SKIRPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI DI PUSKESMAS MARTUBUNG MEDAN TAHUN 2015 Oleh SISCA VERONIKA SARAGI 130206169 PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2015 SKIRPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI DI PUSKESMAS MARTUBUNG MEDAN TAHUN 2015 Skripsi ini di ajukan sebagai syarat memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Oleh SISCA VERONIKA SARAGI 130206169 PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2015 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Data Mahasiswa Nama : Sisca Veronika Saragi Nim : 130206169 Tempat, Tanggal Lahir : Pematang Bandar 30- Maret- 1991 Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Kristen Katholik Suku : Batak Anak ke : 1 ( Satu ) dari 3 ( Tiga ) Bersaudara Alamat : PSMTI PTPN III No. Hp : 085274617972 2. Data Orang Tua Nama Ayah : Lomo Saragi Nama Ibu : Sophiana Siahaan Agama : Kristen Katholik Alamat : PSMTI PTPN III Pekerjaan : Karyawan 3. Riwayat Pendidikan 1. Tahun 1999-2004 : SD Negeri No: 031 Bahtera Makmur Sei Meranti 2. Tahun 2005-2007 : SMP Swasta Pembangunan Bagan Batu 3. Tahun 2008- 2010 : SMA Swasta Pembangunan Bagan Batu 4. Tahun 2011- 2013 : Diploma (3) Keperawatan Yayasan Indah Simpang Limun Medan 5. Tahun 2014 -Sekarang : Menyelesaikan Pendidikan SI Keperawatan Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi Pada Bayi Di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan Tahun 2015. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini.Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulismengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu: 1. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia. 2. Ns. Rinco Siregar, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. 3. Ns. Janno Sinaga, M.Kep, Sp.KMB, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia, sekaligus selaku Ketua Penguji yang telah banyak memberikan saran maupun masukkan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Kepala Puskesmas Martubung Dr.Nurainun Lubis yang telah memberikan izin untuk melakukan pengambilan data dasar untuk skripsi ini. 5. Asima Sirait,S.Pd, M.Kes, selaku penguji I yang telah banyak memberikan saran maupun masukan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Ns. Henny Syahfitri, M.Kep, selaku penguji II yang telah banyak memberikan saran maupun masukan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Ns. Edriyani Yonlafado, S.Kep, selaku penguji III yang telah banyak memberikan saran maupun masukan dalam penyusunan skripsi ini. 8. Teristimewa buat kepada kedua orang tua saya ( L.Saragih dan S.br Siahaan) dan adik saya Arif Chandra, Andika Prayoga. Terima kasih yang telah memberikan dukungan baik secara materi, motivasi, dan doa kepada Tuhan selama dalam penyusunan skripsi ini. 9. Teman-teman mahasiswa/I S-I Keperawatan Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya ini dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Medan, Juni 2015 penulis (Siska Veronika Saragih) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga, terutama yang berhubungan dengan bayi dan anak. Kondisi tubuh bayi dan anak yang baru lahir sangat mudah untuk terkena penyakit, maka kesehatan bayi dan anak merupakan prioritas utama karena pada saat seorang bayi dilahirkan ke dunia bayi tersebut harus menghadapi berbagai musuh yang mengancam jiwanya seperti virus, bakteri dan berbagai bibit penyakit yang sudah siap menerjang masuk kedalam tubuh bayi yang masih lemah itu. Dengan adanya antibodi yang diberikan (pemberian imunisasi) maka bayi tersebut kuat terhadap penyakit yang menyerang (Adinegoro, 2009). Imunisasi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit, dengan memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan eat anti yang pada akhirnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh (Marimbi, 2013). Berbagai upaya akan dilakukan agar anak tumbuh sehat. Salah satunya dengan memberikan imunisasi atau vaksinasi sesuai jadwal. Program imunisasi bertujuan kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Priproprsi kematian bayi yang disebabkan karena tetanus neonatorum (TN) di Indonesia cukup tinggi yaitu 67%. Dalam upaya mencegah TN maka imunisasi diarahkan kepada pemberian perlindungan bayi baru lahir dalam minggu pertama melalui ibu (Marimbi, 2013). Data dari WHO (2010) menunjukkan cakupan beberapa imunisasi dasar di Indonesia berkurang. Cakupan DPT3 dan Polio adalah 77 %, cakupan Hepatitis B meningkat ke 78 % namun masih belum mencapai target 80 %, cakupan BCG adalah 89%. Diperkirakan lebih dari 30.000 anak meninggal setiap tahun karena komplikasi yang diakibatkan oleh campak di Indonesia. Ini berarti