PENDAHULUAN CRITICAL REVIEW JURNAL MENGUJI KUALITAS STANDAR AKUNTANSI HASIL ADOPSI IFRS : STUDI EMPIRIS PADA PSAK NO. 55 (REVISI 2006) 2. EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PELAPORAN ASET BIOLOGIS 3. PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNASIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARS 1. @1. FENOMENA MASALAH Kebutuhan standar akuntansi berkualitas tinggi tinggi telah dibahas oleh berbagai pihak standar akuntansi berkualitas tinggi yang diharapkan oleh semua pihak. Jika tidak ada akuntansi standar, perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai keinginan mereka. Ini akan menjadi masalah untuk semua pengguna laporan keuangan karena akan sangat sulit untuk memahami dan menganalisis pelaporan yang ada @1. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang kualitas standar akuntansi di Indonesia serta mengevaluasi apakah PSAK No. 55 (Revisi 2006) memenuhi kriteria sebagai standar akuntansi yang berkualitas dari aspek isi (content) dan bahasa. Perbaikan pada aspek isi (content) dan bahasa diharapkan menjadikan PSAK No. 55 (Revisi 2006) lebih mudah dipahami oleh pihak yang berkepentingan. @1 .TEORI UTAMA Teori utama yang di pakai adalah X yang berisi kualitas standar akuntansi dan Y nya berisi studi empires pada PSAK NO.55 (revisi 2006) yang menjelasakan tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pada tanggal 16 Desember 2006 (IAI, 2007). PSAK No. 55 (Revisi 2006) menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999) tentang akuntansi instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai yang telah dikeluarkan DSAK sejak 10 September 1999 (IAI, 2007). PSAK No. 55 (Revisi 2006) merupakan standar hasil adopsi dari IFRS. @1.HIPOTESIS Terdapat dua hipotesis dari jurnal tersebut yaitu : Hipotesis 1: Mahasiswa akuntansi sulit memahami PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan. Hipotesis 2: PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan tidak memenuhi kriteria sebagai standar akuntansi yang berkualitas dari aspek isi (content) dan bahasa. @1.VARIABLE YANG DIGUNAKAN Pada jurnal ini membahas tentang PSAK No.55 (revisi 2006) tentang pengakuan dan pengukuran intrumen keuangan dan mengunakan 4(empat) variable yaitu : Variable instrumen keuangan Variable pengakuan intrumen keuangan Variable pengukuran intrumen keuangan Variable kesimpulan @1.METODE ANALISI Metode analisi yang di gunakan pada jurnal ini adalah metode sampling dengan teknik purposive sampling @1. Inti hasil pembahasan Inti hasil dan pembahasan pada jurnal tersebut adalah pembahasan mengenai PSAK No.55 ( revisi 2006) dengan menyimpulkan a. Mahasiswa sulit memahami PSAK No.55 (resvisi 2006) tentang pengakuan dan pengukuran intrumen keuangan dan b. PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan tidak memenuhi kriteria sebagai standar akuntansi yang berkualitas dari aspek isi (content) dan bahasa. @1.INTI KESIMPULAN Di indonesia standar akuntansi yang di gunakan mengacu ke standar akuntansi indonesia (IFRS) dan di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia tetapi pada PSAK No.55 (revisi 2006) kata-kata dan bahasa yang di terjemahkan sulit di pahami , jika memang standar akuntansi di adopsi dari IFRS , penerjemahaan standar tersebut harus betul-betul dilakukan dengan akurat sesuai dengan konteksinya tidak sekedar diterjemahkan berdasarakan kata-katanya. @1.KETERBATASAN Sesuai dengan jurnal di tersebut penelitian ini hanya terbatas pada mahasiswa akuntansi S1 dari empat perguruan tinggi di semarang sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan untuk semua mahasiswa akuntansi di seluruh indonesia @1. SARAN Oleh karena itu penelitian selanjutnya disarankan untuk melibatkan sempel lainnya seperti , auditor dan dosen jurnal ini juga hanya fokus membahas PSAK No.55(revisi 2006) tentang pengakuan dan pengukuran intrumen dan juga penelitian ini tidak melihat apakah mahasiswa akuntansi telah mendapat materi tentang PSAK No.55 (revisi 2006) tentang pengakuan dan