SKRIPSI - SIMKI UNP Kediri

advertisement
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT
TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA
MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI
TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Penjaskesrek
Pada FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri
Disusun Oleh :
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS
NPM: 11.1.01.09.0207
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2016
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS | 11.1.01.09.0207
FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id
|| 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS | 11.1.01.09.0207
FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id
|| 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS | 11.1.01.09.0207
FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id
|| 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI
DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA
SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI
TAHUN 2016
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS
NPM: 11.1.01.09.0207
FKIP – Penjaskesrek
Dosen Pembimbing I : Ruruh Andayani Bekti, M.Pd.
Dosen Pembimbing II : Drs. Sugito, M.Pd.
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Hubungan antara panjang tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya schnepper pada siswa
putra kelas X SMK PGRI 4 Kediri.
2. Hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kemampuan lompat jauh gaya schnepper pada
siswa putra kelas X SMK PGRI 4 Kediri.
3. Hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan lompat jauh
gaya schnepper pada siswa putra kelas X SMK PGRI 4 Kediri.
Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan studi korelasional. Subyek penelitian ini
adalah siswa putra SMK PGRI 4 Kediri tahun 2015, sejumlah 15 siswa. Teknik pengumpulan data
yang digunakan tes dan pengukuran, untuk tes panjang tungkai dengan antropometer, untuk tes
kekuatan otot tungkai dengan back and leg dynamometer, dan untuk tes kemampuan lompat jauh
dengan lompat jauh gaya schnepper. Hasil tes dan pengukuran kemudian dianalisis dengan teknik
pengolahan data SPSS.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya rhitung
secara parsial untuk panjang tungkai yaitu sebesar 0,617, untuk kekuatan otot tungkai yaitu sebesar
0,939. Sedangkan secara simultan diperoleh rhitung sebesar 0,940, hasil tersebut lebih besar jika
dibandingkan dengan rtabel yaitu sebesar 0,514.
Simpulan dari penelitianini adalah : Ada hubungan antara panjang tungkai dan kekuatan otot
tungkai dengan terhadap kemampuan lompat jauh gaya schnepper pada siswa putra SMK 4 PGRI
Kediri.
Saran yang dapat disampaikan adalah :
1. Upaya peningkatan prestasi lompat jauh gaya schnepper hendaknya dilakukan latihan khususnya
latihan peningkatan kekuatan tungkai dan memanfaatkan panjang tungkai yang dimiliki and juga
menguasai teknik lompat jauh gaya schnepper dengan benar sehingga kemampuan lompat jauh
gaya schnepper lebih baik.
2. Perlunya ditingkatkan faktor-faktor yang mendukung prestasi lompat jauh gaya schnepper.
Kata kunci : Panjang tungkai, kekuatan otot tungkai, lompat jauh gaya schnepper, SMK PGRI 4
Kediri
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS | 11.1.01.09.0207
FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id
|| 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
dilakukan dengan awalan lari, menolak,
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
jasmani
dan
melayang diudara dan mendarat. Dalam
kesehatan (penjasorkes) merupakan salah
pelaksanaan lompat jauh terdapat tiga gaya
satu
dapat
yaitu : gaya jongkok (sit down in the air),
secara
gaya berjalan diudara (walking in the air),
pendidikan
dipisahkan
olahraga
yang
dari
tidak
pendidikan
keseluruhan.
Banyak
diperoleh
melalui
manfaat
yang
pembelajaran
dan
gaya
Penggunaan
menggantung
(schepper).
gaya
jauh
lompat
pada
Penjasorkes baik secara fisik , mental,
prinsipnya bertujuan untuk mencapai jarak
social dan emosional. Upaya memperoleh
lompatan yang sejauh-jauhnya. Dari ketiga
manfaat pendidikan jasmani, maka dalam
gaya
pembelajaran
perbedaannya pada saat melayang di udara.
