BAB IX I. Gerakan maju dan gerakan mundur suatu kapal Sebagaimana telah diketahui bersama, bahwa kapal dapat bergerak karena akibat adanya daya dorong dari baling – baling. Daya dorong baling – baling ini diperoleh dari tenaga motor / pesawat penggeraknya. Pesawat penggerak ini boleh berasal dari suatu motor atau suatu turbin uap atau dari mesin uap. Agar kapal dapat bergerak maju atau mundur maka dapat dilaksanakan dengan beberap cara yaitu : a. Arah putaran poros baling – baling dirubah, dari arah putaran kanan ( kapal maju ) kearah putaran kiri ( kapal mundur ), dibagi atas : 1) Arah putaran poros engkol motornya dirubah dari putaran kanan menjadi putar kiri. Untuk merubah arah putaran poros engkol dipergunakan peralatan poros nok ( camshaft ) yang menggerakkan nok maju dan nok mundur masing – masing untuk nok pemasukan dan nok pembuangan (pada motor 4 takt ). Begitu juga dijumpai nok bahan bakar untuk masju dan nok bahan bakat untuk mundur. Yang perlu diingat, bahwa motor harus dihentikan terlebih dahulu, sebelum arah putaran poros engkol dibalik. 2) Arah putaran poros engkol motornya tidak dirubah, tetapi memakai peralatan kopling pembalik yaitu ditemui dalam gear box yang terdapat kopling maju dan kompling mundur. Didalam unit kompling – kopling ini terdapat plet – plet gesekan ( frietion plate ) yang terdiri dari steel plate dan sintered plate. Plat – plat gesekan – gesekan ini dapat bergerak dalam unit koplingnya karena pengaruh gerakan dari plunyer hydraulic yang digerakan oleh sebuah pompa hydraulic. Zat cair untuk system hydraulic ini dipakai minyak pelumas, sedang jenis pompanya adalah pompa roda gigi. Pengaturan kopling pembalik ini, apakah yang bekerja kopling maju atau kopling mundur, dapat diatur oleh selector valve ( klep pengatur ) yang digerakkan oleh system pneumetis ( tekanan udara ) melalui system olah gerak kapal ( manoedring system ). b. Arah putaran poros baling – baling tidak berubah ( tetap ), yang dirubah adalah sudut daun baling – baling ( control pitch prapeller = CPP ). Bila sudut daun baling – baling kearah depan kapal, maka kapal bergerak maju dan bila sudut daun baling – baling ke arah belakang kapal, maka kapal bergerak mundur. Kecepatan kapal tergantung besarnya sudut daun baling – baling, karena bertambah besar sudutnya, bertambah besar pula kisar baling – baling, berarti berpengaruh terhadap kecepatan kapal. c. Unit baling keseluruhannya dirubah posisinya, yang maksudnya bila unit baling – baling pada posisi di belakang maka kapal bergerak maju, sedang bila unit baling – baling pada posisi sebelah depan maka kapal bergerak mundur. Unit baling – baling ini dikenal dengan unit Schottel Rudder Prepeller ( SRP ) dan dijumpai pada jenis – jenis kapal yang kecil saja dan bertenaga mesinnya yang juga relatif kecil. d. Baling – baling yang digerakkan oleh motor listrik arus searah ( kapal – kapal konvensional ) dimana arah putaran motor listrik dirubah dengan merubah medan shantnya. Motor listrik yang dipakai biasanya Compund Shunt panjang atau Compount shunt pendek.