Yupa: Historical Studies Journal, 1 (1), 2017: 103-112 ISSN: 2541-6960 ETNIS BALI DI LOMBOK BARAT (1942-2002) Muhamad Sopyan1, Andi Ima Kesuma2, Jumadi Sahabuddin3 1Mahasiswa Magister Konsentrasi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Makassar Magister Konsentrasi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Makassar 2Dosen Magister Konsentrasi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Makassar 2Dosen [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRACT This paper uses a qualitative approach design history that includes Groove heuristics, critique, interpretation and historiography. This paper describes a pattern of ethnic life Sasak Ethnic Balinese. The second encounter was part of the ethnic dynamics of patterns of social life, art and culture of the community of West Lombok, Bali, colonial empire domination Netherlands and Japan as well as the aftermath of independence. West Lombok in the course of its history has its own and unique patterns by showing the existence of the ideal cooperation between different ethnic religion in building a harmonious unity. Keywords: Ethnic Bali, West Lombok, social life ABSTRAK Tulisan ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan sejarah yang meliputi alur heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Tulisan ini menjelaskan tentang pola kehidupan etnis Bali dengan Etnis Sasak. Perjumpaan kedua etnis ini adalah bagian dari dinamika pola kehidupan sosial, seni dan budaya masyarakat Lombok Barat dari masa penguasaan kerajaan Bali, penjajahan Belanda dan Jepang serta masa setelah kemerdekaan. Lombok Barat dalam perjalanan sejarahnya memiliki pola dan keunikan tersendiri dengan menunjukkan adanya kerjasama yang ideal antar etnis yang berbeda agama dalam membangun kerukunan yang harmonis. Kata Kunci: Etnis Bali, Lombok Barat, kehidupan sosial PENDAHULUAN Kehidupan adanya masyarakat konflik yang berkepanjangan Indonesia sampai pada harmonisasi sosial yang yang multikultural menurut Geertz lebih aman dan nyaman. Satu daerah bisa saja dari 300 suku-bangsa di Indonesia. terdapat banyak konflik. Konflik tersebut Masing-masing menunjukkan suku menggunakan kurangnya kemampuan dengan bahasa dan identitas kultural masyarakat untuk berperan sebagai aktor yang berbeda-beda. Selanjutnya Skinner manusia antar budaya dan hidup dalam menyebutkan adanya lebih dari 35 suku- masyarakat multikultural (Hakim dan bangsa Utami, 2006:2). di Indonesia, masing-masing dengan bahasa dan adat yang tidak sama Kenyataannya, di daerah yang lain (Nasikun, 2011: 44). terjalin harmonisasi yang cukup intens Konsekuensi dari keanekaragaman dalam ini juga beraneka ragam. Mulai dari keanekaragaman yang ada. Keharmonisan ini merupakan salah satu 103 104 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017 dampak dari keanekaragaman suku, etnis KAJIAN TEORI dan budaya dalam suatu wilayah. Kondisi Kondisi geografis dan sosial budaya demikian, dengan latar belakang sosial, nusantara lebih banyak mewarnai corak sejarah, politik, ekonomi, dan budaya kehidupan masyarakat Indonesia yang menentukan jalannya kondisi tersebut. bersifat Kondisi masyarakat Indonesia itu ditandai oleh demikian tidaklah berbeda majemuk. dengan kehidupan sosial masyarakat perbedaan Sasak di Pulau Lombok. Masyarakatnya kebudayaan lokal dan kepentingan yang terdiri bahasa, beraneka