JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.10 No.1, April 2013 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI DENGAN KINERJA MENGAJAR GURU SD KECAMATAN MEDANG DERAS KABUPATEN BATU BARA Marintan Debora Saragih, [email protected] Pengawas SD Kec. Medang Deras Kab. Batu Bara Abstract This study aims to determine the relationship between: 1) the pedagogical competence with teachers teaching performance, 2) personal competence with teaching performance of teachers, 3) professional competence with teaching performance of teachers, 4) social competence with teaching performance of teachers, and 5) pedagogic, personal, professional, and social competence with teaching performance of teachers. Subjects was elementary school teachers in the District Medang Deras with a total sample of 115 people . Research methods is descriptive and techniques analysis is correlation. The results can be concluded: 1) there is a significant relationship between the pedagogical competence of teachers teaching performance, 2) there is a significant relationship between personal competence with teaching performance of teachers, 3) there is a significant relationship between the performance of the professional competence of teachers to teach; 4) there is a significant relationship between social competence with teaching performance of teachers, and 5) there is a significant relationship between pedagogic competence, personality, professional, and social with teaching performance of teachers. Keywords: Teaching performance of teachers, Competence, Pedagogic, Personality, Professional, Social A. Pendahuluan Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan sebagai wahana pengembang sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia dapat melepaskan diri dari keterbelakangan. Pendidikan juga mampu menanamkan kapasitas baru Hubungan Antara … (Marintan D S., 1:12) 1 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.10 No.1, April 2013 bagi manusia dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru, sehingga dapat diperoleh manusia yang produktif (Sutarto, 1999). Senada dengan itu, Nurhadi (2003) menyatakan bahwa, “Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan”. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, tidaklah salahjika disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas, kemajuan, dan perkembangan suatu negara pada umumnya dan generasi muda pada khususnya. Berdasarkan laporan Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan UNDP melaporkan pada tahun 2004 Indonesia berada pada rangking 111 dari 174 negara yang diteliti. Hal ini menggambarkan daya saing Indonesia masih jauh dari memuaskan. Dalam mempersiapkan SDM, pemerintah harus memfokuskan diri pada peningkatan kemampuan guru. Hal ini mengingat guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Murphy dalam Mulyasa (2007:8) menyatakan bahwa keberhasilan pembaharuan sekolah sangat ditentukan oleh gurunya, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Karena itu, guru harus senantiasa mengembangkan diri secara mandiri serta tidak tergantung pada inisiatif kepala sekolah dan supervisor. Dalam artian guru harus mampu menjadi tenaga profesional di bidangnya. Guru profesional adalah guru yang mengedepankan mutu dan kualitas layanan dan produknya, layanan guru harus memenuhi standarisasi kebutuhan masyarakat, bangsa, dan pengguna serta memaksimalkan kemampuan peserta didik berdasar potensi dan kecakapan yang dimiliki masing-masing individu (Yamin dan Maisah, 2010: 28). Supriadi (1998:11) mengemukakan bahwa untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut: (1) Mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya; (2) Menguasai secara mendalam bahan/ mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada peserta didik; (3) Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui berbagai cara evaluasi; (4) Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya; dan (5) seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat dalam lingkungan profesinya. Melihat peran dan posisi strategis yang dihadapi guru dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut, maka sudah selayaknya jika guru senantiasa meningkatkan kemampuan Hubungan Antara … (Marintan D S., 1:12) 2 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.10 No.1, April 2013 profesionalnya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Artinya agar kualitas anak didiknya meningkat. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa kualitas guru yang ada cenderung kurang memuaskan. Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada beberapa SD di Kecamatan Medang Deras menunjukkan masih banyak guru yang belum memaksimalkan waktunya dalam mengajar di sekolah. Lebih dari 50% dari 50 orang guru SD yang diamati menunjukkan gejala sebagai berikut: (1) tidak memiliki RPP yang baik; (2) masih menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi pelajaran keterampilan; (3) malas membimbing siswa mengerjakan contoh soal di kelas; (4) senang bercerita dengan teman sejawat saat pelajaran; (5) tidak suka bercerita tentang anak didik kepada orang tua; (6) tidak menyukai anak yang aktif bertanya di kelas; (7) sering pulang lebih awal dengan berbagai alasan, dan lain sebagainya. Hasil ini juga dibenarkan beberapa kepala SD di Kecamatan Medang Deras, yang mengaku guru sering tidak hadir di sekolah ketika ia bertugas di luar sekolah. Selain itu, guru tidak berniat menggunakan metode mengajar terbaru yang lebih memotivasi siswa untuk belajar mandiri dengan alasan sulit digunakan dan tidak cocok dengan materi pelajaran. Hasil evaluasi Tim Pengawas SD Kec. Medang Deras Kab. Batubata Bulan Oktober 2012 menunjukkan: guru-guru tidak mampu membuat RPP dengan benar dan hanya mengganti tahun pada RPP lama untuk dikumpulkan. Selain itu, guru tidak suka bila diberi masukan dalam memberikan materi di kelas untuk peningkatan kemampuan mengajarnya. Keadaan di atas jelas menunjukkan bahwa guru belum dapat bekerja sesuai tuntutan tugasnya. Smith dalam Sedarmayanti (2001:50) menyatakan kinerja adalah “.....output drive from processes, human or otherwise”, jadi kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Mathis (2002:78), mengungkapkan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan seseorang. Sedangkan Sutrisno (2010:172) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang dilihat pada aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerjasama untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan organisasi. Dari beberapa pendapat di atas dapat diartikan bahwa kinerja berhubungan dengan hasil kerja yang telah dicapai seseorang dalam organisasi, yang dapat dilihat dari aspek kualitas maupun kuantitas dari pekerjaan itu sendiri. Hubungan Antara … (Marintan D S., 1:12) 3 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.10 No.1, April 2013 Salah satu faktor yang mempunyai hubungan dengan kinerja mengajar guru adalah faktor kompetensi guru. Mulyasa (2007:26 mengemukakan kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Sedangkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 mensyaratkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya harus memenuhi empat kompetensi, yaitu: (1) kompetensi kepribadian; (2) kompetensi pedagogik; (3) kompetensi profesional; dan (4) kompetensi sosial. Dengan memiliki kompetensi yang dipersyaratkan, maka akan tercipta guru-guru yang profesional di bidangnya. Dengan adanya peningkatan kompetensi guru dapat ditingkatkan kinerja mengajar guru. Untuk membuktikan hal tersebut, perlu dilakukan pengkajian dan penelitian yang berjudul hubungan antara kompetensi guru dengan kinerja mengajar guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara. B. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara dengan jumlah sampel sebanyak112 orang. Instrumen penelitian yang dipakai sebagai alat ukur variabel dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan cara mempedomani indikator masing-masing variabel. Instrumen tersebut dibuat dengan model skala Likert yang dimodifikasi. Kuesioner ini berisikan sejumlah pernyataan yang diajukan kepada guru yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan (deskripsi situasi) dengan empat alternatif jawaban yang disesuaikan dengan tujuan dari pertanyaan atau pernyataan tersebut. Teknik analisis data yaitu deskripsi dan menguji hipotesis penelitian dengan korelasi. C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Tingkat kecenderungan kinerja mengajar pada guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara termasuk dalam kategori sedang,tingkat kecenderungan kompetensi pedagogik pada Hubungan Antara … (Marintan D S., 1:12) 4 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.10 No.1, April 2013 guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara termasuk dalam kategori sedang, tingkat kecenderungan kompetensi kepribadian pada guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara termasuk dalam kategori sedang,tingkat kecenderungan kompetensi profesional pada guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara termasuk dalam kategori sedang, dan tingkat kecenderungan kompetensi sosial pada guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara termasuk dalam kategori sedang Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat yang merupakan syarat untuk menggunakan teknik statistik dan analisis regresi, maka yang diperhatikan atau di uji adalah hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu: kompetensi pedagogik atas kinerja mengajar guru, kompetensi kepribadian atas kinerja mengajar guru dan kompetensi profesional atas kinerja mengajar guru. Perhitungan linearitas