Tersandung Linux di Tembok Cina

advertisement
BISNIS
Ulasan CD | Klinik | Ulasan | Linux Ready | Utama | Bisnis | Feature | Tutorial
Linux dalam Dunia Kerja
Tersandung Linux di Tembok Cina
M
atahari sudah mulai tergelincir
ketika kami berkunjung ke
kantor PT Sukanda Djaya di
bilangan utara Jakarta. Di kantor Sukanda
Djaya kami langsung menemui Information
Technology Manager PT Sukanda Djaya,
Teddy Wijaya. Di sebuah ruangan meeting
kami melanjutkan perbincangan mengenai
implementasi Linux di PT Sukanda Djaya.
Begitu mendengar nama Diamond,
pikiran Anda pasti tertuju ke makanan yang
paling diminati anak kecil, yaitu es krim.
Dan pikiran tersebut memang benar
adanya. PT Diamond Cold Storage (DCS)
memang sebuah perusahaan, di mana
orang lebih familiar dengan es krimnya.
Padahal, saat ini tidak hanya es krim yang
mereka tekuni, mereka kini menekuni pula
perdagangan tempat menyimpan es krim
(freezer).
DCS adalah perusahaan induk PT
Sukanda Djaya (SD). Karena yang banyak
berhubungan dengan dunia TI adalah SD,
maka kami akan banyak mengupas
kegiatan TI di SD. Untuk diketahui, SD
banyak mendistribusikan produk DCS,
seperti es krim ke banyak tempat, seperti
McDonald’s, Pizza Hut, Sizzler, A&W, dan
banyak lagi lainnya. Dinamisnya sebuah
perusahaan distribusi membuat SD
melakukan banyak hal guna melancarkan
proses distribusi.
Implementasi TI
Khusus untuk implementasi TI kali pertama
di SD, Teddy mengaku tidak mengetahui
persis kapan implementasi IT di SD dimulai.
“Yang jelas sejak saya bergabung dengan
SD, tahun 1998, TI di sini sudah berjalan.
Walaupun waktu itu penggunaan TI masih
sangat konservatif, masih menggunakan
dump-dump terminal. Sehingga praktis,
hanya ada monitor dan keyboard saja di
meja karyawan SD,” kata Teddy.
Konservatifnya TI di SD berbanding lurus
dengan mesin-mesin yang digunakannya.
44
INFOLINUX NOVEMBER 2003
Mesin-mesin yang digunakan pada waktu
itu adalah IBM AS400.
Ketika SD membangun kantor baru di
Cibitung, orang yang bertanggung jawab
terhadap TI di SD, sebelum Teddy, sudah
mendesain konsep dump terminal seperti di
kantor pusat. Begitu Teddy bergabung, lalu
menduduki posisi IT Manager SD, Teddy
pun mengusulkan pengubahan konsep
dump terminal ke PC.
Tetapi, usulan Teddy tidak serta-merta
mendapat dukungan manajemen. Karena
manajemen SD tetap mempersoalkan
konsep yang diusulkan. “You yakin, kalau
dump terminal diganti PC tidak akan ada
masalah,” ungkap Teddy meniru
pernyataan manajemen SD.
Teddy kemudian memberikan penjelasan
ke manajemen SD, dengan penggunaan
PC, ke depannya kita bisa menjawab
tantangan (di dunia TI). Setelah penjelasan
panjang lebar dilakukan Teddy, akhirnya
manajemen SD mengikuti keinginannya.
“Ya, oke, kalau itu dirasa lebih bagus,
manajemen sih ngikutin aja. Yang penting
you bisa manajemen teknologi itu,” kata
manajemen SD seperti ditirukan Teddy.
Setelah mendapat persetujuan
manajemen SD, Teddy pun langsung
melakukan perubahan sistem di lingkungan
SD. Kekhawatiran akan banyaknya
masalah yang akan timbul ketika
penggunaan PC dilakukan, juga melanda
staf TI SD. Lebih-lebih konsep dump
terminal sudah terpatri dibenak staf TI SD
cukup lama, sehingga mereka khawatir
akan penggunaan PC di SD.
