pengaruh penyajian laporan posisi keuangan, aksesibilitas laporan

advertisement
PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN POSISI KEUANGAN,
AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAN SISTEM AKUNTANSI
KEUANGAN DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI DAN
AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SKPD
( Penelitian pada SKPD di Pemerintahan kota Padang )
Yulia Purnama Handri1, Dandes Rifa2, Novia Rahmawati2
1,2
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta
E-mail: [email protected]
Abstract
Government agencies are organizations that manage public funds so that in terms of
reporting, governments agencies must be able to provide accountability to the public in order
to create transparency accountability in financial management. This research aims to know
the influence statements of financial position, accessibility of financial statements, SAKD’s
toward transparency and accountability in SKPD’s financial management ( research in
SKPD’s Padang cities). The sampling method used purposive sampling with criteria the
chief/staff of financial section involved in the financial management process. This research
used primary data, 83 respondent whose work in SKPD at Padang city, was participanted in
this research. Multiple linear regression through the program SPSS 16. Of the three
hypotheses were tasted, it was found that the presentation statements of financial position,
accessibility of financial statements, and area of financial accounting systems have a
significant effect on the transparency and accountability in SKPD’s financial management.
Keyword: statements of financial position, accessibility, area of financial Saccounting
systems, transparency and accountability.
pemerintahan merupakan salah satu bentuk
I. PENDAHULUAN
Akuntansi sektor publik merupakan
sistem
yang
untuk
menciptakan akuntabilitas dan transparansi
lembaga-lembaga publik sebagai salah satu
di pemerintahan pusat, provinsi maupun
pertanggungjawaban kepada masyarakat.
daerah. Akuntabilitas dan transparansi
Sekarang perhatian yang semakin besar
telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah
terhadap praktek akuntansi yang dilakukan
sejak tahun 1999 (Mahmudi, 2009).
lembaga-lembaga
dipakai
pertanggungjawaban
oleh
oleh
akuntansi
dari
publik,
baik
Reformasi
manajemen
keuangan
akuntansi sektor pemerintahan maupun
daerah di Indonesia ditandai dengan
lembaga publik nonpemerintah. Lembaga
pelaksanaan
otonomi
publik mendapat tuntutan dari masyarakat
desentralisasi
fiskal
untuk dikelola secara akuntabilitas dan
pelaksanaan
transparan. Laporan keuangan dari instansi
secara umum adalah untuk meningkatkan
1
otonomi
daerah
dengan
daerah
dan
tujuan
tersebut
kemandirian
daerah,
memperbaiki
pembuatan laporan keuangan. Dengan
transparansi dan akuntabilitas publik atas
diterbitkannya UU No. 14 Tahun 2008
pengelolaan
daerah,
tentang keterbukaan informasi publik,
meningkatkan responsivitas pemerintah
maka informasi laporan keuangan juga
terhadap kebutuhan publik, meningkatkan
harus dipublikasikan
partisipasi publik dalam pembangunan
selaku stakeholders mengetahui dan bisa
daerah serta, meningkatkan efisiensi dan
melakukan analisa yang diperlukan dalam
efektivitas
pengelolaan
rangka mengevaluasi kinerja (Mahmudi,
pelayanan
publik
keuangan
keuangan
serta
dan
mendorong
agar masyarakat
2010).
demokratisasi di daerah (Mahmudi, 2010).
Transparansi
dan
akuntabilitas
Untuk meningkatkan transparansi
merupakan elemen yang berbeda namun
dan akuntabilitas publik dalam rangka
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
mendukung pelaksanaan otonomi daerah
dipisahkan.
dan desentralisasi fiskal, maka diperlukan
akuntabilitas diperlukan transparansi. Jika
reformasi
akuntabilitas
akuntansi
sektor
publik
Untuk
mewujudkan
keuangan
disertai
merupakan salah satu agenda penting dari
keuangan daerah tersebut bisa jadi sebuah
reformasi manajemen keuangan daerah.
manipulasi atau kebohongan dan bahkan
Setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat
hanya karangan tidak sesuai dengan yang
Daerah)
sebenarnya
menyelenggarakan
akuntansi dan menyusun laporan keuangan
anggaran,
laporan
dan
maka
masyarakat
tidak
mendapatkan informasi yang semestinya.
satuan kerja bersangkutan seperti laporan
realisasi
transparansi
tidak
Indonesia. Reformasi akuntansi tersebut
harus
dengan
daerah
Namun
posisi
pada
era
sekarang
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan, catatan atas laporan keuangan.
