Wireles Monitoring BPM dan Suhu Dilengkapi Nurse Call Berbasis PC (Nadya Nezwa Damayanti, Triana Rahmawati, Muhammad Ridha Mak’ruf) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya ABSTRAK Monitoring BPM (Beat Per Menit) dan Suhu merupakan kegiatan pemantauan kondisi pasien secara kontinyu yang membantu tenaga medis dan paramedis memantau perkembangan kondisi pasien (Infoalkes, 2009). Dalam dunia kesehatan pemantauan serta pengukuran BPM dan suhu tubuh sangat penting untuk mengetahui kondisi pasien, karena semakin jauh suhu normal pasien maka akan berpengaruh pada cepat lambatnya jantung pasien dalam memompa darah ke seluruh tubuh (Ratna, Adil, 2011). Selain itu pada umumnya pasien rawat inap disediakan Nurse Call, hal ini untuk mendukung dan memudahkan para perawat dalam melayani pasien pada ruang rawat inap (ayaripersada,2015). Ditinjau dari hal tersebut maka dibuatnya alat dengan menambahkan indikator Hipertermia Hipotermia untuk suhu, dan Bradycardia Tachycardia untuk BPM pada pasien dewasa (20 - >40 tahun) (Informasi Pendidikan). Dimana alat hanya digunakan untuk pasien dewasa. Yang dilengkapi dengan sistem pengiriman data melalui wireless dan menampilkannya pada computer serta terdapat tombol nurse call. Rancangan penelitian menggunakan metode pre-eksperimental dengan jenis penelitian After Only Design. Pengukuran dilakukan sebanyak 5 kali menggunakan pembanding Patient Monitor dan Thermometer digital dengan hasil error yang tidak jauh berbeda, yaitu untuk BPM nilai error sebesar 1,401% dan suhu tubuh nilai error sebesar 0,273%. Dapat disimpulkan bahwa alat ini dikatakan laik digunakan. Kata Kunci : BPM, Suhu, Nurse Call, Wireless 1. 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Monitoring BPM (Beat Per Menit) atau Heart Rate dan Suhu merupakan kegiatan pemantauan kondisi pasien secara kontinyu yang membantu tenaga medis dan paramedis memantau perkembangan kondisi pasien (Infoalkes, 2009). BPM atau Heart Rate merupakan satuan untuk menghitung jumlah detak jantung per satuan menit dengan menggunakan sensor finger yaitu sensor photodioda dan infared yang dijepitkan di jari telunjuk tangan. Sedangkan suhu tubuh merupakan perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar (Sutisna, 2010). Untuk mengukur suhu tubuh pasien yang hasilnya lebih akurat dengan menggunakan sensor LM35 di bagian ketiak. Pada umumnya pasien rawat inap disediakan Nurse Call, hal ini untuk mendukung dan memudahkan para perawat dalam melayani pasien pada ruang rawat inap (ayaripersada,2015). BPM atau Heart Rate merupakan representasi dari denyut nadi per satuan waktu dari suatu objek (Wikipedia, 2010). Biasanya jantung orang dewasa berdetak sebanyak 60 sampai 100 kali per menit pada kondisi istirahat. Apabila detak jantung melebihi dari 100 denyut per menit, orang tersebut diindikasikan menderita kelainan jantung Tachycardia. Sedangkan apabila detak jantung kurang dari 60 denyut per menit, orang tersebut diindikasikan menderita kelainan jantung Bradycardia. Dalam dunia kesehatan pemantauan dan pengukuran suhu tubuh sangat penting untuk mengetahui kondisi pasien. Tubuh sehat mampu memelihara suhu tubuh secara konstan walaupun pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Suhu