sinergi pangkalan utama tni angkatan laut iv dengan pemerintah

advertisement
SINERGI PANGKALAN UTAMA TNI ANGKATAN LAUT IV DENGAN
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DALAM PENANGANAN
PEROMPAKAN DI PERAIRAN NIPAH DAN SELAT SINGAPURA
THE SYNERGY OF INDONESIAN MAIN NAVAL BASE IV AND RIAU
ISLANDS PROVINCIAL GOVERNMENT IN HANDLING SEA ARMED
ROBBERY IN THE NIPAH ISLAND WATERS AND SINGAPORE STRAIT
G.P. Handoko1
Universitas Pertahanan Indonesia
([email protected])
Abstrak - Perairan Pulau Nipah dan Selat Singapura yang berada di wilayah Provinsi Kepulauan
Riau memiliki potensi kerawanan perompakan yang tinggi. Jika hal tersebut tidak ditangani
secara serius akan mempengaruhi opini masyarakat internasional tentang ketidakmampuan
Indonesia dalam menjamin rasa aman di wilayah perairannya dan berpotensi mengundang
hadirnya negara tertentu di perairan tersebut dengan alasan mengamankan kepentingannya.
Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IV telah berupaya maksimal untuk menangani masalah
perompakan di perairan tersebut melalui penindakan dan penegakan hukum, sementara di sisi
lain Pemerintah Daerah juga bertanggung jawab atas stabilitas dan kondusifitas wilayahnya.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sinergi Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IV
dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam penanganan perompakan di perairan Pulau
Nipah dan Selat Singapura, serta faktor pendukung dan faktor penghambat pada sinergi kedua
institusi tersebut. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis menggunakan
pendekatan teori sinergi, teori pencegahan dan penanggulangan kejahatan, teori hubungan sipil
militer, dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur, wawancara mendalam dan
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih belum terjalin sinergi antara Pangkalan
Utama TNI Angkatan Laut IV dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan dalam penanganan
perompakan di wilayah perairan Pulau Nipah dan Selat Singapura. Kedua institusi walaupun telah
melaksanakan program pembinaan dan rehabilitasi terhadap pelaku perompakan, namun
kegiatan dilaksanakan secara sendiri-sendiri. Faktor penghambat utama adalah terkait dengan
belum adanya regulasi yang mengatur sinergi program secara jelas sesuai tugas pokok dan fungsi
masing-masing, serta belum ada pedoman yang dapat digunakan sebagai referensi bersama
dalam menyelenggarakan kegiatan. Akibatnya penanganan perompakan sebagai salah satu
bentuk ancaman non-tradisional di wilayah perairan tersebut belum berjalan secara optimal.
Kata kunci: perompakan, sinergi, stabilitas dan kondusifitas
1
Penulis adalah seorang Perwira TNI AL yang telah menyelesaikan pendidikan Magister dalam bidang Ilmu
Pertahanan di Universitas Pertahanan Indonesia, Prodi Strategi Perang Semesta Tahun 2016.
Sinergi Pangkalan Utama TNI AL IV dengan Pemprov Kepulauan Riau dalam … | G.P. Handoko | 25
Abstract - The Nipah Island waters and the Strait of Singapore is located in the province of Riau
Islands. Its have the high potential vulnerability to sea armed robbery. If these problems are not
addressed seriously, it will affect the international public opinion about the inability of Indonesia to
secure their own territorial seas. Its potentially invite the presence of another states by reason for
securing their interests. This research raised the phenomenon that tackling sea armed robbery by
Indonesian Main Naval Base IV through prosecution and law enforcement are still not able enough to
fully cope with the sea armed robbery threats in the waters of Nipah Island and the Strait of
Singapore, meanwhile the local government is also has a responsibility to maintain the stability and
conduciveness of their territory. This research aimed to analyze the synergy of the Indonesian Main
Naval Base IV with the Provincial Government of Riau Islands in the handling of sea armed robbery in
the waters of Nipah Island and the Strait of Singapore, as well as supporting factors and inhibiting
factor on the synergy of the two agencies. The research method that have been used is the
qualitative method of analysis, with the approach of the synergy theory, the theory of prevention
and control of crime, the civil-military relations theory, with data collection through study of
literature, interview and observation. The results showed there’s still has not established a synergy
yet between the Indonesian Main Naval Base IV and the Provincial Government of Riau Islands in
handling sea armed robbery in the territorial waters of Nipah Island and the Strait of Singapore. Both
agencies despite implementing coaching programs and rehabilitation of perpetrators of sea armed
robbery, but the activity is undertaken on their own. The main obstacles is a lack of regulations in
governing the synergy program that is clearly appropriate mention the basic tasks and functions of
each agencies, and there is no guidelines that can be used as a reference on those agencies activities.
As a result, the handling of sea armed robbery as a form of non-traditional threats in the territorial
waters is not running optimally.
Keywords: sea armed robbery, synergy, stability and conduciveness
Pendahuluan
N
pembajakan laut, penyelundupan senjata,
egara
Indonesia
yang
perdagangan manusia, dan perdagangan
sebagian besar wilayahnya
obat-obat terlarang3.
terdiri
laut
Prabowo, 2014) menyebutkan pengertian
dengan luas 5,9 juta km2, memiliki potensi
perompakan di laut sebagai tindakan
kerawanan yang tinggi berupa ancaman
kekerasan yang tidak sah di perairan
tradisional dalam bentuk invasi militer
yurisdiksi suatu negara terhadap orang
maupun potensi ancaman nontradisional
atau barang di atas kapal atau perahu
dalam bentuk kejahatan transnasional2.
sebagai
Terdapat
kebutuhan hidup sehari-hari. Perompakan
lima
dari
jenis
perairan
kejahatan
yang
memiliki dimensi keamanan maritim dan
dianggap
terdapat
dalam
nontradisional,
2
upaya
Dumais (dalam
untuk
sangat
memenuhi
mengganggu
konteks
keamanan
kepentingan negara-negara yang secara
yaitu
terorisme,
hukum memiliki hak keamanan dan
Marsetio, "Diplomasi maritim dalam mendukung
poros maritim dunia". Materi kuliah umum
disampaikan di Universitas Pertahanan tanggal 30
Maret 2016.
3
Octavian dan Yulianto, Budaya, Identitas &
Masalah Keamanan Maritim: "Praktik Melaut di
Ujung Kulon", (Jakarta: Universitas Pertahanan
Indonesia, 2014) hlm. 28
26 | Jurnal Prodi Strategi Perang Semesta | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
keselamatan dalam melakukan pelayaran.
Implikasi dari tingginya tingkat
Berdasarkan data Annual Report Regional
kerawanan perompakan tersebut telah
Cooperation Agreement on Combating
menimbulkan persepsi bahwa perairan
Piracy and Armed Robbery against Ships in
tersebut merupakan perairan yang tidak
Asia (ReCAAP)4 ISC 2011-2015, sebagian
aman bagi pelayaran dan akan membawa
wilayah perairan Indonesia termasuk
akibat yang tidak baik dari segi politik,
rawan perompakan, diantaranya adalah
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
Selat
dan
keamanan7. Pada periode tahun 2011
perairan di Kepulauan Riau. Perairan ini
sampai dengan 2015, di perairan Pulau
merupakan jalur perlintasan perdagangan
Nipah dan Selat Singapura telah terjadi
dunia, dan negara-negara di dunia sangat
perompakan8, sebagaimana ditunjukkan
berkepentingan
dalam Gambar 1, yang menunjukkan
Malaka,
Selat
Singapura,
terhadap
kondisi
keamanan dan keselamatan pelayaran di
bahwa
perairan tersebut. Laksamana Thomas B.
perairan tersebut cukup tinggi, bahkan
Fargo5
ada kenaikan yang cukup signifikan pada
di depan Konggres Amerika
kerawanan
tahun 2015.
