paper title for asian waterqual 2003

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
MENGAPLIKASIKAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DALAM PENDIDIKAN ENTREPRENEURSHIP
Liliani
Program Studi International Business Management,
Fakultas Ekonomi, Universitas Ciputra
UC Town, Citraland, Surabaya, 60219, Indonesia
Email: [email protected]
ABSTRAK
Pendidikan Entrepreneurship diharapkan dapat menghasilkan entrepreneur yang
memiliki semangat dan karakteristik entrepreneur yang kuat, strategi manajerial yang baik
dilandasi tanggung jawab moral yang positif. Paper ini menguraikan peluang mengaplikasi
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pendidikan entrepreneurship yang menekankan
bahwa dalam melaksanakan aktivitas perusahaan tidak hanya berorientasi pada factor
keuangan saja, tetapi juga harus memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Tujuan yang hendak dicapai adalah pendidikan
entrepreneurship diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai peluang mengaplikasikan
CSR dalam entrepreneurship khususnya usaha kecil dan menengah dan mengidentifikasi
elemen-elemen CSR yang perlu diberikan dalam pendidikan entrepreneurship. Melalui
pendekatan kualitatif, disimpulkan bahwa aplikasi CSR pada entrepreneurship harus
terintegrasi dengan visi misi dan seluruh aktivitas perusahaan dan peluang bisnis umumnya
membidik ceruk pasar. Selain itu, CSR pada entrepreneurship mengalami kendala sehingga
saat ini jumlah usaha kecil menengah yang menerapkan CSR masih sangat minim. Kendala
tersebut antara lain kurangnya pemahaman mengenai CSR. Upaya untuk mengaplikasikan
CSR dalam entrepreneurship harus tetap dirintis dan pendidikan entrepreneurship merupakan
salah satu media yang tepat dalam memberi wawasan mengenai CSR dan bagaimana
mengaplikasikan CSR dalam bisnis.
Kata Kunci : usaha kecil menengah, entrepreneurship, Corporate Social Responsibility,
pendidikan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Implementasi CSR di dunia semakin penting dan mendapat perhatian dari berbagai
organisasi internasional. World Economic Forum (WEF) menekankan pentingnya penerapan
corporate citizenship dimana perusahaan diharapkan menerapkan manajemen yang efektif dan
memberi dampak lebih luas bagi masyarakat. Selain WEF, World Business Council for
Sustainable Development (WBCSD), International Business Leaders Forum (IBLF), Business
for Social Responsibility (BSR), Business in the Community (BITC) dan pemerintah dari
berbagai negara telah menetapkan pentingnya CSR dalam agenda kebijakan mereka (Smith,
2003).
Praktek CSR di awal perkembangannya lebih mengarah pada upaya membentuk
ataupun memperbaiki citra perusahaan di mata masyarakat. Beberapa kasus perusahaan
melaksanakana CSR sebagai perbaikan citra perusahaan terhadap tanggapan negatif dan
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-18-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
protes masyarakat seperti perusahaan farmasi melaksanakan CSR dengan membagikan obat
gratis ke negara berkembang untuk memperbaiki citra perusahaan farmasi mengambil margin
yang sangat tinggi dari konsumen yang membutuhkan pengobatan. Kasus lain, perusahaan
mengadakan CSR untuk mendukung upaya pemasaran, yaitu Coca Cola menyediakan dana
pendidikan di daerah untuk mendapatkan hak khusus dalam pendistribusian produknya
(Smith, 2003).
Sementara itu, pelaksanaan CSR di Indonesia saat ini masih terbatas. Jumlah
perusahaan yang melakukan CSR, umumnya adalah perusahaan internasional, perusahaan go
public, perusahaan skala besar dan perusahaan yang diwajibkan melaksanakan CSR oleh
undang-undang. Bentuk kegiatan CSR umumnya terbatas pada Corporate Social Initiatives
tertentu seperti cause promotion, cause-related marketing, social marketing, philanthropy.
