BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Amuba dan Bakteri
Amuba dan bakteri yaitu organisme bersel satu, yang sama – sama
mempunyai sifat mikroskopik. Keduanya dapat hidup, dan berkembang biak
sesuai dengan kondisi suhu sekitarnya yang besarannya tergantung dari jenisnya.
2.1.1 Amuba
Amuba atau amoeba adalah sebuah organisme uniseluler mikroskopis,
atau bersel satu yang biasanya ditemukan dalam air sekitar vegetasi yang
membusuk, di tanah basah, dan bahkan dapat menumpang di tubuh organisme
lain, yang pertama kali ditemukan oleh August Johann Rosel von Rosenhof dari
Jerman pada tahun 1757. Sebagian besar amuba tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang dengan ukuran sekitar 700-800 mikrometer.
Gambar 2.1 Struktur Amuba
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Komponen penting dari tubuh organisme uniseluler termasuk amuba
adalah inti, sitoplasma, dan vakuola. Organela sel, dan sitoplasma amuba
dikelilingi oleh membran sel, dan Proses pernapasan pada amuba terjadi melalui
membran sel. Membran sel menjadi semacam pembungkus bagian – bagian sel
seperti inti (semacam otak amuba), organela (organ amuba), dan sitoplasma
(cairan dalam membran sel). Sedangkan untuk pencernaan makanan pada amuba
terjadi di vakuola. Ketika bergerak, dan makan dengan metode fagositosis, amuba
dibantu oleh organela yang dikenal sebagai pseudopod. Amuba melakukan
reproduksi secara aseksual melalui pembelahan biner. Amuba patogen paling
umum diantaranya adalah Entamoeba histolytica, Acanthamoeba, Balamuthia,
Hartmannella, dan Naegleria fowleri.
Salah satu jenis amuba, Naegleria fowleri adalah amuba yang bersifat
pathogen oppurtunistic (Bisa menjadi patogen atau merusak tubuh), dan hidup
bebas. Amuba ini hidup dengan suhu hangat (sekitar 25°C - 44°C), Amuba ini
tidak dapat hidup di laut atau air yang mengandung garam lebih dari 0,5%.
Amuba ini memiliki 3 siklus hidup, yaitu tripozoid, flagela, dan kista. Penyakit
yang dapat disebabkan oleh amuba jenis ini adalah Meningoencephalitis Amebic
Primer (MAP) yang menyerang sistem syaraf pusat (otak dan saraf tulang
belakang). Dalam fase tripozoid Naegleria fowleri dapat berkembang dengan
cepat pada suhu 42°C, dan dapat menyebabkan penyakit tersebut. Pada fase
flagela amuba ini dapat berenang dengan cepat di air, dan dapat berenang masuk,
dan menempel pada mukosa hidung manusia. Fase kista adalah fase yang resisten
dimana dalam fase ini amuba dapat bertahan hidup pada keadaan yang buruk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Kemudian jenis amuba Balamuthia mandrillaris, dapat menyebabkan
penyakit radang otak Granulomatous amebic, yang menyebabkan infeksi pada
sistem syaraf pusat yang fatal, dan terjadi pada orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang lemah. Amuba ini memungkinkan masuk melalui kulit atau paru –
paru, kemudian menjalar ke otak lewat aliran darah.
Jenis amuba Acanthamoeba, dapat menyebabkan penyakit Amebic
keratitis yaitu infeksi pada kornea, dan terjadi pada orang yang menggunakan
lensa kontak. Amuba ini memungkinkan secara progresif merusak, infeksi dapat
terjadi jika lensa dipakai ketika berenang atau jika cairan pembersih lensa yang
tidak steril.
2.1.2 Bakteri
Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri merupakan
suatu organisme uniseluler atau bersel satu, yang tidak mempunyai klorofil, dan
sifatnya mikroskopik atau berukuran sangat kecil, dan reproduksi aseksualnya
melalui pembelahan tranvesal atau biner.
Gambar 2.2 Struktur Dasar Bakteri
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Struktur dasar yaitu, dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA,
dan granula penyimpanan (struktur dasar ini dimiliki oleh hampir semua jenis
bakteri).