Selat Malaka dapat dikategorikan sebagai
40
JUMLAH KEJADIAN
PEROMPAKAN
(31/3/2004), menyatakan bahwa perairan
Black Waters. Negara-negara pantai di
sekitar Selat Malaka dianggap tidak
mampu mengamankan jalur pelayaran di
perairan tersebut sehingga angkatan laut
Selat
Malaka
28
20
19
13
10
2011 2012 2013 2014 2015
TAHUN KEJADIAN PEROMPAKAN
melalui
Regional Maritime Security Initiative6.
Gambar 1 Data Perompakan di perairan
Pulau Nipah dan Selat Singapura
4
ReCAAP merupakan sebuah kerangka kerjasama
keamanan jalur pelayaran, yang disepakati pada
tanggal 11 November 2004 dan berlaku mulai
tanggal 4 September 2006. Beranggotakan 19
negara, salah satu program yang dijalankan adalah
membuat ReCAAP Information Sharing Centre (ISC)
tentang kejadian perompakan di kawasan Asia.
5
Laksamana Thomas Fargo adalah Panglima
Armada Pasifik Amerika Serikat periode Tahun
2002-2006.
6
Octavian dan Yulianto, Bajak laut: "Antara Aden
dan Malaka", (Jakarta: Universitas Pertahanan
Indonesia, 2015), hlm. 154
36
30
10
di
0
Amerika Serikat harus berperan aktif
mengamankan
perompakan
Sumber: Koarmabar, 2015 (telah diolah
kembali)
7
Kresno Buntoro, Antara Piracy dan Armed
Robbery di Laut (Tinjauan Singkat Keamanan di
Selat Malaka), lex jurnalica, 3(2), 2006, hlm 82
8
Koarmabar, Data Kejadian dan Pelaku
Perompakan periode Tahun 2011 - 2015.
Sinergi Pangkalan Utama TNI AL IV dengan Pemprov Kepulauan Riau dalam … | G.P. Handoko | 27
Prabowo
membedakan
perompakan
ancaman terhadap penegakan hukum
menjadi dua macam: pertama; pencurian
dan kedaulatan di Negara Kesatuan
(stealing)
yang
Republik Indonesia (NKRI). Dalam UU
dilakukan dengan motif semata-mata
Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI
untuk keuntungan ekonomi, dan kedua;
mengamanatkan tugas TNI dalam Operasi
perompakan terencana (well planned)
Militer Selain Perang (OMSP) di antaranya
yaitu ada motif selain finansial 9. Dalam
adalah membantu Pemerintah dalam
konteks penelitian ini, perompakan di
pengamanan pelayaran dan penerbangan
perairan Pulau Nipah dan Selat Singapura
terhadap pembajakan, perompakan, dan
merupakan
penyelundupan,
yaitu
perompakan
perompakan
yang
dapat
serta
pemberdayaan
digolongkan sebagai tindak kejahatan
wilayah pertahanan. Sinergi Lantamal IV
dengan motif semata-mata kebutuhan
dengan Pemprov Kepulauan Riau penting
ekonomi.
dilakukan
Pelaku
merupakan
sebagian
masyarakat
desa
besar
pesisir
mendukung
pulau kecil disekitarnya10. Hal ini senada
Keamanan
dengan
dilakukan
didokumentasikan
lapangan
oleh
Eric
yang
Frecon,
dapat
mengatasi
permasalahan yang terjadi, dan dapat
daerah Batam, Pulau Terong dan pulau-
catatan
agar
pelaksanaan
Laut
oleh
Operasi
(Opskamla)
Lantamal
IV
yang
untuk
mencegah serta meniadakan terjadinya
menyebutkan bahwa para perompak di
aksi
Kepulauan Riau melakukan aksinya di
memperkokoh pertahanan negara yang
malam
diwujudkan
hari.
Di
siang
hari
mereka
perompakan
di
dalam
laut,
aspek
guna
penegakan
melakukan kegiatan seperti orang biasa,
hukum dan penegakan kedaulatan negara
dengan menjadi nelayan atau pengemudi
di laut.
taksi laut. Mereka tinggal di salah satu
dihadapi dalam penanganan perompakan
pulau kecil di sekitar Pulau Batam 11. Aksi
di perairan Pulau Nipah dan Selat
perompakan
Singapura adalah masih terjadinya aksi
dalam
perspektif
Masalah
utama
pertahanan merupakan salah satu faktor
perompakan,
9
keamanan laut terus digelar sepanjang
Eko Budi Prabowo, Penindakan Terhadap
Perompakan di Selat Malaka oleh Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Laut. Perspektif Hukum, 14(1),
2014, hlm 19
10
Koarmabar, Loc. Cit.
11
Eric Frecon, Piracy in the Malacca Straits: "Notes
from the Field", International Institute for Asian
Studies (IIAS) Newsletter #36, 2005, March.
tahun
oleh
diperlukan
penindakan
meskipun
yang
Lantamal
upaya
secara
IV,
operasi
sehingga
penanganan
sinergi
pasca
dengan
Pemprov Kepulauan Riau. Berdasarkan
28 | Jurnal Prodi Strategi Perang Semesta | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
pada penjelasan di atas, maka pertanyaan
kualitatif bertujuan menemukan jawaban
penelitiannya adalah bagaimana sinergi
terhadap
Lantamal IV dengan Pemprov Kepulauan
pertanyaan melalui aplikasi prosedur
Riau dalam penanganan perompakan
ilmiah
pasca
menggunakan
penindakan
dan
apa
faktor
suatu
secara
fenomena
sistimatis
pendekatan
atau
dengan
kualitatif.
pendukung serta faktor penghambat
Merujuk pada penjelasan tersebut, maka
pelaksanaan sinergi antara Lantamal IV
penelitian ini bertujuan untuk memahami
dengan
dan
Pemprov
Kepulauan
Riau
menafsirkan
makna
dari
suatu
tersebut.
fenomena yang akan diteliti yaitu tentang
Metodologi
sinergi Lantamal IV dengan Pemprov
Dalam menganalisis sinergi Lantamal IV
Kepulauan
dengan Pemprov Kepulauan Riau untuk
perompakan
dapat menjawab pertanyaan penelitian,
perairan Pulau Nipah dan Selat Singapura,
sehingga menghasikan sebuah pemikiran
secara induktif untuk memperoleh data
ilmiah dan representatif kedalam ilmu
yang bersifat menyeluruh dan mendalam.
pertahanan, peneliti menggunakan kajian
Teknik pengumpulan data melalui studi
berdasarkan
teori
sinergi,
literatur,
pencegahan
dan
penanggulangan
teori
Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif.
dalam
pasca
wawancara
penanganan
penindakan
mendalam
di
dan
observasi
kejahatan, dan teori hubungan sipil
militer.
