penggunaan software amos v21.0 dan dummy untuk menganalisis

advertisement
IJCCS
ISSN: 1978-1520
๏ฎ
823
PENGGUNAAN SOFTWARE AMOS V21.0 DAN DUMMY
UNTUK MENGANALISIS PENGARUH PENGELUARAN
PEMERINTAH TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI
INDONESIA
1
Matius Irsan Kasau1
Dosen Kopertis IX Sulawesi DPK pada STMIK Dipanegara Makassar
e-mails: [email protected]
Abstrak
Indonesia merupakan Negara yang terdiri atas 34 provinsi dengan sentuhan pembangunan
ekonomi, khususnya Kesempatan Kerja yang tidak merata pada seluruh wilayahnya. Menurut teori
kausalitas atau teori dependensi, dapat diduga faktor faktor ekonomi kunci dan utama seperti
Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi tidak memberikan pengaruh dan dampak yang
merata terhadap pertumbuhan Kesempatan Kerja pada Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan
Barat Indonesia(KBI).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan
Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesempatan Kerja di KTI dan di KBI baik langsung dan tidak
langsung maupun pengaruh secara total pada kedua wilayah. Data yang digunakan adalah data
sekunder, kuantitatif berbentuk panel data dari 34 Provinsi periode tahun 2007 hingga tahun 2014
yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) dengan SEM (Structural Equation Modeling) dan
Software AMOS Versi 21.0 sebagai alat analisis.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa secara langsung Pengeluaran Pemerintah berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan berpengaruh positif terhadap Kesempatan
Kerja baik di KTI maupun di KBI. Secara tidak langsung melalui Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh
positif di KTI, tetapi berpengaruh negatif di KBI. Sementara secara total berpengaruh positif baik di
KTI maupun di KBI.
Kata Kunci: Pengeluaran Pemerintah, Investasi, Kesempatan Kerja, KTI dan KBI.
Abstract
Indonesia is a country that is made up of 34 provinces with a touch of economic
development, in particular the Employment uneven across the region. According to the theory of
causality or dependency theory, unpredictable factors such as the primary key economic and
Expenditures and Economic Growth did not provide equitable influence and impact on the growth of
employment opportunities in Eastern Indonesia (KTI) and the Western Region of Indonesia (KBI).
This study aimed to analyze the influence of Government Expenditure and Economic
Growth on Employment in KTI and KBI both direct and indirect as well as the influence in total in
both regions. The data used is secondary data, quantitative data from a panel shaped 34 provincial
period 2007 to 2014 were obtained from BPS (Central Bureau of Statistics) with SEM (Structural
Equation Modeling) and AMOS Software Version 21.0 as an analytical tool.
Research shows that direct government spending a significant negative effect on Economic
Growth and Employment positive effect on both KTI and in KBI. Indirectly through Economic Growth
positive effect on EI, but a negative effect on the KBI. While total positive effect both KTI and in KBI.
Keywords: government spending, investment, employment opportunities, EI and KBI.
PENDAHULUAN
Kesempatan Kerja di Indonesia merupakan hal krusial, yang tidak pernah selaras dengan
jumlah pencari kerja. Akibatnya jumlah pengangguran meningkat, bahkan sekitar setengah juta tenaga
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS
824
๏ฎ
ISSN: 1978-1520
kerja Indonesia mengalir ke luar negeri untuk mencari kerja dan penghidupan layak setiap tahun.
Kondisi ini sangat tidak sesuai dengan Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi “Tiap tiap warga
Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”. Kata kunci untuk mengatasi
pengangguran adalah pembukaan kesempatan kerja seluas luasnya, sementara pengeluaran pemerintah
dan pertumbuhan ekonomi merupakan jawaban untuk pembukaan kesempatan kerja itu.
Faktor ekonomi yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah besarnya porsi
pengeluaran pemerintah, pemerataan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesempatan kerja.Pada
Tabel 1.1 disajikan data (BPS Indonesia, 2014) besarnya Pengeluaran Pemerintah, PDB dan
Kesempatan Kerja dengan pertumbuhannya masing masing di Indonesia dalam kurun waktu mulai
tahun 2001 hingga tahun 2014.
Tabel 1.Pengeluaran Pemerintah, Investasi, Kesempatan Kerja dan Pertumbuhannya di
Indonesia dari tahun 2001-2014
Tahun
Pengel. Pemerintah
(Miliar Rp.)
