Artikel PENGGUNAAN SILENT READING DALAM

advertisement
Artikel
PENGGUNAAN SILENT READING DALAM KEGIATAN PRE WRITING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BAHASA INGGRIS SISWA
Nina Nurbaeni,MM.Pd
I. ABSTRAK
Pembelajaran bahasa Inggris di SMP masih dihadapkan pada berbagai persoalan linguistic
dan non linguistic. Salah satu persoalan yang dimaksud adalah kesan umum bahwa pembelajaran
bahasa Inggris pada aspek menulis itu sangat sulit dan tidak menarik.Sementara itu pendekatan,
metode dan teknik pembelajaran bahasa Inggris pada aspek menulis sudah banyak bermunculan, namun
semua itu belum sepenuhnya dapat menyelesaikan masalah tersebut secara efektif. Seiring dengan
banyaknya model pembelajaran bahasa Inggris pada aspek menulis, tampaknya penggunaan Silent
Reading pada Pre Writing patut dipertimbangkan sebagai alternatif, karena teknik ini memberikan
kesempatan terbuka pada tenaga pendidik untuk mengembangkan proses pembelajaran bahasa Inggris
pada aspek menulis secara efektif dan menyenangkan, dengan melakukan Silent Reading pada Pre
Writing dapat membantu siswa lebih termotivasi untuk menulis karena materi silent reading dapat
dijadikan acuan sebagai pencetusan ide-ide untuk materi tulisan siswa.. Hanya saja, teknik ini
menuntut tenaga pendidik untuk bekerja keras, berfikir kreatif menyediakan materi bacaan sebagai
bahan silent reading, dan mampu menciptakan lingkungan pembelajaran bahasa Inggris pada aspek
menulis yang kondusif dan dinamis. Efektifitas teknik ini dicirikan oleh kegiatan pada pre writing
yang dinamika situasi dan kondisi, terciptanya lingkungan berbahasa Inggris yang hidup, dan
produktivitas atau kreativitas peserta didik dalam menulis bahasa Inggris.
Kata kunci : Silent Reading meningkatkan kemampuan menulis .
II. PENDAHULUAN
Keterampilan menulis merupakan salah satu ketrampilan bahasa yang harus dikuasai
siswa. Tujuan yang harus dicapai itu sekurang-kurangnya adalah siswa nanti tidak akan
mengalami kesulitan jika hendak mengungkapkan gagasannya ke dalam bentuk tulisan.
Tetapi dalam pelaksanaannya, pengajaran menulis sering dilukiskan sebagai kegiatan yang
belum berlangsung seperti yang diharapkan. Hal ini terjadi karena siswa menghadapi
beberapa permasalahan saat akan menulis seperti kesulitan menemukan ide, kosa kata dan
mekanisme penulisan.
Memulai menulis adalah sebuah pekerjaan yang sulit dilakukan. Berdasarkan
pengalaman penulis, biasanya siswa tidak tahu apa yang akan ditulis. Mereka menjadi
“blank” saat akan memulai menulis. Hal ini diungkapkan oleh Gould, Diyanni, dan Smith
(1989,40), “Bagi sebagian dari kita, bagian terberat dari menulis adalah memulainya.
Biasanya, kita tidak tahu apa yang mau kita ungkapkan sampai kita melihat beberapa kata
tertera di atas kertas”.
Menulis merupakan sebuah proses yang memakan waktu ( Simpson, 1998). Proses ini
berawal ketika siswa mulai berpikir tentang sebuah subjek. (Chakraverty dan Gautum 2000)
mendeskripsikan menulis sebagai “proses yang memakan waktu” dengan mengungkapkan
bahwa siswa membutuhkan waktu yang cukup untuk memikirkan topik yang khusus,
menganalisis dan mengklasifikasi ilmu pengetahuan yang melatar belakangi, memilih katakata yang tepat untuk mengemukakan ide-ide mereka, dan menuangkannya ke dalam sebuah
paragraph. Serangkaian kegiatan di atas menambah kompleksitas kegiatan menulis.
Dari beberapa permasalahan diatas, maka untuk meningkatkan kemampuan menulis
siswa, penulis merasa perlunya dilakukan kegiatan pra-menulis, berupa kegiatan menemukan
ide-ide dan mengumpulkan informasi. Kegiatan menemukan ide-ide dan mengumpulkan
informasi ini dapat dilakukan melalui penggunaan silent reading dalam kegiatan pre
writing.
1. Teori Membaca
We propose a limited but workable definition. Reading may be defined as a highly complex,
purposely, thinking process engaged in by the entire organism while acquiring knowledge, involving
new ideas, solving problem or relaxing, and recuperatting through the interpretation of printed symbols
( Marksheffel , 1966:12 ).