Riau
Menurut penjelasan Deardorff dan
Williams, bahwa yang dimaksud dengan
Penelitian kualitatif
pengertian sinergi adalah sebuah proses
merupakan suatu strategi inquiry yang
interaksi dari dua bagian atau lebih, yang
menekankan
makna,
akan menghasilkan pengaruh gabungan
pengertian, konsep, karakteristik, gejala,
yang lebih besar dibandingkan dengan
simbol maupun deskripsi tentang suatu
jumlah dari pengaruh masing-masing
fenomena; fokus dan multimode, bersifat
secara individual13.
alami
mengutamakan
dapat dideskripsikan sebagai tindakan
kualitas, menggunakan beberapa cara,
yang berkembang dan mengalir dari
serta disajikan secara naratif12. Penelitian
kelompok orang yang bekerja bersama
dan
pencarian
holistik;
Sinergi kelompok
13
12
M. Yusuf, Metode penelitian: Kuantitatif,
kualitatif & penelitian gabungan. (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), hlm. 329
Dale S. Deardorff DM & Williams, Synergy
leadership in quantum organizations, (California:
Fesserdorff Consultants, 2006), p. 5
Sinergi Pangkalan Utama TNI AL IV dengan Pemprov Kepulauan Riau dalam … | G.P. Handoko | 29
secara sinkron satu dengan yang lain lain,
Singapura, melalui program pembinaan
sehingga diantara mereka dapat berpikir
terhadap pelaku perompakan maupun
dan bergerak sebagai satu kesatuan.
masyarakat
Dalam melakukan sinergi, diperlukan
daerahnya
suatu insting, positif, memberdayakan,
domisili pelaku perompakan.
daerah
pesisir
diidentifikasi
yang
merupakan
dan menggunakan sumberdaya yang ada
Dengan adanya kesamaan tujuan
dalam kelompok secara keseluruhan dan
dari program kegiatan yang dilaksanakan,
terpadu. Intisari sinergi adalah masing-
maka sinergi antara Lantamal IV dengan
masing bagian memiliki perbedaan sudut
Pemprov
pandang maupun sumberdaya, namun
melaksanakan program tersebut sangat
tetap adanya rasa saling menghargai
dibutuhkan.
serta terdapat saling percaya (trust) di
kedua kelompok dapat saling percaya,
antara
koordinasi, dan bekerja bersama secara
pihak-pihak
tersebut
sebagai
Kepulauan
Dengan
Riau
terjalin
dalam
sinergi,
bagian dari kelompok yang melakukan
sinkron
kegiatan bersama secara sinkron antara
dalam pelaksanaan program, sehingga
satu dengan lainnya, sehingga mampu
diperoleh multiplier effect yang membuat
memperoleh suatu output yang lebih
energi
besar bila dibandingkan dengan upaya
ganda, berpikir dan bergerak dalam satu
secara masing-masing individu.
Teori
keterpaduan. Penjelasan Deardorff dan
sinergi Deardorff dan Williams digunakan
Williams tersebut, jika dianalogikan pada
untuk menganalisis masalah penelitian
masalah penelitian yakni apabila Lantamal
dan dianggap dapat menjelaskan soal
IV dengan Pemprov Kepulauan Riau saling
penelitian yang peneliti lakukan dan
percaya,
memiliki relevansi dengan penelitian yaitu
bekerja sama secara sinkron dalam
tentang sinergi Lantamal IV dengan
mekanisme pelaksanaan satu sama lain,
Pemprov
dalam
masalah perompakan akan dapat diatasi
pasca
dengan lebih optimal.
Kepulauan
penanganan
Riau
perompakan
penindakan. Lantamal IV dan Pemprov
antara satu dengan yang lain
pekerjaan
saling
kelompok
berkoordinasi,
berlipat
saling
Menurut Hoefnagel (dalam Ravena,
Kepulauan Riau merupakan kelompok
1998),
yang
berkepentingan
kejahatan dapat ditempuh melalui cara-
mewujudkan stabilitas dan kondusifitas
cara; a) Criminal law application; b)
wilayah perairan Pulau Nipah dan Selat
Prevention without punishment; dan c)
sama-sama
kebijakan
30 | Jurnal Prodi Strategi Perang Semesta | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
penanggulangan
Influencing views of society on crime and
Batam, Pulau Terong
society crime and punishment.
Dalam
kecil di sekitarnya menjadi hilang niat
wilayah hukum dikenal secara umum
untuk melakukan perompakan di waktu
tentang
penanggulangan
yang akan datang, sehingga kejadian
kejahatan, yang dalam pelaksanaannya
perompakan di perairan Pulau Nipah dan
dilakukan
melalui
Selat Singapura akan dapat ditekan atau
peradilan pidana (pendekatan penal),
bahkan dihilangkan, yang pada akhirnya
maupun dengan sarana non penal melalui
akan menimbulkan citra positif bangsa
berbagai usaha pencegahan tanpa harus
Indonesia
menggunakan sistem peradilan pidana.
pertahanan
Upaya
penegakan hukum dan kedaulatan di laut.
kebijakan
secara
mencegah
represif
dan
menanggulagi
kejahatan dengan sarana penal lebih
mengutamakan
sesudah
pada
terjadinya
sedangkan
sarana
sifat
suat
non
sekaligus
negara
Hubungan
dan pulau-pulau
memperkokoh
dalam
wujud
sipil-militer
adalah
represif
merupakan hal yang sangat vital bagi
kejahatan,
suatu bangsa karena sangat berpengaruh
penal
lebih
pada ketahanan nasionalnya. Hubungan
menitikberatkan pada sifat
preventif
sipil-militer pada satu negara dapat
(pencegahan,
sebelum
dipastikan akan berbeda dengan di
terjadinya suatu kejahatan.14 Intisari dari
negara lain, karena corak hubungan sipil-
pencegahan
militer
penangkalan)
dan
penanggulangan
di
negara
tersebut
sangat
kejahatan adalah suatu upaya maksimal
dipengaruhi oleh bentuk pemerintahan
untuk tidak terjadinya suatu tindak pidana
yang diadopsi oleh negara tersebut.
kejahatan.
dan
Corak hubungan sipil-militer dalam satu
kejahatan
dalam
negara tidak terlepas dari keberadaan
perompakan
yang
pihak-pihak
dengan
memahami
suatu
Pemprov Kepulauan Riau, akan dapat
bagaimana
cara
meningkatkan
pelaku
kepekaannya terhadap segala hal yang
perompakan maupun masyarakat desa
mungkin berpeluang menjadi sebuah
pesisir yang berdomisili di daerah pesisir
ancaman terhadap negaranya. Hubungan
Dengan
penanggulangan
penanganan
dilaksanakan
14
pencegahan
Lantamal
IV
kesadaran
Ravena, Kebijakan Penal dan Nonpenal dalam
Penanggulangan Kejahatan yang Dilakukan Pelajar,
Tesis, Program Pendidikan Pasca Sarjana,
Universitas Diponegoro, 1998, hlm. 10
yang
berbeda
persepsi
dalam
ancaman,
mengatasi
dan
sipil-militer dapat juga diwarnai karena
ketidakpercayaan atau kecurigaan antar
pihak-pihak yang saling bersaing, apalagi
Sinergi Pangkalan Utama TNI AL IV dengan Pemprov Kepulauan Riau dalam … | G.P. Handoko | 31
bila diantara pihak ada yang merasa
sebagai kontrol sipil terhadap militer.
dirugikan
(O’Connor
Dengan adanya supremasi sipil, dapat
Pada negara-negara
diartikan suatu produk kebijakan elit sipil
kepentingannya
dalam Said, 2012).