ragam. budaya, dan agama yang beragam pula. Keberadaan dari Dalam berbagai suku, perjalanan suku, Kemajemukan agama, etnis ras/etnis, Bali secara sejarahnya pembagian wilayah terpusat di Lombok menunjukkan berbagai pola hubungan Barat saja, akan tetapi, etnis Bali saat ini sosial dan berbagai latar belakang. bisa ditemukan di Berdasarkan keragaman identitas, tengah dan sebagian Lombok Timur. Hal antara masyarakat Sasak yang mayoritas, ini dengan kurun golongan minoritas lainnya menunjukkan waktu memiliki hubungan yang tidak harmonis, perubahan dan kehidupannya. terkadang muncul benih-benih konflik di dalamnya. Saat ini dalam wilayah Lombok masyarakat tertentu dalam dalam mengalami berbagai aspek Sifat manusia dalam suatu kelompok keragaman tersebut kelihatan muncul yang harmonisasi etentitas yang bergerak tanpa henti dalam kehidupan dinamis, (Abdullah pendatang dan etnis setempat yang Dinamika kehidupan sosial akan diwarnai mendiami pulau Lombok, harmonisasi oleh dinamika budayanya, sebaliknya dan konflik yang terjadi paling menonjol budaya akan terwadahi dalam ruang terjadi antara etnis Sasak yang beragama geografis dan sosialnya (Hakim & Untari, Islam dengan etnis Bali yang beragama 2006: 15). Lebih lanjut, ekspresi pola Hindu. Etnis Bali yang mendiami pulau kehidupan sosial dan budaya sebuah Lombok merupakan etnis terbesar kedua masyarakat yang multietnis akan tampak diantara minoritas dari seberapa intens pola dan budaya lainnya. Karena itu, kedua etnis inilah masyarakat bisa dikembangkan selaras yang lebih banyak saling mempengaruhi dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dibandingkan etnis yang lain. dalam kehidupan masyarakat. etnis Udasmoro, sebuah masyarakatnya yang mulikultural. Etnis beberapa dan merupakan 2009:1). Sztompka (2004: 21) mengatakan bahwa masyarakat tidak berada dalam Etnis Bali di Lombok Barat (1942-2002) 105 keadaan tetap secara terus menerus telah ada. Pada tahapan selanjutnya yaitu melainkan senantiasa berubah dengan menuliskan intensitas dan kecepatan yang bervariatif diinterpretasikan dalam bentuk hasil tergantung dari penelitian. Dalam sejarah dikenal dengan situasi masyarakatnya. dalam dan kondisi Perubahan kehidupan sosial yang ada masyarakat tersebut tidak pernah lepas dari kontak sosial seperti interaksi sosial, konflik dan data telah istilah historiografi. PEMBAHASAN Etnis Bali kebanyakan konsensus. yang di Pulau menganut Lombok agama Hindu dengan nama Hindu Dharma. Agama METODE Hindu Bali merupakan sinkritisme antara Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode yang Brahma) dengan kepercayaan lokal orang pola-pola Bali. Masa prakolonial, agama Hindu Bali kehidupan sosial dan budaya dalam di sebut sebagai agama Tirta (Air Suci), masyarakat etnis Bali dan etnis Sasak yang meliputi semua aspek kehidupan dalam kurun waktu tertentu. Teknik masyarakat pengumpulan pencaharian, tempat tinggal, kesenian dan membahas sejarah, aliran-aliran Hindu (siswa, wisnu dan perubahan data dalam penelitian sejarah dikenal dengan istilah heuristik. Data responden mendalam dikumpulkan secara menggunakan wawancara kepada sejumlah Masyarakat mata Bali menjalankan teknik kehidupan yang sulit terlepas dari sistem tokoh adat yang ada. Terkadang adat dan tradisi justru Sasak. penganutnya. menggunakan keluarga, lain sebagainya. masyarakat dari etnis Bali dan