Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 ISSN 2338 - 3593 PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, TERHADAP HARGA SAHAM YANG DIMODERASI PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Oleh: Sugeng Abstract Company's stock price often change over time, management believes that earnings increases periodically can increase the stock price significantly. But on the other hand the management also wants profits remains stable according to the desired target, which received the full confidence of shareholders in decision-making. The purpose of this paper is to analyze the impact of profitability, solvency, and the size of the company to the stock price in moderation by income smoothing practices. This study uses a quantitative approach. The data used in this research is secondary data on consumer goods manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2010-2013 digunaka samples in this study were 23 companies using purposive sampling method. The method used in this research is Multiple Linear Regression Analysis and Moderated Regression Analysis (MRA) or interaction test. The results showed that the profitability and firm size has a significant and positive impact on stock prices. While solvency does not have a significant impact on stock price. This study also shows that income smoothing is able to be a moderating variable and proved significant but weaken the relationship between profitability, solvency and the size of the company to the stock price. Keywords: profitability, solvency, company size, smoothing earnings and stock price. bahwa praktik perataan laba dipengaruhi oleh konfilk kepentingan antara pemilik (principal) dengan manajemen (agent), dimana pemilik memberikan wewenang kepada manajemen untuk mengambil suatu keputusan dengan atas nama pemilik. Manajemen mengambil keputusan perataan laba (income smoothing), karena laba dianggap stabil sebagai kinerja perusahaan yang memuaskan sehingga harga saham pun akan ikut meningkat. Tindakan perataan laba diharapkan dapat membawa keuntungan bagi pemegang saham dan penilaian atas kinerja manajemen.Silviana (2010) menyatakan “apabila pihak eksternal tidak menyadari adanya praktik perataan laba ini, maka laba hasil rekayasa tersebut dapat mengakibatkan distorsi dalam pengambilan keputusan”. Adanya informasi atas laba bersih suatu perusahaan melalui berbagai cara akan memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap tindak lanjut para pengguna informasi yang bersangkutan PENDAHULUAN Dari laba investor sering menjadikan sebagai tolok ukur kinerja perusahaan kemudian dikaitkan dengan harga saham. Harga saham merupakan indikator nilai perusahaan dan merupakan cerminan informasi yang relevan serta mencerminkan perubahan minat investor terhadap harga saham tersebut. Pentingnya informasi laba ini juga disadari oleh pihak manajemen perusahaan sehingga manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik.Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, karena laporan keuangan tidak lagi obyektif menginformasikan keadaan perusahaan yang sebenarnya salah satu pola dari manajemen labaadalah income smoothing atau perataan laba. Konsep perataan laba dapat dijelaskan dengan menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory) yang menyatakan 96 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 terutama investor dalam pengambilan keputisan yang pada akhirnya tercermin salah satunya dari pergerakan harga saham. Bila laba dimanipulasi maka rasio keuangan dalam laporan keuangan juga akan dimanipulasi. Pada akhirnya, bila pengguna laporan keuangan menggunakan informasi yang telah dimanipulasi untuk tujuan pengambilan keputusannya, maka keputusan tersebut secara tidak langsung telah termanipulasi. Sehingga hal ini perlu diwaspadai oleh pengguna laporan keuangan, karena informasi yang diperoleh telah mengalami penambahan atau pengurangan yang dapat menyesatkan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Profitabilitas diukur menggunakan Net Profit Margin. Hubungan antara profitabilitas dan masalah keagenan (agency problem) adalah bahwa manajemen (agent) melakukan tindakan perataan laba dengan tujuan untuk memperlihatkan tingkat profitabilitas yang stabil dalam setiap periode. Tindakan ini dilakukan untuk menarik perhatian investor (principal), dengan harapan investor akan memiliki motivasi yang tinggi untuk berinvestasi dalam perusahaan yang memiliki laba relatif stabil dan diimbangi pergerakan harga saham yang juga akan ikut stabil. Semakin tinggi tingkat profitabilitas dalam suatu perusahaan, maka semakin baik jugacitra perusahaan tersebut dan diharapkan dari kepercayaan investor ini pergerakan harga saham juga akan cenderung naik. Hal ini sesuai dengan teori keagenan (agency theory) yang berasumsi bahwa masing-masing pihak termotivasi oleh kepentingan diri sendiri, sehingga setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Solvabilitas diukur dengan debt to equity ratio.Kaitan antara Debt to equity ratio dan masalah keagenan (agency problem) adalah bahwa manajemen (agent) melakukan tindakan perataan laba dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan dalam melunasi hutangnya, karena semakin dekat ISSN 2338 - 3593 suatu perusahaan ke waktu pelanggaran kontrak hutang, maka manajemen akan cenderung memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan untuk meningkatkan pendapatan. Ukuran perusahaan merupakan besaran perusahaan yang ditentukan dari jumlah total aktiva yang dimiliki perusahaan. Kaitan antara ukuran perusahaan dan masalah keagenan (agency problem) adalah bahwa besar kecilnya perusahaan dapat dikur dengan ukuran perusahaan. Moses (1987) menemukan bukti empiris bahwa perusahaan dengan size besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Harga Saham? 