etnis bali di lombok barat (1942-2002)

advertisement
Yupa: Historical Studies Journal, 1 (1), 2017: 103-112
ISSN: 2541-6960
ETNIS BALI DI LOMBOK BARAT (1942-2002)
Muhamad Sopyan1, Andi Ima Kesuma2, Jumadi Sahabuddin3
1Mahasiswa
Magister Konsentrasi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Makassar
Magister Konsentrasi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Makassar
2Dosen Magister Konsentrasi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Makassar
2Dosen
[email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRACT
This paper uses a qualitative approach design history that includes Groove heuristics,
critique, interpretation and historiography. This paper describes a pattern of ethnic life
Sasak Ethnic Balinese. The second encounter was part of the ethnic dynamics of patterns of
social life, art and culture of the community of West Lombok, Bali, colonial empire
domination Netherlands and Japan as well as the aftermath of independence. West Lombok
in the course of its history has its own and unique patterns by showing the existence of the
ideal cooperation between different ethnic religion in building a harmonious unity.
Keywords: Ethnic Bali, West Lombok, social life
ABSTRAK
Tulisan ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan sejarah yang meliputi alur
heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Tulisan ini menjelaskan tentang pola
kehidupan etnis Bali dengan Etnis Sasak. Perjumpaan kedua etnis ini adalah bagian dari
dinamika pola kehidupan sosial, seni dan budaya masyarakat Lombok Barat dari masa
penguasaan kerajaan Bali, penjajahan Belanda dan Jepang serta masa setelah
kemerdekaan. Lombok Barat dalam perjalanan sejarahnya memiliki pola dan keunikan
tersendiri dengan menunjukkan adanya kerjasama yang ideal antar etnis yang berbeda
agama dalam membangun kerukunan yang harmonis.
Kata Kunci: Etnis Bali, Lombok Barat, kehidupan sosial
PENDAHULUAN
Kehidupan
adanya
masyarakat
konflik yang berkepanjangan
Indonesia
sampai pada harmonisasi sosial yang
yang multikultural menurut Geertz lebih
aman dan nyaman. Satu daerah bisa saja
dari 300 suku-bangsa di Indonesia.
terdapat banyak konflik. Konflik tersebut
Masing-masing
menunjukkan
suku
menggunakan
kurangnya
kemampuan
dengan bahasa dan identitas kultural
masyarakat untuk berperan sebagai aktor
yang berbeda-beda. Selanjutnya Skinner
manusia antar budaya dan hidup dalam
menyebutkan adanya lebih dari 35 suku-
masyarakat multikultural (Hakim dan
bangsa
Utami, 2006:2).
di
Indonesia,
masing-masing
dengan bahasa dan adat yang tidak sama
Kenyataannya, di daerah yang lain
(Nasikun, 2011: 44).
terjalin harmonisasi yang cukup intens
Konsekuensi dari keanekaragaman
dalam
ini juga beraneka ragam. Mulai dari
keanekaragaman
yang
ada.
Keharmonisan ini merupakan salah satu
103
104 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017
dampak dari keanekaragaman suku, etnis
KAJIAN TEORI
dan budaya dalam suatu wilayah. Kondisi
Kondisi geografis dan sosial budaya
demikian, dengan latar belakang sosial,
nusantara lebih banyak mewarnai corak
sejarah, politik, ekonomi, dan budaya
kehidupan masyarakat Indonesia yang
menentukan jalannya kondisi tersebut.
bersifat
Kondisi
masyarakat Indonesia itu ditandai oleh
demikian
tidaklah
berbeda
majemuk.
dengan kehidupan sosial masyarakat
perbedaan
Sasak di Pulau Lombok. Masyarakatnya
kebudayaan lokal dan kepentingan yang
terdiri
bahasa,
beraneka ragam.
budaya, dan agama yang beragam pula.
