Volume 1. No.1 November 2015 ISSN 2477-1406 DARMAIS JURNAL Ilmiah Sosial, Sains dan Teknologi Kejadian Retensio Hubungan Paritas Ibu Bersalin Dengan Plasenta di RSU Muhammadiyah Medan Dewi Ansari Nasution ............................................................1 Pengaruh Pengetahuan Persepsi Dan Sikap PUS Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Henni Sagrida Sitompul.........................................................9 Otomatisasi Pengaturan Pengukuran Suhu Incubator Bayi Rokhmat Hidayat..................................................................19 Gambaran Pengetahuan Siswa Kelas VIII Tentang Keber sihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi Di SMP Negeri 2 Melfi Suryaningsih................................................................29 Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara Dikelurahan Palopat Maria Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbahu Sri Itayani...............................................................................39 Pengaruh Promosi Kesehatan Melaui Media Elektronik Dan Pamflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Penggunaan Bumbu Penyedap Pada Ibu Rumah Tangga Agus Muda Nasution ..........................................................49 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Darmais Padangsidimpuan Jl. Belibis No. 1 Perumahan Sopo Indah Sigulang Kec. Padangsidimpuan Tenggara Telepon / Fax : 0634-28672 Email : [email protected] Perancangan Sistem Informasi Kesehatan Dan Manajemen PUSKESMAS(SIMKESMAS) Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Dian Suci Rahmawati .........................................................57 Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpuskesmas) Berbasis Komputer Martini Andiani......................................................................66 Pengaruh Keikutsertaan Suami Dalam Kangaroo Mother Care (KMC) Terhadap Perubahan Berat Badan Bayi Lahir Rendah Di Kabupaten Ciamis Susi Febriani Yusuf................................................................73 ISSN 2477-1400 ISSN 2477-1400 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Darmais Padangsidimpuan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Darmais Padangsidimpuan 9 772477 140008 9 772477 140008 Penanggung Jawab Ketua STIKes Darmais Padangsidimpuan Ketua Dewan Redaksi Rokhmat Hidayat.M.Cs Redaksi Pelaksana Susi Febriani Yusuf., S.SiT.,M.PH Devi Yunani Nasution., SST., M.Kes Henni Safrida Sitompul.,SST., SKM.,M.Kes Dewan Editor Dr.Ing.Mhd.I. Reza M.I. Pulungan., S.Si.,M.Sc.,Ph.D. (UGM-Yogyakarta) Dr. Teguh Wahyono., M.Cs (UKSW-Salatiga) Dr. Rudi Ariyanto., M.Cs (Politeknik Negeri Malang) Rudianto.,ST.,M.Cs (Universitas Narotama-Surabaya) Dewan Redaksi Prof. Drs. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc.,PhD (UNIMED–Medan) Prof. Dr. Anton Satria Prabuwono ( Rabigh King Abdulaziz University –Saudi Arabia) Prof. Dr. Ir. Zainal Arifin Hasibuan, MSc., PhD. (UI-Jakarta) Dr Brahmaputra Marjadi, MPH, PhD (University of New South Wales-Australia) Penerbit Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) STIKes Darmais Padangsidimpuan Alamat Redaksi Jl. Belibis No. 1 Perumahan Sopo Indah Sigulang Kec. Padangsidimpuan Tenggara Telepon / Fax : 0634-28672 – Email : [email protected] KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, Kami ucapkan atas tersusunnya Jurnal Darmais edisi perdana Jurnal Darmais Sosial, Sains dan Teknologi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Darmais Padangsidimpuan. Penyusunan beberapa artikel karya ilmiah ini dilandasai semangat dalam melakukan penelitian baik o;eh para dosen maupun para mahasiswa yang merupakan bagiandari civitas akademika.. Dalam tersusunnya Jurnal Datmais edisi perdana ini, Semoga dapat memberikan manfaat dan memperluas wawasan penelitian. Demi meningkatkan kualitas Jurnal Darmais, kritik serta saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai upaya perbaikan dan pembaruan. Ucapan terimakasih kami sampaikan pada Yayasan Pendidikan Bunda Langga yang telah mendorong dan memotifasi dalam menerbitkan Jurnal Darmais ini, Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada segenap jajaran Jurnal Darmais atas dedikasi dan kerjasamanya dalam upaya menerbitkan Jurnal Darmais edisi perdana ini. Salam Redaksi DAFTAR ISI Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Retensio Plasenta di RSU Muhammadiyah Medan Oleh : Dewi Ansari Nasution……………………………………………………………….. 1 Pengaruh Pengetahuan, Persepsi Dan Sikap PUS Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang. Oleh : Henni Sagrida Sitompul ……………………………………………………………… 9 Otomatisasi Pengaturan Pengukuran Suhu Incubator Bayi Oleh : Rokhmat Hidayat …………………………………………………………………….. 19 Gambaran Pengetahuan Siswi Kelas VIII Tentang Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi Di Smp Negeri 2 Oleh : Melfi Suryaningsih …………………………………………………………………… 29 Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (Wus) Tentang Kanker Payudara Di Kelurahan Palopat Maria Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Oleh : Sri Itayanni …………………………………………………………………………… 39 Pengaruh Promosi Kesehatan Melalui Media Elektronik Dan Pamflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Penggunaan Bumbu Penyedap Pada Ibu Rumah Tangga Oleh : Agus Muda Nasution ………………………………………………………………. 49 Perancangan Sistem Informasi Kesehatan Dan Manajemen Puskesmas (Simkesmas) Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Oleh : Dian Suci Rahmawati ……………………………………………………………… 57 Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpuskesmas) Berbasis Komputer Oleh : Martini Andriani ……………………………………………………………………. 66 Pengaruh Keikutsertaan Suami Dalam Kangaroo Mother Care (Kmc) Terhadap Perubahan Berat Badan Bayi Lahir Rendah Di Kabupaten Ciamis Oleh : Susi Febriani Yusuf ………………………………………………………………… 73 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Retensio Plasenta di RSU Muhammadiyah Medan Dewi Ansari Nasution (1) 1Akademi Kebidanan, STIKes Darmais Padangsidimpuan Intisari Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan 67 %, atonia uteri 23,88 %, sisa plasenta 19,40 %, retensio plasenta 40,30 % dan persalinan dengan laserasi jalan lahir 16,42 %, perdarahan terjadi 10 kali leih sering pada saat persalinan. Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian Retensio Plasenta di RSU Muhammadiyah Medan Tahun 2012. Desain penelitian ini bersifat Deskriptif Korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mengalami retensio plasenta di RSU Muhammadiyah Medan Tahun 2012 yang berjumlah 25 responden dengan tekhnik pengambilan sampel yaitu total sampling. Data yang digunakan adalah data dokumentasi. Diolah dengan proses editing, coding, entry data dan dianalisis dengan regresi sederhana. Hasil penelitian didapatkan jumlah yang mengalami retensio plasenta 25 kasus dalam satu tahun, dengan mayoritas paritas 2 ( dua ), dan analisis regresi sederhana diperoleh hubungan sebanyak 21,8 ibu berparitas dua dengan kejadian retensio plasenta. Hasil penelitian disimpulkan ada hubungan positif Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Retensio Plasenta di RSU Muhammadiyah Medan Tahun 2012. Diharapkan kepada tenaga kesehatan ( Bidan ) agar selalu memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada tentang retensio plasenta kepada ibu-ibu dan hal- hal yang dapat menyebabkan retensio plasenta. Kata Kunci : Paritas Ibu Bersalin, Retensio Plasenta PENDAHULUAN Pembangunan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau adalah pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil pembangunan yang berwawasan kesehatan. dan merata serta memiliki derajat kesehatan Tujuan yang optimal di seluruh wilayah Republik pembangunan kesehatan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan Indonesia. kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup Data WHO menunjukkan sebanyak 99 sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat persen kematian ibu akibat masalah persalinan kesehatan masyarakat yang optimal melalui atau terciptanya masyarakat, Bangsa dan Negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara- Indonesia, yang ditandai penduduknya siap negara berkembang merupakan yang tertinggi hidup dalam lingkungan dan perilaku yang dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran kelahiran terjadi di negara-negara 1 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio penyebabnya dapat mengancam jiwa dimana kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 ibu dengan perdarahan yang hebat akan cepat negara persemakmuran ( www. Berbagai faktor meninggal jika tidak mendapat perawatan medis penyebab.com ). yang tepat (www.berbagaifaktorpenyebab.com). Suatu hal yang penting lainnya adalah Penyebab utama kematian ibu di perbedaan kualitas pelayanan kesehatan pada Indonesia adalah perdarahan 67% (atonia uteri setiap tingkat pelayanan. Pelayanan kesehatan 23,88%, sisa primer diperkirakan dapat menurunkan AKI plasenta 40,30% sampai 20%, namun dengan sistim rujukan yang laserasi jalan lahir 16,42%). Perdarahan terjadi efektif, angka kematian dapat ditekan sampai 10 kali lebih sering pada saat persalinan 80%. Menurut UNICEF, 80% kematian ibu dan (Assesment Safe Motherhood, 1990). perinatal di Sakit retensio persalinan dengan Penelitian yang menyatakan paritas kesehatan, bermakna sebagai faktor risiko antara lain khususnya pelayanan kesehatan maternal dan penelitian Herianto (2003) di Rumah Sakit neonatal dipengaruhi oleh banyak faktor, namun Sardjito Yogyakarta selama kurun waktu 5 kemampuan tenaga kesehatan (bidan, dokter, Tahun ( 1998-2002 ) pada 55 kasus perdarahan dokter spesialis) merupakan salah satu faktor post utama (www.berbagaifaktorpenyebab.com). pervaginam, hasil penelitian ini membuktikan kualitas Rumah dan 19,40%, rujukan. Walaupun terjadi plasenta pelayanan Faktor-faktor yang mempengaruhi partum primer dari 3640 bahwa paritas lebih dari 3 (tiga) bermakna tingginya Angka Kematian Ibu antara lain adalah sebagai Faktor Reproduksi, Komplikasi Obstetric, Faktor perdarahan post partum primer. Pelayanan Kesehatan, Faktor Sarana persalinan dan faktor risiko Menurut yang Dinkes utama Provinsi kematian Sumatera Fasilitas, Faktor Sosial Budaya dan System Utara Rujukan. Faktor reproduksi terdiri dari usia dan sumatera utara belum ada survey khusus, tetapi paritas, sedangkan komplikasi obstetric terdiri secara nasional disebabkan karena komplikasi dari perdarahan post partum, infeksi nifas, persalinan ( 45% ), retensio plasenta ( 20% ), retensio plasenta, dan eklamsia. robekan jalan lahir ( 19% ), partus lama ( 11% ). Retensio plasenta dapat menyebabkan penyebab mempengaruhi ibu di ( www.dinkes sumut.com ) perdarahan, perdarahan merupakan penyebab Dari hasil penelitian Pardosi Universitas kematian nomor satu (40%-60%) kematian ibu Sumatera Utara (2005) menyatakan bahwa melahirkan di Indonesia. Berdasarkan data faktor paritas ibu mempengaruhi perdarahan kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan post partum dari 52 responden terdapat 32 pasca persalinan di Indonesia adalah sebesar responden dengan paritas > 3 mengalami 43%. Menurut WHO dilaporkan bahwa 15-20% perdarahan post partum. kematian ibu karena retensio plasenta dan insidennya adalah 0,8-1,2% untuk setiap Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSU Muhammadiyah kelahiran. Dibandingkan dengan resiko-resiko Medan yang beralamat di Jl.Mandala By Pass lain dari ibu bersalin, perdarahan post partum pada dimana menggunakan takhnik dokumentasi terdapat 25 retensio plasenta salah satu tanggal 10 Januari 2013 dengan 2 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara kasus retensio plasenta yang tercatat di Medical Untuk mengetahui hubungan paritas ibu bersalin Record RSU Muhammadiyah Medan Tahun dengan kejadian Retensio Plasenta di RSU 2012, Muhammadiyah Tahun 2012. dari data tersebut didapatkan 20 diantaranya adalah ibu berparitas lebih dari ( 1 ) 2 Tujuan Khusus satu. 2.1 Untuk mengidentifikasi paritas ibu bersalin di RSU Muhammadiyah Tahun 2012 . Identifikasi Masalah 2.2 Dari latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi Untuk mengidentifikasi kejadian retensio plasenta di RSU Muhammadiyah Tahun 2012. beberapa 2.3 Untuk mengetahui hubungan paritas ibu permasalahan yang mempengaruhi hubungan bersalin dengan kejadian retensio plasenta di paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio RSU Muhammadiyah Tahun 2012 . plasenta diantaranya yaitu : 1) apakah paritas mempengaruhi retensio METODE PENELITIAN plasenta di rumah sakit ? Berdasarkan 2) apakah jarak kelahiran mempengaruhi retensio plasenta di rumah sakit ? merupakan jenis penelitian penelitian ini Deskriptif Korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan 3) apakah riwayat persalinan mempengaruhi retensio plasenta di rumah sakit ? paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta di RSU Muhammadiyah Tahun 2012. Adapun Pembatasan Masalah Pembatasan jenisnya desain penelitian dapat dirancang seperti gambar dibawah ini : masalah akan memudahkan peneliti dalam pembahasannya, sehingga dapat menjadi sasaran dan tujuan dengan tepat dan hasil yang diperoleh dapat Variabel (X) Variabel (Y) Independent Dependent Paritas ibu bersalin Retensio Plasenta dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini Gambar.1 maka peneliti membatasi permasalahan pada hubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta di RSU Lokasi Dan Waktu Penelitian Muhammadiyah Medan Tahun 2012. Penelitian Muhammadiyah tersebut Rumusan Masalah Berdasarkan sebagai ini dilakukan Medan. tempat di RSU Penentuan tempat penelitian adalah berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu : latar belakang maka terpenuhinya sampel, adanya kasus retensio rumusan masalah penelitian ini adalah apakah plasenta, lokasi penelitian terjangkau dan belum ada hubungan positif antara paritas ibu bersalin pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Waktu dengan kejadian retensio plasenta di RSU penelitian yang akan dilakukan mulai Januari Muhammadiyah Tahun 2012 2013. Tujuan Penelitian Populasi Dan Sampel 1 Tujuan Umum Populasi 3 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri kuantitas atas dan objek yang karakteristik Kegiatan mempunyai tertentu memasukkan data yang dikumpulkan ke dalam master tabel atau yang database komputer, kemudian membuat ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan distribusi kemudian dengan membuat tabel kontingensi. ditarik kesimpulannya telah (Sugiyono, frekuensi sederhana atau 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien di bagian rekam medis Teknik Analisa Data Rumah Sakit Umum Muhammadiyah yang Data yang diperoleh dalam penelitian terlebih mengalami retensio plasenta Tahun 2012 yaitu dahulu dianalisis secara deskriptif, yaitu melalui 25 responden. tabel berdasarkan analisis deskriptif yang bertujuan untuk menyajikan data sesuai dengan Sampel keadaan Sebagian yang diambil dari keseluruhan yang sebenarnya menginterprestasikannya kemudian untuk menjawab obyek yang diteliti dan dianggap mewakili permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini uji seluruh populasi disebut sampel penelitian ( yang dilakukan untuk normalitas data adalah uji Notoatmodjo, 2005 ). Dalam penelitian ini kolmogorov-smirnov. peneliti menggunakan tekhnik total sampling yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel yaitu 25 responden Kemudian data dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi. 1. Menentukan model persamaan regresi dengan rumus : Pengolahan Data Y = a+Bx Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data. Menurut Hidayat ( 2007 ), Dimana : a. = ( )( Tehnik pengolahan data dilakukan dengan n( ) –( )( ) )–( langkah-langkah sebagai berikut : a. Editing b. = Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh n( )n )( ) )( Keterangan: atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan X = Paritas ibu bersalin pada Y = Retensio plasenta tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. b. Coding HASIL DAN PEMBAHASAN Coding merupakan kegiatan pemberian kode Paritas Ibu numerik ( angka ) terhadap data yang Berdasarkan hasil penelitian tentang terdiri beberapa kategori. Pemberian kode paritas ibu bersalin yang mengalami retensio ini sangat penting bila pengolahan dan plasenta maka diperoleh hasil sebagai berikut : analisis data menggunakan komputer. Tabel1. Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Bersalin c. Data entry di RSU Muhammadiyah Tahun 2012 4 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Jumlah No Paritas F % Hal ini sejalan dengan penelitian Dian Miralawati yang meneliti tentang hubungsan Ibu antara paritas dengan kejadian perdarahan 1. 1 9 36,0 2. 2 10 40,0 postpartum primer di kamar bersalin RSUD 3. 3 4 16,0 Gambiran Kota Kediri periode 1 januari – 31 4. 4 1 4,0 5. 5 1 4,0 desember 2007 mendapat hasil bahwa paritas 25 100,0 Jumlah memiliki hubungan dengan kejadian perdarahan Dari tabel di atas mayoritas paritas ibu bersalin yaitu paritas 2 sebanyak 10 responden (40,0%). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis kolmogorov smirnov maka didapatkan hasil 0,00 dimana jika P < 0,05 maka hipotesis nol ditolak, dan Ha diterima. Dari persamaan regresi linier sederhana diperoleh Ỷ = 2 + 0,79 X koefisien b dinamakan koefisien arah regresi linier dan menyatakan perubahan rata – rata variabel Y untuk setiap variabel X, perubahan ini menunjukkan pertambahan apabila b bertanda positif dan penurunan atau pengurangan jika bertanda negatif, demikian diatas b = 0,79 bertanda positif sehingga kita dapat menyatakan bahwa meningkatnya paritas (X) maka kejadian retensio plasenta (Y) bertambah dengan 0,79 orang. X = 25, maka selanjutnya memasukkan harga tersebut ke persamaan regresi di atas Ỷ = 2 + 0,79 (25) = 21,8 dengan demikian diperkirakan rata – rata 21,8 ibu berparitas lebih dari 1 ( satu ) untuk setiap 25 responden yang mengalami retensio plasenta. Pembahasan Penelitian Paritas Ibu Bersalin Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden yang mengalami retensio plasenta adalah paritas 2 ( dua ) di RSU Muhammadiyah Medan. Paritas adalah jumlah kehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan, tanpa mengingat jumlah Temuan Penelitian Jika postpartum primer. anaknya (Harry dkk, 2010, hal : 58), sedangkan pada kamus Dorland (2002), Paritas merupakan keadaan seorang wanita sehubungan dengan kelahiran anak yang dapat hidup. Paritas sangat mempengaruhi keadaan ibu, semakin tinggi paritas ibu bersalin maka resiko untuk mengalami retensio plasenta semakin tinggi pula. Paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan ibu dan anak, terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi. Terdapat asosiasi antara paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta. Tingkat paritas tinggi yang termasuk didalamnya adalah merupakan tingkat paritas yang paling sering mengalami retensio plasenta, retensio plasenta lebih banyak terjadi pada tingkat paritas tinggi karena pada paritas tinggi fungsi reproduksi mengalami penurunan, otot uterus terlalu teregang dan kurang dapat berkontraksi dengan normal sehingga kemungkinan terjadi retensio plasenta menjadi lebih besar. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingginya paritas yang dihasilkan oleh kehamilan viable dapat menyebabkan peningkatan resiko terjadinya retensio plasenta, hal ini bukan saja 5 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara berhubungan dengan fungsi reproduksinya yang faktor paritas, hal tersebut bisa dilihat pada telah menurun, tetapi juga dilihat dari usia, jarak seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai kehamilan dan riwayat persalinan dan akan resiko mengalami berkurangnya kontraksi uterus menambah resiko bila disertai pula tingginya karena paritas. menurun, kontraksi uterus yang lemah akan penurunan fungsi reproduksi yang menyebabkan tertahannya plasenta di dalam Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian uterus, sehingga Retensio Plasenta plasenta. menyebabkan Retensio plasenta retensio jika tidak Berdasarkan temuan hasil penelitian ini mendapatkan penanganan akan berakibat pada menunjukkan ada hubungan yang positif antara postpartum haemorraghia yang berujung pada paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio kematian ibu. plasenta di Hubungan RSU Muhammadiyah tersebut dinyatakan Medan. dengan Hal lain pada paritas tinggi mempunyai resiko mengalami anemia memperhatikan Hal ini berarti semakin tinggi paritas ibu bersalin selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk ibu maka akan semakin rentan mengalami retensio dan janin yang dikandungnya sehingga dengan plasenta. adanya riwayat anemia selama kehamilan akan penelitian ini sejalan dengan meningkatkan resiko nutrisi tidak persamaan regresi sederhana Ỷ = 2 + 0,79 X. Hasil kebutuhan jika terjadinya karena perdarahan penelitian Owolabi yang meneliti hubungan karena wanita dengan anemia tidak dapat antara usia, paritas dengan retensio plasenta di mentoleransi terjadinya kehilangan darah saat jawa barat mendapat hasil bahwa usia ibu 35 persalinan seperti pada wanita yang sehat, tahun atau lebih dan paritas tinggi memiliki sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin hubungan dengan kejadian retensio plasenta. banyak jumlah kelahiran atau paritas, maka Retensio lepasnya plasenta plasenta dengan adalah belum akan melebihi waktu mendapatkan setengah jam ( Manuaba dkk, 2008, hal : 178 ). meningkatkan resiko masalah ibu untuk kesehatan seperti retensio plasenta. Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya retensio plasenta salah satunya adalah faktor maternal yaitu merupakan faktor yang didapat dari ibu seperti gravida berusia lanjut dan multiparitas. Menurut peneliti jika dilihat dari hasil KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dengan judul Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Retensio Plasenta di RSU penelitian ini jelas terlihat hubungan paritas ibu Muhammadiyah Tahun 2012 dapat disimpulkan bersalin dengan kejadian retensio plasenta. Dari sebagai berikut : data terlihat bahwa yang mengalami retensio 1. Mayoritas yang mengalami retensio plasenta adalah mayoritas ibu berparitas lebih plasenta yaitu responden berparitas 2 ( dari satu. Hal ini membuktikan bahwa hasil dua ). penelitian sesuai dengan hipotesis alternatif . retensio plasenta sangat berhubungan dengan 2. Jumlah retensio plasenta yaitu 25 kasus dalam 1 Tahun. 6 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara 3. Terdapat hubungan yang positif antara retensio plasenta dengan menjaga jumlah Paritas ibu bersalin dengan kejadian kehamilan dan persalinan, kejadian retensio retensio plasenta plasenta Muhammadiyah di RSU Medan 2012. Berdasarkan persamaan regresi linier dapat menyebabkan perdarahan postpartum yang dapat menyebabkan kematian pada ibu. sederhana diperoleh Ỷ = 2 + 0,79 X Dengan demikian bidan atau petugas koefisien b dinamakan koefisien arah kesehatan lainnya perlu memberikan pendidikan regresi menyatakan kesehatan terhadap ibu bahwa melahirkan lebih perubahan rata – rata variabel Y untuk dari 3 sampai 4 kali menyebabkan banyak setiap ini resiko bagi ibu. Salah satunya adalah retensio menunjukkan pertambahan apabila b plasenta. Masih ada faktor – faktor lain yang bertanda positif dan penurunan atau menyebabkan retensio plasenta misalnya, faktor pengurangan jika bertanda negative, – faktor uterus seperti bekas section caesarea, demikian diatas b = 0,79 bertanda positif bekas pembedahan uterus, bekas curettage sehingga kita dapat menyatakan bahwa uterus, bekas endometritis dan juga faktor – meningkatnya paritas (X) maka kejadian faktor plasenta meliputi plasenta previa dan retensio plasenta (Y) bertambah dengan implantasi corneal. linier dan variabel X, perubahan 0,79 orang. Jika X Beberapa faktor yang mempengaruhi = 25, memasukkan maka harga selanjutnya tersebut ke retensio plasenta antara lain adalah usia, riwayat kuretase dan riwayat persalinan yang persamaan regresi di atas Ỷ = 2 + 0,79 lalu. (25) kuretase bisa menyebabkan implantasi plasenta = 21,8 diperkirakan dengan rata – rata demikian 21,8 Riwayat tindakan pada uterus yaitu ibu abnormal, kuretase menyebabkan kerusakan berparitas lebih dari 1 ( satu ) untuk pada jaringan endometrium akibatnya jaringan setiap 25 responden yang mengalami endometrium diganti dengan fibrosis, sehingga retensio plasenta. vaskularisasi Implikasi berkurang. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin plasenta akan Berdasarkan hasil penelitian ini maka implikasinya menjadi adalah dengan mengadakan perluasan implantasi dan vili diterimanya korialis akan menembus dinding uterus lebih hipotesis penelitian ini maka paritas ibu bersalin dalam lagi sehingga akan terjadi plasenta akan berhubungan dengan kejadian retensio adhesive sampai perkreta. plasenta. Selanjutnya dari hasil penelitian perlu Riwayat kesehatan yang lalu merupakan semua pihak yang berkaitan dengan kesehatan suatu kejadian yang sudah pernah di derita ibu ibu dan bayi seperti bidan, ibu bersalin dan sebelumnya petugas kesehatan lainnya agar menjaga jumlah plasenta. dapat mempengaruhi retensio persalinan dengan membatasi kehamilan dan diharapkan keluarga memberikan respon yang positif agar tercapainya derajat kesehatan ibu Saran yang baik dengan meminimalisasi kejadian 7 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Berdasarkan dengan hasil penelitian ini maka disarankan kepada beberapa pihak Oxorn, Harry, dkk (2010). Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. sebagai berikut : Yayasan Esensia Medica. 1. Kepada ibu bersalin Slamet,Soemirat Untuk ibu bersalin dengan retensio plasenta menyebabkan retensio plasenta dan supaya menjaga jarak dan jumlah kelahiran karena paritas berhubungan dengan retensio plasenta. 2. Kepada Tenaga Kesehatan ( Bidan ) Agar selalu memberikan penyuluhan Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta. UGM. agar bertanya dan mencari informasi kepada tenaga kesehatan tentang hal – hal yang (2004). Kamus (2002). Kedokteran Dorland. Sudjana , (2002). Metoda statistika.Bandung.Tarsito Sumarah, dkk (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta. Fitramaya. dan http :// www.ui.edu,2005.com Angka kenatian pendidikan kesehatan tentang retensio plasenta ibu dengan retensio plasenta.25 Nopember kepada ibu – ibu dan hal – hal yang dapat 2012. menyebabkan www.Path.org.com. 27 Nopember 2012. retensio plasenta agar terminimalisasi kejadian retensio plasenta. Wikipedia,2010. 3. Peneliti selanjutnya maret 2012]. Ibu,//org//.cow.id.[akses, 23 Diharapkan melakukan penelitian lanjutan untuk melengkapi hasil penelitian yang telah ada. DAFTAR PUSTAKA Cunningham, dkk ( ). Obstetric Williams. Jakarta. EGC. Dahlan, S (2004). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta. Arkans. Hidayat,AAA (2011). Metode penelitian kebidanan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta. Salemba Medica. Kartini (2007). Psikologi Wanita. Bandung. Bandar Maju. Manuaba (2008). Obstetric Ginekologi. Jakarta. EGC. Notoatmodjo,S (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta. Rineka Cipta. Notoatmodjo,S (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta.Rineka Cipta. Nugroho,T (2012). Obstetri dan ginekologi.Yogyakarta. Nuha Medika. 8 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Pengaruh Pengetahuan, Persepsi Dan Sikap PUS Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang. Henni Sagrida Sitompul(1) 1Akademi Kebidanan, STIKes Darmais Padangsidimpuan Intisari Salah satu program untuk menekan angka pertumbuhan penduduk yakni melalui program KB. Program KB memiliki peranan dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, penundaan usia kehamilan serta menjarangkan kehamilan dengan sasaran utama adalah pasangan usia subur (PUS). Program pemerintah dalam upaya mengendalikan jumlah kelahiran dan mewujudkan keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak kelahiran dengan program KB. Studi analitik dengan disain studi case control.Penelitian case control adalahsuatu penelitian survei analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif. Pada case control dilakukan identifikasi subyek (kasus) yang telah terkena penyakit (efek), kemudian ditelusuri secara retrospektif ada atau tidak adanya faktor resiko yang diduga berperan.Kasus adalah ibu yang menggunakan kontrasepsi tubektomi dan kontrol adalah ibu akseptor KB yang tidak memakai kontrasepsi tubektomi. Berdasarkan hasil penelitian seluruh akseptor KB dengan bersikap positif sebesar 19,3% dan dari akseptor KB yang bersifat negatif yang menggunakan kontrasepsi tubektomi sebesar 80,7%. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu menggunakan kontrasepsi tubektomi tidak didasarkan bagaimana akseptor KB menyikapi kontrasepsi tubektomi. Keadaan ini tidak dipengaruhi oleh sikap, namun ada faktor lain misalnya pengetahuan dan persepsi yang lebih memengaruhi akseptor KB sehingga memilih jenis kontrasepsi tubektomi yang dipakai Terdapat pengaruh pengetahuan terhadap penggunaan kontrasepsi tubektomi di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang, artinya apabila pengetahuan akseptor KB baik maka akan meningkatkan penggunaan tubektomi.Pengetahuan akseptor KB yang baik tentang hakekat program KB akan memengaruhi mereka dalam memilih metode/alat kontrasepsi yang akan digunakan termasuk keleluasaan atau kebebasan pilihan, kecocokan, pilihan efektif tidaknya, kenyamanan dan keamanan, juga dalam memilih tempat pelayanan yang lebih sesuai dan lengkap karena wawasan sudah lebih baik, sehingga demikian kesadaran mereka tinggi untuk terus memanfaatkan pelayanan. Kata kunci : Pasangan Usia Subur, Case Control,Keluarga Berencana, Kontrasepsi Tubektomi , 9 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara PENDAHULUAN (PUS). Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam Realisasi peserta KB aktif yang menggunakan kontrasepsi AKDR/IUD 153.627 peserta (10,22%), MOW 114.944 peserta kependudukan. Sejak 2004, program keluarga (7,64%), MOP 5.029 peserta (0.33%), kondom berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga 91.691 angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun peserta (8,89%), suntik 503.370 peserta (3,48%) dan pada tahun 2010 berdasarkan sensus dan pil 501.262 peserta (33,34%) (BKKBN penduduk Sumut, 2011). mencapai 237,6 juta jiwa.(BKKBN,2011) peserta (6,10%), Akseptor KB implant dengan 133.741 jenis MOW Salah satu program untuk menekan (tubektomi) semuanya mendapat pelayanan angka pertumbuhan penduduk yakni melalui secara gratis di RSUD Lubuk Pakam. Alasan program KB. Program KB memiliki peranan akseptor dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui tubektomi dengan mempertimbangkan umur dan pencegahan jumlah anak yang dimiliki akseptor KB. kehamilan kehamilan, serta penundaan menjarangkan usia kehamilan KB tersebut Melihat untuk data menggunakan tersebut bahwa non dengan sasaran utama adalah pasangan usia metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) subur (PUS). Program pemerintah dalam upaya merupakan metode yang lebih disukai oleh mengendalikan dan peserta KB aktif di Kecamatan Percut Sei Tuan. mewujudkan keluarga kecil yang sehat dan Sama halnya dengan alasan peserta KB baru, sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak metode non MKJP juga dipandang masyarakat kelahiran dengan program KB (Manuaba, 2010). lebih jumlah kelahiran Dari survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2007 dan lebih mudah untuk menggunakan atau tidak menggunakannya lagi yang sesuai dengan keinginan peserta KB untuk menggunakan alat kontrasepsi 61,4% yaitu kembali memiliki anak. Akseptor KB di Wilayah sebanyak 31,6% menggunakan suntik, pil 13,2 Puskesmas %, AKDR/IUD 4,8%, implant 2,8%, kondom kontrasepsi yang bertujuan untuk menunda 1,3%, vasektomi dan tubektomi 7,7 %.. Pada kehamilan, tahun 2009 mengakhiri kehamilan atau kesuburan. tercatat diketahui aman 51,21% akseptor KB memilih suntikan sebagai alat kontrasepsi, Bandar Khalipah menjarangkan memakai kehamilan dan Permasalahan 40,02% memilih Pil, 4,93% memilih Implant, Yang menjadi permasalahan adalah 2,72% memilih AKDR/IUD dan lainnya 1,11%. bagaimana pengetahuan, persepsi dan sikap Pada non akseptor KB terhadap penggunaan tubektomi metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). pada PUS di wilayah kerja Puskesmas Bandar Sehingga metode KB MKJP seperti AKDR/IUD, Khalipah Kabupaten Deli Serdang. implant, kontap pria (MOP) dan kontap wanita Tujuan Penelitian umumnya masyarakat memilih (MOW) kurang diminati (Arum, 2009). Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengetahuan, persepsi berhasil dibina sebanyak 2.326.172 pasangan dan sikap (64,64%) dari seluruh pasangan usia subur kontrasepsi PUS terhadap tubektomi di penggunaan wilayah kerja 10 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Serdang. Deli Serdang lebih rendah jika dibandingkan Hipotesis dengan kontasepsi lain yaitu pil sebanyak 2024 Pengetahuan, persepsi dan sikap PUS akseptor (29.90%), suntik sebanyak 1871 berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi akseptor (29.64%), kondom sebanyak 1560 tubektomi di wilayah kerja Puskesmas Bandar akseptor Khalipah Kabupaten Deli Serdang. sebanyak 696 akseptor (10.28%), IUD sebanyak (23,04%), penggunaaan implant 510 akseptor (7,53%), MOP sebanyak 86 Manfaat Penelitian Bagi Dinas akseptor (1,27%) Kesehatan dan paling sedikit MOW Pemerintah sebanyak 83 akseptor (1,23%) dan memiliki Kabupaten Deli Serdang dan khususnya pengetahuan, persepsi dan sikap akseptor KB Puskesmas yang berbeda-beda. Bandar meningkatkan kontrasepsi Khalipah informasi tubektomi meningkatkan tentang dalam cakupan agar upaya pelayanan kontrasepsi. Penelitian ini dimulai dari Januari 2012Januari 2013 penelusuran yaitu mulai kepustakaan, melakukan penyusunan proposal, seminar proposal, penelitian, analisis data dan penyusunan laporan akhir diperkirakan METODE PENELITIAN Januari 2013. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik case dengan disain studi case control adalahsuatu control.Penelitian penelitian survei analitik yang menyangkut bagaimana dipelajari faktor Populasi a. Populasi kasus Populasi kasus adalahseluruhakseptor dengan tubektomidi wilayah kerja Puskesmas Bandar menggunakan pendekatan retrospektif. Pada Khalipah Kabupaten Deli Serdang berjumlah 83 case orang. control risiko Populasi dan Sampel dilakukan identifikasi subyek (kasus) yang telah terkena penyakit (efek), b. Populasi kontrol kemudian ditelusuri secara retrospektif ada atau tidak adanya faktor resiko yang Pada kontrol adalahakseptor KB yang diduga tidak menggunakan kontrasepsi tubektomi di berperan.Kasus adalah ibu yang menggunakan wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah kontrasepsi tubektomi dan kontrol adalah ibu Kabupaten akseptor KB yang tidak memakai kontrasepsi orang.Besar tubektomi. berjumlah 83 orang. Deli Serdang sampel sebanyak kontrol yang 6687 diambil Tabel 1. Peserta KB Tubektomi dan Peserta KB Lokasi dan Waktu Penelitian Non Tubektomi di Wilayah Kerja Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Puskesmas Bandar Khalipah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang. Alasan memilih lokasi ini karena pemakaian kontrasepsi tubektomi di wilayah Peserta No Desa Tubektomi KB Peserta KB Non 11 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Tubektomi C ase Pr ocessing Valid Ex c ludeda Total Bandar 1 Khalipah 2 1253 2 Bandar Klippa 3 1207 3 Bandar Setia 1 418 R eliabi lity Statisti cs C ronbach' s Alpha ,966 Timur 62 1654 5 Laut Dendang - 508 6 Sei Rotan 15 1210 7 Kolam - 437 Jumlah 83 6687 terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok case dan Bandar Khalifah sudah dilakukan tubektomi dan bersedia menjadi responden pada penelitian ini. a. Sampel kasusadalahseluruh populasi kasus tubektomi kasus(matching dengan rumah tempat tinggal, kontrol diambil berdasarkan perbandingan kasus dan kontrol yaitu dengan cara peserta dengan tubektomi tetapi tubektomi dijadikan demikian kasus seterusnya peserta menggunakan sebagai sampai kontrol HASIL PENELITIAN Hasil Olah Data Validitas dan Reliabilitas Corrected Item-Tot al Correlation ,907 ,933 ,882 ,933 ,907 ,957 ,670 ,753 Cronbach's Alpha if Item Delet ed ,959 ,957 ,960 ,957 ,959 ,956 ,972 ,968 Variance 12,645 Std. Dev iat ion 3,556 N of Items 8 Valid Excludeda Total 30 0 30 % 100,0 ,0 100,0 a. Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. R eliabi lity Statisti cs C ronbach' s Alpha ,952 N of Items 6 Item Statistics Mean ,63 ,67 ,63 ,63 ,67 ,63 pe1 pe2 pe3 pe4 pe5 pe6 St d. Dev iation ,490 ,479 ,490 ,490 ,479 ,490 N 30 30 30 30 30 30 Item-To tal Statistics pe1 pe2 pe3 pe4 pe5 pe6 Scale Mean if Item Deleted 3,23 3,20 3,23 3,23 3,20 3,23 sejumlah sampel yang diinginkan sebanyak 83 orang. Scale Variance if Item Deleted 9,597 9,528 9,771 9,528 9,597 9,513 10,230 10,064 N Cases yang rumah tidak 30 30 30 30 30 30 30 30 Case Pr ocessing Su mmary yang umur dan jumlah anak). Besar sampel merupakan N Scale: ALL VARIABLES b. Sampel kontrol adalahakseptor KB yang berdekatan St d. Dev iation ,498 ,498 ,479 ,498 ,498 ,490 ,504 ,490 Reliability dijadikan sampel. berdekatan Items 8 Scale Statistics Mean 4,90 pada wanita pasangan usia subur (PUS). Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Scale Mean if Item Deleted 4,30 4,30 4,23 4,30 4,30 4,27 4,33 4,27 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 kelompok control. Untuk kriteria pada case yaitu tubektomi of Item-To tal Statistics Kelompok sampel dalam penelitian ini menggunakan Mean ,60 ,60 ,67 ,60 ,60 ,63 ,57 ,63 p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 Sampel sampel N Item Statist ics 4 rumahnya % 100,0 ,0 100,0 30 0 30 a. Lis twis e deletion bas ed on all v ariables in the proc edure. Sambirejo tidak Su mmary N C as es Scale Variance if Item Deleted 4,875 4,924 4,875 4,737 4,786 4,737 Corrected Item-Tot al Correlation ,815 ,810 ,815 ,891 ,888 ,891 Cronbach's Alpha if Item Delet ed ,947 ,948 ,947 ,938 ,939 ,938 Scale Statistics Mean 3,87 Variance 6,878 Std. Dev iat ion 2,623 N of Items 6 Reliability Scale: ALL VARIABLES Reliability Scale: ALL VARIABLES 12 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Hasil Case Pr ocessing Su mmary N Cases Valid Excludeda Total % 100,0 ,0 100,0 30 0 30 a. Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. R eliabi lity N of s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 St d. Dev iation 1,037 1,074 1,159 ,922 1,306 1,208 ,900 1,037 1,040 1,055 s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 Scale Variance if Item Deleted 45,972 43,913 42,171 46,575 41,775 44,769 45,982 44,524 46,737 43,459 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 Corrected Item-Tot al Correlation ,514 ,647 ,715 ,544 ,639 ,498 ,614 ,627 ,454 ,697 Variance 54,276 Std. Dev iat ion 7,367 kontrasepsi yang tidak tubektomi menggunakan dengan persentase tertinggi berada pada pengetahuan sebesar 80,0%. Uji variabel pengetahuanberpengaruh statistik buruk menunjukkan terhadap penggunaan kontrasepsi tubektomi. Cronbach's Alpha if Item Delet ed ,866 ,856 ,850 ,864 ,857 ,868 ,859 ,857 ,870 ,852 Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa berbanding lurus kontrasepsi, N of Items 10 tingkat dengan artinya pengetahuan Scale Statistics Mean 24,00 pengetahuan yang menggunakan kontrasepsi sedangkan N Item-To tal Statistics Scale Mean if Item Deleted 21,60 21,53 21,63 21,67 21,53 21,70 21,47 21,40 21,77 21,70 variabel pada pengetahuan baik yaitu sebesar 81,5%, Items 10 Item Statistics Mean 2,40 2,47 2,37 2,33 2,47 2,30 2,53 2,60 2,23 2,30 tentang tubektomi dengan persentase tertinggi berada Statisti cs C ronbac h' s Alpha ,872 penelitian pengetahuan pemakaian semakin responden maka alat rendah pemakaian kontrasepsi tubektomi juga rendah. Demikian juga sebaliknya jika pengetahuan responden UJi Hubungan Pengetahuan dan Sikap tinggi maka pemakaian kontrasepsi tubektomi Crosstabs juga akan meningkat. Pengetahuan akseptor KB yang baik Pengetahuan * sikap Crosstabulation Pengetahuan Baik Buruk Total tentang hakekat program KB akan memengaruhi sikap Positif Negatif 18 63 22,2% 77,8% 3 82 3,5% 96,5% 21 145 12,7% 87,3% Count % within Pengetahuan Count % within Pengetahuan Count % within Pengetahuan Total 81 100,0% 85 100,0% 166 100,0% mereka dalam memilih metode/alat kontrasepsi yang akan digunakan termasuk keleluasaan atau kebebasan pilihan, kecocokan, pilihan efektif tidaknya, kenyamanan dan keamanan, juga dalam memilih tempat pelayanan yang Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value 13,115b 11,478 14,288 13,036 df 1 1 1 1 Asy mp. Sig. (2-sided) ,000 ,001 ,000 Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) ,000 ,000 ,000 untuk terus memanfaatkan pelayanan. yang dikutip oleh Notatmodjo (2010) yang b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,25. menyatakan bahwa tindakan seseorang individu termasuk kemandirian dan tanggung jawabnya PEMBAHASAN Pengaruh Pengetahuan terhadap Penggunaan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang tinggi Hal ini sesuai dengan pendapat Blum 166 Tubektomi sudah lebih baik, sehingga demikian kesadaran mereka a. Computed only for a 2x2 table Kontrasepsi lebih sesuai dan lengkap karena wawasan dalam berperilaku sangat dipengaruhi oleh domain kognitif atau pengetahuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pardosi (2005) yang menyatakan bahwa secara statistik diperoleh hubungan yang 13 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara bermakna antara pengetahuan dengan tingkat tubektomi dengan persentase tertinggi berada kemandirian pada akseptor KB aktif dalam pemanfaatan program KB mandiri (sig=0,001). Pernyataan penelitian tersebut Purwoko menyumbangkan sama (2000) peran dengan pengetahuan dalam menentukan persepsi baik sedangkan yaitu sebesar yang kontrasepsi tidak tubektomi 76,9%. Uji statistik persepsiberpengaruh kontrasepsi tertentu. Semakin tinggi tingkat kontrasepsi tubektomi. makin meningkat pula dengan persentase menunjukkan terhadap variabel penggunaan Mengacu pada hasil uji tersebut dapat sebagai dijelaskan bahwa persepsi berbanding lurus pengambil keputusan. Hasil penelitian yang dengan pemakaian alat kontrasepsi, artinya sama oleh Wijayanti (2004) melalui wawancara semakin mendalam dan observasi dapat diketahui bahwa pemakaian kontrasepsi tubektomi juga menurun. ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan Demikian masyarakat responden baik maka pemakaian kontrasepsi tentang perannya menggunakan tertinggi berada pada persepsi buruk sebesar pengambilan keputusan untuk memilih alat pengetahuan tentang alat kontrasepsi, maka 82,7%, tubektomiinilah yang merupakan faktor utama penyebab mereka tidak memilih tubektomi ini sebagai kontrasepsi pilihan. buruk persepsi juga responden sebaliknya jika maka persepsi tubektomi juga akan meningkat. Persepsi akseptor KB tentang penggunaan kontrasepsi tubektomi beraneka Berdasarkan Imbarwati ragam misalnya banyak ibu merasa bahwa (2009), beberapa faktor yang berkaitan dengan tubektomi merupakan kontrasepsi yang paling penggunaan tubektomi pada peserta KB di praktis, merasa bahwa tubektomi memerlukan Kecamatan Pedurangan Kota Semarang adalah biaya yang cukup mahal, merasa takut memakai pengetahuan yang kurang baik tentang KB kontrasepsi tubektomi karena menimbulkan rasa tubektomi tubektomi sakit, merasa malu dengan cara tubektomi yang sebagai salah satu pilihan bagi akseptor KB, harus memperlihatkan aurat (vagina, pemakaian Alasan yang mayoritas klien yang lebih memilih tubektomi tidak sesuai dengan nilai dari agama menggunakan KB non tubektomi salah satunya yang ibu anut, ibu merasa takut menggunakan dipengaruhi oleh pengetahuan yang kurang tubektomi akan informasi yang benar tentang tubektomi teman/keluarga yang mengalami efek samping sehingga keluhan karena menggunakan tubektomi. semakin penelitian menjauhkan menyebabkan mereka memiliki perasaan takut untuk memilih alat kontrasepsi tersebut. tubektomi Persepsi Kontrasepsi terhadap Tubektomi di Penggunaan Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang pengalaman akseptok KB tentang masih banyak kontrasepsi yang berpersepsi bahwa pelaksanaan tubektomi maupun kontrol ulang memerlukan biaya yang mahal sehingga tidak menggunakan kontrasepsi tubektomi. Persepsi yang dimiliki setiap akseptor Hasil persepsi mendengar Selain itu tidak kalah pentingnya bahwa persepsi Pengaruh karena penelitian yang tentang menggunakan variabel kontrasepsi KB inilah yang memengaruhi ibu untuk jenis pemilihan alat kontrasepsi yang akan 14 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara dipergunakan dan ditambah dengan sudah tubektomi mempertimbangkan jumlah anak yang sudah bergantung pada faktor senggama, tubektomi dimiliki. merupakan tidak mempengaruhi produksi ASI bagi yang kontrasepsi permanen.Hal ini sesuai menurut menyusui, tidak akan menyesal dikemudian hari Hanafi (2004) bahwa pertimbangan seorang ibu bila menggunakan tubektomi karena kontrasepsi atau mempergunakan ini tidak mempunyai efek samping, pemakaian kontrasepsi tubektomi harus dipertimbangkan tubektomi adalah pilihan bagi pasangan yang sifat permanan metode kontrasepsi tersebut, ingin mempunyai anak lagi, merasa kurang karena percaya diri bila harus menggunakan tubektomi Karena akseptor tubektomi KB untuk ibu/akseptor KB dapat menyesal kemudian hari. karena kontrasepsi ini tidak sebagai alat kontrasepsi, tidak ada perbedaan Menurut Mulyana (2000), persepsi antara kontrasepsi tubektomi dengan adalah proses internal yang memungkinkan kita kontrasepsi yang lain yang penting aman memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan digunakan. rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Hal ini tidak sesuai menurutpenelitian Rizma Persepsi yang dimiliki oleh akseptor KB Pazriyanti mempengaruhi (2012), pemilihan bahwa alat kontrasepsi. merupakan suatu proses atau suatu stimulus Umumnya yang diterima oleh individu melalui alat reseptor kontrasepsi-kontrasepsi yang telah dijelaskan yaitu indera yaitu apa yang ada dalam diri oleh petugas kesehatan. individu, pikiran, perasaan, pengalaman- masyarakat sikap Penelitian lain lebih yaitu faktor-faktor memilih Junita yang (2008), pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh bahwa memengaruhi dalam proses persepsi. pemakaian alat kontrasepsi pada istri PUS KB di Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Pengaruh Sikap Kontrasepsi terhadap Tubektomi di Penggunaan Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Hulu Tahun 2008 adalah pengetahuan dan sikap ibuberpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi. Serdang yang Berdasarkan hasil penelitian seluruh Hasil penelitian tentang variabel sikap akseptor KB dengan bersikap positif sebesar menggunakan 19,3% dan dari akseptor KB yang bersifat kontrasepsi tubektomi dengan persentase tertinggi berada pada sikap negatif positif yaitu sebesar 76,2%, sedangkan yang tubektomi tidak menunjukkan menggunakan kontrasepsi tubektomi yang menggunakan sebesar 80,7%. bahwa kontrasepsi Penelitian ibu menggunakan dengan persentase tertinggi berada pada sikap kontrasepsi negatif sebesar 53,8%. Uji statistik menunjukkan bagaimana akseptor KB menyikapi kontrasepsi variabel tubektomi. Keadaan ini tidak dipengaruhi oleh sikaptidak berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi tubektomi. Sikap akseptor KB tentang penggunaan sikap, tubektomi ini namun pengetahuan ada dan tidak faktor persepsi didasarkan lain misalnya yang lebih kontrasepsi tubektomi beraneka ragam misalnya memengaruhi akseptor KB sehingga memilih tidak jenis kontrasepsi tubektomi yang dipakai. perlu khawatir bila menggunakan 15 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara bagaimana akseptor KB menyikapi KESIMPULAN DAN SARAN kontrasepsi tubektomi. Keadaan ini tidak Kesimpulan dipengaruhi oleh sikap, namun ada faktor 1. Terdapat pengaruh pengetahuan terhadap lain misalnya pengetahuan dan persepsi penggunaan kontrasepsi tubektomi di yang lebih memengaruhi wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah sehingga memilih Kabupaten Deli Serdang, artinya apabila tubektomi yang dipakai. akseptor jenis KB kontrasepsi pengetahuan akseptor KB baik maka akan meningkatkan penggunaan Saran tubektomi.Pengetahuan akseptor KB yang 1. Kepada Dinas Kesehatan Deli Serdang baik tentang hakekat program KB akan perlu merencanakan kegiatan penyuluhan memengaruhi tentang metode/alat mereka dalam kontrasepsi digunakan termasuk memilih yang kontrasepsi tubektomi bahwa akan tubektomi adalah salah satu kontrasepsi atau jangka panjang dan untuk meningkatkan keleluasaan kebebasan pilihan, kecocokan, pilihan efektif persepsi tidaknya, kenyamanan dan keamanan, juga perlu dijelaskan bahwa tubektomi aman dalam memilih tempat pelayanan yang lebih bagi ibu dan dapat diperoleh secara gratis sesuai dan lengkap karena wawasan sudah dari pemerintah. lebih baik, sehingga demikian kesadaran tentang 2. Kepada kontrasepsi BKKBN,untuk tubektomi meningkatkan mereka tinggi untuk terus memanfaatkan penggunaan tubektomi pada akseptor KB pelayanan. hendaknya jangan hanya tindakan operasi 2. Terdapat pengaruh penggunaan persepsi kontrasepsi terhadap tubektomi di tubektomi dilakukan secara gratis namun kontrol ulang juga dilakukan secara gratis. wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang, artinya persepsi baik yang dimiliki setiap akseptor KB akan DAFTAR PUSTAKA meningkatkan Arum Setya N.D, 2009, Panduan Lengkap penggunaan tubektomi.Persepsi yang kontrasepsi dimiliki setiap Pelayanan akseptor KB inilah yang memengaruhi ibu untuk jenis pemilihan alat kontrasepsi yang mempertimbangkan jumlah anak Terkini, Mitra Cendikia, Jogjakarta. Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Deli akan dipergunakan dan ditambah dengan sudah KB Serdang, 2011. Bappenas, 2006, Informasi Keadilan dan yang sudah dimilikikarena ibu/akseptor KB Kesertaan Gender Dalam KB dan dapat menyesal kemudian hari. Kesehatan Reproduksi, Jakarta. 3. Tidak terdapat pengaruh sikap terhadap penggunaan kontrasepsi tubektomi di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang. Ibu menggunakan kontrasepsi tubektomi tidak didasarkan BKKBN, 2006, Keluarga Kumpulan Data Program Berencana Nasional. Jakarta _______, 2009, Journal of Akseptor KB di Indonesia (Internet). Available from : 16 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara (http://www.bkkbn.com) (Accessed Meilani March 15, 2010). 2011, Pemasangan-IUD.aspx : tanggal diakses 31 Oktober 2011. Sumut, dengan belajar), Fitramaya, Ygyakarta. Jakarta. 2011, RemajaRosadakarya, Bandung. Notoatmodjo Soekidjo, 2003, Pendidikan dan ws/read/2011/10/30/ Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, 63562/pentingnya_kb_tren_positif_wa Jakarta. rga_sumut/#.TyglfPlAHUg : tanggal ___________________, diakses 01 Pebruari 2012. Cipta, Jakarta. Hanafi Hartanto, 2004, Keluarga Berencana dan Pelyanan KB Terkini, Mitra Cendikia, Kontrasepsi, Pusaka Sinar Harapan, Jakarta. Yokjakarta. Nursalam, 2010, Konsep dan Penerapan Penelitian Ilmu Kebidanan & Teknik Analisis Data, Keperawatan, Pedoman Skrpsi, Salemba Medika, Jakarta. Tesis Beberapa Penelitian 2011, Metodologi 2009, Metode Pendidikan Noviawati S.A.D, 2009, Panduan Lengkap Puskesmas Bandar Khalipah. A.A, 2010, Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Dinkes Deli Serdang, 2011, Propil Kesehatan Faktor Yang Berkaitan Dengan Penggunaan KB IUD Pada Peserta KB Non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, Tesis Undip, Semarang. T.P, 2008, dan Instrumen Keperawatan, Penelitian Salemba Medika, Jakarta. Pardosi, T.I., 2005, Analis Faktor-faktor yang Berhubungan Kemandirian dengan Tingkat Akseptor KB Aktif Faktor-faktor yang dalam Pemanfaatan Program KB Pemakaian Alat Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Kontrasepsi Pada Istri PUS KB di Padang Bulan Kec. Medan Baru Kecamatan Kodya Medan Tahun 2005, Skripsi, Memengaruhi Klobinsky (dilengkapi Mulyana D., 2000, Pengantar Ilmu Komunikasi, http://www.medanbisnisdaily.com/ne Junita Keluarga Mochtar Rustam, 1998, Sinopsi obstetric, EGC, ges/Pemerintah-Beri-Insentif- Imbarwati, Pelayanan penuntun http://www.bkkbn.go.id/siaranpers/Pa Hidayat 2010, Berencana _______, _______ N., Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2008, Fakultas Tesis, Pasca Sarjana USU. Universitas Sumatera Utara, Medan. 2004, Faktor-faktor yang Kesehatan Masyarakat, Purwoko, 2000, Penerimaan Vasektomi dan berhubungan dengan PUS memilih Sterilisasi kontrasepsi tubektomi. Jakarta. Kedokteran Undip, Semarang. Manuaba, 2010, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Tuba, Tesis, Fakultas Rizma F., 2012, Budaya yang Berpengaruh Terhadap Pemilihan Berencana untuk Pendidikan Bidan, Kontrasepsi, Fakultas EGC, Jakarta. Padjadjaran, Bandung. Alat Kedokteran 17 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Riyanto Agus, 2009, Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan, Mitra Cendika Press, Yogyakarta. Siswosudarmo HR, 2007, Teknologi Kontrasepsi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Suratun, 2008, Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi, Trans Info Media, Jakarta. Wijayanti, T., 2004, Studi Kualitatif Alasan Akseptor Laki-Laki Tidak Memilih MOP sebagai Kontrasepsi Pilihan di Desa Timpik kecamatan Susukan kabupaten Semarang, Program Studi D IV Kebidanan Stikes Ngudi Waluyo, Unggran. Wiknjosastro, 2005, Ilmu Kandungan, YBP-SP, Jakarta. 18 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Otomatisasi Pengaturan Pengukuran Suhu Incubator Bayi Rokhmat Hidayat (1) 1Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Darmais Padangsidimpuan Intisari Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan dampak yang beragam ke berbagai macam ranah kehidupan termasuk dalam ranah kesehatan. Perubahan yang revolusioner dalam dunia kesehatan ini disebabkan dari penggabungan teknologi dalam bidang kesehatan yang bisa menimbulkan berbagai macam inovasi dalam teknik pengobatan dan belum pernah kita lihat sebelumnya. Mungkin selama ini kita tidak pernah menyangka bahwa kita akan bisa mendeteksi penyakit seperti stroke dan kanker hanya dari sebuah smart phone, namun ternyata itu semua bisa dilakukan sendiri oleh kita saat ini dengan mudah, murah, dan cepat. Kemajuan teknologi di bidang kesehatan memang dapat memberikan banyak manfaat terutama dalam pemerataan akses dan informasi terhadap kesehatan, namun banyak juga pihak yang khawatir terhadap dampak buruk yang akan dapat ditimbulkan dari hal ini. Bagaimanapun teknologi tetaplah sebuah alat untuk kehidupan manusia, jika tidak bijak menggunakannya tetap akan membawa keburukan untuk kehidupan manusia, missal pada rumah sakit atau klinik persalinan yang memiliki fasilitas persalinan lengkap pasti dengan biaya yang mahal akan sulit untuk dijangkau oleh masyarakat menengah dan kecil. Berdasakan akan kebutuhan a inkubator yang tinggi dan biaya yang sangat mahal maka dibuatlah inkubator sederhana dengan biaya minimum dan fungsi yang maksimal untuk dapat menjaga keadaan suhu bayi premature. Suhu dan kelembaban inkubator dipantau oleh sensor yang dirangkai dengan Arduino. Kemudian data output dari Arduino diolah oleh visual basic kemudian outputnya akan muncul di komputer yang digunakan perawat. Dalam program Arduino ditentukan nilai set point untuk suhu yaitu antara 35º C - 36º C dan nilai kelembaban antara 55% - 70%. Data output dari Arduino merupakan suatu perintah untuk perangkat keras yang disediakan untuk mengatur kestabilan suhu dan kelembaban didalam inkubator yaitu bohlam dan fan. Jika suhu kurang dari nilai set point maka bohlam akan menyala, jika melebihi nilai set point bohlam otomatis mati. Begitu juga dengan kelembaban, jika kelembaban kurang dari nilai set point maka fan akan menyala dan jika melebihi nilai set point otomatis fan akan mati. Setelah melalui proses pengujian sistem monitoring dan kontrol otomatis inkubator bayi telah berjalan sesuai dengan parameter yang ditetapkan yaitu suhu normal berkisar antara 35º C - 36º C 19 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara dengan kelembaban antara 55% - 70%. Alat ini mampu melakukan proses pemanasan sampai stabil pada suhu 36º C dan menjaga kelembaban udara pada kondisi 52%. Diketahui bahwa adanya linearitas nilai suhu dan kelembaban dari sensor, dimana presentasi kesalahan rata-rata dari perhitungan suhu adalah 1,5% dan kelembaban adalah 2,5%. Kata kunci : Teknologi, Informasi Kesehatan, Monitoring, Suhu Dan Kelembaban, Inkubator Bayi, Arduino PENDAHULUAN yaitu incubator bayi. Untuk mempermudah Kelahiran bayi prematur adalah bayi memonitor keadaan inkubator, diperlukan yang belum cukup bulan untuk lahir tapi sebuah system yang dapat memonitor inkubator diharuskan lahir karena adanya masalah dalam tersebut dari jarak jauh. kandungan. PERALATAN Ketuban yang peceh lebih cepat bisa 1. Arduino Uno membuat air ketuban terinfeksi kuman, jika Arduino Uno mikrokontroler akibatnya bayi bisa sesak nafas. Penyebab memiliki 14 pin digital input / output (dimana 6 pecahnya ketuban karena stres yang dialami dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input bayi analog, resonator keramik 16 MHz, koneksi kandungan. Stresnya dapat disebabkan oleh infeksi. sang untuk mendukung mikrokontroler, sumber daya sebelum waktunya, bukan tak mungkin bayi bisa menggunakan power USB (jika terhubung akan lahir prematur. Karena bayi stres, katup ke komputer dengan kabel USB) dan juga mulut janin pun jadi terbuka dan air ketuban bisa dengan adaptor atau baterai. oleh bayi, Jika kontraksi Uno dibangun berdasarkan apa yang diperlukan terjadi terminum ibu. Uno USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset. Selain itu lahir prematur bisa jadi karena kontraksi ATmega328. board terlalu lama dibiarkan lebih dari 18 jam, dalam berbasis adalah sehingga bayi akan mengalami sesak nafas. Arduino Uno berbeda dari semua papan sebelumnya dalam hal tidak menggunakan FTDI Penggunaan inkubator bayi sangat vital chip driver USB-to-serial. Sebaliknya, fitur digunakan bagi bayi yang baru lahir prematur, Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai versi R2) penjagaan suhu yang pas sangat diperlukan diprogram bayi dikarenakan perubahan suhu luar yang Revisi 2 dari Uno memiliki resistor pulling 8U2 tidak stabil dan selalu berubah-ubah. Umumnya, HWB yang terhubung ke tanah, sehingga lebih setiap mudah untuk menggunakan mode DFU. perawat harus terus memantau sebagai konverter USB-to-serial. perubahan suhu inkubator, apakah suhu yang diterima sudah pas dengan suhu yang dibutuhkan. Daya (Power) Arduino UNO dapat disuplai melalui Oleh karena itu diciptakanlah sebuah koneksi USB atau dengan sebuah power suplai alat yang dapat menstabilkan suhu panas bayi eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. 20 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Suplai eksternal (non-USB) dapat diperoleh dari 3V3. Sebuah suplai 3,3 Volt dihasilkan sebuah adaptor AC ke DC atau battery. Adaptor oleh dapat maksimum yang dapat dilalui adalah 50 dihubungkan dengan mencolokkan sebuah center-positive plug yang panjangnya 2,1 mm ke power jack dari board. Kabel lead regulator pada board. Arus mA. GND. Pin ground. dari sebuah battery dapat dimasukkan dalam header/kepala pin Ground (Gnd) dan pin Vin dari konektor POWER. Board Arduino UNO dapat beroperasi Memori pada sebuah suplai eksternal 6 sampai 20 Volt. ATmega328 mempunyai 32 KB (dengan Jika disuplai dengan yang lebih kecil dari 7 V, 0,5 KB digunakan untuk bootloader). ATmega kiranya pin 5 Volt mungkin mensuplai kecil dari 328 juga mempunyai 2 KB SRAM dan 1 KB 5 Volt dan board Arduino UNO bisa menjadi EEPROM (yang tidak stabil. Jika menggunakan suplai yang lebih (RW/read and dari besar 12 Volt, voltage regulator bisa library). dapat dibaca written) dan ditulis dengan EEPROM kelebihan panas dan membahayakan board Arduino UNO. Range yang direkomendasikan Input dan Output adalah 7 sampai 12 Volt. Pin-pin dayanya adalah sebagai berikut: dapat digunakan sebagai input dan output, VIN. Tegangan input ke Arduino board menggunakan ketika dan digitalRead(). board sedang menggunakan fungsi pinMode(),digitalWrite(), Fungsi-fungsi tersebut sumber suplai eksternal (seperti 5 Volt beroperasi di tegangan 5 Volt. Setiap pin dapat dari koneksi USB atau sumber tenaga memberikan lainnya dapat maksimum 40 mA dan mempunyai sebuah menyuplai tegangan melalui pin ini, atau resistor pull-up (terputus secara default) 20-50 jika kOhm. Selain itu, beberapa pin mempunyai yang diatur). penyuplaian Kita tegangan melalui power jack, aksesnya melalui pin ini. Setiap 14 pin digital pada Arduino Uno atau menerima suatu arus fungsi-fungsi spesial: 5V. Pin output ini merupakan tegangan 5 Volt yang diatur dari regulator pada Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan board. Board dapat disuplai dengan untuk salah satu suplai dari DC power jack (7- memancarkan (TX) serial data TTL 12V), USB connector (5V), atau pin VIN (Transistor-Transistor Logic). Kedua pin dari board (7-12). Penyuplaian tegangan ini dihubungkan ke pin-pin yang sesuai melalui pin 5V atau 3,3V membypass dari chip Serial Atmega8U2 USB-ke- regulator, dan dapat membahayakan TTL. board. Hal itu tidak dianjurkan. menerima (RX) dan External Interrupts: 2 dan 3. Pin-pin ini dapat dikonfigurasikan untuk dipicu 21 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara sebuah interrupt (gangguan) pada digunakan untuk menambahkan sebuah sebuah nilai rendah, suatu kenaikan tombol atau penurunan yang besar, atau suatu memblock sesuatu pada board. perubahan nilai. lebih Arduino 3, 5, 6, 9, yang 10, dan 11. fasilitas untuk UNO mempunyai komunikasi sejumlah dengan sebuah Memberikan 8-bit PWM output dengan komputer, Arduino lainnya atau mikrokontroler fungsi analogWrite(). lainnya. SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 komunikasi UART TTL (5V), yang tersedia pada (SCK). mensupport pin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah Atmega menggunakan SPI 16U2 pada channel board serial komunikasinya Pin-pin komunikasi ini SPI library. melindungi Komunikasi jelasnya. PWM: untuk Lihat fungsi attachInterrupt() untuk reset LED: Atmega 328 menyediakan serial melalui USB dan muncul sebagai sebuah port 13. yang virtual ke software pada komputer. Firmware terpasang, terhubung ke pin digital 13. 