Setelah impementasi penggunaan PC
berjalan, manajemen SD melihat
penggunaan PC ternyata lebih optimal
dibandingkan penggunaan AS400. Lebihlebih kebutuhan bisnis di SD semakin
meningkat. Karena selain kinerja PC bisa
menyamai kinerja AS400 dan dengan PC
juga bisa dilakukan aktivitas lain (berkaitan
dengan office misalnya).
www.infolinux.web.id
Wisnu A. Prastyanto
Kalau penguin berteman dengan es, salju, dan lainnya yang sifatnya
dingin, orang masih memakluminya. Tetapi, bagaimana jika PT Sukanda
Djaya, sebuah perusahaan distribusi, menggunakan Linux.
Usaha yang dilakukan SD terus berjalan,
walaupun pada saat itu, saat Teddy
bergabung dengan SD, krisis tengah
melanda Indonesia. Setelah badai krisis
mereda, bisnis dotcom pun merebak bagai
bunga yang tengah merekah. SD pun ikut
menyemarakkan merebaknya bisnis
dotcom dengan membuat situs
perusahaan.
Dan merebaknya bisnis dotcom
merupakan tugas baru buat orang TI SD.
Manajemen SD pun berinisiatif untuk
menyambut perkembangan bisnis dotcom
dengan mengganti aplikasi lama SD dengan
yang baru. Sebelumnya, SD menggunakan
JBA System 21, sebuah software aplikasi
bisnis buatan Inggris. Dan sebenarnya,
menurut Teddy, untuk bisnis yang tengah
dijalankan SD, aplikasi itu sudah cukup.
“Tetapi, tren ke depan rasanya tidak lagi
seperti itu,” kata Teddy.
Proses pemilihan pun dilakukan SD.
Pilihan kemudian mengerucut ke dua
vendor aplikasi besar, yaitu SAP dan
Oracle. Karena menurut manajemen SD
penggunaan SAP berarti mengubah sistem
yang ada secara drastis, maka pilihan pun
jatuh ke Oracle. Dan Oracle dianggap
mampu mengikuti business process yang
ada di SD tanpa banyak mengubah apa
yang sudah ada di SD.
BISNIS
Ulasan CD | Klinik | Ulasan | Linux Ready | Utama | Bisnis | Feature | Tutorial
Linux, Oracle, dan IBM
Pada awalnya, SD menggunakan Oracle ebusiness versi 11.03. Selanjutnya, versi
yang digunakan pun meningkat, menjadi
terakhir Oracle e-business versi 11.i.58.
IBM pSeries 650 dan IBM RS/6000 model
H70 merupakan mesin yang digunakan SD
guna menempatkan aplikasi berbasis
Oracle.
“Yang mendasari mengapa kami
memilih menggunakan mesin-mesin IBM,
antara lain point of services yang diberikan
IBM cukup baik, produknya cukup andal,
Sejarah Singkat PT Diamond Cold Storage
Kepemilikan PT Diamond Cold Storage (DCS) kali pertama dimiliki oleh Coca Cola
Company. Setelah beberapa tahun berjalan, kepemilikan DCS pun beralih ke Mr.
Chan Wa Tek.
Pada tahun 1980, Mr. Norman Chen merintis berdirinya PT Sukanda Djaya (SD). Mr.
Norman Chen adalah putra dari Mr. Chan Wa Tek. Bidang yang ditekuni SD adalah
distribusi. Singkatnya, semua produk yang dikeluarkan DCS didistribusikan
langsung oleh SD. Kalau coba dibanding-bandingkan kegiatan di DCS dengan di SD,
peranan SD lebih banyak, karena bidang distribusi berjalan sangat dinamis.
www.infolinux.web.id
IT Manager PT Sukanda Djaya, Teddy
Wijaya
Mesin-mesin IBM di PT Sukanda Djaya
Wisnu A. Prastyanto
Penggunaan Linux di SD bisa dibilang tidak
di sengaja. Mengapa bisa begitu?
Penggunaan Linux di SD diawali dengan
perjalanan salah sang empunya SD.
Di awal tahun 2002, sang empunya SD,
Mr. Norman Cheng, berlibur ke negeri yang
terkenal dengan tembok panjangnya, Cina.
