BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan menyajikan

advertisement
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menyajikan hasil penelitiannya dan pembahasan. Hasil
penelitian dan pembahasan yang akan menjawab pertanyaan penelitian ini dengan
mendeskripsikan dan menganalisis mengenai Kualitas Pelayanan Palang Merah
Indonesia (PMI) Provinsi Lampung (Studi Pada Unit Donor Darah Cabang
Pembina Provinsi Lampung). Adapun uraiannya akan disesuaikan berdasarkan
fokus penelitian yang telah dibuat sebelumnya. Sesuai dengan rumusan masalah
yang ingin dijawab yaitu:
(1) Bagaimana Kualitas Pelayanan Palang Merah
Indonesia (PMI) (Studi Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung),
(2) Kendala-kendala apa saja yang menghambat Kualitas Pelayanan Palang Merah
Indonesia (PMI) (Studi Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung.
Pelayanan donor darah termasuk dalam pelayanan kesehatan yang mutlak harus
dipenuhi. Maka dari itu menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 dan
dipertegas oleh Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) Nomor 83 Tahun
2014 bahwa tanggung jawab pemerintah mengenai pelayanan darah yaitu
Pemerintah dan Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mengatur, membina,
dan mengawasi pelayanan darah dalam rangka melindungi masyarakat.
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap pelayanan darah
yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab mendorong penelitian dan
60
pengembangan kegiatan pelayanan darah untuk kepentingan pelayanan kesehatan,
dan pemerintah dan pemerintah daerah juga bertanggung jawab terhadap
pendanaan pelayanan darah dalam rangka jaminan ketersediaan darah dan
kepentingan pelayanan kesehatan. Maka secara sederhana hasil dan pembahasan
dalam penelitian ini akan disajikan secara runtut sebagai berikut:
Fokus 1: Kualitas Pelayanan Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi
Lampung di Unit Donor Darah Cabang Pembina Provinsi Lampung.
Kualitas
pelayanan
sangat
penting
dalam
menyangkut
pelaksanaan
penyelenggaraan pelayanan publik, termasuk dalam organisasi atau institusi
pemerintah sebagai penyedia pelayanan publik seperti pada pelayanan di UDDPMI karena tempat ini merupakan satu-satunya lembaga tempat pelayanan darah,
dengan itu maka kualitas pelayanan darah harus tetap terjaga kualitasnya. Zauhar,
Prasojo, dkk dalam Afrizal (2009: 88) mengungkapkan bahwa, penyelenggaraan
pelayanan yang berkualitas oleh pemerintah sangatlah penting sebab, pemerintah
merupakan tumpuan pelayanan warga negara dalam memperoleh jaminan atas
hak-haknya.
Ini artinya, pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan
harapan masyarakat untuk memperoleh haknya sebagai warga negara. Maka dari
itu untuk memperoleh pemahaman tersebut, telah ditetapkan sepuluh indikator
kualitas pelayanan publik yang menjadi fokus penelitian.
Sepuluh indikator
tersebut yakni, Reliability (konsistensi kerja), Responsiveness (persiapan petugas),
Competence
(pengetahuan),
(sikap/perilaku),
Access
Communication
(kemudahan
(pemberi
informasi),
fasilitas),
Courtesy
Credibility
(dapat
61
dipercaya),
Security
(keamanan),
Understanding/Knowing
the
customer
(memahami kebutuhan pelanggan), Tangibles (bukti fisik).
a.
Reliability
Menurut Parasuranman dan Berry dalam Nasution (2004: 56) reliability
mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja dan kemampuan untuk dipercaya
(dependability).
Hal ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara tepat
semenjak saat pertama.
Selain itu, berarti perusahaan tersebut memenuhi
janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal.
Reliability
berkenaan pula dengan proses dari penetapan tujuan sampai dengan pencapaian
tujuan yang merupakan kinerja dari sebuah organisasi dan bagaimanakah
organisasi melaksanakan peraturan yang telah ada dan dibuat mengenai prosedur
pelayanannya.
Reliability atau konsistensi kerja sangat penting yang harus
dimiliki oleh pegawai, Oleh karena itu penulis menyajikan data untuk mengetahui
bagaimana reliability petugas/pegawai yang dimiliki di UDD-PMI.
Seperti
wawancara yang dilakukan kepada masyarakat yang pernah merasakan pelayanan
donor darah maupun permintaan darah di UDD-PMI Cabang Lampung.
Menurut Niko sebagai anggota masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Petugas dan pegawai yang melayani di bagian donor sudah memahami
dalam memberikan pelayanan karena petugasnya sudah ada ditiap-tiap
bagian seperti pengecekan golongan darah, pengecekan hipertensi, dan
bagian transfusi darah. Pelayanannya juga tidak lama dari pengisian
formulir donor sampai ke pelayanan donor darah. Fasilitas dalam
pelayananya juga sudah baik.”(Hasil wawancara 7 Oktober 2015)
Menurut Yovi sebagai anggota masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Petugasnya memahami dalam memberikan pelayanannya, waktu untuk
donor darah juga hanya sebentar yakni 10-12 menit, dalam memberikan
informasinya juga tidak ribet. Fasilitasnya di UDD-PMI sudah lumayan
62
baik karena disana tempat donornya juga dilengkapi tv, ac jadi nyaman
untuk donor .”(Hasil wawancara 8 Oktober 2015)
Menurut Nindya sebagai anggota masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Sikap petugasnya paham dalam pelayananya, karena mereka sudah dibagi
ditiap-tiap bidangnya. Waktunya juga sebentar sekitar 30 menit, dari
pertama pengisian formulir sampai keluar tidak butuh satu jam.”(Hasil
wawancara 8 Oktober 2015)
Menurut Iid sebagai anggota masyarakat Lampung memberikan komentar
“Saya pertama kali donor di UDD-PMI sini pegawainya cukup
memahami, waktu pelayanannya dari pengisian formulir sampai donor
darah cuman 20 menit saja.”(Hasil wawancara 11 Oktober 2015)
Melalui hasil wawancara dengan para informan masyarakat donor darah
diketahui bahwa, konsistensi atau kemampuan petugas yang dimiliki di UDD-PMI
Cabang Pembina Provinsi Lampung sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari
kemampuan petugas yang melayani masyarakatnya, dan juga tidak keluhan dari
masyarakat mengenai pelayanan donor darah. Fasilitas yang diberikan di tempat
donor darah sudah baik seperti sudah tersedianya TV, dan ruangannya dilengkapi
AC jadi masyarakat sudah merasakan kenyamanan untuk donor darah.
Sementara menurut anggota masyarakat yang pernah meminta darah di UDD-PMI
ini mengatakan bahwa:
Menurut Husnia sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Membutuhkan darah 2 kantong, untuk petugasnya disini sudah
memahami dan mengetahui masalah permintaan darah. Petugasnya
memberikan arahan dengan baik, waktu yang saya butuhkan permintaan
darah hanya 2 jam saja.” (Hasil wawancara 12 Oktober 2015)
Menurut Lestari sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Petugas disini memahami dan mengerti yang saya butuhkan, kalau untuk
persyaratan permintaan darahnya juga dibilang mudah tidak ya sedang
lah.” (hasil wawancara 12 Oktober 2015)
63
Menurut Neti sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Petugasnya lumayan mengerti dan gesit kok kerjanya gak lama,
persyaratan sudah mengerti karena dari rumah sakitnya sudah dikasih
persyaratannya, waktu nya juga gak lama kok mba cuman 1 jam darah
sudah ada.” (Hasil wawancara 15 Oktober 2015)
Menurut Bahrul ilmi sebagai anggota permintaan darah masyarakat Lampung
memberikan komentar:
“Petugasnya menurut saya mengerti tentang tugasnya yang melayani
permintaan darahnya kok mba, namun waktu yang saya butuhkan cukup
lama yakni 8 jam saya menunggu, sedangkan darah itu harus saya
dapatkan karena untuk nenek saya.” (Hasil wawancara 12 Oktober 2015)
Menurut Handoko sebagai anggota permintaan darah masyarakat Lampung
memberikan komentar:
“Petugas dan pegawainya dalam melayani permintaan darah memahami
namun untuk prosesnya lambat, waktu yang dibutukan sangat lama, untuk
meminta darahnya sampai 5 jam, sedangkan kalau tidak ada biayanya
disini terkesan dilambat-lambatin.”(Hasil wawancara 12 Oktober 2015)
Berdasarkan
hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut, diketahui
bahwa pegawai atau petugas pelaksanaan pelayanan permintaan darah sudah
cukup memahami dalam melayani permintaan masyarakat, namun waktu
pelayanan yang didapatkan oleh masyarakat berbeda-beda sesuai dengan
permintaan darah. Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan
peneliti bahwa petugas yang melayani
masyarakat yang menginginkan atau
membutuhkan darah memahami dalam pelayanannya. Namun untuk waktu yang
dibutuhkan berbeda-beda karena sesuai kebutuhan masyarakat dan ketersediaan
darah.
Pelaksanaan pelayanan di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung
petugas/pegawai dalam memberikan pelayanan donor darah serta pengelolaan
64
darah ini terlebih dahulu mereka melakukan pelatihan yang telah di tetapkan
untuk menjadi pegawai di UDD-PMI cabang Pembina Provinsi Lampung.
