Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Keuangan
2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu bagian dari fungsi
ilmu manajemen yang sangat penting bagi perusahaan. Salah satu
bagian dari ilmu manajemen yaitu ditujukan terhadap kegiatan atau
keputusan yang harus diambil dalam bidang keuangan yang bertujuan
untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham melalui
meningkatnya nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham.
Manajemen keuangan saling melengkapi dan saling berhubungan
antar fungsi-fungsi manajemen lainnya seperti manajemen sumber
daya manusia, manajemen operasi, manajemen pemasaran, dan lain
sebagainya.
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka
memenuhi kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk kegiatan
ekspansi perusahaan. Untuk mendapatkan kebutuhan dana tersebut
maka perusahaan harus mampu mencari sumber dana dengan
komposisi yang memiliki beban biaya terendah. Kedua hal ini harus
diupayakan oleh manajer keuangan agar perusahaan berjalan dengan
baik dan dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Manajer keuangan juga harus mampu menciptakan tingkat
profitabilitas perusahaan berkaitan dengan kemampuan perusahaan
dalam menciptakan keuntungan dan bagaimana menentukan kebijakan
dividen yang dapat menarik minat investor untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan dengan membeli saham perusahaan yang
bersangkutan
tanpa
harus
mengorbankan
kepentingan
besar
perusahaan dalam membiayai aktivitasnya.
Seiring dengan perkembangannya manajemen keuangan tidak
hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas,
membayar tagihan-tagihan dan mencari dana, akan tetapi manajemen
20
21
keuangan juga mengatur pendistribusian keuntungan (pembagian
dividen).
Karena pentingnya manajemen keuangan maka banyak para ahli
yang mempelajarinya. Berikut pengertian yang diberikan para ahli
mengenai manajemen keuangan :
Menurut Jack Clark Francis (Francis, Jack C., Investment:
Analysis and Management, 5th edition, McGraw-Hill Inc.,
Singapore, 1991, Hal.1), investasi adalah penanaman modal yang
diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan
datang.
Menurut Agus Sartono (2001:6) Manajemen keuangan dapat
diartikan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan
pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif
maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau
pembelanjaan secara efisien.
Menurut Sonny, S. (2003). Manajemen keuangan adalah:
“aktivitas
perusahaan
yang
berhubungan
dengan
bagaimana
memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai
dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh”.
Sedangkan menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2005:4)
dalam bukunya “Basic financial management” adalah :
”Financial management is concerned with the maintenance and
creation of economic value or wealth.”
artinya
bahwa
manajemen
keuangan
dikaitkan
dengan
pemeliharaan dan penciptaan dari nilai ekonomi dan kekayaan.
Sedangkan menurut Van Horn (2005:3 ) dalam bukunya yang
berjudul “fundamentals of financial management” adalah:
“Manajemen keuangan adalah:
segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan
pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar
belakangnya”
22
Menurut Prawironegoro (2007) Manajemen Keuangan adalah:
“Aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh
modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,
dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba”
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan
pengertian manajemen keuangan yaitu sebuah kegiatan yang berkaitan
dengan kegiatan mencari dana, mendapatkan dana, dan menggunakan
dana itu serta mengalokasikan dana tersebut sebaik mungkin secara
efektif dan efisien kepada sektor-sektor yang dianggap penting bagi
perusahaan sehingga tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan
dapat tercapai dengan baik. Jadi perusahaan tidak hanya berusaha
mencari dana saja, tetapi juga mengolah dana dengan baik dan
menggunakan untuk menciptakan kemakmuran bagi pemegang saham
melalui maksimalisasi nilai perusahaan.
Selain hal diatas manajemen keuangan juga berhubungan dengan
kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan.
Sehingga menajemen keuangan yang sekarang ini banyak yang
menitikberatkan pada kegiatan pengelolaan investasi, pembiayaan dan
manajemen aktiva untuk mencapa tujuannya.
2.1.2
Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan tujuan dan
sasaran yang digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian
keefisienan keputusan keuangan. Untuk dapat mengambil keputusankeputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan
tujuan yang harus dicapai.
Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu
mencapai tujuan tersebut. Secara normatif tujuan keputusan keuangan
adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan karena
dapat
meningkatkan kemakmuran para pemilik perusahaan (pemegang
saham).
Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia di bayar oleh calon
pembeli (investor) apabila perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan
23
dapat di ukur dengan harga saham perusahaan. Apabila semakin tinggi
harga suatu saham perusahaan, maka semakin tinggi nilai perusahaan
tersebut.
Nilai perusahaan sangat berkaitan dengan kemakmuran pemilik.
Apabila
perusahaan meningkat maka kekayaan pemilik juga
meningkat dan kemakmuran pemilik juga meningkat. Dengan
demikian apabila suatu saat perusahaan dijual maka harganya dapat
ditetapkan setinggi mungkin.
Adapu tujuan manejemen keuangan dalam suatu perusahaan
secara menyeluruh yaitu:
1. Mensejahterakan
kemakmuran
pemegang
saham
melalui
pencapaian laba yang maksimal.
2. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
3. Mencapai kesejahteraan rakyat sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan.
2.1.3
Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001 : 5) fungsi manajemen keuangan adalah
sebagai berikut :
a.
Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang
akan dapat mendatangkan keuntungan dimasa mendatang. Dalam
sebuah investasi mengandung sebuah resiko dan ketidakpastian.
Oleh karena itu resiko dan hasil yang diharapkan dari suatu
investasi
akan
sangat
mempengaruhi
pencapaian
tujuan,
kebijakan, maupun nilai perusahaan.
b.
Keputusan Pendanaan
Pada keputusan pendanaan ini seorang manajer keuangan
dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi
dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna
membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan
usahanya.
24
c.
Keputusan Deviden
Deviden adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang
dibayarkan kepada para pemegang saham. Dan melalui
keputusan
deviden
ini
ditujukan
untuk
meningkatkan
kemakmuran para pemegang saham.
Adapun bentuk laba yang dibagikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk cash deviden.
 Stabilitas deviden yang dibagikan.
 Deviden saham (stock devident).
 Pemecaham saham (stock split).
 Penarikan kembali saham yang beredar
Fungsi-fungsi
manajemen keuangan ini
dilakukan untuk
mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Fungsi
manajemen keuangan adalah salah satu fungsi utama yang sangat
penting di dalam perusahaan, di samping fungsi-fungsi lainnya yaitu
pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Dimana keempat
fungsi tersebut memiliki peran masing-masing yang berbeda namun
dalam pelaksanaanya saling berhubungan satu sama lainnya.
