Implementasi dan Analisa Load-Balancing pada suatu Web

advertisement
Implementasi dan Analisa Load-Balancing pada suatu
Web-Server Lokal
1
Ariyani Abdullah
N. M. P. Simamora
Henry Rossi Andrian
2
S.
3
1
2
Program studi Teknik Komputer Politeknik TELKOM([email protected])
Program studi Teknik Komputer Politeknik TELKOM([email protected])
3
Program studi Teknik Komputer Politeknik TELKOM([email protected])
Ringkasan
Penyediaan web-server untuk layanan hosting dianggap penting pada sebuah institusi/lembaga pendidikan, khususnya seperti Politeknik TELKOM. Situs, blog, atau forum adalah beberapa contoh implementasi aplikasi berbasis web sebagai sarana untuk berbagi informasi. Penggunaan halaman web menjadi lebih
interaktif dan memudahkan pengguna ketika melihat objek pada halaman web tersebut. Perkembangan
ini mengakibatkan peningkatan beban pada web server karena meningkatnya kebutuhan untuk melayani
permintaan. Pada saat yang sama pengguna mengharapkan peningkatan ketersediaan dan meminimalkan
waktu tanggap dari web-server. Dilema ini dapat diselesaikan dengan menerapkan load-balancing antara
web-server yang melayani permintaan dari klien. Load-balancing dapat mencegah terjadinya overload melalui penggunaan beberapa server dengan membagi beban. Makalah ini mengambarkan penerapan sistem
load balancing pada web-server yaitu dengan menggunakan fungsi Algoritma Round Robin yang disediakan oleh Server DNS (Domain Name System) BIND (Berkeley Internet Name Domain) untuk membagi
jumlah permintaan dari klien yang akan menuju ke web-server. Selain itu, perangkat lunak seperti mod
backhand digunakan untuk mengalihkan permintaan ketika Server Web Apache tidak mampu melayani
permintaan dan memilih web server lain dengan sumber daya yang tersedia lebih besar untuk menangani
permintaan tersebut. Penggunaan spread dan wackamole dimaksudkan untuk memastikan bahwa pengguna masih dapat mengakses suatu domain meskipun salah satu web-server down atau dengan kata lain,
spread dan wackamole membantu peningkatan ketersediaan dari web-server sehingga tidak perlu khawatir untuk menjalankan layanan DNS Round-Robin.
Keywords: load-balancing, server load-balancing, web-server, DNS server, Mod-Backhand, Round-Robin
DNS.
Kata Kunci : Robot Penjejak Garis, Nirkabel, Frequency Shift Keying.
1 Pendahuluan
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, penggunaan web untuk mengakses informasi
pun semakin banyak digunakan seperti forum dan
blog karena dengan mudah pengguna dapat mengakses dan mendapatkan informasi dalam jangka
waktu yang relatif singkat dan dapat diakses 24
jam. Di satu sisi, keberadaan web-server pada jaringan intranet sebuah lembaga pendidikan dianggap penting karena baik dosen, mahasiswa maupun
staf kampus dapat saling bertukar informasi melalui situs, forum atau blog yang mereka buat.
Web-server bertanggung jawab melayani permintaan Hyper-Text Transfer Protocol (HTTP) dari aplikasi klien yang dikenal dengan web-browser. Webserver akan mencari data dari Uniform Resour-
ce Locator (URL) yang diminta dan mengirimkan
kembali hasilnya dalam bentuk halaman-halaman
web yang umumnya berbentuk dokumen Hypertext
Markup Language (HTML) dan semua isi (content)
dari suatu situs ke komputer klien.
Peningkatan permintaan pada situs, menyebabkan web- server sibuk menjawab permintaan klien
dan terkadang pula web-server mengalami down
atau fail jika terlalu banyak permintaan sehingga
web-server tidak dapat menanganinya. Hal ini akan merugikan pihak yang mempercayakan situsnya
pada suatu web-server, karena situs-situs tersebut
tidak dapat diakses untuk sementara waktu.
Parameter seperti waktu tanggap, kemerataan
beban dan keberhasilan pelayanan merupakan parameter yang menentukan kinerja suatu web server.