16U2 menggunakan driver USB COM standar, Ketika pin bernilai HIGH LED menyala, dan tidak ada driver eksternal yang dibutuhkan. ketika pin bernilai LOW LED mati. Bagaimanapun, pada Windows, sebuah file inf Arduino Ada UNO sebuah LED mempunyai input pasti dibutuhkan. Software Arduino mencakup analog, diberi label A0 sampai A5, setiapnya sebuah serial monitor yang memungkinkan data memberikan 10 bit resolusi (contohnya 1024 tekstual terkirim ke dan dari board Arduino. LED nilai yang berbeda). Secara default, 6 input RX dan TX pada board akan menyala ketika analog tersebut mengukur dari ground sampai data sedang ditransmit melalui chip USB-to- tegangan 5 Volt, dengan itu mungkin untuk serial dan koneksi USB pada komputer (tapi mengganti batas atas dari rangenya dengan tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan menggunakan 1). Sebuah SoftwareSerial pin AREF 6 dan fungsi analogReference(). Di sisi lain, beberapa library memungkinkan untuk komunikasi serial pin pada beberapa pin digital UNO. mempunyai fungsi spesial: Atmega328 komunikasi SCL. Mensupport komunikasi TWI dengan Arduino mencakup sebuah Wire library untuk menggunakan Wire library Ada sepasang memudahkan pin lainnya pada board: lihat dokumentasi untuk AREF. Referensi tegangan untuk input komunikasi SPI, gunakanSPI library. dan SPI. menggunakan lebih Software bus I2C, jelas. Untuk Digunakan dengan analogReference(). (TWI) mensupport TWI: pin A4 atau SDA dan pin A5 atau analog. I2C juga Programming Reset. Membawa saluran ini LOW untuk Arduino UNO dapat diprogram dengan mereset mikrokontroler. Secara khusus, software Arduino (download). Pilih “Arduino Uno 22 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara dari menu Tools > Board (termasuk sebuah penguploadan, Arduino Uno didesain mikrokontroler pada board). ATmega328 pada pada sebuah cara yang memungkinkannya Arduino Uno hadir dengan sebuah bootloader untuk direset dengan software yang sedang yang memungkinkan kita untuk mengupload berjalan pada pada komputer yang sedang kode baru ke ATmega328 tanpa menggunakan terhubung. Salah satu garis kontrol aliran pemrogram hardware eksternal. ATmega328 hardware berkomunikasi menggunakan protokol STK500 sihubungkan ke garis reset dari ATmega328 asli (referensi, file C header). Kita juga dapat melalui sebuah kapasitor 100 nanofarad. Ketika membypass program saluran ini dipaksakan (diambil rendah), garis mikrokontroler melalui kepala/header ICSP (In- reset jatuh cukup panjang untuk mereset chip. Circuit Serial Programming). Software Arduino menggunakan kemampuan ini bootloader dan (DTR) dari ATmega8U2/16U2 Sumber kode firmware ATmega16U2 untuk memungkinkan kita untuk mengupload (atau 8U2 pada board revisi 1 dan revisi 2) kode dengan mudah menekan tombol upload di tersedia. dengan software Arduino. Ini berarti bahwa bootloader sebuah bootloader DFU, yang dapat diaktifkan dapat mempunyai sebuah batas waktu yang dengan: lebih singkat, sebagai penurunan dari DTR yang ATmega16U2/8U2 Pada board menghubungkan diload Revisi 1: Dengan jumper solder pada belakang board (dekat peta Italy) dan dapat menjadi koordinasi yang baik dengan memulai penguploadan. Pengaturan ini mempunyai implikasi. kemudian mereset 8U2 Ketika Arduino Uno dihubungkan ke sebuah Pada board Revisi 2 atau setelahnya: Ada komputer sebuah resistor yang menarik garis HWB menggunakan OS Mac X atau Linux, Arduino 8U2/16U2 ke ground, dengan itu dapat lebih Uno mereset setiap kali sebuah koneksi dibuat mudah untuk meletakkan ke dalam mode dari software (melalui USB). Untuk berikutnya, DFU. Kita dapat menggunakan software setengah-detik atau lebih, bootloader sedang Atmel’s atau pemrogram berjalan pada Arduino UNO. Ketika Arduino DFU (Mac OS X dan Linux) untuk meload UNO diprogram untuk mengabaikan data yang sebuah firmware baru. Atau kita dapat cacat/salah (contohnya apa saja selain sebuah menggunakan header ISP dengan sebuah penguploadan pemrogram beberapa bit pertama dari data yang dikirim ke FLIP (Windows) bootloader eksternal DFU). contributed ini (mengoverwrite Lihat tutorial untuk lain yang kode baru) sedang untuk running menahan user- board setelah sebuah koneksi dibuka. Jika informasi sebuah sketch sedang berjalan pada board selengkapnya. menerima satu kali konfigurasi atau data lain ketika sketch pertama mulai, memastikan bahwa Reset Otomatis (Software) Dari pada mengharuskan software yang berkomunikasi menunggu satu sebuah penekanan fisik dari tombol reset sebelum detik setelah membuka koneksi dan sebelum mengirim data ini. 23 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Arduino Uno berisikan sebuah jejak yang dapat dihapus untuk mencegah reset otomatis. Pad pada salah satu sisi dari jejak dapat disolder bersama untuk mengaktifkan kembali. Pad itu diberi label “RESET-RN” Kita juga dapat menonaktifkan reset otomatis dengan menghubungkan sebuah resistor 110 ohm dari tegangan 5V ke garis reset. Gambar 1. Arduino Uno Proteksi Arus lebih USB Arduino UNO mempunyai sebuah sebuah sekring reset yang memproteksi port USB komputer dari hubungan pendek dan arus lebih. Walaupun sebagian besar komputer menyediakan proteksi internal sendiri, sekring menyediakan sebuah proteksi tambahan. Jika lebih dari 500 mA diterima port USB, sekring secara otomatis akan memutuskan koneksi sampai hubungan pendek atau kelebihan beban hilang. 2. Sensor Suhu DHT11 DHT11 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara di sekitarnya. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan Arduino. Memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien kalibrasi disimpan dalam OTP program memory, sehingga ketika internal sensor module mendeteksi sesuatu, maka ini menyertakan koefisien tersebut dalam kalkulasinya. DHT11 termasuk sensor yang memiliki Karakteristik Fisik Panjang dan lebar maksimum dari PCB Arduino UNO masing-masingnya adalah 2.7 dan 2.1 inci, dengan konektor USB dan power jack yang memperluas dimensinya. Empat lubang sekrup memungkinkan board untuk dipasangkan ke sebuah permukaan atau kotak. Sebagai catatan, bahwa jarak antara pin digital 7 dan 8 adalah 160 mil. (0.16"), bukan sebuah kelipatan genap dari jarak 100 mil dari pin lainnya. kualitas terbaik, dinilai dari respon, pembacaan data yang cepat, dan kemampuan anti- interference. Ukurannya yang kecil, dan dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi kelembaban. pengukuran Dengan suhu spesifikasi dan Supply Voltage: +5 V, Temperature range : 0-50 °C error of ± 2 °C, Humidity : 20-90% RH ± 5% RH error, Interface : Digital. Sensor DHT11 merupakan sensor dengan kalibrasi sinyal digital yang mampu memberikan informasi suhu dan kelembaban. Sensor ini tergolong komponen yang memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik, 24 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Produk dengan kualitas terbaik, respon Bola lampu pemanasan interference, dengan harga yang terjangkau. penggunaan energi pada pemanasan ruangnya sangat akurat. Koefisien kalibrasi ini disimpan sebagai berikut: Energi kalor yg dibutuhkan ruangan: internal sensor mendeteksi sesuatu suhu atau maka module ini membaca Perhitungan dan besarnya daya pada boklam lampu adalah dalam OTP program memory, sehingga ketika kelembaban, ruang. sebagai pembacaan yang cepat, dan kemampan antiDHT11 memiliki fitur kalibrasi yang pada digunakan W=P.t I2. R . t P=V.I.t V=I.R W= 1 joule = 0,24 koefisien sensor tersebut. Ukurannya yang kecil, kalori dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, Q = 0,24 I2. R . t (Joule) membuat produk ini cocok digunakan untuk Q = m . cudara . (t2 - t1) (kalori) banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan Nilai daya boklam lampu adalah : kelembaban P = V2/R Gambar 2. Sensor Suhu DHT11 Gambar 3. Bola lampu pijar 3. Bola Lampu Pijar sebagai Pemanas Lampu pijar adalah 4. Fan atau kipas Fan adalah semua kipas yang terdapat sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang di dalam incubator. Saat incubator dinyalakan, kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. maka incubator tersebut Kaca panas untuk beberapa waktu lamanya, maka incubator tersebut menghalangi udara untuk berhubungan tersebut akan menimbulkan panas pada ruang dengannya incubator tersebut. Untuk mendinginkan ruang yang menyelubungi sehingga filamen filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi. menggunakannya tersebut serta untuk menghindari panas yang Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai berlebih maka digunakan kipas dalam incubator. macam bentuk dan tersedia untuk tegangan Fan digunakan untuk mendistribusikan panas (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 serta mendinginkan jika suhu diatas nilai set volt hingga 300 volt. Di samping memanfaatkan point dan kelembaban di bawah nilai set point cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan . lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan. 25 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Persiapan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. Sebelum membuat rangkaian yang akan digunakan sebagai pendataan bahan ilmiah, terlebih Gambar 4 Fan atau kipas dahulu diperlukan mempersiapkan sebagai penunjang alat yang pada saat melakukan pengujian pada rangkaian. Adapun 5. LCD (Liquid Crystal Display) alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis berikut : media tampil yang menggunakan kristal cair 1. Satu buah sensor suhu dan kelembaban DHT sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan 11 diberbagai bidang misalnya alal - alat elektronik 2. Kabel USB (Universal Serial Bus) seperti televisi, kalkulator, atau pun 3. Arduino Uno layar komputer. Pada penelitian ini aplikasi LCD yang 4. Aplikasi program digunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah 5. Rangkaian Power Supply yang terhubung karakter 2x16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan suhu dan kelembaban sensor dengan bola lampu dan fan 6. Digital Thermo-Hygrometer yang digunakan sebagai pembanding suhu dan kelembaban DHT11 Gambar 5 LCD Gambar 7 Grafik Perbandingan suhu dengan kondisi bola lampu Gambar 6 Arduino uno terhubung ke sensor suhu DHT11 26 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara 3. Dari hasil pengujian diketahui bahwa adanya linearitas nilai suhu dan kelembaban dari sensor DHT11, dimana presentasi kesalahan rata-rata dari perhitungan suhu adalah 1,5% dan kelembaban adalah 2,5%. DAFTAR PUSTAKA A. Murat. “New Features Development”, Gambar 8 Grafik Perbandingan Kelembaban DHT11 dengan Kondisi Fan For Packt Application Publising Ltd, 2012. A. Zaenal. “Mengenal Wireless LAN”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005. Agfianto, P, 2010, Tips dan Trik Mikrokontroler AT89 KESIMPULAN dan AVR, Gava Media, esensi Bahasa Yogyakarta. Setelah melakukan perancangan,pengamatan B. Heriyanto “Esensi – dan pengujian alat, berikutkesimpulan yang Pemrograman dapat diambil : Informatika, Bandung, 2011. 1. Sistem monitoring dan control otomatis Bahasa parameter yang ditetapkan yaitu suhu normal ATmega8535, berkisar Yogyakarta: 35º C - 36º C Penerbit Bejo, Agus, C & AVR Rahasia Kemudahan inkubator bayi telah berjalan sesuai dengan antara Java”, dengan kelembaban antara 55% - 70%. Jika suhu tidak C dalam Mikrokontroler Edisi Penerbit Pertama, Gava Media, 2005. kurang dari yang ditetapkan, maka Bohlam yang Budiharto, Widodo, Panduan Lengkap Belajar merupakan penghangat akan menyala agar Mikrokontroler Perancangan Sistem dan suhu Aplikasi Mikrokontroler, Jakarta: PT Elex mencapai nilai set point. Ketika kelembaban kurang dari nilai set point maka Fan akan menyala. Fungsi dari media Komputindo, 2005. Eko, Fan tersebut selain untuk 2. Alat ini mampu Putra, 2002, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55, Penerbit menurunkan suhu juga meratakan panas dan mengatur kelembaban. Agfianto Gava Media. Franco, Sergio, 1988, Design With Operational melakukan proses Amplifiers pemanasan sampai stabil pada suhu 36º C dan menjaga kelembaban udara pada kondisi 52% And Analog Integrated Circuits, McGraw-Hill. H. Wowiling. “Aplikasi Pengendali Robot sesuai dengan batasan nilai yang dibutuhkan Menggunakan Jaringan Wireless Pada dalam inkubator bayi. Ponsel Pintar Universitas Android”, Skripsi, Sam Ratulangi Fakultas 27 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Teknik, Jurusan Teknik Elektro, N. Safaat. Manado, 2012. Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Hermawan, Fajar, 2011. Penggunaan Teknologi Android”, Java Pada Sistem Pengendali Peralatan Elektronik “Pemrograman Melalui Penerbit Informatika, Bandung, 2011. Bluetooth. Nalwan, Paulus Andi, 2003, Teknik Antarmuka http://eprints.undip.ac.id/25485/ di akses dan pemrograman AT89C51, PT. Elex pada tanggal 01 Nopember 2012. Media Komputindo, Jakarta. I Made Joni & Budi Raharjo, Pemrograman C dan Implementasinya, Oxer, Jonathan & Blemings, Hugh. 2009. Cool Bandung: Projects for Open Source Hardware. Informatika, 2008. New York : Springer-Verlag. Intel , 1994, MCS 51 Microcontroller Family Putra, Indra. 2005. Membuat Program Aplikasi User’s Manual. Nyata Dengan Visual Basic 6.0. Andi Johnson , Curtis D., 2000, Process Control Instrumentation Technology, Prentice- Publisher. Siregar, Hall International, Inc. Membongkar Source Code berbagai Aplikasi Android, Gava Media, Kuat, dkk, 2008. Sistem Pengendalian Lampu Pada 2011, Penyewaan Yogyakarta. Lapangan Bulutangkis [6] Winoto, A, 2010, Mikrokontroler Indoor. AVR ATmega8/32/16/8535 dan http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/162 Pemrogramannya dengan Bahasa C 0 813114_0853-6732.pdf di akses pada pada WinAVR, Informatika, Bandung. tanggal 01 Nopember 2012. Lingga, W, Belajar sendiri Pemrograman AVR Siregar, ST, MT. “Membongkar Source Code ATmega8535, Yogyakarta: Andi Offset, Berbagai Aplikasi Android”, Penerbit 2006. Gava Media, Yogyakarta, 2012. Malik, Moh. Ibnu & Anistardi, 1997, Bereksperimen dengan Mikrokontroler and 8031, PT. Elex Media Komputindo, N.J.:Prentice Hall. Jakarta. Master Tocci, R., J., 1998, Digital Systems Principles Trainer Applications Wardhana, JNPK-KR. 2005. Pelatihan Kesehatan Republik Indonesia. Sendiri Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2006. Widodo. (INOCAH 002 SE-04-226074). Jakarta: Departemen Belajar Cliffs, Mikrokontroler AVR Seri ATmega8535, Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Esensial Dasar - Buku Acuan Lingga, Englewood B, 2010, Robotika teori dan Implementasi, Andi, Yogyakarta. Winoto, Ardi, Mikrokontroler ATmega8/16/32/8535 AVR dan Mike, McRoberts. 2010. Arduino Starters Kit Pemrogramannya dengan Bahasa C Manual. Earthshine Electronics. pada WinAVR, Bandung : Informatika, 2008. 28 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara GAMBARAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG KEBERSIHAN ALAT KELAMIN PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP NEGERI 2 Melfi Suryaningsih (1) 1Akademi Kebidanan, STIKes Darmais Padangsidimpuan Intisari Menstruasi adalah peristiwa penting dalam hidup seorang wanita, dimana menstruasi pertama terjadi pada usia remaja yaitu 10-16 tahun. Menjaga kebersihan saat menstruasi menjadi hal spenting karena akibat tidak menjaga kebersihan selama menstruasi mengakibatkan infeksi pada organ reproduksi. Khususnya Indonesia yang beriklim lembab dibandingkan Eropa yang hawanya kering, akan mempermudah timbulnya penyakit pada alat kelamin wanita. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswi kelas VIII tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 2 Padangsidimpuan 2011. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner, dimana sampel sebanyak 43 responden, yang diteliti adalah pengetahuan siswi tentang kebersihan alat kelamin saat menstruasi berdasarkan pendidikan orang tua dan sumber informasi. Hasil penelitian diperoleh mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 28 responden (65,1%), mayoritas responden berpengetahuan cukup dengan pendidikan orang tua tingkat menengah sebanyak 15 responden (34,9 %), dan mayoritas responden berpengetahuan cukup mendapat sumber informasi dari keluarga dan teman sebanyak 18 responden (41,9 %). Kata Kunci : Pengetahuan Siswi Kelas VIII, Kebersihan Alat Kelamin, Menstruasi PENDAHULUAN Dalam masa remaja peristiwa terpenting Kuantitas penduduk remaja jumlahnya pada remaja putri adalah datang haid yang tidak dapat diremehkan. Berdasarkan data Profil pertama kali, biasanya sekitar umur 10-16 Kesehatan Indonesia golongan usia 10-24 tahun tahun. Saat haid yang pertama ini datang (definisi WHO untuk young people) adalah 64 disebut menarche. Di desa kecil menarche juta atau sekitar 31% dari total seluruh populasi, dianggap sedangkan khusus untuk remaja usia 10-19 remaja yang mengalami menarche dianggap adolescence), sudah masanya melakukan tugas-tugas seorang tahun (definisi WHO untuk berjumlah 44 juta atau 21 % (Almawaliy, 2010). sebagai tanda kedewasaan dan wanita. Sikap semacam itu hingga kini masih dipertahankan di beberapa daerah. Oleh sebab- 29 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara sebab tertentu yang dikaitkan dengan keadaan menstruasi seperti berapa kali sebaiknya gizi yang lebih baik. Haid pertama menjadi lebih perempuan mengganti pembalut dan bagaimana awal. Di Inggris, rata-rata haid pertama datang cara membersihkan alat kelamin yang baik. pada usia 13 tahun. Dibandingkan dengan keadaan di abad yang lalu, dimana haid Rumusan Masalah pertama pada umumnya datang pada usia 15 Berdasarkan latar belakang di atas maka tahun. Nampaknya anak-anak remaja putri yang rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini dari orang tua kurang berada. Tetapi rata-rata adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan perbedaan itu tidak lebih dari 6 sampai 9 bulan. Siswi Kelas VIII Tentang Kebersihan Alat Pada jaman dulu, wanita yang mengalami haid Kelamin Pada Saat Menstruasi Di SMP Negeri 2 dianggap berbahaya atau kurang bersih. Bagi Padangsidimpuan Tahun 2011”. masyarakat hilangnya darah berarti hilangnya kehidupan (Jones, 2005). Tujuan Penelitian Dikurung adalah salah satu tradisi kuno yang diberlakukan pada perempuan yang 1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran tengah menstruasi. Pada jaman itu, anak gadis pengetahuan siswi kelas VIII tentang kebersihan yang sedang haid tidak diperbolehkan keluar alat kelamin pada saat menstruasi di SMP dari kamar. Mereka mengalami “pemasungan” Negeri 2 Padangsidimpuan tahun 2011. hingga haid usai. Menurut mitos sat itu, darah 2 Tujuan Khusus yang menetes disembarang tempat akan membawa malapetaka (Pribakti, 2010). Ada dihadapi beberapa remaja permasalahan pada area 1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswi kelas VIII tentang yang kebersihan alat kelamin pada kesehatan menstruasi di SMP Negeri reproduksi. Masalah rendahnya pengetahuan Padangsidimpuan mengenai berdasarkan pendidikan orang tua. reproduksi menjadi urutan yang pertama. Diperoleh informasi bahwa 34,22% pengetahuan cukup, rendah, sedangkan memadai. Makin 2. Untuk tahun mengetahui saat 2 2011 gambaran 37,8% pengetahuan pengetahuan siswi kelas VIII tentang 19,50% pengetahuan kebersihan alat kelamin pada persoalan menstruasi di SMP Negeri banyaknya kesehatan reproduksi remaja, maka pemberian Padangsidimpuan tahun informasi, layanan dan pendidikan kesehatan berdasarkan sumber informasi . saat 2 2011 reproduksi sangat dibutuhkan (Kustriyani, 2009). Setelah survei pendahuluan yang telah Manfaat Penelitian dilakukan sebelumnya pada tanggal 16 Maret 1. Bagi Remaja Putri, untuk memberikan 2011, dengan cara mewawancarai langsung informasi tentang menstruasi khususnya remaja bagaimana putri kelas VIII SMP Negeri 2 menjaga kebersihan alat Padangsidimpuan diperoleh dari 10 responden, kelamin pada saat menstruasi kepada 7 orang mengatakan belum mengerti bagaimana siswi menjaga kebersihan alat kelamin pada saat Padangsidimpuan tahun 2011. kelas VIII SMP Negeri 2 30 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara 2. Bagi Orang Tua Responden, sebagai sumber bacaan untuk Lokasi Dan Waktu Penelitian memahami Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 pentingnya menjaga kesehatan reproduksi Padangsidimpuan, Penelitian dilakukan dari remaja putri khususnya dalam masa bulan Maret – Juli tahun 2011. Pengumpulan menstruasi yang kiranya dapat diterapkan data dilakukan pada hari Jumat tanggal 20 Mei pada anak-anak perempuannya. 2011. 3. Bagi tempat penelitian, sebagai bahan masukan kepada pihak SMP Negeri 2 Populasi Dan Sampel Padangsidimpuan Populasi informasi untuk kepada memberikan siswa tentang pentingnya kesehatan reproduksi remaja. 4. Bagi Pihak Institusi Pendidikan, sebagai Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang sumber bacaan di perpustakaan Akbid ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan Darmais Padangsidimpuan.. ditarik kesimpulan. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai salah Adapun populasi dalam penelitian ini satu sumber bacaan dan menjadi bahan adalah perbandingan dengan karya tulis ilmiah Padangsidimpuan berjumlah 174 orang. lain agar peneliti selanjutnya mampu Sampel menciptakan karya tulis ilmiah yang lebih baik. kelas VIII SMP Negeri 2 Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik 6. Bagi Peneliti, sebagai penerapan mata kuliah siswi metodologi penelitian dan yang dimiliki oleh populasi. Menurut Arikunto orang maka karya tulis ilmiah, serta sebagai masukan keseluruhan populasi dijadikan sampel, dan jika pengetahuan jumlah populasi lebih dari 100 pengambilan alat kelamin pada saat menstruasi. sampel menjadi 10% -15% atau 20% - 25 % dari jumlah METODE PENELITIAN 100 jumlah popuasi kebersihan dari jika menambah pengalaman dalam penulisan tentang kurang (2006) populasi. Maka peneliti mengambil sampel sebanyak 25 % dari populasi yang Berdasarkan uraian teori dan perumusan berjumlah 174 orang. Maka jumlah sampel masalah diatas, maka penulis mengembangkan dalam penelitian ini adalah 43 orang siswi dan kerangka konsep sebagai berikut : menggunakan Gambar 1 Kerangka Konsep Variablel Independent Variabel Dependent secara acak mengingat teknik pengambilan sistematik. keterbatasan Hal ini sampel dilakukan waktu dalam penyusunan dan pelaksanaan penelitian. Pendidikan Orang Tua Pengetahuan Siswi Kelas II Tentang kebersihan Alat Kelamin Sumber Informasi Pada Saat Menstruasi Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1. Proses Editing 31 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Melakukan pencegahan kesalahan dan Tabel 1 kekeliruan dalam mengumpulkan data Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswi Kelas melalui VIII Tentang Kebersihan kesioner yang telah dikumpulkan. 2. Proses Coding Merubah data yang telah diedit ke Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi Di SMP Negeri 2 Padangsidimpuan 2011 bentuk angka-angka. 3. Proses Tabulating Untuk mempermudah analisis data dan pengolahan data serta pengambilan No. Pengetahuan Frekuensi Persentase 1 Baik 7 16,3 % 2 Cukup 28 65,1 % 3 Kurang 8 18,6 % 43 100 % Jumlah kesimpulan, maka data ini selanjutnya Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 43 dimasukkan ke dalam tabel distribusi responden mayoritas berpengetahuan cukup frekuensi. sebanyak 28 responden (65,1 %), berpengetahuan kurang sebanyak 8 responden p= x100% Keterangan: p : persentase responden yang dijawab F : frekwensi jawaban yang benar N : jumlah soal (18,6%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (16,3 %). Tingkat Pengetauan Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua Dari penelitian yang telah dilakukan, Analisa Data maka diperoleh data sebagai berikut: Analisis data dilakukan secara deskriptif Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan dengan melihat perentase data yang terkumpul Siswi Kelas VIII Tentang Kebersihan Alat dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan Kelamin Pada Saat Menstruasi Berdasarkan dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian Pendidikan Orang Tua Di SMP Negeri 2 dengan menggunakan teori dari perpustakaan Padangsidimpuan 2011 yang ada. Pengetahuan dinilai dengan: a. Skor jawaban yang salah adalah 0 (skor Pengetahuan N o dikalikan skor) yaitu 0 x 20 = 0 Tua 1 b. Skor jawaban yang benar adalah 5 (skor maksimal dari setiap aspek dikalikan skor) n Orang maksimal dari setiap aspek jawaban 2 diperoleh, maka diperoleh data sebagai berikut: F % F - - 9 Kurang % 20,9 % F 6 % F % 13,9 1 34,9 % 5 % 2 53,5 3 % Menenga h (SMA, 6 SMK) 13, 9% 15 34,9 % 2 4,7% Tinggi (Pergurua Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Cukup SMP) 3 Tingkat Pengetahuan Responden Baik Dasar (SD, yaitu 5 x 20 = 100 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Pendidika n Tinggi, 1 2,3 % 4 9,3% - - 5 28 65,1 8 18,6 4 % 3 11,6 % Akademi) Jumlah 7 16, 2% Tabel diatas menunjukkan bahwa % 100% berdasarkan pendidikan orang tua dari 15 responden dengan orang tua 32 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara berpendidikan dasar mayoritas berpengetahuan %) dan minoritas berpengetahuan kurang dan cukup yaitu 9 responden (20,9 %) dan minoritas baik yaitu masing-masing 1 responden (2,3 %). berpengetahuan kurang yaitu 6 responden (13,9 Dari 28 responden yang memperoleh informasi %). Dari 23 responden dengan orang tua dari berpendidikan mayoritas berpengetahuan cukup yaitu 18 responden (41,9 berpengetahuan cukup yaitu 15 responden (34,9 %) dan minoritas berpengetahuan baik dan %) dan minoritas berpengetahuan kurang yaitu kurang yaitu masing-masing 5 responden (11,6 2 responden (4,7 %). Dari 5 responden dengan %). orang tua menengah berpendidikan tinggi keluarga dan teman mayoritas mayoritas berpengetahuan cukup yaitu 4 responden (9,3 PEMBAHASAN %) dan minoritas berpengetahuan baik yaitu 1 Pengetahuan responden (2,3 %). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 43 responden memiliki Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan pengetahuan cukup sebanyak 28 responden Sumber Informasi (65,1 %), berpengetahuan kurang sebanyak 8 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3. Pengetahuan Distribusi Siswi Kelas sebanyak 7 responden (16,3 %). Frekuensi VIII responden (18,6%) dan berpengetahuan baik Tentang Perbedaan memiliki jumlah pengetahuan Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi pengetahuan kurang Berdasarkan Sumber Informasi Di SMP Negeri 2 pengisian kuesioner Padangsidimpuan 2011 kuesioner yang responden baik, cukup, dan dari hasil diperoleh penelitian diisi oleh yang dimana responden berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki. Pengetahuan Menurut asumsi peneliti pengetahuan yang No Sumber Informasi Media 1 Massa Baik Cukup Kesehat % F % F % F % pendidikan responden, dari pengalaman pribadi 1 2,3% 1 2,3% 2 4,7% 4 9,3% atau berasal dari media massa yang mereka 1 2,3% 9 1 2,3% 1 25,6 temui. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan 1 % an Keluarga 3 dan 5 Teman Jumlah dimiliki oleh responden diperoleh dari jenjang F Tenaga 2 Kurang Jumlah 7 11,6 % 16,2 % 18 28 20,9 % 41,9 % 65,1 % 5 8 11,6 2 % 8 18,6 % bahwa pengetahuan siswi kelas VIII adalah 5,1% pada kategori cukup dengan pendidikan orang 4 100 3 % tua pada tingkat menengah (SMA/SMK), dan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 4 responden melalui media massa mayoritas pengetahuan yang mereka miliki diperoleh dari keluarga dan teman. berpengetahuan kurang yaitu 2 responden (4,7 %) dan minoritas berpengetahuan baik dan Gambaran cukup yaitu masing-masing 1 responden (2,3 Pendidikan Orang Tua %). Dari 11 responden yamg medapatkan Hasil Pengetahuan penelitian Berdasarkan menunjukkan bahwa informasi dari tenaga kesehatan mayoritas berdasarkan pendidikan orang tua dari 15 berpengetahuan cukup yaitu 9 responden (20,9 responden dengan orang tua berpendidikan 33 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara dasar mayoritas berpengetahuan cukup yaitu 9 dampak yang berbeda terhadap pengetahuan responden minoritas anak, orang tua yang mempunyai waktu luang berpengetahuan kurang yaitu 6 responden (13,9 lebih banyak akan memiliki waktu lebih banyak %). Dari 23 responden dengan orang tua pula berpendidikan pengetahuan pada anaknya. (20,9 %) dan menengah mayoritas dalam memberikan pemahaman dan berpengetahuan cukup yaitu 15 responden (34,9 Hasil penelitian tidak selamanya sejalan %) dan minoritas berpengetahuan kurang yaitu dengan teori yang disampaikan oleh Gunarsa 2 responden (4,7 %). Dari 5 responden dengan (2011) orang disebut sebagai lingkungan pendidikan informal tua berpendidikan tinggi mayoritas bahwa lingkungan yang %) dan minoritas berpengetahuan baik yaitu 1 perkembangan anak. Dimana semakin tinggi responden (2,3 %). pendidikan orang tua maka akan semakin tinggi asumsi penulis keluarga pula pengetahuan berbagai sering berpengetahuan cukup yaitu 4 responden (9,3 Menurut mempengaruhi keluarga dan aspek pemahaman anak. terutama orang tua memiliki tanggung jawab Karena dari hasil penelitian sebagian aspek dan peran sejalan dengan teori sementara sebagian aspek yang besar dalam memberikan pengajaran kepada anak. Orang tua yang yang lain tidak. memiliki pendidikan dan pengetahuan yang lebih luas akan bersifat lebih terbuka dalam Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Sumber menyampaikan informasi kepada anak-anaknya. Informasi Hal ini terlihat jelas dalam pemberian informasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tentang kesehatan reproduksi, karena untuk 4 responden melalui media massa mayoritas membicarakan hal yang berhubungan dengan berpengetahuan kurang yaitu 2 responden (4,7 alat kelamin masih dianggap tabu oleh orang %) dan minoritas berpengetahuan baik dan tua. Selain itu tidak seluruh jenjang pendidikan cukup yaitu masing-masing 1 responden (2,3 memberikan %). Dari 11 responden yang medapatkan dengan informasi kesehatan yang berhubungan reproduksi. Hanya informasi dari tenaga kesehatan mayoritas pendidikan khusus yang mendalami berpengetahuan cukup yaitu 9 responden (20,9 pengetahuan tentang kesehatan reproduksi %) dan minoritas berpengetahuan kurang dan contohnya orang tua yang memiliki pendidikan baik yaitu masing-masing 1 responden (2,3 %). diploma Dari 28 responden yang memperoleh informasi III dengan jurusan kebidanan, keperawatan atau jurusan kesehatan yang lain. dari Pada memiliki berpengetahuan cukup yaitu 18 responden (41,9 pendidikan kesehatan akan menerapkan ilmu %) dan minoritas berpengetahuan baik dan yang mereka miliki kepada anak-anak mereka. kurang yaitu masing-masing 5 responden (11,6 Tentunya tingkat pengetahuan responden atau %). akhirnya orang tua yang siswi dari orang tua yang berpendidikan dasar, keluarga dan teman mayoritas Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi mayoritas pengetahuan akan berbeda. Tidak hanya itu tingkat kesibukan cukup dengan sumber informasi yang digunakan orang tua dalam bekerja juga dapat memberikan adalah berasal dari responden keluarga dan adalah teman. 34 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Menurut asumsi penulis informasi tentang kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi dapat diperoleh walaupun pada dari keluarga hakikatnya dan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan teman informasi Dari hasil penelitian “Gambaran yang Pengetahuan Siswi Kelas II Tentang Kebersihan diperoleh dari tenaga kesehatan lebih akurat. Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi Di SMP Lingkungan keluarga berperan besar terhadap Negeri 2 Padangsidimpuan 2011” maka dapat anak karena keluarga yang langsung atau tidak diambil kesimpulan sebagai berikut: langsung terus-menerus berhubungan dengan 1. Tingkat Pengetahuan Responden (stimulasi) Dari melalui berbagai corak komunikasi antara orang berjumlah tua dengan anak. Teman memiliki andil dalam responden yang berpengetahuan cukup yaitu 28 menentukan tingkat pengetahuan remaja putri responden (65,1 %) dan yang berpengetahuan melalui diskusi-diskusi kecil. Dengan merasakan kurang adalah 8 responden (18,6%) dan 7 manfaat dari suatu ide bagi dirinya, maka responden (16,3 %) yang berpengetahuan baik. seseorang akan menyebarkan ide tersebut pada 3. anak, memberikan rangsangan orang lain. Kurangnya minat siswi untuk mencari keseluruhan 43 Tingkat responden yang diperoleh bahwa responden Pengetauan Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua informasi tentang kesehatan reproduksi akan Berdasarkan pendidikan orang tua, membuat pengetahuan siswi menjadi rendah responden dengan pendidikan orang tuanya pula tentang kesehatan reproduksi. adalah Teori yang dikemukakan juga oleh Notoatmodjo informasi (2007) mengatakan kesehatan dapat bahwa diperoleh dari pendidikan dasar mayoritas berpengetahuan cukup yaitu 9 responden (20,9 %), pendidikan menengah mayoritas berpengetahuan cukup yaitu 15 responden (34,9 berbagai aspek yang dipakai dalam masyarakat. %) Dimana berpengetahuan cukup yaitu 4 responden (9,3 informasi sehubungan yang dengan diperoleh informasi siswi tentang dan pendidikan tinggi mayoritas %). kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi Beberapa hal yang dapat mempengaruhi yang berasal dari tenaga kesehatan, keluarga tingkat dan teman atau media massa. Informasi yang penyebab timbulnya ketidaksesuaian antara diperoleh dari tenaga kesehatan dapat berupa teori penyuluhan-penyuluhan tentang jumlah frekuensi tiap variabel) selain pendidikan kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi , orang tua adalah lingkungan pergaulan atau informasi yang diperoleh dari keluarga dapat sosial berupa nasehat-nasehat, sedangkan informasi sepermainannya dan lingkungan rumah. Bahkan yang diperoleh dari media massa berupa pada beberapa anak tingkat pengetahuan yang majalah, surat kabar, radio, televisi, radio dan rendah dipengaruhi oleh tekanan yang terlalu internet. tinggi dari orang tuanya, misalnya orang tua kesehatan pengetahuan dengan anak siswi kenyataan dengan yang menjadi (rendah/tingginya teman-teman yang sangat disiplin dan menuntut prestasiprestasi yang terbaik atau sangat memaksa anaknya untuk mengikuti banyak kegiatan 35 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara ekstrakurikuler tanpa menghiraukan penolakan dari tenaga kesehatan diharapkan remaja yang diajukan anaknya. lebih mandiri dan tidak hanya menerima 4. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Sumber Informasi informasi kesehatan reproduksi dari orang tua saja. Berdasarkan sumber informasi, responden 2. Bagi Orang Tua, diharapkan agar lebih yang mendapatkan informasi dari media massa terbuka kepada remaja putrinya dalam mayoritas 2 memberikan informasi tentang kesehatan yang reproduksi khususnya tentang menstruasi mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan dengan mengenyampingkan istilah tabu mayoritas demi kesehatan reproduksi remaja putri. berpengetahuan responden (4,7 %), kurang yaitu responden berpengetahuan cukup yaitu 9 responden (20,9 %) dan responden yang 3. Bagi SMP Negeri 2 Padangsidimpuan agar mendapatkan informasi dari keluarga dan teman lebih banyak bekerjasama dengan petugas mayoritas kesehatan dalam memberikan informasi berpengetahuan cukup yaitu18 responden (41,9 %). tentang dampak kehamilan remaja dan Sumber informasi melalui media massa memasukkan pembahasan atau penyuluhan dan petugas kesehatan dalam penelitian ini tentang menstruasi ke dalam kegiatan UKS mempengaruhi pengetahuan siswi dalam jumlah (Usaha Kesehatan Sekolah). yang tidak banyak. Hal ini dapat terjadi karena 4. Bagi Institusi Pendidikan Akbid Darmais pada seorang anak dalam pendidikan dasar Padangsidimpuan, agar mengupas lebih masih banyak membutuhkan bimbingan orang detail tua, dan belum sepenuhnya mampu berbuat organ reproduksi pada saat menstruasi di mandiri. Selain itu pada pendidikan tingkat SMP dalam perkuliahan, karena berhubungan kelas VIII, mata pelajaran tentang kesehatan dengan individu setiap mahasiswi. reproduksi belum dipelajari sehingga tentang pembahasan kebersihan Bagi Peneliti Selanjutnya yang ingin meneliti pengetahuan siswi juga masih terbatas tentang tentang kesehatan reproduksi khususnya kesehatan reproduksi khususnya kebersihan menstruasi agar membahasnya lebih detail dan saat menstruasi. lengkap ditambah dengan mengajukan variabelvariabel lain Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang diberikan sehubungan dengan Remaja Putri Padangsidimpuan, meningkatkan kebersihan SMP Negeri diharapkan pengetahuan alat kelamin 2 dapat tentang pada saat menstruasi. Dengan mudahnya akses untuk mencari Arikunto, Suharsini, 2006. Prosedur Penelitian, Pendekatan penelitian ini adalah: 1. Bagi DAFTAR PUSTAKA informasi tentang kesehatan Praktek.Edisi Revisi VI. Rineka Cipta. Jakarta Hidayat, A Aziz Alimul, 2010. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta. Jones, Derek Llewellyn, 2005. Setiap Wanita, Dellapratasa Publishing. Jakarta reproduksi baik dari media massa maupun 36 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Gunarsa, Singgih, 2011. Psikologi Praktis: Anak, http://eprints.undip.ac.id. [akses: 25 Maret Remaja Dan Keluarga. Gunung Mulia. Jakarta. 2011] Kustriyani, Manuaba, Ida Ayu Chandranita, 2010. Ilmu 2009. Menik, Perbedaan Pengetahuan Dan Sikap Siswi Sebelum Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB Dan Untuk Pendidikan Bidan Edisi 2, EGC. Kesehatan Tentang Keputihan Di SMU Jakarta Negeri 4 Semarang, Skripsi, Fakultas Notoatmodjo, Soekidjo, Kesehatan 2007. Sesudah Kedokteran, Pemberian Universitas Pendidikan Diponegoro, Masyarakat Ilmu Dan Seni, Rineka Cipta. Semarang. Jakarta. http://eprints.undip.ac.id. [akses 25 Maret Notoatmodjo, Soekidjo, Penelitian Metodologi 2005. Kesehatan, Rineka Cipta, Dipublikasikan. 2011] Almawaliy, Hafidzoh, Reproduksi Remaja (KRR) : Perhatian Jakarta. Pribakti, 2010. Tips Dan Trik Merawat Organ Besar Bagi Islam, http://www.rahima.or.id. Intim, Sagung Seto. Jakarta. [akses :15 Maret 2011] Rachimhadi, Trijatmo, 2008. Ilmu Kebidanan, Elistiawati, 2006. 75% Wanita Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Keputihan. Jakarta . [akses: 4 April 2011] Psikologi Sarwono, Sarlito Wirawan, 2008. Organ Schust, Danny J. Dan Linda J. Heffner, 2006. At Glance System Reproduksi Remaja Multiply, Problem Fitramaya. Yogyakarta Untuk Remaja, Tunas Publishing. Yogyakarta Menstruasi, Situs Pembalut Wanita. [akses :15 Maret 2010] 2009, Higiene Menstruasi. http://higienemenstruasi.com [akses:15 Sikap Rumakom,2007, Sumber Informasi. http://rumakom.wordpress.com.[akses:24 Maret 2011] Egong, Yosedina Lidia Wati, 2005.: Hubungan Pengetahuan, Ketika Maret 2011] Winaris, Imam Wahyu, 2010. 100 Tanya Jawab Kesehatan 2010. Nilna, Widyastuti, Yani, 2009. Kesehatan Reproduksi, Intim http://situspembalutwanita Dan Solusinya, Erlangga. Jakarta http://www.detiknews.com :15 Maret 2011] Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010. Kesehatan Alami http://kesehatan.kompasiana.com [akses Edisi Kedua, Erlangga. Jakarta. RI Fatihah, Melani, 2010. Tips Menjaga Kebersihan Remaja, Raja Grafindo Persada. Jakarta a Kesehatan 2010. Dan Romeltea Magazine, 2011, Media Massa: Sumber Makna, Karakter, Jenis, dan Fungsi. Informasi Tentang Menstruasi Dengan http://www.romeltea.com/ [akses 24 Maret Praktik Hygiene Menstruasi Pada Remaja 2011] Putri (Studi Pada Siswi Kelas II SLTP N 12 Semarang), Kedokteran, Semarang. Skripsi. Universitas Fakultas Diponegoro, Samani, 2011.Pengertian, Penyebab Dan Ciri Pubertas. http://www.cindycomputer.com [akses: 4 April 2011] Dipublikasikan. 37 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Sumber Ilmu, Remaja 2008, Perkembangan Putri. Seks http://sumberilmu.info [akses: 2 April 2011] Wikipedia, 2011, Wikipedia, 2011, Pendidikan. http://www.wikipedia.org. [akses:18 Maret 2011] Kebersihan. Wikipedia, 2010. Umur, http://www.wikipedia.org [akses: 18 Maret http://www.wikipedia.org. [akses: 18 Maret 2011] 2011] 38 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER PAYUDARA DI KELURAHAN PALOPAT MARIA LINGKUNGAN II KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN HUTAIMBARU Sri Itayanni(1) 1Akademi Kebidanan, STIKes Darmais Padangsidimpuan Intisari Jumlah penderita kanker payudara yang dapat menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan terhadap payudara sehingga penanganannya akan terlambat. Penelitian bersifat deskriptif menggunakan data primer dan data sekunder, sampel sebanyak 30 responden, dengan tujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Malopat maria Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2012, berdasarkan umur, pendidikan, dan sumber informasi. Data di olah dengan editing, coding, tabulating, kemudian dianalisa dan di kumpul dalam tabel yang dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian dengan teori kepustakaan yang ada. Hasil penelitian diketahui dari 30 responden mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 15 responden (50%). Berdasarkan umur mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden (20%). Berdasarkan pendidikan mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 13 responden (43,3%). Berdasarkan sumber informasi mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 13 responden (43,3%). Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya wanita usia subur untuk melaksanakan periksa dini kanker payudara sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Kata kunci : Pengetahuan, wanita usia subur, kanker payudara PENDAHULUAN Kanker payudara adalah jenis kanker Menurut organisasi kesehatan dunia yang paling banyak ditemui di negara – negara (World Health Organization: WHO), jumlah yang sedang berkembang, WHO menyebutkan kematian akibat kanker payudara 8 – 9% wanita akan mengalami kanker payudara pada tahun 2000, di perkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis dalam hidupnya (Cyntia, 2009). menderita kanker payudara dan lebih dari Kanker payudara adalah suatu penyakit 700.000 meninggal karena kanker payudara neoplasma yang ganas yang berasal dari (Cyntia, 2009). parenchyma dimana sel telah kehilangan pengendalian mekanisme normalnya, sehingga 39 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali ( Jones, 2001 ). Berdasarkan sistem informasi Rumah sakit tahun 2007 kanker payudara menempati Masalah kanker payudara juga ditandai urutan pertama pada pasien rawat inap dengan tingginya mortalitas, untuk itu tingginya diseluruh rumah sakit di Indonesia (16,5%) kematian kanker payudara berhubungan dengan kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia keterlambatan adalah kanker payudara dengan angka kejadian diagnosis, beberapa data menunjukkan bahwa lebih dari 50% pasien 26 per 100.000 perempuan (Sudarianto, 2010). datang dalam stadium lanjut (stage III dan Di Sumatera Utara, menurut prevalensi IV).Bila seorang wanita yang terkena kanker data dari Departemen Kesehatan RI tahun payudara dan pada awalnya wanita tersebut 2007 kejadian kanker payudara sebanyak 8.227 tidak mengacuhkannya sehingga keadaannya kasus atau 16,5% dan kanker leher rahim 5.786 semakin parah bahkan sampai pada stadium kasus atau11,78% .Berdasarkan laporan Rumah lanjut dan pada akhirnya deteksi dini dan Sakit Haji Medan tentang kasus wanita dengan penanganan menjadi kanker payudara periode 2008 – 2009 yaitu 40 terlambat. Tingginya mortalitas ini tidak hanya jumlah kasus (Media Sumatera Utara.com, disebabkan oleh keterlambatan kemampuan 2011). pengobatan kanker dirumah payudara sakit tetapi lebih Dan untuk Daerah Kota disebabkan oleh faktor – faktor pasien itu sendiri Padangsidimpuan, menurut data dari Rumah seperti Sakit Umum Kota Padangsidimpuan, wanita : keterlambatan pengobatan, keterlambatan ekonomi (kebanyakan masalah yang sosial sebanyak ekonomi rendah) serta rendahnya menderita 0,6 penyakit % dari kanker payudara keseluruhan kasus pengetahuan tentang kanker payudara dan penyakit yang ada di Rumah Sakit Umum kematian biasanya tidak langsung disebabkan Daerah oleh kanker payudara itu sendiri tetapi karena tapanuli selatan, 2010). kanker payudara mempunyai metastasis yang Kota Padangsidimpuan (www.profil Berdasarkan survey pendahuluan yang cepat dan jauh (Quik Metastasis) misalnya, dilakukan paru-paru dan tulang (Dr. MN. Bustan. 2007). Lingkungan II Tahun 2012 di temukan 1 wanita di Kelurahan Palopat Maria Di Indonesia masalah kanker payudara usia subur yang menderita kanker payudara. menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70% Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis, penderita datang ke dokter pada stadium yang terdapat 7 dari 8 wanita usia subur yang tidak sudah lanjut, maka dari itu permasalahan mengetahui tentang kanker payudara. mengenai kanker payudara memang Berdasarkan uraian di atas penulis membutuhkan perhatian khusus (Saryono, 2009 tertarik untuk mengadakan penelitian tentang ). Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Faktor resiko timbulnya kanker payudara pada Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Palopat wanita adalah:umur, sejarah keluarga, kanker Maria payudara sebelumnya, kondisi-kondisi payudara Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2012. lainnya, terapi radiasi, faktor-faktor hormon, Perumusan Masalah Lingkungan II Kecamatan faktor-faktor gaya hidup (Saryono, 2009). 40 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahan yaitu “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Kelurahan Tentang Palopat Kecamatan Kanker Maria Payudara di Lingkungan II Padangsidimpuan Hutaimbaru Variabel Independen Variabel Dependen -Umur Pengetahuan Wanita -Pendidikan Usia Subur Tentang -Sumber Informasi Kanker Payudara Tahun 2012?”. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Tujuan Penelitian Tujuan Umum Lokasi Dan Waktu Penelitian Untuk Pengetahuan mengetahui Wanita Usia Gambaran Subur Lokasi Penelitian Tentang Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Kanker Payudara di Kelurahan Palopat Maria Palopat Maria Lingkungan II Kecamatan Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2012. Proses penelitian dilakukan pada bulan februari Tujuan Khusus sampai bulan agustus 2012. Hutaimbaru Tahun 2012. 1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang kanker payudara Populasi Dan Sampel berdasarkan umur. Populasi 2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Populasi adalah keseluruhan subjek wanita usia subur tentang kanker payudara penelitian (Arikunto , 2006).Populasi dalam berdasarkan pendidikan. penelitian ini adalah wanita usia subur di 3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang kanker payudara berdasarkan sumber informasi. Kelurahan Palopat Maria Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru yaitu sebanyak 150 orang. . sampel METODE PENELITIAN Menurut Kerangka Konsep Kerangka Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang konsep adalah suatu diteliti. Apabila subjeknya < 100 maka subjeknya hubungan atau kaitan antara satu konsep Total Sampling , tapi jika jumlah populasi > 100 terhadap konsep lainnya, atau antara variabel dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % dari yang satu dengan variabel lainnya dari masalah populasi sehingga didapatkan sampel 20 % dari yang akan diteliti (Hidayat, 2010). populasi yaitu sebanyak 30 orang. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan Dalam penelitian ini cara pengambilan penelitian, dan landasan teoritis, maka penulis sampel secara random sampling yaitu Sistem dapat mengembangkan konsep sebagai berikut: Acak Sistematis, dan mengacu pada pendapat Arikunto, peneliti mengambil 20 % sampel dari total populasi. 41 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara distribusi frekuensi, kemudian dicari besar presentase jawaban masing-masing responden Pengolahan Dan Analisa Data dan selanjutnya dilakukan pembahasan dengan Pengolahan Data menggunakan teori kepustakaan yang ada Adapun metode pengolahan data yang digunakan adalah : sehingga dapat diambil kesimpulan dengan memberikan skor pada setiap jawaban yang 1.Editing diberikan , dimana: Pada tahap ini, penulis melakukan 1.Untuk jawaban yang salah adalah 0 (skor penelitian terhadap data yang diperoleh maksimal dari setiap aspek kemudian skor ) yaitu 0 diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam penulisan (Hidayat, 2010). x 20=0. 2.Untuk jawaban yang benar adalah 5 (skor 2. Coding maksimal dari setiap aspek jawaban dikalikan Merupakan kegiatan pemberian kode setiap jawaban dikalikan jawaban mempermudah responden untuk pengolahan data. skor ) yaitu 5 x 20=100. (Hidayat, 2010). 3.Tabulating HASIL DAN PEMBAHASAN Memasukkan data yang telah lengkap dihitung dengan variabel Hasil yang Dari penelitian yang dilakukan tentang dibutuhkan lalu dimasukkan kedalam Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tabel frekuensi (Hidayat, 2010). (WUS) Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Menurut Machfoedz (2009) yang diambil Palopat Maria Lingkungsan II Hutaimbaru Kecamatan dari buku Arikuto. Rumus yang digunakan Padangsidimpuan Tahun 2012 adalah: peneliti mendapat hasil terhadap 30 responden sebagai berikut: Berdasarkan Pengetahuan Rumus : P = F X 100 % N Berdasarkan hasil pengumpulan data di temukan tingkat pengetahuan responden Keterangan : Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Palopat P :Presentase Maria F :Jumlah yang benar Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2012 pada N :Jumlah sampel tabel berikut: Lingkungsan II Kecamatan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Wanita Usia Analisa Data Analisa data yang dilakukan dengan cara Subur (WUS) Kelurahan deskriptif dengan melihat presentase data yang Kecamatan terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel Tahun 2012 Tentang Kanker Payudara di Palopat Maria Lingkungan Padangsidimpuan II Hutaimbaru 42 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara berada pada umur 15-24 tahun sebanyak 11 No Pengetahuan Frekuensi % 1 Baik 11 36,7 2 Cukup 4 13,3 3 Kurang 15 50 30 100 Jumlah orang (36,7%) dengan berpengetahuan kurang sebanyak 6 orang (20%) dan minoritas responden berada pada umur 25-34 tahun sebanyak 6 orang (20%), dengan berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang Sumber : Hasil Kuesioner (3,3%). Berdasarkan Pendidikan Analisa Data : Berdasarkan hasil pengumpulan data di Berdasarkan tabel1 di atas mayoritas responden sebanyak berpengetahuan 15 orang yaitu temukan tingkat pengetahuan minoritas Tentang Kanker Payudara kurang (50%) dan berpengetahuan cukup 4 orang (13,3%). pendidikan di Kelurahan Lingkungan II Kecamatan responden berdasarkan Palopat Maria Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2012 pada tabel berikut: Berdasarkan Umur Berdasarkan hasil pengumpulan data di Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Tentang Kanker Payudara berdasarkan umur di Payudara Palopat Kelurahan Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan temukan tingkat pengetahuan Palopat Maria Kecamatan responden Lingkungan II Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2012 pada tabel berikut: Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tentang Kanker Payudara Palopat Kelurahan Kelurahan Hutaimbaru Berdasarkan Pendidikan Tahun 2012 Pengetahuan N Maria o Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan 1 Tingkat Pendidikan Baik Cukup Dasar (SD dan SMP) o 1 F 15-24 3 % 10 Cukup Kurang F F 2 % 6,7 6 tahun 2 25-34 3 10 2 6,7 1 tahun 3 35-44 ± % % % F % F % - - - - 1 4 1 4 3 3, 3 3, 3 10 - 2 6,7 - - 3 - 5 tahun 36, 1 7 4 P.T (Akademik dan 5 1 7 20 6 20 Sumber : Hasil Kuesioner 7 23, Analisa Data : Jumlah 1 5 3 10 5 0 0 0 Analisa Data: tabel 2 di atas dapat dilihat dari 30 responden mayoritas responden 1 3 7 1 6, 1 3, - - 6 3 2 0 1 3 1 1 5 3 1 1 6, 4 3, 5 0 0 0 7 3 0 Berdasarkan tabel 3 diatas dari 30 3 3 3 6, 7 6 13, 2 0 6, 3, 1 1 7 3 36, 1 3 0 1 Sumber : Hasil Kuesioner Berdasarkan 2 1 6, 1 6 0 7 Jumlah (SMA 2 0 49 Menengah Perguruan Tinggi) 3 tahun 4 F % F sederajat) Pengetahuan Baik F 3 2 Umur Kuran g Hutaimbaru Berdasar kan Umur Tahun 2012 N Maria Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) di di responden mayoritas responden berpendidikan Dasar (SD dan SMP) sebanyak 13 orang (43,3%) dengan berpengetahuan kurang sebanyak 13 responden (43,3%) dan minoritas responden berpendidikan P.T (Akademik dan 43 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Perguruan Tinggi) sebanyak 6 orang (20%) orang (3,3%), dengan berpengetahuan cukup dengan berpengetahuan cukup sebanyak 1 dan kurang. orang (3,3%). Pembahasan Berdasarkan Sumber Informasi Dari hasil penelitian tentang “Gambaran Berdasarkan hasil pengumpulan data di temukan tingkat pengetahuan Tentang Kanker Payudara pendidikan di Kelurahan Lingkungan II Kecamatan responden berdasarkan Palopat Maria Padangsidimpuan Pengetahuan Wanita Usia Maria Lingkungan II Dapat dibahas sebagai berikut : Tabel 4 Distribusi Berdasarkan Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara Palopat di Kelurahan Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2012”. 1. Pengetahuan (WUS) Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Palopat Hutaimbaru Tahun 2012 pada tabel berikut: Frekuensi Subur Gambaran Pengetahuan Responden Berdasarkan tingkat pengetahuan dapat Maria dilihat bahwa dari 30 responden mayoritas Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 15 Hutaimbaru responden Berdasarkan Sumber Informasi Tahun 2012 berpengetahuan Pengetahuan N Sumber o Informasi 1 Baik Cukup Kuran F % F % F % F % 2 6, 1 3, 1 3 4 13, Kesehatan 7 3 , 3 3 2 Media Massa 9 Dan Elektronik 3 10 30 1 4 2 83, 3 3 5 4 1 3,3 100 , 3 Keluarga - - - - 1 3 , 3 Jumlah 1 36 1 ,7 4 13 1 5 3 ,3 5 0 0 dan minoritas cukup yaitu 4 responden Menurut Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan tertentu, penginderaan penginderaan pendengaran, 4 , (13,3%). g Tenaga (50%) terhadap terjadi penciuman, rasa objek melalui dan raba sebagian besar dari pengetahuan manusia yang diperoleh melalui mata dan pendengaran. Menurut Sarwono (2000) pengetahuan di Sumber : Hasil Kuesioner dapatkan melalui proses belajar, proses belajar Analisa Data : adalah Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat dari 30 responden mayoritas responden serangkaian kegiatan menyangkut kegiatan otak untuk berfikir dan mengingat sesuatu. Mengingat adalah perbuatan mendapat informasi dari media massa dan menyimpan hal-hal yang sudah pernah diketahui elektronik sebanyak 25 responden (83,4%) untuk pada suatu saat lain dikeluarkan dan di dengan berpengetahuan kurang sebanyak 13 gunakan kembali. orang (43,4%) dan minoritas mendapat Pengetahuan baik,cukup, dan kurang informasi dari keluarga sebanyak 1 orang (3,3%) bisa dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya dengan berpengetahuan kurang sebanyak 1 seseorang tersebut melakukan penginderaan orang (3,3%), serta mendapat informasi dari terhadap tenaga kesehatan masing-masing sebanyak 1 melihat, mendengar, baik secara langsung objek tertentu seperti membaca, 44 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara mendapatkan pengetahuan dari sumber maka semakin berkembang pula daya tangkap informasi seperti keluarga, tenaga kesehatan, dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang teman dan secara tidak langsung mendapatkan diperolehnya sumber informasi seperti media cetak , media hasil penelitian teori diatas sejalan dengan hasil elektronik dan media apapun. penelitian semakin dimana membaik.Berdasarkan mayoritas responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah berpengetahuan kurang, sesuai dengan teori dilakukan bahwa pengetahuan wanita usia mengatakan semakin bertambah usia maka subur tentang kanker payudara di Kelurahan semakin berkembang pula daya tangkap dan Palopat maria Lingkungan II adalah kurang.Hasil pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang penelitian ini sejalan dengan teori dan ini bisa diperolehnya semakin membaik. terjadi karena tingkat pendidikan responden 3 Gambaran Pengetahuan mayoritas berpendidikan dasar dan masih perlu Berdasarkan Pendidikan mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan. Dari 2. Gambaran Pengetahuan Responden hasil penelitian Responden menunjukkan bahwa dari 30 responden berdasarkan tingkat Berdasarkan Umur pendidikan dasar berjumlah 13 responden, Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dimana berpengetahuan kurang berjumlah 13 dari 30 responden berdasarkan umur 15-24 responden tahun berjumlah 11 responden (36,7%), dimana berpendidikan tingkat menengah berjumlah 11 responden yang berpengetahuan baik berjumlah responden 3 berpengetahuan responden (43,3%). Responden (36,7%), baik 6 yang dimana yang responden (20%) (10%), dan berpengetahuan cukup berjumlah 2 berpengetahuan cukup 3 responden (10%) dan responden (6,7%) serta yang berpengetahuan berpengetahuan kurang 2 responden (6,7%). kurang (20%). Responden yang berpendidikan tingkat tinggi Responden yang berusia 25-34 tahun berjumlah berjumlah 6 responden (20%), dimana yang 6 responden, dimana yang berpengetahuan baik berpengetahuan baik 5 responden (16,7%), 3 responden (10%), dan yang berpengetahuan berpengetahuan cukup 1 responden (3,3%). berjumlah 6 responden cukup berjumlah 2 responden (6,7%) serta yang Menurut Widyastuti (2009), pendidikan itu berpengetahuan cukup berjumlah 1 responden sangatlah perlu bagi siapa saja, karena tingkat (3,3%). Responden yang berusia 35-44 tahun pendidikan itu bisa meningkatkan taraf hidup, berjumlah membuat keputusan yang menyangkut masalah 6 responden, dimana yang berpengetahuan baik 3 responden (10%), dan kesehatan berpengetahuan kurang 3 responden (10%). pendidikan seseorang akan mudah menerima Respoden yang berusia ± 49 tahun berjumlah 7 hal-hal yang baru dan mudah menyesuaikan diri responden, dimana yang berpengetahuan baik dengan masalah-masalah baru. Meningkatkan berjumlah pendidikan berdampak pada pengalaman dan 2 responden (6,7%) dan yang berpengetahuan kurang 5 responden (16,7%). Menurut PRO-HEALTH (2009), umur sangat berpengaruh terhadap daya tangkap dan seseorang. Semakin tinggi wawancara yang semakin luas dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang baik khususnya berhubungan dengan kesehatan. pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia 45 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian, teori di dari media massa dan elektronik, dibandingkan atas sejalan dengan hasil penelitian, dimana dengan mayoritas responden berpengetahuan kurang tenaga kesehatan. dikarenakan rendahnya tingkat yang memeperoleh KESIMPULAN DAN SARAN berpengaruh Kesimpulan tingkat dari pendidikan responden, karena pengetahuan orang sangat pada informasi pendidikannya, pendidikan yang tinggi menjamin pengetahuan Dari seseorang akan lebih baik dan bukan hanya dari Pengetahuan segi pendidikannya saja namun bisa juga dari Tentang Kanker Payudara Di Kelurahan Palopat pengalaman Maria seseorang dan penerimaan terhadap informasi yang didapatnya. 4 Gambaran Pengetahuan hasil penelitian Wanita Usia Lingkungan “Gambaran Subur II (WUS) kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2012 “ , Responden maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut Berdasarkan Sumber Informasi : Dari hasil penelitian menunjukkan dari 1. Dari keseluruhan responden yang berjumlah 30 responden berdasarkan sumber informasi 30 responden didapat bahwa mayoritas dari tenaga kesehatan berjumlah 4 reponden, bepengetahuan dimana yang berpengetahuan baik 2 responden berpengetahuan cukup . kurang dan minoritas (6,7%), berpengetahuan cukup berjumlah 1 2. Berdasarkan umur, mayoritas responden responden (3,3%) dan berpengetahuan kurang berpengetahuan kurang pada umur 15-24 berjumlah 1 responden (3,3%). Responden yang tahun sebanyak 6 responden (20%) dan mendapat sumber informasi dari media massa minoritas berpengetahuan kurang pada usia dan elektronik berjumlah 25 responden dimana 25-34 tahun sebanyak 1 responden (3,3%). yang berpengetahuan baik 9 responden (30%), 3. Berdasarkan pendidikan , mayoritas berpengetahuan cukup sberjumlah 3 responden responden (10%),dan kurang sebanyak 13 responden (43%) pada tingkat berjumlah 13 responden (43,3%). Responden pendidikan dasar dan minoritas responden yang mendapatkan informasi dari keluarga berpengetahuan berjumlah 1 responden dimana berpengetahuan pendidikan perguruan tinggi sebanyak 1 kurang 1 responden (3,3%). responden (3,3%). yang berpengetahuan berpengetahuan cukup pada kurang tingkat Menurut PRO-HEALTH (2009), semakin 4. Berdasarkan sumber informasi mayoritas banyak informasi yang masuk semakin banyak responden berpengetahuan kurang pada pula pengetahuan yang di dapat. Semakin sumber banyak informasi yang diperoleh dari tenaga elektronik sebanyak 13 responden (43%) kesehatan semakin banyak pula pengetahuan dan minoritas berpengetahuan kurang pada yang di dapat tentang kesehatan. sumber informasi dari keluarga sebanyak 1 Berdasarkan hasil penelitian, teori di atas informasi media massa dan responden (3,3%) serta mendapat informasi sejalan dengan hasil penelitian, dimana di dari tenaga temukan mayoritas responden berpengetahuan sebanyak kurang dengan memeperoleh sumber informasi berpengetahuan cukup dan kurang. 1 kesehatan orang masing-masing (3,3%), dengan 46 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Corwin, Elizabeth J . 2000 . Buku Saku Saran Patofisiologi. EGC,Jakarta. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diberikan sehubungan dengan Hawari , 2004.Hubungan Pengetahuan, penelitian ini adalah : Internet:http//www.libraryupnusu.googl 1. Bagi tenaga kesehatan yang bertugas di e.co.id/ [akses 15 April 2012]. lebih Hidayat , A . 2010. Metode Penelitian Kebidanan mempromosikan kepada Wanita Usia Subur Dan Teknik Analisa Data. Salemba bahwa kanker payudara adalah penyakit Medika. Jakarta. Kelurahan yang Palopat sangat Maria berbahaya agar dan dapat Hurlock , 2002. Library menyebabkan kematian jika sudah dalam ,Internet:http stadium yang lanjut.. .[akses 15 April 2012]. 2. Bagi responden, diharapkan agar ikut serta Jones,Derek Pengetahuan //www.dinkeskaltim.go.id Llewellyn Dasar-dasar .2001. dalam program sadari untuk pencegahan Obstetri dan Ginekologi ,Hipokrates. kanker payudara. Jakarta. 3. Bagi peneliti selanjutnya, agar membahas Jones,Derek Llewellyn , 2005. Setiap Wanita . masalah kanker payudara lebih jelas lagi serta mencari sumber informasi baru Delapratasa Publishing. Jakarta. Kasdu tentang kanker payudara. diharapkan semoga Karya Tulis ini dapat tambahan bahan 2005 . kanker payudara . http//www.beritakapanlagi.com [akses: 4. Bagi Institusi Akademi Kebidanan Darmais , menjadi , bacaan 20 Maret 2012]. Machfoedz,2009.Metodologi Penelitian.Fitramaya.Jakarta. di Perpustakaan Akademi Kebidanan Darmais Mansjoer, Arif, 2000 Kedokteran Papangsidimpuan. 5. Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada pembaca agar lebih memahami . . Kapita Media Selekta Aesculapius. Jakarta. M.D.Lee, John R, 2008. Kanker Payudara serta mencari informasi yang lebih banyak .Daras Books . Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003 .Ilmu Kesehatan tentang kanker payudara. Masyarakat . Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo,Soekidjo, 2010 Metodologi . DAFTAR PUSTAKA Penelitian Kesehatan .Rineka Cipta Alhadrami ,S.2000. Kanker Payudara .Internet ,Jakarta. :http//www.depkes.go.id [akses :15 Maret 2012]. Arikunto , S. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek).Rineka Cipta . Jakarta. Cyntia , 2009 . Prevalensi Kanker payudara Podes , 2008. Wanita Usia Subur, http//www.wikipediaorg.com [akses:16 maret 2012] Pro-health, 2009.Pengetahuan Faktor Yang Dan Faktor- Mempengaruhi .http:/forbetterhealth.wordpress.com/20 menurut .Internet: http //www.wiki.com 09/04/19/pengetahuan-dan-faktor- [akses : 15 Maret 2012]. faktor-yang-mempengaruhi/. 47 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Putri, Naura, 2009.Deteksi Dini Kanker Payudara , Aura Media , Yogyakarta. Sarwono, 2000. Pengantar Umum Psikologi, Bulan Bintang, Jakarta. Saryono, 2009, Perawatan Payudara . Nuha Medika. Jakarta. Sudarianto, 2010, Kasus Kanker Payudara Masih Tertinggi. http//www.beritakapanlagi.com [akses: 16 Maret 2012]. Verralls, Sylvia, 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. EGC . Jakarta. Widyastuti, Yani, 2009.Kesehatan Reproduksi,Fitramaya,Jakarta. Wikipedia, 2011.Pendidikan.http://id.wikipedia.org/ wiki/pendidikan [akses: 6 mei 2012] www.profil tapanuli selatan tentang kanker payudara ,2010 [akses: 18 Februari 2012]. www.Media Sumatera Utara.com, 2011.