Di Cina, dia mendapati seorang yang
menggunakan notebook yang di dalamnya
telah terinstalasi Linux. “Mr. Norman Cheng
pun bertanya pada orang tersebut, “ini
Windows ya?”,” ungkap Teddy meniru Mr.
Norman Cheng.
Setelah Mr. Norman Cheng
mendapatkan jawaban bahwa yang
digunakan bukan Windows, kontan dia
mencari informasi lain mengenai Linux.
Beruntung, Mr. Norman Cheng
mendapatkan sebuah majalah yang
mengupas Linux di Cina dan sekembalinya
ke Indonesia, dia pun memerintahkan
Teddy untuk mempelajari artikel tentang
Linux tersebut.
Setelah merasa cukup memiliki informasi
tentang Linux, Teddy kemudian
diperintahkan agar segera mengimplementasikan Linux di SD. Teddy pun mencari
informasi vendor atau konsultan Linux di
Indonesia. Mereka akhirnya bertemu
Linux dan Manajemen SD
Trabas. SD pun mengungkapkan
bahwasannya kebutuhan utama mereka
saat itu adalah mail server. Sayang adalah
ungkapan pertama yang dilontarkan Trabas
menanggapi permintaan SD. “Sayang,
kalau di Linux Bapak hanya menggunakan
mail server saja, sementara di Linux itu
sudah komplit pak,” jelas Teddy
menggambarkan perkataan Trabas.
Karenanya Trabas pun menginstalasikan
DNS server, proxy server, ftp server, dan
mail server sekaligus.
Tidak hanya itu, guna melancarkan
koneksi dari cabang ke pusat dan
sebaliknya, SD juga menginstalasikan
authentication server yang berjalan di
Linux. Authentication server merupakan
pengembangan Linux terakhir yang
dilakukan SD. Menurut Teddy, total biaya
yang harus dikeluarkan SD untuk
implementasi Linux di tempatnya relatif
murah. “Waktu itu kita hanya
mengeluarkan Rp30 juta,” kata Teddy.
Hanya saja, ada beberapa hal yang luput
(tidak) dikerjakan Trabas, yaitu instalasi
LotusNote dan training. “Kenyataannya
yang instalasi LotusNote bukan Trabas, tapi
ya sudahlah. Padahal paket yang
ditawarkan Trabas termasuk instalasi
LotusNote plus training,” jelasTeddy.
Waktu itu Oracle baru running di atas
Windows dan Unix. “Karena menurut kami,
saat itu sistem operasi yang andal adalah
Unix, kami pun memilih Unix,” kata Teddy.
Implementasi Oracle SD pun dilakukan
bertahap. Implementasi Oracle lebih dulu
dilakukan di cabang-cabang SD, yaitu
Denpasar, Surabaya, Bandung, dan terakhir
di Cibitung. “Karena proses produksi juga
banyak dilakukan di Cibitung, maka bisa
dibilang Cibitung termasuk head Office
juga. Karenanya implementasi Oracle
terakhir dilakukan di Cibitung,” jelas Teddy.
Heriyadi
Linux dalam Dunia Kerja
program-programnya juga kita tidak
khawatir, mesinnya tangguh dan kuat. Dan
saya sudah pernah menggunakan mesinmesin IBM sebelum bergabung dengan
SD,” jelas Teddy.
Gairah implementasi TI di SD tidak
hanya penggunaan software saja.
Sebelumnya, mail server, web server, DNS
server milik SD di-hosting di sebuah
penyedia layanan hosting, tetapi kini semua
itu dipusatkan di kantor pusat SD.
Pengumpulan server-server SD Di kantor
pusatnya bukan tidak beralasan.
Keterbatasan menambahkan user
merupakan satu dari alasannya.
SD kemudian mulai menggunakan
media-media penghubung antara kantor
pusat dengan kantor-kantor cabang dengan
membangun sebuah frame relay. Dengan
memanfaatkan jaringan itu pula, mereka
bisa melakukankoneksi secara langsung
dengan ke empat kantor cabangnya. Untuk
melindungi data yang ada, tidak tanggung-
INFOLINUX NOVEMBER 2003
45
BISNIS
Ulasan CD | Klinik | Ulasan | Linux Ready | Utama | Bisnis | Feature | Tutorial
Linux dalam Dunia Kerja
tanggung sifat jaringan yang SD pilih adalah
Virtual Private Network (VPN).