2. Apakah Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap harga saham yang dimoderasi oleh praktikincome smoothing? TUJUAN PENELITIAN Penelitian yang dilakukan ini bertujuan antara lain: 1. Untuk menganlisis Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Harga Saham. 2. Untuk menganalisis Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap harga saham yang dimoderasi oleh praktikincome smoothing. TINJAUAN PUSTAKA Agency Theory Menurut Anthony dan Govindarajan (2005) hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan, 97 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 melakukan hal itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Hubungan keagenan didefinisikan Jensen dan Meckling (1976) sebagai kontrak antara satu orang atau lebih pemilik (principal) yang menyewa orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Pihak agen dan principal dalam hubungan keagenan terdorong oleh motivasi yang berbeda sesuai dengan kepentingannya. Di pandang dari sisi manajeman, Hepworth (dalam Khafid 2002) mengungkapkan bahwa manajer yang termotivasi untuk melakukan perataan penghasilan pada dasarnya ingin mendapat berbagai keuntungan ekonomi dan psikologis, salah satunya adalah meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan dividen yang stabil pula. Dengan kebijakan dividen yang stabil investor pun akan tertarik untuk menanamkan modalnya, karena resiko yang ditanggung oleh para investor pun cenderung kecil Harga Saham Menurut Samsul (2006:45) “Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut sebagai pemegang saham (Stockholder)”.Saham merupakan tanda bukti penyertaan kepemilikan modal seseorang atau pihak (badan usaha) pada suatu perusahaan, berisikan kertas yang tercantum nilai nominal, nama perusahaan dan dikikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada pemiliknya yang biasa disebut sebagai pemegang saham (Stockholder).Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang saham.Selain itu pemilik saham juga klaim (hak tagih) atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). ISSN 2338 - 3593 Menurut Brigham dan Joel (2010 : 9), Harga saham dapat berubah dari waktu ke waktu seiring dengan perubahan kondisi dan informasi baru yang diperoleh investor tentang prospek perusahaan. Dalam hal ini harga saham terbentuk karena adanya permintaan dan penawaran saham yang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah perubahan kondisi dan informasi tentang perusahaan yang diperoleh investor tentang prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Praktik Income Smoothing Perataan laba dapat dipandang sebagai proses normalisasi laba yang disengaja guna meraih suatu trend ataupun tingkat yang diinginkan.Menurut Belkaoui (2004:192) lebih banyak teknik akuntansi yang diterapkan untuk mempengaruhi penempatan pendapatan bersih di suatu periode akuntansi yang berurutan untuk meratakan atau meningkatkan amplitudo dari fluktuasi dari pendapatan bersih periodik. Jika tingkat pertumbuhan tinggi, praktik akuntansi yang menurunkan pertumbuhan itu harus diterapkan, dan begitu pula sebalikanya. Selanjutnya Brayshaw dan Eldin (1989) beragumentasi bahwa perataan laba dapat dilakukan dengan 3 cara. Pertama, perataan melalui keterjadian/ pengakuan suatu peristiwa (smoothing through event strategic management occurance or recognation). Perataan laba dapat dilakukan dengan cara mengatur waktu transaksi aktual sehingga dapat mengurangi fluktuasi pendapatan yang dilaporkan. Barnea et al (1976) juga menyatakan bahwa perataan laba dalam dimensi ini dilakukan untuk mengurangi perbedaan laba yang dilaporkan dengan alternatif manajemen dapat menentukan waktu pengakuan beberapa peristiwa.Kedua, perataan laba melalui alokasi waktu (smoothing through allocation over time), dimana manajemen dapat mengalokasikan pendapatan/ biaya tertentu dalam perioda keuangan yang berbeda dalam rangka melakukan perataan laba. Ketiga, perataan laba melalui klasifikasi (classificatory smoothing), manajemen perusahaan melakukan perataan 98 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 laba dengan cara mengklasifikasikan itemitem dalam laba (extra-ordinary items atau ordinary items) untuk menimbulkan kesan yang lebih merata pada laporan keuangan yang dilaporkan. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Semakin tinggi permintaan saham, maka semakin besar pula harga saham yang ditawarkan dalam suatu perusahaan, sehingga dapat di prediksi bahwa Net Profit Margin berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut senada dengan penelitian dari Rescyana Putri Hutami (2012) menyatakan bahwa Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, dalam hal inisemakin besar NPM menunjukkan kinerja perusahaan yang produktif untuk memperoleh laba yang tinggi melalui tingkat penjualan tertentu serta kemampuan perusahaan yang baik dalam menekan biaya-biaya operasionalnya. Hal ini meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga permintaan akan saham perusahaan tersebut meningkat secara otomatis diikuti dengan naiknya harga saham tersebut. Net Profit Margin maka akan semakin tinggi pula harga saham dan sebaliknya semakin rendah nilai Net Profit Margin maka harga saham juga semakin rendah. H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham ISSN 2338 - 3593 bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang berpengaruh negatif terhadap harga saham dan semakin tinggi DER maka harga saham akan menurun sebaliknya semakin rendah nilai DER maka harga saham akan semakin meningkat. H2 : Solvabilitas berpengaruh terhadap harga Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Variabel ukuran aktiva diukur dengan logaritma dari total aktiva. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan yang negatif dengan resiko.Ukuran aktiva dipakai sebagai wakil pengukur (proxy) besarnya perusahaan.Perusahaan yang besar dianggap mempunyai resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.Alasannya adalah karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal. (Jogianto 2010:392) Menurut Wiliandri (2011):“Variabel size atau ukuran perusahaan sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan. Perusahaan besar lebih mudah memperoleh pinjaman karena nilai aktiva yang dijadikan jaminan lebih besar dan tingkat kepercayaan bank juga lebih tinggi.Aktiva yang dijaminkan dapat berupa aktiva tetap berwujud serta aktiva lainnya seperti piutang dagang dan persediaan.Makin besar ukuran sebuah perusahaan (size) yang dapat dilihat dari besarnya total aset sebuah perusahaan maka harga saham perusahaan semakin tinggi, jika ukuran perusahaan semakin kecil, maka harga saham akan semakin rendah”. Hal ini sejalan dengan penelitian Tamara Oca Viandita,Suhadak, Dan Achmad Husaini (2012), menyatakan bahwaukuran perusahaan (size) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Bahwa makin besar ukuran sebuah perusahaan (size) yang dapat dilihat dari besarnya total aset sebuah perusahaan maka harga saham perusahaan semakin tinggi. Pengaruh Solvabilitas Terhadap Harga Saham Weston dan Copeland (2009) mengemukakan bahwa penggunaan hutangakan menentukan tingkat financial leverage perusahaan. Karena denganmenggunakan lebih banyak hutang dibandingkan modal sendiri, maka beban tetapyang ditanggung perusahaan tinggi dan pada akhirnya akan menyebabkanprofitabilitas menurun. Hal ini sejalan dengan penelitian Paramitha Idi Putri(2012),menyatakan bahwaDER berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Hal ini menunjukkan 99 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap harga saham Profitabilitas Memiliki Pengaruh Terhadap Harga Saham yang di Moderasi Oleh Praktik Income Smoothing Dalam hal ini profitabilitas diproksikan dengan net profit margin. Menurut Hanafi (2005: 42) Net Profit Margin adalah rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Menurut penelitian Yosika Tri Santoso (2010),berpengaruhnya NPMterhadap tindakan perataan laba diduga karena rata-rata perusahaan belum memiliki kinerja yang cukup baik, sehingga manajemen melakukan praktek perataan laba untuk memperbaiki kinerja perusahaan agar terlihat efektif dimata investor. NPMmerupakan rasio profitabilitas yang diukur dengan rasio antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Laba bersih setelah pajak sering digunakan oleh investor sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi yang berhubungan dengan perusahaan. Oleh karena itu, laba bersih setelah pajak sering dijadikan tujuan perataan laba oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba dan menunjukan kepada pihak luar bahwa kinerja manajemen perusahaan tersebut telah efektif. Namun hal ini bertentangan dengan penelitian Linda Kurniasih Butar Butar dan Sri Sudarsi(2012)variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perataa laba. Reti Putri Kurniawan (2014) yang menemukan bahwa penurunan harga saham tidak berpengaruh terhadap perataan laba karena hasil penelitiannya menunjukkan hubungan yang lemah dan pengaruhnya tidak kuat untuk mendorong terjadinya tindakan perataan laba. H4 : Profitabilitas memiliki pengaruh terhadap harga saham yang di ISSN 2338 - 3593 moderasi oleh praktik income smoothing Solvabilitas Memiliki Pengaruh Terhadap Harga Saham yang di Moderasi Oleh Praktik Income Smoothing Untuk mengukur risiko, fokus perhatian kreditur (pemberi pinjaman) jangka panjang ditunjukkan pada prospek laba dan perkiraan arus kas perusahaan. Keseimbangan proporsi aktiva (harta atau kekayaan perusahaan) dengan memanfaatkan dana yang diperoleh dari kreditur maupun pemegang saham haruslah dipertahankan, keseimbangan tersebut dapat diukur dengan Debt Equity Ratio.Menurut Wira (2011:75) “Debt Equity Ratio adalah rasio yang dihitung dengan membagi total utang dengan total ekuitas (modal). Rasio ini mengindikasi kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang”. Alexandri(2010), variabel solvabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap perataa laba. Sedangkan penelitian Linda Kurniasih Butar Butar dan Sri Sudarsi (2012) variabel solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perataa laba. Hal ini mengindikasi bahwa besar kecilnya kemampuan perusahaan dalam pembayaran hutangnya (leverage) tidak berdampak pada keinginan perusahaan untuk melakukan perataan laba. Hal tersebut menunjukkan bahwa besarnya kemampuan perusahaan dalam pembayaran kewajiban jangka panjangnya (leverage) tidak mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap kelompok perataan laba dan bukan kelompok perataan laba. Perusahaan yang mampu dalam pembayaran hutang jangka panjangnya lebih mengacu pada perusahaan perata laba dibandingkan dengan perusahaan yang kemampuan dalam pembayaran jangka panjangnya relatif rendah. Sedangkan Hasil penelitian Reti Putri Kurniawan(2014) yang menemukan bahwa penurunan harga saham tidak berpengaruh terhadap perataan laba karena hasil penelitiannya menunjukkan