program studi ners fakultas keperawatan dan kebidanan universitas

advertisement
SKIRPSI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN PEMBERIAN
IMUNISASI PADA BAYI DI PUSKESMAS
MARTUBUNG MEDAN
TAHUN 2015
Oleh
SISCA VERONIKA SARAGI
130206169
PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2015
SKIRPSI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN PEMBERIAN
IMUNISASI PADA BAYI DI PUSKESMAS
MARTUBUNG MEDAN
TAHUN 2015
Skripsi ini di ajukan sebagai syarat memperoleh gelar sarjana keperawatan
(S.Kep) di Program Studi Ners Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
Oleh
SISCA VERONIKA SARAGI
130206169
PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Data Mahasiswa
Nama
: Sisca Veronika Saragi
Nim
: 130206169
Tempat, Tanggal Lahir : Pematang Bandar 30- Maret- 1991
Jenis Kelamin
: Perempuan
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Kristen Katholik
Suku
: Batak
Anak ke
: 1 ( Satu ) dari 3 ( Tiga ) Bersaudara
Alamat
: PSMTI PTPN III
No. Hp
: 085274617972
2. Data Orang Tua
Nama Ayah
: Lomo Saragi
Nama Ibu
: Sophiana Siahaan
Agama
: Kristen Katholik
Alamat
: PSMTI PTPN III
Pekerjaan
: Karyawan
3. Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1999-2004
: SD Negeri No: 031 Bahtera Makmur Sei
Meranti
2. Tahun 2005-2007
: SMP Swasta Pembangunan Bagan Batu
3. Tahun 2008- 2010
: SMA Swasta Pembangunan Bagan Batu
4. Tahun 2011- 2013
: Diploma (3) Keperawatan Yayasan Indah
Simpang Limun Medan
5. Tahun 2014 -Sekarang
: Menyelesaikan Pendidikan SI Keperawatan
Program Studi Ners Fakultas Keperawatan
dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara
Indonesia Medan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kasih dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi Pada Bayi Di
Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015”. Skripsi ini disusun sebagai syarat
untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan di Program Studi Ners Fakultas
Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan Tahun
2015.
Dalam penyusunan skripsi
ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk kesempurnaan skripsi ini.Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulismengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu:
1. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
2. Ns. Rinco Siregar, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
3. Ns. Janno Sinaga, M.Kep, Sp.KMB, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia, sekaligus selaku Ketua Penguji
yang telah banyak memberikan saran maupun masukkan dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Kepala Puskesmas Martubung Dr.Nurainun Lubis yang telah memberikan izin
untuk melakukan pengambilan data dasar untuk skripsi ini.
5. Asima Sirait,S.Pd, M.Kes, selaku penguji I yang telah banyak memberikan
saran maupun masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ns. Henny Syahfitri, M.Kep, selaku penguji II yang telah banyak memberikan
saran maupun masukan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ns. Edriyani Yonlafado, S.Kep, selaku penguji III yang telah banyak
memberikan saran maupun masukan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Teristimewa buat kepada kedua orang tua saya ( L.Saragih dan S.br Siahaan)
dan adik saya Arif Chandra, Andika Prayoga. Terima kasih yang telah
memberikan dukungan baik secara materi, motivasi, dan doa kepada Tuhan
selama dalam penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman mahasiswa/I S-I Keperawatan Program Studi Ners Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan yang telah memberikan dukungan dan motivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya ini dan penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Medan, Juni 2015
penulis
(Siska Veronika Saragih)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga, terutama
yang berhubungan dengan bayi dan anak. Kondisi tubuh bayi dan anak yang
baru lahir sangat mudah untuk terkena penyakit, maka kesehatan bayi dan
anak merupakan prioritas utama karena pada saat seorang bayi dilahirkan ke
dunia bayi tersebut harus menghadapi berbagai musuh yang mengancam
jiwanya seperti virus, bakteri dan berbagai bibit penyakit yang sudah siap
menerjang masuk kedalam tubuh bayi yang masih lemah itu. Dengan adanya
antibodi yang diberikan (pemberian imunisasi) maka bayi tersebut kuat
terhadap penyakit yang menyerang (Adinegoro, 2009).
Imunisasi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan tubuh
terhadap suatu penyakit, dengan memasukkan kuman atau produk kuman
yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Dengan memasukkan kuman atau
bibit penyakit tersebut diharapkan tubuh dapat menghasilkan eat anti yang
pada akhirnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit
penyakit yang menyerang tubuh (Marimbi, 2013).
Berbagai upaya akan dilakukan agar anak tumbuh sehat. Salah satunya
dengan memberikan imunisasi atau vaksinasi sesuai jadwal. Program
imunisasi bertujuan kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Priproprsi kematian bayi yang disebabkan karena tetanus
neonatorum (TN) di Indonesia cukup tinggi yaitu 67%. Dalam upaya
mencegah TN maka imunisasi diarahkan kepada pemberian perlindungan
bayi baru lahir dalam minggu pertama melalui ibu (Marimbi, 2013).