dan keberartian persamaan regresi kinerja mengajar guru atas kompetensi pedagogikmemberikan hasil: Ŷ = 37,674 + 0,422 X1.Perhitungan linearitas dan keberartian persamaan regresi kinerja mengajar guru atas kompetensi kepribadian memberikan hasil: Ŷ = 43,931 + 0,379 X2. Perhitungan linearitas dan keberartian persamaan regresi kinerja mengajar guru atas kompetensi profesional memberikan hasil: Ŷ = 43,502 + 0,371 X3. Perhitungan linearitas dan keberartian persamaan regresi kinerja mengajar guru atas kompetensi sosial memberikan hasil: Ŷ = 39,517 + 0,437 X4.Sedangkan uji linieritas dan keberartian ganda memberikan hasil: Ŷ = -17,545 + 0,333 X1 + 0,276 X2 + 0,265 X3 + 0,314 X4. Hasil perhitungan korelasi product moment diperoleh korelasi antara X1 dengan Y = 0,423; sedangkan rtabel dengan N = 115 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,195. Dengan demikian harga rX1Y> rtabel (0,423 > 0,195). Selanjutnya untuk melihat hubungan murni tanpa variabel bebas lainnya, dilakukan uji korelasi parsial yang memberikan korelasi antara X1 dengan Y = 0,417; sedangkan rtabel dengan N = 115 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,195. Dengan demikian harga ry1,234> rtabel (0,417 > 0,195), yang memberikan kesimpulan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dengan kinerja mengajar, dengan mengontrol variabel kompetensi kepribadian, profesional, dan sosial dikontrol. Hasil perhitungan korelasi product moment diperoleh korelasi antara X2 dengan Y = 0,385; sedangkan rtabel dengan N = 115 dan taraf Hubungan Antara … (Marintan D S., 1:12) 5 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.10 No.1, April 2013 signifikansi 5% sebesar 0,195. Dengan demikian harga rX2Y> rtabel (0,385 > 0,195). Selanjutnya untuk melihat hubungan murni tanpa variabel bebas lainnya, dilakukan uji korelasi parsial yang memberikan korelasi antara X2 dengan Y = 0,358; sedangkan rtabel dengan N = 115 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,195. Dengan demikian harga ry2,134> rtabel (0,358 > 0,195), yang memberikan kesimpulan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi kepribadian dengan kinerja mengajar, dengan mengontrol variabel kompetensi pedagogik, profesional, dan sosial. Hasil perhitungan korelasi product moment diperoleh korelasi antara X3 dengan Y = 0,391; sedangkan rtabel dengan N = 115 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,195. Dengan demikian harga rX3Y> rtabel (0,391 > 0,195). Selanjutnya untuk melihat hubungan murni tanpa variabel bebas lainnya, dilakukan uji korelasi parsial yang memberikan korelasi antara X3 dengan Y = 0,357; sedangkan rtabel dengan N = 115 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,195. Dengan demikian harga ry1,234> rtabel (0,357 > 0,195), yang memberikan kesimpulan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi profesional dengan kinerja mengajar, dengan mengontrol variabel kompetensi pedagogik, kepribadian, dan sosial. Hasil perhitungan korelasi product moment diperoleh korelasi antara X4 dengan Y = 0,418; sedangkan rtabel dengan N = 115 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,195. Dengan demikian harga rX4Y> rtabel (0,418 > 0,195). Selanjutnya untuk melihat hubungan murni tanpa variabel bebas lainnya, dilakukan uji korelasi parsial yang memberikan korelasi antara X4 dengan Y = 0,379; sedangkan rtabel dengan N = 115 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,195. Dengan demikian harga ry4,123> rtabel (0,379 > 0,195), yang memberikan kesimpulan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi sosial dengan kinerja mengajar, dengan variabel kompetensi pedagogik, profesional, dan kepribadian dikontrol. Hasil perhitungan korelasi ganda antara variabel X1, X2, X3, dan X4 dengan Y diperoleh koefisien korelasi Ry(1234) = 0,696; sedangkan rtabel dengan N = 115 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,195. Dengan demikian harga R(1234)> rtabel (0,696 > 0,195). Selanjutnya diperoleh harga Fhitung sebesar 25,812 dan signifikan pada taraf 0,000. Maka dapat dikatakan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan yakni terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan Hubungan Antara … (Marintan D S., 1:12) 6 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.10 No.1, April 2013 kompetensi sosial dengan kinerja mengajar dapat diterima dan teruji kebenarannya. Untuk lebih jelasnya bentuk hubungan dan koefisien korelasi antara variabel dapat dilihat gambar berikut. Gambar 1. Hubungan Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat 2. Pembahasan Dalam penelitian ditemukan bahwa terdapat hubungan antara kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial, yang memberikan pengaruh lebih dominan terhadap kinerja mengajar pada guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara adalah kompetensi