analisis pengaruh penerapan corporate governance dan growth

advertisement
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE DAN GROWTH
OPPORTUNITY PADA HARGA SAHAM PERUSAHAAN DALAM DAFTAR CGPI
YANG DIRILIS IICG PERIODE 2005-2008
Fitra Ramadhani
Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Semakin kompleksnya aktivitas pengelolaan perusahaan maka akan meningkatkan
kebutuhan praktek tata kelola usaha yang baik (Good Corporate Governance) untuk memastikan
bahwa manajemen berjalan dengan baik. Dengan memberikan prioritas terhadap perbaikan
penerapan Corporate Governance, perusahaan – perusahaan dapat mengarah kepada peningkatan
kinerja. Perusahaan yang dikelola dengan baik akan menumbuhkan keyakinan pelanggan dan
memperoleh kepercayaan dari pasar. Dengan kepercayaan yang diperoleh dari pasar diharapkan
dapat memaksimumkan tingkat kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham,
menentukan besarnya balas jasa, menentukan harga saham, serta menilai kinerja perusahaan
untuk memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang bagi para pemegang saham
maupun calon pemegang saham.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
Corporate Governance dan Growth Opportunity dengan harga saham pada perusahaan dalam
daftar CGPI. Ada tiga variabel yang digunakan yaitu: harga saham sebagai dependent variable,
sedangkan Skor CGPI dan Growth Opportunity sebagai independent variable. Metode
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method. Software statistik yang
digunakan adalah software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 14.0 for
Windows dengan Uji F (Anova), Uji T, Regresi Linear Berganda, dan Uji Statistik Korelasi
sebagai alat analisisnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama (Uji F) variabel bebas
mempengaruhi harga saham. Dalam Uji T pengaruh secara parsial (individu) Penerapan
Corporate Governance (Skor CGPI) tidak mempengaruhi harga saham, sedangkan untuk
variabel independen Growth Opportunity dengan harga saham memiliki pengaruh secara
signifikan. Uji korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara Penerapan
Corporate Governance (Skor CGPI) dengan harga saham, sedangkan untuk Growth Opportunity
memiliki hubungan dengan harga saham.
Kata Kunci
: Corporate Governance, Growth Opportunity, Harga Saham
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
Salah satu dasar penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas
pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan. Tujuan dari menganalisis laporan keuangan perusahaan,
yaitu untuk menilai atau mengevaluasi suatu kinerja khususnya manajemen perusahaan
dalam suatu periode akuntansi, serta menentukan strategi apa yang harus diterapkan pada
periode berikutnya jika tujuan perusahaan sebelumnya telah tercapai.
1
Hal ini menyadarkan para pemimpin perusahaan bahwa mengelola suatu perusahaan
dalam abad informasi dengan sistem ekonomi yang bebas dan terbuka menjadi lebih
kompleks. Semakin kompleksnya aktivitas pengelolaan perusahaan maka akan meningkatkan
kebutuhan praktek tata kelola usaha yang baik (Good Corporate Governance) untuk
memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik. Dengan memberikan prioritas terhadap
perbaikan penerapan Corporate Governance, perusahaan – perusahaan dapat mengarah
kepada peningkatan kinerja. Perusahaan yang dikelola dengan baik akan menumbuhkan
keyakinan pelanggan dan memperoleh kepercayaan dari pasar.
Corporate governance merupakan mekanisme pengendalian untuk mengatur dan
mengelola bisnis dengan maksud untuk meningkatkan kemakmuran dan akuntabilitas
perusahaan, yang tujuan akhirnya untuk mewujudkan shareholders value (Lastanti, 2005).
Penerapan prinsip-prinsip corporate governance yang didukung dengan regulasi yang baik,
diharapkan akan mencegah berbagai bentuk ketidakjujuran dalam penyajian laporan
keuangan. Sebagai perusahaan publik yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat
melalui bursa saham, penyajian laporan keuangan kepada stakeholders perusahaan harus
dilaporkan tepat waktu, akurat, dapat dimengerti dan obyektif (Boediono, 2005). Tetapi
adanya perbedaan kepentingan antara dewan komisaris dan direksi sebagai agen dalam
perusahaan dengan kepentingan pemegang saham dapat menyebabkan terjadinya praktek
kecurangan tersebut.
Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep Good Corporate Governance. Pertama,
pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada
waktunya. Kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara
akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan,
kepemilikan, dan stakeholder (Sulistyanto, 2003).
Beberapa penelitian mengenai keterkaitan corporate governance yang diterapkan dalam
suatu perusahaan dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan menunjukkan tidak ada
hubungan. Namun di lain pihak, ditemukan hubungan positif antara indeks corporate
governance dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka akan diambil judul
“ANALISIS PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE DAN
GROWTH OPPORTUNITY PADA HARGA SAHAM PERUSAHAAN DALAM
DAFTAR CGPI YANG DIRILIS IICG PERIODE 2005-2008”.
1.2 Landasan Teori
Dalam lingkungan bisnis di Indonesia, istilah prinsip Good Corporate Governance
(GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik masih relatif baru dikenal sejak satu dekade
terakhir. Prinsip-prinsip GCG mulai menjadi perdebatan dan perbincangan sejak terjadi kasus
ambruknya perusahaan raksasa dunia, seperti Enron, Worldcom di AS, HIH Insurance di
Australia, dan Parmalat di Italia pada awal dekade 2000-an. Hal inilah yang membuka mata
semua kalangan pebisnis dan pemerintahan, terutama negara-negara maju mengenai betapa
pentingnya penerapan prinsip GCG dalam kegiatan bisnis.
Good Corporate Governance
Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) tahun 2001
mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur
2
hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan
dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengendalikan perusahaan, dengan tujuan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
berkepentingan. Sedangkan Menurut The Organization for Economic Corporation and
Development (OECD) corporate governance adalah sistem yang dipergunakan untuk
mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan, mengatur pembagian tugas hak dan
kewajiban mereka para pemegang saham, dewan pengurus, para manager, dan yang
berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan. Berdasarkan dari definisi-definisi di atas,
dapat disimpulkan bahwa corporate governance pada intinya adalah mengenai suatu sistem,
proses, dan seperangkat peraturan yang digunakan untuk mengatur hubungan antara berbagai
pihak yang berkepentingan sehingga dapat mendorong kinerja perusahaan bekerja secara
efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para
pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.
Menurut Daniri (2005) manfaat penerapan corporate governance adalah (1)
Memberikan kerangka acuan yang memungkinkan pengawasan perusahaan berjalan efektif.
(2) Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung pemegang saham
sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen. (3) Mengurangi biaya
modal (cost of capital), yaitu sebagai dampak dari pengelolaan perusahaan yang baik. (4)
Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan citra perusahaan di
mata publik dalam jangka panjang. (5) Menciptakan dukungan para stakeholders (para
pemangku kepentingan) dalam lingkungan perusahaan tersebut terhadap keberadaan
perusahaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan.
Pemeringkatan CGPI
IICG adalah lembaga organisasi independen yang didirikan untuk memasyarakatkan
konsep praktik dan manfaat Corporate Governance kepada dunia usaha khususnya dan
masyarakat luas pada umumnya (www.iicg.co.id).
Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan IICG adalah penilaian penerapan GCG di
Indonesia yang dikenal dengan CGPI (Corporate Governance Perception Index). Corporate
Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan
GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. CGPI diikuti oleh Perusahaan Publik
(Emiten), BUMN, Perbankan, dan Perusahaan Swasta lainnya. Program CGPI secara
konsisten telah diselenggarakan pada setiap tahunnya sejak tahun 2001. CGPI
diselenggarakan oleh IICG sebagai lembaga swadaya masyarakat independen bekerjasama
dengan Majalah SWA sebagai mitra media publikasi.
Program ini dirancang untuk memicu perusahaan dalam meningkatkan kualitas
penerapan konsep Corporate Governance melalui perbaikan yang berkesinambungan
(continous improvement) dengan melaksanakan evaluasi dan melakukan studi banding.
