IJCCS ISSN: 1978-1520 ๏ฎ 823 PENGGUNAAN SOFTWARE AMOS V21.0 DAN DUMMY UNTUK MENGANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI INDONESIA 1 Matius Irsan Kasau1 Dosen Kopertis IX Sulawesi DPK pada STMIK Dipanegara Makassar e-mails: [email protected] Abstrak Indonesia merupakan Negara yang terdiri atas 34 provinsi dengan sentuhan pembangunan ekonomi, khususnya Kesempatan Kerja yang tidak merata pada seluruh wilayahnya. Menurut teori kausalitas atau teori dependensi, dapat diduga faktor faktor ekonomi kunci dan utama seperti Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi tidak memberikan pengaruh dan dampak yang merata terhadap pertumbuhan Kesempatan Kerja pada Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia(KBI). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesempatan Kerja di KTI dan di KBI baik langsung dan tidak langsung maupun pengaruh secara total pada kedua wilayah. Data yang digunakan adalah data sekunder, kuantitatif berbentuk panel data dari 34 Provinsi periode tahun 2007 hingga tahun 2014 yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) dengan SEM (Structural Equation Modeling) dan Software AMOS Versi 21.0 sebagai alat analisis. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa secara langsung Pengeluaran Pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan berpengaruh positif terhadap Kesempatan Kerja baik di KTI maupun di KBI. Secara tidak langsung melalui Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif di KTI, tetapi berpengaruh negatif di KBI. Sementara secara total berpengaruh positif baik di KTI maupun di KBI. Kata Kunci: Pengeluaran Pemerintah, Investasi, Kesempatan Kerja, KTI dan KBI. Abstract Indonesia is a country that is made up of 34 provinces with a touch of economic development, in particular the Employment uneven across the region. According to the theory of causality or dependency theory, unpredictable factors such as the primary key economic and Expenditures and Economic Growth did not provide equitable influence and impact on the growth of employment opportunities in Eastern Indonesia (KTI) and the Western Region of Indonesia (KBI). This study aimed to analyze the influence of Government Expenditure and Economic Growth on Employment in KTI and KBI both direct and indirect as well as the influence in total in both regions. The data used is secondary data, quantitative data from a panel shaped 34 provincial period 2007 to 2014 were obtained from BPS (Central Bureau of Statistics) with SEM (Structural Equation Modeling) and AMOS Software Version 21.0 as an analytical tool. Research shows that direct government spending a significant negative effect on Economic Growth and Employment positive effect on both KTI and in KBI. Indirectly through Economic Growth positive effect on EI, but a negative effect on the KBI. While total positive effect both KTI and in KBI. Keywords: government spending, investment, employment opportunities, EI and KBI. PENDAHULUAN Kesempatan Kerja di Indonesia merupakan hal krusial, yang tidak pernah selaras dengan jumlah pencari kerja. Akibatnya jumlah pengangguran meningkat, bahkan sekitar setengah juta tenaga Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author) IJCCS 824 ๏ฎ ISSN: 1978-1520 kerja Indonesia mengalir ke luar negeri untuk