Struktur tambahan yaitu, kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, vakuola gas,
dan endospora (struktur tambahan ini dimiliki oleh jenis bakteri tertentu).
Ciri – ciri bakteri yaitu, Organisme multiselluler, Prokariot (tidak memiliki
membran inti sel), Umumnya tidak memiliki klorofil, Memiliki ukuran tubuh
yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran ratarata 1 s/d 5 mikron, Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam, Hidup bebas
atau parasit, Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas, kawah
atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, Yang hidupnya
kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan.
Salah satu yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri, atau kondisi
pertumbuhan optimum adalah temperatur atau suhu. Temperatur sangat
mempengaruhi terhadap pertumbuhan suatu mikroba. Temperatur dapat
mempengaruhi kegiatan fisiolgik bakteri. Daya tahan terhadap temperatur itu
tidak sama bagi tiap – tiap spesies. Ada spesies yang mati setelah mengalami
pemanasan beberapa menit, sebaliknya ada suatu bakteri yang tetap hidup setelah
dipanasi dengan uap 100°C atau lebih selama kira-kira 21/2 jam. Misalnya terjadi
pada bakteri yang membentuk spora seperti bakteri genus bacillus. Seperti halnya
organisme lain, mikroorganisme bakteri dapat bertahan didalam suatu batas–batas
tertentu. Batas–batas itu ialah temperatur minimum, dan temperatur maksimum,
sedangkan temperatur yang paling baik bagi kegiatan hidup itu disebut temperatur
optimum.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Berdasarkan suhu bakteri dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :
1. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°–
30°C.
2. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15°– 55°C.
3. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi
antara 40° – 75 °C
4. Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri bayang hidup pada kisaran suhu 65º –
114°C.
Perlu diketahui bahwa bakteri yang dipelihara di bawah temperatur
minimum atau sedikit di atas temperatur maksimum itu tidak segera mati,
melainkan berada di dalam keadaan “tidur” (dormancy).
Berikut ini adalah beberapa macam contoh bakteri yang umumnya dikenal
oleh para peneliti khususnya dalam bidang Bakteriologi. Bakteri–bakteri tersebut
antara lain yaitu :
1. Micrococci
Bakteri ini sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit, dan
selaput lendir manusia. Bentuk dari bakteri ini bulat, dan berukuran 1
mikron. Tidak membentuk spora, dan tidak mempunyai flagela. Bakteri
ini dapat masuk ke dalam melalui folikel-folikel rambut, muara kelenjar
keringat, dan luka-luka kecil. Untuk perkembangbiakannya micrococci
membutuhkan suhu ruangan antara 22 -37 C.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2. Streptococci
Bakteri ini dalam pengelompokan karakteristiknya membentuk
rantai. Bakteri ini merupakan salah satu penyebab penyakit pada manusia
maupun hewan. Bakteri ini biasanya terdapat dalam mulut, usus dan
tenggorokan. Bakteri ini berbentuk bulat telur. Mereka tidak membentuk
spora dan tidak bergerak. Bakteri ini umumnya dapat hidup pada suhu
ruangan antara 22 -37 C. Dan mati pada suhu 60 C dalam waktu 60
menit.
3. Diplococcus Pneumoniae
Bentuk dari Diplococcus Pneumoniae ini merupakan coccus yang
berbentuk bulat dan biasanya berpasangan. Tidak berspora dan tidak
bergerak. Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 37,5 C. Dan mati pada suhu
52 C selama 10 menit.
4. Niseria Meningitidis
Bakteri ini dapat tersebar melalui cairan hidung atau mulut. Bentuk
dari bakteri ini bulat menyerupai biji kopi. Berbentuk coccus dan
mempunyai diameter 0,8 . Tidak bergerak dan tidak berspora. Bakteri ini
dapat tumbuh pada suhu antara 25 -43 C. Dengan suhu optimum 37 C.
5. Niseria Gonorhoe
Penyebarannya terjadi karena adanya kontak seksual. Cara
penularannya bersifat langsung atau langsung bersentuhan dengan kulit.