Penjasorkes
diajarkan
beberapa nomor cabang olahraga dan
kesehatan
sesuai
masing-masing.
jenjang
Salah
pendidikan
satu
lompat
Lompat
jauh
jauh
tersebut
gaya
letak
schnepper
(menggantung) merupakan salah satu gaya
cabang
lompat jauh yang sulit dan memiliki unsur
olahraga yang diajarkan pada siswa putra
gerakan yang komplek, jika dibandingkan
SMA yaitu permainan dan olahraga.
dengan gaya jongkok atau gaya melayang
Atletik merupakan salah satu cabang
diudara
sehingga
siswa
mengalami
olahraga yang terangkum dalam permainan
kesulitan untuk melakukan lompat jauh
dan olahraga yang wajib diberikan pada
gaya ini. Seperti halnya yang dialami siswa
peserta didik siswa putra SMA seperti
putra kelas X SMK PGRI 4 Kediri.
siswa putra SMK PGRI 4 Kediri. atletik
Kesulitan yang dialami siswa dalam
wajib diajarkan kepada siswa sekolah,
melakukan
karena gerakan-gerakan dalam cabang
terutama pada saat melayang diudara. Pada
olahraga atletik hampir sebagian besar
saat melayang diudara sebagian besar
terdapat pada cabang olahraga lainya.
siswa putra kelas X SMK PGRI 4
Melalui pembelajaran atletik diharapkan
Kediri.kurang mampu melentingkan badan
dapat
atau
mendukung
ketrampilan
cabang
gerakan
olahraga
atau
lainnya.
lompatan
membuat
gaya
posisi
schnepper
seperti
orang
menggantung.
Nomor-nomor cabang olahraga atletik
Pencapaian prestasi lompat jauh gaya
yang wajib diajarkan bagi siswa putra
schnepper secara maksimal tidak terlepas
SMK PGRI 4 Kediri meliputi nomor lari,
dari dukungan kemampuan kondisi fisik
lompat dan lempar.
yang baik. M.Sajoto (1995:8) menyatakan
Lompat jauh merupakan salah satu
nomor
lompat
yang
pelaksanaanya
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS | 11.1.01.09.0207
FKIP- Penjaskesrek
“kondisi fisik adalah satu prasyarat yang
sangat
diperlukan
dalam
usaha
simki.unpkediri.ac.id
|| 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan
masih
ada
faktor
dapat dikatakan sebagai keperluan dasar
mendukung pencapaian prestasi lompat
yang tidak dapat ditunda atau ditawar-
jauh seperti
tawar lagi”.
kelentukan, penguasaan teknik, mental dan
:
lain
yang
dapat
power, keseimbangan,
Adapun aspek kondisi fisik untuk
lain sebagainya. Untuk mengetahui hal
lompat jauh gaya schnepper meliputi
tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
panjang
berpengaruh
dengan melakukan tes dan pengukuran
terhadap hasil awalan pada saat berlari atau
panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai
pada saat melakukan awalan, dan kekuatan
dengan kemamuan lompat jauh gaya
otot tungkai akan berfungsi pada saat
schnepper.
tungkai
dapat
melakukan tolakan lompat jauh. Pada saat
Berdasarkan uraian tersebut diatas
gerakan menumpu atau menolak, otot-otot
maka peneliti ingin membuktikan tentang
tungkai harus dikerahkan dengan kuat dan
indikator-indikator
cepat
setinggi
hubungannya dengan kemampuan nomor
mungkin, sehingga mampu menghasilkan
lompat jauh gaya schnepper pada siswa
lompatan yang jauh. Sedangkan keserasian
putra kelas X SMK PGRI 4 Kediri.
gerak awalan dan kekuatan tolakan sangat
Adapun
bergantung
Hubungan Panjang Tungkai Dan Kekuatan
agar
keduanya
dengan
dapat
dari
dapat
teknik
melompat
tekniknya.
dilakukan
yang
Apabila
dilakukan
baik
Otot
judul
Tungkai
tersebut
penelitian
Terhadap
ini
diatas
adalah
Kemampuan
akan
Lompat Jauh Gaya Schnepper pada Siswa
menghasilkan lompatan yang baik pula.
