PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN POSISI KEUANGAN, AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SKPD ( Penelitian pada SKPD di Pemerintahan kota Padang ) Yulia Purnama Handri1, Dandes Rifa2, Novia Rahmawati2 1,2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail: [email protected] Abstract Government agencies are organizations that manage public funds so that in terms of reporting, governments agencies must be able to provide accountability to the public in order to create transparency accountability in financial management. This research aims to know the influence statements of financial position, accessibility of financial statements, SAKD’s toward transparency and accountability in SKPD’s financial management ( research in SKPD’s Padang cities). The sampling method used purposive sampling with criteria the chief/staff of financial section involved in the financial management process. This research used primary data, 83 respondent whose work in SKPD at Padang city, was participanted in this research. Multiple linear regression through the program SPSS 16. Of the three hypotheses were tasted, it was found that the presentation statements of financial position, accessibility of financial statements, and area of financial accounting systems have a significant effect on the transparency and accountability in SKPD’s financial management. Keyword: statements of financial position, accessibility, area of financial Saccounting systems, transparency and accountability. pemerintahan merupakan salah satu bentuk I. PENDAHULUAN Akuntansi sektor publik merupakan sistem yang untuk menciptakan akuntabilitas dan transparansi lembaga-lembaga publik sebagai salah satu di pemerintahan pusat, provinsi maupun pertanggungjawaban kepada masyarakat. daerah. Akuntabilitas dan transparansi Sekarang perhatian yang semakin besar telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah terhadap praktek akuntansi yang dilakukan sejak tahun 1999 (Mahmudi, 2009). lembaga-lembaga dipakai pertanggungjawaban oleh oleh akuntansi dari publik, baik Reformasi manajemen keuangan akuntansi sektor pemerintahan maupun daerah di Indonesia ditandai dengan lembaga publik nonpemerintah. Lembaga pelaksanaan otonomi publik mendapat tuntutan dari masyarakat desentralisasi fiskal untuk dikelola secara akuntabilitas dan pelaksanaan transparan. Laporan keuangan dari instansi secara umum adalah untuk meningkatkan 1 otonomi daerah dengan daerah dan tujuan tersebut kemandirian daerah, memperbaiki pembuatan laporan keuangan. Dengan transparansi dan akuntabilitas publik atas diterbitkannya UU No. 14 Tahun 2008 pengelolaan daerah, tentang keterbukaan informasi publik, meningkatkan responsivitas pemerintah maka informasi laporan keuangan juga terhadap kebutuhan publik, meningkatkan harus dipublikasikan partisipasi publik dalam pembangunan selaku stakeholders mengetahui dan bisa daerah serta, meningkatkan efisiensi dan melakukan analisa yang diperlukan dalam efektivitas pengelolaan rangka mengevaluasi kinerja (Mahmudi, pelayanan publik keuangan keuangan serta dan mendorong agar masyarakat 2010). demokratisasi di daerah (Mahmudi, 2010). Transparansi dan akuntabilitas Untuk meningkatkan transparansi merupakan elemen yang berbeda namun dan akuntabilitas publik dalam rangka merupakan satu kesatuan yang tidak dapat mendukung pelaksanaan otonomi daerah dipisahkan. dan desentralisasi fiskal, maka diperlukan akuntabilitas diperlukan transparansi. Jika reformasi akuntabilitas akuntansi sektor publik Untuk mewujudkan keuangan disertai merupakan salah satu agenda penting dari keuangan daerah tersebut bisa jadi sebuah reformasi manajemen keuangan daerah. manipulasi atau kebohongan dan bahkan Setiap SKPD (Satuan Kerja Perangkat hanya karangan tidak sesuai dengan yang Daerah) sebenarnya menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan anggaran, laporan dan maka masyarakat tidak mendapatkan informasi yang semestinya. satuan kerja bersangkutan seperti laporan realisasi transparansi tidak Indonesia. Reformasi akuntansi tersebut harus dengan daerah Namun posisi pada era sekarang transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan, catatan atas laporan keuangan. keuangan masih jauh dari harapan . Dilihat Dengan adanya reformasi di bidang dari hal penyajian laporan keuangan saja, pengelolaan keuangan yang mengarahkan masih banyak daerah yang mendapat opini untuk WDP mengimplementasikan good governance maka pemerintah daerah tidak dapat lagi menutup-nutupi (wajar dengan pengecualian), disclaimer dan tidak wajar. kondisi Dari sisi penyimpangan yang keuangannya dari publik. Konsep good menyebabkan indikasi kerugian negara dan governance menuntut adanya transparansi sampai ke ranah tindak pidana korupsi pun yang dilakukan oleh pemerintah daerah. masih marak. Justru banyak kepala-kepala Upaya transparansi ini bisa dilakukan daerah dan pimpinan daerah lainnya yang melalui tersangkut kasus korupsi hingga lurah pun pelaksanaan akuntansi dan 2 tersangkut kasus korupsi. Penyajian dalam rangka penyelenggaraan pemerintah laporan keuangan pemerintah daerah dan daerah yang dapat dinilai dengan uang SKPD belum memenuhi standar yang termasuk seharusnya dan laporan keuangan tersebut kekayaan yang berhubungan dengan hak tidak berkualitas karena hanya sedikit dan kewajiban daerah tersebut. mendapatkan pengecualian opini dan wajar tidak tanpa didalamnya Berdasarkan segala bentuk penjelasan diatas memberikan terdapat 2 hal yaitu hak daerah atas pajak pendapat masih mendominasi oleh karena daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan itu milik daerah, dan lain-lain, dan atau hak diperlukannya terhadap perbaikan-perbaikan struktur, prosedur dan untuk menerima sumber-sumber sumberdaya dalam penyusunan laporan penerimaan lain seperti Dana Alokasi keuangan, laporan Umum dan Dana Alokasi Khusus sesuai keuangan daerah yang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Hak digunakan standar akuntansi pemerintah daerah agar meningkatkan kekayaan daerah dan untuk terciptanya akuntabilitas dan transparansi kesejahteraan masyarakan dengan kata lain keuangan daerah untuk mencapai good hak daerah merupakan penerimaan bagi governance dan clean government. daerah. serta penyusunan Permasalahan lain yang timbul Kewajiban kewajiban daerah mengeluarkan adalah uang untuk adalah masih sedikitnya pemerintah daerah membayar tagihan-tagihan kepada daerah bahkan kinerja dalam rangka penyelenggaraan fungsi seperti pemerintah, infrastruktur, pelayanan umum, pengembangan ekonomi. SKPD keuangannya mengakses mengakses secara via luas internet sehingga dan masyarakat tidak dapat mengetahui kinerja Kewajiban keuangan keuangan kekayaan daerah akan tetapi kewajiban seakan ditutupi dan dirahasiakan dari sesuatu yang harus dibayar, dengan kata publik lain tersebut. dan hanya laporan konsumsi untuk kalangan tertentu. II. LANDASAN tersebut kewajiban akan daerah mengurangi merupakan pengeluaran bagi daerah. TEORI Menurut DAN Suhanda (2007) untuk mewujudkan pengelolaan keuangan daerah PENGEMBANGAN HIPOTESIS yang sesuai dengan perundang-undangan Keuangan Daerah diperlukan Pengertian keuangan daerah menurut kepatuhan, bertanggungjawab, Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 ekonomis dan efisien. adalah semua hak dan kewajiban daerah 3 transparan, keadilan, efektif, melalui suatu media pertanggungjawaban Laporan Posisi Keuangan Menurut Suhanda (2007) Neraca yang dilaksanakan secara periodik. atau laporan posisi keuangan memiliki Akuntabilitas publik menurut Unsur yang tercakup di dalamnya adalah Mahmudi (2010) adalah Kewajiban agent (a) aset yang merupakan sumber daya (pemerintah) untuk mengelola sumber ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh daya, melaporkan, dan mengungkapkan pemerintah daerah sebagai aktivitas dari segala peristiwa masa lalu yang diukur dalam berkaitan dengan penggunaan sumber daya satuan publik kepada pemberi mandat (principal). uang. merupakan (b) utang Kewajiban yang timbul yang dari aktivitas Menurut keluar sumber daya pemerintah daerah. (c) akuntabilitas Ekuitas dana yang merupakan kekayaan macam, yaitu : 1. Akuntabilitas Mardiasmo publik accountability) Transparansi Pertanggungjawaban yang atas (2009) atas dua (Vertical pengelolaan suatu dana kepada otoritas yang lebih tinggi, aktifitas misalnya pertanggungjawaban unit-unit politik dan ekonomi pemerintah dan kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, keputusan-keputusannya. pertanggungjawaban