[akses : 15 Februari 2012]. www.Library.upnvj.ac.id/PDF(2S1Keperawatan/ 205312044/pdf [akses:15 April 2012]. 48 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK DAN PAMFLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PENGGUNAAN BUMBU PENYEDAP PADA IBU RUMAH TANGGA Agus Muda Nasution (1) 1Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Darmais Padangsidimpuan Intisari Bumbu penyedap banyak dipakai untuk keperluan rumah tangga maupun industri makanan dan diperjualbelikan secara bebas. bumbu penyedap biasa digunakan sebagai penyedap makanan. Mengkonsumsi bumbu penyedap secara berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit dan juga dapat mempengaruhi kecerdasan. Salah satu cara untuk mengendalikan penggunaan bumbu penyedap dalam olahan sesuai dengan batasan maksimum perharinya, agar penggunaan penyedap tidak melebihi dosisnya dan aman dalam penggunaannya bagi masyarakat maka dilakukan promosi kesehatan dengan tujuan untuk menyampaikan dan menyebarkan informasi kesehatan yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan bumbu penyedap. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan penelitian one-group pretest-postest design. Subyek penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang berjumlah 60 orang. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh promosi kesehatan baik metode media elektronik dengan p = 0,00, maupun pamflet dengan p = 0,00, terhadap peningkatan pengetahuan penggunaan bumbu penyedap. Tidak terdapat perbedaan rerata antara kelompok perlakuan metode media elektronik dan kelompok perlakuan pamflet dengan p = 0,817. Ada pengaruh promosi kesehatan metode media elektronik dan promosi kesehatan melalui pamflet terhadap peningkatan pengetahuan penggunaan bumbu penyedap. Tidak terdapat perbedaan rerata antara kelompok promosi kesehatan media elektronikl dan kelompok promosi kesehatan metode pamflet. Kata Kunci : Promosi Kesehatan, quasi experimental , media elektronik, pamflet Pengetahuan Penggunaan bumbu penyedap, one-group pretest-postest design. PENDAHULUAN dikalangan ibu rumah tangga karena biasa Bumbu penyedap banyak dipakai untuk keperluan rumah tangga maupun industri makanan dan diperjualbelikan secara bebas. Bahan penguat rasa sudah lama digunakan sebagai penyedap makanan. Produkproduk makanan yang beredar dipasaran sekarang ini banyak mengandung macam- akrab 49 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara macam bahan aditif makanan, salah satu budaya contohnya penguat cita rasa. menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan. Bahan membuat yang paling penting untuk bumbu penyedap rasa yaitu asam setempat, agar masyarakat dapat Promosi kesehatan tidak lepas dari media karena melalui media, pesan-pesan yang glutamat yang berupa asam amino yang ada disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, pada tumbuhan, hewan, minyak bumi dan pada sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tubuh mauusia. Pernah diberitakan bahwa asam tersebut dan sasaran dapat memutuskan untuk glutamat itu dibuatnya dari otak babi. Hal ini mengadopsinya perilaku yang positif. Metode sukar untuk dipercaya sebab tidak ekonomis, penyampaian susah untuk membuatnya dan lagi asam asam promkes diantaranya adalah metode media glutamate yang ada di dalam otak babi itu hanya elektronik dan metode cetak pamflet yang berkadar 0.01 %.. masing-masing metode memiliki kelebihan dan Di sini pabrik bumbu penyedap pesan dan informasi dalam kekurangan. membuat asam glutamat itu dari Melase (gula Penggunaan bumbu penyedap di desa tetes), sisa gula tebu yang sudah tidak bisa ini berdasarkan observasi yang telah dilakukan menjadi kristal. Di negara yang tidak mempunyai oleh peneliti pada tanggal 03 juni 2012 dari 12 tebu, dari ibu rumah tangga yang diobservasi, 11 orang ganggang, gulabit, gandum, kedelai, tapioka, diantaranya pernah dan masih menggunakan minyak bumi atau sengaja membuatnya secara bumbu sintetis. masakannya. asam glutamat itu dibuatnya penyedap sebagai Sampel penyedap tidak rasa mengetahui Bumbu penyedap dalam jumlah tertentu dosis/takaran penggunaan bumbu penyedap masih dianggap aman, namun demikian, untuk bahkan hanya dengan menggunakan perkiraan kesehatan konsumen, sebagai antisipasi adanya saja, dan sebagian dari sampel berasumsi efek bahwa masakan yang tidak ditambahi bumbu buruk mengkonsumsi penggunaannya yang mungkin dalam harus terjadi jumlah dibatasi. bila besar, penyedap akan terasa kurang enak. Beberapa Penelitian ini bertujuan negara industri dan maju menetapkan konsumsi mengetahui bumbu penyedap yang masih bisa ditoleransi kesehatan sebesar 0,3-1 gram per hari.2 Selama puluhan danpamflet terhadap peningkatan pengetahuan tahun bumbu penyedap masih dikaitkan dengan penggunaan bumbu penyedap pada ibu rumah penyebab penyakit kanker, serangan jantung, tangga obesitas, asma, serta penyakit lainnya, bahkan Padangsidimpuan Tenggara. di perbedaan pengaruh menggunakan media untuk Desa Hutapadang promosi elektronik Kecamatan berpengaruh pada kecerdasan. Promosi kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pemberdayaan masyarakat, yaitu memperoleh quasi experimental dengan rancangan penelitian pembelajaran bersama one-group pretest-postest design. Subyek dalam masyarakat sesuai dengan lingkungan sosial penelitian ini adalah ibu rumah tangga sebanyak dari, oleh dan 60 orang. Analisis data yang digunakan yaitu 50 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara analisis univariat (deskriptif) dan analisis responden (73,3%) memiliki penghasilan di bivariat. bawah rata-rata UMR. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Data Hasil Penelitian 1) Analisis Univariat Deskripsi Lokasi Penelitian Tabel 2. Hasil analisis univariat Desa Hutapadang Padangsidimpuan Kecamatan Tenggara Kota Padangsidimpuan Tapanuli Selatan-Sumatera Utara yang memiliki penduduk sebanyak 669 jiwa dan terdiri dari 172 Kepala Keluarga (KK). Karakteristik Responden Tingkat Pre-Test Pengetahuan Pos Test % Jmlah Jmlah % (Orang) (Orang) Elektronik Baik 23 76.6 % 29 96.6% Kurang Baik 7 23.3% 1 3.33% Baik 23 76.6% 30 100% Kurang Baik 7 23.3% 0 0% Pamflet 2) Analisis Bivariat Tabel 3. Hasil Analisis Uji Wilcoxon Promosi Kesehatan Metode Media elektronik Terhadap Peningkatan Pengetahuan Penggunaan bumbu penyedap Pada Ibu Rumah Tangga Di Di Desa Hutapadang Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Tabel 1., hasil penelitian terhadap 60 orang jumlah responden, dengan umur minimal 15 tahun dan umur maksimal adalah 49 tahun. Mayoritas rentang umur responden adalah 26-49 tahun yaitu sebanyak Tabel 4. Hasil Analisis Uji Wilcoxon Promosi 55 orang responden (91,6%), tingkat pendidikan Kesehatan diketahui bahwa responden mayoritas memiliki Pengetahuan Penggunaan bumbu penyedap tingkat Pada Ibu Rumah Tangga Di Desa Hutapadang pendidikan SMA/SMK/MA yaitu sebanyak 30 orang responden (50%), tingkat Pamflet Terhadap Peningkatan Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara pekerjaan diketahui bahwa responden mayoritas memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 17 orang responden (28,3%) dan tingkat penghasilan dapat diketahui bahwa 44 51 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara PEMBAHASAN penggunaan bumbu penyedap pada ibu rumah Perbedaan Tingkat Pengetahuan Responden tangga di Desa Hutapadang Tentang Penggunaan bumbu Padangsidimpuan Tenggara Sebelum dan Dilakukan Setelah penyedap Promosi Kesehatan Metode Media elektronik Berdasarkan Kecamatan disebabkan oleh kesiapan peneliti dalam mempersiapkan materi promosi kesehatan yaitu tentang penggunaan analisis bivariat bumbu penyedap, tenaga berkompeten tentang penggunaan bumbu penyedap, terdapat digunakan yang menunjang dalam pelaksanaan perbedaan nilai rerata antara sebelum dan promosi kesehatan. Disebut media pendidikan setelah dilakukan promosi kesehatan metode karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran media elektronik. Pada saat pre-test (sebelum (channel) dilakukan karena kesehatan) nilai mean untuk alat-alat bantu yang peningkatan pengetahuan ibu rumah tangga promosi dan penyuluh menyampaikan alat-alat tersebut yang kesehatan digunakan untuk 82,267. Pada saat post-test (setelah dilakukan mempermudah promosi kesehatan) nilai mean 94,2. Terdapat kesehatan bagi masyarakat atau klien.4, 8 perbedaan responden Pelaksanaan penyuluhan gizi tentang makanan antara sebelum dan setelah dilakukan promosi sehat dan gizi seimbang dapat meningkatkan kesehatan metode media elektronik sebesar pengetahuan dan sikap ibu di Desa Hutapadang 11,93. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara . rerata pengetahuan pengetahuan responden tentang penggunaan bumbu penyedap sebelum dan setelah penerimaan pesan-pesan Perubahan pengetahuan tersebut dapat dilihat dari hasil selisih antara sebelum dilakukan promosi kesehatan metode media penyuluhan gizi tentang makanan sehat dan gizi elektronik. seimbang kategori cukup (57,4%), Wilcoxon setelah penyuluhan pengetahuan ibu menjadi adalah 0,00 (0,00 < 0,05) maka Ha diterima dan baik (77,9%). Sikap ibu sebelum penyuluhan gizi Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa promosi adalah kesehatan metode media elektronik tentang penyuluhan gizi sikap ibu menjadi baik (85,3%). penggunaan bumbu penyedap pada ibu rumah Hasil uji menunjukkan ada perbedaan sesudah tangga di Desa Hutapadang Kecamatan perlakuan, yaitu pengetahuan dengan nilai t= - menyebabkan 17,960 dan p=0,000, sikap dengan nilai t= - (meningkat) 24,587 dan p=0,000. Kesimpulan dari penelitian Nilai probabilitas adalah Padangsidimpuan tingkat Tenggara pengetahuan dibandingkan dari berbeda sebelum uji diberikan kategori cukup (76,5%), sesudah promosi ini adalah bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan metode media elektronik. Ini berarti terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan promosi kesehatan metode media elektronik perubahan sikap ibu tentang makanan sehat berpengaruh dan gizi seimbang. terhadap peningkatan pengetahuan penggunaan bumbu penyedap pada ibu rumah tangga di Desa Hutapadang Perbedaan Tingkat Pengetahuan Responden Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Tentang Penggunaan bumbu Sebelum dan Dilakukan Keberhasilan pelaksanaan promosi kesehatan metode media elektronik tentang Setelah penyedap Promosi Kesehatan Pamflet 52 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Berdasarkan pengetahuan ibu analisis rumah tangga bivariat untuk membaca tentang didalamnya. pesan yang terdapat penggunaan bumbu penyedap dalam promosi Pemberian pamflet mengenai jajanan kesehatan pamflet, terdapat perbedaan nilai sehat dapat meningkatkan pengetahuan pada rerata antara sebelum dan setelah dilakukan responden.10 Perubahan pengetahuan tersebut promosi kesehatan pamflet. Pada saat pre-test dapat dilihat dari hasil selisih antara rerata (sebelum dilakukan promosi kesehatan pamflet) pengetahuan nilai mean 81,37. Pada saat post-test (setelah responden. Pada kelompok intervensi nilai dilakukan promosi kesehatan pamflet) nilai perubahan atau selisih rerata pengetahuan akhir mean 92,53. dan Terdapat perbedaan rerata pengetahuan responden antara sebelum dan setelah awal awal dan sebesar pengetahuan 2,025. Ada akhir pengaruh pemberian modul tentang gizi anak terhadap peningkatan pengetahuan responden. dilakukan promosi kesehatan pamflet sebesar Pemberian media berupa modul meningkatkan 11,16. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan rerata pengetahuan responden tentang penggunaan menjadi 20,13 dengan perbedaan skor 2,20.10 bumbu penyedap sebelum dan pengetahuan responden dari 17,93 setelah dilakukan promosi kesehatan pamflet. Perbedaan Rerata Responden Tentang Penggunaan adalah 0,00 (0,00 < 0,05) maka Ha diterima dan penyedap Setelah Dilakukan Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa promosi Kesehatan Metode Media elektronik dan Setelah kesehatan pamflet tentang penggunaan bumbu Dilakukan Promosi Kesehatan Pamflet Nilai probabilitas dari uji Wilcoxon penyedap pada ibu rumah tangga di Desa Hutapadang Tenggara Kecamatan Padangsidimpuan menyebabkan tingkat pengetahuan Berdasarkan Tingkat hasil Pengetahuan uji bumbu Promosi bivariat peningkatan pengetahuan responden tentang penggunaan bumbu penyedap, terdapat berbeda (meningkat) dibandingkan sebelum perbedaan nilai rerata antara promosi kesehatan diberikan promosi kesehatan pamflet. Ini berarti metode media elektronik dan promosi kesehatan promosi berpengaruh pamflet. Pada saat dilakukan promosi kesehatan pengetahuan metode media elektronik diperoleh nilai mean penggunaan bumbu penyedap pada ibu rumah 11,94. Pada saat dilakukan promosi kesehatan tangga di Desa Hutapadang pamflet diperoleh nilai mean 11,29. Hal ini terhadap kesehatan pamflet peningkatan Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara menunjukkan bahwa promosi kesehatan metode Penggunaan media intervensi untuk melakukan promosi kesehatan diantaranya media elektronik memiliki rerata nilai mean yang lebih besar dibandingkan dengan promosi harus memenuhi beberapa aspek agar media kesehatan pamflet dengan selisih nilai mean nya intervensi mudah diterima dan dipahami oleh yaitu 0,65. kelompok sasaran. Media cetak sebagai media Nilai probabilitas dari uji Mann-Whitney intervensi yang digunakan diantaranya harus adalah 0,817 (0,817 > 0,05) maka Ha ditolak menimbulkan minat pada kelompok sasaran dan Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata antara 53 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara kelompok yang dilakukan promosi kesehatan masyarakat, metode media elektronik dan kelompok yang masyarakat. ketersediaan waktu dari dilakukan promosi kesehatan pamflet. Promosi kesehatan metode media elektronik KESIMPULAN DAN SARAN lebih merangsang dalam penyampaian pesan- Kesimpulan pesan/informasi 1. Terdapat yang disampaikan karena pengaruh responden dapat melihat dan responden juga metode dapat peningkatan mendengarkan isi pesan tersebut. media promosi kesehatan elektronik terhadap pengetahuan penggunaan Sehingga metode media elektronik memiliki nilai bumbu penyedap pada ibu rumah tangga di rerata mean lebih tinggi dibandingkan dengan Desa pamflet. Menurut Edgar Dale (1964) dalam Padangsidimpuan Tenggara Nursalam dan Efendi (2009) yang digambarkan Hutapadang 2. Terdapat Kecamatan pengaruh promosi kesehatan dalam kerucut Edgar Dale, membaca akan pamflet terhadap peningkatan pengetahuan mengingat penggunaan bumbu penyedap pada ibu 10% dari materi yang dibaca, mendengar akan mengingat 20% dari yang rumah didengar, melihat akan mengingat 30% dari apa Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara yang dilihat, mendengar dan melihat akan tangga di Desa Hutapadang 3. Tidak terdapat perbedaan rerata antara mengingat 50% dari apa yang didengar dan kelompok dilihat. kesehatan metode audiovisual dan kelompok Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan yang telah diberi promosi yang telah diberi promosi kesehatan pamflet teori Edgar Dale (1964) dalam Nursalam dan terhadap peningkatan Efendi (2009) yang digambarkan dalam kerucut penggunaan bumbu penyedap pada ibu Edgar Dale, menyatakan bahwa membaca akan rumah mengingat 10% (media cetak) dari materi yang Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara . tangga di pengetahuan Desa Hutapadang dibaca, mendengar akan mengingat 20% dari yang didengar, melihat akan mengingat 30% Saran dari apa yang dilihat, mendengar dan melihat 1. Bagi Puskesmas Kecamatan Sanden akan mengingat 50% (media elektronik) dari apa hendaknya melakukan pembinaan dalam yang didengar dan dilihat. Hal ini dimungkinkan bentuk oleh karena keterbatasan waktu yang dimiliki hingga pada monitoring sikap dan perilaku oleh responden dalam pelaksanaan promosi mengenai penggunaan Bahan Tambahan kesehatan Makanan (BTM). baik metode media elektronik maupun pamflet. Faktor keberhasilan promosi kesehatan promosi kesehatan secara rutin 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneliti sejauh mana pengaruh banyak faktor yang perlu diperhatikan terhadap promosi kesehatan metode media elektronik sasaran dalam keberhasilan promosi kesehatan, dan promosi kesehatan pamflet terhadap diantaranya adalah : tingkat pendidikan, tingkat sikap dan perilaku ibu rumah tangga dalam sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan menggunakan bumbu penyedap dalam makanan. 54 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Effendy, DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Umar 1998, Kebijakan Penelitian Bidang Kesehatan, Jurnal Kota, Unika Atmajaya, Tahun V no 2, Juli 1998 Tataruang Bangunan Rumah, Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Teknik, Vol 13 No. 2 Tahun 2003 Kesatu, Penerbit Alfabeta, Bandung. . Indonesia, dalam Antropologi Kesehatan III, Grafiti Press, Jakarta N., Dasar-Dasar Keperawatan Masyarakat, Edisi 2, EGC, Jakarta. Promotion, John Willey and Sons, New York. Fitriani, S., Promosi Kesehatan, Edisi pertama Yogyakarta. Fitriani, S., Promosi Kesehatan, Edisi pertama yang Penelitian dan Yogyakarta.. Hermansyah, 1997, Hubungan antara Promosi di Tempat Kerja dengan Peningkatan Aguskrisno, B, 2003, Perawatan Tubuh dan Status Kesehatan para Pekerja Industri Menyertai, Jurnal di Palembang, Thesis Pascasarjana, Pemikiran Biologi UGM Yogyakarta. “SYNAP”, no I, tahun IV September 2003, Jefry, 2001, Ritual dan Perubahan Sosial, Jurnal Humaniora Universitas Taruma Negara, Artiwi, T., Pengaruh Pemberian Buku Saku Jajanan Sehat Vol. 3 no. 1 Juli 2001 (45-60) Terhadap Krippendorf, K, 1993, Analisis Isi, Pengantar Tingkat Pengetahuan Jajanan Sehat Teori dan Metodologi, PT. Raja Grafindo Pada Murid Kelas V di Sekolah Dasar Persada, Jakarta. Negeri Glagah, Kelurahan Warungboto, Kecamatan Baroto, Effendy, cetakan pertama, Penerbit Graha Ilmu, Agoes Azwar, 2000, Pengobatan Tradisional di Tentang Kedokteran, EGC, Jakarta cetakan pertama, Penerbit Graha Ilmu, Afrianti, L.H., Teknologi Pengawetan Pangan, Tradisi Perawatan Everly, JR., and Feldman, R., 1999, Health Afendi, 2003, Sinergi Etnik dan Modern dalam Cetakan 1995, KesehatanMasyarakat, Penerbit Buku Fahmi, Kesehatan N., Umbulharjo, Kota Mahfudz, 1996, Dukun Bayi, Jurnal Penelitian Populasi, no I, tahun XIII September Yogyakarta, skripsi, Fakultas Kesehatan 1996, Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, Kependudukan, Yogyakarta, 2011. Mada, Yogyakarta. Eko, 1996, (12-30). Pusat Penelitian Universitas Gadjah Pendekatan Miles, M.B, Huberman, A.M, 1994, Qualitative Penelitianetnobotani, Prosiding Seminar Data Analysis, second edition, Sage Etno-Botani, Publication, New Delhi. Yayasan Kehati- LIPI, Jakarta Moleong, Dale, E., 1964 dalam Nursallam dan Efendy, F., Pendidikan Dalam Keperawatan, Penerbit Salemba Medika, Jakarta. L.J, 1996, Kualitatif, PT. Metodologi Remaja Penelitian Rosdakarya, Bandung. Notoatmodjo, S., Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Edisi revisi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. 55 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Nurwidodo, 2003c, Etnofarmaka Ramuan Walter, 2000, Lembaga Health Penelitian PeranGender Universitas dalam Kesehatan Urban), Dirjen Dikti, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Mien A., 1999, Waveland Press Singarimbun, M., Efendi, S., 1989, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta Sugiyono, Metodologi Kualitatif Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Dasar, Promotion, Incorporation,Prospect Height, Illionis. Reproduksi Masyarakat Peralihan (Sub Pemutahiran dan Penelitian R & Kuantitatif D, Cetakan kedelapan, Penerbit Alfabeta, Bandung.. Syafei, Imam, 1996, Merger Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Penerbit IKIP Yogyakarta. Etnobotanidalam Etnosains, Prosiding Tutoko, 2003, Rumah Hunian dan Agenda 21, Seminar Etno-Botani, Yayasan Kehati- Jurnal Penelitian Ilmu Ilmu Teknik, vol LIPI, Jakarta XIII Nomor 2 (Waitzkin, Howard, 1993, Saragih, F.S., Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Sosiologi Kesehatan, Penerbit Prima Aksara, Jakarta Makanan Sehat Dan Gizi Seimbang Di Yacob, 1995, Kesehatan Pada Manusia Purba, Desa Merek Raya Kecamatan Raya dalam Antropologi Kesehatan, Buku Kabupaten I,Grafiti Press, Jakarta Fakultas Simalungun, Skripsi, Masyarakat Yahya, 1996, Peningkatan Kenyamanan Kerja Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan Ergonomi Manusia-Alat pada 2010. Pembatik Sumarjan, Kesehatan 1995, danMeminum Tradisi Jamu, Meramu Antropologi KesehatanI, Grafiti Press, Jakarta Shodiq, Greene, Introductionto Health Education and Poerwanti, Endang, dan Nurwidodo, 2003, Selo Bruce., Selekarang, Laporan Penelitian P2U, Muhammadiyah Malang. Rifai, Simons, Kuntoro, 1998, Perilaku di Yogyakarta, Thesis Program Pascasarjana, Ilmu Kesehatan, UGM Yogyakarta. Yuliarti, N., Awas Berbahaya Dibalik Lezatnya Sakit Masyarakat Pedesaan,: Studi Kasus di Makanan, Penerbit ANDI, Edisi satu, Yogyakarta.. desa Plered Bantul Yogyakarta, Jurnal Penelitian Pasca Srjana, Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta. 56 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMKESMAS) KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN TENGGARA Dian Suci Rahmawati(1) 1Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Darmais Padangsidimpuan Intisari Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam upaya mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas yang berbasis Teknologi Informasi. Prototipe SIK yang dikembangkan mengacu kepada kebutuhan informasi untuk pengelolaan klien dan unit pelayanan di tingkat puskesmas, SP2TP, Indikator SPM dan Indikator Indonesia Sehat 2010. Dengan dikembangkannya Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas yang dapat menyajikan informasi secara cepat, tepat dan dapat dipercaya sehingga informasi yang disajikan puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis manajemen kesehatan baik untuk manajemen pasien, unit dan sistem kesehatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat. Dengan demikian maka pelayanan kesehatan yang diberikan dapat lebih fokus dan spesifik untuk suatu daerah. Hal ini akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari kerja puskesmas. Untuk itu perlu ditingkatkan kevalidan data yang terdapat pada masukan input dimana hasil yang diinginkan nantinya dapat terjamin kevalidannya sehingga keputusan yang diambil oleh para pengambil keputusan dapat tepat pada sasaran. Kata Kunci : Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas,Teknologi Informasi, Prototipe 57 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara PENDAHULUAN dipercaya sehingga informasi yang disajikan Informasi dalam puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan dan keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan kebijakan. Era desentralisasi, dengan sistem dan berbagai jenis manajemen kesehatan baik Informasi kesehatan yang baik maka akan untuk manajemen pasien, unit dan sistem membuat masyarakat tidak buta dengan semua kesehatan sehingga dapat meningkatkan mutu permasalahan kesehatan. Dan mau membawa pelayanan keluarga nya berobat dengan mudah bukan lagi masyarakat. pertimbangan berperan penting pengambilan keputusan Dinas Kesehatan kepada dengan birokrasi yang rumit yang membuat masyarakat enggan membawa anggota Tujuan keluarganya berobat di pelayanan kesehatan Tujuan Umum yang disediakan Teranalisanya sistem informasi kesehatan yang oleh pemerintah. Dengan maraknya perkembangan media dan technology terintegrasi. seharusnya Tujuan Khusus membuat khususnya pada masyarakat mahasiswa dan kesehatan Teranalisanya masyarakat melek akan kemajuan berinovasi terhadap sistem informasi kesehatan Indonesia.. Sistem Informasi Kesehatan; Teranalisanya Kebijakan pemerintah sebagai dasar hukum pelaksanaan sistem informasi telah menjadi Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan yang dikembangkan Teranalisanya acuan dalam pelaksanaan sistem informasi. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Sistem informasi yang dikembangkan masih mengalami hambatan seperti sistem yang belum Sistem Informasi Kesehatan dan Manajemen optimal tidak terintegrasi, kemampuan daerah, Puskesmas sumber daya yang terbatas, dan manfaat yang Kebijakan dirasakan masih kurang. Puskesmas Pengembangan adalah memberikan kesehatan sebenarnya sistem telah informasi dimulai pada pelayanan kepada masyarakat melalui sistem PELITA I melalui sistem informasi kesehatan informasi nasional yang pelayanan Puskesmas meningkatkan pelayanan, terintegrasi di semua unit pada kantor wilayah kementerian sehingga dapat kesehatan (Kemenkes RI, 2007). Semenjak proses pada diterapkannya akses data, kesehatan, berbagai kalangan menilai bahwa kecepatan mempermudah sistem lebih baik. kesehatan selalu mengeluh bahwa input data Pelayanan Kesehatan Kementerian dari provinsi, kabupaten/ kota sangat berkurang. Masyarakat Di sisi yang lain, beberapa daerah mengatakan melalui penerapan Sistem informasi Kesehatan bahwa penerapan sistem informasi kesehatan Puskesmas yang terintegrasi dari semua unit semenjak era desentralisasi memberi dampak pelayanan. Demikian pula dapat menyajikan yang lebih baik baik. Hal ini ditunjukkan dengan informasi semakin tingginya motivasi dinas kesehatan secara cepat, kepada kesehatan. desentralisasi pelaporan dan akurasi data sehingga menjadi Puskesmas adalah dapat meningkatkan informasi kebijakan tepat dan dapat 58 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara untuk mengembangkan SIK, semakin banyak puskesmas yang memiliki komputer, tersedianya pada tahun 2007; b. Terselenggaranya jaringan komunikasi data jaringan LAN di dinas kesehatan maupun online investasi teknologi informasi lainnya. kesehatan kabupaten/ kota, 100% dinas Adanya 90% dinas kesehatan provinsi, 100% rumah sakit pusat, pelaporan 100% Unit Pelaksana teknis (UPT) Pusat sebagai produk dari era sentralisasi menjadi dengan Kementerian Kesehatan pada tahun overlaps, hal ini tentu saja menjadi beban 2009; pencatatan bagi kabupaten/ ini antara pula, mengakibatkan desentralisasi terintegrasi dan kota. Melalui c. Terselenggaranya jaringan komunikasi data Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 online tahun 2002 tentang Kebijakan dan Strategi kesehatan kabupaten/ kota, dinas kesehatan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan provinsi, rumah sakit pusat, dan UPT Pusat Nasional (SIKNAS) dan Nomor 932 tahun 2002 dengan Kementerian Kesehatan pada tahun tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan 2010. sistem informasi kabupaten/ kesehatan kota daerah dikembangkan di berbagai terintegrasi antara seluruh dinas Dari beberapa hal tersebutlah, maka pemerintah daerah pun berupaya strategi, yaitu: mengembangkan sistem informasi yang sesuai a. Integrasi dan simplifikasi pencatatan dan dengan pelaporan yang ada; b. Penetapan dan pelaksanaan pengembangan sustem karakteristiknya. informasi kesehatan daerah melalui software atau web. seperti SIMPUS, SIMRS, SIKDA dan sebagainya. sistem-sistem informasi kesehatan daerah; Sistem Informasi Kesehatan d. Pengembangan teknologi dan sumber daya; e. Pengembangan dan Pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan; c. Fasilitasi keunikan pelayanan data dan Secara informasi umum pengertian kesehatan adalah sistem gabungan informasi untuk manajemen dan pengambilan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk keputusan; mengelola f. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat; Selanjutnya, pada melalui siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan Keputusan tindakan tepat dalam perencanaan, Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007 pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem tentang Komputer kesehatan. Informasi Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional di diperlukan dalam rencanakan beberapa indikator dalam setiap kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan tahunnya, yaitu: prioritas, a. Terselenggaranya jaringan komunikasi data pengembangan Pengembangan Jaringan terintegrasi antara 80% dinas kesehatan kesehatan pembuatan pembuatan program, alternatif selalu program solusi, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi. kabupaten/ kota dan 100% dinas kesehatan Subsistem dalam sistem informasi provinsi kesehatan secara umum meliputi: dengan Kementerian Kesehatan 59 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara a. Surveilans epidemiologis (untuk penyakit melakukan menular pelayanan kesehatan. dan tidak menular, kondisi lingkungan dan faktor risiko); b. perbaikan kualitas based dalam yang efektif, evidence c. Penguatan Pelaporan rutin dari puskesmas, rumah mengambilan sakit, evaluasi, dan inovasi melalui penelitian. laboratorium kesehatan daerah, gudang farmasi, praktek swasta; c. berbagai kebijakan d. Perbaikan dalam tata kelola, memobilisasi Pelaporan program khusus, seperti TB, sumber baru dan akuntabilitas cara yang lepra, malaria, KIA, imunisasi, HIV/AIDS, digunakan. yang biasanya bersifat vertikal; d. Sistem administratif, pembiayaan, meliputi sistem keuangan, sistem kepegawaian, obat dan logistik, program pelatihan, penelitian dan lain-lain; e. Pencatatan vital, baik kelahiran, kematian maupun migrasi. Gambar 1 Informasi Kesehatan rekomendasi Jika dicermati, komponen tersebut tidak hanya tanggung jawab sektor WHO (Sumber: WHO, 2005) kesehatan semata, tetapi juga lintas sektor lainnya seperti statistik vital kependudukan, data kelahiran, data kematian. Sistem pelaporan informasi kesehatan rutin dari fasilitas kesehatan pun tidak berjalan dengan baik. Teknologi informasi memberi berbagai kemudahan dalam proses manajemen di segala bidang. Dengan teknologi informasi, data dan informasi dapat diolah dan didistribusikan secara lebih mudah, cepat, akurat dan fleksibel. Hal ini mendorong semakin dibutuhkannya pemanfaatan teknologi informasi dalam Organization (WHO) berbagai kegiatan. World menilai bahwa Health investasi sistem informasi menuai beberapa keuntungan, antara lain: a. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya. b. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami serta Gambar 2. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Data yang diperlukan dalam sistem informasi kesehatan yang komprehensif berkisar dari data kelahiran, morbiditas dan mortalitas, untuk jenis dan lokasi tenaga kesehatan, dengan jenis dan kualitas pelayanan klinis yang diberikan di tingkat nasional dan sub-nasional dan akhirnya dengan indikator penduduk, seperti sebagai demografi dan status sosial ekonomi. Sebagaimana gambar di atas, informasi kesehatan dapat dibagi menjadi lima 60 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara domain yang berbeda, yaitu: yang diolah adalah data pribadi, anak, 1. Penentu Kesehatan, yang meliputi faktor riwayat risiko, perilaku, keturunan, lingkungan, sistem kesehatan, riwayat yang meliputi kesehatan, kesehatan mengelola prasarana, meliputi data seperti data sarana peralatan dan medis, kendaraan, gedung, tanah dan peralatan pemanfaatan pelayanan. 5. Status teknis/fungsional, Sub Sistem Sarana dan Prasarana, yang berfungsi kemampuan pelayanan dan kualitas. sistem latihan pegawai. 3. Output sistem kesehatan, meliputi informasi, 4. Hasil jabatan, riwayat penghargaan serta data penugasan kebijakan, pembiayaan, sumber daya, dan organisasi. riwayat riwayat pendidikan, riwayat penjenjangan, sosial ekonomi dan demografi. 