Keberadaan
dari
Dalam
berbagai
suku,
perjalanan
suku,
Kemajemukan
agama,
etnis
ras/etnis,
Bali
secara
sejarahnya
pembagian wilayah terpusat di Lombok
menunjukkan berbagai pola hubungan
Barat saja, akan tetapi, etnis Bali saat ini
sosial dan berbagai latar belakang.
bisa ditemukan di
Berdasarkan
keragaman
identitas,
tengah dan sebagian Lombok Timur. Hal
antara masyarakat Sasak yang mayoritas,
ini
dengan
kurun
golongan
minoritas
lainnya
menunjukkan
waktu
memiliki hubungan yang tidak harmonis,
perubahan
dan
kehidupannya.
terkadang
muncul
benih-benih
konflik di dalamnya. Saat ini dalam
wilayah Lombok
masyarakat
tertentu
dalam
dalam
mengalami
berbagai
aspek
Sifat manusia dalam suatu kelompok
keragaman tersebut kelihatan muncul
yang
harmonisasi
etentitas yang bergerak tanpa henti
dalam
kehidupan
dinamis,
(Abdullah
pendatang dan etnis setempat yang
Dinamika kehidupan sosial akan diwarnai
mendiami pulau Lombok, harmonisasi
oleh dinamika budayanya, sebaliknya
dan konflik yang terjadi paling menonjol
budaya akan terwadahi dalam ruang
terjadi antara etnis Sasak yang beragama
geografis dan sosialnya (Hakim & Untari,
Islam dengan etnis Bali yang beragama
2006: 15). Lebih lanjut, ekspresi pola
Hindu. Etnis Bali yang mendiami pulau
kehidupan sosial dan budaya sebuah
Lombok merupakan etnis terbesar kedua
masyarakat yang multietnis akan tampak
diantara
minoritas
dari seberapa intens pola dan budaya
lainnya. Karena itu, kedua etnis inilah
masyarakat bisa dikembangkan selaras
yang lebih banyak saling mempengaruhi
dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi
dibandingkan etnis yang lain.
dalam kehidupan masyarakat.
etnis
Udasmoro,
sebuah
masyarakatnya yang mulikultural. Etnis
beberapa
dan
merupakan
2009:1).
Sztompka (2004: 21) mengatakan
bahwa masyarakat tidak berada dalam
Etnis Bali di Lombok Barat (1942-2002) 105
keadaan tetap secara terus menerus
telah ada. Pada tahapan selanjutnya yaitu
melainkan senantiasa berubah dengan
menuliskan
intensitas dan kecepatan yang bervariatif
diinterpretasikan dalam bentuk hasil
tergantung dari
penelitian. Dalam sejarah dikenal dengan
situasi
masyarakatnya.
dalam
dan kondisi
Perubahan
kehidupan
sosial
yang
ada
masyarakat
tersebut tidak pernah lepas dari kontak
sosial seperti interaksi sosial, konflik dan
data
telah
istilah historiografi.
PEMBAHASAN
Etnis
Bali
kebanyakan
konsensus.
yang
di
Pulau
menganut
Lombok
agama
Hindu
dengan nama Hindu Dharma. Agama
METODE
Hindu Bali merupakan sinkritisme antara
Metode yang digunakan dalam tulisan
ini
adalah
metode
yang
Brahma) dengan kepercayaan lokal orang
pola-pola
Bali. Masa prakolonial, agama Hindu Bali
kehidupan sosial dan budaya dalam
di sebut sebagai agama Tirta (Air Suci),
masyarakat etnis Bali dan etnis Sasak
yang meliputi semua aspek kehidupan
dalam kurun waktu tertentu. Teknik
masyarakat
pengumpulan
pencaharian, tempat tinggal, kesenian dan
membahas
sejarah,
aliran-aliran Hindu (siswa, wisnu dan
perubahan
data
dalam
penelitian
sejarah dikenal dengan istilah heuristik.
Data
responden
mendalam
dikumpulkan secara
menggunakan
wawancara
kepada
sejumlah
Masyarakat
mata
Bali
menjalankan
teknik
kehidupan yang sulit terlepas dari sistem
tokoh
adat yang ada. Terkadang adat dan tradisi
justru
Sasak.
penganutnya.
menggunakan
keluarga,
lain sebagainya.
masyarakat dari etnis Bali dan etnis
Selain
seperti
teknik
dirasakan
membelenggu
Sistem
adat
bagi
tujuannya
wawancara penulis juga menggunakan
adalah untuk mengayomi masyarakat.
teknik
Tanpa menjadi masyarakat adat, maka
dokumentasi
mengumpulkan
berbagai
dengan
dokumen-
masyarakat
Bali
akan
kehilangan
dokumen berupa catatan, surat, foto dan
pegangan hidup dan menjadi masyarakat
dokumen lainnya.
desa yang wajar.
