jurnal - STIKES DARMAIS PADANGSIDIMPUAN

advertisement
Volume 1. No.1 November 2015
ISSN 2477-1406
DARMAIS
JURNAL
Ilmiah Sosial, Sains dan Teknologi
Kejadian Retensio
Hubungan Paritas Ibu Bersalin Dengan
Plasenta di RSU Muhammadiyah Medan
Dewi Ansari Nasution ............................................................1
Pengaruh Pengetahuan Persepsi Dan Sikap PUS Terhadap
Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang
Henni Sagrida Sitompul.........................................................9
Otomatisasi Pengaturan Pengukuran Suhu Incubator Bayi
Rokhmat Hidayat..................................................................19
Gambaran Pengetahuan Siswa Kelas VIII Tentang Keber sihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi Di SMP Negeri 2
Melfi Suryaningsih................................................................29
Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang
Kanker Payudara Dikelurahan Palopat Maria Lingkungan II
Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbahu
Sri Itayani...............................................................................39
Pengaruh Promosi Kesehatan Melaui Media Elektronik Dan
Pamflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Penggunaan
Bumbu Penyedap Pada Ibu Rumah Tangga
Agus Muda Nasution ..........................................................49
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Darmais Padangsidimpuan
Jl. Belibis No. 1 Perumahan Sopo Indah Sigulang Kec. Padangsidimpuan Tenggara
Telepon / Fax : 0634-28672 Email : [email protected]
Perancangan Sistem Informasi Kesehatan Dan Manajemen
PUSKESMAS(SIMKESMAS) Kecamatan Padangsidimpuan
Tenggara
Dian Suci Rahmawati .........................................................57
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpuskesmas)
Berbasis Komputer
Martini Andiani......................................................................66
Pengaruh Keikutsertaan Suami Dalam Kangaroo Mother
Care (KMC) Terhadap Perubahan Berat Badan Bayi Lahir
Rendah Di Kabupaten Ciamis
Susi Febriani Yusuf................................................................73
ISSN 2477-1400
ISSN 2477-1400
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Darmais Padangsidimpuan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Darmais Padangsidimpuan
9 772477 140008
9 772477 140008
Penanggung Jawab
Ketua STIKes Darmais Padangsidimpuan
Ketua Dewan Redaksi
Rokhmat Hidayat.M.Cs
Redaksi Pelaksana
Susi Febriani Yusuf., S.SiT.,M.PH
Devi Yunani Nasution., SST., M.Kes
Henni Safrida Sitompul.,SST., SKM.,M.Kes
Dewan Editor
Dr.Ing.Mhd.I. Reza M.I. Pulungan., S.Si.,M.Sc.,Ph.D. (UGM-Yogyakarta)
Dr. Teguh Wahyono., M.Cs (UKSW-Salatiga)
Dr. Rudi Ariyanto., M.Cs (Politeknik Negeri Malang)
Rudianto.,ST.,M.Cs (Universitas Narotama-Surabaya)
Dewan Redaksi
Prof. Drs. Dian Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc.,PhD (UNIMED–Medan)
Prof. Dr. Anton Satria Prabuwono ( Rabigh King Abdulaziz University –Saudi Arabia)
Prof. Dr. Ir. Zainal Arifin Hasibuan, MSc., PhD. (UI-Jakarta)
Dr Brahmaputra Marjadi, MPH, PhD (University of New South Wales-Australia)
Penerbit
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM)
STIKes Darmais Padangsidimpuan
Alamat Redaksi
Jl. Belibis No. 1 Perumahan Sopo Indah Sigulang Kec. Padangsidimpuan Tenggara
Telepon / Fax : 0634-28672 – Email : [email protected]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Kami ucapkan atas tersusunnya Jurnal
Darmais edisi perdana Jurnal Darmais Sosial, Sains dan Teknologi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Darmais Padangsidimpuan. Penyusunan beberapa artikel karya ilmiah ini
dilandasai semangat dalam melakukan penelitian baik o;eh para dosen maupun para
mahasiswa yang merupakan bagiandari civitas akademika..
Dalam tersusunnya Jurnal Datmais edisi perdana ini, Semoga dapat memberikan
manfaat dan memperluas wawasan penelitian. Demi meningkatkan kualitas Jurnal
Darmais, kritik serta saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai upaya
perbaikan dan pembaruan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan pada Yayasan Pendidikan Bunda Langga
yang telah mendorong dan memotifasi dalam menerbitkan Jurnal Darmais ini, Ucapan
terimakasih juga kami sampaikan kepada segenap jajaran Jurnal Darmais atas dedikasi
dan kerjasamanya dalam upaya menerbitkan Jurnal Darmais edisi perdana ini.
Salam
Redaksi
DAFTAR ISI
Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Retensio Plasenta di RSU Muhammadiyah
Medan
Oleh : Dewi Ansari Nasution………………………………………………………………..
1
Pengaruh Pengetahuan, Persepsi Dan Sikap PUS Terhadap Penggunaan Kontrasepsi
Tubektomi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang.
Oleh : Henni Sagrida Sitompul ………………………………………………………………
9
Otomatisasi Pengaturan Pengukuran Suhu Incubator Bayi
Oleh : Rokhmat Hidayat ……………………………………………………………………..
19
Gambaran Pengetahuan Siswi Kelas VIII Tentang Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat
Menstruasi Di Smp Negeri 2
Oleh : Melfi Suryaningsih ……………………………………………………………………
29
Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (Wus) Tentang Kanker Payudara
Di Kelurahan Palopat Maria Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru
Oleh : Sri Itayanni ……………………………………………………………………………
39
Pengaruh Promosi Kesehatan Melalui Media Elektronik Dan Pamflet Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Penggunaan Bumbu Penyedap Pada Ibu Rumah Tangga
Oleh : Agus Muda Nasution ……………………………………………………………….
49
Perancangan Sistem Informasi Kesehatan Dan Manajemen Puskesmas
(Simkesmas) Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara
Oleh : Dian Suci Rahmawati ………………………………………………………………
57
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpuskesmas) Berbasis Komputer
Oleh : Martini Andriani …………………………………………………………………….
66
Pengaruh Keikutsertaan Suami Dalam Kangaroo Mother Care (Kmc) Terhadap Perubahan
Berat Badan Bayi Lahir Rendah Di Kabupaten Ciamis
Oleh : Susi Febriani Yusuf …………………………………………………………………
73
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Retensio Plasenta
di RSU Muhammadiyah Medan
Dewi Ansari Nasution (1)
1Akademi
Kebidanan, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Intisari
Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam.
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan 67 %, atonia uteri 23,88 %, sisa plasenta
19,40 %, retensio plasenta 40,30 % dan persalinan dengan laserasi jalan lahir 16,42 %, perdarahan
terjadi 10 kali leih sering pada saat persalinan. Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan Paritas Ibu
Bersalin Dengan Kejadian Retensio Plasenta di RSU Muhammadiyah Medan Tahun 2012.
Desain penelitian ini bersifat Deskriptif Korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu yang mengalami retensio plasenta di RSU Muhammadiyah Medan Tahun 2012 yang berjumlah 25
responden dengan tekhnik pengambilan sampel yaitu total sampling. Data yang digunakan adalah data
dokumentasi. Diolah dengan proses editing, coding, entry data dan dianalisis dengan regresi sederhana.
Hasil penelitian didapatkan jumlah yang mengalami retensio plasenta 25 kasus dalam satu
tahun, dengan mayoritas paritas 2 ( dua ), dan analisis regresi sederhana diperoleh hubungan sebanyak
21,8 ibu berparitas dua dengan kejadian retensio plasenta.
Hasil penelitian disimpulkan ada hubungan positif Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Retensio
Plasenta di RSU Muhammadiyah Medan Tahun 2012. Diharapkan kepada tenaga kesehatan ( Bidan )
agar selalu memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada tentang retensio plasenta kepada
ibu-ibu dan hal- hal yang dapat menyebabkan retensio plasenta.
Kata Kunci
: Paritas Ibu Bersalin, Retensio Plasenta
PENDAHULUAN
Pembangunan
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
adalah
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
pembangunan yang berwawasan kesehatan.
dan merata serta memiliki derajat kesehatan
Tujuan
yang optimal di seluruh wilayah Republik
pembangunan
kesehatan
kesehatan
menuju
Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan
Indonesia.
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
Data WHO menunjukkan sebanyak 99
sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat
persen kematian ibu akibat masalah persalinan
kesehatan masyarakat yang optimal melalui
atau
terciptanya masyarakat, Bangsa dan Negara
berkembang. Rasio kematian ibu di negara-
Indonesia, yang ditandai penduduknya siap
negara berkembang merupakan yang tertinggi
hidup dalam lingkungan dan perilaku yang
dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran
kelahiran
terjadi
di
negara-negara
1
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio
penyebabnya dapat mengancam jiwa dimana
kematian ibu di sembilan negara maju dan 51
ibu dengan perdarahan yang hebat akan cepat
negara persemakmuran ( www. Berbagai faktor
meninggal jika tidak mendapat perawatan medis
penyebab.com ).
yang tepat (www.berbagaifaktorpenyebab.com).
Suatu hal yang penting lainnya adalah
Penyebab
utama
kematian
ibu
di
perbedaan kualitas pelayanan kesehatan pada
Indonesia adalah perdarahan 67% (atonia uteri
setiap tingkat pelayanan. Pelayanan kesehatan
23,88%,
sisa
primer diperkirakan dapat menurunkan AKI
plasenta
40,30%
sampai 20%, namun dengan sistim rujukan yang
laserasi jalan lahir 16,42%). Perdarahan terjadi
efektif, angka kematian dapat ditekan sampai
10 kali lebih sering pada saat persalinan
80%. Menurut UNICEF, 80% kematian ibu dan
(Assesment Safe Motherhood, 1990).
perinatal
di
Sakit
retensio
persalinan
dengan
Penelitian yang menyatakan paritas
kesehatan,
bermakna sebagai faktor risiko antara lain
khususnya pelayanan kesehatan maternal dan
penelitian Herianto (2003) di Rumah Sakit
neonatal dipengaruhi oleh banyak faktor, namun
Sardjito Yogyakarta selama kurun waktu 5
kemampuan tenaga kesehatan (bidan, dokter,
Tahun ( 1998-2002 ) pada 55 kasus perdarahan
dokter spesialis) merupakan salah satu faktor
post
utama (www.berbagaifaktorpenyebab.com).
pervaginam, hasil penelitian ini membuktikan
kualitas
Rumah
dan
19,40%,
rujukan.
Walaupun
terjadi
plasenta
pelayanan
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
partum
primer
dari
3640
bahwa paritas lebih dari 3 (tiga) bermakna
tingginya Angka Kematian Ibu antara lain adalah
sebagai
Faktor Reproduksi, Komplikasi Obstetric, Faktor
perdarahan post partum primer.
Pelayanan
Kesehatan,
Faktor
Sarana
persalinan
dan
faktor
risiko
Menurut
yang
Dinkes
utama
Provinsi
kematian
Sumatera
Fasilitas, Faktor Sosial Budaya dan System
Utara
Rujukan. Faktor reproduksi terdiri dari usia dan
sumatera utara belum ada survey khusus, tetapi
paritas, sedangkan komplikasi obstetric terdiri
secara nasional disebabkan karena komplikasi
dari perdarahan post partum, infeksi nifas,
persalinan ( 45% ), retensio plasenta ( 20% ),
retensio plasenta, dan eklamsia.
robekan jalan lahir ( 19% ), partus lama ( 11% ).
Retensio plasenta dapat menyebabkan
penyebab
mempengaruhi
ibu
di
( www.dinkes sumut.com )
perdarahan, perdarahan merupakan penyebab
Dari hasil penelitian Pardosi Universitas
kematian nomor satu (40%-60%) kematian ibu
Sumatera Utara (2005) menyatakan bahwa
melahirkan di Indonesia. Berdasarkan data
faktor paritas ibu mempengaruhi perdarahan
kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan
post partum dari 52 responden terdapat 32
pasca persalinan di Indonesia adalah sebesar
responden dengan paritas > 3 mengalami
43%. Menurut WHO dilaporkan bahwa 15-20%
perdarahan post partum.
kematian ibu karena retensio plasenta dan
insidennya
adalah
0,8-1,2%
untuk
setiap
Berdasarkan survey pendahuluan yang
dilakukan
peneliti
di
RSU
Muhammadiyah
kelahiran. Dibandingkan dengan resiko-resiko
Medan yang beralamat di Jl.Mandala By Pass
lain dari ibu bersalin, perdarahan post partum
pada
dimana
menggunakan takhnik dokumentasi terdapat 25
retensio
plasenta
salah
satu
tanggal
10
Januari
2013
dengan
2
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
kasus retensio plasenta yang tercatat di Medical
Untuk mengetahui hubungan paritas ibu bersalin
Record RSU Muhammadiyah Medan Tahun
dengan kejadian Retensio Plasenta di RSU
2012,
Muhammadiyah Tahun 2012.
dari
data
tersebut
didapatkan
20
diantaranya adalah ibu berparitas lebih dari ( 1 )
2 Tujuan Khusus
satu.
2.1 Untuk mengidentifikasi paritas ibu bersalin
di RSU Muhammadiyah Tahun 2012 .
Identifikasi Masalah
2.2
Dari latar belakang masalah di atas,
peneliti
mengidentifikasi
Untuk mengidentifikasi kejadian retensio
plasenta di RSU Muhammadiyah Tahun 2012.
beberapa
2.3 Untuk mengetahui hubungan paritas ibu
permasalahan yang mempengaruhi hubungan
bersalin dengan kejadian retensio plasenta di
paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio
RSU Muhammadiyah Tahun 2012 .
plasenta diantaranya yaitu :
1) apakah paritas mempengaruhi retensio
METODE PENELITIAN
plasenta di rumah sakit ?
Berdasarkan
2) apakah jarak kelahiran mempengaruhi
retensio plasenta di rumah sakit ?
merupakan
jenis
penelitian
penelitian
ini
Deskriptif
Korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan
3) apakah riwayat persalinan mempengaruhi
retensio plasenta di rumah sakit ?
paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio
plasenta di RSU Muhammadiyah Tahun 2012.
Adapun
Pembatasan Masalah
Pembatasan
jenisnya
desain
penelitian
dapat
dirancang seperti gambar dibawah ini :
masalah
akan
memudahkan peneliti dalam pembahasannya,
sehingga dapat menjadi sasaran dan tujuan
dengan tepat dan hasil yang diperoleh dapat
Variabel (X)
Variabel (Y)
Independent
Dependent
Paritas ibu
bersalin
Retensio
Plasenta
dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini
Gambar.1
maka peneliti membatasi permasalahan pada
hubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian
retensio
plasenta
di
RSU
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Muhammadiyah
Medan Tahun 2012.
Penelitian
Muhammadiyah
tersebut
Rumusan Masalah
Berdasarkan
sebagai
ini
dilakukan
Medan.
tempat
di
RSU
Penentuan
tempat
penelitian
adalah
berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu :
latar
belakang
maka
terpenuhinya sampel, adanya kasus retensio
rumusan masalah penelitian ini adalah apakah
plasenta, lokasi penelitian terjangkau dan belum
ada hubungan positif antara paritas ibu bersalin
pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Waktu
dengan kejadian retensio plasenta di RSU
penelitian yang akan dilakukan mulai Januari
Muhammadiyah Tahun 2012
2013.
Tujuan Penelitian
Populasi Dan Sampel
1 Tujuan Umum
Populasi
3
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang
terdiri
kuantitas
atas
dan
objek
yang
karakteristik
Kegiatan
mempunyai
tertentu
memasukkan
data
yang
dikumpulkan ke dalam master tabel atau
yang
database komputer, kemudian membuat
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
distribusi
kemudian
dengan membuat tabel kontingensi.
ditarik
kesimpulannya
telah
(Sugiyono,
frekuensi
sederhana
atau
2004). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh data pasien di bagian rekam medis
Teknik Analisa Data
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah yang
Data yang diperoleh dalam penelitian terlebih
mengalami retensio plasenta Tahun 2012 yaitu
dahulu dianalisis secara deskriptif, yaitu melalui
25 responden.
tabel
berdasarkan analisis deskriptif yang
bertujuan untuk menyajikan data sesuai dengan
Sampel
keadaan
Sebagian yang diambil dari keseluruhan
yang
sebenarnya
menginterprestasikannya
kemudian
untuk
menjawab
obyek yang diteliti dan dianggap mewakili
permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini uji
seluruh populasi disebut sampel penelitian (
yang dilakukan untuk normalitas data adalah uji
Notoatmodjo, 2005 ). Dalam penelitian ini
kolmogorov-smirnov.
peneliti menggunakan tekhnik total sampling
yaitu
dengan
mengambil
semua
anggota
populasi menjadi sampel yaitu 25 responden
Kemudian
data
dianalisis
dengan
menggunakan persamaan regresi.
1. Menentukan model persamaan regresi
dengan rumus :
Pengolahan Data
Y = a+Bx
Setelah data terkumpul maka dilakukan
pengolahan data. Menurut Hidayat ( 2007 ),
Dimana : a. =
(
)(
Tehnik pengolahan data dilakukan dengan
n(
) –(
)(
)
)–(
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing
b. =
Editing adalah upaya untuk memeriksa
kembali kebenaran data yang diperoleh
n(
)n
)(
)
)(
Keterangan:
atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan
X = Paritas ibu bersalin
pada
Y = Retensio plasenta
tahap
pengumpulan
data
atau
setelah data terkumpul.
b. Coding
HASIL DAN PEMBAHASAN
Coding merupakan kegiatan pemberian kode
Paritas Ibu
numerik ( angka ) terhadap data yang
Berdasarkan hasil penelitian tentang
terdiri beberapa kategori. Pemberian kode
paritas ibu bersalin yang mengalami retensio
ini sangat penting bila pengolahan dan
plasenta maka diperoleh hasil sebagai berikut :
analisis data menggunakan komputer.
Tabel1. Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Bersalin
c. Data entry
di RSU Muhammadiyah Tahun 2012
4
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Jumlah
No
Paritas
F
%
Hal ini sejalan dengan penelitian Dian
Miralawati yang meneliti tentang hubungsan
Ibu
antara paritas dengan kejadian perdarahan
1.
1
9
36,0
2.
2
10
40,0
postpartum primer di kamar bersalin RSUD
3.
3
4
16,0
Gambiran Kota Kediri periode 1 januari – 31
4.
4
1
4,0
5.
5
1
4,0
desember 2007 mendapat hasil bahwa paritas
25
100,0
Jumlah
memiliki hubungan dengan kejadian perdarahan
Dari tabel di atas mayoritas paritas ibu bersalin
yaitu paritas 2 sebanyak 10 responden (40,0%).
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
analisis kolmogorov smirnov maka didapatkan
hasil 0,00 dimana jika P < 0,05 maka hipotesis
nol ditolak, dan Ha diterima. Dari persamaan
regresi linier sederhana diperoleh Ỷ = 2 + 0,79 X
koefisien b dinamakan koefisien arah regresi
linier dan menyatakan perubahan rata – rata
variabel Y untuk setiap variabel X, perubahan ini
menunjukkan pertambahan apabila b bertanda
positif dan penurunan atau pengurangan jika
bertanda negatif, demikian diatas b = 0,79
bertanda positif sehingga kita dapat menyatakan
bahwa meningkatnya paritas (X) maka kejadian
retensio plasenta (Y) bertambah dengan 0,79
orang.
X
=
25,
maka
selanjutnya
memasukkan harga tersebut ke persamaan
regresi di atas Ỷ = 2 + 0,79 (25) = 21,8 dengan
demikian diperkirakan rata – rata 21,8 ibu
berparitas lebih dari 1 ( satu ) untuk setiap 25
responden yang mengalami retensio plasenta.
Pembahasan Penelitian
Paritas Ibu Bersalin
Berdasarkan hasil penelitian mayoritas
responden yang mengalami retensio plasenta
adalah paritas 2 ( dua ) di RSU Muhammadiyah
Medan.
Paritas
adalah
jumlah
kehamilan
terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas
dan telah dilahirkan, tanpa mengingat jumlah
Temuan Penelitian
Jika
postpartum primer.
anaknya (Harry dkk, 2010, hal : 58), sedangkan
pada kamus Dorland (2002), Paritas merupakan
keadaan seorang wanita sehubungan dengan
kelahiran anak yang dapat hidup.
Paritas sangat mempengaruhi keadaan
ibu, semakin tinggi paritas ibu bersalin maka
resiko
untuk
mengalami
retensio
plasenta
semakin tinggi pula. Paritas telah menarik
perhatian para peneliti dalam hubungan ibu dan
anak, terdapat kecenderungan kesehatan ibu
yang berparitas rendah lebih baik dari yang
berparitas
tinggi.
Terdapat
asosiasi
antara
paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio
plasenta.
Tingkat paritas tinggi yang termasuk
didalamnya adalah merupakan tingkat paritas
yang paling sering mengalami retensio plasenta,
retensio plasenta lebih banyak terjadi pada
tingkat paritas tinggi karena pada paritas tinggi
fungsi reproduksi mengalami penurunan, otot
uterus terlalu teregang dan kurang dapat
berkontraksi
dengan
normal
sehingga
kemungkinan terjadi retensio plasenta menjadi
lebih besar.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
tingginya paritas yang dihasilkan oleh kehamilan
viable dapat menyebabkan peningkatan resiko
terjadinya retensio plasenta, hal ini bukan saja
5
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
berhubungan dengan fungsi reproduksinya yang
faktor paritas, hal tersebut bisa dilihat pada
telah menurun, tetapi juga dilihat dari usia, jarak
seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai
kehamilan dan riwayat persalinan dan akan
resiko mengalami berkurangnya kontraksi uterus
menambah resiko bila disertai pula tingginya
karena
paritas.
menurun, kontraksi uterus yang lemah akan
penurunan
fungsi
reproduksi
yang
menyebabkan tertahannya plasenta di dalam
Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Kejadian
uterus,
sehingga
Retensio Plasenta
plasenta.
menyebabkan
Retensio
plasenta
retensio
jika
tidak
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini
mendapatkan penanganan akan berakibat pada
menunjukkan ada hubungan yang positif antara
postpartum haemorraghia yang berujung pada
paritas ibu bersalin dengan kejadian retensio
kematian ibu.
plasenta
di
Hubungan
RSU
Muhammadiyah
tersebut
dinyatakan
Medan.
dengan
Hal lain pada paritas tinggi mempunyai
resiko
mengalami
anemia
memperhatikan
Hal ini berarti semakin tinggi paritas ibu bersalin
selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk ibu
maka akan semakin rentan mengalami retensio
dan janin yang dikandungnya sehingga dengan
plasenta.
adanya riwayat anemia selama kehamilan akan
penelitian
ini
sejalan
dengan
meningkatkan
resiko
nutrisi
tidak
persamaan regresi sederhana Ỷ = 2 + 0,79 X.
Hasil
kebutuhan
jika
terjadinya
karena
perdarahan
penelitian Owolabi yang meneliti hubungan
karena wanita dengan anemia tidak dapat
antara usia, paritas dengan retensio plasenta di
mentoleransi terjadinya kehilangan darah saat
jawa barat mendapat hasil bahwa usia ibu 35
persalinan seperti pada wanita yang sehat,
tahun atau lebih dan paritas tinggi memiliki
sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
hubungan dengan kejadian retensio plasenta.
banyak jumlah kelahiran atau paritas, maka
Retensio
lepasnya
plasenta
plasenta
dengan
adalah
belum
akan
melebihi
waktu
mendapatkan
setengah jam ( Manuaba dkk, 2008, hal : 178 ).
meningkatkan
resiko
masalah
ibu
untuk
kesehatan
seperti
retensio plasenta.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
terjadinya
retensio
plasenta
salah
satunya
adalah faktor maternal yaitu merupakan faktor
yang didapat dari ibu seperti gravida berusia
lanjut dan multiparitas.
Menurut peneliti jika dilihat dari hasil
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dengan
judul Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan
Kejadian
Retensio
Plasenta
di
RSU
penelitian ini jelas terlihat hubungan paritas ibu
Muhammadiyah Tahun 2012 dapat disimpulkan
bersalin dengan kejadian retensio plasenta. Dari
sebagai berikut :
data terlihat bahwa yang mengalami retensio
1. Mayoritas
yang
mengalami
retensio
plasenta adalah mayoritas ibu berparitas lebih
plasenta yaitu responden berparitas 2 (
dari satu. Hal ini membuktikan bahwa hasil
dua ).
penelitian sesuai dengan hipotesis alternatif .
retensio plasenta sangat berhubungan dengan
2. Jumlah retensio plasenta yaitu 25 kasus
dalam 1 Tahun.
6
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
3. Terdapat hubungan yang positif antara
retensio
plasenta
dengan
menjaga
jumlah
Paritas ibu bersalin dengan kejadian
kehamilan dan persalinan, kejadian retensio
retensio
plasenta
plasenta
Muhammadiyah
di
RSU
Medan
2012.
Berdasarkan persamaan regresi linier
dapat
menyebabkan
perdarahan
postpartum yang dapat menyebabkan kematian
pada ibu.
sederhana diperoleh Ỷ = 2 + 0,79 X
Dengan demikian bidan atau petugas
koefisien b dinamakan koefisien arah
kesehatan lainnya perlu memberikan pendidikan
regresi
menyatakan
kesehatan terhadap ibu bahwa melahirkan lebih
perubahan rata – rata variabel Y untuk
dari 3 sampai 4 kali menyebabkan banyak
setiap
ini
resiko bagi ibu. Salah satunya adalah retensio
menunjukkan pertambahan apabila b
plasenta. Masih ada faktor – faktor lain yang
bertanda positif dan penurunan atau
menyebabkan retensio plasenta misalnya, faktor
pengurangan jika bertanda negative,
– faktor uterus seperti bekas section caesarea,
demikian diatas b = 0,79 bertanda positif
bekas pembedahan uterus, bekas curettage
sehingga kita dapat menyatakan bahwa
uterus, bekas endometritis dan juga faktor –
meningkatnya paritas (X) maka kejadian
faktor plasenta meliputi plasenta previa dan
retensio plasenta (Y) bertambah dengan
implantasi corneal.
linier
dan
variabel
X,
perubahan
0,79 orang.
Jika
X
Beberapa faktor yang mempengaruhi
=
25,
memasukkan
maka
harga
selanjutnya
tersebut
ke
retensio plasenta antara lain adalah usia,
riwayat kuretase dan riwayat persalinan yang
persamaan regresi di atas Ỷ = 2 + 0,79
lalu.
(25)
kuretase bisa menyebabkan implantasi plasenta
=
21,8
diperkirakan
dengan
rata
–
rata
demikian
21,8
Riwayat
tindakan
pada
uterus
yaitu
ibu
abnormal, kuretase menyebabkan kerusakan
berparitas lebih dari 1 ( satu ) untuk
pada jaringan endometrium akibatnya jaringan
setiap 25 responden yang mengalami
endometrium diganti dengan fibrosis, sehingga
retensio plasenta.
vaskularisasi
Implikasi
berkurang.
Untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi janin plasenta akan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka
implikasinya
menjadi
adalah
dengan
mengadakan
perluasan
implantasi
dan
vili
diterimanya
korialis akan menembus dinding uterus lebih
hipotesis penelitian ini maka paritas ibu bersalin
dalam lagi sehingga akan terjadi plasenta
akan berhubungan dengan kejadian retensio
adhesive sampai perkreta.
plasenta. Selanjutnya dari hasil penelitian perlu
Riwayat kesehatan yang lalu merupakan
semua pihak yang berkaitan dengan kesehatan
suatu kejadian yang sudah pernah di derita ibu
ibu dan bayi seperti bidan, ibu bersalin dan
sebelumnya
petugas kesehatan lainnya agar menjaga jumlah
plasenta.
dapat
mempengaruhi
retensio
persalinan dengan membatasi kehamilan dan
diharapkan keluarga memberikan respon yang
positif agar tercapainya derajat kesehatan ibu
Saran
yang baik dengan meminimalisasi kejadian
7
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Berdasarkan dengan hasil penelitian ini
maka
disarankan
kepada
beberapa
pihak
Oxorn, Harry, dkk (2010). Ilmu Kebidanan
Patologi dan Fisiologi Persalinan.
sebagai berikut :
Yayasan Esensia Medica.
1. Kepada ibu bersalin
Slamet,Soemirat
Untuk ibu bersalin dengan retensio plasenta
menyebabkan retensio plasenta dan supaya
menjaga jarak dan jumlah kelahiran karena
paritas berhubungan dengan retensio plasenta.
2. Kepada Tenaga Kesehatan ( Bidan )
Agar
selalu
memberikan
penyuluhan
Kesehatan
Lingkungan. Yogyakarta. UGM.
agar bertanya dan mencari informasi kepada
tenaga kesehatan tentang hal – hal yang
(2004).
Kamus
(2002).
Kedokteran
Dorland.
Sudjana
,
(2002).
Metoda
statistika.Bandung.Tarsito
Sumarah, dkk (2009). Perawatan Ibu Bersalin.
Yogyakarta. Fitramaya.
dan
http :// www.ui.edu,2005.com Angka kenatian
pendidikan kesehatan tentang retensio plasenta
ibu dengan retensio plasenta.25 Nopember
kepada ibu – ibu dan hal – hal yang dapat
2012.
menyebabkan
www.Path.org.com. 27 Nopember 2012.
retensio
plasenta
agar
terminimalisasi kejadian retensio plasenta.
Wikipedia,2010.
3. Peneliti selanjutnya
maret 2012].
Ibu,//org//.cow.id.[akses,
23
Diharapkan melakukan penelitian lanjutan untuk
melengkapi hasil penelitian yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, dkk (
). Obstetric Williams.
Jakarta. EGC.
Dahlan, S (2004). Statistik untuk kedokteran dan
kesehatan. Jakarta. Arkans.
Hidayat,AAA
(2011).
Metode
penelitian
kebidanan dan Tekhnik Analisis Data.
Jakarta. Salemba Medica.
Kartini (2007). Psikologi Wanita. Bandung.
Bandar Maju.
Manuaba (2008). Obstetric Ginekologi. Jakarta.
EGC.
Notoatmodjo,S (2007). Kesehatan Masyarakat
Ilmu dan Seni. Jakarta. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo,S
(2005).
Metode
Penelitian
Kesehatan. Jakarta.Rineka Cipta.
Nugroho,T
(2012).
Obstetri
dan
ginekologi.Yogyakarta. Nuha Medika.
8
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Pengaruh Pengetahuan, Persepsi Dan Sikap PUS Terhadap
Penggunaan Kontrasepsi Tubektomi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar
Khalipah Kabupaten Deli Serdang.
Henni Sagrida Sitompul(1)
1Akademi
Kebidanan, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Intisari
Salah satu program untuk menekan angka pertumbuhan penduduk yakni melalui program KB.
Program KB memiliki peranan dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan,
penundaan usia kehamilan serta menjarangkan kehamilan dengan sasaran utama adalah pasangan usia
subur (PUS). Program pemerintah dalam upaya mengendalikan jumlah kelahiran dan mewujudkan
keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak kelahiran dengan program
KB.
Studi analitik dengan disain studi case control.Penelitian case control adalahsuatu penelitian
survei analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan
retrospektif. Pada case control dilakukan identifikasi subyek (kasus) yang telah terkena penyakit (efek),
kemudian ditelusuri secara retrospektif ada atau tidak adanya faktor resiko yang diduga berperan.Kasus
adalah ibu yang menggunakan kontrasepsi tubektomi dan kontrol adalah ibu akseptor KB yang tidak
memakai kontrasepsi tubektomi.
Berdasarkan hasil penelitian seluruh akseptor KB dengan bersikap positif sebesar 19,3% dan
dari akseptor KB yang bersifat negatif yang menggunakan kontrasepsi tubektomi sebesar 80,7%.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu menggunakan kontrasepsi tubektomi tidak didasarkan bagaimana
akseptor KB menyikapi kontrasepsi tubektomi. Keadaan ini tidak dipengaruhi oleh sikap, namun ada
faktor lain misalnya pengetahuan dan persepsi yang lebih memengaruhi akseptor KB sehingga memilih
jenis kontrasepsi tubektomi yang dipakai
Terdapat pengaruh pengetahuan terhadap penggunaan kontrasepsi tubektomi di wilayah kerja
Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang, artinya apabila pengetahuan akseptor KB baik
maka akan meningkatkan penggunaan tubektomi.Pengetahuan akseptor KB yang baik tentang hakekat
program KB akan memengaruhi mereka dalam memilih metode/alat kontrasepsi yang akan digunakan
termasuk keleluasaan atau kebebasan pilihan, kecocokan, pilihan efektif tidaknya, kenyamanan dan
keamanan, juga dalam memilih tempat pelayanan yang lebih sesuai dan lengkap karena wawasan sudah
lebih baik, sehingga demikian kesadaran mereka tinggi untuk terus memanfaatkan pelayanan.
Kata kunci : Pasangan Usia Subur, Case Control,Keluarga Berencana, Kontrasepsi Tubektomi
,
9
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
PENDAHULUAN
(PUS).
Tingginya angka kelahiran di Indonesia
masih
menjadi
masalah
utama
dalam
Realisasi
peserta
KB
aktif
yang
menggunakan kontrasepsi AKDR/IUD 153.627
peserta
(10,22%),
MOW
114.944
peserta
kependudukan. Sejak 2004, program keluarga
(7,64%), MOP 5.029 peserta (0.33%), kondom
berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga
91.691
angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun
peserta (8,89%), suntik 503.370 peserta (3,48%)
dan pada tahun 2010 berdasarkan sensus
dan pil 501.262 peserta (33,34%) (BKKBN
penduduk
Sumut, 2011).
mencapai
237,6
juta
jiwa.(BKKBN,2011)
peserta
(6,10%),
Akseptor
KB
implant
dengan
133.741
jenis
MOW
Salah satu program untuk menekan
(tubektomi) semuanya mendapat pelayanan
angka pertumbuhan penduduk yakni melalui
secara gratis di RSUD Lubuk Pakam. Alasan
program KB. Program KB memiliki peranan
akseptor
dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui
tubektomi dengan mempertimbangkan umur dan
pencegahan
jumlah anak yang dimiliki akseptor KB.
kehamilan
kehamilan,
serta
penundaan
menjarangkan
usia
kehamilan
KB
tersebut
Melihat
untuk
data
menggunakan
tersebut
bahwa
non
dengan sasaran utama adalah pasangan usia
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
subur (PUS). Program pemerintah dalam upaya
merupakan metode yang lebih disukai oleh
mengendalikan
dan
peserta KB aktif di Kecamatan Percut Sei Tuan.
mewujudkan keluarga kecil yang sehat dan
Sama halnya dengan alasan peserta KB baru,
sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak
metode non MKJP juga dipandang masyarakat
kelahiran dengan program KB (Manuaba, 2010).
lebih
jumlah
kelahiran
Dari survei demografi dan kesehatan
Indonesia
tahun
2007
dan
lebih
mudah
untuk
menggunakan atau tidak menggunakannya lagi
yang
sesuai dengan keinginan peserta KB untuk
menggunakan alat kontrasepsi 61,4% yaitu
kembali memiliki anak. Akseptor KB di Wilayah
sebanyak 31,6% menggunakan suntik, pil 13,2
Puskesmas
%, AKDR/IUD 4,8%, implant 2,8%, kondom
kontrasepsi yang bertujuan untuk menunda
1,3%, vasektomi dan tubektomi 7,7 %.. Pada
kehamilan,
tahun 2009
mengakhiri kehamilan atau kesuburan.
tercatat
diketahui
aman
51,21%
akseptor
KB
memilih suntikan sebagai alat kontrasepsi,
Bandar
Khalipah
menjarangkan
memakai
kehamilan
dan
Permasalahan
40,02% memilih Pil, 4,93% memilih Implant,
Yang menjadi permasalahan adalah
2,72% memilih AKDR/IUD dan lainnya 1,11%.
bagaimana pengetahuan, persepsi dan sikap
Pada
non
akseptor KB terhadap penggunaan tubektomi
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
pada PUS di wilayah kerja Puskesmas Bandar
Sehingga metode KB MKJP seperti AKDR/IUD,
Khalipah Kabupaten Deli Serdang.
implant, kontap pria (MOP) dan kontap wanita
Tujuan Penelitian
umumnya
masyarakat
memilih
(MOW) kurang diminati (Arum, 2009).
Peserta KB aktif di Sumatera Utara yang
Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
menganalisis pengaruh pengetahuan, persepsi
berhasil dibina sebanyak 2.326.172 pasangan
dan
sikap
(64,64%) dari seluruh pasangan usia subur
kontrasepsi
PUS
terhadap
tubektomi
di
penggunaan
wilayah
kerja
10
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli
kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten
Serdang.
Deli Serdang lebih rendah jika dibandingkan
Hipotesis
dengan kontasepsi lain yaitu pil sebanyak 2024
Pengetahuan, persepsi dan sikap PUS
akseptor
(29.90%),
suntik
sebanyak
1871
berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi
akseptor (29.64%), kondom sebanyak 1560
tubektomi di wilayah kerja Puskesmas Bandar
akseptor
Khalipah Kabupaten Deli Serdang.
sebanyak 696 akseptor (10.28%), IUD sebanyak
(23,04%),
penggunaaan
implant
510 akseptor (7,53%), MOP sebanyak 86
Manfaat Penelitian
Bagi
Dinas
akseptor (1,27%)
Kesehatan
dan paling sedikit MOW
Pemerintah
sebanyak 83 akseptor (1,23%) dan memiliki
Kabupaten Deli Serdang dan khususnya
pengetahuan, persepsi dan sikap akseptor KB
Puskesmas
yang berbeda-beda.
Bandar
meningkatkan
kontrasepsi
Khalipah
informasi
tubektomi
meningkatkan
tentang
dalam
cakupan
agar
upaya
pelayanan
kontrasepsi.
Penelitian ini dimulai dari Januari 2012Januari
2013
penelusuran
yaitu
mulai
kepustakaan,
melakukan
penyusunan
proposal, seminar proposal, penelitian, analisis
data dan penyusunan laporan akhir diperkirakan
METODE PENELITIAN
Januari 2013.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
studi
analitik
case
dengan
disain
studi
case
control
adalahsuatu
control.Penelitian
penelitian survei analitik
yang menyangkut
bagaimana
dipelajari
faktor
Populasi
a. Populasi kasus
Populasi kasus adalahseluruhakseptor
dengan
tubektomidi wilayah kerja Puskesmas Bandar
menggunakan pendekatan retrospektif. Pada
Khalipah Kabupaten Deli Serdang berjumlah 83
case
orang.
control
risiko
Populasi dan Sampel
dilakukan
identifikasi
subyek
(kasus) yang telah terkena penyakit (efek),
b. Populasi kontrol
kemudian ditelusuri secara retrospektif ada atau
tidak
adanya
faktor
resiko
yang
Pada kontrol adalahakseptor KB yang
diduga
tidak menggunakan kontrasepsi tubektomi di
berperan.Kasus adalah ibu yang menggunakan
wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah
kontrasepsi tubektomi dan kontrol adalah ibu
Kabupaten
akseptor KB yang tidak memakai kontrasepsi
orang.Besar
tubektomi.
berjumlah 83 orang.
Deli
Serdang
sampel
sebanyak
kontrol
yang
6687
diambil
Tabel 1. Peserta KB Tubektomi dan Peserta KB
Lokasi dan Waktu Penelitian
Non Tubektomi di Wilayah Kerja
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
Puskesmas Bandar Khalipah
kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten
Deli Serdang. Alasan memilih lokasi ini karena
pemakaian kontrasepsi tubektomi di wilayah
Peserta
No
Desa
Tubektomi
KB
Peserta
KB
Non
11
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Tubektomi
C ase Pr ocessing
Valid
Ex c ludeda
Total
Bandar
1
Khalipah
2
1253
2
Bandar Klippa
3
1207
3
Bandar Setia
1
418
R eliabi lity Statisti cs
C ronbach' s
Alpha
,966
Timur
62
1654
5
Laut Dendang
-
508
6
Sei Rotan
15
1210
7
Kolam
-
437
Jumlah
83
6687
terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok case dan
Bandar Khalifah sudah dilakukan tubektomi dan
bersedia menjadi responden pada penelitian ini.
a. Sampel kasusadalahseluruh populasi kasus
tubektomi
kasus(matching
dengan
rumah
tempat
tinggal,
kontrol diambil berdasarkan perbandingan
kasus dan kontrol yaitu dengan cara peserta
dengan
tubektomi
tetapi
tubektomi
dijadikan
demikian
kasus
seterusnya
peserta
menggunakan
sebagai
sampai
kontrol
HASIL PENELITIAN
Hasil Olah Data Validitas dan Reliabilitas
Corrected
Item-Tot al
Correlation
,907
,933
,882
,933
,907
,957
,670
,753
Cronbach's
Alpha if Item
Delet ed
,959
,957
,960
,957
,959
,956
,972
,968
Variance
12,645
Std. Dev iat ion
3,556
N of Items
8
Valid
Excludeda
Total
30
0
30
%
100,0
,0
100,0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.
R eliabi lity Statisti cs
C ronbach' s
Alpha
,952
N
of
Items
6
Item Statistics
Mean
,63
,67
,63
,63
,67
,63
pe1
pe2
pe3
pe4
pe5
pe6
St d. Dev iation
,490
,479
,490
,490
,479
,490
N
30
30
30
30
30
30
Item-To tal Statistics
pe1
pe2
pe3
pe4
pe5
pe6
Scale Mean if
Item Deleted
3,23
3,20
3,23
3,23
3,20
3,23
sejumlah
sampel yang diinginkan sebanyak 83 orang.
Scale
Variance if
Item Deleted
9,597
9,528
9,771
9,528
9,597
9,513
10,230
10,064
N
Cases
yang
rumah
tidak
30
30
30
30
30
30
30
30
Case Pr ocessing Su mmary
yang
umur dan jumlah anak). Besar sampel
merupakan
N
Scale: ALL VARIABLES
b. Sampel kontrol adalahakseptor KB yang
berdekatan
St d. Dev iation
,498
,498
,479
,498
,498
,490
,504
,490
Reliability
dijadikan sampel.
berdekatan
Items
8
Scale Statistics
Mean
4,90
pada wanita pasangan usia subur (PUS).
Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas
Scale Mean if
Item Deleted
4,30
4,30
4,23
4,30
4,30
4,27
4,33
4,27
p1
p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
kelompok control. Untuk kriteria pada case yaitu
tubektomi
of
Item-To tal Statistics
Kelompok sampel dalam penelitian ini
menggunakan
Mean
,60
,60
,67
,60
,60
,63
,57
,63
p1
p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
Sampel
sampel
N
Item Statist ics
4
rumahnya
%
100,0
,0
100,0
30
0
30
a. Lis twis e deletion bas ed on all
v ariables in the proc edure.
Sambirejo
tidak
Su mmary
N
C as es
Scale
Variance if
Item Deleted
4,875
4,924
4,875
4,737
4,786
4,737
Corrected
Item-Tot al
Correlation
,815
,810
,815
,891
,888
,891
Cronbach's
Alpha if Item
Delet ed
,947
,948
,947
,938
,939
,938
Scale Statistics
Mean
3,87
Variance
6,878
Std. Dev iat ion
2,623
N of Items
6
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
12
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Hasil
Case Pr ocessing Su mmary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
100,0
,0
100,0
30
0
30
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.
R eliabi lity
N
of
s1
s2
s3
s4
s5
s6
s7
s8
s9
s10
St d. Dev iation
1,037
1,074
1,159
,922
1,306
1,208
,900
1,037
1,040
1,055
s1
s2
s3
s4
s5
s6
s7
s8
s9
s10
Scale
Variance if
Item Deleted
45,972
43,913
42,171
46,575
41,775
44,769
45,982
44,524
46,737
43,459
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Corrected
Item-Tot al
Correlation
,514
,647
,715
,544
,639
,498
,614
,627
,454
,697
Variance
54,276
Std. Dev iat ion
7,367
kontrasepsi
yang
tidak
tubektomi
menggunakan
dengan
persentase
tertinggi
berada
pada
pengetahuan
sebesar
80,0%.
Uji
variabel
pengetahuanberpengaruh
statistik
buruk
menunjukkan
terhadap
penggunaan kontrasepsi tubektomi.
Cronbach's
Alpha if Item
Delet ed
,866
,856
,850
,864
,857
,868
,859
,857
,870
,852
Mengacu pada hasil uji tersebut dapat
dijelaskan
bahwa
berbanding
lurus
kontrasepsi,
N of Items
10
tingkat
dengan
artinya
pengetahuan
Scale Statistics
Mean
24,00
pengetahuan yang menggunakan kontrasepsi
sedangkan
N
Item-To tal Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
21,60
21,53
21,63
21,67
21,53
21,70
21,47
21,40
21,77
21,70
variabel
pada pengetahuan baik yaitu sebesar 81,5%,
Items
10
Item Statistics
Mean
2,40
2,47
2,37
2,33
2,47
2,30
2,53
2,60
2,23
2,30
tentang
tubektomi dengan persentase tertinggi berada
Statisti cs
C ronbac h' s
Alpha
,872
penelitian
pengetahuan
pemakaian
semakin
responden
maka
alat
rendah
pemakaian
kontrasepsi tubektomi juga rendah. Demikian
juga sebaliknya jika pengetahuan responden
UJi Hubungan Pengetahuan dan Sikap
tinggi maka pemakaian kontrasepsi tubektomi
Crosstabs
juga akan meningkat.
Pengetahuan akseptor KB yang baik
Pengetahuan * sikap Crosstabulation
Pengetahuan
Baik
Buruk
Total
tentang hakekat program KB akan memengaruhi
sikap
Positif
Negatif
18
63
22,2%
77,8%
3
82
3,5%
96,5%
21
145
12,7%
87,3%
Count
% within Pengetahuan
Count
% within Pengetahuan
Count
% within Pengetahuan
Total
81
100,0%
85
100,0%
166
100,0%
mereka dalam memilih metode/alat kontrasepsi
yang akan digunakan termasuk keleluasaan
atau kebebasan pilihan, kecocokan, pilihan
efektif tidaknya, kenyamanan dan keamanan,
juga dalam memilih tempat pelayanan yang
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
13,115b
11,478
14,288
13,036
df
1
1
1
1
Asy mp. Sig.
(2-sided)
,000
,001
,000
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
,000
,000
,000
untuk
terus
memanfaatkan
pelayanan.
yang dikutip oleh Notatmodjo (2010) yang
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
10,25.
menyatakan bahwa tindakan seseorang individu
termasuk kemandirian dan tanggung jawabnya
PEMBAHASAN
Pengaruh Pengetahuan terhadap Penggunaan
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli
Serdang
tinggi
Hal ini sesuai dengan pendapat Blum
166
Tubektomi
sudah lebih baik, sehingga demikian kesadaran
mereka
a. Computed only for a 2x2 table
Kontrasepsi
lebih sesuai dan lengkap karena wawasan
dalam berperilaku sangat dipengaruhi oleh
domain kognitif atau pengetahuan.
Hasil
penelitian
ini
sejalan dengan
penelitian Pardosi (2005) yang menyatakan
bahwa secara statistik diperoleh hubungan yang
13
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
bermakna antara pengetahuan dengan tingkat
tubektomi dengan persentase tertinggi berada
kemandirian
pada
akseptor
KB
aktif
dalam
pemanfaatan program KB mandiri (sig=0,001).
Pernyataan
penelitian
tersebut
Purwoko
menyumbangkan
sama
(2000)
peran
dengan
pengetahuan
dalam
menentukan
persepsi baik
sedangkan
yaitu sebesar
yang
kontrasepsi
tidak
tubektomi
76,9%.
Uji
statistik
persepsiberpengaruh
kontrasepsi tertentu. Semakin tinggi tingkat
kontrasepsi tubektomi.
makin
meningkat
pula
dengan
persentase
menunjukkan
terhadap
variabel
penggunaan
Mengacu pada hasil uji tersebut dapat
sebagai
dijelaskan bahwa persepsi berbanding lurus
pengambil keputusan. Hasil penelitian yang
dengan pemakaian alat kontrasepsi, artinya
sama oleh Wijayanti (2004) melalui wawancara
semakin
mendalam dan observasi dapat diketahui bahwa
pemakaian kontrasepsi tubektomi juga menurun.
ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan
Demikian
masyarakat
responden baik maka pemakaian kontrasepsi
tentang
perannya
menggunakan
tertinggi berada pada persepsi buruk sebesar
pengambilan keputusan untuk memilih alat
pengetahuan tentang alat kontrasepsi, maka
82,7%,
tubektomiinilah
yang
merupakan faktor utama penyebab mereka tidak
memilih
tubektomi
ini
sebagai
kontrasepsi
pilihan.
buruk
persepsi
juga
responden
sebaliknya
jika
maka
persepsi
tubektomi juga akan meningkat.
Persepsi
akseptor
KB
tentang
penggunaan kontrasepsi tubektomi beraneka
Berdasarkan
Imbarwati
ragam misalnya banyak ibu merasa bahwa
(2009), beberapa faktor yang berkaitan dengan
tubektomi merupakan kontrasepsi yang paling
penggunaan tubektomi pada peserta KB di
praktis, merasa bahwa tubektomi memerlukan
Kecamatan Pedurangan Kota Semarang adalah
biaya yang cukup mahal, merasa takut memakai
pengetahuan yang kurang baik tentang KB
kontrasepsi tubektomi karena menimbulkan rasa
tubektomi
tubektomi
sakit, merasa malu dengan cara tubektomi yang
sebagai salah satu pilihan bagi akseptor KB,
harus memperlihatkan aurat (vagina, pemakaian
Alasan yang mayoritas klien yang lebih memilih
tubektomi tidak sesuai dengan nilai dari agama
menggunakan KB non tubektomi salah satunya
yang ibu anut, ibu merasa takut menggunakan
dipengaruhi oleh pengetahuan yang kurang
tubektomi
akan informasi yang benar tentang tubektomi
teman/keluarga yang mengalami efek samping
sehingga
keluhan karena menggunakan tubektomi.
semakin
penelitian
menjauhkan
menyebabkan
mereka
memiliki
perasaan takut untuk memilih alat kontrasepsi
tersebut.
tubektomi
Persepsi
Kontrasepsi
terhadap
Tubektomi
di
Penggunaan
Wilayah
Kerja
Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli
Serdang
pengalaman
akseptok
KB
tentang
masih banyak
kontrasepsi
yang berpersepsi
bahwa pelaksanaan tubektomi maupun kontrol
ulang memerlukan biaya yang mahal sehingga
tidak menggunakan kontrasepsi tubektomi.
Persepsi yang dimiliki setiap akseptor
Hasil
persepsi
mendengar
Selain itu tidak kalah pentingnya bahwa
persepsi
Pengaruh
karena
penelitian
yang
tentang
menggunakan
variabel
kontrasepsi
KB inilah yang memengaruhi ibu untuk jenis
pemilihan
alat
kontrasepsi
yang
akan
14
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
dipergunakan dan ditambah dengan sudah
tubektomi
mempertimbangkan jumlah anak yang sudah
bergantung pada faktor senggama, tubektomi
dimiliki.
merupakan
tidak mempengaruhi produksi ASI bagi yang
kontrasepsi permanen.Hal ini sesuai menurut
menyusui, tidak akan menyesal dikemudian hari
Hanafi (2004) bahwa pertimbangan seorang ibu
bila menggunakan tubektomi karena kontrasepsi
atau
mempergunakan
ini tidak mempunyai efek samping, pemakaian
kontrasepsi tubektomi harus dipertimbangkan
tubektomi adalah pilihan bagi pasangan yang
sifat permanan metode kontrasepsi tersebut,
ingin mempunyai anak lagi, merasa kurang
karena
percaya diri bila harus menggunakan tubektomi
Karena
akseptor
tubektomi
KB
untuk
ibu/akseptor
KB
dapat
menyesal
kemudian hari.
karena
kontrasepsi
ini
tidak
sebagai alat kontrasepsi, tidak ada perbedaan
Menurut
Mulyana
(2000),
persepsi
antara
kontrasepsi
tubektomi
dengan
adalah proses internal yang memungkinkan kita
kontrasepsi yang lain yang penting aman
memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan
digunakan.
rangsangan dari lingkungan kita, dan proses
tersebut mempengaruhi perilaku kita.
Hal ini tidak sesuai menurutpenelitian
Rizma
Persepsi yang dimiliki oleh akseptor KB
Pazriyanti
mempengaruhi
(2012),
pemilihan
bahwa
alat
kontrasepsi.
merupakan suatu proses atau suatu stimulus
Umumnya
yang diterima oleh individu melalui alat reseptor
kontrasepsi-kontrasepsi yang telah dijelaskan
yaitu indera yaitu apa yang ada dalam diri
oleh petugas kesehatan.
individu,
pikiran,
perasaan,
pengalaman-
masyarakat
sikap
Penelitian
lain
lebih
yaitu
faktor-faktor
memilih
Junita
yang
(2008),
pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh
bahwa
memengaruhi
dalam proses persepsi.
pemakaian alat kontrasepsi pada istri PUS KB di
Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan
Pengaruh
Sikap
Kontrasepsi
terhadap
Tubektomi
di
Penggunaan
Wilayah
Kerja
Puskesmas Bandar Khalipah Kabupaten Deli
Hulu Tahun 2008 adalah pengetahuan dan
sikap ibuberpengaruh terhadap pemakaian alat
kontrasepsi.
Serdang
yang
Berdasarkan hasil penelitian seluruh
Hasil penelitian tentang variabel sikap
akseptor KB dengan bersikap positif sebesar
menggunakan
19,3% dan dari akseptor KB yang bersifat
kontrasepsi
tubektomi
dengan persentase tertinggi berada pada sikap
negatif
positif yaitu sebesar 76,2%, sedangkan yang
tubektomi
tidak
menunjukkan
menggunakan
kontrasepsi
tubektomi
yang
menggunakan
sebesar
80,7%.
bahwa
kontrasepsi
Penelitian
ibu
menggunakan
dengan persentase tertinggi berada pada sikap
kontrasepsi
negatif sebesar 53,8%. Uji statistik menunjukkan
bagaimana akseptor KB menyikapi kontrasepsi
variabel
tubektomi. Keadaan ini tidak dipengaruhi oleh
sikaptidak
berpengaruh
terhadap
penggunaan kontrasepsi tubektomi.
Sikap akseptor KB tentang penggunaan
sikap,
tubektomi
ini
namun
pengetahuan
ada
dan
tidak
faktor
persepsi
didasarkan
lain
misalnya
yang
lebih
kontrasepsi tubektomi beraneka ragam misalnya
memengaruhi akseptor KB sehingga memilih
tidak
jenis kontrasepsi tubektomi yang dipakai.
perlu
khawatir
bila
menggunakan
15
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
bagaimana
akseptor
KB
menyikapi
KESIMPULAN DAN SARAN
kontrasepsi tubektomi. Keadaan ini tidak
Kesimpulan
dipengaruhi oleh sikap, namun ada faktor
1. Terdapat pengaruh pengetahuan terhadap
lain misalnya pengetahuan dan persepsi
penggunaan
kontrasepsi
tubektomi
di
yang
lebih
memengaruhi
wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah
sehingga
memilih
Kabupaten Deli Serdang, artinya apabila
tubektomi yang dipakai.
akseptor
jenis
KB
kontrasepsi
pengetahuan akseptor KB baik maka akan
meningkatkan
penggunaan
Saran
tubektomi.Pengetahuan akseptor KB yang
1. Kepada Dinas Kesehatan Deli Serdang
baik tentang hakekat program KB akan
perlu merencanakan kegiatan penyuluhan
memengaruhi
tentang
metode/alat
mereka
dalam
kontrasepsi
digunakan
termasuk
memilih
yang
kontrasepsi
tubektomi
bahwa
akan
tubektomi adalah salah satu kontrasepsi
atau
jangka panjang dan untuk meningkatkan
keleluasaan
kebebasan pilihan, kecocokan, pilihan efektif
persepsi
tidaknya, kenyamanan dan keamanan, juga
perlu dijelaskan bahwa tubektomi aman
dalam memilih tempat pelayanan yang lebih
bagi ibu dan dapat diperoleh secara gratis
sesuai dan lengkap karena wawasan sudah
dari pemerintah.
lebih baik, sehingga demikian kesadaran
tentang
2. Kepada
kontrasepsi
BKKBN,untuk
tubektomi
meningkatkan
mereka tinggi untuk terus memanfaatkan
penggunaan tubektomi pada akseptor KB
pelayanan.
hendaknya jangan hanya tindakan operasi
2. Terdapat
pengaruh
penggunaan
persepsi
kontrasepsi
terhadap
tubektomi
di
tubektomi dilakukan secara gratis namun
kontrol ulang juga dilakukan secara gratis.
wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah
Kabupaten Deli Serdang, artinya persepsi
baik yang dimiliki setiap akseptor KB akan
DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan
Arum Setya N.D, 2009, Panduan Lengkap
penggunaan
tubektomi.Persepsi
yang
kontrasepsi
dimiliki
setiap
Pelayanan
akseptor KB inilah yang memengaruhi ibu
untuk jenis pemilihan alat kontrasepsi yang
mempertimbangkan
jumlah
anak
Terkini,
Mitra
Cendikia, Jogjakarta.
Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Deli
akan dipergunakan dan ditambah dengan
sudah
KB
Serdang, 2011.
Bappenas,
2006,
Informasi
Keadilan
dan
yang sudah dimilikikarena ibu/akseptor KB
Kesertaan Gender Dalam KB dan
dapat menyesal kemudian hari.
Kesehatan Reproduksi, Jakarta.
3. Tidak terdapat pengaruh sikap terhadap
penggunaan
kontrasepsi
tubektomi
di
wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah
Kabupaten Deli Serdang. Ibu menggunakan
kontrasepsi
tubektomi
tidak
didasarkan
BKKBN, 2006,
Keluarga
Kumpulan Data
Program
Berencana
Nasional.
Jakarta
_______, 2009, Journal of Akseptor KB di
Indonesia (Internet). Available from :
16
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
(http://www.bkkbn.com)
(Accessed
Meilani
March 15, 2010).
2011,
Pemasangan-IUD.aspx
:
tanggal
diakses 31 Oktober 2011.
Sumut,
dengan
belajar),
Fitramaya,
Ygyakarta.
Jakarta.
2011,
RemajaRosadakarya, Bandung.
Notoatmodjo Soekidjo, 2003, Pendidikan dan
ws/read/2011/10/30/
Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,
63562/pentingnya_kb_tren_positif_wa
Jakarta.
rga_sumut/#.TyglfPlAHUg : tanggal
___________________,
diakses 01 Pebruari 2012.
Cipta, Jakarta.
Hanafi Hartanto, 2004, Keluarga Berencana dan
Pelyanan KB Terkini, Mitra Cendikia,
Kontrasepsi, Pusaka Sinar Harapan,
Jakarta.
Yokjakarta.
Nursalam,
2010,
Konsep
dan
Penerapan
Penelitian
Ilmu
Kebidanan & Teknik Analisis Data,
Keperawatan,
Pedoman
Skrpsi,
Salemba Medika, Jakarta.
Tesis
Beberapa
Penelitian
2011,
Metodologi
2009,
Metode
Pendidikan
Noviawati S.A.D, 2009, Panduan Lengkap
Puskesmas Bandar Khalipah.
A.A,
2010,
Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka
Dinkes Deli Serdang, 2011, Propil Kesehatan
Faktor
Yang
Berkaitan Dengan Penggunaan KB
IUD Pada Peserta KB Non IUD di
Kecamatan
Pedurungan
Kota
Semarang, Tesis Undip, Semarang.
T.P,
2008,
dan
Instrumen
Keperawatan,
Penelitian
Salemba
Medika,
Jakarta.
Pardosi, T.I., 2005, Analis Faktor-faktor yang
Berhubungan
Kemandirian
dengan
Tingkat
Akseptor
KB
Aktif
Faktor-faktor
yang
dalam Pemanfaatan Program KB
Pemakaian
Alat
Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas
Kontrasepsi Pada Istri PUS KB di
Padang Bulan Kec. Medan Baru
Kecamatan
Kodya Medan Tahun 2005, Skripsi,
Memengaruhi
Klobinsky
(dilengkapi
Mulyana D., 2000, Pengantar Ilmu Komunikasi,
http://www.medanbisnisdaily.com/ne
Junita
Keluarga
Mochtar Rustam, 1998, Sinopsi obstetric, EGC,
ges/Pemerintah-Beri-Insentif-
Imbarwati,
Pelayanan
penuntun
http://www.bkkbn.go.id/siaranpers/Pa
Hidayat
2010,
Berencana
_______,
_______
N.,
Rambah
Samo
Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2008,
Fakultas
Tesis, Pasca Sarjana USU.
Universitas Sumatera Utara, Medan.
2004,
Faktor-faktor
yang
Kesehatan
Masyarakat,
Purwoko, 2000, Penerimaan Vasektomi dan
berhubungan dengan PUS memilih
Sterilisasi
kontrasepsi tubektomi. Jakarta.
Kedokteran Undip, Semarang.
Manuaba, 2010, Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan,
dan
Keluarga
Tuba,
Tesis,
Fakultas
Rizma F., 2012, Budaya yang Berpengaruh
Terhadap
Pemilihan
Berencana untuk Pendidikan Bidan,
Kontrasepsi,
Fakultas
EGC, Jakarta.
Padjadjaran, Bandung.
Alat
Kedokteran
17
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Riyanto Agus, 2009, Pengolahan dan Analisis
Data
Kesehatan,
Mitra
Cendika
Press, Yogyakarta.
Siswosudarmo
HR,
2007,
Teknologi
Kontrasepsi, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Suratun, 2008, Pelayanan Keluarga Berencana
& Pelayanan Kontrasepsi, Trans Info
Media, Jakarta.
Wijayanti, T., 2004, Studi Kualitatif Alasan
Akseptor Laki-Laki Tidak Memilih
MOP sebagai Kontrasepsi Pilihan di
Desa Timpik kecamatan Susukan
kabupaten Semarang, Program Studi
D
IV
Kebidanan
Stikes
Ngudi
Waluyo, Unggran.
Wiknjosastro, 2005, Ilmu Kandungan, YBP-SP,
Jakarta.
18
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Otomatisasi Pengaturan Pengukuran Suhu Incubator Bayi
Rokhmat Hidayat (1)
1Ilmu
Kesehatan Masyarakat, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Intisari
Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan dampak yang beragam ke berbagai macam
ranah kehidupan termasuk dalam ranah kesehatan. Perubahan yang revolusioner dalam dunia
kesehatan ini disebabkan dari penggabungan teknologi dalam bidang kesehatan yang bisa menimbulkan
berbagai macam inovasi dalam teknik pengobatan dan belum pernah kita lihat sebelumnya. Mungkin
selama ini kita tidak pernah menyangka bahwa kita akan bisa mendeteksi penyakit seperti stroke dan
kanker hanya dari sebuah smart phone, namun ternyata itu semua bisa dilakukan sendiri oleh kita saat ini
dengan mudah, murah, dan cepat.
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan memang dapat memberikan banyak manfaat terutama
dalam pemerataan akses dan informasi terhadap kesehatan, namun banyak juga pihak yang khawatir
terhadap dampak buruk yang akan dapat ditimbulkan dari hal ini. Bagaimanapun teknologi tetaplah
sebuah alat untuk kehidupan manusia, jika tidak bijak menggunakannya tetap akan membawa keburukan
untuk kehidupan manusia, missal pada rumah sakit atau klinik persalinan yang memiliki fasilitas
persalinan lengkap pasti dengan biaya yang mahal akan sulit untuk dijangkau oleh masyarakat
menengah dan kecil. Berdasakan akan kebutuhan a inkubator yang tinggi dan biaya yang sangat mahal
maka dibuatlah inkubator sederhana dengan biaya minimum dan fungsi yang maksimal untuk dapat
menjaga keadaan suhu bayi premature.
Suhu dan kelembaban inkubator dipantau oleh sensor yang dirangkai dengan Arduino. Kemudian
data output dari Arduino diolah oleh visual basic kemudian outputnya akan muncul di komputer yang
digunakan perawat. Dalam program Arduino ditentukan nilai set point untuk suhu yaitu antara 35º C - 36º
C dan nilai kelembaban antara 55% - 70%. Data output dari Arduino merupakan suatu perintah untuk
perangkat keras yang disediakan untuk mengatur kestabilan suhu dan kelembaban didalam inkubator
yaitu bohlam dan fan. Jika suhu kurang dari nilai set point maka bohlam akan menyala, jika melebihi nilai
set point bohlam otomatis mati. Begitu juga dengan kelembaban, jika kelembaban kurang dari nilai set
point maka fan akan menyala dan jika melebihi nilai set point otomatis fan akan mati.
Setelah melalui proses pengujian sistem monitoring dan kontrol otomatis inkubator bayi telah
berjalan sesuai dengan parameter yang ditetapkan yaitu suhu normal berkisar antara 35º C - 36º C
19
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
dengan kelembaban antara 55% - 70%. Alat ini mampu melakukan proses pemanasan sampai stabil
pada suhu 36º C dan menjaga kelembaban udara pada kondisi 52%. Diketahui bahwa adanya linearitas
nilai suhu dan kelembaban dari sensor, dimana presentasi kesalahan rata-rata dari perhitungan suhu
adalah 1,5% dan kelembaban adalah 2,5%.
Kata kunci : Teknologi, Informasi Kesehatan, Monitoring, Suhu Dan Kelembaban, Inkubator Bayi, Arduino
PENDAHULUAN
yaitu incubator bayi. Untuk mempermudah
Kelahiran bayi prematur adalah bayi
memonitor
keadaan
inkubator,
diperlukan
yang belum cukup bulan untuk lahir tapi
sebuah system yang dapat memonitor inkubator
diharuskan lahir karena adanya masalah dalam
tersebut dari jarak jauh.
kandungan.
PERALATAN
Ketuban yang peceh lebih cepat bisa
1. Arduino Uno
membuat air ketuban terinfeksi kuman, jika
Arduino
Uno
mikrokontroler
akibatnya bayi bisa sesak nafas. Penyebab
memiliki 14 pin digital input / output (dimana 6
pecahnya ketuban karena stres yang dialami
dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input
bayi
analog, resonator keramik 16 MHz, koneksi
kandungan.
Stresnya
dapat
disebabkan oleh infeksi.
sang
untuk mendukung mikrokontroler, sumber daya
sebelum waktunya, bukan tak mungkin bayi
bisa menggunakan power USB (jika terhubung
akan lahir prematur. Karena bayi stres, katup
ke komputer dengan kabel USB) dan juga
mulut janin pun jadi terbuka dan air ketuban bisa
dengan adaptor atau baterai.
oleh
bayi,
Jika
kontraksi
Uno dibangun berdasarkan apa yang diperlukan
terjadi
terminum
ibu.
Uno
USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset.
Selain itu lahir prematur bisa jadi karena
kontraksi
ATmega328.
board
terlalu lama dibiarkan lebih dari 18 jam,
dalam
berbasis
adalah
sehingga
bayi
akan
mengalami sesak nafas.
Arduino Uno berbeda dari semua papan
sebelumnya dalam hal tidak menggunakan FTDI
Penggunaan inkubator bayi sangat vital
chip
driver
USB-to-serial.
Sebaliknya,
fitur
digunakan bagi bayi yang baru lahir prematur,
Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai versi R2)
penjagaan suhu yang pas sangat diperlukan
diprogram
bayi dikarenakan perubahan suhu luar yang
Revisi 2 dari Uno memiliki resistor pulling 8U2
tidak stabil dan selalu berubah-ubah. Umumnya,
HWB yang terhubung ke tanah, sehingga lebih
setiap
mudah untuk menggunakan mode DFU.
perawat
harus
terus
memantau
sebagai
konverter
USB-to-serial.
perubahan suhu inkubator, apakah suhu yang
diterima
sudah
pas
dengan
suhu
yang
dibutuhkan.
Daya (Power)
Arduino UNO dapat disuplai melalui
Oleh karena itu diciptakanlah sebuah
koneksi USB atau dengan sebuah power suplai
alat yang dapat menstabilkan suhu panas bayi
eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis.
20
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Suplai eksternal (non-USB) dapat diperoleh dari