Bentuk bakteri ini bulat lonjong menyerupai biji kopi. Tersusun
berpasangan dan tidak membentuk spora serta tidak bergerak. Bakteri ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
dapat berkembang biak pada suhu antara 35 -36 C. Dan mati pada suhu
55 C selama 30 menit pada suhu kering.
6. Eschericha Colli
Pada tahun 1886 dapat mengisolasi kuman ini dari kotoran
manusia dan hewan. Kuman ini banyak ditemukan pada usus. Kuman ini
dapat berkembang biak pada suhu kamar 22 -37 C. Dan mati pada suhu
60 C selama 30 menit.
7. Pseudomonas Coccovenans
Pada tahun 1932 W.K. Matons dan Soekarmen dapat mengisolasi
kuman ini dari tempe bongkrek atau tempe yang dicampur dengan produkproduk kelapa di lembaga Eykman Jakarta. Kuman ini berbentuk batang
dan bergerak aktif dengan 4 flagella tidak terselubung. Kuman ini dapat
tumbuh pada suhu optimal 37 C. Dan mati pada suhu 60 C selama 20
menit.
8. Vibrio
Vibrio berbentuk batang bengkok bila diisolir dari kotoran manusia
usia muda, sedangkan pada usia tua berbentuk batang lurus. Tidak
berspora dan tidak begitu panjang dengan ukuran 1-3 kali 0,4-0,6 mikron.
Dapat berkembang biak pada suhu 37,5 C. Dan mati pada suhu antara 55 60 C pada waktu yang tidak lama.
9. Yersinia Pestis
Pada tahun 1894, Yersin mengisolir bakteri ini yang kemudian
pada tahun 1906 British Plaque Research Commicion menyatakan bahwa
bakteri penyebab penyakit pes ini menyebar dari tikus ke manusia. Bakteri
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
ini berbentuk batang pendek gemuk, tidak berspora dan tidak bergerak
dengan ukuran 0,5 x 1,5 . Bakteri ini dapat hidup pada suhu 37 C. Dan
mati pada suhu 55 C selama 5 menit.
2.2 Gambaran Umum Incubator Amoeba
Gambar 2.3 Incubator Amoeba
Incubator Amoeba adalah suatu alat laboratorium yang berfungsi untuk
menghasilkan temperatur yang diinginkan, dan mempertahankannya dalam suatu
ruang tertutup guna keperluan riset atau penelitian, Alat ini biasanya digunakan
oleh peneliti untuk mengembangbiakkan mikroba yang menguntungkan bagi
manusia. Temperatur yang digunakan berdasarkan jenis amuba, dan jenis bakteri,
karena temperatur dapat mempengaruhi kehidupan amuba, dan bakteri.
Pada alat incubator amoeba ini terdapat pengontrolan temperatur yaitu
dimana temperatur diatur sesuai dengan kebutuhan jenis amuba, dan bakteri agar
tetap stabil pada nilai yang telah ditetapkan, Jika suhu pada ruang tertutup atau
wadah lebih rendah dari suhu yang diatur, maka akan menyesuaikan sesuai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
perbedaan suhu dalam wadah dengan suhu yang diatur, dan Besarnya suhu yang
diatur, dan yang aktual ditampilkan pada suatu sistem penampil yaitu berupa
LCD.
Alat ini dilengkapi dengan timer untuk menentukan lamanya amuba, dan
bakteri dapat berkembang biak ataupun bertahan hidup, berdasarkan jenisnya. Jika
timer yang diatur telah selesai waktunya, maka akan ada alarm atau buzzer yang
akan hidup.
2.3 LM 35 Sebagai Sensor Suhu
Dalam hal ini penulis merencanakan untuk mendeteksi suhu pada ruang
tertutup atau wadah digunakan sensor suhu dengan jenis LM 35. LM 35
merupakan rangkaian sensor suhu dalam satuan derajat celcius (°C) yang dapat
merubah dari besaran suhu menjadi besaran listrik. Perubahannya mempunyai
kenaikan setiap 1°C menjadi tegangan yang linear dengan keluaran 10 mV/°C.