Teknik Analisis data yang digunakan
adalah
Prestasi kerja dari Etnis Bali di
dengan
mengkritisi
berbagai
Lombok Barat dapat dikatakan cendrung
yang
digunakan.
Setelah
rendah. Hal ini dikemukakan oleh Setia
sumber
melakukan
dilanjutkan
kritik
sumber
dengan
maka
bahwa
masyarakat
Hindu-Bali
mulai
melakukan
menyadari bahwa sistem adat yang ketat
interpretasi dari sumber-sumber yang
membuat masyarakat kurang mampu
106 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017
untuk
meningkatkan
dalam
barat untuk Karang Asem sedangkan
bekerja, terutama apabila menggeluti
bagian timur untuk Pangeran Banjar
sektor non-agraris. Hal ini berkaitan
Getas.
dengan
dasarnya
kekuasaannya menetap dan mendirikan
dilahirkan dari komunitas agraris (Setia,
beberapa desa yang merupakan cikal
2006: 150-151).
bakal kerajaan-kerajaan kecil Bali di
Sejarah Keberadaan Etnis Bali di Pulau
Lombok
Pulau Lombok. Dalam perkembangan
adat
Secara
Bali
prestasi
pada
geografis
Pulau
Lombok
Orang
Bali
di
wilayah
selanjutnya, Kerajaan Bali-Lombok di
bawah kendali Kerajaan Karang Asem
dengan Pulau Bali cukup dekat, sehingga
mampu
memungkinkan penduduk Bali pindah ke
Khususnya
Pulau Lombok dengan alasan tertentu.
beberapa masa dan Pulau Lombok atas
Keberadaan Penduduk Bali memberikan
Kerajaan Bali.
suasana yang berbeda di tengah-tengah
Kehidupan Sosial dan Budaya Etnis
Bali di Lombok Barat
penduduk
setempat.
terjadinya
Seiring
berbagai
dengan
pergolakan
kekuasaan di Pulau Lombok. Banyak
kerajaan-kerajaan
kecil
yang
saling
bersitegang satu dengan yang lainnya.
Hal
Barat
Lombok.
dalam
Penguasaan Kerajaan Bali
Kerajaan Karang Asem Bali dapat
menguasai Pulau Lombok Khususnya
Lombok Barat pada tahun 1740. Dengan
demikian, semenjak penaklukan tersebut,
menanamkan
maka Kerajaan Karang Asem memberikan
pengaruhnya di Pulau Lombok. Kerajaan
pengaruh di Pulau Lombok. Pengaruh
Karang
menanamkan
yang paling menonjol adalah berbagai
memanfaatkan
posisi strategis oleh etnis Bali dan sedikit
Bali
Asem
pengaruhnya
keadaan
memungkinkan
Lombok
Pulau
bagi
penduduk
ini
menguasai
untuk
(Bali)
dengan
untuk
bekerjasama
dengan
Pangeran Banjar Getas, di saat Pangeran
sekali yang dijabat oleh bangsawan Sasak.
Begitu
juga
dengan
kepemilikan
Banjar Getas sedang bertikai dengan
tanah dan lain sebagainya. Semua itu
Kerajaan Pejanggik. Dalam pertikaian
merupakan milik raja dan para petinggi
tersebut,
oleh
etnis Bali maupun orang Sasak yang
Pangeran Banjar Getas atas bantuan
merupakan perpanjangan tangan dari raja
Kerajaan
Bali. Masuk dan berkembangnya Hindu
kemenangan
Karang
diraih
Asem
Bali
dalam
melawan kerajaan Pejanggik.
Bali melalui berbagai saluran. Saluran
Setelah perang selesai, Gusti Ketut
yang paling dominan adalah melalui
Karang Asem (Bali) membagi wilayah
saluran politik. Berkat adanya saluran
kekuasaan dengan Banjar Getas. Bagian
politik, etnis Bali yang berasal dari Pulau
Etnis Bali di Lombok Barat (1942-2002) 107
Bali berdatangan ke Pulau Lombok.
itu dilakukan pemerintah Belanda, jika
Kedatangan etnis Bali sebenarnya sudah
urusan pemerintahan diserahi kepada
terjalin sejak lama, sehingga terjadinya
suku Sasak yang bisa dikatakan sebagai
interaksi dan hubungan kerjasama antara
penduduk mayoritas, tentunya itu akan
tokoh masyarakat dengan kerajaan Bali di
menjadi suatu permasalahan.
bawah kerajaan Karang Asem.