Demikian pula perundang-undangan masih terbatas mewajibkan CSR pada perusahaan yang
bergerak dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam (Undang-Undang Tentang
Perseroan Terbatas No 40 Tahun 2007, pasal 74). Penelitian PIRAC, 2001, menunjukkan
bahwa dana CSR di Indonesia baru mencapai 115 miliar rupiah dari 180 perusahaan, 279
kegiatan CSR yang terekam oleh media massa, dan rata-rata perusahaan mengalokasikan dana
sekitar 640 juta rupiah atau sekitar 413 juta per kegiatan (Tanudjaja, 2009). Sebagai contoh
penerapan CSR di Indonesia adalah PT. Unilever. Kegiatan CSR tersebut bertujuan
meningkatkan image dan penjualan seperti yang diterapkan pada produk sabun mandi
Lifebuoy melalui gerakan mencuci tangan dengan sabun, kampanye kebersihan lingkungan,
dan menyumbang sarana-sarana kebersihan dalam program ”berbagi sehat”
(www.unilever.co.id).
Pengaruh global bahwa CSR dieksploitasi sebagai media marketing dan keterbatasan
implementasi CSR di Indonesia akhirnya membentuk persepsi di mata masyarakat Indonesia
yang berlaku umumnya, antara lain: CSR merupakan kegiatan sosial yang menjadi bagian dari
kegiatan marketing, CSR membutuhkan dana dalam jumlah besar, CSR identik dengan
kegiatan philanthropy dan CSR kebanyakan dilakukan oleh perusahaan besar.
Di lain sisi, tanggung jawab sosial dan lingkungan memiliki pengertian yang lebih luas
yang intinya bertujuan agar praktek bisnis bisa ikut mengembangkan kesejahteraan
masyarakat. Tanggung jawab sosial dan lingkungan seharusnya menjadi tanggung jawab
semua orang. Dengan demikian, CSR tidak hanya dilaksanakan pada perusahaan besar saja,
tetapi dapat dikembangkan lebih luas pada perusahaan kecil dan menengah sekaligus pada
pendidikan entrepreneurship. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka disampaikan
rumusan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana peluang mengaplikasikan CSR dalam entrepreneurship khususnya pada
usaha kecil dan menengah;
2. Bagaimana mengaplikasikan CSR dalam pendidikan entrepreneurship.
Studi Literatur
Berawal dari definisi tanggung jawab sosial yang didasari motivasi ekonomis untuk
memberikan kontribusi maksimal bagi pemegang saham, CSR berkembang dalam aplikasi
maupun pemahaman menjadi lebih luas dan mengacu kepada sebuah respon terhadap kondisi
sosial stakeholder dalam jangka panjang sebagai bagian sistem sosial yang dinamis (Sen &
Bhattacharya, 2001). Beberapa definisi yang berkembang antara lain CSR merupakan
komitmen untuk mengembangkan kesejahteraan masyarakat melalui praktek bisnis dan
kontribusi sumber daya perusahaan secara diskresioner. Selanjutnya CSR dijalankan melalui
Corporate Social Initiatives yang terdiri dari aktivitas utama yang diambil dalam rangka
mendukung kepedulian sosial dan memenuhi komitmen melaksanakan CSR. Inisiatif tersebut
terdiri dari cause promotion, cause-related marketing, social marketing, philanthropy, aksi
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-18-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
solidaritas masyarakat dan praktek bisnis. (Kotler & Lee, 2008). Pelaksanaan CSR perlu
melihat peluang CSR yang dikembangkan dengan menyelaraskan norma, tujuan dan strategi
perusahaan dengan kebutuhan sosial dan ekonomis konsumen sambil menjalankan kebijakan
perusahaan yang beretika. Oleh karena itu, peluang CSR memiliki 3 dimensi yaitu
membangun bisnis model baru, inovasi produk dan melayani pasar yang belum terlayani
(Grayson & Hodges, 2004).
Peluang CSR selama ini cenderung dilihat dari implementasi yang dilakukan
perusahaan besar. Untuk melihat peluang CSR dalam usaha kecil dan menengah, maka perlu
terlebih dahulu melihat kriteria usaha kecil dan menengah menurut Undang-Undang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UU UMKM) Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008, sebagai
berikut:
1. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, didirikan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan baik langsung maupun tak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp
500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- sampai dengan
Rp. 2.500.000.000,-.
2. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, didirikan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan baik langsung maupun tak langsung dari usaha kecil atau usaha
besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,- sampai dengan Rp
10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- sampai dengan
Rp. 50.000.000.000,-.
Upaya mengaplikasikan peluang CSR membutuhkan inovasi yang berwawasan sosial.
Oleh karena itu, mengaplikasikan CSR dalam usaha kecil dan menengah memerlukan karakter
yang mampu melihat peluang bisnis yang tidak dilihat atau diperhitungkan oleh orang lain,
inovatif dan berani mengambil resiko, dengan kata lain karakter seorang entrepreneur (TananCiputra, 2008). Lebih lanjut, entrepreneurship lebih merupakan suatu sikap dibanding
kepribadian dan landasannya terletak lebih pada konsep dibanding institusi (Drucker, 1998).
Menurut Ciputra, menjadi seorang entrepreneur yang bisa mengubah kotoran dan rongsokan
menjadi emas tidak hanya diperlukan bakat, tetapi diperlukan juga pendidikan
entrepreneurship yang diharapkan memberi inspirasi, membuka wawasan dan memberi
ketrampilan entrepreneurship (Ciputra, 2008). Dan ketika negara-negara maju sudah
memasukkan entrepreneurship dalam pendidikan, maka sudah seharusnya Indonesia juga
memulai langkah tersebut.
METODE
Metode yang dipakai dalam mengaplikasikan CSR dalam pendidikan enterpreneurship
harus diawali dengan mengubah atau menambahkan mata kuliah CSR di kurikulum program
pendidikan enterpreneurship. Hal ini perlu adanya inisiatif, penilaian, pengembangan dan
evaluasi dari para pendidik, peran serta mahasiswa dan komitmen dari pejabat perguruan
tinggi. Teknik implementasi CSR yang harus dipelajari dan ditanamkan kepada mahasiswa
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-18-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
yang nantinya akan menjadi enterpreneur yang diawali dengan usaha kecil atau menengah
adalah mengikuti langkah-langkah penting agar bisnisnya menjadi sukses, sebagai berikut:
1. Melakukan penilaian terhadap CSR, misalnya dengan membentuk tim kerja CSR,
mengikutsertakan stakeholders;
2. Membuat strategi CSR, misalnya melalui pembentukan support dari pihak manajemen,
dan pekerja yang ada, melihat kemungkinan instrumen CSR yang akan dipakai,
membuat CSR actions;
3. Mengembangkan komitmen CSR dengan stakeholder;
4. Mengimplementasikan CSR yang sudah dibuat melalui menyiapkan CSR business
plan, struktur CSR pengambilan keputusan, membuat indikator untuk unjuk kerja CSR
yang dibuat dan mengikutsertakan pekerja dalam implementasi CSR;
5. Membuat laporan kemajuan implementasi CSR;
6. Mengevaluasi kinerja CSR yg diimplementasikan dan meningkatkan kemungkinankemungkinan yang ada;
7. Kembali ke langkah-langkah sebelumnya untuk mengadopsi peningkatan-peningkatan
CSR yang baru.
Langkah-langkah penting dalam implementasi CSR ini perlu diikuti dalam mengembangkan
usaha baru skala kecil dan menengah supaya bisnis yang baru mendapatkan kemungkinan
sukses yang lebih tinggi dengan mengaplikasikan CSR dalam bisnisnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wawasan CSR yang lebih luas tidak hanya terbatas pada perusahaan besar sehingga
membuka peluang bagi perusahaan kecil dan menengah untuk mengaplikasikan CSR.