normal pada orang dewasa berkisar antara 36,5 °C – 37,5 °C (Perawat14, 2013). Apabila suhu tubuh dibawah 36°C diindikasikan menderita Hipotermia, sedangkan apabila suhu tubuh lebih dari 37,5°C diindikasikan menderita Hipertermia. Suhu tubuh memiliki keterkaitan dengan jumlah detak jantung manusia, sedikit perubahan pada suhu tubuh dapat berpengaruh besar dalam kinerja jantung karena semakin jauh suhu normal pasien maka berpengaruh pada cepat lambatnya jantung pasien dalam memompa darah ke seluruh tubuh (Ratna, Adil, 2011). Alat Monitoring Nurse Call Portabel sebelumnya pernah di buat oleh (Afif Ikraria, 2011), kekurangan pada alat ini yaitu masih belum dilengkapi dengan pengukuran BPM dan Suhu. Kemudian dikembangkan oleh Dyah Koirunnisa, 2013 dengan menambah monitoring BPM. Selanjutnya dikembangkan lagi oleh Yogi Yuda Kusuma dan Naja Filashofa Ahmada, 2015 dengan menambahkan Wireless Nurse Call. Ketiga alat monitoring yang pernah dibuat tersebut belum dilengkapi tampilan ke PC. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka penulis ingin memodifikasi dan menyempurnakan alat tersebut dengan menambahkan indikator Hipertermia Hipotermia untuk suhu, dan Bradycardia Tachycardia untuk BPM pada pasien dewasa (20 - >40 tahun) (Informasi Pendidikan). Selain itu alat tersebut akan dilengkapi dengan sistem pengiriman data melalui wireless (tanpa kabel) dan menampilkannya pada komputer, dengan judul “Wireless Monitoring BPM dan Suhu Dilengkapi Nurse Call Berbasis PC”. 1.2 Batasan Masalah Agar tidak terjadi perluasan masalah maka akan di buat batasan masalah tersebut, antara lain : 1.2.1 Perancangan BPM dan Suhu hanya digunakan pada pasien dewasa (20 - >40 tahun). 1.2.2 Peletakan finger sensor sebagai sensor BPM pada jari telunjuk. 1.2.3 Sensor suhu LM35diletakkan pada ketiak (axila). 1.2.4 Pengambilan data BPM dan Suhu per 60 detik selama 10 jam. 1.2.5 Menggunakan catu daya powerbank.. 1.2.6 Terdapat penyimpanan menggunakan database melalui Delphi. 1.2.7 Indikator Nurse Call Buzzer. 1.2.8 Indikator Bradycardia dan Tachycardia, Hipotermia dan Hipertemia hanya ditampilkan pada PC. 1.2.9 Indikator Tachycardia pada PC akan menyala apabila detak jantung melebihi dari 100 denyut per menit. Sedangkan indikator Bradycardia pada PC akan menyala apabila detak jantung kurang dari 60 denyut per menit. 1.2.10 Indikator Hipertermia di PC menyala pada suhu tubuh lebih dari 37°C dan Hipotermia menyala pada suhu tubuh kurang dari 36°C. 1.2.11 Digunakan di ruang perawatan. 1.2.12 Menggunakan rangkaian modul wireless HC-11. 1.2.13 Wireless (Tx) yang digunakan pasien berada pada jarak ±8 meter dari monitor pemantauan (Rx) hal tersebut merupakan batasan maksimum dari jarak uji yang dilakukan agar data yang dikirim dapat diterima dengan baik oleh penerima (Rx). 1.2.14 Hanya untuk 2 pasien 1.3 Rumusan Masalah Dapatkah dibuat alat “Wireless Monitoring BPM dan Suhu Dilengkapi Nurse Call Berbasis PC ?” 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Dibuatnya alat Wireless Monitoring BPM dan Suhu Dilengkapi Nurse Call Berbasis PC. 1.5 1.4.2 Tujuan Khusus 1.4.2.1 Membuat rangkaian heart rate sebagai penghitung denyut jantung. 1.4.2.2 Membuat software untuk mendeteksi BPM dalam keadaan normal atau tidak. 