pemerintah daerah kebebasan dibangun untuk atas merupakan terdiri vertikal aset dan kewajiban pemerintah daerah). Transparansi kegiatan Jenis-jenis Akuntabilitas peristiwa masa lalu akibat dari aliran bersih pemerintah daerah (selisih antara dan mengakses dasar Transparansi kebebasan kepada pemerintah memperoleh informasi yang dibutuhkan pertanggungjawaban masyarakat dengan kata lain informasi kepada MPR. yang berkaitan dengan kepentingan publik 2. Akuntabilitas pusat, dan pemerintah pusat Horizontal (Horizontal secara langsung dapat diperoleh untuk Accountability) mereka yang membutuhkan (Mardiasmo, Pertanggungjawaban kepada DPRD dan 2009). masyarakat luas. Dalam konteks organisasi Akuntabilitas pemerintah, akuntabilitas publik adalah Akuntabilitas menurut Mardiasmo pemberian informasi dan disclosure atas (2009) adalah sebagai bentuk kewajiban aktivitas dan kinerja finansial pemerintah mempertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau kegagalan keberhasilan pelaksanaan misi dengan laporan tersebut. (Mardiasmo, organisasi dalam mencapai tujuan dan 2009). sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, 4 Aksesibilitas Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Aksesibilitas menurut perspektif tata Pengertian sistem ruang adalah keadaan atau ketersediaan keuangan hubungan dari suatu tempat ke tempat Mendagri No. 29 Tahun 2002 adalah lainnya atau kemudahan seseorang atau Sistem kendaraan untuk bergerak dari suatu (SAKD) adalah suatu sistem akuntansi tempat ke tempat lain dengan aman, yang nyaman, serta kecepatan yang wajar penggolongan, (Rohman, 2009). transaksi atas kejadian keuangan serta Akuntabilitas yang daerah akuntansi dalam akuntansi meliputi Keputusan keuangan daerah proses pencatatan, penafsiran, peringkasan efektif pelaporan keuangannya dalam rangka tergantung kepada akses publik terhadap pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai laporan keuangan yang dapat dibaca dan dengan prinsip-prinsip akuntansi. dipahami. Pengembangan Hipotesis Dalam demokrasi yang terbuka, Laporan posisi keuangan merupakan hal akses ini diberikan oleh media, seperti penting dalam pelaporan keuangan terutama surat kabar, majalah, radio, stasiun televisi, bagi sektor publik seperti pemerintah daerah dan website (internet), dan lain-lain. dan unit-unit SKPD. Laporan Posisi Keuangan Pemerintah merupakan perumus menggambarkan nilai aset, kewajiban, piutang dan pajak, saldo aktiva persediaan, aktiva dalam pelaksana kebijakan APBN berkewajiban untuk terhadap konstruksi, kewajiban. terbuka dan bertanggungjawab seluruh hasil Dengan adanya neraca para manajer pelaksanaan (kepala daerah/ pemerintahan daerah/ SKPD) pembangunan. Salah satu bentuk tanggung dapat mengambil keputusan untuk kedepan jawab nya bagaimana seharusnya. Dalam penelitian tersebut diwujudkan dengan menyediakan informasi keuangan yang Nasution komperhensif kepada masyarakat luas menyatakan termasuk berpengaruh positif terhadap transparansi dan informasi keuangan daerah. (2009) di bahwa Sumatera Utara penyajian neraca Masyarakat sebagai pihak yang memberi akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. kepercayaan kepada pemerintah untuk Penelitian Rizkiani (2011) responden mengelola keuangan publik berhak untuk mendapatkan informasi anggota dewan dengan kota Jambi menyatakan bahwa penyajian neraca daerah keuangan berpengaruh pemerintah untuk melakukan evaluasi signifikan positif terhadap tranparansi dan akuntabilitas laporan keuangan terhadap pemerintah (Mardiasmo, 2009). daerah. Penelitian Metta (2013) yang menyatakan bahwa penyajian neraca SKPD 5 berpengaruh positif terhadap akuntabilitas keuangan daerah di Kota H2: Aksesibilitas laporan keuangan Bandung. berpengaruh terhadap transparansi Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang dan dapat dikembangkan adalah : keuangan SKPD. akuntabilitas pengelolaan H1: Penyajian laporan posisi keuangan Sistem akuntansi pemerintah daerah (SAPD) berpengaruh terhadap transparansi dan akuntabilitas adalah serangkaian prosedur mulai dari proses pengelolaan pengumpulan keuangan SKPD data, pengikhtisaran,sampai pencatatan, dengan pelaporan Aksesibilitas laporan keuangan merupakan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban salah