Salah satu mekanisme untuk lebih mengoptimalk-
(a) a.Menganalisa
implementasi
loadbalancing untuk meningkatkan skalabilitas web-server dengan cara mendistribusikan beban ke beberapa server.
an penggunaan sumber daya yang ada adalah dengan mekanisme load-balancing yang akan menyeimbangkan beban dari seluruh server yang ada pada cluster. Melalui penggunaan mekanisme loadbalancing, permintaan koneksi HTTP yang datang
pada web-server akan ditangani oleh server dengan
kondisi yang paling baik, dimana pemilihan tersebut dilakukan dengan sistem kandidasi.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini adalah:
(b) Menganalisa ketersediaan dari webserver dengan menerapkan sistem
load-balancing yang mengarahkan trafik
ke server lain sehingga down-time dari
web-server dapat diminimalisasi.
(c) Menganalisa kinerja web-server dengan
diterapkannya sistem load-balancing pada beberapa parameter seperti jumlah
transaksi, waktu tanggap, ketersediaan,
dan kecepatan transaksi.
1. Bagaimana meningkatkan skalabilitas dari sebuah web-server dengan mendistribusikan
beban ke beberapa server untuk mencegah
overload.
2. Bagaimana pengolaan sumber daya webserver agar terjadi pemerataan pelayanan terhadap permintaan akses web site (situs)
3. Bagaimana mengarahkan trafik pada webserver ke web-server lain sehingga dapat meningkatkan ketersediaan server dan down time
dari server dapat diminimalisasi.
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian menggunakan Sistem Operasi Linux
CentOS, dengan alasan free, open-source, dan
memiliki utilitas yang banyak sehingga memudahkan pengimplementasian serta penggunaan web server dan DNS server.
2. Penelitian dilakukan di Laboratorium Politeknik TELKOM Bandung menggunakan jaringan
LAN (Local Area Network) dan implementasi
load-balancing dilakukan dalam satu domain.
3. Penerapan load-balancing pada web server ini
akan terdiri dua komputer yang berperan sebagai web-server (dapat bertambah sesuai dengan keperluan) dan satu komputer untuk implementasi Round-Robin pada DNS server.
4. Sistem load-balancing pada web-server ini akan menguji hingga 100 klien ketika web-server
tersebut diakses dalam rentang waktu yang
berdekatan.
5. Analisa kinerja web-server dilakukan pada beberapa parameter seperti: waktu tanggap, keberhasilan pelayanan, dan kemerataan beban
pada masing-masing web-server.
6. Pada penelitian kali ini, tidak memperhatikan
aspek jenis media transmisi yang digunakan
(wireless atau wireline) dan aspek keamanan
web-server.
7. Pengujian load-balancing menggunakan Siege2.69. Tujuan pada penelitian ini adalah:
2 Landasan Teori
2.1
Web-server
Web-server merupakan perangkat lunak yang melayani permintaan HTTP dari web-browser dan mengirimkan kode-kode dinamis ke server aplikasi.
Server aplikasi inilah yang menerjemahkan dan
memproses kode-kode dinamis menjadi kode-kode
statis HTML dalam suatu halaman statis yang kemudian dikirimkan ke browser oleh web-server.
Web-server biasanya disebut juga sebagai HTTP server karena basisnya menggunakan protokol HTTP.
Ketika user mengetik sebuah URL atau meng-klik
sebuah link, maka web-browser akan mengirimkan
permintaan halaman web. Melalui alamat URL,
diketahui server mana yang menyimpan halaman
web tersebut, selanjutnya server menerima permintaan dan mencari halaman web yang diminta, apabila halaman web yang diminta terdapat di webserver tersebut, maka server akan mengirimkan halaman web yang diminta melalui Jaringan Internet
atau Intranet ke browser di komputer klien. Ketika halaman tersebut tiba di komputer, web-browser
segera menerjemahkan bahasa hypertext dan menampilkannnya di komputer klien, proses ini hanya
berjalan dalam hitungan detik. Komputer klien dapat mengakses homepage dan halaman web secara
online apabila terkoneksi ke suatu jaringan komputer, sebab web-server selalu dikoneksikan melalui
jaringan komputer. Melalui jaringan inilah komputer klien dapat berinteraksi langsung dengan jutaan
web-server yang tersebar di dunia, begitu juga dengan web-server yang akan melayani ribuan bahkan jutaan permintaan halaman web setiap harinya.