etnis Selain seperti teknik dirasakan membelenggu Sistem adat bagi tujuannya wawancara penulis juga menggunakan adalah untuk mengayomi masyarakat. teknik Tanpa menjadi masyarakat adat, maka dokumentasi mengumpulkan berbagai dengan dokumen- masyarakat Bali akan kehilangan dokumen berupa catatan, surat, foto dan pegangan hidup dan menjadi masyarakat dokumen lainnya. desa yang wajar. Teknik Analisis data yang digunakan adalah Prestasi kerja dari Etnis Bali di dengan mengkritisi berbagai Lombok Barat dapat dikatakan cendrung yang digunakan. Setelah rendah. Hal ini dikemukakan oleh Setia sumber melakukan dilanjutkan kritik sumber dengan maka bahwa masyarakat Hindu-Bali mulai melakukan menyadari bahwa sistem adat yang ketat interpretasi dari sumber-sumber yang membuat masyarakat kurang mampu 106 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017 untuk meningkatkan dalam barat untuk Karang Asem sedangkan bekerja, terutama apabila menggeluti bagian timur untuk Pangeran Banjar sektor non-agraris. Hal ini berkaitan Getas. dengan dasarnya kekuasaannya menetap dan mendirikan dilahirkan dari komunitas agraris (Setia, beberapa desa yang merupakan cikal 2006: 150-151). bakal kerajaan-kerajaan kecil Bali di Sejarah Keberadaan Etnis Bali di Pulau Lombok Pulau Lombok. Dalam perkembangan adat Secara Bali prestasi pada geografis Pulau Lombok Orang Bali di wilayah selanjutnya, Kerajaan Bali-Lombok di bawah kendali Kerajaan Karang Asem dengan Pulau Bali cukup dekat, sehingga mampu memungkinkan penduduk Bali pindah ke Khususnya Pulau Lombok dengan alasan tertentu. beberapa masa dan Pulau Lombok atas Keberadaan Penduduk Bali memberikan Kerajaan Bali. suasana yang berbeda di tengah-tengah Kehidupan Sosial dan Budaya Etnis Bali di Lombok Barat penduduk setempat. terjadinya Seiring berbagai dengan pergolakan kekuasaan di Pulau Lombok. Banyak kerajaan-kerajaan kecil yang saling bersitegang satu dengan yang lainnya. Hal Barat Lombok. dalam Penguasaan Kerajaan Bali Kerajaan Karang Asem Bali dapat menguasai Pulau Lombok Khususnya Lombok Barat pada tahun 1740. Dengan demikian, semenjak penaklukan tersebut, menanamkan maka Kerajaan Karang Asem memberikan pengaruhnya di Pulau Lombok. Kerajaan pengaruh di Pulau Lombok. Pengaruh Karang menanamkan yang paling menonjol adalah berbagai memanfaatkan posisi strategis oleh etnis Bali dan sedikit Bali Asem pengaruhnya keadaan memungkinkan Lombok Pulau bagi penduduk ini menguasai untuk (Bali) dengan untuk bekerjasama dengan Pangeran Banjar Getas, di saat Pangeran sekali yang dijabat oleh bangsawan Sasak. Begitu juga dengan kepemilikan Banjar Getas sedang bertikai dengan tanah dan lain sebagainya. Semua itu Kerajaan Pejanggik. Dalam pertikaian merupakan milik raja dan para petinggi tersebut, oleh etnis Bali maupun orang Sasak yang Pangeran Banjar Getas atas bantuan merupakan perpanjangan tangan dari raja Kerajaan Bali. Masuk dan berkembangnya Hindu kemenangan Karang diraih Asem Bali dalam melawan kerajaan Pejanggik. Bali melalui berbagai saluran. Saluran Setelah perang selesai, Gusti Ketut yang paling dominan adalah melalui Karang Asem (Bali) membagi wilayah saluran politik. Berkat adanya saluran kekuasaan dengan Banjar Getas. Bagian politik, etnis Bali yang berasal dari Pulau Etnis Bali di Lombok Barat (1942-2002) 107 Bali berdatangan ke Pulau Lombok. itu dilakukan pemerintah