barat, promosi soal demokrasi telah
terkait
menjadi jauh lebih sentral pada kebijakan
nasional, harus dilakukan oleh militer. Ada
luar negeri sejak tahun 1990-an, dan
berbagai
diplomasi pertahanan telah digunakan
hubungan sipil-militer saat ini, namun
sebagai
secara garis besar hubungan sipil-militer
sarana
demokrasi
mempromosikan
hubungan
dengan
strategi
macam
keamanan
definisi
mengenai
sipil-militer.
ini dapat dikatakan merupakan suatu
Pergeseran ini mencerminkan salah satu
interaksi antara lembaga militer dengan
faktor
pengambil keputusan negara/pemerintah,
yang
disebut
'third
wave',
demokratisasi telah melihat transisi dari
LSM,
otoritarianisme ke demokrasi di Eropa
masyarakat disisi lain.16 Teori hubungan
Selatan, Amerika Selatan, Asia Timur,
sipil-militer
Eropa Tengah dan Timur, bekas Uni
menganalisis hubungan antara Lantamal
Soviet dan Afrika sejak 1970-an, secara
IV dengan Pemprov Kepulauan Riau
dramatis meningkatkan jumlah negara
dalam sinergi penanganan perompakan
demokratis atau demokratisasi di dunia15.
pasca
Hubungan sipil-militer semula hanya
pemimpin
ini,
penindakan,
mengetahui
opini
publik
digunakan
terutama
faktor-faktor
dan
untuk
untuk
pendukung
dikenal di dunia barat. Namun seiring
maupun faktor-faktor penghambat dalam
perjalanan waktu, hal tersebut sudah
pelaksanaan sinergi tersebut.
merupakan hal yang tidak asing lagi dan
Pembahasan
menjadi pengertian yang dipergunakan
Menurut data dari Lantamal IV tentang
secara umum di Indonesia. Pengertian
pelaku perompakan, bahwa sebagian
hubungan sipil-militer di Indonesia sangat
besar kejadian perompakan di wilayah
dipengaruhi oleh penerapan demokrasi di
perairan Pulau Nipah dan Selat Singapura
Indonesia.
hakekatnya
dilakukan oleh masyarakat daerah pesisir
tegaknya
Batam, Pulau Terong dan pulau-pulau
supremasi sipil atau yang biasa dikenal
kecil sekitarnya dengan latar belakang
prinsip
Dimana
demokrasi
pada
adalah
15
Cottey & Forster, Reshaping Defence
Diplomacy: New Roles for Military Cooperation and
Assistance. Adelphi Paper 365, (New York:
Routledge, 2004), p. 31
16
B. D. Said, Menakar Ulang Hubungan Sipil Militer,
Forum Kajian Pertahanan dan Maritim,
2012.
32 | Jurnal Prodi Strategi Perang Semesta | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
motif ekonomi. Masyarakat daerah pesisir
Sinergi Lantamal IV dengan Pemprov
wilayah
Kepulauan Riau
Batam,
khususnya
wilayah
Kecamatan Belakang Padang, tergolong
Untuk dapat melaksanakan pengamanan
miskin
perairan Pulau Nipah dan Selat Singapura
dan
berpendidikan
rendah
dibanding daerah lainnya17. Dihadapkan
dari
dengan tingginya kebutuhan hidup di
menyelenggarakan
wilayah Batam, maka hal ini dapat
laut secara berkelanjutan, Lantamal IV
diterima dan dijadikan bahan pemikiran
juga harus bisa menentukan langkah-
bagaimana
tingginya
langkah yang tepat serta efisien dalam
kejadian perompakan di perairan Pulau
penanganan aksi perompakan, bersinergi
Nipah dan Selat Singapura. Penanganan
dengan Pemprov Kepulauan Riau, yaitu
perompakan dengan cara penindakan dan
penanganan
penegakan hukum telah dilakukan secara
penindakan
berkelanjutan oleh Lantamal IV, namun
dalam
data menunjukkan bahwa masih tetap
pelaku
saja terjadi aksi perompakan di wilayah
menjalani
perairan
Pemasyarakatan, dan juga pembinaan
menghadapi
Pulau
Nipah
dan
Selat
kerawanan
perompakan,
operasi
keamanan
perompakan
melalui
bentuk
selain
pasca
upaya
preventif
pembinaan
terhadap
perompakan
yang
pembinaan
di
selesai
Lembaga
Singapura.18 Kondisi demikian menuntut
masyarakat
perlunya suatu penanganan perompakan
daerahnya
dalam bentuk yang lain, diantaranya
domisili para pelaku perompakan.
melalui penanganan perompakan pasca
Kegiatan yang dilaksanakan
penindakan dalam wujud pembinaan
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa
terhadap pelaku perompakan, dengan
permasalahan
melibatkan stake holder terkait secara
pun masalah-masalah sosial yang terjadi
sinergi
meminimalkan
di wilayah Kepulauan Riau, khususnya
kejadian perompakan sehingga dapat
perompakan yang terjadi di wilayah
terpeliharanya stabilitas dan kondusifitas
perairan Nipah dan Selat Singapura
di wilayah perairan tersebut dalam rangka
adalah
memperkokoh pertahanan negara.
kebutuhan
17
untuk
dapat
Pemko Batam, Data Agregat Kependudukan
Kota Batam Semester II Tahun 2015, hlm. 24 dan
33.
18
Koarmabar, Loc. Cit.
daerah
pesisir
diidentifikasi
merupakan
kriminal/kejahatan
terletak
dari
manusia
yang
atau
permasalahan
yang
paling
dasar/Human Basic Need. Hal tersebut
disebabkan adanya kebutuhan dasar dari
para pelaku perompakan yang menuntut
Sinergi Pangkalan Utama TNI AL IV dengan Pemprov Kepulauan Riau dalam … | G.P. Handoko | 33
harus dipenuhi dan hal tersebut diakui
Upaya pembinaan yang dilakukan
dan dibenarkan oleh pelaku perompakan
oleh
yang telah selesai menjalani pembinaan di
community engagement effort melalui
Lembaga
kegiatan pressuring and legall counselling,
Pemasyarakatan
dan
telah
Lantamal
IV
diwujudkan
Pemprov Kepulauan Riau melaksanakan
penyuluhan hukum dan sosialisasi kepada
program penanganan perompakan pasca
para pelaku perompakan dan masyarakat
penindakan, berupa pembinaan terhadap
daerah
para pelaku perompakan, dalam suatu
diidentifikasi merupakan domisili pelaku
bentuk kegiatan. Kata pembinaan diambil
perompakan.
dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu;
pembinaan yang dilakukan oleh Pemprov
"usaha, tindakan dan kegiatan yang
Kepulauan Riau melalui Dinas Sosial
dilakukan secara berdaya guna dan
adalah berupa pembinaan dan rehabilitasi
berhasil guna untuk memperoleh hasil
sosial terhadap Bekas Warga Binaan
yang
Lembaga
baik,
meningkat,
dan
pesisir
bentuk
program
kembali ke masyarakat. Lantamal IV dan
lebih
dalam
berupa
yang
kegiatan
daerahnya
Sedangkan
Pemasyarakatan
upaya
(BWBLP).