satu syarat terwujudnya transparansi dan pelaksanaan APBD yang sdapat dilakukan akuntanbilitas pengelolaan keuangan daerah secara manual atau menggunakan aplikasi maupun SKPD. Semakin tinggi aksesibilitas komputer. atas laporan keuangan suatu pemerintah SAPD sekurang-kurangnya meliputi daerah atau SKPD maka semakin tinggi pula prosedur akuntansi penerimaan kas, prosedur terwujudnya transparansi dan akuntabilitas akuntansi pengeluaran kas, prosedur akuntansi pengelolaan keuangan di daerah. aset tetap/barang milik daerah, dan prosedur Hasil penelitian Nasution (2009) yang dilakukan akuntansi selain kas. Sistem akuntansi menyatakan bahwa pemerintah daerah merupakan pedoman atau SKPD acuan aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh terhadap transparansi dan bagi pemerintahan daerah dalam manajemen keuangan daerah terutama dalam akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. pelaporan Penelitian Aliyah (2012) menyatakan bahwa daerah. aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh keuangan Penelitian unit-unit pemerintah Firmansyah (2008) positif terhadap transparansi dan akuntabilitas menyatakan bahwa sistem pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten pemerintah daerah berperan Jepara. mewujudkan transparansi dan akuntabilitas Penelitian responden menyatakan keuangan Rizkiani anggota bahwa (2011) dewan kota aksesibilitas berpengaruh signifikan dengan akuntansi dalam keuangan pemerintah daerah. Jambi H3: Sistem akuntansi keuangan daerah laporan berpengaruh positif transparansi terhadap transparansi dan akuntabilitas laporan terhadap dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD keuangan daerah. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah : 6 Dimana: Model Penelitian Model penelitian antara variabel Y =Transparansi dan akuntabilitas dalam penelitian ini dapat disajikan dalam pengelolaan keuangan SKPD α gambar berikut ini: = Konstanta β1, β2, β3 = Koefisien Regresi Penyajian Laporan Posisi Keuangan SKPD X1 Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan SKPD Aksesibilitas laporan keuangan SKPD = Penyajian Laporan Posisi Keuangan SKPD X2 =Aksesibilitas Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah SKPD X3 = Sistem akuntansi keuangan daerah III. METODE PENELITIAN e Sampel dari penelitian ini adalah = Term Error Kepala SKPD dan staf. Penentuan sampel IV. ANALISIS DAN HASIL dilakukan dengan metode nonprobability PENELITIAN sampling yaitu purposive sampling dengan kriteria yang terlibat dalam Prosedur Pengumpulan Data proses Data untuk penelitian ini adalah data pengelolaan keuangan di setiap SKPD mulai dari pelaksanaan, proses primer. Data primer diperoleh dengan perencanaan, penatausahaan, menyebarkan kuesioner kepada responden dan untuk diisi. Sampel dalam penelitian ini pelaporan. adalah seluruh SKPD di Kota Padang yang Teknik Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis adanya berjumlah keseluruhan Penentuan sampel 56 populasi. dilakukan dengan pengaruh yang signifikan antara penyajian metode nonprobability sampling yaitu laporan purposive sampling. posisi keuangan, aksesibilitas laporan keuangan dan sistem akuntansi Dapat dilihat jumlah responden keuangan daerah terhadap transparansi dan sebanyak 83 data yang diperoleh, dapat akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD disimpulkan: di Kota Padang, maka digunakan alat uji penyajian laporan posisi keuangan statistik yaitu regresi linear berganda. mempunyai kisaran aktual terendah 13 dan (Ghozali, 2011) menyatakan regresi linear tertinggi 24 serta kisaran teoritis nilai berganda terendah adalah 5 dan nilai tertinggi 25. dapat dirumuskan sebagai berikut. Sedangkan rata-rata variabel laporan posisi Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e keuangan adalah 19,0723 dengan standar 7 deviasi 2,96641. Hal ini menunjukkan maka semakin tinggi transparansi dan bahwa semakin tinggi jawaban responden akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. maka semakin tinggi penyajian laporan Tabel Hasil Uji Validitas posisi keuangan SKPD. Variabel keuangan aksesibilitas mempunyai kisaran laporan aktual Variabel KMO Faktor Loading Keterangan X1 0,731 0,616 – 0,965 Valid X2 0,576 0,580 – 0,888 Valid terendah 7 dan tertinggi 15 serta