2.2
Load-balancing
Load-balancing adalah suatu teknik mendistribusikan beban kerja (workload) secara merata antara
dua atau lebih komputer, link jaringan, CPU (Central Processing Unit), hard- drive, atau sumber da-
ya lain, dalam rangka untuk mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang optimal, memaksimalkan throughput, meminimalkan waktu tanggap, dan
menghindari overload.
Load-balancing bukan merupakan konsep baru
dalam ruang server atau jaringan. Beberapa produk
mempraktekkan berbagai jenis dari load-balancing.
Sebagai contoh, router dapat mendistribusikan trafik melalui beberapa jalur ke tujuan yang sama,
menyeimbangkan beban ke resource jaringan yang
berbeda. Sebuah server load balancer mendistribusikan trafik di antara sumber daya server ketimbang
sumber daya jaringan.
2.4
Load Balancing Apache Menggunakan Mod Backhand
Mod Backhand merupakan suatu modul pada Apache web-server yang bertujuan untuk menyediakan
fasilitas load- balancing di dalam cluster. Tujuan
khusus dari Mod Backhand adalah menyediakan infrastruktur untuk mengalokasikan ulang permintaan HTTP ke setiap mesin dalam cluster, mengumpulkan dan mendistribusikan statistik resource untuk setiap server pada cluster, dan efektivitas untuk
mengambil keputusan yang fleksibel karena Mod
Backhand bekerja berdasarkan per-permintaan.
Ketika web-server Apache memproses permintaan HTTP, server melakukan siklus terhadap per2.3 DNS Round Robin
mintaan tersebut melalui semua modul di berbaUmumnya DNS server berisi satu alamat IP yang di- gai tahap. Pada tahap pertama, Mod Backhand
peta-kan menjadi sebuah nama situs tertentu. Ak- secara administratif menentukan apakah load- baan tetapi DNS server juga dapat digunakan untuk lancing perlu dilakukan atau tidak, untuk URL ini.
menyeimbangkan beban server dengan cara meng- Setelah itu, server melewatkan informasi perminelola beberapa alamat IP yang berbeda untuk sebu- taan melalui rangkaian fungsi pengambilan kepuah nama situs. Alamat-alamat IP tersebut mewakili tusan atau yang disebut dengan fungsi candidacy.
mesin-mesin dalam sebuah cluster, dan semuanya Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengurutkan
kumpulan server yang tersedia menjadi urutan sedi-peta-kan ke satu nama situs yang sama.
Algoritma Round Robin digunakan pada DNS se- rver yang "terbaik". Fungsi candidacy memiliki akrver untuk menyeimbangkan beban pada beberapa ses ke struktur request_rec untuk permintaan saat
server. Penjadwalan Algoritma Round Robin mem- ini, begitu juga dengan segmen memori bersama
berikan tugas-tugas ke semua bagian dalam bentuk yang memegang informasi penggunaan sumber damatematika; Round Robin memilih server dengan i ya yang terkelola. Fungsi dalam rangkaian ini di= (i+1) mod n setiap kali, dimana n adalah jumlah definisikan pada file konfigurasi Apache dan dapat
server. Prosedur formal penjadwalan Round Robin dibedakan untuk direktori atau ekstensi yang berbeda. Fungsi candidacy juga dapat memilih metosebagai berikut:
de pengalokasian kembali permintaan yang digunakan.
