BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan proyek pembangunan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1997). Pada pelaksanaan proyek konstruksi banyak dijumpai proyek yang mengalami penambahan biaya maupun keterlambatan waktu. Penambahan biaya pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi sangat tergantung pada perencanaan, koordinasi dan pengendalian serta perhitungan biaya dari kontraktor. Permasalahan yang dihadapi dalam proses penyelenggaraan konstruksi secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua (Dipohusodo, 1996), yang pertama adalah kelompok masalah yang berhubungan dengan faktor-faktor biaya, mutu, dan waktu seperti kurangnya pengawasan sehingga pekerjaan terlambat, tenaga kerja kurang ahli, mutu pekerjaan tidak memenuhi standar yang direncanakan. Penyelenggaraan konstruksi selalu ditujukan untuk menghasilkan suatu bangunan yang bermutu dengan pembiayaan yang terkontrol, serta dapat diwujudkan dalam jangka waktu yang terbatas. Kelompok masalah yang kedua adalah masalah yang berhubungan dengan kegiatan koordinasi dan pengendalian untuk seluruh fungsi manajemen. Sesuai dengan keadaan alamiahnya, proses konstruksi melibatkan banyak unsur pelaksana konstruksi, dari pemilik pemrakarsa, konsultan, kontraktor sebagai pelaksana konstruksi, pemasok material, sampai pekerja bangunan. Dalam penyelenggaraan konstruksi, permasalahan yang dihadapi di lapangan antara lain keterbatasan modal kerja, penundaan waktu pelaksanaan kegiatan proyek, teknik estimasi yang buruk menyebabkan harga kontrak terlalu rendah, kurangnya pengawasan menyebabkan produktivitas alat tidak maksimal, cara pembayaran yang tidak sesuai dengan kontrak dalam pembelian material/jasa 1 dapat menimbulkan dampak tambahan biaya. Hal – hal tersebut akan menjadi pendorong terjadinya penambahan biaya pada proyek konstruksi. Dari latar belakang tersebut, penulis ingin melakukan penelitian tentang faktor-faktor penyebab penambahan biaya pelaksanaan yang terjadi pada proyek konstruksi bangunan gedung di Kabupaten Badung sehingga dapat diketahui hubungan signifikansi dari faktor-faktor tersebut terhadap biaya proyek dan diketahui faktor yang paling dominan terhadap terjadinya penambahan biaya pelaksanaan. 1.2 Rumusan Masalah Pokok permasalahan dalam studi ini adalah : 1. Bagaimanakah hubungan signifikan antara delapan faktor yang didapat terhadap penambahan biaya pelaksanaan pada proyek konstruksi bangunan gedung di Kabupaten Badung. 2. Faktor apakah yang paling dominan menyebabkan terjadinya penambahan biaya pelaksanaan pada proyek konstruksi bangunan gedung di Kabupaten Badung. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian tugas akhir ini adalah : 1. Mengetahui hubungan signifikan antara delapan faktor terhadap penambahan biaya pelaksanaan pada proyek konstruksi bangunan gedung di Kabupaten Badung. 2. Mengetahui faktor paling dominan yang menyebabkan terjadinya penambahan biaya pelaksanaan pada proyek konstruksi bangunan gedung di Kabupaten Badung. 1.4 Manfaat Penelitian Menambah wawasan pengetahuan yang lebih dalam tentang faktor penyebab penambahan biaya pelaksanaan pada proyek konstruksi bangunan dan hubungan signifikan dari faktor-faktor tersebut terhadap penambahan biaya pelaksanaan pada proyek konstruksi bangunan gedung . 2 Sebagai masukan bagi pihak terkait (kontraktor) dalam pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab penambahan biaya pelaksanaan sehingga nantinya dapat memberikan solusi serta dapat mengambil kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan suatu proyek konstruksi. 1.5 Batasan Masalah Dalam penelitian ini diberikan batasan masalah yang akan dibahas agar tidak terlalu luas sehingga tidak menyimpang dari tujuan penelitian itu sendiri. Batasan-batasan itu adalah : 1. Penelitian hanya dilakukan pada proyek dengan kategori proyek konstruksi bangunan gedung yang berada di Kabupaten Badung. 2. Pada penelitian ini penambahan biaya pelaksanaan yang dimaksud adalah diluar pekerjaan tambah dan kurang. 3. Proyek yang dipakai adalah proyek konstruksi bangunan gedung periode 2012 – 2014 yang sudah selesai atau sedang dilaksanakan. 4. Proyek memiliki nilai kontrak di atas Rp. 400.000.000,5. Metode yang digunakan dalam mencari hubungan yang signifikan antara delapan faktor terhadap penambahan biaya pelaksanaan adalah korelasi Pearson Product Moment dan korelasi dengan program SPSS. 6. Pengujian kuesioner untuk uji validitas digunakan rumus korelasi dan uji reliabilitas digunakan rumus Cronbach Alpha. 7. Kuesioner ini terdiri dari delapan faktor yang diisi oleh responden, antara lain site manager, pelaksana, bagian logistik, dan bagian keuangan sesuai dengan bidangnya masing-masing. 3