2.2 Investasi
2.2.1
Pengertian Manejemen Investasi
Manajemen investasi lebih dikenal dengan portofolio. Portofolio
sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan dalam proses pengaturan
uang dan juga proses pembelian dan penjualan saham.
Investasi merupakan suatu aktiva
yang digunakan oleh
perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan. Tujuan investasi yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan investor.
Banyak definisi tentang portofolio yang dikemukakan oleh
berbagai para ahli yang mempelajarinya. Berikut pengertian yang
diberikan para ahli mengenai portofolio:
Menurut Hamid, 1995 Investasi dapat diartikan sebagai kegiatan
menanamkan modal baik langsung maupun tidak langsung dengan
25
harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah
keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.
Sedangkan
menurut
Eduardus
Tandelilin
(2001;3)
mengemukakan investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau
sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang.
Definisi lain menurut Sunariyah (2003;4) Investasi adalah
penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa yang akan datang.
Menurut Kamaruddin Ahmad (2004;3) investasi adalah
menempatkan uang atau dana dengan harapan memperoleh tambahan
atau keuntungan tertentu atas uang tersebut.
Menurut Jones, 2004 investasi adalah komitmen menanamkan
sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada
masa mendatang
Dari berbagai definisi diatas menurut para ahli maka dapat
disimpulkan bahwa investasi adalah suatu komitmen atas dana yang
dibuat untuk diinvestasikan pada satu atau lebih aktiva yang berjangka
waktu lebih dari satu tahun dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan yang positif dimasa yang akan datang.
Investasi dapat disimpulkan bahwa dasar keputusan investasi
terdiri dari dua unsur yang sangat penting yaitu unsur resiko dan
tingkat pendapatan.
Kegiatan investasi yang dilakukan investor akan menempatkan
unsur ketidakpastian, investor tidak mengetahui dengan pasti hasil dari
investasi yang dilakukan. maka hal ini adanya dibutuhkan keputusan
investasi yang dilakukan oleh pasar investor atau perusahaan demi
kelangsungan perusahaan yang melakukan investasi.
Adanya unsur risiko yang terdapat dalam suatu investasi, maka
terdapat dua jenis investasi berdasrkan tingkat risiko yaitu:
26
1. Investasi bebas resiko : mempunyai tingkat risiko yang relatif
kecil dan investasi ini memberikan tingkat keuntungan yang
rendah. Atau aset yang tingkat returnnya di masa depan
sudah bisa dipastikan pada saat ini, dan ditunjukkan oleh
varians return yang sama dengan nol. Contohnya investasi
ini adalah obligasi dan deposito berjangka.
2. Investasi beresiko : Investasi return dan resiko berfluaktif,
dimana tingkat return aktualnya di masa depan masih
mengandung ketidakpastian, sehingga para investor mungkin
saja tidak mendapatkan keuntungan atau sebaliknya. contoh
investasi ini adalah investasi saham.
2.2.2
Jenis Investasi
Dalam berinvestasi terdapat dua macam asset yaitu:
1.
Reall investment adalah : Investasi yang dilakukan pada aktiva
berwujud.investasi ini dapat dilakukan seperti tanah, mesin,
pabrik, emas, serta barang tidak bergerak.
2.
Financial investment adalah investassi yang dilakukan pada
surat-surat berharga. Contoh investai pada aktiva finansial yaitu
saham, dan obligasi (bond)
Kegiatan investasi mengandung risiko dan unsur ketidakpastian
oleh karena itu Dengan mengetahui jenis –jenis dari investasi
diharapkan investor mengetahui kemana arah tujuan investasi yang
akan dilakukannya.
27
2.3 Pasar Modal
2.3.1
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan lembaga keuangan bukan bank yang
mempunyai kegitan berupa penawaran dan perdagangan efek. Selain
itu juga merupakan lembaga profesi yang berkaitan dengan transaksi
jual beli efek dan perusahan publik yang berkaitan dengan efek.
Dengan demikian pasar modal dikenal sebagai tempat bertemunya
penjual dan pembeli modal / dana. Pasar modal juga merupakan sarana
perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang
dengan menjual saham atau obligasi.
Menurut Joel G.siegel dan Jae K.shim(1999:68) pasar modal
adalah pusat perdagangan utang jangka panjang dan saham
perusahaan.
Menurut R.J Shook (2002:71) pasar modal merupakan sebuah
tempat dana-dana modal seperti ekuitas dan hutang diperdagangkan.
Adapun menurut Bodie, Kane, Mercus (2004: 26) mengartikan
pasar modal yaitu : “capital marketing contrast include longer –term
and riskier securities”
Sedangkan menurut Sunariyah (2004: 4) pengertian pasar modal
adalah “suatu
system
keuangan
yang terorganisasi
termasuk
didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara
di bidang keuangan serta keseluruhan surat – surat berharga yang
beredar”
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pasar
modal merupakan pasar yang memperjualbelikan sekuritas yang
umumnya yang memiliki umur lebih dari satu tahun, termasuk di
dalamnya bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang
keuangan serta surat-surat berharga yang beredar.
28
2.3.2
Fungsi Pasar Modal
Menurut Sutrisno (2003 : 342) pasar modal memiliki beberapa fungsi
sebagai berikut
1. Sebagai Sumber Penghimpun Dana
Kebutuhan dana perusahaan bisa dipenuhi dari berbagai sumber
pembiayaan. Salah satu sumber dana yang bisa dimanfaatkan
perusahaan adalah pasar modal selain sistem perbankan yang
selama
ini
dikenal
sebagai
perantara
keuangan
secara
konvensional.
2. Sebagai Sarana Investasi
Pada umumnya perusahaan yang menjual surat berharga ke pasar
modal adalah perusahaan yang sudah mempunyai reputasi bisnis
yang baik dan kredibel, sehingga efek-efek yang dikeluarkan akan
laku diperjualbelikan di bursa. Sementara pemilik dana atau
investor jika tidak ada pilihan lain mereka akan menginvestasikan
pada
perbankan
yang pada
dasarnya
mempunyai
tingkat
keuntungan yang relatif kecil. Dengan adanya surat berharga yang
mudah diperjualbelikan, maka bagi investor merupakan alternatif
instrumen investasi. Investasi di pasar modal lebih fleksibel, karena
setiap investor dapat dengan mudah memindahkan dananya dari
suatu perusahaan ke perusahaan lainnya.