keuangan masih jauh dari harapan . Dilihat
Dengan adanya reformasi di bidang
dari hal penyajian laporan keuangan saja,
pengelolaan keuangan yang mengarahkan
masih banyak daerah yang mendapat opini
untuk
WDP
mengimplementasikan
good
governance maka pemerintah daerah tidak
dapat
lagi
menutup-nutupi
(wajar
dengan
pengecualian),
disclaimer dan tidak wajar.
kondisi
Dari
sisi
penyimpangan
yang
keuangannya dari publik. Konsep good
menyebabkan indikasi kerugian negara dan
governance menuntut adanya transparansi
sampai ke ranah tindak pidana korupsi pun
yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
masih marak. Justru banyak kepala-kepala
Upaya transparansi ini bisa dilakukan
daerah dan pimpinan daerah lainnya yang
melalui
tersangkut kasus korupsi hingga lurah pun
pelaksanaan
akuntansi
dan
2
tersangkut kasus korupsi.
Penyajian
dalam rangka penyelenggaraan pemerintah
laporan keuangan pemerintah daerah dan
daerah yang dapat dinilai dengan uang
SKPD belum memenuhi standar yang
termasuk
seharusnya dan laporan keuangan tersebut
kekayaan yang berhubungan dengan hak
tidak berkualitas karena hanya sedikit
dan kewajiban daerah tersebut.
mendapatkan
pengecualian
opini
dan
wajar
tidak
tanpa
didalamnya
Berdasarkan
segala
bentuk
penjelasan
diatas
memberikan
terdapat 2 hal yaitu hak daerah atas pajak
pendapat masih mendominasi oleh karena
daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan
itu
milik daerah, dan lain-lain, dan atau hak
diperlukannya
terhadap
perbaikan-perbaikan
struktur,
prosedur
dan
untuk
menerima
sumber-sumber
sumberdaya dalam penyusunan laporan
penerimaan lain seperti Dana Alokasi
keuangan,
laporan
Umum dan Dana Alokasi Khusus sesuai
keuangan daerah yang sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan. Hak digunakan
standar akuntansi pemerintah daerah agar
meningkatkan kekayaan daerah dan untuk
terciptanya akuntabilitas dan transparansi
kesejahteraan masyarakan dengan kata lain
keuangan daerah untuk mencapai good
hak daerah merupakan penerimaan bagi
governance dan clean government.
daerah.
serta
penyusunan
Permasalahan
lain
yang
timbul
Kewajiban
kewajiban
daerah
mengeluarkan
adalah
uang
untuk
adalah masih sedikitnya pemerintah daerah
membayar tagihan-tagihan kepada daerah
bahkan
kinerja
dalam rangka penyelenggaraan fungsi
seperti
pemerintah,
infrastruktur,
pelayanan
umum,
pengembangan
ekonomi.
SKPD
keuangannya
mengakses
mengakses
secara
via
luas
internet
sehingga
dan
masyarakat tidak dapat mengetahui kinerja
Kewajiban
keuangan
keuangan
kekayaan daerah akan tetapi kewajiban
seakan ditutupi dan dirahasiakan dari
sesuatu yang harus dibayar, dengan kata
publik
lain
tersebut.
dan
hanya
laporan
konsumsi
untuk
kalangan tertentu.
II.
LANDASAN
tersebut
kewajiban
akan
daerah
mengurangi
merupakan
pengeluaran bagi daerah.
TEORI
Menurut
DAN
Suhanda
(2007)
untuk
mewujudkan pengelolaan keuangan daerah
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
yang sesuai dengan perundang-undangan
Keuangan Daerah
diperlukan
Pengertian keuangan daerah menurut
kepatuhan,
bertanggungjawab,
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005
ekonomis dan efisien.
adalah semua hak dan kewajiban daerah
3
transparan,
keadilan,
efektif,
melalui suatu media pertanggungjawaban
Laporan Posisi Keuangan
Menurut Suhanda (2007) Neraca
yang dilaksanakan secara periodik.
atau laporan posisi keuangan memiliki
Akuntabilitas
publik
menurut
Unsur yang tercakup di dalamnya adalah
Mahmudi (2010) adalah Kewajiban agent
(a) aset yang merupakan sumber daya
(pemerintah) untuk mengelola sumber
ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh
daya, melaporkan, dan mengungkapkan
pemerintah daerah sebagai aktivitas dari
segala
peristiwa masa lalu yang diukur dalam
berkaitan dengan penggunaan sumber daya
satuan
publik kepada pemberi mandat (principal).