VPN Dial begitu nama produk yang
ditawarkan PT Telekomunikasi Indonesia.
Jika Anda menggunakan layanan tersebut,
maka Anda akan diberikan nomor khusus
(bisa digunakan secara nasional) untuk dial
ke port Telkom. “Biaya untuk VPN dial juga
relatif murah, hanya Rp100/menit,” kata
Teddy. Meskipun produk tersebut dijual ke
khalayak ramai, tetapi Telkom hanya
merekomendasikan program yang hanya
bisa berjalan di Windows dan UNIX saja.
Ketika ditanya apakah ada otentifikasi
server di Linux, orang Telkom hanya
menjawab mungkin ada, tetapi kami belum
pernah mencobanya,” ungkap Teddy
menirukan penjelasan orang Telkom.
Karena penasaran, Teddy memutuskan
kembali bertanya ke Trabas, apakah ada
program otentifikasi server di Linux.
Otentifikasi server itu sendiri berfungsi
setiap kali cabang melakukan dial ke kantor
pusat, proses verifikasi akan dilakukan
dengan menanyakan username dan
password. Begitu mendapat jawaban
bahwasannya Linux pun bisa menjadi
otentifikasi server, Teddy dengan sertamerta meminta Trabas menginstalasikannya.
Khusus untuk mail server, secara jujur
Teddy mengungkapkan bahwasannya SD
pernah menggunakan MS Exchange. Tetapi
belum lama Exchange berjalan, manajemen
SD malah marah-marah ke Teddy. Apa
sebabnya? Serangan virus merupakan
penyebab mengapa Teddy, sebagai orang
yang paling bertanggungjawab di TI SD,
menggunakan MS Exchange. Lebih-lebih,
ditambah dengan keterbatasan waktu staff
IT SD dalam menangani sebuah masalah.
Dan ternyata, masalah itu tidak pernah
didapati SD setelah bermigrasi ke Linux.
Untuk diketahui, sebelum server-server SD
ditarik ke kantor pusat, setiap kali ada
masalah di sisi server langsung diselesaikan
oleh penyedia layanan web hosting dengan
cepat.
Kabar yang cukup mengejutkan pun
pernah didapat SD. Sebuah Bug Beer
menginformasikan server mereka, yang di
dalamnya bersemayam Red Hat Linux 7.3,
tidak tersentuh oleh virus sama sekali. Dan
itu bukanlah sebuah rekayasa.
Sebagai sebuah perusahaan yang
melakukan bisnis dengan barang-barang
yang sifatnya high product dan fast move,
SD melengkapi dirinya dengan fasilitas
back-up data. Back-up data secara rutin
dilakukan SD setiap hari. Rasanya, back-up
data wajib dilakukan meskipun platform
yang digunakan berbeda.
Heriyadi ([email protected])
CORPORATE LOCAL AREA NETWORK PT SUKANDA DJAYA
198.100.115.1
Leased Channel
Cisco 1750
198.100.115.2
Workgroup
Switch
NT Server
Denpasar
Linux Server
198.100.113.1
198.100.100.6
IBM pSeries 550
198.100.100.4
198.100.100.5
Frame Relay
Workgroup
Switch
Cisco2620
198.100.100.3
Cisco 1750
198.100.113.2
Workgroup
Switch
NT Server
Surabaya
198.100.111.1
ISDN IBRI
Cisco 2610
198.100.112.2
Workgroup
Switch
NT Server
Bandung
IBM iSeries 720
198.100.100.10
IBM xSeries 205
Linux Server
198.100.100.6
● Web server
● DNS Server
● Mail Server
IBM xSeries 345
Linux Server
198.100.100.7
● Proxy server
● Ftp Server
● Authentication Server
198.100.102.1
Cisco 2610
198.100.102.2
Workgroup
Switch
NT Server
Cibitung
46
INFOLINUX NOVEMBER 2003
www.infolinux.web.id
Download