TATA SURYA TAHUN PELAJARAN 2011 – 2012 PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL 1 MANYAR Kant’s Theory ( Teori Kant ) Kant’s theory is stated by Immanuel Kant from germany (1724-1804). Accordding to Kant’s theory: Teori ini dikemukakan Immanuel Kant yang berkebangsaan Jerman (1724-1804) Menurut teori Kant: “That solar system comes from one gas ball of high temperature and rotates slowly. The slow rotation causes the formation of matter concentration that has high specific weight. The concentration is called core, the big one lies in the middle, while the smaller part is found around earth’s core.because of cooling process, the core with small volume becomes planets, while the core that has big volume becomes sun.” “Bahwa tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar lambat. Perputaran yg lambat menyababkan terbentuknya konsentrasi zat yang memiliki berat jenis tinggi. Kosentrasi tersebut disebut inti, yang besar terdapat di tengah, sedangkan ukurang yang kecil terdapat di sekitar inti bumi.karena proses pendinginan, inti yang volumenya kecil menjadi planet, sedangkan inti yang volumenya besar menjadi matahari.” Nebular Hypothesis ( Teori Nebula ) This theory is stated by French astronomer that is Piere Simon Laplace (1749-1827). Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli astronomi bangsa Perancis yaitu Piere Simon Laplace (1749-1827). According to Laplace: “Our Solar system comes from gas ball (nebula) that has high temperature and rotates fast. Because of fast rotation, some of the fog or gas ball mass escape. The part that is escaped keep rotates, because the influence of cooling longer changes to be planets” Menurut teori Laplace: “tata surya kita berasal dari bola gas (nebula) yang bersuhu tinggi dan berputar cepat. Karena perputaran cepat, maka sebagian dari massa kabut tersebut lepas. Bagian yang terlepas berputar terus, karena pengaruh pendinginan lama kelamaan berubah menjadi planet” Planetesimal Theory ( Teori Planetesimal ) The theory is stated by Moulton, an astronomer, and Chamberlain, a geologist. Bothe are American. Teori tersebut dikemukakan oleh Moulton, seorang ahli astronomi, dan Chamberlain, ahli geologi. Keduanya berkebangsaan Amerika Serikat.according to Planetisimal theory: “that in fog is found dense material that scatters called planetesimal. This dense material that then attract each other among them, because of attraction force of each part, longer big clump is formed called planet” Menurut teori Planetesimal: “bahwa dalam kabut terdapat material padat yang berhamburan yang dinamakan Planetesimal. Benda padat inilah yang kemudian saling tarik-menarik di antara sesamanya, karena gaya tarik masing-masing lamakelamaan terbentuklah gumpalan yang besar yang dinamakan planet”. Riptide Theory ( Teori Pasang-Surut ) This theory is stated by Jeans and Jeffery (1917), both are british scientist. Teori ini dikemukakan oleh Jeans dan Jeffery (1917), keduanya adalah ilmuan dari inggris. According to riptide theory: “that in ancient time, near the sun, passed a big star. Because the attraction force of the star: some of sun’s mass form lump to the direction of that star. Then together with movement away of that star; that lump of sun’s mass is attracted also forms cigar; then is it escaped from the sun. the mass of gas formed then is interupted forms giant drop with various sizes. Menurut Teori Pasang Surut : “ Bahwa pada zaman dahulu, dekat dengan matahari, lewat sebuah bintang yang besar. Karena gaya tarik bintang tersebut, sebagian dari massa matahari membentuk tonjolan ke arah bintang itu. Kemudian bersamaan dengan menjauhnya bintang itu, tonjolan massa matahari itu ikut tertarik membentuk cerutu, kemudian terlepas dari matahari. Massa ga yang terbentuk kemudian terputus – putus membentuk tetesan raksasa dengan ukuran yang berbeda – beda . Tetesan gas tersebut lama – kelamaan membeku membentuk sebuah planet”. Proto Planet Theory ( Teori Proto Planet ) This theory is stated by Carl Von Weizsaecker, G.P. Kuiper and Subrahmanyan Chandarasekhar. Teori ini dikemukakan oleh Carl Von Weizsaecker, G.P. Kuiper and Subrahmanyan Chandarasekhar. According to Proto Planet Theory : “ That around the sun is found gas fog that form lumps and periodically becomes dense lump. The gas limp is called Proto Planet.