1.4.2.3 Membuat rangkaian sensor suhu. 1.4.2.4 Membuat software untuk mendeteksi Suhu dalam keadaan normal atau tidak. 1.4.2.5 Membuat rangkaian nurse call. 1.4.2.6 Membuat rangkaian mikrokotroller ATMEGA 8 dan programnya. 1.4.2.7 Menghubungkan pada komputer. 1.4.2.8 Melakukan uji fungsi alat. Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis 1.5.1.1 Menambah pengetahuan tentang alat elektromedik khususnya pada bidang diagnostik. 1.5.1.2 Sebagai referensi penelitian selanjutnya. 1.5.2 Manfaat Praktis Memudahkan perawat dalam memonitoring BPM dan Suhu pasien dari jarak jauh sehingga dapat menyelesaikan tugasnya dengan lebih efektif. 2. METODOLOGI 2.1 Blok Diagram Blok Transmitter dan Receiver Cara Kerja Blok Keseluruhan : Blok diagram ini menjelaskan cara kerja alat mulai pembacaan sensor, pengiriman data melalui wireless HC-11 dan tampilan pada PC. Sensor BPM finger akan mendeteksi detak jantung pasien ketika mendapat supply 5volt dari catu daya power bank. Outputan dari BPM finger ini masih kecil dan perlu dikuatkan oleh amplifier dan difilter. Kemudian sensor BPM finger akan mengirim data analog ke IC Mikrokontroler. Sensor suhu LM35 akan mendeteksi suhu tubuh pasien kemudian sensor suhu LM35 akan mengirim data ke IC mikro. Sensor suhu menghasilkan 10 mV setiap kenaikan 1°C. Outputan dari BPM finger dan sensor LM35 akan diolah oleh mikrokontroller melalui pin ADC. Data analog dari sensor akan diubah ke bentuk digital yang kemudian dilakukan pengiriman oleh transmitter HC-11. Pada saat tombol nurse call ditekan maka mikro akan mengolah inputan dari tombol tersebut yang kemudian akan disuarakan pada PC. Modul wireless HC-11 akan menerima data yang telah dikirim dan dihubungkan pada PL-2303 dapat berkomunikasi dengan PC. 2.2 2.2.2 Diagram Alir Receiver Digram Alir Mikrokontroler 2.2.1 Diagram Alir Transmitter Cara kerja Diagram Alir Receiver: Pada diagram alir transmitter setelah dimulai, Receiver akan menerima data serial berurutan sesuai yang dikirimkan oleh transmitter. Kemudian data serial tersebut akan dikonversi dan dikirim ke PC secara bergantian untuk ditampilkan pada dekstop menggunakan aplikasi dhelpi sesuai dengan kode masing-masing. Cara kerja Diagram Alir Transmitter: 2.3 Diagram Mekanik 12 cm Pada diagram alir transmitter setelah inisialisasi, Timer akan bekerja. Dan akan dilakukan pembacaan sensor kemudian dilakukan konversi. Contohnya untuk kode suhu dengan kode “a”. Kemudian akan dilakukan pengiriman oleh transmitter ke receiver. Ketika nurse call ditekan maka mikro akan mengolah inputan dari tombol tersebut yang akan dikirimkan oleh transmitter ke PC berupa outputan suara. 8 cm 4 cm Conector Nurse Call Conector Suhu Conector BPM Gambar 3.4 Diagram Mekanik 2.4 Desain Penelitian Rancangan penelitian model alat ini menggunakan metode pre-eksperimental dengan jenis penelitian After Only Design. Pada rancangan ini, peneliti hanya melihat hasil tanpa mengukur keadaan sebelumnya. Tetapi disini sudah ada kelompok control, walaupun tidak dilakukan rendomisasi. Kelemahan dari rancangan ini adalah tidak tahu keadaan awalnya, sehingga hasil yang didapat sulit disimpulkan. Desain dapat digambarkan sabagai berikut: X O Non Random (-) O =Reatmen/perlakuan yg diberikan (variabel Independen) 0 = Observasi (variabel dependen) ( - ) = Kelompok control 2.6 Definisi Operasional Variabel Dalam kegiatan operasionalnya, variabel-variabel yang digunakan dalam pembuatan modul, baik variabel tekendali, tergantung, dan bebas memiliki fungsifungsi antara lain : Tabel 3.3 Operasional Variabel X 2.5 Variabel 2.5.1 Variabel Bebas Sebagai variabel yaitu denyut jantung dan suhu. 2.5.2 Variabel Tergantung Sebagai variabel terikat adalah finger sensor dan sensor LM35. 2.5.3 Variabel Terkendali Sebagai variabel terkendali yaitu IC Mikrokontroler (ATMEGA8). Variabel Definisi Operasiona l Jumlah denyut jantung pasien yang diperiksa dalam 1 menit Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Finger Sensor 60100bpm = normal; Interv al (bpm) Suhu Tubuh pasien yang diperiksa dalam waktu 1 menit Finger sensor sebagai sensor yang berfungsi mendeteks i denyut jantung manusia Termome ter badan 36,5 °C – 37,5 °C = normal; >36,5 °C – <37,5 °C = abnormal Interv al (0C) Osilosko p, avometer Beat Per Menit Rasio Osilosko p, avometer Derajad Celcius Rasio (mV) (variabel tergantun g) Sensor LM35 sebagai sensor yang berfungsi mendeteksi suhu tubuh manusia. Mikrokon troler (variabel terkendali ) Komponen pengendali sistem yang harus deprogram - 0= ground Nomi nal PC Untuk menampilk an hasil - Denyut Jantung (variabel bebas) Suhu tubuh (Variabel Bebas) Finger Sensor (variabel tergantun g) Sensor LM35 <60bpm & >100bpm = abnormal 1= Vcc - Rasio 2.7 Tempat Pembuatan Modul Tabel 4.1 Pengukuran BPM terhadap Pembanding Tempat pembuatan modul di kampus Politeknik Kesehatan Surabaya Jurusan Teknik Elektromedik di laboratorium Diagnostik. 2.8 Waktu Pembuatan Modul Jadwal kegiatan penulis disusun menurut jadwal kalender Akademik yang ada di Politeknik Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya. 2.9 Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan penulis disusun menurut jadwal kalender Akademik yang ada di Politeknik Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya. Gambar 4.5 Grafik perbandingan hasil BPM alat dengan pembanding Tabel 4.2 Pengukuran Suhu terhadap Pembanding pada Jarak 1 meter Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan 3. PEMBAHASAN 3.1 Pengukuran BPM dan Suhu terhadap Pembanding dengan Pengiriman pada Jarak 1 meter Pengukuran BPM dan Suhu dilakukan sebanyak 6 kali dengan pengiriman pada jarak 1 meter. Pengambilan data setiap 1,5 jam dengan melakukan perbandingan hasil antara modul dan alat pembandingnya yaitu Patient Monitor. Dengan tujuan agar diketahui error pada modul dengan Patient Monitor. Gambar 4.6 Grafik perbandingan hasil Suhu alat dengan pembanding 3.2 Pengukuran Suhu Tubuh terhadap Pembanding dengan Pengiriman pada Jarak 15 meter Pengukuran Suhu Tubuh dilakukan sebanyak 6 kali dengan pengiriman pada jarak 15 meter. Pengambilan data setiap 1,5 jam dengan melakukan perbandingan hasil antara modul dan alat pembandingnya yaitu Thermometer . Dengan tujuan agar diketahui error pada modul dengan Thermometer. Tabel 4.3 Pengukuran Suhu terhadap Pembanding pada Jarak 15 meter Teknik Elektromedik-Poltekkes Kemenkes, Surabaya. Diah Arum Kurniasari, 2015. KTI Monitoring Baby Incubator