7 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Pengertian Komunikasi Theodorson dan Theodorson dalam Littlejohn dan Foss (2009) mendefinisikan komunikasi sebagai proses penyampaian informasi, ide, sikap atau emosi dari satu orang atau kelompok ke orang atau kelompok lainnya. Theodore Clavenger Jr dalam Littlejohn dan Foss (2009) mencatat bahwa masalah yang selalu ada dalam mendefinisikan untuk tujuan-tujuan penelitian atau ilmiah berasal dari fakta bahwa kata kerja ‘berkomunikasi’ memiliki posisi yang kuat dalam kosakata umum dan karenanya tidak mudah didefinisikan untuk tujuan ilmiah. Definisi komunikasi lainnya dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam Effendy (2007), yang menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : who says what in which channel to whom with what effect (siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa). Jawaban bagi pertanyaan Laswell ini merupakan unsur-unsur proses komunikasi, yaitu communicator (komunikator), message (pesan), media (media), receiver (komunikan/penerima), dan effect (efek). Hovland, Janis dan Kelly (1981) dalam Effendy (2007) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal dan bertujuan untuk mengubah tingkah laku orang lain. Teori komunikasi ini dikenal sebagai stimulus-organism-response. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengaharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Ada tiga variabel penting dalam menelaah sikap, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 8 Teori komunikasi lainnya adalah teori matematikal model Shannon dan Weaver (Effendy 2007). Model komunikasi ini menunjukkan bahwa sumber informasi memproduksi sebuah pesan untuk dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain-lain. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancar kepada penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi adalah benak (brain), pemancar adalah mekanisme suara yang menghasilkan isyarat, dan saluran adalah udara. Penerima melakukan kebalikan operasi yang dilaksanakan pemancar, yakni merekonstruksi pesan dari isyarat. Tujuan (destination) adalah orang atau benda kepada siapa atau kepada apa pesan ditujukan. Komunikasi merupakan pusat kehidupan kemanusiaan. Komunikasi adalah salah satu dari kegiatan sehari-hari yang benar-benar terhubung dengan semua kehidupan kemanusiaan, sehingga kadang-kadang kita mengabaikan penyebaran, kepentingan, dan kerumitannya. Kita dapat menyusun serangkaian metode untuk meningkatkan komunikasi. Kita dapat menggunakan beberapa model dasar, tetapi hal ini juga memberikan pandangan tentang komunikasi yang terbatas (Littlejohn & Foss 2009). Frank Dance dalam Littlejohn dan Foss (2009) menggrisbawahi adanya sejumlah elemen yang digunakan untuk membedakan komunikasi. Tiga poin dari perbedaan konseptual yang penting membentuk dimensi-dimensi komunikasi. Dimensi yang pertama adalah tingkat pengamatan atau keringkasan. Komunikasi merupakan sebuah sistem (misalnya telepon atau telegraf) untuk menyampaikan informasi dan perintah (misalnya di Angkatan Laut), yang bersifat membatasi. Perbedaan yang kedua adalah tujuan. Definisi komunikasi disini adalah situasisituasi yang merupakan sebuah sumber yang mengirimkan sebuah pesan kepada penerima dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi perilaku penerima. Sedangkan sebuah definisi yang tidak memerlukan tujuan adalah sebagai berikut : “komunikasi merupakan sebuah proses menyamakan dua atau beberapa hal mengenai kekuasaan terhadap seseorang atau beberapa orang. Dimensi ketiga yang digunakan untuk membedakan definisi komunikasi adalah penilaian Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 9 normatif. Beberapa definisi menyertakan pernyataan tentang keberhasilan, keefektifan, atau ketepatan; definisi-definisi yang lain tidak berisi penilaian yang lengkap seperti itu. Sebagai contoh, definisi berikut menganggap bahwa komunikasi dikatakan berhasil jika komunikasi merupakan pertukaran sebuah pemikiran atau gagasan. Asumsi dari definisi ini adalah bahwa sebuah pemikiran atau gagasan berhasil ditukarkan. Di sisi lain, sebuah definisi yang tidak menilai apakah hasilnya berhasil atau tidak, komunikasi adalah penyampaian informasi. Di sini, informasi disampaikan, tetapi tidak penting apakah informasi tersebut diterima dan dipahami atau tidak. Model Komunikasi Model merupakan representasi sederhana dari proses komunikasi. Model diartikan sebagai gambaran yang didesain untuk mempresentasikan realita, dan merupakan representasi fisik atau verbal dari suatu objek atau proses (DeVito 1997). Suatu model yang nyata (tangible) akan membantu untuk menjelaskan proses komunikasi insani yang merupakan suatu proses yang tidak dapat diraba (intangible) yang selalu berubah (Tubbs & Moss 2005). Model merupakan suatu maksud untuk menunjukkan hal yang fundamental dalam sebuah studi (Sereno & Budaken 1975). Komunikasi sebagai aksi: model linier Deskripsi komunikasi sebagai proses linier pertama kali diungkapkan oleh Claude Shannon pada tahun 1949 (dalam West dan Turner 2008). Komunikasi sebagai proses linier merupakan komunikasi sebagai aksi satu arah. Satu arah menjelaskan bahwa pesan ditransmisikan dalam satu arah, dari satu orang ke orang lainnya (Sereno & Budaken 1975). Selain Claude Shannon, model linier juga dijelaskan oleh Harold D. Laswell dan Aristoteles. Model Laswell menjelaskan proses satu arah, sehingga mengabaikan faktor tanggapan balik. Aristoteles membuat model komunikasi terdiri dari tiga unsur takni sumber, pesan dan penerima. Tiga model analisis dasar komunikasi tersebut memiliki sifat satu arah (linier), Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 10 serta terlalu menekankan pada peranan sumber dan media (Cangara, 2004). Elemen kunci pada model linier adalah sebuah sumber (source) yang mengirimkan pesan (message) kepada penerima (receiver) yang akan menerima pesan tersebut. Komunikasi juga melibatkan gangguan (noise), yang merupakan semua hal yang tidak dimaksudkan oleh sumber informasi (Gambar 1). Ada empat jenis gangguan. Pertama, gangguan semantik yang berhubungan dengan slang, jargon atau bahasa-bahasa spesialisasi yang digunakan secara perorangan dan kelompok. Kedua, gangguan fisik (eksternal) yaitu gangguan yang berada di luar penerima. Ketiga, gangguan psikologis merujuk pada prasangka, bias dan kecenderungan yang dimiliki oleh komunikator terhadap satu sama lainnya atau terhadap pesan itu sendiri. Keempat, gangguan fisiologis adalah gangguan yang bersifat biologis terhadap proses komunikasi. Gangguan semacam ini muncul apabila sedang sakit, lelah atau lapar. Semantik Fisik Psikologis Fisiologis Gangguan Pengirim / Sumber Semantik Pesan Fisik Target/Penerima Psikologis Fisiologis Gambar 1 Model komunikasi linier (Shannon Weaver) Sumber : West dan Turner (2008) Komunikasi sebagai interaksi: model interaksional Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954. Model ini menolak asumsi model linier bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima (West & Turner 2008). Komunikasi sebagai interaksi memandang bahwa komunikasi memiliki penyebab dan efek atau memiliki aksi dan reaksi. Seseorang berbicara, yang lainnya Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 11 menganguk, kemudian orang pertama