Data dari WHO (2010) menunjukkan cakupan beberapa imunisasi dasar di
Indonesia berkurang. Cakupan DPT3 dan Polio adalah 77 %, cakupan
Hepatitis B meningkat ke 78 % namun masih belum mencapai target 80 %,
cakupan BCG adalah 89%. Diperkirakan lebih dari 30.000 anak meninggal
setiap tahun karena komplikasi yang diakibatkan oleh campak di Indonesia.
Ini berarti setiap 20 menit terjadi satu kematian anak akibat campak. Pada
penderita dengan gizi buruk akan mudah terjadi kematian, sehingga menjadi
penyebab kematian utama pada anak.
Berdasarkan KepMenkes RI no.482/MenKes/SK/4/2010, cakupan imunisasi
dasar
menunjukkan bahwa dari jumlah sasaran 4.461.341 bayi, cakupan
imunisasi BCG 93,8%, DPT 1 69,6%, Polio 1 76,6%, Polio 4 92,4%, campak
91%. Dengan angka Drop Out sebesar 43,5%, angka Drop Out ini
menggambarkan terdapat sekitar lebih satu juta bayi di Indonesia yang tidak
mendapatkan imunisasi lengkap setiap tahunnya, sehingga berdampak pada
cakupan Universal Child Immunization (UCI). Hal ini dapat dilihat dari
persentasi UCI di Indonesia sebesar 68, 2% mengalami penurunan menjadi
68% (DepKes RI, 2010).
Dinas Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2009 mengakui kasus campak di
Sumatera Utara cukup besar. Pada tahun 2008 terjadi 555 kasus campak
dengan beberapa kali kasus kejadian luar biasa (KLB). Tingginya kasus
campak di Sumatera Utara terjadi karena berbagai faktor mulai dari sulitnya
jangkauan imunisasi karena faktor geografis sehingga petugas kesehatan
belum dapat untuk melaksanakan imunisasi, faktor minimnya partisipasi
masyarakat untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk imunisasi,
serta faktor keberhasilan vaksin yang hanya 85% memberikan perlindungan.
Meskipun seluruh imunisasi dasar sudah diberikan secara gratis selama
puluhan tahun, cakupan imunisasi belum memenuhi UCI dengan berbagai
alasan seperti; pengetahuan yang salah tentang imunisasi, rendahnya
kesadaran ibu membawa anaknya ke Posyandu atau Puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi yang lengkap, dikarenakan takut anaknya sakit, ada
pula yang merasa bahwa imunisasi tidak perlu bagi bayinya, kurangnya
informasi, kurangnya motivasi juga karena kurangnya pengetahuan ibu
tentang imunisasi (Conan, 2007).
Penelitian Sisfiani Sarimin, et al (2014), pengetahuan dengan perilaku ibu
dalam pemberian imunisasi dasar (p=0,003) dan sikap dengan perilaku ibu
dalam pemberian imunisasi dasar (p=0,005). Kesimpulan bahwa ada
hubungan signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku dalam
pemberian imunisasi di Desa Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara
Wilayah Kerja Puskesmas Walantakan. Selain itu penelitian Ninik Azizah, et
al (2011), mengatakan bahwa hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
pentingnya imunisasi dasar dengan kepatuhan melaksanakan imunisasi di
BPS Hj. Umi Salamah di Desa Kauman, Peterongan dan Jombang. Penelitian
lain yang dilakukan Fitriani Ismet (2013), bahwa pengetahuan, sikap dan
pelayanan kesehatan berhubungan secara bermakna terhadap imunisasi dasar
lengkap, sedangkan dukungan keluarga tidak berhubungan secara bermakna
terhadap imunisasi dasar lengkap di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone
Kabupaten Bone Bolango.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh penulis di Puskesmas
Martubung pada bulan Januari sampai bulan Desember Tahun 2014 jumlah
bayi 0-12 bulan sebanyak 725 orang jika di rata-ratakan setiap bulannya
jumlah bayi 0-12 bulan sebanyak 60 orang. Penulis juga melakukan
wawancara tentang imunisasi kepada 8 orang ibu yang mempunyai bayi di
wilayah kerja Puskesmas Martubung Medan, 5 orang ibu mengatakan tidak
ada waktu untuk mengantarkan anaknya saat ada pemberian imunisasi dari
puskesmas dan 3 orang mengatakan tidak mengerti imunisasi apa yang baik
untuk anaknya sehingga merasa malas membawa anaknya untuk imunisasi.
Berdasarkan kejadian di atas penulis tertarik melakukan penelitian tentang
hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar dengan
pemberian imunisasi pada bayi di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah apakah ada “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Tentang Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi Pada Bayi Di
Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015 ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang
Imunisasi Dasar Dengan Pemberian Imunisasi Pada Bayi Di Puskesmas
Martubung Medan Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
dengan pemberian imunisasi pada bayi di Puskesmas Martubung
Medan Tahun 2015.
b. Untuk mengetahui sikap ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian
imunisasi pada bayi di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Sebagai masukan kepada pihak Puskesmas Martubung Medan untuk
memberikan sosialisasi pentingnya pemberian imunisasi lengkap pada
bayi dan menuntun para ibu membawa anaknya imunisasi lengkap.