“ Menurut Teori Proto Planet : “ Bahwa di sekitar matahari terdapat kabut gas yang membentuk gumpalan – gumpalan dan secara evolusi berangsur – angsur menjadi gumpalan padat. Gumpalan kabut gas tersebut dinamakan Proto Planet”. Teori Pasang-Surut Menurut Beberapa Sumber 1. Samadi, S.Pd, M.Si (Quadra) Buffon (1707-1788) “Tata surya berasal dari materi matahari yang terlempar setelah bertabrakan dengan sebuah komet” yang kemudian diperbaiki oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys (1919) “Ada sebuah bintang besar yangmendekati matahari sehingga menyebabkan adanya efek pada kabut matahari. Bintang besar tersebut juga menimbulkan kekuatan yang dapat menarik dan melepaskan sebagian matahari itu pecah dan berputar. Selanjutnya secara perlahan mendingin menjadi planet-planet dan satelit-satelit seperti sekarang. (Hipotesis Tidal James-Jeffreys) 2. Hartono (CV. Citra Praya) Tata surya pada awalnya hanya terdiri dari matahari tanpa memiliki anggota. Planet – planet dan anggota lainnya karena adanya bagian dari matahri yang tertarik dan terlepas oleh adanya pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari. Bagian yang terlepas itu berbentuk cerutu panjang ( bagian tengah besar dan kedua ujungnya mengecil ) yang terus berputar mengelilingi matahari. Lama kelamaan membentuk bulatan – bulatan yang disebut planet. 3. Bambang Utoyo ( PT. Setia Purna Inves ) Planet bukanlah terbentuk dari pecahan kecil gas saat terjadi pasang naik matahari yang kemudian memadatmembantuk planetesimal, melainkan langsung terbentuk dari massa asli yang ditarik dari matahari oleh bintang lain yang lewat kedekat matahari. Intinya : suatu ketika ada suatu bintang yang datang mendekati bahkan hampir menyentuh matahari. Berkat adanya gravitasi, bintang tersebut menghisap filamen gas yang berbentuk cerutu dari tubuh matahari. Filamen tersebut membesar pada bagian tengahnya dan mengecil di kedua bagian ujung, kemudian membentuk planet. Oleh karena itu, planet-planet yang terletak di bagian tengah seperterti, yupiter, saturnus dan uranus memiliki ukuran lebih besar jika di bandingkan dengan planet yang letaknya di bagia tepi. 4. Ahmad Yani dan Mamat Ruhimat (Grafindo Media Pratama) Ketika bintang lewat mendekati matahari, pada waktu itu masa matahari tertarik dengan bentuk menjulur keluar seperti cerutu. Setelah menjauh, cerutu tersebut menetes dan tetesannya menjadi planet-planet. 5. Amir Khosim dan Kun Marlina Lubis (GRASINDO) Sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari saat matahari itu berada dalam keadaan gas. 6. K. Wardiyatmoko (ERLANGGA) Pada suatu saat sebuah bintang yang hampir sama besarnya dengan matahari melintas di dekat matahari. Hal ini menimbulkan terjadinya pasang pada matahari. Pasang itu berbentuk seperti cerutu yang sangat besar. Cerutu yang sangat besar ini kemudian bergerak mengelilingi matahari dan mengalami perpecahan menjadi sejumlah butir-butir teteasan kecil. Butir-butir tetesan yang terbesar diantaranya memiliki daya tarik dan dapat menarik butir-butir yang kecil hingga akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan besar sebesar planet-planet yang ada sekarang. Kesimpulan Berdasarkan beberapa sumber yang ditemukan, teori-teori yang dijelaskan mirip bahkan hampir sama dengan seperti yang ditemukan pada sumber pertama. Bahwa pada zaman dahulu, dekat dengan matahari, lewatlah sebuah bintang yang besar. Karena gaya tarik bintang tersebut, sebagian dari massa matahari membentuk tonjolan ke arah bintang itu. Tojolan tersebut adalah cikal bakal planet-planet. Anggota Kelompok Achmad Oktafifendie Irahatul Huzniyah Jenifer Tambunan Mega Titi Rahayu Muhammad Fakhri Nadia Arinta R. Rifda Nurmasitha Sonya Putri Ramadaniar (02 / X - 5) (12 / X - 5) (16 / X - 5) (19 / X - 5) (21 / X - 5) (22 / X - 5) (26 / X - 5) (29 / X - 5)