Seperti hasil wawancara kepada Sri Berdikarina selaku Kepala Sub Kepegawaian
memberikan komentar:
“Dalam pelayanan maupun permintaan darah ini sudah ada Standar
Operasional Prosedur (SOP). Untuk SOP pada pemberian pelayanan
kesehatan darah ada pembagian berdasarkan bidang-bidangnya seperti
pada pendonoran darah yakni, pengecekan HB, tempat pencocokan darah,
dan tempat transfusi darah serta pada pengelolaan yang di laboratorium itu
SOP nya sendiri-sendiri. Pegawai disini dalam memberikan pelayanan
sudah memahami karena disini sudah mempunyai uji kompetensinya. Pada
masalah pelayanan donor darah di UDD sendiri hanya sekitar 10 menit
saja, untuk menjadi dan untuk permintaan darah disini waktunya
bermacam-macam sesuai permintaan masyarakat, karena dalam
permintaan darah diperlukan pengecekan darah. Atas dasar permintaan
tersebut diperlukan uji silang serasi antara contoh darah pasien dengan
contoh darah donor untuk memastikan kecocokannya. Lama pemeriksaan
darah sendiri bisa lebih dari 2 (dua) jam itu stok persediaan darah
tersedia". (hasil wawancara 5 Oktober 2015)
Hal serupa juga di sampaikan oleh Joni Herlambang selaku Humas UDD-PMI
Cabang Pembina Provinsi Lampung memberikan komentar:
“Untuk petugas/pegawai di UDD ini mereka harus memahami dalam
melayani masyarakatnya, dan sesuai dengan SOP yang berdasarkan WHO
yang telah ditetapkan, dan juga dalam pelayanan di Mobile Unit mereka
harus mempunyai uji kompetensi yang terdiri dari dokter dan
perawat.”(Hasil wawancara 22 Oktober 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis temukan dilapangan,
maka dapat diketahui bahwa reliability atau konsistensi kerja yang dimiliki
pegawai di UDD-PMI di pelayanan donor sudah memahami dalam melayani
masyarakatnya, akan tetapi berbeda dengan pelayanan permintaan darah yang
masih ada masalah yakni lama waktu yang dibutuhkan untuk permintaan darah.
Melalui observasi atau pengamatan pelaksanaan pelayanan petugas/pegawai di
65
UDD-PMI melakukan tugasnya sesuai dengan tugas masing-masing.
Hal ini
dilihat dari pelaksanaan di UDD Cabang Pembina Provinsi Lampung ini sudah
memakai SOP berdasarkan WHO dan untuk SOP sendiri sudah ada sesuai dengan
bidang-bidangnya seperti pemerikasaan di laboratarium, pengecekan HB, tempat
pencocokan darah, dan tempat transfusi darah. Pegawai juga sudah memahami
dalam pelaksanaan tugasnya karena sudah diberikan pelatihan. Pelayanan donor
darah sendiri hanya membutuhkan 10 menit namun untuk pelayanan permintaan
darah bisa berbeda-beda tergantung ketersedian darah dan permintaan pasien.
Berikut gambar petugas dalam melayani masyarakat pelayanan donor darah dan
permintaan darah
Gambar 5.1. Gambar petugas yang melayani donor darah dan permintaan
darah
(sumber: Hasil Observasi di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung 22
Oktober 2015)
Sesuai dengan pernyataan, Moenir (2010: 26) yang mengatakan bahwa kegiatan
yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materi
melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka memenuhi
kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Proses pelayanan yang dilakukan
66
seseorang atau sekolompok dalam melayani masyarakat harus sesuai dengan
prosedur dan metode dengan ini maka pegawai atau petugas harus memahami
dalam melaksanakan kewajibannya, karena pelayanan donor darah dan
permintaan darah ini menyangkut kehidupan masyarakat. Pelaksanaan pelayanan
donor darah maupun permintaan darah yang harus dimiliki petugas yaitu
reliability. Reliability berarti konsistensi kerja dan kemampuan untuk dipercaya
sesuai dengan SOP yang ada, sehingga masyarakat percaya pada pelayanan
tersebut.
Dalam hal ini reliability berkaitan dengan kemampuan petugas yang dapat
dipercaya dalam melayani masyarakatnya. Charles Levine dalam Tjipto Atmoko
(2008: 3) mengatakan bahwa reliability adalah pelaksanaan kegiatan organisasi
publik yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau
sesuai dengan kebijakan organisasi baik yang implisit dan eksplisit. Oleh karena
itu penyelenggara pelayanan publik dituntut untuk memberikan pelayanan sesuai
prosedur yang telah ditetapkan. Petugas/pegawai dalam melayani harus
mempunyai reliability yang dapat dipercaya masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa
reliability yang dimiliki oleh
petugas/pegawai yang ada di UDD-PMI sudah memahami dari pelayanan donor,
namun dengan pelayanan permintaan darah masih terdapat masalah yakni lama
waktu yang diberikan oleh petugas dan tidak sesuai dengan SOP yang telah di
tetapkan, SOP yang diberikan yaitu kurang lebih dua jam. Petugas yang di UDDPMI Cabang Pembina Provinsi Lampung sudah memahami sesuai dengan
tugasnya sebagai pelayanan donor darah dan permintaan darah. Pegawai/petugas
67
dalam pelaksanaan pelayanannya sudah melakukan tugas mereka sebagai pelayan
publik dengan melayani keperluan yang dibutuhkan oleh masyarakat donor dan
permintaan darah.
b. Responsiveness
Melalui wawancara yang didapat di lapangan yang dilakukan oleh penulis dalam
pelaksanaan pelayanan ini persiapan petugas harus benar-benar siap dalam
melayani masyarakat karena di UDD-PMI Pembina Provinsi Lampung ini adalah
salah satu pusat tempat pelayanan darah yang ada di Lampung, maka dari sikap
petugas dalam melayani pelayanan ini harus melayani dengan baik. Dari
pelayanan donor maupun permintaan darah. Berikut untuk pendapat pada
pelayanan donor darah.
Menurut Niko sebagai anggota masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Ini pertama kali saya donor, yah kalau untuk donor darahnya petugasnya
responnya sudah baik menurut saya, tidak terlalu lama juga. (Hasil
wawancara 7 Oktober 2015)
Menurut Yovi sebagai anggota masyarakat Lmpung memberikan komentar:
“Petugasnya menurut saya ya sudah lumayan baik dalam melayani,
mereka juga memberika saran-saran setelah donor karena donor darah
sangat bermanfaat bagi tubuh dan juga membantu masyarakat.”(Hasil
wawancara 8 Oktober 2015)
Menurut Nindya sebagai anggota masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Cepet kok petugasnya dalam melayani seperti pengecekan golongan
darah dan Petugasnya juga tidak mengabaikan pendonor yang datang, dan
pendonor juga tidak membutuhkan waktu yang lama. (Hasil wawancara 8
Oktober 2015)
Menurut Lia sebagai anggota donor darah
komentar:
masyarakat Lampung memberi
68
“Pertama kali donor pengisian formulir setelah itu pengecekan golongan
darah namun saat itu petugasnya tidak ada karena pada saat itu
pegawainya sedang pengambilan donor, dan dibagian pelayanan donor
darah hanya 2 orang, jadi pegawainya melakukan waktu yang bertumpuk.”
.”(hasil wawancara 8 Oktober 2015)
Melalui hasil wawancara dengan para informan tersebut, diketahui bahwa
responsiveness dalam memberikan pelayanan di UDD-PMI Cabang Pembina
Provinsi Lampung ini sudah cukup baik dikarenakan masih terdapat masalah
seperti petugas dalam memberikan pelayanannya melakukan pekerjaannya secara
bertumpuk, hal ini akan menjadi penghambat dalam pelayanan yang akan
diberikan.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai permintaan donor darah mengatakan
bahwa:
Menurut Husnia sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“pegawai disini tanggap donk cepet banget malahan ya, karena saya tadi
malam kesini darah itu juga langsung ada, ini pertama kali saya meminta
darah hanya butuh 1 jam saya sudah dapat darahnya.”(Hasil wawancara 12
Oktober 2015)
Menurut Lestari sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Petugas disini merespon dengan baik dalam memberikan permintaan
darahnya mba, saya membutuhkan darah 2 kantong untuk adik saya yang
baru melahirkan, ini pertama kali saya meminta darah di UDD-PMI sini,
untung tidak lama juga darah sudah ada.”(Hasil wawancara 12 Oktober
2015)
Menurut Neti sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Petugasnya sudah cukup lumayan baik lah ya, karena saya sudah ada
syarat-syaratnya yang saya dapat dari RS Urip, jadi mereka langsung
memprosesnya. Saya sudah 2 kali meminta darah disini.”(Hasil
wawancara 15 Oktober 2015)
Menurut Handoko sebagai anggota permintaan darah masyarakat Lampung
memberikan komentar:
“Petugas dan pegawainya dalam melayani permintaan darah responnya
kurang ya soalnya saya membutuhkan darah itu cepet, namun yah relatif
69
ya pegawainya ada yang baik dan gak. Saya disini sudah 3 kali meminta
darah. ”(Hasil wawancara 12 Oktober 2015)
Melalui hasil wawancara dengan beberapa informan di atas, masyarakat
mengatakan bahwa untuk responsiveness atau daya tanggap petugasnya sudah
cukup baik, karena masih terdapat pendapat dari masyarakat yang mengatakan
bahwa dalam pelayanan petugasnya masih ada petugas yang kurang memberikan
respon dengan baik kepada masyarakat.
Untuk pelayanan permintaan darah
petugas melayani dengan cepat sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya dengan
prosedur persyaratan yang sudah lengkap.
Dalam hal ini responsiveness berkaitan dengan daya tanggap yang dimiliki oleh
petugas dalam melayani masyarakat, Agung Kurniawan dalam Pasolong (2008:
199), mengatakan bahwa pelayanan publik adalah pemberian pelayanan
(melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan
pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan.
masyarakat
Dalam hal ini responsiveness yang petugas berikan kepada
sesuai
dengan
kebutuhan
mereka
dan
tidak
mengabaikan
masyarakatnya.
Menurut Parasuranman dan Berry dalam Nasution (2004:56) responsiveness yaitu
kemauan atau persiapan petugas untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Responsiveness sangat diperlukan dalam pelayanan karena merupakan bukti
kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di lapangan, responsiveness petugas
70
yang diberikan pada masyarakat dalam pelayanan donor darah dan permintaan
darah sudah cukup baik.
c.
Competence
Competence dalam hal ini berkaitan dengan ketrampilan dan pengetahuan yang
dimiliki oleh petugas/pegawai di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung
dalam pelayanan publik. Untuk mengetahui bagaimana tingkat Competence yang
dimiliki oleh petugas/pegawai di UDD-PMI Provinsi Lampung. Berikut hasil
wawancara kepada masyarakat donor darah yang ada di UDD-PMI Cabang
Pembina Provinsi Lampung.