pengukuran intrumen keuangan dan penelitian berikutnya dapat dilakukan pada standar akuntansi di anggap controversial misalnya PSAK No.10 @2 FENOMENA MASALAH Dunia bisnis saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan tersebut terjadi dalam semua sektor industri. Semua entitas bisnis berupaya keras untuk meningkatkan kualitas bisnisnya. Peningkatan kualitas entitas bergantung pada informasi ekonomi yang bisa menjelaskan keberadaan dan perkembangan entitas tersebut bagi pihak-pihak lain yang berhubungan dengan entitas. Penyajian informasi terkait dengan aktivitas ekonomi entitas dapat dilakukaan melalui penyajian laporan keuangan. Sehubungan dengan upaya penyusunan laporan keuangan yang baik, pemilihan dan penggunaan metode akuntansi yang tepat menjadi hal yang harus diperhatikan. Metode akuntansi yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis industri yang dijalankan oleh entitas tersebut. @2 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan SAK ETAP dalam pelaporan aset biologis. Penelitian ini adalah penelitian studi kasus tunggal yang diadakan pada sebuah koperasi perkebunan “M” di kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Proses evaluasi dilakukan berdasarkan kesesuaian aktivitas pengakuan, pengukuran, dan pelaporan khusus pada aset biologis yang dimiliki Koperasi “M”. @2 TEORI UTAMA Teori utama yang dipakai dari Penerapan Standar Akuntansi Keuangan dalam Pelaporan aset biologis adalah aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas. Aset biologis adalah aset entitas berupa hewan dan atau tanaman. Karakteristik khusus yang melekat pada aset biologis terletak pada adanya proses transformasi atau perubahan biologis atas aset ini sampai pada saatnya aset ini dapat dikonsumsi atau dikelola lebih lanjut oleh entitas. Karakteristik khusus inilah yang juga melekat pada entitas industri perkebunan seperti yang dijadikan obyek pada penelitian ini. @2 HIPOTESIS Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaporan aset biologis yang dilakukan oleh Koperasi “M” belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP. Unsur yang sesuai dengan SAK ETAP adalah pengakuan akun Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM) serta penggunaan metode biaya historis sebagai dasar pengukuran aset tersebut. Unsur yang tidak sesuai dengan SAK ETAP adalah tidak adanya pengakuan penyusutan aset biologis yang masuk ke dalam kelompok aset tetap, tidak adanya pengukuran dan pengakuan mengenai beban kerugian atas aset yang rusak atau produk yang cacat, dan tidak terdapat akun Persediaan di dalam Laporan Posisi Keuangannya. @2 VARIABEL YANG DIGUNAKAN Variabel yang digunakan pada jurnal ini adalah variabel dependen @2 METODE ANALISIS Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan metode deskriptif. @2 INTI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang disampaikan dalam artikel ini dilakukan dalam ketiga aktivitas perlakuan akuntansi dan dilaporkan terpisah per aktivitas akuntansi, yaitu: pengakuan, pengukuran, dan pelaporan akuntansi atas aset biologis milik entitas Koperasi “M”. @INTI KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan SAK ETAP dalam pelaporan akuntansi aset biologis yang telah dilakukan oleh Koperasi “M” belum sepenuhnya dilakukan dengan sesuai. @KETERBATASAN Peneliti menyadari masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini. Dengan demikian, maka peneliti menyarankan kepada penelitian selanjutnya untuk memperluas cakupan penelitian mengenai akuntansi aset biologis dan berusaha untuk mendapatkan data laporan keuangan yang benar-benar valid yakni laporan keuangan auditan. @2 SARAN Sebaiknya penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas cakupan penelitian mengenai akuntansi aset biologis dan berusaha untuk mendapatkan data laporan keuangan yang benar-benar valid yakni laporan keuangan auditan. @3 FENOMENA MASALAH Standar akuntansi saat ini belum menggungakan secara penuh (full adoption) standar auntansi internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS) adopsi