S = {S0, S1, ..., Sn-1}, where n > 0;
Implementasi Mod Backhand sebagai loadi indicates the server selected last time,
balancer dapat dikombinasikan dengan DNS Roand i is initialized with -1; j = i;
und Robin untuk mengarahkan permintaan atau
do { j = (j + 1) mod n;
trafik ke beberapa Apache web-server yang terhuif (Available(Sj))
bung ke cluster yang telah dikonfigurasi directi{
ve Mod Backhand didalamnya seperti contoh pa{
da Gambar 3. Pada sistem ini, Apache web-server
i = j;
tidak hanya memproses permintaan HTTP, tetapi
return Si;
juga dapat menelusuri resources dari setiap web}
server. Hal ini bertujuan untuk mengalihkan per}
mintaan tersebut ke web-server lain yang identik
while (j != i);
(kecuali alamat IP) dan dengan directive Mod Bacreturn NULL;
khand yang sama, jika salah satu web-server tersebut sibuk dan kurangnya resources yang tersedia untuk memproses permintaan pengguna seperti
yang diilustrasikan pada Gambar 3
3 Model Konseptual
Gambar 1: DNS Round Robin Load balancing
Model konseptual dari penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 4, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Penelitian diawali dengan melakukan konfigurasi pada DNS server, yaitu dengan mengaktifkan fi-
Gambar 2: Sketsa Implementasi Mod Backhand pada Apache
Gambar 3: Load Balancing DNSRR dan Mod Backhand
tur Round Robin pada file konfigurasi utama dari
DNS server agar alamat IP dari suatu nama domain yang tersimpan pada DNS server diberikan secara bergantian ketika klien ingin mengakses webserver. DNS Round Robin dirancang untuk mengarahkan permintaan dari pengguna ke lebih dari
satu web-server. Pada web-server yang berada dalam cluster, dilakukan penginstalasian modul Mod
Backhand, spread, serta wackamole. Konfigurasi
dilakukan pada file konfigurasi Apache dan Mod
Backhand yaitu file http.conf, sehingga setiap webserver dapat menganalisa informasi yang dipublikasikan oleh semua web- server yang berada dalam
cluster. Selain itu, konfigurasi juga dilakukan pada file spread.conf untuk mendeklarasikan alamat
IP real dari server yang tergabung dalam cluster
dan pada file wackamole.conf konfigurasi dilakukan untuk mendefinisikan alamat IP virtual yang didaftarkan pada DNS server dan akan dikelola oleh
wackamole. Flow chart untuk mengilustrasikan situasi yang terjadi ketika pengguna mengakses situs
web yang dikelola oleh Apache web-server terlihat
pada Gambar 5.
Gambar 4: Model Konseptual Penelitian
Gambar 5: Flow Chart Ketika user Mengakses website
4 Analisis dan Perancangan
4.1
Analisis Spesifikasi Kebutuhan
Penerapan sistem load-balancing yang akan di implementasikan merupakan sistem baru dan bukan
pengembangan dari sistem yang telah ada sebelumnya. Penelitian menggunakan pemodelan jaringan
untuk mensimulasikan sistem load-balancing yang
akan diterapkan, terdiri dari dua komputer untuk
Apache web-server serta satu komputer berfungsi
sebagai DNS server untuk mengaktifkan fitur Round Robin. Sistem load-balancing yang diterapkan
ini, diharapkan dapat menyeimbangkan beban pada web-server untuk mencegah terjadinya overload
serta meningkatkan ketersedian web-server sehingga server masih dapat melayani permintaan minimal 100 pengguna yang mengakses web-server dengan rentan waktu yang berdekatan atau bersamaan. Berikut ini mengenai spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan pada penelitian.
Tabel 1: Spesifikasi Perangkat Lunak
No
Perangkat
Lunak
Web
Server
DNS
Server
Klien
1
Sistem
Operasi
Linux
CentOs
5.2
Linux
CentOS
5.2
Linux
Ubuntu
9.04
2
Aplikasi
Apache
Bind
Mozilla
Firefox
3
Editor
Gedit
Gedit
Gedit
4
Perangkat
Mod
-
Siege-2.69
lunak
tambahan
backhand
Spread
Wackamole
Gambar 6:
balancing
Tabel 2: Spesifikasi Perangkat Keras
No.
1
2
Perangkat
Keras
Web Server
Motherboard
Asus P5
Processor
Intel
DNS Server
Asus P5
Pentium 4 CPU 3.00
Pentium
4CPU 3.00
GHz
GHz
3
RAM
DDR RAM
512 MB
PC3200
DDR RAM 512 MB
4
Hard Disk
Seagate
Baraccuda
SATA-40GB
Seagate Baraccuda
40GB
5
LAN Card
OnBoard
100Mbps
OnBoard 100MbpsNIC Allied Telesyn
AT2500TXL/
RTL8139D 100Mbps
6
Monitor
Samsung
Samsung Sync Mas-
Sync Master
740n 14”
ter 740n 14”
Tabel 3: Spesifikasi Perangkat Keras Jaringan
4.2
Implementasi sistem load balancing ini, akan disimulasikan pada pemodelan skema jaringan seperti pada gambar berikut:
No.