Putra Kelas X SMK PGRI 4 Kediri Tahun
J.M. Ballesteros, (1979:54) mengatakan
2015.
bahwa “lompat jauh adalah hasil dari
kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu
II.
dari awalan dengan gaya vertical yang
A. Identifikasi Variabel Penelitian
METODE PENELITIAN
dihasilkan dari kekuatan kaki tolak. Hasil
Sesuai dengan judul penelitian diatas
kedua gaya menentukan gerak parabola
maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini
dari titik pusat grafitasi.
tersirir dari tiga variabel
yang masing-
masing
bebas
Berdasarkan
uraian
diatas
diduga
2
variabel
yang
panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai
dilambangkan dengan huruf (X) dan satu
memiliki hubungan dengan kemampuan
variabel bebas yang dilambangkan dengan
lompat jauh gaya schnepper, namun hal
huruf (Y) adapun penjabarannya sebagai
tersebut belum dibuktikan kebenarannya.
berikut yaitu :
Karena selain kedua komponen tersebut
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS | 11.1.01.09.0207
FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id
|| 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
1. Panjang tungkai yang dilambangkan
dengan X1 sebagai variabel bebas
2. Kekuatan
otot
dilambangkan
signifikansi 5% dengan n = 15, kemudian
tungkai
dengan
X2
yang
diperoleh rtabel = 0,514. karena rhitung =
sebagai
0,617 > rtabel = 0,514, maka hipotesis yang
variabel bebas
3. Kemampuan
dapat diuji menggunakan uji r pada taraf
menyatakan ada hubungan antara panjang
lompat
jauh
gaya
tungkai dengan kemampuan lompat jauh
schnepper dilambangkan dengan Y
gaya schnepper pada siswa putra SMK 4
sebagai variabel terikat
PGRI Kediri tahun 2015 diterima.
Bentuk
panjang
B. Teknik dan Pendekatan Penelitian
1. Teknik
Pada
dari
kedua
tungkai
variabel
dengan
yaitu
kemampuan
lompat jauh gaya schnepper tersebut dapat
penelitian
ini,
peneliti
digambarkan dengan persamaan regresi.
menggunakan metode asosiatif yaitu suatu
Berdasarkan
pernyataan yang bersifat berhubungan dua
persamaan regresi yaitu Y = 0,123 + 0,036
variabel atau lebih dalam bentuk interaksi
X1. Uji keberartian persamaan regresi
timbal balik, dalam hal ini diasumsikan
dengan uji F diperoleh Fhitung 7,997 > Ftabel
adanya
4,67 yang berarti persamaan tersebut
hubungan
yang
saling
mempengaruhi.
regresi
diperoleh
signifikansi dan dapat digunakan untuk
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan
hasil
menggambarkan bentuk hubungan panjang
penelitian
ini
tungkai dengan kemampuan lompat jauh
menggunakan pendekatan kuantitatif. Hal
gaya schnepper. Adapun bentuk hubungan
ini digunakan karena data-data yang
tersebut
diperoleh
angka-angka.
kenaikan pada panjang tungkai sebesar
Pernyataan kualitatif merupakan data yang
satu satuan, maka kemudian akan diikuti
diperoleh melalui tes dan pengukuran yang
dengan
meningkatnya
dilakukan secara langsung dilapangan.
lompatan
sebesar
1) Hubungan Panjang Tungkai Dengan
konstanta 0,123 satuan. Dan sebaliknya
berbentuk
adalah
terjadi
pada
0,036
penurunan
setiap
terjadi
kemampuan
satuan
Kemampuan Lompat Jauh Gaya
jika
Schnepper
tungkai sebesar satu satuan maka akan
Dari data hasil analisis korelasi dari
diikuti
penurunan
panjang tungkai (X1) dengan kemampuan
lompatan
lompat jauh gaya schnepper (Y) diperoleh
konstanta 0,123 satuan.
koefisien
korelasi
sebesar
sebesar
pada
0,036
pada
pada
panjang
kemampuan
satuan
pada
0,617.