Belanda, jika Kedatangan etnis Bali sebenarnya sudah urusan pemerintahan diserahi kepada terjalin sejak lama, sehingga terjadinya suku Sasak yang bisa dikatakan sebagai interaksi dan hubungan kerjasama antara penduduk mayoritas, tentunya itu akan tokoh masyarakat dengan kerajaan Bali di menjadi suatu permasalahan. bawah kerajaan Karang Asem. Mereka sudah dikuasai oleh kerajaan Berkuasanya Kerajaan Bali tersebut Bali dalam jangka waktu yang lama, memberikan dampak sosial bagi etnis dikhawatirkan tidak mampu menjalankan yang yang urusan pemerintahan, begitu juga dengan dikuasai. Walaupun secara kuantitatif, orang Bali. Apabila pemerintah Belanda etnis Bali sebagai minoritas, akan tetapi, menyerahkan kekuasaan kepada orang mereka menjelma sebagai penguasa atas Bali, maka tidak menutup kemungkinan etnis yang mayoritas yaitu Sasak. Dengan akan terjadi peperangan kembali kepada berkuasanya etnis Bali, tentunya akan pemerintahan Belanda. menguasai dengan etnis mendominasi dan memberikan pengaruh Mereka khawatir kedua etnis di berbagai aspek kehidupan. Berbagai tersebut melakukan pemberontakan dan pola dan budaya dalam kehidupan sosial perlawanan, maka urusan pemerintahan terbentuk atas Pulau Lombok di bawah kekuasaan dan tumbuh berkembang dengan pesatnya. langsung Penguasaan Belanda dan Jepang Wacana dkk. (1977) menjelaskan bahwa Kedatangan bangsa penjajah seperti Belanda menyebabkan perubahan pandangan terjadinya masyarakat oleh pemerintah Belanda. terlaksana pemerintahan secara langsung, berdasaarkan Ind. Stbl. Nomer 181 tahun 1895 pemerintahan Belanda terhadap berbagai macam pola dalam menempatkan Pulau Lombok di bawah kehidupan masyarakat di Lombok Barat. kekuasaan langsung dari pemerintahan Setelah Belanda. Belanda Menguasai Pulau Kemudian berdasarkan Stb. Lombok, timbul permasalahan dalam nomor 183 Tahun 1895 maka Pulau proses pelaksanaan Lombok dijadikan suatu afdeeling dari Belanda atas Pulau pemerintahan Lombok dalam konteks pemerintahan. Panglima tentara Belanda Vetter mengumpulkan keresidenan Bali dan Lombok yang beribukota di Ampenan. para Berhubungan dengan keresidenan petinggi dari Sasak dan Bali yang ada di ini, maka Pulau lombok dibagi menjadi pulau Lombok. Tujuan Vetter yaitu untuk dua bagian yaitu; Lombok Timur dengan membahas ibu kotanya di Sisik (Labuhan Haji mengenai penyusunan pemerintahan di Pulau Lombok. Semua sekarang), dan Lombok Barat yang 108 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017 ibukotanya di Mataram. Mengenai orang- Belanda atas Pulau Lombok juga diambil orang Bali yang ada di pulau Lombok, alih oleh Jepang tahun 1942. maka masalah orang-orang Bali Jepang mengambil alih penguasaan wilayah bisa Lombok dari tangan Belanda. Keadaan digunakan untuk tempat tinggal, suatu yang sedikit berbeda dari sebelumnya, wilayah yang berada di sekitar wilayah peran Lombok Barat sekarang dengan batas- pemerintahan maupun dalam bidang batas sebagai berikut: sebelah utara yang lainnya sudah tidak begitu dominan. berbatasan Meninting, Hal ini berkaitan dengan politik yang sebelah selatan Kali Babak, sebelah barat dijalankan oleh Jepang yang sibuk dalam berbatasan Lombok, mempersiapkan perang Asia Timur Raya. sedangkan di sebelah timur berbatasan Keadaan ini berlanjut sampai Indonesia dengan Narmada (Wacana, dkk. 1977: mendapatkan kemerdekaan Tanggal 17 118). Kemudian pembagian