3V3. Sebuah suplai 3,3 Volt dihasilkan
sebuah adaptor AC ke DC atau battery. Adaptor
oleh
dapat
maksimum yang dapat dilalui adalah 50
dihubungkan
dengan
mencolokkan
sebuah center-positive plug yang panjangnya
2,1 mm ke power jack dari board. Kabel lead
regulator
pada
board.
Arus
mA.

GND. Pin ground.
dari sebuah battery dapat dimasukkan dalam
header/kepala pin Ground (Gnd) dan pin Vin
dari konektor POWER.
Board Arduino UNO dapat beroperasi
Memori
pada sebuah suplai eksternal 6 sampai 20 Volt.
ATmega328 mempunyai 32 KB (dengan
Jika disuplai dengan yang lebih kecil dari 7 V,
0,5 KB digunakan untuk bootloader). ATmega
kiranya pin 5 Volt mungkin mensuplai kecil dari
328 juga mempunyai 2 KB SRAM dan 1 KB
5 Volt dan board Arduino UNO bisa menjadi
EEPROM
(yang
tidak stabil. Jika menggunakan suplai yang lebih
(RW/read
and
dari besar 12 Volt, voltage regulator bisa
library).
dapat
dibaca
written)
dan
ditulis
dengan EEPROM
kelebihan panas dan membahayakan board
Arduino UNO. Range yang direkomendasikan
Input dan Output
adalah 7 sampai 12 Volt. Pin-pin dayanya
adalah sebagai berikut:

dapat digunakan sebagai input dan output,
VIN. Tegangan input ke Arduino board
menggunakan
ketika
dan digitalRead().
board
sedang
menggunakan
fungsi pinMode(),digitalWrite(),
Fungsi-fungsi
tersebut
sumber suplai eksternal (seperti 5 Volt
beroperasi di tegangan 5 Volt. Setiap pin dapat
dari koneksi USB atau sumber tenaga
memberikan
lainnya
dapat
maksimum 40 mA dan mempunyai sebuah
menyuplai tegangan melalui pin ini, atau
resistor pull-up (terputus secara default) 20-50
jika
kOhm. Selain itu, beberapa pin mempunyai
yang
diatur).
penyuplaian
Kita
tegangan
melalui
power jack, aksesnya melalui pin ini.

Setiap 14 pin digital pada Arduino Uno
atau
menerima
suatu
arus
fungsi-fungsi spesial:
5V. Pin output ini merupakan tegangan
5 Volt yang diatur dari regulator pada

Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan
board. Board dapat disuplai dengan
untuk
salah satu suplai dari DC power jack (7-
memancarkan (TX) serial data TTL
12V), USB connector (5V), atau pin VIN
(Transistor-Transistor Logic). Kedua pin
dari board (7-12). Penyuplaian tegangan
ini dihubungkan ke pin-pin yang sesuai
melalui pin 5V atau 3,3V membypass
dari chip Serial Atmega8U2 USB-ke-
regulator, dan dapat membahayakan
TTL.
board. Hal itu tidak dianjurkan.

menerima
(RX)
dan
External Interrupts: 2 dan 3. Pin-pin ini
dapat
dikonfigurasikan
untuk
dipicu
21
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
sebuah
interrupt
(gangguan)
pada
digunakan untuk menambahkan sebuah
sebuah nilai rendah, suatu kenaikan
tombol
atau penurunan yang besar, atau suatu
memblock sesuatu pada board.
perubahan
nilai.
lebih

Arduino
3,
5,
6,
9,
yang
10,
dan
11.
fasilitas
untuk
UNO
mempunyai
komunikasi
sejumlah
dengan
sebuah
Memberikan 8-bit PWM output dengan
komputer, Arduino lainnya atau mikrokontroler
fungsi analogWrite().
lainnya.
SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13
komunikasi UART TTL (5V), yang tersedia pada
(SCK).
mensupport
pin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah Atmega
menggunakan SPI
16U2 pada channel board serial komunikasinya
Pin-pin
komunikasi
ini
SPI
library.

melindungi
Komunikasi
jelasnya.
PWM:
untuk
Lihat
fungsi attachInterrupt() untuk

reset
LED:
Atmega
328
menyediakan
serial
melalui USB dan muncul sebagai sebuah port
13.
yang
virtual ke software pada komputer. Firmware
terpasang, terhubung ke pin digital 13.
16U2 menggunakan driver USB COM standar,
Ketika pin bernilai HIGH LED menyala,
dan tidak ada driver eksternal yang dibutuhkan.
ketika pin bernilai LOW LED mati.
Bagaimanapun, pada Windows, sebuah file inf
Arduino
Ada
UNO
sebuah
LED
mempunyai
input
pasti dibutuhkan. Software Arduino mencakup
analog, diberi label A0 sampai A5, setiapnya
sebuah serial monitor yang memungkinkan data
memberikan 10 bit resolusi (contohnya 1024
tekstual terkirim ke dan dari board Arduino. LED
nilai yang berbeda). Secara default, 6 input
RX dan TX pada board akan menyala ketika
analog tersebut mengukur dari ground sampai
data sedang ditransmit melalui chip USB-to-
tegangan 5 Volt, dengan itu mungkin untuk
serial dan koneksi USB pada komputer (tapi
mengganti batas atas dari rangenya dengan
tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan
menggunakan
1). Sebuah SoftwareSerial
pin
AREF
6
dan
fungsi analogReference(). Di sisi lain, beberapa
library memungkinkan untuk komunikasi serial
pin
pada beberapa pin digital UNO.
mempunyai
fungsi
spesial:
Atmega328


komunikasi
SCL. Mensupport komunikasi TWI dengan
Arduino mencakup sebuah Wire library untuk
menggunakan Wire library Ada sepasang
memudahkan
pin lainnya pada board:
lihat dokumentasi untuk
AREF. Referensi tegangan untuk input
komunikasi SPI, gunakanSPI library.
dan
SPI.
menggunakan
lebih
Software
bus
I2C,
jelas.
Untuk
Digunakan
dengan analogReference().