3. Pemerataan Pendapatan
Pada dasarnya apabila perusahaan tidak melakukan go public,
pemilik perusahaan terbatas pada personal-personal pendiri
perusahan yang bersangkutan. Dengan go public-nya perusahaan
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut serta
memilliki perusahaan tersebut. Dengan demikian memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati oleh beberapa
orang pemilik, akhirnya dapat dinikmati oleh masyarakat artinya
ada pemerataan pendapatan kepada masyarakat.
29
4. Sebagai Pendorong Investor
Salah satu faktor yang mendorong agar pihak swasta dan asing
memiliki keinginan untuk melakukan investasi baik secara
langsung maupun tidak langsung, pemerintah harus mampu
menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi mereka, salah
satunya adalah dengan likuidnya pasar modal. Semakin baik pasar
modal maka semakin banyak investor baik nasional maupun asing
yang bersedia menginvestasikan dananya melalui pembelian surat
berharga di pasar modal.
2.3.3
Jenis Pasar Modal
Secara umum pasar modal terdiri atas dua bagian yang
dikemukakan oleh Sunariyah (2004:13) yaitu:
1. Pasar Perdana / pasar primer (Primary Market) yaitu : penawaran
saham pertama kali dari perusahaan yang menerbitkan saham
(emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak
penerbit (issuer) sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar
sekunder. Dari uraian di atas merupakan bahwa pada pasar perdana
adalah surat berharga yang baru pertama kalinya diterbitkan emiten
dapat berupa penawaran perdana ke public (initial public offering
atau IPO). Hasil penjualan saham tersebut keseluruhannya masuk
sebagai modal perusahaan.
2. Pasar Sekunder (Secondary Market) diartikan sebagai transaksi
jual beli saham diantara investor setelah melewati masa penawaran
pada pasar perdana atau surat berharga yang sudah beredar
diperdagangkan di pasar sekunder. Jadi dapat disimpulkan pasar
sekunder adalah dimana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan
secara luas kepada masyarakat setelah melewati masa penjualan di
pasar perdana dan efek tersebut dicatatkan di bursa. Sehingga hasil
penjualan saham disini biasanya tidak lagi masuk modal
perusahaan, melainkan masuk kedalam kas para pemegang saham
yang bersangkutan. Jadi pasar sekunder merupakan kelanjutan dari
pasar perdana.
30
2.3.4
Instrumen pasar Modal
Instrumen pasar modal yaitu: semua surat – surat berharga yang
di perjualbelikan di pasar modal.Instrumen pasr modal ini umumnya
bersifat jangka panjang.
Menurut panduan Bursa efek jakarta mengenai instrumen pasar
modalyang diperjualbelikan antara lain adalah:
1. Saham
Saham adalah kertas tanda bukti penyertaan kepemilikan
modal atau dana pada suatu perusahaan yang mana kertas
tersebut tercatum
dengan jelas nilai
nominal, nama
perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang
dijelaskan kepada setiap pemegang.dalam pasar modal ada
dua jenis saham yaitu :
a. Saham Biasa (common stock) merupakan surat berharga
sebagai bukti kepemilikan atas suatu perusahaan dimana
investor akan memperoleh keuntungan deviden di akhir tahun
besar kecilnya saham yang diterima oleh pemegang saham
tidak tetap tergantung pada RUPS dan pemegang saham
diberi hak untuk mengikuti RUPS dan RUPSLB.
b. Saham preferen (preferred stock) merupaka saham yang akan
menerima sejumlah deviden dengan jumlah yang tetap.
Pemilik saham akan memiliki hak lebih dibanding hak
pemilik saham biasa. saham prferen memiliki karakteristik
gabungan (hybrid) antara saham biasa dan obligasi.
2. Obligasi (Bond)
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi
kontrak antara pemberi pinjaman
pinjaman (emiten).
dengan yang diberi
31
3. Right Issue
Right issue adalah produk turunan dari saham. Right issue
merupakan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru
yang dikeluarkan emiten. Right issue memberikan hak
kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru
perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama periode
tertentu, jika pemegang saham lama tidak membelinya maka
hak tersebut akan hilang.
4. Reksadana
Reksadana merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksadana
untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang
atau pasar modal. Reksadana sering kali dipakai oleh pemilik
modal untuk memperkecil risiko pada saat melakukan
investasi yang menyebar pada berbagai alat investasi.
5. Waran
Waran adalah sekuritas yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan yang
menerbitkan waran tersebut dengan harga tertentu. Waran
biasanya dijual bersamaan dengan sekuritas lain misalnya
obligasi atau saham.
32
2.4 Saham
2.4.1 Pengertian Saham
Saham adalah kertas atau surat berharga yang menunjukkan
bahwa perusahaan adanya kepemilikan.
Menurut
Fakhruddin
dan
Hadianto,
(2001:6)
saham
merupakan Tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan.
Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin, (2001:5)
saham adalah Suatu surat berharga yang menunjukkan adanya
kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan
penerbit saham.
2.4.2
Jenis Saham
Saham terdiri dari beberapa jenis dan dapat dibedakan melalui
cara pengalihan dan manfaat yang diperoleh para pemegang saham.
Menurut Ahmad Kamarudin (2004:74-75) terdapat pengelompokan
jenis –jenis saham yaitu:
1. Menurut Cara Pengalihan
Dilihat dari segi kepemilikan, saham dapat dibedakan menjadi
dua:
a. Saham atas tunjuk (Bearer Stock). Diatas sertifikat saham
ini tidak ditulis nama pemiliknya sehingga kepemilikan atas
unjuk dapat dengan mudah dialihkan atau dipindah
tangankan kepada orang lain karena sifatnyayang mirip
dengan uang.
b. Saham atas nama (registered stock). Diatas sertifikat ditulis
nama pemiliknya. Cara pengalihan harus memenuhi suatu
prosedur tertentu yaitu dengan dokumen pengalihan dan
kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan
yang harus memuat nama pemiliknya. Jika sertifikat itu
hilangdapat memintakan penggantian karena namanya
sudah ada dalam buku perusahaan.
33
2. Menurut Hak Tagihan
Dilihat dari segi manfaat nya, pada dasarnya saham dapat
digolongkan menjadi dua yaitu:
a. Saham Biasa (Common Stock). Surat berharga yang paling
banyak dan luas perdagannya.Pemegang surat berharga ini
mempunyai suara hak dalam rapaat umum pemegang saham
(RUPS). Saham biasa menempatkan pemiliknya paling
akhir terhadap pembagian devidend.
b. Saham preferan (Preffred Stock) didalam praktiknya
terdapat beberapa macam sahampreferen yaitu:
1. Cumulative preffred stock pemilik saham jenis ini
memiliki hak kepada pemiliknya atas pembagian deviden
yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau
jumlah tertentu. Dalam arti jika dalam tahun tertentu
deviden yang dibayarkan
tidak mencukupi atau tidak
dibayar sama sekali maka hal ini akan di pertimbangkan
lagi pada tahun berikutnya.