berbicara lagi. Interaksi terjadi sebagai komunikasi dua arah, setiap komunikator menerima dan mengirim pesan (Sereno & Budaken 1975). Sedangkan model interaksional menurut Wilbur Schramm (1954) dalam West dan Turner (2008) menekankan pada proses komunikasi dua arah, yaitu dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses interaksi terjadi secara melingkar (Gambar 2). Proses ini mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus. Selain Shcramm, model interaksi juga dijelaskan oleh Dance. Dance (dalam Effendy 2007), menyatakan sutu bentuk melingkar yang semakin membesar menunjukkan perhatian kepada suatu fakta bahwa proses komunikasi bergerak maju dan apa yang dikomunikasikan kini akan mempengaruhi struktur dan isi komunikasi. Dance menggarisbawahi sifat dinamik dari komunikasi. Gangguan Pesan Gangguan Bidang Pengalaman Gangguan Penerima Pengirim Umpan Balik Bidang Pengalaman Umpan Balik Saluran Gangguan Gambar 2 Model komunikasi interaksional Sumber : West dan Turner (2008) Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 12 Satu elemen penting bagi model komunikasi interaksional adalah umpan balik (feed back), atau tanggapan terhadap suatu pesan. Umpan balik juga dapat berupa verbal dan nonverbal, dapat disengaja ataupun tidak disengaja. Umpan balik juga membantu para komunikator untuk mengetahui apakah pesan mereka telah tersampaikan atau tidak dan sejauh mana pencapaian makna terjadi. Dalam model interaksional, umpan balik terjadi setelah pesan diterima, tidak pada saat pesan sedang dikirim. Elemen terakhir dalam model interaksional adalah bidang pengalaman (field of experience). Seseorang atau bagaimana budaya, pengalaman dan keturunan seseorang mempengaruhi kemampuannya untuk berkomunikasi dengan satu sama lainnya Komunikasi sebagai transaksi: model transaksional Model komunikasi transaksional (transactional model of communication) awalnya diperkenalkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Komunikasi sebagai transaksi menunjukkan bahwa komunikasi merupakan suah proses pertukarang yang dinamis antara komunikator, tidak memiliki waktu tertentu. Setiap komunikator selalu aktif mengirim dan menerima pesan. Setiap waktu para partisipan aktif mempertukarkan respon verbal dan nonverbal (Sereno & Bodaken 1975). Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi (Gambar 3). Menurut Barnlund (1970) dalam DeVito (1997), dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, bahwa komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan. Model transaksional berarti komunikasi bersifat kooperatif, pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Dalam model transaksional, orang membangun kesamaan makna (West & Turner 2008). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 13 Gangguan : - Semantik - Fisik - Psikologis - Fisiologis Komunikator Pesan / Umpan Balik Bidang Pengalaman Komunikator Bidang Pengalaman Kesamaan Bidang Pengalaman Gambar 3 Model komunikasi transaksional Sumber : West dan Turner (2008) Model komunikasi sebagai transaksi lainnya dijelaskan Littlejohn dan Foss sebagai konteks komunikasi. Setiap tingkatan komunikasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh konteks-konteks yang lebih besar (Littlejohn & Foss 2009). Teori komunikasi disusun dalam delapan konteks yang digambarkan pada Gambar 4. Kelompok Organisasi Percakapan Pesan Pelaku Kebudayaan dan masyarakat Percakapan Pelaku Hubungan Kelompok Gambar 4 Model komunikasi Littlejohn dan Foss Sumber : Littlejohn & Foss (2009) Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 14 Konteks komunikasi dimulai dengan individu, yaitu melihat caracara dari tradisi-tradisi yang berbeda yang menjelaskan pelaku komunikasi sebagai orang-orang yang terlibat dalam interaksi sosial. Selanjutnya, diperluas dengan melihat pesan dan percakapan. Ketika orang-orang menggunakan pesan dalam percakapan dengan orang lain, mereka mengembangkan hubungan, dan akan diperluas ke konteks yang lebih besar dari kelompok dan organisasi. Konteks komunikasi diperjelas dengan media dan pada tingkatan yang paling lebar yaitu untuk melihat pada komunikasi dalam kebuadayaan dan masyarakat. Konteks-konteks komunikasi dari pelaku komunikasi hingga masyarakat saling mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh, hubungan kita didefinisikan dan diatur melalui pertukaran pesan dalam percakapan. Para pelaku komunikasi mengambil keputusan mengenai pesan, tetapi pesan disusun ke dalam percakapan, mempengaruhi para pelaku komunikasi. Kebudayaan dibangun melalui komunikasi, tetapi jenis-jenis pesan yang kita kirimkan, bagaimana kita memahami pesanpesan tersebut, dan hasil dari hubungan tersebut ditentukan dalam banyak cara oleh kebudayaan dan masyarakat tempat kita hidup. Model komunikasi transaksi lainnya adalah model komunikasi konvergen yang dinyatakan oleh Rogers dan Kincaid (1981). Model komunikasi konvergen menyatakan komunikasi merupakan sebuah proses dimana para partisipan membuat dan membagi informasi dengan partisipan lainnya dalam rangka untuk mencapai mutual understanding antar dua individu tersebut. Komunikasi selalu berimplikasi pada suatu hubungan. Informasi dan mutual understanding merupakan komponen dominan dalam model komunikasi konvergen. Informasi diproses oleh individu pada level merasa (perceiving), interpretasi (interpreting), memahami (understanding), percaya (believing), dan tindakan (action). Ketika informasi dibagi oleh dua orang atau lebih, proses informasi akan menghasilkan pemahaman bersama pada level abstraksi fisik, psikologi dan sosial (Gambar 5). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 15 REALITAS PSIKOLOGI A REALITAS FISIK Merasa Interpretasi REALITAS PSIKOLOGI B INFORMASI Merasa Tindakan Memahami Interpretasi Tindakan Tindakan Kolektif Percaya Percaya Memahami Persetujuan bersama Pemahaman bersama MUTUAL UNDERSTANDING REALITAS SOSIAL A&B Gambar 5 Komponen dasar dari model komunikasi konvergen Sumber : Kincaid (1979) dalam Rogers dan Kincaid (1981) Efektivitas Komunikasi Secara umum komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Semakin besar kaitan antara yang dimaksud oleh komunikator dengan yang dipahami komunikan, maka semakin efektif pula komunikasi yang dilaksanakan. Efektivitas komunikasi erat kaitannya dengan tujuan, yang biasanya menghasilkan pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan dan tindakan (Tubbs & Moss 2005). Komunikasi akan menjadi efektif apabila adanya pemahaman bersama (mutual understanding). Pemahaman bersama (mutual understanding) yang merupakan tujuan dan fungsi utama komunikasi adalah proses pengambilan keputusan bersama yang berdasarkan pada ketidakpastian. Saling mengerti dan persetujuan tentang informasi simbolik yang dibentuk dan dibagi adalah sebuah prasyarat untuk aktivitas sosial dan kolektif lainnya (Rogers & Kincaid 1981). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 16 Pemahaman bersama yang dihasilkan dapat digambarkan dengan dua atau lebih overlapping lingkaran yang merepresentasikan tiap perkiraan partisipan terhadap makna lainnnya sebagai overlapping dengan makna aktual lainnya (Gambar 6). Sesuai dengan konsep mengenai overlapping of interests maka persamaan merupakan semacam kerangka dalam komunikasi yang terjadi. Agar pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi dapat saling memahaminya dan karenanya berkomunikasi dengan efektif, mereka harus memiliki sesuatu yang kurang lebih sama dengan latar belakang dan pengalaman. Istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sama antara pihak-pihak pelaku komunikasi ini adalah homofili. Menurut Rogers (2003), homofili adalah derajat dimana sepasang individu atau lebih yang berkomunikasi dengan cara yang sama. Kesamaan ini bisa saja pada atribut tertentu, seperti kepercayaan, pendidikan, status sosial ekonomi, dan kesukaannya. Pemahaman partisipan A Pemahaman bersama A & B Pemahaman partisipan B Gambar 6 Komunikasi sebagai konvergensi yang mengarah pada hubungan timbal balik Sumber: Kincaid dan Schramm 1975 dalam Rogers dan Kincaid 1981. Menurut Berlo (1960), komunikasi akan berjalan efektif apabila ketepatannya dapat ditingkatkan dan gangguannya dapat diperkecil. Oleh karena itu, meningkatkan ketepatan dan mengurangi gangguan harus terjadi pada setiap unsur komunikasi. Hal tersebut dapat terjadi apabila : 1. Seorang komunikator harus memiliki keterampilan berkomunikasi (communication skills), pengetahuan yang luas mengenai apa yang dibahasnya (knowledge), sikap jujur dan bersahabat (attitide), serta Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 17 mampu beradaptasi dengan sistem sosial dan budaya (social and cultural system). 2. Seorang komunikan harus memiliki kemampuan berkomunikasi, bersikap positif kepada komunikator dan pesan yang disampaikan, memahami isi pesan yang disampaikan, serta perilaku kebiasaan dalam menerima dan menafsirkan pesan. 3. Pesan yang disampaikan harus memenuhi persyaratan kode atau bahasa pesan, kesesuaian isi pesan dengan tujuan komunikasi, serta pemilihan dan pengaturan bahasa dan isi pesan. 4. Media komunikasi harus sesuai denga tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan isi pesan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta efisien dalam memilih media. Prinsip media harus dapat dilihat, didengar, disentuh, dicium dan dirasakan. Komunikasi dapat dinilai efektif apabila pendengar atau pembaca mengikuti pandangan seorang komunikator, karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan (similarity), dikenal baik (familiarity), disukai (liking) dan fisiknya (physic). Kesamaan dimaksudkan bahwa orang bisa terarik pada komunikator karena adanya kesamaan demografik, seperti bahasa, agama, suku, daerah asal, partai atau ideologi. Komunikator yang dikenal baik lebih cepat diterima oleh khalayak daripada mereka yang tidak dikenal. Komunikator yang sudah dikenal kepiawaiannya akan mudah diterima, sebab khalayak tidak akan ragu terhadap kemampuan dan kejujurannya. Selain itu, komunikator juga harus disukai oleh khalayak. Penampilan fisik dan postur badan dinilai penting karena fisik yang cacat bisa menimbulkan ejekan sehingga menganggu jalannya komunikasi (Cangara 2004). Pola Komunikasi Pola komunikasi adalah model komunikasi yang dilakukan perorangan atau kelompok secara berulang. Pola komunikasi dapat terbentuk dari komunikasi antar individu ataupun kelompok. Pola komunikasi kelompok tidak terlepas dari struktur yang sistematis tentang tingkah laku penerimaan dan pengiriman pesan Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 18 diantara anggota kelompok, siapa yang berbicara kepada siapa dengan tingkat keseringan tertentu yang membentuk suatu kebiasaan (Goldberg & Larson 1985). Menurut Bintarti (2003), yang meneliti hubungan pola komunikasi dengan prestasi belajar pada mahasiswa Universitas Terbuka, pola komunikasi tidak terbentuk dengan sendirinya, tetapi merupakan hasil interaksi antara karakteristik pelaku, media komunikasi yang digunakan, hasil dan tujuan yang ingin dicapai oleh sasaran. Sedangkan Retnowati (2007) mengartikan pola komunikasi orang tua dan anak sebagai komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anaknya, di mana masing-masing dapat memilih fungsi baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan yang mempunyai hubungan mantap dan jelas, artinya hampir tidak terhindarkan selalu ada hubungan antara kedua orang tersebut. Seorang komunikator dalam berkomunikasi membawa pengalaman, kepercayaan, nilainilai dan sikap tertentu yang diperoleh dan dipelajari dari interaksinya dengan orang lain dan lingkungan sekitar (Retnowati 2007). Arif (2004) dalam penelitiannya tentang pola komunikasi pengelola Taman Nasional dalam meningkatkan kesadaran konservasi pengunjung menyatakan bahwa akses media, ketersediaan sumber informasi, kemudahan mengakses sumber informasi, cara berkomunikasi dengan sesama pengunjung, dan frekuensi komunikasi verbal dan nonverbal berpengaruh terhadap pola komunikasi yang dilakukan Taman Nasional. Penelitian Jufri (2009) pada masyarakat Islam dan Kristen di Kecamatan Labuh Baru kota Pekanbaru memperlihatkan bahwa pola komunikasi dibentuk dari hubungan kerjasama, persaingan, konflik, dominasi agama tertentu, peran tokoh agama, dan peran pemerintah. Proses komunikasi sosial antara masyarakat Kristen dan Islam melibatkan proses-proses sosial yang beraneka ragam, yang menyusun unsur-unsur dinamis dari masyarakat, yaitu pikiran, diri, masyarakat, terkait di dalamnya persepsi, sikap, tindakan, proses tingkah laku dan struktur sosial yang ada. Pola komunikasi yang terjadi dalam masyarakat berbeda agama ini adalah pola komunikasi interaksional. Blumer (dalam Jufri 2009) mengemukakan tiga premis yang menjadi dasar model ini. Pertama, manusia bertindak berdasarkan makna-makna yang diberikan individu terhadap lingkungan sosialnya (simbol verbal, simbol nonverbal, lingkungan fisik). Kedua, makna Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 19 didapatkan dan berhubungan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan individu dengan lingkungan sosialnya. Ketiga, makna diciptakan, dipertahankan, diubah dan dikembangkan lewat proses penafsiran yang dilakukan individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena individu terus berubah, maka masyarakat pun ikut berubah melalui interaksi. Berdasarkan empat penelitian terdahulu mengenai pola komunikasi, disimpulkan unsur yang mempengaruhi pola yaitu pelaku (aktor) komunikasi, pesan, hubungan yang tercipta dalam proses komunikasi, bentuk dan media komunikasi yang digunakan. Pelaku (aktor) komunikasi Pelaku komunikasi menurut Littlejohn dan Foss (2009) adalah individu yang mandiri, individu yang unik dengan karakteristikkarakteristik khusus yang ditentukan secara parsial oleh genetik. Individuindividu memiliki pikiran kompleks yang mengorganisasi informasi ke dalam sikap, kepercayaam, dan nilai yang pada gilirannya mempengaruhi perilaku. Pelaku komunikasi membawa identitas pribadi dalam berkomunikasi, yang merupakan seseorang dengan kesadaran akan identitas, self yang dikembangkan melalui interaksi. Individu-individu diposisikan dalam susunan sosial budaya dan hubungan kekuasaan. Komunikasi merupakan alat untuk membentuk identitas dan juga mengubah mekanisme. Identitas anda, baik dalam pandangan diri anda maupun orang lain, dibentuk ketika anda secara sosial berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan anda. Anda mendapatkan pandangan serta reaksi orang lain dalam interaksi sosial dan sebaliknya, memperlihatkan rasa identitas dengan cara anda mengekspresikan diri anda dan merespon orang lain (Littlejohn & Foss 2009). Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam mengendakikan jalannya komunikasi. Untuk itu, seorang komunikator harus terampil berkomunikasi, dan juga kaya ide serta penuh daya kreativitas. Cangara (2004) menyatakan bahwa untuk mencapai komunikasi yang mengena, Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 20 seorang komunikator selain mengenal dirinya, ia juga harus memiliki kepercayaan (credibility), daya tarik (attractive), dan kekuatan (power). James McCroskey (1966) dalam Cangara (2004) menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap (character), tujuan (intention), kepribadian (personality) dan dinamika (dynamism). Menurut Berlo (1960), terdapat empat faktor yang menentukan kemampuan komunikator agar ketepatan komunikasi dapat ditingkatkan, yaitu : 1. Keterampilan berkomunikasi (communication skill), yaitu keterampilan berbicara dan menulis agar penerima pesan mampu mendengar dan membaca secara baik dan jelas. 2. Sikap (attitide), yaitu kecenderungan sikap positif atau negatif, baik terhadap dirinya sendiri, terhadap pesan yang disampaikan, maupun terhadap pesan penerima pesan. 3. Tingkat pengetahuan, yaitu wawasan pengetahuan terhadap persepsi dari pesan yang disampaikan. 4. Sistem sosio-kultural, yaitu berkaitan dengan posisi komunikator dalam sistem sosial budaya. Pesan Pesan adalah teks atau seperangkat tanda yang terorganisir yang memiliki makna dalam komunikasi. Pesan diproduksi oleh individu, yang memproses pesan secara strategis untuk memperoleh maksud tertentu. Pesan menyelesaikan fungsi-fungsi sosial yang membawa manusia bersama-sama ke dalam hubungan yang sangat beragam. Pesan membentuk percakapan yang terdiri dari perilaku sosial individu. Percakapan merupakan proses di mana pelaku komunikasi berkoordinasi atau mengorganisir interaksi melalui cara yang menciptakan bentuk makna yang sesuai. Melalui percakapan terjadi pembentukan budaya. Hubungan kekuasaan dilakukan melalui penggunaan bahasa dalam komunikasi (Littlejohn & Foss 2009). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 21 Pesan dapat terdiri dari tanda dan simbol, bahasa, dan tanda nonverbal. Teori simbol yang terkemuka diciptakan oleh Susanne Langer. Simbolisme mendasari pengetahuan dan pemahaman semua manusia. Menurut Langer dalam Littlejohn dan Foss (2009), tanda (sign) adalah sebuah stimulus yang menandakan kehadiran dari suatu hal. Sebuah tanda berhubungan erat dengan makna dari kejadian yang sebenarnya. Simbol digunakan dengan cara yang lebih kompleks dengan membuat seseorang untuk berpikir tentang sesuatu yang terpisah dari kehadirannya. Sebuah simbol adalah sebuah instrumen pemikiran. Simbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal; sebuah simbol ada untuk sesuatu. Bahasa menurut Sassaure dalam Littlejohn dan Foss (2009) adalah sebuah sistem baku yang dapat dianalisis terpisah dari kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengucapan adalah kegunaan sebenarnya dari bahasa untuk mencapai tujuan. Bahasa dan perilaku seringkali tidak bekerja bersama, sehingga tanda nonverbal merupakan hal penting dalam interaksi. Tanda nonverbal adalah kumpulan perilaku yang digunakan untuk menyampaikan arti. Judee Burgon dalam Littlejohn dan Foss (2009) menggolongkan sistem nonverbal memiliki beberapa sifat. Pertama, tanda nonverbal cenderung analog daripada digital. Sinyal digital mempunyai ciri tersendiri, seperti huruf dan angka, sedangkan analog berkesinambungan, membentuk sebuah tingkatan atau spektrum seperti volume dan intensitas cahaya. Oleh karena itu, tanda nonverbal, seperti ekspresi wajah dan intonasi suara tidak dapat dengan sederhana digolongkan menjadi kategori yang mempunyai ciri-ciri tersebut. Sistem kode nonverbal sering digolongkan menurut jenis aktivitas yang digunakan dalam kode. Burgoon dalam Littlejohn dan Foss (2009) mengusulkan tujuh jenis yaitu kenesis (aktivitas tubuh), paralanguange (vokal atau suara), haptics atau touch (penampilan fisik), proxemics (waktu) dan artefak (obyek). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 22 Hubungan Menurut Littlejohn dan Foss (2009), hubungan merupakan bentuk interaksi yang dapat terjadi melalui proses dialog. Komunikasi terbentuk dari pola-pola interaksi. Dalam hubungan jangka panjang, pola tersebut dapat cukup stabil, tetapi bermacam kejadian juga dapat menggerakkan hubungan ke arah yang baru dan kadang tidak terduga. Hubungan adalah sebuah subjek penting yang terkait dengan komunikasi interpersonal. Kita terus mengubah apa yang kita lakukan dan katakan berdasarkan reaksi orang lain, dan seiring waktu hubungan mengembangkan sebuah karakter. Ketika dalam sebuah hubungan, tindakan dapat berbicara lebih keras daripada kata-kata. Seiring waktu, sifat-sifat hubungan terbentuk dan dibentuk melalui serangkaian interaksi—respon terhadap respon. Ada dua pola yang penting bagi Palo Alto Group untuk menggambarkan hubungan. Jika dua orang saling merespon dengan cara yang sama, mereka dikatakan terlibat dalam sebuah hubungan simetris (symmetrical relationship). Tipe hubungan kedua adalah pelengkapan (complementary). Dalam hubungan ini, pelaku komunikasi merespons dengan cara yang berlawanan. Ketika seseorang bersifat mendominasi, yang lainnya mematuhinya; ketika seseorang bersifat argumentatif, yang lainnya diam; ketika seseorang menjaga, yang lain menerimanya. Hubungan dapat terbentuk melalui ineraksi dalam kelompok atau organisasi. Kelompok dan organisasi mengarahkan pada konsekuensi yang tidak diinginkan yang mendesak usaha-usaha masa depan. Dalam kelompok, setiap individu dapat memperlihatkan sikap positif atau gabungan dengan sikap ramah, mendramatisasi, menyetujui dan juga dapat menunjukkan sikap negatif atau sikap campur aduk dengan penolakan, ketegangan, dan menjadi tidak ramah. Menurut Bales dalam Littlejohn dan Foss (2009), posisi individu dalam sebuah kelompok adalah sebuah fungsi dari tiga dimensi; (1) dominan lawan pasif; (2) ramah lawan tidak ramah; (3) aktif lawan emosional. Dalam sebuah kelompok tertentu, perilaku anggota dapat ditempatkan pada ketiga dimensi ini. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 23 Phillip Tomkins, George Cheney dan rekan-rekan dalam Littlejohn dan Foss (2009) telah mengembangkan sebuah pendekatan yang baru dan berguna terhadap komunikasi organisasi. Para ahli teori ini tertarik da;am cara-cara komunikasi biasa membentuk kendali atas pegawai. Sebenarnya, kencali dinyatakan dalam organisasi dengan empat cara. Pertama, kendali sederhana (simple control), atau penggunaan yang langsung dan terbuka. Kedua, kendali teknis (technical control), atau penggunaan alat-alat dan teknologi. Bentuk kendali yang ketiga adalah birokrasi, yang merupakan penggunaan prosedur organisasi dan aturan-aturan formal. Keempat, adalah kendali konsertif (concertive control)—penggunaan hubungan interpersonal dan kerjasama tim sebagai sebuah cara kendali. Ini merupakan kendali yang paling sederhana karena mengandalkan pada realitas dan nilai bersama. Media Media diciptakan dari bentuk budaya dan mempengaruhi struktur sosial. Media dan masyarakat merespons saling satu sama lainnya, mengarahkan pada hasil yang bertanggung jawab terhadap media, individu, dan