Menurut Niko sebagai anggota masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Petugas dan pegawai dalam pelayanan donor petugasnya sudah baik
pengetahuannya dari mulai pengecekan donor, pengecekan HB, dan
penyadapan darah mereka sudah mengerti. Fasilitas dalam pelayananya
juga sudah baik.”(hasil wawancara 7 Oktober 2015)
Menurut Nindya sebagai anggota masyarakat Lampung memberikan komentar:
“petugasnya paham dalam pelayananya, karena mereka sudah dibagi
ditiap-tiap bidangnya.” .”(hasil wawancara 8 Oktober 2015)
Menurut Lia sebagai anggota masyarakat Lampung memberikan komentar:
“petugas dalam pelayanan donor menurut saya belum mengerti, karena
pada saat pengecekan golongan darah mereka kurang yakin dalam
memberikan keterangan golongan darah saya, jadi petugas tersebut
menanyakan ke dokter untuk memastikan.” .”(Hasil wawancara 8 Oktober
2015)
Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa kerja petugas/pegawai dan
tingkat competence yang dimiliki petugas/pegawai di UDD-PMI Cabang Pembina
Provinsi Lampung dalam melayani masyarakat sudah cukup baik karena masih
terdapat bahwa petugas masih ragu dalam memberikan pelayanannya kepada
71
masyarakat. Berikut gambar petugas yang masih melayani masyarakat yang pada
pelayanan donor darah:
Gambar 5.2. Gambar petugas pelayanan donor darah di UDD-PMI Cabang
Pembina Provinsi Lampung pada saat pengecekan golongan darah dan HB:
(sumber: Hasil Observasi di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung 22
Oktober 2015)
Dalam pelaksanaan pelayanan di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung
kinerja petugas untuk melayani di UDD-PMI harus mempunyai ketrampilan dan
pengetahuan dengan baik dalam melayani masyarakat.
Petugas/pegawai di
UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung harus melakukan pelatihan
terlebih dahulu, maka wawancara juga dilakukan kepada Kepala Sub
Kepegawaian bahwa untuk petugas yang melayani di UDD-PMI ini harus terlebih
dahulu melakukan pelatihan selama satu tahun.
72
Hasil wawancara kepada Sri Berdikarina selaku Kepala Sub Kepegawaian UDDPMI Cabang Pembina Provinsi Lampung memberikan komentar:
“Untuk petugas atau pegawainya disini untuk pelatihan atau
pendidikannya mereka sekolah khusus selama satu tahun ya, dan untuk
biaya pelatihannya mereka untuk sementara masih menggunakan mandiri
artinya dengan menggunakan biaya pribadi, kecuali memang kalau untuk
biaya pelatihan yang seperti penaikan pangkat atau untuk biaya kantor.
Kalau untuk sekolah pertama mereka menggunakan biaya sendiri, karena
kami menerima yang sudah jadi. Disini petugasnya termasuk pada
pelatihannya dibagian pengambilan darah yang disebut bagian Aftap itu.
pegawainya harus lulusan perawat dan pegawai itu juga harus mempunyai
uji kompetensinya sendiri.”(Hasil wawancara 5 Oktober 2015)
Berikut ini jumlah pegawai yang ada diUDD-PMI Cabang Pembina Provinsi
Lampung.
Tabel 5.1. Jumlah pegawai UDD Pembina Provinsi Lampung
No
Bidang
SD SLTP SLTA D1 D3 DIV SI S2 Jumlah
1.
Administrasi
2
2.
Teknis
3.
Kontrak
2
9
3
17
1
Jumlah
6
7
5
1
23
24
1
7
54
(Sumber: data UDD-PMI 2015)
Tabel 5.1 merupakan jumlah pegawai yang ada di UDD Cabang Pembina Provinsi
Lampung dengan total keseluruhan pegawai 54 pegawai. Dari data jumlah diatas
berjumlah 54 orang pegawai yang ada di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi
Lampung menempati berbagai bagian yang memang memerlukan karyawan yang
tidak sedikit, apalagi untuk melayani masyarakat UDD-PMI Provinsi Lampung ini
sampai 24 jam. Sehingga memerlukan pegawai yang lebih banyak secara
kuantintas dan lebih handal secara kualitas.
Tabel.5.2. Jadwal Dokter di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung
73
Shift
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
Pagi
Dr.Firman
Dr. Vitra
Dr. Titi
Dr. Vitra
Dr. Titi
Dr. Vitra
Sore
Dr. Ika
Dr. Gilda
Dr. Ika
Dr. Gilda Dr.Fachry Dr.Fachry
(Sumber: data UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung 2015)
Dalam pelaksanaan pelayanan tentunya ada yang bertugas setiap hari di UDDPMI Cabang Pembina Provinsi Lampung.
Hasil wawancara kepada Dimas selaku petugas pelayanan transfusi darah yang
memberikan komentar:
“Saya disini bekerja sudah 3 tahun lulusan dari D3 Keperawatan, untuk
pekerjaan di UDD-PMI kita melakukan pekerjaan sesuai dengan jam kerja
masing-masing. Kalau saya dari jam 08.00-14.00, selanjutnya dilanjutkan
oleh petugas lain.”(Hasil wawancara 22 Oktober 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi bahwa pelaksanaan pelayanan di
UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung bertugas secara bergantian dalam
pelayanan di UDD-PMI karena pelayanan ini 24 jam. Petugas yang ada di UDDPMI juga melakukan pekerjaan secara bergantian sesuai dengan jam yang telah di
tentukan.
Menurut Parasuranman dan Berry dalam Nasution (2004:56) competence yaitu
setiap orang dalam perusahaan memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu.
Setiap perusahaan atau
organisasi bahwa dalam setiap perusahaan terkait dituntut dan harus mempunyai
competence dalam melakukakan tugasnya dengan tujuan bisa memberikan
pelayanannya kepada msyarakat dengan mudah.
Competence yang dimiliki
petugas dalam pelaksanaan pelayanannya harus mempunyai uji kompetensi.
74
Berdasarkan wawancara tersebut bahwa petugas atau pegawai sudah cukup baik
dalam pelaksanaan pelayanannya, karena masih ada petugas yang masih ragu
dalam memberikan pelayanan, dari hasil observasi oleh peneliti dalam
pelaksanaan pelayanan donor darah sudah sesuai dengan tingkat keterampilan dan
pengetahuan yang mereka miliki sesuai dengan bidang-bidang mereka. Dari hasil
wawancara kepada ibu Sri Berdikarina selaku kepala sub bidang mengatakan
bahwa untuk menjadi petugas pelaksanaan pelayanan di UDD-PMI harus
mempunyai uji kompetensi yakni mereka harus pelatihan pendidikan selama satu
tahun namun untuk biaya mereka memakai uang sendiri. Seperti pada bagian
pengambilan darah yang disebut bagian Aftap dan pegawainya harus lulusan dari
perawat dan pegawai tersebut harus mempunyai uji kompetensi sendiri,
sedangkan pada bagian pemeriksaan penyakit-penyakit itu harus orang analis, dan
kemudian yang pengolahan darah itu lulusan dari Pendidikan Teknologi Transfusi
Darah (PTTD).
Namun sekarang ini (PTTD) yang DI disetarakan dengan D3 karena untuk DI
tidak ada lagi, karena dalam pelayanan kesehatan sekarang harus minimal D3.
Dalam hal ini berarti untuk petugas yang ada di UDD-PMI memahamai dengan
baik sesuai dengan bidang-bidang mereka. Namun untuk hasil data tabel di atas
bahwa seluruh jumlah pegawai hanya 54 orang, sedangkan di UDD-PMI ini
sangat membutuhkan banyak dibutuhkan petugas yang competence. Serta hasil
wawancara juga dilakukan kepada dimas selaku petugas pelayanan transfusi darah
yang mengatakan bahwa untuk melayani masyarakat mereka diberikan jam kerja
sesuai dengan jadwal mereka.
75
Petugas/pegawai di UDD-PMI ini harus memiliki keterampilan dan pengetahuan,
diantaranya baik dan rapi, bersikap ramah, sikap selalu siap untuk melayani,
menguasai tugas pekerjaanya, baik tugas yang berkaitan pada bidang-bidangnya,
mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu menangani keluhan masyarakat
sesuai competence.
Secara competence (dalam Moenir, 2010: 88-119) yakni
pelayanan publik didukung oleh beberapa faktor seperti faktor kemampuan dan
keterampilan, hal ini berarti pegawai/petugas pelayanan mampu dalam melakukan
pekerjaan sesuai dengan bidang mereka sehingga dapat memberikan pelayanan
yang berkualitas.
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut bahwa competence yang dimiliki
petugas/pegawai pelayanan di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung
sudah cukup baik, karena masih terdapat petugas ragu dalam memberikan
pelayanannya. Untuk menjadi petugas pelayanan di UDD-PMI mereka harus
melalui uji kompetensi sesuai dengan bidang mereka dan melalui tahap seperti
pendidikan selama satu tahun, namun untuk jumlah petugas yang hanya 54
pegawai, seharusnya di UDD-PMI ini ada penambahan jumlah pegawai karena
untuk pelayanan di UDD-PMI sampai 24 jam. Sehingga memerlukan pegawai
yang lebih banyak secara kuantintas dan lebih handal secara kualitas.
d. Access
Melalui hasil wawancara kepada masyarakat pengguna pelayanan di UDD-PMI,
sejauh ini masyarakat pengguna pelayanan belum ada masalah mengenai
kejelasan informasi. Hal ini seperti lokasi, fasilitas jasa yang mudah dijangkau,
waktu untuk menunggu tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah
76
dipahami, dan lain-lain.