Menurut pendapat di atas, bahwa membaca itu merupakan hal yang kompleks dalam
proses berpikir untuk mendapatkan pengetahuan, pemecahan masalah atau bersantai dengan
cara menginterpretasikan simbol-simbol yang tertulis.
Reading is an act of one who reads, and comprehension is the mind’s act or power of understanding (
Hornby 1978:699 ).
Silent reading adalah membaca pemahaman, yaitu kegiatan membaca menggunakan
pikiran untuk mengerti dan memahami isi wacana. Jadi membaca di sini, tidak hanya dapat
mengucapkan kata demi kata atau kalimat demi kalimat tetapi membaca sekaligus
memahami tentang apa yang dibaca. Silent reading merupakan kegiatan dimana guru/
pengajar melakukan modelling kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berlatih ”seni membaca”, yaitu membaca untuk kesenangan, disini siswa menjadi lebih aktif
terlibat dalam kegiatan membaca materi yang mereka pilih sendiri dan menjadi pembaca
yang lebih baik dengan membaca dan menyimak materi bacaan temannya.
Silent reading mencakup 3 elemen vital, yaitu :
1. Persiapan ( Preparation );
2. Periode Membaca ( The Reading Period );
3. Tindak Lanjut ( Follow-up );
2. Teori Menulis
Menulis adalah pengungkapan ide atau pokok-pokok pikiran yang dijabarkan dalam 3
bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutupan/ konklusi, yang diatur
dalam organisasi tertentu ( Oshima dan Hogue, 1998 ). Pada dasarnya, proses menulis terdiri
dari beberapa bagian. Proett dan Gill (1986, 50), mengatakan bahwa pengajaran menulis
melalui pendekatan proses dibagi ke beberapa tahapan, yaitu :
1) Pre-writing activities; kegiatan yang didisain untuk menemukan ide-ide dalam menulis atau
fokus seorang penulis terhadap topik tertentu.
2) Drafting activities; kegiatan dimana siswa menghasilkan sebuah draft dengan komposisi,
pertimbangan, pemikiran dan tujuan mereka sendiri.
3) Revising activities; kegiatan dimana siswa memfokuskan diri pada kegiatan rereading
(membaca kembali), menganalisa, meng-edit dan merevisi tulisan mereka.
3. Kegiatan Pra-Menulis
“Effort to discover ideas, reason about them and organize them for writing largely pre-writing
activities. They are valuble often essential and too frequently neglected, but they are only the
beginning of writer’s process.” ( George R. Bramer and Dorothy Sedley, 1981:103 ).
Berdasarkan definisi di atas, kegiatan pra-menulis merupakan kegiatan di dalam kelas
yang didesain untuk menemukan ide-ide dan mengumpulkan informasi. Ini adalah kegiatan
yang bermanfaat untuk membantu siswa agar tidak “blank”.
Pernyataan-pernyataan di atas menjelaskan perlunya menemukan ide-ide dan
mengumpulkan informasi sebagai kegiatan pra-menulis. Dan kegiatan membaca pemahaman
berguna untuk mendapatkan pengetahuan.
Adapun metode yang penulis lakukan adalah metode wawancara dan studi dokumen
yang dilakukan dengan mendata kegiatan membaca dan menulis bahasa Inggris yang biasa
dilakukan siswa. Penulis juga melakukan studi kepustakaan dengan merancang materi dam
model (teknik) pengajaran menulis bahasa Inggris. Untuk melakukan metode observasi
lapangan, penulis mendata tentang kegiatan membaca sebagai kegiatan pra menulis dan
terakhir untuk membuktikan keefektifan teknik silent reading dalm pre writing, penulis
melakukan tindakan kelas.
III. PENGGUNAAN TEKNIK SILENT READING PADA PRE WRITING
Pembelajaran bahasa Inggris pada aspek menulis mengharuskan tenaga pendidik
dapat memunculkan kreativitas peserta didik dalam kelas, baik kreativitas dalam berfikir
maupun kreativitas dalam menulis. Kreativitas berfikir merupakan kemampuan imajinatif,
tetapi rasional. Siswa dibekali dengan materi bacaan dari guru atau pilihan siswa yang
topiknya mendekati topic yang akan dibahas. Pada waktu silent reading berlangsung,
aturan harus dipenuhi sbb : Semua siswa membaca, guru dan murid membaca materi bacaan
yang sudah disepakati. Tidak boleh ada intrupsi selama silent reading berlangsung. Baik guru
ataupun murid tidak boleh mengajukan pertanyaan tentang materi bacaan, pertanyaan
tentang bacaaan , komentar harus menunggu masa selesainya silent reading.