uang.
merupakan
(b)
utang
Kewajiban
yang
timbul
yang
dari
aktivitas
Menurut
keluar sumber daya pemerintah daerah. (c)
akuntabilitas
Ekuitas dana yang merupakan kekayaan
macam, yaitu :
1. Akuntabilitas
Mardiasmo
publik
accountability)
Transparansi
Pertanggungjawaban
yang
atas
(2009)
atas
dua
(Vertical
pengelolaan
suatu
dana kepada otoritas yang lebih tinggi,
aktifitas
misalnya pertanggungjawaban unit-unit
politik dan ekonomi pemerintah dan
kerja (dinas) kepada pemerintah daerah,
keputusan-keputusannya.
pertanggungjawaban pemerintah daerah
kebebasan
dibangun
untuk
atas
merupakan
terdiri
vertikal
aset dan kewajiban pemerintah daerah).
Transparansi
kegiatan
Jenis-jenis Akuntabilitas
peristiwa masa lalu akibat dari aliran
bersih pemerintah daerah (selisih antara
dan
mengakses
dasar
Transparansi
kebebasan
kepada
pemerintah
memperoleh informasi yang dibutuhkan
pertanggungjawaban
masyarakat dengan kata lain informasi
kepada MPR.
yang berkaitan dengan kepentingan publik
2. Akuntabilitas
pusat,
dan
pemerintah
pusat
Horizontal
(Horizontal
secara langsung dapat diperoleh untuk
Accountability)
mereka yang membutuhkan (Mardiasmo,
Pertanggungjawaban kepada DPRD dan
2009).
masyarakat luas. Dalam konteks organisasi
Akuntabilitas
pemerintah, akuntabilitas publik adalah
Akuntabilitas menurut Mardiasmo
pemberian informasi dan disclosure atas
(2009) adalah sebagai bentuk kewajiban
aktivitas dan kinerja finansial pemerintah
mempertanggungjawabkan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan
atau
kegagalan
keberhasilan
pelaksanaan
misi
dengan laporan tersebut. (Mardiasmo,
organisasi dalam mencapai tujuan dan
2009).
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya,
4
Aksesibilitas Laporan Keuangan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Aksesibilitas menurut perspektif tata
Pengertian
sistem
ruang adalah keadaan atau ketersediaan
keuangan
hubungan dari suatu tempat ke tempat
Mendagri No. 29 Tahun 2002 adalah
lainnya atau kemudahan seseorang atau
Sistem
kendaraan untuk bergerak dari suatu
(SAKD) adalah suatu sistem akuntansi
tempat ke tempat lain dengan aman,
yang
nyaman, serta kecepatan yang wajar
penggolongan,
(Rohman, 2009).
transaksi atas kejadian keuangan serta
Akuntabilitas
yang
daerah
akuntansi
dalam
akuntansi
meliputi
Keputusan
keuangan
daerah
proses
pencatatan,
penafsiran,
peringkasan
efektif
pelaporan keuangannya dalam rangka
tergantung kepada akses publik terhadap
pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai
laporan keuangan yang dapat dibaca dan
dengan prinsip-prinsip akuntansi.
dipahami.
Pengembangan Hipotesis
Dalam demokrasi yang terbuka,
Laporan posisi keuangan merupakan hal
akses ini diberikan oleh media, seperti
penting dalam pelaporan keuangan terutama
surat kabar, majalah, radio, stasiun televisi,
bagi sektor publik seperti pemerintah daerah
dan website (internet), dan lain-lain.
dan unit-unit SKPD. Laporan Posisi Keuangan
Pemerintah
merupakan
perumus
menggambarkan nilai aset, kewajiban, piutang
dan
pajak, saldo aktiva persediaan, aktiva dalam
pelaksana kebijakan APBN berkewajiban
untuk
terhadap
konstruksi, kewajiban.
terbuka dan bertanggungjawab
seluruh
hasil
Dengan adanya neraca para manajer
pelaksanaan
(kepala daerah/ pemerintahan daerah/ SKPD)
pembangunan. Salah satu bentuk tanggung
dapat mengambil keputusan untuk kedepan
jawab
nya bagaimana seharusnya. Dalam penelitian
tersebut
diwujudkan
dengan
menyediakan informasi keuangan yang
Nasution
komperhensif kepada masyarakat luas
menyatakan
termasuk
berpengaruh positif terhadap transparansi dan
informasi
keuangan
daerah.