Pelayanan yang didukung dengan access yang mudah
dan jelas maka masyarakat tidak akan kesulitan mengenai prosedur apa saja yang
harus dipenuhi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat permintaan darah sebagai
berikut:
Menurut Lestari sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Saya dari R.S DKT Bandar Lampung meminta darah ke UDD-PMI ini
sesuai rujukan dari dokter, dengan memakai kartu BPJS namun pada hari
minggu untuk pelayanan BPJS tutup jadi ya memakai uang sendiri tetapi
nanti akan diganti.”(Hasil 12 Oktober 2015)
Menurut husnia sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Saya kan meminta darah dari Rs Urip Sumoharjo tadi malem jam 8
langsung dapat hanya satu jam, dan hari ini saya meminta lagi dengan
menghubungi UDD-PMI ini katanya masih ada ditunggu sampai jam satu
tapi kalau untuk saya enggak tau untuk yang lain gimana ya.”(Hasil
wawancara 12 Oktober 2015)
Menurut Neti sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
Ini saya meminta darah alhamdulliah sudah langsung dikasih ya, kalau
untuk syaratnya sudah dikasi sama pihak RS Urip Sumoharjo jadi ya
waktu untuk memprosesnya ya medium menurut saya lama juga gak cepet
juga gak. Ini saya menghubungi untuk meminta darah alhamdulliah masih
ada.”(Hasil wawancara 15 Oktober 2015)
Berikut gambar lokasi pelayanan di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi
Lampung
Gambar 5.3. Gambar lokasi pelayanan di UDD-PMI
(Sumber:Hasil observasi, di UDD-PMI 22 Oktober 2015)
77
Dari hasil observasi diatas access atau kemudahan pelayanan, pelayanan di UDDPMI lumayan terjangkau oleh masyarakat karena letak RS DKT dan Abdoel
Moeloek sangat berdekatan jadi ini akan memudahkan masyarakat dalam
meminta pelayanan, namun untuk dari RS Urip Sumoharjo yang cukup terjangkau
mereka bisa menghubungi langsung petugas UDD-PMI, dan pendapat mereka
mengatakan petugasnya langsung memberikan informasi apa yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Untuk masalah tempat parkir berdarkan hasil observasi penulis
bahwa tempatnya yang sangat kecil ini akan menggangu masyarakat yang akan
buru-buru untuk mendapatkan darah.
Menurut Parasuranman dan Berry dalam Nasution (2004: 56) access meliputi
kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti, lokasi, fasilitas jasa
yang mudah dijangkau, waktu untuk menunggu tidak terlalu lama, saluran
komunikasi perusahaan mudah dipahami, dan lain-lain. Pelayanan yang mudah
dijangkau tidak akan menyulitkan masyarakat yang terburu-buru untuk
mendapatkan darah. Didukung dengan access yang mudah dan jelas maka
masyarakat tidak akan kesulitan mengenai prosedur apa saja yang harus dipenuhi.
Sementara dalam Duadji (2013: 79), mengatakan bahwa terdapat prinsip-prinsip
yang dimiliki birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yakni
seperti, prinsip aksessibilitas yaitu setiap jenis pelayanan harus terjangkau oleh
setiap pengguna pelayanan. Tempat, jarak, dan sistem pelayanan harus sedapat
mungkin dekat dan mudah di jangkau atau di akses oleh pengguna pelayanan.
Dalam hal ini berarti lokasi pelayanan UDD-PMI harus terjangkau oleh
masyarakatnya karena untuk memudahkan masyarakat yang membutuhkan darah
segera. Hal ini berarti dalam pelayanan memberikan kemudahan masyarakat
78
dengan tujuan mereka akan puas dengan pelayanan yang telah diberikan
kepadanya.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan penulis.
Access pelayanan yang ada di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung
cukup terjangkau. Untuk lokasi RS Abdoel Moelok dan RS DKT mereka untuk
permintaan darah cukup dekat dari lokasi di UDD-PMI. Masyarakat yang dari
rumah sakit lainnya seperti RS Urip Sumoharjo, RS Dadi Tjokrodipo, RS Bintang
Amin, RS Imanuel dan RS GMC Gedung Tataan mereka bisa langsung
menghungi on call.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas bahwa access
pelayanan di UDD-PMI Pembina Provinsi lampung cukup terjangkau untuk di
datangi oleh masyarakat yang membutuhkan darah. Namun untuk tempat parkir
seharusnya lebih di perlebar lagi karena banyaknya masyarakat yang memarkir
sepeda motor dan mobil dengan tempat yang kecil dengan tujuan untuk
memudahkan masyarakat yang terburu-buru untuk mendapatkan darah.
e.
Courtesy
Menurut Parasuranman dan Berry dalam Nasution (2004: 56) bahwa courtesy
meliputi dari sikap sopan-santun, respek, perhatian, dan keramahan yang dimiliki
contact
personnel, seperti
resepsionis, operator telepon,
dan
lain-lain.
sikap/perilaku yang ramah dimiliki petugas akan memberikan pelayanan yang
profesional.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan penulis pada tanggal
12 Oktober 2015.
Perilaku atau sikap menerima pelayanannya sudah
menunjukkan perilaku yang ramah dan bersahabat.
79
Seperti Husnia sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Tadi malam kan mendadak juga mau ngurus BPJS pukul 00.00 malam
saya kesini dan pulang jam 02.00 pagi jadi dari RS Urip itu dan mereka
masih mau melayani, tapi karena untuk pelayanan khusus BPJS sudah
tutup, saya harus memakai uang namun nanti akan diganti dengan syarat
kwintasinya jangan sampai hilang.”(Hasil wawancara 12 Oktober 2015)
Kemudian Lestari sebagai masyarkat Lampung memberikan komentar:
“Sebelum meminta darah saya menelepon pihak UDD dan alhamdulillah
ternyata masih ada stok darahnya, jadi hanya menunggu 2 jam an lah.
Karena saya memakai kartu BPJS jadi tidak bayar, namun karena untuk
pelayanan BPJS pada hari sabtu dan minggu tutup jadi memakai uang
pribadi, tapi kata pihak UDD uang tersebut akan diganti.” (Hasil
wawancara 12 Oktober 2015)
Melalui hasil wawancara peneliti di dapatkan bahwa sikap dan perilaku petugas
di UDD-PMI terhadap masyarakat atau yang menerima pelayanan ini sudah
menunjukkan perilaku yang ramah dan bersahabat terhadap keinginan pelayanan.
Hal ini terlihat dari memperlakukan masyarakat dengan baik, karena pada jam
00.00 dini hari ada masyarakat yang meminta pelayanannya mereka masih tetap
menerima dan melayani dengan baik oleh petugas yang ada.
Petugas dalam
pelayanan juga cepat dalam menanggapi kebutuhan masyarakatnya.
Berikut persyaratan pasien rumah sakit yang menggunakan kartu BPJS:
1. Formulir permintaan darah yang telah dilegalisir oleh tim pengendali BPJS
rumah sakit.
2. Pengantar ruangan
3. Photo copy kartu BPJS
4. Surat elegibilitas peserta BPJS dari rumah sakit
Hal ini tingkat courtesy sendiri berkaitan dengan bagaimana sikap atau perilaku
yang dimiliki oleh petugas dalam melayani masyarakatnya.
Sinambela, dkk
80
(2010: 8) mengatakan bahwa pelayanan berkualitas dapat dilakukan dengan
konsep layanan sepenuh hati, yang meliputi emosi, watak, keyakinan, nilai, sudut
pandang, oleh karena itu aparatur pelayanan dituntut untuk memberikan
pelayanan kepada pelanggan dengan sepenuh hati.
Maka dengan ini courtesy
yang dimilik petugas/pegawai di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung
harus dapat melayani masyarakatnya dengan sepenuh hati sehingga pelayanan
yang di berikan berkualitas.
Berdasarkan
pembahasan tersebut melalui hasil wawancara dapat dikatakan
bahwa perilaku dan sikap petugas sudah menunjukkan perilaku yang baik dan
ramah dan sudah mengerti apa yang dibutuhkan masyarakat. Hal ini terlihat dari
wawancara kepada ibu Husni yang mengatakan dia pada tengah malam mendadak
mengurus pelayanan BPJS untuk permintaan darah, akan tetapi karena pada
malam untuk pelayanan BPJS tutup jadi ibu Husnia sementara memakai uang
pribadi, namun uang itu akan diganti dan juga kepada ibu Lestari yang menelepon
pihak UDD dan mereka juga cepat menanggapi kebutuhan masyaraka.
Kemampuan petugas pelayanan di UDD-PMI dalam melakukan hubungan antar
masyarakat sudah baik, dan memahami kebutuhan masyarakatnya dimana petugas
dalam memberikan pelayanan berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
memberikan pelayanan yang baik dan profesional.
f.
Communication
Menurut Parasuranman dan Berry dalam Nasution (2004:56) communicatiobn
artinya memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa yang dapat mereka
pahami serta selalu mendengarkan saran keluhan pelanggan.
Communication
81
yang baik antar petugas dan masyarakat juga akan menentukan keberhasilan
suatu organisasi ataupun perusahaan, communication disampaikan dengan tujuan
yang jelas oleh petugas untuk mendapatkan tanggapan yang baik oleh masyarakat.
Communication yang baik antar petugas dan masyarakat juga akan menentukan
keberhasilan suatu organisasi ataupun perusahaan, communication disampaikan
dengan tujuan yang jelas oleh petugas untuk mendapatkan tanggapan yang baik
oleh masyarakat.
Menurut Nindya sebagai anggota masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Ini merupakan pertama kali saya donor, sebelum melakukan donor darah
saya mengisi formulir terlebih dahulu sesuai dengan syarat-syarat yang
telah di tetapkan, untuk syarat ini kita mengisi formulir dengan beberapa
pertanyaan, selanjutnya baru pengecekan golongan darah, pengecekan HB,
mencuci tangan sampai siku baru kemudian dilakukan penyadapan.”(Hasil
wawancara 8 Oktober 2015)
Menurut Niko sebagai anggota masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Saya baru pertama kali donor darah, untuk syarat-syarat sudah jelas untuk
calon donor karena sudah tertera di tempat pengisian formulir sebelum
dilakukan penyadapan darah.”(Hasil wawancara 7 Oktober 2015)
Kemudian wawancara juga di lakukan kepada Ibu Sri Berdikarina selaku Kepala
Sub Kepegawaian yang memberikan komentar:
“Dalam pelayanan donor darah maupun permintaan darah kita sudah
berikan informasi dimasing-masing tiap loket, disitu semuanya ada seperti
jumlah biaya permintaan, alur permintaan darah dan syarat untuk donor
darah sudah ada. Sedangkan untuk permintaan darah bisa menghubungi
lewat telepon melalui petugas di UDD-PMI, dan di sini juga telah
disediakan alamat website.”(hasil wawancara 5 Oktober 2015)
Melalui hasil wawancara dengan informan masyarakat dan Kepala Sub
Kepegawaian, diketahui bahwa untuk informasi yang diberikan kepada
masyarakat dari pelayanan donor darah serta permintaan darah sudah tertera di
82
tempat-tempat pelayanan. Dalam pelaksanaan pelayanan di UDD-PMI Cabang
Provinsi Lampung khususnya untuk pelayanan permintaan darah, masyarakat
dalam permintaan darah bisa langsung menghubungi melalui telepon. Sejauh ini
masyarakat sudah memahami syarat-syarat untuk donor dan permintaan darah.