atas wilayah- Agustus 1945. diberikan wilayah suatu di dengan dengan Pulau yang kali selat Lombok berubah kembali. orang-orang Penguasaan Pulau Bali dalam Lombok oleh tentara Jepang tidaklah terlalu mulus, Merujuk dari pembagian wilayah atas karena sejak Lombok dikuasai oleh Pulau Lombok, terdapat suatu pemisahan Jepang, antara suku Sasak dengan penduduk Bali, melakukan Penduduk Bali diberikan wilayah di pemerintahan Jepang. Perlawanan dari bagian Lombok Barat, sekitar wilayah masyarakat, tidaklah terlalu berpengaruh Cakranegara, Narmada dan Lingsar. Akan terhadap keberadaan dan penguasaan tetapi, dalam pelaksanaan pemerintahan Jepang di tanah Lombok. dari masing-masing pembagian wilayah beberapa Terdapat tokoh masyarakat perlawanan terhadap perbedaan pandangan tersebut, sebagian besar dikuasai oleh dalam pemerintahan antara Belanda dan orang Bali. Dengan demikian, Orang Bali Jepang. Pemerintahan Belanda masih berada pada suatu posisi yang strategis memberikan kesempatan kepada para dalam menjalankan roda pemerintahan di penguasa sebelumnya untuk menjalankan bawah pemerintahan Belanda. Namun, roda keadaan seperti itu menjadi cenderung kepanjangan tangan dari pemerintahan kabur ketika Bala Tentara Jepang Tahun Belanda. Begitu juga dengan berbagai 1942 masuk ke Indonesia dan memaksa pola kehidupan masyarakat di Lonbok Belanda menyerahkan kedaulatannya ke Barat sedikit lebih longgar. Keadaan ini tangan cenderung berbalik terhadap kebijakan Jepang. Sehingga, kekuasaan pemerintahan pemerintahan. Masa sebagai bentuk pemerintahan Etnis Bali di Lombok Barat (1942-2002) 109 Jepang tidak memberikan kekuasaan berbagai kepada semua pejabat yang semula Masyarakat berkuasa. Kekuasaan justru diberikan kehidupannya sendiri. Begitu juga dengan kepada masyarakat yang begitu loyal dan masyarakat Lombok Barat yang terdiri mendukung pemerintahan Jepang serta dari berbagai macam suku, bahasa dan diberikan budaya yang berbeda-beda. Keberadaan posisi strategis dalam pemerintahan. Berbeda belenggu mulai penjajahan. menentukan etnis Bali dengan segala kebudayaan yang dengan pemerintahan melekat di dalamnya menyatu dengan Belanda, dalam pemerintahan Jepang masyarakat Sasak yang beragama Islam. berbagai pola kehidupan masyarakat Masyarakat Bali yang tinggal di Lombok tidak dapat hidup harmonis dengan masyarakat diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Rakyat sangat menderita, sebagai untuk Hubungan masyarakat yang terjalin memperoleh makanan saja terasa sulit, setelah kemerdekaan 1945 lebih terbuka. rakyat tidak diberikan kesempatan untuk Tidak ada lagi berbagai penjajahan baik berkumpul serta oleh kerajaan Karang Asem Bali maupun kegiatan oleh penjajahan bangsa asing. Dengan dan melaksanakan contoh Sasak yang beragama Islam. memikirkan berbagai kesenian. demikian, interaksi masyarakat yang Masyarakat melaksanakan lebih sibuk dengan aktivitas di berbagai bidang dalam memenangkan peperangan. Keterbatasan tersebut berbeda etnis dan agama yang ada di Lombok Barat terjadi sangat harmonis. Terdapat pola yang cukup menarik menyebabkan dari interaksi masyarakat yang berbeda terjadinya perubahan dan penyesuaian etnis. Etnis Bali yang beragama Hindu atas kehidupan maupun etnis Sasak yang beragama Islam, bermasyarakat pada masa pemerintahan mereka akan saling mengunjungi satu dan Jepang. Setelah Indonesia merdeka dan