pedagogik. Hal ini disebabkan faktor kompetensi pedagogik memegang peranan yang penting dalam peningkatan kinerja mengajar. Dalam hal ini kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam membimbing dan mengarahkan pengembangan siswa melalui pembelajaran secara efektif sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan. Kepada guru perlu ditumbuhkan kesadaran bahwa penguasaan terhadap materi perkembangan peserta didik, teori-teori belajar, pengembangan kurikulum, teknik evaluasi, penguasaan terhadap model-model, dan metode pengajaran adalah perlu, di samping penguasaan terhadap materi pelajaran dan iptek yang berkaitan dengan pengajaran. Kemampuan pedagogik meniscayakan seorang guru menjadi ilmuwan profesional yang mampu mendorong dan memberikan inspirasi anak didik akan pentingnya pengetahuan, Hubungan Antara … (Marintan D S., 1:12) 7 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.10 No.1, April 2013 wawasan, pemikiran, cita-cita, keyakinan, kepercayaan diri, dan tekad menggapai hasil maksimal dari setiap tahapan kehidupan yang dijalaninya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian mempunyai hubungan dengan kinerja mengajar. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan dan keahlian khusus yang harus dimiliki guru untuk dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan sebenar-benarnya. Seorang guru harus mempunyai kepribadian sehat yang akan mendorongnya mencapai puncak prestasi. Kepribadian yang sehat dapat diartikan kepribadian yang secara fisik dan psikis terbebas dari penyakit tetapi bisa juga diartikan sebagai individu yang secara psikis selalu berusaha menjadi sehat. Tampilan kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pribadi guru yang santun, respek terhadap siswa, jujur, ikhlas dan dapat diteladani, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan dalam pembelajaran apapun jenis mata pelajarannya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kompetensi profesional mempunyai hubungan dengan kinerja mengajar. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam terhadap kurikulum dan substansi keimluannya. Guru yang mempunyai kompetensi ilmu akan berwibawa di hadapan anak didik, kehadirannya senantiasa dinanti, ucapan-ucapannya penuh mutiara yang membawa pencerahan, dan sikap perilakunya menjadi inspirasi dan motivasi besar bagi anak didik untuk belajar keras dan bercita-cita tinggi. Guru sebagai pendidik harus tertantang bagaimana untuk meningkatkan produktivitasnya agar dapat menjalankan tugas dengan sebaikbaiknya. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kompetensi sosial mempunyai hubungan dengan kinerja mengajar. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menempatkan dirinya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Guru sebagai bagian dari manusia memerlukan kecakapan sosial yang fleksibel dalam membangun kehidupannya di tengah masyarakat. Apalagi, guru tidak sekedar manusia biasa, tapi sosok manusia yang mempunyai idealisme tinggi dalam melakukan perubahan di tengah masyarakat ke arah yang lebih baik dan lebih dinamis. Guru perlu Hubungan Antara … (Marintan D S., 1:12) 8 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.10 No.1, April 2013 memiliki kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat dalam rangka menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif. Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. D. Penutup Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ambil kesimpulan yaitu: 1) Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi pedagogik dengan kinerja mengajar guru pada guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara, 2) Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi kepribadian dengan kinerja mengajar guru pada guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara, 3) Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi profesional dengan kinerja mengajar guru pada guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara, 4) Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi sosial dengan kinerja mengajar guru pada guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara, 5) Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial dengan kinerja mengajar guru pada guru SD di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara, artinya semakin baik kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial maka semakin baik juga kinerja mengajar guru pada guru SD di kecamatan Medang Deras kabupaten Batu Bara. Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu: 1) Untuk meningkatkan kinerja mengajar guru, disarankan kepada guru untuk berkeinginan melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kompetensi pedagogiknya, di antaranya: berusaha terus untuk memahami peserta didik, merancang pembelajaran dan menyusun program pembelajaran yang sesuai kemampuan peserta didik, serta melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan melakukan evaluasi hasil belajar untuk pengembangan peserta didik. Diharapkan dengan berbagai upaya ini akan dapat mengoptimalkan Hubungan Antara … (Marintan D S., 1:12) 9 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.10 No.1, April 2013 kinerja mengajar guru guru di sekolah, 2) Untuk meningkatkan kinerja mengajar guru, disarankan kepada guru untuk berkeinginan melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kompetensi kepribadiannya, di antaranya: mengembangkan kepribadian yang mantap, stabil, dan dewasa, disiplin, arif, dan berwibawa dalam mengajar peserta didik, dapat menjadi teladan bagi peserta didik, dan menunjukkan akhlak mulia dalam setiap pekerjaan di sekolah. Diharapkan dengan berbagai upaya ini akan dapat mengoptimalkan kinerja mengajar guru guru di sekolah, 3) Untuk meningkatkan kinerja mengajar guru, disarankan kepada guru untuk berkeinginan melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kompetensi profesionalnya, di antaranya: memahami jenis-jenis materi pembelajaran yang akan diberikan, dapat mengurutkan materi pembelajaran, dapat mengorganisasikan materi pembelajaran dengan baik, serta dapat menyediakan dan mendayagunakan sumber pembelajaran. Diharapkan dengan berbagai upaya ini akan dapat mengoptimalkan kinerja mengajar guru guru di sekolah, 4) Untuk meningkatkan kinerja mengajar guru, disarankan kepada guru untuk berkeinginan melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kompetensi sosialnya, di antaranya: mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik di dalam dan di luar kelas, mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama guru di sekolah, serta mampu menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua/ wali. Diharapkan dengan berbagai upaya ini akan dapat mengoptimalkan kinerja mengajar guru guru di sekolah, 5) Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial dengan kinerja mengajar guru guna memperluas hasil penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Abu dan Achmad Rohani. 1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Anoraga, Panji. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta Arifin, I 2000. “Profesionalisme Guru sebagai Wacana Dalam Reformasi Pendidikan. Simposium Nasional Pendidikan” di Universitas Gajah Mada. Hubungan Antara … (Marintan D S., 1:12) 10 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.10 No.1, April 2013 Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (Ihdina) Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta: Bumi Aksara Balitbang Diknas, “Peningkatan Kemampuan Profesional dan Kesejahteraan Guru, Departemen Pendidikan Nasional”, (Online) http://www. diknas.go.id Brandt, R. 1993. “What You Mean Profesional? Educational Leadership”, No. 6, March Cook. Macaulay. 1997. Perfect Empowerment. Jakarta: Gramedia Depdiknas. 2000. Manajemen Peningkatan Profesionaltas Tenaga Pendidik. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dirjen Dikdasmen Hadari, Nawawi. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Hasibuan, J.J. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Laeham dan Wexley. 1982. Increasing Productiviy Through Performance Appraisal. USA: Addison-Wesley Publ.. Mali, Paul. 1976. Improving Total Productivity, MBO Strategies for Business Goverment and not for Profil Organization. Toronto: John Wiley & Sons Mukhadis, A. 2004. “Standar dan Sertifikasi Kompetensi Refresentasi Penjaminan Mutu Profesionalisme Guru di Indonesi pada Abad Pengetahuan”. Surabaya: Seminar Nasional Pendidikan Mulyasa, E. 2007. Standard Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya __________. 2011. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Hubungan Antara … (Marintan D S., 1:12) 11 JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.10 No.1, April 2013 Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks Roqib, Moh. dan Nurfuadi. 2009. Kepribadian Guru, Upaya Mengembangkan Kepribadian Guru Yang Sehat di Masa Depan. Yogyakarta: GrafindoLitera Media Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Kinerja mengajar guru. Bandung: Mandar Maju Sirait, Justine T. 2006. Memahami Azas-Azas Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Grasindo Supriadi, Dedi. 1998.Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusantara Sutermeister, Robert A. 1976. People and Productiviy. New York: McGraw Hill Book Company Usman, Moh. Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Wibowo, Mungkin Eddy. 2004. Standarisasi, Sertifikasi, dan Lisensi Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Surabaya: Seminar Nasional Pendidikan Yamin, Martinis dan Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan Isu Penelitian. Bandung: Alfabeta Hubungan Antara … (Marintan D S., 1:12) 12