(TWI)
mensupport
TWI: pin A4 atau SDA dan pin A5 atau
analog.
I2C
juga
Programming
Reset. Membawa saluran ini LOW untuk
Arduino UNO dapat diprogram dengan
mereset mikrokontroler. Secara khusus,
software Arduino (download). Pilih “Arduino Uno
22
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
dari
menu Tools
>
Board
(termasuk
sebuah penguploadan, Arduino Uno didesain
mikrokontroler pada board). ATmega328 pada
pada sebuah cara yang memungkinkannya
Arduino Uno hadir dengan sebuah bootloader
untuk direset dengan software yang sedang
yang memungkinkan kita untuk mengupload
berjalan pada pada komputer yang sedang
kode baru ke ATmega328 tanpa menggunakan
terhubung. Salah satu garis kontrol aliran
pemrogram hardware eksternal. ATmega328
hardware
berkomunikasi menggunakan protokol STK500
sihubungkan ke garis reset dari ATmega328
asli (referensi, file C header). Kita juga dapat
melalui sebuah kapasitor 100 nanofarad. Ketika
membypass
program
saluran ini dipaksakan (diambil rendah), garis
mikrokontroler melalui kepala/header ICSP (In-
reset jatuh cukup panjang untuk mereset chip.
Circuit Serial Programming).
Software Arduino menggunakan kemampuan ini
bootloader
dan
(DTR)
dari
ATmega8U2/16U2
Sumber kode firmware ATmega16U2
untuk memungkinkan kita untuk mengupload
(atau 8U2 pada board revisi 1 dan revisi 2)
kode dengan mudah menekan tombol upload di
tersedia.
dengan
software Arduino. Ini berarti bahwa bootloader
sebuah bootloader DFU, yang dapat diaktifkan
dapat mempunyai sebuah batas waktu yang
dengan:
lebih singkat, sebagai penurunan dari DTR yang

ATmega16U2/8U2
Pada
board
menghubungkan
diload
Revisi
1:
Dengan
jumper
solder
pada
belakang board (dekat peta Italy) dan