Berbasis Pc Melalui Transmitter Dan Receiver (Suhu Skin Dan Bpm). Jurusan Teknik Elektromedik-Poltekkes Kemenkes, Surabaya. Infoalkes,2009.http://infoalkes.blogspot.co .id/2009/05/pasien-monitor.html diakses pada tanggal 17 September 2015 Gambar 4.7 Grafik perbandingan hasil Suhu alat dengan pembanding Wikipedia,2010. https://en.wikipedia.org/wiki/Heart_r ate diakses pada tanggal 17 September 2015 DAFTAR PUSTAKA Heri Andrianto, 2008. Pemrograman Mikrokontroler AVR Atmega8, menggunakan bahasa C, Bandung : Informatika. Triwiyanto, 2013. Petunjuk Praktikum AVR-Code Vision Matakuliah. Afif Ikraria, 201. KTI Monitoring Nurse Call Portabel. Jurusan Teknik Elektromedik – Poltekkes Kemenkes, Surabaya. Dyah Khoirunnisa. 2013. KTI Monitoring BPM dan Suhu Tubuh menggunakan Wireless berbasis Mikrokontroller Atmega8. Jurusan Teknik Elektromedik – Poltekkes Kemenkes, Surabaya. Yogi Yuda Kususma, 2015. KTI Wireless Nurse Call dengan Parameter Temperature. Jurusan Teknik Elektromedik-Poltekkes Kemenkes Naja Filashofa Ahmada, 2015. KTI Wireless Nurse Call dengan Parameter BPM. Jurusan Teknik Elektromedik-Poltekkes Kemenkes Putra Wira Merdeka. 2015. KTI Deteksi Cairan Infus Habis Dengan Monitoring Ke Komputer. Jurusan SariIndah,2012.http://sariindah891.blogspo t.co.id/2012/12/suhu-tubuh.html diakses pada tanggal 17 September 2015. Perawat14,2013.http://perawat14.blogspot. co.id/2013/03/makalah-suhutubuh.html diakses pada tanggal 17 September 2015. Maslichah,2011.https://maslichah05.wordp ress.com/2011/05/07/hipertermihipotermi/ diakses pada tanggal 19 september 2015 ZapperHillman,19.54.http://zapperhillman. blogspot.co.id/2011/11/takikardiainformasi-penyakit jantung.html diakses pada tanggal 19 Spetember 2015 Persify,2014.http://www.persify.com/id/pe rspectives/medical-conditionsdiseases/bradikardia-_951000103104 diakses pada tanggal 19 september 2015 Anonim,2012.http://pengertianjantung.blo gspot.co.id/2012/03/pengertianjantung-dan-bagiannya.html, diakses pada tanggal 19 September 2015 Fitri,2013.http://fitrismanda2.blogspot.co.i d/2013/11/bab-5-sistem- sirkulasi.html, diakses pada tanggal 19 September 2015 Anonim,2015. https://insanajisubekti.files.wordpres s.com/2015/07/sk-dan-kd-penjassmpmtssmplb.pdf, diakses pada tanggal 19 September 2015 Anonim,2012.https://zhonie17.wordpress.c om/2012/12/25/perhitungan-denyutnadi/, diakses pada tanggal 19 September 2015 Informasi Pendidikan, . http://www.informasipendidikan.com , diakses tanggal 19 November 2015 http://doktersehat.com/takikardia/, diakses pada tanggal 20 sepetember 2015 http://www.aliexpress.com/cp/oxygenfinger-sensor-online-shopping.html, diakses pada tanggal 20 September 2015 http://www.circuitstoday.com/avr-atmega8 microcontroller-an-introduction, 21 September 2015 Wikipedia, 12:47 https://en.wikipedia.org/wiki/Nurse_call_b utton diakses pada tanggal 7 Oktober 2015. http://www.wvshare.com/product/PL2303USB-UART-Board-mini.html, 8 Oktober 2015 Obengplus.com,http://obengplus.com/artik el/articles/226/1/Menaikan-teganganatau-menurunkan-tegangan-DC-toDC-dengan-LM2596-dan-CN6009untuk--DC-to-DC.html#.V1Z9izHwk1 diakses 7/6/2016 Selasa BIODATA PENULIS NAMA : NADYA NEZWA D. TTL : JOMBANG, 21 NOVEMBER 1994 ALAMAT : JL.BALI 75A JOMBANG