Keberartian dari koefisien korelasi tersebut
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS | 11.1.01.09.0207
FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id
|| 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
2) Hubungan Kekuatan Otot Tungkai
kemampuan lompatan sebesar 0,007 satuan
Dengan Kemampuan Lompat Jauh
pada konstanta 2,770 satuan. Sebaliknya
Gaya Schnepper
jika terjadi penurunan pada kekuatan otot
Dari data hasil analisis korelasi dari
tungkai sebesar satu satuan maka akan
kekuatan
otot
tungkai
(X2)
dengan
diikuti penurunan pada kemampuan lompat
kemampuan lompat jauh gaya schnepper
jauh gaya schnepper sebesar 0,007 satuan
(Y) diperoleh koefisien korelasi sebesar
pada konstanta 2,770 satuan.
0,939. Keberartian dari koefisien korelasi
tersebut dapat diuji
menggunakan uji r
3) Hubungan Panjang Tungkai dan
pada taraf signifikansi 5% dengan n = 15,
Kekuatan
kemudian diperoleh rtabel = 0,514. karena
Kemampuan Lompat Jauh Gaya
rhitung = 0,939 >
Schnepper
rtabel = 0,514, maka
Otot
Tungkai
Dengan
hipotesis yang menyatakan ada hubungan
Dari data hasil analisis korelasi dari
antara kekuatan otot Tungkai dengan
panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai
kemampuan lompat jauh gaya schnepper
(X12)
pada siswa putra SMK 4 PGRI Kediri
schnepper (Y) diperoleh koefisien korelasi
tahun 2015 diterima.
sebesar 0,940. Dengan uji keberartian
Bentuk
dari
kedua
lompat
jauh
gaya
yaitu
koefisien korelasi ganda dengan uji F
kekuatan otot tungkai dengan kemampuan
deperoleh Fhitung 45,619 > Ftabel 3,41 maka
lompat jauh gaya schnepper tersebut dapat
hipotesis yang menyatakan ada hubungan
digambarkan dengan persamaan regresi.
yang signifikan antara panjang tungkai dan
Berdasarkan
diperoleh
kekuatan otot tungkai dengan kemampuan
persamaan regresi yaitu Y = 2,770 + 0,007
lompat jauh gaya schnepper pada pada
X2. Uji keberartian persamaan regresi
siswa putra SMK 4 PGRI Kediri tahun
dengan uji F diperoleh Fhitung 97,035 > Ftabel
2015 diterima.
hasil
variabel
kemampuan
regresi
4,67 yang berarti persamaan tersebut
Bentuk
hubungan
antara
panjang
signifikansi dan dapat digunakan untuk
tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan
menggambarkan
kemampuan lompat jauh gaya schnepper
bentuk
hubungan
kekuatan otot tungkai dengan kemampuan
tersebut
lompat jauh gaya schnepper. Adapun
persamaan
bentuk hubungan tersebut adalah pada
regresi diperoleh persamaan regresi yaitu
setiap terjadi kenaikan pada kekuatan otot
Y = 3,074 + -0,004 X1 + 0,007 X2 . Dari
tangan sebesar satu satuan, maka kemudian
persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan
akan
setiap terjadi kenaikan panjang tungkai dan
diikuti
dengan
meningkatnya
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS | 11.1.01.09.0207
FKIP- Penjaskesrek
dapat
digambarkan
regresi.
Berdasarkan
dengan
hasil
simki.unpkediri.ac.id
|| 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
kekuatan otot tungkai secara bersama-
menumpu saat menolak dan ayunan saat
sama sebesar satu satuan, dengan diikuti
diudara.
penurunan kemampuan lompat jauh gaya
kegunaan
schnepper sebesar (-0,004 + 0,007) satuan
pentingnya yaitu dapat menghemat energi
dengan konstanta 3,074 satuan. Dan
tenaga pada saat bermain. Seperti yang
sebaliknya jika terjadi penurunan pada
dikatakan bunyi pengungkit II dalam
panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai
hukum Newton tentang kerja pengungkit,
sebesar satu satuan maka akan diikuti
yaitu semakin besar gaya yang dihasilkan
penurunan pada kemampuan lompat jauh
maka energi yang dibutuhkan akan sedikit.
gaya schnepper sebesar (-0,004 + 0,007)
Kenyataan tersebut dibuktikan dalam
satuan pada konstanta 3,074 satuan.