Berikut prosedur dan syarat-syarat yang harus di calon pendonor.
Gambar.5.4. Gambar prosedur donor darah sukarela
UDD PMI
Pendaftaran
Donor
Pemeriksaan
Dokter
Pengembilan
Darah
Istirahat/Suplemen
pulang
(Sumber: dari data dokumentasi 2015)
Dari alur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Diminta untuk pendaftaran donor dengan mengisi formulir donor darah
yang berwarna putih yang berisi keterangan mengenai diri dan riwayat
kesehatan pendonor.
2) Petugas pemeriksaan awal, disini akan diperiksa golongan darah, tensi,
berat badan, dan pemeriksaan Hb untuk mengetahui apakah sedang
menderita anemia atau tidak, dan berkonsultasi ke dokter yang memeriksa
mengenai kesehatan pribadi. Kemudian jika memenuhi syarat akan
83
dilanjutkan dengan proses penyadapan. Sebelum penyadapan diharuskan
mencuci tangan kanan dan kiri sampai siku-siku.
3) Penyadapan yang dilakukan oleh petugas yang profesional dibidangnya,
dan kemudian diambil sampel darahnya untuk pemeriksaan ulang
dilaboratarium UDD-PMI. Kemudian jika sudah selesai pendonor istirahat
dan diberikan suplemen/vitamin.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi pendonor sukarela maka
yang harus dipenuhi oleh pendonor sebelum mendonorkan darah, karena syarat ini
akan menentukan kualitas darah yang akan didonorkan, berikut gambar untuk
syarat yang harus dipenuhi adalah :
Gambar.5.5. syarat-syarat calon pendonor dan mitos tentang donor darah
(sumber: Hasil Observasi di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung 22
Oktober 2015)
84
Kemudian untuk mengenai informasi bagaimana permintaan darah beberapa
masyarakat memberikan komentar seperti:
Menurut Neti sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Untuk permintaan darah masalah syarat-syarat sudah paham lah ya,
karena dari pihak rumah sakit juga telah disiapakan. Tempat darah
disediakan dari pihak rumah sakit yang bersangkutan, persyaratannya juga
tidak ribet.”(Hasil wawancara 15 Oktober 2015)
Menurut Lestari sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Syarat-syaratnya sudah paham kan udah di tempel, dan untuk kartu BPJS
juga tertera di loket, jadi sudah mengerti kok dan petugasnya sudah
memberikan informasi jika kita belum paham.”(Hasil wawancara 12
Oktober 2015)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, bahwa untuk communication mengenai
persyaratan apa yang harus di penuhi, masyarakatnya sudah paham, disamping
karena informasi tersebut sudah tertera di tempat/loket pelayanan. Berikut ini
prosedur permintaan darah.
Gambar.5.6. Gambar Prosedur Permintaan Darah
Rumah Sakit
Formulir/sample darah
UDD PMI
Darah dari PMI
Pasien service
Darah dari donor
Pemeriksaan
CrossMatch/
IMLTD
Pembayaran terima
darah
Kembali ke RS
(Sumber: dari data dokumentasi 2015)
85
Dari bagan alur permintaan darah tersebut diatas secara detail dapat dijelaskan
dalam dibawah ini :
1) Pelanggan atau pasien yang datang langsung menuju ke lobi UDD-PMI
dan menyerahkan surat-surat dan contoh darah yang sudah diberikan dari
pihak Rumah Sakit yang bersangkutan serta surta pengantar atau surat
permintaan darah dari RS/Dokter yang merawat pasien, tahap ini pasien
langsung terlibat dalam proses pelayanan, karena bertatapan langsung
dengan petugas. Tahap ini masyarakat akan diberi pilihan yaitu memakai
darah dari stok di UDD atau donor dari pasien.
2) Jika masyarakat memilih darah dari stok di UDD-PMI maka langsung
menuju proses Crossmatch .
3) Pada proses Crossmatch yakni darah donor yang telah dimiliki oleh UDDPMI dicampur dengan contoh darah dari resipien yang dibawa oleh rumah
sakit.
Kita
campur
sedemikian
rupa
jika
terjadi
reaksi
yang
membahayakan bagi pasien maka darah donor tersebut harus diganti
dengan yang lain, proses ini memakan waktu antara 1,5-2 jam.
4) Setelah darah diterima maka masyarakat langsung membayar di loket yang
telah disediakan, kemudian kembali ke rumah sakit.
Persyaratan untuk permintaan darah :
1. Dokter yang merawat harus mengisi formulir khusus rangkap 4 atau 5
untuk permintaan darah secara lengkap antara lain jenis darah yang
diminta.
2. Formulir dan contoh darah dikirim ke bank darah di rumah sakit atau ke
laboratarium UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung.
86
3. Atas dasar permintaan tersebut diadakan uji silang serasi antara contoh
darah pasien dengan contoh darah donor untuk memastikan kecocokannya.
4. Lama pemeriksaan kurang lebih 2 jam bila stok darah persedian tersedia.
Persyaratan-persyaratan di atas seperti pada pelayanan donor darah dan
permintaan darah masyarakat sudah mengetahui, hal ini persyaratan tersebut
sudah di buat di tempat pelayanan. Supaya masyarakat paham mengenai syarat
apa saja yang harus mereka penuhi.
Berdasarkan dari informasi yang di dapatkan peneliti mengenai pelayanan yang
ada di UDD-PMI untuk persyaratan-persyaratan dalam pelayanan donor darah
maupun permintaan darah dalam dokumen diatas diberitahukan kepada
masyarakat donor darah dan permintaan darah melalui brosur-brosur yang
diterima jika kita ke UDD-PMI untuk donor dan meminta darah. Kemudian
syarat-syarat tersebut juga tertera di tempat pelayanannya.
Communication yang petugas berikan kepada masyarakat harus mudah di pahami
oleh masyarakat seperti pelayanan untuk donor darah dan permintaan darah.
Setiap masyarakatnya dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan dan informasi
mengenai pelayanan donor darah dan permintaan darah, hal ini juga berkaitan
dengan bagaimana cara masyarakat mengetahui informasi yakni donor darah dan
permintaan darah, misalnya syarat-syarat yang dibutuhkan apa saja, dan
prosedurnya bagaimana.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi, untuk persyaratan yang diberikan pada calon donor darah cukup
mudah karena di sana sudah tertera di tempat donor darah, sedangkan untuk
87
pelayanan permintaan darah mereka dapat langsung meminta pelayanan jika
persyaratan dari pihak rumah sakit sudah lengkap.
Berdasarkan pembahasan di atas pelaksanaan donor darah dan permintaan darah
di UDD-PMI Pembina Provinsi Lampung sudah baik, dimana persyaratanpersyaratan pelayanan sudah tertera di tempat pelayanan, dan untuk kebutuhan
pelayanan permintaan darah mereka dapat langsung menghubungi petugasnya.
Namun berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti
bahwa media yang diberikan di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung
hanya lewat telepon saja, sedangkan media seperti website tidak digunakan sama
sekali.
Communication yang petugas berikan untuk memberikan pelayanan merupakan
faktor yang sangat penting untuk menjaga hubungan yang baik agar masyarakat
mengerti dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas, misalnya seperti gerak
tubuh, raut wajah, pakaian, komunikasi, bahasa yang mudah di mengerti
merupakan hal yang penting yang harus dimiliki tiap-tiap petugas atau aparatur
sebagai penunjang keberhasilan suatu kualitas pelayanan yang baik.
g.
Credibility
Credibility ini sangat penting untuk kepentingan masyarakat, karena jika ini
dijalankan dengan baik maka secara langsung akan menarik kepercayaan
masyarakat dapat terwujud, dalam hal menarik kepercayaan masyarakat ini adalah
upaya yang sangat penting.
Menurut ibu Sri Berdiarina selaku Kepala Sub Bagian mengatakan :
88
“Bahwa untuk besaran biaya permintaan darah ini sejumlah Rp 360.000,00
/kantong darah, besaran ini ditentukan oleh nasional. Biaya yang dimaksud
bukan biaya beli darah namun biaya pengganti pengelolaan darah.”(hasil
wawancara 5 Oktober 2015)
Sebagai penjelas tentang rincian biaya-biaya permintaan darah, maka pihak UDDPMI Cabang Pembina Provinsi Lampung telah memasang daftar rincian biayanya
di ruang tempat permintaan darah atau diloket. Tujuannya agar masyarakat
mengetahui seberapa besar kebutuhan pengelolaan darah. Jumlah pengganti biaya
pengelolaan darah tersebut sebagai berikut :
Tabel 5.2. Biaya Pengganti Pengelolaan Darah UDD-PMI Cabang Pembina
Provinsi Lampung
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Komponen BPPD
Kantong darah
Pemeriksaan Hepatitis B
Pemerisaan Hepatitis C
Pemeriksan HIV
Pemeriksaan Syphilis
Crossmatch (Metode Gell Test)
Px golongan darah + Hb
Bahan penunjang laboratorium
Service donor
Jasa
Listrik/telepon
Sampah/limbah
Penunjang operasional
Biaya pemeliharaan alat
Biaya pembinaan
Biaya administrasi
Jumlah
(Rp)
50.000,17.000,46.000,30.000,18.000,60.000,13.000,10.000,15.000,45.000,6.000,5.000,10.000,10.000,15.000,10.000,Rp 360.000,-
Sumber: data dokumen 2015
Pemeriksaan lain-lain :
1. Pemeriksaan Crossmatching Gell Test
2. Pemeriksaan Coomb Test
3. Pemeriksaan Titer rendah
: Rp 60.000,: Rp 300.000,: Rp 10.000,-
89
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus
Konfirmasi golongan darah
Biaya typing pasien Polycitemia
Thromboperesis
Leokoperesis
Plasmapheresis
: Rp 10.000,: Rp 35.000,: Rp 75.000,: Rp 3.500.000,: Rp 4.000.000,: Rp 4.000.000,-
Seperti hasil wawancara kepada masyarakat ketika sedang menunggu panggilan
untuk pengambilan darah:
Menurut Husnia sebagai Masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Untuk permintaan darah 2 kantong, untuk masalah harga satu kantong Rp
360.000,- mba. Namun saya kan pake kartu BPJS jadi tidak dikenain biaya
pemeriksaan.” (Hasil wawancara 12 Oktober 2015)
Menurut Lestari sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Biaya uang untuk permintaan darah yaitu Rp 360.000,- untuk perkantong.