Faktor-faktor yang dinilai dalam CGPI meliputi :
1. Komitmen yang menunjukkan wujud kesungguhan organ perusahaan dalam
merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi sesuai dengan prinsipprinsip GCG, dan kesungguhan ini dapat dirasakan serta dapat mendorong anggota
perusahaan untuk ikut melakukannya.
3
2. Transparansi yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam menyampaikan
berbagai informasi tentang perusahaan secara tepat waktu dan akurat, termasuk informasi
tentang proses merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi strategi yang
dilakukannya, dan kesungguhan ini dapat dirasakan serta dapat mendorong anggota
perusahaan untuk ikut melakukannya.
3. Akuntabilitas yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam
mempertanggungjawabkan seluruh proses pencapaian kinerja secara transparan dan
wajar, termasuk mempertanggungjawabkan seluruh proses dalam merumuskan,
mengimplementasikan serta mengevaluasi trategi, dan kesungguhan ini dapat dirasakan
serta dapat mendorong anggota perusahaan untuk ikut melakukannya.
4. Responsibilitas yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam menjamin
terlaksananya peraturan perundang-undangan dan tanggung jawab terhadap masyarakat
dan lingkungan, termasuk dalam menjamin terlaksananya proses perumusan,
implementasi serta evaluasi strategi secara bertanggung jawab, dan kesungguhan ini
dapat dirasakan serta dapat mendorong anggota perusahaan untuk ikut melakukannya.
5. Independensi yang menunujukkan kesungguhan organ perusahaan dalam menjamin tidak
adanya dominasi atau intervensi dari satu partisipan terhadap partisipan lainnya, termasuk
dalam menjamin tidak adanya dominasi dan intervensi dari satu partisipan manapun
dalam proses merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi, dan
kesungguhan ini dapat dirasakan serta dapat mendorong anggota perusahaan untuk ikut
melakukannya.
6. Keadilan yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam memperhatikan
kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemangku kepentingan lainnya
(stakeholder), termasuk dalam memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan
seluruh stakeholder dalam proses merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
strategi, dan kesungguhan ini dapat dirasakan serta mendorong anggota perusahaan untuk
ikut melaksanakannya.
7. Kompetensi yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam menunjukkan
kemampuannya untuk menggunakan otoritasnya sesuai dengan peran dan fungsinya,
inovatif dan kreatif, termasuk menunjukkan kemampuannya untuk merumuskan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi secara tepat, dan kesungguhan ini dapat
dirasakan serta dapat mendorong anggota perusahaan untuk melakukannya juga.
8. Kepemimpinan yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam menunjukkan
corak kepemimpinan yang dapat mentransformasikan organisasi kearah yang lebih baik,
termasuk dalam menununjukkan corak kepemimpinan yang dapat membimbing
organisasi untuk merumuskan, mengimplementaskani dan mengevaluasi strategi, dan
kesungguhan ini dapat dirasakan serta dapat mendorong anggota perusahaan untuk ikut
melakukannya.
9. Kemampuan Bekerjasama yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam
menunjukkan kemampuan bekerjasamanya untuk mencapai tujuan bersama secara
bermartabat, termasuk dalam menunjukkan kemampuan bekerjasamanya untuk
merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi strategi, dan kesungguhan ini
dapat dirasakan serta dapat mendorong anggota perusahaan untuk ikut melakukannya.
10. Visi, Misi dan Tata Nilai yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan untuk
memahami pokok-pokok yang terkandung di dalam pernyataan visi, misi dan tata nilai
4
perusahaan yang akan menjadi panduan bagi perusahaan dalam merumuskan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi yang dilakukannya, dan kesungguhan
ini dapat dirasakan serta dapat mendorong menumbuhkan keinginan dihati para anggota
perusahaan untuk mencapai pokok-pokok tersebut.
11. Moral dan Etika yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam menerapkan
nilai-nilai moral dan etika dalam setiap proses bisnis sesuai dengan prinsip GCG,
termasuk dalam proses merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi,
dan kesungguhan ini dapat dirasakan serta dapat mendorong anggota perusahaan untuk
ikut melakukannya.