97.646
110.334
121.404
126.249
134.626
147.564
153.310
169.297
195.834
196.399
219.574
240.873
258.938
264.894
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Kenaikan
(%)
12,9
10,1
3,9
6,6
9,6
3,9
10,4
15,7
0,3
11,8
9,7
7,5
2,3
PDB
(Miliar Rp.)
1.442.985
1.506.124
1.557.171
1.656.517
1.750.815
1.847.127
1.964.327
2.082.456
2.177.742
2.310.690
2.460.885
2.613.460
2.778.108
2.982.425
Kenaikan
(%)
4,4
4,7
5,1
5,7
5,5
6,3
6,0
4,6
6,1
6,5
6,2
6,3
5,7
Kesempatan Kerja
(Orang)
83.729.256
85.320.112
87.367.795
89.289.886
92.415.032
95.177.102
97.583.141
102.049.857
104.485.444
107.405.572
111.281.744
112.802.805
114.021.189
115.959.549
Kenaikan
(%)
1,9
2,4
2,2
3,5
3,0
2,5
4,6
2,4
2,8
3,6
1,4
1,1
1,7
Sumber: Booklet BPS Indonesia 2014.
Berdasarkan data dalam Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa hubungan antara Pengeluaran
Pemerintah, Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja tampak tidak bertumbuh searah, misalnya
dari tahun 2006 ke tahun 2007 Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah turun dari 9,6 persen ke 3,9
persen. Penurunan ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi malah bertumbuh dari 5,5 persen ke 9,3
persen. Kondisi tidak searah ini dalam kurun waktu dari tahun 2001 hingga tahun 2014 (sumbu
horizontal) menurut data dalam Tabel 1 dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti Gambar 1
20
15
PP
10
PE
KK
5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Ekonomi dan kesempatan kerja
Pada Gambar 1 Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah, Pertumbuhan Ekonomi dan
Kesempatan Kerja hubungan kausalitasnya tidak searah dari waktu ke waktu. Berkaitan dengan hal
tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengukur besarnya:
1. Pengaruh
Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomidi Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan
Kawasan Barat Indonesia (KBI). 2.Pengaruh Pengeluaran Pemeritah terhadap Kesempatan Kerja baik
secara langsung maupun secara tidak langsung melalui Pertumbuhan Ekonomi di Kawasan Timur
Indonesia (KTI) dan di Kawasan Barat Indonesia (KBI). 3. Pengaruh Pertumbuhan
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS
๏ฎ
ISSN: 1978-1520
825
EkonomiterhadapKesempatan Kerja di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan di Kawasan Barat
Indonesia (KBI). 4. Perbedaan pengaruh antar kedua wilayah pada 1, 2, dan 3.
Faktor utama yang menentukan sebuah perekonomian mampu menyediakan kesempatan kerja
bagi angkatan kerja adalah pertumbuhan ekonomi[2]. Secara teoritik hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dengan kesempatan kerja dapat dijelaskan menggunakan teori Solow[6] atau teori CobbDouglas[4] dimana pertumbuhan ekonomi akan seiring dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Hal
yang sama juga dalam teori siklus ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi akan selalu seirama dengan
kesempatan kerja[11]. Teori lainnya adalah teori Lewis dan teori Ranis Fei[12]. Kedua teori yang
terakhir ini menjelaskan bahwa surplus dari pertumbuhan ekonomi yang ditanamkan kembali akan
memperluas kesempatan kerja[5].
Pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) adalah bagian dari kebijakan fiscal[14]
yakni suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan
besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah tiap tahunnya yang tercermin dalam dokumen
APBN untuk nasional dan APBD untuk daerah/regional[10]. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah
dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output maupun kesempatan kerja dan memacu
pertumbuhan ekonomi[7].
Berdasarkan teori Keynes[14]pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh empat sektor
pengeluaran yang salah satunya adalah sektor Pengeluaran Pemerintah. Semakin besar pengeluaran
pemerintah dengan sektor sektor pengeluaran lain dianggap konstan akan mendorong peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Teori lainnya adalah teori IS-LM[3]dan teori AD-AS[1]. Pada teori IS-LM,
jika pengeluaran pemerintah meningkat maka akan mendorong kurva IS ke kanan atas yang
menyebabkan titik ekilibrium IS-LM bergeser sehingga suku bunga dan pertumbuhan ekonomi turut
meningkat.