Mereka sudah dikuasai oleh kerajaan
Berkuasanya Kerajaan Bali tersebut
Bali dalam jangka waktu yang lama,
memberikan dampak sosial bagi etnis
dikhawatirkan tidak mampu menjalankan
yang
yang
urusan pemerintahan, begitu juga dengan
dikuasai. Walaupun secara kuantitatif,
orang Bali. Apabila pemerintah Belanda
etnis Bali sebagai minoritas, akan tetapi,
menyerahkan kekuasaan kepada orang
mereka menjelma sebagai penguasa atas
Bali, maka tidak menutup kemungkinan
etnis yang mayoritas yaitu Sasak. Dengan
akan terjadi peperangan kembali kepada
berkuasanya etnis Bali, tentunya akan
pemerintahan Belanda.
menguasai
dengan
etnis
mendominasi dan memberikan pengaruh
Mereka
khawatir
kedua
etnis
di berbagai aspek kehidupan. Berbagai
tersebut melakukan pemberontakan dan
pola dan budaya dalam kehidupan sosial
perlawanan, maka urusan pemerintahan
terbentuk
atas Pulau Lombok di bawah kekuasaan
dan
tumbuh
berkembang
dengan pesatnya.
langsung
Penguasaan Belanda dan Jepang
Wacana dkk. (1977) menjelaskan bahwa
Kedatangan bangsa penjajah seperti
Belanda
menyebabkan
perubahan
pandangan
terjadinya
masyarakat
oleh
pemerintah
Belanda.
terlaksana pemerintahan secara langsung,
berdasaarkan Ind. Stbl. Nomer 181 tahun
1895
pemerintahan
Belanda
terhadap berbagai macam pola dalam
menempatkan Pulau Lombok di bawah
kehidupan masyarakat di Lombok Barat.
kekuasaan langsung dari pemerintahan
Setelah
Belanda.
Belanda
Menguasai
Pulau
Kemudian berdasarkan Stb.
Lombok, timbul permasalahan dalam
nomor 183 Tahun 1895 maka Pulau
proses
pelaksanaan
Lombok dijadikan suatu afdeeling dari
Belanda
atas
Pulau
pemerintahan
Lombok
dalam
konteks pemerintahan. Panglima tentara
Belanda
Vetter
mengumpulkan
keresidenan Bali dan Lombok yang
beribukota di Ampenan.
para
Berhubungan dengan keresidenan
petinggi dari Sasak dan Bali yang ada di
ini, maka Pulau lombok dibagi menjadi
pulau Lombok. Tujuan Vetter yaitu untuk
dua bagian yaitu; Lombok Timur dengan
membahas
ibu kotanya di Sisik (Labuhan Haji
mengenai
penyusunan
pemerintahan di Pulau Lombok. Semua
sekarang),
dan
Lombok
Barat
yang
108 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017
ibukotanya di Mataram. Mengenai orang-
Belanda atas Pulau Lombok juga diambil
orang Bali yang ada di pulau Lombok,
alih oleh Jepang tahun 1942.
maka
masalah
orang-orang
Bali
Jepang mengambil alih penguasaan
wilayah
bisa
Lombok dari tangan Belanda. Keadaan
digunakan untuk tempat tinggal, suatu
yang sedikit berbeda dari sebelumnya,
wilayah yang berada di sekitar wilayah
peran
Lombok Barat sekarang dengan batas-
pemerintahan maupun dalam bidang
batas sebagai berikut: sebelah utara
yang lainnya sudah tidak begitu dominan.
berbatasan
Meninting,
Hal ini berkaitan dengan politik yang
sebelah selatan Kali Babak, sebelah barat
dijalankan oleh Jepang yang sibuk dalam
berbatasan
Lombok,
mempersiapkan perang Asia Timur Raya.
sedangkan di sebelah timur berbatasan
Keadaan ini berlanjut sampai Indonesia
dengan Narmada (Wacana, dkk. 1977:
mendapatkan kemerdekaan Tanggal 17
118). Kemudian pembagian atas wilayah-
Agustus 1945.