Tetapi
ada
diatas
hal
yang
lain
selain
tidak
kalah
penelitian dengan adanya hubungan yang
Besarnya sumbangan panjang tungkai
signifikan antara panjang tungkai dengan
(X1) dan kekuatan otot tungkai (X2) dengan
kemampuan lompat jauh gaya schnepper
kemampuan lompat jauh gaya schnepper
pada sisiwa putra SMK 4 PGRI Kediri
(Y) secara bersamaan kemudian dapat
tahun 2015. Dengan kenyataan yang terjadi
diketahui
ganda.
pada saat penelitian diharapkan upaya
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh
untuk dapat meningkatkan kemampuan
koefisien
0,884.
berlari saat awalan dan ayunan dengan
sumbangan
memanfaatkan panjang tungkai secara
Dengan
dari
determinasi
determinasi
demikian
sebesar
besar
panjang tungkai (X1) dan kekuatan otot
efektif pada saat berlari.
tungkai (X2) kemampuan lompat jauh gaya
2) Hubungan Kekuatan Otot Tungkai
schnepper (Y) adalah sebesar 88,4 % dan
Dengan Kemampuan Lompat Jauh
11,6 % dari kemampuan lompat jauh gaya
Gaya Schnepper pada Siswa Putra
schnepper dipengaruhi oleh faktor lain
SMK 4 PGRI Kediri Tahun 2015
yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Dalam
lompat
jauh
pada
saat
melakukan awalan berlari untuk mencapai
III. HASIL DAN KESIMPULAN
kecepatan maksimal sebelum menumpu
1) Hubungan Panjang Tungkai Dengan
seorang atlet harus mempunyai postur kaki
Gaya
yang baik dan bagus. Karena itu akan
Schnepper pada Siswa Putra SMK 4
berpengaruh terhadap hasil tolakan dan
PGRI Kediri Tahun 2015
ayunan pada saat diudara.
Kemampuan
Lompat
Jauh
Dalam lompat jauh panjang tungkai
Kenyataan tersebut dibuktikan dalam
dapat difungsikan sebagai ayunan saat
penelitian dengan adanya hubungan yang
berlari, selain itu juga berfungsi pada saat
signifikan antara kekuatan otot tungkai
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS | 11.1.01.09.0207
FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id
|| 9||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
dengan kemampuan lompat jauh gaya
Dengan
kondisi
yang
sedemikian
schnepper pada siswa putra SMK 4 PGRI
gerakan pada saat melakukan lompat jauh
Kediri tahun 2015.
gaya schnepper sangat berpengaruh sekali
dan
dalam bertanding dan komponen kondisi
Dengan
fisik dan teknik, maka hal tersebut perlu
Gaya
diperhatikan agar hasil lompatan dapat
Schnepper pada Siswa Putra SMK 4
optimal dengan menggabungkan semua
PGRI Kediri Tahun 2015
komponen kondisi tersebut menjadi satu
Berdasarkan hasil analisis regresi yang
kesatuan yang utuh untuk mencapai hasil
3) Hubungan
Kekuatan
Panjang
Otot
Kemampuan
telah
Tungkai
Tungkai
Lompat
dihasilkan
Jauh
menunjukkan
bahwa
panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai
memiliki
hubungan
yang
yang maksimal.
SIMPULAN
signifikan
Berdasarkan hasil pengolahan data
terhadap kemampuan lompat jauh gaya
penelitian dan pembahasan yang dituliskan
schnepper pada siswa putra SMK 4 PGRI
diatas, maka dapat disimpulkan beberapa
Kediri tahun 2015.
hal sebagai berikut :
Adanya hubungan panjang tungkai
1. Ada hubungan antara panjang tungkai
terhadap kemampuan lompat jauh gaya
sebesar 0,617 dengan kemampuan
schnepper karena dengan panjang tungkai
lompat jauh gaya schnepper pada siswa
memungkinkan kita pada saat melakukan
putra SMK 4 PGRI Kediri tahun 2015.
awalan lari dan menghasilkan lompatan
2. Ada hubungan antara kekuatan otot
yang jauh pula. Hal ini diperkuat oleh
tungkai sebesar 0,939 dengan terhadap
bunyi pengungkit II pada hukum Newton
kemampuan
yang
schnepper pada siswa putra SMK 4
menyatakan
semakin
panjang
pengungkit semakin besar gaya yang
dihasilkan.
pukulan
Sehingga
diharuskan
saat
hubungan
jauh
gaya
PGRI Kediri tahun 2015.
melakukan
3. Ada hubungan antara panjang tungkai,
memaksimalkan
dan kekuatan otot tungkai sebesar
panjang tungkai yang dimiliki.