2. Input kepangkatan, lainnya. meliputi angka Sub Sistem keuangan, yang berfungsi untuk kematian,kesakitan atau ketidakmampuan, mengelola data keuangan secara garis dan kesejahteraan. besar saja yaitu mencakup besar pembiayaan menurut kegiatan dan sumber Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas Penyelenggaraan masyarakat melalui layanan puskesmas biaya. kesehatan merupakan Sub Sistem Pelayanan Kesehatan, yang berfungsi mengelola data pelayanan kegiatan yang membutuhkan proses pencatatan kesehatan, terdiri dari pelayanan dalam dan pengolahan data yang cukup kompleks. gedung yaitu sub sistem rawat jalan yang Dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat meliputi menangani KIA,Imunisasi, Laboratorium) dan pelayanan berbagai macam kegiatan pelayanan puskesmas registrasi pasien, data rekam medis pasien, medis dan manajemen obat. Pelayanan luar farmasi, keuangan, hingga berbagai laporan gedung meliputi sub sistem KIA dan GIZI, bulanan, tribulanan, dan tahunan. Berbagai Kesling dan TTU, Pemberantasan Penyakit laporan Menular, PKM, PSM, dan PERKESMAS. yang dihasilkan oleh puskesmas dengan bantuan sistem informasi rawat (BP,GIGI, operasional puskesmas mulai dari pengelolaan eksekutif keliling, dasar inap, rekam Sub Sistem Pelaporan, yang berfungsi untuk sangat dibutuhkan dalam penentuan kebijakan menyediakan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan laporan SP2TP (LB1, LB2, LB3 dan LB4) masyarakat. dan laporan program. Prototipe sistem informasi kesehatan meliputi ; laporan-laporan, meliputi Sub Sistem Penunjang, yang menyediakan layanan penunjang sistem seperti: membuat Sub Sistem Kependudukan, yang berfungsi backup dan restore data, data recovery, untuk mengelola data kependudukan terdiri user list and right assignment, user shortcut, dari family folder, pencatatan mutasi lahir, short message over network. mutasi wafat dan mutasi pindah. Sub Sistem Ketenagaan, yang berfungsi untuk mengelola data ketenagaan. Data 61 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Pengolahan data pemeriksaan/tindakan medis/penggunaan lab. Pengolahan data obat (resep) Pengolahan data Rujukan Farmasi Farmasi Gambar 3. Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas Dan secara umum sistem informasi kesehatan Puskesmas adalah sebagai berikut ; Registrasi Pasien Registrasi merupakan sub-sistem yang menangani data registrasi kunjungan pasien, baik kunjungan pemeriksaan umum/ gigi/ gizi /KIA/ imunisasi/ KB. Kegiatannya meliputi: 2) Pengolahan data registrasi kunjungan terdapat beberapa macam klasifikasi registrasi, yaitu: pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan KIA, kegiatan KB, pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan/Pemberian Tindakan Medis Hal ini merupakan sub-sistem yang menangani data yang terkait dengan kegiatan pemeriksaan/pemberian tindakan terhadap pasien oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan jenis pemeriksaannya, sub-sistem ini diklasifikasikan menjadi pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan pemeriksaan KIA, kegiatan laboratorium. KB, Kegiatannya meliputi: Pengolahan data kondisi pasien Pengolahan data anamnesis Pengolahan data diagnosis Pengolahan data terapi sub-sistem yang menangani data yang terkait dengan obat. Fungsionalitasnya meliputi: Pengolahan data data master obat Pengolahan data stok obat baru Pengolahan data persediaan obat Pengolahan data pelayanan/pemberian resep pasien. Pemantauan Data Register Pemantauan data register merupakan pemantauan data yang terjadi di puskesmas secara harian/bulanan ataupun periode tertentu. 1) Pengolahan data pasien. pasien, merupakan Kegiatannya meliputi: Register pemeriksaan umum Register pemeriksaan gigi Register pemeriksaan gizi Register pemeriksaan imunisasi Register pemeriksaan KIA Register pemeriksaan KB Laporan Laporan merupakan sub-sistem untuk membuat laporan/ rekapitulasi. Laporan ini meliputi: a. LB: LB1 - Kasus penyakit LB2 – LPLPO b. Laporan manajemen Laporan kunjungan pasien Laporan 10 penyakit terbanyak Laporan penggunaan obat Laporan tindakan medis terbanyak Laporan metode pembayaran oleh pasien 62 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Lapora informasi n billing yang diberikan tidaklah dalam hitungan hari, melainkan bulan. Suatu sistem Pemetaan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Pemetaan wilayah meliputi kunjungan baik pusat atau daerah, pengambil keputusan pasien, penyakit terbanyak, penggunaan obat, dapat mengakses informasi secara cepat dan riwayat KLB, dan lain sebagainya. Akan tetapi tepat sehingga kebijakan dapat efektif dan mapping efisien. data kesehatan sangat jarang dilakukan. Kemampuan Daerah Sebagai dampak dari desentralisasi, daerah masih menganggap kebutuhan sistem PEMBAHASAN Dari beberapa sistem informasi kesehatan yang telah dikembangkan dapat dianalisa beberapa hal sebagai berikut: kesehatan telah mengembangkan siknas online, akan tetapi disamping itu berbagai program seperti kewaspadaan gizi, informasi obat, rumah sakit, dan puskesmas juga mengembangkan sistem informasi sendiri. Hal ini berdampak tumpang tindihnya informasi dan berbagai kegiatan serta menyita waktu dan biaya. Sejatinya suatu sistem informasi yang terintegrasi yang memenuhi kebutuhan berbagai lintas sektor dan lintas program yang dapat diakses sebagai informasi yang dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan berbagai keputusan dan kebijakan. Seperti aplikasi komunikasi data, dapat dilihat bahwa data dan informasi kesehatan yang disediakan tidak memenuhi dengan kebutuhan baik provinsi atau kabupaten/kota, sehingga kabupaten/ kota pun berupaya mengembangkan sistem informasi sendiri. SP2TP pun yang bukanlah prioritas, akan tetapi daerah masih memenuhi kebutuhan infrastruktur dan sarana fisik. Tidak semua daerah surplus, akan tetapi Integrated System Kementerian informasi berbasis web atau komputerisasi sejatinya dapat digantikan dengan SIMPUS online ternyata di lapangan puskesmas pun masih menyampaikan laporannya secara manual setiap bulannya. Hal tidak sedikit daerah yang minus. Memang pada awalnya pelaksanaan sistem informasi membutuhkan banyak biaya, akan tetapi dalam perjalannya juga memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang tidak sedikit. Kondisi geografis juga sangan mempengaruhi, masih banyak puskesmas di daerah yang sangat terbatas akses informasinya. Pemanfaatan data dan informasi Pemanfaatan data dan informasi terkesan hanya kebutuhan pusat, bukanlah kebutuhan daerah, sehingga munculah anggapan hanya proyek dan ego program masing-masing. Hal ini karena pemanfaatan data dan informasi secara signifikan tidak dirasakan oleh kabupaten/ kota sebagai pelaksana kebijakan pemerintah pusat. Sumber Daya Manusia Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah tenaga yang merangkap tugas atau jabatan lain. Di beberapa tempat memang dijumpai adanya tenaga purna waktu. ini mengakibatkan beban kerja bagi petugas dan 63 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara PENUTUP Congress Of The United States Congressional Kesimpulan Budget Office. (2005). The Costs and 1. Data dan informasi merupakan kunci pokok Benefits of Health Information Technology dalam A pengambilan keputusan dan kebijakan yang efektif dan efisien. 2. 3. Kebijakan pemerintah PAPER CBO. JupiterImages Corp.Evidence. USA dalam http://depkes.go.id pengembangan sistem informasi telah ada, Inggarputri, Y. R. (2009). Evaluasi Penerapan akan tetapi dalam pelaksanaannya masih Sistem Informasi Manajemen Puskesmas banyak kendala-kendala dan hambatan (SIMPUS) Berbasis Komputer dengan yang dihadapi; Metode PIECES di Puskesmas Wilayah Pengembangan sistem informasi baik di Kabupaten Blora. Undergraduate Thesis, pusat Diponegoro University. atau dimanfaatkan daerah belum sepenuhnya dapat karena Jogiyanto HM, Analisi dan Desain Sistem keterbatasan sistem yang dikembangkan, Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori kemampuan daerah, dan sumber daya dan Praktek Aplikasi Bisnis (edisi ketiga, manusia; jogjakarta, Andi offset, 2005 Saran Kemenkes 1. Perlunya dilakukan kendala-kendala kajian yang mengenai dihadapi dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan; 2. Kebutuhan data dan informasi merupakan kebutuhan daerah, maka sebaiknya sistem RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan Pengembangan Kesehatan dan Strategi Sistem Informasi Nasional (SIKNAS) http://depkes.go.id informasi yang dikembangkan disesuaikan Kemenkes dengan kebutuhan dan karakteristik daerah. Kementerian Kesehatan RI Tahun 2009-2014 Kemenkes RI. RI. (2002). (2004). Rencana Strategis Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004 DAFTAS PUSTAKA tentang Kebijakan Dasar Pusat kesehatan Al-Gasseer et al. (2003). Achievements and Masyarakat. http://depkes.go.id challenges of formulating a strategic plan Kemenkes RI. (2009). Keputusan Menteri for nursing development at the national Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007 level in Bahrain. International Council of tentang Pengembangan Jaringan Nurses. Komputer Online Informasi Bahan kuliah Kapita Selekta (2006) D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Canadian Public Health Association. (2010). Public Health Community Health Nursing Sistem Kesehatan Nasional. http://depkes.go.id Kemenkes RI. (2009). Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. http://depkes.go.id Ladjamudin, B., Al-Bahra B. (2004). Konsep Practice in Canada Roles and Activities. Sistem Basis Carling Avenue, Ottawa. Implementasinya, Data dan Graha Ilmu, 64 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Yogyakarta Informasi Nugroho. (2009). Membuat website sendiri dengan PHP-MySQL, Mediakita, Jakarta Selatan Jalan Maospati berbasis Web, Maospati Purbo, O.W. (2007). Panduan Lengkap Desain Macromedia Dreamweaver 8, Gava Media, Yogyakarta Purwanto, E.B. di Kabupaten Bantaeng Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Selatan System, H. a. D. I. (2005). Health Management Primita. (2011). Sistem Informasi Pasien Rawat Web Puskesmas (2008). Analisis Systems. DFID Health Resource Centre. Wulandari, R. (2009). Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Berbasis Komputer di Wilayah Kerja Perancangan Algoritma, Information Graha dan Ilmu, Yogyakarta Dinas Kesehatan Undergraduate Kota thesis, Semarang. Diponegoro University. Sudarianto. (2010). Evaluasi Penerapan Sistem 65 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpuskesmas) Berbasis Komputer Martini Andriani (1) 1Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Darmais Padangsidimpuan Intisari Puskesmas-Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Selatan, bahwa Puskesmas-Puskesmas ini tiap harinya melayani puluhan pasien yang datang. Saat ini sistem pengolahan data pasien tiap bagian masih dikerjakan dengan cara sistem manual atau belum memanfaatkan sistem informasi Puskesmas. Dengan masih digunakannya sistem manual dan beberapa puskesmas sudah menggunakan Simpuskesmas, maka muncul berbagai permasalahan dalam pengolahan data pasiennya. Masalah-masalah ini diantaranya adalah tingginya tingkat kesalahan dalam pengolahan data pasien (data pendaftaran, data pemeriksaan, data rujukan, dan data laboratorium) dan lambatnya proses pelayanan pasien misalnya pendataan dan pencarian data pasien. Masalah lain lagi yaitu puskesmas-puskesmas yang sudah menggunakan Simpuskesmas tdak mempunyai kseragaman system, karena tiap Puskesmas melakukan swadaya sendiri-sendiri untuk pengadaan SIMPUS. Penggunaan Simpuskesmas dengan teknologi komputer untuk pengolahan data pasien sangat diperlukan, karena dapat memberikan beberapa keuntungan dan kemudahan dalam pelayanan pasien antara lain: mempercepat pelayanan, informasi yang lebih akurat, pencarian data lebih cepat, pembuatan laporan yang lebih cepat serta keseragaman Sistem Informasi Manajemen Puskesmas di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Dengan adanya program Simpuskesmas berbasis komputer kinerja Puskesmas dapat ditingkatkan, sehingga kualitas dan mutu pelayanan menjadi meningkat. Kata Kunci : Keseragaman Sistem, Simpuskesmas, Teknologi Komputer PENDAHULUAN Demak mempunyai Ibu dan Anak (KIA) yang khusus menangani merupakan kabupaten yang banyak puskesmas. Pada bayi dan ibu hamil, bagian Gigi yang khusus menangani kesehatan gigi dan mulut, dan masih puskesmas yang ada di Kabupaten Tapanuli banyak lagi bagian lainnnya. Berdasarkan Selatan terdapat beberapa bagian, antara lain identifikasi analisis situasi yang dilakukan di bagian Balai Pengobatan (BP) yang khusus Puskesmas-Puskesmas di Kabupaten Tapanuli menangani orang sakit biasa, bagian Kesehatan Selatan, bahwa Puskesmas-Puskesmas ini tiap 66 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara harinya melayani puluhan pasien yang datang. tenaga medis dan perawat dalam mencapai Saat ini sistem pengolahan data pasien tiap tujuan pelayanan kesehatan. bagian masih dikerjakan dengan cara sistem manual atau informasi belum memanfaatkan Puskesmas. Dengan b. Aspek Medis. Catatan sistem dipergunakan masih merencanakan pengobatan/perawatan yang digunakannya sistem manual, maka muncul berbagai permasalahandalam pengolahan data sebagai tersebut dasar untuk harus diberikan kepada pasien. c. Aspek Hukum. Menyangkut masalah pasiennya. Masalah-masalah ini diantaranya adanya jaminan kepastian hukum atas adalah dasar tingginya tingkat kesalahan dalam keadilan, pengolahan data pasien (data pendaftaran, data menegakkan pemeriksaan, bahan data rujukan, dan data laboratorium) dan lambatnya proses pelayanan pasien misalnya pendataan dan pencarian data dalam hukum tanda rangka serta bukti untuk usaha penyediaan menegakkan keadilan. d. Aspek Keuangan. Isi Rekam Medis dapat pasien. dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan Penggunaan komputer untuk biaya pembayaran adanya karena pelayanan, maka pembayaran tidak dapat memberikan beberapa keuntungan dan kemudahan dalam pelayanan catatan Tanpa pengolahan data pasien sangat diperlukan, dapat bukti pelayanan. tindakan atau dipertanggungjawabkan. pasien antara lain: mempercepat pelayanan, e. Aspek Pendidikan. Berkas Rekam Medis informasi yang lebih akurat, dan pencarian data mempunyai nilai pendidikan, karena isinya lebih cepat. Dengan adanya program berbasis menyangkut komputer kinerja ditingkatkan, sehingga data/informasi Puskesmas dapat kronologis kualitas mutu diberikan pada pasien. dan pelayanan menjadi meningkat. f. Tuntutan pelayanana masyarakat dalam Aspek dari pelayanan Dokumentasi. menjadi sumber Isi medik yang Rekam medis yang harus ingatan hal kesehatan saat ini begitu besar, dan penting didokumentasikan untuk bahan pertanggungjawaban dan laporan diperhatikan, apalagi menyangkut masalah kesehatan dan nyawa seseorang. Terutama penanganan tindakan pelayanan tentang yang berhubungan kesehatan atau rekam medis. dipakai sebagai sarana kesehatan. kecepatan dengan dan tentang Sistem yang sedang berjalan di puskesmas khususnya puskesmas dan sudah menggunakan Simpuskesmas, tapi dari Peningkatan layanan diharapkan akan Simpuskesmas yang sudah digunakan ternyata memberikan kepastian pelayanan pada setiap puskesmas mempunyai program yang beberapa hal sebagai berikut : berbeda-beda. Sistem yang berbeda ternyata a. Aspek Administrasi. Suatu berkas rekam mempersulit pihak DKK dalam permintaan medis mempunyai nilai administrasi, karena laporan-laporan yang diinginkan. isinya menyangkut tindakan berdasarkan adanya wewenang dan tanggung jawab sebagai dibuatlah penelitian lanjutan dari Simpuskesmas kendala-kendala tersebut Dengan maka 67 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara yang sudah tersedia dengan aplikasi ANALISA DAN PERANCANGAN Simpuskesmas yang bisa di akses lewat web Pada Sistem atau Simpuskesmas yang berbasis komputer. (Simpuskesmas) Informasi berbasis Manajemen komputer yang pertama kali dilakukan adalah Puskesmas yang Simpuskesmas akan Simpus dulu dikenal dengan SP2TP merupakan masuk ke web Simpuskesmas, kemudian masuk tool atau instrumen pencatatan dan pelaporan ke Simpuskesmas tersebut dengan menginput yang ada di puskesmas. Sistem Informasi password Puskesmas masing-masing. Setelah Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah suatu masuk tatanan Puskesmas manusia dan/atau peralatan yang menggunakan dapat Simpuskesmas masuk dapat ke sistem, melakukan harus setiap kegiatan menyediakan informasi untuk membantu proses administratif yang dilakukan puskesmas setiap manajemen hari. Dari sistem Simpuskesmas dapat memilih Puskesmas mencapai sasaran kegiatannya. bebrapa menu yang sudah disediakan. Apabila memilih Master data, user dapat menginput data Tujuan SIMPUS 1. Tujuan dokter, obat, penyakit dan petugas. Jika memilih Umum: manajemen meningkatkan petugas dapat memasukkan semua data pendaftaran. Jika memilih Rekam berhasil guna dan berdaya guna, melalui medis, maka dapat melakukan input data rekam pemanfaatan secara optimal data sistem medis. pencatatan dan puskesmas memilih rujukan user dapat terpadu mengimput semua data tentang rujukan, dan maupun informasi apabila memilih laboratorium, maka user dapat kegiatan memasukkan data tentang laboratorium. Dalam menunjang pelayanan. Simpuskesmas juga disediakan menu untuk 2. Tujuan Khusus: membuat a. Sebagai pedoman laporan. Laporan yang dapat penyusunan ditampilkan adalah Laporan Pasien, Laporan perencanaan tingkat puskesmas (PTP) Pemakaian Obat, Laporan Rujukan dan Laporan dan Rekam Medis. pelaksanaan puskesmas kegiatan melalui mini pokok lokakarya (minlok). b. Sebagai Data Flow Diagram Simpuskesmas dasar evaluasi c. Jika pelaporan (SP2TP) yang secara Pendaftaran, lebih lainnya puskesmas kualitas pemantauan pelaksanaan dan pelayanan Gambaran dari Informasi puskesmas. Manajemen Untuk mengatasi berbagai hambatan Berbasis komputer dapat dilihat digambar 1. pelaksanaan program Puskesmas Sistem (Simpuskesmas) pokok puskesmas. 68 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Puskesmas yang dalam hal ini sebagai user wajib memasukkan username dan password. Setelah masuk ke Sistem Puskesmas dapat memilih menu yang ada di web SIMPUS. Apabila memilih Master, maka user akan memasukkan data Dokter, Obat, Penyakit. Setelah Master diisi user dapat kembali ke menu, dengan memilih menu yang lain. Apabila memilih Pendaftaran, maka user akan memasukkan data pendaftaran dan data pasien dan kembali ke menu. Apabila pilih menu Rekam Medis, user akan memasukkan data Gambar 1. Diagram Konteks Simpuskesmas rekam medis dan mengisi detail dari rekam medis dan kembali ke menu lagi. Selanjutnya Entity Relationship Entity Relationship Informasi Diagram Simpuskesmas Diagram Manajemen dari Sistem Puskesmas apabila pilih menu Rujukan, maka user akan memasukkan data rujukan dan detail data rujukan dan kembali ke menu. Dan apabila (Simpuskesmas) Berbasis Cloud Computing memilih menu Laboratorium maka user akan seperti pada gambar 2 memasukkan data Laboratorium, detail Laboratorium dan hasil laboratorium. Disamping itu user juga disediakan fasilitas untuk mengubah password. Gambaran dari Flowcahrt Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUSKESMAS) Berbasis komputer dapat dilihat seperti pada gambar 3. Sedangkan gambaran dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUSKESMAS) Berbasis Cloud Computing dapat dilihat digambar 1. Gambar 2. Entity Relationship Diagram Simpuskesmas Flowchart Sistem Simpuskesmas Flowchart Manajemen pada Puskesmas Sistem Informasi (SIMPUSKESMAS) Berbasis komputer adalah pertama kali yang dilakukan masuk ke web SIMPUSKESMAS yang alamatnya sudah di upload di internet. Setelah masuk ke web SIMPUSKESMAS, 69 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Tabel 1. Tabel Pendaftaran Perancangan Database dari Sistem Informasi Manajemen untuk tabel yang lain: Rekam Medis, Laboratorium, Hasil Laboratorium, Detail Rekam Medis, Rujukan dan Detail Rujukan. Salah satu contoh untuk tabel transaksi adalah sebagai berikut: Rekam Medis File Medis mempunyai Primary Key : no_rek_med dan File Medis mempunyai Foreign Key : no_pasien Tabel 2. Tabel Rekam Medis Gambar 3. Flowchart Simpuskesmas Perancangan File Database Perancangan Database dari Sistem Informasi Manajemen (Simpuskesmas) Berbasis komputer adalah terdiri dari tabel Pasien, Dokter, Penyakit, Obat, Petugas dan Pendaftaran dengan salah satu contoh dari tabel sebagai berikut : Pendaftaran File Pendaftaran mempunyai Primary Key : no_pendaftaran dan File Pendaftaran mempunyai Foreign Key : no_Pasien 70 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara IMPLEMENTASI sehari-hari. 3. Dari SIMPUS mempermudah ini diharapkan akan pihak Puskesmas untuk kegiatan administratif, dan bagi pihak DKK akan lebih mudah mendapatkan semua laporan dari setiap puskesmas di Kabupaten Tapanuli Selatan tanpa harus menunggu laporan dari pihak puskesmas. DAFTAR PUSTAKA Al-Gasseer et al. (2003). Achievements and challenges of formulating a strategic plan for nursing development at the national level in Bahrain. International Council of Nurses. Gambar 4. Input Data Pendaftaran Canadian Public Health Association. (2010). Public Health Community Health Nursing KESIMPULAN Practice in Canada Roles and Activities. 1. Dari penelitian ini dapat diambil beberapa Carling Avenue, Ottawa. kesimpulan, yaitu: Sistem Informasi Congress Of The United States Congressional Manajemen (Simpuskesmas) Berbasis Budget Office. (2005). The Costs and komputer merupakan Simpuskesmas yang Benefits of Health Information Technology dulu dalam penerapannya menggunakan A client server dirubah ke Simpuskesmas Corp.Evidence. USA yang di upload di web sehingga puskesmas- PAPER Sistem mengakses Pelayanan tersebut melalui internet. Informasi Kesehatan di Kesehatan Primer(PUSKESMAS).Bandung :Bagian 2. Setiap Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Selatan JupiterImages Gondodiputro, Sharon, 2007. Rekam Medis dan puskesmas di Kabupaten Demak dapat SIMPUS CBO. apabila ingin menggunakan SIMPUS wajib memasukkan username dan password masing-masing. Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat Falkutas Kedokteran Universitas Padjajaran. Hartono, Jogiyanto, 2001,Analisis Dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Simpuskesmas yang berbasis komputer ini, Terstruktur Teori Dan Praktek Aplikasi setiap puskesmas mempunyai Username Bisnis.ANDI,Yogyakarta dan masuk password ke sendiri-sendiri. Setelah Simpuskesmas, setiap I Gusti Bagus Yoga Satria, 2011, Rancang kegiatan Bangun Sistem Informasi Pelayanan puskesmas dapat administratif dan melakukan pelayanan ke http://depkes.go.id pasien 71 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Kesehatan Dan Pengelolaan Obat Puskesmas, STIKOM, Surabaya. Graha Ilmu, Yogyakarta Marlinda, Linda, S.Kom, 2004, Sistem Basis Inggarputri, Y. R. (2009). Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Data, ANDI OFFSET, Yogyakarta. Perdana, (SIMPUS) Berbasis Komputer dengan Nugroho. (2009). Membuat website sendiri Metode PIECES di Puskesmas Wilayah dengan PHP-MySQL, Mediakita, Jakarta Kabupaten Blora. Undergraduate Thesis, Selatan Diponegoro University. Kemenkes RI. (2002). Primita. (2011). Sistem Informasi Pasien Rawat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan Pengembangan Kesehatan dan Strategi Sistem Informasi Nasional (SIKNAS) http://depkes.go.id Kemenkes RI. (2002). (2004). Web Macromedia Dreamweaver 8, Gava Media, Yogyakarta Purwanto, E.B. Rencana Strategis Perancangan dan Algoritma, Graha Ilmu, Yogyakarta Sjamsuhidajat, dkk, 2006,Manual Rekam Medis.Yogyakarta: Konsil Kedokteran Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004 Indonesia Romeo, 2003, Testing Dan tentang Kebijakan Dasar Pusat kesehatan Implementasi Sistem, Edisi Pertama, Masyarakat. http://depkes.go.id STIKOM, Surabaya RI. (2009). Keputusan (2008). Menteri Kemenkes RI. Purbo, O.W. (2007). Panduan Lengkap Desain Analisis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2009-2014 Kemenkes Jalan Maospati berbasis Web, Maospati Keputusan Menteri Sudarianto. (2010). Evaluasi Penerapan Sistem Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007 Informasi Puskesmas tentang Pengembangan Jaringan Bantaeng Propinsi Komputer Online Informasi Sulawesi Selatan Sistem Kesehatan Nasional. http://depkes.go.id tahun 2009 tentang Kesehatan. http://depkes.go.id Kendall, dan Kendall, Perancangan Kabupaten Sulawesi Selatan, System, H. a. D. I. (2005). Health Management Kemenkes RI. (2009). Undang-Undang Nomor 36 di Information Systems. DFID Health Resource Centre. Wulandari, R. (2009). Evaluasi Kinerja Sistem 2003, Analisis dan Sistem Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta. Ladjamudin, B., Al-Bahra B. (2004). Konsep Informasi Manajemen Puskesmas Berbasis Komputer di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Undergraduate Kota thesis, Semarang. Dipo Sistem Basis Data dan Implementasinya, negoro University. 72 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara PENGARUH PERAN SUAMI DALAM KANGAROO MOTHER CARE (KMC) TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN CIAMIS Susi Febriani Yusuf (1) 1Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Darmais Padangsidimpuan Intisari Kangaroo Mother Care (KMC) sangat perlu dilakukan pada bayi yang prematur atau berat bayi lahir rendah ( BBLR) yaitu dengan melakukan kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi. Metode ini sangat mendukung untuk kesehatan dan keselamatan bayi yang baru lahir sehingga suhu bayi bisa dipertahankan, karena salah satu penyebab kematian BBLR atau prematur adalah pengaturan suhu. Salah satunya manfaat KMC adalah meningkatkan hubungan antara bayi dengan ibu. KMC dapat dilakukan oleh siapa saja oleh anggota keluarga karena tidak memerlukan peralatan yang sulit. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan suami, dukungan suami dan faktor lain dalam Kangaroo Mother Care (KMC) terhadap perubahan berat badan bayi lahir rendah. Metode Penelitian dengan menggunakan Rancangan Penelitian adalah kuasi eksperimen dengan non randomized pretest-posttest control group design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 80 responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariabel, analisis bivariabel menggunakan Chi-square, t-test dengan tingkat kemaknaan p<0,05 dan analisis multivariabel menggunakan regresi linier. Hasil Penelitianl analisis menunjukkan bahwa keikutsertaan suami dalam KMC lebih besar perubahan berat badan bayinya dibandingkan dengan yang tidakmengikutsertakan suami dengan p_value 0,001, dukungan suami tidak mempunyai hubungan yang bermakna p_value o,240, pendidikan ibu mempunyai hubungan yang bermakna p_value 0,028, pekerjaan ibu tidak mempunyai hubungan yang bermakna p_value 0,655, dukungan personil kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna p_value 0,007 dan dukungan sosial mempunyai hubungan yang bermakna p_value 0,010. .Kesimpulan: Keikutsertaan suami dalam KMC, pendidikan ibu, dukungan personil kesehatan dan dukungan sosial mempunyai hubungan yang bermakna terhadap perubahan berat badan bayi lahir rendah, sedangkan dukungan suami dan pekerjaan ibu tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap perubahan berat badan bayi lahir rendah. Kata Kunci : Kangaroo Mother Care (KMC), Berat Badan Bayi Lahir Rendah, Kuasi Eksperimen, Non Randomized Pretest-Posttest Control Group Design, Analisis Univariabel, Analisis 73 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Bivariabel. PENDAHULUAN merupakan salah satu Pertumbuhan resiko yang utamanya mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi terjadi karena dua hal yaitu adanya kelahiran khususnya pada masa perinatal. Selain itu dan kematian. Angka kelahiran di Indonesia BBLR dapat mengalami gangguan mental dan telah mengalami penurunan secara nyata. Pada fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya awal tahun delapan puluhan angka Total Fertility sehingga membutuhkan biaya perawatan yang Rate (TFR) berkisar 5,6 per wanita, berdasarkan tinggi. Angka BBLR di Indonesia nampak hasil survei Demografi Kesehatan Indonesia bervariasi. Dari beberapa studi kejadian BBLR (SDKI) 2007 TFR berkisar 2,6 per wanita usia pada tahun 1984 sebesar 14,6% di daerah subur. telah pedesaan dan 17,5% di Rumah Sakit, hasil studi mengalami penurunan, pada tahun 1986 adalah di 7 daerah diperoleh angka BBLR dengan 450 dan rentang 2,1% sampai 17,2 %, secara nasional berdasarkan SDKI 2007 228 per 100.000 berdasarkan analisa lanjut SDKI 1991 angka kelahiran hidup (BPS dkk, 2008). BBLR sekitar 7,5 % (Setyowati, 2004). Angka per kematian 100.000 Laporan penduduk faktor ibu kelahiran WHO tahun juga hidup 2005 angka Perkumpulan Perinatologi Indonesia kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 (Perinasia) dalam seminar orientasi metode per 1000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran kanguru yang diselenggarakan pada Forum hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan Promosi Kesehatan Indonesia, bayi prematur angka kematian bayi 20 per 1000 kelahiran maupun BBLR terutama dibawah 2000 gr hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari terancam kematian yang diakibatkan hipotermi 246 bayi meninggal, setiap satu jam 10 bayi (suhu Indonesia meninggal, jadi setiap enam menit samping satu Menurut infeksi. Diperkirakan kejadian prematur dan DEPKES RI angka kematian sepsis neonatorum BBLR di Indonesia memang makin menurun cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi tetapi masih cukup tinggi yaitu 52% per 100 baru lahir. Masalah yang sering timbul sebagai kelahiran hidup. komplikasi organisasi kesehatan bayi Indonesia sepsis meninggal. neonatorum adalah badan asfiksia dibawah (kesulitan 36,5°C), di bernafas) dan Berdasarkan dunia perkiraan World Health meningitis, kejang, hipotermi, hiperbilirubinemia, Organization (WHO) pada tahun 2007, di negara gangguan nafas, dan minum (Depkes, 2007). berkembang hampir 70% dari 5 juta kematian Sekitar 57% kematian bayi tersebut terjadi pada neonatal dan 17 dari 25 juta persalinan per bayi umur dibawah 1 bulan dan utamanya tahun melahirkan bayi dengan BBLR (kurang disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi dari 2500 gr) (Imral, 2007). berat lahir rendah (BBLR). Menurut perkiraan, BBLR dapat disebabkan oleh kelahiran setiap tahunnya sekitar 400.000 bayi lahir prematur dengan berat rendah (Depkes RI, 2004). Bayi terhambat. Keduanya harus dicegah karena lahir menimbulkan dampak yang negatif, tidak hanya dengan berat badan lahir rendah dan pertumbuhan janin yang 74 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara meningkatkan morbiditas tetapi juga mortalitas sangat dianjurkan. Departemen Kesehatan dan bayi (Jefferson, 2004). Bayi prematur adalah Sosial bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan pelayanan dibawah kanguru 37 minggu. Berdasarkan kurva telah mengembangkan neonatal sebagai esensial salah kebijakan dan satu metode cara dalam pertumbuhan intrauterine, maka kebanyakan penerapan kebijakan tersebut yang bertujuan bayi prematur akan dilahirkan dengan berat untuk pencegahan bayi hipotermi (suhu badan badan yang rendah. Bayi premature maupun rendah). bayi cukup bulan yang lahir dengan berat badan rendah, terutama terancam di kematian penurunan suhu bawah akibat badan di 2000 hipotermi bawah sosial ini sangat menentukan metode KMC, tetapi pengaruhnya yaitu tidak sama di sejumlah daerah, kota, desa, 36,50c bahkan keluarga. Faktor peran ayah memang sangat menentukan, tetapi kepatuhan dalam Metode Kangguru (Kangaroo Mother orangtua, rekan, dan masyarakat secara umum. ditemukan sejak tahun 1983, sangat bermanfaat Jika mereka mendukung metode KMC, metode untuk merawat bayi yang lahir dengan berat KMC dengan cara ideal ini lebih bisa dilakukan, badan rendah baik selama perawatan di rumah begitu pula sebaliknya. Dukungan sosial ini tidak sakit ataupun di rumah, metode KMC mampu dapat dilepaskan dari pengaruh peran ayah, memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir pendidikan rendah dengan menyediakan situasi dan kondisi dukungan personil kesehatan (BPS & ORC yang Marco, 2008). dengan perawatan rahim ibu, bayi metode KMC juga dipengaruhi oleh pandangan lekat mirip atau dukungan gram, disamping asfiksia dan infeksi. Care/ KMC) Faktor sehinggga memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar (Suriviana, 2005). ibu Dari dan hasil pekerjaan survei ibu, serta pendahuluan di Kabupaten Ciamis diperoleh angka kelahiran Metode KMC adalah metode perawatan bayi prematur dan BBLR pada tahun 2009 dini dengan sentuhan kulit ke kulit antara ibu sebanyak 411 bayi (Dinkes Kabupaten Ciamis, dan bayi baru lahir dalam posisi seperti kanguru. 