12. Strategi yang menunjukkan kesungguhan organ perusahaan dalam merumuskan,
mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi sebagai respon terhadap perubahan agar
perusahaan dapat mempertahankan kinerjanya secara berkelanjutan, dan kesungguhan ini
dapat dirasakan serta mendorong anggota perusahaan untuk ikut melakukannya.
Tabel 2.1
Rating Skor CGPI
Kategori Skor Penilaian
Predikat
A
> 85 – 100
Sangat Terpercaya
B
> 70 – 85
Terpercaya
C
55 – 70
Cukup Terpercaya
Growth Opportunity (Kesempatan Tumbuh)
Perusahaan yang memiliki kesempatan tumbuh yang tinggi pada umumnya
membutuhkan dana eksternal untuk melakukan ekspansi, sehingga mendorong
perusahaan untuk melakukan perbaikan dalam penerapan corporate governance dalam
rangka untuk menurunkan biaya modal (Darmawati, 2005). Perusahaan yang memiliki
kemampuan tumbuh atau berinvestasi yang tinggi pada akhirnya akan mempengaruhi
kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini, variabel kesempatan tumbuh dilihat dari nilai
Price Earning Ratio (Chen, 2002).
PER (Price Earning Ratio) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. PER yang menjadi ukuran penting sebagai
landasan pertimbangan seorang investor membeli saham sebuah perusahaan merupakan
perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan Earning Per Share (EPS) dari
saham yang bersangkutan. PER yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia
untuk membayar dengan harga saham premium untuk perusahaan.
Kegunaan PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja
perusahaan yang dicerminkan oleh EPSnya. Makin besar PER suatu saham maka harga
saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka
rasio ini biasanya digunakan investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang (Prastowo, 2002).
Perusahaan dengan kesempatan tumbuh yang tinggi biasanya mempunyai PER
yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan
laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
rendah cenderung mempunyai PER yang rendah pula. Semakin rendah harga PER suatu
saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan.
5
PER menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung semakin turun atau karena
meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin kecil nilai PER maka semakin murah
saham tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam
menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan
mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut. Semakin tinggi PER semakin
nampak rendah nilai EPS apabila dibandingkan dengan harga sahamnya (Husnan, 2001:300).
PER
=
Harga Saham
Earning per share
1.3 Pengaruh Penerapan Corporate Governance dan Growth Opportunity terhadap Harga
Saham
Hubungan antara penerapan Corporate Governance dengan variabel dependen seperti
kinerja dan pengelolaan laba masih beragam. Ada yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang positif, ada juga yang menyatakan bahwa Corporate Governance dengan
kinerja tidak terbukti berpengaruh.
1.4 Hipotesis
H0 : Tidak terdapat pengaruh antara Penerapan Corporate Governance dan Growth
Opportunity terhadap harga saham.
H1 : Terdapat pengaruh antara nilai Penerapan Corporate Governance dan Growth
Opportunity terhadap harga saham.
II. METODE PENELITIAN
2.1 Objek Penelitian
Perusahaan yang diambil untuk menjadi objek penelitian ini adalah Perusahaan yang
mengikuti survey CGPI, yaitu program riset dan pemeringkatan penerapan GCG selama 3
tahun dimulai dari 2005-2008 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki
laporan keuangan dan harga saham lengkap. Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 10
perusahaan yang mewakili populasi dan memenuhi syarat di atas, sebagai berikut.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan yang Mengikuti CGPI 3 Tahun
Periode 2005 - 2008
Kode Efek
Nama Perusahaan
ANTM
Aneka Tambang Tbk.
ASGR
Astra Graphia Tbk.
BMRI
Bank Mandiri Tbk.
BNGA
Bank Niaga Tbk.
BNLI
Bank Permata Tbk.
ISAT
Indosat Tbk.
KLBF
Kalbe Farma Tbk.
PJAA
Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
UNTR
United Tractors Tbk.