mencari kerja dan penghidupan layak setiap tahun. Kondisi ini sangat tidak sesuai dengan Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi “Tiap tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”. Kata kunci untuk mengatasi pengangguran adalah pembukaan kesempatan kerja seluas luasnya, sementara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi merupakan jawaban untuk pembukaan kesempatan kerja itu. Faktor ekonomi yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah besarnya porsi pengeluaran pemerintah, pemerataan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesempatan kerja.Pada Tabel 1.1 disajikan data (BPS Indonesia, 2014) besarnya Pengeluaran Pemerintah, PDB dan Kesempatan Kerja dengan pertumbuhannya masing masing di Indonesia dalam kurun waktu mulai tahun 2001 hingga tahun 2014. Tabel 1.Pengeluaran Pemerintah, Investasi, Kesempatan Kerja dan Pertumbuhannya di Indonesia dari tahun 2001-2014 Tahun Pengel. Pemerintah (Miliar Rp.) 97.646 110.334 121.404 126.249 134.626 147.564 153.310 169.297 195.834 196.399 219.574 240.873 258.938 264.894 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Kenaikan (%) 12,9 10,1 3,9 6,6 9,6 3,9 10,4 15,7 0,3 11,8 9,7 7,5 2,3 PDB (Miliar Rp.) 1.442.985 1.506.124 1.557.171 1.656.517 1.750.815 1.847.127 1.964.327 2.082.456 2.177.742 2.310.690 2.460.885 2.613.460 2.778.108 2.982.425 Kenaikan (%) 4,4 4,7 5,1 5,7 5,5 6,3 6,0 4,6 6,1 6,5 6,2 6,3 5,7 Kesempatan Kerja (Orang) 83.729.256 85.320.112 87.367.795 89.289.886 92.415.032 95.177.102 97.583.141 102.049.857 104.485.444 107.405.572 111.281.744 112.802.805 114.021.189 115.959.549 Kenaikan (%) 1,9 2,4 2,2 3,5 3,0 2,5 4,6 2,4 2,8 3,6 1,4 1,1 1,7 Sumber: Booklet BPS Indonesia 2014. Berdasarkan data dalam Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa hubungan antara Pengeluaran Pemerintah, Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja tampak tidak bertumbuh searah, misalnya dari tahun 2006 ke tahun 2007 Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah turun dari 9,6 persen ke 3,9 persen. Penurunan ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi malah bertumbuh dari 5,5 persen ke 9,3 persen. Kondisi tidak searah ini dalam kurun waktu dari tahun 2001 hingga tahun 2014 (sumbu horizontal) menurut data dalam Tabel 1 dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti Gambar 1 20 15 PP 10 PE KK 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Ekonomi dan kesempatan kerja Pada Gambar 1 Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah, Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja hubungan kausalitasnya tidak searah dari waktu ke waktu. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengukur besarnya: 1. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomidi Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI). 2.Pengaruh Pengeluaran Pemeritah terhadap Kesempatan Kerja baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui Pertumbuhan Ekonomi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan di Kawasan Barat Indonesia (KBI). 3. Pengaruh Pertumbuhan Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author) IJCCS ๏ฎ ISSN: 1978-1520 825 EkonomiterhadapKesempatan Kerja di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan di Kawasan Barat Indonesia (KBI). 