hubungan yang lemah dan pengaruhnya tidak kuat 100 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 untuk mendorong terjadinya tindakan perataan laba. H5 : Solvabilitas memiliki pengaruh terhadap harga saham yang di moderasi oleh praktik income smoothing Ukuran Perusahaan Memiliki Pengaruh Terhadap Harga yang di Moderasi Oleh Praktik Income Smoothing Menurut Wiliandri (2011):“Variabel size atau ukuran perusahaan sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan. Perusahaan besar lebih mudah memperoleh pinjaman karena nilai aktiva yang dijadikan jaminan lebih besar dan tingkat kepercayaan bank juga lebih tinggi.Aktiva yang dijaminkan dapat berupa aktiva tetap berwujud serta aktiva lainnya seperti piutang dagang dan persediaan.Makin besar ukuran sebuah perusahaan (size) yang dapat dilihat dari besarnya total aset sebuah perusahaan maka harga saham perusahaan semakin tinggi, sedangkan jika ukuran perusahaan semakin kecil maka harga saham akan semakin rendah”. Penelitian dari Linda Kurniasih Butar Butar dan Sri Sudarsi (2012) mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan memiliki melihat pengaruh positif terhadap ISSN 2338 - 3593 perataan laba. Hal ini berartibahwa besar kecilnya ukuran perusahaan akanmempengaruhi perataan laba. Perusahaan dengansize besar mempunyai insentif yang besar untukmelakukan perataan laba dibandingkan denganperusahaan kecil, karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar akan lebih diperhatikanoleh publik dan pemerintah. Hal ini akan mengundang campur tangan pemerintah, sedangkanYosika Tri Santoso (2007) ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh positif terhadap perataan laba, sedangkan hasil Reti Putri Kurniawan (2014) yang menemukan bahwa penurunan harga saham tidak berpengaruh terhadap perataan laba karena penelitiannya menunjukkan hubungan yang lemah dan pengaruhnya tidak kuat untuk mendorong terjadinya tindakan perataan laba. H6 : Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh terhadap harga saham yang di moderasi oleh praktik income smoothing Dari penjelasan kerangka berpikir diatas dapat ditarik kerangka konseptual sebagai berikut: H3 H2 H1 Profitabilitas H4 H5 Solvabilitas Ukuran perusahaan Harga Saham H6 Income Smoothing Gambar 1 : Kerangka konseptual 101 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 ISSN 2338 - 3593 Kriteria yang digunakan dalam METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pengambilan sampel adalah sebagai pendekatan kuantitatif dengan berikut: menggunakan data sekunder yaitu berupa a. Perusahaan yang membuat laporan laporan keuangan dan data pasar modal keuangan dan mempublikasikan secara perusahaan manufaktur sektor barang luas laporan keuangan per 31 konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Desember untuk 2010, 2011, 2012 dan Indonesia periode 2010-2013. Sampel 2013. dalam penelitian ini dipilih dengan b. Perusahaan yang memperoleh laba menggunakan metode purposive dalam periode penelitian ini. sampling. Tabel 3.1 Jumlah Sampel Kriteria Sampel Jumlah Jumlah populasi 36 Perusahaan tidak membuat laporan keuangan dan tidak mempublikasikan secara luas laporan keuangan per 31 5 Desember untuk 2010, 2011, 2012 dan 2013. Perusahaan yang mengalami kerugian dalam periode 8 penelitian ini. Jumlah sampel perusahaan 23 Unit sampel (23×4) 92 Definisi Operasional a. Variabel Dependen Menurut Ang (1997) dalam Dini dan Indarti (2011:5) harga saham (market price) merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price) b. Variabel Moderasi Variabel Dependen (terikat) pada penelitian ini adalah perataan laba. Perataan laba dapat dipandang sebagai proses normalisasi laba yang disengaja guna meraih suatu trend ataupun tingkat yang diinginkan. Pengukuran perataan laba menggunakan Indeks Eckel. Indeks Eckel digunakan untuk mengindikasikan apakah perusahaan melakukan praktik perataan laba atau tidak. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Eckel, 1981) πΆπ βπΌ πΌπππππ πΈππππ = πΆπ βπ Keterangan: CV ΔI ΔS : Koefesien variasi variabel, yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai yang diharapkan, dari laba tahun 2009-2012 : perubahan laba dalam satu periode. : perubahan penjualan dalam satu periode. Nilai CV ΔI dan CVΔS dihitung dengan rumus: πΆπ βπΌ ππ‘ππ’ πΆπ βπ = (βπ₯ − βπ₯)2 : βπ₯ π−1 Keterangan: Δx : perubahan laba (I) atau penjualan(S) antara tahun n dengan n-1 βπ₯ : rata-rata perubahan laba (I) atau penjualan(S) antara tahun n dengan n-1 n : banyaknya tahun yang diamati Kriteria perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba adalah: 1. CV ΔI < CV ΔS, maka perusahaan digolongkan sebagai perusahaan yang 102 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 melakukan perataan laba atau perata laba (diberi nilai 1) 2. CV ΔI > CV ΔS, maka perusahaan digolongkan sebagai perusahaan yang tidak melakukan perataan laba atau bukan perata laba (diberi nilai 0) c. Variabel Independen Variabel Independen dalam penelitian ini antara lain: 1. Profitabilitas Menurut Sudana (2011:22) “Profitability ratio mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan sumbersumber yang dimiliki perusahaan seperti aktiva,modal atau penjualan perusahaan Dalam hal ini profitabilitas diproksikan dengan Net profit margin. (πΈπ΄πΌπ) πππ‘ ππππππ‘ ππππππ = πππππ 2. Solvabilitas Solvabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Dalam hal ini solvabilitas diproksikan dengan Debt to Equity Ratio.Menurut Kasmir (2010: 110) DER dihitung dengan membagi total hutang dengan total modal Total Hutang DER = Total Modal Sendiri 3. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain total aktiva, total penjualan, dan jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan. Pada penelitian ini ukuran perusahaan diproksikan dengan Log Total Asset. Ukuran Perusahaan = log Total Aset Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda dan menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA) dengan menggunakan uji residual karena dalam penelitian ini menggunakan variabel moderasi. Alat analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah SPSS 21. ISSN 2338 - 3593 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk memenuhi syarat yang ditentukan dalam penggunaan model regresi linier berganda perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Setelah uji asumsi klasik terpenuhi kita masuk pada analisis regresi linier berganda. Uji normalitas Secara grafik Untuk analisis grafik, bahwa grafik histogram tidak memberikan pola distribusi yang menceng ke kanan atau ke kiri maka dapat dikatakan data terdistribusi normal. Bahwa dataGrafik normal probability plottelah berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan gambar tersebut sudah memenuhi dasar pengambilan keputusan, bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Secara statistik Untuk analisis statistik menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,727. Angka ini lebih besar dari πΌ = 0,05, sehingga hasil tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Uji multikolonieritas Uji multikolinearitasdapat dilihat bahwa variabel profitabilitas memiliki nilai Tolerance sebesar 0,793 yang lebih besar dari 0,10 dan VIF sebesar 1,262 yang lebih kecil dari 10, Solvabilitas memiliki nilai Tolerance sebesar 0,887 yang lebih besar dari 0,10 dan VIF sebesar 1,128 yang lebih kecil dari 10, ukuran perusahaan memiliki nilai Tolerance sebesar 0,772 yang lebih besar dari 0,10 dan VIF sebesar 1,295 yang lebih kecil dari 10. Dengan demikian dalam model ini tidak ada masalah pada uji multikolinieritas. Uji Autokorelasi Menurut Algifari (2000:89)dalam norma keputusannya tabel Durbin-Watson 103 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 test jika nilai tersebut diantara rentang 1,55 sampai dengan 2,46 maka data tersebut tidak ada autokorelasi. nilai DurbinWatsonsebesar 1,687dengan demikian model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi. Uji Heterokedastisitas uji heteroskedastisitasyang ditunjukkan oleh grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta ISSN 2338 - 3593 tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dan ini menunjukkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan pengujian dengan menggunakanSPSS 21didapat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Tabel 1 Ujisolvabilitas t (parsial) + 4,609 ukuran perusahaan + e Y = -8,023 + 1,769 profitabilitas Hasil – 0,079 Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -8,023 3,964 -2,024 TRprofitabilitas 1,769 ,218 ,633 8,106 1 TRsolvabilitas -,079 ,204 -,028 -,385 TRukuranperusahaan 4,609 1,539 ,237 2,995 a. Dependent Variable: Trhargasaham 1) Pengujian hipotesis 1 Berdasarkan hasil perhitungan pada SPSS for windows versi 21 dalam tabel 1 diperoleh nilaisignifikan variabel Profitabilitas adalah 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan uji t variabel Profitabilitas < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil dari pengujian parsial ini adalah Profitabilitas berpengaruhsignifikan terhadap Harga Saham. 2) Pengujian hipotesis 2 Berdasarkan hasil perhitungan pada SPSS for windows versi 21 dalamtabel 1 diperoleh nilaisignifikan variabel Solvabilitas adalah 0,701. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan uji t Uji Residual Sig. ,046 ,000 ,701 ,004 variabel Solvabilitas> 0,05 yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil dari pengujian parsial ini adalah Solvabilitastidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 3) Pengujian hipotesis 3 Berdasarkan hasil perhitungan pada SPSS for windows versi 21 dalam tabel 1 diperoleh nilaisignifikan variabel Ukuran perusahaanadalah 0,004. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan uji t variabel Ukuran perusahaan< 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil dari pengujian parsial ini adalah Ukuran perusahaanberpengaruhsignifikan terhadap Harga Saham Tabel 2 Hasil Uji Residual Pengujian Variabel Koefisien Uji 1. Profitabilitas -1,000 Residual 2. Solvabilitas -0,964 3. Ukuran perusahaan -0,795 Sumber : Data diolah 104 ρ - Value ,000 ,000 ,000 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 Dari data diatas jelas bahwa variabel profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan signifikan dan nilai koefisien parametriknya bernilai negatif yaitu sebesar -1,000, -0,964, dan -0,795, maka dapat disimpulkan bahwa variabel income smoothing merupakan variabel moderating. Variabel perataan laba dianggap moderating karena nilai koefisien parameternya negatif dan signifikan maka variabel moderating tersebut bersifat memperlemah. PEMBAHASAN Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham Hasil dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa secara parsial profitabilitasberpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil perhitungan pada SPSS for windows versi 21 nilai signifikansi variabelprofitabilitas sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial profitabilitas berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham. Menurut Susilo (2009: 70) “Semakin tinggi NPM berarti semakin tinggi pula efektivitas emiten dalam menghasilkan laba bersih”. Begitu juga menurut Harahap (2011: 304) “Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi”. Hal ini berarti dengan melihat profitabilitas perusahaan investor semakin percaya dengan tingkat kinerja perusahaan, kepercayaan investor ini tercermin dengan diikuti pergerakan dari harga saham. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rescyana Putri Hutami (2012) pada Perusahaaan Industri Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010 yang membuktikan bahwa NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengaruh Solvabilias terhadap Harga Saham Hasil dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara ISSN 2338 - 3593 parsial solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil perhitungan pada SPSS for windows versi 21 nilai signifikansi variabel solvabilitas sebesar 0,701 yang artinya lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05. Sehingga dapat dinyatakan bahwa secara parsial Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap harga saham karena ada kecenderungan dari data penelitian yang dilakukan tingkat solvabilitas perusahaan tidak terlalu tinggi. Selain itu ada kecenderunan tingkat hutang dari perusahaan masih dinilai wajar oleh investor sehingga tidak terlalu mempengaruhi tingkat laba perusahaan yang pada akhirnya juga tidak mempengaruhi harga saham. Hal serupa juga dikatakan oleh Kasmir (2010:112) “Bagi perusahaan,semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya, dengan rasio yang rendah maka akan semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik.” Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Patriawan (2011) yang juga mendapatkan hasil penelitian bahwa solvabilitas yang di proksikan dengan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham Hasil dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkanhasil perhitungan pada SPSS for windows versi 21nilai signifikansi ukuran perusahaan sebesar 0,004 yang artinya lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,05. Sehingga dapat dinyatakan bahwa secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Menurut Wiliandri (2011): “Variabel size atau ukuran perusahaan sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan. 105 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 Perusahaan besar lebih mudah memperoleh pinjaman karena nilai aktiva yang dijadikan jaminan lebih besar dan tingkat kepercayaan bank juga lebih tinggi. Aktiva yang dijaminkan dapat berupa aktiva tetap berwujud serta aktiva lainnya seperti piutang dagang dan persediaan. Makin besar ukuran sebuah perusahaan (size) yang dapat dilihat dari besarnya total aset sebuah perusahaan maka harga saham perusahaan semakin tinggi, sedangkan jika ukuran perusahaan semakin kecil maka harga saham akan semakin rendah”. Hal ini sejalan dengan penelitian Tamara Oca Viandita,Suhadak, Dan Achmad Husaini (2012), menyatakan bahwa Ukuran perusahaan (Size) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Profitabilitas Memiliki Pengaruh Terhadap Harga Saham yang di Moderasi Oleh Praktik Income Smoothing Hasil dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa profitabilias yang dimoderasi oleh praktik income smoothingberpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil perhitungan pada SPSS for windows versi 21 nilai signifikansi sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 dengan nilai koefisien -1,000 yang bersifat memperlemah. Dari hasil tersebut bahwa variabel income smoothing dapat menjadi variabel moderasi, sehingga dapat dinyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham hal tersebut diperlemah oleh praktik income smoothing. Dalam hal ini profitabilitas diproksikan dengan Net profit margin. Menurut Hanafi (2005: 42) Net Profit Margin adalah Rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. ISSN 2338 - 3593 Dalam penelitian ini profitabilitas yang dimoderasi oleh praktik income smoothingmemang mempengaruhi dan memperlemah pengaruhnyaterhadap harga saham.Investor biasanya tertarik untuk melakukan investasi dengan memperhatikan banyak faktor dan bukan hanya terpaku pada profitabilitas saja. Salah satu faktor yang paling diperhatikan dan yang paling diamati adalah penjualan dan pendapatan, karena faktor tersebut dianggap paling berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Perhatian terhadap laba tersebut yang nantinya akan berdampak pula bagi keuntungan investor itu sendiri. Jika investor mengetahui manajemen telah melakukan perataan laba tentu hal ini berdampak pada tingkat kepercayaan investor. Solvabilitas Memiliki Pengaruh Terhadap Harga Saham yang di Moderasi Oleh Praktik Income Smoothing Hasil dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa solvabilitas yang dimoderasi oleh praktik income smoothing berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkanhasil perhitungan pada SPSS for windows versi 21 nilai signifikansi sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,05dengan nilai koefisien -0,964 yang bersifat memperlemah. Dari hasil tersebut bahwa variabel income smoothing dapat menjadi variabel moderasi, sehingga dapat dinyatakan bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham hal tersebut diperlemah oleh praktik income smoothing. Dalam penelitian ini juga mendapatkan hasil bahwa solvabilitas yang dimoderasi oleh praktik income smoothingberpengaruh lemah terhadap harga saham. Jika kita kaitkan dengan hipotesis kedua, berarti dengan praktik income smoothingjustru membuat hubungan solvabilitas terhadap harga saham menjadi lemah. Dengan adanya praktik income smoothing