kisaran X3 0,676 0,622 – 0,833 Valid teoritis nilai terendah adalah 3 dan nilai Y 0,642 0,469 – 0,844 Valid Sumber : Hasil Olahan SPSS tertinggi 15. Sedangkan rata-rata variabel aksesibilitas laporan keuangan Dari tabel diatas dapat dilihat nilai adalah Kaiser Meyer Olkin-Measure of Sampling 11,0723 dengan standar deviasi 2,02294. (KMO – MSA) dari keempat variabel di Hal ini menunjukkan bahwa semakin atas berada diatas 0,5. Hal ini memberikan tinggi jawaban responden maka semakin arti bahwa item-item dari keempat variabel tinggi aksesibilitas laporan keuangan. tersebut valid untuk diuji. Hasil dari factor Variabel sistem akuntansi keuangan loading juga berada di atas 0,4 oleh sebab daerah mempunyai kisaran aktual terendah itu seluruh variabel tersebut memiliki item 48 dan tertinggi 68 serta kisaran teoritis pertanyaan yang dinyatakan valid dan nilai terendah adalah 15 dan nilai tertinggi dapat terus digunakan dalam pengujian 75. Sedangkan rata-rata variabel sistem akuntansi keuangan daerah reliabilitas. adalah Tabel Hasil Uji Reliabilitas 58,5542 dengan standar deviasi 5,55516. Variabel Cronbach Alpha Keterangan X1 0.775 Reliabel X2 0.655 Reliabel X3 0.764 Reliabel Y 0.659 Reliabel Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jawaban responden maka semakin tinggi sistem akuntansi keuangan daerah. Variabel transparansi dan aksesibilitas pengelolaan keuangan SKPD Sumber : Hasil Olahan SPSS mempunyai kisaran aktual terendah 14 dan Berdasarkan tabel diatas hasil uji tertinggi 24 serta kisaran teoritis nilai reliabilitas nilai cronbach alpha untuk terendah adalah 6 dan nilai tertinggi 30. seluruh variabel yang digunakan adalah Sedangkan rata-rata variabel transparansi besar dari 0,6 dan ini menunjukan seluruh dan akuntabilitas pengelolaan keuangan item pertanyaan dinyatakan reliabel atau SKPD adalah 19,1084 dengan standar handal. deviasi 2,53758. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jawaban responden 8 Tabel,Hasil Uji Normalitas Tabel Hasil Uji R-Square, F dan t- Variabel Nilai Asymp. Sig. Cut Off Keterangan X1 0,558 0,05 Normal X2 0,075 0,05 Normal X3 0,592 0,05 Normal Konstanta 1.933 0.407 Y 0,229 0,05 Normal X1 0.126 0.003 H1 diterima X2 0.039 0.001 H2 diterima X3 0.245 0.000 H3 diterima 0,000a - statistik Variabel Bebas dan Konstanta Sumber : Hasil Olahan SPSS Koefisien Regresi Sig. Keterangan - Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S) maka dapat disimpulkan bahwa data F= 23,205 - R2= 0,468 - -- - Sumber : Hasil Olahan SPSS berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat Dari tabel diatas diperoleh hasil R dari nilai masing-masing variabel tingkat square sebesar 0,468 signifikansi sebesar Asymp. Sig. (2-tailed) variabel independen mampu menjelaskan X1 (0,558), X2 (0,075) , X3 (0,592) dan Y variabel dependen sebesar 0,468 atau (0,229). Jika signifikansi nilai Kolmogorov 46,2% sedangkan sisanya sebesar 53,8% Smirnov lebih besar dari 0,05 artinya data dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang terdistribusi normal. tidak diteliti pada penelitian ini. Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Varia bel X1 X2 Tolera nce 0.186 -0.345 dengan demikian Dari tabel yang terlihat di atas uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F VIF Keterangan hitung yang diperoleh adalah sebesar 0.439 Tidak Terjadi Multikolinearitas 23,205 Tidak Terjadi Multikolinearitas signifikansi 0,000a dengan demikian nilai 0.422 X3 0.119 0.371 Sumber : Hasil Olahan SPSS yang diperkuat dengan nilai signifikan lebih kecil dari nilai alpha 0,05 Tidak Terjadi Multikolinearitas maka Dari tabel diatas dua variabel keputusannya diterima sehingga adalah dapat hipotesis disimpulkan independen dalam penelitian ini nilai VIF- bahwa penyajian laporan posisi keuangan, nya dibawah 10 dan nilai tolerance nya aksesibilitas laporan keuangan, dan sistem mendekati 1. Maka dapat disimpulkan akuntansi keuangan daerah berpengaruh tidak secara simultan atau serentak terhadap terjadi multikolinearitas antara variabel-variabel independen tersebut. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD di Kota Padang. Dari tabel di atas terlihat uji signifikansi t statistik menghasilkan nilai: 9 jumlah aset, utang dan ekuitas dana Y= 1.933+ 0.126X1+ 0.039X2 + 0.245 X3 (Suhanda,2007) Hasil Pengujian Hipotesis 1 Pada pengujian hipotesis pertama Hasil penelitian ini sejalan dengan bertujuan untuk membuktikan pengaruh penelitian yang dilakukan oleh Nasution penyajian (2009) laporan posisi keuangan dimana hasil penelitiannya terhadap transparansi dan akuntabilitas menemukan bahwa terdapat pengaruh pengelolaan keuangan SKPD. Berdasarkan signifikan dari penyajian neraca/laporan hasil pengolahan data menggunakan SPSS posisi keuangan terhadap transparansi dan 16 diketahui bahwa nilai t hitung sebesar akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. 0.804 Hasil Pengujian Hipotesis 2 dengan signifikasi 0.003 dan koefisien beta sebesar 0.126, dilihat dari Untuk pengujian hipotesis kedua nilai signifikasi 0.003 < 0.05 tingkat alpha bertujuan untuk membuktikan pengaruh 5% dapat disimpulkan bahwa hipotesis aksesibilitas laporan keuangan terhadap pertama lain transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan keuangan SKPD. Dilihat pada tabel diatas terhadap yang merupakan hasil pengolahan data transparansi dan akuntabilitas pengelolaan menggunakan SPSS 16, hasil nilai t hitung keuangan SKPD. 0.202 koefisien beta 0.039 dengan tingkat diterima penyajian dengan laporan berpengaruh kata posisi signifikan Penyajian laporan posisi keuangan yang baik dan wajar signifikansi 0.001, dengan demikian dapat menunjang disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih terciptanya transparansi dan akuntabilitas kecil dari tingkat alpha yang digunakan pengelolaan keuangan SKPD. Salah satu sebesar 0.05 (5%) sehingga hipotesis media akuntabilitas pemerintah daerah kedua diterima. adalah laporan keuangan dan dalam Dengan demikian aksesibilitas laporan keuangan yang sangat penting laporan keuangan berpengaruh signifikan adalah laporan posisi keuangan karena terhadap transparansi dan akuntabilitas menggambarkan pengelolaan aset, kewajiban dan ekuitas dana. Laporan posisi keuangan penelitian dapat memberikan meningkatkan transparansi dengan dari keuangan ini SKPD. menunjukkan Hasil bahwa manfaat untuk terciptanya transparansi dan akuntabilitas akuntabilitas dan pengelolaan keuangan SKPD tergantung pemerintah kepada aksesibilitas laporan keuangan atau informasi memberikan kemudahan akses terhadap aktivitas pengungkapan atas laporan keuangan SKPD. Semakin mudah 10 akses terhadap laporan keuangan maka pada nilai signifikansinya sebesar 0.000 < semakin tinggi terciptanya transparansi 0.05 dengan tingkat alpha 5% maka dan akuntabilitas pengelolaan keuangan hipotesis ketiga diterima. Hasil studi ini SKPD. dapat Menurut Mardiasmo (2009) membuktikan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh masyarakat sebagai pihak yang memberi signifikan kepercayaan kepada pemerintah untuk akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. mengelola keuangan publik dan berhak mendapatkan Menurut transparansi Keputusan dan Permendagri keuangan No.29 Tahun 2002 menyatakan bahwa pemerintah untuk melakukan evaluasi sistem akuntansi keuangan daerah adalah terhadap pemerintah. Akuntabilitas yang suatu sistem akuntansi yang meliputi efektif tergantung kepada akses publik proses terhadap aksesibilitas menunjang informasi terhadap laporan laporan pencatatan, penggolongan, keuangan dan penafsiran, peringkasan transaksi atas keuangan juga kejadian transparansi terhadap keuangan serta pelaporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan pemerintah daerah. APBD Hasil ini sejalan dengan penelitian sesuai akuntansi. dengan Pada saat prinsip-prinsip ini pemerintah yang dilakukan oleh Nasution (2009), dituntut untuk bisa menghasilkan laporan dimana hasil penelitiannya menemukan pertanggungjawaban yang memiliki nilai bahwa terdapat pengaruh signifikan dari akuntabilitas dan transparansi yang tinggi, aksesibilitas laporan keuangan terhadap untuk dapat menghasilkan LPJ tersebut transparansi dan akuntabilitas pengelolaan tentunya memerlukan sarana, prasarana keuangan SKPD. dan sistem akuntansi keuangan yang Hasil Pengujian Hipotesis 3 Untuk pengujian hipotesis terakhir daerah yang akuntansi baik akan Hasil ini sejalan dengan penelitian transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Berdasarkan keuangan sistem transparansi pengelolaan keuangan SKPD. sistem akuntansi keuangan daerah terhadap SKPD. Dengan mendukung terciptanya akuntabilitas dan bertujuan untuk membuktikan pengaruh keuangan memadai. yang dilakukan oleh Firmansyah (2008), hasil dimana hasil penelitiannya menemukan pengolahan data pada tabel diatas dengan bahwa terdapat pengaruh dari sistem menggunakan SPSS 16 nilai t hitung akuntansi sebesar 3.872 dengan koefisien beta 0.245 keuangan daerah terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dan nilai signifikasi sebesar 0.000, dilihat keuangan SKPD. 11 V. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Kesimpulan Adisti, D. (2013). Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Penggunaan Informasi Keuangan Daerah. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Siliwangi. 1. Penyajian laporan posisi keuangan berpengaruh transparansi signifikan dan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD (dengan tingkat signifikansi 0.003, koefisien Aliyah, S. (2012). Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Jepara. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol.8 No.2, 97-186. beta 0.126). 2. Aksesibilitas berpengaruh transparansi laporan keuangan signifikan terhadap dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD (dengan tingkat signifikansi 0.001, koefisien beta 0.039). Firmansyah, I. (2008). Peran Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dalam Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah di Pemerintahan Jawa Barat. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama . 3. Sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh transparansi signifikan dan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD ( dengan tingkat signifikansi 0.000, koefisien beta 0.245). Saran Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi 5. Semarang: Universitas Dipenogoro. 1. Diharapkan pada peneliti selanjutnya melihat lagi dari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Halim, A. (2008). Akuntansi Keuangan Daerah Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. keuangan SKPD. 2. Agenda penelitian mendatang juga Mahmudi. (2010). Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Erlangga. dapat dilakukan pada lembaga/ instansi lain yang berbeda, mungkin bukan Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi. hanya instansi pemerintahan tetapi juga sektor swasta atau BUMD. Metta, S. (2013). Pengaruh Penyajian Neraca Daerah dan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Daerah. Skripsi. 12 Nasution, S. I. (2009). Pengaruh Penyajian Neraca SKPD dan Aksesibilitas Laporan Keuangan SKPD terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan SKPD di Pemerintahan Sumatera Utara. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Rohman, A. (2009). Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Fungsi Pengawasan dan Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 9 No.1, Universitas Diponegoro. Nordiawan, D. (2010). Akuntansi Sektor Publik Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat. Sekaran, U. (2011). Research Methods For Business Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Rizkiani, D. (2011). Pengaruh Penyajian Neraca Daerah, Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Daerah. Abstrak Skiripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, UII Yogyakarta. Sri Wisnu, H. (2007). Persepsi Stakeholder Terhadap Kriteria Akuntabilitas Keuangan dan Transparansi Pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Tesis S2, Magister Akuntansi UGM Yogyakarta. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Suhanda. (2007). Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Padang: Andalas Lima Sisi. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Sumarsono, H. Kemandirian JSEP Vol. 1. (2009). Otonomi www.google.com Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negri No.13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. www.merdeka.com www.metrotvnews.com www.padang.go.id Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negri No.59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negri No.13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. www.tribunnews.com Republik Indonesia, Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang 13 Analisis Daerah.