Aplikasi CSR pada usaha kecil dan menengah penting untuk dikembangkan di Indonesia,
karena perusahaan kecil dan menengah memiliki kontribusi yang signifikan dalam penyediaan
lapangan kerja dan perekonomian. Selanjutnya perusahaan kecil dan menengah berpotensi
berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar sehingga dengan aplikasi CSR diharapkan
berlanjut (Russo, Filippetti, & Tencati, 2006). Penerapan CSR untuk perusahaan kecil dan
menengah akhir-akhir banyak dijalankan di beberapa negara Eropa. Berdasarkan survei
perusahaan yang menerapkan CSR di Inggris: perusahaan besar menerapkan CSR untuk
keperluan public relation ataupun kepentingan bisnis lainnya, sedangkan perusahaan kecil dan
menengah menerapkan CSR berdasarkan motivasi internal dan tanggung jawab moral yang
dikembangkan oleh pemilik dan dijalankan dalam aktivitas perusahaan sehari-hari (Jenkins,
2006). Berikut ini beberapa karakteristik yang perlu dikembangkan oleh perusahaan kecil dan
menengah untuk membuka peluang CSR (Jenkins, 2009):
1. Mengembangkan pemahaman mengenai CSR dan mengaplikasikan pada prinsipprinsip bisnis.
2. Menyelaraskan visi, tujuan dan nilai perusahaan dengan praktek bisnis secara
konsisten dengan CSR.
3. Kepemimpinan yang meyakini dan hidup dalam nilai dan tujuan perusahaan
4. Visi, tujuan dan nilai perusahaan secara terus menerus dikomunikasikan dan
dikembangkan di seluruh organisasi melalui budaya, proses dan rewards
5. Memiliki alat dan proses untuk memprioritaskan penilaian resiko dan peluang yang
berkaitan dengan CSR dan memiliki pola kerja yang memastikan konsistensi
keputusan dan nilai CSR
6. Proses pengambilan keputusan dilakukan oleh pimpinan puncak
7. Hubungan yang efektif dengan stakehorder
8. Memiliki alat ukur dan pelaporan yang sesuai atas kinerja perusahaan
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-18-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
Selanjutnya, evolusi dari penerapan CSR untuk perusahaan kecil dan menengah antara
lain adalah dengan strategi membentuk kemitraan dan aliansi bisnis, yaitu berkolaborasi untuk
mendorong inisiatif CSR seperti good employee relation, pemberdayaan masyarakat, supply
chain, pengembangan pendidikan (Brown & Cloke, 2009). Perusahaan kecil dan menengah
harus mengembangkan pembelajaran, networking, dan inovasi untuk menerapkan CSR dalam
segala aspek operasional bisnis dan bukan sekedar kegiatan yang memakan biaya (Jenkins,
2009). Saat ini, sebagian usaha kecil dan menengah di Indonesia sudah menerapkan CSR
dalam aktivitas bisnisnya. Namun hal ini bersifat informal dan tidak terekspos secara formal
seperti perusahaan besar. Sebagai contoh, sebuah usaha kecil dan menengah yang telah
menerapkan pola kemitraan dengan perajin batik dan mengembangkan bisnis batik dengan
pasar nasional.
Usaha kecil dan menengah berwawasan CSR dapat tumbuh dengan sendirinya, namun
akan lebih baik jika dapat dikembangkan secara terstruktur melalui lembaga-lembaga
pengembangan usaha kecil dengan memberikan wawasan pendidikan entrepreneurship. Hal
ini dikarenakan pendidikan entrepreneurship umumnya menekankan pembentukan pola pikir
kreatif dan inovatif, sementara penerapan CSR pada usaha kecil dan menengah memerlukan
inovasi yang dramatis mulai dari penciptaan produk, proses operasional sampai dengan
penyampaian produk ke konsumen. Oleh karena itu, penggabungan CSR ke dalam pendidikan
entrepreneurship dapat diuraikan sebagai berikut: (Tabel 1)
Tabel 1 Penggabungan CSR dalam Pendidikan Enterpreneurship
Prinsip Pendidikan Entrepreneurship
(Ciputra, 2008)
1. Fokus pembelajaran yang holistik
meliputi karakter, kecakapan hidup
dan pengetahuan, diawali dengan
membentuk pola pikir entrepreneur
CSR dalam Pendidikan Entrepreneurship
2. Pelatihan
kecakapan
hidup
bertujuan membentuk cara berpikir
kreatif
3. Pembelajaran
berdasarkan
pengalaman dengan melibatkan
praktek langsung dan pengajaran
dari para entrepreneur
4. Mengajarkan
pengalaman
berentrepreneur secara berulangulang dengan tingkat kesulitan
bertahap
5. Pengajaran dilakukan sejak dini
sedapat mungkin dimulai dari taman
kanak-kanak hingga perguruan
tinggi
6. Kolaborasi pendidik dari akademis
dan entrepreneur untuk memberikan
pengetahuan sekaligus menjadi
contoh perilaku bagi peserta didik.
