinerja PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang dapat disimpulkan sebagai berikut : c. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective) Dalam perspektif ini, layanan purna jual adalah atribut terpenting dalam Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process Perspective). Penyampaian jasa dan layanan purna jual kepada pelanggan dinilai telah sesuai dengan minat dan keinginan pelanggan. d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective) Dalam perspektif ini, kinerja PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang adalah baik. PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang telah mampu dan berhasil memberikan kepuasan kepada karyawan sehingga atribut kemampuan sistem informasi yang menjadi pengukuran prioritas utama. Produktivitas dan kepuasan karyawan merupakan tolak ukur bagi perusahaan karena karyawan adalah aset perusahaan yang harus dijaga dan diutamakan kesejahteraannya. Adapun saran yang dapat diberikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak Manajemen PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang, antara lain adalah sebagai berikut: 1. PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang harus dapat mengelola keuangan dengan efisiensi tanpa harus mengurangi kualitas pelayanan kepada pelanggan. 2. PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang harus mampu mencari solusi terhadap kredit macet, mengatasi pelanggan yang berkarakter buruk karena hal ini akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan BFI, serta mendisiplinkan karyawan agar lebih ditingkatkan lagi produktivitas dan profesionalisme nya dalam bekerja. 3. PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang harus melakukan perbaikan terhadap sumber daya manusia yang ada dalam internal perusahaan seperti melakukan pelatihan dan pendidikan agar kemampuan terutama kemampuan sistem informasinya terasah sesuai dengan prioritas bahwa kemampuan sistem informasi adalah penting bagi karyawan untuk menunjang kinerjanya dalam perusahaan. 4. PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang harus terus meningkatkan mutu pelayanan dalam menyampaikan pelayanan terhadap pelanggan dengan selalu menerapkan dan mempraktekkan nilai-nilai dasar (core www.stie-ibek.ac.id ©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis (JIPMB), Volume 1, Issue 1, November 2014 ISSN 2354-5682 values) yang telah ditanamkan oleh PT. BFI Finance Indonesia Tbk Cabang Pangkalpinang. REFERENCES [1] Gasperz, Vincent.“Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard Dengan Six Sigma Untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintahan”, Edisi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002. [2] Kaplan, Robert S., and David P. Norton. “The Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi”, Erlangga, Jakarta, 1996. [3] Mamduh, M. Hanafi.”Manajemen Keuangan”, Edisi 1,Yogyakarta,2008. [4] Mulyadi.“Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”, Edisi 2, Salemba Empat, 2001. [5] Mulyadi.”Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan”, Cetakan ke-1, Salemba Empat, Jakarta, 2001. [6] Ronny, Kountur.“Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis”, Cetakan ke-2, Buana Printing, Jakarta, 2009. [7] Suwarti.“Balanced Scorecard Dalam Peninjauan Kinerja Bank”, Skripsi. Perpusakaan STIE IBEK, Pangkalpinang, 2009. [8] ___, Laporan Tahunan “Annual Report”, PT. BFI Finance Indonesia Tbk, Jakarta, 2010 - 2012. [9] Yuwono, Sony, dkk.“Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard”, PT. Gramedia, Jakarta, 2002. . www.stie-ibek.ac.id ©2014. Jurnal Ilmiah Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK 10