diberikan
wilayah
suatu
di
dengan
dengan
Pulau
yang
kali
selat
Lombok
berubah
kembali.
orang-orang
Penguasaan
Pulau
Bali
dalam
Lombok
oleh
tentara Jepang tidaklah terlalu mulus,
Merujuk dari pembagian wilayah atas
karena sejak Lombok dikuasai oleh
Pulau Lombok, terdapat suatu pemisahan
Jepang,
antara suku Sasak dengan penduduk Bali,
melakukan
Penduduk Bali diberikan wilayah di
pemerintahan Jepang. Perlawanan dari
bagian Lombok Barat, sekitar wilayah
masyarakat, tidaklah terlalu berpengaruh
Cakranegara, Narmada dan Lingsar. Akan
terhadap keberadaan dan penguasaan
tetapi, dalam pelaksanaan pemerintahan
Jepang di tanah Lombok.
dari masing-masing pembagian wilayah
beberapa
Terdapat
tokoh
masyarakat
perlawanan
terhadap
perbedaan
pandangan
tersebut, sebagian besar dikuasai oleh
dalam pemerintahan antara Belanda dan
orang Bali. Dengan demikian, Orang Bali
Jepang. Pemerintahan Belanda masih
berada pada suatu posisi yang strategis
memberikan kesempatan kepada para
dalam menjalankan roda pemerintahan di
penguasa sebelumnya untuk menjalankan
bawah pemerintahan Belanda. Namun,
roda
keadaan seperti itu menjadi cenderung
kepanjangan tangan dari pemerintahan
kabur ketika Bala Tentara Jepang Tahun
Belanda. Begitu juga dengan berbagai
1942 masuk ke Indonesia dan memaksa
pola kehidupan masyarakat di Lonbok
Belanda menyerahkan kedaulatannya ke
Barat sedikit lebih longgar. Keadaan ini
tangan
cenderung berbalik terhadap kebijakan
Jepang.
Sehingga,
kekuasaan
pemerintahan
pemerintahan.
Masa
sebagai
bentuk
pemerintahan
Etnis Bali di Lombok Barat (1942-2002) 109
Jepang tidak memberikan kekuasaan
berbagai
kepada semua pejabat yang semula
Masyarakat
berkuasa. Kekuasaan justru diberikan
kehidupannya sendiri. Begitu juga dengan
kepada masyarakat yang begitu loyal dan
masyarakat Lombok Barat yang terdiri
mendukung pemerintahan Jepang serta
dari berbagai macam suku, bahasa dan
diberikan
budaya yang berbeda-beda. Keberadaan
posisi
strategis
dalam
pemerintahan.
Berbeda
belenggu
mulai
penjajahan.
menentukan
etnis Bali dengan segala kebudayaan yang
dengan
pemerintahan
melekat di dalamnya menyatu dengan
Belanda, dalam pemerintahan Jepang
masyarakat Sasak yang beragama Islam.
berbagai pola kehidupan masyarakat
Masyarakat Bali yang tinggal di Lombok
tidak
dapat hidup harmonis dengan masyarakat
diberikan
kesempatan
untuk
tumbuh dan berkembang. Rakyat sangat
menderita,
sebagai
untuk
Hubungan masyarakat yang terjalin
memperoleh makanan saja terasa sulit,
setelah kemerdekaan 1945 lebih terbuka.
rakyat tidak diberikan kesempatan untuk
Tidak ada lagi berbagai penjajahan baik
berkumpul
serta
oleh kerajaan Karang Asem Bali maupun
kegiatan
oleh penjajahan bangsa asing. Dengan
dan
melaksanakan
contoh
Sasak yang beragama Islam.
memikirkan
berbagai
kesenian.
demikian, interaksi masyarakat yang
Masyarakat
melaksanakan
lebih
sibuk
dengan
aktivitas
di
berbagai
bidang dalam memenangkan peperangan.
Keterbatasan
tersebut
berbeda etnis dan agama yang ada di
Lombok Barat terjadi sangat harmonis.