2. Bagi Orangtua Bayi
Untuk menambah wawasan orangtua yang khususnya mempunyai bayi
tentang pentingnya imunisasi lengkap.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk digunakan sebagai bahan referensi untuk menyelesaikan penelitian
yang berhubungan dengan imunisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu indra pengelihatan, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga (Notoadmojo, 2007 ).
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan yang cukup di dalam domain
kognitif sangat penting menentukan tindakan seseorang. Pengetahuan yang
termasuk dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan mengingat suatu materi yang sudah diajarkan
sebelumnya. Tingkat tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterprestasikan
materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek tersebut
harus dapat menjelaskan terhadap objek yang dipelajarinya atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh: menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya. Siklus yang
lain misalnya menggunakan prinsip- prinsip siklus pemecahan masalah.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya;
dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas
(Notoadmojo, 2007).
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
menurut
Notoadmojo (2007), yaitu :
a. Pendidikan
Pindidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan tinggi, maka
orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Namun perlu
ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti
mutlak berpengetahuan rendah.
b. Pekerjaan
Pekerjaan
adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya seharihari. Pekerja karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain
atau institusi, kantor, perusahaan dengan meminta upah atau gaji baik
berupa uang atau barang, sedangkan lapangan pekerjaan/jabatan adalah
macam pekerjaan yang dilakukan atau ditugaskan seseorang. Macam
atau jenis pekerjaan yaitu pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, Pegawai
swasta, wiraswasta, buruh, petani, nelayan dan lain-lain.
c. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
d. Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang
akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status
ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan
mempengaruhi ekonomi seseorang.
e. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya penegetahuan kedalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut.
f. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh
kebenaran
memperoleh
kebenaran
pengetahuan adalah
pengetahuan
yang
suatu cara
untuk
diperoleh
dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
g. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola piker seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakuin berkembang pula daya tangkap
dan pola pikir, sehingga pengetahuannya yang diperolehnya semakin
membaik.
4. Cara Mendapatkan Pengetahuan
Menurut Gulo (2000) ada beberapa cara yang dipergunakan manusia untuk
memperoleh pengetahuan, antara lain :
a. Metode keteguhan (tenacity), dengan metode ini orang menerima suatu
kebenaran karena merasa yakin akan kebenarannya.
b. Metode otoritas, sesuatu diterima kebenarannya karena sumbernya
mempunyai otoritas untuk itu.
c. Metode apriori atau intuisi, sesuatu diterima sebagai kebenaran sematamata berdasarkan intuisi.
d. Metode tradisi, seseorang menerima kebenaran dari tradisi yang berlaku
di lingkungannya.
e. Metode trial and error, metode ini diperoleh langsung dari pengalaman.
f. Metode ilmiah, metode ini dilakukan melalui proses deduksi dan
induksi yang dilakukan secara sistematis.
5. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan
(Notoatmodjo, 2003).
B. Sikap
1. Definisi
Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai untuk berespons (secara
positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu. Dalam hal
pengertian sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoadmojo, 2003).
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Faktor yang mempengaruhi sikap adalah :
a. Faktor intern yaitu factor-faktor yang terdapat dalam diri seseorang
yang bersangkutan sendiri.
b. Faktor ekstern yaitu factor diluar manusia yaitu : Sifat objek yang
dijadikan sasaran sikap kewibawaan orang yang mengemukakan suatu
sikap.
3. Komponen Sikap
Menurut Notoatmodjo (2003), ada 3 komponen pokok pada sikap yaitu :
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek
Artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang
terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek
Artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi)
orang tersebut terhadap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan
atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak
atau berperilaku terbuka (tindakan).
4. Tingkatan Sikap
Ada
beberapa
sikap
menurut
Notoatmodjo
(2003)
berdasarkan
intensitasnya yaitu :
a. Menerima (Receiring)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang di berikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi
dapat dilihat dari ke sediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramahceramah tentang gizi.
b. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan
suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti
bahwa orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai (Valving)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : seorang ibu
yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya)
untuk pergi menimbangkan anaknya keposyandu, atau mendiskusikan
tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai
sikap positif terhadap gizi anak.
d. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah di pilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya: seorang
ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari
mertua atau orang tuanya sendiri.
5. Praktik atau tindakan (Practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perubahan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas. Disamping fasilitas juga di perlukan faktor
dukungan (support) dari pihak lain, misalnya dari suami atau istri, orang
tua atau mertua dan lain-lain (Notoatmodjo, 2003).
C. Imunisasi
1. Defenisi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat antigen untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu ( Aziz Alimul, 2009 ).