+
C
S
R
Fokus pembelajaran yang holistik meliputi
karakter
entrepreneur
yang
menekankan
kepedulian dan tanggung jawab sosial dan
lingkungan serta etika bisnis, kecakapan hidup
dan pengetahuan, diawali dengan membentuk
pola pikir entrepreneur
Pelatihan kecakapan hidup bertujuan membentuk
cara berpikir kreatif yang diarahkan pada
pembentukan peluang CSR yang menyatu dalam
proses bisnis
Pembelajaran berdasarkan pengalaman dengan
praktek bisnis dan pengajaran dari para
entrepreneur serta dilengkapi keterlibatan
langsung dalam realita sosial lingkungan sekitar
Mengajarkan pengalaman berentrepreneur secara
berulang-ulang dengan tingkat kesulitan bertahap
dan mendorong eksplorasi CSR dalam visi serta
praktek bisnisnya
Pengajaran dilakukan sejak dini sedapat mungkin
dimulai dari taman kanak-kanak hingga
perguruan tinggi
Kolaborasi pendidik dari akademis dan
entrepreneur yang menerapkan etika bisnis dan
tanggung jawab sosial untuk memberikan
pengetahuan sekaligus menjadi contoh perilaku
bagi peserta didik.
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-18-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Peluang mengaplikasikan CSR pada usaha kecil dan menengah dapat dikembangkan
dengan cara menginternalisasi CSR dalam visi, tujuan dan nilai bisnis, kemudian
mengaplikasikan CSR dalam operasional bisnis.
2. Peluang CSR dikembangkan melalui inovasi produk yang membidik pasar yang belum
dilayani.
3. Mengaplikasikan CSR dalam pendidikan entrepreneurship dilakukan dengan memberikan
semangat kepedulian dan tanggung jawab sosial dalam pembentukan pola pikir yang
kreatif, karakter entrepreneur, melaksanakan pelatihan praktek bisnis dan mengekplorasi
CSR dalam visi dan operasional bisnisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, E., & Cloke, J. (2009). Corporate social responsibility in Higher Education. ACME:
An international e-journal for critical geographies, 8(3), 474-483.
Ciputra (2008). Ciputra Quantum Leap. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Drucker, P. F. (1998). Innovation and entrepreneurship: practice and principles:
HarperBusiness.
Grayson, D., & Hodges, A. (2004). Corporate social opportunity!: 7 steps to make corporate
social responsibility work for your business: Greenleaf Pubns.
Jenkins, H. (2006). Small business champions for corporate social responsibility. Journal of
Business Ethics, 67(3), 241-256.
Jenkins, H. (2009). A ‘business opportunity’model of corporate social responsibility for
small†and medium†sized enterprises. Business Ethics: A European Review, 18(1), 2136.
Kotler, P., & Lee, N. (2008). Corporate social responsibility: Doing the most good for your
company and your cause: Wiley-India.
Russo, A., Filippetti, V., & Tencati, A. (2006). Formal Vs Informal CSR Strategies. The Case
of Italian SMEs.
Sen, S., & Bhattacharya, C. B. (2001). Does doing good always lead to doing better?
Consumer reactions to corporate social responsibility. Journal of marketing research, 225-243.
Smith, N. C. (2003). Corporate Social Responsibility: Not Whether, But How. Center for
Marketing Working Paper(03-701).
Tanan-Ciputra, A. (2008). Ciputra quantum leap: entrepreneurship mengubah masa depan
bangsa dan masa depan anda: Elex Media Komputindo.
Tanudjaja, B. B. (2009). Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia.
Nirmana, 8(2), pp. 92-98.
ISBN : 978-602-97491-4-4
A-18-6
Download