LM 35 mempunyai spesifikasi yaitu [1]:
1. Kalibrasi langsung dalam C
2. Output linier 10 mV / C
3. Bekerja maksimum pada suhu –55 C sampai + 150 C
4. Bekerja antara tegangan 4 sampai 30 Volt
5. Aliran arus yang digunakan tidak lebih dari 60µA (mikro ampere).
6. Kesalahan ketidak linieran hanya sekitar
[1]
¼ oC
Data Sheet National Semiconductor, LM 35 Precision Centrigade Temperature Sensors, December 1994
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
7. Impedansi keluaran yang rendah 0,1
Gambar 2.4 Konfigurasi LM 35
Gambar 2.5 Karakteristik LM 35
2.4 Transistor Sebagai Saklar
Transistor dalam perencanaannya digunakan aplikasi sebagai saklar karena
transistor merupakan suatu komponen aktif elektronik yang terbuat dari bahan
semi konduktor (germanium dan silikon) yang mempunyai tiga bagian pin yaitu
basis, kolektor, dan emitor. Transistor menjadi saklar tertutup bila pada daerah
saturasi dan transistor menjadi saklar terbuka bila dalam keadaan cut off.
Jika ingin membuat transistor dapat bekerja, maka transistor harus
mendapat tegangan bias pada basisnya. Tegangan basis tersebut besarnya sekitar
0,7 Volt untuk transistor dari bahan silikon dan 0,3 Volt untuk transistor dari
bahan Germanium. Karena transistor tersebut dari jenis bahan yang berbeda, maka
tegangan bias basis pada transistor harus disesuaikan dengan jenis transistornya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Transistor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Jenis PNP
2. Jenis NPN
Gambar 2.6 Jenis Transistor
Gambar dibawah ini menunjukan garis beban DC transistor yang beroperasi.
Ic
Saturasi
Cut
Off
Q
Ib > Ib SAT
Vcc
Ib = Ib SAT
Rc
Ib
Cut Off
Ib = 0
Vce = Vcc
Vcc
Gambar 2.7 Garis Beban DC Daerah Kerja Transistor.
Berdasarkan gambar diatas garis beban memotong sumbu vertikal pada
Vcc
yang akan memotong sumbu horizontal pada Vce, garis beban ini juga
Rc
menyatakan sumbu titik operasi pada transistor. Garis beban yang mengenai kurva
Ib = Ib (sat) dan Vce = 0 Volt merupakan daerah saturasi transistor, sedangkan
garis beban yang mengenai kurva Ib = 0 dan Vce = Vcc adalah daerah cut off
transistor.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Adapun syarat untuk menggunakan transistor sebagai saklar adalah daerah
kerjanya transistor harus berada pada daerah jenuh (saturasi), dan daerah
tersumbat (cut off). Transistor sebagai saklar mempunyai dua kondisi yang
bergantian yaitu kondisi “tertutup” pada saat saturasi dan kondisi “terbuka” pada
saat cut off. Garis beban yang mengenai kurva Ib = Ib (sat) dan Vce = 0 V
merupakan daerah saturasi transistor, sedangkan garis beban yang mengenai kurva
Ib = 0 dan Vce = Vcc adalah daerah cut off transistor.
2.4.1 Transistor Dalam Keadaan Saturasi
Gambar 2.8 Rangkaian Transistor Pra Tegangan Basis
Dalam Keadaan Saturasi.
Untuk transistor jenis NPN, arus dapat mengalir dari kolektor menuju
emiter atau menjadi saklar tertutup bila tegangan yang masuk pada basis lebih
dari 0,7 Volt dan dioda pada basis-emiter mendapat forward bias dan dioda
basis-kolektor juga mendapat forward bias. Oleh karena itu keadaan ini
transistor berada dalam daerah saturasi dan Vce, atau tegangan antara kolektor
dengan emiter dapat dianggap nol atau terhubung.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Besarnya arus yang mengalir menuju kolektor saat saturasi, Karena
Vce=0, sehingga besarnya arus kolektor dapat dinyatakan dalam persamaan :
Ic
Vcc
Rc
(2.1)
2.4.2 Transistor Dalam Keadaan Cut off
Gambar 2.9 Rangkaian Transistor Pra Tegangan Basis Dalam
Keadaan Cut Off.