4. Perbedaan pengaruh antar kedua wilayah pada 1, 2, dan 3. Faktor utama yang menentukan sebuah perekonomian mampu menyediakan kesempatan kerja bagi angkatan kerja adalah pertumbuhan ekonomi[2]. Secara teoritik hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesempatan kerja dapat dijelaskan menggunakan teori Solow[6] atau teori CobbDouglas[4] dimana pertumbuhan ekonomi akan seiring dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Hal yang sama juga dalam teori siklus ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi akan selalu seirama dengan kesempatan kerja[11]. Teori lainnya adalah teori Lewis dan teori Ranis Fei[12]. Kedua teori yang terakhir ini menjelaskan bahwa surplus dari pertumbuhan ekonomi yang ditanamkan kembali akan memperluas kesempatan kerja[5]. Pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) adalah bagian dari kebijakan fiscal[14] yakni suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah tiap tahunnya yang tercermin dalam dokumen APBN untuk nasional dan APBD untuk daerah/regional[10]. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output maupun kesempatan kerja dan memacu pertumbuhan ekonomi[7]. Berdasarkan teori Keynes[14]pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh empat sektor pengeluaran yang salah satunya adalah sektor Pengeluaran Pemerintah. Semakin besar pengeluaran pemerintah dengan sektor sektor pengeluaran lain dianggap konstan akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi. Teori lainnya adalah teori IS-LM[3]dan teori AD-AS[1]. Pada teori IS-LM, jika pengeluaran pemerintah meningkat maka akan mendorong kurva IS ke kanan atas yang menyebabkan titik ekilibrium IS-LM bergeser sehingga suku bunga dan pertumbuhan ekonomi turut meningkat. Kerangka Konseptual diawali dengan menyatakan modelfungsional yang dipilih, dilanjutkan dengan menentukan bentuk fungsi nonlinier dan kemudian mengkonversi menjadi bentuk fungsi linier yang digunakan untuk menggambarkan kerangka konseptual. Adapun tahapan ini dirangkum dalam Tabel 3.1 Tabel 2 Bentuk Fungsional, Model Nonlinier dan transformasi Model Linier Model Fungsional Y1 = f(X1 , X2 , X3 ) BentukFungsi Nonlinier e Y1 α1 (α2 X2 +α3 X3 +ε1 ) = α0 X1 e Y2 = f(X1 , X2 , X3 , X4 , Y1 ) Y2 = β0 X1 β1 eβ5 Y1 e(β2X2+β3X3+β4X4+ε2 ) X3 = f(X1 , X2 ) ๐4 = ๐(๐2 , ๐1 ) ๐ ๐3 = ๐1 2 ๐ ๐4 = ๐ ๐2 ๐1 ๐ Bentuk Fungsi Linier ๐๐ = ๐ฅ๐ง ๐ถ๐ + ๐ถ๐ ๐ฅ๐ง ๐ฟ๐ + ๐๐ ๐ ๐ + ๐๐ ๐ ๐ + ๐๐ ๐๐∗ = ๐∗๐ + ๐๐ ๐∗๐ + ๐๐ ๐ ๐ + ๐๐ ๐ ๐ + ๐๐ ๐ฅ๐ง ๐๐ = ๐ฅ๐ง ๐ท๐ + ๐ท๐ ๐ฅ๐ง ๐ฟ๐ + ๐ท๐ ๐๐ + ๐๐ ๐ ๐ + ๐๐ ๐ ๐ + ๐๐ ๐๐ + ๐๐ ๐๐∗ = ๐∗๐ + ๐๐ ๐ ∗๐ + ๐๐ ๐๐∗ + ๐๐ ๐ ๐ + ๐๐ ๐๐ + ๐๐ ๐ ๐ + ๐๐ ๐ฟ๐ = ๐ฟ๐ ๐ฅ๐ง ๐ฟ๐ = ๐ ๐ ๐ ∗๐ ๐ฟ๐ = ๐ฟ๐ ๐๐ Sumber: Dijabarkan sendiri. Pada gambar 3.1 semua garis hubungan kausalitas yang menuju ke Investasi menggunakan simbol ๐ผ. Karena ada sebanyak 3 hubungan, maka koefisien ๐ผ ada sebanyak 3 buah yaitu ๐ผ1 , ๐ผ2 dan๐ผ3 . Sementara yang menuju ke Kesempatan Kerja menggunakan simbol ๐ฝ dan ada sebanyak 5 hubungan yakni kofisien ๐ฝ1 sampai ๐ฝ5 . Koefisien koefisien ini merupakan koefisien Slope, ditambah dengan konstanta Intersep ๐ผ0∗ dan ๐ฝ0∗ serta factor residual (error) ๐1 dan ๐2 . METODE PENELITIAN Penelitian ini meliputi 34 provinsi di Indonesia, 17 provinsi di Bagian Timur yakni 5 di Kalimantan, 6 di Sulawesi, 2 di Nusa Tenggara, 2 di Maluku, dan 2 di Papua. Sementara di Kawasan