Kerangka Konseptual diawali dengan menyatakan modelfungsional yang dipilih, dilanjutkan
dengan menentukan bentuk fungsi nonlinier dan kemudian mengkonversi menjadi bentuk fungsi linier
yang digunakan untuk menggambarkan kerangka konseptual. Adapun tahapan ini dirangkum dalam
Tabel 3.1
Tabel 2 Bentuk Fungsional, Model Nonlinier dan transformasi Model Linier
Model Fungsional
Y1 = f(X1 , X2 , X3 )
BentukFungsi Nonlinier
e
Y1
α1 (α2 X2 +α3 X3 +ε1 )
= α0 X1 e
Y2 = f(X1 , X2 , X3 , X4 , Y1 )
Y2 = β0 X1 β1 eβ5 Y1 e(β2X2+β3X3+β4X4+ε2 )
X3 = f(X1 , X2 )
๐‘‹4 = ๐‘“(๐‘‹2 , ๐‘Œ1 )
๐‘’ ๐‘‹3 = ๐‘‹1 2
๐‘’ ๐‘‹4 = ๐‘’ ๐‘‹2 ๐‘Œ1
๐‘‹
Bentuk Fungsi Linier
๐’€๐Ÿ = ๐ฅ๐ง ๐œถ๐ŸŽ + ๐œถ๐Ÿ ๐ฅ๐ง ๐‘ฟ๐Ÿ + ๐›‚๐Ÿ ๐— ๐Ÿ + ๐›‚๐Ÿ‘ ๐— ๐Ÿ‘ + ๐›†๐Ÿ
๐˜๐Ÿ∗ = ๐›‚∗๐ŸŽ + ๐›‚๐Ÿ ๐—∗๐Ÿ + ๐›‚๐Ÿ ๐— ๐Ÿ + ๐›‚๐Ÿ‘ ๐— ๐Ÿ‘ + ๐›†๐Ÿ
๐ฅ๐ง ๐’€๐Ÿ = ๐ฅ๐ง ๐œท๐ŸŽ + ๐œท๐Ÿ ๐ฅ๐ง ๐‘ฟ๐Ÿ + ๐œท๐Ÿ“ ๐’€๐Ÿ + ๐›ƒ๐Ÿ ๐— ๐Ÿ + ๐›ƒ๐Ÿ‘ ๐— ๐Ÿ‘ + ๐›ƒ๐Ÿ’ ๐—๐Ÿ’
+ ๐›†๐Ÿ
๐˜๐Ÿ∗ = ๐›ƒ∗๐ŸŽ + ๐›ƒ๐Ÿ ๐— ∗๐Ÿ + ๐›ƒ๐Ÿ“ ๐˜๐Ÿ∗ + ๐›ƒ๐Ÿ ๐— ๐Ÿ + ๐›ƒ๐Ÿ‘ ๐—๐Ÿ‘ + ๐›ƒ๐Ÿ’ ๐— ๐Ÿ’ + ๐›†๐Ÿ
๐‘ฟ๐Ÿ‘ = ๐‘ฟ๐Ÿ ๐ฅ๐ง ๐‘ฟ๐Ÿ = ๐— ๐Ÿ ๐— ∗๐Ÿ
๐‘ฟ๐Ÿ’ = ๐‘ฟ๐Ÿ ๐’€๐Ÿ
Sumber: Dijabarkan sendiri.
Pada gambar 3.1 semua garis hubungan kausalitas yang menuju ke Investasi menggunakan
simbol ๐›ผ. Karena ada sebanyak 3 hubungan, maka koefisien ๐›ผ ada sebanyak 3 buah yaitu ๐›ผ1 ,
๐›ผ2 dan๐›ผ3 . Sementara yang menuju ke Kesempatan Kerja menggunakan simbol ๐›ฝ dan ada sebanyak 5
hubungan yakni kofisien ๐›ฝ1 sampai ๐›ฝ5 . Koefisien koefisien ini merupakan koefisien Slope, ditambah
dengan konstanta Intersep ๐›ผ0∗ dan ๐›ฝ0∗ serta factor residual (error) ๐œ€1 dan ๐œ€2 .