6
Uji statistik regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut
memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik
multikolineritas, autokorelasi, dan heteroskesdastisitas. Model persamaannya sebagai berikut.
Y = α + βx1 + βx2 + e
Keterangan :
Y = Harga saham (variabel terikat)
x1 = corporate governance (variabel bebas)
x2 = growth opportunity (variabel bebas)
α = Bilangan konstanta
β = Koefisien regresi
e = Kesalahan Pengganggu
III. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
Berdasarkan hasil analisis pada perusahaan yang masuk dalam daftar CGPI sebagai
perusahaan yang sudah menerapkan GCG, terdapat sepuluh perusahaan yang bersedia ikut
dalam pemeringkatan CGPI selama periode 2005-2008. Untuk perhitungan Growth
Opportunity dilihat dari nilai PER pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan
melalui www.idx.co.id.
Berdasarkan hasil analisis uji statisitik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa data
yang diuji terdistribusi secara normal dan terbebas dari uji asumsi klasik multikolineritas, uji
autokorelasi, dan heteroskesdastisitas. Pada pengujian koefisien determinasi menunjukkan
kemampuan penerapan GCG (Skor CGPI) dan Growth Opportunity sebagai variabel bebas
dalam menjelaskan harga saham sangat terbatas, hanya sebesar 27,3%. Hal ini dapat
diartikan bahwa sisanya yaitu 72,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Uji F (ANOVA) menunjukkan bahwa Skor CGPI (penerapan GCG) dengan Growth
Opportunity secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. Semakin tinggi skor
CGPI, menandakan perusahaan telah menerapkan corporate governance dengan baik. Hal ini
dapat menimbulkan kepercayaan para investor untuk menanamkan investasinya sehingga
perusahaan dapat meningkatkan kinerja yang berdampak pada meningkatnya harga saham.
Begitu pun untuk Growth Opportunity yang dilihat berdasarkan nilai PER. Semakin besar
PER berarti akan meningkatkan minat para investor untuk menanamkan modalnya.
Dalam uji T menunjukkan bahwa variabel Skor CGPI secara individu atau parsial tidak
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, hal ini bisa disebabkan karena
pengaruh corporate governance tidak dapat dirasakan secara langsung oleh perusahaan,
melainkan dalam jangka panjang baru dapat terlihat. Sedangkan untuk variabel growth secara
parsial berpengaruh signifikan dengan harga saham. Perusahaan yang memiliki kesempatan
tumbuh tinggi memerlukan dana eksternal untuk melakukan ekspansi, sehingga mendorong
perusahaan untuk melakukan perbaikan dalam kinerjanya guna mendapat investor yang
bersedia menanamkan modalnya. Jika kinerja perusahaan bagus, maka harga saham pun akan
meningkat.
7
Untuk uji regresi linear berganda didapatkan hasil bahwa setiap pengurangan maupun
penambahan sebesar 1 skor Penerapan GCG dan Growth Opportunity, maka akan
menurunkan atau meningkatkan harga saham (Y) sebesar Rp. 11,888,- dan Rp. 246,294,-.
Pada uji koefisien korelasi antara Skor CGPI (penerapan GCG) dengan harga saham
tingkat keeratan korelasinya bersifat sangat lemah. Untuk Koefisien korelasi antara Skor
CGPI (penerapan GCG) dengan Growth
Opportunity (Kesempatan tumbuh) juga
menunjukkan hal serupa, yaitu tidak adanya hubungan antara kedua variabel independen ini.
Sedangkan pada koefisien korelasi antara Growth Opportunity (Kesempatan tumbuh) dengan
harga saham memiliki keeratan korelasi yang kuat.
IV. KESIMPULAN DAN KETERBATASAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Skor CGPI sebagai variabel bebas tidak mempengaruhi harga saham. Hal ini bisa
disebabkan karena respon pasar terhadap implementasi corporate governance tidak bisa
secara langsung melainkan membutuhkan waktu.