(2009)
di
bahwa
Sumatera
Utara
penyajian
neraca
Masyarakat sebagai pihak yang memberi
akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD.
kepercayaan kepada pemerintah untuk
Penelitian Rizkiani (2011)
responden
mengelola keuangan publik berhak untuk
mendapatkan
informasi
anggota
dewan
dengan
kota
Jambi
menyatakan bahwa penyajian neraca daerah
keuangan
berpengaruh
pemerintah untuk melakukan evaluasi
signifikan
positif
terhadap
tranparansi dan akuntabilitas laporan keuangan
terhadap pemerintah (Mardiasmo, 2009).
daerah.
Penelitian
Metta
(2013)
yang
menyatakan bahwa penyajian neraca SKPD
5
berpengaruh positif terhadap akuntabilitas
keuangan
daerah
di
Kota
H2: Aksesibilitas laporan keuangan
Bandung.
berpengaruh terhadap transparansi
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang
dan
dapat dikembangkan adalah :
keuangan SKPD.
akuntabilitas
pengelolaan
H1: Penyajian laporan posisi keuangan
Sistem akuntansi pemerintah daerah (SAPD)
berpengaruh terhadap transparansi
dan
akuntabilitas
adalah serangkaian prosedur mulai dari proses
pengelolaan
pengumpulan
keuangan SKPD
data,
pengikhtisaran,sampai
pencatatan,
dengan
pelaporan
Aksesibilitas laporan keuangan merupakan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
salah satu syarat terwujudnya transparansi dan
pelaksanaan APBD yang sdapat dilakukan
akuntanbilitas pengelolaan keuangan daerah
secara manual atau menggunakan aplikasi
maupun SKPD. Semakin tinggi aksesibilitas
komputer.
atas laporan keuangan suatu pemerintah
SAPD
sekurang-kurangnya
meliputi
daerah atau SKPD maka semakin tinggi pula
prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur
terwujudnya transparansi dan akuntabilitas
akuntansi pengeluaran kas, prosedur akuntansi
pengelolaan keuangan di daerah.
aset tetap/barang milik daerah, dan prosedur
Hasil
penelitian
Nasution
(2009)
yang
dilakukan
akuntansi
selain
kas.
Sistem
akuntansi
menyatakan
bahwa
pemerintah daerah merupakan pedoman atau
SKPD
acuan
aksesibilitas
laporan
keuangan
berpengaruh
terhadap
transparansi
dan
bagi
pemerintahan
daerah
dalam
manajemen keuangan daerah terutama dalam
akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD.
pelaporan
Penelitian Aliyah (2012) menyatakan bahwa
daerah.
aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh
keuangan
Penelitian
unit-unit
pemerintah
Firmansyah
(2008)
positif terhadap transparansi dan akuntabilitas
menyatakan
bahwa
sistem
pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten
pemerintah
daerah
berperan
Jepara.
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
Penelitian
responden
menyatakan
keuangan
Rizkiani
anggota
bahwa
(2011)
dewan
kota
aksesibilitas
berpengaruh
signifikan
dengan
akuntansi
dalam
keuangan pemerintah daerah.
Jambi
H3: Sistem akuntansi keuangan daerah
laporan
berpengaruh
positif
transparansi
terhadap transparansi dan akuntabilitas laporan
terhadap
dan
akuntabilitas
pengelolaan keuangan SKPD
keuangan daerah. Berdasarkan uraian diatas
maka hipotesis yang dapat dikembangkan
adalah :
6
Dimana:
Model Penelitian
Model penelitian antara variabel
Y
=Transparansi dan akuntabilitas
dalam penelitian ini dapat disajikan dalam
pengelolaan keuangan SKPD
α
gambar berikut ini:
= Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien Regresi
Penyajian Laporan
Posisi Keuangan SKPD
X1
Transparansi dan
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan SKPD
Aksesibilitas laporan
keuangan SKPD
=
Penyajian
Laporan
Posisi
Keuangan SKPD
X2 =Aksesibilitas Laporan Keuangan
Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah
SKPD
X3 = Sistem akuntansi keuangan
daerah
III. METODE PENELITIAN
e
Sampel dari penelitian ini adalah
= Term Error
Kepala SKPD dan staf. Penentuan sampel
IV. ANALISIS DAN HASIL
dilakukan dengan metode nonprobability
PENELITIAN
sampling yaitu purposive sampling dengan
kriteria
yang
terlibat
dalam
Prosedur Pengumpulan Data
proses
Data untuk penelitian ini adalah data
pengelolaan keuangan di setiap SKPD
mulai
dari
pelaksanaan,
proses
primer. Data primer diperoleh dengan
perencanaan,
penatausahaan,
menyebarkan kuesioner kepada responden
dan
untuk diisi. Sampel dalam penelitian ini
pelaporan.