Menurut sujono (2009), imunisasi merupakan reaksi antigen dan antibodiantibodi yang dalam bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau racun
(toxin disebut sebagai antigen).
2. Tujuan Imunisasi
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi
agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan
imunisasi, antara lain: melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang
penyakit menular. Imunisasi menurunkan angka morbilitas (angka
kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita.
3. Manfaat Imunisasi
a. Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit
dan kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan
apabila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang
tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang
nyaman.
c. Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara
(Atikah, 2010).
4. Jenis – Jenis Imunisasi
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa, agar tidak menimbulkan,
efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu :
a. Imunisasi aktif Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang
diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh
mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons
seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga benarbenar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons.
Contoh: imunisasi aktif adalah imunisasi polio, atau imunisasi campak.
b. Imunisasi pasif Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh
dengan cara
pemberian zat (immunoglobulin), yaitu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui placenta) atau
binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk
dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh : imunisasi pasif adalah
penyuntikan Anti Tetanus Serum (ATS) pada orang yang mengalami
luka kecelakaan, pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut
menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui placenta selama
masa kandungan.
Imunisasi yang diberikan pada anak, adalah : Imunisasi Bacillus
Calmette Guerin (BCG) merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat. Pencegahan imunisasi
BCG untuk TBC yang berat, seperti; TBC pada selaput otak, TBC
Millier (pada seluruh lapangan paru). Imunisasi BCG merupakan
vaksin yang mengandung kuman yang telah dilemahkan, limfadenitis
regional, dan reaksi panas. Imunisasi DPT (Diphteri, pertusis dan
tetanus ).
5. Imunisasi Dasar Pada Bayi
Macam-macam imunisasi dasar dan jadwal pemberiannya pada bayi
menurut Depkes (2014) yaitu:
a. Macam-macam imunisasi
1) Imunisasi Bacillus Calmate Guerin (BCG)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang
primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan
imunisasi BCG. Frekuensi pemberian BCG adalah satu kali dan
waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan, akan tetapi
pada umunnya diberikan pada umur 2 atau 3 bulan, kemudian
pemberian imunisasi BCG melalui intrakutan. Efek samping pada
BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi
limfadenetis regional dan reaksi panas.
2) Imunisasi Diphteri, Pertusis dan Tetanus (DPT)
Merupakan imuniasasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang
mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat
racunnya akan tetapi masih dapat merangsang penbentukan zat anti
(toksoid). Waktu pemberian imunisasi DPT antara umur 2-11 bulan
dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi DPT melaui
intra muskular. Efek samping pada DPT biasanya, hanya gejalagejala ringan, seperti sedikit demam saja dan rewel selama 1-2 hari,
kemerahan, pembengkakan, agak nyeri atau pegal - pegal pada
tempat suntikan yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari.
3) Imunisasi Polio
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada
anak, kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi
pemberian polia dalah 4 kali, waktu pemberian vaksin polio adalah
0-11 bulan dengan interval pemberian 4 minggu. Cara pemberian
vaksin polio melalui oral.
4) Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit
campak pada anak karena penyakit ini sangat menular, kandungan
vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian
campak adalah satu kali. Waktu pemberian imunisasi campak pada
umur 9-11 bulan. Cara pemberian imunisasi campak melalui
subkutan. Efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada suntikan
dan panas.
5) Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk
cair. Frekuensi pemberian hepatitis 3 kali. Waktu pemberian
imunisasi hepatitis B pada umur 0 -11 bulan. Cara pemberian
imunisasi hepatitis ini adalah intra muskular.
b. Jadwal pemberian imunisasi
Tabel 2.1
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi
Umur
0-7 hari
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
Depkes RI (2014)
Jenis imunisasi
Hepatitis B 1
BCG
Hepatitis B 2, DPT 1, polio 1
Hepatitis B 3, DPT 2, polio 2
DPT 3, polio 3
Campak, polio 4
6. Prinsip Dasar Pemberian Imunisasi
Bila ada antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman memasuki
tubuh maka tubuh akan berubah menolaknya, tubuh membuat zat anti
berupa antibodi atau anti toxin. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen
berlangsung secara lambat dan lemah, sehingga tak cukup banyak antibodi
yang terbentuk. Pada reaksi atau respon yang kedua, ketiga dan seterusnya
tubuh sudah mulai lebih mengenai jenis antigen tersebut. Setelah beberapa
waktu,
jumlah
zat
anti
dalam
tubuh
akan
berkurang.
Untuk
mempertahankan agar tetap kebal, perlu diberikan antigen/suntikan/
imunisasi ulang. Kadar antibodi yang tinggi dalam tubuh menjamin anak
akan sulit untuk terserang penyakit (Sujono, 2009).
7. Vaksinasi
Vaksin adalah suspensi berisi organisme mati atau tidak aktif yang ketika
dicerna atau disuntikkan, dapat mencegah, mengurangi atau mengobati
infeksi atau penyakit. Vaksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan
sengaja memberikan paparan dengan antigen yang berasal dari
mikroorganisme patogen (Ranuh, 2008).
