Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasihat : Herry Respatia Pemimpin Umum : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Herry Respatia, Yovie Penulis :Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Diakon Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Jopeph, MGL, Bro Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Fr David Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Fresh JUICE ! managed by : 2 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com SAPAAN REDAKSI Hallo…sahabat Fresh Juice semua…. Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan selalu dalam perlindungan kasih Tuhan Gembira sekali kami dapat hadir ditengah-tengah sahabat yang dikasihi Tuhan dalam bulan Juni ini. Tidak terasa ya… sepertinya baru kemarin kita merayakan tahun baru, sekarang kita sudah memasuki pertengahan tahun 2011 ini. Selama awal tahun hingga saat ini, saya percaya banyak sekali suka dan suka yang kita hadapi. Mungkin banyak sukanya, mungkin juga banyak dukanya…tetapi saya percaya sahabat-sahabat semua pasti percaya bahwa dalam setiap hal yang terjadi dalam kehidupan kita Tuhan punya rencana yang indah bagi kita, asal kita benar-benar berserah padaNya. Semoga setengah tahun mendatang, kita boleh semakin berserah dan percaya padaNya, mempersembahkan setiap kekhawatiran, ketakutan, masalah dan suka cita kita kepada Dia, yang adalah satu-satunya tempat harapan kita. Selamat menikmati Fresh Juice anda setiap hari…semoga dapat memberikan kesegaran dalam setiap hari baru yang akan kita songsong. Salam Fresh Juice Tuhan Yesus Memberkati Nathasa Vol. 19/2011 1 Juni 2011 : Roh Kudus pimpinlah aku ... Yustinus Kis 17:15,22 - 18:1, Mzm 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd, Yoh 16:12-15 Yoh 16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang Pernah nggak kita sedang menuju ke suatu tempat dan kita tidak tahu arah jalan. Apalagi misalnya saat itu hari sudah mulai gelap. Hujan deras turun. Di sekitar kita hanya tampak pepohonan. Jalan pun terasa panjang. Dalam pikiran kita, kita sudah tersesat dan salah arah. Seandainya di malam yang gelap itu kita melihat seseorang berdiri di jalan, mungkin kita ada perasaan takut untuk bertanya karena jangan-jangan orang yang kita tanya itu bukan orang baik-baik. Demikianlah hidup kita ini. Kita terkadang merasa seperti berjalan tanpa tentu arah. Sepertinya tanpa tujuan. Kita terkadang tidak tahu setiap rencana Tuhan dalam hidup kita. Demikianlah kira-kira juga kekhawatiran yang dirasakan pada murid-murid Yesus saat Yesus menjanjikan akan Roh penolong yang akan menuntun mereka. Janji ini disampaikan sebelum Yesus disalibkan. Perasaan mereka mungkin bercampur aduk karena Yesus sebentar lagi akan meninggalkan mereka. Seringkali kita juga tak mengerti akan rancangan Tuhan dalam hidup kita. Seringkali kita bertanya apa yang Tuhan mau bagi hidup kita. Seringkali kita khawatir akan masa depan kita. Namun Tuhan sudah berjanji saat kita berserah padaNya, saat kita sungguh mengandalkanNya, saat kita membiarkan hidup kita ini dipimpin olehNya, maka Roh Kudus akan menjadi penolong dalam hidup kita. Roh Kudus akan selalu menyertai dalam suka maupun duka. Roh Kudus akan memberikan kekuatan untuk setiap tetes air mata kita. Roh Kudus akan menjadi penuntun untuk arah hidup kita. Biarlah Roh Kudus yang memimpin dan menjadi penuntun, maka kita tidak akan pernah tersesat... Biarlah Roh Kudus yang berbicara dalam hati kita, maka kita tak akan pernah merasa sendirian ... Roh Kudus pimpinlah setiap langkahku ..... Yovie Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 3 2 Juni 2011 : Pergilah .... HARI RAYA KENAIKAN TUHAN, Hr. Pertama Novena Pentekosta Kis 1:1-11, Mzm 47:2-3,6-7,8-9, Ef 1:17-23, Mat 28:16-20 Mat 28:19 “Pergilah jadikanah semua bangsa murid-Ku” Sejarah penyebaran Agama Katolik di Solor, Flores dan Timor tidak dimulai melalui sekolah atau pendidikan, melainkan melalui baptisan masal. Mereka membaptis satu kampung kemudian pindah untuk membaptis kampung berikutnya, begitu seterusnya, sampai seluruh pulau dibaptis sebagai pengikut Kristus. Medan yang sulit ditempuh atau penyakit yang sering merengut nyawa tidak menjadi alasan untuk mundur. Mereka punya keyakinan untuk menggenapi perintah Kristus untuk membaptis semua bangsa dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus (Mat 28:19), itulah artinya menjadi misionaris kala itu. Hasil dari ketekunan mereka bisa saya kecap sampai sekarang. Saya menemukan diri saya lahir dalam keluarga Katolik. Saya bangga menjadi Katolik, saya bangga bahwa nenek moyang saya menerima Kristus, sehingga saya tidak perlu bersusah payah untuk menjadi murid Kristus. Iman akan Kristus sama seperti warisan pusaka nenek moyang. Ibaratnya seperti dayung untuk mengarahkan perahu kecilku mengarungi arus hidup yang seringkali tidak pasti, mencemaskan dan membingungkan. Dayung kecil ini adalah Roh Kudus. Bacaan-bacaan pada Hari Raya Kenaikan Tuhan ini kaya akan penjelasan pentingnya Roh Kudus untuk kita yang hidup di dunia yang seringkali mencemaskan dan membingungkan. Dalam Kisah Para Rasul, keduabelas rasul dilarang keluar dari Yerusalem sebelum menerima Roh Kudus (Kis 1:4). Kemudian dalam suratnya kepada Jemaat di Efesus, Paulus mengingatkan untuk terus berdoa mohon bantuan Roh Hikmat dan wahyu untuk mengenal Yesus dengan benar (Ef 1:17). Kesimpulannya jelas, kita diminta untuk bersiap-siap menerima Roh Kudus dan Roh Kudus itu pula yang akan membantu kita untuk memahami pesan-pesan Kristus. Kalau kita sudah memahami pesan-pesan Kristus secara benar dan menghidupinya, maka kita tidak perlu harus menjadi misionaris seperti dulu yang membaptis tiap kampung. Cukup dengan kesaksian hidup yang benar, orang akan tertarik dan menjadi anggota Gereja Katolik. Gereja yang kita percayai sebagai Tubuh Mistik Kristus dimana kita masing-masing adalah anggotanya. Kiranya untuk zaman kita sekarang ini seruan untuk pergi dan menjadikan semua bangsa sebagai pengikut Kristus, bukan terutama berarti kita harus pergi ke tempat-tempat yang jauh membaptis orang-orang yang belum mengenal Kristus. Mungkin seruan ini lebih cocok sebagai undangan untuk datang dan menjadikan diri kita sendiri muridmurid Kristus terlebih dahulu. Mungkin kita telah menjadi Katolik sejak bayi, dan selayaknya bayi kita harus berkembang dalam pengetahuan dan iman. Mulailah sadar, bahwa kita telah dianugerahkan Roh Kudus. Karena itu sadarilah dahulu bahwa karya Roh Kudus itu bekerja dalam diri kita masing-masing, baru kemudian kita “keluar dari Jerusalem” menjadikan semua bangsa menjadi murid-murid Kristus. Fr. Wenz 4 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 3 Juni 2011 : Hati Yang Gembira Karolus Lwanga, dkk Kis 18:9-18, Mzm 47:2-3,4-5,6-7, Yoh 16:20-23a Yoh 16:22 “….hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu daripadamu.” Baru pada dua abad yang lalu Gereja-gereja muda di Africa menerima ‘Baptisan’ mereka dalam darah para martir yang menjadi benih subur iman Kristiani. S. Carlo Lwanga dan 20 orang Kristiani lainnya adalah martir pertama dari ratusan umat Katolik dan Anglikan, remaja dan dewasa, awam dan katekis juga imam-imam kulit putih, yang menjadi korban penganiayaan Mwnga, raja muda Uganda, di daerah Grandi Laghi. Setelah disiksa secara keji, Carlo Lwanga dan 13 orang lainnya wafat pada tanggal 3 Juni 1886, sementara yang lainnya telah meninggal sebelumnya karena dibakar hiduphidup. Paus Benediktus XV menetapkan Carlo Lwanga dkk sebagai Beato pada tahun 1920 dan Pada tanggal 18 Oktober 1964 oleh Paus Paulus VI ditetapkan sebagai orang kudus. Yesus berbicara terus terang dan tidak bermaksud menyembunyikan dari para murid-Nya tentang penderitaan yang akan mereka alami untuk tetap setia pada-Nya. Ia ingin agar mereka mengetahuinya terlebih dahulu, menyadari apa yang akan mereka hadapi karena menjadi murid-murid-Nya, penderitaan yang tidak terhindarkan. Ini Ia katakan setelah Ia menjanjikan Roh Kudus, sang Penolong dan Penghibur yang akan menyertai mereka. Juga setelah itu Ia memberikan jaminan kegembiraan yang akan mereka terima, kegembiraan yang tidak dapat dirampas oleh siapapun, yaitu pertemuan kembali dengan-Nya dalam kemuliaan-Nya. Penyertaan Tuhan sangat berarti bagi Gereja peziarah, yaitu semua umat Kristiani yang masih berjuang di bumi ini. Tetapi penyertaan manakah yang dimaksudkan dan bagaimana Tuhan yang bangkit hidup bersama kita dalam penderitaan dan kegembiraan? Penderitaan yang Yesus sebutkan adalah seperti penderitaan hebat seorang wanita ketika melahirkan. Gambaran ini dapat memberi acuan bagi kita. Penderitaan yang hebat adalah awal dari kegembiraan yang besar; proses yang mesti dilewati, yang adalah penyelenggaraan Tuhan. Namun kehidupan baru yang lahir akan menghapuskan kenangan penderitaan yang telah dilewati sebelumnya, seperti yang dinikmati para kudus di surga. Menjadi orang Kristiani tidak berarti kita dibebaskan dari segala penderitaan oleh Tuhan, tetapi diberi kekuatan untuk menghadapinya dengan rendah hati dan tekun dalam iman. Oleh kesaksian S.Carolus Lwnga dkk, kita diteguhkan untuk ikut bersaksi kepada dunia tentang buah nyata dari pengalaman iman dalam penderitaan, yaitu kehadiran Tuhan yang menentramkan, menyertai dan menguatkan, serta jaminan akan kemuliaan dan kebahagiaan kekal yang menanti dalam kerajaan-Nya. Sr.Benedicta, OSB Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 5 4 Juni 2011 : Meminta dengan hati yang tulus Petrus dr Verona, Yakobus dr Viterbo Kis 18:23-28, Mzm 47:2-3,8-9,10, Yoh 16:23b-28 Yoh 