yang dilakukan Indonesia saat ini sifatnya belum menyeluruh baru sebagian (harmonisasi). Namun proses harmonisasi ini memiliki hambatan antara lain nasionalisme dan budaya tiap-tiap Negara perbedaan system pemerintahan pada tiap-tiap Negara perbedaan kepentingan antara perusahaan mutinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi antar Negara serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi. Ikatan auntansi Indonesia (IAI) mencanangkan bahwa standar akuntansi internasional (IFRS) akan mulai berlaku di Indonesia pada tahun 2012 secara keseluruhan atau full adoption. Dengan pencanangan tersebut timbul permasalahan mengenai seauhmana adopsi IFRS dapat diterapkan dalam laporan keuangan di Indonesia bagaimana sifat adopsi yang cocok apakah adopsi seluruh atau sebagian (harmonisasi) dan manfaat bagi perusahaan yang mengadopsi khususnya dan bagi perekonomian Indonesia pada umumnya. @3 TUJUAN PENELITIAN Pengadopsian standar akuntansi internasional ke dalam standar akuntansi domestic bertuuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi persyaratan akan item-item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula manaemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan laporan keuangan akan lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva hutang euitas pendapatan dan beban perusahaan. @3 TEORI UTAMA Berikut adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal sampai dengan saat ini yang menu konvergensi dengan IFRS : Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, memakai standar gaya Belanda Tahun 1955 indonesia belum punya UU resmi peraturan tentang standar keuangan Tahun 1974 Indonesia mengikuti standar akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi Tahun 1984 standar akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC (International Accounting Standart Committee) Tahun 1994 IAI sudah Committeed mengikuti IASCIFRS Tahun 2008 diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan Tahun 2012 apakah sudah mengikuti IFRS sepenuhnya Lima butir PSAK yang telah direvisi adalah PSAK No 13 PSAK No 16, PSAK No 30, (ketiganya telah direvisi tahun 2007 yang berlaku seak 1 Januari 2008) PSAK No 50, dan PSAK No 55 (yang telah direvisi tahun 2006 yang berlaku seak 1 anuari 2009). Adapun PSAK yang sedang dalam proses revisi yaitu PSAK No 22 PSAK No 58 dan PSAK No 48. @3 HIPOTESIS Hipotesis I bagi perusahaan. Penerapan IFRS dalam sebuah perusahaan atau organisasi bukankah suatu keharusan namun bagi perusahaan multinasional wajib menerapkan IFRS tersebut dalam laporan keuangannya karena perusahaan ini berpartner dengan perusahaan-perusahaan global. Hipotesis II bagi akademisi Indonesia akan mengadopsi IFRS sepenuhnya pada tahun 2012 maka generasi-generasi penerus khususnya di bidang akuntansi akan berhadapan dengan IFRS dalam dunia kerja hingga masa depan @3 VARIABEL YANG DIGUNAKAN Variable yang digunakan dalam jurnal artikel ini adalah variable bebas (variable independen) @3 METODE ANALISIS Metode analisis yang digunakan dalam Jurnal artikel ini adalah metode analisis kualitatif @3 INTI HASIL DAN PEMBAHASAN Inti hasil dan pembahasan dalam jurnal ini adalah pembahasan mengenai perkembangan PSAK Indonesia untuk mengadopsi (harmonisassi) IFRS dari masa Belanda hingga tahun 2012 serta peranan dan keuntungan harmonisasi IFRS sebagai standar akuntansi domestic @3 INTI KESIMPULAN Standar akuntansi keuangan Indonesia perlu mengadopsi IFRS untuk info keuangan yang bias diakui secara global serta adopsi yang dilakukan PSAK Indonesia bersifat harmonisasi namun Indonesia mencanangkan akan adopsi seutuhnya pada tahun 2012 @3 KETERBATASAN Keterbatasan dalam jurnal ini adalah perkembangan harmonisasi PSAK untuk ke IFRS hanya sampai pada tahun 2012 sedangkan yang terbaru sudah efektif berjalan pada 1 januari 2015 @3 SARAN Penelitian selanjutnya disarankan untuk selalu mengupdate keadian perkembangan PSAK yang ada dan standar akuntansi euangan Indonesia dapat mengadopsi penuh IFRS.