2. Non cumulative preffred stock pemilik saham jenis ini
mendapatkan prioritas dalam pembagian deviden sampai
pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tetapi bersifat
kumulatif. Dengan demikian apabila pada suatu tahun
tertentu deviden yang di bayarkan lebih besar dari pada
jumlah yang ditentukan atau yang tidak dibayar sama
sekali maka hal ini tidak diperhitungkan pada tahun
berikutnya.
3. Participatin preffred stock pemilik saham jenis ini selain
memperoleh
deviden
ekstra,
setelah
itu
deviden
dibayarkan penuh kepada pemegang saham preferen,
serta memperoleh deviden ekstra bersama-sama dengan
pemegang saham biasa.
34
2.4.3
Harga saham
Menurut Hartono, (1998: 69) Harga saham adalah harga yang
terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku
pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar.
Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek yaitu: pendapatan,
dividen, aliran kas, dan pertumbuhan.
Menurut Sawidji Widoatmojo (1996 : 46) harga saham dipasar
modal terdapat 3 jenis harga saham beberapa diantaranya yaitu:
1. Harga pasar yaitu harga yang ditentukan penjual dan pembeli
sepakati ketika bertransaksi memperdagangkan saham. Harga
ini terjadi setelah saham tersebut tercatat di bursa. Harga
inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder, karena
pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi
antara harga investor dengan perusahaan penerbit.
2. Harga Nominal yaitu harga yang tercantum dalam sertifikat
saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap
lembar saham yang dikeluarkan.
3. Harga Perdana yaitu harga saham pada pasar perdana
biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwritter) dan
emiten.
2.5 Stock split
2.5.1 Pengertian Pemecahan Saham (Stock split)
Stock split atau pemecahan saham merupakan pemecahan jumlah
saham yang beredar dari suatu perusahaan tanpa penambahan apapun
dalam ekuitas pemegang saham. Semakin banyak saham yang beredar
dipasar dan semakin murah harga saham, maka saham itu akan
semakin diminati oleh para investor.
Menurut van Horne dan wachowics (1995) pemecahan saham
merupakan kenaikan jumlah saham yang beredar dengan mengurangi
nilai nominal suatu saham secara proporsional
Dalam penelitian Fama mengemukakan bahwa reaksi pasar
sebelum terjadinya stock split yang perlu dipertimbangkan. Penelitian
35
tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kumulatif pengembalian saham
yang abnormal return untuk 30 hari
sebelum dan sesudah
pengumuman stock split lebih dari 30% keaadaan ini menunjukan
tingkat pengembalian yang signifikan diatas tingkat pengembalian
normal dari membeli dan mempertahankan suatu portofolio untuk
resiko yang sama.
Menurut Abdul Halim (2005:97) stock split adalah pemecahan
jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak
dengan menggunakan nilai nominal yang lebih rendah per lembar
sahamnya secara proporsional.
Stock split atau pemecahan saham merupakan salah satu bentuk
informasi yang diberikan oleh emiten (perusahaan) untuk menaikkan
jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahannya
(Brigham dan Gapenski, 1994).
Adapun menurut Brigham & Houston (2006), pemecahan
saham adalah tindakan yang diambil oleh sebuah perusahaan untuk
meningkatkan jumlah lembar saham beredar, seperti menggandakan
jumlah lembar saham beredar dengan memberikan dua saham baru
kepada pemegang saham untuk setiap satu lembar saham yang
sebelumnya dia miliki. Perubahan jumlah saham yang beredar
dibarengi
dengan
perubahan
harga
saham
sehingga
tidak
mempengaruhi jumlah modal.
Berdasarkan pengertian diatas mengenai stock split mengandung
dua unsur yaitu penambahan jumlah saham dan mengurangi harga
secara proporsinal, sehingga jumlah saham yang beredar di perusahaan
lebih banyak dengan harga yang murah.
Pemecahan saham ini memberikan informasi yang mampu
memberikan keyakinan tinggi tentang masa depan perusahaan. Pasar
menganggap pemecahan saham sebagai indikasi adanya peningkatana
laba perusahaan, jadi peningkatan harga saham yang terjadi bukan
disebabkan adanya pemecahanitu sendiri namun lebih disebabkan
informasi yang positif.
36
2.5.2
Jenis Pemecahan Saham
Menurut Abdul Halim (2005) terdapat dua jenis pemecahan
saham (stock split) yaitu:
1. Pemecahan naik (split–up atau Stock split) Pemecahan naik
adalah penurunan nilai nominal perlembar saham yang
mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar.
Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:2,
1:3.
2. Pemecahan turun (split down atau revers stock split)
Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per
lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar.
Misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecahan 2:1,
3:1.
Adapun
menurut
M.C
Cough
(1993)
menyatakan
bahwapemecahan saham Amerika yang diwakili oleh New York Stock
Exchange (NYSE) juga mengatur kebijakan mengenai stock split.
NYSE membedakan stock split menjadi dua bagian yaitu:
1.
Pemecahan saham sebagian : Pemecahan saham sebagian adalah
tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 25% atau lebih
tetapi kurang dari 100% dari jumlah saham beredar yang lama.
2.
Pemecahan saham penuh : Pemecahan saham penuh adalah
tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 100% atau lebih
dari jumlah saham lama yang beredar.
37
2.5.3
Manfaat dan Tujuan Pemecahan Saham
menurut Kamaruddin Ahmad (2004:196) stock split bertujuan
untuk menurunkan harga saham sehingga dapat menarik investor dan
memberikan keuntungan bagi para investor jika dividen yang
dibayarkan lebih besar.
Menurut Magdalena Nany (2005), pada umumnya perusahaan
melakukan stock split untuk menambah jumlah saham yang beredar
dengan menjadikan harga saham lebih murah sehingga dapat menarik
minat investor dan saham
perusahaan menjadi
lebih likuid
diperdagangkan di bursa saham.
Sedangkan menurut Agus Setyanto (2006: 208) pemecahan
saham (stock split) merupakan aksi emiten yang dilakukan dengan cara
memecah nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil sesuai
dengan rasio stock split yang ditentukan.