lainnya Pulau Lombok terbebas dari penjajahan upacara dari masing-masing etnis. Akan Jepang, ada tetapi, terdapat perbedaan perlakuan khusunya etnis Bali di Lombok Barat terkait dengan masalah penjamuan antara mulai membangun berbagai kegiatan dan etnis Bali dan etnis Sasak. Orang Bali hubungan sosial lainnya. Hindu Etnik Bali pada Masa Kemerdekaan upacara, maka tamu undangan yang berbagai maka pola masyarakat yang dalam yang menghadiri melaksanakan berbagai berbagai Setelah Indonesia merdeka, berasal dari etnis Bali dan etnis Sasak masyarakat Indonesia khususnya akan dipisah entah itu tempat bahkan masyarakat lombok Barat terbebas dari terkait dengan waktu pelaksanaan 110 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017 upacaranya yang berbeda. Kaitan dengan bergantung situasi dan kondisi dimana penjamuan budaya itu ada. Keberadaan budaya itu terdapat dan hidangan beberapa tentunya yang juga erat sekali hubungannya dengan disuguhkan dalam upacara tersebut tidak berbagai pengaruh yang datang dari diperkenankan (diharamkan) oleh umat dalam diri masyarakat, maupun dari luar. Muslim. Pelaksanaan penjamuan untuk Budaya masyarakat etnis Bali sangat tamu dari etnis Sasak yang beragama digalakkan, pada masa Kerajaan Karang Muslim akan meminta bantuan tetangga Asem, mengingat budaya kesenian juga yang dengan sangat terkait dengan prosesi keagamaan. maupun Akan tetapi, situasi berubah semenjak makanan yang diperbolehkan oleh umat datangnya (Belanda maupun Jepang), muslim. sedikit memberikan pengaruh terhadap beragama menggunakan makanan muslim peralatan Secara teoretis, budaya yang ada pada keberadaan, tumbuh dan berkembangnya masyarakat etnis Bali telah mengalami berbagai macam budaya dan kesenian proses baik itu proses asimilasi maupun yang ada dalam masyarakat etnis Bali di proses akulturasi. Proses yang lebih Lombok dominan percampuran adalah proses akulturasi. Barat. Selain berbagai itu, terjadi budaya yang Kebudayaan masyarakat yang ada di datang dari luar yang dibawa oleh kedua Lombok negara kolonial tersebut. Barat kuat dalam identitas suatu Budaya dan kesenian yang ada dalam masyarakat. Karena itu, dalam pola masyarakat Lombok Barat baru bisa interaksinya berkembang sejak Indonesia Merdeka dan memberikan lebih rasa menyebabkan rasa persamaan diantara mereka. Hubungan Pulau Lombok terbebas dari penjajahan geneologis antara dan penguasaan. Masyarakat dapat hidup masyarakat Sasak yang Muslim dengan rukun dan menjalankan berbagai aktivitas Masyarakat Suku Bali yang beragama lainnya dan dapat membangun serta Hindu juga memberikan pengaruh yang mengembangkan budaya dan kesenian besar terhadap adanya persatuan dan yang ada. kedamaian diantara mereka. Hubungan Budaya Masyarakat etnis Bali di geneologis menyebabkan adanya ikatan Lombok yang lebih kuat diantara mereka dalam proses dalam perjalanan waktu, seperti hubungan proses akulturasi dan asimilasi. Proses kekerabatan, begitu juga dengan budaya yang ada. Barat mengalami berbagai akulturasi lebih dominan seperti yang Budaya yang ada dan berkembang tergambar dalam budaya pujawali, yaitu dalam suatu masyarakat akan sangat orang Bali dan orang Sasak saling Etnis Bali di Lombok Barat (1942-2002) 111 mengunjungi pelaksanaan masing-masing adat yang upacara dijalankan Pengaruh terlihat yang dalam sangat pola signifikan kehidupan dalam satu prosesi. Di