dapat menjadi koordinasi yang baik dengan
memulai penguploadan.
Pengaturan ini mempunyai implikasi.
kemudian mereset 8U2
Ketika Arduino Uno dihubungkan ke sebuah
Pada board Revisi 2 atau setelahnya: Ada
komputer
sebuah resistor yang menarik garis HWB
menggunakan OS Mac X atau Linux, Arduino
8U2/16U2 ke ground, dengan itu dapat lebih
Uno mereset setiap kali sebuah koneksi dibuat
mudah untuk meletakkan ke dalam mode
dari software (melalui USB). Untuk berikutnya,
DFU. Kita dapat menggunakan software
setengah-detik atau lebih, bootloader sedang
Atmel’s
atau pemrogram
berjalan pada Arduino UNO. Ketika Arduino
DFU (Mac OS X dan Linux) untuk meload
UNO diprogram untuk mengabaikan data yang
sebuah firmware baru. Atau kita dapat
cacat/salah (contohnya apa saja selain sebuah
menggunakan header ISP dengan sebuah
penguploadan
pemrogram
beberapa bit pertama dari data yang dikirim ke
FLIP (Windows)
bootloader
eksternal
DFU).
contributed ini
(mengoverwrite
Lihat tutorial
untuk
lain
yang
kode
baru)
sedang
untuk
running
menahan
user-
board setelah sebuah koneksi dibuka. Jika
informasi
sebuah sketch sedang berjalan pada board
selengkapnya.
menerima satu kali konfigurasi atau data lain
ketika sketch pertama mulai, memastikan bahwa
Reset Otomatis (Software)
Dari
pada
mengharuskan
software yang berkomunikasi menunggu satu
sebuah
penekanan fisik dari tombol reset sebelum
detik setelah membuka koneksi dan sebelum
mengirim data ini.
23
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Arduino Uno berisikan sebuah jejak
yang dapat dihapus untuk mencegah reset
otomatis. Pad pada salah satu sisi dari jejak
dapat disolder bersama untuk mengaktifkan
kembali. Pad itu diberi label “RESET-RN” Kita
juga
dapat
menonaktifkan
reset
otomatis
dengan menghubungkan sebuah resistor 110
ohm dari tegangan 5V ke garis reset.
Gambar 1. Arduino Uno
Proteksi Arus lebih USB
Arduino
UNO
mempunyai
sebuah
sebuah sekring reset yang memproteksi port
USB komputer dari hubungan pendek dan arus
lebih.
Walaupun sebagian besar
komputer
menyediakan proteksi internal sendiri, sekring
menyediakan sebuah proteksi tambahan. Jika
lebih dari 500 mA diterima port USB, sekring
secara otomatis akan memutuskan koneksi
sampai hubungan pendek atau kelebihan beban
hilang.
2. Sensor Suhu DHT11
DHT11 adalah sensor digital yang dapat
mengukur suhu dan kelembaban udara di
sekitarnya. Sensor ini sangat mudah digunakan
bersama
dengan
Arduino.
Memiliki
tingkat
stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi
yang sangat akurat. Koefisien kalibrasi disimpan
dalam OTP program memory, sehingga ketika
internal sensor
module
mendeteksi sesuatu, maka
ini menyertakan
koefisien tersebut
dalam kalkulasinya.
DHT11 termasuk sensor yang memiliki
Karakteristik Fisik
Panjang dan lebar maksimum dari PCB
Arduino UNO masing-masingnya adalah 2.7 dan
2.1 inci, dengan konektor USB dan power jack
yang memperluas dimensinya. Empat lubang
sekrup memungkinkan board untuk dipasangkan
ke sebuah permukaan atau kotak. Sebagai
catatan, bahwa jarak antara pin digital 7 dan 8
adalah 160 mil. (0.16"), bukan sebuah kelipatan
genap dari jarak 100 mil dari pin lainnya.
kualitas terbaik, dinilai dari respon, pembacaan
data
yang
cepat,
dan
kemampuan
anti-
interference. Ukurannya yang kecil, dan dengan
transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat
produk ini cocok digunakan untuk banyak
aplikasi-aplikasi
kelembaban.
pengukuran
Dengan
suhu
spesifikasi
dan
Supply
Voltage: +5 V, Temperature range : 0-50 °C
error of ± 2 °C, Humidity : 20-90% RH ± 5% RH
error, Interface : Digital.
Sensor
DHT11
merupakan
sensor
dengan kalibrasi sinyal digital yang mampu
memberikan informasi suhu dan
kelembaban. Sensor ini tergolong komponen
yang memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik,
24
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Produk
dengan
kualitas
terbaik,
respon
Bola
lampu
pemanasan
interference, dengan harga yang terjangkau.
penggunaan energi pada pemanasan ruangnya
sangat akurat. Koefisien kalibrasi ini disimpan
sebagai berikut:
Energi kalor yg dibutuhkan ruangan:
internal sensor mendeteksi sesuatu suhu atau
maka
module
ini
membaca
Perhitungan
dan besarnya daya pada boklam lampu adalah
dalam OTP program memory, sehingga ketika
kelembaban,
ruang.
sebagai
pembacaan yang cepat, dan kemampan antiDHT11 memiliki fitur kalibrasi yang
pada
digunakan
W=P.t
I2. R . t
P=V.I.t
V=I.R W=
1 joule = 0,24
koefisien sensor tersebut. Ukurannya yang kecil,
kalori
dengan transmisi sinyal hingga 20 meter,
Q = 0,24 I2. R . t (Joule)
membuat produk ini cocok digunakan untuk
Q = m . cudara . (t2 - t1) (kalori)
banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan
Nilai daya boklam lampu adalah :
kelembaban
P = V2/R
Gambar 2. Sensor Suhu DHT11
Gambar 3. Bola lampu pijar
3. Bola Lampu Pijar sebagai Pemanas
Lampu
pijar adalah
4. Fan atau kipas
Fan adalah semua kipas yang terdapat
sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus
listrik melalui filamen yang
di dalam incubator. Saat incubator dinyalakan,
kemudian memanas dan menghasilkan cahaya.
maka incubator tersebut
Kaca
panas
untuk beberapa waktu lamanya, maka incubator
tersebut menghalangi udara untuk berhubungan
tersebut akan menimbulkan panas pada ruang
dengannya
incubator tersebut. Untuk mendinginkan ruang
yang
menyelubungi
sehingga
filamen
filamen
tidak
akan
langsung rusak akibat teroksidasi.
menggunakannya
tersebut serta untuk menghindari panas yang
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai
berlebih maka digunakan kipas dalam incubator.
macam bentuk dan tersedia untuk tegangan
Fan digunakan untuk mendistribusikan panas
(voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25
serta mendinginkan jika suhu diatas nilai set
volt hingga 300 volt. Di samping memanfaatkan
point dan kelembaban di bawah nilai set point
cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan
.
lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang
dihasilkan.
25
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
Persiapan Perangkat Keras dan Perangkat
Lunak.
Sebelum membuat rangkaian yang akan
digunakan sebagai pendataan bahan ilmiah,
terlebih
Gambar 4 Fan atau kipas
dahulu
diperlukan
mempersiapkan
sebagai
penunjang
alat
yang
pada
saat
melakukan pengujian pada rangkaian. Adapun
5. LCD (Liquid Crystal Display)
alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagai
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis
berikut :
media tampil yang menggunakan kristal cair
1. Satu buah sensor suhu dan kelembaban DHT
sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan
11
diberbagai bidang misalnya alal - alat elektronik
2. Kabel USB (Universal Serial Bus)
seperti televisi, kalkulator, atau pun
3. Arduino Uno
layar
komputer. Pada penelitian ini aplikasi LCD yang
4. Aplikasi program
digunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah
5. Rangkaian Power Supply yang terhubung
karakter 2x16. LCD sangat berfungsi sebagai
penampil yang nantinya akan digunakan untuk
menampilkan suhu dan kelembaban sensor
dengan bola lampu dan fan
6. Digital Thermo-Hygrometer yang digunakan
sebagai pembanding suhu dan kelembaban
DHT11
Gambar 5 LCD
Gambar 7 Grafik Perbandingan suhu dengan
kondisi bola lampu
Gambar 6 Arduino uno terhubung ke sensor
suhu DHT11
26
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
3. Dari hasil pengujian diketahui bahwa adanya
linearitas nilai suhu dan kelembaban dari sensor
DHT11, dimana presentasi kesalahan rata-rata
dari
perhitungan
suhu
adalah
1,5%
dan
kelembaban adalah 2,5%.
DAFTAR PUSTAKA
A.
Murat.
“New
Features
Development”,
Gambar 8 Grafik Perbandingan Kelembaban
DHT11 dengan Kondisi Fan
For
Packt
Application
Publising
Ltd,
2012.
A. Zaenal. “Mengenal Wireless LAN”, Penerbit
Andi, Yogyakarta, 2005.
Agfianto, P, 2010, Tips dan Trik Mikrokontroler
AT89
KESIMPULAN
dan
AVR,
Gava
Media,
esensi
Bahasa
Yogyakarta.
Setelah melakukan perancangan,pengamatan
B.
Heriyanto
“Esensi
–
dan pengujian alat, berikutkesimpulan yang
Pemrograman
dapat diambil :
Informatika, Bandung, 2011.
1. Sistem monitoring dan control otomatis
Bahasa
parameter yang ditetapkan yaitu suhu normal
ATmega8535,
berkisar
Yogyakarta:
35º
C
-
36º
C
Penerbit
Bejo, Agus, C & AVR Rahasia Kemudahan
inkubator bayi telah berjalan sesuai dengan
antara
Java”,
dengan
kelembaban antara 55% - 70%. Jika suhu tidak
C
dalam
Mikrokontroler
Edisi
Penerbit
Pertama,
Gava
Media,
2005.
kurang dari yang ditetapkan, maka Bohlam yang
Budiharto, Widodo, Panduan Lengkap Belajar
merupakan penghangat akan menyala agar
Mikrokontroler Perancangan Sistem dan
suhu
Aplikasi Mikrokontroler, Jakarta: PT Elex
mencapai
nilai
set
point.
Ketika
kelembaban kurang dari nilai set point maka Fan
akan menyala.
Fungsi
dari
media Komputindo, 2005.
Eko,
Fan
tersebut
selain
untuk
2.
Alat
ini
mampu
Putra,
2002,
Belajar
Mikrokontroler AT89C51/52/55, Penerbit
menurunkan suhu juga meratakan panas dan
mengatur kelembaban.
Agfianto
Gava Media.
Franco, Sergio, 1988, Design With Operational
melakukan
proses
Amplifiers
pemanasan sampai stabil pada suhu 36º C dan
menjaga kelembaban udara pada kondisi 52%
And
Analog
Integrated
Circuits, McGraw-Hill.
H.
Wowiling.
“Aplikasi
Pengendali
Robot
sesuai dengan batasan nilai yang dibutuhkan
Menggunakan Jaringan Wireless Pada
dalam inkubator bayi.
Ponsel
Pintar
Universitas
Android”,
Skripsi,
Sam Ratulangi Fakultas
27
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Teknik,
Jurusan
Teknik
Elektro,
N.
Safaat.
Manado, 2012.
Aplikasi
Mobile
Smartphone dan Tablet PC Berbasis
Hermawan, Fajar, 2011. Penggunaan Teknologi
Android”,
Java Pada Sistem Pengendali Peralatan
Elektronik
“Pemrograman
Melalui
Penerbit
Informatika,
Bandung, 2011.
Bluetooth.
Nalwan, Paulus Andi, 2003, Teknik Antarmuka
http://eprints.undip.ac.id/25485/ di akses
dan pemrograman AT89C51, PT. Elex
pada tanggal 01 Nopember 2012.
Media Komputindo, Jakarta.
I Made Joni & Budi Raharjo, Pemrograman C
dan
Implementasinya,
Oxer, Jonathan & Blemings, Hugh. 2009. Cool
Bandung:
Projects for Open Source Hardware.
Informatika, 2008.
New York : Springer-Verlag.
Intel , 1994, MCS 51 Microcontroller Family
Putra, Indra. 2005. Membuat Program Aplikasi
User’s Manual.
Nyata Dengan Visual Basic 6.0. Andi
Johnson , Curtis D., 2000, Process Control
Instrumentation Technology, Prentice-
Publisher.
Siregar,
Hall International, Inc.
Membongkar
Source
Code
berbagai Aplikasi Android, Gava Media,
Kuat, dkk, 2008. Sistem Pengendalian Lampu
Pada
2011,
Penyewaan
Yogyakarta.
Lapangan
Bulutangkis
[6]
Winoto,
A,
2010,
Mikrokontroler
Indoor.
AVR
ATmega8/32/16/8535
dan
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/162
Pemrogramannya dengan Bahasa C
0 813114_0853-6732.pdf di akses pada
pada WinAVR, Informatika, Bandung.
tanggal 01 Nopember 2012.
Lingga, W, Belajar sendiri Pemrograman AVR
Siregar, ST, MT. “Membongkar Source Code
ATmega8535, Yogyakarta: Andi Offset,
Berbagai Aplikasi Android”, Penerbit
2006.
Gava Media, Yogyakarta, 2012.
Malik,
Moh.
Ibnu
&
Anistardi,
1997,
Bereksperimen dengan Mikrokontroler
and
8031, PT. Elex Media Komputindo,
N.J.:Prentice Hall.
Jakarta.
Master
Tocci, R., J., 1998, Digital Systems Principles
Trainer
Applications
Wardhana,
JNPK-KR.
2005.
Pelatihan
Kesehatan
Republik
Indonesia.
Sendiri
Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2006.
Widodo.
(INOCAH 002 SE-04-226074). Jakarta:
Departemen
Belajar
Cliffs,
Mikrokontroler AVR Seri ATmega8535,
Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri
Neonatal Esensial Dasar - Buku Acuan
Lingga,
Englewood
B,
2010,
Robotika
teori
dan
Implementasi, Andi, Yogyakarta.
Winoto,
Ardi,
Mikrokontroler
ATmega8/16/32/8535
AVR
dan
Mike, McRoberts. 2010. Arduino Starters Kit
Pemrogramannya dengan Bahasa C
Manual. Earthshine Electronics.
pada WinAVR, Bandung : Informatika,
2008.
28
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII
TENTANG KEBERSIHAN ALAT KELAMIN PADA SAAT
MENSTRUASI DI SMP NEGERI 2
Melfi Suryaningsih (1)
1Akademi
Kebidanan, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Intisari
Menstruasi adalah peristiwa penting dalam hidup seorang wanita, dimana menstruasi pertama
terjadi pada usia remaja yaitu 10-16 tahun. Menjaga kebersihan saat menstruasi menjadi hal spenting
karena akibat tidak menjaga kebersihan selama menstruasi mengakibatkan infeksi pada organ
reproduksi. Khususnya Indonesia yang beriklim lembab dibandingkan Eropa yang hawanya kering, akan
mempermudah timbulnya penyakit pada alat kelamin wanita.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswi kelas VIII tentang
kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi di SMP Negeri 2 Padangsidimpuan 2011.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang diperoleh melalui
kuesioner, dimana sampel sebanyak 43 responden, yang diteliti adalah pengetahuan siswi tentang
kebersihan alat kelamin saat menstruasi berdasarkan pendidikan orang tua dan sumber informasi.
Hasil penelitian diperoleh mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 28 responden
(65,1%), mayoritas responden berpengetahuan cukup dengan pendidikan orang tua tingkat menengah
sebanyak 15 responden (34,9 %), dan mayoritas responden berpengetahuan cukup mendapat sumber
informasi dari keluarga dan teman sebanyak 18 responden (41,9 %).
Kata Kunci
: Pengetahuan Siswi Kelas VIII, Kebersihan Alat Kelamin, Menstruasi
PENDAHULUAN
Dalam masa remaja peristiwa terpenting
Kuantitas penduduk remaja jumlahnya
pada remaja putri adalah datang haid yang
tidak dapat diremehkan. Berdasarkan data Profil
pertama kali, biasanya sekitar umur 10-16
Kesehatan Indonesia golongan usia 10-24 tahun
tahun. Saat haid yang pertama ini datang
(definisi WHO untuk young people) adalah 64
disebut menarche. Di desa kecil menarche
juta atau sekitar 31% dari total seluruh populasi,
dianggap
sedangkan khusus untuk remaja usia 10-19
remaja yang mengalami menarche dianggap
adolescence),
sudah masanya melakukan tugas-tugas seorang
tahun
(definisi
WHO
untuk
berjumlah 44 juta atau 21 % (Almawaliy, 2010).
sebagai
tanda
kedewasaan
dan
wanita. Sikap semacam itu hingga kini masih
dipertahankan di beberapa daerah. Oleh sebab-
29
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
sebab tertentu yang dikaitkan dengan keadaan
menstruasi
seperti
berapa
kali
sebaiknya
gizi yang lebih baik. Haid pertama menjadi lebih
perempuan mengganti pembalut dan bagaimana
awal. Di Inggris, rata-rata haid pertama datang
cara membersihkan alat kelamin yang baik.
pada usia 13 tahun. Dibandingkan dengan
keadaan di abad yang lalu, dimana haid
Rumusan Masalah
pertama pada umumnya datang pada usia 15
Berdasarkan latar belakang di atas maka
tahun. Nampaknya anak-anak remaja putri yang
rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini
dari orang tua kurang berada. Tetapi rata-rata
adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan
perbedaan itu tidak lebih dari 6 sampai 9 bulan.
Siswi Kelas VIII Tentang Kebersihan Alat
Pada jaman dulu, wanita yang mengalami haid
Kelamin Pada Saat Menstruasi Di SMP Negeri 2
dianggap berbahaya atau kurang bersih. Bagi
Padangsidimpuan Tahun 2011”.
masyarakat hilangnya darah berarti hilangnya
kehidupan (Jones, 2005).
Tujuan Penelitian
Dikurung adalah salah satu tradisi kuno
yang
diberlakukan
pada
perempuan
yang
1 Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
gambaran
tengah menstruasi. Pada jaman itu, anak gadis
pengetahuan siswi kelas VIII tentang kebersihan
yang sedang haid tidak diperbolehkan keluar
alat kelamin pada saat menstruasi di SMP
dari kamar. Mereka mengalami “pemasungan”
Negeri 2 Padangsidimpuan tahun 2011.
hingga haid usai. Menurut mitos sat itu, darah
2 Tujuan Khusus
yang
menetes
disembarang
tempat
akan
membawa malapetaka (Pribakti, 2010).
Ada
dihadapi
beberapa
remaja
permasalahan
pada
area
1. Untuk
mengetahui
gambaran
pengetahuan siswi kelas VIII tentang
yang
kebersihan
alat
kelamin
pada
kesehatan
menstruasi
di
SMP
Negeri
reproduksi. Masalah rendahnya pengetahuan
Padangsidimpuan
mengenai
berdasarkan pendidikan orang tua.
reproduksi
menjadi
urutan
yang
pertama. Diperoleh informasi bahwa 34,22%
pengetahuan
cukup,
rendah,
sedangkan
memadai.
Makin
2. Untuk
tahun
mengetahui
saat
2
2011
gambaran
37,8%
pengetahuan
pengetahuan siswi kelas VIII tentang
19,50%
pengetahuan
kebersihan
alat
kelamin
pada
persoalan
menstruasi
di
SMP
Negeri
banyaknya
kesehatan reproduksi remaja, maka pemberian
Padangsidimpuan
tahun
informasi, layanan dan pendidikan kesehatan
berdasarkan sumber informasi .
saat
2
2011
reproduksi sangat dibutuhkan (Kustriyani, 2009).
Setelah survei pendahuluan yang telah
Manfaat Penelitian
dilakukan sebelumnya pada tanggal 16 Maret
1. Bagi Remaja Putri, untuk memberikan
2011, dengan cara mewawancarai langsung
informasi tentang menstruasi khususnya
remaja
bagaimana
putri
kelas
VIII
SMP
Negeri
2
menjaga
kebersihan
alat
Padangsidimpuan diperoleh dari 10 responden,
kelamin pada saat menstruasi kepada
7 orang mengatakan belum mengerti bagaimana
siswi
menjaga kebersihan alat kelamin pada saat
Padangsidimpuan tahun 2011.
kelas
VIII
SMP
Negeri
2
30
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
2. Bagi Orang Tua Responden, sebagai
sumber
bacaan
untuk
Lokasi Dan Waktu Penelitian
memahami
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2
pentingnya menjaga kesehatan reproduksi
Padangsidimpuan,
Penelitian
dilakukan
dari
remaja putri khususnya dalam masa
bulan Maret – Juli tahun 2011. Pengumpulan
menstruasi yang kiranya dapat diterapkan
data dilakukan pada hari Jumat tanggal 20 Mei
pada anak-anak perempuannya.
2011.
3. Bagi tempat penelitian, sebagai bahan
masukan kepada pihak SMP Negeri 2
Populasi Dan Sampel
Padangsidimpuan
Populasi
informasi
untuk
kepada
memberikan
siswa
tentang
pentingnya kesehatan reproduksi remaja.
4. Bagi Pihak Institusi Pendidikan, sebagai
Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai
kuantitas
dan
karakteristik
tertentu
yang
sumber bacaan di perpustakaan Akbid
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
Darmais Padangsidimpuan..
ditarik kesimpulan.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai salah
Adapun populasi dalam penelitian ini
satu sumber bacaan dan menjadi bahan
adalah
perbandingan dengan karya tulis ilmiah
Padangsidimpuan berjumlah 174 orang.
lain agar peneliti selanjutnya mampu
Sampel
menciptakan karya tulis ilmiah yang lebih
baik.
kelas
VIII
SMP
Negeri
2
Sampel adalah bagian populasi yang akan
diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik
6. Bagi Peneliti, sebagai penerapan mata
kuliah
siswi
metodologi
penelitian
dan
yang dimiliki oleh populasi.
Menurut
Arikunto
orang
maka
karya tulis ilmiah, serta sebagai masukan
keseluruhan populasi dijadikan sampel, dan jika
pengetahuan
jumlah populasi lebih dari 100 pengambilan
alat
kelamin pada saat menstruasi.
sampel menjadi 10% -15% atau 20% - 25 % dari
jumlah
METODE PENELITIAN
100
jumlah
popuasi
kebersihan
dari
jika
menambah pengalaman dalam penulisan
tentang
kurang
(2006)
populasi.
Maka
peneliti
mengambil
sampel sebanyak 25 % dari populasi yang
Berdasarkan uraian teori dan perumusan
berjumlah 174 orang. Maka jumlah sampel
masalah diatas, maka penulis mengembangkan
dalam penelitian ini adalah 43 orang siswi dan
kerangka konsep sebagai berikut :
menggunakan
Gambar 1 Kerangka Konsep
Variablel Independent
Variabel Dependent
secara
acak
mengingat
teknik
pengambilan
sistematik.
keterbatasan
Hal
ini
sampel
dilakukan
waktu
dalam
penyusunan dan pelaksanaan penelitian.
Pendidikan Orang Tua
Pengetahuan Siswi Kelas II
Tentang kebersihan
Alat Kelamin
Sumber Informasi
Pada Saat Menstruasi
Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya
diolah melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Proses Editing
31
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Melakukan pencegahan kesalahan dan
Tabel 1
kekeliruan dalam mengumpulkan data
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswi Kelas
melalui
VIII Tentang Kebersihan
kesioner
yang
telah
dikumpulkan.
2. Proses Coding
Merubah data yang telah diedit ke
Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi Di SMP
Negeri 2
Padangsidimpuan 2011
bentuk angka-angka.
3. Proses Tabulating
Untuk mempermudah analisis data dan
pengolahan data serta pengambilan
No.
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
1
Baik
7
16,3 %
2
Cukup
28
65,1 %
3
Kurang
8
18,6 %
43
100 %
Jumlah
kesimpulan, maka data ini selanjutnya
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 43
dimasukkan ke dalam tabel distribusi
responden mayoritas berpengetahuan cukup
frekuensi.
sebanyak
28
responden
(65,1
%),
berpengetahuan kurang sebanyak 8 responden
p= x100%
Keterangan:
p
:
persentase responden yang dijawab
F
:
frekwensi jawaban yang benar
N
:
jumlah soal
(18,6%) dan minoritas berpengetahuan baik
sebanyak 7 responden (16,3 %).
Tingkat Pengetauan Responden Berdasarkan
Pendidikan Orang Tua
Dari penelitian yang telah dilakukan,
Analisa Data
maka diperoleh data sebagai berikut:
Analisis data dilakukan secara deskriptif
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan
dengan melihat perentase data yang terkumpul
Siswi Kelas VIII Tentang Kebersihan Alat
dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan
Kelamin Pada Saat Menstruasi Berdasarkan
dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian
Pendidikan Orang Tua Di SMP Negeri 2
dengan menggunakan teori dari perpustakaan
Padangsidimpuan 2011
yang ada.
Pengetahuan dinilai dengan:
a. Skor jawaban yang salah adalah 0 (skor
Pengetahuan
N
o
dikalikan skor) yaitu 0 x 20 = 0
Tua
1
b. Skor jawaban yang benar adalah 5 (skor
maksimal dari setiap aspek dikalikan skor)
n
Orang
maksimal dari setiap aspek jawaban
2
diperoleh, maka diperoleh data sebagai berikut:
F
%
F
-
-
9
Kurang
%
20,9
%
F
6
%
F
%
13,9
1
34,9
%
5
%
2
53,5
3
%
Menenga
h
(SMA,
6
SMK)
13,
9%
15
34,9
%
2
4,7%
Tinggi
(Pergurua
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
Cukup
SMP)
3
Tingkat Pengetahuan Responden
Baik
Dasar
(SD,
yaitu 5 x 20 = 100
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah
Pendidika
n
Tinggi,
1
2,3
%
4
9,3%
-
-
5
28
65,1
8
18,6
4
%
3
11,6
%
Akademi)
Jumlah
7
16,
2%
Tabel diatas menunjukkan bahwa
%
100%
berdasarkan pendidikan
orang tua dari 15 responden dengan orang tua
32
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
berpendidikan dasar mayoritas berpengetahuan
%) dan minoritas berpengetahuan kurang dan
cukup yaitu 9 responden (20,9 %) dan minoritas
baik yaitu masing-masing 1 responden (2,3 %).
berpengetahuan kurang yaitu 6 responden (13,9
Dari 28 responden yang memperoleh informasi
%). Dari 23 responden dengan orang tua
dari
berpendidikan
mayoritas
berpengetahuan cukup yaitu 18 responden (41,9
berpengetahuan cukup yaitu 15 responden (34,9
%) dan minoritas berpengetahuan baik dan
%) dan minoritas berpengetahuan kurang yaitu
kurang yaitu masing-masing 5 responden (11,6
2 responden (4,7 %). Dari 5 responden dengan
%).
orang
tua
menengah
berpendidikan
tinggi
keluarga
dan
teman
mayoritas
mayoritas
berpengetahuan cukup yaitu 4 responden (9,3
PEMBAHASAN
%) dan minoritas berpengetahuan baik yaitu 1
Pengetahuan
responden (2,3 %).
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
diketahui bahwa dari 43 responden memiliki
Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan
pengetahuan cukup sebanyak 28 responden
Sumber Informasi
(65,1 %), berpengetahuan kurang sebanyak 8
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel
3.
Pengetahuan
Distribusi
Siswi
Kelas
sebanyak 7 responden (16,3 %).
Frekuensi
VIII
responden (18,6%) dan berpengetahuan baik
Tentang
Perbedaan
memiliki
jumlah
pengetahuan
Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi
pengetahuan
kurang
Berdasarkan Sumber Informasi Di SMP Negeri 2
pengisian
kuesioner
Padangsidimpuan 2011
kuesioner
yang
responden
baik,
cukup,
dan
dari
hasil
diperoleh
penelitian
diisi
oleh
yang
dimana
responden
berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki.
Pengetahuan
Menurut asumsi peneliti pengetahuan yang
No
Sumber
Informasi
Media
1
Massa
Baik
Cukup
Kesehat
%
F
%
F
%
F
%
pendidikan responden, dari pengalaman pribadi
1
2,3%
1
2,3%
2
4,7%
4
9,3%
atau berasal dari media massa yang mereka
1
2,3%
9
1
2,3%
1
25,6
temui. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
1
%
an
Keluarga
3
dan
5
Teman
Jumlah
dimiliki oleh responden diperoleh dari jenjang
F
Tenaga
2
Kurang
Jumlah
7
11,6
%
16,2
%
18
28
20,9
%
41,9
%
65,1
%
5
8
11,6
2
%
8
18,6
%
bahwa pengetahuan siswi kelas VIII adalah
5,1%
pada kategori cukup dengan pendidikan orang
4
100
3
%
tua pada tingkat menengah (SMA/SMK), dan
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 4
responden melalui media massa mayoritas
pengetahuan yang mereka miliki diperoleh dari
keluarga dan teman.
berpengetahuan kurang yaitu 2 responden (4,7
%) dan minoritas berpengetahuan baik dan
Gambaran
cukup yaitu masing-masing 1 responden (2,3
Pendidikan Orang Tua
%). Dari 11 responden yamg medapatkan
Hasil
Pengetahuan
penelitian
Berdasarkan
menunjukkan
bahwa
informasi dari tenaga kesehatan mayoritas
berdasarkan pendidikan orang tua dari 15
berpengetahuan cukup yaitu 9 responden (20,9
responden dengan orang tua berpendidikan
33
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
dasar mayoritas berpengetahuan cukup yaitu 9
dampak yang berbeda terhadap pengetahuan
responden
minoritas
anak, orang tua yang mempunyai waktu luang
berpengetahuan kurang yaitu 6 responden (13,9
lebih banyak akan memiliki waktu lebih banyak
%). Dari 23 responden dengan orang tua
pula
berpendidikan
pengetahuan pada anaknya.
(20,9
%)
dan
menengah
mayoritas
dalam
memberikan
pemahaman
dan
berpengetahuan cukup yaitu 15 responden (34,9
Hasil penelitian tidak selamanya sejalan
%) dan minoritas berpengetahuan kurang yaitu
dengan teori yang disampaikan oleh Gunarsa
2 responden (4,7 %). Dari 5 responden dengan
(2011)
orang
disebut sebagai lingkungan pendidikan informal
tua
berpendidikan
tinggi
mayoritas
bahwa
lingkungan
yang
%) dan minoritas berpengetahuan baik yaitu 1
perkembangan anak. Dimana semakin tinggi
responden (2,3 %).
pendidikan orang tua maka akan semakin tinggi
asumsi
penulis
keluarga
pula
pengetahuan
berbagai
sering
berpengetahuan cukup yaitu 4 responden (9,3
Menurut
mempengaruhi
keluarga
dan
aspek
pemahaman
anak.
terutama orang tua memiliki tanggung jawab
Karena dari hasil penelitian sebagian aspek
dan peran
sejalan dengan teori sementara sebagian aspek
yang besar dalam memberikan
pengajaran kepada anak. Orang tua yang
yang lain tidak.
memiliki pendidikan dan pengetahuan yang
lebih luas akan bersifat lebih terbuka dalam
Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Sumber
menyampaikan informasi kepada anak-anaknya.
Informasi
Hal ini terlihat jelas dalam pemberian informasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
tentang kesehatan reproduksi, karena untuk
4 responden melalui media massa mayoritas
membicarakan hal yang berhubungan dengan
berpengetahuan kurang yaitu 2 responden (4,7
alat kelamin masih dianggap tabu oleh orang
%) dan minoritas berpengetahuan baik dan
tua. Selain itu tidak seluruh jenjang pendidikan
cukup yaitu masing-masing 1 responden (2,3
memberikan
%). Dari 11 responden yang medapatkan
dengan
informasi
kesehatan
yang
berhubungan
reproduksi.
Hanya
informasi dari tenaga kesehatan mayoritas
pendidikan
khusus
yang
mendalami
berpengetahuan cukup yaitu 9 responden (20,9
pengetahuan
tentang
kesehatan
reproduksi
%) dan minoritas berpengetahuan kurang dan
contohnya orang tua yang memiliki pendidikan
baik yaitu masing-masing 1 responden (2,3 %).
diploma
Dari 28 responden yang memperoleh informasi
III
dengan
jurusan
kebidanan,
keperawatan atau jurusan kesehatan yang lain.
dari
Pada
memiliki
berpengetahuan cukup yaitu 18 responden (41,9
pendidikan kesehatan akan menerapkan ilmu
%) dan minoritas berpengetahuan baik dan
yang mereka miliki kepada anak-anak mereka.
kurang yaitu masing-masing 5 responden (11,6
Tentunya tingkat pengetahuan responden atau
%).
akhirnya
orang
tua
yang
siswi dari orang tua yang berpendidikan dasar,
keluarga
dan
teman
mayoritas
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
mayoritas
pengetahuan
akan berbeda. Tidak hanya itu tingkat kesibukan
cukup dengan sumber informasi yang digunakan
orang tua dalam bekerja juga dapat memberikan
adalah
berasal
dari
responden
keluarga
dan
adalah
teman.
34
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Menurut
asumsi
penulis
informasi
tentang
kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi
dapat
diperoleh
walaupun
pada
dari
keluarga
hakikatnya
dan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
teman
informasi
Dari
hasil
penelitian
“Gambaran
yang
Pengetahuan Siswi Kelas II Tentang Kebersihan
diperoleh dari tenaga kesehatan lebih akurat.
Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi Di SMP
Lingkungan keluarga berperan besar terhadap
Negeri 2 Padangsidimpuan 2011” maka dapat
anak karena keluarga yang langsung atau tidak
diambil kesimpulan sebagai berikut:
langsung terus-menerus berhubungan dengan
1. Tingkat Pengetahuan Responden
(stimulasi)
Dari
melalui berbagai corak komunikasi antara orang
berjumlah
tua dengan anak. Teman memiliki andil dalam
responden yang berpengetahuan cukup yaitu 28
menentukan tingkat pengetahuan remaja putri
responden (65,1 %) dan yang berpengetahuan
melalui diskusi-diskusi kecil. Dengan merasakan
kurang adalah 8 responden (18,6%) dan 7
manfaat dari suatu ide bagi dirinya, maka
responden (16,3 %) yang berpengetahuan baik.
seseorang akan menyebarkan ide tersebut pada
3.
anak,
memberikan
rangsangan
orang lain. Kurangnya minat siswi untuk mencari
keseluruhan
43
Tingkat
responden
yang
diperoleh
bahwa
responden
Pengetauan
Responden
Berdasarkan Pendidikan Orang Tua
informasi tentang kesehatan reproduksi akan
Berdasarkan
pendidikan
orang
tua,
membuat pengetahuan siswi menjadi rendah
responden dengan pendidikan orang tuanya
pula tentang kesehatan reproduksi.
adalah
Teori yang dikemukakan juga oleh
Notoatmodjo
informasi
(2007)
mengatakan
kesehatan
dapat
bahwa
diperoleh
dari
pendidikan
dasar
mayoritas
berpengetahuan cukup yaitu 9 responden (20,9
%),
pendidikan
menengah
mayoritas
berpengetahuan cukup yaitu 15 responden (34,9
berbagai aspek yang dipakai dalam masyarakat.
%)
Dimana
berpengetahuan cukup yaitu 4 responden (9,3
informasi
sehubungan
yang
dengan
diperoleh
informasi
siswi
tentang
dan
pendidikan
tinggi
mayoritas
%).
kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi
yang berasal dari tenaga kesehatan, keluarga
tingkat
dan teman atau media massa. Informasi yang
penyebab timbulnya ketidaksesuaian antara
diperoleh dari tenaga kesehatan dapat berupa
teori
penyuluhan-penyuluhan
tentang
jumlah frekuensi tiap variabel) selain pendidikan
kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi ,
orang tua adalah lingkungan pergaulan atau
informasi yang diperoleh dari keluarga dapat
sosial
berupa nasehat-nasehat, sedangkan informasi
sepermainannya dan lingkungan rumah. Bahkan
yang diperoleh dari media massa berupa
pada beberapa anak tingkat pengetahuan yang
majalah, surat kabar, radio, televisi, radio dan
rendah dipengaruhi oleh tekanan yang terlalu
internet.
tinggi dari orang tuanya, misalnya orang tua
kesehatan
pengetahuan
dengan
anak
siswi
kenyataan
dengan
yang
menjadi
(rendah/tingginya
teman-teman
yang sangat disiplin dan menuntut prestasiprestasi yang terbaik atau sangat memaksa
anaknya
untuk
mengikuti
banyak
kegiatan
35
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
ekstrakurikuler tanpa menghiraukan penolakan
dari tenaga kesehatan diharapkan remaja
yang diajukan anaknya.
lebih mandiri dan tidak hanya menerima
4.
Tingkat
Pengetahuan
Responden
Berdasarkan Sumber Informasi
informasi kesehatan reproduksi dari orang
tua saja.
Berdasarkan sumber informasi, responden
2. Bagi Orang Tua, diharapkan agar lebih
yang mendapatkan informasi dari media massa
terbuka kepada remaja putrinya dalam
mayoritas
2
memberikan informasi tentang kesehatan
yang
reproduksi khususnya tentang menstruasi
mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan
dengan mengenyampingkan istilah tabu
mayoritas
demi kesehatan reproduksi remaja putri.
berpengetahuan
responden
(4,7
%),
kurang
yaitu
responden
berpengetahuan
cukup
yaitu
9
responden (20,9 %) dan responden yang
3. Bagi SMP Negeri 2 Padangsidimpuan agar
mendapatkan informasi dari keluarga dan teman
lebih banyak bekerjasama dengan petugas
mayoritas
kesehatan dalam memberikan informasi
berpengetahuan
cukup
yaitu18
responden (41,9 %).
tentang dampak kehamilan remaja dan
Sumber informasi melalui media massa
memasukkan pembahasan atau penyuluhan
dan petugas kesehatan dalam penelitian ini
tentang menstruasi ke dalam kegiatan UKS
mempengaruhi pengetahuan siswi dalam jumlah
(Usaha Kesehatan Sekolah).
yang tidak banyak. Hal ini dapat terjadi karena
4. Bagi Institusi Pendidikan Akbid Darmais
pada seorang anak dalam pendidikan dasar
Padangsidimpuan, agar mengupas lebih
masih banyak membutuhkan bimbingan orang
detail
tua, dan belum sepenuhnya mampu berbuat
organ reproduksi pada saat menstruasi di
mandiri. Selain itu pada pendidikan tingkat SMP
dalam perkuliahan, karena berhubungan
kelas VIII, mata pelajaran tentang kesehatan
dengan individu setiap mahasiswi.
reproduksi
belum
dipelajari
sehingga
tentang
pembahasan
kebersihan
Bagi Peneliti Selanjutnya yang ingin meneliti
pengetahuan siswi juga masih terbatas tentang
tentang
kesehatan
reproduksi
khususnya
kesehatan reproduksi khususnya kebersihan
menstruasi agar membahasnya lebih detail dan
saat menstruasi.
lengkap ditambah dengan mengajukan variabelvariabel lain
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka
saran
yang
diberikan
sehubungan
dengan
Remaja
Putri
Padangsidimpuan,
meningkatkan
kebersihan
SMP
Negeri
diharapkan
pengetahuan
alat
kelamin
2
dapat
tentang
pada
saat
menstruasi. Dengan mudahnya akses untuk
mencari
Arikunto, Suharsini, 2006. Prosedur Penelitian,
Pendekatan
penelitian ini adalah:
1. Bagi
DAFTAR PUSTAKA
informasi
tentang
kesehatan
Praktek.Edisi
Revisi
VI.
Rineka Cipta. Jakarta
Hidayat, A Aziz Alimul, 2010. Metode Penelitian
Kebidanan
&
Teknik
Analisis
Data,
Salemba Medika, Jakarta.
Jones, Derek Llewellyn, 2005. Setiap Wanita,
Dellapratasa Publishing. Jakarta
reproduksi baik dari media massa maupun
36
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Gunarsa, Singgih, 2011. Psikologi Praktis: Anak,
http://eprints.undip.ac.id. [akses: 25 Maret
Remaja Dan Keluarga. Gunung Mulia.
Jakarta.
2011]
Kustriyani,
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, 2010. Ilmu
2009.
Menik,
Perbedaan
Pengetahuan Dan Sikap Siswi Sebelum
Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB
Dan
Untuk Pendidikan Bidan Edisi 2, EGC.
Kesehatan Tentang Keputihan Di SMU
Jakarta
Negeri 4 Semarang, Skripsi, Fakultas
Notoatmodjo,
Soekidjo,
Kesehatan
2007.
Sesudah
Kedokteran,
Pemberian
Universitas
Pendidikan
Diponegoro,
Masyarakat Ilmu Dan Seni, Rineka Cipta.
Semarang.
Jakarta.
http://eprints.undip.ac.id. [akses 25 Maret
Notoatmodjo,
Soekidjo,
Penelitian
Metodologi
2005.
Kesehatan,
Rineka
Cipta,
Dipublikasikan.
2011]
Almawaliy,
Hafidzoh,
Reproduksi Remaja (KRR) : Perhatian
Jakarta.
Pribakti, 2010. Tips Dan Trik Merawat Organ
Besar Bagi Islam, http://www.rahima.or.id.
Intim, Sagung Seto. Jakarta.
[akses :15 Maret 2011]
Rachimhadi, Trijatmo, 2008. Ilmu Kebidanan,
Elistiawati,
2006.
75%
Wanita
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Keputihan.
Jakarta .
[akses: 4 April 2011]
Psikologi
Sarwono, Sarlito Wirawan, 2008.
Organ
Schust, Danny J. Dan Linda J. Heffner, 2006. At
Glance
System
Reproduksi
Remaja
Multiply,
Problem
Fitramaya. Yogyakarta
Untuk
Remaja,
Tunas
Publishing. Yogyakarta
Menstruasi,
Situs
Pembalut
Wanita.
[akses
:15
Maret 2010]
2009,
Higiene
Menstruasi.
http://higienemenstruasi.com
[akses:15
Sikap
Rumakom,2007,
Sumber
Informasi.
http://rumakom.wordpress.com.[akses:24
Maret 2011]
Egong, Yosedina Lidia Wati, 2005.: Hubungan
Pengetahuan,
Ketika
Maret 2011]
Winaris, Imam Wahyu, 2010. 100 Tanya Jawab
Kesehatan
2010.
Nilna,
Widyastuti, Yani, 2009. Kesehatan Reproduksi,
Intim
http://situspembalutwanita
Dan
Solusinya, Erlangga. Jakarta
http://www.detiknews.com
:15 Maret 2011]
Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010.
Kesehatan
Alami
http://kesehatan.kompasiana.com [akses
Edisi
Kedua, Erlangga. Jakarta.
RI
Fatihah, Melani, 2010. Tips Menjaga Kebersihan
Remaja, Raja Grafindo Persada. Jakarta
a
Kesehatan
2010.
Dan
Romeltea
Magazine,
2011,
Media
Massa:
Sumber
Makna, Karakter, Jenis, dan Fungsi.
Informasi Tentang Menstruasi Dengan
http://www.romeltea.com/ [akses 24 Maret
Praktik Hygiene Menstruasi Pada Remaja
2011]
Putri (Studi Pada Siswi Kelas II SLTP N
12
Semarang),
Kedokteran,
Semarang.
Skripsi.
Universitas
Fakultas
Diponegoro,
Samani, 2011.Pengertian, Penyebab Dan Ciri
Pubertas. http://www.cindycomputer.com
[akses: 4 April 2011]
Dipublikasikan.
37
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Sumber
Ilmu,
Remaja
2008,
Perkembangan
Putri.
Seks
http://sumberilmu.info
[akses: 2 April 2011]
Wikipedia,
2011,
Wikipedia,
2011,
Pendidikan.
http://www.wikipedia.org. [akses:18 Maret
2011]
Kebersihan.
Wikipedia,
2010.
Umur,
http://www.wikipedia.org [akses: 18 Maret
http://www.wikipedia.org. [akses: 18 Maret
2011]
2011]
38
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS)
TENTANG KANKER PAYUDARA DI KELURAHAN PALOPAT MARIA
LINGKUNGAN II KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN HUTAIMBARU
Sri Itayanni(1)
1Akademi
Kebidanan, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Intisari
Jumlah penderita kanker payudara yang dapat menyebabkan tingginya angka kesakitan dan
kematian yang disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan terhadap
payudara sehingga penanganannya akan terlambat.
Penelitian bersifat deskriptif menggunakan data primer dan data sekunder, sampel sebanyak 30
responden, dengan tujuan untuk mengetahui
Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)
Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Malopat maria Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan
Hutaimbaru Tahun 2012, berdasarkan umur, pendidikan, dan sumber informasi. Data di olah dengan
editing, coding, tabulating, kemudian dianalisa dan di kumpul dalam tabel yang dilanjutkan dengan
membahas hasil penelitian dengan teori kepustakaan yang ada.
Hasil penelitian diketahui dari 30 responden mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 15
responden (50%). Berdasarkan umur mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden (20%).
Berdasarkan pendidikan mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 13 responden (43,3%).
Berdasarkan sumber informasi mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 13 responden (43,3%).
Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan sehingga meningkatkan
kesadaran masyarakat khususnya wanita usia subur untuk melaksanakan periksa dini kanker payudara
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Kata kunci : Pengetahuan, wanita usia subur, kanker payudara
PENDAHULUAN
Kanker payudara adalah jenis kanker
Menurut organisasi kesehatan dunia
yang paling banyak ditemui di negara – negara
(World Health Organization: WHO), jumlah
yang sedang berkembang, WHO menyebutkan
kematian akibat kanker payudara
8 – 9% wanita akan mengalami kanker payudara
pada tahun
2000, di perkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis
dalam hidupnya (Cyntia, 2009).
menderita kanker payudara dan lebih dari
Kanker payudara adalah suatu penyakit
700.000 meninggal karena kanker payudara
neoplasma yang ganas yang berasal dari
(Cyntia, 2009).
parenchyma
dimana
sel
telah
kehilangan
pengendalian mekanisme normalnya, sehingga
39
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali ( Jones, 2001 ).
Berdasarkan sistem informasi Rumah
sakit tahun 2007 kanker payudara menempati
Masalah kanker payudara juga ditandai
urutan
pertama
pada
pasien
rawat
inap
dengan tingginya mortalitas, untuk itu tingginya
diseluruh rumah sakit di Indonesia (16,5%)
kematian kanker payudara berhubungan dengan
kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia
keterlambatan
adalah kanker payudara dengan angka kejadian
diagnosis,
beberapa
data
menunjukkan bahwa lebih dari 50% pasien
26 per 100.000 perempuan (Sudarianto, 2010).
datang dalam stadium lanjut (stage III dan
Di Sumatera Utara, menurut prevalensi
IV).Bila seorang wanita yang terkena kanker
data dari Departemen Kesehatan RI tahun
payudara dan pada awalnya wanita tersebut
2007 kejadian kanker payudara sebanyak 8.227
tidak mengacuhkannya sehingga keadaannya
kasus atau 16,5% dan kanker leher rahim 5.786
semakin parah bahkan sampai pada stadium
kasus atau11,78% .Berdasarkan laporan Rumah
lanjut dan pada akhirnya deteksi dini dan
Sakit Haji Medan tentang kasus wanita dengan
penanganan
menjadi
kanker payudara periode 2008 – 2009 yaitu 40
terlambat. Tingginya mortalitas ini tidak hanya
jumlah kasus (Media Sumatera Utara.com,
disebabkan oleh keterlambatan kemampuan
2011).
pengobatan
kanker
dirumah
payudara
sakit
tetapi
lebih
Dan
untuk
Daerah
Kota
disebabkan oleh faktor – faktor pasien itu sendiri
Padangsidimpuan, menurut data dari Rumah
seperti
Sakit Umum Kota Padangsidimpuan, wanita
:
keterlambatan
pengobatan,
keterlambatan ekonomi (kebanyakan masalah
yang
sosial
sebanyak
ekonomi
rendah)
serta
rendahnya
menderita
0,6
penyakit
%
dari
kanker
payudara
keseluruhan
kasus
pengetahuan tentang kanker payudara dan
penyakit yang ada di Rumah Sakit Umum
kematian biasanya tidak langsung disebabkan
Daerah
oleh kanker payudara itu sendiri tetapi karena
tapanuli selatan, 2010).
kanker payudara mempunyai metastasis yang
Kota
Padangsidimpuan
(www.profil
Berdasarkan survey pendahuluan yang
cepat dan jauh (Quik Metastasis) misalnya,
dilakukan
paru-paru dan tulang (Dr. MN. Bustan. 2007).
Lingkungan II Tahun 2012 di temukan 1 wanita
di
Kelurahan
Palopat
Maria
Di Indonesia masalah kanker payudara
usia subur yang menderita kanker payudara.
menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70%
Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis,
penderita datang ke dokter pada stadium yang
terdapat 7 dari 8 wanita usia subur yang tidak
sudah lanjut, maka dari itu permasalahan
mengetahui tentang kanker payudara.
mengenai
kanker
payudara
memang
Berdasarkan uraian di atas penulis
membutuhkan perhatian khusus (Saryono, 2009
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
).
Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur
Faktor resiko timbulnya kanker payudara pada
Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Palopat
wanita adalah:umur, sejarah keluarga, kanker
Maria
payudara sebelumnya, kondisi-kondisi payudara
Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2012.
lainnya, terapi radiasi, faktor-faktor hormon,
Perumusan Masalah
Lingkungan
II
Kecamatan
faktor-faktor gaya hidup (Saryono, 2009).
40
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang diatas maka
penulis
merumuskan
permasalahan
yaitu
“Bagaimana Gambaran Pengetahuan Wanita
Usia
Subur
Kelurahan
Tentang
Palopat
Kecamatan
Kanker
Maria
Payudara
di
Lingkungan
II
Padangsidimpuan
Hutaimbaru
Variabel Independen
Variabel
Dependen
-Umur
Pengetahuan Wanita
-Pendidikan
Usia Subur Tentang
-Sumber Informasi
Kanker Payudara
Tahun 2012?”.
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Untuk
Pengetahuan
mengetahui
Wanita
Usia
Gambaran
Subur
Lokasi Penelitian
Tentang
Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan
Kanker Payudara di Kelurahan Palopat Maria
Palopat Maria Lingkungan II
Kecamatan
Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan
Padangsidimpuan
Hutaimbaru Tahun 2012.
Proses penelitian dilakukan pada bulan februari
Tujuan Khusus
sampai bulan agustus 2012.
Hutaimbaru
Tahun
2012.
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan
wanita usia subur tentang kanker payudara
Populasi Dan Sampel
berdasarkan umur.
Populasi
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan
Populasi adalah keseluruhan subjek
wanita usia subur tentang kanker payudara
penelitian (Arikunto , 2006).Populasi dalam
berdasarkan pendidikan.
penelitian ini adalah wanita usia subur di
3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan
wanita usia subur
tentang kanker payudara
berdasarkan sumber informasi.
Kelurahan
Palopat
Maria
Lingkungan
II
Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru yaitu
sebanyak 150 orang.
.
sampel
METODE PENELITIAN
Menurut
Kerangka Konsep
Kerangka
Arikunto
(2006),
sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang
konsep
adalah
suatu
diteliti. Apabila subjeknya < 100 maka subjeknya
hubungan atau kaitan antara satu konsep
Total Sampling , tapi jika jumlah populasi > 100
terhadap konsep lainnya, atau antara variabel
dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % dari
yang satu dengan variabel lainnya dari masalah
populasi sehingga didapatkan sampel 20 % dari
yang akan diteliti (Hidayat, 2010).
populasi yaitu sebanyak 30 orang.
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan
Dalam penelitian ini cara pengambilan
penelitian, dan landasan teoritis, maka penulis
sampel secara random sampling yaitu Sistem
dapat mengembangkan konsep sebagai berikut:
Acak Sistematis, dan mengacu pada pendapat
Arikunto, peneliti mengambil 20 % sampel dari
total populasi.
41
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
distribusi
frekuensi,
kemudian
dicari
besar
presentase jawaban masing-masing responden
Pengolahan Dan Analisa Data
dan selanjutnya dilakukan pembahasan dengan
Pengolahan Data
menggunakan teori kepustakaan yang ada
Adapun metode pengolahan data yang
digunakan adalah :
sehingga dapat diambil kesimpulan dengan
memberikan skor pada setiap jawaban yang
1.Editing
diberikan , dimana:
Pada tahap ini, penulis melakukan
1.Untuk jawaban yang salah adalah 0 (skor
penelitian terhadap data yang diperoleh
maksimal dari setiap aspek
kemudian
skor ) yaitu 0
diteliti
apakah
terdapat
kekeliruan atau tidak dalam penulisan
(Hidayat, 2010).
x 20=0.
2.Untuk jawaban yang benar adalah 5 (skor
2. Coding
maksimal dari setiap aspek jawaban dikalikan
Merupakan kegiatan pemberian kode
setiap
jawaban dikalikan
jawaban
mempermudah
responden
untuk
pengolahan
data.
skor ) yaitu 5 x
20=100.
(Hidayat, 2010).
3.Tabulating
HASIL DAN PEMBAHASAN
Memasukkan data yang telah lengkap
dihitung
dengan
variabel
Hasil
yang
Dari penelitian yang dilakukan tentang
dibutuhkan lalu dimasukkan kedalam
Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur
tabel frekuensi (Hidayat, 2010).
(WUS) Tentang Kanker Payudara di Kelurahan
Menurut Machfoedz (2009) yang diambil
Palopat Maria Lingkungsan II
Hutaimbaru
Kecamatan
dari buku Arikuto. Rumus yang digunakan
Padangsidimpuan
Tahun
2012
adalah:
peneliti mendapat hasil terhadap 30 responden
sebagai berikut:
Berdasarkan Pengetahuan
Rumus : P =
F
X 100 %
N
Berdasarkan hasil pengumpulan data di
temukan
tingkat
pengetahuan
responden
Keterangan :
Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Palopat
P
:Presentase
Maria
F
:Jumlah yang benar
Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2012 pada
N
:Jumlah sampel
tabel berikut:
Lingkungsan
II
Kecamatan
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Wanita Usia
Analisa Data
Analisa data yang dilakukan dengan cara
Subur (WUS)
Kelurahan
deskriptif dengan melihat presentase data yang
Kecamatan
terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel
Tahun 2012
Tentang Kanker Payudara di
Palopat
Maria
Lingkungan
Padangsidimpuan
II
Hutaimbaru
42
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
berada pada umur 15-24 tahun sebanyak 11
No
Pengetahuan
Frekuensi
%
1
Baik
11
36,7
2
Cukup
4
13,3
3
Kurang
15
50
30
100
Jumlah
orang (36,7%) dengan berpengetahuan kurang
sebanyak
6
orang
(20%)
dan
minoritas
responden berada pada umur 25-34 tahun
sebanyak
6
orang
(20%),
dengan
berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang
Sumber : Hasil Kuesioner
(3,3%).
Berdasarkan Pendidikan
Analisa Data :
Berdasarkan hasil pengumpulan data di
Berdasarkan tabel1 di atas mayoritas
responden
sebanyak
berpengetahuan
15
orang
yaitu
temukan
tingkat
pengetahuan
minoritas
Tentang
Kanker
Payudara
kurang
(50%)
dan
berpengetahuan cukup 4 orang (13,3%).
pendidikan
di
Kelurahan
Lingkungan II
Kecamatan
responden
berdasarkan
Palopat
Maria
Padangsidimpuan
Hutaimbaru Tahun 2012 pada tabel berikut:
Berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil pengumpulan data di
Tabel 3 Distribusi
Frekuensi
Pengetahuan
Wanita Usia Subur (WUS)
Tentang Kanker
Tentang Kanker Payudara berdasarkan umur di
Payudara
Palopat
Kelurahan
Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan
temukan
tingkat
pengetahuan
Palopat
Maria
Kecamatan
responden
Lingkungan
II
Padangsidimpuan
Hutaimbaru Tahun 2012 pada tabel berikut:
Tabel
2
Distribusi
Frekuensi
Tentang Kanker
Payudara
Palopat
Kelurahan
Kelurahan
Hutaimbaru
Berdasarkan
Pendidikan Tahun 2012
Pengetahuan
N
Maria
o
Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan
1
Tingkat Pendidikan
Baik
Cukup
Dasar (SD dan SMP)
o
1
F
15-24
3
%
10
Cukup
Kurang
F
F
2
%
6,7
6
tahun
2
25-34
3
10
2
6,7
1
tahun
3
35-44
±
%
%
%
F
%
F
%
-
-
-
-
1
4
1
4
3
3,
3
3,
3
10
-
2
6,7
-
-
3
-
5
tahun
36,
1
7
4
P.T
(Akademik
dan
5
1
7
20
6
20
Sumber : Hasil Kuesioner
7
23,
Analisa Data :
Jumlah
1
5
3
10
5
0
0
0
Analisa Data:
tabel 2 di atas dapat
dilihat dari 30 responden mayoritas responden
1
3
7
1
6,
1
3,
-
-
6
3
2
0
1
3
1
1
5
3
1
1
6,
4
3,
5
0
0
0
7
3
0
Berdasarkan tabel 3 diatas dari 30
3
3
3
6,
7
6
13,
2
0
6,
3,
1
1
7
3
36,
1
3
0
1
Sumber : Hasil Kuesioner
Berdasarkan
2
1
6,
1
6
0
7
Jumlah
(SMA
2
0
49
Menengah
Perguruan Tinggi)
3
tahun
4
F
%
F
sederajat)
Pengetahuan
Baik
F
3
2
Umur
Kuran
g
Hutaimbaru Berdasar kan Umur Tahun 2012
N
Maria
Pengetahuan
Wanita Usia Subur (WUS)
di
di
responden mayoritas responden berpendidikan
Dasar (SD dan SMP) sebanyak 13 orang
(43,3%)
dengan
berpengetahuan
kurang
sebanyak 13 responden (43,3%) dan minoritas
responden berpendidikan P.T (Akademik dan
43
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Perguruan Tinggi) sebanyak 6 orang (20%)
orang (3,3%), dengan berpengetahuan cukup
dengan berpengetahuan cukup sebanyak 1
dan kurang.
orang (3,3%).
Pembahasan
Berdasarkan Sumber Informasi
Dari hasil penelitian tentang “Gambaran
Berdasarkan hasil pengumpulan data di
temukan
tingkat
pengetahuan
Tentang
Kanker
Payudara
pendidikan
di
Kelurahan
Lingkungan II
Kecamatan
responden
berdasarkan
Palopat
Maria
Padangsidimpuan
Pengetahuan
Wanita
Usia
Maria
Lingkungan
II
Dapat dibahas sebagai berikut :
Tabel 4 Distribusi
Berdasarkan Pengetahuan
Wanita Usia Subur (WUS)
Tentang Kanker
Payudara
Palopat
di
Kelurahan
Kecamatan
Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2012”.
1.
Pengetahuan
(WUS)
Tentang Kanker Payudara di Kelurahan Palopat
Hutaimbaru Tahun 2012 pada tabel berikut:
Frekuensi
Subur
Gambaran
Pengetahuan
Responden
Berdasarkan tingkat pengetahuan dapat
Maria
dilihat bahwa dari 30 responden mayoritas
Lingkungan II Kecamatan Padangsidimpuan
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 15
Hutaimbaru
responden
Berdasarkan
Sumber Informasi Tahun 2012
berpengetahuan
Pengetahuan
N
Sumber
o
Informasi
1
Baik
Cukup
Kuran
F
%
F
%
F
%
F
%
2
6,
1
3,
1
3
4
13,
Kesehatan
7
3
,
3
3
2
Media
Massa
9
Dan Elektronik
3
10
30
1
4
2
83,
3
3
5
4
1
3,3
100
,
3
Keluarga
-
-
-
-
1
3
,
3
Jumlah
1
36
1
,7
4
13
1
5
3
,3
5
0
0
dan
minoritas
cukup yaitu 4 responden
Menurut
Notoatmodjo
(2007)
mengatakan bahwa pengetahuan merupakan
hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan
tertentu,
penginderaan
penginderaan
pendengaran,
4
,
(13,3%).
g
Tenaga
(50%)
terhadap
terjadi
penciuman,
rasa
objek
melalui
dan
raba
sebagian besar dari pengetahuan manusia yang
diperoleh melalui mata dan pendengaran.
Menurut Sarwono (2000) pengetahuan di
Sumber : Hasil Kuesioner
dapatkan melalui proses belajar, proses belajar
Analisa Data :
adalah
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat
dari
30
responden
mayoritas
responden
serangkaian
kegiatan
menyangkut
kegiatan otak untuk berfikir dan mengingat
sesuatu.
Mengingat
adalah
perbuatan
mendapat informasi dari media massa dan
menyimpan hal-hal yang sudah pernah diketahui
elektronik sebanyak 25 responden (83,4%)
untuk pada suatu saat lain dikeluarkan dan di
dengan berpengetahuan kurang sebanyak 13
gunakan kembali.
orang
(43,4%)
dan
minoritas
mendapat
Pengetahuan baik,cukup, dan kurang
informasi dari keluarga sebanyak 1 orang (3,3%)
bisa dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya
dengan berpengetahuan kurang sebanyak 1
seseorang tersebut melakukan penginderaan
orang (3,3%), serta mendapat informasi dari
terhadap
tenaga kesehatan masing-masing sebanyak 1
melihat, mendengar, baik secara langsung
objek
tertentu
seperti
membaca,
44
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
mendapatkan
pengetahuan
dari
sumber
maka semakin berkembang pula daya tangkap
informasi seperti keluarga, tenaga kesehatan,
dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
teman dan secara tidak langsung mendapatkan
diperolehnya
sumber informasi seperti media cetak , media
hasil penelitian teori diatas sejalan dengan hasil
elektronik dan media apapun.
penelitian
semakin
dimana
membaik.Berdasarkan
mayoritas
responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
berpengetahuan kurang, sesuai dengan teori
dilakukan bahwa pengetahuan wanita usia
mengatakan semakin bertambah usia maka
subur tentang kanker payudara di Kelurahan
semakin berkembang pula daya tangkap dan
Palopat maria Lingkungan II adalah kurang.Hasil
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
penelitian ini sejalan dengan teori dan ini bisa
diperolehnya semakin membaik.
terjadi karena tingkat pendidikan responden
3
Gambaran
Pengetahuan
mayoritas berpendidikan dasar dan masih perlu
Berdasarkan Pendidikan
mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan.
Dari
2.
Gambaran
Pengetahuan
Responden
hasil
penelitian
Responden
menunjukkan
bahwa dari 30 responden berdasarkan tingkat
Berdasarkan Umur
pendidikan dasar berjumlah 13 responden,
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
dimana berpengetahuan kurang berjumlah 13
dari 30 responden berdasarkan umur 15-24
responden
tahun berjumlah 11 responden (36,7%), dimana
berpendidikan tingkat menengah berjumlah 11
responden yang berpengetahuan baik berjumlah
responden
3
berpengetahuan
responden
(43,3%).
Responden
(36,7%),
baik
6
yang
dimana
yang
responden
(20%)
(10%), dan berpengetahuan cukup berjumlah 2
berpengetahuan cukup 3 responden (10%) dan
responden (6,7%) serta yang berpengetahuan
berpengetahuan kurang 2 responden (6,7%).
kurang
(20%).
Responden yang berpendidikan tingkat tinggi
Responden yang berusia 25-34 tahun berjumlah
berjumlah 6 responden (20%), dimana yang
6 responden, dimana yang berpengetahuan baik
berpengetahuan baik 5 responden (16,7%),
3 responden (10%), dan yang berpengetahuan
berpengetahuan cukup 1 responden (3,3%).
berjumlah
6
responden
cukup berjumlah 2 responden (6,7%) serta yang
Menurut Widyastuti (2009), pendidikan itu
berpengetahuan cukup berjumlah 1 responden
sangatlah perlu bagi siapa saja, karena tingkat
(3,3%). Responden yang berusia 35-44 tahun
pendidikan itu bisa meningkatkan taraf hidup,
berjumlah
membuat keputusan yang menyangkut masalah
6
responden,
dimana
yang
berpengetahuan baik 3 responden (10%), dan
kesehatan
berpengetahuan kurang 3 responden (10%).
pendidikan seseorang akan mudah menerima
Respoden yang berusia ± 49 tahun berjumlah 7
hal-hal yang baru dan mudah menyesuaikan diri
responden, dimana yang berpengetahuan baik
dengan masalah-masalah baru. Meningkatkan
berjumlah
pendidikan berdampak pada pengalaman dan
2
responden
(6,7%)
dan
yang
berpengetahuan kurang 5 responden (16,7%).
Menurut PRO-HEALTH (2009), umur
sangat berpengaruh terhadap daya tangkap dan
seseorang.
Semakin
tinggi
wawancara yang semakin luas dan kemampuan
untuk
mengambil
keputusan
yang
baik
khususnya berhubungan dengan kesehatan.
pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia
45
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian, teori di
dari media massa dan elektronik, dibandingkan
atas sejalan dengan hasil penelitian, dimana
dengan
mayoritas responden berpengetahuan kurang
tenaga kesehatan.
dikarenakan
rendahnya
tingkat
yang
memeperoleh
KESIMPULAN DAN SARAN
berpengaruh
Kesimpulan
tingkat
dari
pendidikan
responden, karena pengetahuan orang sangat
pada
informasi
pendidikannya,
pendidikan yang tinggi menjamin pengetahuan
Dari
seseorang akan lebih baik dan bukan hanya dari
Pengetahuan
segi pendidikannya saja namun bisa juga dari
Tentang Kanker Payudara Di Kelurahan Palopat
pengalaman
Maria
seseorang
dan
penerimaan
terhadap informasi yang didapatnya.
4
Gambaran
Pengetahuan
hasil
penelitian
Wanita
Usia
Lingkungan
“Gambaran
Subur
II
(WUS)
kecamatan
Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2012 “ ,
Responden
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
Berdasarkan Sumber Informasi
:
Dari hasil penelitian menunjukkan dari
1. Dari keseluruhan responden yang berjumlah
30 responden berdasarkan sumber informasi
30 responden didapat bahwa mayoritas
dari tenaga kesehatan berjumlah 4 reponden,
bepengetahuan
dimana yang berpengetahuan baik 2 responden
berpengetahuan cukup .
kurang
dan
minoritas
(6,7%), berpengetahuan cukup berjumlah 1
2. Berdasarkan umur, mayoritas responden
responden (3,3%) dan berpengetahuan kurang
berpengetahuan kurang pada umur 15-24
berjumlah 1 responden (3,3%). Responden yang
tahun sebanyak 6 responden (20%) dan
mendapat sumber informasi dari media massa
minoritas berpengetahuan kurang pada usia
dan elektronik berjumlah 25 responden dimana
25-34 tahun sebanyak 1 responden (3,3%).
yang berpengetahuan baik 9 responden (30%),
3. Berdasarkan
pendidikan
,
mayoritas
berpengetahuan cukup sberjumlah 3 responden
responden
(10%),dan
kurang
sebanyak 13 responden (43%) pada tingkat
berjumlah 13 responden (43,3%). Responden
pendidikan dasar dan minoritas responden
yang mendapatkan informasi dari keluarga
berpengetahuan
berjumlah 1 responden dimana berpengetahuan
pendidikan perguruan tinggi sebanyak 1
kurang 1 responden (3,3%).
responden (3,3%).
yang
berpengetahuan
berpengetahuan
cukup
pada
kurang
tingkat
Menurut PRO-HEALTH (2009), semakin
4. Berdasarkan sumber informasi mayoritas
banyak informasi yang masuk semakin banyak
responden berpengetahuan kurang pada
pula pengetahuan yang di dapat. Semakin
sumber
banyak informasi yang diperoleh dari tenaga
elektronik sebanyak 13 responden (43%)
kesehatan semakin banyak pula pengetahuan
dan minoritas berpengetahuan kurang pada
yang di dapat tentang kesehatan.
sumber informasi dari keluarga sebanyak 1
Berdasarkan hasil penelitian, teori di atas
informasi
media
massa
dan
responden (3,3%) serta mendapat informasi
sejalan dengan hasil penelitian, dimana di
dari
tenaga
temukan mayoritas responden berpengetahuan
sebanyak
kurang dengan memeperoleh sumber informasi
berpengetahuan cukup dan kurang.
1
kesehatan
orang
masing-masing
(3,3%),
dengan
46
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Corwin, Elizabeth J . 2000 . Buku Saku
Saran
Patofisiologi. EGC,Jakarta.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
saran
yang
diberikan
sehubungan
dengan
Hawari
,
2004.Hubungan
Pengetahuan,
penelitian ini adalah :
Internet:http//www.libraryupnusu.googl
1. Bagi tenaga kesehatan yang bertugas di
e.co.id/ [akses 15 April 2012].
lebih
Hidayat , A . 2010. Metode Penelitian Kebidanan
mempromosikan kepada Wanita Usia Subur
Dan Teknik Analisa Data. Salemba
bahwa kanker payudara adalah penyakit
Medika. Jakarta.
Kelurahan
yang
Palopat
sangat
Maria
berbahaya
agar
dan
dapat
Hurlock
,
2002.
Library
menyebabkan kematian jika sudah dalam
,Internet:http
stadium yang lanjut..
.[akses 15 April 2012].
2. Bagi responden, diharapkan agar ikut serta
Jones,Derek
Pengetahuan
//www.dinkeskaltim.go.id
Llewellyn
Dasar-dasar
.2001.
dalam program sadari untuk pencegahan
Obstetri dan Ginekologi ,Hipokrates.
kanker payudara.
Jakarta.
3. Bagi peneliti selanjutnya, agar membahas
Jones,Derek Llewellyn , 2005. Setiap Wanita .
masalah kanker payudara lebih jelas lagi
serta
mencari
sumber
informasi
baru
Delapratasa Publishing. Jakarta.
Kasdu
tentang kanker payudara.
diharapkan semoga Karya Tulis ini dapat
tambahan
bahan
2005
.
kanker
payudara
.
http//www.beritakapanlagi.com [akses:
4. Bagi Institusi Akademi Kebidanan Darmais ,
menjadi
,
bacaan
20 Maret 2012].
Machfoedz,2009.Metodologi
Penelitian.Fitramaya.Jakarta.
di
Perpustakaan Akademi Kebidanan Darmais
Mansjoer,
Arif,
2000
Kedokteran
Papangsidimpuan.
5. Dengan adanya penelitian ini diharapkan
kepada pembaca agar lebih memahami
.
.
Kapita
Media
Selekta
Aesculapius.
Jakarta.
M.D.Lee, John R, 2008. Kanker Payudara
serta mencari informasi yang lebih banyak
.Daras Books . Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003 .Ilmu Kesehatan
tentang kanker payudara.
Masyarakat . Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmodjo,Soekidjo,
2010
Metodologi
.
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian Kesehatan .Rineka Cipta
Alhadrami ,S.2000. Kanker Payudara .Internet
,Jakarta.
:http//www.depkes.go.id
[akses
:15
Maret 2012].
Arikunto , S. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu
Pendekatan Praktek).Rineka Cipta .
Jakarta.
Cyntia , 2009 . Prevalensi Kanker payudara
Podes
,
2008.
Wanita
Usia
Subur,
http//www.wikipediaorg.com [akses:16
maret 2012]
Pro-health,
2009.Pengetahuan
Faktor
Yang
Dan
Faktor-
Mempengaruhi
.http:/forbetterhealth.wordpress.com/20
menurut .Internet: http //www.wiki.com
09/04/19/pengetahuan-dan-faktor-
[akses : 15 Maret 2012].
faktor-yang-mempengaruhi/.
47
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Putri,
Naura,
2009.Deteksi
Dini
Kanker
Payudara , Aura Media , Yogyakarta.
Sarwono, 2000. Pengantar Umum Psikologi,
Bulan Bintang, Jakarta.
Saryono, 2009, Perawatan Payudara . Nuha
Medika. Jakarta.
Sudarianto, 2010, Kasus Kanker Payudara
Masih
Tertinggi.
http//www.beritakapanlagi.com [akses:
16 Maret 2012].
Verralls, Sylvia, 2003. Anatomi dan Fisiologi
Terapan Dalam Kebidanan. EGC .
Jakarta.
Widyastuti,
Yani,
2009.Kesehatan
Reproduksi,Fitramaya,Jakarta.
Wikipedia,
2011.Pendidikan.http://id.wikipedia.org/
wiki/pendidikan [akses: 6 mei 2012]
www.profil tapanuli selatan tentang kanker
payudara ,2010 [akses: 18 Februari
2012].
www.Media Sumatera Utara.com, 2011.[akses :
15 Februari 2012].
www.Library.upnvj.ac.id/PDF(2S1Keperawatan/
205312044/pdf
[akses:15
April
2012].
48
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
DAN PAMFLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN
PENGGUNAAN BUMBU PENYEDAP PADA IBU RUMAH TANGGA
Agus Muda Nasution (1)
1Ilmu
Kesehatan Masyarakat, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Intisari
Bumbu penyedap banyak dipakai untuk keperluan rumah tangga maupun industri makanan dan
diperjualbelikan secara bebas. bumbu penyedap biasa digunakan sebagai penyedap makanan.
Mengkonsumsi bumbu penyedap secara berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit dan
juga dapat mempengaruhi kecerdasan. Salah satu cara untuk mengendalikan penggunaan bumbu
penyedap dalam olahan sesuai dengan batasan maksimum perharinya, agar penggunaan penyedap
tidak melebihi dosisnya dan aman dalam penggunaannya bagi masyarakat maka dilakukan promosi
kesehatan dengan tujuan untuk menyampaikan dan menyebarkan informasi kesehatan yang diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan bumbu penyedap.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan penelitian one-group
pretest-postest design. Subyek penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang berjumlah 60 orang.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh promosi kesehatan baik metode media
elektronik dengan p = 0,00, maupun pamflet dengan p = 0,00, terhadap peningkatan pengetahuan
penggunaan bumbu penyedap. Tidak terdapat perbedaan rerata antara kelompok perlakuan metode
media elektronik dan kelompok perlakuan pamflet dengan p = 0,817.
Ada pengaruh promosi kesehatan metode media elektronik dan promosi kesehatan melalui
pamflet terhadap peningkatan pengetahuan penggunaan bumbu penyedap. Tidak terdapat perbedaan
rerata antara kelompok promosi kesehatan media elektronikl dan kelompok promosi kesehatan metode
pamflet.
Kata Kunci :
Promosi Kesehatan, quasi experimental , media elektronik, pamflet Pengetahuan
Penggunaan bumbu penyedap, one-group pretest-postest design.
PENDAHULUAN
dikalangan ibu rumah tangga karena biasa
Bumbu penyedap banyak dipakai untuk
keperluan
rumah
tangga
maupun
industri
makanan dan diperjualbelikan secara bebas.
Bahan
penguat
rasa
sudah
lama
digunakan sebagai penyedap makanan. Produkproduk
makanan
yang
beredar
dipasaran
sekarang ini banyak mengandung macam-
akrab
49
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
macam bahan aditif makanan, salah satu
budaya
contohnya penguat cita rasa.
menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan.
Bahan
membuat
yang
paling
penting
untuk
bumbu penyedap rasa yaitu asam
setempat,
agar
masyarakat
dapat
Promosi kesehatan tidak lepas dari media
karena
melalui
media,
pesan-pesan
yang
glutamat yang berupa asam amino yang ada
disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami,
pada tumbuhan, hewan, minyak bumi dan pada
sehingga sasaran dapat mempelajari pesan
tubuh mauusia. Pernah diberitakan bahwa asam
tersebut dan sasaran dapat memutuskan untuk
glutamat itu dibuatnya dari otak babi. Hal ini
mengadopsinya perilaku yang positif. Metode
sukar untuk dipercaya sebab tidak ekonomis,
penyampaian
susah untuk membuatnya dan lagi asam asam
promkes diantaranya adalah metode media
glutamate yang ada di dalam otak babi itu hanya
elektronik dan metode cetak pamflet yang
berkadar 0.01 %..
masing-masing metode memiliki kelebihan dan
Di
sini
pabrik
bumbu
penyedap
pesan
dan
informasi
dalam
kekurangan.
membuat asam glutamat itu dari Melase (gula
Penggunaan bumbu penyedap di desa
tetes), sisa gula tebu yang sudah tidak bisa
ini berdasarkan observasi yang telah dilakukan
menjadi kristal. Di negara yang tidak mempunyai
oleh peneliti pada tanggal 03 juni 2012 dari 12
tebu,
dari
ibu rumah tangga yang diobservasi, 11 orang
ganggang, gulabit, gandum, kedelai, tapioka,
diantaranya pernah dan masih menggunakan
minyak bumi atau sengaja membuatnya secara
bumbu
sintetis.
masakannya.
asam
glutamat
itu
dibuatnya
penyedap
sebagai
Sampel
penyedap
tidak
rasa
mengetahui
Bumbu penyedap dalam jumlah tertentu
dosis/takaran penggunaan bumbu penyedap
masih dianggap aman, namun demikian, untuk
bahkan hanya dengan menggunakan perkiraan
kesehatan konsumen, sebagai antisipasi adanya
saja, dan sebagian dari sampel berasumsi
efek
bahwa masakan yang tidak ditambahi bumbu
buruk
mengkonsumsi
penggunaannya
yang
mungkin
dalam
harus
terjadi
jumlah
dibatasi.
bila
besar,
penyedap akan terasa kurang enak.
Beberapa
Penelitian
ini
bertujuan
negara industri dan maju menetapkan konsumsi
mengetahui
bumbu penyedap yang masih bisa ditoleransi
kesehatan
sebesar 0,3-1 gram per hari.2 Selama puluhan
danpamflet terhadap peningkatan pengetahuan
tahun bumbu penyedap masih dikaitkan dengan
penggunaan bumbu penyedap pada ibu rumah
penyebab penyakit kanker, serangan jantung,
tangga
obesitas, asma, serta penyakit lainnya, bahkan
Padangsidimpuan Tenggara.
di
perbedaan
pengaruh
menggunakan
media
untuk
Desa
Hutapadang
promosi
elektronik
Kecamatan
berpengaruh pada kecerdasan.
Promosi kesehatan mempunyai peranan
yang
sangat
penting
dalam
proses
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
pemberdayaan masyarakat, yaitu memperoleh
quasi experimental dengan rancangan penelitian
pembelajaran
bersama
one-group pretest-postest design. Subyek dalam
masyarakat sesuai dengan lingkungan sosial
penelitian ini adalah ibu rumah tangga sebanyak
dari,
oleh
dan
60 orang. Analisis data yang digunakan yaitu
50
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
analisis
univariat
(deskriptif)
dan
analisis
responden (73,3%) memiliki penghasilan di
bivariat.
bawah rata-rata UMR.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Data
Hasil Penelitian
1) Analisis Univariat
Deskripsi Lokasi Penelitian
Tabel 2. Hasil analisis univariat
Desa
Hutapadang
Padangsidimpuan
Kecamatan
Tenggara
Kota
Padangsidimpuan Tapanuli Selatan-Sumatera
Utara yang memiliki penduduk sebanyak 669
jiwa dan terdiri dari 172 Kepala Keluarga (KK).
Karakteristik Responden
Tingkat
Pre-Test
Pengetahuan
Pos Test
%
Jmlah
Jmlah
%
(Orang)
(Orang)
Elektronik
Baik
23
76.6 %
29
96.6%
Kurang Baik
7
23.3%
1
3.33%
Baik
23
76.6%
30
100%
Kurang Baik
7
23.3%
0
0%
Pamflet
2) Analisis Bivariat
Tabel 3. Hasil Analisis Uji Wilcoxon Promosi
Kesehatan Metode Media elektronik Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Penggunaan bumbu
penyedap Pada Ibu Rumah Tangga Di Di Desa
Hutapadang
Kecamatan
Padangsidimpuan
Tenggara
Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian
Berdasarkan Tabel 1., hasil penelitian
terhadap 60 orang jumlah responden, dengan
umur minimal 15 tahun dan umur maksimal
adalah 49 tahun. Mayoritas rentang umur
responden adalah 26-49 tahun yaitu sebanyak
Tabel 4. Hasil Analisis Uji Wilcoxon Promosi
55 orang responden (91,6%), tingkat pendidikan
Kesehatan
diketahui bahwa responden mayoritas memiliki
Pengetahuan Penggunaan bumbu penyedap
tingkat
Pada Ibu Rumah Tangga Di Desa Hutapadang
pendidikan
SMA/SMK/MA
yaitu
sebanyak 30 orang responden (50%), tingkat
Pamflet
Terhadap
Peningkatan
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara
pekerjaan diketahui bahwa responden mayoritas
memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu
sebanyak 17 orang responden (28,3%) dan
tingkat penghasilan dapat diketahui bahwa 44
51
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
PEMBAHASAN
penggunaan bumbu penyedap pada ibu rumah
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Responden
tangga di Desa Hutapadang
Tentang
Penggunaan
bumbu
Padangsidimpuan Tenggara
Sebelum
dan
Dilakukan
Setelah
penyedap
Promosi
Kesehatan Metode Media elektronik
Berdasarkan
Kecamatan
disebabkan oleh
kesiapan peneliti dalam mempersiapkan materi
promosi kesehatan yaitu tentang penggunaan
analisis
bivariat
bumbu
penyedap,
tenaga
berkompeten
tentang penggunaan bumbu penyedap, terdapat
digunakan yang menunjang dalam pelaksanaan
perbedaan nilai rerata antara sebelum dan
promosi kesehatan. Disebut media pendidikan
setelah dilakukan promosi kesehatan metode
karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran
media elektronik. Pada saat pre-test (sebelum
(channel)
dilakukan
karena
kesehatan)
nilai
mean
untuk
alat-alat
bantu
yang
peningkatan pengetahuan ibu rumah tangga
promosi
dan
penyuluh
menyampaikan
alat-alat
tersebut
yang
kesehatan
digunakan
untuk
82,267. Pada saat post-test (setelah dilakukan
mempermudah
promosi kesehatan) nilai mean 94,2. Terdapat
kesehatan bagi masyarakat atau klien.4, 8
perbedaan
responden
Pelaksanaan penyuluhan gizi tentang makanan
antara sebelum dan setelah dilakukan promosi
sehat dan gizi seimbang dapat meningkatkan
kesehatan metode media elektronik sebesar
pengetahuan dan sikap ibu di Desa Hutapadang
11,93. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara .
rerata
pengetahuan
pengetahuan responden tentang penggunaan
bumbu
penyedap
sebelum
dan
setelah
penerimaan
pesan-pesan
Perubahan pengetahuan tersebut dapat
dilihat
dari
hasil
selisih
antara
sebelum
dilakukan promosi kesehatan metode media
penyuluhan gizi tentang makanan sehat dan gizi
elektronik.
seimbang
kategori
cukup
(57,4%),
Wilcoxon
setelah penyuluhan pengetahuan ibu menjadi
adalah 0,00 (0,00 < 0,05) maka Ha diterima dan
baik (77,9%). Sikap ibu sebelum penyuluhan gizi
Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa promosi
adalah
kesehatan metode media elektronik tentang
penyuluhan gizi sikap ibu menjadi baik (85,3%).
penggunaan bumbu penyedap pada ibu rumah
Hasil uji menunjukkan ada perbedaan sesudah
tangga di Desa Hutapadang
Kecamatan
perlakuan, yaitu pengetahuan dengan nilai t= -
menyebabkan
17,960 dan p=0,000, sikap dengan nilai t= -
(meningkat)
24,587 dan p=0,000. Kesimpulan dari penelitian
Nilai
probabilitas
adalah
Padangsidimpuan
tingkat
Tenggara
pengetahuan
dibandingkan
dari
berbeda
sebelum
uji
diberikan
kategori
cukup
(76,5%),
sesudah
promosi
ini adalah bahwa ada pengaruh penyuluhan
kesehatan metode media elektronik. Ini berarti
terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan
promosi kesehatan metode media elektronik
perubahan sikap ibu tentang makanan sehat
berpengaruh
dan gizi seimbang.
terhadap
peningkatan
pengetahuan penggunaan bumbu penyedap
pada ibu rumah tangga di Desa Hutapadang
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Responden
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara
Tentang
Penggunaan
bumbu
Sebelum
dan
Dilakukan
Keberhasilan
pelaksanaan
promosi
kesehatan metode media elektronik tentang
Setelah
penyedap
Promosi
Kesehatan Pamflet
52
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Berdasarkan
pengetahuan
ibu
analisis
rumah
tangga
bivariat
untuk
membaca
tentang
didalamnya.
pesan
yang
terdapat
penggunaan bumbu penyedap dalam promosi
Pemberian pamflet mengenai jajanan
kesehatan pamflet, terdapat perbedaan nilai
sehat dapat meningkatkan pengetahuan pada
rerata antara sebelum dan setelah dilakukan
responden.10 Perubahan pengetahuan tersebut
promosi kesehatan pamflet. Pada saat pre-test
dapat dilihat dari hasil selisih antara rerata
(sebelum dilakukan promosi kesehatan pamflet)
pengetahuan
nilai mean 81,37. Pada saat post-test (setelah
responden. Pada kelompok intervensi nilai
dilakukan promosi kesehatan pamflet) nilai
perubahan atau selisih rerata pengetahuan akhir
mean 92,53.
dan
Terdapat perbedaan rerata pengetahuan
responden
antara
sebelum
dan
setelah
awal
awal
dan
sebesar
pengetahuan
2,025.
Ada
akhir
pengaruh
pemberian modul tentang gizi anak terhadap
peningkatan
pengetahuan
responden.
dilakukan promosi kesehatan pamflet sebesar
Pemberian media berupa modul meningkatkan
11,16. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan
rerata
pengetahuan responden tentang penggunaan
menjadi 20,13 dengan perbedaan skor 2,20.10
bumbu
penyedap
sebelum
dan
pengetahuan
responden
dari
17,93
setelah
dilakukan promosi kesehatan pamflet.
Perbedaan
Rerata
Responden
Tentang
Penggunaan
adalah 0,00 (0,00 < 0,05) maka Ha diterima dan
penyedap
Setelah
Dilakukan
Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa promosi
Kesehatan Metode Media elektronik dan Setelah
kesehatan pamflet tentang penggunaan bumbu
Dilakukan Promosi Kesehatan Pamflet
Nilai
probabilitas
dari
uji
Wilcoxon
penyedap pada ibu rumah tangga di Desa
Hutapadang
Tenggara
Kecamatan
Padangsidimpuan
menyebabkan tingkat pengetahuan
Berdasarkan
Tingkat
hasil
Pengetahuan
uji
bumbu
Promosi
bivariat
peningkatan pengetahuan responden tentang
penggunaan
bumbu
penyedap,
terdapat
berbeda (meningkat) dibandingkan sebelum
perbedaan nilai rerata antara promosi kesehatan
diberikan promosi kesehatan pamflet. Ini berarti
metode media elektronik dan promosi kesehatan
promosi
berpengaruh
pamflet. Pada saat dilakukan promosi kesehatan
pengetahuan
metode media elektronik diperoleh nilai mean
penggunaan bumbu penyedap pada ibu rumah
11,94. Pada saat dilakukan promosi kesehatan
tangga di Desa Hutapadang
pamflet diperoleh nilai mean 11,29. Hal ini
terhadap
kesehatan
pamflet
peningkatan
Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara
menunjukkan bahwa promosi kesehatan metode
Penggunaan media intervensi untuk
melakukan
promosi
kesehatan
diantaranya
media elektronik memiliki rerata nilai mean yang
lebih
besar
dibandingkan
dengan
promosi
harus memenuhi beberapa aspek agar media
kesehatan pamflet dengan selisih nilai mean nya
intervensi mudah diterima dan dipahami oleh
yaitu 0,65.
kelompok sasaran. Media cetak sebagai media
Nilai probabilitas dari uji Mann-Whitney
intervensi yang digunakan diantaranya harus
adalah 0,817 (0,817 > 0,05) maka Ha ditolak
menimbulkan minat pada kelompok sasaran
dan Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak
terdapat
perbedaan
rerata
antara
53
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
kelompok yang dilakukan promosi kesehatan
masyarakat,
metode media elektronik dan kelompok yang
masyarakat.
ketersediaan
waktu
dari
dilakukan promosi kesehatan pamflet.
Promosi kesehatan metode media elektronik
KESIMPULAN DAN SARAN
lebih merangsang dalam penyampaian pesan-
Kesimpulan
pesan/informasi
1. Terdapat
yang
disampaikan
karena
pengaruh
responden dapat melihat dan responden juga
metode
dapat
peningkatan
mendengarkan
isi
pesan
tersebut.
media
promosi
kesehatan
elektronik
terhadap
pengetahuan
penggunaan
Sehingga metode media elektronik memiliki nilai
bumbu penyedap pada ibu rumah tangga di
rerata mean lebih tinggi dibandingkan dengan
Desa
pamflet. Menurut Edgar Dale (1964) dalam
Padangsidimpuan Tenggara
Nursalam dan Efendi (2009) yang digambarkan
Hutapadang
2. Terdapat
Kecamatan
pengaruh
promosi
kesehatan
dalam kerucut Edgar Dale, membaca akan
pamflet terhadap peningkatan pengetahuan
mengingat
penggunaan bumbu penyedap pada ibu
10%
dari
materi
yang
dibaca,
mendengar akan mengingat 20% dari yang
rumah
didengar, melihat akan mengingat 30% dari apa
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara
yang dilihat, mendengar dan melihat akan
tangga
di
Desa
Hutapadang
3. Tidak terdapat perbedaan rerata antara
mengingat 50% dari apa yang didengar dan
kelompok
dilihat.
kesehatan metode audiovisual dan kelompok
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
yang
telah
diberi
promosi
yang telah diberi promosi kesehatan pamflet
teori Edgar Dale (1964) dalam Nursalam dan
terhadap
peningkatan
Efendi (2009) yang digambarkan dalam kerucut
penggunaan bumbu penyedap pada ibu
Edgar Dale, menyatakan bahwa membaca akan
rumah
mengingat 10% (media cetak) dari materi yang
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara .
tangga
di
pengetahuan
Desa
Hutapadang
dibaca, mendengar akan mengingat 20% dari
yang didengar, melihat akan mengingat 30%
Saran
dari apa yang dilihat, mendengar dan melihat
1.
Bagi
Puskesmas
Kecamatan
Sanden
akan mengingat 50% (media elektronik) dari apa
hendaknya melakukan pembinaan dalam
yang didengar dan dilihat. Hal ini dimungkinkan
bentuk
oleh karena keterbatasan waktu yang dimiliki
hingga pada monitoring sikap dan perilaku
oleh responden dalam pelaksanaan promosi
mengenai penggunaan Bahan Tambahan
kesehatan
Makanan (BTM).
baik
metode
media
elektronik
maupun pamflet.
Faktor keberhasilan promosi kesehatan
promosi
kesehatan
secara
rutin
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk
dapat
meneliti
sejauh
mana
pengaruh
banyak faktor yang perlu diperhatikan terhadap
promosi kesehatan metode media elektronik
sasaran dalam keberhasilan promosi kesehatan,
dan promosi kesehatan pamflet terhadap
diantaranya adalah : tingkat pendidikan, tingkat
sikap dan perilaku ibu rumah tangga dalam
sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan
menggunakan
bumbu
penyedap
dalam
makanan.
54
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Effendy,
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi,
Umar
1998,
Kebijakan
Penelitian Bidang Kesehatan, Jurnal
Kota,
Unika
Atmajaya,
Tahun V no 2, Juli 1998
Tataruang Bangunan Rumah, Jurnal
Penelitian Ilmu-Ilmu Teknik, Vol 13 No.
2 Tahun 2003
Kesatu,
Penerbit
Alfabeta,
Bandung. .
Indonesia, dalam Antropologi Kesehatan
III, Grafiti Press, Jakarta
N.,
Dasar-Dasar
Keperawatan
Masyarakat, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Promotion, John Willey and Sons, New
York.
Fitriani, S., Promosi Kesehatan, Edisi pertama
Yogyakarta.
Fitriani, S., Promosi Kesehatan, Edisi pertama
yang
Penelitian
dan
Yogyakarta..
Hermansyah, 1997, Hubungan antara Promosi
di Tempat Kerja dengan Peningkatan
Aguskrisno, B, 2003, Perawatan Tubuh dan
Status Kesehatan para Pekerja Industri
Menyertai,
Jurnal
di Palembang, Thesis Pascasarjana,
Pemikiran
Biologi
UGM Yogyakarta.
“SYNAP”, no I, tahun IV September
2003,
Jefry, 2001, Ritual dan Perubahan Sosial, Jurnal
Humaniora Universitas Taruma Negara,
Artiwi, T., Pengaruh Pemberian Buku Saku
Jajanan
Sehat
Vol. 3 no. 1 Juli 2001 (45-60)
Terhadap
Krippendorf, K, 1993, Analisis Isi, Pengantar
Tingkat Pengetahuan Jajanan Sehat
Teori dan Metodologi, PT. Raja Grafindo
Pada Murid Kelas V di Sekolah Dasar
Persada, Jakarta.
Negeri Glagah, Kelurahan Warungboto,
Kecamatan
Baroto,
Effendy,
cetakan pertama, Penerbit Graha Ilmu,
Agoes Azwar, 2000, Pengobatan Tradisional di
Tentang
Kedokteran, EGC, Jakarta
cetakan pertama, Penerbit Graha Ilmu,
Afrianti, L.H., Teknologi Pengawetan Pangan,
Tradisi
Perawatan
Everly, JR., and Feldman, R., 1999, Health
Afendi, 2003, Sinergi Etnik dan Modern dalam
Cetakan
1995,
KesehatanMasyarakat, Penerbit Buku
Fahmi,
Kesehatan
N.,
Umbulharjo,
Kota
Mahfudz, 1996, Dukun Bayi, Jurnal Penelitian
Populasi, no I, tahun XIII September
Yogyakarta, skripsi, Fakultas Kesehatan
1996,
Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan,
Kependudukan,
Yogyakarta, 2011.
Mada, Yogyakarta.
Eko,
1996,
(12-30).
Pusat
Penelitian
Universitas
Gadjah
Pendekatan
Miles, M.B, Huberman, A.M, 1994, Qualitative
Penelitianetnobotani, Prosiding Seminar
Data Analysis, second edition, Sage
Etno-Botani,
Publication, New Delhi.
Yayasan
Kehati-
LIPI,
Jakarta
Moleong,
Dale, E., 1964 dalam Nursallam dan Efendy, F.,
Pendidikan
Dalam
Keperawatan,
Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
L.J,
1996,
Kualitatif,
PT.
Metodologi
Remaja
Penelitian
Rosdakarya,
Bandung.
Notoatmodjo, S., Promosi Kesehatan Teori dan
Aplikasi, Edisi revisi, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
55
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Nurwidodo,
2003c,
Etnofarmaka
Ramuan
Walter,
2000,
Lembaga
Health
Penelitian
PeranGender
Universitas
dalam
Kesehatan
Urban),
Dirjen
Dikti,
Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mien
A.,
1999,
Waveland
Press
Singarimbun, M., Efendi, S., 1989, Metode
Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta
Sugiyono,
Metodologi
Kualitatif
Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian
Dasar,
Promotion,
Incorporation,Prospect Height, Illionis.
Reproduksi Masyarakat Peralihan (Sub
Pemutahiran
dan
Penelitian
R
&
Kuantitatif
D,
Cetakan
kedelapan, Penerbit Alfabeta, Bandung..
Syafei, Imam, 1996, Merger Penelitian Kualitatif
dan
Kuantitatif,
Penerbit
IKIP
Yogyakarta.
Etnobotanidalam Etnosains, Prosiding
Tutoko, 2003, Rumah Hunian dan Agenda 21,
Seminar Etno-Botani, Yayasan Kehati-
Jurnal Penelitian Ilmu Ilmu Teknik, vol
LIPI, Jakarta
XIII Nomor 2 (Waitzkin, Howard, 1993,
Saragih, F.S., Pengaruh Penyuluhan Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang
Sosiologi Kesehatan, Penerbit Prima
Aksara, Jakarta
Makanan Sehat Dan Gizi Seimbang Di
Yacob, 1995, Kesehatan Pada Manusia Purba,
Desa Merek Raya Kecamatan Raya
dalam Antropologi Kesehatan, Buku
Kabupaten
I,Grafiti Press, Jakarta
Fakultas
Simalungun,
Skripsi,
Masyarakat
Yahya, 1996, Peningkatan Kenyamanan Kerja
Universitas Sumatera Utara, Medan,
dengan Ergonomi Manusia-Alat pada
2010.
Pembatik
Sumarjan,
Kesehatan
1995,
danMeminum
Tradisi
Jamu,
Meramu
Antropologi
KesehatanI, Grafiti Press, Jakarta
Shodiq,
Greene,
Introductionto Health Education and
Poerwanti, Endang, dan Nurwidodo, 2003,
Selo
Bruce.,
Selekarang, Laporan Penelitian P2U,
Muhammadiyah Malang.
Rifai,
Simons,
Kuntoro,
1998,
Perilaku
di
Yogyakarta,
Thesis
Program Pascasarjana, Ilmu Kesehatan,
UGM Yogyakarta.
Yuliarti, N., Awas Berbahaya Dibalik Lezatnya
Sakit
Masyarakat Pedesaan,: Studi Kasus di
Makanan, Penerbit ANDI, Edisi satu,
Yogyakarta..
desa Plered Bantul Yogyakarta, Jurnal
Penelitian
Pasca
Srjana,
Program
Pascasarjana UGM, Yogyakarta.
56
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN MANAJEMEN
PUSKESMAS (SIMKESMAS)
KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN TENGGARA
Dian Suci Rahmawati(1)
1Ilmu
Kesehatan Masyarakat, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Intisari
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh seluruh tingkat
pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. Sistem
informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus
informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung
pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem
kesehatan.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan
yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan
manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Dalam upaya mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi
mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Puskesmas yang berbasis Teknologi Informasi.
Prototipe SIK yang dikembangkan mengacu kepada kebutuhan informasi untuk pengelolaan klien dan
unit pelayanan di tingkat puskesmas, SP2TP, Indikator SPM dan Indikator Indonesia Sehat 2010.
Dengan dikembangkannya Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas yang dapat menyajikan
informasi secara cepat, tepat dan dapat dipercaya sehingga informasi yang disajikan puskesmas dapat
dipakai untuk pengambilan keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan dan berbagai jenis
manajemen kesehatan baik untuk manajemen pasien, unit dan sistem kesehatan sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan Dinas Kesehatan kepada masyarakat. Dengan demikian maka pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat lebih fokus dan spesifik untuk suatu daerah. Hal ini akan meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dari kerja puskesmas. Untuk itu perlu ditingkatkan kevalidan data yang terdapat
pada masukan input dimana hasil yang diinginkan nantinya dapat terjamin kevalidannya sehingga
keputusan yang diambil oleh para pengambil keputusan dapat tepat pada sasaran.
Kata Kunci :
Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas,Teknologi Informasi, Prototipe
57
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
PENDAHULUAN
dipercaya sehingga informasi yang disajikan
Informasi
dalam
puskesmas dapat dipakai untuk pengambilan
dan
keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan
kebijakan. Era desentralisasi, dengan sistem
dan berbagai jenis manajemen kesehatan baik
Informasi kesehatan yang baik maka akan
untuk manajemen pasien, unit dan sistem
membuat masyarakat tidak buta dengan semua
kesehatan sehingga dapat meningkatkan mutu
permasalahan kesehatan. Dan mau membawa
pelayanan
keluarga nya berobat dengan mudah bukan lagi
masyarakat.
pertimbangan
berperan
penting
pengambilan
keputusan
Dinas
Kesehatan
kepada
dengan birokrasi yang rumit yang membuat
masyarakat
enggan
membawa
anggota
Tujuan
keluarganya berobat di pelayanan kesehatan
Tujuan Umum
yang disediakan
Teranalisanya sistem informasi kesehatan yang
oleh
pemerintah. Dengan
maraknya perkembangan media dan technology
terintegrasi.
seharusnya
Tujuan Khusus
membuat
khususnya
pada
masyarakat
mahasiswa
dan
kesehatan
 Teranalisanya
masyarakat melek akan kemajuan berinovasi
terhadap sistem informasi kesehatan Indonesia..
Sistem
Informasi Kesehatan;
 Teranalisanya
Kebijakan pemerintah sebagai dasar hukum
pelaksanaan sistem informasi telah menjadi
Kebijakan
Sistem
Informasi
Kesehatan yang dikembangkan
 Teranalisanya
acuan dalam pelaksanaan sistem informasi.
Sistem
Informasi
Manajemen Puskesmas
Sistem informasi yang dikembangkan masih
mengalami hambatan seperti sistem yang belum
Sistem Informasi Kesehatan dan Manajemen
optimal tidak terintegrasi, kemampuan daerah,
Puskesmas
sumber daya yang terbatas, dan manfaat yang
Kebijakan
dirasakan masih kurang.
Puskesmas
Pengembangan
adalah
memberikan
kesehatan
sebenarnya
sistem
telah
informasi
dimulai
pada
pelayanan kepada masyarakat melalui sistem
PELITA I melalui sistem informasi kesehatan
informasi
nasional
yang
pelayanan
Puskesmas
meningkatkan
pelayanan,
terintegrasi
di
semua
unit
pada
kantor
wilayah
kementerian
sehingga
dapat
kesehatan (Kemenkes RI, 2007). Semenjak
proses
pada
diterapkannya
akses
data,
kesehatan, berbagai kalangan menilai bahwa
kecepatan
mempermudah
sistem
lebih baik.
kesehatan selalu mengeluh bahwa input data
Pelayanan
Kesehatan
Kementerian
dari provinsi, kabupaten/ kota sangat berkurang.
Masyarakat
Di sisi yang lain, beberapa daerah mengatakan
melalui penerapan Sistem informasi Kesehatan
bahwa penerapan sistem informasi kesehatan
Puskesmas yang terintegrasi dari semua unit
semenjak era desentralisasi memberi dampak
pelayanan. Demikian pula dapat menyajikan
yang lebih baik baik. Hal ini ditunjukkan dengan
informasi
semakin tingginya motivasi dinas kesehatan
secara
cepat,
kepada
kesehatan.
desentralisasi
pelaporan dan akurasi data sehingga menjadi
Puskesmas adalah dapat meningkatkan
informasi
kebijakan
tepat
dan
dapat
58
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
untuk mengembangkan SIK, semakin banyak
puskesmas yang memiliki komputer, tersedianya
pada tahun 2007;
b. Terselenggaranya jaringan komunikasi data
jaringan LAN di dinas kesehatan maupun
online
investasi teknologi informasi lainnya.
kesehatan kabupaten/ kota, 100% dinas
Adanya
90%
dinas
kesehatan provinsi, 100% rumah sakit pusat,
pelaporan
100% Unit Pelaksana teknis (UPT) Pusat
sebagai produk dari era sentralisasi menjadi
dengan Kementerian Kesehatan pada tahun
overlaps, hal ini tentu saja menjadi beban
2009;
pencatatan
bagi
kabupaten/
ini
antara
pula,
mengakibatkan
desentralisasi
terintegrasi
dan
kota.
Melalui
c. Terselenggaranya jaringan komunikasi data
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511
online
tahun 2002 tentang Kebijakan dan Strategi
kesehatan kabupaten/ kota, dinas kesehatan
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
provinsi, rumah sakit pusat, dan UPT Pusat
Nasional (SIKNAS) dan Nomor 932 tahun 2002
dengan Kementerian Kesehatan pada tahun
tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan
2010.
sistem
informasi
kabupaten/
kesehatan
kota
daerah
dikembangkan
di
berbagai
terintegrasi
antara
seluruh
dinas
Dari beberapa hal tersebutlah, maka
pemerintah
daerah
pun
berupaya
strategi, yaitu:
mengembangkan sistem informasi yang sesuai
a. Integrasi dan simplifikasi pencatatan dan
dengan
pelaporan yang ada;
b. Penetapan
dan
pelaksanaan
pengembangan
sustem
karakteristiknya.
informasi kesehatan
daerah melalui software atau web. seperti
SIMPUS, SIMRS, SIKDA dan sebagainya.
sistem-sistem
informasi kesehatan daerah;
Sistem Informasi Kesehatan
d. Pengembangan teknologi dan sumber daya;
e. Pengembangan
dan
Pengembangan sistem
pencatatan dan pelaporan;
c. Fasilitasi
keunikan
pelayanan
data
dan
Secara
informasi
umum
pengertian
kesehatan
adalah
sistem
gabungan
informasi untuk manajemen dan pengambilan
perangkat dan prosedur yang digunakan untuk
keputusan;
mengelola
f. Pengembangan
pelayanan
data
dan
informasi untuk masyarakat;
Selanjutnya,
pada
melalui
siklus
informasi
(mulai
dari
pengumpulan data sampai pemberian umpan
balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan
Keputusan
tindakan
tepat
dalam
perencanaan,
Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007
pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem
tentang
Komputer
kesehatan.
Informasi
Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional di
diperlukan
dalam
rencanakan beberapa indikator dalam setiap
kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan
tahunnya, yaitu:
prioritas,
a. Terselenggaranya jaringan komunikasi data
pengembangan
Pengembangan
Jaringan
terintegrasi antara 80% dinas kesehatan
kesehatan
pembuatan
pembuatan
program,
alternatif
selalu
program
solusi,
pelaksanaan
dan
pemantauan hingga proses evaluasi.
kabupaten/ kota dan 100% dinas kesehatan
Subsistem dalam sistem informasi
provinsi
kesehatan secara umum meliputi:
dengan
Kementerian
Kesehatan
59
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
a.
Surveilans epidemiologis (untuk penyakit
melakukan
menular
pelayanan kesehatan.
dan
tidak
menular,
kondisi
lingkungan dan faktor risiko);
b.
perbaikan
kualitas
based
dalam
yang
efektif,
evidence
c. Penguatan
Pelaporan rutin dari puskesmas, rumah
mengambilan
sakit,
evaluasi, dan inovasi melalui penelitian.
laboratorium
kesehatan
daerah,
gudang farmasi, praktek swasta;
c.
berbagai
kebijakan
d. Perbaikan dalam tata kelola, memobilisasi
Pelaporan program khusus, seperti TB,
sumber baru dan akuntabilitas cara yang
lepra, malaria, KIA, imunisasi, HIV/AIDS,
digunakan.
yang biasanya bersifat vertikal;
d.
Sistem
administratif,
pembiayaan,
meliputi
sistem
keuangan,
sistem
kepegawaian, obat dan logistik, program
pelatihan, penelitian dan lain-lain;
e.
Pencatatan vital, baik kelahiran, kematian
maupun migrasi.
Gambar 1 Informasi Kesehatan rekomendasi
Jika dicermati, komponen tersebut tidak
hanya
tanggung
jawab
sektor
WHO (Sumber: WHO, 2005)
kesehatan
semata, tetapi juga lintas sektor lainnya seperti
statistik vital kependudukan, data kelahiran, data
kematian.
Sistem
pelaporan
informasi
kesehatan rutin dari fasilitas kesehatan pun
tidak berjalan dengan baik.
Teknologi informasi memberi berbagai
kemudahan dalam proses manajemen di segala
bidang. Dengan teknologi informasi, data dan
informasi
dapat
diolah
dan
didistribusikan
secara lebih mudah, cepat, akurat dan fleksibel.
Hal ini mendorong semakin dibutuhkannya
pemanfaatan
teknologi
informasi
dalam
Organization
(WHO)
berbagai kegiatan.
World
menilai
bahwa
Health
investasi
sistem
informasi
menuai beberapa keuntungan, antara lain:
a. Membantu
pengambil
keputusan
untuk
mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan
meningkatkannya.
b. Pemberdayaan
individu
dan
komunitas
dengan cepat dan mudah dipahami serta
Gambar 2. Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Data yang diperlukan dalam sistem
informasi kesehatan yang komprehensif berkisar
dari data kelahiran, morbiditas dan mortalitas,
untuk
jenis dan lokasi tenaga kesehatan,
dengan jenis dan kualitas pelayanan klinis yang
diberikan di tingkat nasional dan sub-nasional
dan
akhirnya
dengan
indikator
penduduk,
seperti sebagai demografi dan status sosial
ekonomi.
Sebagaimana
gambar
di
atas,
informasi kesehatan dapat dibagi menjadi lima
60
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
domain yang berbeda, yaitu:
yang diolah adalah data pribadi, anak,
1. Penentu Kesehatan, yang meliputi faktor
riwayat
risiko,
perilaku,
keturunan,
lingkungan,
sistem
kesehatan,
riwayat
yang
meliputi