Untuk transistor jenis NPN, transistor berada dalam keadaan cut off bila
arus tidak akan mengalir dari kolektor menuju ke emitor, bila basis lebih
negatif dari emiter, dan keadaan ini sebagai saklar terbuka pada transistor.
Tegangan antara kolektor dan emitor saat cut off :
Ic
Vcc Vce
Rc
(2.2)
Karena Ic dapat diabaikan, maka dapat diketahui tegangan antara kolektor dan
emitor adalah
Vce = Vcc
(2.3)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2.5 Mikrokontroler AVR ATMega8535
Mikrokontroller adalah suatu unit yang terdiri dari mikroprosessor yang
dikombinasikan dengan I/O dan memori (RAM/ROM) dalam satu kemasan.
Dengan
kelengkapan–kelengkapan
tersebut,
maka
mikrokontroler
tidak
memerlukan unit pendukung seperti halnya pada mikroprosessor untuk dapat
bekerja. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) ATMega8535
menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set Computing) dimana
program berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock untuk
mengeksekusi satu instruksi program, karena dapat menggabungkan fast access
register file, dan single cycle instruction dengan 32 register x 8 bit. Dengan 32
register AVR dapat mengeksekusi beberapa instruksi sekali jalan atau single
cycle. 6 dari 32 register yang ada dapat digunakan sebagai indirect address
register pointer 16 bit untuk pengalamatan data space, yang memungkinkan
penghitungan alamat yang efisien. AVR merupakan mikrokontroler yang sangat
powerfull dan efisien dalam addressing code karena AVR dapat mengakses
program memori, dan data memori.
Beberapa fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATMega8535 adalah
sebagai berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D.
2. ADC internal 10 bit 8 channel.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. SRAM sebesar 512 byte.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
6. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
7. Port antarmuka SPI.
8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
9. Antarmuka komparator analog.
10. Port USART untuk komunikasi serial.
11. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHz.
Gambar 2.10 Block Diagram ATMega8535
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2.5.1 Konfigurasi Pin ATMega8535
Gambar 2.11 Konfigurasi Pin ATMega8535
Penjelasan secara fungsional Konfigurasi pin Mikrokontroler ATMega8535
dari gambar diatas, sebagai berikut :
1. Pin 1 – 8 merupakan pin I/O port B (PB0..PB7) dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu Timer/Counter, komparator analog, dan SPI.
PB0 : T0 (timer/counter0 external counter input)
PB1 : T1 (timer/counter1 external counter input)
PB2 : AIN0 (analog comparator positive input)
PB3 : AIN1 (analog comparator positive input)
PB4 : SS (SPI slave select input)
PB5 : MOSI (SPI bus master output/slave input)
PB6 : MISO (SPI bus master input/slave output)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
2. Pin 9 RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset
mikrokontroler, sebuah reset terjadi jika pin ini diberi logika low.
3. Pin 10 merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukkan VCC atau
catudaya.
4. Pin 11 merupakan pin ground.
5. Pin 12 dan 13 XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukkan clock
eksternal.
6. Pin 14 – 21 merupakan pin I/O port D (PD0..PD7) dua arah dan pin
fungsi khusus yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan
komunikasi serial.
PD0 : RXD (UART input line)
PD1 : TXD (UART output line)
PD2 : INT0 (External interrupt 0 input)
PD3 : INT1 (External interrupt 1 input)
PD4 : OC1B (timer/counter1 output compareB match output)
PD5 : OC1A (timer/counter1 output compareA match output)
PD6 : ICP (timer/counter1 input capture pin)
PD7 : 0C2 (timer/counter2 output compare match output)
7. Pin 22 – 29 merupakan pin I/O port C (PC0..PC7) dua arah dan pin
fungsi khusus yaitu TWI, Komparator Analog, dan Timer Oscilator.