adalah seluruh SKPD di Kota Padang yang
Teknik Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis adanya
berjumlah
keseluruhan
Penentuan
sampel
56
populasi.
dilakukan
dengan
pengaruh yang signifikan antara penyajian
metode nonprobability sampling yaitu
laporan
purposive sampling.
posisi
keuangan,
aksesibilitas
laporan keuangan dan sistem akuntansi
Dapat
dilihat
jumlah
responden
keuangan daerah terhadap transparansi dan
sebanyak 83 data yang diperoleh, dapat
akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD
disimpulkan:
di Kota Padang, maka digunakan alat uji
penyajian laporan posisi keuangan
statistik yaitu regresi linear berganda.
mempunyai kisaran aktual terendah 13 dan
(Ghozali, 2011) menyatakan regresi linear
tertinggi 24 serta kisaran teoritis nilai
berganda
terendah adalah 5 dan nilai tertinggi 25.
dapat
dirumuskan
sebagai
berikut.
Sedangkan rata-rata variabel laporan posisi
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
keuangan adalah 19,0723 dengan standar
7
deviasi 2,96641. Hal ini menunjukkan
maka semakin tinggi transparansi dan
bahwa semakin tinggi jawaban responden
akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD.
maka semakin tinggi penyajian laporan
Tabel Hasil Uji Validitas
posisi keuangan SKPD.
Variabel
keuangan
aksesibilitas
mempunyai
kisaran
laporan
aktual
Variabel
KMO
Faktor
Loading
Keterangan
X1
0,731
0,616 – 0,965
Valid
X2
0,576
0,580 – 0,888
Valid
terendah 7 dan tertinggi 15 serta kisaran
X3
0,676
0,622 – 0,833
Valid
teoritis nilai terendah adalah 3 dan nilai
Y
0,642
0,469 – 0,844
Valid
Sumber : Hasil Olahan SPSS
tertinggi 15. Sedangkan rata-rata variabel
aksesibilitas
laporan
keuangan
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai
adalah
Kaiser Meyer Olkin-Measure of Sampling
11,0723 dengan standar deviasi 2,02294.
(KMO – MSA) dari keempat variabel di
Hal ini menunjukkan bahwa semakin
atas berada diatas 0,5. Hal ini memberikan
tinggi jawaban responden maka semakin
arti bahwa item-item dari keempat variabel
tinggi aksesibilitas laporan keuangan.
tersebut valid untuk diuji. Hasil dari factor
Variabel sistem akuntansi keuangan
loading juga berada di atas 0,4 oleh sebab
daerah mempunyai kisaran aktual terendah
itu seluruh variabel tersebut memiliki item
48 dan tertinggi 68 serta kisaran teoritis
pertanyaan yang dinyatakan valid dan
nilai terendah adalah 15 dan nilai tertinggi
dapat terus digunakan dalam pengujian
75. Sedangkan rata-rata variabel sistem
akuntansi
keuangan
daerah
reliabilitas.
adalah
Tabel Hasil Uji Reliabilitas
58,5542 dengan standar deviasi 5,55516.
Variabel
Cronbach Alpha
Keterangan
X1
0.775
Reliabel
X2
0.655
Reliabel
X3
0.764
Reliabel
Y
0.659
Reliabel
Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi jawaban responden maka semakin
tinggi sistem akuntansi keuangan daerah.
Variabel
transparansi
dan
aksesibilitas pengelolaan keuangan SKPD
Sumber : Hasil Olahan SPSS
mempunyai kisaran aktual terendah 14 dan
Berdasarkan tabel diatas hasil uji
tertinggi 24 serta kisaran teoritis nilai
reliabilitas nilai cronbach alpha untuk
terendah adalah 6 dan nilai tertinggi 30.
seluruh variabel yang digunakan adalah
Sedangkan rata-rata variabel transparansi
besar dari 0,6 dan ini menunjukan seluruh
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
item pertanyaan dinyatakan reliabel atau
SKPD adalah 19,1084 dengan standar
handal.
deviasi 2,53758. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi jawaban responden
8
Tabel,Hasil Uji Normalitas
Tabel Hasil Uji R-Square, F dan t-
Variabel
Nilai Asymp.