Menurut Irham & Yovi (2009;107) menyatakan bahwa ada
beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan stock split, yaitu:
1. Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga
memberatkan publik untuk membeli/memiliki saham tersebut.
2. Mempertahankan tingkat likuiditas saham.
3. Menarik investor yang berpotensi lebih banyak guna memiliki
saham tersebut.
4. Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut
karena jika terlalu mahal maka kepemilikan dana dari investor
kecil tidak akan terjangkau.
5. Menambah jumlah saham yang beredar.
6. Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor
yang ingin memiliki saham tersebut dengan kondisi harga saham
yang rendah maka karena sudah dipecah tersebut artinya telah
terjadi diversifikasi investasi.
Beberapa pelaku pasar khususnya para emiten berpendapat
bahwa aktivitas split dapat memberikan manfaat besar bagi
perusahaan. Manfaat besar yang diperoleh pada saat stock split pada
38
umumnya adalah penurunan harga saham serta menambah daya tarik
untuk memiliki saham sehingga membuat saham lebih likuid di
perdagangkan.
Dari beberapa pengertian diatas banyak sekali pendapat
mengenai stock split, tetapi pada dasarnya dapat disimpulkan pendapat
tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok.
1. stock split hanya merupakan perubahan yang bersifat “komestik”.
2. Stock split dapat mempengaruhi keuntungan pemegang saham,
risiko saham, dan sinyal yang diberikan kepada pasar.
2.5.4
Teori Pemecahan Saham
Terdapat dua teori utama yang menjelaskan motivasi pemecahan
saham
(Abdul Halim, 2007) yaitu:
1. Signalling Theory (Teori Sinyal)
Signalling Theory adalah teori yang melihat pada tandatanda tentang kondisi yang menggambarkan suatu perusahaa.
Contoh dari penyampaian informasi melalui signaling yaittu
peristiwa melakukan stock split.
Konsep signaling Theory adalah teori yang membahas
tentang naik turunya harga di pasar sehingga akan memberi
pengaruh kepada keputusan investor. Tanggapan para investor
terhadap sinyal positif dan negative adalah sangat mempengaruhi
kondisi pasar, mereka akan bereaksi dengan berbagai cara dalam
menanggapi sinyal tersebut, seperti “wait and see” atau tunggu
dan lihat dulu perkembangan yang ada baru mengambil tindakan.
Menurut
(Jogiyanto,
2003:419)
Signaling
theory
menyatakan bahwa stock split dianggap perusahaan memberikan
sinyal yang baik kepada publik berkaitan dengan prospek
perusahaan yang bagus dimasa depan, karena perusahaan yang
melakukan pemecahan saham adalah perusahaan yang memiliki
saham dengan harga yang tinggi, harga saham yang tinggi
tersebutlah sebagai sinyal bahwa perusahaan memilik prospek
39
masa depan yang baik, dimana harga saham yang tinggi
mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik.
Jika pasar bereaksi pada waktu pengumuman stock split
bukan berarti bahwa pasar bereaksi karena informasi, tetapi
karena menegtahui prospek perusahaan di masa depan yang
disinyalkan melalui stock split. Jadi faktor yang memotivasi
perusahaan melakukan pemecahan saham adalah kinerja
perusahaan.
Menurut (Jogiyanto, 2003) Dalam signaling theory yang
mendorong perusahaan melakukan stock split adalah karena
adanya kesempatan investasi serta prospek perusahaan yang baik
di masa depan.
Menurut (Winarso, 2005) pemecahan saham seharusnya
menunjukan yang valid karena tidak semua perusahaan dapat
melakukanya, hanya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik
saja yang dapat melakukanya, karena utk melakukan stock split
perusahaan harus menanggung semua biayan yang di timbulkan
dari
peristiwa
tersebut
padahal
pemecahan
sahm
tidak
mempengaruhi modal dan cash flow perusahaan.
Menurut Signaling theory, stock split hanya dilakukan
oleh perusahaan yang memiliki prospek kinerja yang baik
dimana perusahaan yakin bahwa harga saham setelah di pecah
akan naik sesuai dengan kenaikan kinerja perusahaan di masa
depan (Ika dan Purwaningsih, 2008).
Dalam
Signalling
Theory
bahwa
setiap
tindakan
mengandung informasi karena adanya asymetric Theory.
asymetric Information adalah kondisi dimana suatu pihak
memiliki informasi yang lebih banyak dari pada pihak lain.
Contohnya manejeman perusahaan memiliki informasi yang
lebih banyak dibandingkan pihak investor di pasar modal.
40
2. Trading Range Theory
Trading Range Theory disebutkan bahwa perusahaan
melakukan stock split dikarenakan harga saham yang terlalu
tinggi sehingga berpengaruh pada likuiditas saham (Harsono,
2004).
Perusahaan melakukan pemecahan saham karena harga
saham terlalu tinggi sehingga tidak mampu di jangkau oleh calon
investor. Menurut teori ini harga saham yang terlalu tunggi
menyebabkan saham tidak likuid, hal tersebut berkaitan dengan
kemampuan tiap – tiap investor yang berbeda – beda, oleh karena
itu perusahaan melakukan pemecahan saham dalam upaya
mengarahkan harga saham pada interval tertentu yang tidak terlalu
mahal.
Harsono (2004) menyatakan bahwa dengan melakukan
pemecahan saham harga saham menjadi tidak terlalu tinggi
sehingga mampu dijangkau oleh calon investor dan pada akhirnya
meningkatkan likuiditas saham. Sehingga menurut trading range
theory, perusahaan melakukan stock split karena memandang harga
sahamnya terlalu tinggi, dengan kata lain harga saham yang terlalu
tinggi itulah yang mendorong perusahaan melakukan pemecahan
saham.
Menurut Copeland (1979) dalam khomsiyah, et al, (2001)
menyatakan bahwa alasan dilakukannya stock split adalah untuk
mencapai
“optimal
range”
harga
saham
sehingga
dapat
menciptakan pasar yang lebih luas.
Dengan demikian berdasarkan teori ini, harga saham yang
terlalu tinggi menyababkan kurang aktifnya perdagangan saham
sehingga mendorong perusahaan utk melakukan pemecahan
saham. Dengan melakukan stock split diharapkan semakin banyak
investor yang melakukan transaksi sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat harga saham yang tinggi merupakan motivasi untuk
melakukan pemecahan saham.
41
2.6 Risk
2.6.1
Pengertian Risk
Risiko dapat diartikan sebagai perbedaan antara return aktual
yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar
kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi
tersebut.