PC0 : SCL ( Two-wire Serial Buas Clock Line)
PC1 : SDA ( Two-wire Serial Buas Data Input/Output Line)
PC2 : Input/Output
PC3 : Input/Output
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
PC4 : Input/Output
PC5 : Input/Output
PC6 : TOSC1 ( Timer Oscillator Pin1)
PC7 : TOSC2 ( Timer Oscillator Pin2)
8. Pin 30 AVCC merupakan pin masukkan tegangan untuk ADC.
9. Pin 31 merupakan pin ground.
10. Pin 32 AREF merupakan pin masukkan tegangan referensi ADC.
11. Pin 33 – 40 merupakan pin I/O port A (PA0..PA7) dua arah dan pin
masukkan ADC.
2.5.2 Timer/Counter
Mikrokontroler ATMega8535 mempunyai 3 macam timer yaitu,
timer/counter0 (8 bit), timer/counter1 (16 bit), dan timer/counter2 (8 bit). Masing
– masing kanal pewaktuan dilengkapi dengan prescaler yang digunakan untuk
membagi sumber clock utama mikrokontroler menjadi sumber clock bagi sistem
pewaktuan.
Beberapa fitur dari masing – masing timer :
Timer 0
1. 8 bit timer/counter.
2. 10 bit clock prescaler.
3. Function (Pulse width modulation, frequency generation, event
counter, output compare).
4. Modes of operation (Normal, clear timer on compare match (CTC),
fast PWM, phase correct PWM).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Timer 1
1. 16 bit timer/counter.
2. 10 bit clock prescaler.
3. Function (Pulse width modulation, frequency generation, event
counter, output compare-2 ch, input capture).
4. Modes of operation (Normal, clear timer on compare match (CTC),
fast PWM, phase correct PWM).
Timer 2
1. 8 bit timer/counter.
2. 10 bit clock prescaler.
3. Function (Pulse width modulation, frequency generation, event
counter, output compare).
4. Modes of operation (Normal, clear timer on compare match (CTC),
fast PWM, phase correct PWM).
2.5.3 ADC (Analog to Digital Converter)
ATMega8535 merupakan type AVR yang dilengkapi dengan 8 saluran ADC
Internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATMega8535
dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input.
selain itu, ADC ATMega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan
referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel sehingga
dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan dari ADC itu sendiri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Fitur – fitur subsistem pengubah sinyal analog ke digital (ADC) ATMega8535,
yaitu :
1. Resolusi 10 bit.
2. Akurasi absolut ±2 LSB.
3. Waktu konversi ADC 13 siklus clock (65 – 260 µs).
4. 8 kanal input sebagai single ended yang termultipleks (dipakai
bergantian).
5. 2 kanal masukan differensial dengan gain yang dapat dipilih 10x dan
200x.
6. Rentang masukan tegangan ADC adalah 0 sampai VCC.
7. Disediakan 2,56V tegangan referensi internal ADC.
8. Mode konversi kontinu (free running) atau mode konversi tunggal
(single conversion).
9. Sleep mode noise canceler.
ADC memiliki sirkuit untuk mengambil sample, dan menahan (hold)
tegangan masukan ADC sehingga selama proses konversi keadaannya konstan.
ADC mempunyai catudaya yang terpisah yaitu pin AVCC – AGND, dimana
AVCC tidak boleh berbeda ±0,3V dari VCC.
2.6 BASCOM-AVR
BASCOM-AVR adalah suatu program basic compiler berbasis windows
untuk mikrokontroler keluarga AVR merupakan pemrograman dengan bahasa
tingkat tinggi ”BASIC” yang dikembangkan, dan dikeluarkan oleh MCS
elektronika sehingga dapat dengan mudah dimengerti atau diterjemahkan. Dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
program BASCOM-AVR terdapat beberapa kemudahan, untuk membuat program
software ATMega8535, seperti program simulasi yang sangat berguna untuk
melihat, simulasi hasil program yang telah kita buat, sebelum program tersebut
kita download ke IC atau ke mikrokontroler.