METODE PENELITIAN
Penelitian ini meliputi 34 provinsi di Indonesia, 17 provinsi di Bagian Timur yakni 5 di
Kalimantan, 6 di Sulawesi, 2 di Nusa Tenggara, 2 di Maluku, dan 2 di Papua. Sementara di Kawasan
Barat Indonesia juga 17 provinsi yakni 1 di Bali, 6 di Jawa, 10 di Sumatera. Pembagian menjadi 2
Wilayah ini dimaksudkan untuk melihat Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap kedua wilayah
ini yang diduga memiliki perbedaan yang berdampak pada mengalirnya tenaga kerja dari Kawasan
Timur Indonesia (KTI) ke Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan mengalirnya tenaga kerja Indonesia
sebagai TKI ke luar negeri
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data setting alamiah, sumber data sekunder
dan cara dokumentasi dengan tiga buah variabel Penelitian yakniPengeluaran Pemerintah, Investasi
dan Kesempatan Kerja ditambah sebuah variabel Dummy sebagai pembeda intersep serta dua buah
variabel Kontrol sebagai pembeda Slope antara wilayah KTI dengan wilayah KBI.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS
826
๏ฎ
ISSN: 1978-1520
Penelitian ini menggunakan Struktural Equation Modelling (SEM) dengan persamaan
struktural model fungsional, bentuk fungsi linier hasil konversi seperti yang dinyatakan dalam Tabel 2
dan Gambar 2. Menggunakan panel data sekunder dari 34 provinsi di Indonesia selama 7 tahun dari
tahun 2007 sampai tahun 2013 (BPS,2014). Selanjutnya untuk melakukan analisis data, persamaan
bentuk linier dalam Tabel 2,X 3 dan X 4harus disubstitusi ke dalam Y1∗ dan Y2∗ , diperoleh persamaan
persamaan redce form berbentuk linier
Hasil Penelitian
๐œ‡1 = 28,67; ๐‘ฃ๐‘Ž๐‘Ÿ1 = 0,97
Pengeluaran
Pemerintah
(๐‘ฟ∗๐Ÿ = ๐’๐’๐‘ฟ๐Ÿ )
๐›ผ0∗ = 12,86
Pembeda
Intersep
(๐‘ฟ๐Ÿ )
๐œ€2 =0,53
๐›ฝ2 = −9,25
๐›ผ2 = −0,45
∗ 3 = 213,10
๐œ‡3 = 15,03; ๐‘ฃ๐‘Ž๐‘Ÿ
๐‘‹1
๐›ฝ1 = 0,35
๐›ผ1 = −2,20
(
Pembeda
Slope 1
(๐‘ฟ๐Ÿ‘ = ๐‘ฟ๐Ÿ ๐‘ฟ∗๐Ÿ )
๐›ฝ0∗ = 4,38
๐œ€1 = 12,62
๐œ‡2 = 0,52; ๐‘ฃ๐‘Ž๐‘Ÿ2 = 0,25
๐›ผ3 = −0,03
Pertumbuhan
Ekonomi
(๐’€๐Ÿ )
๐›ฝ5 = −0,05
Kesempatan
Kerja
(๐’€∗๐Ÿ = ๐’๐’๐’€๐Ÿ )
๐›ฝ3 = 0,31
๐›ฝ4 = 0,15
๐œ‡4 = 2,86; ๐‘ฃ๐‘Ž๐‘Ÿ4 = 9,62
Pembeda
Slope 2
(๐‘ฟ๐Ÿ’ = ๐‘ฟ๐Ÿ ๐’€๐Ÿ )
Gambar 4 Hasil Penelitian.
Sumber: Hasil Olah data dengan AMOS V21
Nilai nilai pada setiap garis penghubung “sebab-akibat’ pada gambar merupakan hasil olah
data canggih dari software aplikasi AMOS V21.0 yang dirancang secara khusus untuk dapat
mengolah persamaan persamaan matematika ekonomi yang terdiri atas lebih dari 20 variabel dalam
sejumlah persamaan simultan. Hasil olah data dengan AMOS V21.0 dapat memberikan sejumlah
informasi statistic seperti : Mean, Varian, Slope, Intersep, Standard Error (S.E), Critical Ratio (CR),
Probability(P), Signifikansi (Sig) dan sebagainya. Karena itu persamaan persamaan simultan yang
hampir mustahil dikerjakan secara “manual” dapat dengan mudah bahkan dalam waktu sekejap
dengan menggunakan software aplikasi AMOS V21.0 ini.