8. Jenis-Jenis Vaksin
Menurut Proverawati (2010), beberapa jenis vaksin dibuat berdasarkan
proses produksinya, antara lain:
a. Vaksin hidup (live attenuated vaccine)
Vaksin yang terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih
antigenik namun tidak patogenik contohnya adalah virus polio oral.
b. Vaksin mati (killed vaccine/inactivated vaccine)
Vaksin mati jelas tidak potegenik dan tidak berkembang biak dalam
tubuh oleh karena itu diperlukan pemberian beberapa kali.
c. Rekombinan
Susunan vaksin ini (misal, hepatitis B) memerlukan epitop organisme
yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan
penentuan kode gena epitop bagi sel penerima vaksin.
d. Toksoid
Bahan yang bersifat immonogenik dibuat dari toksin kuman.
Pemanasan dan penamabahan formalin biasanya digunakan dalam
proses pembuatannya.
e. Vaksin Plasma Plasmid DNA vaccine (DNA)
Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode
antigen yang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan
penelitian.
D. Bayi
1. Pengertian
Menurut Hurlock (2004) Bayi adalah anak yang muda usianya , dan tidak
ditetapkan batasan usianya . Bayi baru lahir (new born) adalah usia
semenjak usia 0 sampai 28 hari atau satu bulan (Anik & Nurhayati, 2008).
Bayi baru lahir atau neonatus mulai bayi lahir sampai satu bulan periode
ini adalah bulan pertama kehidupan. Dimana bayi megalami pertumbuhan
dan perubahan yang menakjubkan (Halminton, 2009).
2. Fisiologi Bayi
Sebelum lahir, bayi hidup di lingkungan yang terlindung dengan suhu
terkontrol dan kedap suara. terapung dalam suatu genangan cairan hangat,
dan memperoleh pasokan untuk semua kebutuhan fisiknya. Oksigen,
glukosa, vitamin, dan mineral diberikan lewat talipusat ibunya, sedangkan
karbon dioksida serta produk sisa lainnya dibuang ke dalam darah ibunya
(Mirriam, 2009).
Pada saat lahir, bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total ke
kemandirian fisiologis. Perubahan ini dikenal sebagai periode transisi,
yang dimulai ketika bayi ke luar dari tubuh ibu dan berlanjut selama
beberapa minggu untuk sistem organ tertentu. Transisi ekstra uteri bayi
baru lahir yang paling dramastis dan cepat terjadi pada area sistem
pernapasan, sistem sirkulasi, kemampuan termoregulasi, dan kemampuan
memperoleh sumber glukosa (Helen, 2007).
Di luar rahim bayi harus mengerjakan beberapa fungsi baru, termasuk
mengendalikan suhu tubuhnya sendiri, mempertahankan diri terhadap
infeksi dan mengeluarkan bahan-bahan sisa yang jumlahnya makin
meningkat. Antibodi dari ibu akan melindunginya untuk beberapa minggu,
tetapi ia sendiri harus segera menghasilkan antibodi itu. Bayi juga harus
beradaptasi terhadap masukan data inderawi yang meningkat besarbesaran melalui telinga, mata, hidung, lidah, dan kulitnya menyimpan dan
menata semua informasi untuk memperoleh pengetahuan tentang dunia
dan secara bertahap membentuk kepribadiannya (Mirriam, 2009).
E. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi
Dasar Dengan Pemberian Imunisasi Pada Bayi
Penelitian Delan Astrianzah tentang Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Ibu, Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada
Balita Dengan Metode Penelitian Yang Dilakukan Merupakan Penelitian
observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Dalam penelitian ini
ditemukan hasil analisis bivariat tidak terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita (p =
1.000).
Penelitian Yusnidar tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0 - 12 Bulan Di
Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat Ii Medan Perjuangan Tahun 2012
dengan menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Hasil penelitian: Dari data demografi pada 39 orang responden,
mayoritas berumur antara 20-35 tahun sebanyak 24 orang (61,5%),
pendidikan tingkat menengah sebanyak 27 orang (69,2%), tidak bekerja
sebanyak 25 orang (64,1%), dan jumlah anak adalah multipara sebanyak 21
orang (23,9%). Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar sebagian besar
adalah cukup yaitu 20 orang (51,3%). Kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
sebagian besar adalah lengkap yaitu 30 orang (76,9%). Terdapat hubungan
antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan
imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di Lingkungan IX Kelurahan
Sidorame Barat II Medan Perjuangan tahun 2012 (p <0,05)
F. Kerangka Konsep
Skema 2.1
Kerangka konsep
Tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar
Sikap ibu tentang imunisasi
dasar
Pemberian
imunisasi
G. Hipotesis Penelitian
Ha: 1. Ada hubungan signifikan antar tingkat pengetahuan tentang imunisasi
dasar dengan pemberian imunisasi.