mendapatkan manfaat yang positif".19
Pembinaan tersebut tidak bisa dilakukan
Pada dasarnya pembinaan juga diartikan
secara
sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
memerlukan sinergi antara kedua stake
memperoleh hasil yang maksimal dan
holder tersebut, guna mewujudkan hasil
memiliki manfaat yang positif. Wiranto
yang optimal. Merujuk pada teori sinergi
dalam
menyebutkan
menurut Deardorrf dan Williams20, sinergi
bahwa pembinaan merupakan upaya
sebagai tindakan yang berkembang dan
untuk
kapasitas
mengalir dari kelompok orang yang
masyarakat dan pemberian kesempatan
bekerja bersama secara sinkron satu
yang
sama
Julianda
(2015)
meningkatkan
seluas-luasnya
kategori
miskin
bagi
lain,
melainkan
sehingga
dapat
melakukan
melipatgandakan pengaruh (multiplier
kegiatan sosial ekonomi yang produktif,
effect) yang menjadikan energi pekerjaan
sehingga
nilai
kelompok berlipat ganda, mampu berpikir
tambah yang lebih tinggi dan pendapatan
dan bergerak sebagai satu kesatuan. Bisa
yang lebih besar.
dikatakan, dengan terjalinnya sinergi,
mampu
untuk
penduduk
sendiri-sendiri,
menghasilkan
kedua kelompok dapat saling percaya,
19
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta: Balai Pustaka, 1990)
20
Dale S. Deardorff DM & Williams, Loc. Cit.
34 | Jurnal Prodi Strategi Perang Semesta | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
saling berkoordinasi, dan saling bekerja
illegal
bersama secara sinkron
antara satu
perompakan terhadap kapal-kapal yang
dengan yang lain dalam pelaksanaan
melintas di daerah tersebut. Pencegahan
program.
dan
Berdasarkan penjelasan teori
dengan
cara
penanggulangan
melakukan
kejahatan
oleh
tersebut, jelas bahwa belum terjalin
Lantamal IV dan Pemprov Kepulauan Riau
sinergi
dengan
dilakukan melalui pendekatan dengan
Pemprov Kepulauan Riau karena belum
menggunakan security approach yang
ada kerjasama, koordinasi dan kesamaan
dikombinasikan
visi
approach.
antara
dalam
Lantamal
penanganan
IV
perompakan
dengan
Wilayah
prosperity
Batam
yang
pasca penindakan di perairan Pulau Nipah
berbatasan langsung dengan Singapura,
dan Selat Singapura. Berdasarkan hasil
jalur perekonomiannya begitu luas namun
penelitian dapat diketahui bahwa saat ini
lapangan pekerjaan bagi masyarakat
masing-masing institusi memiliki kegiatan
hinterland
yang sama-sama menangani masalah
tuntutan kebutuhan ekonominya begitu
pelaku perompakan, namun pelaksanaan
tinggi. Mayoritas masyarakat desa pesisir
kegiatan masih berjalan secara sendiri-
di Kecamatan Belakang Padang adalah
sendiri dan belum ada kegiatan secara
bekerja
terpadu.
dengan tingkat ekonomi dan pendidikan
Sasaran yang diharapkan
yang
Banyak faktor yang menjadi tantangan
menjadikan merompak kapal merupakan
bagi Lantamal IV maupun Pemprov
suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh
Kepulauan
penanganan
sebagian masyarakat tersebut. Menurut
perompakan di perairan Pulau Nipah dan
salah seorang tokoh masyarakat Pulau
Selat Singapura secara optimal, antara
Terong mengakui dirinya merupakan
lain; banyaknya pulau-pulau kecil di
pelaku perompakan sejak berumur 12
sekitar perairan Pulau Nipah dan Selat
tahun dan telah berhenti tahun pada
Singapura
domisili
tahun 2002, menyatakan bahwa untuk
ataupun dapat digunakan sebagai tempat
masa sekarang ini rendahnya tingkat
persembunyian pelaku perompakan, dan
sosial ekonomi dan pendidikan membuat
tingkat sosial ekonomi dan pendidikan
sebagian
masyarakat pesisir yang rendah sehingga
Batam dan pulau-pulau kecil sekitarnya
mendorong
21
Riau
yang
untuk
untuk
merupakan
melakukan
tindak
tidak
tersedia,
sebagai
rendah21.
nelayan
sementara
tradisional
Situasi
masyarakat
daerah
tersebut
pesisir
Pemko Batam, Loc. Cit.
Sinergi Pangkalan Utama TNI AL IV dengan Pemprov Kepulauan Riau dalam … | G.P. Handoko | 35
memilih jalan pintas bekerja sebagai
be based upon the elimination of causes
perompak terhadap kapal-kapal yang
and conditions giving rise to crime 22.
melintas di wilayah perairan tersebut.
Penanganan
Namun
faktor
penindakan yang dilakukan oleh Lantamal
ekonomi, faktor lainnya yang sangat
IV dan Pemprov Kepulauan Riau, sudah
berpengaruh adalah faktor tradisi atau
sesuai dengan teori tersebut, dimana
kebiasaan yang berkembang di daerah
penerapan
hukum
pidana
sudah
tersebut, yaitu turun kelaut melakukan
dilakukan
terhadap
para
pelaku
perompakan adalah hal yang biasa bagi
perompakan
sebagian kalangan masyarakat setempat
dilaksanakan upaya preventif setelah
dan sudah berlangsung sejak lama.
mereka selesai menjalani pembinaan di
menurutnya,
selain
Merujuk pada teori pencegahan dan
penanggulangan
kejahatan
menurut
perompakan
dan
pasca
selanjutnya
Lembaga Pemasyarakatan, agar para
pelaku
perompakan
tersebut
tidak
Hoefnagel (dalam Ravena, 1998) bahwa
kembali lagi melakukan kegiatan serupa
penanggulangan kejahatan bisa dilakukan
dimasa mendatang. Dalam pelaksanaan
secara represif yang ditempuh melalui
penelitian,
criminal
mewawancarai
2
perompakan
yang
hukum
law
application
pidana)
(penerapan
ataupun
prevention
peneliti
berhasil
orang
pelaku
melakukan
without punishment (pencegahan tanpa
perompakan lagi setelah keluar dari
pidana)
Lembaga
melalui
berbagai
usaha
Pemasyarakatan.
Hal
ini
pencegahan tanpa harus menggunakan
menunjukkan bahwa penerapan pidana
sistem
Peneliti
tidak serta merta bisa membuat jera
berpendapat bahwa dalam penanganan
pelaku kejahatan, melainkan diperlukan
perompakan
upaya-upaya lanjut setelah mereka selesai
peradilan
pidana.
seyogyanya
digunakan
kebijakan secara integral, baik secara
menjalani
pidana maupun non pidana, dimana
Pemasyarakatan,
upaya non pidana berada pada posisi
kepedulian stake holder terkait dan
utama sebagai upaya secara maksimal
Pemerintah Daerah selaku penanggung
untuk tidak terjadinya tindak pidana
jawab wilayah untuk meningkatkan sosial
perompakan. Dan hal tersebut dinyatakan
di dalam pertimbangan resolusi PBB,
bahwa crime prevention strategies should
pembinaan
22
di
diantaranya
Lembaga
dengan
United Nation Office on Drugs and Crime, Sixth
United Nations Congress on The Prevention of
Crime and The Treatment of Offenders. Caracas,
Venezuela, 25 August - 5 Sept 1980.