kesehatan,
kesehatan
mengelola
prasarana,
meliputi
data
seperti
data
sarana
peralatan
dan
medis,
kendaraan, gedung, tanah dan peralatan
pemanfaatan pelayanan.
5. Status
teknis/fungsional,
Sub Sistem Sarana dan Prasarana, yang
berfungsi
kemampuan pelayanan dan kualitas.
sistem
latihan
pegawai.
3. Output sistem kesehatan, meliputi informasi,
4. Hasil
jabatan,
riwayat penghargaan serta data penugasan
kebijakan, pembiayaan, sumber daya, dan
organisasi.
riwayat
riwayat pendidikan, riwayat penjenjangan,
sosial ekonomi dan demografi.
2. Input
kepangkatan,
lainnya.
meliputi
angka

Sub Sistem keuangan, yang berfungsi untuk
kematian,kesakitan atau ketidakmampuan,
mengelola data keuangan secara garis
dan kesejahteraan.
besar
saja
yaitu
mencakup
besar
pembiayaan menurut kegiatan dan sumber
Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas
Penyelenggaraan
masyarakat
melalui
layanan
puskesmas
biaya.
kesehatan

merupakan
Sub Sistem Pelayanan Kesehatan, yang
berfungsi
mengelola
data
pelayanan
kegiatan yang membutuhkan proses pencatatan
kesehatan, terdiri dari pelayanan dalam
dan pengolahan data yang cukup kompleks.
gedung yaitu sub sistem rawat jalan yang
Dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat
meliputi
menangani
KIA,Imunisasi, Laboratorium) dan pelayanan
berbagai
macam
kegiatan
pelayanan
puskesmas
registrasi pasien, data rekam medis pasien,
medis dan manajemen obat. Pelayanan luar
farmasi, keuangan, hingga berbagai laporan
gedung meliputi sub sistem KIA dan GIZI,
bulanan, tribulanan, dan tahunan. Berbagai
Kesling dan TTU, Pemberantasan Penyakit
laporan
Menular, PKM, PSM, dan PERKESMAS.
yang
dihasilkan
oleh
puskesmas dengan bantuan sistem informasi

rawat
(BP,GIGI,
operasional puskesmas mulai dari pengelolaan
eksekutif
keliling,
dasar
inap,
rekam
Sub Sistem Pelaporan, yang berfungsi untuk
sangat dibutuhkan dalam penentuan kebijakan
menyediakan
untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan
laporan SP2TP (LB1, LB2, LB3 dan LB4)
masyarakat.
dan laporan program.
Prototipe sistem informasi kesehatan
meliputi ;


laporan-laporan,
meliputi
Sub Sistem Penunjang, yang menyediakan
layanan penunjang sistem seperti: membuat
Sub Sistem Kependudukan, yang berfungsi
backup dan restore data, data recovery,
untuk mengelola data kependudukan terdiri
user list and right assignment, user shortcut,
dari family folder, pencatatan mutasi lahir,
short message over network.
mutasi wafat dan mutasi pindah.