Adanya
lompat
kekuatan
0,940 dengan kemampuan lompat jauh
otot
tungkai terhadap kemampuan lompat jauh
gaya schnepper pada siswa putra SMK
4 PGRI Kediri tahun 2015.
gaya schnepper yaitu tumpuan kaki harus
kuat, karena itu dapat berpengaruh pada
IV. DAFTAR PUSTAKA
saat atlet tersebut melompat. Selain itu
juga digunakan sebagai keseimbangangan
pemain pada saat melayang diudara
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS | 11.1.01.09.0207
FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id
|| 10||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta:
Depdikbud.
Dirjendikti.
Proyek
M. Furqon H. 2003. Teknik Pemanduan
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Bakat Olahraga. Surakarta: Program
Studi Umum Keolahragaan Program
Dangsina
Moeloek
&
Arjatmo
Pasca Sarjana. Universitas Sebelas
Tjokronegoro. 1984. Kesehatan dan
Olahraga.
Jakarta:
Maret.
Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Mulyono B. 1996. Tes dan Pengukuran.
Surakarta: JPOK FKIP UNS.
Depdiknas. 2000. Pedoman dan Modul
Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi
Pelatih
Olahragawan
Jakarta:
Pusat
Russell R. Pate, Bruce Mc. Clanaghan &
Pelajar.
Robert Rotella. 1993. Dasar-Dasar
Pengembangan
Ilmiah Kepelatihan. Semarang: IKIP
Kualitas Jasmani.
Evelyn
Pearce.
Semarang Press.
1999.
Anatomi
dan
Sarwono.
1999.
Laporan
Metode
Penelitian
Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Pengaruh
Kombinasi
Gramedia Pusat Utama.
Latihan Sirkuit- Pliometrik, Berat
Badan dan Waktu Reaksi terhadap
Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran
Olahraga.
Surakarta:
Pengembangan
Kelincahan.. Surakarta: FKIP UNS
Lembaga
Pendidikan
Press.
(LPP)
dan UPT UNS Press.
Soegito. 1992. Atletik I. Surakarta: UNS
Press.
Jes Jerver. 1999. Belajar dan Berlatih
Atletik.
Alih
Bahasa.
Tanan
Sumpena. Bandung: CV. Pionir Jaya.
Jonath U., Haag E., & Krempel R. 1987.
Atletik I. Alih Bahasa Suparno.
Sudarminto.
1995.
Biomekanika
I.
Surakarta: UNS Press.
Sudjana.
2002.
Metoda
Statistika.
Bandung: Tarsito.
Jakarta: PT. Rosda Jaya Putra.
Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar.
KONI. 1993. Latihan Kondisi Fisik.
Surakarta: UNS Press.
Jakarta: KONI Pusat.
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS | 11.1.01.09.0207
FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id
|| 11||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian.
Surakarta: UNS Press.
Wahjoedi.
1999.
Landasan
Evaluasi
Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Suharno HP. 1993. Metodologi Pelatihan
Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Yuslan
Samihardja.
1997.
Kesehatan
Olahraga dalam Penataran Pelatih
Sutrisno Hadi. 1982. Analisis Regresi.
Tingkat Dasar Makalah. Semarang:
Yogyakarta: Andi Offset.
KONI Jawa Tengah.
Tamsir Riyadi. 1985. Petunjuk Atletik.
Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin.
1996.
Jakarta:
Ilmu
Kepelatihan
Depdikbud.
Proyek
Pendidikan
Dasar.
Dirjendikti.
Tingkat
Akademik.
HANGGARA SATRIA PAMUNGKAS | 11.1.01.09.0207
FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id
|| 12||
Download