16:23b Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalan namaKu Orang yang paling pertama yang kita temui dalam hidup adalah ibu. Kehadiran seorang ibu dalam hidup menjadikan hidup itu menjadi berarti karena kita dilahirkan dari seorang ibu. Tentunya pengalaman pertama akan ibu di dalam hidup menentukan perkembangan jiwa seseorang di masa depan. Inilah apa yang dinamakan oleh para ahli filsafat sebagai “ pengalaman ekistensial”. Pengalaman ini biasanya sangat bermakana dan mendalam karena kontak dengan seorang ibu sewaktu kita masih bayi hanya bisa dirasakan tanpa kata-kata. Sekalipun tak sepatah kata yang keluar dari sang bayi, ibu memahami dengan baik sekali permintaan dari sang bayi untuk mendapatkan ASI. Ibu merasakan apa yang sesungguhnya terjadi pada bayi. Dalam rengkuhan penuh cinta ibu memenuhi permintaan bayi dengan memberikan air kehidupan bagi anaknya. Dalam injil hari ini, Yesus dengan penuh kepastian menyatakan kepada para muridNya bahwa apapun yang kita minta kepada Bapa dalam namaNya pasti dikabulkan oleh Allah. Permintaan akan diberikan kalau kita sungguh sungguh mencari kehendak Allah di dalam hidup. Allah tidak pernah mengingkari janji yang pernah diucapkanNya. Ini adalah sebuah kepastian Iman. Meminta dengan hati yang tulus berarti kita mesti percaya akan kuasa janji Allah. Kebaikan Allah tak pernah hilang ditelan kedosaan kita. Sekalipun kita tidak setia ia tetap setia mengasihi kita. Ia selalu mengasihi kita tanpa ada syarat. Kadang kadang dalam hidup kita kurang bersyukur akan kelimpahan anugerah yang kita terima. Anugerah yang paling istimewa adalah Allah itu sendiri yang rela menjadi sama seperti kita dalam wujud manusia. Rahmat pemberian diri Allah ini bukan barang material yang bisa musnah. Anugerah ini adalah anugerah yang kekal yang tak bisa diganti dengan barang apa pun. Kalau demikian, marilah kita sejenak merenung sejauh mana kita betul betul menghayati pemberian “hadiah agung” ini? Pertanyaan refleksi Sejauh mana anda menghargai pemberian diri yesus dalam hidupmu? Apa niatmu agar selalu bersyukur atas rahmat Allah? Fr. Matheus, MGL 6 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 5 Juni 2011 : Penantian yang berahmat HARI MINGGU PASKAH VII, Hari Komunikasi Sedunia Kis 1:12-14, Mzm 27:1,4,7-8a, 1Ptr 4:13-16, Yoh 17:1-11a Kis. 1:14 “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama…” Pernahkan anda mengalami perasaan takut ataupun cemas, marah atau jengkel? Pernahkan anda mengalami saat kering dan sulit sewaktu berdoa? Aku percaya semua orang mengalami perasaan yang sama seperti ini. Jikalau kita tidak menyadari keadaan seperti ini kita akan kehilangan kesabaran dan akhirnya terbawa kepada keputus-asaan. Di dalam bacaan pertama hari ini kita mendengarkan kisah setelah Yesus diangkat ke Surga. Di sana dikisahkan bahwa para rasul melakukan perjalanan mereka kembali ke Yerusalem. Mereka ingin berkumpul bersama di tempat di mana Yesus selalu bersama mereka untuk memecahkan roti, sewaktu Dia masih bersama mereka. Mereka berkumpul untuk membagikan pengalaman mereka saat itu. Mereka juga ingin berdoa meminta kekuatan dari Allah. Karena para rasul waktu itu sangat ketakutan dan bingung. Mereka cemas dan gelisah kalau-kalau para pemimpin Yahudi mencari dan mendapatkan mereka. Kita selalu mengalami perasaan takut, cemas dan gelisah akan setiap situasi di dalam hidup kita. Namun sering kita tidak menyadari keadaan itu dan kita sering tidak menyadari kehadiran Allah di dalam setiap langkah hidup kita. Dengan itu kita sering mencoba untuk berlari dari kenyataan dan mencari sesuatu yang lain. Kita mulai berlari dari hadapan Allah Tuhan kita. Hari ini kita diundang oleh Allah Tuhan kita untuk selalu datang ke hadapanNya, sujud menyembah dam memohon bantuannya. Kita diundang untuk menyadari keadaan kita dan menyadari kehadiran Allah Tuhan kita di dalam setiap hidup kita. Kita diundang untuk selalu berlari kepadaNya di dalam doa kita. St. Ignatius mengatakan bahwa jikalau anda mengalami perasaan seperti itu, janganlah membuat suatu keputusan apapun. Namun kita harus bersabar menunggu pertolongan dari Tuhan. Kita harus berlari kepada Tuhan dan berusaha mendengarkan suaraNya. Ini terkadang membutuhkan waktu yang lama. Marilah kita sehati, sesuara dan seiman datang mendengarkan Tuhan di dalam doa kita. Janganlah membiarkan perasaaan cemas, gelisah dan takut menjerumuskan kita ke dalam keputus-asaan. Marilah kita menanti dengan penuh iman. Karena penantian akan mendatangkan sesuatu rahmat yang berlimpah. Rm.Joseph,MGL Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 7 6 Juni 2011 : Percayakah kamu ? Norbertus Kis 19:1-8, Mzm 68:2-3,4-5ac,6-7ab, Yoh 16:29-33 Yoh 16:31 Jawab Yesus kepada mereka: “Percayakah kamu sekarang? PERCAYAKAH KAMU saat - Kamu putus cinta dan patah hati, menangis tak henti – hentinya - Kamu susah payah mencari pekerjaan yang kamu inginkan tapi tak kunjung mendapatkannya - Kamu tidak menyangka akan dibohongi dan tersakiti oleh orang terdekatmu - Kamu memutar otak dengan keras bagaimana mencari cara menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidupmu - Kamu harus digosipkan, digunjingkan, bahkan dikucilkan oleh kelompokmu - Kamu kehilangan keluarga yang kamu sayangi - Kamu sudah berjuang dengan sekeras tenagamu, tapi apa yang kamu inginkan belum bisa kamu dapatkan sampai sekarang - Kamu meminta hal – hal yang baik ke Tuhan, yang kamu dapatkan justru kebalikannya Itu semua rencana TUHAN untukmu ????? Kenapa rencana Tuhan untukku jelek? Bukankah ada tertulis di Alkitab rancangan Tuhan bukanlah rancangan kecelakaan? Coba renungkan lagi, saat kamu putus cinta dan akhirnya bisa bangkit lagi, bukankah kamu akhirnya tersadar dan justru bersyukur dia bukanlah orang yang tepat untukmu? Saat kamu susah payah berjuang, jatuh bangun dalam hidupmu dan tetap tidak menyerah, bukankah kamu menjadi pribadi yang lebih kuat? Dan disaat kamu meminta hal yang baik kepada Tuhan, “Tuhan, berikanlah aku kesabaran”, dan Tuhan mengirimkan orang – orang yang memicu kemarahanmu, ayo semangat lewati ini semua, katanya ingin jadi orang sabar, baru segelintir orang dikirim saja kamu sudah terbakar emosi. PERCAYA SAJA, Tuhan selalu mempunyai RENCANA INDAH untuk kamu, anak tersayangNya, dan kadang RENCANA INDAH ITU DINYATAKAN MELALUI PERISTIWA -PERISTIWA YANG KADANG MEMBUAT KITA MERASA MENDERITA. TAPI LIHAT HIKMAH DIBALIK SEMUA PERISTIWA YANG KITA ALAMI, SEMUANYA INDAH KAN? Maia 8 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 7 Juni 2011 : Doa Untuk Hidup Kekal Anna dr S. Bartolomeus Kis 20:17-27, Mzm 68:10-11,20-21, Yoh 17:1-11a Yoh. 17:9 “Aku berdoa untuk mereka, bukan untuk dunia ini aku berdoa…” Doa Yesus di Injil Yohanes 17 begitu aneh, terkadang tidak masuk akal dan bertolakbelakang dengan ajaran Yesus sendiri yang mengatakan, “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Nah lho??? Yesus berdoa untuk para muridNya tetapi tidak berdoa untuk dunia, padahal para muridNya adalah bagian dari dunia ini. Dengan kata lain, apakah Yesus “pilih kasih” dalam mendoakan orang lain? Perlu ditelusuri dan dimengerti bahwa “dunia” dalam Injil Yohanes, yang penuh dengan simbol dan tanda-tanda, selalu dipandang negatif. Mengapa demikian? “Dunia” selalu bertolak belakang dengan “Surga”. Yesus sendiri mengatakan bahwa “Aku bukan berasal dari dunia ini”, “Dunia membenci Aku”, dan lain sebagainya. Dalam Injil Yohanes, kata “dunia” lebih diartikan “duniawi”. Kata keduniawian tentulah bersifat fana, alias tidak kekal. Nah, dengan demikian, Yesus berdoa bahkan mengajak para muridnya berdoa untuk sesuatu yang “kekal” dan bukan sesuatu yang “fana” atau “duniawi”. Mengapa demikian? Karena ketika kita mati, roh meninggalkan badan. Badan menjadi busuk, roh yang masih hidup dan melayang-layang dan bersatu kembali kepada Tuhan, sang Pencipta. Jadi perlulah kita berdoa bukan hanya untuk kehidupan di dunia ini, tetapi terutama untuk kehidupan kekal di kemudian hari. Selanjutnya, perlu diingat, doa Yesus ini hanya terdapat di Injil Yohanes dan doa ini dipanjatkan Yesus sebelum Dia menderita di kayu Salib dan wafat. Dengan sangat jelas, sebelum sengsara dan wafatnya, Yesus berdoa bagi para muridnya dan bukan bagi dunia ini, ada maksud tertentu. Dia ingin, para muridnya, termasuk kita-kita sekarang ini, supaya masuk ke dalam kehidupan yang kekal bersamaNya di surga dan tidak tinggal selamanya di dunia yang fana ini. Maka dari itu, dengan sangat jelas, marilah kita berdoa meneladani Tuhan Yesus, supaya kita bisa masuk ke dalam hidup yang kekal. Juga mendoakan orang lain supaya mereka hidup bukan hanya untuk hidup di dunia ini, tetapi untuk kehidupan yang kekal di “alam sana”. Amin Diakon Vincent, MGL Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 9 8 Juni 2011 : Big Bos Campur Tangan Nikolaus Gesturi, Maria Droste-Fischering Kis 20:28-38, Mzm 68:29-30,33-35a,35b-36c, Yoh 17:11b-19 Yoh 17:18-19 Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia, dan Aku menguduskan diriKu bagi mereka,supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran. Ketika menengok kembali perjalanan kita sebagai seorang awam yang berusaha melayani Tuhan disamping pekerjaan sehari-hari.Totalitas dalam sebuah pelayanan, ataupun pekerjaan kita merupakan sebuah bentuk tanggung jawab kita kepada Tuhan. Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus, ada kalanya kita sebagai orang awam berada dalam sebuah persimpangan antara pelayanan dan pekerjaan. Injil pada hari ini yang menyampaikan perutusan Bapa kepada Putra dan perutusan kita sebagai murid Tuhan. Sungguh merupakan sebuah pergumulan yang dalam untuk memahami apa yang Tuhan kehendaki yang harus kita lakukan. Menarik diri, masuk ke hadirat Tuhan, bergaul karib dengan Tuhan, adalah merupakan suatu langkah untuk mengkoreksi kembali arah tujuan kita dalam karya perutusan. Memahami kehendak Tuhan perlu waktu untuk duduk diam mendengarkan Roh Kudus menuntun kita. Baik dalam doa pribadi dan puasa, firman Tuhan, misa harian, mendengarkan kesaksian, adorasi abadi, devosi, juga melalui nasehat dan peneguhan kemana kita harus melangkah. Melalui hal tersebut akan membawa kita kepada kebenaran dan buah-buah Roh. Apapun pergumulan anda saat ini dalam pelayanan dan perutusan dalam dunia kerja, berkeluarga, ataupun kehidupan single, masalah ekonomi, kesehatan, atau apapun itu. Ingatlah selalu bahwa Tuhan tahu segala kendala yang kita hadapi dalam karya perutusan ini Dialah “Big Bos” atas sebuah mission. Mission impossible akan menjadi possible jika Sang “Big Bos” sudah campur tangan, Disaat kita sudah mulai bingung,kehilangan arah mau kemana, Sudahkah kita bertanya kembali pada Sang “Big Bos” apa yang Dia kehendaki, bukan yang kita kehendaki? Lulu 10 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 9 Juni 2011 : Ekaristi Efrem, Yosef de Anchieta Kis 22:30, 23:6-11, Mzm 16:1-2a,5,7-8,9-10,11, Yoh 17:20-26 Yoh 17:20-22 “Aku berdoa, untuk mereka dan orang-orang yang percaya akan pemberitaan mereka, supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa, di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau.” Kalau saya boleh memberi anjuran, bacalah buku terakhir Pater Budi Kleden, SVD judulnya Di Tebing Waktu. Dalam bukunya ini, Pater Budi menjelaskan bagaimana perputaran perayaan Liturgi tahunan Gereja dari Masa Advent, Natal, Prapaskah hingga Pekan Suci sebagai ajang pemersatu yang duniawi dan yang surgawi. Secara teori mungkin kita semua sudah memahaminya. Tetapi di dalam praktek hidup sehari-hari kita, secara sadar atau tidak, seringkali memisahkan perayaan Liturgi Gereja dari aktivitas hidup sehari-hari. Kita, atau paling tidak saya sendiri, sering berpikir hal Gerejawi itu terpisah dari hal duniawi. Karena itu kalau khotbah imam mulai agak panjang dari biasanya, saya mulai gelisah melirik-lirik jam, belum lagi kalau koor mulai menyanyikan semua ayat lagu dari A-Z seakan takkan pernah ada ujungnya, doa-doa saya menjadi lebih berwarna gerutu daripada syukur. Saya pun paham sekarang, mengapa saya sering merasa bahwa Ekaristi yang terlalu, sama dengan membuang-buang waktu. Saya pun paham sekarang, mengapa banyak orang berpikir sulit sekali mencari waktu untuk berdoa. Pokoknya tidak ada waktu, jadwal pribadi semua penuh, tidak ada waktu untuk Tuhan. Ekaristi adalah titik pertemuan antara waktu surgawi and duniawi. Saya kira bukan hanya pertermuan saja, tetapi peringatan bahwa sebenarnya tidak ada pemisahan waktu duniawi dan surgawi, sebab pada dasarnya semua waktu itu milik yang empunya pembuat waktu. Waktu sejak terbitnya matahari sampai terbenamnya adalah milik Tuhan, kita hanya punya wewenang untuk memutuskan apa yang akan kita buat selama rentang waktu tersebut. Kalau percaya bahwa waktu duniawi dan surgawi itu memang terpisah, maka sikap kita terhadap Tuhan pun berbeda. Padahal Yohanes sendiri menegaskan bahwa melalui Yesus kita dan Allah Bapa adalah satu. Karena itu untuk kita pengikut Kristus, tidak ada lagi pemisahan waktu duniawi dan waktu surgawi. Hanya ada satu waktu, waktunya si-empunya pembuat waktu. Kita hanya bisa membagi-bagi waktu bukan memilah-milah mana waktu bagianku dan mana waktu untuk Tuhan. Ingatlah hanya ada satu waktu dan waktu kita hidup di dunia ini adalah perjalanan menuju persatuan dengan Tuhan. Sebagai anggota Gereja, kita yakin bahwa hidup adalah ziarah, bukan sekedar pengembaraan. Berbeda dengan pengembara yang tak tahu arah, peziarah mempunyai tempat-tempat yang akan dituju. Peziarah tidak takut akan tantangan dan sulitnya jalan menuju tempat yang dituju, malah seringkali segala tantangan dianggap berkat untuk memurnikan motivasi berziarah. Peziarah juga selalu siap dengan peta di tangan supaya tidak tersesat. Inilah fungsi Ekaristi untuk kita. Dalam Ekaristi, tujuan ziarah kita selalu di-reorientasi, sama seperti GPS yang menunjuk jalan mana yang harus ditempuh, demikian pun Ekaristi selalu membantu kita untuk sadar, bahwa dalam hidup ini, kita memulai tahapan-tahapan untuk bersatu dengan Allah kelak. Fr.Wenz Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 11 10 Juni 2011 : Menjawab PanggilanNya Hari biasa Pekan VII Paskah Kis 25:13-21, Mzm 103:1-2,11-12,19-20ab, Yoh 21:15-19 Yoh 21:19 “…Ikutlah Aku.” S.Paulus dan S.Petrus adalah dua rasul yang sangat berperan dan tidak dapat dipisahkan dari tradisi umat Kristen perdana. S. Lukas penginjil dalam Kisah Para Rasul menulis tentang perjalanan karya kedua rasul ini. Karya kerasulan mereka saling melengkapi; satu dalam tujuan misi yang mereka emban dan identitas kemartiran mereka. S.Paulus teguh bersaksi tentang apa yang ia imani, yaitu dasar dari iman Kristen: Yesus yang telah disalibkan oleh orang Yahudi, telah bangkit dan hidup di tengah kita. Keyakinan yang sangat bertentangan dengan bangsa Yahudi. Bagi mereka Yesus telah mati di salib dan namanyapun tidak perlu disebutkan lagi, sehingga mereka membenci Paulus, menganiaya dan berusaha untuk membunuhnya. Tetapi Paulus, sejak pertemuannya dengan Yesus di Damaskus dan membawa pertobatan yang ajaib, ia tidak pernah takut bersaksi tentang Yesus yang bangkit, yang ia imani dengan sungguh hingga wafat sebagai martir. S.Petrus dalam kisah Injil begitu menonjol dalam karakternya: memiliki kasih yang begitu besar kepada Tuhan, lebih besar daripada kasih kepada yang lain. Kasih yang mendorongnya untuk memberi diri berkarya penuh dalam misi kerasulan, yang diwujudkan dalam pelayanan bagi Gereja perdana, dan kesetiaan yang selalu dibaharui untuk mengikuti Tuhan sampai akhir, hingga wafat di kayu salib. “Ikutlah Aku”… panggilan dari Yesus ini mengajak kita untuk melihat hidup kekristenan kita. Apakah gunanya misi dan pelayanan yang kita hidupi bila tidak ada ketetapan hati seperti yang Yesus miliki, yaitu berjalan mendaki ke Yerusalem untuk memberikan kesaksian kasih yang total (di kayu salib)? Mari kita mohon rahmat dari Roh Kudus untuk mampu mendengarkan suara-Nya dengan rendah hati, dan menempuh jalan mengikuti Yesus menuju Yerusalem tanpa ragu; menjawab panggilan-Nya sebagai wujud kasih kepada Ia yang telah lebih dulu mengasihi kita. Sr.Benedicta, OSB 12 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 11 Juni 2011 : Pewartaan Barnabas, Rasul Kis 11:21b, 13:1-3, Mzm98:2-3ab, 3c-4,5-6, Mat 10:7-13 Mat 10:7 Pergilah dan beritakanlah ; Kerajaan Sorga sudah dekat Hari ini kita memperingati hari Santo Barnabas Rasul. Ia berasal dari Siprus, keturunan bangsa Yahudi dari suku Lewi. Nama aslinya adalah Yosef, lalu oleh para rasul ia diberi nama pengganti, “Barnabas” yang berarti Putera Penghiburan. Dikisahkan ketika terdengar berita bahwa di Antiokia sudah banyak orang bertobat dan percaya kepada Yesus, Barnabas lalu diutus kesana untuk melayani mereka. Barnabas lalu mengajarkan umat tentang Kristus yang hidup dan meneguhkan mereka dengan teladan hidupnya yang saleh. Selama berada disana, ia berhasil mempertobatkan banyak orang lagi dan selalu meminta mereka agar tetap setia kepada Tuhan. Tugas perutusan yang diterima para rasul 2000 tahun yang lalu, juga berlaku bagi kita. Yesus telah datang ke dunia ini, dengan misi agar semua orang diselamatkan. Kita sebagai anak-Nya yang telah diselamatkan, ditebus dari kedosaan kita secara cuma-cuma, diberi anugrah kehidupan, diutus pula untuk memberitakan kabar keselamatan itu dengan cuma-cuma. Pertanyaan selanjutnya yang muncul mungkin berupa, bagaimanakah saya harus mewartakan kabar gembira itu ? Haruskah saya pergi ke penjuru dunia seperti para rasul dahulu ? Kita tak perlu merencanakan yang terlalu sulit untuk kita kerjakan. Kita bisa memulai dari diri kita sendiri, dari lingkungan dimana kita berada saat ini, dalam keluarga kita, di tempat kerja kita, di sekolah kita untuk yang masih bersekolah. Kita mewartakan melalui kesaksian hidup kita sendiri, jadilah pribadi yang bercirikan orang yang telah selamatkan Tuhan, penuh sukacita, penuh perhatian, murah hati, siap menolong siapa saja yang membutuhkan, sehingga keberadaan kita membawa kebahagiaan bagi sekitar kita. Seperti teladan dari santo Barnabas Rasul, yang dengan contoh kesalehan hidupnya, mampu mempertobatkan banyak orang. Agatha Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 13 12 Juni 2011 : Damai yang penuh HARI RAYA PENTAKOSTA Kis 2:1-11, Mzm 104:1ab,24ac,29bc-30,31,34, 1Kor 12:3b-7,12-13, Yoh 20:19-23 Yohanes 20:19 “Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Minggu lalu, kita mendengarkan kisah tentang para rasul yang berkumpul bersama di suatu tempat, di mana mereka biasanya bersama Yesus untuk memecahkan roti. Hari ini kita juga telah mendengarkan berita tentang pertemuan yang dilakukan para rasul. Para rasul masih diliputi perasaan takut akan para pemimpin Yahudi. Mereka takut dan cemas kalau-kalau mereka akan ditangkap dan diperlakukan seperti Yesus. Disamping takut, merekapun masih berkabung akan Yesus yang telah pergi meninggalkan mereka. Mereka sedih, mereka juga marah akan orang-orang Yahudi itu. Namun mereka tidak bisa mengekspresikan kemarahan itu. Sebagai manusia, kita juga akan marah seperti para rasul. Kita marah kalau orang bersikap tidak adil kepada