Perangkat
Keras
Spesifikasi
Jumlah
1
Switch
D-Link
Switch 16
Port
1
2
Kabel UTP
UTC Cat 5
10 – 100
Meter
Perancangan Sistem
Pada penelitian ini, jumlah minimal komputer yang
berfungsi sebagai web-server load balancing adalah dua buah komputer dan dapat bertambah sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, dan untuk
mengaktifkan fitur Round Robin dapat diterapkan
pada DNS server.
Skema Jaringan Simulasi Load-
Tabel 4: Pengaturan Penamaan dan Pengalamatan
Host
Server
Nama
Host
Nama Domain
FQDN
DNS
Server
ns1
poltekhost.org
ns1.poltekhost.org
ApacheWeb
server
www1
poltekhost.org
www1.poltekhost.org
www2
poltekhost.org
www1.poltekhost.org
5 Implementasi dan Pengujian
5.1
Implementasi
balancing
Sistem
Load-
Implementasi sistem load balancing pada penelitian kali ini, dilakukan konfigurasi pada DNS server yaitu file konfigurasi named.conf serta file zone yang terlibat. Sedangkan pada sisi apache web
server yaitu file httpd.conf, spread.conf, serta wackamole.conf.
File konfigurasi named.conf digunakan untuk
memetakan dari alamat komputer ke nama komputer. Setelah melakukan konfigurasi file named.conf langkah selanjutnya adalah konfigurasi
file zone. Pindah ke direktori spesifik yang disebutkan dipilihan blok {} pada file named.conf yaitu /var/named/chroot/var/named/. Mulai mengkonfigurasi file zone poltekhost.org.zone (yang disebutkan pada blok file zone pada file named.conf.
di baris keempat).
Terlihat pada Gambar 7, tertera alamat IP dari www.poltekhost.org adalah 192.168.2.9, dan
192.168.2.10. Ketika dilakukan pengujian melalui mesin web-server 1 dengan cara yang sama,
DNS server memberikan balasan alamat IP yaitu
192.168.2.10 dan 192.168.2.9 seperti yang terlihat
pada Gambar 8. Berdasarkan informasi dari kedua
gambar terlihat perbedaan urutan alamat IP yang
diberikan oleh DNS server. Hal ini dikarenakan diterapkannya Algoritma Round Robin.
Tabel 6: Hasil Simulasi 200 user Mengakses webserver
No
Jumlah u
Waktu
Transaksi
Ketersediaa
Waktu
Tunda
Kecepatan
Tanggap
1
200
3
8005
100%
0.01
133.46
2
200
1
23516
100%
0.01
392.46
3
200
0
57041
100%
0.19
951.95
Tabel 7: Hasil Simulasi 300 user Mengakses webserver
No
Gambar 7: Pengujian Round Robin pada DNS Server
Jumlah
Waktu
user
Tunda
1
300
3
11732
100%
0.01
197.64
2
300
1
34797
100%
0.01
582.38
3
300
0
54884
100%
0.31
920.56
5.2.2
No
Transaksi
Ketersediaan
Waktu
Kecepatan
Tanggap
Simulasi Pengiriman Permintaan HTTP
Ketika satu web-server aktif
Jumlah user
Waktu
1
100
3
2
100
3
100
Transaksi
Ketersediaan
Waktu Tanggap
Kecepatan
7875
100%
0.01
131.4
23419
100%
0.01
390.45
30702
100%
0.3.7
512.64
2
1
Tabel 8: Hasil Simulasi 100 user Mengkases Satu
web-server
Gambar 8: Pengujian DNSRR oleh web-server
5.2
Jumlah user
WaktuTunda
Transaksi
Ketersediaan
Waktu Tanggap
Kecepatan
1
200
3
11732
100%
0.01
197.64
2
200
2
34797
100%
0.01
582.38
3
200
1
54884
100%
0.31
920.56
Pengujian Sistem Load-balancing
pada Web-Server
Tabel 9: Hasil Simulasi 200 user Mengakses satu
Apabila semua layanan yang dibutuhkkan telah diaktifkan dan dikonfigurasi dengan benar, maka kinerja dari web server dapat diuji. Pada penelitian
ini kinerja web server akan diuji dengan mengacu
pada beberapa parameter seperti jumlah transaksi,
persentasi ketersediaan, waktu tanggap dan kecepatan transaksi.