2009) dan pada tahun 2010 (antara bulan Juni Perawatan dapat sampai Oktober) sebanyak 200 bayi (Rekmed menghasilkan pengaturan suhu tubuh yang RSUD Ciamis, 2010). Fakta ini sangat menarik efektif dan lama serta denyut jantung dan dan mendorong penulis untuk menelitinya di pernafasan yang stabil pada bayi prematur. lapangan. Negara-negara maju seperti di Amerika Serikat memberi gambaran keterlibatan Suami dalam dan Kanada sangat mendukung keefektifan dan mendukung keamanan dari perawatan kulit per kulit (seperti Kabupaten Ciamis. KMC telah terbukti Penelitian ini Kangaroo diharapkan Mother dapat Care di kangguru) untuk bayi prematur karena bayi dapat merasakan kenikmatan kebahagiaan dan Perumusan Masalah Di Indonesia, perawatan bayi prematur perasaan yang sangat luar biasa. Mengingat terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan terutama di pedesaan, maka metode KMC dan BBLR masih memprioritaskan pada penggunaan inkubator tetapi keberadaannya 75 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara masih sangat terbatas. Hal ini menyebabkan berbaring/tidur. morbiditas dan mortalitas BBLR menjadi sangat kepala, baju ibu berfungsi sebagai penutup tinggi, badan bukan hanya akibat kondisi bayi. Bayi mengenakan Keikut sertaan penutup suami dalam prematuritasnya, tetapi juga diperberat oleh melakukan KMC disarankan untuk ikut berperan hipotermia dan infeksi nosokomial. Di sisi lain, (WHO, 2003). penggunaan inkubator memiliki banyak Green dan Kreuter (2000) berpendapat keterbatasan. Selain jumlahnya yang terbatas, bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh inkubator membutuhkan biaya perawatan yang berbagai tinggi, serta memerlukan tenaga terampil yang predisposing, yaitu yang menjadi dasar atau mampu mengoperasikannya. Selain itu, dengan motivasi bagi perilaku. Faktor ini terdiri dari menggunakan inkubator, bayi dipisahkan dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai dan ibunya, hal ini akan menghalangi kontak kulit persepsi langsung antara ibu dan bayi yang sangat mempermudah diperlukan bagi tumbuh kembang bayi. perilaku; 2) Metode KMC adalah sebuah metode perawatan bayi baru lahir yang antara dapat daya 1) faktor menghambat motivasi faktor lain: dalam atau perubahan enabling, yaitu adanya dan keahlian yang dapat cara membantu perubahan perilaku; dan 3) faktor meletakkan bayi didada ibu (skin to skin) untuk reinforcing, yaitu sikap dan perilaku petugas menyalurkan kesehatan. kehangatan dengan sumber faktor pada si bayi. Tujuannya kontak kulit ke kulit antara ibu dan Faktor-faktor yang mempengaruhi bayi dapat menurunkan hilangnya panas melalui peran suami dalam keluarga secara garis besar konduksi dan radiasi serta bertujuan untuk dibagi menjadi empat faktor utama yaitu faktor neutral mempertahankan thermal sosial-ekonomi, faktor sosial-budaya, faktor environment/NTE, yaitu kisaran suhu lingkungan psiko sosial dan faktor alokasi waktu ayah. sehingga bayi dapat mempertahankan suhu Keempat faktor tersebut akan mempengaruhi di tubuhnya tetap normal dengan metabolisme dalam menjalankan kedelapan fungsi keluarga basal minimum dan kebutuhan oksigen terkecil. yaitu fungsi agama, fungsi budaya, fungsi kasih Metoda ini dapat juga dilakukan untuk bayi sayang, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, sehat, sehingga dengan kontak langsung kulit fungsi sosialisasi dan pendidikan, serta fungsi ibu dan bayi ini kebutuhan dasar dari bayi ekonomi dan lingkungan. Hal ini perlu upaya berupa kehangatan, ASI, kasih sayang dan agar usaha untuk meningkatkan peran ayah, perlindungan bisa dipenuhi. tidak menimbulkan kegoncangan dalam pranata Dalam metode ini, kontak kulit antara sosial (keluarga). Diperlukan adanya terobosan- ibu dan bayi yang berlangsung sejak dini secara terobosan jangka pendek untuk meningkatkan terus menerus dan berkesinambungan kalau kesejahteraan mungkin mengadakan penyuluhan atau latihan-latihan selama 24 jam. Bayi diletakkan tegak/vertikal saat ibu berdiri dan duduk atau menjalankan fungsinya dalam keluarga. Usaha tengkurap/miring untuk membentuk kepribadian positif adalah saat ibu ayah agar dengan singkat KMC para seperti diantara kedua payudara ibu dengan posisi perawatan bagi keluarga, lebih baik 76 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara usaha yang integral upaya rendah serta terwujudnya rekomendasi meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan pemerintah dalam menetapkan kebijakan keluarga secara umum (BKKBN-IPB, 1994). program Berdasarkan sebagai uraian diatas, maka kesehatan peran suami dalam bayi berkenaan dengan khususnya tentang kangaroo mother care. dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : “Apakah ada yang b. Manfaat bagi Bidan Kangaroo Mother Care (KMC) Terhadap Berat Sebagai Badan Bayi ?” pengetahuan upaya untuk dan meningkatkan keterampilan bidan dalam melakukan deteksi dini perilaku ibu Tujuan Penelitian melahirkan dalam perawatan bayi dengan Tujuan Umum metode kangaroo mother care sehingga Untuk mengetahui pengaruh peran mencegah kematian akibat komplikasi suami dalam Kangaroo Mother Care (KMC) kelahiran premature dan berat bayi lahir terhadap berat badan bayi. rendah. Tujuan khusus c. a. Mengetahui peran suami dalam menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian tentang penelitian, perubahan berat badan bayi. prosedur dan teknik penelitian serta topik faktor-faktor lain yang yang diambil. Hasil penelitian ini akan mempengaruhi perubahan berat badan menjadi bayi. peningkatan pemanfaatan perawatan bayi . Manfaat Penelitian penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan bidang kesehatan yang berkaitan dengan upaya peningkatan kesehatan bayi. bagi program KIA/KB di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Untuk memberikan pengambilan bagi upaya masukan kebijakan Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian eksperimen ini adalah (quasi semu penelitian eksperimental), dengan rancangan nonrandomized pretest-post test control group design (Murti, 2005). Rancangan ini dipilih dengan pertimbangan Manfaat Praktis a. Manfaat pertimbangan METODE PENELITIAN Manfaat Teoritis Hasil 2. Untuk Kangaroo Mother Care (KMC) terhadap b. Diketahuinya 1. Manfaat Bagi Peneliti dalam operasional mendeteksi secara dini pertumbuhan dan perkembangan bayi serta meningkatkan kemampuan bidan dalam mengkaji perilaku ibu dalam perawatan bayi berat lahir penelitian murni dilapangan hampir tidak mungkin dan sulit untuk memenuhi kriteria alokasi perlakuan subjek secara random. Menurut Campbell & Stanley (1966) bahwa sebagian besar penelitian yang tidak dilakukan random untuk pengujian atas perbedaan perlakuan, dapat diwujudkan melalui desain penelitian quasi eksperimental, dengan model rancangan sebagai berikut: 77 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara tertentu yang telah ditetapkan berdasarkan E O1 C O1 X O2 tujuan penelitian (Trochim, 2006), serta O3 penentuan sampel diambil dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007). Keterangan: Adapun kriteria inklusi penelitian ini adalah : E: kelompok yang mendapat perlakuan a. Ibu melahirkan (ibu dan suami) bayi Prematur atau BBLR di Kabupaten Ciamis. C: kelompok pembanding (ibu saja) b. Bersedia jadi responden O1: pengamatan pertama pengukuran c. berat badan pada saat lahir Suami yang ikut berperan dalam KMC Kriteria eksklusi meliputi: X: intervensi O2: pengamatan kedua setelah perlakuan a. Bayi yang mengalami penyakit infeksi. b. Bayi dengan kelainan bawaan. kmc ibu dan suami setelah 4 minggu O3: pengamatan kedua tanpa intervensi Besar dan Cara Pengambilan Sampel setelah bayi berusia 4 minggu Perkiraan diperlukan Lokasi Penelitian untuk jumlah sampel masing-masing yang kelompok ditentukan menurut rumus besaran sampel dari Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lemeshow et al. (1997) adalah sebagai berikut : Ciamis provinsi Jawa Barat. Alasan memilih lokasi ini adalah karena di kabupaten tersebut masih banyak terdapat kasus BBLR serta para tenaga medis di kabupaten tersebut sudah melakukan KMC dan belum pernah dilakukan penelitian. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi prematur atau BBLR di Kabupaten Ciamis. Sampel pada penelitian ini ialah ibu yang melahirkan di Rumah Sakit di Kabupaten serta memenuhi ditetapkan berdasarkan yang ditetapkan n : Besar sampel untuk setiap kelompok σ : Standar deviasi Z1-α : Tingkat kemaknaan (signifikansi) Z1-β : Kekuatan uji penelitian (power) μ1-μ2 : Perbedaan rata-rata yang diharapkan Estimasi tingkat kepercayaan 95% (α= 2. Sampel penelitian Ciamis Keterangan: . kriteria tujuan Sampel yang penelitian penelitian ditentukan dengan purposive sampling, yaitu hanya mengambil unit sampel sesuai kriteria 0,05), power = 80%,diperoleh sampel minimal yang diperlukan untuk setiap kelompok adalah 35 orang. Untuk menghindari adanya sampel yang drop out maka jumlah sampel ditambah 10% maka besar sampel untuk setiap kelompok adalah 40 orang. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 78 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara 1. Variabel Penelitian Personi melakukan KMC. Personil kesehatan l seperti; Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variable bebas (independent variable) kesehat Pengukuran an kuesioner V(5)). yaitu peran suami dalam KMC. atau bidan. dilakukan dari rentang dengan (LPKGM,1996; 10 pertanyaan skor total 0-10. Dikategorikan mendukung jika semua jawaban no.1-10 adalah 1, tetapi jika yaitu berat badan bayi. ada jawaban yang 0 berarti tidak 3. Variable luar adalah pendidikan ibu, ibu, umum ataupun modifikasi Terdiri dengan 2. variable terikat (dependent variable) pekerjaan dokter kandungan,perawat, dukungan personil kesehatan dan dukungan sosial. mendukung. 4. Dukung Dukungan yang diberikan oleh para an anggota keluarga yang lain, teman,dan sosial tetangga di lingkungan sosial Nominal ibu supaya melakukan KMC. Pengukuran dilakukan dengan instrumen kuesioner modifikasi (LPKGM, 1996; 6-7) dengan 2. Definisi Operasional 10 pertanyaan rentang skor total 0-10. Dikategorikan mendukung Tabel 1.Variabel penelitian dan definisi jika semua jawaban no.1-10 adalah 1, tetapi jika ada jawaban yang 0 berarti operasional tidak mendukung. Variabel Definisi Operasional Skala Variabel Keterlibatan suami selama proses Nominal Bebas Perawatan bayi dengan KMC. Diukur Peran dengan 10 pertanyaan. Suami Dengan rentang skor total 0-10. Intervensi dilakukan pada ibu dan suami dengan diberikan informasi mengenai cara Dikatakan berperan jika dari semua perawatan metode kangguru dan jawaban no. 1-10 adalah 1, dan dikatakan tidak berperan jika ada Selisish berat badan pada minggu ke Terikat empat kelahiran dan pada saat lahir Berat Berat badan bayi diukur dalam keadaan Badan Bayi tanpa pakaian dengan timbangan bayi Kontinyu Merupakan terakhir.Tingkat pendidikan ibu tertinggi 1. Pendidi yang pernah dialami meliputi Sekolah kan Dasar (SD),Sekaloah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah ibu Ordinal ataupun SD,SLTP,atau pendidikan sederajat dan an Ibu pokok atau tetap yang Nominal tidak mendapat mendapat semua intervensi intervensi. Manfaat Perawatan Metode Kangguru dan ibu dikatakan bekerja diberi kode angka Penerapannya dalam Perawatan Bayi Berat 1 dan tidak bekerja diberi kode angka 0. an yang yang pada Materi mengenai KMC diambil dari buku dilakukan oleh ibu untuk mendapatkan penghasilan (BPS, 2003). Pekerjaan 3. Dukung baik kuesioner Instrumen Penelitian tinggi (SISDIKNAS,2003) Pekerjaan setiap dikatakan pendidikan tinggi jika tamat perguruan 2. Pekerja pertumbuhan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. menengah jika ibu pernah tamat SLTA atau harus Kuesioner diisi langsung oleh para responden dasar jika tamat SLTP atau sederajat dikategorikan menilai menyebarkan responden sederajat dan dikategorikan pendidikan dan sekaligus cara pendidikan dasar jika ibu tidak pernah tamat KMC Pengumpulan data dilakukan dengan Lanjutan Tinggi (PT);dikategorikan tidak tamat tidak melakukan pekannya. Tingkat Atas (SLTA), dan Perguruan atau yang akan dinilai secara periodik oleh peneliti dan skala rasio Luar suami menilai kepatuhan dari intervensi tersebut.hal ini Jenis data dan hasil pengukuran adalah Variabel atau mencatatnya di sebuah kalender khusus untuk dalam satuan gram. pendidikan seterusnya akan dilakukan oleh ibu atau suami.Setiap ibu jawaban yang 0. Variabel tingkat Cara Intervensi dan Pengumpulan Data Dukungan yang diberikan personil Nominal Lahir Rendah dengan Metode Kangguru kesehatan setelah persalinan untuk 79 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara (Pratomo, 2010). Ibu dan suami diberikan berat informasi tentang cara melakukan perawatan perlakuan, metode yang digunakan adalah KMC. Metode yang digunakan ceramah, diskusi paired t-test dan demostrasi. Instrumen badan sebelum dan sesudah 3. Analisis Multivariabel yang digunakan dalam Analisis multivariabel dilakukan untuk penelitian ini adalah berupa format kuesioner mengetahui hubungan antara variabel bebas, yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang variabel terikat dan variabel luar.Variabel berkaitan yang dianalisis adalah variabel bebas dan dengan penelitian, sehingga didapatkan data yang berhubungan dengan variabel terikat tujuan penelitian. dengan variabel menggunakan Analisa Data secara bersama-sama luar. beberapa Analisis model ini dengan menggunakan uji statistik regresi linier Setelah data dikumpulkan lalu diberikan kode yang bertujuan untuk memudahkan dalam Etika Penelitian melakukan tabulasi data. Setelah pengkodean 1. Ethical Clereance dilakukan editing data dengan tujuan untuk Penelitian mengetahui telah mendapatkan surat kelayakan etik penelitian diberikan kode. Kemudian dilakukan tabulasi dari Komite Etik Penelitian Biomedis pada data manusia sesuai kelengkapan dengan data yang variabel-variabel data ini dilaksanakan Fakultas Kedokteran setelah Universitas dengan tujuan untuk mengetahui kelengkapan Gadjah Mada. data yang diberikan kode. Kemudian dilakukan 2. tabulasi data sesuai dengan variabel-variabel Setiap responden yang ikut dalam penelitian ini yang telah diteliti untuk mempermudah dalam diberi lembar persetujuan agar responden melakukan analisa data. Data dalam penelitian dapat ini dilakukan dalam 3 tahapan sebagai berikut: penelitian serta dampak yang diteliti selama 1. Analisis Univariabel proses Analisis Univariabel dilakukan untuk Informed Consent mengetahui penelitian maksud ini dan berlangsung. tujuan Jika responden bersedia ikut dalam penelitian ini menggambarkan karakteristik masing-masing maka variabel penelitian melalui tabel distribusi persetujuan dan jika responden menolak untuk frekuensi. diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan Tabel distribusi frekuensi ini harus menandatangani menggambarkan jumlah dan persentasi dari tetap menghormati haknya. setiap variabel yang ada. 3. 2. Analisis Bivariabel lembar Confidentiality Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh Analisis bivariabel dilakukan untuk melihat responden dijamin oleh peneliti dan hanya hubungan antara 2 variabel. Variabel yang kelompok data tertentu yang sesuai dengan akan dilihat adalah variabel bebas, variabel kebutuhan penelitian yang akan diiaporkan terikat dan variabel luar.Uji statistik yang oleh peneliti. digunakan 4. untuk mengetahui perbedaan Benefit 80 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Dalam penelitian memaksimalkan ini, peneliti penelitian c. Saat pelaksanaan penelitian, peneliti dan dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya meminimalkan kerugian yang timbul akibat yang berprofesi sebagai bidan. Peneliti penelitian ini. dan 5. manfaat berusaha Justice tenaga bantu menyamakan sebelumnya persepsi terlebih Semua responden yang ikut dalam penelitian dahulu.Peneliti menyampaikan ini diperiakukan secara adil dan diberi hak tenaga maksud yang sama. penelitian ini serta cara melakukan bantu dan pada tujuan perawatan KMC dan cara memeriksa Jalannya Penelitian berat Prosedur penelitian ini sebagai berikut: menggunakan 1. Persiapan penelitian kelompok perlakuan yang melibatkan a. Penelitian diawali dengan melakukan survey pendahuluan mendapatkan data untuk yang badan bayi. 2 Penelitian kelompok yaitu ini 1 ibu beserta suami dan 1 kelompok kontrol dengan melibatkan ibu saja. diperlukan dalam penelitian. Kelompok perlakuan. b. Literatur review atau penelusuran yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian. 1) Melakukan identifikasi sesuai kriteria inklusi pemilihan sampel 2) Memberikan penjelasan, tujuan penelitian, c. Konsultasi dengan pembimbing dalam prosedur penelitian pada ibu dan suami penyempurnaan judul penelitian dan yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian pembuatan proposal. memberikan formulir informed consent d. Melaksanakan seminar proposal untuk untuk jadi responden. Bagi responden mendapatkan masukan lebih lanjut demi yang terlaksananya penelitian ini. menandatanganinya. e. Mendapatkan izin penelitian setuju langsung dari 3) Mencatat dan melengkapi data yang program Studi S-2 IKM, Komisi Etik terdiri dari identitas bayi dan identitas ibu Penelitian UGM. serta alamat lengkap. Bayi kemudian 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian. a. Pelaksanaan diperiksa untuk memastikan kondisi bayi dengan sehat dan bisa dilakukan perawatan KMC. menentukan dan membuat kerjasama 4) Bimbingan KMC dilakukan pada saat ibu dengan tim lapangan di berada di rumah sakit yaitu hari ke2 kabupaten Ciamis yang akan membantu setelah melahirkan. Tahap pertama yaitu pelaksanaan KMC, Pengumpulan data menyampaikan dan penilaian. perawatan KMC (pengertian, manfaat, b. Mengidentifikasi fasilitator sesuai dengan (Bidan) subjek kriteria penelitian inklusi ekslusi yang telah ditetapkan. dan informasi tentang waktu yang tepat dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam KMC). Tahap kedua dilakukan demonstrasi pada phantom 81 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara bayi. Tahap ketiga, ibu mempraktekkan diperiksa untuk memastikan kondisi bayi kembali pada phantom dan dibimbing oleh sehat dan bisa dilakukan perawatan KMC. peneliti atau asisten peneliti. Pada akhir 4) Bimbingan KMC dilakukan pada saat ibu sesi diadakan tanya jawab tentang hal berada di Rumah sakit yaitu hari ke 2 yang belum dipahami ibu atau suami. setelah melahirkan. Tahap pertama yaitu 5) Peneliti atau asisten peneliti mengadakan menyampaikan informasi tentang praktek langsung perawatan kangguru perawatan KMC (pengertian, manfaat, pada bayi agar ibu atau suami dapat waktu yang tepat dan hal-hal yang perlu melakukannya diperhatikan dalam KMC). Tahap kedua di rumah setelah bimbingan ibu diberikan leaflet. dilakukan demonstrasi pada phantom. 6) Pada minggu pertama hari ke 7 atau Tahap ketiga, ibu mempraktekkan kembali minggu ke 4 hari ke 7, peneliti atau pada phantom dan dibimbing oleh peneliti asisten datang atau asisten peneliti. Pada akhir sesi kembali ke rumah sakit untuk meriksakan diadakan tanya jawab tentang hal yang pertumbuhan bayinya, tapi apabila ibu belum dipahami ibu. peneliti meminta ibu tidak datang maka peneliti mengadakan kunjungan berat praktek langsung perawatan kangguru badan bayi dilakukan sebelum ibu diajari pada bayi agar ibu dapat melakukannya di KMC dan kemudian ditimbang lagi setelah rumah setelah bimbingan ibu diberikan minggu pertama atau minggu ke empat leaflet. dimana rumah.Penimbangan 5) Peneliti atau asisten peneliti mengadakan ibu telah diajari KMC.Bayi 6) Pada minggu pertama hari ke 7 atau ditimbang dengan memakai timbangan minggu ke 4 hari ke 7, peneliti atau yang sama dan tanpa pakaian. asisten peneliti meminta ibu datang kembali ke rumah sakit untuk meriksakan Kelompok kontrol. 1) Melakukan pertumbuhan bayinya, tapi apabila ibu identifikasi sesuai kriteria inklusi pemilihan sampel kunjungan 2) Memberikan penjelasan, tujuan penelitian, prosedur memenuhi penelitian pada kriteria inklusi, tidak datang maka peneliti mengadakan ibu rumah.Penimbangan berat badan bayi dilakukan sebelum ibu diajari yang KMC dan kemudian ditimbang lagi setelah kemudian minggu pertama atau minggu ke empat memberikan formulir informed consent dimana untuk jadi responden. Bagi responden ditimbang dengan memakai timbangan yang yang sama dan tanpa pakaian. setuju langsung ibu telah diajari KMC.Bayi menandatanganinya. 3) Mencatat dan melengkapi data yang terdiri dari identitas bayi dan identitas ibu serta alamat lengkap. Bayi kemudian 3. Tahap penyelesaian Tahap mengolah dan menggunakan akhir penelitian ini adalah data dengan Selanjutnya peneliti menganalisis Stata. 82 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara melakukan penyelesaian dan menyusun Hasil analisis univariabel bertujuan laporan hasil penelitian, revisi laporan sesuai untuk mendeskripsikan karakteristik dari subjek saran penelitian sehingga kumpulan data tersebut dan koreksi pembimbing untuk mempersiapkan hasil seminar. berubah menjadi informasi yang berguna. Homogenitas dan karakteristik responden pada HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN penelitian ini disajikan dalam Tabel 2. Hasil Penelitian Berdasarkan pendidikan ibu yang tergolong Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis tinggi yaitu S1 pada kelompok intervensi yaitu 0 Kelamin di Kabupaten Ciamis tahun 2010 . dibandingkan Jumlah Pria (jiwa) 757.729 , Jumlah Wanita sebanyak 1 orang (2,505).uji statistik pada (jiwa) tingkat signifikansi o,16 (p>0.05) yang berarti 773.630, Total (jiwa) 1.531.359, Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²) 558 dengan kelompok kontrol (Jawa pendidikan ibu diantara kedua kelompok tidak Barat Dalam Angka 2010, BPS Provinsi Jawa memiliki perbedaan bermakna atau homogen. Barat, 2010 ). Sebagian besar responden tidak bekerja, baik Sarana pelayanan kesehatan pemerintah pada kelompok intervensi (65,00%) maupun yang ada di Kabupaten Ciamis pada tahun 2007 kelompok kontrol (65,00%). Uji statistik pada meliputi 1 buah Rumah Sakit Umum Daerah, 10 tingkat signifikansi 1,00 (p.0,05) menunjukkan Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP), bahwa kedua kelompok homogen. 35 buah Puskesmas Non DTP, 110 Puskesmas personil kesehatan yang pelayanan mendukung pada kelompok intervensi sebanyak swasta yang ada di Kabupaten 36 orang (90,00), sedangkan pada kelompok Pembantu. kesehatan Dukungan Sarana Swasta, kontrol sebanyak 34 orang (85,00%). Hal ini Rumah Bersalin, Praktek Dokter, Praktek Bidan menunjukkan bahwa personil kesehatan lebih dan Balai Pengobatan. (potensi kabupaten banyak mendukung melakukan KMC pada Ciamis, 2011). kedua kelompok dibandingkan dengan yang 1. Analisis Hasil Penelitian tidak mendukung KMC. Uji statistik pada tingkat Ciamis terdiri dari Rumah Sakit Subjek penelitian adalah bayi baru lahir signifikansi 0,49 (p>0,05) mengindikasikan dengan prematur atau bblr yang berjumlah 80 bahwa kedua kelompok homogen. Hasil analisis orang. Bayi yang mendapatkan kmc dengan univariabel sacara keseluruhan dapat dilihat melibatkan peran suami sebanyak 40 orang. pada Tabel 2. Sedangkan kelompok pembandingnya yang tidak melibatkan peran suami dalam kmc sebanyak 40 orang.Gambaran Tabel 2. Karakteristik Subjek Penelitian Dan Homogenitas tentang Kelompok karakteristik subjek penelitian dijelaskan dalam bentuk distribusi frekuensi berdasarkan variabel dalam penelitian. Intervensi Karakteristik (t) (n=40) kontrol X2 (n=40) p n % n % (mean ± sd) (mean ± sd) a. Analisis Univariabel Pendidikan Ibu 83 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara SD 1 2,50 2 5,00 5,16 0,16 (p>0,05). Hal ini berarti salah satu persyaratan SLTP 20 50,00 27 67,50 SLTA 19 47,50 10 25,00 0 0,00 1 2,50 Bekerja 14 35,00 14 35,00 0,00 Tidak bekerja26 65,00 26 65,00 36 90,00 34 10,00 6 15,00 18 45,00 12 55,00 28 70,00 S1 untuk melakukan penelitian eksperimen sudah Pekerjaan ibu 1,00 terpenuhi, karena kondisi awal responden kedua kelompok memiliki karateristik subjek yang seimbang Dukungan personil kesehatan Mendukung 85,00 0,45 0,49 Tidak mendukung karateristik responden lebih besar dari nilai 0,05 4 atau dengan kata lain kedua kelompok homogen. Dukungan sosial Mendukung 30,00 1,92 0,16 Tidak mendukung Berat badan lahir 22 (2238,75±247,26) (2202,5±160,90) b. Analisis bivariabel hubungan antara variabel bebas yaitu mengikut sertakan peran suami dan tidak mengikut Sumber : Analisis data preimer 2011 Keterangan : n = jumlah sampel X2 = Chi square p= p value Dukungan sosial yang tidak mendukung pada kelompok intervensi sebanyak 22 orang (55,00%), sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 28 orang (70,00%). Hal ini menunjukkan bahwa dukungan sosial lebih banyak tidak mendukung melakukan KMC pada kedua kelompok dibandingkan dengan yang mendukung KMC. Uji statistik pada tingkat signifikansi 0,16 (p>0,05) mengindikasikan bahwa kedua kelompok homogen. Berat intervensi badan lebih lahir besar pada kelompok daripada kelompok kontrol.Hal ini dilihat dengan nilai rerata berat badan lahir pada kelompok intervensi 2238,75 gram dengan standar deviasi 247,26.Uji statistik pada Analisis ini dilakukan untuk mengetahui 0,77 0,43 tingkat signifikansi 0,43 (p>0,05) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan berat badan lahir pada kedua kelompok. Berdasarkan data di atas terlihat bahwa tidak ada perbedaan karateristik yang bermakna antara kelompok intervensi dan kontrol. Hal ini terlihat pada nilai signifikan (p) dari semua sertakan suami terhadap variabel terikat yaitu pertumbuhan bayi dengan melihat perubahan berat badan bayi. Analisis bivariabel juga dilakukan untuk melihat hubungan dari variabel luar yaitu pendidikan ibu, pekerjaan ibu,dukungan personil kesehatan, dan dukungan sosial terhadap pertumbuhan bayi dengan melihat perubahan berat badan bayi. Uji statistik yang digunakan adalah paired t test untuk melihat perubahan berat badan saat lahir dan setelah empat minggu pada masing-masing kelompok. Uji independent t test digunakan untuk melihat badan pada perbedaan kelompok perubahan berat intervensi dan kelompok.Tingkat kemaknaan menggunakan p value <0,05 pada interval kepercayaan 95%. Tabel 3 menunjukkan terdapat peningkatan berat badan pada saat lahir dan setelah minggu ke empat kelahiran pada kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi menunjukkan rerata pengukuran berat badan saat lahir yaitu 2238,75 gram dengan standar deviasi 247,26 dan setelah minggu ke-4 menjadi 2714,75 gram dengan standar deviasi 84 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara 208,27. Pada kelompok kontrol menunjukkan Perlakuan 2202,5 gram dengan standar deviasi 160,90 dan Berat Badan setelah minggu ke-4 yaitu 2580 gram dengan Intervensi deviasi 145,35. p Nilai 476 peningkatan yang bermakna atau signifikan t-hit 98,5 4,26 0,001 (115,82) value menunjukkan 0,00 (p<0,05) berarti terdapat (CI) p rerata pengukuran berat badan saat lahir yaitu standar (SD) Kontrol 377,5 (89,11) antara berat badan saat lahir dan setelah Nilai rerata berat badan bayi yang minggu ke-4. intervensi Tabel 3. Analisis Paired T Test selama 4 minggu mengalami peningkatan yaitu 476 gram dengan standar Perubahan Berat Badan deviasi 115,82. Sedangkan pada kelompok Pengukuran Saat lahir Kelompok Perlakuan Mean (SD) minggu Selisih rerata t-hit ke empat (CI) Mean (SD) kontrol nilai reratanya 377,5 gram dengan p standar deviasi 89,11. Perbedaan selisih rerata antara kelompok intervensi dan kontrol adalah Berat Badan (gram) Intervensi 2238,75 (247,26) 2714,75 476 (208,27) 25,99 0,001 98,5 gram dengan t-hitung 4,26 dan nilai p value Kontrol 2580 377,5 (145,35) 26,79 0,001 sebesar 0,001 (p<0,05). Hal ini menunjukkan 2202,5 (160,90) Analisis ini menunjukkan ada perbedaan bermakna secara statistik pada berat badan antara kelompok intervensi dan kontrol setelah 4 minggu kelahiran. Peningkatan berat badan lebih besar pada kelompok intervensi. Uji independent t test dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel perlakuan (intervensi atau kontrol) terhadap perubahan berat badan bayi, seperti terlihat pada Tabel 4. terdapat perbedaan yang bermakna pada selisih rerata berat badan antara kelompok intervensi dan kontrol dengan alpha < 0,05. Analisis bivariabel selanjutnya untuk melihat hubungan antara variabel luar yaitu pendidikan personil ibu, pekerjaan kesehatan dan ibu, dukungan dukungan sosial terhadap perubahan berat badan bayi,seperti yang terlihat pada Tabel 5. Hasil uji independent t test menunjukkan bahwa rerata nilai selisih antara pengukuran berat badan saat lahir dan pada minggu ke-4, lebih besar pada kelompok intervensi daripada yang kontrol. Tabel 5. Pengaruh Variabel Ibu Terhadap Perubahan Berat Badan Nama Variabel Tabel 4. Analisis Independen T Test Pada Perubahan Berat Badan F P value 1,85 0,14 (Mean ± SD) Pendidikan Waktu Lahir Dan Setelah Minggu Ke Empat ibu 440±69,28 SD 402,97±116,44 Antara Kelompok SMP 464,82±107,52 SLTA 400±0 Statistik Luar Pendidikan S1 Perbedaan Selisih Kelompok Selisih Rerata Rerata 85 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Rata-rata perubahan berat badan antara yang tidak dapat dukungan nakes. Analisis kelompok pendidikan hampir sama. Rata-rata secara statistik mempunyai nilai CI 95% = 28,88 perubahan berat badan – pendidikan smp sedang teredah yang pada tertinggi perubahan berat badan nya pada kelompok pendidikan sma. ini dapat diartikan bahwa dukungan nakes terhadap ibu secara statistik mempengaruhi perubahan berat badan bayi. Perubahan berat badan lebih tinggi dengan nilai pvalue 0,14. Hal itu berarti tidak pada bayi yang mendapat dukungan sosial ada sebesar 67,06 gram dibandingkan dengan bayi pendidikan hasil Hal statistic pengaruh Didapatkan 176,25. ibu terhadap perubahan berat badan. yang tidak Pemberian mendapat dukungan dukungan sosial sosial. berpengaruh Tabel 6. Pengaruh Variabel Luar Terhadap terhadap perubahan berat badan bayi, yang Perubahan Berat Badan ditandai dengan nilai CI 95% = 16,52 – 117,60. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dukungan Nama Variabel Perubahan Berat Badan (Mean ± SD) Beda perubahan t CI 95% sosial secara statistik berpengaruh terhadap perubahan berat badan bayi. Pekerjaan Kerja Tidak kerja 418,92 ±94,29 -12,03 -0.44 -65,51 – 41,44 430,96 ±124,06 Mendukung mengikutsertakan 439,57±110,94 102,57 2,77 337±97,53 28,88 – 176,25 Tidak Tidak suami dan tidak mengikutsertakan peran suami, variabel terikat perubahan berat badan bayi serta variabel luar Dukungan Mendukung peran yaitu pertumbuhan bayi yang dilihat berdasarkan mendukung sosial Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas yaitu perlakuan Dukungan nakes c. Analisis multivariabel. 