kita. Kita ingin membalas dendam kepada mereka. Namun pertanyaan buat kita, apakah pembalasan dendam itu adalah suatu sikap yang baik sebagai seorang Kristen? Ada sebuah keluarga dari Amerika, Margaret dan John bersama anak perempuan mereka, Mary. Suatu ketika, anak mereka Mary diculik lalu diperkosa. Setelah diperkosa, mereka menghabisi nyawanya lalu dibuang ke dalam selokan. Berita itu tersiar ke seluruh penjuru negri. Mendengar tersiarnya berita itu, Margaret dan John merasa malu dan marah sekali. Mereka ingin membalas dendam apa yang telah dilakukan orang-orang itu. Namun suatu malam, John dan Margaret duduk bersama di tempat doa mereka. De-ngar ari mata, mereka duduk dan memandang Yesus yang salib. Mereka tidak memohon apa-apa, hanyalah pandangan mata mereka seolah menterjemahkan hati mereka. Yesus-pun tahu isi hati mereka. Yesus merasakan sakit dan penderitaan yang mereka alami sekarang ini. Setelah sesaat, hati mereka dipenuhi Roh kedamaian dan pengampunan. Pada saat itu, mereka memutuskan untuk memaafkan orang yang telah berbuat jahat kepada anak perempuan mereka. Secara hukum mereka harus menjalani perkara ini. Tetapi di dalam hati mereka, tidak ada lagi dendam dan kebencian terhadap orang yang melakukan perbuatan jahat itu. Murud-murid Yesus mengalami suatu ketakutan yang hebat, Dan sebagai manusia, mereka juga pasti menaruh dendam kepada para pemimpin orang Yahundi, namun apa daya. Mereka tidak memiliki kekuatan yang ampuh untuk membalas dendam mereka. Namun setelah mereka menyatuhkan hati mereka di dalam doa bersama, Yesus datang di tengah-tengah mereka dan memberikan salam kepada mereka, “Damai sejahtera bagi kamu!” Demikian pula Margaret dan John, setelah mereka datang kepada Yesus yang tersalib, mereka dipenuhi damai yang penuh. Marilah kita berlari kepada Yesus yang selalu memberikan hati yang damai kepada kita. Rm.Joseph, MGL 14 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 13 Juni 2011 : Mengikuti Yesus Antonius dr Padua 2Kor 6: 1-10, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, Mat 5:38-42 Pengharapan Bapa Abraham akan kasih dan pengampunan dari Allah sangat besar. Dia terus memohon pada Tuhan meski dia tahu orang-orang di Sodom dan Gomora hanya sedikit yang baik (Abraham terus mengurangi jumlah orang yang bertobat). Itu adalah bukti Abraham mengenal Allah. Dia tahu Allah kita adalah Allah yang pemurah dan mendengarkan doa orang yang dikasihiNya. Jadi meski di mata manusia sesuatu hal tidak mungkin (di Sodom dan Gomora tidak ada atau hanya sedikit yang baik), pengharapan dan pengenalan akan karakter Allah lah yang membuat Abraham terus memohon. Dalam mengikuti Yesus, kita juga harus berpengharapan. Kita tahu bahwa menjadi pengikut Tuhan bukan hal yang mudah. Tuhan sudah berkata”Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”. Seakan-akan murid Yesus akan terlantar dan tidak pasti nasibnya. Sementara yang diajarkan dunia untuk kita kejar adalah kemapanan dan kenyamanan. Bertolak belakang dengan ayat di Matius 8 tadi. Namun pengenalan akan karakter Allah dan pengharapan akan pemeliharaanNya akan menopang kita setiap hari. Matius 6 : 31- 32 mengatakan : Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Memang, mengikuti Yesus bukan untuk mencari berkatNya saja. Kita juga dituntut untuk mampu dan mau menderita bersama Dia. Namun jangan takut dan ragu mengikuti Yesus. Kenalilah Dia dalam doa dan perenungan Kitab Suci setiap hari. Yesus akan memberi kekuatan yang kita perlukan, yang tidak dapat diberikan oleh dunia. Siska Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 15 14 Juni 2011 : Putuskan Rantai Kematian Nabi Elisa, Gerardus 2Kor 8: 1-9, Mzm 146:2,5-6,7,8-9a, Mat 5:43-48 Mat. 5:44 “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Awal bulan Mei lalu, berita kematian Osama Ben Laden begitu menggemparkan dunia. Mengapa demikian? Karena Amerika mengklaim bahwa dia adalah otak utama di dunia per-teroris-an. Yang lebih menggemparkan adalah ketika disorot di berita bahwa bangsa Amerika begitu bergembira atas kematian Osama. Yang menjadi kebanggaanku sebagai orang Katolik adalah komentar langsung dari Vatikan yang mengatakan, “Kita seharusnya tidak pernah bergembira di atas kematian seseorang (Osama).” Tentu saja Vatikan tidak mendukung teroris, tetapi Vatikan tetap menjunjung tinggi nilai sebuah KEHIDUPAN. Tidak ada seorang pun yang mempunyai hak untuk mengambil nyawa seseorang, siapapun orangnya, entah pejahat ataupun teroris. Maka dari itu, Gereja selalu menentang hukuman mati. Mengapa demikian? “Mata ganti mata, gigi ganti gigi” tidak akan menyelesaikan masalah. Yang akan ada hanyalah balas dendam dan itu akan menjadi rantai yang harus diputuskan. Rantai kematian harus dihancurkan menjadi rantai kehidupan. Menurut buku terbaru dari Fr. Ken Barker “His Name is Mercy”, masalah mungkin akan “selesai” karena orang merasa puas setelah melihat penjahat dihukum mati, teroris dibunuh dan lain sebagainya. Tapi masalah akan benar-benar selesai, rampung, tuntas kalau orang mau mengampuni dan memaafkan. Tiga tahun yang lalu, tepatnya 13 Februari 2008, untuk pertama kalinya seorang perdana menteri, yakni Kevid Rudd meminta maaf kepada warga aborigin Australia. Warga Aborigin (suku asli) Australia sudah bertahun-tahun menunggu permintaan maaf dari pemerintah Australia dengan tragedi yang dialami oleh “Stolen Generation”. Kisahnya, awal abad ke-20, banyak anak-anak aborigin yang diambil orangtuanya supaya mendapatkan kehidupan yang lebih “baik” (istilahnya civilazation), tetapi pemisahan yang terjadi membuat si anak luka batin karena tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua asli mereka. Permintaan maaf Kevin Rudd disambut baik oleh semua warga, baik aborigin maupun pendatang yang sekarang menjadi warga negara Australia. Pengampunan yang disertai doa bagi orang yang menyakiti hati kita malah akan membuat kita sembuh. Sedangkan dendam kesumat akan membuat luka kita semakin dalam. Maka dari itu, marilah kita saling mengampuni. Sederhana, tapi terkadang sulit untuk dilakukan. Diakon Vincent, MGL 16 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 15 Juni 2011 : Kebesaran Tuhan 2Kor 9: 6-11, Mzm 112:1-2,3-4,9, Mat 6:1-6,16-18 “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga…” Bila kita mau melihat kembali apa sih kewajiban dari agama tersebut? pasti akan menjawab berdoa, berpuasa dan memberi perpuluhan atau sedekah untuk orang-orang yang membutuhkan. Ini terjadi pada seorang teman saya yang bernama Fera, fera berasal dari sebuah kota besar di Indonesia merantau ke Bali dan membuat usaha semua dari nol. Fera berasal dari keluarga broken home, sejak kecil dia tidak merasakan kasih orang tua dan keluarga, dan karena itu dia harus hidup keras untuk mencukupi biaya sekolah adik-adiknya. Dan selama hidupnya dari kecil hingga remaja Fera selalu merasakan cemoohan dari keluarga yang lain karena perceraian papa dan mamanya. Hingga dia bertekat bahwa dia akan menjadi orang kaya yang punya segalanya sehingga orang lain tidak mencemooh dia terus menerus. Dari perjuangan dia yang ulet dan keras akhirnya dia bisa mempunyai perusahaan sendiri, dan akhirnya berkembang sampai ke bali. Saya mengenal Fera dari seorang teman yg memperkenalkan kami, kesan pertama saya melihat dia, orang ini kok kacau banget rambut dipotong agak pendek tapi rada ngepank dan di cat dari warna putih hingga unggu dan perokok kelas berat. Setelah beberapa waktu baru saya mengenal dia, dan ternyata dibalik semua itu dia mau belajar untuk berbagi. Dari sharing-sharing kami, dia mulai rajin berdoa dan berjanji kalau projectnya goal dia akan berbagi buat orang yang membutuhkan. Tetapi lama kelamaan saya perhatikan Fera berdoa bila ada teman-teman yang datang ke rumahnya , demikian kalau niat mau puasa selalu kelihatan lemas di depan orang, sampai saat goal projectnya dia mau memberi sumbangan ke panti asuhan sampai mengundang pengurus yayasan panti asuhan dari luar bali. Saya dan beberapa teman lain menegur dia, agar dia bisa merubah apa yang diniati dalam agama bukan hanya topeng dan kemunafikan saja. Tetapi semua itu dari hati yang tulus. Suatu hari minggu, saya mengajaknya ke rumah seorang nenek yang hidup sendiri di daerah terpencil, memang sudah beberapa bulan saya tidak mengunjungi nenek tersebut. Ternyata nenek itu sedang sakit tanpa makan dan minum, tanpa orang mengurusnya. Dan hal yang membuat dia takjub, saat kami mau pulang di dalam kesederhanaan nenek dan salib yang dipanggulnya seorang diri, nenek tersebut tiba-tiba minta mau mendoakan saya, Fera dan semua teman-teman yang ikut. Disitulah dia merasakan keajaiban,kebesaran dan kasih Tuhan. Apapun yang dilakukan bukan dengan hati semua akan sia-sia, demikian bila berdoa hanya untuk dilihat orang banyak dan bukan dengan hati Tuhan akan melihat semua itu sia-sia. Fera melihat di dalam kesederhanaan nenek itu dia berdoa dengan hati. Disinilah kita semua boleh belajar siapapun diri kita bila mau melakukan doa, berpuasa, memberi sumbangan atau apapun lakukan dengan hati biarlah Tuhan sendiri yang menghitungnya, jangan biarkan orang banyak mengetahuinya. Rina Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 17 16 Juni 2011 : Jadilah KehendakMU Lutgardis, Anicetus Koplin, Yohanes Fransiskus Regis 2Kor 11: 1-11, Mzm 111:1-2,3-4,7-8, Mat 6:7-15 Mt 6:10 “Jadilah Kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga” Doa yang berhasil guna dalam kehidupan Gereja selalu berkaitan erat dengan pembuktiannya dalam hidup berkomunitas. Doa yang berhasil tidak diukur