2. Growth opportunity (dilihat dari nilai PER) berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham. PER kerap dijadikan indikator oleh investor untuk membuat keputusan investasi
di saham. Semakin rendah PER berarti semakin murah harga saham yang bersangkutan
dan semakin tinggi laba per lembar saham (EPS).
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat dijadikan bahan untuk penelitian
selanjutnya guna memperoleh hasil yang lebih baik. Adapun keterbatasan dalam penelitian
ini, sebagai berikut.
1. Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan yang ikut dalam penilaian penerapan GCG
(CGPI) yang dilakukan oleh IICG periode 2005 s.d. 2008, sehingga sampel yang diambil
masih sangat terbatas.
2. Penelitian ini menggunakan tahun yang sama antara keluarnya pemeringkatan CGPI
dengan laporan keuangan perusahaan. Oleh karena pasar membutuhkan waktu untuk
bereaksi, maka kinerja perusahaan yang tertuang dalam laporan keuangan beberapa
periode berikutnya akan lebih baik untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Artatik, Sri. 2007. Pengaruh EPS dan PER terhadap Return Saham pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Boediono,Gideon SB. 2005. Kualitas laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Jurnal Simposium
Nasional Akuntansi VIII.
Bunarto, Juliana. 2006. Analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)
terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Makanan dan Minuman yang Go
Public. Skripsi. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
8
Daniri, Mas Achmad. 2005. Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya Dalam
Konteks Indonesia. Jakarta: PT Ray Indonesia.
Darmawati, Deni dan Khomsiyah. 2005. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja
Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Effendi, Muhammad. 2008. The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi.
Jakarta: Salemba Empat.
Emirzon, Joni. 2007. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Paradigma Baru dalam
Praktik Bisnis Indonesia. Yogyakarta: Genta Press.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Hakim, Rahman. 2006. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode EVA,
ROA, dan Pengaruhnya terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung
dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia.
Harahap, Sofyan Syafri. 2003. Teori Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartanti, Woro. 2007. Analisa Pengaruh Variabel Struktur Corporate Governance terhadap
Kinerja Perusahaan, Nilai Perusahaan, dan Biaya Agensi. Skripsi. Jakarta: Universitas
Trisakti.
Hidayah, Erna. 2008. Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan antara
Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan analisis Investasi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Lastanti, Hexana Sri. 2005. Hubungan Struktur Corporate Governance dengan Kinerja
Perusahaan dan reaksi Pasar. Skripsi. Jakarta: Universitas Trisakti.
Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007. Pengaruh Corporate Governance terhadap
Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi X.
Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS.
Yogyakarta: ANDI.
Prastowo, Dwi & Yuliaty, Rifky. 2002. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Qomariyah, Tri Listiani. 2009. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Praktek Corporate
Governance terhadap Pengelolaan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index 2004-2007. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance,
Kualitas Laba, dan Nilai Perusahaan. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi IX.
Sulistyanto, Sigit. 2003. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja
Perusahaan dan Biaya Agensi. Skripsi. Jakarta: Universitas Trisakti.
Suranta, Eddy dan Machfoedz, M. 2003. Analisis Struktur Kepemilikan, Nilai Perusahaan,
Investasi dan Ukuran Dewan Direksi. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi VI.
9
Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Edisi I. Yogyakarta:
Ekonosia.
Tjager, I Nyoman dkk. 2003. Corporate Governance: Tantangan dan Kesempatan bagi
Komunitas Bisnis Indonesia. Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi.
Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan (Studi pada Perusahaan Go Publik Sektor
Manufaktur). Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X.
Veronica, Sylvia dan Siddharta. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan
Praktek Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba. Jurnal Simposium Nasional
Akuntansi VIII.
Wardani, Diah Kusuma. 2008. Pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan
di Indonesia. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Warren, Carl S. dkk. 2000. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Widodo, Eko dan Miswanto. 2000. Manajemen Keuangan I. Jakarta: Gunadarma.
Winarto, Wahid Wachyu Adi. 2007. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
www.digilib.petra.ac.id/viewer
www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock
www.idx.co.id
www.iicg.co.id
www.swa.co.id
10
Download