sisi lain, budaya masyarakat di Lombok Barat adalah begibung, yaitu makan bersama orang adanya Sasak atau orang Bali dalam satu acara masyarakat Etnis Bali dan masyarakat yang dilaksanakan pada saat upacara pada umumnya. Etnis Bali dan para tertentu merupakan budaya yang tidak bangsawan menduduki jabatan strategis dapat dipisahkan dari masyarakat di dan memperoleh fasilitas yang lebih Lombok Barat. terjamin daripada masyarakat biasa. Meskipun terdapat pengaruh luar, dan masyarakat terintimidasi perbedaan perlakuan antara Berbagai macam adat istiadat dan sejumlah kesenian masyarakat cukup kebudayaannya. Masyarakat akan tetap maju. Terlihat dengan banyaknya acara menggali budayanya. Bagi etnis Bali, keagamaan dan upacara kerajaan selalu kepercayaan dan budaya sulit dipisahkan menggunakan bebagai kesenian yang dan dari wajib digelar dengan meriah. Keadaan ini suprastruktur mereka, untuk selalu digali berubah Setelah datangnya para penjajah dan dipelihara, inilah yang membuat (Belanda dan Jepang), yang menguasai kebudayaan mereka eksis sampai saat ini. Pulau ini merupakan bagian maka pola yang diterapkan dalam sistem pemerintahan PENUTUP Berdasarkan pemaparan pada bagian pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya keberadaan Etnis Bali di Lombok tidak lepas pengaruh Kerajaan Karang Asem di Pulau Bali. Akibatnya, Lombok Barat menjadi daerah yang mendapatkan pengaruh yang sangat besar dari segi pola kehidupan sosial dan budaya daripada daerah lainnya di Pulau Lombok. Dengan kata lain, Lombok Barat ketika masih dikuasai oleh Kerajaan Karang Asem, pengaruh etnis Bali lebih dominan Lombok, dalam berbagai bidang kehidupan dibanding dengan pengaruh etnis lainnya. mengalami perubahan. Keberadaan para penjajah di Pulau Lombok memberikan pengaruh dalam berbagai pola dan budaya yang ada di Lombok Barat. Berbagai pola dan budaya yang ada dalam masyarakat merupakan awal dari transisi di berbagai pola yang tradisional menuju ke pola yang lebih modern. Setelah pulau Lombok terbebas dari para penjajah, maka masyarakat yang ada di Lombok Barat sudah bisa lebih terbuka dan mulai mengembangkan berbagai interaksi dan budaya yang dahulunya mengalami pengekangan oleh para penjajah. 112 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017 Seiring berjalannya waktu dari kemerdekaan 1945 sampai saat ini, berbagai pola kehidupan masyarakat mengalami penyesuaian. Hingga saat ini bisa ditemukan pola yang khas dan unik di Lombok Barat, seperti budaya pujawali. Budaya ini merupakan ciri khas dari masyarakat di Lombok Barat. Orang Bali dan orang Sasak saling mengunjungi pelaksanaan upacara masing-masing adat yang dijalankan dalam satu prosesi. Selain itu, budaya begibung, yaitu makan bersama orang Sasak atau orang Bali dalam satu acara yang dilaksanakan pada saat upacara tertentu merupakan budaya yang melekat erat dalam budaya masyarakat di Lombok Barat. REFERENSI Abdullah, T. & Surjomiharjo, A. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi. Arah dan Perspektif. Jakarta: Gramedia Hakim & Untari. 2006. Pendidikan Multikultur. Malang: Inka Print Nasikun. 2004. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada Sztompka, P. 2004. Sosiologi Perubaan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group Wacana, L., dkk.1997. Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat. Mataram: Depdikbud