Barat Indonesia juga 17 provinsi yakni 1 di Bali, 6 di Jawa, 10 di Sumatera. Pembagian menjadi 2 Wilayah ini dimaksudkan untuk melihat Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap kedua wilayah ini yang diduga memiliki perbedaan yang berdampak pada mengalirnya tenaga kerja dari Kawasan Timur Indonesia (KTI) ke Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan mengalirnya tenaga kerja Indonesia sebagai TKI ke luar negeri Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data setting alamiah, sumber data sekunder dan cara dokumentasi dengan tiga buah variabel Penelitian yakniPengeluaran Pemerintah, Investasi dan Kesempatan Kerja ditambah sebuah variabel Dummy sebagai pembeda intersep serta dua buah variabel Kontrol sebagai pembeda Slope antara wilayah KTI dengan wilayah KBI. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author) IJCCS 826 ๏ฎ ISSN: 1978-1520 Penelitian ini menggunakan Struktural Equation Modelling (SEM) dengan persamaan struktural model fungsional, bentuk fungsi linier hasil konversi seperti yang dinyatakan dalam Tabel 2 dan Gambar 2. Menggunakan panel data sekunder dari 34 provinsi di Indonesia selama 7 tahun dari tahun 2007 sampai tahun 2013 (BPS,2014). Selanjutnya untuk melakukan analisis data, persamaan bentuk linier dalam Tabel 2,X 3 dan X 4harus disubstitusi ke dalam Y1∗ dan Y2∗ , diperoleh persamaan persamaan redce form berbentuk linier Hasil Penelitian ๐1 = 28,67; ๐ฃ๐๐1 = 0,97 Pengeluaran Pemerintah (๐ฟ∗๐ = ๐๐๐ฟ๐ ) ๐ผ0∗ = 12,86 Pembeda Intersep (๐ฟ๐ ) ๐2 =0,53 ๐ฝ2 = −9,25 ๐ผ2 = −0,45 ∗ 3 = 213,10 ๐3 = 15,03; ๐ฃ๐๐ ๐1 ๐ฝ1 = 0,35 ๐ผ1 = −2,20 ( Pembeda Slope 1 (๐ฟ๐ = ๐ฟ๐ ๐ฟ∗๐ ) ๐ฝ0∗ = 4,38 ๐1 = 12,62 ๐2 = 0,52; ๐ฃ๐๐2 = 0,25 ๐ผ3 = −0,03 Pertumbuhan Ekonomi (๐๐ ) ๐ฝ5 = −0,05 Kesempatan Kerja (๐∗๐ = ๐๐๐๐ ) ๐ฝ3 = 0,31 ๐ฝ4 = 0,15 ๐4 = 2,86; ๐ฃ๐๐4 = 9,62 Pembeda Slope 2 (๐ฟ๐ = ๐ฟ๐ ๐๐ ) Gambar 4 Hasil Penelitian. Sumber: Hasil Olah data dengan AMOS V21 Nilai nilai pada setiap garis penghubung “sebab-akibat’ pada gambar merupakan hasil olah data canggih dari software aplikasi AMOS V21.0 yang dirancang secara khusus untuk dapat mengolah persamaan persamaan matematika ekonomi yang terdiri atas lebih dari 20 variabel dalam sejumlah persamaan simultan. Hasil olah data dengan AMOS V21.0 dapat memberikan sejumlah informasi statistic seperti : Mean, Varian, Slope, Intersep, Standard Error (S.E), Critical Ratio (CR), Probability(P), Signifikansi (Sig) dan sebagainya. Karena itu persamaan persamaan simultan yang hampir mustahil dikerjakan secara “manual” dapat dengan mudah bahkan dalam waktu sekejap dengan menggunakan software aplikasi AMOS V21.0 ini. Penggunaan software aplikasi AMOS V21.0 ini sangat mudah, walau cara kerjanya pasti sangat rumit yakni dimulai dengan menggambar diagram hubungan sebab-akibat sesuai fasilitas Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author) IJCCS ๏ฎ ISSN: 1978-1520 827 menggambar yang disiapkan. Lalu disiapkan file input dalam format Excel. Melalui beberapa tahapan file excel ini kemudian diinput pada gambar diagram yang sudah tersedia yang menghasilkan output seperti Gambar 4 diatas dan Tabel 6 dibawah. Perhatikan bahwa penelitian ini hanya terdiri atas 6 variabel saja. Tentu bagi AMOS V21.0 ini merupakan “pekerjaan yang sangat enteng”. Tabel6Hasil Estimasi Parameter