setiap 20 menit terjadi satu kematian anak akibat campak. Pada penderita dengan gizi buruk akan mudah terjadi kematian, sehingga menjadi penyebab kematian utama pada anak. Berdasarkan KepMenkes RI no.482/MenKes/SK/4/2010, cakupan imunisasi dasar menunjukkan bahwa dari jumlah sasaran 4.461.341 bayi, cakupan imunisasi BCG 93,8%, DPT 1 69,6%, Polio 1 76,6%, Polio 4 92,4%, campak 91%. Dengan angka Drop Out sebesar 43,5%, angka Drop Out ini menggambarkan terdapat sekitar lebih satu juta bayi di Indonesia yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap setiap tahunnya, sehingga berdampak pada cakupan Universal Child Immunization (UCI). Hal ini dapat dilihat dari persentasi UCI di Indonesia sebesar 68, 2% mengalami penurunan menjadi 68% (DepKes RI, 2010). Dinas Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2009 mengakui kasus campak di Sumatera Utara cukup besar. Pada tahun 2008 terjadi 555 kasus campak dengan beberapa kali kasus kejadian luar biasa (KLB). Tingginya kasus campak di Sumatera Utara terjadi karena berbagai faktor mulai dari sulitnya jangkauan imunisasi karena faktor geografis sehingga petugas kesehatan belum dapat untuk melaksanakan imunisasi, faktor minimnya partisipasi masyarakat untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk imunisasi, serta faktor keberhasilan vaksin yang hanya 85% memberikan perlindungan. Meskipun seluruh imunisasi dasar sudah diberikan secara gratis selama puluhan tahun, cakupan imunisasi belum memenuhi UCI dengan berbagai alasan seperti; pengetahuan yang salah tentang imunisasi, rendahnya kesadaran ibu membawa anaknya ke Posyandu atau Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap, dikarenakan takut anaknya sakit, ada pula yang merasa bahwa imunisasi tidak perlu bagi bayinya, kurangnya informasi, kurangnya motivasi juga karena kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi (Conan, 2007). Penelitian Sisfiani Sarimin, et al (2014), pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar (p=0,003) dan sikap dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar (p=0,005). Kesimpulan bahwa ada hubungan signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku dalam pemberian imunisasi di Desa Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara Wilayah Kerja Puskesmas Walantakan. Selain itu penelitian Ninik Azizah, et al (2011), mengatakan bahwa hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi dasar dengan kepatuhan melaksanakan imunisasi di BPS Hj. Umi Salamah di Desa Kauman, Peterongan dan Jombang. Penelitian lain yang dilakukan Fitriani Ismet (2013), bahwa pengetahuan, sikap dan pelayanan kesehatan berhubungan secara bermakna terhadap imunisasi dasar lengkap, sedangkan dukungan keluarga tidak berhubungan secara bermakna terhadap imunisasi dasar lengkap di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh penulis di Puskesmas Martubung pada bulan Januari sampai bulan Desember Tahun 2014 jumlah bayi 0-12 bulan sebanyak 725 orang jika di rata-ratakan setiap bulannya jumlah bayi 0-12 bulan sebanyak 60 orang. Penulis juga melakukan wawancara tentang imunisasi kepada 8 orang ibu yang mempunyai bayi di wilayah kerja Puskesmas Martubung Medan, 5 orang ibu mengatakan tidak ada waktu untuk mengantarkan anaknya saat ada pemberian imunisasi dari puskesmas dan 3 orang mengatakan tidak mengerti imunisasi apa yang baik untuk anaknya sehingga merasa malas membawa anaknya untuk imunisasi. Berdasarkan kejadian di atas penulis tertarik melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi pada bayi di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah ada “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi Pada Bayi Di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015 ?”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi Pada Bayi Di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi pada bayi di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015. b. Untuk mengetahui sikap ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi pada bayi di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Puskesmas Sebagai masukan kepada pihak Puskesmas Martubung Medan untuk memberikan sosialisasi pentingnya pemberian imunisasi lengkap pada bayi dan menuntun para ibu membawa anaknya imunisasi lengkap. 2. Bagi Orangtua Bayi Untuk menambah wawasan orangtua yang khususnya mempunyai bayi tentang pentingnya imunisasi lengkap. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk digunakan sebagai bahan referensi untuk menyelesaikan penelitian yang berhubungan dengan imunisasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indra pengelihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2007 ). 