36 | Jurnal Prodi Strategi Perang Semesta | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
ekonomi,
martabat
kesadaran
hukum
(dignity)
dan
yang
hampir
sama,
dan
pelaku
kesamaan sasaran yang diharapkan. Dari
perompakan dan masyarakat daerah
aspek sasaran yang diharapkan, dapat
pesisir. Arief dan Muladi (dalam Ravena,
dinyatakan Lantamal IV dan Pemprov
1998)
Kepulauan
menyatakan
mengendalikan
atau
para
kegiatan
bahwa
untuk
menanggulangi
Riau,
melaksanakan
dapat
bersinergi
program
penanganan
kejahatan tidak hanya menggunakan
perompakan pasca penindakan, melalui
sarana penal (hukum pidana), tetapi
pembinaan serta rehabilitasi sosial.
dapat juga dengan menggunakan sarana
Pemanfaatan Sumber Daya
nonpenal,
misalnya
dalam
Menurut Hasibuan dalam (Mamik dan
pemberian
bantuan,
santunan
pendidikan
sosial
bentuk
dan
Usman Sarif, 2016), Sumber Daya Manusia
rangka
(SDM) adalah kemampuan terpadu dari
mengembalikan aktualisasi diri mereka di
daya pikir dan daya fisik yang dimiliki
masyarakat,
mengembangkan
individu. SDM atau manusia menjadi
tanggung jawab sosial warga masyarakat.
unsur utama dalam setiap aktivitas yang
serta
Mengacu
diharapkan,
pada
hasil
dilaksanakan
kegiatan
dalam
yang
sasaran
yang
dilakukan. Peralatan yang canggih tanpa
penelitian
yang
peran aktif SDM, tidak akan berarti apa-
menunjukkan
bahwa
dilaksanakan
apa.
Pelaksanaan suatu kegiatan bisa
oleh
dikatakan berhasil apabila didukung oleh
Lantamal IV dan Pemprov Kepulauan Riau
SDM yang tepat. Dalam Undang-undang
dalam penanganan perompakan pasca
Nomor
penindakan melalui upaya pembinaan
Kesejahteraan
terhadap pelaku perompakan, memiliki
kesejahteraan sosial bagi masyarakat,
kesamaan, yaitu: Pertama, meningkatnya
terutama
sosial ekonomi dan pendidikan para
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
pelaku
tidak
perompakan
dan
masyarakat
11
Tahun
2009
Sosial,
disebutkan
masyarakat
cukup
tentang
Penyandang
ditangani
hanya
oleh
daerah pesisir yang diidentifikasi daerah
pemerintah, dalam hal ini Kementerian
tersebut
dan Dinas Sosial, akan tetapi merupakan
merupakan
domisili
pelaku
perompakan; Kedua, meningkatnya
tanggungjawab
martabat (dignity) dan aktualisasi diri
pemerintah dan masyarakat. Undang-
dalam kehidupan bermasyarakat.
undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Data
hasil penelitian, didapatkan adanya obyek
Kesejahteraan
bersama
Sosial
dan
antara
Peraturan
Sinergi Pangkalan Utama TNI AL IV dengan Pemprov Kepulauan Riau dalam … | G.P. Handoko | 37
Pemerintah
Nomor
39
Tahun
2012
Merujuk pada teori sinergi dari
Williams23,
tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan
Daerdorrf
Sosial merupakan implementasi dalam
merupakan tindakan yang berkembang
rangka menangani PMKS. Dalam pasal 1
dan mengalir dari kelompok orang yang
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun
bekerja bersama secara sinkron antara
2012,
bahwa
satu dengan lainnya, sehingga didapatkan
sosial
pengaruh yang berlipat ganda (multiplier
adalah upaya yang terarah, terpadu dan
effect) yang menjadikan energi pekerjaan
berkelanjutan
oleh
kelompok menjadi lebih besar, berpikir
dan
dan bergerak sebagai satu kesatuan.
masyarakat dalam bentuk pelayanan
Tindakan sinergi ini diwujudkan dengan
sosial guna memenuhi kebutuhan dasar
memberdayakan,
setiap warga negara, yang meliputi
menggunakan sumberdaya yang ada di
rehabilitasi
kelompok
secara
pemberdayaan sosial dan perlindungan
Pemanfaatan
sumber
sosial. Dalam Undang-undang Nomor 23
dalam pelaksanaan program kegiatan
Tahun
Pemerintahan
Lantamal IV dan Pemprov Kepulauan Riau
daerah, dinyatakan bahwa Pemerintah
dapat dikatagorikan sebagai kelompok
Daerah bertanggung jawab sepenuhnya
orang yang bekerja bersama secara
terhadap kesejahteraan masyarakatnya
sinkron antara yang satu dengan lainnya,
dan
sehingga
menyatakan
penyelenggaraan
Pemerintah,
2014
kesejahteraan
yang
dilakukan
Pemerintah
sosial,
jaminan
tentang
ketentraman
Daerah
serta
sosial,
ketertiban
dan
sinergi
memanfaatkan
dan
keseluruhan.
didapatkan
daya
manusia
pengaruh
yang
wilayahnya. Sementara itu sesuai Undang-
berlipat ganda (multiflier effect).
undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang
hal
TNI pasal 7, disebutkan TNI membantu
Pemprov Kepulauan Riau secara sinergi
pemerintah
pengamanan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
pelayaran dan penerbangan terhadap
dalam melaksanakan pembinaan dan
pembajakan,
dan
pemberdayaan masyarakat daerah pesisir
penyelundupan dan juga memberdayakan
di wilayah tersebut melalui program
wilayah
Karya Bhakti TNI AL maupun Pembinaan
dalam
perompakan
pertahanan
dan
kekuatan
ini,
Lantamal
sebagai
bersama-sama
pendukungnya secara dini sesuai dengan
Desa
sistem pertahanan semesta.
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Laut
23
Pesisir
IV
Dalam
bagian
Dale S. Deardorff DM & Williams, Loc. Cit.
38 | Jurnal Prodi Strategi Perang Semesta | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
dari
(Dawilhanla)24 dalam rangka peningkatan
dalam pengamanan perairan tersebut.
sosial ekonomi dan tingkat pendidikan,
Bagi Indonesia sebagai negara kepulauan,
kesadaran
keinginan
hukum
(dignity)
pelaku
serta
martabat
perompakan
dan
kebijakan
potensi menjadi pelaku perompakan.
datang25.
pembahasan
tentang
tertentu
tersebut menjadi tantangan terhadap
masyarakat desa pesisir yang mempunyai
Dari
negara-negara
pertahanan
di
masa-masa
Faktor Pendukung
pelaksanaan sinergi antara Lantamal IV
Berdasarkan
dengan Pemprov Kepulauan Riau yang
sinergi dalam penanganan perompakan
meliputi
pasca
aspek
kegiatan
yang
hasil
penelitian,
penindakan,
secara
bahwa
organisasi
dilaksanakan, sasaran yang diharapkan
masih belum terjalin secara optimal.
dan pemanfaatan sumber daya, dapat
Namun dalam pelaksanaan di lapangan,
dilihat bahwa Lantamal IV dan Pemprov
Tim pressuring and legall counselling
Kepulauan Riau melaksanakan kegiatan
Lantamal IV telah mampu menjalin sinergi
pembinaan
memiliki
dengan aparat pemerintahan yang paling
kesamaan sasaran yang yang diharapkan
rendah di daerah yaitu Lurah Pulau
dan sama-sama memanfaatkan sumber
Terong dan Lurah Kasu yang wilayahnya
daya manusia sebagai peserta/obyek
merupakan
kegiatan.
pelaksanaan
diidentifikasi merupakan domisili pelaku
kegiatan, baik Lantamal IV dan Pemprov
perompakan. Merujuk pada teori sinergi
Kepulauan Riau masih melakukan secara
yang dijelaskan oleh Deardorrf dan
sendiri-sendiri (lihat Tabel 1).