Menurut
Van
Horne
dan
Wachowics,
Jr.
(1992)
mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang
diharapkan. Suatu investasi akan dapat dinilai efisien jika investasi
tersebut memberikan tingkat keuntungan terbesar atau tingkat
keuntungan tertentu dengan risiko terkecil.
Menurut Jurnal Steph subanidja vol 7 no 1 (2007: 86) dalam
penelitian Harry Markowitz resiko investasi dapat diukur dengan
varians return yang diharapkan.
Menurut Arthur J. Keow
Risiko merupakan besarnya
penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected
return – ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return).
Menurut pendapat Vaughan (1997 : 8) adalah sebagai berikut :
“risk is condition in which there is possibility of an adverse deviation
from a desired outcome that is expected or hope for”. Mengartikan
bahwa Risiko adalah kondisi di mana ada kemungkinan penyimpangan
yang merugikan dari hasil yang diinginkan yang diharapkan.
Menurut Donald E. Fischer & Ronald J. Jordan (Fischer,
Donald E. & Jordan, Ronald J., Security Analysis & Portfolio
Management, 6th edition, New Jersey: Prentice Hall, 1995, Hal.
65) resiko artinya ketidakpastian dalam kemungkinan distribusi return.
Menurut Elton dan Gruber (Elton, Edwin J. & Gruber,
Martin J., Op.Cit., Hal. 46) mendefinisikan risiko sebagai potensi
variasi dari hasil yang diharapkan di masa yang akan datang,
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa resiko
investasi merupakan suatu kemungkinan yang terdiri dari berbagai
faktor yang dapat menyebabkan tidak kembalinya dana yang
42
diinvestasikan pada suatu instrumen investasi tertentu atau dengan kata
lain, merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
kerugian dalam suatu investasi.
2.6.2
Risiko Investasi
Dalam
berinvestasi,
investor
memiliki
tujuan
untuk
memaksimalkan returnnya tanpa melupakan faktor risiko investor
yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang
memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas
keberanian
investor
menanggung
risiko
atas
investasi
yang
dilakukannya.
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return yang
akan diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar
kemungkinan perbedaannya, maka semakin besar pula risiko investasi
tersebut.
Risiko ada jika pembuat keputusan (perencana proyek) mampu
mengestimasi
kemungkinan-kemungkinan
(probabilitas)
yang
berhubungan dengan berbagai variasi hasil yang akan diterima salama
investasi sehingga dapat disusun distribusi probabilitasnya.
Ketidak pastian ada jika pembuat keputusan tidak memiliki data
yang bisa dikembangkan untuk menyusun suatu distribusi probabilitas
sehingga harus membuat dugaan-dugaan untuk menyusunnya.
Menurut Eduardus Tandelilin ada Beberapa sumber risiko yang
mempengaruhi risiko investasi diantaranya yaitu:
1. Risiko suku bunga
Tingkat bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap
harga saham. Perubahan suku buga bisa mempengaruhi variabilitas
return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi
harga saham secra terbalik, yang berarti jika suku bunga meningkat
maka harga saham akan turun. Demikian pula sebaliknya, apabila
suku bunga menurun, maka harga saham akan meningkat. Tingkat
suku bunga yang meningkat akan menyebabkan peningkatan suku
43
bunga yang disyaratkan atas investasi pada suatu saham. apabila
suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk
ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga
saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apabila tingkat bunga
mengalami penurunan. Tingkat suku bunga yang meningkat bisa
juga menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan
memindahkannya
pada
investasi
berupa
tabungan ataupun
deposito. Risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang
berlaku di pasar.
2. Risiko pasar
risiko pasar adalah fluktuasi pasar yang secara keseluruhan
mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan ini
dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti munculnya resesi
ekonomi, kerusuhan, krismon, dan resesi ekonomi.
3. Risiko inflasi
Peningkatan inflasi secara relatif merupakan sinyal negatif bagi
pemodal di pasar modal. Inflasi meningkatkan pendapatan dan
biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari
peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka
profitabilitas perusahaan akan turun. Inflasi yang meningkat akan
mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan,
maka dari itu resiko ini juga disebut sebagai resiko daya beli.
4. Risiko bisnis
Risiko ini timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan
emiten. Risiko bisnis merupakan risiko yang terdapat dalam
menjalankan bisnis suatu jenis industri. Misalnya perusahaan
pakaian jadi yang bergerak di bidang industri tekstil, akan sangat
dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu sendiri.
44
5.
Risiko finansial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk
menggunakan hutang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar
hutang yang digunakan, maka semakin besar pula risiko yang akan
ditanggung.
6. Risiko likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan atau kecepatan suatu
sekuritas (saham) yang diterbitkan perusahaan bisa dapat segera
diperjualbelikan/
diperdagangkan
di
pasar
sekunder
tanpa
mengalami kerugian yang berarti. Semakin cepat suatu sekuritas
diperdagangkan, maka semakin likuid sekuritas tersebut. Dan
demikian pula sebaliknya.
7. Risiko nilai tukar mata uang
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang
domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. Menguatnya kurs
rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi
perekonomian yang mengalami inflasi. Menguatnya kurs rupiah
terhadap mata uang asing akan menurunkan biaya impor bahan
untuk produksi, dan akan menurunkan tingkat suku bunga yang
berlaku. Risiko ini juga dikenal dengan nama currency risk atau
exchange rate risk.
8.
Risiko negara (country risk)
Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat
berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi
perusahaan yang beroperasi di luar negeri, maka stabilitas ekonomi
dan politik negara bersangkutan akan sangat perlu diperhatikan
guna menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.
45
2.6.3
Jenis Risiko
Risiko dalam portofolio dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu :
1. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)
Suatu
risiko
yang
dapat
dihilangkan
dengan
melakukan
diversifikasi, sebab risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau
industri tertentu. Risiko perusahaan ini dapat dikurangi dengan
melakukan diversifikasi aset dalam suatu portofolio. Risiko tidak
sistematis terdapat fluktuasi risiko yang berbeda antara satu saham
dengan saham lain. Risiko ini juga disebut diversifiable risk.
Faktor yang mempengaruhinya antara lain:
 Struktur modal
 Struktur Asset
 Tingkat Likuiditas
Diversifikasi adalah pembentukan portofolio melalui pemilihan
kombinasi sejumlah aset tertentu sedemikian rupa hingga risiko dapat
dihilangkan atau diminimalkan tanpa mengurangi besaran return yang
diharapkan. Risiko ini disebut resiko perusahaan kerena terjadi hanya
mempengaruhi perusahaan tertentu saja, sehingga tidak mempengaruhi
semua perusahaan-perusahaan secara umum, contohnya kebangkrutan,
pemogokan karyawan.