5.2.1
No
Simulasi Pengiriman Permintaan HTTP
ketika dua web-server aktif
web-server
No
Jumlah user
WaktuTunda
Transaksi
Ketersediaan
Waktu Tanggap
Kecepatan
1
300
3
11587
100%
0.01
194.97
2
300
2
29767
100%
0.08
498.53
3
300
1
30183
100%
0.51
510.37
Tabel 10: Hasil Simulasi 300 user Mengakses satu
web-server
6 Penutup
No
Jumlah
Waktu
1
100
3
2
100
3
100
Transaksi
Ketersediaan
Waktu
Kecepatan
3993
100%
0.01
67.17
1
11783
100%
0.01
197.44
0
47609
100%
0.12
799.21
Tabel 5: Hasil Simulasi 100 user Mengakses Web
Serve
6.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Pada saat jumlah pengguna yang mengakses
web-server semakin banyak, maka waktu tang-
gap yang dihasilkan oleh server untuk melayani permintaan-permintan dari pengguna tersebut semakin lambat.
2. Ada saat interval waktu dari user mengakses
web-server semakin cepat (nilainya semakin
kecil), maka waktu tanggap server untuk melayani permintaan semakin lambat.
3. Pada saat waktu tanggap yang dihasilkan oleh
server ketika melayani permintaan lebih cepat,
maka jumlah transaksi yang berhasil dilayani,
semakin banyak.
4. Pada saat hanya satu web-server yang aktif,
waktu tanggap yang dihasilkan oleh server untuk melayani permintaan-permintan dari user
lebih lambat dibandingkan dengan ketika dua
server yang aktif.
5. Kinerja yang dihasilkan ketika dua server yang
aktif cenderung lebih baik atau meningkat dibandingkan dengan hanya terdapat satu server, hal ini dapat dilihat hari waktu tanggap
server, jumlah transaksi yang berhasil dilayani, dan kecepatan transaksi yang terjadi setiap
detik.
6.2
Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan berikut ini
yaitu:
1. Sistem load-balancing pada penelitian ini dapat dipadukan dengan perangkat keras loadbalancer (seperti switch, router, atau localdirector) untuk memperoleh performansi server dan jaringan yang lebih baik.
2. Sistem load-balancing yang diterapkan pada
Apache web-server ini dapat diimplementasikan pula pada web- server yang menyediakan
halaman web dengan script pemograman seperti: php, Java Servlet Page (.jsp), dan Active
Server Pages (.asp) sekaligus pada web-server
yang sama.
Pustaka
[1] Peter Laurie Ben Laurie. Apache The Definitive
Guide 3rd Edition. O’Reilly & Associates, Inc.,
Sebastopol., 2002.
[2] Tony Bourke. Server Load Balancing. O’Reilly &
Associates, Inc., Sebastopol., 2001.
[3] content.websitegear.com. Load balance methods.
[4] Marjorie Sayer Sailu Reddy Anshu Aggarwal
David Gourley, Brian Totty. HTTP The Definitive
Guide. O’Reilly & Associates, Inc., Sebastopol.,
2002.
[5] Eric Hall. Internet Core Protocols The Definitive
Guide. O’Reilly & Associates, Inc., Sebastopol.,
2000.
[6] Nick Kew. The Apache Modules Book. Prentice
Hall, New Jersey., 2007.
[7] Candra Kopparapu. Load Balancing Servers, Firewalls, and Caches. John Wiley & Sons, Inc.,
Canada., 2002.
[8] Theo Schlossnagle. Scalable Internet Architectures. Sams, United States of America., 2006.
[9] S.N.M.P. Simamora. Perhitungan kinerja sistem untuk antrian multi-server pada akses jamak. Departemen Sistem Komputer, Fak. Teknik
ITHB, Bandung., 2002.
Download