Sig.
Cut Off
Keterangan
X1
0,558
0,05
Normal
X2
0,075
0,05
Normal
X3
0,592
0,05
Normal
Konstanta
1.933
0.407
Y
0,229
0,05
Normal
X1
0.126
0.003
H1 diterima
X2
0.039
0.001
H2 diterima
X3
0.245
0.000
H3 diterima
0,000a
-
statistik
Variabel Bebas dan
Konstanta
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Koefisien
Regresi
Sig.
Keterangan
-
Berdasarkan hasil uji normalitas
dengan menggunakan uji statistik non
parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S)
maka dapat disimpulkan bahwa data
F= 23,205
-
R2= 0,468
-
--
-
Sumber : Hasil Olahan SPSS
berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat
Dari tabel diatas diperoleh hasil R
dari nilai masing-masing variabel tingkat
square sebesar 0,468
signifikansi sebesar Asymp. Sig. (2-tailed)
variabel independen mampu menjelaskan
X1 (0,558), X2 (0,075) , X3 (0,592) dan Y
variabel dependen sebesar 0,468 atau
(0,229). Jika signifikansi nilai Kolmogorov
46,2% sedangkan sisanya sebesar 53,8%
Smirnov lebih besar dari 0,05 artinya data
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
terdistribusi normal.
tidak diteliti pada penelitian ini.
Tabel Hasil Uji Multikolinearitas
Varia
bel
X1
X2
Tolera
nce
0.186
-0.345
dengan demikian
Dari tabel yang terlihat di atas uji
signifikansi simultan menghasilkan nilai F
VIF
Keterangan
hitung yang diperoleh adalah sebesar
0.439
Tidak Terjadi Multikolinearitas
23,205
Tidak Terjadi Multikolinearitas
signifikansi 0,000a dengan demikian nilai
0.422
X3
0.119 0.371
Sumber : Hasil Olahan SPSS
yang
diperkuat
dengan
nilai
signifikan lebih kecil dari nilai alpha 0,05
Tidak Terjadi Multikolinearitas
maka
Dari tabel diatas dua variabel
keputusannya
diterima
sehingga
adalah
dapat
hipotesis
disimpulkan
independen dalam penelitian ini nilai VIF-
bahwa penyajian laporan posisi keuangan,
nya dibawah 10 dan nilai tolerance nya
aksesibilitas laporan keuangan, dan sistem
mendekati 1. Maka dapat disimpulkan
akuntansi keuangan daerah berpengaruh
tidak
secara simultan atau serentak terhadap
terjadi
multikolinearitas
antara
variabel-variabel independen tersebut.
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan SKPD di Kota Padang.
Dari tabel di atas terlihat uji
signifikansi t statistik menghasilkan nilai:
9
jumlah aset, utang dan ekuitas dana
Y= 1.933+ 0.126X1+ 0.039X2 + 0.245 X3
(Suhanda,2007)
Hasil Pengujian Hipotesis 1
Pada pengujian hipotesis pertama
Hasil penelitian ini sejalan dengan
bertujuan untuk membuktikan pengaruh
penelitian yang dilakukan oleh Nasution
penyajian
(2009)
laporan
posisi
keuangan
dimana
hasil
penelitiannya
terhadap transparansi dan akuntabilitas
menemukan bahwa terdapat pengaruh
pengelolaan keuangan SKPD. Berdasarkan
signifikan dari penyajian neraca/laporan
hasil pengolahan data menggunakan SPSS
posisi keuangan terhadap transparansi dan
16 diketahui bahwa nilai t hitung sebesar
akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD.
0.804
Hasil Pengujian Hipotesis 2
dengan
signifikasi
0.003
dan
koefisien beta sebesar 0.126, dilihat dari
Untuk pengujian hipotesis kedua
nilai signifikasi 0.003 < 0.05 tingkat alpha
bertujuan untuk membuktikan pengaruh
5% dapat disimpulkan bahwa hipotesis
aksesibilitas laporan keuangan terhadap
pertama
lain
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan
keuangan SKPD. Dilihat pada tabel diatas
terhadap
yang merupakan hasil pengolahan data
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
menggunakan SPSS 16, hasil nilai t hitung
keuangan SKPD.