Penggunaan software aplikasi AMOS V21.0 ini sangat mudah, walau cara kerjanya pasti
sangat rumit yakni dimulai dengan menggambar diagram hubungan sebab-akibat sesuai fasilitas
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS
๏ฎ
ISSN: 1978-1520
827
menggambar yang disiapkan. Lalu disiapkan file input dalam format Excel. Melalui beberapa tahapan
file excel ini kemudian diinput pada gambar diagram yang sudah tersedia yang menghasilkan output
seperti Gambar 4 diatas dan Tabel 6 dibawah. Perhatikan bahwa penelitian ini hanya terdiri atas 6
variabel saja. Tentu bagi AMOS V21.0 ini merupakan “pekerjaan yang sangat enteng”.
Tabel6Hasil Estimasi Parameter hubungan antar variabel
Variabel
Estimasi Parameter
Endogen
Eksogen
Simbol
Nilai
S.E
C.R
Pertumbuhan
Ekonomi
(๐‘Œ1 )
Kesempatan
Kerja
(๐‘Œ2∗ )
Pengeluaran
Pemerintah
(๐‘‹1∗)
Dummy
(๐‘‹2 )
Kontrol
(๐‘‹3 )
Pengeluaran
Pemerintah
(๐‘‹1∗)
Dummy
(๐‘‹2 )
Kontrol1
(๐‘‹3 )
Kontrol2
(๐‘‹4 )
Pertumbuhan
Ekonomi
(๐‘Œ1 )
P
Sig,๐›ผ(5%
)
๐›ผ1
-0,202
0,237
-0,851
0,395
Tdk Sig
๐›ผ2
-0,446
0,469
-0,951
0,342
Tdk Sig
๐›ผ3
-1,033
0,016
-2,052
0,040
Sig
๐›ฝ1
0,349
0,049
7.196
***
Sig
๐›ฝ2
-9,253
0,096
-96,428
***
Sig
๐›ฝ3
0,308
0,003
93,214
***
Sig
๐›ฝ4
0,149
0,015
9,682
***
Sig
๐›ฝ5
-0,049
0,013
-3,625
***
Sig
Sumber:Hasil Olah Data dengan AMOS V21.
Catatan: Means, Intersepts, Error, Variance semuanya signifikan pada tingkat Sig 5%, kecuali
Intersepts ๐‘Œ1 yang signifikan pada tingkat Sig 10%.
PEMBAHASAN HASIL
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di KBI dan di KTI.
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di KBI adalah -1,23dan
tidak signifikan, sedangkan di KTI adalah -0,20 dan tidak signifikan. Artinya jika Pengeluaran
Pemerintah dinaikkan sebesar 1 persen, maka akan diikuti dengan turunnya pertumbuhan ekonomi
sebesar 1,23 persen di KBI dan 0,2 persen di KTI. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana salah satu
tujuan dari peningkatan pengeluaran pemerintah (Hukum Wagner) adalah perbaikan berbagai
infrastruktur Negara seperti fasilitas transportasi, sarana prasarana pendidikan dan kesehatan sehingga
berguna dalam bergeliatnya berbagai sektor perekonomian, namun yang terjadi justeru seolah olah
perekonomian menjadi lesu sehingga pertumbuhan ekonomi menurun.
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesempatan Kerja di KBI dan di KTI.
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kesempatan Kerja di KBI adalah 0,10 dan
signifikan, sedangkan di KTI adalah -0,05 dan signifikan. Artinya jika pertumbuhan ekonomi
dinaikkan sebesar 1 persen pada kedua kawasan, maka akan diikuti dengan kenaikan Kesempatan
Kerja sebesar 0,10 persen di KBI dan penurunan 0,05 persen di KTI. Hal ini sesuai denganteori di
KBI, tetapi tidak sesuai dengan teori di KTI. Salah satu alasan mengapa hal tersebut terjadi adalah
tertinggalnya pembangunan ekonomi di wilayah KTI dibandingkan di wilayah KBI sehingga
perluasan kesempatan kerja di KBI mendorong tenaga kerja di KTI mengalir ke KBI yang sesuai
dengan teori Myrdal.
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Kesempatan Kerja di KBI dan di KTI.