dari seberapa banyak permintaan kita dikabulkan Tuhan, tetapi diukur oleh seberapa jauh kita bisa menerima sesama apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Memang doa merupakan cara kita berhubungan dengan Tuhan, dan mungkin dalam hubungan itu ada beberapa permohonan kita yang terkabul, puji Tuhan. Tetapi kalau permohonan kita tidak ada yang terkabul, janganlah berhenti berdoa, sebab doa pada dasarnya adalah upaya kita memahami karya Allah dalam hidup kita. Doa bukanlah usaha kita menerangkan segala kebutuhan-kebutuhan kita secara terperinci supaya dikabulkan. Kalau doa-doa kita masih pada taraf yang demikian, berarti kita tidak berkembang dalam iman. Kita masih seperti anak-anak yang hanya bisa meminta dan merajuk kalau permintaan kita tidak dikabulkan. Doa Bapa Kami adalah contoh doa orang yang telah dewasa dalam iman. Isinya tidak berupa tuntutan ini itu, tetapi lebih berupa doa syukur dan pengakuan akan karya Allah dalam hidup kita sehari-hari. Pengakuan dan syukur ini kemudian dibuktikan dalam bentuk saling mengampuni dan menerima satu sama lain apa adanya. Tidak berarti kita bersikap kompromistis terhadap dosa, kita memohon untuk dilepaskan dari gangguan si jahat. Kita tidak berdoa untuk dilepaskan dari sesama, tetapi kita dipanggil untuk bersama-sama menjadi saksi kemuliaan Allah di bumi seperti di dalam surga. Apa itu kemuliaan Allah? Kemuliaan Allah bukan semata-mata mukjizat atau penampakan-penampakan. Ingatlah kisah Elia, Allah tidak lagi setara dengan gempa, api, halilintar atau angin topan. Allah hadir bahkan dalam semilir angina yang memanjakan kulit. Allah itu hadir dalam hidup harian kita. Kita berdoa agar diberi rahmat untuk selalu menyadari kehadiran Allah di dalam hidup kita sehari-hari, melalui sesama dan tentunya alam semesta. Ketika Anda bangun di pagi hari, ajarlah tubuh kita untuk peka. Rasakan air dingin yang menyentuh kulit. Rasakan kehangatan pakaian yang kita pakai, atau bahkan wangi deodorant yang kita gunakan. Nikmati dengan sungguh, ketika menyeruput teh atau kopi kesayangan waktu sarapan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kita berdoa agar diberi rahmat untuk mampu mengecap sedapnya Tuhan dalam pengalaman hidup kita yang paling pahit. Fr.Wenz 18 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 17 Juni 2011 : Mata kita tertuju pada Tuhan 2Kor 11:18,21b-30, Mzm 34:2-3,4-5,6-7, Mat 6:19-23 Mat 6:20 “Kumpulkan bagimu harta di surga….” Merenungkan sabda Tuhan hari ini, kita dihadapkan pada pilihan antara surga dan dunia, antara terang dan kegelapan. Kita harus memilih salah satu diantara keduanya. Untuk membantu kita, Yesus mengundang kita untuk menyelidiki isi hati dan arah pandangan mata kita, yaitu kecenderungan dan keinginan hati kita. Hati dalam konteks biblis (bahasa Injil) menggambarkan keseluruhan pribadi seseorang: kehidupan rohani, karakter, perbuatan dan ke-aku-annya. Hati adalah anggota tubuh dimana di dalamnya manusia memposisikan dirinya di hadapan Sabda dan karya Tuhan, dalam iman dan kepastian. Bila manusia menerima Sabda Tuhan, ia akan melekat pada-Nya, meletakkan keyakinannya pada surga dan bukan di bumi dan membuatnya siap untuk melayani Tuhan dan sesama. Dengan pola yang sama kita dapat merefleksikan tentang mata. Pemazmur menyanyikan ‘mata kita tertuju pada Tuhan, karena Ia adalah kebebasan dan pertolongan bagi kita’ (Sal 123:1.2; 26:3). Kitab yang lain menyebutkan tentang mata yang jahat, gambaran dari manusia yang iri hati dan kikir (Sir 14:9-10). Maka mata adalah alat untuk memilih. Bila memilih yang baik, maka individu itu akan menjadi baik, sederhana dan bersinar. Bila memilih yang jahat, maka jadilah ia orang yang jahat, dan si jahat berasal dari kegelapan, tidak mungkin dapat memilih jalan yang benar. Kita telah mendengarkan pengajaran Yesus sebagai guru. Ia telah memberikan tujuan yang sangat ideal untuk kita capai: menjadi sempurna seperti Bapa di surga. Hari ini kita diundang untuk mengatakan pada-Nya apakah kita mau menerima ajaran-Nya ini atau tidak; apakah kita ingin membiarkan diri kita dipenuhi dengan cahaya yang membebaskan yang berasal dari sabda-Nya, atau lebih senang terus berdiam dalam kegelapan. Kita tidak bisa bersikap masa bodoh: tentukanlah jawaban kita. Sr.Benedicta, OSB Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 19 18 Juni 2011 : Jangan Kuatir 2Kor 12: 1-10, Mzm 34:8-9,10-11,12-13, Mat 6:24-34 Mat 6:25 “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Ada sebuah cerita dari negeri seberang. Seorang kakek tua hidup sendirian di tengah padang belantara. Hari hari hidupnya selalu diwarnai dengan canda ceria tanpa ada sedikit rasa kuatir dan cemas akan makanan atau pakaian yang dikenakan. Saking begitu gembiranya dalam mengarungi titian hidup, namanya pun menjadi terkenal di seluruh negeri itu. Suatu ketika Raja mengundang Xaphon - begitulah ia sering dipanggil- untuk memberikan sebuah wejangan kepada isteri Raja yang selalu murung dan kurang bahagia dengan kehidupan istana sekalipun dia dilayani oleh para dayang siang dan malam. Melihat keadaan itu, Xaphon mengundang dia untuk melihat kelincahan ikan ikan di aquarium di dekat tempat jamuan makan. Apa yang terjadi? Tanya Xaphon. Isteri raja malah bengong melihat gelagat Xaphon yang kurang memahami perasaan hatinya. Lihatlah ikan ikan itu. Katanya. Mereka tahu dan mengerti bahwa mereka berada dalam air. Mereka bergerak ke sana dan ke mari bukan mencari air tapi menikmati air. Mendengar wejangan singkat itu, sang isteri akhirnya sadar untuk menikmati kehidupan di istana tanpa harus mencari sesuatu yang belum ia punyai tapi menikmati apa yang ia miliki. Hari ini dalam injil Matius, Yesus memperingati kita para muridNya untuk tahu menikmati hidup dan tidak terlarut dalam kecemasan hidup. Karena Hidup itu indah dan mesti dinikmati. Namun ia mesti dinikmati dalam “roh yang benar” yang tidak memperbudak jiwa. Menikmati hidup adalah juga sebuah doa yang indah yang mesti dilantunkan dalam gemah keagungan pencipta. Yesus memahami betul kondisi jiwa manusia sehingga ia mengundang setiap orang Kristen untuk tahu bersyukur akan kehidupan yang dianugerahkan Allah. Pandanglah burung burung di udara terbang menikmati hidup tanpa hanyut dalam kekuatiran. Allah memahami kesulitan hidup kita. Jadilah seperti ikan dalam cerita di atas yang mampu menikmati apa yang ia miliki dan bukan mencari apa yang belum ia miliki. Madahkan hidupmu kepada Allah, karena Dialah penyelanggara kehidupan. Pertanyaan refleksi Apakah anda sungguh menikmati hidup yang dianugerahkan kepada anda? Bagaimana saya mengatasi rasa kuatir saya? Fr. Matheus, MGL 20 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 19 Juni 2011 : Api Cinta Roh Allah HARI RAYA TRI TUNGGAL MAHAKUDUS Kel 34:4b-6,8-9, MT Dan 3:52,53,54,55,56, 2Kor 13 :11-13, Yoh 3:16-18 Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal…” Kita percaya bahwa Allah kita hanya satu dan Tiga Pribadi; Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Karena itu hari ini Gereja Katolik sedunia merayakan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus. Pada suatu ketika aku ditanya oleh seorang anak muda di parokiku. “Romo, aku tahu dan percaya akan satu Allah dan tiga pribadi. Namun, coba jelaskan bagaimana hubungan antara ketiga pribadi itu? Aku lalu berpikir, bagaimana aku harus menjelaskan hal itu kepada anak muda itu. Aku memberikan contoh suatu hubungan cinta antara seorang pemuda dan seorang pemudi. Seorang pemudi mencintai pemuda itu karena perasaan cinta yang menjembatani mereka. Ini sama halnya dengan relasi antara Bapa, Putera dan Roh Kudus. Seorang mistikus asal Jerman, Meister Eckhart mengatakan, “Ketika Allah menertawakan jiwa, jiwapun balik menertawakan Allah sebagai balasannya. Demikian pula ketika Allah Bapa menertawakan Allah Putera, Allah Putera menertawakan Allah Bapa sebagai balasannya. Ketika keduanya saling menertawakan, timbullah sesuatu perasaan di dalam hati; dimana kesenangan memberikan kebahagiaan dan kebahagiaan memberikan perasaan cinta. Cinta itu adalah Roh Kudus.” Allah Tritunggal adalah Allah yang selalu berada di dalam suatu relasi yang khusus dan penting. Trinitas juga dimengerti dalam beberapa istilah seperti, Yang mencinta, Yang dicinta dan Cinta itu sendiri. Allahyang mencinta, memberikan CintaNya kepada Yang Dicinta. Dan dengan penuh kebebasan Yang dicinta memberikan suatu balasan cinta. Roh Kudus adalah pribadi ketiga yang mempersatukan hubungan antara Bapa dan Putera. Ketika Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada para rasul, Dia menjanjikan agar Roh itu selalu tinggal di dalam hati mereka. Dia menjanjikan agar cinta antara Bapa dan Anak selalu tinggal di dalam hati mereka. Yesus menginginkan agar para murid selalu hidup dalam cinta-roh yang menyelamatkan dan roh yang membawakan hidup baru. Pada hari kita merayakan hari khusus ini, kita diundang untuk merenung kembali cinta Allah kepada kita. Allah menjanjikan kita suatu hidup yang baru di dalam namaNya. Dan hidup baru itu akan datang dari dan di dalam anakNya sendiri. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Marilah kita membuka hati kita untuk menerima semangat dan api cinta Roh Allah di dalam hidup kita. Rm.Joseph Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 21 20 Juni 2011 : Menilai Orang Lain Kej 12:1-9, Mzm 33:12-13,18-19,20,22, Mat 7:1-5 Mat 7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? A : Saudaraku, coba sebutkan 5 kelebihan Anda! B : Orang bilang saya manis karena punya lesung pipi, saya pintar karena lulus cum laude, berjiwa pemimpin, penyayang, dan sabar A : Wah, percaya diri sekali ya Anda, baiklah sekarang tolong sebutkan 3 kekurangan Anda! B : Hmm.. sebentar.. emmm.. Saya kadang – kadang pelupa, lalu… eummm .. boros juga sih,tapi kan saya giat bekerja mencari uang, terus apa ya.. mungkin pemarah, tapi itu juga kalau masalahnya sudah diluar batas kesabaran A : Menurut Anda bagaimana sifat saudara C? B : Oh.. dia sih orangnya agak tertutup, kurang mau membaur sama orang lain,sepertinya terlalu menikmati dunianya sendiri, saya dengar juga dia itu pilih – pilih teman, maunya cuma sama yang kaya saja, bla bla bla bla….. A : Wah, lancar sekali Anda menjawab pertanyaan barusan, Anda sangat mengenal saudara C ya? B : Nggak juga sih, yah sebatas tahu saja, tapi kata orang lain memang begitu sifatnya dia. A : oalahh.. weleh weleh weleh.. Pernahkah kita seperti si B? Atau malah sering? Merasa diri kita lebih baik dari orang lain sehingga tidak menyadari bahwa kita pun manusia yang penuh dosa dan kekurangan. Tidak berusaha mengenal teman maupun saudara seiman kita terlebih dahulu, malah langsung menangkap mentah – mentah informasi yang belum jelas kebenarannya (baca:gosip). Malu atuh Saudara, Tuhan Yesus saja yang tidak berdosa, tidak mau menghakimi wanita yang berzinah, malah menyuruh ahli – ahli taurat yang merasa tidak pernah berdosa untuk melemparkan batu yang pertama kepada wanita yang berzinah tersebut. Kita bukan ahli–ahli taurat itu kan? Maka janganlah menghakimi,apalagi saudaramu sendiri. Jika dia atau mereka tidak pas sesuai standar ke”sreg”an hati kita, ya sudah jangan dipaksakan biar “sreg”. Tapi justru doakan yang terbaik untuk hidup mereka. Kita semua ini manusia berdosa, kalau tidak Yesus tidak akan bersedia disalib untuk menebus kita. Jadi sesama orang berdosa, yuk saling mendoakan supaya semakin hari kita bisa semakin serupa Dia, menjadi anak – anakNya yang menyadari segala kesalahan dan dosa kita sebelum kita berani menilai dan menghakimi orang lain. Maia 22 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 21 Juni 2011 : Pengorbanan Aloisius Gonzaga, Louis Chauvet Kej 13:2,5-18, Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5, Mat 7:6,12-14 Mat. 7:14 “Karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan dan sedikit orang yang mendapatinya....” Di musim kering (dry season), Mindil Beach Market menjadi salah satu obyek wisata di Darwin dimana orang berdesak-desakan di pasar tradisional yang hanya dibuka pada hari Kamis dan Minggu saja. Disamping itu, sangat sulit mencari parkir karena terlalu banyaknya pengunjung yang ingin datang ke pasar rakyat tersebut. Apa yang menjadi daya tarik sehingga warga Darwin dan sekitarnya datang berbondong-bondong ke tempat wisata tersebut? Banyak! Makanan dari berbagai negara yang murah meriah, tempat yang santai sambil menikmati sunset (matahari terbenam) di tepi pantai, banyak atraksi seperti musik dan tarian, pernak-pernik, dan lain se-bagainya. Orang bilang, “Ini baru yang namanya HIDUP” sehingga rela berdesakdesakan, bersenggol-senggolan, apalagi kalo tiba-tiba ada artis yang datang, wah bisa sampai sikut-sikutan. Injil hari ini mengajak kita untuk merenung kembali bahwa menuju kehidupan kekal, jalannya tidak mudah tetapi sempit dan sesak. Mengapa demikian? Karena banyak orang yang ingin memperoleh kehidupan kekal yang abadi di surga. Semakin banyak yang pengen, semakin susahlah untuk masuk ke dalamnya karena pintu yang sempit dan sesak. Dilihat dari cerita diatas, banyak yang harus berkorban, seperti memarkir mobilnya sejauh satu kilometer dari Mindil Market, karena kalau sembarangan parkir akan mudah kena denda yang biayanya mahal. Selain itu, berkorban waktu untuk datang lebih dulu supaya mendapatkan tempat yang nyampan dan strategis untuk melihat keindahan sunset. Pengorbanan seperti itu hendaknya juga diteruskan dalam kehidupan sehari-hari. Ingin mendapatkan kehidupan yang kekal kelak di surga, harus dari sekarang memulainya. Kata orang, “bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian”. Jadi kalau kita mengalami banyak pencobaan, menderita karena iman kita, jangan khawatir. Tuhan Yesus akan melihat segala pengorbanan yang disertai cinta kasih kita. Beranikah kita berkorban dari hal-hal yang kecil? Diakon Vincent, MGL Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 23 22 Juni 2011 : PerbuatanNya sungguh Ajaib Paulinus Nola, Yohanes Fisher, Thomas More, Yulia Billiart Kej 15:1-12,17-18, Mzm 105:1-2,3-4,6-7,8-9, Mat 7:15-20 Mzm:105:2 “Bernyanyilah bagiNya bermazmurlah bagiNya, percakapkanlah segala perbuatanNya yang ajaib” Perjalanan bersama Tuhan adalah sebuah kisah yang unik bagi saya. Ketika kita membuka hati, bertolak ke tempat yang lebih dalam, masuk kedalam pengalaman baru bersama Dia. Kasih yang kita terima dari Tuhanlah yang menuntun kita untuk terbuka untuk mengasihi orang lain, jauh dari kebiasaan kita sebelumnya. Sewaktu mengantar Jenny bulan Februari yang lalu ke airport sebelum dia pulang ke Perancis saya sempat sedih, terutama sehari sebelum hari kepulangannya. Teringat kembali waktu kita pergi ke gereja dan berdoa khusus supaya dia mendapatkan pekerjaan yang baru. Perasaan haru bercampur geli, ketika kami baru turun dari motor, rambut saya agak berantakan lalu saya mulai menyisir rambut, dia bilang Lulu kamu harus menyisir rambut dan cantik soalnya mau ke Gereja, kalau aku nyisir rambut dan cantik kalau mau ke Night Club soalnya itu Gerejaku..spontan aja saya ketawa...Lucu memang. Tapi jangan pernah membatasi karya Roh Kudus, dengan kata-kata Jenny yang usil tadi, Dia Roh Kudus yang melembutkan hati Jenny untuk mau menerima berkat dan didoakan secara khusus oleh Romo Hadi setelah English Mass. Akhirnya setelah 6 bulan menunggu, dan membuatnya berputus asa tapi akhirnya dia mendapatkan pekerjaan di W Hotel di Doha,Qatar Saudi Arabia. Saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus, pengalaman sederhana ini adalah sebagian kecil dari sharing iman akan kasih Tuhan.Seperti yang disampaikan oleh pemazmur “Bernyanyilah bagiNya, bermazmurlah bagiNya, percakapkanlah segala perbuatanNya yang ajaib” apa yang diterima oleh orang-orang yang kita sayangi adalah merupakan suatu kebahagiaan pula bagi kita, dimana Tuhan telah memakai kita sebagai perpanjangan kasihNya dimana Tuhan telah melakukan perbuatan ajaib yang ingin Dia nyatakan dalam hidup kita. Saat ini apapun yang sedang kita alami, saat menunggu jawaban doa yang tak kunjung datang, sekali lagi janganlah menyerah dan tawar hati,ingat selalu kasihNya ingat kebaikanNya. Jangan pernah berhenti mengucap syukur, karena akan tiba waktunya Tuhan melakukan perbuatan yang ajaib bagi kita. Jika Tuhan telah membuka pintu tidak ada satupun yang dapat menutupnya. Selamat mengalami pengalaman iman bersama Dia. Lulu 24 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 23 Juni 2011 : Dasar Yang Kuat Yosephus Cafasso Kej 16:1-12,15-16, Mzm 106:1-2,3-4a,4b-5, Mat 7:21-29 Mt 7:21 “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” Dalam Injil Matius, perumpamaan dua macam dasar ditempatkan sebagai kesimpulan akhir dari Khotbah di Bukit (Mat 5-7). Khotbah di Bukit berisi kumpulan ajaran Yesus kepada para pengikut-Nya yang mungkin juga bisa disamakan dengan undang-undang dasar Kristiani. Khotbah di bukit diawali dengan penjelasan delapan ciri-ciri pengikut Kristus, dan diikuti dengan bagaimana pengikut Kristus menghidupi ciri-ciri bahagia itu dalam hidup sehari-hari. Yesus kemudian menegaskan, kalau semua ini diikuti dengan sungguh-sungguh maka itu sudah cukup untuk seorang pengikut Kristus agar bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Inilah dasar yang kuat untuk hidup, yaitu menyadari identitas kita sebagai pengikut Kristus yang selalu bahagia dan penuh syukur bahkan ketika menghadapi saat-saat paling berat dalam hidup. Sebagai pengikut Kristus, kita tidak diajarkan untuk melihat kemiskinan, kelaparan dan ketidakadilan sosial sebagai ganjaran Tuhan. Kita dipanggil untuk tidak menjadikan kemiskinan, kelaparan dan ketidakadilan sosial sebagai alasan untuk tidak percaya pada Tuhan. Kalau kita masih berlaku demikian, maka sekali lagi, iman kita masih dalam taraf iman anak-anak. Kita dipanggil untuk selalu melihat Tuhan dan karena itu senantiasa bersyukur dalam situasi apa pun. Ini memang sulit, karena kita diajak untuk hidup melawan arus. Orang bisa saja salah paham dan menganggap kita semua gila, tetapi kalau kita bisa menunjukkan rasa syukur dan bahagia yang murni dari hati, karena Tuhan ada di pihak kita, maka bukan tidak mungkin akan semakin banyak orang yang akan tertarik untuk mengikuti Kristus. Bertolak dari delapan sabda bahagia dalam Injil Matius ini, maka pengikut Kristus itu bisa dipastikan sebagai orang yang selalu bahagia, selalu tenang, tidak cepat putus asa dan ulet. Kalau mau dibandingkan, pengikut Kristus itu sama dengan korps pasukan elite di tiap-tiap angkatan bersenjata di Indonesia. Latihan yang mereka jalani sangat keras, seringkali mereka dipaksa bernyanyi-nyanyi walaupun sudah lelah setengah mati. Mereka kelihatan bangga dan menikmati semua tahap latihan yang berat. Tidak ada yang protes, sebab mereka percaya bahwa pendidikan dasar yang kelihatan berat dan menyiksa akan menjadikan mereka sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dalam pertempuran darat, laut dan udara. Inilah pembuktian betapa pentingnya dasar yang kuat. Kalau kita mau menjadi pengikut Kristus yang sejati, maka tidak ada jalan lain selain menghayati sungguh-sungguh ajaran-ajaran dalam