0.202 koefisien beta 0.039 dengan tingkat
diterima
penyajian
dengan
laporan
berpengaruh
kata
posisi
signifikan
Penyajian laporan posisi keuangan
yang
baik
dan
wajar
signifikansi 0.001, dengan demikian dapat
menunjang
disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih
terciptanya transparansi dan akuntabilitas
kecil dari tingkat alpha yang digunakan
pengelolaan keuangan SKPD. Salah satu
sebesar 0.05 (5%) sehingga hipotesis
media akuntabilitas pemerintah daerah
kedua diterima.
adalah laporan keuangan dan dalam
Dengan
demikian
aksesibilitas
laporan keuangan yang sangat penting
laporan keuangan berpengaruh signifikan
adalah laporan posisi keuangan karena
terhadap transparansi dan akuntabilitas
menggambarkan
pengelolaan
aset,
kewajiban
dan
ekuitas dana. Laporan posisi keuangan
penelitian
dapat
memberikan
meningkatkan
transparansi
dengan
dari
keuangan
ini
SKPD.
menunjukkan
Hasil
bahwa
manfaat
untuk
terciptanya transparansi dan akuntabilitas
akuntabilitas
dan
pengelolaan keuangan SKPD tergantung
pemerintah
kepada aksesibilitas laporan keuangan atau
informasi
memberikan kemudahan akses terhadap
aktivitas
pengungkapan
atas
laporan keuangan SKPD. Semakin mudah
10
akses terhadap laporan keuangan maka
pada nilai signifikansinya sebesar 0.000 <
semakin tinggi terciptanya transparansi
0.05 dengan tingkat alpha 5% maka
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
hipotesis ketiga diterima. Hasil studi ini
SKPD.
dapat
Menurut
Mardiasmo
(2009)
membuktikan
bahwa
sistem
akuntansi keuangan daerah berpengaruh
masyarakat sebagai pihak yang memberi
signifikan
kepercayaan kepada pemerintah untuk
akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD.
mengelola keuangan publik dan berhak
mendapatkan
Menurut
transparansi
Keputusan
dan
Permendagri
keuangan
No.29 Tahun 2002 menyatakan bahwa
pemerintah untuk melakukan evaluasi
sistem akuntansi keuangan daerah adalah
terhadap pemerintah. Akuntabilitas yang
suatu sistem akuntansi yang meliputi
efektif tergantung kepada akses publik
proses
terhadap
aksesibilitas
menunjang
informasi
terhadap
laporan
laporan
pencatatan,
penggolongan,
keuangan
dan
penafsiran, peringkasan transaksi atas
keuangan
juga
kejadian
transparansi
terhadap
keuangan
serta
pelaporan
keuangannya dalam rangka pelaksanaan
pengelolaan keuangan pemerintah daerah.
APBD
Hasil ini sejalan dengan penelitian
sesuai
akuntansi.
dengan
Pada
saat
prinsip-prinsip
ini
pemerintah
yang dilakukan oleh Nasution (2009),
dituntut untuk bisa menghasilkan laporan
dimana hasil penelitiannya menemukan
pertanggungjawaban yang memiliki nilai
bahwa terdapat pengaruh signifikan dari
akuntabilitas dan transparansi yang tinggi,
aksesibilitas laporan keuangan terhadap
untuk dapat menghasilkan LPJ tersebut
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
tentunya memerlukan sarana, prasarana
keuangan SKPD.
dan sistem akuntansi keuangan yang
Hasil Pengujian Hipotesis 3
Untuk pengujian hipotesis terakhir
daerah
yang
akuntansi
baik
akan
Hasil ini sejalan dengan penelitian
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
Berdasarkan
keuangan
sistem
transparansi pengelolaan keuangan SKPD.
sistem akuntansi keuangan daerah terhadap
SKPD.
Dengan
mendukung terciptanya akuntabilitas dan
bertujuan untuk membuktikan pengaruh
keuangan
memadai.
yang dilakukan oleh Firmansyah (2008),
hasil
dimana hasil penelitiannya menemukan
pengolahan data pada tabel diatas dengan
bahwa terdapat pengaruh dari sistem
menggunakan SPSS 16 nilai t hitung
akuntansi
sebesar 3.872 dengan koefisien beta 0.245
keuangan
daerah
terhadap
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
dan nilai signifikasi sebesar 0.000, dilihat
keuangan SKPD.
11
V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan
Adisti, D. (2013). Pengaruh Penyajian
Laporan Keuangan Daerah dan
Aksesibilitas Laporan Keuangan
terhadap Penggunaan Informasi
Keuangan Daerah. Skripsi Jurusan
Akuntansi
Fakultas
Ekonomi.