Saya meminta darah ini kemarin satu kantong dan sekarang satu
kantong.”(Hasil wawancara 12 Oktober 2015
Menurut Neti sebagai masyarakat Lampung memberikan komentar:
“Saya pernah meminta darah disini sudah 3 kali tapi untuk yang pertama
bukan saya, ada dari pihak keluarga lain dan yang kemarin dan sekarang
saya yang memninta. Untuk biaya jumlah satu kantong itu Rp 360.000,.”(Hasil wawancara 15 Oktober 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi tersebut bahwa masyarakat sudah
jelas dengan jumlah biaya untuk satu kantong darah, dan sudah ada kesesuain
jumlah biaya dari pihak UDD dan masyarakat. Sikap jujur dari petugas juga
sudah diterapkan karena ini di lihat dari tidak di pungutnya bagi pengguna
pelayanan BPJS.
Peningkatan kualitas pelayanan ini terutama juga di lihat dari credibility atau
sikap yang jujur yang dapat di percaya yang di miliki petugas dari adanya
kesesuaian dengan biaya yang telah di tetapkan.
Sikap ini harus selalu di
90
pertahankan oleh petugas untuk menarik kepercayaan masyarakatnya karena
UDD-PMI ini merupakan satu-satunya tempat penyelenggara pelayanan darah.
Menurut Parasuranman dan Berry dalam Nasution (2004:56) Credibility, yaitu
sifat jujur dan dapat dipercaya.
Kredibilitas mencakup nama dan reputasi
perusahaan, karakteristik pribadi, contact personal, dan interaksi dengan
pelanggan. Jika sikap ini dijalankan maka secara tidak langsung akan menarik
kepercayaan masyarakatnya, karena upaya menarik kepercayaan masyarakat
sangat penting.
Dalam pelaksanaan pelayanan di UDD-PMI Credibility yang harus di miliki oleh
petugas UDD-PMI sebagai pelayan publik yang baik, selalu mementingkan
kebutuhan masyarakatnya.
Petugas yang bersikap jujur dan di percaya akan
menarik kepercayaan masyarakat dalam pelayanan, karena dalam upaya menarik
kepercayaan masyarakat dengan pelayanan yang di berikan sangat penting yang
menjadikan pelayanan tersebut berkualitas. Sesuai dengan pendapat Inu dan
kawan-kawan
dalam Sinambela, dkk ( 2011: 05),
bahwa publik sejumlah
manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap atau
tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa
memiliki.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi bahwa adanya
kesesuaian biaya sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hal ini juga dilihat dari
tidak dipungutnya biaya permintaan darah untuk pengguna kartu BPJS. Pengguna
BPJS adalah program Kementrian kesehatan yang menggratiskan masyarakat
91
untuk memperoleh masyarakat, jadi untuk sikap jujur petugas pelaksana
pelayanan sudah cukup baik.
Berdasarkan pembahasan di atas dalam pelaksanaan pelayanan di UDD-PMI
Cabang Pembina Provinsi Lampung sudah baik, hal ini di lihat dari tingkat
credibility yang dimiliki petugas sudah ada kesesuaian dengan biaya yang telah di
tetapkan yakni RP 360.000,- untuk per kantong darah. Pengguna BPJS juga tidak
di kenakan biaya jika persyaratan sudah terpenuhi. Namun untuk meminta darah
dengan menggunakan kartu BPJS di batasi waktu pelayanannya yaitu, hari seninjum’at pada jam 08:00-14:00 dan untuk hari sabtu dan minggu pelayanan BPJS
tutup.
h. Security
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis dilapangan dalam unit
penyelenggara pelayanan kesehatan sepeti di UDD-PMI sebagai tempat
penyelenggara donor darah dan permintaan darah, terjaminnya tingkat keamanan
adalah salah satu faktor yang benar-benar harus dipenuhi. Sehingga masyarakat
yang merasakan tenang dan nyaman terhindar resiko-resiko dan bahaya.
Menurut ibu Sri Bersikarina selaku Kepala Sub Kepegawaian mengatakan bahwa:
“Disini semua alat sudah cukup, baik untuk pelayanan donor dan
permintaan darah, dan fasilitas dan sarana dan prasarana disini sudah
cukup.”(hasil wawancara 5 Oktober 2015)
Selanjutnya bapak Joni Herlambang selaku Humas mengatakan :
“Menurut saya untuk peralatan Bank darah dan alat-alat laboratorium
sudah cukup memadai, karena disini sudah memenuhi syarat berdasarkan
SOP, bahkan disini terlengkap se-Provinsi Lampung. ”(hasil wawancara
22 Oktober 2015)
92
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan peneliti dalam hal keamanan
sudah baik, hal ini dilihat dari peralatan pengambilan darah maupun pengelolaan
darah sudah lengkap karena menurut responden yang mengatakan peralatan sudah
memadai sesuai dengan SOP.
Standar Operasional Prosedur di UDD-PMI
berdasarkan WHO (World Healths Organization)
Berikut beberapa peralatan pengambilan donor darah dan pengelolaan darah di
UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung :
Gambar.5.7. gambar peralatan pengambilan donor darah di UDD-PMI
Cabang Pembina Provinsi Lampung
(sumber: hasil observasi, tempat pelayanan pengambilan donor darah UDD
UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung, 22 Oktober 2015)
Pada gambar diatas adalah proses-proses pengambilan darah donor masyarakat,
seperti alat berat badan, pemeriksaan Hb, dan alat transfusi darah. Untuk transfusi
darah sendiri disini ditangani oleh petugas yang ahli dalam bidangnya, kemudian
memberikan label dikantong pendonor, dan diambil sample darahnya untuk
pemeriksaan ulang dilaboratorium di UDD-PMI.
Gambar.5.8. Gambar peralatan pengelolaan darah yang ada di laboratorium
di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung
93
(sumber: hasil observasi, laboratorium UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi
Lampung, 22 Oktober 2015)
Gambar diatas merupakan alat pengelolaan darah yang ada di laboratorium UDDPMI Cabang Pembina Provinsi dimana sebelum darah diberikan kepasien, darah
tersebut diperiksa uji saring terhadap Hepatitis B,C, serta pemeriksaan HIV dan
safilis, setelah itu pemeriksaan golongan darah. Darah tersebut harus diolah
terlebih dahulu dan diolah menjadi komponen darah. Penyimpanan darah sesuai
dengan suhu optimal masing-masing komponen.
Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat di lihat dari Peralatan yang ada di
UDD-PMI baik dari di tempat pelayanan donor darah maupun pengelolaan yang
ada di laboratorium. UDD-PMI juga tidak pernah ada kasus yang berbahaya
seperti pada pelayanan donor darah. Melihat dari pelayanan dan peralatan yang
94
digunakan pada saat proses pengambilan darah maupun permintaan darah
menurut peneliti sudah aman karena sudah sesuai dengan SOP yang berlaku.
Security yang ada di UDD-PMI Menurut Parasuranman dan Berry dalam Nasution
(2004:56) yakni harus aman dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Aspek ini
meliputi keamanan secara fisik, keamanan finansial, dan kerahasian. Terjaminnya
tingkat keamanan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan
sehingga masyarakat pengguna pelayanannya merasa tenang dengan resiko-resiko
yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
Bedasarkan pembahasan di atas, tingkat Security di UDD-PMI sudah aman dari
bahaya dan resiko karena untuk peralatan itu sesuai dengan SOP yang
berdasarkan dengan WHO. Peralatan yang ada di UDD-PMI juga terlengkap seprovinsi Lampung. Disamping itu juga di UDD-PMI juga tidak pernah ada kasus
yang berbahaya seperti pada pelayanan donor darah. Melihat dari pelayanan dan
peralatan yang digunakan pada saat proses pengambilan darah maupun
permintaan darah menurut peneliti sudah aman. Terjaminnya tingkat keamanan
unit penyelenggara pelayanan di UDD-PMI yang di gunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko
yang yang di akibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
i.
Understanding/knowing the customer
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan penulis, sejauh ini
tingkat usaha untuk memenuhi kebutuhan sudah dilakukan oleh pihak UDD-PMI
Cabang Pembina Provinsi Lampung. Memenuhi kebutuhan disini harus wajib
95
dipenuhi karena masyarakat yang membutuhkan darah ini merupakan orang yang
sakit dan sangat membutuhkan pertolongan.