terhadap masyarakat. Media memberikan efek pada perilaku individu. Media komunikasi modern memungkinkan jutaan orang di seluruh duni terkoneksi dan dapat menjadi alat untuk menyebarkan informasi. Media massa memiliki kemampuan untuk menciptakan masyarakat, menjelaskan masalah, memberikan referensi umum dan memindahkan perhatian serta kekuasaan (Littlejohn & Foss 2009). Laswell dalam Littlejohn dan Foss (2009) menyusun bagian-bagian dari sistem komunikasi massa. Fungsi utama media komunikasi termasuk pengamatan (surveillance), memberikan informasi tentang lingkungan, memberikan pilihan untuk memecahkan masalah, atau hubungan (correlation), dan sosialisasi serta pendidikan yang dikenal dengan transmisi (transmission). Oleh sebab itu, penting bagi komunikasi massa adalah media itu sendiri. Organisasi media menyebarkan pesan yang sangat mempengaruhi dan menggambarkan budaya masyarakat, dan media Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 24 memberikan informasi kepada audiens yang heterogen, menjadikan media sebagai bagian dari kekuatan institusi masyarakat. Denis McQuail dalam Littlejohn dan Foss (2009) mengacu pada delapan metafora untuk mengartikan aspek-aspek media. Pertama, media merupakan jendela (windows), yang memungkinkan kita untuk melihat lingkungan kita lebih jauh. Kedua, sebagai penafsir (interpreters) yang membantu kita memahami pengalaman. Ketiga, menjadi landasan (platform) atau pembawa yang menyampaikan informasi. Keempat, komunikasi interaktif (interactive communication) yang meliputi opini audiens. Kelima penanda (signpost) yang memberi kita instruksi dan petunjuk. Keenam sebagai penyaring (mirror) yang membagi pengalaman dan fokus pada orang lain. Ketujuh sebagai cermin (mirror) yang merefleksikan diri kita. Terakhir, kedelapan adalah sebagai penghalang (barrier) yang menutupi kebenaran. Komunikasi Organisasi Pengertian komunikasi organisasi Komunikasi organisasi adalah proses pertukaran informasi dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi dalam mengembangkan suatu hubungan evolusioner, dipengaruhi budaya dalam lingkungan yang dirancang untuk dapat dikelola, sehingga terjadi kerjasama, perilaku yang berorientasi kepada tujuan (Muhammad 1995). Komunikasi organisasi menurut Katz dan Kahn dalam Muhammad (1995) adalah arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti dalam suatu organisasi merupakan proses menciptakan dan saling tukar menukar pesan dalam satu jaringan, hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah. Rogers dan Rogers (1976) mendefinisikan organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dimana operasi dan interaksi antara bagian yang satu dengan yang lainnya dan manusia yang satu dengan lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 25 Komunikasi dalam organisasi sangat dipengaruhi oleh struktur organisasinya. Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Zelko dalam Muhammad (1995) menyatakan di dalam komunikasi organisasi selalu terjadi proses komunikasi, penyampaian pesan, dan terjadinya jaringan komunikasi, yang saling berkaitan. Menurut Griffin (2003), komunikasi organisasi dengan mengikuti teori manajemen klasik, yang menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi. Adapun prinsip-prinsip dari teori manajemen klasikal adalah sebagai berikut: (1) Kesatuan komando, suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan; (2) Rantai skala, garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi; (3) Divisi pekerjaan, manejemen perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara efisien; (4) Tanggung jawab dan otoritas, perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai; (5) Disiplin, ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui; (6) Mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum, melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus. Saluran dan media komunikasi dalam organisasi Saluran dan media komunikasi dapat bersifat formal dan informal. Saluran dan media komunikasi formal pada dasarnya sudah melekat pada garis kewenangan organisasi yang telah ditetapkan manajemen. Saluran dan media komunikasi formal dapat mengalirkan informasi ke bawah, ke atas atau ke samping. Saluran dan media komunikasi ke bawah digunakan oleh pimpinan untuk menyampaikan kebijakan, prosedur kerja, peraturan, Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 26 instruksi, gagasan, dan umpan balik mengenai pelaksanaan pekerjaan bawahan. Saluran media komunikasi ke atas digunakan bawahan untuk menyatakan gagasan-gagasan, sikap dan perasaan mereka terhadap pekerjaan mereka, kebijaksanaan perusahaan, dan masalah-masalah lain yang melibatkan mereka. Sedangkan saluran dan media komunikasi ke samping digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan dan membantu dalam pelaksanaan pekerjaan mereka. Penyampaian informasi ke bawah, ke atas, dan ke samping melalui saluran dan media komunikasi formal dapat berbentuk lisan maupun tertulis atau bersifat satu arah maupun dua arah (Masmuh 2008). Saluran dan media komunikasi ke bawah harus ditetapkan agar manajemen puncak dan menengah dapat berkomunikasi secara efektif dengan karyawan bawahannya. Meskipun para manajer di semua tingkatan memandang penting penggunaan saluran dan media komunikasi lisan, tetapi sebagian besar komunikasi mereka akan melalui saluran dan media komunikasi tertulis; terutama jika organisasi perusahaan sudah berkembang cukup besar. Beberapa jenis saluran dan media komunikasi ke bawah tertulis contohnya deskripsi jabatan dan pedoman prosedur kerja, buku pedoman, majalah dan buletin perusahaan, memo dan intruksi tertulis, papan pengumuman, dan laporan tahunan yang dipublikasikan. Saluran dan media komunikasi ke atas tertulis misalnya kotak saran dan program saran. Saluran dan media komunikasi tertulis ke samping misalnya memo antar departemen (Masmuh 2008). Selain komunikasi tertulis, banyak organisasi modern telah memanfaatkan pemakaian komunikasi tatap muka langsung secara luas. Komunikasi lisan tidak hanya memungkinkan diperolehnya umpan balik yang lebih cepat dengan memberi kesempatan partisipan menyatakan informasi yang dimilikinya dan memberi saran tindakan-tindakan alternatif (Masmuh 2008). Saluran dan media komunikasi ke bawah lisan misalnya pembicaraan lewat telepon, komunikasi tatap muka antara atasan dan bawahan. Saluran dan media komunikasi ke atas lisan misalnya Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 27 wawancara pemutusan hubungan kerja. Saluran dan media komunikasi ke samping lisan misalnya pembicaraan lewat telepon dan konferensi. Komunikasi Inovasi Pengertian komunikasi inovasi Inovasi adalah gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang (Rogers 2003). Kebaruan inovasi diukur secara subyektif menurut pandangan individu atau orang yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang, maka ide tersebut adalah inovasi untuk orang tersebut. Secara umum, dalam konsep teori difusi inovasi, terdapat lima karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi tingkat adopsi seseorang secara individu, yaitu: 1) Relative advantage (keuntungan relatif), 2) Compatibility (kesesuaian), 3) Complexity (kerumitan), 4) Trialability (kemungkinan dicoba), dan 5) Observability (kemungkinan diamati). Rogers (2003) menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan adalah sebuah proses dilakukan seorang individu (unit pengambil keputusan lainnya) mulai dari awal pencarian pengetahuan mengenai informasi dari sebuah inovasi, menentukan sikap terhadap inovasi, sampai pada pembuatan keputusan untuk mengadopsi atau menolak ide baru tersebut, dan konfirmasi terhadap keputusan yang sudah diambil (Gambar 7). Proses pengambilan keputusan inovasi diawali dengan tahap pengetahuan (knowledge). Tahap pertama ini terjadi pada saat seseorang atau unit pengambil keputusan lainnya diterpa informasi mengenai sebuah inovasi dan paham mengenai bagaimana inovasi tersebut berfungsi. Tahap kedua yaitu persuasi (persuation) terjadi pada saat seseorang atau pengambil keputusan lainnya merasakan kenyamanan atau ketidaknyamanan terhadap inovasi. Pada tahap persuasi, seorang individu mengevaluasi informasi inovasi, melihat pesan-pesan yang mengkin mengurangi ketidakpastian mengenai konsekuensi inovasi. Tahap ketiga, keputusan (decisions) terjadi pada saaat seseorang atau pengambil Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 28 keputusan lainnya melakukan kegiatan yang mengarah pada sebuah pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi untuk mengadopsi sebuah inivasi. Tahap keempat, penggunaan (implementation) terjadi pada saat seseorang atau unit pengambil keputusan lainnya menentukan untuk menggunakan ide baru tersebut. Sedangkan tahap yang kelima, konfirmasi (confirmation) terjadi pada saat seseorang atau pengambil keputusan mencari penegasan kembali terhadap keputusan inovasi yang telah dibuat yang kemungkinannya dapat mengubah keputusan yang telah dibuat jika diterpa informasi yang berlawanan terhadap inovasi. Saluran-Saluran Komunikasi Kondisi Awal: 1. Kegiatan sebelumnya 2. Kebutuhan yang I. dirasakan/masalah PENGETAHUAN 3. Kebaharuan ide (innovativeness) 4. Norma sistem sosial II. PERSUASI III. KEPUTUSAN 1.Mengadopsi IV. IMPLEMENTASI V. KONFIRMASI Melanjutkan adopsi Mengadopsi kemudian Karakteristik Pengambil Keputusan: Karakteristik sosial ekonomi Variabel individu Perilaku komunikasi Tidak melanjutkan 3.Menolak Melanjutkan menolak Persepsi mengenai karakteristik inovasi: Relative advantage Compatibility Complexity Trialability Observability Gambar 7 Lima tahapan dalam proses pengambilan keputusan difusi inovasi Sumber : Rogers (2003) Saluran komunikasi inovasi Sulit bagi seorang individu untuk mencirikan sumber pesan dan saluran yang membawa pesan tersebut. Sumber adalah seorang individu atau institusi dimana pesan itu berasal. Saluran adalah apa yang membawa pesan dari sumber ke penerima. Rogers (2003) mengkategorikan saluran komunikasi menjadi dua yaitu, (1) saluran interpersonal versus media massa; (2) Localite versus kosmopolit. Saluran ini mempunyai perbedaan dalam membentuk pengetahuan dan persuasi seseorang untuk mengubah Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 29 perilaku mereka berdasarkan inovasi yang ada. Saluran komunikasi akan berbeda pada setiap individu, untuk early adopters dan late adopters. Saluran media massa penting pada tingkat pengetahuan sedangkan saluran interpersonal dipandang penting pada tingkatan persuasi. Saluran media massa banyak berkembang pada negara-negara berkembang. Sedangkan saluran interpersonal dilakukan dengan pendekatan dua arah dan untuk mendapatkan feedback yang cepat. Efek yang mungkin terjadi pada saluran interpersonal adalah pembentukan sikap dan perubahan sikap, sedangkan pada saluran media massa hanya terbatas pada perubahan pengetahuan. Saluran kosmopolit berdampak penting pada tahapan peningkatan pengetahuan dan saluran lokal memberi dampak penting pada tahapan persuasi. Saluran komunikasi kosmopolit menghubungkan seorang individu dengan sumber yang berada di luar sistem sosial. Pada negaranegara berkembang, saluran kosmopolit lebih penting pada tahapan peningkatan pengetahuan, dan sedikit berdampak pada tahapan persuasi. Saluran interpersonal kosmopolit dibantu oleh adanya agen perubahan, adanya kunjungan ke daerah lain, dan adanya kunjungan dari daerah lain. Penelitian pada dua puluh tiga inovasi yang berbeda pada sepuluh negara menunjukkan jika saluran interpersonal kosmopolit dan media massa dikombinasikan untuk membentuk kategori saluran kosmopolit. Aktivitas dan Saluran Komunikasi Pemasaran Perusahaan Komunikasi pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran perusahaan. Kennedy dan Soemanagara (2006) menyatakan bahwa bauran komunikasi pemasaran dikaitkan dengan penyampaian pesan tentang barang, jasa layanan, pengalaman, kegiatan, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan. Luas cakupan ini tidak terlepas dari peran komunikasi, karena pada dasarnya, bentuk penyampaian informasi tentang apa yang ditawarkan perusahaan pada konsumen tidak terlepas dari penetapan bentuk media penyaluran pesan-pesan itu sendiri. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 30 Komunikasi pemasaran terpadu mencakup upaya koordinasi dari berbagai elemen promosi dari kegiatan pemasaran lainnya. Kegiatan komunikasi pemasaran itu mencakup 1) memasang iklan (beriklan) di media massa (media advertising); 2) pemasaran langsung (direct marketing); 3) promosi penjualan (sales promotion); 4) penjualan personal (personal selling); 5) hubungan masyarakat (public relations) untuk mencapai komunikasi pemasaran yang lebih efektif (Fawcett 1993). Komunikasi pemasaran menurut Asosiasi Biro Iklan Amerika dalam Morisan (2007) adalah sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah dari suatu rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi, misalnya iklan umum, respon langsung, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat dan menggabungkan berbagai disiplin tersebut guna memberikan kejelasan, konsistensi serta dampak komunikasi yang maksimal). Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima mode dari komunikasi dalam pemasaran, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relations), penjualan personal (personal selling), dan penjualan langsung (direct selling) (Kennedy & Soemanagara 2006). Komunikasi dalam kegiatan promosi penjualan membutuhkan media promosi seperti poster, katalog dan profil perusahaan. Lembaga Keuangan Pengertian Lembaga Keuangan Secara umum yang dimaksud dengan lembaga keuangan menurut Undangundang Nomor 14 tahun 1967 (Undang-undang Nomor 14 1967) pasal 1 ialah, semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan, menarik uang dan menyalurkannya ke dalam masyarakat. Lembaga keuangan baik formal maupun informal tidak dapat dipungkiri menjadi penopang dalam menumbuhkan perekonomian masyarakat Indonesia. Masyarakat maupun kalangan industri dan usaha memerlukan lembaga keuangan untuk memperlancar aktivitasnya. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 31 Lembaga keuangan formal Lembaga keuangan bank atau bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap, di samping menyalurkan dana atau memberi pinjaman (kredit) juga usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Kemudian usaha bank dalam bentuk lainnya memberikan jasa yang mendukung dan memperlancar kegiatan memberikan pinjaman dengan kegiatan memberikan pinjaman dengan kegiatan menghimpun dana. Lembaga keuangan formal dapat dibagi menjadi dua, yaitu: bank dan lembaga keuangan non-bank (Kasmir 2004). Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 (Undang-undang nomor 7 1992) sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, jenis bank dapat dibedakan menjadi bank umum dan bank perkreditan rakyat. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Kasmir (2004), jenis lembaga keuangan non bank yang ada di Indonesia saat ini antara lain: 1. Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari dana dengan para penanam modal, dengan instrumen utama saham dan obligasi 2. Pasar uang yaitu pasar tempat memperoleh dana dan investasi dana. 3. Koperasi simpan pinjam yaitu menghimpun dana dari anggotanya kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggota koperasi dan masyarakat umum. 4. Perusahaan pegadaian merupakan lembaga keuangan yang menyediakan fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu. 5. Perusahaan sewa guna usaha lebih di tekankan kepada pembiayaan barangbarang modal yang di inginkan oleh nasabahnya. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 32 6. Perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pertanggungan. 7. Perusahaan anjak piutang, merupakan yang usahanya adalah mengambil alih pembayaran kredit suatu perusahaan dengan cara mengambil kredit bermasalah. 8. Perusahaan modal ventura merupakan pembiayaan oleh perusahaanperusahaan yang usahanya mengandung resiko tinggi. 9. Dana pensiun, merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana pensiun suatu perusahaan pemberi kerja. Lembaga keuangan informal Lembaga informal yang melaksanakan penyaluran dana kredit mikro adalah pihak swasta atau lembaga-lembaga berasal dari lingkungan masyarakat sendiri (Nurmanaf et al. 2006). Lembaga-lembaga informal ini umumnya mudah diakses oleh siapa saja yang memerlukan, secara cepat, jarak dekat, waktu dan besar pinjaman sesuai kebutuhan, dengan prosedur sederhana dan tanpa agunan, tapi dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. Hubungan pinjaman demikian lebih didasarkan pada kepercayaan ketimbang jaminan seperti halnya institusi pembiayaan komersial. Sumber pembiayaan informal tersebut meliputi pedagang (pedagang input maupun pedagang output pertanian), pelepas uang yang dikenal sebagai rentenir dan arisan kelompok. Lembaga keuangan informal seperti rentenir memberikan pinjaman berupa bahan baku serta penolong untuk keperluan biaya hidup dari pengusaha kecil. Dengan demikian, pengijon atau rentenir dapat memberikan bunga yang besar dan menguasai pemasaran serta produksi pengusaha kecil (Suharto 1985). Perkreditan Mikro bagi Masyarakat Pedesaan Supriadi (2003) menyatakan dalam rangka menunjang upaya untuk menggerakkan sektor riil perekonomian Nasional, salah satunya dengan cara memberdayakan peranan para pengusaha mikro. Pemberdayaan peranan Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 33 pengusaha mikro dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan, arahan, dan bantuan sehingga permasalahan-permasalahan mendasar yang menghambat pertumbuhan kinerja pengusaha mikro dapat ditanggulangi. Salah satu permasalahan mendasar yang umumnya dihadapi oleh pengusaha mikro adalah masalah permodalan dan pembiayaan. Sehubungan dengan hal tersebut dan semakin banyaknya lembaga perbankan maupun lembaga pembiayaan lainnya yang akan masuk dalam sistem ritel. usaha kecil memiliki potensi pasar tinggi, mengingat biaya produksinya rendah, sehingga harga produk yang dihasilkan dapat terjangkau oleh kalangan luas di Indonesia, maka dapat dikatakan usaha kecil menengah di Indonesia masih berorientasi pasar lokal. Sebagai salah satu institusi yang berhubungan dengan moneter, bank mikro adalah kepanjangan tangan untuk menjangkau sektor informal. Keberadaannya akan memberikan akses kepada masyarakat mikro untuk mengenal industri perbankan seperti yang selama ini dilakukan golongan yang dapat mengakses perbankan. Menurut Suciwati (2000), lembaga perkreditan berperan terhadap peningkatan usaha masyarakat pedesaan. Lembaga perkreditan desa bertanggung jawab atas pembinaan teknis di lapangan. Pembinaan dilakukan secara aktif baik pembinaan langsung ke lapangan maupun pembinaan secara tidak langsung (mengamati laporan bulanan). Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Tabanan, Bali ini menjelaskan bahwa seluruh lapisan pada tingkat pemerintah daerah melibatkan diri dalam kelangsungan kegiatan lembaga perkreditan desa. Pemerintah daerah melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) sekarang bertanggung jawab atas pembinaan teknis bagi lembaga perkreditan desa. Hubungan khas yang terjadi antara bank pembangunan daerah dan lembaga perkreditan desa adalah jaminan bahwa kelebihan dana lembaga perkreditan desa disimpan di bank pembangunan daerah. Kondisi ini cepat sekali berkembang menjadi sumber berharga bagi dana pinjaman bank pembangunan daerah. Apabila nasabah berkembang dan membutuhkan pinjaman lebih besar, secara langsung yang bersangkutan direkomendasikan untuk mendekati bank pembangunan daerah. Kredit bagi pengusaha mikro yang pernah dilaksanakan di Indonesia salah satunya adalah bantuan kredit pola Grameen Bank pertama kali dilaksanakan Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 34 melalui proyek rintisan yang diberi nama Proyek Karya Usaha Mandiri (KUM), yang berlokasi di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor (Windarti 2000). Kredit pedesaan ini diperuntukkan bagi individu yang memiliki kegiatan usaha kecil seperti usaha warung, toko, pengecer barang-barang kebutuhan rumah tangga atau sektor pertanian dalam arti luas yang memiliki penghasilan mingguan serta sektor jasa seperti usaha transportasi, pengumpul barang bekas dan lain-lain. Kredit KUM tidak mensyaratkan adanya jaminan dan penjamin serta dalam penyalurannya dilakukan melalui pendekatan kelompok. Difusi inovasi kredit usaha mandiri (KUM) kepada anggota masyarakat dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi interpersonal. Petugas kredit usaha mandiri sebagai sumber informasi menyampaikan pesan inovasi kepada sasaran program. Identifikasi sasaran dilakukan dengan cara melakukan uji kelayakan dengan menggunakan kuisioner. Uji kelayakan bertujuan untuk memastikan bahwa anggota benar-benar termasuk dalam kategori yang telah ditetapkan. Semua aktivitas pengajuan pinjaman, pengembalian kredit dan dilakukan pada forum rembug pusat. Forum rembug pusat dilakukan seminggu sekali. Rembug pusat merupakan gabungan beberapa kumpulan, minimal 2 kumpulan (10 anggota) dan masimal 8 kumpulan (40 anggota). Dimana setiap kumpulan terdiri dari 5 anggota, yang terbentuk secara bottom up. Rembug pusat telah membentuk jaringan komunikasi diantara anggota. Setiap tahapan keanggotaan kredit usaha mandiri melibatkan saluran komunikasi interpesonal diantara calon anggota kredit usaha mandiri. Penerimaan ide dan pengambilan keputusan untuk penerapannya dilakukan oleh individu, yang dipengaruhi oleh karakteristik individu itu sendiri, serta bagaimana persepsi sasaran program terhadap ciri-ciri yang melekat pada inovasi skim kredit usaha mandiri (Windarti 2000). Permasalahan dalam Pengembalian Kredit Kecenderungan menunggak dana bergulir pada program IDT dan KUT bisa dicegah jika sejak awal mekanisme pemberian kredit tidak menempatkan pemerintah atau bank