Ada dua prinsip diversifikasi yang umum digunakan yaitu:
1. Diversifikasi Random.
Diversifikasi ini terjadi ketika investor menginvestasikan
dananya secara acak pada berbagai jenis saham yang berbeda
atau pada berbagai jenis aset yang berbeda. Investor memilih
aset-aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio tanpa
terlalu memperhatikan karakterisitik aset-aset bersangkutan
(misalnya tingkat risiko dan return yang diharapkan serta
industri). Dalam diversifikasi random, semakin banyak jenis
aset yang dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat
46
pengurangan risiko yang akan diperoleh, namun dengan
marginal penurunan risiko yang semakin berkurang.
2. Diversifikasi Markowitz
Diversifikasi Markowitz mempertimbangkan berbagai
informasi mengenai karakteristik setiap sekuritas yang akan
dimasukkan
dalam
portofolio.
Diversifikasi
Markowitz
menjadikan pembentukan portofolio menjadi lebih selektif
terutama dalam memilih aset-aset sehingga diharapkan
memberikan manfaat diversifikasi yang paling optimal.
Informasi karakteristik aset utama yang dipertimbangkan
adalah tingkat return dan risiko (mean-variance) masingmasing aset, sehingga metode divesifikasi Markowitz sering
disebut dengan mean-variance model.
2. Risiko sistematis (systematic risk)
Suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan
melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi
oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara
keseluruhan. Risiko sistematis bersifat sistemik dan karenanya
tidak bisa dihindari. Risiko ini juga disebut indivertible risk. Faktor
yang mempengaruhinya antara lain:
 perubahan tingkat bunga
 kurs valuta asing (nilai tukar)
 risiko pasar,
 kebijakan pemerintah
Menurut Sharpe (1964) bahwa risiko sistematis sebagai
bagian perubahan dari aktiva yag dapat dihubungkan dengan faktor
umum.
Menurut Jogiyanto (2003) risiko yang relevan adalah
risiko sistematis dapat diukur dengan Beta (β), dan Beta yang akan
dihitung adalah Beta model pasar (market model). Risiko
sistematis ini dapat diukur dengan beta (β) yang berasal dari
47
hubungan return saham dan return pasar. Beta merupakan suatu
pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar.
Volatilitas dapat didefinisikan sebagai fluktuasi dari return-return
pasar, maka beta-beta dari sekuritas dikatakan bernilai 1,
menunjukkan bahwa risiko sistematik suatu sekuritas sama dengan
risiko pasar (Jogiyanto, 2000).
Diversifikasi memang mampu mengurangi risiko, namun
terdapat risiko yang tidak dapat dihilangkan oleh diversifikasi yang
dikenal dengan risiko sistematis. Risiko yang tidak bisa
dihilangkan oleh diversifkasi diindikasikan oleh besaran kovarians,
yaitu kontribusi risiko masing-masing aset relatif terhadap risiko
portofolionya.
Risiko sistematik dapat dihitung dengan menggunakan
rumus beta yaitu:
R α
i=
i
β R
i.
M
Keterangan :
R
i
: return saham i
αi
: Besarnya
β
: beta saham i
i
R
M
return saham individual
: market return
Asumsi Beta saham dapat di kelompokkan menjadi tiga
golongan yaitu :
1. ßlebih besar dari 1 (ß>1) disebut sebagai saham agresif (agresif
stock) karena perubahan tingkat pengembalian saham lebih
besar daripada yang terjadi di pasar, jika harga sahamnya akan
naik, maka kenaikanya akan lebih tinggi dari kenaikan return
pasar, begitu juga sebaliknya.
2. ß lebih kecil dari 1 (ß<1) disebut sebagai saham defensive
(defensive stock) karena perubahan tingkat pengembalian
saham lebih kecil dari pengembalian di pasar, artinya saham
48
memiliki return yang kurang berfluktuatif dengan perubahan
return pasar.
3. ß sama dengan 1 (ß=1) disebut sebagai saham netral (neutral
stock) karena perubahan tingkat pengembalian saham, saham
tersebut akan bergerak sesuai dengan pergerakan pasar.
2.7 Return Saham
2.7.1
Pengertian Return Saham
Return saham adalah tingkat keuntungan yang akan dinikmati
oleh investor atas suatu investasi yang dilakukannya. Jadi return
saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor
berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.
Harapan keuntungan di masa yang akan datang merupakan
kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan keuntungan
yang diharapkan. Dalam konteks investasi harapan keuntungan ini
sering disebut return (Tandelilin, 2001: 47).
Meurut R.J Shook return merupakan laba investasi, baik melalui
bunga ataupun deviden. Pemegang saham dalam investasinya dapat
mendapatkan return yang ditawarkan suatu saham dalam bentuk
capital gain dan dividen.
Capital gain merupakan selisih harga saham sekarang relatif
dengan harga saham periode yang lalu. Dividen merupakan
keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham,
biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan dibagikan kepada
pemegang saham, tetapi terdapat bagian yang ditanam kembali.
Dividen yang diterima ditentukan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut. Namun yang perlu
diperhatikan adalah bahwa perusahaan tidak selalu membagikan
dividen kepada para pemegang saham tetapi bergantung pada kondisi
perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan mengalami kerugian tentu saja
49
deviden tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut. Deviden
yang dibagikan dapat berupa deviden tunai maupun dividen saham.
Return investasi terdiri dari dua komponen yaitu yield dan
capital again (loss)
1. Yield, komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.
2. Capital gain (loss), komponen return yang merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat
hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan
(kerugian) bagi investor.
Menurut Jogiyanto (2000;107) return dapat berupa return
realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return).
1. Return realisasi (realized return)
Return yang telah terjadi (return aktual) yang dihitung
berdasarkan data historis (ex post data). Return historis ini berguna
sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko
di masa datang (conditioning expected return). Return realisasi penting
karena dapat digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja
perusahaan serta sebagai dasar penentu return ekspektasi dan risiko
masa yang akan datang.
Return Realisasi dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
Dimana:
Rt : Return saham atau indeks pasar pada hari ke -t
Pt :Harga saham pada akhir periode
Pt – 1 :Harga saham i pada awal periode
2. Return Yang Diharapkan (Expected Return)
Return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa
mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang bersifat sudah terjadi
(ex post data), return yang diharapkan merupakan hasil estimasi
sehingga sifatnya belum terjadi (ex ante data).