Williams26, sinergi dapat dideskripsikan
secara
Namun
rutin,
untuk
daerah
pesisir
yang
Belum adanya sinergi Koarmabar
sebagai tindakan yang berkembang dan
dengan Pemprov Kepulauan Riau dalam
mengalir dari kelompok orang yang
penanganan
dihadapkan
bekerja bersama secara sinkron antara
dengan posisi strategis perairan Pulau
yang satu dengan lainnya, sehingga
Nipah
didapatkan
dan
mendorong
perompakan
Selat
Singapura,
keinginan
dapat
pengaruh yang berlipat
negara-negara
ganda (multiplier effect) yang menjadikan
tertentu untuk ikut berperan langsung
yang satu dengan lainnya, sehingga
24
Mabesal, Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut
Nomor Perkasal /39/VII/2011 tanggal 4 Juli 2011
tentang Buku Petunjuk Induk Pemberdayaan
Wilayah Pertahanan Laut, 2011.
25
Kemenhan RI, Strategi Pertahanan Negara,
2014, hlm. 30
26
Dale S. Deardorff DM & Williams, Loc. Cit.
Sinergi Pangkalan Utama TNI AL IV dengan Pemprov Kepulauan Riau dalam … | G.P. Handoko | 39
Tabel 1 Pelaksanaan Sinergi Lantamal IV dengan Pemprov Kepulauan Riau
LANTAMAL IV,
TEORI SINERGI
PEMPROV. KEPULAUAN RIAU
KET
DEARDORRF DAN WILLIAMS (2006)
 Kegiatan pembinaan bersifat
 Tindakan yang berkembang dan  Bersinergi
rutin.
mengalir dari orang yang
bekerja bersama secara sinkron
antara yang satu dengan
lainnya.
 Adanya kesamaan obyek dan
 Memberdayakan dan
sasaran yang diharapkan.
 Bersinergi
mempergunakan sumber daya
yang ada dalam kelompok
secara keseluruhan
 Kegiatan pembinaan masih
 Melipatgandakan pengaruh
dilakukan secara sendiri-sendiri,
(multiplier effect) yang
belum terjalin koordinasi dan
menyebabkan energi pekerjaan
kerjasama secara organisasi.
kelompok menjadi berlipat
Belum ada regulasi atau
ganda.
 Belum
bersinergi
pedoman yang mengatur.
Sumber : Diolah oleh Peneliti (2016)
didapatkan
pengaruh yang berlipat
perangkat Pemerintah Daerah pada unit
ganda (multiplier effect) yang menjadikan
paling kecil yang berada di daerah
energi
menunjukkan
pekerjaan
kelompok
semakin
bahwa
dari
aspek
besar, berpikir dan bergerak sebagai satu
pemanfaatan sumber daya telah terjalin
kesatuan. Tindakan sinergi ini dilakukan
sinergi antara kelompok-kelompok yang
dengan
berkepentingan
insting,
memberdayakan,
pengaruh
dan
positif,
menggunakan
perompakan,
dalam
meskipun
penanganan
hal
tersebut
sumberdaya yang ada dalam kelompok
masih belum menyentuh pada tataran
secara keseluruhan. Keterlibatan Lurah
organisasi yang lebih besar.
Pulau Terong dan Lurah Kasu sebagai
40 | Jurnal Prodi Strategi Perang Semesta | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
Adanya dukungan dan kesediaan
semata-mata tugas aparat keamanan
Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau dan
dalam hal
Dinas Sosial Kota Batam untuk bersinergi
merupakan tanggung jawab bersama
dengan Lantamal IV dalam pembinaan
aparat keamanan, pemerintah dan juga
terhadap
dan
masyarakat. Dalam hubungan ini, tidak
yang
ada institusi yang superior dan inferior,
merupakan
namun saling mengisi dan melengkapi
domisili pelaku perompakan. Sejauh ini
sesuai dengan tugas dan kewenangan
memang belum terjalin sinergi antara
masing-masing dalam suatu kegiatan
kedua
yang sinergi.
pelaku
perompakan
masyarakat
daerah
didentifikasi
daerahnya
institusi
pesisir
dalam
pelaksanaan
ini Lantamal
IV, namun
program, namun adanya kesadaran Dinas
Faktor Penghambat
Sosial provinsi Kepulauan Riau maupun
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kota Batam dengan Lantamal IV bahwa
belum adanya regulasi yang mengatur
terdapat kesamaan kegiatan dan sasaran
tentang sinergi pelaksanaan program
yang diharapkan dalam pembinaan dan
antara Lantamal IV dengan Pemprov
rehabilitasi sosial bagi BWBLP, yang
Kepulauan Riau, secara jelas sesuai tugas
didalamnya
pelaku
pokok dan fungsi masing-masing. Selain
perompakan. Dengan demikian, Dinas
itu Lantamal IV dan Dinas Sosial Provinsi
Sosial selain melaksanakan pembinaan
Kepulauan
dan rehabilitasi sosial secara mandiri
perompakan
setelah BWBLP keluar dari Lembaga
pelaksanaannya
Pemasyarakatan, juga secara bersama-
membentuk suatu kegiatan yang terpadu.
sama
Kegiatan masih dilaksanakan oleh masing-
termasuk
dengan
Lantamal
IV
dalam
Riau
dalam
pasca
penanganan
penindakan,
belum
melakukan program Karya Bhakti TNI AL
masing
ataupun Pembinaan
walaupun
dalam
daerah pesisir Batam dan sekitarnya yang
terdapat
kesamaan
diidentifikasi merupakan domisili pelaku
diharapkan. Merujuk pada teori sinergi
perompakan.
Merujuk
teori
dari Daerdorrf dan Williams27, sinergi
hubungan
militer,
menunjukkan
merupakan tindakan yang berkembang
bahwa
sipil
antar
kedua
Desa Pesisir di
pada
institusi
institusi
pernah
secara
terpisah,
kegiatan
tersebut
sasaran
yang
saling
dan mengalir dari kelompok orang yang
menyadari bahwa penanganan masalah
bekerja bersama secara sinkron antara
sosial dan keamanan wilayah bukan
27
Dale S. Deardorff DM & Williams, Loc. Cit.
Sinergi Pangkalan Utama TNI AL IV dengan Pemprov Kepulauan Riau dalam … | G.P. Handoko | 41
yang satu dengan lainnya, sehingga dapat
belum optimal.