Pengaruh Total
Pengaruh Total Pengeluaran Pemerintah terhadap Kesempatan Kerja di KBI adalah 0,54
(0,66-0,12) dan signifikan, sedangkan di KTI adalah 0,36 (0,35+0,01) dan signifikan. Artinya jika
Pengeluaran Pemerintah dinaikkan sebesar 1 persen, maka akan diikuti dengan kenaikan Kesempatan
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS
828
ISSN: 1978-1520
๏ฎ
Kerja sebesar 0,54 persen di KBI dan 0,36 persen di KTI. Hal ini sesuai dengan bahwa salah satu
tujuan dari peningkatan pengeluaran pemerintah adalah meningkatkan kesempatan kerja untuk
mengatasi pengangguran.
Perbedaan Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Investasi, Pengeluaran Pemerintah
terhadap Kesempatan Kerja dan Investasi terhadap Kesempatan Kerja di KBI dengan di KTI.
Perbedaan Pengaruh Langsung
Perbedaan Pengaruh Total
Perbedaan Pengaruh Total di KBI dengan di KTI adalah 0,18 artinya pengaruh Pengeluaran
Pemerintah secara total terhadap Kesempatan Kerja di KBI lebih besar daripada di KTI.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil,
pengaruh langsung dan pengaruh totalpengeluaran
pemerintah terhadap kesempatan kerja ternyata lebih besar di KBI daripada di KTI, hanya pengaruh
tidak langsung pengeluaran pemerintah melalui pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja
yang lebih besar di KTI daripada di KBI. Hal ini memberi pesan bahwauntuk pengeluaran pemerintah
dengan porsi persentase yangsama, akan berdampak lebih luas terhadap pembukaan kesempatan kerja
di KBI daripada di KTI. Karena itu dalam upaya untuk pemerataan kesempatan kerja agar migrasi
tenaga kerja dari KTI ke KBI tidak terus mengalir, maka alokasi pengeluaran pemerintah harus
ditingkatkan di KTI..
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adi Raharjo, 2006. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Invstasi Swasta dan Angkatan Kerja
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Semarang Tahun 1982-2003.Jurnal Kajian
konomi, Vol 1, Mei 2004.
[2] Aunur Rofiq. 2013. Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja. diakses pada
http://www.lensaindonesia.com/2013/01/20/pertumbuhan-ekonomi-dan-kesempatan-kerja.html,
tanggal 20 Jan 2014
[3] Bataineh, 2012. The Impact of Government Expenditures on Economic Growth in Jordan.
Journal of International Economics 12..
[4] Chude. Patricia, Nkiru and Izuchukwu, Daniel. 2013. Impact of Government Expenditure on
Economic Growth in Nigeria.International Journal of Business and Management Review. Vol.
1, No. 4, pp 64-71. December 2013.
[5] Grosman,P.J. 1988. Government Expenditure and Economic Growth: An Non Linear
Relationship. Public Choice, Vol.56.
[6] Harijono, Gatot Setio. 2010. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Investasi
terhadap Kesempatan Kerja melalui Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Ekonomi Pembangunan
(Online) Vol. 10, No. 1, 2010, ISSN 1411 6081.
[7] Lapian Agnes L.C.P, 2013. Analisis Faktor Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi dan
Kesempatan Kerja di Provinsi Sulawesi Utara.Disertasi Doktor Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin Makassar.
[8] Lin, 1994. Government Spending and Economic Growth. The Journal of Economic Analysis.
Ahmadu Bello University. Year 1994, Vol. I, Issue II.
[9] Noa, Karley. 2000. Government Investment, Growth and Employment in South
Africa.Journal of Social Development in Africa (2000),15,1.
[10] Nurrohman, Riyadi dan Arifin Zainal. 2010. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan
Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas
Muhammadiah Malang, Vol. 8, No. 1, Juli 2010.
[11] Richard,, Froyen T. 2002. MacroeconomicsnTheorities And Policies (Seventh Edition). USA:
Prentice Hall.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
IJCCS
ISSN: 1978-1520
๏ฎ
829
[12] Riyadi, Nurrochman dan Zainal Arifin. 2010. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan
Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah.Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 8
No. 1, Juli 2010.
[13] Sulistiyanti. 2010. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Terhadap Kesempatan Kerja
Tamatan SMK.Publikasi Ilmiah Universitas Brawijaya Malang.
[14] Todaro, M.P., Smith S. C, 2006. Pembangunan Ekonomi (Edisi Kesembilan). (Drs. Haris
Munandar, MA dan Puji A.L., SE, Pentj). Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Download