Terdapat pola yang cukup menarik
menyebabkan
dari interaksi masyarakat yang berbeda
terjadinya perubahan dan penyesuaian
etnis. Etnis Bali yang beragama Hindu
atas
kehidupan
maupun etnis Sasak yang beragama Islam,
bermasyarakat pada masa pemerintahan
mereka akan saling mengunjungi satu dan
Jepang. Setelah Indonesia merdeka dan
lainnya
Pulau Lombok terbebas dari penjajahan
upacara dari masing-masing etnis. Akan
Jepang,
ada
tetapi, terdapat perbedaan perlakuan
khusunya etnis Bali di Lombok Barat
terkait dengan masalah penjamuan antara
mulai membangun berbagai kegiatan dan
etnis Bali dan etnis Sasak. Orang Bali
hubungan sosial lainnya.
Hindu
Etnik Bali pada Masa Kemerdekaan
upacara, maka tamu undangan yang
berbagai
maka
pola
masyarakat
yang
dalam
yang
menghadiri
melaksanakan
berbagai
berbagai
Setelah
Indonesia
merdeka,
berasal dari etnis Bali dan etnis Sasak
masyarakat
Indonesia
khususnya
akan dipisah entah itu tempat bahkan
masyarakat lombok Barat terbebas dari
terkait
dengan
waktu
pelaksanaan
110 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017
upacaranya yang berbeda. Kaitan dengan
bergantung situasi dan kondisi dimana
penjamuan
budaya itu ada. Keberadaan budaya itu
terdapat
dan
hidangan
beberapa
tentunya
yang
juga erat sekali hubungannya dengan
disuguhkan dalam upacara tersebut tidak
berbagai pengaruh yang datang dari
diperkenankan (diharamkan) oleh umat
dalam diri masyarakat, maupun dari luar.
Muslim. Pelaksanaan penjamuan untuk
Budaya masyarakat etnis Bali sangat
tamu dari etnis Sasak yang beragama
digalakkan, pada masa Kerajaan Karang
Muslim akan meminta bantuan tetangga
Asem, mengingat budaya kesenian juga
yang
dengan
sangat terkait dengan prosesi keagamaan.
maupun
Akan tetapi, situasi berubah semenjak
makanan yang diperbolehkan oleh umat
datangnya (Belanda maupun Jepang),
muslim.
sedikit memberikan pengaruh terhadap
beragama
menggunakan
makanan
muslim
peralatan
Secara teoretis, budaya yang ada pada
keberadaan, tumbuh dan berkembangnya
masyarakat etnis Bali telah mengalami
berbagai macam budaya dan kesenian
proses baik itu proses asimilasi maupun
yang ada dalam masyarakat etnis Bali di
proses akulturasi. Proses yang lebih
Lombok
dominan
percampuran
adalah
proses
akulturasi.
Barat.
Selain
berbagai
itu,
terjadi
budaya
yang
Kebudayaan masyarakat yang ada di
datang dari luar yang dibawa oleh kedua
Lombok
negara kolonial tersebut.
Barat
kuat
dalam
identitas
suatu
Budaya dan kesenian yang ada dalam
masyarakat. Karena itu, dalam pola
masyarakat Lombok Barat baru bisa
interaksinya
berkembang sejak Indonesia Merdeka dan
memberikan
lebih
rasa
menyebabkan
rasa
persamaan diantara mereka.
Hubungan
Pulau Lombok terbebas dari penjajahan
geneologis
antara
dan penguasaan. Masyarakat dapat hidup
masyarakat Sasak yang Muslim dengan
rukun dan menjalankan berbagai aktivitas
Masyarakat Suku Bali yang beragama
lainnya dan dapat membangun serta
Hindu juga memberikan pengaruh yang
mengembangkan budaya dan kesenian
besar terhadap adanya persatuan dan
yang ada.
kedamaian diantara mereka. Hubungan
Budaya Masyarakat etnis Bali di
geneologis menyebabkan adanya ikatan
Lombok
yang lebih kuat diantara mereka dalam
proses dalam perjalanan waktu, seperti
hubungan
proses akulturasi dan asimilasi. Proses
kekerabatan,
begitu
juga
dengan budaya yang ada.