hubungan antar variabel Variabel Estimasi Parameter Endogen Eksogen Simbol Nilai S.E C.R Pertumbuhan Ekonomi (๐1 ) Kesempatan Kerja (๐2∗ ) Pengeluaran Pemerintah (๐1∗) Dummy (๐2 ) Kontrol (๐3 ) Pengeluaran Pemerintah (๐1∗) Dummy (๐2 ) Kontrol1 (๐3 ) Kontrol2 (๐4 ) Pertumbuhan Ekonomi (๐1 ) P Sig,๐ผ(5% ) ๐ผ1 -0,202 0,237 -0,851 0,395 Tdk Sig ๐ผ2 -0,446 0,469 -0,951 0,342 Tdk Sig ๐ผ3 -1,033 0,016 -2,052 0,040 Sig ๐ฝ1 0,349 0,049 7.196 *** Sig ๐ฝ2 -9,253 0,096 -96,428 *** Sig ๐ฝ3 0,308 0,003 93,214 *** Sig ๐ฝ4 0,149 0,015 9,682 *** Sig ๐ฝ5 -0,049 0,013 -3,625 *** Sig Sumber:Hasil Olah Data dengan AMOS V21. Catatan: Means, Intersepts, Error, Variance semuanya signifikan pada tingkat Sig 5%, kecuali Intersepts ๐1 yang signifikan pada tingkat Sig 10%. PEMBAHASAN HASIL Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di KBI dan di KTI. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di KBI adalah -1,23dan tidak signifikan, sedangkan di KTI adalah -0,20 dan tidak signifikan. Artinya jika Pengeluaran Pemerintah dinaikkan sebesar 1 persen, maka akan diikuti dengan turunnya pertumbuhan ekonomi sebesar 1,23 persen di KBI dan 0,2 persen di KTI. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana salah satu tujuan dari peningkatan pengeluaran pemerintah (Hukum Wagner) adalah perbaikan berbagai infrastruktur Negara seperti fasilitas transportasi, sarana prasarana pendidikan dan kesehatan sehingga berguna dalam bergeliatnya berbagai sektor perekonomian, namun yang terjadi justeru seolah olah perekonomian menjadi lesu sehingga pertumbuhan ekonomi menurun. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesempatan Kerja di KBI dan di KTI. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesempatan Kerja di KBI adalah 0,10 dan signifikan, sedangkan di KTI adalah -0,05 dan signifikan. Artinya jika pertumbuhan ekonomi dinaikkan sebesar 1 persen pada kedua kawasan, maka akan diikuti dengan kenaikan Kesempatan Kerja sebesar 0,10 persen di KBI dan penurunan 0,05 persen di KTI. Hal ini sesuai denganteori di KBI, tetapi tidak sesuai dengan teori di KTI. Salah satu alasan mengapa hal tersebut terjadi adalah tertinggalnya pembangunan ekonomi di wilayah KTI dibandingkan di wilayah KBI sehingga perluasan kesempatan kerja di KBI mendorong tenaga kerja di KTI mengalir ke KBI yang sesuai dengan teori Myrdal. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Kesempatan Kerja di KBI dan di KTI. Pengaruh Total Pengaruh Total Pengeluaran Pemerintah terhadap Kesempatan Kerja di KBI adalah 0,54 (0,66-0,12) dan signifikan, sedangkan di KTI adalah 0,36 (0,35+0,01) dan signifikan. Artinya jika Pengeluaran Pemerintah dinaikkan sebesar 1 persen, maka akan diikuti dengan kenaikan Kesempatan Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author) IJCCS 828 ISSN: 1978-1520 ๏ฎ Kerja sebesar 0,54 persen di KBI dan 0,36 persen di KTI. Hal ini sesuai dengan bahwa salah satu tujuan dari peningkatan pengeluaran pemerintah adalah meningkatkan kesempatan kerja untuk mengatasi pengangguran. Perbedaan Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Investasi, Pengeluaran Pemerintah terhadap Kesempatan Kerja dan Investasi terhadap Kesempatan Kerja di KBI dengan di KTI. Perbedaan Pengaruh Langsung Perbedaan Pengaruh Total Perbedaan Pengaruh Total di KBI dengan di KTI adalah 0,18 artinya pengaruh Pengeluaran Pemerintah secara total terhadap Kesempatan Kerja di KBI lebih besar daripada di KTI. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil, pengaruh langsung dan pengaruh totalpengeluaran pemerintah terhadap kesempatan kerja ternyata lebih besar di KBI daripada di KTI, hanya pengaruh tidak langsung pengeluaran pemerintah melalui pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja yang lebih besar di KTI daripada di KBI. Hal ini memberi pesan bahwauntuk pengeluaran pemerintah dengan porsi persentase yangsama, akan berdampak lebih luas terhadap pembukaan kesempatan kerja di KBI daripada di KTI. Karena itu dalam upaya untuk pemerataan kesempatan kerja agar migrasi tenaga kerja dari KTI ke KBI tidak terus mengalir, maka alokasi pengeluaran pemerintah harus ditingkatkan di KTI.. DAFTAR PUSTAKA [1] Adi Raharjo, 2006. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Invstasi Swasta dan Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Semarang Tahun 1982-2003.Jurnal Kajian konomi, Vol 1, Mei 2004. [2] Aunur Rofiq. 2013. Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja. diakses pada http://www.lensaindonesia.com/2013/01/20/pertumbuhan-ekonomi-dan-kesempatan-kerja.html, tanggal 20 Jan 2014 [3] Bataineh, 2012. The Impact of Government Expenditures on Economic Growth in Jordan. Journal of International Economics 12.. [4] Chude. Patricia, Nkiru and Izuchukwu, Daniel. 2013. Impact of Government Expenditure on Economic Growth in Nigeria.International Journal of Business and Management Review. Vol. 1, No. 4, pp 64-71. December 2013. [5] Grosman,P.J. 1988. Government Expenditure and Economic Growth: An Non Linear Relationship. Public Choice, Vol.56. [6] Harijono, Gatot Setio. 2010. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Investasi terhadap Kesempatan Kerja melalui Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Ekonomi Pembangunan (Online) Vol. 10, No. 1, 2010, ISSN 1411 6081. [7] Lapian Agnes L.C.P, 2013. Analisis Faktor Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja di Provinsi Sulawesi Utara.Disertasi Doktor Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. [8] Lin, 1994. Government Spending and Economic Growth. The Journal of Economic Analysis. Ahmadu Bello University. Year 1994, Vol. I, Issue II. [9] Noa, Karley. 2000. Government Investment, Growth and Employment in South Africa.Journal of Social Development in Africa (2000),15,1. [10] Nurrohman, Riyadi dan Arifin Zainal. 2010. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiah Malang, Vol. 8, No. 1, Juli 2010. [11] Richard,, Froyen T. 2002. MacroeconomicsnTheorities And Policies (Seventh Edition). USA: Prentice Hall. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author) IJCCS ISSN: 1978-1520 ๏ฎ 829 [12] Riyadi, Nurrochman dan Zainal Arifin. 2010. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah.Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 8 No. 1, Juli 2010. [13] Sulistiyanti. 2010. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Terhadap Kesempatan Kerja Tamatan SMK.Publikasi Ilmiah Universitas Brawijaya Malang. [14] Todaro, M.P., Smith S. C, 2006. Pembangunan Ekonomi (Edisi Kesembilan). (Drs. Haris Munandar, MA dan Puji A.L., SE, Pentj). Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)