BASCOM-AVR menyediakan pilihan yang dapat mensimulasikan
program. Program simulasi ini bertujuan untuk menguji suatu aplikasi yang dibuat
dengan pergerakan LED yang ada pada layar simulasi, dan dapat juga langsung
dilihat pada LCD, jika kita membuat aplikasi yang berhubungan dengan LCD.
Gambar 2.12 Tampilan Simulasi BASCOM-AVR
Intruksi yang dapat digunakan pada editor BASCOM-AVR relatif cukup
banyak dan tergantung dari tipe, dan jenis AVR yang digunakan. Berikut ini
beberapa instruksi-instruksi dasar yang dapat digunakan pada mikrokontroler
ATMega8535.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Beberapa instruksi dasar BASCOM-AVR :
Instuksi
Keterangan
DO ..... LOOP
Perulangan
GOSUB
Memanggil Prosedur
IF ...... THEN
Percabangan
FOR ..... NEXT
Perulangan
WAIT
Waktu Tunda Detik
WAITMS
Waktu Tunda MiliDetik
WAITUS
Waktu Tunda MicroDetik
GOTO
Loncat Kealamat Memori
SELECT ...... CASE
Percabangan
2.7 Relay
Relay adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi sebagai
penggerak kontraktor untuk menghubungkan suatu rangkaian dengan rangkaian
lain. Relay bekerja dengan memanfaatkan sifat elektromagnetik yang terjadi pada
suatu kumparan ketika dialiri arus, berdasarkan prinsip induksi magnetik.
RELAY
Gambar 2.13 Konstruksi Relay
Pada gambar memperlihatkan kontruksi sebuah relay dengan sepasang
kontaktor normally close (NC) dan normally open (NO). Sebuah relay sederhana
terdiri dari satu inti magnet, lilitan yang mengitari inti magnet, terminal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
penggerak, terminal common, terminal normally close (NC) dan terminal
normally open (NO). Pada saat lilitan tak mendapat supply, maka tidak ada arus
yang mengalir pada lilitan dan tidak ada medan magnet yang terjadi pada inti besi.
Pada saat ini kontaktor berada pada posisi awal, yang menghubungkan masukkan
common pada terminal normally close (NC). Dengan demikian kaki keluaran
lainnya disebut dengan normally open (NO), ketika ada catu daya yang mengalir,
terminal tersebut tak berhubungan dengan kontaktor atau dalam keadaan open.
Ketika lilitan relay diberikan arus yang optimal, arus mengitari inti besi
menyebabkan inti besi menghasilkan medan magnet. Hal ini menyebabkan
kontaktor tertarik sehingga berpindah dari terminal normally close (NC) ke
terminal open (NO).
Gambar 2.14 Relay
2.8 LCD
LCD berfungsi untuk menampilkan suatu nilai hasil sensor,
menampilkan teks atau menampilakan menu pada aplikasi Mikrokontroler. LCD
yang digunakan adalah jenis LCD Topway LMB162ABC. LCD jenis ini
merupakan modul LCD dengan tampilan 16x2 baris dengan gaya konsumsi
rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus
untuk mengendalikan LCD.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Gambar 2.15 Konfigurasi LCD
Konfigurasi pin LCD Topway LMB162ABC, yaitu :
1. Pin 1 VSS : Ground voltage.
2. Pin 2 VDD : +5V positif power supply.
3. Pin 3 VEE : LCD contrast reference supply.
4. Pin 4 RS
: Register select, jika RS (high) transfer data display, RS (low)
transfer data perintah.
5. Pin 5 R/W : Read/Write control bus, jika R/W(high) pilih mode Read,
R/W(low) pilih mode Write.
6. Pin 6 E
: Data Enable.
7. Pin 7 – 14 (DB0 : DB7) : I/O Bi-directional tri-state data bus.
In 8 bit mode, DB0-DB7 are in use
In 4 bit mode, DB4-DB7 are in use, DB0-DB3 leave open
8. Pin 15 BLA : Blacklight positive supply.
9. Pin 16 BLK : Blacklight negative supply.
Gambar 2.16 LCD 16x2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download