sebagai penyalur. Jika kredit diberikan oleh pemerintah, maka rakyat menganggap tidak perlu mengembalikan pinjaman tersebut. Mereka Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 35 menganggap hal tersebut adalah hibah dari pemerintah. Permasalahan dalam pengembalian kredit oleh petani umumnya dikarenakan dana yang telah terkumpul digunakan kembali oleh petani untuk usaha lain. Untuk itu, diharapkan bank tidak hanya sebagai penyalur kredit, tetapi juga sebagai executing (Sihaloho 2004). Selain itu, menurut Karim (2008), yang juga menjadi permasalahan dalam pengembalian kredit mikro adalah adanya ketergantungan masyarakat pada pemberi dana. Hal tersebutlah yang harus diperbaiki sehingga kredit yang diberikan akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat kecil. Untuk melakukan ini, perlu bimbingan dan koordinasi melalui komunikasi yang baik antara pemberi dana dan penerima dana. Daya serap dan tingkat tunggakan kredit memiliki sebab yang berbeda. Daya serap kredit terkait dengan prosedur pengajuan dan penyaluran kredit. Sementara itu tingkat tunggakan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal petani kelompok tani maupun faktor-faktor yang berada di luar kontrol petani/kelompok tani. Faktor yang berada di dalam diri petani adalah karakteristik diri petani, kemampuan petani menggunakan kredit untuk usaha yang dapat memberikan keuntungan tinggi dan sistem pengawasan kelompok tani. Selain tiu, pandangan petani terhadap dana kredit yang disalurkan, pengalamannya dalam menggunakan kredit dan tingkat kesadaran membayar kredit adalah beberapa faktor penting yang mempengaruhi tunggakan kredit (Syukur 2002). Penelitian Terdahulu Mengenai Komunikasi dalam Perkreditan Komunikasi antara pemerintah pusat dengan masyarakat sebagai pengguna yang berada di lapisan bawah dalam mensosialisasikan lembaga perkreditan mikro masih bersifat linier sehingga apa yang diinginkan oleh lembaga perkreditan mikro di pusat belum tentu dapat direalisasikan kepada masyarakat di bawahnya. Pendekatan komunikasi yang bersifat linier ini kurang efektif sehingga perlu dikembangkan model komunikasi konvergen, di mana komunikasi tersebut ditandai dengan terakomodasinya aspirasi dari pihak atas (pemerintah) dan pihak di bawah (masyarakat) dalam program ketahanan pangan (Koesoemawardani 2003). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 36 Banyak program yang dilaksanakan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, salah satunya dengan pemberian kredit bagi masyarakat, khususnya di pedesaan. Menurut penelitian Sihaloho (2004), yang meneliti pemberdayaan pengusaha kecil melalui kredit dan pendampingan, strategi pemberdayaan kelompok pengusaha kecil adalah dengan memperluas akses anggota pada informasi dan inovasi yang relevan dengan kepentingan dan kebutuhan mereka serta merekomendasikan tipe usaha yang sesuai bagi anggota yang bersangkutan dengan memperhatikan lingkungan fisik, lingkungan sosial yang mencakup tindakan sosial atas kredit, aksesibilitas anggota kelompok pengusaha kecil pada pasar. Selain itu, usaha yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah adalah menciptakan kerjasama yang sinergis diantara semua subsistem pendukung dan antara pendukung dengan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kapasitas anggota pengusaha kecil, memajukan usaha mereka dan memberikan manfaat bagi mereka. Pengusaha kecil mempunyai peranan strategis dalam perekonomian, ditunjukkan oleh kesempatan berusaha, lapangan kerja, peningkatan nilai ekspor dan penerimaan pajak. Beberapa situasi mengenai usaha kecil ini telah menunjukkan bahwa pada masa krisis ekonomi, usaha kecil mempunyai ketahanan relatif lebih baik bila dibandingkan dengan usaha besar, diantaranya karena usaha kecil sebagian besar menghasilkan barang konsumsi yang tidak tergantung pada produk ekspor. Selain itu, usaha kecil memiliki potensi pasar tinggi, mengingat biaya produksinya rendah, sehingga harga produk yang dihasilkan dapat terjangkau oleh kalangan luas di Indonesia, maka dapat dikatakan usaha kecil menengah di Indonesia masih berorientasi pasar lokal Sebagai salah satu institusi yang berhubungan dengan moneter, bank mikro adalah kepanjangan tangan untuk menjangkau sektor informal. Keberadaannya akan memberikan akses kepada masyarakat mikro untuk mengenal industri perbankan seperti yang selama ini dilakukan golongan yang dapat mengakses perbankan (Supriadi 2003). Selain lembaga keuangan formal seperti perbankan, pemerintah juga berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat. Menurut Windarti (2000), berbagai upaya pemerintah untuk mewujudkan penurunan rumah tangga miskin Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 37 dan usaha kecil dari golongan ekonomi lemah telah banyak dilakukan, antara lain diwujudkan dalam berbagai bentuk program pemberian kredit bagi berbagai sektor usaha pertanian, peternakan, perikanan, industri kecil, perdagangan dan sektor jasa. Program-program penanggulangan kemiskinan tersebut dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengembangkan usaha produktifnya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kualitas hidup. Setiap tahapan keanggotaan KUM melibatkan saluran komunikasi interpesonal diantara calon anggota KUM. Penerimaan ide dan pengambilan keputusan untuk penerapannya dilakukan oleh individu, yang dipengaruhi oleh karakteristik individu itu sendiri, serta bagaimana persepsi sasaran program terhadap ciri-ciri yang melekat pada inovasi skim KUM. Sumber informasi pada kredit usaha mandiri yang diteliti Windarti (2000) adalah melalui anggota kredit usaha mandiri sebesar 68,25 persen, melalui petugas kredit usaha mandiri sebesar 15,87 persen dan sisanya memperoleh informasi kredit usaha mandiri melalui aparat desa. Responden pada penelitian ini memperoleh informasi secara aktif. Artinya, responden secara sadar ingin mengetahui lebih banyak tentang kredit usaha mandiri dengan inisiatif sendiri. Responden aktif ini mencari informasi dari sumber terdekat yaitu tetangga. Dalam rangka memperoleh informasi mengenai kredit usaha mandiri secara mendalam, dan untuk meyakinkan diri guna memutuskan untuk mengikuti program kredit usaha mandiri, dikatakan bahwa pertemuan umum, yang merupakan tahap awal pengenalan skim kredit usaha mandiri merupakan wahana bagi anggota untuk mencari informasi lebih rinci tentang kredit usaha mandiri. Salah satu layanan yang perlu diperhatikan bagi perusahaan jasa adalah promosi yang merupakan sarana komunikasi. Menurut Harahap (2002), peran media massa sangat mempengaruhi pemanfaatan kredit ketahanan pangan di pedesaan. Hal yang berkorelasi dengan tingkat adopsi kredit ketahanan pangan di Desa Dayeuh Luhur menurut Harahap (2002) adalah kebutuhan saluran komunikasi (majalah, radio dan televisi). Membaca majalah mengenai kredit ketahanan pangan mempengaruhi petani untuk mendapatkan kredit tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan pola komunikasi yang dilakukan pihak pemberi Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 38 kredit. Proses komunikasi kredit BPR untuk masyarakat kecil perlu didukung oleh pemerintah daerah agar dapat disinergikan dengan program pembangunan sehingga dapat mencapai sasaran untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/