468,66 ± 67,06 142,84 2,64 16,52– 117,60 401,60 ± 84,62 yang terdiri pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dukungan personil kesehatan,dukungan sosial. Uji statistik yang digunakan adalah regresi linier. mendukung Regresi linier digunakan berdasarkan pada Berdasarkan Tabel di atas diketahui skala variabel terikat yang berbentuk rasio bahwa selisih perubahan berat badan pada ibu dengan tingkat kemaknaan yang bekerja dibandingkan dengan yang tidak multivariabel bekarja yaitu -12,03 gram. Didapatkan hasil menggunakan pemodelan, dimana variabel- nilai CI 95%= -65,51–41,44. Hal ini dapat variabel yang bermakna pada saat analisis diartikan bahwa tidak ada pengaruh yang bivariabel, diduga memiliki pengaruh terhadap bermakna antara pekerjaan terhadap perubahan perubahan berat badan dimasukkan dalam berat badan bayi. pemodelan. Variabel-variabel yang dimasukkan ini dalam Ibu yang mendapat dukungan nakes, dalam pemodelan perubahan perubahan berat badan bayinya lebih tinggi adalah perlakuan, dekungan sebesar 102,57 gram dibandingkan dengan ibu dukungan sosial. 0,05. Analisis pengolahannya berat nakes badan dan 86 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Tabel 7. Analisis Regresi Linier : Pengaruh dapat mempengaruhi perubahan berat badan Perlakuan Peran Suami Dalam KMC terhadap bayi sebesar 18%. Perubahan Berat Badan Dengan Mengontrol Variabel Luar Variabel seberapa Model.1 Model.2 Model.3 Model.4 Koefisien Koefisien Koefisien Koefisien CI CI CI CI p value p value p value p value 98,5 93,90 90,61 85,58 Kontrol 52,49- 49,55 – 45,18 – 42,03 – 144,50 138,25 136,04 129,14 0,001* 0,001* 0,001* 0,001* besar pengaruh variabel bebas perlakuan intervensi bayi terhadap perubahan berat badan bayi, setelah dikontrol dengan dukungan nakes. Koefisien regresi perlakuan intervensi Perlakuan Intervensi Model 2 dibangun dengan memasukkan bayi sebesar 93,90. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan intervensi bayi selama 4 minggu dapat meningkatkan berat badan bayi sebesar 93,90 Dukungan Nakes gram, 91,83 94,35 Mendukung 49,55 – 29,28 – Tidak 138,25 159,41 mendukung 0,008* 0,005* setelah dikontrol dengan variabel dukungan nakes. Nilai koefisien ini terjadi penurunan bila dibandingkan dengan koefisien perlakuan sebelum dikontrol dengan dukungan Dukungan nakes, Sosial 52,56 54,63 Mendukung 5,64 – 9,76 – 99,49 Tidak 99,48 0,018* mendukung 0,029* namun signifikan variabel berpengaruh perlakuan terhadap tetap perubahan berat badan bayi ditandai dengan nilai p value <0,05. Model ini memiliki nilai adjusted R² Adjusted R2 Constanta N sebesar 0,24.Hal itu 0,18 0,24 0,22 0,29 377,580 299,43 361,72 280,91 80 80 80 80 berarti bahwa perlakuan intervensi bayi yang dikontrol dengan dukungan nakes, dapat mempengaruhi perubahan berat Model 1 dibangun dengan memasukkan variabel perlakuan intervensi dan tidak diintervensi dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perlakuan intervensi bayi terhadap perubahan berat badan bayi. Hasil analisis menunjukkan perlakuan intervensi bayi memiliki koefisien regresi sebesar 98,5 dengan nilai p value <0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara perlakuan intervensi bayi terhadap perubahan berat badan. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan intervensi bayi selama 4 minggu dapat meningkatkan berat badan bayi sebesar 98,5 gram. Model ini memilliki nilai adjusted R² sebesar 0,18, berarti perlakuan intervensi bayi badan bayi sebesar 24%. Pengaruh ini menjadi lebih besar bila dibanding dengan Model 1, yang belum dikontrol dengan variabel dukungan nakes. Model 3 dibangun dengan memasukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas perlakuan intervensi bayi terhadap perubahan berat badan bayi, setelah dikontrol dengan dukungan sosial. Koefisien regresi perlakuan intervensi bayi sebesar 90,61. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan intervensi bayi selama 4 minggu dapat meningkatkan berat badan bayi sebesar 90,61 gram, setelah dikontrol dengan variabel dukungan sosial. Nilai koefisien ini menjadi berkurang bila dibandingkan dengan koefisien 87 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara perlakuan sebelum dikontrol dengan dukungan PEMBAHASAN sosial, namun variabel perlakuan tetap signifikan Penelitian ini mencoba untuk melihat berpengaruh terhadap perubahan berat badan pengaruh perlakuan peran suami terhadap KMC bayi ditandai dengan nilai p value <0,05. Model dan yang tidak mengikutsertakan peran suami ini memiliki nilai adjusted R² sebesar 0,22 berarti terhadap pertumbuhan bayi yang dilihat dari perlakuan intervensi bayi yang dikontrol dengan perubahan berat badan bayi. Pengukuran yang dukungan mempengaruhi dilakukan adalah pengukuran berat badan bayi perubahan berat badan bayi sebesar 22%. saat lahir dan setelah empat minggu kelahiran. Pengaruh ini menjadi lebih besar bila dibanding Bayi yang mendapatkan kmc dengan melibatkan dengan Model 1, yang belum dikontrol dengan peran variabel dukungan sosial. pembandingnya yang tidak melibatkan peran sosial dapat Model 4 dibangun dengan memasukkan seberapa besar pengaruh variabel suami. Sedangkan kelompok suami dalam kmc. Peneliti kemudian melakukan bebas kunjungan rumah untuk mengetahui perubahan perlakuan intervensi bayi terhadap perubahan berat badan pada setiap minggunya sampai berat badan bayi, setelah dikontrol dengan minggu ke-4. variabel dukungan nakes dan dukungan sosial. Berdasarkan hasil analisis bivariabel Koefisien regresi perlakuan intervensi bayi menunjukkan bahwa perlakuan menunjukkan sebesar 85,58. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan berat badan pada saat pada bayi lahir dan setelah minggu ke empat kelahiran selama 4 minggu dapat meningkatkan berat pada kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok badan setelah intervensi menunjukkan rerata pengukuran berat dikontrol dengan variabel dukungan nakes dan badan saat lahir yaitu 2238,75 gram dengan dukungan sosial. Nilai koefisien ini menjadi standar deviasi 247,26 dan setelah minggu ke-4 berkurang bila dibandingkan dengan koefisien menjadi 2714,75 gram dengan standar deviasi perlakuan sebelum dikontrol dengan dukungan 208,27. Pada kelompok kontrol menunjukkan nakes dan dukungan sosial, namun variabel rerata pengukuran berat badan saat lahir yaitu perlakuan tetap signifikan berpengaruh terhadap 2202,5 gram dengan standar deviasi 160,90 dan perubahan berat badan bayi ditandai dengan setelah minggu ke-4 yaitu 2580 gram dengan nilai p value <0,05. Model ini memiliki nilai standar adjusted R² sebesar 0,29 berarti perlakuan menunjukkan 0,00 (p<0,05) berarti terdapat intervensi bayi yang dikontrol dengan variabel peningkatan yang bermakna atau signifikan dukungan nakes dan dukungan sosial, dapat antara berat badan saat lahir dan setelah mempengaruhi perubahan berat badan bayi minggu ke-4. Peningkatan berat badan juga sebesar 29%. Pengaruh ini menjadi lebih besar dipengaruhi oleh pemberian asi. kelompok bayi perlakuan sebesar 85,58 intervensi gram, bila dibanding dengan Model 1, yang belum deviasi Hasil 145,35. penelitian Nilai ini p value berbeda dikontrol dengan variabel dukungan nakes dan dibandingkan dengan hasil penelitian yang dukungan sosial. dilakukan oleh Lusmilasari et al. (2005), Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata z skor 88 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara berat badan / Usia cenderung lebih tinggi pada morbiditas serius untuk bayi <2000 g (RR dengan kelompok perlakuan - 1193 ± 0,600 dan 0,34, 95% CI 0,17-0,65). Dikemukakan Usman et al. (2000), kelompok kontrol -1.308 ± 0.586 (rata-rata perbedaan: 0,1159, 95% CI = -0123 untuk faktor 0,355), mempengaruhi uji t satistical tidak menunjukkan yang paling dominan dalam pertumbuhan dan perbedaan antara kedua kelompok (p = 0, 339). perkembangan anak tidak lain adalah hubungan Rata-rata skor z berat badan/usia dengan ibu kelompok perlakuan cenderung lebih tinggi - tersebut merupakan kebutuhan dasar anak yaitu 2,20 ± 1, 158 dan kelompok kontrol - 2,52 ± 0, berupa hubungan emosi dan kasih sayang 956 (rata-rata 0,325 perbedaan, 95% CI = - (“Asih”). Ini dapat diwujudkan dengan kontak 0,103 untuk 0,753), uji statistik t tidak ditandai fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin dengan perbedaan antara kedua kelompok (p = misalnya dengan menyusui segera setelah 0, 136). Lingkar kepala rata-rata cenderung melahirkan atau melakukan perawatan bayi lebih tinggi pada kelompok perlakuan 39,19 ± 3, KMC sedini mungkin pada bayi prematur dan 04 dan kontrol gruop 38,54 ± 1, 95 (selisih skor BBLR. (pengasuh) dengan anak. Hubungan 0,65, CI 95% = - 1,381 untuk + 1 , 1685), uji t Manfaat lain yang didapatkan pada statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang KMC dikaitkan dengan peningkatan pencapaian signifikan dalam kinerja pertumbuhan antara berat badan bayi adalah manfaat fisiologis kedua kelompok (P = 0,213). Disimpulkan dengan KMC bayi memperlihatkan pernafasan bahwa terhadap dan saturasi oksigen yang lebih teratur, stabil pertumbuhan berat badan lahir bayi didasarkan dan berkembang sesuai dengan irama nadi. pada indeks berat badan / umur dan tinggi Selain pernafasan, tanda vital lainnya seperti badan, usia dan lingkar kepala dalam kelompok nadi dan suhu dengan KMC pada BBLR memperoleh perlakuan rata-rata skor tertinggi, memperlihatkan kecenderungan dalam batas meskipun tidak ada perbedaan statistik yang yang signifikan antara kedua kelompok. pemenuhan kebutuhan ASI, tidur dan aktivitas. dampak dari KMC Penelitian Joy (2010) Meta-analisis dari normal, begitu Analisis pula bivariabel halnya dalam dengan penelitian tiga percobaan terkontrol acak KMC dimulai menunjukkan bahwa untuk melihat hubungan pada minggu pertama kehidupan menunjukkan antara penurunan yang signifikan dalam kematian pekerjaan ibu, dukungan personil kesehatan dan neonatal dukungan sosial terhadap perubahan berat [risiko relatif (RR) 0,49, interval kepercayaan 95% (CI) 0,29-0,82] dibandingkan dengan perawatan standar. Sebuah metaanalisa dari tiga studi observasional juga variabel luar yaitu pendidikan ibu, badan bayi. Rata-rata perubahan berat badan antara kelompok pendidikan hampir sama. Rata-rata menyarankan manfaat yang signifikan (RR 0,68, perubahan berat badan 95% CI 0,58-0,79). Lima percobaan terkontrol pendidikan smp sedang acak menyarankan penurunan yang signifikan perubahan berat badan nya pada kelompok pendidikan sma. terendah Didapatkan yang hasil pada tertinggi statistik 89 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara dengan nilai pvalue 0,14. Hal itu berarti tidak perlakuan bayi KMC yang dikontrol dengan ada variabel dukungan nakes dan dukungan sosial, pengaruh pendidikan ibu terhadap perubahan berat badan. dapat mempengaruhi perubahan berat badan Selisih perubahan berat badan pada ibu bayi sebesar 29%. Sedangkan 71% lainnya yang bekerja dibandingkan dengan yang tidak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti bekarja yaitu -12,03 gram. Didapatkan hasil yang disampaikan oleh Soetjiningsih (1995), nilai CI 95%= -65,51–41,44. Hal ini dapat yaitu faktor genetik, lingkungan pranatal (gizi ibu diartikan bahwa tidak ada pengaruh yang saat hamil, mekanis, zat kimia, bermakna antara pekerjaan terhadap perubahan penyakit, radiasi dan imunitas), faktor perinatal berat badan bayi. dan lingkungan post-natal (lingkungan biologis, Ibu yang mendapat dukungan nakes, perubahan berat badan bayinya lebih tinggi endokrin, faktor fisik, psikososial, keluarga dan adat istiadat). sebesar 102,57 gram dibandingkan dengan ibu Walaupun sudah umum dipercaya yang tidak dapat dukungan nakes. Analisis bahwa ayah sangat penting bagi anak dalam secara statistik mempunyai nilai CI 95% = 28,88 menyediakan kebutuhan ekonomi dan penegak – disiplin, ayah makin diakui sebagai kontributor 176,25. Hal ini dapat diartikan bahwa dukungan nakes terhadap ibu secara statistik penting dalam mempengaruhi perubahan berat badan bayi. keseluruhan. pertumbuhan Sedangkan anak secara berkaitan dengan Perubahan berat badan lebih tinggi pertumbuhan bayi baru lahir, keterlibatan ayah pada bayi yang mendapat dukungan sosial dapat dihubungkan dengan perolehan bobot sebesar 67,06 gram dibandingkan dengan bayi bayi yang lebih tinggi pada bayi prematur yang (Moore, 2004). tidak Pemberian mendapat dukungan dukungan berpengaruh Tanggung jawab ayah dalam keluarga terhadap perubahan berat badan bayi, yang yang melahirkan, perlu mengetahui apa yang ditandai dengan nilai CI 95% = 16,52 – 117,60. dimaksud dengan KMC, tujuan KMC, manfaat Hal ini menunjukkan bahwa variabel dukungan KMC bagi bayi prematur dan BBLR, serta sosial secara statistik berpengaruh terhadap langkah apa yang perlu dilakukan jika ibu dan perubahan berat badan bayi. bayi menderita sakit. Suami diharapkan menjadi Analisis sosial sosial. multivariabel dengan ayah yang bertanggung jawab, hal ini karena; 1) pemodelan pada hubungan antara perlakuan secara sosial dan ekonomi untuk memenuhi bayi KMC dengan perubahan berat badan kebutuhan menunjukkan hasil yang pengasuhan bermakna secara ekonomi keluarga, anak-anaknya; termasuk dan 2) perlu konsisten. Baik pada Model 1 sampai Model 4 dukungan ayah: pada saat dan sedang hamil setelah dikontrol dengan variabel luar, terlihat serta dari nilai p value < 0,05. Secara statistik, apabila menyusui.Mempertahankan dan meningkatkan dibandingkan dengan model lainnya, maka kesehatan ibu hamil, model 4 merupakan model yang terbaik karena persalinan setelah yang melahirkan, dan selama melalui perencanaan aman dan menghindari nilai adjusted R² paling besar yaitu 0,29 berarti 90 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara keterlambatan dalam mencari pertolongan medis. Februhartanty (2008) menjelaskan peran ayah yaitu tindakan ayah selama proses Patisipasi suami/ayah dilihat kehamilan, persalinan dan pasca persalinan melalui perlakuannya dalam upaya perwujudan yang berhubungan dengan inisiasi menyusui Suami Siaga meliputi: *SIAP: suami hendaknya segera dan praktek pemberian ASI eksklusif. waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika Ransom (2000), ayah dapat merencanakan dan melihat tanda bahaya kehamilan; *ANTAR: mendukung serta memberikan dorongan kepada suami ibu untuk patuh dalam pemberian ASI eksklusif hendaknya dapat merencanakan sistem angkutan dan menyediakan donor darah jika sesuai diperlukan; merencanakan *JAGA: suami hendaknya asuhan (ANC), persalinan persalinan. menerima pelayanan masa nifas yang aman. 3 (tiga terlambat): Beberapa yang tenaga kesehatan menghindari fasilitas pada juga mendampingi istri selama proses dan pasca Dengan di antenatal lengkap peneliti dan menekankan 1) terlambat mengambil keputusan; sejumlah kesamaan antara perilaku ibu – bayi 2) terlambat merujuk ke tempat pelayanan; dan ayah – bayi dalam proses pelekatan dan (attachment process)dengan orang tua (Riordan 3) terlambat mendapat pertolongan. dan Aurbach, 1999). Ayah yang mau terlibat Peran ayah dalam membantu perawatan ibu dalam dan bayi setelah persalinan; dukungan pada ibu biasanya lebih mungkin 1) memberitahu/mengingatkan ibu agar kelahiran anak dengan memberi untuk merasa terlekat dengan bayinya dari pada memberikan ASI yang pertama (kolostrum); jika ia tidak hadir pada saat kelahiran itu. Ketika 2) agar bayi mulai berinteraksi dengan ayah secara memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, langsung, peran ayah menjadi lebih jelas, baik dilanjutkan dengan ASI partial sampai 2 dalam pikirannya maupun dalam kesadaran tahun; orang-orang sekitarnya (Jordan, dalam Riordan 3) mendorong dan memotivasi memotivasi agar memperhatikan dan Aurbach, 1999). makanan dan gizi nyang dibutuhkan; 4) memotivasi pandangan Moore (2004), memeriksakan definisi keterlibatan ayah dalam perkembangan kesehatan ibu dan bayi secara rutin ke dan pertumbuhan berkisar dari partisipasi dalam fasilitas tugas-tugas pelayanan misalnya untuk Dalam kesehatan Puskesmas, terdekat, perawatan anak sampai Posyandu, memperlihatkan model pengasuhan anak yang bidan/dokter praktek swasta dan lain-lain, baik. Dalam konteks pemberian ASI, peran ayah untuk imunisasi dan pemeriksaan kesehatan dalam lainnya; dan keterlibatan aktifnya selama proses kehamilan, 5) mengajak agar aktif dalam kegiatan bina masa persalinan, dan proses menyusui. Ayah keluarga Balita dilingkungannya (BKKBN, bisa memainkan peranan penting terutama bila 2006). ia memiliki pola pikir positif sehubungan dengan mendukung ibu dapat dilihat dari menyusui. Kalau pola pikirnya itu sudah positif, 91 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara memberitahu bagaimana ia bisa membantu rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter praktek, istrinya bidan menyusui memberi secara makanan eksklusif pendamping tanpa apa pun praktek, bidan desa, dan polindes. Umumnya, di daerah perkotaan yang sudah dipandang sangat bermanfaat (Voss et al., cukup dalam Riordan dan Aurbach, 1999). wawasan luas dan idealnya lebih mungkin maju, personil kesehatan memiliki Selain itu, peran ayah bisa dilihat dari memberikan penyuluhan mengenai KMC secara pencarian layanan kesehatan yang dilakukan lebih baik. Akan tetapi, personil kesehatan oleh kehamilan, seperti itu seringkali sulit diakses oleh para ibu persalinan, dan pemeriksaan pasca persalinan. dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, Kehadiran untuk khususnya bila personil itu berada di fasilitas mendampingi istri saat bersalin dan memberikan kesehatan umum berbiaya mahal. Ini otomatis kesediaan dilakukannya tindakan medis tertentu membuat ibu dari kalangan itu sulit mengakses pada istri, apabila diperlukan juga menjadi peran informasi, enting seorang ayah. Apabila bayinya baru lahir, mereka peran ayah yang paling enentukan adalah cenderung membuat ibu sulit untuk patuh dalam mempengaruhi ibu dalam membuat keputusan pemberian KMC sebagaimana telah ditetapkan untuk menyusui atau tidak (Giugliani et al., Arora oleh WHO. ayah dalam ayah pemeriksaan sewaktu persalinan penyuluhan berikan. dan Situasi dorongan dan yang kondisi ini et al., 2000), dan mendorong istrinya untuk Bantuan dan dukungan dari tenaga segera mengawali menyusui bayi yang baru kesehatan penting. Tenaga kesehatan (Nakes) lahir tersebut (Schmidt & Sigman-Grant, 1999). berada dalam posisi kunci di kamar bersalin, Secara emosional, ayah juga dapat puskesmas, dan balai pengobatan. Mereka berperan melalui pemberian ukungan emosional harus bagi menyusui ramah, simpatik, dan harus meyakinkan setiap (Vehvilainen- Julkunen dan Liukkonen, 1998). ibu bahwa ibu pasti dapat menyusui. Nakes Dukungan ini bisa berupa membantu ibu dalam yang tidak melakukan hal ini memberikan menangani yang dampak negatif bagi praktek KMC dan akibatnya 1998), akan terjadi banyak kegagalan KMC. Dukungan mengurangi beban ibu dalam urusan tugas nakes akan sangat menentukan suksesnya istrinya cenderung selama aktivitas proses perawatan melelahkan anak (Pruett, memberikan nasihat mutakhir, al., 2004), kampanye KMC. Penelitian baru menyatakan ekonomi untuk bahwa menyusui merupakan faktor yang sangat kebutuhan rumah tangga yang membuat hati penting bagi masa depan setiap pribadi serta istri tenang dan tidak mengalami stres (Nystrom bagi & Ohrling, 2004), dan membina hubungan memberikan perkawinan (Falceto et al., 2004). mengenai KMC secara lebih baik, personil rumah tangga memberikan (Sullivan kecukupan Personil et ajek, kesehatan/provider bangsa dan negara. penyuluhan Agar dan dapat dorongan seperti kesehatan tentu membutuhkan pelatihan, baik dokter, bidan, atau petugas esehatan bisa melalui pendidikan lanjutan atau pelatihan yang ditemui antara lain di tempat persalinan dan diberikan mendapatkan penyuluhan tentang KMC, baik di kesehatan tempat personil itu bekerja. sambil bekerja oleh lembaga 92 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Disamping itu, peran personil kesehatan dalam memberikan penyuluhan dan dorongan mendorong personil bersikap netral, tidak peduli pentingnya KMC. tentang KMC juga sangat dipengaruhi oleh kecenderungan mereka pada sejumlah gaya KESIMPULAN DAN SARAN praktek Kesimpulan klinik yang mengakomodasi dan mendukung peran ayah yang meluas dalam Berdasarkan hasil penelitian dapat mendampingi istrinya menjelang, selama, dan dibuat kesimpulan sebagai berikut : pasca persalinan. Akhirnya, personil kesehatan 1. KMC yang dilakukan selama 4 minggu dapat juga bisa mengawasi ibu yang bersangkutan meningkatkan pertumbuhan bayi. Kelompok agar selalu memeriksakan di tempat yang sama bayi yang di KMC dengan melibatkan peran dan serta suami perubahan berat badannya lebih tinggi mengontrol praktek KMC.Untuk meningkatkan dibandingkan dengan kelompok kmc yang tidak peran ayah dalam mendukung ibu melakukan melibatkan KMC, memberi menunjukkan perlakuan intervensi bayi memiliki dukungan yaitu; 1) memahami kondisi sosial- koefisien regresi sebesar 98,5 dengan nilai p ekonomi pasangan ayah-ibu yang ditangani; 2) value <0,05 yang berarti ada hubungan yang memberikan nasihat kepada mereka tentang bermakna antara perlakuan intervensi bayi perlunya keterlibatan terhadap informasi tentang secara personil berkala menganjurkan kesehatan dalam ayah;3) pengaruh memberikan spesial ayah peran suami. perubahan Hasil berat analisis badan. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan terhadap perkembangan anak; 4) mendorong intervensi ayah menjadi pembelajar yang baik dalam meningkatkan berat badan bayi sebesar 98,5 mengasuh anak; 5) menganjurkan ayah untuk gram. Model ini memilliki nilai adjusted R² membantu ibu menangani urusan rumah tangga sebesar 0,18, berarti perlakuan intervensi bayi yang dapat meringankan ibu yang sedang dapat mempengaruhi perubahan berat badan menyusui; dan 6) memberikan model peran bayi sebesar 18%. dalam praktek KMC yang baik. Dengan cara 2. Rata-rata perubahan berat badan antara seperti itu peran ayah dalam perkembangan kelompok pendidikan hampir sama. Rata-rata anak dapat ditingkatkan dan diharapkan ibu perubahan berat badan akan menjadi lebih baik untuk KMC sesuai pendidikan smp sedang kaidah standar menurut WHO. Informasi yang perubahan berat badan berkaitan dengan penyuluhan yang dilakukan pendidikan sma, didapatkan hasil statistik nilai p oleh petugas kesehatan dalam menyampaikan value 0,14 hal itu berarti tidak ada pengaruh pesan pendidikan kesehatan harus melihat nilai dan bayi ibu selama terhadap 4 minggu dapat terendah yang pada pada tertinggi kelompok perubahan berat kepercayaan setempat, serta hambatan budaya badan. yang ada agar pelaksanaan program berjalan 3. Selisih perubahan berat badan pada ibu yang dengan baik. Dengan demikian peran personil bekerja dibandingkan dengan yang tidak bekerja kesehatan sangat penting, karena tidak adanya yaitu -12,03 gram. Didapatkan hasil nilai CI 95% pendidikan lanjut atau pelatihan memadai akan = -65,51 – 41,44 hal ini dapat diartikan bahwa 93 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara tidak ada pengaruh yang bermakna antara sehingga perawatan bayi prematur dan BBLR pekerjaan terhadap perubahan berat badan dapat dilakukan dirumah setelah pulang dari bayi. Rumah Sakit,juga dapat menghemat biaya. 4. Ibu yang mendapat dukungan nakes, perubahan berat badan bayinya lebih tinggi DAFTAR PUSTAKA sebesar 102,57 gram dibandingkan dengan ibu Azwar, S. (2005) Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. yang tidak dapat dukungan nakes. Analisis secara statistik mempunyai nilai CI 95% = 28,88 – 176,25. Hal ini dapat diartikan bahwa dukungan nakes terhadap ibu secara statistik mempengaruhi perubahan berat badan bayi. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (2006) Partisipasi pria KB dan kesehatan reproduksi. BKKBN. Jakarta. Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) and ORC 5. Perubahan berat badan lebih tinggi pada bayi Macro (2008) Indonesia demographic yang mendapat dukungan sosial sebesar 67,06 and gram dibandingkan dengan bayi yang tidak Calverton, Maryland, USA: BPS and mendapat dukungan ORC Macro. dukungan sosial sosial. Pemberian berpengaruh terhadap health survey Campbell and Stanley (1966), External Validity: perubahan berat badan bayi, yang ditandai A dengan nilai CI 95% = 16,52 – 117,60. Hal ini University of Michigan. menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial secara statistik berpengaruh terhadap 2002-2003. Charpak Survey-Experiment N, Approach, Ruiz-Pelaez J.G., Charpak Y. (1994) Kangaroo-mother programme: perubahan berat badan bayi. an alternative way of caring for low birth 6. Selain KMC faktor lain yang mempengaruhi weight infants? One year mortality in a pertumbuhan bayi adalah dari pemberian ASI. two-cohort study. Pediatrics, 94:804- Saran 810. Berdasarkan hasil, pembahasan dan Charpak N, Ruiz-Pelaez J.G., Charpak Y. Rey- kesimpulan penelitian tentang pengaruh peran Martinez suami dalam KMC terhadap perubahan berat Program: An Alternative Way of Caring badan bayi, beberapa saran yang diajukan for Low Birth Weight Infants? One year sebagai bahan pertimbangan adalah : Mortality 1. Bagi petugas kesehatan sebagai pengambil Pediatrics. 94 (6). kebijakan dan pemberi penyuluhan sangat perlu (1994) in a Kangaroo Two Cohort Mother Study. Charpak N, Ruiz-Pelaez J.G., Figuerora Z, untuk mensosialisasikan kepada para suami Charpak agar tidak merasa malu, canggung bila ikut Controlled Trial of Kangaroo Mother merawat bayinya, hal ini dapat membantu dalam Care : Results of Follow Up at 1 Year of pelaksanaan KMC guna meningkatkan berat Corrected badan bayi. Caring for Low Birth Weight Infants? 2. Bagi masyarakat dan keluarga agar mau One year Mortality in a Two Cohort berpartisipasi dalam melaksanakan KMC Y. (2001) A Randomized Age. Alternative Way of Study. Pediatrics. 108(5). 94 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara environmental approach. USA: Mayfield Charpak, N., Ruiz-Pelaz, J., & Figueroa, Z. Influence of feeding patterns and other Publishing Company. factors on early somatic growth of Imral Chair. (2007), Metode Kanguru Untuk Bayi healthy, preterm infants in home-based Prematur, http://www.halalguide,com, di kangaroo mother care: A cohort study. peroleh tanggal 11 juli 2007. Journal of Pediatric Gastroenterol Jefferson, R, (2004). Pengelolaan Persalinan Nutrition. 2005; 41 (4), 430-437 Prematur. Bagian SMF Obstetri dan Conde-Aguedelo A. Diaz-Rosello JL, Belizan JM Ginekologi Fakultas Kedokteran (2003). Kangaroo mother care toreduce Universitas Sam ratulangi / Rumah Sakit morbidity and mortality in low birth Umum Pusat Manado. Cermin Dunia weight infant. Cochrane Library. Kedokteran No.145, 2004. Departemen Kesehatan RI. (2001). Yang perlu Joy E Lawn, Judith Mwansa-Kambafwile, diketahui petugas kesehatan tentang: Bernardo L Horta, Fernando C Barros Kesehatan Reproduksi, Jakarta: 3-9, 25- and Simon Cousens, Kangaroo mother 48. care’ to prevent neonatal deaths due to Department of Reproductive Health and Research, World Health Organization Kangaroo (2003) mother care.A practical guide. 1st ed. Geneva : WHO. preterm birth International Journal of Epidemiology 2010;39:i144–i154. Johnston CC, Filion F, Yeo MC, Goulet C. Depkes RI, (2004). Hak – hak Anak Indonesia Kangaroo mother care diminishes pain ala Kangguru, http://www.depkes.com, from diperoleh tanggal 04 Oktober 2008. neonates: Tahun 2007, Jakarta. lance A in very crossover Reproductive Lwanga, Health and dalam S.K.(1997) penelitian Gadjah Mada University Press. eksklusif di wilayah kerja puskesmas tegalrejo kota yogyakarta. Program D. Alih Yogyakarta: London, M., Ladewig, P., Ball, J., & Bindler, R. Desnita (2009), peran ayah pada kepatuhan ibu asi sampel kesehatan. Kangaroo mother care.A practical guide. 1st ed. Geneva : WHO; 2003. Pramono, Besar Bahasa: pemberian BMC trial. Research, World Health Organization. dalam preterm Lemeshow, S., Hosmer, D.W., Klar, J., & http://www.i.lib.ugm.ac.id of heel Pediatrics. 2008. Depkes RI, (2007). Profil Kesehatan Indonesia Department complications, Pascasarjana Maternal and child nursing care (2nd ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.; 2006: p. 573, 791 - 793). Ludington-Hoe S.M., Johnson M.W., Morgan K, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Lewis T. Mada .Yogyakarta Assessment (2006) of Neurophysiologic Neonatal Sleep Green, L.W. & Kreuter, W. (2000) Health Organization: Preliminary Results of a promotion planning an educational and Randomized, Controlled Trial of Skin 95 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara Contact With Preterm Infants. Pediatrics;117;909-923 Sarwono (2001) Pelayanan keshatan antenatal dan neonatal 2,NPPKN,Rogi,Jakarta. Lusmilasari L., (2005), Pengaruh perawatan bayi Setyowati, Titiek. (2004). Faktor – factor yang lekat terhadap pencapaian pertumbuhan Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat bayi berat lahir rendah di RS DR. Sarjito Badan Rendah, http://www.litbang.com, Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas diperoleh tanggal 04 Oktober 2008. Gadjah Mada. Singh, G.K., Kogan, M.D. & Dee, D.L. (2007) Moore, T. & Milton, K. (2004) Predictors of urban Nativity/immigrant status, Sloan N, fathers’ involvement in their child’s Ahmed S, Mitra SN, ET al. Community- health care. Pediatrics, 113, 574-580. based kangaroo mother care to prevent Nursalam (2003) Konsepdan metodologi penelitian penerapan ilmu neonatal and randomized, infant controlled mortality: cluster a trial. Pediatrics 2008;121:e1047-59. keperawatan,Jakarta Murti (2005) Efektifitas Promosi Kesehatan Sloan N.L. (1994) Kangaroo mother method: Dengan Peer Education Pada Kelompok randomised Dasawisma Dalam Upaya Penemuan alternative method of care for stabilised Tersangka Penderita TB Paru, Berita low-birthweight Kedokteran Masyarakat , Vol 22, No 3, 344:782-785. Pratomo H (2010) Manfaat Perawatan Metode (PMK) dan Penerapannya dalam Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah dengan infants. trial of an The Lancet, Soetjiningsih.(1995). Tumbuh Kembang Anak. September 2006. Kanguru controlled Metode Kanguru. PERINASIA, Jakarta. Pruett, K.D. (1998) Role of the father. Pediatrics, 102, 1253-1261. Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sugiyono (2006) Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alvabeta. Sugiyono (2007) Statistika untuk penelitian. Bandung:Alfabeta. Pusat Data Kesehatan (1996). Modul Metode Sullivan, M.L., Leathers, S.J. & Kelley, M.A. Survei Cepat untuk Dinas Kesehatan (2004) Family characteristics associated Kabupaten/kota edisi pertama, Depkes with RI, Jakarta: 1-9. early infancy among primiparas. J Hum Renstra Depkes (2004-2009) Pengembangan Program PMK , Jakarta. duration of breastfeeding during Lact, 20(2): 196-205. Suriviana. (2005). Metode Kangguru untuk Rekmed RSUD Ciamis, 2010. Merawat Riordan, J. & Aurbach, K. (1999) Breastfeeding http://www.infoibu.com, and human lactation. Canada: Jones and Bartlett Publishers. Roesli, Utami. (2008). Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : Pustaka Bunda. Bayi Prematur, diperoleh tanggal 19 Oktober 2008. SUSENAS 2005. Trochim, W.M.K (2006) Research methods knowledge base. Available: 96 Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara http:www.socialresearchmethods.net/kb/ quasiexp.php<accessed:14-06-2010>. Usman A, Irawaty S, Triyanti A, Alisjahbana A (1996) Pencegahan Hipotermia pada Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Kanguru. Rumah dengan Metoda Unit Penelitian FK Unpad/RSHS. Bandung. Usman A., Purnama D., and Susanah S., Some (2000), Clinical Aspect of Kangaroo Mother Care on Low Birth Weight Infants at Home. Proceeding of the 3rd Workshop on Kangaroo Mother Care;November Yogyakarta Perinatal : 22-25; Center Health Yogyakarta. for Maternal Gadjah Mada Univercsty. WHO (1993) Thermal control of the newborn: A practical guide. Maternal Health and Safe Motherhood Programme. Geneva, (WHO/FHE/MSM/93.2). WHO (1996) Perinatal mortality. Report No.: WHO/FRH/MSM/967. Geneva: WHO. Worku B, Kassie A. Kangaroo Mother Care: A Randomized Controlled Trial on Effectiveness of Early Kangaroo Mother Care for the Low Birthweight Infants in Addis Ababa, Ethiopia. Journal of Tropical Pediatrics. 2005;51:2. 97