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan yang cukup di dalam domain kognitif sangat penting menentukan tindakan seseorang. Pengetahuan yang termasuk dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu : a. Tahu (know) Tahu diartikan mengingat suatu materi yang sudah diajarkan sebelumnya. Tingkat tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek tersebut harus dapat menjelaskan terhadap objek yang dipelajarinya atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh: menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya. c. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya. Siklus yang lain misalnya menggunakan prinsip- prinsip siklus pemecahan masalah. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya; dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas (Notoadmojo, 2007). 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoadmojo (2007), yaitu : a. Pendidikan Pindidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah. b. Pekerjaan Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya seharihari. Pekerja karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau institusi, kantor, perusahaan dengan meminta upah atau gaji baik berupa uang atau barang, sedangkan lapangan pekerjaan/jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan atau ditugaskan seseorang. Macam atau jenis pekerjaan yaitu pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, Pegawai swasta, wiraswasta, buruh, petani, nelayan dan lain-lain. c. Informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. d. Sosial Budaya dan Ekonomi Kebiasaan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi ekonomi seseorang. e. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya penegetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. f. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran memperoleh kebenaran pengetahuan adalah pengetahuan yang suatu cara untuk diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. g. Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang. Semakin bertambah usia akan semakuin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir, sehingga pengetahuannya yang diperolehnya semakin membaik. 4. Cara Mendapatkan Pengetahuan Menurut Gulo (2000) ada beberapa cara yang dipergunakan manusia untuk memperoleh pengetahuan, antara lain : a. Metode keteguhan (tenacity), dengan metode ini orang menerima suatu kebenaran karena merasa yakin akan kebenarannya. b. Metode otoritas, sesuatu diterima kebenarannya karena sumbernya mempunyai otoritas untuk itu. c. Metode apriori atau intuisi, sesuatu diterima sebagai kebenaran sematamata berdasarkan intuisi. d. Metode tradisi, seseorang menerima kebenaran dari tradisi yang berlaku di lingkungannya. e. Metode trial and error, metode ini diperoleh langsung dari pengalaman. f. Metode ilmiah, metode ini dilakukan melalui proses deduksi dan induksi yang dilakukan secara sistematis. 5. Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). B. Sikap 1. Definisi Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai untuk berespons (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu. Dalam hal pengertian sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoadmojo, 2003). 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Faktor yang mempengaruhi sikap adalah : a. Faktor intern yaitu factor-faktor yang terdapat dalam diri seseorang yang bersangkutan sendiri. b. Faktor ekstern yaitu factor diluar manusia yaitu : Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap. 3. Komponen Sikap Menurut Notoatmodjo (2003), ada 3 komponen pokok pada sikap yaitu : a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek Artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek Artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan). 4. Tingkatan Sikap Ada beberapa sikap menurut Notoatmodjo (2003) berdasarkan intensitasnya yaitu : a. Menerima (Receiring) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang di berikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari ke sediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramahceramah tentang gizi. b. Merespon (Responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. c. Menghargai (Valving) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya keposyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak. d. Bertanggung jawab (Responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah di pilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya: seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri. 5. Praktik atau tindakan (Practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping fasilitas juga di perlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua dan lain-lain (Notoatmodjo, 2003). C. Imunisasi 1. Defenisi Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat antigen untuk mencegah terhadap penyakit tertentu ( Aziz Alimul, 2009 ). Menurut sujono (2009), imunisasi merupakan reaksi antigen dan antibodiantibodi yang dalam bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau racun (toxin disebut sebagai antigen). 