Khotbah di Bukit (Mat 5-7). Sebab bukan orang yang berteriak-teriak Tuhan Tuhan yang akan masuk Kerajaan Sorga, tetapi yang mendengarkan ajaran-Nya dan menghidupi ajaran-ajaran tersebut yang akan masuk dalam Kerajaan Sorga (Mat 7:21). Fr.Wenz Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 25 24 Juni 2011 : Biarlah IA semakin besar HARI RAYA KELAHIRAN St. YOHANES PEMBAPTIS Yes 49:1-6, Mzm 139:1-3,13-14ab,14c-15, Kis 13:22-26, Luk 1:57-66,80 Kis 13:25 Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nyapun aku tidak layak. Tidak terasa sudah hampir 15 tahun saya melayani Tuhan sejak 1996 awal. Saya jadi ingat saat di awal-awal pelayanan. Saat bermain musik atau menjadi song leader, ketika ada orang mengatakan “Wah suaramu bagus lho.” Ketika itu rasanya seperti terbang ke angkasa ke langit ke tujuh (dengan kepak sayap bulu angsa di belakang punggung). Dalam hati ingin rasanya berkata “Siapa dulu dong.. Saya gitu, loh!” Atau saat ada yang mengatakan “Wah main keyboardnya bagus yach.” Ingin rasanya bilang “Siapa dulu dong... Saya gitu loh !!” Tanpa sadar saya waktu itu jadi GE-ER sendiri dan lupa bahwa Tuhan yang memberikan semuanya itu. Bacaan hari ini kita melihat Yohanes Pembaptis yang sungguh menjadi teladan akan kerendahan hati. Bisa saja ia mengaku “Siapa dulu dong... Saya Mesias gitu loh..” Atau bisa jadi ia berkata “Ini aku lho yang paling hebat..” Tapi ia tak mengaku demikian. Bahkan ia mengatakan “Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Sungguh luar biasa betapa rendah hatinya Yohanes. Sahabatku, ada banyak hal yang mungkin membuat kita ‘terlena’ saat dipuji oleh orang lain ... Ada banyak hal membuat kita merasa bahwa aku yang bisa dan bukan Tuhan yang memampukanku ... Ada banyak hal mungkin kita merasa “Siapa dulu dong.. SAYA gitu loh!!” Ada banyak hal dimana kita minta untuk dihargai dan dipuji oleh orang lain ... Ada banyak hal yang seringkali kita kecewa kalau jasa atau pelayanan kita terlupakan sehingga tak ada satupun yang mengucapkan ‘terimakasih’ Tapi ingatlah “Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Kita hanya seorang hamba dan kita mau belajar menjadi hamba yang setia. Biarlah IA semakin besar dan kita semakin kecil. Biarlah NAMANYA semakin besar dan nama kita semakin kecil. Sehingga pada akhirnya kita bisa berkata “Ah bukan saya yang bisa.. tapi karena TUHAN gitu loh!!” (yovie) 26 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 25 Juni 2011 : Tak Ada Yang Mustahil Bagi Tuhan Kej 18:1-15, Mzm MT Luk 1:46-47,48-49,50,53, Mat 8:5-17 Kej 18 : 14 Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk Tuhan ? Beberapa tahun lalu saya berkesempatan untuk tinggal bersama dengan sebuah keluarga yang memiliki seorang putra, sebut saja namanya Andy. Andy memiliki kebiasaan merokok yang selain membuat seisi rumah merasa terganggung dengan asapnya, juga mengkhawatirkan kesehatan Andy. Papanya hampir tiap hari menegur Andy untuk menghentikan rokoknya. Namun tidak mempan. Andy terus merokok dan papanya terus menegur dia. Suatu hari sang ibu yang selama ini gak banyak ngomong, berbicara dengan sang bapak, “ Sudahlah Pak, daripada kamu terus memarahi Andy dan tanpa hasil, lebih baik kita doakan anak kita agar bisa berhenti dari rokoknya, kita mohon belas kasihan dari Tuhan bagi anak kita”. Kuasa doa sungguh nyata, setelah beberapa waktu berlalu, asap rokok tak lagi memenuhi seisi rumah, Andy berhenti merokok. Saat ditanya oleh ibunya, mengapa bisa tiba-tiba berhenti merokok, Andy berkisah, ketika sedang membersihkan kamarnya, dia lalu membersihkan bingkai foto yang tergantung di dinding, saat dia menurunkan bingkai tsb, dia perhatikan, dinding yang berada di balik bingkai itu bersih dan putih di bandingkan area di luar bingkai, yang cenderung kecoklatan karena tercemar asap rokok yang dihembuskannya tiap kali dia merokok dalam kamar. Andy lalu tersadarkan dan merasa takut sendiri, dinding itu saja bisa coklat begitu, bagaimana dengan paruparu saya ? Bacaan hari ini menguatkan kita bahwa tak ada sesuatu pun yang mustahil bagi Tuhan. Abraham dan Sara yang telah lanjut usia, diberi karunia seorang putra. Sang perwira dari Kapernaum mendapatkan anugrah kesembuhan bagi hambanya. Kita pun diharapkan memiliki iman yang sama seperti sang perwira dan Abraham. Iman yang percaya sungguh pada Tuhan dan hanya mengandalkan Dia sebagai pemilik kehidupan kita. Agatha Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 27 26 Juni 2011 : Roti yang hidup HARI RAYA TUBUH & DARAH KRISTUS Ul 8:2-3,14b-16a, Mzm 147:12-13,14-15,19-20, 1Kor 10:16-17, Yoh 6:51-58 Yoh 6:51 “… dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Hari ini kita memperingati suatu hari yang khusus dan istimewa. Ini adalah hari di mana kita mengingat dan merenungkan peristiwa ketika Allah berkenan melimpahkan rahmat CintaNya kepada kita. Allah melimpahkan CintaNya dengan membiarkan Anak TunggalNya, Yesus Kristus mati demi dosa dan salah kita. Hari ini adalah hari di mana Yesus memberikan seluruh hidupNya kepada kita orang berdosa. Di dalam Injill kita mendengarkan perkataan Yesus sendiri tentang diriNya (roti) yang adalah hidup bagi kita. Yesus mengatakan, “… roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Ku-berikan untuk hidup dunia. Dalam hidup kita sehari-hari, kita diliputi oleh perasaan cemas dan ragu akan hari esok. Kita mencemaskan akan apa yang akan kita makan di hari esok. Aku pernah membagikan pengalaman dengan seorang Ibu yang menyekolahkan anaknya di luar negri. Ibu itu selalu saya menelpon anaknya itu untuk tahu apa anaknya baik-baik. Dia selalu bertanya tentang persediaan makanan anaknya itu. Mendengar cerita itu, aku sejenak merefleksikan hidupku sendiri. Aku sering dan mungkin banyak kali mencemaskan sesuatu, terlebih camas akan apa yang akan aku peroleh di hari esok. Setelah beberapa minggu kemudian aku membagikan pengalaman ku dengan Pembimbing Rohaniku. Dia mengajurkan kau untuk selalu beriman kepada Tuhan dan menyerahkan seluruh hidupku kepada Tuhan. Selanjutnya dia mengatakan, “Beriman itu bukan berarti keinginan untuk mengetahui apa yang akan dibawa hari esok. Tetapi, beriman berarti keinginan untuk mengetahui siapa yang akan membawakan hari esok.” Dia melanjutkan bahwa “Siapa” itu adalah Allah sendiri. Allah sendiri yang akan membawakan hidup kepada kita. Di dalam perayaan Ekaristi, kita melihat, menerima dan menyambut roti yang telah diberkati dan yang adalah “tubuh, daging dan darahnya” sendiri.Tubuh, daging dan darahnya itulah yang akan membawakan hidup yang abadi kepada dunia, kepada kita manusia. Marilah kita menyiapkan hati kita untuk menyambut Yesus yang datang dan membawakan hidup di dalam hati kita. Rm.Joseph 28 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 27 Juni 2011 : Aku Percaya Sirillus dr Aleksandria Kej 18:16-33, Mzm 103:1-2,3-4,8-9,10-11, Mat 8:18-22 Matius 8 : 22 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka” Ketika saya memutuskan untuk menjadi sukarelawan di Tajikistan, banyak keraguan yang datang. Bagaimana dengan bisnis saya? Bagaimana dengan rumah saya? Bagaimana dengan Bimbo & Nero, anjing kesayangan saya? Siapa yang akan menjaga mereka ? Saya juga ragu, apa yang akan terjadi setelah saya pulang dari Tajikistan. Apakah bisnis saya akan bertahan selama ditinggal 2 tahun? Apakah saya akan masih memiliki teman teman yang sama. Bagaimana dengan makam Simon yang selama ini saya urus setiap bulannya. Siapa yang akan menjaga dan membersihkan makamnya ketika saya pergi? Apakah makamnya akan dipenuhi ilalang ketika saya pulang nanti? Kita memang selalu hidup dalam keraguan, dalam ketakutan masa depan, juga dalam kenangan masa lalu. Seorang sahabat bilang, hidup kita hari ini dibentuk dari masa lalu, jadi jangan melupakan masa lalu. Setuju sekali. Tapi seringkali masa lalu juga yang membuat kita ragu ragu untuk melangkah. Injil hari ini mengisahkan seorang ahli Taurat yang ingin mengikuti jejak Yesus, kemanapun Yesus pergi. Tapi Yesus berkata “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Yesus, Anak Manusia, tidak memiliki ‘rumah’, dia tidak menetap di satu tempat. Dia berkeliling mewartakan kebaikan. Seorang murid Yesus setuju untuk mengikuti Yesus, tapi berkata,”Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.” Ia memiliki keraguan dan ketakutan akan apa yang terjadi pada ayahnya. Dia merasa memiliki tanggung jawab untuk menguburkan ayahnya, sebelum dia pergi. Tidak percayakah dia bahwa Allah akan mengurus semuanya menjadi baik? Injil hari ini menampar perasaaan saya. Ya, saya tidak lebih baik dari murid Yesus tersebut. Saya masih memiliki keraguan atas kuasaNya, saya tidak 100% percaya bahwa Ia akan mengurus semuanya menjadi baik. Hari ini, sudah 3 bulan saya berada di Tajikistan. Banyak kesukaan yang saya dapatkan, saya tidak menyesal untuk meninggalkan ‘kenyamanan’ saya di Bali. Persoalan mulai datang di bulan ke tiga, keraguan itu pun muncul lagi. Proyek yang sedang saya tangani ditunda, partner organisasi tempat saya bekerja kemungkinan besar akan ditutup karena tidak lagi mendapatkan dana dari donor. Saya masih menunggu untuk mendapatkan penempatan kerja di organisasi yang baru, yang belum tahu di mana dan pekerjaan seperti apa. Saya menjadi ‘pengangguran’ di negri orang. Tapi saya tahu, Tuhan Yesus menjaga saya, Dia tidak akan membiarkan saya hidup dalam kesusahan. Saya tidak lagi perlu merasa ragu. Tidak sedetikpun. Amin. Jeff Kristianto VSO volunteer untuk Tajikistan www.vso.org.uk Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 29 28 Juni 2011 : Kurang Percaya Ireneus Kej 19:15-29, Mzm 26:2-3,9-10,11-12, Mat 8:23-27 Mat 8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” Seringkali kita mendengar seruan kekhawatiran dari orang-orang disekeliling kita atau mungkin dari kita sendiri, misalnya seperti ini, “Waduh, matilah kita sekarang!” atau “Habislah sudah…” atau “Wah kalau begini keadaannya tidak akan bisa diperbaiki lagi, tidak ada harapan lagi” Ungkapan-ungkapan yang senada dengan yang kita baca dalam injil hari ini “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” Tanpa kita sadari, dengan ungkapan itu, kita sudah membayangkan sesuatu yang buruk akan terjadi. Dan tanpa sadar pula kita menjadi orang yang kurang percaya pada Yesus. Padahal dalam Yesus kita selalu punya harapan. Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu bahkan yang mustahil sekalipun. AdaKesaksian dari sepasang suami istri yang mengalami masalah dalam rumah tangganya. Sang suami tergoda oleh wanita lain. Sang istri sudah melakukan berbagai macam cara untuk mempertahankan keluarga mereka. Tetapi hasilnya tidak ada. Seperti tidak ada harapan lagi, keluarganya akan hancur. Ditengah keputusasaan sang istri bertemu dengan seorang teman yang kemudian mengajaknya bergabung dalam persekutuan doa. Teman-teman mendoakan dan memberi nasehat untuk terus mendoakan suaminya. Sang istri sangat tekun berdoa dan percaya Tuhan akan memulihkan keluarganya. Sampai suatu saat tanpa sengaja sang suamipun datang ke persekutuan doa yang sama karena mengalami masalah dengan WIL nya. Sangat mengejutkan dan sepertinya tidak mungkin terjadi, tapi Tuhan bekerja dan memulihkan keluarga mereka. Masalah-masalah yang kita hadapi dalam kehidupan kita, ada yang ringan, ada yang berat sampai rasanya tidak ada harapan lagi. Terkadang masalah itu membuat kita takut, kawatir sampai kita lupa bahwa dalam Tuhan selalu ada harapan. Dalam setiap masalah yang kita hadapi, kita percaya bahwa Tuhan telah menempatkan rencanaNya yang indah. Atau Tuhan mau memurnikan hati kita agar kita kembali ingat dan berserah padaNya. Marilah kita belajar untuk selalu percaya padaNya, buang semua kekawatiran dalam hidup ….karena kita punya Dia, Tuhan Harapan kita… Nathasa 30 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 29 Juni 2011 : Siapakah Yesus HARI RAYA St. PETRUS & St. PAULUS, RASUL Kis 12:1-11, Mzm 34:2-3,4-5,6-7,8-9, 2Tim 4:6-8,17-18, Mat 16:16 ….“Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” Mat 16:13-19 Sahabat-sahabatku…. Dizaman 2000 tahun yang lalu, orang-orang Yahudi menciptakan persepsi sendiri tentang pribadi Yesus. Persepsi mereka itu muncul dilatarbelakangi oleh apa yang telah dilakukan Yesus bagi mereka. Baik dari mukjizat yang dilakukan Yesus maupun kotbahNya yang sungguh sangat menakjubkan bagi mereka. Sehingga muncul polemik tentang eksistensi Yesus di tengah-tengah mereka. Namun, Yesus tidak mempersoalkan apa kata orang-orang Yahudi tentang diri-Nya. Untuk menjawab semua polemik yang beredar di tengah masyarakat Yahudi, Yesus secara pribadi bertanya kepada muridmurid-Nya: “Apa katamu, siapakah Aku ini?”. Dengan bangga dan dengan penuh kuasa Roh Kudus, Simon Petrus mengakui bahwa “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” Mat 16:15-16. Sebuah pengakuan yang sangat mutlak yang membanggakan serta menggegerkan hati Yesus. Sehingga Simon Petrus diberi posisi yang sangat istimewa dan terhormat dari para Rasul lain, baik semasa hidupnya di dunia ini maupun dalam kerajaan Surga. Kata Yesus kepada Petrus, “Aku berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga” Mat 16:18-19b. Ini merupakan jaminan nyata bila dengan antusias mengakui Yesus sebagai Mesias, Putra Allah. Sahabat-sahabatku…. Pada saat, jam, menit dan detik ini, pertanyaan yang sama itu pula diajukan kepada kita, “Siapakah Yesus bagi kita? Siapkah Yesus bagimu? Siapakah bagi mereka? Dan Siapakah Yesus bagiku?”. Disini Yesus mengharapkan pengakuan dari mulut kita yang sangat pribadi yang diungkapkan dari hati nurani kita, siapa Yesus bagiku. Sehingga bukan karena apa pengakuan atau kata orang-orang tentang pribadi Yesus, lalu kita hanya mengamini begitu saja. Akan tetapi secara pribadi mengakui siapa Dia bagi kita. Dan akhirnya, kita tidak salah mengimani Dia dan mengaktualisasikannya dalam hidup harian kita. Sehingga Yesus pun tidak segan-segan memberikan posisi yang sangat istimewa bagi kita dimana pun kita berada; di tempat kita bekerja, dalam dunia bisnis atau usaha, dalam hidup berumah tangga, dalam lingkungan sekolah, dll. Segala langkah kita dipermudah oleh Tuhan. Dan yang paling penting adalah nama kita sudah tercatat di Surga. Namun, bila kita ingin full mendapatkan itu semua, maka kita harus mengimbanginya dalam perbuatan kita sehari-hari. Sahabat-sahabatku, percayalah bahwa ada jaminan nyata bila kita mengakui Yesus sebagai Mesias, Putra Allah. Ia akan memberikan kemudahan dan keistimewaan bagi kita. Hans Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 31 30 Juni 2011 : YESUS melihat imanmu dan IA menolong mereka Raymundus Lullus Kej 22:1-19, Mzm 115:1-2,3-4,5-6,8-9, Mat 9:1-8 ‘Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “percayalah hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Mulai dari pelayanan Yesus sampai sekarang, kita mendengar banyak mujizat terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang membawa orang sakit (sakit jasmani maupun rohani) kepada Yesus, bahkan mereka yang telah meninggalpun ketika dibawa oleh orang-orang yang mencintai itu kepada Yesus, dibangkitkan dari kematian (anak muda janda dari Nain, Lazarus, dan banyak lagi). Mereka yang datang kepada Yesus untuk meminta Yesus menolong orang yang mereka kasihi, datang ke hadapan Yesus dengan keyakinan penuh bahwa Yesus pasti mau dan bisa menolong orang itu. Mereka percaya akan kebaikan hati Yesus. Mereka juga percaya akan kuasa yang dimiliki Yesus. Dan Yesus tidak lagi melihat kesalahan dan dosa orang yang sakit atau yang telah meninggal itu. Tetapi Yesus melihat iman dan kasih di hati orang-orang itu yang membawa si sakit kepada-Nya. Mujizat dan rahmat karena iman orang lain, bukan hanya terjadi di dalam Kisah Kitab Suci atau di jaman Para Rasul atau di jaman Para Orang Kudus di mana Gereja baru berkembang saja, namun sampai saat ini, misalnya ada seseorang yang diberikan karunia penyembuhan dan pembebasan (misalnya pater Tardif, Romo Yohanes, dan masih banyak lagi), maka orang-orang di sekitarnya yang mengetahui dan mengalami pertolongannya akan membawa lebih banyak lagi orang kepadanya untuk disembuhkan dan dibebaskan karena doa-doanya kepada Yesus. Tetapi tidak harus orang-orang tertentu yang kita tahu diberikan karunia itu. Setiap dari kita bisa membawa orang-orang yang kita kasihi kepada Yesus untuk disembuhkan, dibebaskan dosa dan dari keterikatan yang salah. Bahkan kita bisa membawa orangorang yang telah meninggal yang masih belum memperoleh tempat di sana atau yang masih menderita di api penyucian untuk diselamatkan Tuhan Yesus. Luar biasa dahsyat! Kalau seseorang beriman kepada Yesus. Ia akan sanggup melakukan hal-hal yang besar bersama Yesus. Siapa yang bisa menolong kita mendapatkan iman sebesar itu? ROH KUDUS! Mintalah kepada Roh Kudus. Ia akan memberikan karunia-karunia yang kita perlukan untuk melayani Yesus. Satu hal perlu diketahui, bila sekelompok orang ingin membawa orang sakit kepada Yesus, maka terlebih dahulu kelompok itu haruslah bersatu hati terlebih dahulu. Memiliki keyakinan yang sama kepada Yesus dan tidak sedang terpecah-belah oleh kemarahan, iri atau benci. Yesus berkarya lewat iman di hati yang damai. narita 32 Fresh JUICE ! Vol. 19/2011 DOA PERSIAPAN Seminar dan Retret Hidup Dalam Roh Kudus Ya, Tuhan, Allah Bapa kami, lewat hati MahaKudus Tuhan Yesus, kami berdiri di hadapan-Mu untuk komunitas DOJCC yang telah Engkau bentuk sebagai wadah kami bertumbuh dalam iman dan melayani Engkau bersama saudara-saudari seanggota. Kami percaya bahwa semua rencana kegiatan DOJCC yang kami rencanakan bersama, Engkaulah yang terlebih dahulu meletakkan dalam pikiran dan rencana kami. Saat ini kami sedang mempersiapkan SHB dan Retret yang akan kami laksanakan pada bulan Juni dan Juli 2011. Kami sudah mempersiapkan acara dan sedang berusaha mengumpulkan dana dan mencari peserta. Berkatilah usaha kami ini Tuhan, untuk kemuliaan nama-Mu dan keselamatan jiwa-jiwa; baik jiwa-jiwa yang mencari Engkau dengan tulus, jiwa-jiwa yang membutuhkan Engkau maupun jiwa-jiwa yang terhilang. Tariklah mereka semua kepada-Mu lewat SHB dan retret ini. Berkatilah juga segala usaha kami dalam mengumpulkan dana dan ketuklah hati para dermawan untuk membantu kami. Lindungilah dan berkatilah kami yang melayani Engkau dalam tugas kami masing-masing, berikan kami kasih sayang, kesetiaan dan kesatuan hati. Urapilah tempat dan peralatan yang akan kami gunakan. Lindungilah dan berkatilah perjalanan Father Ken dan diakon Vincent serta seluruh team dari Australia. Biarlah apa yang mereka buat, berada dalam perlindungan-Mu. Naungilah seluruh anggota komunitas kami beserta keluarga kami masingmasing. Utuslah malaikat-Mu untuk menjaga mereka semua yang terlibat dalam hidup kami. Buatlah mereka juga merasakan kasih setia-Mu. Agar komunitas kami DOJCC makin bertumbuh dan berkembang mendukung Gereja semesta. Bunda Maria, Ratu surga dan ibu kami; malaikat Agung Santo Mikael, santo Rafael, santo Gabriel, malaikat pelindung kami masing-masing serta Para Kudus di surga, tolonglah kami. Amin. Bapa Kami, Salam Maria & Kemuliaan. Vol. 19/2011 Fresh JUICE ! 33