STRATEGI APLIKASI PENGGUNAAN SILENT READING PADA PRE WRITING
Berdasarkan ulasan teknik di atas, penggunaaan silent reading pada pre writing
sangatlah berperan dalam menemukan ide-ide bukan untuk membahas bacaan secara
intensive. Pre writing pada pembelajaran bahasa Inggris pada aspek menulis berfungsi untuk
; generating ideas ( membangkitkan gagasan ) yang merupakan hal terpenting dalam proses
menulis karena permulaan menulis sering merupakan salah satu langkah
yang paling
sulit. Oleh sebab itulah penggunaaaan silent reading sebagai salah satu strategi untuk
mengatasi kesulitan tersebut. Selanjutnya setelah berhasil membangkitkan gagasan dalam
menulis, maka kegiatan pre writing selanjutnya adalah menggunakan gagasan –gagasan
tersebut kedalam penulisan selanjutnya yang dilanjutkan dalam kegiatan whilst writing dan
terakhir post writing.
FAKTOR-FAKTOR APLIKASI PENGGUNAAN SILENT READING PADA
WRITING
PRE
Keberhasilan atau ketidak berhasilan teknik penggunaan silent reading pada pre
writing dalam pembelajaran bahasa Inggris pada aspek menulis ditentukan oleh banyak
faktor, baik internal maupun eksternal. Setidak-tidaknya ada 5 faktor, yaitu :
1. Guru yang profesinal yang senantiasa menguasai kompetensi bahasa Inggris apa
yang akan diberikan kepada para peserta didiknya. Metode dan media apa yang
relevan dan menarik dan sekaligus guru diharapkan mampu menciptakan Suasana
pembelajaran bahasa Inggris yang menyenangkan.
2. Peserta didik atau siswa mempunyai minat yang tinggi untuk belajar bahasa
Inggris . OLeh sebab itulah guru sangat berperan dalam menumbuhkan minat
tersebut, rasa butuh dan semangat mau mempelajari dan memahami bahasa
Inggris khususnya kemampuan menulis.
3. Lingkungan yang mendukung termotivasinya peserta didik menggunakan bahasa
Inggris baik secara lisan maupun tulis.Karena itu, langkah praktis yang dapat
ditempuh untuk pembelajaran bahasa Inggris khususnya pada aspek menulis ini
adalah bagaimana tenaga pendidik bahasa Inggris berupaya semaksimal mungkin
untuk selalu menggunakan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tertulis ketika
berkomunikasi dengan para peserta didiknya. Manfaatnya besar sekali karena para
peserta didik akan selalu teringat apa yang dia dengar dan dia baca berupa tulisan
dari gurunya.
4. Lingkungan yang mendukung termotivasinya peserta didik menggunakan bahasa
Inggris baik secara lisan maupun tulis.Karena itu, langkah praktis yang dapat
ditempuh untuk menerapkan teknik penggunaan silent reading pada pre writing
ini adalah bagaimana tenaga pendidik bahasa Inggris juga memberi contoh
menggunakan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulis. Tenaga pendidik
juga harus mampu menciptakan pembelajaran bahasa Inggris dengan pembelajaran
ICT karena dapat memberi kesempatan kepada peserta didik dan juga tenaga
pendidik untuk mendapatkan sumber pembelajaran yang lebih menarik dan luas .
Apa lagi penggunaan silent reading pada pre writing ini membutuhkan materi
bacaan yang dapat memotivasi peserta didik untuk menimbulkan gagasangagasan tulisannya.
5. Budaya membaca bagi peserta didik yang menyenangkan agar dapat membuka
wawasan dan gagasan menulisnya melalui suasana yang juga menyenangkan Guru
harus dapat menumbuhkan minat baca siswa dengan menyuguhkan materi bacaan
yang menarik yang sudah disesuaikan dengan topic yang akan dibahas. Guru
dapat menuntun siswa menemukan materi bacaan dengan cara mengakses
internet dan fasilitas email. Para pakar setuju kalau seseorang itu dapat menulis
karena membaca.
Hasil penelitian berupa pengamatan tindakan dan rekapitulasi kuesioner / wawancara siswa
siklus 1 sampai siklus 2 dapat dianalisis sebagai berikut :
1. Berdasarkan data pada siklus pertama, prosentase hasil pengamatan adalah 60 %. Dari
rekapitulasi hasil pengamatan pada tindakan siklus 1 ini, tampak adanya kesulitan siswa
dalam melaksanakan kegiatan menulis dengan metode yang peneliti berikan.