kepercayaan para investor akan berkurang terhadap manajemen perusahaan. Hal tersebut disebabkan para manajemen 106 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 perusahaan cenderung memfluktuasikan laba untuk keperluan tertentu seperti mengkamuflasekan jumlah labanya untuk menentukan jumlah pajak yang harus disetor ke pemerintah atau untuk keperluan lainnya yang para calon invetor tidak mengetahuinya. Sehingga para investor pun merasa tidak yakin perusahaan dapat membayar hutang-hutang perusahaan tersebut dengan adanya teknik income smoothing di perusahaan tersebut. Hasil penelitian Reti Putri Kurniawan(2014) yang menemukan bahwa penurunan harga saham tidak berpengaruh terhadap perataan laba karena hasil penelitiannya menunjukkan hubungan yang lemah dan pengaruhnya tidak kuat untuk mendorong terjadinya tindakan perataan laba. Ukuran Perusahaan Memiliki Pengaruh Terhadap Harga yang di Moderasi Oleh Praktik Income Smoothing Hasil dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang dimoderasi oleh praktik income smoothing berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkanhasil perhitungan pada SPSS for windows versi 21 nilai signifikansi sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu 0,05dengan nilai koefisien -0,795 yang bersifat memperlemah. Dari hasil tersebut bahwa variabel income smoothing dapat menjadi variabel moderating, sehingga dapat dinyatakan bahwa ukuran perusahaanberpengaruh signifikan terhadap harga saham hal tersebut diperlemah oleh praktik income smoothing. Dalam penelitian ini mendapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan yang dimoderasi oleh praktik income smoothingberpengaruh lemah terhadap harga saham. Hal ini berarti ukuran perusahaan akan menjadi berkurang pengaruhnya terhadap harga saham setelah dilakuakan praktik income smoothing karena tingkat kepercayaan investor menurun. Perusahaan yang melakukan income smoothing akan memberikan informasi yang tidak bagus terutama pada periode setelah pengumuman. Akibatnya ISSN 2338 - 3593 investor enggan berinvestasi pada perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya secara tidak jujur yaitu dengan adanya manipulasi laba seperti income smoothing. Semakin tinggi tingkat laba yang diratakan maka investor juga akan bereaksi lemah, sehingga penjualan saham juga akan menurun. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil pengujian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh terhadap harga saham. 3. Berdasarkan hasil pengujianmenunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. Berdasarkan hasil pengujian profitabilitas terhadap harga saham yang dimoderasi oleh praktik income smoothing, menunjukkan bahwa praktik income smoothing mampu menjadi variabel moderasi dan memperlemah hubungan antara profitabilitas terhadap harga saham. 5. Berdasarkan hasil pengujian solvabilitas terhadap harga saham yang dimoderasi oleh praktik income smoothing, menunjukkan bahwa praktik income smoothing mampu menjadi variabel moderasi dan memperlemah hubungan antara profitabilitas terhadap harga saham. 6. Berdasarkan hasil pengujian ukuran perusahaan terhadap harga saham yang dimoderasi oleh praktik income smoothing, menunjukkan bahwa praktik income smoothing mampu menjadi variabel moderasi dan memperlemah hubungan antara profitabilitas terhadap harga saham. Saran 107 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Investor Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Terutama terkait praktikincome smoothing dan dampak dari praktikincome smoothingtersebut. b. Bagi Peneliti Selanjutnya DAFTAR PUSTAKA Achmad Husaini. 2012. Pengaruh Variabel Return On Assets , Return On Equity, Net Profit Margin Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan. Jurnal Jurusan Administrasi Bisnis FIA UB ISSN 2338 - 3593 Bagi penelitian selanjutnya diharapkan memperbanyak variabel atau penggunaan variabel lain supaya hasilnya lebih representatif. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya juga memperbanyak sampel penelitian agar tren setiap tahunnya dapat tercakup dalam penelitian Barnea, A., Ronen, J. and Sadan, S.1976. Classificatory smoothing of income with extraordinary items’, The Accounting Review, January, pp.110 - 122. Algifari. 2000. Analisis Regresi, Teori Kasus dan Solusi, Yogyakarta: BPFE. Amin Widjaja Tunggal, 2009, Akuntansi Manajemen,Harvindo, Jakarta Belkaoui, dan Riahi, Ahmed. 2004. Teori Akuntansi. Edisi 5.Buku 1. Terjemahan Ali Akbar Yulianto dan Risnawati Dermauli dari Accounting Theory 5th ed.Jakarta : Penerbit Salemba Empat Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control System. Edisi 11, penerjemah: F.X. Kurniawan Tjakrawala, dan Krista. Penerbit Salemba Empat, Buku 2, Jakarta. . 2007. Teori Akuntansi. Edisi 5.Buku 1. Terjemahan Ali Akbar Yulianto dan Risnawati Dermauli dari th Accounting Theory 5 ed.Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Arikunto, S. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara Brayshaw R.E dan Eldin, A.E.K. 1989.The smooting Hypothesis and the role of Exchange differences. Journal of Business finance and accounting. 16 (5). Winter. Pp. 621-633 Asnawi, Said K. dan Chandra Wijaya. (2005). Riset Keuangan: PengujianPengujian Empiris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Azhari, Fadhli. 2010. Analysis of factors influencingincome smoothing on manufacturing companies of basic and chemical industry sector listed in indonesiastock exchange. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma. (online), tersedia: http://repository.gunadarma.ac.id/han dle/123456789/863. diunduh 29 Juli 2014 Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:Salemba Empat Budiasih, Igan. 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba. Fakultas Ekonomi. Universitas Udayana. (online), tersedia: http://elmurobbie.files.wordpress.com /2009/03/ok20budiasih.pdf. diunduh 15 Juli 2013 108 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 Dewi, Shintia Kartika.2012. Analisis Pengaruh Roa, Npm, Der, Dan Size Terhadap Praktik Perataan Laba. Skripsi Universitas Diponegoro. Dewi dan Ketut. 2013.Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Pada Praktik Perataan Laba Dengan Jenis Industri Sebagai Variabel Pemoderasi Di Bursa Efek Indonesia.E-Journal Akuntansi Universitas Udayana 8.2 (2014): 170 – 184. Dini, Astri Wulan dan Iin Indarti. 2011. Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar Dalam Indeks Emiten LQ45 Tahun 2008 – 2010.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala. (online), tersedia: http://jurnal.widyamanggala.ac.id/ind ex.php/wmkeb/article/view/49/42, diunduh 5 Mei 2014. Dwimulyani, Susi dan Yoga, Abraham. 2006.Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing):Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dan Kaitannya Dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik Di Indonesia.Vol 1. No.1 Hal 01-14. Eckel, Norm. 1981. The Income Smoothing Hypothesis Revisited. Abacus, Vol 17 (1). Hal 28-40. Tanggal unduh 6 Desember 2013 Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan Keuangan,Cetakan kedua. Bandung: Alfabeta. Ghozali Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. . 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: ISSN 2338 - 3593 Badan Penerbit Diponegoro. Universitas .2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hanafi. Mamduh M. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Universitas Gadah Mada Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan Kesepuluh. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hepworth, Samuel R. (1953). Smoothing Periodic Income. The Accounting Review, Vol. 28 (1) , hal 32-39. Tanggal unduh 17 April 2014 Husnan, Suad.2009.Dasar Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.Yogyakarta: UPP STIM YKPN. . Idi Putri, Paranitha.2012.Pengaruh EPS, DER, Kebijakan Deviden, dan Resiko Sistematis terhadap Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di BEI(Studi Pada perusahaan yang masuk dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 20092011).Fakultas Ekonomi. Skripsi Universitas Brawijaya. Indriantoro, M & Supomo, B. 2009.Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE. Jensen.Michael C dan Meckling. William H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketujuh.Yogyakarta: BPFE. 109 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi kedua. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Linda Kurniasih Butar Butar dan Sri Sudarsi. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Perataan Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar di BEI. Vol.1 No.2 Hal: 143 – 158. Martono dan Agus Harjito, D. 2010. Manajemen Keuangan, Yogyakarta: Ekonisia. Moh. Benny Alexandri, dan Winny Karina. 2014. Income Smoothing: Impact Factors, Evidence In Indonesia. Vol.3, No.1, Pp. 21-27 Muhammad Arfan dan Desry Wahyuni. 2010. Pengaruh Firm Size, Winner/Loser Stock, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Perataan Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Vol. 3. No. 1. Hal. 52-65. Ptriawan, Dwiatma. 2011. Analisis Pengaruh Earning Per Share(EPS), Return On Equity (ROE), Dan Debt to Equity Ratio (DER)Terhadap Harga Saham.Universitas Diponegoro ISSN 2338 - 3593 Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio.Surabaya : Penerbit Erlangga. Silviana. 2010. Analisis perataan laba (income smoothing): faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma. (online), tersedia: http://repository.gunadarma.ac.id/bitst ream/123456789/848/1/21206141.pdf diunduh 30 juli 2013. Sudana, Made I. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Surabaya : Penerbit Erlangga. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),Bandung : Alfabeta. Susilo, Bambang. 2009. Pasar Modal Mekanisme Perdagangan Saham, Analisis Sekuritas dan Strategi Investasi di B.E.I., Cetakan Pertama. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Tamara Oca Viandita, Suhadak danAchmad Husain. 2012. Pengaruh Debt Ratio (DR), Price ToEarning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), dan Size Terhadap HargaSaham. Rescyana Putri Hutami. 2012. Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaaan Industri Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 20062010. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Reti Putri Kurniawan. 2014. Determinan Income Smoothing Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri. Universitas Negeri Surabaya Weston J Fred dan Copeland, Thomas, E. 2009. Manajemen Keuangan. Edisi kesembilan. Penerjemah : Jaka Wasana. Jakarta: Binarupa Aksara Wiliandri, Ruly. 2011. Pengaruh blockholder ownership dan firm size terhadap kebijakan hutang perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, Th. 16, No. 2, Juli 2011, Hlm. 95 – 102. 110 Cendekia Akuntansi Vol. 3 No. 3 September 2015 Wira, Desmond. 2011. Fundamental Saham. pertama: Exceed Analisis Cetakan Yosika Tri Santoso. 2010. Analysis Of The Effect Of Npm, Roa, Company 111 ISSN 2338 - 3593 Size,Financial Leverage And Der Income Smoothing To Practice On Property And Real Estate Companies Listed In Indonesia Stock Exchange. Universitas Gunadarma.