50
2.7.2
Varians return
Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi
dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Penyimpangan
standar atau deviasi standar (standard deviation) yang mengukur
absolute penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai rataratanya (sebagai nilai yang diekspektasi). Jadi penyimpangan standar
atau deviasi standar masih merupakan pengukuran yang digunakan
untuk menghitung risiko yang berhubungan dengan return ekspektasi.
Varian (variance) merupakan kuadrat dari deviasi standar.
σi 2
dimana:
σi 2 = variance saham i
Rit = Return saham i pada periode t
= Rata- rata return saham i pada periode t
N = Jumlah pengamatan
2.7.3
Abnormal return
Menurut (Jogiyanto, 2003) abnormal return adalah selisih antara
return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi. Abnormal
return yang positif menunjukkan bahwa return yang diterima lebih
besar dari pada return yang diharapkan, sebaliknya jika return yang
diterima itu lebih kecil dari pada yang diharapkan maka disebut
abnormal return negatif.
Menurut (Kuntorowati dan Agustanto, 2000) Abnormal return
merupakan selisih dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap
return normal. Return normal merupakan return ekspektasi atau return
yang diharapkan.
Sehingga perhitungan abnormal return (AR) dapat dilakukan
dengan rumus di berikut ini:
51
AR i, t = Ri, t – E(Ri,t)
Dimana :
AR i, t : abnormal return saham i pada hari ke - t
R
i, t
: Return sesungguhnya yang terjadi untuk saham i pada
periode untuk peristiwa ke – t
E(Ri,t) : Return ekspektasi saham ke-i untuk periode peristiwa
ke-t.
Menurut Brown dan Warner (1985) menyatakan bahwa return
ekspektasi merupakan return yang ahrus diestimasi. Ekspektasi return
dapat dicari dengan menggunakan tiga model, yaitu:
1.
Mean - adjusted model
Model ini menganggap return ekspektasi bernilai kostan yang
sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama
periode estimasi.
Periode estimasi ini adalah periodesebelum periode peristiwa
atau disebut juga periode pengamatan taua jendela peristiwa
(event window)
Mean - adjusted model dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut:
Dimana :
E(R ) : Return ekspektasi sekuritas ke- i pada waktu t
i,t
R
: Actual Return sekuritas ke – I pada waktu t
T
: Periode estimasi
i,t
52
2.
Market Model
Model ini dapat menghitung return ekpektasi dilakukan dengan
dua cara yaitu:
1. membentuk model ekspektasi dengan menggunkan data
realisasi selama periode estimasi.
2. Menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi return
ekspektasi diperiode jendela
Model ekspektasi dapat dihitung dengan menggunakan teknik
regresi OLS (Ordinary least square) dengan persamaan:
Dimana :
ERi,t : Return saham i
αi
: Alpa
saham i
βi
: Beta
saham i
Rm,t : Return pasar degan IHSG
Bahwa return pasar bisa dihitung melalui return indeks
harga saham gabungan. IHSG merupakan value weighted index
yaitu perhitungannya menggunakan nilai (value) kapatitalisasi
pasar.
Return pasar digunakan untuk menaksir risiko (beta) dengan
menggunakan indeks harga saham gabungan.
Return pasar dapat dihitung dengan rumus:
Dimana :
Rm
IHSG
: Return market atau keuntungan pasar
t
: Nilai tolak ukur pada periode sekarang
IHSGT – 1 : Nilai tolak ukur pada periode sebelumnya
53
3.
Market adjusted model
Model ini tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk
membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang
diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Model
Market adjusted model menganggap bahwa penduga yang
terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return
indeks pasar pada saat tersebut.
Berikut adalah Rumus menghitung market Adjusted model
Dimana:
ARit : abnormal return saham ipada hari ke t
Rit
: actual return saham ipada hari ke t
Rmt : Return pasar yang dihitung dengan rumus
54
Peneliti yang menguji tentang keterkaitan stock split terhadap risiko
sistematis maupun abnormal return telah dilakukan oleh banyak peneliti. Hasil
penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1 diantaranya sebagai berikut :
Tabel 2.1
Peneliti Terdahulu
No.
Judul Penelitian
Pengaruh
1
stock
Variabel Penelitian
Alat
Hasil
Analisis
split Harga saham, Volume Uji beda
Tidak
terdapat
terhadap likuiditas return perdagangan
saham, dua rata-
perbedaan
yang
saham di BEJ (Wang varians
saham, rata
signifikan
antara
abnormal
return
Sutrisno,2000)
abnormal return
saham sebelum dan
sesudah pemecahan
saham
Analisis
Return, Stock split, abnormal Uji beda
abnormal return, aktivitas return,
2
yang
volume perdagangan dan perdagangan, bid-ask rata
signifikan
antara
bid-ask spread saham di spread
abnormal
return
seputar
pengumuman
saham sebelum dan
(M. Taufiq
sesudah pemecahan
Noor Rokhman)
Pengaruh
saham
dan
activity
3
terdapat
perbedaan
stock split
volume dua rata-
Tidak
saham
pemecahan Abnormal
terhadap
trading
saham
return trading
volume activity
yang
terdaftar di bursa efek
Indonesia periode 20062010
(Fretty
Asih
Rumanti dan moerdiyanto
return, Satatistik
terdapat perbedaan
volume test T
abnormal
return
dan uji
saham pada saat 10
one
hari sebelum dan 10
sample T
hari
sesudah
pemecahan saham
55
4
Pengaruh
Stock
split Abnormal
terhadap
harga
dan Stock split, TVA
likuiditas
saham(Zainal,
Abidin
Zein,
return, Satatistik
Novita
Indrawati, Eka Hariyani
Terdapat perbedaan
test T
yang
signifikan
dan uji
antara
abnormal
one
return
sebelum
sample T
stock split dengan
setelah stock split.
Dampak size perusahaan Stock
terhadap
5
split,
kandungan sistematis,
risiko Satatistik
abnormal test T
Tidak terdapat
perbedaan yang
informasi dan efek intra return
signifikan antara
industry
abnormal return
pengumuman
stock split (Luciana Spica
saham dan beta
almilia,
pada saa sebelum
Emanuel
kristijadi)
dan setelah
pengumuman stock
split yang dilakukan
oleh perusahaan
size besar dan kecil
Sumber: Dari berbagai jurnal
Download