2. Dari data pada siklus tindakan kedua, prosentase pengamatan tindakan meningkat
menjadi 93 %. Dari rekapitulasi hasil pengamatan pada tindakan siklus ini, tampak
adanya peninmgkatan di segala aspek kemampuan siswa. Hanya ada sedikit siswa yang
masih merasakan kesulitan dalam melaksanakan kegiatan menulis dengan menggunakan
metode yang peneliti lakukan.
Dari hasil keseluruhan siklus tindakan, didapatkan hasil yang sangat memuaskan
yang berkenaan dengan meningkatnya kompetensi siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris
umumnya dan kemampuan menulis khususnya.
IV. PENUTUP
Pembelajaran bahasa Inggris di SMP sudah berlangsung lama. Akan tetapi, hingga
saat ini , dirasakan oleh banyak pihak bahwa pembelajaran bahasa Inggris masih
memprihatinkan, belum menggembirakan. Buktinya tidak semua siswa SMP mampu
berbicara dan menulis Bahasa Inggris secara lancar. Banyak siswa SMP masih merasakan
atau berkesan bahwa bahasa Inggris itu sulit dan tidak menarik.Problem pencitraan ini perlu
dicarikan solusinya secara lebih dini
Salah satu solusi yang ditawarkan dalam pembelajaran bahasa Inggris terutama pada
aspek menulis adalah teknik penggunaan silent reading pada pre writing . Guru bahasa
Inggris bukan sekedar mentransfer pengetahuannya tentang bahasa Inggris kepada siswa,
melainkan harus memiliki visi, misi dan orientasi yang jelas dalam membelajaran bahasa
Inggris pada aspek menulis. Latihan-latihan menulis bahasa Inggris harus sering dilakukan.
Demikian pula, penumbuhan krerativitas menyugukan materi pembelajaran menulis dengan
memanfaatkan media dan teknologi pendidikan juga sangat dibutuhkan. Teknik penggunaan
silent reading pada pre writing menghendaki guru yang mengajar itu memiliki kompetensi
daqn profesionalitas tinggi, semangat dan etos keilmuan yang dinamis, dan kreativitas dalam
mengembangkan kurikulum, bahan ajar, metode, media, dan model evaluasi bahasa Inggris
yang efektif.
Kata kunci keberhasilan penggunan teknik silent reading pada pre writing terletak
pada tenaga pendidik atau guru yang mampu mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya,
sumber belajar, dan sumber-sumber lainnya dalam dinamisasi proses pembelajaran menulis
bahasa Inggris. Kemitraan, kerjasama, dan dukungan semua pihak, tentu, menjadi penentu
segalanya.
Keberhasilan teknik penggunaan silent reading pada pre writing, dalam pembelajaran
menulis bahasa Inggris dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti guru, siswa, materi bahan
ajar, lembaga pendidikan, lingkungan, budaya dan sebagainya. Teknik penggunaan silent
reading pada pre writing dipastikan bukan model teknik pembelajaran menulis bahasa
Inggris yang terbaik, tetapi merupakan alternative yang dapat dipilih jika pradigma yang
dikembangkan adalah proses pembelajaran berbasis aneka sumber dan berorientasi kepada
kreativitas. Di atas semua itu, tenaga pendidik yang kreratif, senantiasa berusaha
mengoptimalkan kapasitas dan krerativitas menulis peserta didiknya. Dengan demikian,
teknik penggunaan silent reading pada pre writing, dipandang signifikan atau penting untuk
dikaji ulang dan dikembangkan di masa mendatang agar dapat menjadi salah satu alternative
teknik pembelajaran menulis bahasa Inggris di SMP.
V. Daftar Pustaka
Bramer, George R and Dorothy Sedley, Writing For Readers, Columbus : Charles E. Merrill
Publishing Company, 1981
Chakraverty, A., and Kripa K. Gautum. Dynamics of Writing, English Teaching Forum., III
(2000), 22-24
Gould, Eric, Robert Diyanni and William Smith., The Act Of Writing, New York, Random
House Inc., 1989
Hornby S, Guide To Patterns And Usage In English, 1976
Marksheffel, Ned D., Better Reading In Secondary School, New York, The Ronald Press
Company, 1966
Oshima and Hogue, Introduction to Academic Writing, 1998
Proett and Gill, Writing Process in Action, National Council of Teachers of English, 1986
Tierney, R.J., Reading Strategies and Practices, Boston, Mass.: Allyn and Bacon, 2000
Download