Sub Sistem Ketenagaan, yang berfungsi
untuk mengelola data ketenagaan. Data
61
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara

Pengolahan
data
pemeriksaan/tindakan
medis/penggunaan lab.

Pengolahan data obat (resep)

Pengolahan data Rujukan
Farmasi
Farmasi
Gambar
3.
Sistem
Informasi
Kesehatan
Puskesmas
Dan secara umum sistem informasi
kesehatan Puskesmas adalah sebagai berikut ;
Registrasi Pasien
Registrasi merupakan sub-sistem yang
menangani data registrasi kunjungan pasien,
baik kunjungan pemeriksaan umum/ gigi/ gizi
/KIA/ imunisasi/ KB. Kegiatannya meliputi:
2) Pengolahan data registrasi kunjungan
terdapat
beberapa
macam
klasifikasi registrasi, yaitu: pemeriksaan
umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi,
kunjungan
imunisasi,
kegiatan
KIA,
kegiatan KB, pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan/Pemberian Tindakan Medis
Hal ini merupakan sub-sistem yang
menangani data yang terkait dengan kegiatan
pemeriksaan/pemberian
tindakan
terhadap
pasien oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan
jenis
pemeriksaannya,
sub-sistem
ini
diklasifikasikan menjadi pemeriksaan umum,
pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan
imunisasi,
kegiatan
pemeriksaan
KIA,
kegiatan
laboratorium.
KB,
Kegiatannya
meliputi:

Pengolahan data kondisi pasien

Pengolahan data anamnesis

Pengolahan data diagnosis

Pengolahan data terapi
sub-sistem
yang menangani data yang terkait dengan
obat. Fungsionalitasnya meliputi:

Pengolahan data data master obat

Pengolahan data stok obat baru

Pengolahan data persediaan obat

Pengolahan data pelayanan/pemberian
resep pasien.
Pemantauan Data Register
Pemantauan data register merupakan
pemantauan data yang terjadi di puskesmas
secara harian/bulanan ataupun periode tertentu.
1) Pengolahan data pasien.
pasien,
merupakan
Kegiatannya meliputi:

Register pemeriksaan umum

Register pemeriksaan gigi

Register pemeriksaan gizi

Register pemeriksaan imunisasi

Register pemeriksaan KIA

Register pemeriksaan KB
Laporan
Laporan merupakan sub-sistem untuk
membuat laporan/ rekapitulasi. Laporan ini
meliputi:
a. LB:
 LB1 - Kasus penyakit
 LB2 – LPLPO
b. Laporan manajemen
 Laporan kunjungan pasien
 Laporan 10 penyakit terbanyak
 Laporan penggunaan obat
 Laporan tindakan medis terbanyak
 Laporan
metode
pembayaran
oleh
pasien
62
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
 Lapora
informasi
n billing
yang
diberikan
tidaklah
dalam
hitungan hari, melainkan bulan. Suatu sistem
Pemetaan
yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
Pemetaan wilayah meliputi kunjungan
baik pusat atau daerah, pengambil keputusan
pasien, penyakit terbanyak, penggunaan obat,
dapat mengakses informasi secara cepat dan
riwayat KLB, dan lain sebagainya. Akan tetapi
tepat sehingga kebijakan dapat efektif dan
mapping
efisien.
data
kesehatan
sangat
jarang
dilakukan.
Kemampuan Daerah
Sebagai dampak dari desentralisasi,
daerah masih menganggap kebutuhan sistem
PEMBAHASAN
Dari
beberapa
sistem
informasi
kesehatan yang telah dikembangkan dapat
dianalisa beberapa hal sebagai berikut:
kesehatan
telah
mengembangkan siknas online, akan tetapi
disamping
itu
berbagai
program
seperti
kewaspadaan gizi, informasi obat, rumah sakit,
dan puskesmas juga mengembangkan sistem
informasi sendiri. Hal ini berdampak tumpang
tindihnya informasi dan berbagai kegiatan serta
menyita waktu dan biaya. Sejatinya suatu sistem
informasi yang terintegrasi yang memenuhi
kebutuhan berbagai lintas sektor dan lintas
program yang dapat diakses sebagai informasi
yang
dapat
menjadi
pertimbangan
dalam
pengambilan berbagai keputusan dan kebijakan.
Seperti aplikasi komunikasi data, dapat
dilihat bahwa data dan informasi kesehatan
yang
disediakan
tidak
memenuhi
dengan
kebutuhan baik provinsi atau kabupaten/kota,
sehingga
kabupaten/
kota
pun
berupaya
mengembangkan sistem informasi sendiri.
SP2TP
pun
yang
bukanlah prioritas, akan tetapi daerah masih
memenuhi kebutuhan infrastruktur dan sarana
fisik. Tidak semua daerah surplus, akan tetapi
Integrated System
Kementerian
informasi berbasis web atau komputerisasi
sejatinya
dapat
digantikan dengan SIMPUS online ternyata di
lapangan puskesmas pun masih menyampaikan
laporannya secara manual setiap bulannya. Hal
tidak sedikit daerah yang minus. Memang pada
awalnya
pelaksanaan
sistem
informasi
membutuhkan banyak biaya, akan tetapi dalam
perjalannya juga memerlukan perawatan dan
pemeliharaan
yang
tidak
sedikit.
Kondisi
geografis juga sangan mempengaruhi, masih
banyak puskesmas di daerah yang sangat
terbatas akses informasinya.
Pemanfaatan data dan informasi
Pemanfaatan
data
dan
informasi
terkesan hanya kebutuhan pusat, bukanlah
kebutuhan
daerah,
sehingga
munculah
anggapan hanya proyek dan ego program
masing-masing. Hal ini karena pemanfaatan
data dan informasi secara signifikan tidak
dirasakan
oleh
kabupaten/
kota
sebagai
pelaksana kebijakan pemerintah pusat.
Sumber Daya Manusia
Selama ini di daerah, pengelola data
dan informasi umumnya adalah tenaga yang
merangkap tugas atau jabatan lain. Di beberapa
tempat memang dijumpai adanya tenaga purna
waktu.
ini mengakibatkan beban kerja bagi petugas dan
63
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
PENUTUP
Congress Of The United States Congressional
Kesimpulan
Budget Office. (2005). The Costs and
1.
Data dan informasi merupakan kunci pokok
Benefits of Health Information Technology
dalam
A
pengambilan
keputusan
dan
kebijakan yang efektif dan efisien.
2.
3.
Kebijakan
pemerintah
PAPER
CBO.
JupiterImages
Corp.Evidence. USA
dalam
http://depkes.go.id
pengembangan sistem informasi telah ada,
Inggarputri, Y. R. (2009). Evaluasi Penerapan
akan tetapi dalam pelaksanaannya masih
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
banyak kendala-kendala dan hambatan
(SIMPUS) Berbasis Komputer dengan
yang dihadapi;
Metode PIECES di Puskesmas Wilayah
Pengembangan sistem informasi baik di
Kabupaten Blora. Undergraduate Thesis,
pusat
Diponegoro University.
atau
dimanfaatkan
daerah
belum
sepenuhnya
dapat
karena
Jogiyanto HM, Analisi dan Desain Sistem
keterbatasan sistem yang dikembangkan,
Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori
kemampuan daerah, dan sumber daya
dan Praktek Aplikasi Bisnis (edisi ketiga,
manusia;
jogjakarta, Andi offset, 2005
Saran
Kemenkes
1. Perlunya
dilakukan
kendala-kendala
kajian
yang
mengenai
dihadapi
dalam
pelaksanaan sistem informasi kesehatan;
2. Kebutuhan data dan informasi merupakan
kebutuhan daerah, maka sebaiknya sistem
RI.
(2002).
Keputusan
Menteri
Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002
tentang
Kebijakan
Pengembangan
Kesehatan
dan
Strategi
Sistem
Informasi
Nasional
(SIKNAS)
http://depkes.go.id
informasi yang dikembangkan disesuaikan
Kemenkes
dengan kebutuhan dan karakteristik daerah.
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2009-2014
Kemenkes
RI.
RI.
(2002).
(2004).
Rencana
Strategis
Keputusan
Menteri
Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004
DAFTAS PUSTAKA
tentang Kebijakan Dasar Pusat kesehatan
Al-Gasseer et al. (2003). Achievements and
Masyarakat. http://depkes.go.id
challenges of formulating a strategic plan
Kemenkes
RI.
(2009).
Keputusan
Menteri
for nursing development at the national
Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007
level in Bahrain. International Council of
tentang
Pengembangan
Jaringan
Nurses.
Komputer
Online
Informasi
Bahan kuliah Kapita Selekta (2006) D3 Rekam
Medis
dan
Informasi
Kesehatan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Canadian Public Health Association. (2010).
Public Health Community Health Nursing
Sistem
Kesehatan Nasional. http://depkes.go.id
Kemenkes RI. (2009). Undang-Undang Nomor
36
tahun
2009
tentang
Kesehatan.
http://depkes.go.id
Ladjamudin, B., Al-Bahra B. (2004). Konsep
Practice in Canada Roles and Activities.
Sistem
Basis
Carling Avenue, Ottawa.
Implementasinya,
Data
dan
Graha
Ilmu,
64
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Yogyakarta
Informasi
Nugroho. (2009). Membuat website sendiri
dengan PHP-MySQL, Mediakita, Jakarta
Selatan
Jalan Maospati berbasis Web, Maospati
Purbo, O.W. (2007). Panduan Lengkap Desain
Macromedia
Dreamweaver
8,
Gava Media, Yogyakarta
Purwanto,
E.B.
di
Kabupaten
Bantaeng Propinsi Sulawesi Selatan,
Sulawesi Selatan
System, H. a. D. I. (2005). Health Management
Primita. (2011). Sistem Informasi Pasien Rawat
Web
Puskesmas
(2008).
Analisis
Systems.
DFID
Health
Resource Centre.
Wulandari, R. (2009). Evaluasi Kinerja Sistem
Informasi
Manajemen
Puskesmas
Berbasis Komputer di Wilayah Kerja
Perancangan
Algoritma,
Information
Graha
dan
Ilmu,
Yogyakarta
Dinas
Kesehatan
Undergraduate
Kota
thesis,
Semarang.
Diponegoro
University.
Sudarianto. (2010). Evaluasi Penerapan Sistem
65
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpuskesmas)
Berbasis Komputer
Martini Andriani (1)
1Ilmu
Kesehatan Masyarakat, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Intisari
Puskesmas-Puskesmas di Kabupaten Tapanuli Selatan, bahwa Puskesmas-Puskesmas ini
tiap harinya melayani puluhan pasien yang datang. Saat ini sistem pengolahan data pasien tiap
bagian masih dikerjakan dengan cara sistem manual atau belum memanfaatkan sistem informasi
Puskesmas. Dengan masih digunakannya sistem manual dan beberapa puskesmas sudah
menggunakan Simpuskesmas, maka muncul berbagai permasalahan dalam pengolahan data
pasiennya. Masalah-masalah ini diantaranya adalah tingginya tingkat kesalahan dalam pengolahan
data pasien (data pendaftaran, data pemeriksaan, data rujukan, dan data laboratorium) dan
lambatnya proses pelayanan pasien misalnya pendataan dan pencarian data pasien. Masalah lain
lagi yaitu puskesmas-puskesmas yang sudah menggunakan Simpuskesmas tdak mempunyai
kseragaman system, karena tiap Puskesmas melakukan swadaya sendiri-sendiri untuk pengadaan
SIMPUS.
Penggunaan Simpuskesmas dengan teknologi komputer untuk pengolahan data pasien
sangat diperlukan, karena dapat memberikan beberapa keuntungan dan kemudahan dalam
pelayanan pasien antara lain: mempercepat pelayanan, informasi yang lebih akurat, pencarian data
lebih cepat, pembuatan laporan yang lebih cepat serta keseragaman Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Dengan adanya program Simpuskesmas
berbasis komputer kinerja Puskesmas dapat ditingkatkan, sehingga kualitas dan mutu pelayanan
menjadi meningkat.
Kata Kunci : Keseragaman Sistem, Simpuskesmas, Teknologi Komputer
PENDAHULUAN
Demak
mempunyai
Ibu dan Anak (KIA) yang khusus menangani
merupakan kabupaten yang
banyak
puskesmas.
Pada
bayi dan ibu hamil, bagian Gigi yang khusus
menangani kesehatan gigi dan mulut, dan masih
puskesmas yang ada di Kabupaten Tapanuli
banyak
lagi
bagian
lainnnya.
Berdasarkan
Selatan terdapat beberapa bagian, antara lain
identifikasi analisis situasi yang dilakukan di
bagian Balai Pengobatan (BP) yang khusus
Puskesmas-Puskesmas di Kabupaten Tapanuli
menangani orang sakit biasa, bagian Kesehatan
Selatan, bahwa Puskesmas-Puskesmas ini tiap
66
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
harinya melayani puluhan pasien yang datang.
tenaga medis dan perawat dalam mencapai
Saat ini sistem pengolahan data pasien tiap
tujuan pelayanan kesehatan.
bagian masih dikerjakan dengan cara sistem
manual
atau
informasi
belum
memanfaatkan
Puskesmas.
Dengan
b. Aspek
Medis.
Catatan
sistem
dipergunakan
masih
merencanakan pengobatan/perawatan yang
digunakannya sistem manual, maka muncul
berbagai permasalahandalam pengolahan data
sebagai
tersebut
dasar
untuk
harus diberikan kepada pasien.
c.
Aspek
Hukum.
Menyangkut
masalah
pasiennya. Masalah-masalah ini diantaranya
adanya jaminan kepastian hukum atas
adalah
dasar
tingginya
tingkat
kesalahan
dalam
keadilan,
pengolahan data pasien (data pendaftaran, data
menegakkan
pemeriksaan,
bahan
data
rujukan,
dan
data
laboratorium) dan lambatnya proses pelayanan
pasien misalnya pendataan dan pencarian data
dalam
hukum
tanda
rangka
serta
bukti
untuk
usaha
penyediaan
menegakkan
keadilan.
d. Aspek Keuangan. Isi Rekam Medis dapat
pasien.
dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan
Penggunaan
komputer
untuk
biaya
pembayaran
adanya
karena
pelayanan, maka pembayaran tidak dapat
memberikan
beberapa
keuntungan dan kemudahan dalam pelayanan
catatan
Tanpa
pengolahan data pasien sangat diperlukan,
dapat
bukti
pelayanan.
tindakan
atau
dipertanggungjawabkan.
pasien antara lain: mempercepat pelayanan,
e. Aspek Pendidikan. Berkas Rekam Medis
informasi yang lebih akurat, dan pencarian data
mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
lebih cepat. Dengan adanya program berbasis
menyangkut
komputer
kinerja
ditingkatkan,
sehingga
data/informasi
Puskesmas
dapat
kronologis
kualitas
mutu
diberikan pada pasien.
dan
pelayanan menjadi meningkat.
f.
Tuntutan pelayanana masyarakat dalam
Aspek
dari
pelayanan
Dokumentasi.
menjadi
sumber
Isi
medik
yang
Rekam
medis
yang
harus
ingatan
hal kesehatan saat ini begitu besar, dan penting
didokumentasikan
untuk
bahan pertanggungjawaban dan laporan
diperhatikan,
apalagi
menyangkut
masalah kesehatan dan nyawa seseorang.
Terutama
penanganan
tindakan
pelayanan
tentang
yang
berhubungan
kesehatan
atau
rekam
medis.
dipakai
sebagai
sarana kesehatan.
kecepatan
dengan
dan
tentang
Sistem
yang
sedang
berjalan
di
puskesmas khususnya puskesmas dan sudah
menggunakan
Simpuskesmas,
tapi
dari
Peningkatan
layanan
diharapkan
akan
Simpuskesmas yang sudah digunakan ternyata
memberikan
kepastian
pelayanan
pada
setiap puskesmas mempunyai program yang
beberapa hal sebagai berikut :
berbeda-beda. Sistem yang berbeda ternyata
a. Aspek Administrasi. Suatu berkas rekam
mempersulit pihak DKK dalam permintaan
medis mempunyai nilai administrasi, karena
laporan-laporan
yang
diinginkan.
isinya menyangkut tindakan berdasarkan
adanya
wewenang dan tanggung jawab sebagai
dibuatlah penelitian lanjutan dari Simpuskesmas
kendala-kendala
tersebut
Dengan
maka
67
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
yang
sudah
tersedia
dengan
aplikasi
ANALISA DAN PERANCANGAN
Simpuskesmas yang bisa di akses lewat web
Pada
Sistem
atau Simpuskesmas yang berbasis komputer.
(Simpuskesmas)
Informasi
berbasis
Manajemen
komputer
yang
pertama kali dilakukan adalah Puskesmas yang
Simpuskesmas
akan
Simpus dulu dikenal dengan SP2TP merupakan
masuk ke web Simpuskesmas, kemudian masuk
tool atau instrumen pencatatan dan pelaporan
ke Simpuskesmas tersebut dengan menginput
yang ada di puskesmas. Sistem Informasi
password Puskesmas masing-masing. Setelah
Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah suatu
masuk
tatanan
Puskesmas
manusia
dan/atau
peralatan
yang
menggunakan
dapat
Simpuskesmas
masuk
dapat
ke
sistem,
melakukan
harus
setiap
kegiatan
menyediakan informasi untuk membantu proses
administratif yang dilakukan puskesmas setiap
manajemen
hari. Dari sistem Simpuskesmas dapat memilih
Puskesmas
mencapai
sasaran
kegiatannya.
bebrapa menu yang sudah disediakan. Apabila
memilih Master data, user dapat menginput data
Tujuan SIMPUS
1. Tujuan
dokter, obat, penyakit dan petugas. Jika memilih
Umum:
manajemen
meningkatkan
petugas
dapat
memasukkan
semua data pendaftaran. Jika memilih Rekam
berhasil guna dan berdaya guna, melalui
medis, maka dapat melakukan input data rekam
pemanfaatan secara optimal data sistem
medis.
pencatatan
dan
puskesmas
memilih
rujukan
user
dapat
terpadu
mengimput semua data tentang rujukan, dan
maupun
informasi
apabila memilih laboratorium, maka user dapat
kegiatan
memasukkan data tentang laboratorium. Dalam
menunjang
pelayanan.
Simpuskesmas juga disediakan menu untuk
2. Tujuan Khusus:
membuat
a. Sebagai
pedoman
laporan.
Laporan
yang
dapat
penyusunan
ditampilkan adalah Laporan Pasien, Laporan
perencanaan tingkat puskesmas (PTP)
Pemakaian Obat, Laporan Rujukan dan Laporan
dan
Rekam Medis.
pelaksanaan
puskesmas
kegiatan
melalui
mini
pokok
lokakarya
(minlok).
b. Sebagai
Data Flow Diagram Simpuskesmas
dasar
evaluasi
c.
Jika
pelaporan
(SP2TP)
yang
secara
Pendaftaran,
lebih
lainnya
puskesmas
kualitas
pemantauan
pelaksanaan
dan
pelayanan
Gambaran
dari
Informasi
puskesmas.
Manajemen
Untuk mengatasi berbagai hambatan
Berbasis komputer dapat dilihat digambar 1.
pelaksanaan
program
Puskesmas
Sistem
(Simpuskesmas)
pokok
puskesmas.
68
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Puskesmas yang dalam hal ini sebagai user
wajib memasukkan username dan password.
Setelah masuk ke Sistem Puskesmas dapat
memilih menu yang ada di web SIMPUS.
Apabila memilih Master, maka user
akan
memasukkan data Dokter, Obat, Penyakit.
Setelah Master diisi user dapat kembali ke
menu, dengan memilih menu yang lain. Apabila
memilih
Pendaftaran,
maka
user
akan
memasukkan data pendaftaran dan data pasien
dan kembali ke menu. Apabila pilih menu
Rekam Medis, user akan memasukkan data
Gambar 1. Diagram Konteks Simpuskesmas
rekam medis dan mengisi detail dari rekam
medis dan kembali ke menu lagi. Selanjutnya
Entity
Relationship
Entity
Relationship
Informasi
Diagram
Simpuskesmas
Diagram
Manajemen
dari
Sistem
Puskesmas
apabila pilih menu Rujukan, maka user akan
memasukkan data rujukan dan detail data
rujukan dan kembali ke menu. Dan apabila
(Simpuskesmas) Berbasis Cloud Computing
memilih menu Laboratorium maka user akan
seperti pada gambar 2
memasukkan
data
Laboratorium,
detail
Laboratorium dan hasil laboratorium. Disamping
itu user juga disediakan fasilitas untuk
mengubah password. Gambaran dari Flowcahrt
Sistem
Informasi
Manajemen
Puskesmas
(SIMPUSKESMAS) Berbasis komputer dapat
dilihat seperti pada gambar 3. Sedangkan
gambaran dari Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (SIMPUSKESMAS) Berbasis Cloud
Computing dapat dilihat digambar 1.
Gambar 2. Entity Relationship Diagram
Simpuskesmas
Flowchart Sistem Simpuskesmas
Flowchart
Manajemen
pada
Puskesmas
Sistem
Informasi
(SIMPUSKESMAS)
Berbasis komputer adalah pertama kali yang
dilakukan masuk ke web SIMPUSKESMAS
yang alamatnya sudah di upload di internet.
Setelah
masuk
ke
web
SIMPUSKESMAS,
69
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Tabel 1. Tabel Pendaftaran
Perancangan
Database
dari
Sistem
Informasi Manajemen untuk tabel yang lain:
Rekam
Medis,
Laboratorium,
Hasil
Laboratorium, Detail Rekam Medis, Rujukan dan
Detail Rujukan. Salah satu contoh untuk tabel
transaksi adalah sebagai berikut:
Rekam Medis
File Medis mempunyai Primary Key :
no_rek_med dan File Medis mempunyai Foreign
Key : no_pasien
Tabel 2. Tabel Rekam Medis
Gambar 3. Flowchart Simpuskesmas
Perancangan File Database
Perancangan
Database
dari
Sistem
Informasi Manajemen (Simpuskesmas) Berbasis
komputer adalah terdiri dari tabel Pasien,
Dokter,
Penyakit,
Obat,
Petugas
dan
Pendaftaran dengan salah satu contoh dari tabel
sebagai berikut :
Pendaftaran
File Pendaftaran mempunyai Primary
Key : no_pendaftaran dan File Pendaftaran
mempunyai Foreign Key : no_Pasien
70
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
IMPLEMENTASI
sehari-hari.
3. Dari
SIMPUS
mempermudah
ini
diharapkan
akan
pihak
Puskesmas
untuk
kegiatan administratif, dan bagi pihak DKK
akan lebih mudah mendapatkan semua
laporan dari setiap puskesmas di Kabupaten
Tapanuli Selatan tanpa harus menunggu
laporan dari pihak puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Gasseer et al. (2003). Achievements and
challenges of formulating a strategic
plan for nursing development at the
national level in Bahrain. International
Council of Nurses.
Gambar 4. Input Data Pendaftaran
Canadian Public Health Association. (2010).
Public Health Community Health Nursing
KESIMPULAN
Practice in Canada Roles and Activities.
1. Dari penelitian ini dapat diambil beberapa
Carling Avenue, Ottawa.
kesimpulan,
yaitu:
Sistem
Informasi
Congress Of The United States Congressional
Manajemen
(Simpuskesmas)
Berbasis
Budget Office. (2005). The Costs and
komputer merupakan Simpuskesmas yang
Benefits of Health Information Technology
dulu dalam penerapannya menggunakan
A
client server dirubah ke Simpuskesmas
Corp.Evidence. USA
yang di upload di web sehingga puskesmas-
PAPER
Sistem
mengakses
Pelayanan
tersebut
melalui
internet.
Informasi
Kesehatan
di
Kesehatan
Primer(PUSKESMAS).Bandung :Bagian
2. Setiap Puskesmas di Kabupaten Tapanuli
Selatan
JupiterImages
Gondodiputro, Sharon, 2007. Rekam Medis dan
puskesmas di Kabupaten Demak dapat
SIMPUS
CBO.
apabila
ingin
menggunakan
SIMPUS wajib memasukkan username dan
password
masing-masing.
Dalam
Ilmu Kesehatan Masyarakat Falkutas
Kedokteran Universitas Padjajaran.
Hartono, Jogiyanto, 2001,Analisis Dan Disain
Sistem
Informasi:
Pendekatan
Simpuskesmas yang berbasis komputer ini,
Terstruktur Teori Dan Praktek Aplikasi
setiap puskesmas mempunyai Username
Bisnis.ANDI,Yogyakarta
dan
masuk
password
ke
sendiri-sendiri.
Setelah
Simpuskesmas,
setiap
I Gusti Bagus Yoga Satria, 2011, Rancang
kegiatan
Bangun Sistem Informasi Pelayanan
puskesmas
dapat
administratif
dan
melakukan
pelayanan
ke
http://depkes.go.id
pasien
71
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Kesehatan
Dan
Pengelolaan
Obat
Puskesmas, STIKOM, Surabaya.
Graha Ilmu, Yogyakarta
Marlinda, Linda, S.Kom, 2004, Sistem Basis
Inggarputri, Y. R. (2009). Evaluasi Penerapan
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
Data,
ANDI
OFFSET,
Yogyakarta.
Perdana,
(SIMPUS) Berbasis Komputer dengan
Nugroho. (2009). Membuat website sendiri
Metode PIECES di Puskesmas Wilayah
dengan PHP-MySQL, Mediakita, Jakarta
Kabupaten Blora. Undergraduate Thesis,
Selatan
Diponegoro University.
Kemenkes
RI.
(2002).
Primita. (2011). Sistem Informasi Pasien Rawat
Keputusan
Menteri
Kesehatan RI Nomor 511 tahun 2002
tentang
Kebijakan
Pengembangan
Kesehatan
dan
Strategi
Sistem
Informasi
Nasional
(SIKNAS)
http://depkes.go.id
Kemenkes
RI.
(2002).
(2004).
Web Macromedia Dreamweaver 8, Gava
Media, Yogyakarta
Purwanto,
E.B.
Rencana
Strategis
Perancangan
dan
Algoritma,
Graha
Ilmu,
Yogyakarta
Sjamsuhidajat,
dkk,
2006,Manual
Rekam
Medis.Yogyakarta: Konsil Kedokteran
Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004
Indonesia Romeo, 2003, Testing Dan
tentang Kebijakan Dasar Pusat kesehatan
Implementasi Sistem, Edisi Pertama,
Masyarakat. http://depkes.go.id
STIKOM, Surabaya
RI.
(2009).
Keputusan
(2008).
Menteri
Kemenkes
RI.
Purbo, O.W. (2007). Panduan Lengkap Desain
Analisis
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2009-2014
Kemenkes
Jalan Maospati berbasis Web, Maospati
Keputusan
Menteri
Sudarianto. (2010). Evaluasi Penerapan Sistem
Kesehatan RI Nomor 837 tahun 2007
Informasi
Puskesmas
tentang
Pengembangan
Jaringan
Bantaeng
Propinsi
Komputer
Online
Informasi
Sulawesi Selatan
Sistem
Kesehatan Nasional. http://depkes.go.id
tahun
2009
tentang
Kesehatan.
http://depkes.go.id
Kendall,
dan
Kendall,
Perancangan
Kabupaten
Sulawesi
Selatan,
System, H. a. D. I. (2005). Health Management
Kemenkes RI. (2009). Undang-Undang Nomor
36
di
Information
Systems.
DFID
Health
Resource Centre.
Wulandari, R. (2009). Evaluasi Kinerja Sistem
2003,
Analisis
dan
Sistem
Jilid
1,
Prenhallindo, Jakarta.
Ladjamudin, B., Al-Bahra B. (2004). Konsep
Informasi
Manajemen
Puskesmas
Berbasis Komputer di Wilayah Kerja
Dinas
Kesehatan
Undergraduate
Kota
thesis,
Semarang.
Dipo
Sistem Basis Data dan Implementasinya,
negoro University.
72
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
PENGARUH PERAN SUAMI DALAM KANGAROO MOTHER CARE
(KMC) TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN BAYI
DI KABUPATEN CIAMIS
Susi Febriani Yusuf (1)
1Ilmu
Kesehatan Masyarakat, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Intisari
Kangaroo Mother Care (KMC) sangat perlu dilakukan pada bayi yang prematur atau berat bayi
lahir rendah ( BBLR) yaitu dengan melakukan kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi. Metode
ini sangat mendukung untuk kesehatan dan keselamatan bayi yang baru lahir sehingga suhu bayi bisa
dipertahankan, karena salah satu penyebab kematian BBLR atau prematur adalah pengaturan suhu.
Salah satunya manfaat KMC adalah meningkatkan hubungan antara bayi dengan ibu. KMC dapat
dilakukan oleh siapa saja oleh anggota keluarga karena tidak memerlukan peralatan yang sulit.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan suami, dukungan suami
dan faktor lain dalam Kangaroo Mother Care (KMC) terhadap perubahan berat badan bayi lahir rendah.
Metode Penelitian dengan menggunakan
Rancangan Penelitian
adalah kuasi eksperimen
dengan non randomized pretest-posttest control group design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 80
responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariabel, analisis bivariabel menggunakan
Chi-square, t-test dengan tingkat kemaknaan p<0,05 dan analisis multivariabel menggunakan regresi
linier.
Hasil Penelitianl analisis menunjukkan bahwa keikutsertaan suami dalam KMC lebih besar
perubahan berat badan bayinya dibandingkan dengan yang tidakmengikutsertakan suami dengan
p_value 0,001, dukungan suami tidak mempunyai hubungan yang bermakna p_value o,240, pendidikan
ibu mempunyai hubungan yang bermakna p_value 0,028, pekerjaan ibu tidak mempunyai hubungan yang
bermakna p_value 0,655, dukungan personil kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna p_value
0,007 dan dukungan sosial mempunyai hubungan yang bermakna p_value 0,010. .Kesimpulan:
Keikutsertaan suami dalam KMC, pendidikan ibu, dukungan personil kesehatan dan dukungan sosial
mempunyai hubungan yang bermakna terhadap perubahan berat badan bayi lahir rendah, sedangkan
dukungan suami dan pekerjaan ibu tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap perubahan
berat badan bayi lahir rendah.
Kata Kunci : Kangaroo Mother Care (KMC), Berat Badan Bayi Lahir Rendah, Kuasi Eksperimen, Non
Randomized Pretest-Posttest Control Group Design, Analisis Univariabel, Analisis
73
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Bivariabel.
PENDAHULUAN
merupakan salah satu
Pertumbuhan
resiko yang
utamanya
mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi
terjadi karena dua hal yaitu adanya kelahiran
khususnya pada masa perinatal. Selain itu
dan kematian. Angka kelahiran di Indonesia
BBLR dapat mengalami gangguan mental dan
telah mengalami penurunan secara nyata. Pada
fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya
awal tahun delapan puluhan angka Total Fertility
sehingga membutuhkan biaya perawatan yang
Rate (TFR) berkisar 5,6 per wanita, berdasarkan
tinggi. Angka BBLR di Indonesia nampak
hasil survei Demografi Kesehatan Indonesia
bervariasi. Dari beberapa studi kejadian BBLR
(SDKI) 2007 TFR berkisar 2,6 per wanita usia
pada tahun 1984 sebesar 14,6% di daerah
subur.
telah
pedesaan dan 17,5% di Rumah Sakit, hasil studi
mengalami penurunan, pada tahun 1986 adalah
di 7 daerah diperoleh angka BBLR dengan
450
dan
rentang 2,1% sampai 17,2 %, secara nasional
berdasarkan SDKI 2007 228 per 100.000
berdasarkan analisa lanjut SDKI 1991 angka
kelahiran hidup (BPS dkk, 2008).
BBLR sekitar 7,5 % (Setyowati, 2004).
Angka
per
kematian
100.000
Laporan
penduduk
faktor
ibu
kelahiran
WHO
tahun
juga
hidup
2005
angka
Perkumpulan
Perinatologi
Indonesia
kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20
(Perinasia) dalam seminar orientasi metode
per 1000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran
kanguru yang diselenggarakan pada Forum
hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan
Promosi Kesehatan Indonesia, bayi prematur
angka kematian bayi 20 per 1000 kelahiran
maupun BBLR terutama dibawah 2000 gr
hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari
terancam kematian yang diakibatkan hipotermi
246 bayi meninggal, setiap satu jam 10 bayi
(suhu
Indonesia meninggal, jadi setiap enam menit
samping
satu
Menurut
infeksi. Diperkirakan kejadian prematur dan
DEPKES RI angka kematian sepsis neonatorum
BBLR di Indonesia memang makin menurun
cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi
tetapi masih cukup tinggi yaitu 52% per 100
baru lahir. Masalah yang sering timbul sebagai
kelahiran
hidup.
komplikasi
organisasi
kesehatan
bayi
Indonesia
sepsis
meninggal.
neonatorum
adalah
badan
asfiksia
dibawah
(kesulitan
36,5°C),
di
bernafas)
dan
Berdasarkan
dunia
perkiraan
World
Health
meningitis, kejang, hipotermi, hiperbilirubinemia,
Organization (WHO) pada tahun 2007, di negara
gangguan nafas, dan minum (Depkes, 2007).
berkembang hampir 70% dari 5 juta kematian
Sekitar 57% kematian bayi tersebut terjadi pada
neonatal dan 17 dari 25 juta persalinan per
bayi umur dibawah 1 bulan dan utamanya
tahun melahirkan bayi dengan BBLR (kurang
disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi
dari 2500 gr) (Imral, 2007).
berat lahir rendah (BBLR). Menurut perkiraan,
BBLR dapat disebabkan oleh kelahiran
setiap tahunnya sekitar 400.000 bayi lahir
prematur
dengan berat rendah (Depkes RI, 2004). Bayi
terhambat. Keduanya harus dicegah karena
lahir
menimbulkan dampak yang negatif, tidak hanya
dengan
berat
badan
lahir
rendah
dan
pertumbuhan
janin
yang
74
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
meningkatkan morbiditas tetapi juga mortalitas
sangat dianjurkan. Departemen Kesehatan dan
bayi (Jefferson, 2004). Bayi prematur adalah
Sosial
bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan
pelayanan
dibawah
kanguru
37
minggu.
Berdasarkan
kurva
telah
mengembangkan
neonatal
sebagai
esensial
salah
kebijakan
dan
satu
metode
cara
dalam
pertumbuhan intrauterine, maka kebanyakan
penerapan kebijakan tersebut yang bertujuan
bayi prematur akan dilahirkan dengan berat
untuk pencegahan bayi hipotermi (suhu badan
badan yang rendah. Bayi premature maupun
rendah).
bayi cukup bulan yang lahir dengan berat badan
rendah,
terutama
terancam
di
kematian
penurunan
suhu
bawah
akibat
badan
di
2000
hipotermi
bawah
sosial
ini
sangat
menentukan metode KMC, tetapi pengaruhnya
yaitu
tidak sama di sejumlah daerah, kota, desa,
36,50c
bahkan keluarga. Faktor peran ayah memang
sangat menentukan, tetapi kepatuhan dalam
Metode Kangguru (Kangaroo Mother
orangtua, rekan, dan masyarakat secara umum.
ditemukan sejak tahun 1983, sangat bermanfaat
Jika mereka mendukung metode KMC, metode
untuk merawat bayi yang lahir dengan berat
KMC dengan cara ideal ini lebih bisa dilakukan,
badan rendah baik selama perawatan di rumah
begitu pula sebaliknya. Dukungan sosial ini tidak
sakit ataupun di rumah, metode KMC mampu
dapat dilepaskan dari pengaruh peran ayah,
memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir
pendidikan
rendah dengan menyediakan situasi dan kondisi
dukungan personil kesehatan (BPS & ORC
yang
Marco, 2008).
dengan
perawatan
rahim
ibu,
bayi
metode KMC juga dipengaruhi oleh pandangan
lekat
mirip
atau
dukungan
gram,
disamping asfiksia dan infeksi.
Care/ KMC)
Faktor
sehinggga
memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik
dengan dunia luar (Suriviana, 2005).
ibu
Dari
dan
hasil
pekerjaan
survei
ibu,
serta
pendahuluan
di
Kabupaten Ciamis diperoleh angka kelahiran
Metode KMC adalah metode perawatan
bayi prematur dan BBLR pada tahun 2009
dini dengan sentuhan kulit ke kulit antara ibu
sebanyak 411 bayi (Dinkes Kabupaten Ciamis,
dan bayi baru lahir dalam posisi seperti kanguru.
2009) dan pada tahun 2010 (antara bulan Juni
Perawatan
dapat
sampai Oktober) sebanyak 200 bayi (Rekmed
menghasilkan pengaturan suhu tubuh yang
RSUD Ciamis, 2010). Fakta ini sangat menarik
efektif dan lama serta denyut jantung dan
dan mendorong penulis untuk menelitinya di
pernafasan yang stabil pada bayi prematur.
lapangan.
Negara-negara maju seperti di Amerika Serikat
memberi gambaran keterlibatan Suami dalam
dan Kanada sangat mendukung keefektifan dan
mendukung
keamanan dari perawatan kulit per kulit (seperti
Kabupaten Ciamis.
KMC
telah
terbukti
Penelitian
ini
Kangaroo
diharapkan
Mother
dapat
Care
di
kangguru) untuk bayi prematur karena bayi
dapat merasakan kenikmatan kebahagiaan dan
Perumusan Masalah
Di Indonesia, perawatan bayi prematur
perasaan yang sangat luar biasa. Mengingat
terbatasnya
fasilitas
pelayanan
kesehatan
terutama di pedesaan, maka metode KMC
dan
BBLR
masih
memprioritaskan
pada
penggunaan inkubator tetapi keberadaannya
75
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
masih sangat terbatas. Hal ini menyebabkan
berbaring/tidur.
morbiditas dan mortalitas BBLR menjadi sangat
kepala, baju ibu berfungsi sebagai penutup
tinggi,
badan
bukan
hanya
akibat
kondisi
bayi.
Bayi
mengenakan
Keikut
sertaan
penutup
suami
dalam
prematuritasnya, tetapi juga diperberat oleh
melakukan KMC disarankan untuk ikut berperan
hipotermia dan infeksi nosokomial. Di sisi lain,
(WHO, 2003).
penggunaan
inkubator
memiliki
banyak
Green dan Kreuter (2000) berpendapat
keterbatasan. Selain jumlahnya yang terbatas,
bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh
inkubator membutuhkan biaya perawatan yang
berbagai
tinggi, serta memerlukan tenaga terampil yang
predisposing, yaitu yang menjadi dasar atau
mampu mengoperasikannya. Selain itu, dengan
motivasi bagi perilaku. Faktor ini terdiri dari
menggunakan inkubator, bayi dipisahkan dari
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai dan
ibunya, hal ini akan menghalangi kontak kulit
persepsi
langsung antara ibu dan bayi yang sangat
mempermudah
diperlukan bagi tumbuh kembang bayi.
perilaku; 2)
Metode KMC adalah sebuah metode
perawatan
bayi
baru
lahir
yang
antara
dapat
daya
1)
faktor
menghambat
motivasi
faktor
lain:
dalam
atau
perubahan
enabling, yaitu adanya
dan
keahlian
yang
dapat
cara
membantu perubahan perilaku; dan 3) faktor
meletakkan bayi didada ibu (skin to skin) untuk
reinforcing, yaitu sikap dan perilaku petugas
menyalurkan
kesehatan.
kehangatan
dengan
sumber
faktor
pada
si
bayi.
Tujuannya kontak kulit ke kulit antara ibu dan
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
bayi dapat menurunkan hilangnya panas melalui
peran suami dalam keluarga secara garis besar
konduksi dan radiasi serta bertujuan untuk
dibagi menjadi empat faktor utama yaitu faktor
neutral
mempertahankan
thermal
sosial-ekonomi,
faktor
sosial-budaya,
faktor
environment/NTE, yaitu kisaran suhu lingkungan
psiko sosial dan faktor alokasi waktu ayah.
sehingga bayi dapat mempertahankan suhu
Keempat faktor tersebut akan mempengaruhi di
tubuhnya tetap normal dengan metabolisme
dalam menjalankan kedelapan fungsi keluarga
basal minimum dan kebutuhan oksigen terkecil.
yaitu fungsi agama, fungsi budaya, fungsi kasih
Metoda ini dapat juga dilakukan untuk bayi
sayang, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi,
sehat, sehingga dengan kontak langsung kulit
fungsi sosialisasi dan pendidikan, serta fungsi
ibu dan bayi ini kebutuhan dasar dari bayi
ekonomi dan lingkungan. Hal ini perlu upaya
berupa kehangatan, ASI, kasih sayang dan
agar usaha untuk meningkatkan peran ayah,
perlindungan bisa dipenuhi.
tidak menimbulkan kegoncangan dalam pranata
Dalam metode ini, kontak kulit antara
sosial (keluarga). Diperlukan adanya terobosan-
ibu dan bayi yang berlangsung sejak dini secara
terobosan jangka pendek untuk meningkatkan
terus menerus dan berkesinambungan kalau
kesejahteraan
mungkin
mengadakan penyuluhan atau latihan-latihan
selama
24
jam.
Bayi
diletakkan
tegak/vertikal saat ibu berdiri dan duduk atau
menjalankan fungsinya dalam keluarga. Usaha
tengkurap/miring
untuk membentuk kepribadian positif adalah
saat
ibu
ayah
agar
dengan
singkat
KMC
para
seperti
diantara kedua payudara ibu dengan posisi
perawatan
bagi
keluarga,
lebih
baik
76
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
usaha
yang
integral
upaya
rendah serta terwujudnya rekomendasi
meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan
pemerintah dalam menetapkan kebijakan
keluarga secara umum (BKKBN-IPB, 1994).
program
Berdasarkan
sebagai
uraian
diatas,
maka
kesehatan
peran suami dalam
bayi
berkenaan
dengan
khususnya
tentang
kangaroo mother care.
dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai
berikut : “Apakah ada
yang
b. Manfaat bagi Bidan
Kangaroo Mother Care (KMC) Terhadap Berat
Sebagai
Badan Bayi ?”
pengetahuan
upaya
untuk
dan
meningkatkan
keterampilan
bidan
dalam melakukan deteksi dini perilaku ibu
Tujuan Penelitian
melahirkan dalam perawatan bayi dengan
Tujuan Umum
metode kangaroo mother care sehingga
Untuk
mengetahui
pengaruh
peran
mencegah
kematian
akibat
komplikasi
suami dalam Kangaroo Mother Care (KMC)
kelahiran premature dan berat bayi lahir
terhadap berat badan bayi.
rendah.
Tujuan khusus
c.
a. Mengetahui
peran
suami
dalam
menambah
pengetahuan
dan
pengalaman penelitian tentang penelitian,
perubahan berat badan bayi.
prosedur dan teknik penelitian serta topik
faktor-faktor
lain
yang
yang diambil. Hasil penelitian ini akan
mempengaruhi perubahan berat badan
menjadi
bayi.
peningkatan pemanfaatan perawatan bayi .
Manfaat Penelitian
penelitian
ini
diharapkan
dapat
bermanfaat sebagai bahan masukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan bidang
kesehatan yang berkaitan dengan upaya
peningkatan kesehatan bayi.
bagi
program
KIA/KB
di
Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Untuk
memberikan
pengambilan
bagi
upaya
masukan
kebijakan
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian
eksperimen
ini
adalah
(quasi
semu
penelitian
eksperimental),
dengan rancangan nonrandomized pretest-post
test
control
group
design
(Murti,
2005).
Rancangan ini dipilih dengan pertimbangan
Manfaat Praktis
a. Manfaat
pertimbangan
METODE PENELITIAN
Manfaat Teoritis
Hasil
2.
Untuk
Kangaroo Mother Care (KMC) terhadap
b. Diketahuinya
1.
Manfaat Bagi Peneliti
dalam
operasional
mendeteksi secara dini pertumbuhan dan
perkembangan bayi serta meningkatkan
kemampuan bidan dalam mengkaji perilaku
ibu dalam perawatan bayi berat lahir
penelitian
murni
dilapangan
hampir
tidak
mungkin dan sulit untuk memenuhi kriteria
alokasi
perlakuan
subjek
secara
random.
Menurut Campbell & Stanley (1966) bahwa
sebagian besar penelitian yang tidak dilakukan
random
untuk
pengujian
atas
perbedaan
perlakuan, dapat diwujudkan melalui desain
penelitian quasi eksperimental, dengan model
rancangan sebagai berikut:
77
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
tertentu yang telah ditetapkan berdasarkan
E
O1
C
O1
X
O2
tujuan penelitian (Trochim, 2006), serta
O3
penentuan
sampel
diambil
dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007).
Keterangan:
Adapun kriteria inklusi penelitian ini adalah :
E: kelompok yang mendapat perlakuan
a. Ibu melahirkan
(ibu dan suami)
bayi Prematur atau
BBLR di Kabupaten Ciamis.
C: kelompok pembanding (ibu saja)
b. Bersedia jadi responden
O1: pengamatan pertama pengukuran
c.
berat badan pada saat lahir
Suami yang ikut berperan dalam KMC
Kriteria eksklusi meliputi:
X: intervensi
O2: pengamatan kedua setelah perlakuan
a.
Bayi yang mengalami penyakit infeksi.
b.
Bayi dengan kelainan bawaan.
kmc ibu dan suami setelah 4 minggu
O3: pengamatan kedua tanpa intervensi
Besar dan Cara Pengambilan Sampel
setelah bayi berusia 4 minggu
Perkiraan
diperlukan
Lokasi Penelitian
untuk
jumlah
sampel
masing-masing
yang
kelompok
ditentukan menurut rumus besaran sampel dari
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Lemeshow et al. (1997) adalah sebagai berikut :
Ciamis provinsi Jawa Barat. Alasan memilih
lokasi ini adalah karena di kabupaten tersebut
masih banyak terdapat kasus BBLR serta para
tenaga medis di kabupaten tersebut sudah
melakukan KMC dan belum pernah dilakukan
penelitian.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang
melahirkan bayi prematur atau BBLR di
Kabupaten Ciamis.
Sampel pada penelitian ini ialah ibu yang
melahirkan di Rumah Sakit di Kabupaten
serta
memenuhi
ditetapkan berdasarkan
yang
ditetapkan
n
: Besar sampel untuk setiap kelompok
σ
: Standar deviasi
Z1-α
: Tingkat kemaknaan (signifikansi)
Z1-β
: Kekuatan uji penelitian (power)
μ1-μ2
: Perbedaan rata-rata yang diharapkan
Estimasi tingkat kepercayaan 95% (α=
2. Sampel penelitian
Ciamis
Keterangan:
.
kriteria
tujuan
Sampel
yang
penelitian
penelitian
ditentukan dengan purposive sampling, yaitu
hanya mengambil unit sampel sesuai kriteria
0,05), power = 80%,diperoleh sampel minimal
yang diperlukan untuk setiap kelompok adalah
35 orang. Untuk menghindari adanya sampel
yang drop out maka jumlah sampel ditambah
10% maka besar sampel untuk setiap kelompok
adalah 40 orang.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
78
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
1. Variabel Penelitian
Personi
melakukan KMC. Personil kesehatan
l
seperti;
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variable bebas (independent variable)
kesehat
Pengukuran
an
kuesioner
V(5)).
yaitu peran suami dalam KMC.
atau
bidan.
dilakukan
dari
rentang
dengan
(LPKGM,1996;
10
pertanyaan
skor
total
0-10.
Dikategorikan mendukung jika semua
jawaban no.1-10 adalah 1, tetapi jika
yaitu berat badan bayi.
ada jawaban yang 0 berarti tidak
3. Variable luar adalah pendidikan ibu,
ibu,
umum
ataupun
modifikasi
Terdiri
dengan
2. variable terikat (dependent variable)
pekerjaan
dokter
kandungan,perawat,
dukungan
personil
kesehatan dan dukungan sosial.
mendukung.
4. Dukung
Dukungan yang diberikan oleh para
an
anggota keluarga yang lain, teman,dan
sosial
tetangga
di
lingkungan
sosial
Nominal
ibu
supaya melakukan KMC. Pengukuran
dilakukan dengan instrumen kuesioner
modifikasi (LPKGM, 1996; 6-7) dengan
2. Definisi Operasional
10 pertanyaan rentang skor
total 0-10. Dikategorikan mendukung
Tabel 1.Variabel penelitian dan definisi
jika semua jawaban no.1-10 adalah 1,
tetapi jika ada jawaban yang 0 berarti
operasional
tidak mendukung.
Variabel
Definisi Operasional
Skala
Variabel
Keterlibatan suami selama proses
Nominal
Bebas
Perawatan bayi dengan KMC. Diukur
Peran
dengan 10 pertanyaan.
Suami
Dengan rentang skor total 0-10.
Intervensi dilakukan pada ibu dan suami
dengan diberikan informasi mengenai cara
Dikatakan berperan jika dari semua
perawatan metode kangguru dan
jawaban no. 1-10 adalah 1, dan
dikatakan tidak berperan jika ada
Selisish berat badan pada minggu ke
Terikat
empat kelahiran dan pada saat lahir
Berat
Berat badan bayi diukur dalam keadaan
Badan Bayi
tanpa pakaian dengan timbangan bayi
Kontinyu
Merupakan
terakhir.Tingkat pendidikan ibu tertinggi
1. Pendidi
yang pernah dialami meliputi Sekolah
kan
Dasar (SD),Sekaloah Lanjutan Tingkat
Pertama
(SLTP),
Sekolah
ibu
Ordinal
ataupun
SD,SLTP,atau
pendidikan
sederajat
dan
an Ibu
pokok
atau
tetap
yang
Nominal
tidak
mendapat
mendapat
semua
intervensi
intervensi.
Manfaat Perawatan Metode Kangguru dan
ibu dikatakan bekerja diberi kode angka
Penerapannya dalam Perawatan Bayi Berat
1 dan tidak bekerja diberi kode angka
0.
an
yang
yang
pada
Materi mengenai KMC diambil dari buku
dilakukan oleh ibu untuk mendapatkan
penghasilan (BPS, 2003). Pekerjaan
3. Dukung
baik
kuesioner
Instrumen Penelitian
tinggi (SISDIKNAS,2003)
Pekerjaan
setiap
dikatakan
pendidikan tinggi jika tamat perguruan
2. Pekerja
pertumbuhan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
menengah jika ibu pernah tamat SLTA
atau
harus
Kuesioner diisi langsung oleh para responden
dasar jika tamat SLTP atau sederajat
dikategorikan
menilai
menyebarkan
responden
sederajat dan dikategorikan pendidikan
dan
sekaligus
cara
pendidikan dasar jika ibu tidak pernah
tamat
KMC
Pengumpulan data dilakukan dengan
Lanjutan
Tinggi (PT);dikategorikan tidak tamat
tidak
melakukan
pekannya.
Tingkat Atas (SLTA), dan Perguruan
atau
yang
akan dinilai secara periodik oleh peneliti dan
skala rasio
Luar
suami
menilai kepatuhan dari intervensi tersebut.hal ini
Jenis data dan hasil pengukuran adalah
Variabel
atau
mencatatnya di sebuah kalender khusus untuk
dalam satuan gram.
pendidikan
seterusnya
akan dilakukan oleh ibu atau suami.Setiap ibu
jawaban yang 0.
Variabel
tingkat
Cara Intervensi dan Pengumpulan Data
Dukungan yang diberikan personil
Nominal
Lahir
Rendah
dengan
Metode
Kangguru
kesehatan setelah persalinan untuk
79
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
(Pratomo, 2010). Ibu dan suami diberikan
berat
informasi tentang cara melakukan perawatan
perlakuan, metode yang digunakan adalah
KMC. Metode yang digunakan ceramah, diskusi
paired t-test
dan demostrasi.
Instrumen
badan
sebelum
dan
sesudah
3. Analisis Multivariabel
yang
digunakan
dalam
Analisis
multivariabel
dilakukan
untuk
penelitian ini adalah berupa format kuesioner
mengetahui hubungan antara variabel bebas,
yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang
variabel terikat dan variabel luar.Variabel
berkaitan
yang dianalisis adalah variabel bebas dan
dengan
penelitian,
sehingga
didapatkan data yang berhubungan dengan
variabel
terikat
tujuan penelitian.
dengan
variabel
menggunakan
Analisa Data
secara
bersama-sama
luar.
beberapa
Analisis
model
ini
dengan
menggunakan uji statistik regresi linier
Setelah data dikumpulkan lalu diberikan
kode yang bertujuan untuk memudahkan dalam
Etika Penelitian
melakukan tabulasi data. Setelah pengkodean
1. Ethical Clereance
dilakukan editing data dengan tujuan untuk
Penelitian
mengetahui
telah
mendapatkan surat kelayakan etik penelitian
diberikan kode. Kemudian dilakukan tabulasi
dari Komite Etik Penelitian Biomedis pada
data
manusia
sesuai
kelengkapan
dengan
data
yang
variabel-variabel
data
ini
dilaksanakan
Fakultas
Kedokteran
setelah
Universitas
dengan tujuan untuk mengetahui kelengkapan
Gadjah Mada.
data yang diberikan kode. Kemudian dilakukan
2.
tabulasi data sesuai dengan variabel-variabel
Setiap responden yang ikut dalam penelitian ini
yang telah diteliti untuk mempermudah dalam
diberi lembar persetujuan agar responden
melakukan analisa data. Data dalam penelitian
dapat
ini dilakukan dalam 3 tahapan sebagai berikut:
penelitian serta dampak yang diteliti selama
1. Analisis Univariabel
proses
Analisis
Univariabel
dilakukan
untuk
Informed Consent
mengetahui
penelitian
maksud
ini
dan
berlangsung.
tujuan
Jika
responden bersedia ikut dalam penelitian ini
menggambarkan karakteristik masing-masing
maka
variabel penelitian melalui tabel distribusi
persetujuan dan jika responden menolak untuk
frekuensi.
diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
Tabel
distribusi
frekuensi
ini
harus
menandatangani
menggambarkan jumlah dan persentasi dari
tetap menghormati haknya.
setiap variabel yang ada.
3.
2. Analisis Bivariabel
lembar
Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh
Analisis bivariabel dilakukan untuk melihat
responden dijamin oleh peneliti dan hanya
hubungan antara 2 variabel. Variabel yang
kelompok data tertentu yang sesuai dengan
akan dilihat adalah variabel bebas, variabel
kebutuhan penelitian yang akan diiaporkan
terikat dan variabel luar.Uji statistik yang
oleh peneliti.
digunakan
4.
untuk
mengetahui
perbedaan
Benefit
80
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Dalam
penelitian
memaksimalkan
ini,
peneliti
penelitian
c. Saat pelaksanaan penelitian, peneliti
dan
dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya
meminimalkan kerugian yang timbul akibat
yang berprofesi sebagai bidan. Peneliti
penelitian ini.
dan
5.
manfaat
berusaha
Justice
tenaga
bantu
menyamakan
sebelumnya
persepsi
terlebih
Semua responden yang ikut dalam penelitian
dahulu.Peneliti
menyampaikan
ini diperiakukan secara adil dan diberi hak
tenaga
maksud
yang sama.
penelitian ini serta cara melakukan
bantu
dan
pada
tujuan
perawatan KMC dan cara memeriksa
Jalannya Penelitian
berat
Prosedur penelitian ini sebagai berikut:
menggunakan
1. Persiapan penelitian
kelompok perlakuan yang melibatkan
a. Penelitian diawali dengan melakukan
survey
pendahuluan
mendapatkan
data
untuk
yang
badan
bayi.
2
Penelitian
kelompok
yaitu
ini
1
ibu beserta suami dan 1 kelompok
kontrol dengan melibatkan ibu saja.
diperlukan
dalam penelitian.
Kelompok perlakuan.
b. Literatur review atau penelusuran yang
digunakan dalam penyusunan proposal
penelitian.
1) Melakukan
identifikasi
sesuai
kriteria
inklusi pemilihan sampel
2) Memberikan penjelasan, tujuan penelitian,
c. Konsultasi dengan pembimbing dalam
prosedur penelitian pada ibu dan suami
penyempurnaan judul penelitian dan
yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian
pembuatan proposal.
memberikan formulir informed consent
d. Melaksanakan seminar proposal untuk
untuk jadi responden. Bagi responden
mendapatkan masukan lebih lanjut demi
yang