Merujuk pada teori
diperoleh pengaruh yang berlipat ganda
hubungan
militer,
(multiplier effect) yang menjadikan energi
bahwa
pekerjaan kelompok menjadi semakin
terdapat kurangnya komunikasi dalam
besar, berpikir dan bergerak sebagai satu
memadukan tugas dan fungsi masing-
kesatuan. Belum adanya regulasi atau
masing dalam penanganan permasalahan
pedoman dalam pelaksanaan program
di daerah.
yang dilaksanakan kedua institusi dan
Kesimpulan
belum adanya satu kegiatan yang terpadu
Sinergi Lantamal IV dengan Pemprov
menunjukkan
Kepulauan
bahwa
diantara
kedua
sipil
antar
kedua
Riau
menunjukkan
institusi
dalam
masih
penanganan
institusi masih belum bisa berfikir sebagai
perompakan pasca penindakan belum
satu kesatuan yang bekerja bersama
terwujud.
secara sinkron antara satu dengan yang
institusi sudah memiliki program masing-
lainnya,
masing,
sehingga
dapat
diperoleh
Meskipun
yaitu
masing-masing
Lantamal
IV
memiliki
pengaruh yang berlipat ganda (multiplier
program community engagement
effect). Solusi yang ditempuh saat ini
dilaksanakan melalui pressuring and legall
bekerja
counselling, dan Pemprov Kepulauan Riau
berdasarkan
aturan
masing-
masing, namun lebih mengedepankan
memiliki
koordinasi
untuk
rehabilitasi sosial, namun kedua institusi
akan
tidak melakukan kegiatan secara terpadu.
dan
mensinkronkan
kerjasama
kegiatan
yang
dilaksanakan bersama.
program
pembinaan
yang
dan
Belum terwujudnya sinergi karena belum
Fakta lain yang ditemukan dalam
ada
kerjasama,
kordinasi
maupun
penelitian ini, yaitu belum sepenuhnya
kesamaan perepsi dalam penanganan
ada pemahaman dari pemerintah daerah
perompakan pasca penindakan, yang
setempat
dapat bermuara pada tidak optimalnya
tentang
wilayahnya
yang
merupakan daerah kepulauan, dengan
penanganan
sebagian besar wilayahnya adalah laut.
perairan tersebut.
Hal tersebut disebabkan cara berfikir
bahwa dalam melakukan penanganan
pejabat
masih
perompakan pasca penindakan tidak
berorientasi daratan, sehingga perhatian
hanya ke pelaku perompakan saja, tetapi
terhadap ketentraman dan ketertiban
juga perlu dilakukan terhadap masyarakat
masyarakat dari aspek maritim masih
desa pesisir yang daerahnya diidentifikasi
Pemerintah
Daerah
perompakan
42 | Jurnal Prodi Strategi Perang Semesta | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
di
wilayah
Temuan penelitian
merupakan domisili pelaku perompakan
agar tidak terpengaruh.
Faktor pendukung dalam sinergi
penanganan
perompakan
pasca
penindakan, antara lain: embrio sinergi
penanganan
perompakan
pasca
penindakan antara Lantamal IV dengan
Pemprov Kepulauan Riau sudah berjalan
pada tataran yang paling bawah di
lapangan; adanya dukungan Dinas Sosial
Provinsi Kepulauan Riau dan Kota Batam
untuk bersinergi dengan Lantamal IV
dalam program penanganan perompakan
pasca penindakan.
Sedangkan untuk
faktor penghambat, antara lain; belum
ada regulasi yang mengatur tentang
sinergi
pelaksanaan
program
antara
Lantamal IV dengan Pemprov Kepulauan
Riau serta
sebagai
belum
referensi
adanya
pedoman
bersama
dalam
menyelenggarakan
kegiatan;
belum
sepenuhnya
pemahaman
ada
dari
pemerintah daerah setempat tentang
peran dan tanggung jawab Pemerintah
Daerah dalam memelihara stabilitas dan
kondusifitas wilayahnya yang merupakan
daerah kepulauan.
Daftar Pustaka
Buntoro, K. (2006). Antara Piracy dan
Armed Robbery di Laut (Tinjauan
Singkat Keamanan di Selat Malaka),
lex jurnalica, 3(2),hlm 82
Cottey & Forster. (2004). Reshaping
Defence Diplomacy: New Roles for
Military Cooperation and Assistance.
Adelphi Paper 365. New York:
Routledge
Dale S. Deardorff DM & Williams, G.
(2006). Synergy leadership in
quantum organizations. California:
Fesserdorff Consultants.
Depdikbud. (1990). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Frecon, E. (2005, March). Piracy in the
Malacca Straits: Notes from the
Field, International Institute for
Asian Studies (IIAS) Newsletter #36
ISC ReCAAP. (2015). Annual Report
January – Desember 2015, Piracy and
Armed Robbery Against Ships in Asia
Julianda, H. (2015). Pembangunan
Berbasis Ekonomi Kerakyatan di
Kota Samarinda (Upaya Pembinaan
dan
Pemberdayan
Masyarakat
Dalam Rangka Meningkatkan Taraf
Hidup Masyarakat di Kelurahan
Baqa
Kecamatan
Samarinda
Seberang). eJournal Pemerintahan
Integratif, 2015, 3 (1); 295-306
Kemenhan RI. (2014). Peraturan Menteri
Pertahanan RI No. 26 Tahun 2014
tentang
Strategi
Pertahanan
Negara.
Koarmabar. (2015). Data kejadian
perompakan di perairan Selat
Malaka dan Selat Singapura, periode
2011 – 2015
Mabesal. (2011). Peraturan Kepala Staf
Angkatan Laut Nomor Perkasal
/39/VII/2011 tanggal 4 Juli 2011
tentang Buku Petunjuk Induk
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan
Laut.
Marsetio. (2016). Diplomasi maritim
dalam mendukung poros maritim
dunia.
Materi
kuliah
umum
disampaikan
di
Universitas
Pertahanan tanggal 30 Maret 2016.
Mamik dan Sarif. (2016). Manajemen dan
Sumber Daya Manusia. Sidoarjo:
Zifatama Publisher
Sinergi Pangkalan Utama TNI AL IV dengan Pemprov Kepulauan Riau dalam … | G.P. Handoko | 43
Octavian dan Yulianto. (2014). Budaya,
identitas & masalah keamanan
maritim: Praktik melaut di ujung
kulon.
Jakarta:
Universitas
Pertahanan Indonesia.
Octavian dan Yulianto. (2015). Bajak laut:
Antara Aden dan Malaka. Jakarta:
Universitas Pertahanan Indonesia.
Prabowo, E.B. (2014). Penindakan
terhadap perompakan di selat
malaka oleh Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Laut. Perspektif
Hukum, 14(1), hlm 19
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau,
(2015). Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2015
Pemerintah Kota Batam, (2015). Data
Agregat Kependudukan Kota Batam
Semester II Tahun 2015.
Ravena. (1998). Kebijakan penal dan
nonpenal dalam penanggulangan
kejahatan yang dilakukan pelajar.
Tesis. Program Pendidikan Pasca
Sarjana, Universitas Diponegoro.
Said, B. D. (2012). Menakar ulang
hubungan sipil militer. Forum Kajian
Pertahanan dan Maritim, 30 Agustus
2012.
Undang-Undang Negara RI Nomor 11
tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial
Undang-undang Negara RI Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
Undang-undang Negara RI Nomor 34
tahun 2004 tentang Tentara
Nasional Indonesia.
United Nation Office on Drugs and Crime.
(1980). Sixth United Nations
Congress on The Prevention of Crime
and The Treatment of Offenders.
Caracas, Venezuela, 25 August - 5
Sept 1980.
Yusuf, M. (2014). Metode penelitian:
Kuantitatif, kualitatif & penelitian
gabungan. Jakarta: Prenadamedia
Group.
44 | Jurnal Prodi Strategi Perang Semesta | Juni 2017 | Volume 3 Nomor 2
Download