2. Ada hubungan signifikan Sikap ibu tentang imunisasi dasar
dengan pemberian imunisasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan desain penelitian
cross sectional untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap
ibu tentang imunisasi dasar dengan pemberian imunisasi pada bayi di
Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015. Penulis hanya mengambil data
dengan memberikan kuisioner kepada responden.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi di
wilayah kerja Puskesmas Mertubung Medan yang dirata-ratakan setiap
bulannya pada tahun 2014 sebanyak 60 orang ibu yang mempunyai bayi
berumur 0-12 bulan.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan
metode Total Sampling, dimana seluruh populasi menjadi sampel dalam
penelitian ini yaitu sebanyak 60 orang ibu.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Martubung Tahun 2015.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari s/d Maret Tahun 2015.
E. Defenisi Operasional
Tabel 3.1
Defenisi Operasional Penelitian
No
1.
2
3
Variabel
Defenisi Operasional
Variabel bebas:
Pengetahuan ibu
tentang imunisasi
dasar
Penilaian dari pemahaman ibu
tentang imunisasi dasar bagi bayi
yang
meliputi:
pengertian
imunisasi dasar, manfaat dan
tujuan pemberian imunisasi.
Sikap ibu tentang Sikap ibu yang merespon tentang
imunisasi dasar
imunisasi dasar pada bayi dengan
cara
menerima
dan
bertanggungjawab pada anaknya
sendiri.
Variabel terikat: Pemberian vaksin pada bayi
Pemberian
sesuai dengan KMS (kartu
imunisasi
menuju sehat)
Cara
ukur
Lembar
kuisioner
Hasil Ukur
Baik : 8 -10
Cukup : 4-7
Kurang : 0-3
Skala
Ukur
Ordinal
Lembar
kuisioner
Baik : 31-40
Cukup : 21-30
Kurang : 10-20
Ordinal
KMS
(kartu
menuju
sehat)
Lengkap: jika
pemberian
imunisasi sesuai
umur bayi.
Ordinal
Tidak lengkap :
jika pemberian
imunisasi tidak
sesuai dengan
umur bayi.
F. Aspek Pengukuran
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
Untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, penulis
memberikan kuisioner kepada responden, dimana penulis memberikan 10
pernyataan yang diisi oleh responden, dengan melihat aspek penilaian: jika
responden menjawab “Benar ” diberi nilai 1, jika responden “Salah” diberi
nilai 0, sehingga skor tertinggi 10 dan skor terendah 0. Untuk mengetahui
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, penentuan panjang kelas
berdasarkan rumus statistik berikut (Hidayat, 2009):
𝑅
P= 𝐵𝐾
Keterangan:
P
: Panjang kelas
Rentang
: Rentang (skor tertinggi – skor terendah)
BK
: Banyak kelas
P=
P=
P=3
Tingkat pengatahuan ibu tentang imunisasi dasar:
a. Baik
: 8 - 10
b. Cukup
:4-7
c. Kurang
:0-3
2. Sikap ibu tentang imunisasi dasar
Untuk mengukur tingkat sikap ibu tentang imunisasi dasar, penulis
memberikan kuisioner kepada responden, dimana penulis memberikan 6
pernyataan positif yang diisi oleh responden, dengan melihat aspek
penilaian: jika responden menjawab “sangat setuju ” diberi nilai 4 “setuju”
diberi nilai 3, “kurang setuju” diberi nilai 2, “tidak setuju” diberi nilai 1. 4
pernyataan negatif yang diisi oleh responden, dengan melihat aspek
penilaian: jika responden menjawab “sangat setuju ” diberi nilai 1 “setuju”
diberi nilai 2, “kurang setuju” diberi nilai 3, “tidak setuju” diberi nilai 4.
sehingga skor tertinggi 40 dan skor terendah 10. Untuk mengetahui sikap
ibu tentang imunisasi dasar, penentuan panjang kelas berdasarkan rumus
statistik berikut (Hidayat, 2009):
Keterangan:
P
: Panjang kelas
Rentang
: Rentang (skor tertinggi – skor terendah)
BK
: Banyak kelas
P=
P=
P = 10
Sikap ibu tentang imunisasi dasar:
a. Baik
: 31 - 40
b. Cukup
: 21 - 30
c. Kurang
: 10 - 20
3. Pemberian imunisasi Pada Bayi
Untuk mengukur pemberian imunisasi pada bayi, dilihat dari kartu KMS
(kartu menuju sehat). Lengkap jika pemberian imunisasi sesuai dengan
umur bayi, tidak lengkap jika pemberian imunisasi tidak sesuai dengan
umur bayi.
G. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data
1. Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan 2
cara yaitu menggunakan data primer dan data sekunder dengan
menggunakan kuisioner berdasarkan jurnal.
2. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan memberikan kuisioner kepada responden di
Puskesmas Martubung Tahun 2015
H. Etika Penelitian
Resiko penelitian yang mungkin akan muncul pada responden dan penulis
selama penelitian berlangsung yaitu ketidaksetujuan responden menjadi
sampel penelitian karena takut akan menjelekkan nama baiknya, sehingga
peneliti susah mencari responden yang setuju menjadi sampel penelitian,
maka pada penelitian ini mendapatkan pengantar dari Program Studi Ners
Fakultas Keperawatan dan kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia,
untuk mendapatkan persetujuan penelitian bagi ibu-ibu yang akan dijadikan
sebagai sampel. Setelah mendapatkan persetujuan, baru melakukan penelitian
dengan menekankan masalah etika meliputi:
1. Lembar Persetujuan Penelitian (Informed consent)
Lembar persetujuan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan agar
responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta dampak yang
akan terjadi selama dalam pengumpulan data. Jika responden bersedia
diteliti mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika
tidak peneliti harus menghormati hak-hak responden.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data (kuisioner)
yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya akan diberi kode
tertentu.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin
kerahasiaannya. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan
atau dilaporkan pada hasil riset.
I.
Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan
penelitian setelah pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Sebelum data
dianalisa, terlebih dahulu dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai
berikut:
a. Editing/memeriksa
Memeriksa atau mengevaluasi kelengkapan dan konsistensi dari semua
jawaban responden terhadap kuisioner yang diberikan responden.
b. Koding/memberi tanda kode
Setiap jawaban untuk memudahkan peneliti dengan mengubah data
yang sudah diedit dalam bentuk angka dengan memberikan kode.
c. Scoring
Menentukan skor baik, cukup dan kurang pada tingkat pengetahuan dan
sikap ibu tentang pemberian imunisasi dasar serta lengkap atau tidak
lengkapnya pemberian imunisasi.
d. Tabulating
Memasukan semua jawaban kedalam tabel distribusi frekuensi untuk
mempermudah analisa data lalu diinterpretasikan.
2. Analisa Data
a. Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari
variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependent (variabel
terikat).
b. Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar terhadap pemberian
imunisasi pada bayi di Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015.
Penelitian ini menggunakan Uji Chisquare dengan nilai probabilitas (p)
< 0,05 dan CI:95%.
DAFTAR PUSTAKA
Adinegoro. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar
Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Bayi di Posyandu Desa
Tonjong Brebes Jawa Tengah, Diperoleh 12 Februari 2015
Alimul. A, (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Yogyakarta: Salemba Medika.
Anstrianzah. D, (2007). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu, Tingkat
Sosial Ekonomi Dengan Status Imuisasi Dasar Lengkap Pada Balita.
Diperoleh 15 Maret 2015
Atikah. (2010). Ilmu Gizi untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta :
Nuha Medik
Azizah. N. Et al, (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Pentingnya Imunisasi Dasar Dengan
Kepatuhan Melaksanakan
Imunisasi Di Bps Hj. Umi Salamah Di Desa Kauman, Peterongan,
Jombang. Diperoleh 12 Februari 2015
Conan. (2007). Imunisasi Pada Balita. Jakarta: Sarikata
Depkes RI. (2010). Pedoman Teknis Pengelolaan Vaksin dan Rantai Vaksin.
Jakarta: Direktorat jenderal PPM & PL Departemen Kesehatan RI
, (2014). Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: Trans Info Media.
Dinkes Sumut. (2009). Profil Kesehatan Sumatera Utara. Medan
Gulo. (2000). Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo
Hidayat. (2008). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Hidayat. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Indriati. (2007). Antropometri untuk kedokteran, keperawatan, gizi dan olahraga.
Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama.
Ismet. F, (2013). Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Imunisasi
Dasar Lengkap Pada Balita di Desa Botubarani Kecamatan Kabila
Bone Kabupaten Bone Bolango. Diperoleh 14 Februari 2015
Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
.(2003). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Proverawati. (2010). Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Medika
Ranuh. (2008). Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta, Ikatan Dokter
Indonesia
Sarimin. S, et al, (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Balita Di Desa
Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara Wilayah Kerja Puskesmas
Walantakan. Diperoleh pada tanggal 12 Februari 2015
Sujono. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 1. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
WHO. (2010). Cakupan Imunisasi di Indonesia. Jakarta
Yusnidar. (2012). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar dan
Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 bulan di
Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan.
Diperoleh pada tanggal 12 Februari 2015
Permohonan Menjadi Responden
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Siska Veronika Saragih
NIM
: 130206169
Saya Mahasiswa Jurusan Program Studi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia yang akan mengadakan penelitian
dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi
Dasar Terhadap Pemberian Imunisasi
Pada Bayi Di Puskesmas Martubung
Medan Tahun 2015”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi dasar terhadap
pemberian imunisasi pada bayi di Puskesmas Martubung Medan tahun 2015.
Sehubungan dengan hal tersebut dan dengan kerendahan hati saya mohon
kesediaan Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Semua data maupun
informasi yang dikumpulkan akan dijaga kerahasiaanya dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian. Jika bersedia untuk menjadi responden, mohon Ibu
untuk menandatangani pernyataan kesediaan menjadi responden.