Barat
mengalami
berbagai
akulturasi lebih dominan seperti yang
Budaya yang ada dan berkembang
tergambar dalam budaya pujawali, yaitu
dalam suatu masyarakat akan sangat
orang Bali dan orang Sasak saling
Etnis Bali di Lombok Barat (1942-2002) 111
mengunjungi
pelaksanaan
masing-masing
adat
yang
upacara
dijalankan
Pengaruh
terlihat
yang
dalam
sangat
pola
signifikan
kehidupan
dalam satu prosesi. Di sisi lain, budaya
masyarakat di Lombok Barat adalah
begibung, yaitu makan bersama orang
adanya
Sasak atau orang Bali dalam satu acara
masyarakat Etnis Bali dan masyarakat
yang dilaksanakan pada saat upacara
pada umumnya. Etnis Bali dan para
tertentu merupakan budaya yang tidak
bangsawan menduduki jabatan strategis
dapat dipisahkan dari masyarakat di
dan memperoleh fasilitas yang lebih
Lombok Barat.
terjamin daripada masyarakat biasa.
Meskipun terdapat pengaruh luar,
dan
masyarakat
terintimidasi
perbedaan
perlakuan
antara
Berbagai macam adat istiadat dan
sejumlah
kesenian masyarakat cukup
kebudayaannya. Masyarakat akan tetap
maju. Terlihat dengan banyaknya acara
menggali budayanya. Bagi etnis Bali,
keagamaan dan upacara kerajaan selalu
kepercayaan dan budaya sulit dipisahkan
menggunakan bebagai kesenian yang
dan
dari
wajib digelar dengan meriah. Keadaan ini
suprastruktur mereka, untuk selalu digali
berubah Setelah datangnya para penjajah
dan dipelihara, inilah yang membuat
(Belanda dan Jepang), yang menguasai
kebudayaan mereka eksis sampai saat ini.
Pulau
ini
merupakan
bagian
maka
pola
yang
diterapkan dalam sistem pemerintahan
PENUTUP
Berdasarkan pemaparan pada bagian
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada dasarnya keberadaan Etnis
Bali di Lombok tidak lepas pengaruh
Kerajaan Karang Asem di Pulau Bali.
Akibatnya, Lombok Barat menjadi daerah
yang mendapatkan pengaruh yang sangat
besar dari segi pola kehidupan sosial dan
budaya daripada daerah lainnya di Pulau
Lombok. Dengan kata lain, Lombok Barat
ketika masih dikuasai oleh Kerajaan
Karang Asem, pengaruh etnis Bali lebih
dominan
Lombok,
dalam
berbagai
bidang
kehidupan dibanding dengan pengaruh
etnis lainnya.
mengalami perubahan.
Keberadaan para penjajah di Pulau
Lombok memberikan pengaruh dalam
berbagai pola dan budaya yang ada di
Lombok Barat. Berbagai pola dan budaya
yang ada dalam masyarakat merupakan
awal dari transisi di berbagai pola yang
tradisional menuju ke pola yang lebih
modern. Setelah pulau Lombok terbebas
dari para penjajah, maka masyarakat yang
ada di Lombok Barat sudah bisa lebih
terbuka
dan
mulai
mengembangkan
berbagai interaksi dan budaya yang
dahulunya mengalami pengekangan oleh
para penjajah.
112 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017
Seiring
berjalannya
waktu
dari
kemerdekaan 1945 sampai saat ini,
berbagai pola kehidupan masyarakat
mengalami penyesuaian. Hingga saat ini
bisa ditemukan pola yang khas dan unik
di Lombok Barat, seperti budaya pujawali.
Budaya ini merupakan ciri khas dari
masyarakat di Lombok Barat. Orang Bali
dan orang Sasak saling mengunjungi
pelaksanaan upacara masing-masing adat
yang dijalankan dalam satu prosesi. Selain
itu,
budaya
begibung,
yaitu
makan
bersama orang Sasak atau orang Bali
dalam satu acara yang dilaksanakan pada
saat upacara tertentu merupakan budaya
yang
melekat
erat
dalam
budaya
masyarakat di Lombok Barat.
REFERENSI
Abdullah, T. & Surjomiharjo, A. 1985. Ilmu
Sejarah dan Historiografi. Arah dan
Perspektif. Jakarta: Gramedia
Hakim & Untari. 2006. Pendidikan
Multikultur. Malang: Inka Print
Nasikun. 2004. Sistem Sosial Indonesia.
Jakarta: RajaGrafindo Persada
Sztompka, P. 2004. Sosiologi Perubaan
Sosial. Jakarta: Prenada Media Group
Wacana, L., dkk.1997. Sejarah Daerah
Nusa Tenggara Barat. Mataram:
Depdikbud
Download