BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan Di Indonesia

advertisement
BAB VI
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
Di Indonesia masalah pernikahan di bawah umur merupakan isu
kependudukan yang sepatutnya menjadi perhatian pemerintah. Terutama dikarenakan
pernikahan dibawah umur yang terjadi dewasa ini didominasi oleh kehamilan pra
nikah.
Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa hakim betul
melaksanakan pelayanan publik pada saat memutuskan perkara dispensasi nikah.
Hakim juga melakukan diskresi pada saat mengambil keputusan untuk menerima atau
menolak permohonan dispensasi nikah yang diajukan ke Pengandilan Agama pada
perkara tahun 2012 dan dua puluh delapan perkara pada tahun 2013. Dalam proses
pengambilan keputusan yang terwujud dalam bentuk diskresi, Hakim Pengadilan
Agama Negeri cenderung mengabulkan permohonan dispensasi nikah yang
dilatarbelakangi kehamilan dikarenakan beberapa alasan yang dapat dikelompokkan
menjadi dua yakni:
1. Faktor Regulasi:
a. Mengacu pada Undang – Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, khususnya pada pasal7 Ayat 2, tidak ada larangan untuk
menikah selain faktor umur yang belum mencukupi.
109
b. Mengacu pada Kompilasi Hukum Islam Buku satu tentang
perkawinan, seorang wanita yang hamil di laur nikah dapat dinikahkan
dengan pria yang menghamilinya tanpa menunggu kelahiran anaknya.
2. Faktor Sosial Budaya
a. Perlindungan terhadap hak anak yang dikandung calon mempelai di
bawah umur
Undang – undang sudah menjamin hak setiap anak Indonesia untuk hidup,
maka dengan mengabulkan permohonan dispensasi nikah Hakim sudah
membantu peran negara untuk menjamin hak hidup dan hak – hak lain
yang melekat pada anak yang dikandung oleh keluarga pemohon
dispensasi nikah.
b. Tekanan Lingkungan Sosial
Kehamilan yang terjadi sebelum adanya pernikahan di Indonesia
merupakan sebuah aib, karenanya kebanyakan anak – anak dan keluarga
anak yang hamil di luar nikah cenderung berupaya menyembunyikan
kehamilan tersebut. Namun kehamilan seiring berjalannya waktu akan
menimbulkan perubahan kondisi fisik sehingga semakin sulit untuk
ditutupi. Keadaan tersebut akan memicu timbulnya tekanan sosial dari
masyarakat
lingkungan
sekitar
tempat
anak
tinggal
sehingga
dikhawatirkan akan mengancam kesehatan psikologis anak dan juga
keluarga.
110
c. Menjamin terciptanya keadilan
Keluarga yang memfasilitasi anak di bawah umur yang akan menikah
merupakan warga negara yang berupaya mencari keadilan melalui proses
legal, karenanya hakim wajib untuk memproses perkara yang diajukan
untuk memenuhi kewajiban sebagai perangkat negara.
d. Menjamin terciptanya ketertiban umum
Degradasi moral yang terjadi memunculkan adanya keresahan di
masyarakat. hal ini terbukti dari dominasi kehamilan pra nikah sebagai
alasan mengajukan dispensasi nikah. Ada kekhawatiran yang muncul
ketika pasangan anak yang sudah terlanjur hamil akan tetap mengulangi
perbuatan berzina sehingga mengganggu ketertiban umum di masyarakat.
Keputusan hakim yang cenderung mengabulkan permohonan dispensasi nikah
merupakan bentuk penerapan diskresi, namun diskresi yang kurang tepat untuk
dilaksanakan, karena kecenderungan hakim mengabulkan permohonan dispensasi
nikah sejatinya adalah untuk menyelamatkan anak dan keluarga pemohon dari rasa
malu karena mayoritas pihak calon istri sudah hamil terlebih dahulu.
VI.2. Rekomendasi
Menolak permohonan dispensasi nikah memang tidak menjamin akan adanya
pengurangan jumlah kehamilan pra nikah dan tidak bisa digunakan juga sebagai
hukuman bagi anak – anak yang melanggar norma masyarakat dengan berhubungan
badan sebelum menikah. Namun sejatinya memberikan dispensasi nikah juga bukan
111
merupakan alternatif terbaik yang bisa diberikan untuk anak – anak yang akan
menikah meskipun usianya belum mencukupi usia minimal untuk menikah. Adapun
alternatif rekomendasi yang diberikan antara lain:
1. Nasehat pada sidang pertama dan kedua dilakukan secara terpisah bagi calon
mempelai dan bagi orang tua kedua calon mempelai.
Nasehat kepada calon mempelai dan kepada pemohon yang diberikan
pada waktu bersamaan tidak akan diterima secara maksimal karena tujuan
pemohon dan calon mempelai adalah mengantongi dispensasi nikah dari
Pengadilan Agama. Nasehat yang diberikan secara terpisah lebih dapat
disesuaikan dengan penerima nasehat. Orang tua cenderung lebih dapat
memahami bahwa pernikahan di usia yang masih dini akan diikuti dengan
beberapa dampak negatif, sehingga lebih memiliki peluang untuk orang
tua/pemohon mencabut permohonannya dan menunda pernikahan anak anaknya.
2. Memberikan waktu yang cukup kepada orang tua calon mempelai/pemohon
untuk mempertimbangkan kembali akan dilangsungkan atau tidaknya
perkawinan.
3. Membantu memfasilitasi orang tua/pemohon untuk menunda pernikahan
(sampai dengan calon suami memiliki pekerjaan tetap/sampai berakhirnya
wajib belajar kedua calon mempelasi/ sampai lahirnya anak yang dikandung)
dengan catatan pernikahan akan tetap dilangsungkan berdasarkan kesepakatan
berkekuatan hukum.
112
4. Hakim hendaknya mempertimbangkan lebih lanjut untuk mengabulkan
permohonan dispensasi nikah bagi calon mempelai yang masih belum
memiliki penghasilan tetap bulanan.
5. Dilaksanakannya pendampingan terarah bagi kedua calon pengantin untuk
menjalankan kehidupan rumah tangga sehingga meminimalisir terjadinya
kekerasan dalam rumah tangga maupun perceraian di usia yang masih relatif
muda.
113
Download