Atas perhatian dan kesediaan Ibu, saya ucapkan terimakasih.
Medan, Februari 2015
Peneliti
(Siska Veronika Saragih)
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
PENELITIAN
(INFORMED KONSEN)
Nama Peneliti
: Siska Veronika Saragih
Judul Penelitian
: Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang
Imunisasi Dasar terhadap pemberian Imunisasi Pada Bayi di
Puskesmas Martubung Medan Tahun 2015.
Saya adalah Mahasiswa Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan sebagai
salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ners
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan
sikap ibu tentang imunisasi dasar terhadap pemberian imunisasi pada bayi di
Puskesmas Martubung Medan tahun 2015.
Hasil penelitian ini akan dijadikan bahan masukan bagi pihak puskesmas dan ibu
yang mempunyai bayi, untuk dijadikan pertimbangan pihak manajemen
puskesmas dalam pengambilan keputusan pembuatan kebiijakan baru untuk
kedepannya. Oleh karena itu, saya mengharap kepada ibu agar dapat bekerjasama
dengan baik. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan
sesuatu yang berdampak negatif karena peneliti berjanji akan menghargai dengan
cara menjamin kerahasiaan identitas dan data saudara yang diperoleh baik dalam
dalam pengumpulan data, pengolahan, maupun dalam penyajian laporan nantinya.
Melalui penjelasan singkat ini, peneliti sangat mengharapkan partisipasi ibu dalam
penelitian ini. Atas kesedian dan kerjasamanya, peneliti mengucapkan
terimakasih.
Medan, Februari 2015
Responden
(
)
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
TENTANG IMUNISASI DASAR TERHADAP PEMBERIAN
IMUNISASI
DI PUSKESMAS MARTUBUNG MEDAN
TAHUN 2015
LAMPIRAN
A. Karakteristik Responden
1. Inisial
2. Usia
3. Status Pendidikan
4. Pekerjaan
B. Petunjuk Pengisian
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
Bacalah pertanyaan di bawah ini dan beri tanda silang (x) pada jawaban
yang menurut ibu benar.
2. Sikap ibu tentang imunisasi dasar
Bacalah peryataan di bawah ini dan berikan tanda cheklist
) pada
kolom yang menurut pemahaman ibu.
SS= Sangat setuju
S= Setuju
KS= Kurang setuju
TS= Tidak Setuju
3. Pemberian imunisasi pada bayi
Bacalah peryataan di bawah ini dan berikan tanda cheklist
kolom Ya atau Tidak yang menurut pemahaman ibu
) pada
A. Kuisioner Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar
No
1 Manfaat
Imunisasi
Pernyataan
adalah untuk
SS
mencegah
penderitaan atau cacat dan kematian yang disebabkan
oleh penyakit
2
Imunisasi bertujuan untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit
3
Imunisasi dasar merupakan imunisasi sejak lahir
sampai usia 1 tahun
4
Imunisasi pertama kalinya dilakukan saat anak
berumur setelah 6 bulan
5
Imunisasi dasar yang lengkap adalah BCG, DPT,
Polio, Hepatitis , Campak
6
Manfaat imunisasi BCG yaitu untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap TBC
7
Manfaat pemberian DPT yaitu untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis, dan
tetanus
8
Untuk mencegah penyakit polio maka diberikan
imunisasi polio
9
Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan
untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit
campak
10 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi secara
lengkap adalah Tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus,
polio, hepatitis dan campak
S
TS
KS
B. Kuisioner Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar
No
Pertanyaan
SS
1
Pemberian imunisasi pada bayi tidak harus sesuai dengan
jadwal yang ditentukan.
2
Pemberian imunisasi dasar pada bayi tidak harus lengkap
sebelum bayi berumur 1 tahun.
3
Pemberian
imunisasi
pada
bayi
bukan
untuk
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
4
Jika bayi ibu demam setelah diimunisasi sebaiknya tidak
perlu memberikan imunisasi selanjutnya.
5
Agar pelayanan imunisasi dapat menjangkau lapisan
masyarakat, pemberian imunisasi dilakukan oleh ibu
ketua RT/RW setempat.
6
Setiap ibu harus membawa anaknya ke pelayanan
kesehatan untuk diberikan imunisasi dasar lengkap.
7
Setiap
pemberian
imunisasi
dasar
lengkap
dapat
dilakukan di posyandu, Puskesmas, Praktik Bidan atau
praktik dokter
8
Imunisasi dasar lengkap diberikan pada bayi agar
terhindar dari penyakit menular yaitu TBC, Dipteri,
Pertusis, Tetanus, Polio, Hepatitis B dan Campak.
9
Pemberian Imunisasi BCG bertujuan untuk mencegah
penyakit TBC.
10
Pemberian Imunisasi polio bertujuan untuk mencegah
penyakit polio.
S
KS
TS
Download