Menurut ibu Sri Berdikarina selaku Kapala Sub Kepegawaian
“Untuk jumlah permintaan darah rata-rata perbulan kita melayani sampai
3.500/kantong darah, yah memang kadang-kadang tapi tidak dibawah
jumlah 3.500 itu. Namun perkantong darah itu bukan bukan untuk 3.500
pasien, karena pasien yang operasi seperti operasi kepala kan bisa sampai
membutuhkan 20-30 /kantong. Operasi dibagian kepala ini begitu kepala
dibuka darah harus mengalir dan jangan sampai kering.” (hasil wawancara
5 Oktober 2015)
Tabel.5.3. jumlah donor sukarela dan pengganti tahun 2015
No Bulan
Sukarela
1. Januari
2.365
2. Febuari
2.325
3. Maret
3.473
4. April
3.203
5. Mei
2.453
6. Juni
219
7. Juli
100
8. Agustus
2.184
9. September
2.534
(Sumber: diolah penulis 2015)
Pengganti
825
783
678
518
1.144
1.237
2.078
1.481
935
Jumlah
3.190
3.108
4.151
3.721
3.597
3.429
3.083
3.665
3.469
Berdasarkan data tabel diatas yang dimaksud dengan donor sukarela adalah
seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela tanpa pamrih untuk
berkepentingan masyarakat tanpa membedakan agama, suku, bangsa, golongan,
warna kulit, dan jenis kelamin. Sedangkan donor pengganti yakni donor yang
menyumbangkan darah untuk keluarga/kerabat dengan menggantikan persediaan
di UDD-PMI dengan golongan darah tidak harus sama dengan pasien. Jumlah
tersebut belum memenuhi kebutuhan masyarakat karena untuk rata-rata perbulan
saja permintaan darah mencapai 3.500/kantong dan tidak berada dibawah jumlah
tersebut.
96
Selanjutnya untuk masalah persediaan darah di UDD-PMI menurut Bapak Joni
Herlambang selaku Pelestarian donor darah atau Humas UDD-PMI Cabang
Pembina Provinsi Lampung, memberi komentar :
“Kalau untuk mengatasi masalah stok darah yakni menghimbau instansiinstansi, ke kampus, ataupun organisasi-organisasi lain. terkadang juga
dari pihak mereka menghubungi kekita dan 3 bulan sekali itu mengirim
surat.”(hasil wawancara 22 Oktober 2015)
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa dalam memenuhi kebutuhan yakni
persediaan darah sudah di lakukan oleh pihak UDD-PMI. Pelaksanaan mencari
donor darah juga sudah di lakukan di berbagai instansi, kampus maupun ke
organisasi-organisasi lain, akan tetapi persedian darah di UDD-PMI ini belum
memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Menurut Parasuranman dan Berry dalam Nasution (2004: 56) bahwa dalam
Understanding/knowing the customer yaitu usaha untuk memahami kebutuhan
pelanggan. Dalam hal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sangat penting
yang harus di lakukan oleh penyelenggara pelayanan di UDD-PMI, mengingat
kebutuhan darah merupakan hal yang mutlak dan harus penuhi karena untuk
menyelamatkan nyawa seseorang serta dapat mensejahterakan hidup masyarakat.
Menurut UU Nomor 25 Tahun 2009 dalam pelayanan publik, adalah kegiatan
untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan untuk setiap warga negara atas barang yang di sediakan oleh
penyelenggara pelayanan. Kemudian di pertegas lagi oleh Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 2011 tentang transfusi darah, dalam upaya memenuhi
ketersediaan darah. Peraturan pemerintah ini di sesuaikan dengan perkembangan
kebijakan, sumber daya, ilmu pengetahuan dan teknologi pelayanan.
97
Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan penulis di lapangan dengan Kepala
Bidang dan Pelesatarian donor atau Humas bahwa setiap bulannya permintaan
darah sampai 3.500/kantong dan itu bukan termasuk 3.500 pasien. Permintaan
darah setiap pasien berbeda-beda yakni bisa mencapai 20-30 perkantong untuk
satu pasien. Pada tahun ini untuk jumlah permintaan darah kurang mememnuhi
kebutuhan masyarakat, mengingat permintaan darah semakin bertambah banyak
sedangkan pendonor sukarela sedikit. Untuk jumlah donor pengganti banyak pada
bulan Juli, ini yang menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat tentang donor
darah.
Berdasarkan pembahasan tersebut, understanding/knowing the customer di UDDPMI Cabang Pembina Provinsi Lampung belum memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Terlihat dari jumlah permintaan darah masyarakat semakin hari
bertambah, dan dari data tersebut diketahui jumlah donor pengganti lebih banyak
pada bulan Juli, ini merupakan faktor kurangnya kesadaran masyarakat tentang
donor darah, sosialisasi donor darah juga belum menyeluruh.
j. Tangibles
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan langsung oleh penulis pada tanggal
22 Oktober 2015, melihat langsung pada fasilitas fisik, personil dan komunikasi
pada UDD-PMI Cabang Provinsi Lampung kecuali peralatan di laboratorium.
Berikut beberapa fasilitas-fasilitas pendukung pelayanan donor darah dan
permintaan darah di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung :
a) Ruang pelayanan donor darah dan permintaan darah
98
1. Ruang pelayanan donor terdiri dari, ruang tunggu donor, ruang seleksi
donor, ruang pemeriksaan dokter, ruang pengambilan darah, ruang
pemulihan donor.
2. Ruang laboratorium terdiri dari, ruang laboratorium uji saring, ruang
laboratorium serolagi, ruang produksi komponen.
Ruang penyimpanan darah terdiri dari, ruang penyimpanan darah dan
penyimpanan darah karantina.
3. Ruang distribusi seperti ruang tunggu permintaan darah.
4. Ruang administrasi terdiri dari, ruang Kepala UD-PMI, ruang petugas
UDD-PMI.
5. Ruang pertemuan yakni khusus untuk UDD di RS, ruangan ini dapat
bergabung dengan ruang pertemuan rumah sakit.
6. Kamar mandi/wc
b) Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penyadapan
1. Tempat tidur
2. Timbangan darah
3. Tensi meter, pean, hand sealer, gunteting, spidol, rak tabung, tempat
pinset, kantong darah, alkohol, tabung sample darah dan penutup,
kassa steril, tensoplast.
c) Sarana penunjang
1. Komputer
2. Printer
3. Alat tulis kantor
4. Mobil donor, genset
99
5. Alamat website
Gambar.5.9. Gambar fasilitas yang ada di UDD-PMI Cabang Pembina
Provinsi Lampung
(sumber: hasil observasi, tempat donor dan kantin di UDD-PMI Cabang Pembina
Provinsi Lampung, 22 Oktober 2015)
Fasilitas yang tersedia sudah sesuai dengan SOP yang berlaku, kemudian fasilitas
seperti ruang tungu donor darah dan tempat permintaan darah dipisah sehingga
memudahkan
masyarakat
dalam
pelayanannya.
Terkait
dengan
petugas
pelayanannya dapat memperlancar jalannya pelayannya.
Menurut ibu Sri Berdikarina selaku Kepala Sub Kepegawaian di UDD-PMI
Cabang Pembina Provinsi Lampung
“Untuk mengenai masalah fasilitas maupun sarana menurut saya sudah
cukup ya, karena kita mengikuti sesuai dengan SOP. Namun dalam
kelancaran pelayanannya sendiri kita amansipasi jika ada petugas ada
keperluan lain, seperti pegawai kita ada yang melahirkan, ada satu
pegawai yang melahirkan karena kalau seperti ini berarti pekerjaan juga
tidak bisa menunggu. Makanya kami merekrut pegawai dengan sesuai
kebutuhan disini.”(hasil wawancara 5 Oktober 2015)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat di katakan bahwa fasilitas atau saranaprasarana yang ada di UDD-PMI sudah cukup memadai Dilihat dari tempat donor
darah sendiri sudah di fasilitasi tv dan ac sehingga memberikan kenyamanan.
100
Menurut Parasuranman dan Berry dalam Nasution (2004: 56) Tangibles, yakni
bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan,
representasi fisik dari jasa, misalnya kartu kredit plastik.
Tangibles pada
pelaksanaan pelayanan merupakan faktor penting untuk memperlancar jalannya
pelayannya dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat pengguna pelayanan
baik pelayanan donor darah maupun permintaan darah. (Moenir, 2010: 88-119)
mengatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mendukung dalam pelaksanaan
pelayanan publik seperti faktor sarana pelayanan yakni seperti, jenis peralatan,
perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu
dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan
orang-orang yang sedang berhungan dengan organisasi kerja itu.
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti sarana seperti gedung
yang ada di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung untuk sementara
masih menumpang pada RS Abdoel Moelok (RSUAM) secara gratis yang
sewaktu-waktu dapat diambil oleh RSUAM. Dalam ini berarti UDD-PMI Cabang
Pembina Provinsi Lampung belum memenuhi persyaratan sarana dan prasarana
karena untuk persyaratan tersebut gedung harus permanen yang dimiliki UDDPMI. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) Nomor 83 Tahun
2014 bahwa untuk bangunan harus milik sendiri.
Berdasarkan pembahasam di atas, pelaksanaan yang di berikan UDD-PMI Cabang
Pembina Provinsi Lampung yakni tangibles untuk fasilitas yang ada telah
memberikan kenyamanan bagi masyarakat, namun untuk persyaratan seperti
gedung belum memenuhi PERMENKES Nomor 83 Tahun 2014.
101
Fokus 2: Kendala-kendala yang menghambat dalam Kualitas
Pelayanan di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung
1.
Kendala Internal dalam pelaksanaan pelayanan di UDD-PMI Cabang
Pembina Provinsi Lampung
Pelaksanan pelayanan di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung tidak
selamanya berjalan dengan lancar. Sebagai salah satu tempat unit penyelenggara
pelayanan di bidang kesehatan khususnya pelayanan donor darah yang ada di
UDD-PMI terdapat berbagai kendala dalam pelaksanaan pelayanannya. Salah
satu kendala yang menghambat kualitas pelayanan adalah kendala internal yang
berasal dari dalam.
Kendala internal meliputi kendala dalam reliability,
communication dan understanding/knowing the customer.
Pihak UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung masih terdapat kendalakendala yang terjadi ini diakibatkan oleh beberapa hal yakni seperti hasil
wawancara oleh Kepala Sub Kepegawaian dan Humas UDD-PMI Cabang
Pembina Provinsi Lampung.
Menurut ibu Sri Berdikarina selaku Kepala Sub Kepegawaian UDD-PMI Pembina
Provinsi Lampung :
“Mengapa waktu yang dibutuhkan permintaan sampai 1 jam ini karena
jika tidak dicocokkan darahnya maka akan berbahaya untuk pasien.