2. Tujuan Imunisasi Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi, antara lain: melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular. Imunisasi menurunkan angka morbilitas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita. 3. Manfaat Imunisasi a. Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian. b. Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan apabila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. c. Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara (Atikah, 2010). 4. Jenis – Jenis Imunisasi Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa, agar tidak menimbulkan, efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu : a. Imunisasi aktif Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga benarbenar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Contoh: imunisasi aktif adalah imunisasi polio, atau imunisasi campak. b. Imunisasi pasif Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat (immunoglobulin), yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui placenta) atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh : imunisasi pasif adalah penyuntikan Anti Tetanus Serum (ATS) pada orang yang mengalami luka kecelakaan, pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui placenta selama masa kandungan. Imunisasi yang diberikan pada anak, adalah : Imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat. Pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat, seperti; TBC pada selaput otak, TBC Millier (pada seluruh lapangan paru). Imunisasi BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman yang telah dilemahkan, limfadenitis regional, dan reaksi panas. Imunisasi DPT (Diphteri, pertusis dan tetanus ). 5. Imunisasi Dasar Pada Bayi Macam-macam imunisasi dasar dan jadwal pemberiannya pada bayi menurut Depkes (2014) yaitu: a. Macam-macam imunisasi 1) Imunisasi Bacillus Calmate Guerin (BCG) Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Frekuensi pemberian BCG adalah satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan, akan tetapi pada umunnya diberikan pada umur 2 atau 3 bulan, kemudian pemberian imunisasi BCG melalui intrakutan. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenetis regional dan reaksi panas. 2) Imunisasi Diphteri, Pertusis dan Tetanus (DPT) Merupakan imuniasasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang penbentukan zat anti (toksoid). Waktu pemberian imunisasi DPT antara umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi DPT melaui intra muskular. Efek samping pada DPT biasanya, hanya gejalagejala ringan, seperti sedikit demam saja dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan, pembengkakan, agak nyeri atau pegal - pegal pada tempat suntikan yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari. 3) Imunisasi Polio Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak, kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian polia dalah 4 kali, waktu pemberian vaksin polio adalah 0-11 bulan dengan interval pemberian 4 minggu. Cara pemberian vaksin polio melalui oral. 4) Campak Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular, kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian campak adalah satu kali. Waktu pemberian imunisasi campak pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian imunisasi campak melalui subkutan. Efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada suntikan dan panas. 5) Hepatitis B Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian hepatitis 3 kali. Waktu pemberian imunisasi hepatitis B pada umur 0 -11 bulan. Cara pemberian imunisasi hepatitis ini adalah intra muskular. b. Jadwal pemberian imunisasi Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi Umur 0-7 hari 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan Depkes RI (2014) Jenis imunisasi Hepatitis B 1 BCG Hepatitis B 2, DPT 1, polio 1 Hepatitis B 3, DPT 2, polio 2 DPT 3, polio 3 Campak, polio 4 6. Prinsip Dasar Pemberian Imunisasi Bila ada antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman memasuki tubuh maka tubuh akan berubah menolaknya, tubuh membuat zat anti berupa antibodi atau anti toxin. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung secara lambat dan lemah, sehingga tak cukup banyak antibodi yang terbentuk. Pada reaksi atau respon yang kedua, ketiga dan seterusnya tubuh sudah mulai lebih mengenai jenis antigen tersebut. Setelah beberapa waktu, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk mempertahankan agar tetap kebal, perlu diberikan antigen/suntikan/ imunisasi ulang. Kadar antibodi yang tinggi dalam tubuh menjamin anak akan sulit untuk terserang penyakit (Sujono, 2009). 7. Vaksinasi Vaksin adalah suspensi berisi organisme mati atau tidak aktif yang ketika dicerna atau disuntikkan, dapat mencegah, mengurangi atau mengobati infeksi atau penyakit. Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal dari mikroorganisme patogen (Ranuh, 2008). 8. Jenis-Jenis Vaksin Menurut Proverawati (2010), beberapa jenis vaksin dibuat berdasarkan proses produksinya, antara lain: a. Vaksin hidup (live attenuated vaccine) Vaksin yang terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih antigenik namun tidak patogenik contohnya adalah virus polio oral. b. Vaksin mati (killed vaccine/inactivated vaccine) Vaksin mati jelas tidak potegenik dan tidak berkembang biak dalam tubuh oleh karena itu diperlukan pemberian beberapa kali. c. Rekombinan Susunan vaksin ini (misal, hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gena epitop bagi sel penerima vaksin. d. Toksoid Bahan yang bersifat immonogenik dibuat dari toksin kuman. Pemanasan dan penamabahan formalin biasanya digunakan dalam proses pembuatannya. e. Vaksin Plasma Plasmid DNA vaccine (DNA) Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigen yang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. D. Bayi 1. Pengertian Menurut Hurlock (2004) Bayi adalah anak yang muda usianya , dan tidak ditetapkan batasan usianya . Bayi baru lahir (new born) adalah usia semenjak usia 0 sampai 28 hari atau satu bulan (Anik & Nurhayati, 2008). Bayi baru lahir atau neonatus mulai bayi lahir sampai satu bulan periode ini adalah bulan pertama kehidupan. Dimana bayi megalami pertumbuhan dan perubahan yang menakjubkan (Halminton, 2009). 2. Fisiologi Bayi Sebelum lahir, bayi hidup di lingkungan yang terlindung dengan suhu terkontrol dan kedap suara. terapung dalam suatu genangan cairan hangat, dan memperoleh pasokan untuk semua kebutuhan fisiknya. Oksigen, glukosa, vitamin, dan mineral diberikan lewat talipusat ibunya, sedangkan karbon dioksida serta produk sisa lainnya dibuang ke dalam darah ibunya (Mirriam, 2009). Pada saat lahir, bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Perubahan ini dikenal sebagai periode transisi, yang dimulai ketika bayi ke luar dari tubuh ibu dan berlanjut selama beberapa minggu untuk sistem organ tertentu. Transisi ekstra uteri bayi baru lahir yang paling dramastis dan cepat terjadi pada area sistem pernapasan, sistem sirkulasi, kemampuan termoregulasi, dan kemampuan memperoleh sumber glukosa (Helen, 2007). Di luar rahim bayi harus mengerjakan beberapa fungsi baru, termasuk mengendalikan suhu tubuhnya sendiri, mempertahankan diri terhadap infeksi dan mengeluarkan bahan-bahan sisa yang jumlahnya makin meningkat. Antibodi dari ibu akan melindunginya untuk beberapa minggu, tetapi ia sendiri harus segera menghasilkan antibodi itu. Bayi juga harus beradaptasi terhadap masukan data inderawi yang meningkat besarbesaran melalui telinga, mata, hidung, lidah, dan kulitnya menyimpan dan menata semua informasi untuk memperoleh pengetahuan tentang dunia dan secara bertahap membentuk kepribadiannya (Mirriam, 2009). E. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi Pada Bayi Penelitian Delan Astrianzah tentang Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu, Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita Dengan Metode Penelitian Yang Dilakukan Merupakan Penelitian observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Dalam penelitian ini ditemukan hasil analisis bivariat tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita (p = 1.000). Penelitian Yusnidar tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0 - 12 Bulan Di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat Ii Medan Perjuangan Tahun 2012 dengan menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian: Dari data demografi pada 39 orang responden, mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 24 orang (61,5%), pendidikan tingkat menengah sebanyak 27 orang (69,2%), tidak bekerja sebanyak 25 orang (64,1%), dan jumlah anak adalah multipara sebanyak 21 orang (23,9%). Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar sebagian besar adalah cukup yaitu 20 orang (51,3%). Kelengkapan imunisasi dasar pada bayi sebagian besar adalah lengkap yaitu 30 orang (76,9%). Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan tahun 2012 (p <0,05) F. Kerangka Konsep Skema 2.1 Kerangka konsep Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar Sikap ibu tentang imunisasi dasar Pemberian imunisasi G. Hipotesis Penelitian Ha: 1. Ada hubungan signifikan antar tingkat pengetahuan tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi. 2. Ada hubungan signifikan Sikap ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi pada bayi di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015. Penulis hanya mengambil data dengan memberikan kuisioner kepada responden. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi di wilayah kerja Puskesmas Mertubung Medan yang dirata-ratakan setiap bulannya pada tahun 2014 sebanyak 60 orang ibu yang mempunyai bayi berumur 0-12 bulan. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode Total Sampling, dimana seluruh populasi menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 60 orang ibu. C. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Martubung Tahun 2015. D. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari s/d Maret Tahun 2015. E. Defenisi Operasional Tabel 3.1 Defenisi Operasional Penelitian No 1. 2 3 Variabel Defenisi Operasional Variabel bebas: Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar Penilaian dari pemahaman ibu tentang imunisasi dasar bagi bayi yang meliputi: pengertian imunisasi dasar, manfaat dan tujuan pemberian imunisasi. Sikap ibu tentang Sikap ibu yang merespon tentang imunisasi dasar imunisasi dasar pada bayi dengan cara menerima dan bertanggungjawab pada anaknya sendiri. Variabel terikat: Pemberian vaksin pada bayi Pemberian sesuai dengan KMS (kartu imunisasi menuju sehat) Cara ukur Lembar kuisioner Hasil Ukur Baik : 8 -10 Cukup : 4-7 Kurang : 0-3 Skala Ukur Ordinal Lembar kuisioner Baik : 31-40 Cukup : 21-30 Kurang : 10-20 Ordinal KMS (kartu menuju sehat) Lengkap: jika pemberian imunisasi sesuai umur bayi. Ordinal Tidak lengkap : jika pemberian imunisasi tidak sesuai dengan umur bayi. F. Aspek Pengukuran 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar Untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, penulis memberikan kuisioner kepada responden, dimana penulis memberikan 10 pernyataan yang diisi oleh responden, dengan melihat aspek penilaian: jika responden menjawab “Benar ” diberi nilai 1, jika responden “Salah” diberi nilai 0, sehingga skor tertinggi 10 dan skor terendah 0. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, penentuan panjang kelas berdasarkan rumus statistik berikut (Hidayat, 2009): 𝑅 P= 𝐵𝐾 Keterangan: P : Panjang kelas Rentang : Rentang (skor tertinggi – skor terendah) BK : Banyak kelas P= P= P=3 Tingkat pengatahuan ibu tentang imunisasi dasar: a. Baik : 8 - 10 b. Cukup :4-7 c. Kurang :0-3 2. Sikap ibu tentang imunisasi dasar Untuk mengukur tingkat sikap ibu tentang imunisasi dasar, penulis memberikan kuisioner kepada responden, dimana penulis memberikan 6 pernyataan positif yang diisi oleh responden, dengan melihat aspek penilaian: jika responden menjawab “sangat setuju ” diberi nilai 4 “setuju” diberi nilai 3, “kurang setuju” diberi nilai 2, “tidak setuju” diberi nilai 1. 4 pernyataan negatif yang diisi oleh responden, dengan melihat aspek penilaian: jika responden menjawab “sangat setuju ” diberi nilai 1 “setuju” diberi nilai 2, “kurang setuju” diberi nilai 3, “tidak setuju” diberi nilai 4. sehingga skor tertinggi 40 dan skor terendah 10. Untuk mengetahui sikap ibu tentang imunisasi dasar, penentuan panjang kelas berdasarkan rumus statistik berikut (Hidayat, 2009): Keterangan: P : Panjang kelas Rentang : Rentang (skor tertinggi – skor terendah) BK : Banyak kelas P= P= P = 10 Sikap ibu tentang imunisasi dasar: a. Baik : 31 - 40 b. Cukup : 21 - 30 c. Kurang : 10 - 20 3. Pemberian imunisasi Pada Bayi Untuk mengukur pemberian imunisasi pada bayi, dilihat dari kartu KMS (kartu menuju sehat). Lengkap jika pemberian imunisasi sesuai dengan umur bayi, tidak lengkap jika pemberian imunisasi tidak sesuai dengan umur bayi. G. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data 1. Alat penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan 2 cara yaitu menggunakan data primer dan data sekunder dengan menggunakan kuisioner berdasarkan jurnal. 2. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan memberikan kuisioner kepada responden di Puskesmas Martubung Tahun 2015 H. Etika Penelitian Resiko penelitian yang mungkin akan muncul pada responden dan penulis selama penelitian berlangsung yaitu ketidaksetujuan responden menjadi sampel penelitian karena takut akan menjelekkan nama baiknya, sehingga peneliti susah mencari responden yang setuju menjadi sampel penelitian, maka pada penelitian ini mendapatkan pengantar dari Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia, untuk mendapatkan persetujuan penelitian bagi ibu-ibu yang akan dijadikan sebagai sampel. Setelah mendapatkan persetujuan, baru melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika meliputi: 1. Lembar Persetujuan Penelitian (Informed consent) Lembar persetujuan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta dampak yang akan terjadi selama dalam pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika tidak peneliti harus menghormati hak-hak responden. 2. Tanpa Nama (Anonimity) Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data (kuisioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya akan diberi kode tertentu. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin kerahasiaannya. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil riset. I. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan penelitian setelah pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Sebelum data dianalisa, terlebih dahulu dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut: a. Editing/memeriksa Memeriksa atau mengevaluasi kelengkapan dan konsistensi dari semua jawaban responden terhadap kuisioner yang diberikan responden. b. Koding/memberi tanda kode Setiap jawaban untuk memudahkan peneliti dengan mengubah data yang sudah diedit dalam bentuk angka dengan memberikan kode. c. Scoring Menentukan skor baik, cukup dan kurang pada tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang pemberian imunisasi dasar serta lengkap atau tidak lengkapnya pemberian imunisasi. d. Tabulating Memasukan semua jawaban kedalam tabel distribusi frekuensi untuk mempermudah analisa data lalu diinterpretasikan. 2. Analisa Data a. Univariat Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependent (variabel terikat). b. Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar terhadap pemberian imunisasi pada bayi di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan Uji Chisquare dengan nilai probabilitas (p) < 0,05 dan CI:95%. DAFTAR PUSTAKA Adinegoro. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Bayi di Posyandu Desa Tonjong Brebes Jawa Tengah, Diperoleh 12 Februari 2015 Alimul. A, (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Yogyakarta: Salemba Medika. Anstrianzah. D, (2007). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu, Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Status Imuisasi Dasar Lengkap Pada Balita. Diperoleh 15 Maret 2015 Atikah. (2010). Ilmu Gizi untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medik Azizah. N. Et al, (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pentingnya Imunisasi Dasar Dengan Kepatuhan Melaksanakan Imunisasi Di Bps Hj. Umi Salamah Di Desa Kauman, Peterongan, Jombang. Diperoleh 12 Februari 2015 Conan. (2007). Imunisasi Pada Balita. Jakarta: Sarikata Depkes RI. (2010). Pedoman Teknis Pengelolaan Vaksin dan Rantai Vaksin. Jakarta: Direktorat jenderal PPM & PL Departemen Kesehatan RI , (2014). Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: Trans Info Media. Dinkes Sumut. (2009). Profil Kesehatan Sumatera Utara. Medan Gulo. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo Hidayat. (2008). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hidayat. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Indriati. (2007). Antropometri untuk kedokteran, keperawatan, gizi dan olahraga. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama. Ismet. F, (2013). Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Diperoleh 14 Februari 2015 Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. .(2003). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. . (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Proverawati. (2010). Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Medika Ranuh. (2008). Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta, Ikatan Dokter Indonesia Sarimin. S, et al, (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Balita Di Desa Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara Wilayah Kerja Puskesmas Walantakan. Diperoleh pada tanggal 12 Februari 2015 Sujono. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 1. Yogyakarta : Graha Ilmu. WHO. (2010). Cakupan Imunisasi di Indonesia. Jakarta Yusnidar. (2012). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 bulan di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan. Diperoleh pada tanggal 12 Februari 2015 Permohonan Menjadi Responden Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Siska Veronika Saragih NIM : 130206169 Saya Mahasiswa Jurusan Program Studi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Terhadap Pemberian Imunisasi Pada Bayi Di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar terhadap pemberian imunisasi pada bayi di Puskesmas Martubung Medan tahun 2015. Sehubungan dengan hal tersebut dan dengan kerendahan hati saya mohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Semua data maupun informasi yang dikumpulkan akan dijaga kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika bersedia untuk menjadi responden, mohon Ibu untuk menandatangani pernyataan kesediaan menjadi responden. Atas perhatian dan kesediaan Ibu, saya ucapkan terimakasih. Medan, Februari 2015 Peneliti (Siska Veronika Saragih) SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORMED KONSEN) Nama Peneliti : Siska Veronika Saragih Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar terhadap pemberian Imunisasi Pada Bayi di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015. Saya adalah Mahasiswa Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar terhadap pemberian imunisasi pada bayi di Puskesmas Martubung Medan tahun 2015. Hasil penelitian ini akan dijadikan bahan masukan bagi pihak puskesmas dan ibu yang mempunyai bayi, untuk dijadikan pertimbangan pihak manajemen puskesmas dalam pengambilan keputusan pembuatan kebiijakan baru untuk kedepannya. Oleh karena itu, saya mengharap kepada ibu agar dapat bekerjasama dengan baik. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan sesuatu yang berdampak negatif karena peneliti berjanji akan menghargai dengan cara menjamin kerahasiaan identitas dan data saudara yang diperoleh baik dalam dalam pengumpulan data, pengolahan, maupun dalam penyajian laporan nantinya. Melalui penjelasan singkat ini, peneliti sangat mengharapkan partisipasi ibu dalam penelitian ini. Atas kesedian dan kerjasamanya, peneliti mengucapkan terimakasih. Medan, Februari 2015 Responden ( ) HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DI PUSKESMAS MARTUBUNG MEDAN TAHUN 2015 LAMPIRAN A. Karakteristik Responden 1. Inisial 2. Usia 3. Status Pendidikan 4. Pekerjaan B. Petunjuk Pengisian 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar Bacalah pertanyaan di bawah ini dan beri tanda silang (x) pada jawaban yang menurut ibu benar. 2. Sikap ibu tentang imunisasi dasar Bacalah peryataan di bawah ini dan berikan tanda cheklist ) pada kolom yang menurut pemahaman ibu. SS= Sangat setuju S= Setuju KS= Kurang setuju TS= Tidak Setuju 3. Pemberian imunisasi pada bayi Bacalah peryataan di bawah ini dan berikan tanda cheklist kolom Ya atau Tidak yang menurut pemahaman ibu ) pada A. Kuisioner Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar No 1 Manfaat Imunisasi Pernyataan adalah untuk SS mencegah penderitaan atau cacat dan kematian yang disebabkan oleh penyakit 2 Imunisasi bertujuan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit 3 Imunisasi dasar merupakan imunisasi sejak lahir sampai usia 1 tahun 4 Imunisasi pertama kalinya dilakukan saat anak berumur setelah 6 bulan 5 Imunisasi dasar yang lengkap adalah BCG, DPT, Polio, Hepatitis , Campak 6 Manfaat imunisasi BCG yaitu untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap TBC 7 Manfaat pemberian DPT yaitu untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis, dan tetanus 8 Untuk mencegah penyakit polio maka diberikan imunisasi polio 9 Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak 10 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi secara lengkap adalah Tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, hepatitis dan campak S TS KS B. Kuisioner Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar No Pertanyaan SS 1 Pemberian imunisasi pada bayi tidak harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 2 Pemberian imunisasi dasar pada bayi tidak harus lengkap sebelum bayi berumur 1 tahun. 3 Pemberian imunisasi pada bayi bukan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. 4 Jika bayi ibu demam setelah diimunisasi sebaiknya tidak perlu memberikan imunisasi selanjutnya. 5 Agar pelayanan imunisasi dapat menjangkau lapisan masyarakat, pemberian imunisasi dilakukan oleh ibu ketua RT/RW setempat. 6 Setiap ibu harus membawa anaknya ke pelayanan kesehatan untuk diberikan imunisasi dasar lengkap. 7 Setiap pemberian imunisasi dasar lengkap dapat dilakukan di posyandu, Puskesmas, Praktik Bidan atau praktik dokter 8 Imunisasi dasar lengkap diberikan pada bayi agar terhindar dari penyakit menular yaitu TBC, Dipteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Hepatitis B dan Campak. 9 Pemberian Imunisasi BCG bertujuan untuk mencegah penyakit TBC. 10 Pemberian Imunisasi polio bertujuan untuk mencegah penyakit polio. S KS TS