terlaksananya penelitian ini.
menandatanganinya.
e. Mendapatkan
izin
penelitian
setuju
langsung
dari
3) Mencatat dan melengkapi data yang
program Studi S-2 IKM, Komisi Etik
terdiri dari identitas bayi dan identitas ibu
Penelitian UGM.
serta alamat lengkap. Bayi kemudian
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian.
a. Pelaksanaan
diperiksa untuk memastikan kondisi bayi
dengan
sehat dan bisa dilakukan perawatan KMC.
menentukan dan membuat kerjasama
4) Bimbingan KMC dilakukan pada saat ibu
dengan
tim
lapangan
di
berada di rumah sakit yaitu hari ke2
kabupaten Ciamis yang akan membantu
setelah melahirkan. Tahap pertama yaitu
pelaksanaan KMC, Pengumpulan data
menyampaikan
dan penilaian.
perawatan KMC (pengertian, manfaat,
b. Mengidentifikasi
fasilitator
sesuai
dengan
(Bidan)
subjek
kriteria
penelitian
inklusi
ekslusi yang telah ditetapkan.
dan
informasi
tentang
waktu yang tepat dan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam KMC). Tahap kedua
dilakukan
demonstrasi
pada
phantom
81
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
bayi. Tahap ketiga, ibu mempraktekkan
diperiksa untuk memastikan kondisi bayi
kembali pada phantom dan dibimbing oleh
sehat dan bisa dilakukan perawatan KMC.
peneliti atau asisten peneliti. Pada akhir
4) Bimbingan KMC dilakukan pada saat ibu
sesi diadakan tanya jawab tentang hal
berada di Rumah sakit yaitu hari ke 2
yang belum dipahami ibu atau suami.
setelah melahirkan. Tahap pertama yaitu
5) Peneliti atau asisten peneliti mengadakan
menyampaikan
informasi
tentang
praktek langsung perawatan kangguru
perawatan KMC (pengertian, manfaat,
pada bayi agar ibu atau suami dapat
waktu yang tepat dan hal-hal yang perlu
melakukannya
diperhatikan dalam KMC). Tahap kedua
di
rumah
setelah
bimbingan ibu diberikan leaflet.
dilakukan demonstrasi pada phantom.
6) Pada minggu pertama hari ke 7 atau
Tahap ketiga, ibu mempraktekkan kembali
minggu ke 4 hari ke 7, peneliti atau
pada phantom dan dibimbing oleh peneliti
asisten
datang
atau asisten peneliti. Pada akhir sesi
kembali ke rumah sakit untuk meriksakan
diadakan tanya jawab tentang hal yang
pertumbuhan bayinya, tapi apabila ibu
belum dipahami ibu.
peneliti
meminta
ibu
tidak datang maka peneliti mengadakan
kunjungan
berat
praktek langsung perawatan kangguru
badan bayi dilakukan sebelum ibu diajari
pada bayi agar ibu dapat melakukannya di
KMC dan kemudian ditimbang lagi setelah
rumah setelah bimbingan ibu diberikan
minggu pertama atau minggu ke empat
leaflet.
dimana
rumah.Penimbangan
5) Peneliti atau asisten peneliti mengadakan
ibu
telah
diajari
KMC.Bayi
6)
Pada minggu pertama hari ke 7 atau
ditimbang dengan memakai timbangan
minggu ke 4 hari ke 7, peneliti atau
yang sama dan tanpa pakaian.
asisten
peneliti
meminta
ibu
datang
kembali ke rumah sakit untuk meriksakan
Kelompok kontrol.
1) Melakukan
pertumbuhan bayinya, tapi apabila ibu
identifikasi
sesuai
kriteria
inklusi pemilihan sampel
kunjungan
2) Memberikan penjelasan, tujuan penelitian,
prosedur
memenuhi
penelitian
pada
kriteria
inklusi,
tidak datang maka peneliti mengadakan
ibu
rumah.Penimbangan
berat
badan bayi dilakukan sebelum ibu diajari
yang
KMC dan kemudian ditimbang lagi setelah
kemudian
minggu pertama atau minggu ke empat
memberikan formulir informed consent
dimana
untuk jadi responden. Bagi responden
ditimbang dengan memakai timbangan
yang
yang sama dan tanpa pakaian.
setuju
langsung
ibu
telah
diajari
KMC.Bayi
menandatanganinya.
3) Mencatat dan melengkapi data yang
terdiri dari identitas bayi dan identitas ibu
serta alamat lengkap. Bayi kemudian
3. Tahap penyelesaian
Tahap
mengolah
dan
menggunakan
akhir
penelitian
ini
adalah
data
dengan
Selanjutnya
peneliti
menganalisis
Stata.
82
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
melakukan
penyelesaian
dan
menyusun
Hasil analisis univariabel
bertujuan
laporan hasil penelitian, revisi laporan sesuai
untuk mendeskripsikan karakteristik dari subjek
saran
penelitian sehingga kumpulan data tersebut
dan
koreksi
pembimbing
untuk
mempersiapkan hasil seminar.
berubah
menjadi
informasi
yang
berguna.
Homogenitas dan karakteristik responden pada
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
penelitian ini disajikan dalam Tabel 2.
Hasil Penelitian
Berdasarkan pendidikan ibu yang tergolong
Jumlah
Penduduk
Berdasarkan
Jenis
tinggi yaitu S1 pada kelompok intervensi yaitu 0
Kelamin di Kabupaten Ciamis tahun 2010 .
dibandingkan
Jumlah Pria (jiwa) 757.729 , Jumlah Wanita
sebanyak 1 orang (2,505).uji statistik pada
(jiwa)
tingkat signifikansi o,16 (p>0.05) yang berarti
773.630,
Total
(jiwa)
1.531.359,
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²) 558
dengan
kelompok
kontrol
(Jawa
pendidikan ibu diantara kedua kelompok tidak
Barat Dalam Angka 2010, BPS Provinsi Jawa
memiliki perbedaan bermakna atau homogen.
Barat, 2010 ).
Sebagian besar responden tidak bekerja, baik
Sarana pelayanan kesehatan pemerintah
pada kelompok intervensi (65,00%) maupun
yang ada di Kabupaten Ciamis pada tahun 2007
kelompok kontrol (65,00%). Uji statistik pada
meliputi 1 buah Rumah Sakit Umum Daerah, 10
tingkat signifikansi 1,00 (p.0,05) menunjukkan
Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP),
bahwa kedua kelompok homogen.
35 buah Puskesmas Non DTP, 110 Puskesmas
personil
kesehatan
yang
pelayanan
mendukung pada kelompok intervensi sebanyak
swasta yang ada di Kabupaten
36 orang (90,00), sedangkan pada kelompok
Pembantu.
kesehatan
Dukungan
Sarana
Swasta,
kontrol sebanyak 34 orang (85,00%). Hal ini
Rumah Bersalin, Praktek Dokter, Praktek Bidan
menunjukkan bahwa personil kesehatan lebih
dan Balai Pengobatan. (potensi kabupaten
banyak mendukung melakukan KMC pada
Ciamis, 2011).
kedua kelompok dibandingkan dengan yang
1. Analisis Hasil Penelitian
tidak mendukung KMC. Uji statistik pada tingkat
Ciamis
terdiri
dari
Rumah
Sakit
Subjek penelitian adalah bayi baru lahir
signifikansi
0,49
(p>0,05)
mengindikasikan
dengan prematur atau bblr yang berjumlah 80
bahwa kedua kelompok homogen. Hasil analisis
orang. Bayi yang mendapatkan kmc dengan
univariabel sacara keseluruhan dapat dilihat
melibatkan peran suami sebanyak 40 orang.
pada Tabel 2.
Sedangkan kelompok
pembandingnya yang
tidak melibatkan peran suami dalam kmc
sebanyak
40
orang.Gambaran
Tabel 2. Karakteristik Subjek Penelitian
Dan Homogenitas
tentang
Kelompok
karakteristik subjek penelitian dijelaskan dalam
bentuk distribusi frekuensi berdasarkan variabel
dalam penelitian.
Intervensi
Karakteristik
(t)
(n=40)
kontrol
X2
(n=40)
p
n
%
n
%
(mean ± sd) (mean ± sd)
a. Analisis Univariabel
Pendidikan Ibu
83
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
SD
1
2,50
2
5,00
5,16
0,16
(p>0,05). Hal ini berarti salah satu persyaratan
SLTP
20
50,00
27
67,50
SLTA
19
47,50
10
25,00
0
0,00
1
2,50
Bekerja 14
35,00
14
35,00
0,00
Tidak bekerja26
65,00
26
65,00
36
90,00
34
10,00
6
15,00
18
45,00
12
55,00
28
70,00
S1
untuk melakukan penelitian eksperimen sudah
Pekerjaan ibu
1,00
terpenuhi, karena kondisi awal responden kedua
kelompok memiliki karateristik subjek yang
seimbang
Dukungan personil kesehatan
Mendukung
85,00
0,45 0,49
Tidak mendukung
karateristik responden lebih besar dari nilai 0,05
4
atau
dengan
kata
lain
kedua
kelompok homogen.
Dukungan sosial
Mendukung
30,00
1,92 0,16
Tidak mendukung
Berat badan lahir
22
(2238,75±247,26)
(2202,5±160,90)
b. Analisis bivariabel
hubungan antara variabel bebas yaitu mengikut
sertakan peran suami dan tidak mengikut
Sumber : Analisis data preimer 2011
Keterangan : n = jumlah sampel X2
=
Chi
square p= p value
Dukungan sosial yang tidak mendukung
pada kelompok intervensi sebanyak 22 orang
(55,00%), sedangkan pada kelompok kontrol
sebanyak
28
orang
(70,00%).
Hal
ini
menunjukkan bahwa dukungan sosial lebih
banyak tidak mendukung melakukan KMC pada
kedua kelompok dibandingkan dengan yang
mendukung KMC. Uji statistik pada tingkat
signifikansi
0,16
(p>0,05)
mengindikasikan
bahwa kedua kelompok homogen.
Berat
intervensi
badan
lebih
lahir
besar
pada
kelompok
daripada
kelompok
kontrol.Hal ini dilihat dengan nilai rerata berat
badan lahir pada kelompok intervensi 2238,75
gram dengan standar deviasi 247,26.Uji statistik
pada
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui
0,77
0,43
tingkat
signifikansi
0,43
(p>0,05)
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan berat
badan lahir pada kedua kelompok.
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa
tidak ada perbedaan karateristik yang bermakna
antara kelompok intervensi dan kontrol. Hal ini
terlihat pada nilai signifikan (p) dari semua
sertakan suami terhadap variabel terikat yaitu
pertumbuhan bayi dengan melihat perubahan
berat badan bayi. Analisis bivariabel juga
dilakukan untuk melihat hubungan dari variabel
luar
yaitu
pendidikan
ibu,
pekerjaan
ibu,dukungan personil kesehatan, dan dukungan
sosial
terhadap
pertumbuhan
bayi
dengan
melihat perubahan berat badan bayi. Uji statistik
yang digunakan adalah paired t test untuk
melihat perubahan berat badan saat lahir dan
setelah empat minggu pada masing-masing
kelompok. Uji independent t test digunakan
untuk
melihat
badan
pada
perbedaan
kelompok
perubahan
berat
intervensi
dan
kelompok.Tingkat kemaknaan menggunakan p
value <0,05 pada interval kepercayaan 95%.
Tabel
3
menunjukkan
terdapat
peningkatan berat badan pada saat lahir dan
setelah minggu ke empat kelahiran pada
kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok
intervensi menunjukkan rerata pengukuran berat
badan saat lahir yaitu 2238,75 gram dengan
standar deviasi 247,26 dan setelah minggu ke-4
menjadi 2714,75 gram dengan standar deviasi
84
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
208,27. Pada kelompok kontrol menunjukkan
Perlakuan
2202,5 gram dengan standar deviasi 160,90 dan
Berat Badan
setelah minggu ke-4 yaitu 2580 gram dengan
Intervensi
deviasi
145,35.
p
Nilai
476
peningkatan yang bermakna atau signifikan
t-hit
98,5
4,26
0,001
(115,82)
value
menunjukkan 0,00 (p<0,05) berarti terdapat
(CI)
p
rerata pengukuran berat badan saat lahir yaitu
standar
(SD)
Kontrol
377,5
(89,11)
antara berat badan saat lahir dan setelah
Nilai rerata berat badan bayi yang
minggu ke-4.
intervensi
Tabel 3. Analisis Paired T Test
selama
4
minggu
mengalami
peningkatan yaitu 476 gram dengan standar
Perubahan Berat Badan
deviasi 115,82. Sedangkan pada kelompok
Pengukuran
Saat lahir
Kelompok
Perlakuan
Mean
(SD)
minggu
Selisih rerata t-hit
ke empat
(CI)
Mean
(SD)
kontrol nilai reratanya 377,5 gram dengan
p
standar deviasi 89,11. Perbedaan selisih rerata
antara kelompok intervensi dan kontrol adalah
Berat Badan (gram)
Intervensi
2238,75
(247,26)
2714,75
476
(208,27)
25,99
0,001
98,5 gram dengan t-hitung 4,26 dan nilai p value
Kontrol
2580
377,5
(145,35)
26,79
0,001
sebesar 0,001 (p<0,05). Hal ini menunjukkan
2202,5
(160,90)
Analisis ini menunjukkan ada perbedaan
bermakna secara statistik pada
berat badan
antara kelompok intervensi dan kontrol setelah 4
minggu kelahiran. Peningkatan berat badan
lebih besar pada kelompok intervensi.
Uji independent t test dilakukan untuk
melihat hubungan antara variabel perlakuan
(intervensi atau kontrol) terhadap perubahan
berat badan bayi, seperti terlihat pada Tabel 4.
terdapat perbedaan yang bermakna pada selisih
rerata berat badan antara kelompok intervensi
dan kontrol dengan alpha < 0,05.
Analisis bivariabel selanjutnya untuk
melihat hubungan antara variabel luar yaitu
pendidikan
personil
ibu,
pekerjaan
kesehatan
dan
ibu,
dukungan
dukungan
sosial
terhadap perubahan berat badan bayi,seperti
yang terlihat pada Tabel 5.
Hasil uji independent t test menunjukkan bahwa
rerata nilai selisih antara pengukuran berat
badan saat lahir dan pada minggu ke-4, lebih
besar pada kelompok intervensi daripada yang
kontrol.
Tabel 5. Pengaruh Variabel
Ibu Terhadap Perubahan Berat Badan
Nama
Variabel
Tabel 4. Analisis Independen T Test Pada
Perubahan Berat
Badan
F
P value
1,85
0,14
(Mean ± SD)
Pendidikan
Waktu Lahir Dan Setelah Minggu Ke Empat
ibu
440±69,28
SD
402,97±116,44
Antara Kelompok
SMP
464,82±107,52
SLTA
400±0
Statistik
Luar Pendidikan
S1
Perbedaan Selisih
Kelompok
Selisih Rerata
Rerata
85
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Rata-rata perubahan berat badan antara
yang tidak dapat dukungan nakes. Analisis
kelompok pendidikan hampir sama. Rata-rata
secara statistik mempunyai nilai CI 95% = 28,88
perubahan
berat
badan
–
pendidikan
smp
sedang
teredah
yang
pada
tertinggi
perubahan berat badan nya pada kelompok
pendidikan
sma.
ini
dapat
diartikan
bahwa
dukungan nakes terhadap ibu secara statistik
mempengaruhi perubahan berat badan bayi.
Perubahan berat badan lebih tinggi
dengan nilai pvalue 0,14. Hal itu berarti tidak
pada bayi yang mendapat dukungan sosial
ada
sebesar 67,06 gram dibandingkan dengan bayi
pendidikan
hasil
Hal
statistic
pengaruh
Didapatkan
176,25.
ibu
terhadap
perubahan berat badan.
yang
tidak
Pemberian
mendapat
dukungan
dukungan
sosial
sosial.
berpengaruh
Tabel 6. Pengaruh Variabel Luar Terhadap
terhadap perubahan berat badan bayi, yang
Perubahan Berat Badan
ditandai dengan nilai CI 95% = 16,52 – 117,60.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel dukungan
Nama
Variabel
Perubahan
Berat Badan
(Mean ± SD)
Beda
perubahan
t
CI 95%
sosial secara statistik berpengaruh terhadap
perubahan berat badan bayi.
Pekerjaan
Kerja
Tidak kerja
418,92 ±94,29
-12,03
-0.44
-65,51 –
41,44
430,96
±124,06
Mendukung
mengikutsertakan
439,57±110,94
102,57
2,77
337±97,53
28,88 –
176,25
Tidak
Tidak
suami
dan
tidak
mengikutsertakan peran suami, variabel terikat
perubahan berat badan bayi serta variabel luar
Dukungan
Mendukung
peran
yaitu pertumbuhan bayi yang dilihat berdasarkan
mendukung
sosial
Analisis ini digunakan untuk melihat
hubungan antara variabel bebas yaitu perlakuan
Dukungan
nakes
c. Analisis multivariabel.
468,66 ±
67,06
142,84
2,64
16,52–
117,60
401,60 ± 84,62
yang terdiri pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
dukungan personil kesehatan,dukungan sosial.
Uji statistik yang digunakan adalah regresi linier.
mendukung
Regresi linier digunakan berdasarkan pada
Berdasarkan Tabel
di atas diketahui
skala variabel terikat yang berbentuk rasio
bahwa selisih perubahan berat badan pada ibu
dengan
tingkat
kemaknaan
yang bekerja dibandingkan dengan yang tidak
multivariabel
bekarja yaitu -12,03 gram.
Didapatkan hasil
menggunakan pemodelan, dimana variabel-
nilai CI 95%= -65,51–41,44. Hal ini dapat
variabel yang bermakna pada saat analisis
diartikan bahwa tidak ada pengaruh yang
bivariabel, diduga memiliki pengaruh terhadap
bermakna antara pekerjaan terhadap perubahan
perubahan berat badan dimasukkan dalam
berat badan bayi.
pemodelan. Variabel-variabel yang dimasukkan
ini
dalam
Ibu yang mendapat dukungan nakes,
dalam
pemodelan
perubahan
perubahan berat badan bayinya lebih tinggi
adalah
perlakuan,
dekungan
sebesar 102,57 gram dibandingkan dengan ibu
dukungan sosial.
0,05.
Analisis
pengolahannya
berat
nakes
badan
dan
86
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Tabel 7. Analisis Regresi Linier : Pengaruh
dapat mempengaruhi perubahan berat badan
Perlakuan Peran Suami Dalam KMC terhadap
bayi sebesar 18%.
Perubahan Berat Badan
Dengan Mengontrol
Variabel Luar
Variabel
seberapa
Model.1
Model.2
Model.3
Model.4
Koefisien
Koefisien
Koefisien
Koefisien
CI
CI
CI
CI
p value
p value
p value
p value
98,5
93,90
90,61
85,58
Kontrol
52,49-
49,55 –
45,18 –
42,03 –
144,50
138,25
136,04
129,14
0,001*
0,001*
0,001*
0,001*
besar
pengaruh
variabel
bebas
perlakuan intervensi bayi terhadap perubahan
berat badan bayi, setelah dikontrol dengan
dukungan nakes. Koefisien regresi perlakuan
intervensi
Perlakuan
Intervensi
Model 2 dibangun dengan memasukkan
bayi
sebesar
93,90.
Hal
ini
menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan
intervensi
bayi
selama
4
minggu
dapat
meningkatkan berat badan bayi sebesar 93,90
Dukungan
Nakes
gram,
91,83
94,35
Mendukung
49,55 –
29,28 –
Tidak
138,25
159,41
mendukung
0,008*
0,005*
setelah
dikontrol
dengan
variabel
dukungan nakes. Nilai koefisien ini terjadi
penurunan bila dibandingkan dengan koefisien
perlakuan sebelum dikontrol dengan dukungan
Dukungan
nakes,
Sosial
52,56
54,63
Mendukung
5,64 –
9,76 – 99,49
Tidak
99,48
0,018*
mendukung
0,029*
namun
signifikan
variabel
berpengaruh
perlakuan
terhadap
tetap
perubahan
berat badan bayi ditandai dengan nilai p value
<0,05. Model ini memiliki nilai adjusted R²
Adjusted R2
Constanta
N
sebesar 0,24.Hal itu
0,18
0,24
0,22
0,29
377,580
299,43
361,72
280,91
80
80
80
80
berarti bahwa perlakuan
intervensi bayi yang dikontrol dengan dukungan
nakes, dapat mempengaruhi perubahan berat
Model 1 dibangun dengan memasukkan
variabel
perlakuan
intervensi
dan
tidak
diintervensi dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh perlakuan intervensi
bayi terhadap perubahan berat badan bayi.
Hasil analisis menunjukkan perlakuan intervensi
bayi memiliki koefisien regresi sebesar 98,5
dengan nilai p value <0,05 yang berarti ada
hubungan yang bermakna antara perlakuan
intervensi bayi terhadap perubahan berat badan.
Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok
perlakuan intervensi bayi selama 4 minggu
dapat meningkatkan berat badan bayi sebesar
98,5 gram. Model ini memilliki nilai adjusted R²
sebesar 0,18, berarti perlakuan intervensi bayi
badan bayi sebesar 24%. Pengaruh ini menjadi
lebih besar bila dibanding dengan Model 1, yang
belum dikontrol dengan variabel dukungan
nakes.
Model 3 dibangun dengan memasukkan
seberapa
besar
pengaruh
variabel
bebas
perlakuan intervensi bayi terhadap perubahan
berat badan bayi, setelah dikontrol dengan
dukungan sosial. Koefisien regresi perlakuan
intervensi
bayi
sebesar
90,61.
Hal
ini
menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan
intervensi
bayi
selama
4
minggu
dapat
meningkatkan berat badan bayi sebesar 90,61
gram,
setelah
dikontrol
dengan
variabel
dukungan sosial. Nilai koefisien ini menjadi
berkurang bila dibandingkan dengan koefisien
87
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
perlakuan sebelum dikontrol dengan dukungan
PEMBAHASAN
sosial, namun variabel perlakuan tetap signifikan
Penelitian ini mencoba untuk melihat
berpengaruh terhadap perubahan berat badan
pengaruh perlakuan peran suami terhadap KMC
bayi ditandai dengan nilai p value <0,05. Model
dan yang tidak mengikutsertakan peran suami
ini memiliki nilai adjusted R² sebesar 0,22 berarti
terhadap pertumbuhan bayi yang dilihat dari
perlakuan intervensi bayi yang dikontrol dengan
perubahan berat badan bayi. Pengukuran yang
dukungan
mempengaruhi
dilakukan adalah pengukuran berat badan bayi
perubahan berat badan bayi sebesar 22%.
saat lahir dan setelah empat minggu kelahiran.
Pengaruh ini menjadi lebih besar bila dibanding
Bayi yang mendapatkan kmc dengan melibatkan
dengan Model 1, yang belum dikontrol dengan
peran
variabel dukungan sosial.
pembandingnya yang tidak melibatkan peran
sosial
dapat
Model 4 dibangun dengan memasukkan
seberapa
besar
pengaruh
variabel
suami.
Sedangkan
kelompok
suami dalam kmc. Peneliti kemudian melakukan
bebas
kunjungan rumah untuk mengetahui perubahan
perlakuan intervensi bayi terhadap perubahan
berat badan pada setiap minggunya sampai
berat badan bayi, setelah dikontrol dengan
minggu ke-4.
variabel dukungan nakes dan dukungan sosial.
Berdasarkan hasil analisis bivariabel
Koefisien regresi perlakuan intervensi bayi
menunjukkan bahwa perlakuan menunjukkan
sebesar 85,58. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan berat badan pada saat
pada
bayi
lahir dan setelah minggu ke empat kelahiran
selama 4 minggu dapat meningkatkan berat
pada kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok
badan
setelah
intervensi menunjukkan rerata pengukuran berat
dikontrol dengan variabel dukungan nakes dan
badan saat lahir yaitu 2238,75 gram dengan
dukungan sosial. Nilai koefisien ini menjadi
standar deviasi 247,26 dan setelah minggu ke-4
berkurang bila dibandingkan dengan koefisien
menjadi 2714,75 gram dengan standar deviasi
perlakuan sebelum dikontrol dengan dukungan
208,27. Pada kelompok kontrol menunjukkan
nakes dan dukungan sosial, namun variabel
rerata pengukuran berat badan saat lahir yaitu
perlakuan tetap signifikan berpengaruh terhadap
2202,5 gram dengan standar deviasi 160,90 dan
perubahan berat badan bayi ditandai dengan
setelah minggu ke-4 yaitu 2580 gram dengan
nilai p value <0,05. Model ini memiliki nilai
standar
adjusted R² sebesar 0,29 berarti perlakuan
menunjukkan 0,00 (p<0,05) berarti terdapat
intervensi bayi yang dikontrol dengan variabel
peningkatan yang bermakna atau signifikan
dukungan nakes dan dukungan sosial, dapat
antara berat badan saat lahir dan setelah
mempengaruhi perubahan berat badan bayi
minggu ke-4. Peningkatan berat badan juga
sebesar 29%. Pengaruh ini menjadi lebih besar
dipengaruhi oleh pemberian asi.
kelompok
bayi
perlakuan
sebesar
85,58
intervensi
gram,
bila dibanding dengan Model 1, yang belum
deviasi
Hasil
145,35.
penelitian
Nilai
ini
p
value
berbeda
dikontrol dengan variabel dukungan nakes dan
dibandingkan dengan hasil penelitian yang
dukungan sosial.
dilakukan oleh Lusmilasari et al. (2005), Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata z skor
88
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
berat badan / Usia cenderung lebih tinggi
pada morbiditas serius untuk bayi <2000 g (RR
dengan kelompok perlakuan - 1193 ± 0,600 dan
0,34, 95% CI 0,17-0,65).
Dikemukakan Usman et al. (2000),
kelompok kontrol -1.308 ± 0.586 (rata-rata
perbedaan: 0,1159, 95% CI = -0123 untuk
faktor
0,355),
mempengaruhi
uji
t
satistical
tidak
menunjukkan
yang
paling
dominan
dalam
pertumbuhan
dan
perbedaan antara kedua kelompok (p = 0, 339).
perkembangan anak tidak lain adalah hubungan
Rata-rata skor z berat badan/usia dengan
ibu
kelompok perlakuan cenderung lebih tinggi -
tersebut merupakan kebutuhan dasar anak yaitu
2,20 ± 1, 158 dan kelompok kontrol - 2,52 ± 0,
berupa hubungan emosi dan kasih sayang
956 (rata-rata 0,325 perbedaan, 95% CI = -
(“Asih”). Ini dapat diwujudkan dengan kontak
0,103 untuk 0,753), uji statistik t tidak ditandai
fisik (kulit/mata) dan psikis sedini mungkin
dengan perbedaan antara kedua kelompok (p =
misalnya dengan menyusui segera setelah
0, 136). Lingkar kepala rata-rata cenderung
melahirkan atau melakukan perawatan bayi
lebih tinggi pada kelompok perlakuan 39,19 ± 3,
KMC sedini mungkin pada bayi prematur dan
04 dan kontrol gruop 38,54 ± 1, 95 (selisih skor
BBLR.
(pengasuh)
dengan
anak.
Hubungan
0,65, CI 95% = - 1,381 untuk + 1 , 1685), uji t
Manfaat lain yang didapatkan pada
statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang
KMC dikaitkan dengan peningkatan pencapaian
signifikan dalam kinerja pertumbuhan antara
berat badan bayi adalah manfaat fisiologis
kedua kelompok (P = 0,213). Disimpulkan
dengan KMC bayi memperlihatkan pernafasan
bahwa
terhadap
dan saturasi oksigen yang lebih teratur, stabil
pertumbuhan berat badan lahir bayi didasarkan
dan berkembang sesuai dengan irama nadi.
pada indeks berat badan / umur dan tinggi
Selain pernafasan, tanda vital lainnya seperti
badan, usia dan lingkar kepala dalam kelompok
nadi dan suhu dengan KMC pada BBLR
memperoleh perlakuan rata-rata skor tertinggi,
memperlihatkan kecenderungan dalam batas
meskipun tidak ada perbedaan statistik yang
yang
signifikan antara kedua kelompok.
pemenuhan kebutuhan ASI, tidur dan aktivitas.
dampak
dari
KMC
Penelitian Joy (2010) Meta-analisis dari
normal,
begitu
Analisis
pula
bivariabel
halnya
dalam
dengan
penelitian
tiga percobaan terkontrol acak KMC dimulai
menunjukkan bahwa untuk melihat hubungan
pada minggu pertama kehidupan menunjukkan
antara
penurunan yang signifikan dalam kematian
pekerjaan ibu, dukungan personil kesehatan dan
neonatal
dukungan sosial terhadap perubahan berat
[risiko
relatif
(RR)
0,49,
interval
kepercayaan 95% (CI) 0,29-0,82] dibandingkan
dengan perawatan standar. Sebuah metaanalisa dari tiga studi
observasional
juga
variabel
luar
yaitu
pendidikan
ibu,
badan bayi.
Rata-rata perubahan berat badan antara
kelompok pendidikan hampir sama. Rata-rata
menyarankan manfaat yang signifikan (RR 0,68,
perubahan
berat
badan
95% CI 0,58-0,79). Lima percobaan terkontrol
pendidikan
smp
sedang
acak menyarankan penurunan yang signifikan
perubahan berat badan nya pada kelompok
pendidikan
sma.
terendah
Didapatkan
yang
hasil
pada
tertinggi
statistik
89
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
dengan nilai pvalue 0,14. Hal itu berarti tidak
perlakuan bayi KMC yang dikontrol dengan
ada
variabel dukungan nakes dan dukungan sosial,
pengaruh
pendidikan
ibu
terhadap
perubahan berat badan.
dapat mempengaruhi perubahan berat badan
Selisih perubahan berat badan pada ibu
bayi sebesar 29%. Sedangkan 71% lainnya
yang bekerja dibandingkan dengan yang tidak
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti
bekarja yaitu -12,03 gram.
Didapatkan hasil
yang disampaikan oleh Soetjiningsih (1995),
nilai CI 95%= -65,51–41,44. Hal ini dapat
yaitu faktor genetik, lingkungan pranatal (gizi ibu
diartikan bahwa tidak ada pengaruh yang
saat hamil, mekanis, zat kimia,
bermakna antara pekerjaan terhadap perubahan
penyakit, radiasi dan imunitas), faktor perinatal
berat badan bayi.
dan lingkungan post-natal (lingkungan biologis,
Ibu yang mendapat dukungan nakes,
perubahan berat badan bayinya lebih tinggi
endokrin,
faktor fisik, psikososial, keluarga dan adat
istiadat).
sebesar 102,57 gram dibandingkan dengan ibu
Walaupun
sudah
umum
dipercaya
yang tidak dapat dukungan nakes. Analisis
bahwa ayah sangat penting bagi anak dalam
secara statistik mempunyai nilai CI 95% = 28,88
menyediakan kebutuhan ekonomi dan penegak
–
disiplin, ayah makin diakui sebagai kontributor
176,25.
Hal
ini
dapat
diartikan
bahwa
dukungan nakes terhadap ibu secara statistik
penting
dalam
mempengaruhi perubahan berat badan bayi.
keseluruhan.
pertumbuhan
Sedangkan
anak
secara
berkaitan
dengan
Perubahan berat badan lebih tinggi
pertumbuhan bayi baru lahir, keterlibatan ayah
pada bayi yang mendapat dukungan sosial
dapat dihubungkan dengan perolehan bobot
sebesar 67,06 gram dibandingkan dengan bayi
bayi yang lebih tinggi pada bayi prematur
yang
(Moore, 2004).
tidak
Pemberian
mendapat
dukungan
dukungan
berpengaruh
Tanggung jawab ayah dalam keluarga
terhadap perubahan berat badan bayi, yang
yang melahirkan, perlu mengetahui apa yang
ditandai dengan nilai CI 95% = 16,52 – 117,60.
dimaksud dengan KMC, tujuan KMC, manfaat
Hal ini menunjukkan bahwa variabel dukungan
KMC bagi bayi prematur dan BBLR, serta
sosial secara statistik berpengaruh terhadap
langkah apa yang perlu dilakukan jika ibu dan
perubahan berat badan bayi.
bayi menderita sakit. Suami diharapkan menjadi
Analisis
sosial
sosial.
multivariabel
dengan
ayah yang bertanggung jawab, hal ini karena; 1)
pemodelan pada hubungan antara perlakuan
secara sosial dan ekonomi untuk memenuhi
bayi KMC dengan perubahan berat badan
kebutuhan
menunjukkan hasil yang
pengasuhan
bermakna
secara
ekonomi
keluarga,
anak-anaknya;
termasuk
dan
2)
perlu
konsisten. Baik pada Model 1 sampai Model 4
dukungan ayah: pada saat dan sedang hamil
setelah dikontrol dengan variabel luar, terlihat
serta
dari nilai p value < 0,05. Secara statistik, apabila
menyusui.Mempertahankan dan meningkatkan
dibandingkan dengan model lainnya, maka
kesehatan ibu hamil,
model 4 merupakan model yang terbaik karena
persalinan
setelah
yang
melahirkan,
dan
selama
melalui perencanaan
aman
dan
menghindari
nilai adjusted R² paling besar yaitu 0,29 berarti
90
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
keterlambatan
dalam
mencari
pertolongan
medis.
Februhartanty
(2008)
menjelaskan
peran ayah yaitu tindakan ayah selama proses
Patisipasi
suami/ayah
dilihat
kehamilan, persalinan dan pasca persalinan
melalui perlakuannya dalam upaya perwujudan
yang berhubungan dengan inisiasi menyusui
Suami Siaga meliputi: *SIAP: suami hendaknya
segera dan praktek pemberian ASI eksklusif.
waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika
Ransom (2000), ayah dapat merencanakan dan
melihat tanda bahaya kehamilan; *ANTAR:
mendukung serta memberikan dorongan kepada
suami
ibu untuk patuh dalam pemberian ASI eksklusif
hendaknya
dapat
merencanakan
sistem
angkutan dan menyediakan donor darah jika
sesuai
diperlukan;
merencanakan
*JAGA:
suami
hendaknya
asuhan
(ANC),
persalinan
persalinan.
menerima pelayanan masa nifas yang aman.
3
(tiga
terlambat):
Beberapa
yang
tenaga
kesehatan
menghindari
fasilitas
pada
juga
mendampingi istri selama proses dan pasca
Dengan
di
antenatal
lengkap
peneliti
dan
menekankan
1) terlambat mengambil keputusan;
sejumlah kesamaan antara perilaku ibu – bayi
2) terlambat merujuk ke tempat pelayanan;
dan ayah – bayi dalam proses pelekatan
dan
(attachment process)dengan orang tua (Riordan
3) terlambat mendapat pertolongan.
dan Aurbach, 1999). Ayah yang mau terlibat
Peran ayah dalam membantu perawatan ibu
dalam
dan bayi setelah persalinan;
dukungan pada ibu biasanya lebih mungkin
1)
memberitahu/mengingatkan
ibu
agar
kelahiran
anak
dengan
memberi
untuk merasa terlekat dengan bayinya dari pada
memberikan ASI yang pertama (kolostrum);
jika ia tidak hadir pada saat kelahiran itu. Ketika
2)
agar
bayi mulai berinteraksi dengan ayah secara
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan,
langsung, peran ayah menjadi lebih jelas, baik
dilanjutkan dengan ASI partial sampai 2
dalam pikirannya maupun dalam kesadaran
tahun;
orang-orang sekitarnya (Jordan, dalam Riordan
3)
mendorong
dan
memotivasi
memotivasi
agar
memperhatikan
dan Aurbach, 1999).
makanan dan gizi nyang dibutuhkan;
4)
memotivasi
pandangan
Moore
(2004),
memeriksakan
definisi keterlibatan ayah dalam perkembangan
kesehatan ibu dan bayi secara rutin ke
dan pertumbuhan berkisar dari partisipasi dalam
fasilitas
tugas-tugas
pelayanan
misalnya
untuk
Dalam
kesehatan
Puskesmas,
terdekat,
perawatan
anak
sampai
Posyandu,
memperlihatkan model pengasuhan anak yang
bidan/dokter praktek swasta dan lain-lain,
baik. Dalam konteks pemberian ASI, peran ayah
untuk imunisasi dan pemeriksaan kesehatan
dalam
lainnya; dan
keterlibatan aktifnya selama proses kehamilan,
5) mengajak agar aktif dalam kegiatan bina
masa persalinan, dan proses menyusui. Ayah
keluarga Balita dilingkungannya (BKKBN,
bisa memainkan peranan penting terutama bila
2006).
ia memiliki pola pikir positif sehubungan dengan
mendukung
ibu
dapat
dilihat
dari
menyusui. Kalau pola pikirnya itu sudah positif,
91
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
memberitahu bagaimana ia bisa membantu
rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter praktek,
istrinya
bidan
menyusui
memberi
secara
makanan
eksklusif
pendamping
tanpa
apa
pun
praktek,
bidan
desa,
dan
polindes.
Umumnya, di daerah perkotaan yang sudah
dipandang sangat bermanfaat (Voss et al.,
cukup
dalam Riordan dan Aurbach, 1999).
wawasan luas dan idealnya lebih mungkin
maju,
personil
kesehatan
memiliki
Selain itu, peran ayah bisa dilihat dari
memberikan penyuluhan mengenai KMC secara
pencarian layanan kesehatan yang dilakukan
lebih baik. Akan tetapi, personil kesehatan
oleh
kehamilan,
seperti itu seringkali sulit diakses oleh para ibu
persalinan, dan pemeriksaan pasca persalinan.
dari kalangan ekonomi menengah ke bawah,
Kehadiran
untuk
khususnya bila personil itu berada di fasilitas
mendampingi istri saat bersalin dan memberikan
kesehatan umum berbiaya mahal. Ini otomatis
kesediaan dilakukannya tindakan medis tertentu
membuat ibu dari kalangan itu sulit mengakses
pada istri, apabila diperlukan juga menjadi peran
informasi,
enting seorang ayah. Apabila bayinya baru lahir,
mereka
peran ayah yang paling enentukan adalah
cenderung membuat ibu sulit untuk patuh dalam
mempengaruhi ibu dalam membuat keputusan
pemberian KMC sebagaimana telah ditetapkan
untuk menyusui atau tidak (Giugliani et al., Arora
oleh WHO.
ayah
dalam
ayah
pemeriksaan
sewaktu
persalinan
penyuluhan
berikan.
dan
Situasi
dorongan
dan
yang
kondisi
ini
et al., 2000), dan mendorong istrinya untuk
Bantuan dan dukungan dari tenaga
segera mengawali menyusui bayi yang baru
kesehatan penting. Tenaga kesehatan (Nakes)
lahir tersebut (Schmidt & Sigman-Grant, 1999).
berada dalam posisi kunci di kamar bersalin,
Secara emosional, ayah juga dapat
puskesmas, dan balai pengobatan. Mereka
berperan melalui pemberian ukungan emosional
harus
bagi
menyusui
ramah, simpatik, dan harus meyakinkan setiap
(Vehvilainen- Julkunen dan Liukkonen, 1998).
ibu bahwa ibu pasti dapat menyusui. Nakes
Dukungan ini bisa berupa membantu ibu dalam
yang tidak melakukan hal ini memberikan
menangani
yang
dampak negatif bagi praktek KMC dan akibatnya
1998),
akan terjadi banyak kegagalan KMC. Dukungan
mengurangi beban ibu dalam urusan tugas
nakes akan sangat menentukan suksesnya
istrinya
cenderung
selama
aktivitas
proses
perawatan
melelahkan
anak
(Pruett,
memberikan
nasihat
mutakhir,
al.,
2004),
kampanye KMC. Penelitian baru menyatakan
ekonomi
untuk
bahwa menyusui merupakan faktor yang sangat
kebutuhan rumah tangga yang membuat hati
penting bagi masa depan setiap pribadi serta
istri tenang dan tidak mengalami stres (Nystrom
bagi
& Ohrling, 2004), dan membina hubungan
memberikan
perkawinan (Falceto et al., 2004).
mengenai KMC secara lebih baik, personil
rumah
tangga
memberikan
(Sullivan
kecukupan
Personil
et
ajek,
kesehatan/provider
bangsa
dan
negara.
penyuluhan
Agar
dan
dapat
dorongan
seperti
kesehatan tentu membutuhkan pelatihan, baik
dokter, bidan, atau petugas esehatan bisa
melalui pendidikan lanjutan atau pelatihan yang
ditemui antara lain di tempat persalinan dan
diberikan
mendapatkan penyuluhan tentang KMC, baik di
kesehatan tempat personil itu bekerja.
sambil
bekerja
oleh
lembaga
92
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Disamping itu, peran personil kesehatan
dalam memberikan penyuluhan dan dorongan
mendorong personil bersikap netral, tidak peduli
pentingnya KMC.
tentang KMC juga sangat dipengaruhi oleh
kecenderungan mereka pada sejumlah gaya
KESIMPULAN DAN SARAN
praktek
Kesimpulan
klinik
yang
mengakomodasi
dan
mendukung peran ayah yang meluas dalam
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
mendampingi istrinya menjelang, selama, dan
dibuat kesimpulan sebagai berikut :
pasca persalinan. Akhirnya, personil kesehatan
1. KMC yang dilakukan selama 4 minggu dapat
juga bisa mengawasi ibu yang bersangkutan
meningkatkan pertumbuhan bayi. Kelompok
agar selalu memeriksakan di tempat yang sama
bayi yang di KMC dengan melibatkan peran
dan
serta
suami perubahan berat badannya lebih tinggi
mengontrol praktek KMC.Untuk meningkatkan
dibandingkan dengan kelompok kmc yang tidak
peran ayah dalam mendukung ibu melakukan
melibatkan
KMC,
memberi
menunjukkan perlakuan intervensi bayi memiliki
dukungan yaitu; 1) memahami kondisi sosial-
koefisien regresi sebesar 98,5 dengan nilai p
ekonomi pasangan ayah-ibu yang ditangani; 2)
value <0,05 yang berarti ada hubungan yang
memberikan nasihat kepada mereka tentang
bermakna antara perlakuan intervensi bayi
perlunya
keterlibatan
terhadap
informasi
tentang
secara
personil
berkala
menganjurkan
kesehatan
dalam
ayah;3)
pengaruh
memberikan
spesial
ayah
peran
suami.
perubahan
Hasil
berat
analisis
badan.
Hal
ini
menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan
terhadap perkembangan anak; 4) mendorong
intervensi
ayah menjadi pembelajar yang baik dalam
meningkatkan berat badan bayi sebesar 98,5
mengasuh anak; 5) menganjurkan ayah untuk
gram. Model ini memilliki nilai adjusted R²
membantu ibu menangani urusan rumah tangga
sebesar 0,18, berarti perlakuan intervensi bayi
yang dapat meringankan ibu yang sedang
dapat mempengaruhi perubahan berat badan
menyusui; dan 6) memberikan model peran
bayi sebesar 18%.
dalam praktek KMC yang baik. Dengan cara
2. Rata-rata perubahan berat badan antara
seperti itu peran ayah dalam perkembangan
kelompok pendidikan hampir sama. Rata-rata
anak dapat ditingkatkan dan diharapkan ibu
perubahan
berat
badan
akan menjadi lebih baik untuk KMC sesuai
pendidikan
smp
sedang
kaidah standar menurut WHO. Informasi yang
perubahan
berat
badan
berkaitan dengan penyuluhan yang dilakukan
pendidikan sma, didapatkan hasil statistik nilai p
oleh petugas kesehatan dalam menyampaikan
value 0,14 hal itu berarti tidak ada pengaruh
pesan
pendidikan
kesehatan
harus
melihat
nilai
dan
bayi
ibu
selama
terhadap
4
minggu
dapat
terendah
yang
pada
pada
tertinggi
kelompok
perubahan
berat
kepercayaan setempat, serta hambatan budaya
badan.
yang ada agar pelaksanaan program berjalan
3. Selisih perubahan berat badan pada ibu yang
dengan baik. Dengan demikian peran personil
bekerja dibandingkan dengan yang tidak bekerja
kesehatan sangat penting, karena tidak adanya
yaitu -12,03 gram. Didapatkan hasil nilai CI 95%
pendidikan lanjut atau pelatihan memadai akan
= -65,51 – 41,44 hal ini dapat diartikan bahwa
93
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
tidak ada pengaruh yang bermakna antara
sehingga perawatan bayi prematur dan BBLR
pekerjaan terhadap perubahan berat badan
dapat dilakukan dirumah setelah pulang dari
bayi.
Rumah Sakit,juga dapat menghemat biaya.
4. Ibu
yang
mendapat
dukungan
nakes,
perubahan berat badan bayinya lebih tinggi
DAFTAR PUSTAKA
sebesar 102,57 gram dibandingkan dengan ibu
Azwar, S. (2005) Sikap Manusia: Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta.
yang tidak dapat dukungan nakes. Analisis
secara statistik mempunyai nilai CI 95% = 28,88
–
176,25.
Hal
ini
dapat
diartikan
bahwa
dukungan nakes terhadap ibu secara statistik
mempengaruhi perubahan berat badan bayi.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(2006)
Partisipasi
pria
KB
dan
kesehatan reproduksi. BKKBN. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) and ORC
5. Perubahan berat badan lebih tinggi pada bayi
Macro (2008) Indonesia demographic
yang mendapat dukungan sosial sebesar 67,06
and
gram dibandingkan dengan bayi yang tidak
Calverton, Maryland, USA: BPS and
mendapat
dukungan
ORC Macro.
dukungan
sosial
sosial.
Pemberian
berpengaruh
terhadap
health
survey
Campbell and Stanley (1966), External Validity:
perubahan berat badan bayi, yang ditandai
A
dengan nilai CI 95% = 16,52 – 117,60. Hal ini
University of Michigan.
menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial
secara
statistik
berpengaruh
terhadap
2002-2003.
Charpak
Survey-Experiment
N,
Approach,
Ruiz-Pelaez J.G., Charpak Y.
(1994)
Kangaroo-mother programme:
perubahan berat badan bayi.
an alternative way of caring for low birth
6. Selain KMC faktor lain yang mempengaruhi
weight infants? One year mortality in a
pertumbuhan bayi adalah dari pemberian ASI.
two-cohort study. Pediatrics, 94:804-
Saran
810.
Berdasarkan hasil, pembahasan dan
Charpak N, Ruiz-Pelaez J.G., Charpak Y. Rey-
kesimpulan penelitian tentang pengaruh peran
Martinez
suami dalam KMC terhadap perubahan berat
Program: An Alternative Way of Caring
badan bayi, beberapa saran yang diajukan
for Low Birth Weight Infants? One year
sebagai bahan pertimbangan adalah :
Mortality
1. Bagi petugas kesehatan sebagai pengambil
Pediatrics. 94 (6).
kebijakan dan pemberi penyuluhan sangat perlu
(1994)
in
a
Kangaroo
Two
Cohort
Mother
Study.
Charpak N, Ruiz-Pelaez J.G., Figuerora Z,
untuk mensosialisasikan kepada para suami
Charpak
agar tidak merasa malu, canggung bila ikut
Controlled Trial of Kangaroo Mother
merawat bayinya, hal ini dapat membantu dalam
Care : Results of Follow Up at 1 Year of
pelaksanaan KMC guna meningkatkan berat
Corrected
badan bayi.
Caring for Low Birth Weight Infants?
2. Bagi masyarakat dan keluarga agar mau
One year Mortality in a Two Cohort
berpartisipasi dalam melaksanakan KMC
Y.
(2001)
A
Randomized
Age. Alternative Way
of
Study. Pediatrics. 108(5).
94
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
environmental approach. USA: Mayfield
Charpak, N., Ruiz-Pelaz, J., & Figueroa, Z.
Influence of feeding patterns and other
Publishing Company.
factors on early somatic growth of
Imral Chair. (2007), Metode Kanguru Untuk Bayi
healthy, preterm infants in home-based
Prematur, http://www.halalguide,com, di
kangaroo mother care: A cohort study.
peroleh tanggal 11 juli 2007.
Journal
of
Pediatric
Gastroenterol
Jefferson, R, (2004). Pengelolaan Persalinan
Nutrition. 2005; 41 (4), 430-437
Prematur. Bagian SMF Obstetri dan
Conde-Aguedelo A. Diaz-Rosello JL, Belizan JM
Ginekologi
Fakultas
Kedokteran
(2003). Kangaroo mother care toreduce
Universitas Sam ratulangi / Rumah Sakit
morbidity and mortality in low birth
Umum Pusat Manado. Cermin Dunia
weight infant. Cochrane Library.
Kedokteran No.145, 2004.
Departemen Kesehatan RI. (2001). Yang perlu
Joy
E
Lawn,
Judith
Mwansa-Kambafwile,
diketahui petugas kesehatan tentang:
Bernardo L Horta, Fernando C Barros
Kesehatan Reproduksi, Jakarta: 3-9, 25-
and Simon Cousens, Kangaroo mother
48.
care’ to prevent neonatal deaths due to
Department
of
Reproductive
Health
and
Research, World Health Organization
Kangaroo
(2003)
mother
care.A
practical guide. 1st ed. Geneva : WHO.
preterm
birth
International Journal of Epidemiology
2010;39:i144–i154.
Johnston CC, Filion F, Yeo MC, Goulet C.
Depkes RI, (2004). Hak – hak Anak Indonesia
Kangaroo mother care diminishes pain
ala Kangguru, http://www.depkes.com,
from
diperoleh tanggal 04 Oktober 2008.
neonates:
Tahun 2007, Jakarta.
lance
A
in
very
crossover
Reproductive
Lwanga,
Health
and
dalam
S.K.(1997)
penelitian
Gadjah Mada University Press.
eksklusif
di
wilayah kerja puskesmas tegalrejo kota
yogyakarta.
Program
D.
Alih
Yogyakarta:
London, M., Ladewig, P., Ball, J., & Bindler, R.
Desnita (2009), peran ayah pada kepatuhan ibu
asi
sampel
kesehatan.
Kangaroo mother care.A practical guide.
1st ed. Geneva : WHO; 2003.
Pramono,
Besar
Bahasa:
pemberian
BMC
trial.
Research, World Health Organization.
dalam
preterm
Lemeshow, S., Hosmer, D.W., Klar, J., &
http://www.i.lib.ugm.ac.id
of
heel
Pediatrics. 2008.
Depkes RI, (2007). Profil Kesehatan Indonesia
Department
complications,
Pascasarjana
Maternal and child nursing care (2nd
ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson
Prentice Hall.; 2006: p. 573, 791 - 793).
Ludington-Hoe S.M., Johnson M.W., Morgan K,
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Lewis
T.
Mada .Yogyakarta
Assessment
(2006)
of
Neurophysiologic
Neonatal
Sleep
Green, L.W. & Kreuter, W. (2000) Health
Organization: Preliminary Results of a
promotion planning an educational and
Randomized, Controlled Trial of Skin
95
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
Contact
With
Preterm
Infants.
Pediatrics;117;909-923
Sarwono (2001) Pelayanan keshatan antenatal
dan neonatal 2,NPPKN,Rogi,Jakarta.
Lusmilasari L., (2005), Pengaruh perawatan bayi
Setyowati, Titiek. (2004). Faktor – factor yang
lekat terhadap pencapaian pertumbuhan
Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat
bayi berat lahir rendah di RS DR. Sarjito
Badan Rendah, http://www.litbang.com,
Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas
diperoleh tanggal 04 Oktober 2008.
Gadjah Mada.
Singh, G.K., Kogan, M.D. & Dee, D.L. (2007)
Moore, T. & Milton, K. (2004) Predictors of urban
Nativity/immigrant
status,
Sloan
N,
fathers’ involvement in their child’s
Ahmed S, Mitra SN, ET al. Community-
health care. Pediatrics, 113, 574-580.
based kangaroo mother care to prevent
Nursalam
(2003)
Konsepdan
metodologi
penelitian
penerapan
ilmu
neonatal
and
randomized,
infant
controlled
mortality:
cluster
a
trial.
Pediatrics 2008;121:e1047-59.
keperawatan,Jakarta
Murti (2005) Efektifitas Promosi Kesehatan
Sloan N.L. (1994) Kangaroo mother method:
Dengan Peer Education Pada Kelompok
randomised
Dasawisma Dalam Upaya Penemuan
alternative method of care for stabilised
Tersangka Penderita TB Paru, Berita
low-birthweight
Kedokteran Masyarakat , Vol 22, No 3,
344:782-785.
Pratomo H (2010) Manfaat Perawatan Metode
(PMK)
dan
Penerapannya
dalam Perawatan Bayi Berat Lahir
Rendah
dengan
infants.
trial
of
an
The Lancet,
Soetjiningsih.(1995). Tumbuh Kembang Anak.
September 2006.
Kanguru
controlled
Metode
Kanguru.
PERINASIA, Jakarta.
Pruett, K.D. (1998) Role of the father. Pediatrics,
102, 1253-1261.
Jakarta.Penerbit Buku
Kedokteran
EGC.
Sugiyono (2006) Metode penelitian pendidikan:
pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R&D. Bandung: Penerbit Alvabeta.
Sugiyono (2007) Statistika untuk penelitian.
Bandung:Alfabeta.
Pusat Data Kesehatan (1996). Modul Metode
Sullivan, M.L., Leathers, S.J. & Kelley, M.A.
Survei Cepat untuk Dinas Kesehatan
(2004) Family characteristics associated
Kabupaten/kota edisi pertama, Depkes
with
RI, Jakarta: 1-9.
early infancy among primiparas. J Hum
Renstra Depkes (2004-2009) Pengembangan
Program PMK , Jakarta.
duration of breastfeeding during
Lact, 20(2): 196-205.
Suriviana. (2005). Metode Kangguru untuk
Rekmed RSUD Ciamis, 2010.
Merawat
Riordan, J. & Aurbach, K. (1999) Breastfeeding
http://www.infoibu.com,
and human lactation. Canada: Jones
and Bartlett Publishers.
Roesli, Utami. (2008). Inisiasi Menyusui Dini.
Jakarta : Pustaka Bunda.
Bayi
Prematur,
diperoleh
tanggal 19 Oktober 2008.
SUSENAS 2005.
Trochim, W.M.K (2006) Research methods
knowledge
base.
Available:
96
Jurnal Darmais, Sosial, Sains dan Teknologi, STIKes Darmais Padangsidimpuan
Vol 1 No 1 November 2015, Padangsidimpuan Tapanuli Selatan- Sumatera Utara
http:www.socialresearchmethods.net/kb/
quasiexp.php<accessed:14-06-2010>.
Usman A, Irawaty S, Triyanti A, Alisjahbana A
(1996) Pencegahan Hipotermia pada
Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)
di
Kanguru.
Rumah
dengan
Metoda
Unit
Penelitian
FK
Unpad/RSHS. Bandung.
Usman A., Purnama D., and Susanah S.,
Some
(2000),
Clinical
Aspect
of
Kangaroo Mother Care on Low Birth
Weight Infants at Home. Proceeding of
the 3rd Workshop on Kangaroo Mother
Care;November
Yogyakarta
Perinatal
:
22-25;
Center
Health
Yogyakarta.
for
Maternal
Gadjah
Mada
Univercsty.
WHO (1993) Thermal control of the newborn: A
practical guide. Maternal Health and
Safe Motherhood Programme. Geneva,
(WHO/FHE/MSM/93.2).
WHO (1996) Perinatal mortality. Report No.:
WHO/FRH/MSM/967. Geneva: WHO.
Worku B, Kassie A. Kangaroo Mother Care: A
Randomized
Controlled
Trial
on
Effectiveness of Early Kangaroo Mother
Care for the Low Birthweight Infants in
Addis
Ababa,
Ethiopia.
Journal
of
Tropical Pediatrics. 2005;51:2.
97
Download