Pencocokan darah ini dinamakan Proses Crossmatch makanya dalam
pengolahan darah itu yang harus dibayar oleh masyarakat. Untuk
kendalanya yakni kadangkala ada yang meminta darah disini mereka
panik, karena jika kita salah berbicara bisa emosi sampai ada orang yang
mau ditusuk pada keluarga pasien. Ketika kita kekurangan stok darah dan
pasien disana sudah sangat kritis di rumah sakit, mereka tidak mau tahu
bahwa sistem kita ini bila ada darah yang meminta bukan asal kasih-kasih
saja, karena pada dasarnya darah terlalu lama disimpan juga tidak baik.
102
Jika ada permintaan kita berikan tidak pernah kita simpan, dan jika stok
tidak ada mereka marah. Meminta dengan segera dan sementara keluarga
pasien kita minta untuk mendonorkan darahnya gak mau.”(hasil
wawancara 5 Oktober 2015)
Menurut bapak Joni Herlambang selaku pelestarian donor darah atau Humas
UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung :
“Dari masalah program pelaksanaan mobile unit di tugu enggal yang tidak
mencapai target dan hanya bisa mengumpulkan 24 kantong dari target 50
kantong maka dalam hal, yah kita harus berusaha misalnya begini donor
datang secara sukarela. Bila tidak sesuai dengan target kita harus mengatur
ulang dengan mendatangi ke instansi atau organisasi pemerintah maupun
swasta ataupun masyarakat pemuda-pemuda. Program ini namanya mobile
unit dan kami kemana-mana termasuk juga ke Universitas Lampung. Dan
jika belum terpenuhi maka kita minta keluarga pasiennya yang butuh
donor untuk mendonorkan darahnya, karena darah tidak ada
pabriknya.”(hasil wawancara 22 Oktober 2015)
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat oleh informan mengatakan bahwa
dalam memberikan pelayanan seperti pada pelayanan permintaan darah, terdapat
masalah seperti masalah mengapa waktu yang dibutuhkan permintaan darah
cukup lama karena untuk permintaan darah terlebih dahulu dicocokkan golongan
darah terlebih dahulu sebelum ditransfusikan ke pasien.
Namun karena ada beberapa keluhan masyarakat yang tidak mengetahui kenapa
waktu yang dibutuhkan cukup lama, mereka seringkali mengeluh kepada pihak
UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung. Jumlah persedian stok darah
seringkali kekurangan dengan itu adanya mobile unit yang dilakukan keberbagai
organisasi swasta maupun negeri, sekolah, kampus dengan titik yang berbeda
karena donor darah juga bisa dilakukan minimal tiga bulan sekali. Kendala yang
dirasakan jika masalah pencari donor darah yakni seperti tidak tercapainya target
103
darah dari hasil program ini, akan tetapi dari pihak UDD-PMI melakukan strategi
lagi dengan mencari donor pengganti.
Communication juga mengalami kendala yakni masih kurangnya informasi
media-media apa saja yang harus digunakan masyarakat untuk mengetahui UDDPMI Cabang Pembina Provinsi Lampung.
Masyarakat disini hanya dapat
menghubungi lewat telepon saja, sedangkan website tidak digunakan sama sekali.
Hal ini didapatkan peneliti bahwa website sudah ada namun tidak informasi sama
sekali yang ada di website tersebut, dan juga website tersebut tidak digunakan dan
diperbaharui.
Hasil wawancara kepada ibu Sri Berdikarina selaku Kepala Sub Bagian
mengatakan bahwa:
“Untuk permintaan darah bisa menghubungi lewat telepon melalui petugas
di UDD-PMI, dan di sini juga telah disediakan alamat website.”(Hasil
wawancara 5 Oktober 2015)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dijelaskan bahwa untuk mengetahui atau
meminta stok darah di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung,
masyarakat dapat langsung menghubungi lewat on call pada pihak UDD-PMI.
Namun berdasarkan hasil observasi yang didapat penulis bahwa selama penelitian
beberapa petugas/pegawai yang ada di UDD-PMI tidak mengetahui alamat
website UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung, mereka malah
menyarankan menanyakan dengan petugas yang lain begitu pula dengan yang
lainnya. Tujuan adanya website yakni sebagai media informasi mengenai UDDPMI dan informasi mengenai ketersediaan darah. Menurut petugas mereka hanya
melayani lewat telepon saja bila ada masyarakat yang meminta darah maupun
104
untuk mengetahui persediaan darah. Dalam hal ini ketersedian website di UDDPMI Cabang Pembina Provinsi Lampung belum di sosialisaikan.
Sementara kendala juga berasal dari understanding/knowing the customer.
Kendala yang muncul pada understanding/knowing the customer dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal ini diungkapkan oleh ibu Sri Berdikarina
selaku Kepala Sub Kepegawaian yang mengatakan :
“Dalam memenuhi permintaan darah ini pasti ada kendala ya, seperti kadangkadang jumlah stok darah kurang yakni biasanya pada bulan puasa dan yang
muslim itu rata-rata tidak mau untuk donor. Jadi kita mengandalkan orang
yang non-muslim, permintaan darah kan tetep karena orang sakit. Persediaan
darah yang minim sedangkan jumlah permintaan darah yang banyak itu yang
sering mengalami kesulitan, dan kita meminta keluarga donor tidak ada yang
bisa, dan kita cari-cari orang dengan telepon itu tidak bisa. Ada lagi
permintaan darah yang langka seperti rhesus negatif itu karena jarang, rhesus
negatif itu biasanya dimiliki oleh orang barat, dan orang indonesia rata-rata
rhesus positif itu kendalanya. Namun orang yang campuran dulunya
keturunan-keturunan itu masih bisa. Keluarga belum tentu rhesus negatif
semua ada yang positif, itu yang cari-cari darah yang minimalis agak
susah.”(Hasil wawancara 22 Oktober 2015)
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, terdapat banyak
kendala yang dihadapi di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung terkait
dengan pelaksanan pelayanan. Misalnya kurangnya stok permintaan darah dan
lamanya waktu permintaan darah.
Hal ini dilihat karena jumlah pendonor
sukarela yang sedikit.
Kendala yang muncul seperti jenis permintaan darah masyarakat yakni seperti
jenis rhesus negatif. Jenis ini di Indonesia susah untuk didapatkan karena di
Indonesi kebanyakan rhesus positif. Rhesus adalah jenis golongan darah selain
golongan ABO.
Transfusi darah harus dicocokkan dengan golongan ABO dan
rhesusnya. Rhesus negatif ini susah didapatkan sehingga tidak ada stok darah
rhesus negatif di UDD-PMI.
Persedian stok darah berkurang pada bulan puasa
105
ataupun pada tahun baru.
Mereka hanya mengandalkan kepada non-muslim,
dalam hal ini kita mengandalkan on call yaitu donor yang bersedia
menyumbangkan darahnya jika pasien yang membutuhkan.
Berdasarkan kenyataan hasil penelitian di lapangan bahwa pelaksanaan pelayanan
perlu ada sosialisasi lagi ke masyarakat sehingga akan meningkatkan jumlah
pendonor yang sukarela. Jumlah persediaan darah yang sering kekurangan dan
jumlah permintaan darah banyak, hal ini akan menyebabkan tidak memenuhi
kebutuhan masyarakatnya. Padahal ini sangat penting berkaitan dengan
kemampuan petugas untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
2.
Kendala Eksternal dalam pelaksanaan pelayanan di UDD-PMI Cabang
Pembina Provinsi Lampung
Kendala eksternal meliputi pada credibility dan Understanding/knowing the
customer. Dalam hal ini peneliti menemukan beberapa kendala yakni yang terjadi
kepada masyarakat.
Menurut Handoko sebagai anggota permintaan darah masyarakat lampung
memberi komentar:
“Menurut saya biaya permintaan darah ini mahal yah mba, padalan kan ini
sebenarnya tidak usah bayar karena darah juga didapatkan dari hasil donor
sukarela, tapi ya mau gimanaa lagi ya mba, agar cepet sembuh, kalau
disuruh milih yah tidak mau mba.”(Hasil wawancara 12 Oktober 2015)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, bahwa masih terdapat masyarakat yang
tidak
mengetahui informasi yang berkaitan mengenai sistem pembayaran
permintaan darah, padahal untuk informasi mengenai sistem pembayaran yakni
sudah tertera di tempat pelayanan atau loket-loket.
106
Kendala juga muncul pada Understanding/knowing the customer hal ini karena
persediaan di UDD-PMI Cabang Pembina Provinsi Lampung mengalami
kurangnya ketersediaan stok darah, karena sedikitnya jumlah pendonor yang
sukarela dan sedangkan untuk jumlah donor pengganti yang semakin banyak.
Menurut Joni Herlambang selaku pelestarian donor darah atau Humas UDD-PMI
Cabang Pembina Provinsi Lampung :
“Program seperti namanya mobile unit sudah kita lakukan setiap hari
namun masih saja darah yang dihasilkan terkadang tidak sesuai dengan
target, Dan jika belum terpenuhi maka kita minta keluarga pasiennya yang
butuh donor untuk mendonorkan darahnya, karena darah tidak ada
pabriknya.”(Hasil wawancara 22 Oktober 2015)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti
bahwa terdapat masalah
seperti persedian darah yang menipis dan permintaan darah yang semakin tinggi
serta minimnya pendonor yang sukarela, karena banyaknya masyarakat yang ingin
sukarela mendonorkan darahnya, hanya saja mereka mempertanyakan adanya
kualitas pelayanan pendonoran darah tersebut, “apakah pendonoran darah aman
bagi kesehatan?’’, “apakah petugas pelayananya profesional?” dan lain
sebagainya. pertanyaan-pertanyaan inilah terlintas calon pendonor baru, sehingga
banyaknya masyarakat yang mengurungkan niatnya untuk mendonorkan darah.
Hal ini wajar saja karena seiringnya dengan peningkatan kehidupan masyarakat
maka akan tuntutan pelayanan publik semakin meningkat, karena masyarakat
bukan hanya mengaharapkan terpenuhinya kebutuhan akan pelyanan yang baik
dari penyedia pelayanan publik, tetapi lebih dari itu masyarakat mulai
mempertanyakan kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh penyedia
pelayanan.
107
Download