Universitas Siliwangi.
1. Penyajian laporan posisi keuangan
berpengaruh
transparansi
signifikan
dan
terhadap
akuntabilitas
pengelolaan keuangan SKPD (dengan
tingkat signifikansi 0.003, koefisien
Aliyah, S. (2012). Pengaruh Penyajian
Laporan Keuangan, Aksesibilitas
Laporan
Keuangan
terhadap
Transparansi dan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten
Jepara.
Jurnal
Akuntansi dan Bisnis Vol.8 No.2,
97-186.
beta 0.126).
2. Aksesibilitas
berpengaruh
transparansi
laporan
keuangan
signifikan
terhadap
dan
akuntabilitas
pengelolaan keuangan SKPD (dengan
tingkat signifikansi 0.001, koefisien
beta 0.039).
Firmansyah, I. (2008). Peran Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah dalam
Mewujudkan Transparansi dan
Akuntabilitas
Keuangan
Pemerintah
Daerah
di
Pemerintahan Jawa Barat. Skripsi
Jurusan
Akuntansi
Fakultas
Ekonomi Universitas Widyatama .
3. Sistem akuntansi keuangan daerah
berpengaruh
transparansi
signifikan
dan
terhadap
akuntabilitas
pengelolaan keuangan SKPD ( dengan
tingkat signifikansi 0.000, koefisien
beta 0.245).
Saran
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS
Edisi
5.
Semarang:
Universitas Dipenogoro.
1. Diharapkan pada peneliti selanjutnya
melihat lagi dari faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi transparansi dan
akuntabilitas
pengelolaan
Halim, A. (2008). Akuntansi Keuangan
Daerah Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
keuangan
SKPD.
2. Agenda penelitian mendatang juga
Mahmudi. (2010). Manajemen Keuangan
Daerah. Yogyakarta: Erlangga.
dapat dilakukan pada lembaga/ instansi
lain yang berbeda, mungkin bukan
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor
Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
hanya instansi pemerintahan tetapi juga
sektor swasta atau BUMD.
Metta, S. (2013). Pengaruh Penyajian
Neraca Daerah dan Pengawasan
Intern
terhadap
Akuntabilitas
Keuangan Daerah. Skripsi.
12
Nasution, S. I. (2009). Pengaruh Penyajian
Neraca SKPD dan Aksesibilitas
Laporan Keuangan SKPD terhadap
Transparansi dan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan SKPD di
Pemerintahan Sumatera Utara.
Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
Rohman,
A.
(2009).
Pengaruh
Implementasi Sistem Akuntansi,
Pengelolaan Keuangan Daerah
terhadap Fungsi Pengawasan dan
Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal
Akuntansi dan Bisnis Vol. 9 No.1,
Universitas Diponegoro.
Nordiawan, D. (2010). Akuntansi Sektor
Publik Edisi Kedua. Jakarta:
Salemba Empat.
Sekaran, U. (2011). Research Methods For
Business Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat.
Rizkiani, D. (2011). Pengaruh Penyajian
Neraca
Daerah,
Aksesibilitas
Laporan
Keuangan
terhadap
Transparansi dan Akuntabilitas
Pelaporan
Keuangan
Daerah.
Abstrak Skiripsi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, UII Yogyakarta.
Sri Wisnu, H. (2007). Persepsi Stakeholder
Terhadap Kriteria Akuntabilitas
Keuangan dan Transparansi Pada
Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah, Tesis S2, Magister
Akuntansi UGM Yogyakarta.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah
No. 24 Tahun 2005 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintah.
Suhanda. (2007). Akuntansi Keuangan
Pemerintah
Daerah.
Padang:
Andalas Lima Sisi.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah
No.58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan
dan
Pertanggungjawaban
Keuangan
Daerah.
Sumarsono,
H.
Kemandirian
JSEP Vol. 1.
(2009).
Otonomi
www.google.com
Republik Indonesia, Peraturan Menteri
Dalam Negri No.13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
www.merdeka.com
www.metrotvnews.com
www.padang.go.id
Republik Indonesia, Peraturan Menteri
Dalam Negri No.59 Tahun 2007
Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negri No.13 Tahun
2006
Tentang
Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
www.tribunnews.com
Republik Indonesia, Undang-Undang No.
33
Tahun
2004
Tentang
13
Analisis
Daerah.
Download