BAB I - STMIK Bani Saleh

advertisement
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS
SELISIH ANGGARAN (VARIANCE ANALYSIS) DAN INTERPRETASI
TERHADAP HASIL-HASILNYA
Marhakim *)
ABSTRAK
Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan, baik pada organisasi bisnis (profit oriented)
maupun organisasi nirlaba (non-profit oriented) adalah dengan membandingkan realisasi
dengan anggaran (budget) atau antara aktual dengan anggaran. Dengan melakukan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi.Pada akuntansi manajemen (management accounting) penyimpangan yang
dimaksud dikenal dengan istilah selisih (variance).Analisis terhadap selisih anggaran dengan
realisasi atau antara rencana dan aktual disebut dengan analisis selisih (variance
analysis).Dengan melakukan analisisselisih, pihak yang berkepentingan terhadap organisasi
dapat menilai kinerja (performance) para manajer unit dan melakukan penafsiran/interpretasi
(interpreting) terhadap hasil analisis.
Kata Kunci: Management Accounting, Budget, Variance, Variance Analysis, Favorable,
Unfavorable, Performance, Interpreting, Revenue Center, Cost Center,
PENDAHULUAN
Salah satu tugas dan tanggung jawab Manajer suatu organisasi adalah membuat
rencana anggaran untuk satu periode (biasanya 1 tahun) ke depan. Rencana
anggaran tersebut semestinya disusun secara logis, realistis dan masuk akal dengan
melibatkan seluruh program kerja unit-unit organisasi, sehingga anggaran tersebut
bisa digunakan sebagai pedoman kerja bagi suatu organisasi. Penyusunan anggaran
yang tidak realistis dan tidak melibatkan program kerja seluruh unit-unit organisasi
yang ada, besar kemungkinan anggaran tersebut hanya sekedar pemenuhan kewajiban
saja, namun tidak digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan atau
program kerja untuk mewujukan tujuan organisasi.
Anggaran harus dievaluasi, mulai dari proses penyusunan anggaran, penggunaan
anggaran, dan evaluasi pada akhir tahun anggaran. Evaluasi anggaran pada proses
penyusunan dilakukan dengan menetapkan kebijakan tentang system, prosedur, dan
jadwal penyusunan anggaran. Evaluasi penggunaan anggaran dilakukan sepanjang
periode untuk menghindari atau mencegah terjadinya penyimpangan anggaran yang
signifikan dengan melakukan analisis selisih. Anggaran bukanlah “Kitab Suci”,
anggaran boleh dirubah/ direvisi sesuai prosedur dan penggunaan anggaran wajar
bila terjadi selisih dengan alasan yang bisa dipertanggungjawabkan. Pada kesempatan
ini penulis akan membahas bagaimana melakukan penilaian atau evaluasi terhadap
anggaran dengan analisis selisih yang dilakukan bisa dilakukan pada akhir bulan,
triwulan, kuartas, semester atau akhir tahun anggaran.
PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH
Pada artikel ini penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menghitung selisih/penyimpangan(variance) pada analisis
selisih?
2. Bagaimana cara melakukan analisis terhadap selisih serta interpretasi terhadap
hasilnya?
Untuk lebih fokus dan terarah, maka pembahasan artikel ini dibatasi pada analisis
selisih pada pusat pendapatan (revenue center) dan pusat biaya (cost center).
Sedangkan untuk pusat laba (profit center) dan pusat investasi (investment center)
akan lebih tepat dengan teknis analisis yang lain, seperti analisis Break Event Point
(BEP) untuk menganalisis pusat laba dan analisis Return On Investment (ROI) untuk
menganalisis pusat investasi.
LANDASAN TEORI
Pengertian Anggaran
Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan (2005) menyatakan, bahwa anggaran
merupakan alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek dalam
organisasi yang merupakan potongan satu tahun dari rencana strategis, yang
penyusunannya melibatkan manajer di semua tingkatan organisasi.
Menurut Hongren (2000) didalam buku anggaran yang ditulis oleh Catur Sasongko &
Safrida Rumondang Parulian (2013), ‘Budget is the quantitative expression of a
proposed plan of action by management for a future time periode and is anaid to the
coordination and implementation of plan’.
Dari difenisi diatas dinyatakan, bahwa anggaran adalah rencana kegiatan yang akan
dijalankan oleh manajemen dalam satu periode mendatang yang tertuang secara
kuantitatif, dengan tujuan sebagai pedoman kerja bagi manajemen dalam melakukan
koordinasi dan penerapannya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Bambang Hermanto & Mulyo Agung (2012) mendefenisikan anggaran adalah suatu
rencana yang dibuat secara sistematis mencakup seluruh kegiatan usahanya untuk
jangka waktu tertentu diwaktu/masa yang akan datang dan dinyatakan dalam satuan
uang.
Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran
kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan
penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya
satu tahun (Fauziah Fauzan, 2009)
Jenis-jenis Anggaran
Pada bukunya yang berjudul “Anggaran”, Catur Sasongko & Safrida Rumondang
Parulian (2013), perusahaan pada umumnya menyusun anggaran induk (master
budget) yang terdiri dari dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Anggaran Operasional terdiri dari: anggaran penjualan, anggaran produksi,
anggaran biaya bahan baku, anggaran pembelian bahan baku, anggaran biaya tenaga
kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran biaya produksi, anggaran
biaya operasi dan anggaran laba-rugi. Anggaran keuangan terdiri dari anggaran kas
dan anggaran neraca.
Menurut Fauziah Fauzan (2009), anggaran terdiri atas tiga bagian: (1) anggaran
operasi, yaitu anggaran yang menunjukkan rencana operasi atau kegiatan tahun yang
akan datang; (2) anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perkiraan sumber
dan penggunaan kas dalam tahun anggaran; (3) anggaran pengeluaran modal adalah
anggaran yang menunjukkan rencana investasi dalam tahun anggaran.
Dalam buku Management Control System karangan Robert N. Anthony & Vijay
Govindarajan (2005) disebutkan, bahwa fokus utama dalam penyusunan anggaran
adalah menyusun anggaran operasi, penyusunan anggaran yang lengkap juga
meliputi anggaran modal, anggaran neraca dan anggaran laporan arus kas.
Defenisi Selisih dan Analisis Selisih
Menurut Fauziah Fauzan (2009), penyimpangan biaya sesungguhnya dengan biaya
standar (yang dianggarkan) disebut dengan selisih (variance), selisih tersebut
dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, kemudian dicari jalan
untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan.
Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti (2009) menyatakan, bahwa setiap tingkat
manajer harus selalu membandingkan antara laporan prestasi kerjanya dengan
anggaran yang sudah disepakati. Dengan melakukan perbandingan antara anggaran
dengan realisasi akan memberikan informasi selisih atau penyimpangan yang
merupakan masalah bagi manajemen untuk mencari penyebab terjadinya
penyimpangan dan menghapus penyebab tersebut. Pada analisis penyimpangan akan
diperoleh informasi penyimpangan yang menguntungkan (favorable) dan
penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavorable).
Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan (2005) menyatakan, bahwa hampir semua
perusahaan membuat analisis bulanan atas perbedaan antara pendapatan dan beban
aktual dengan yang dianggarkan untuk setiap unit bisnis dan organisasi secara
keseluruhan (beberapa perusahaan melakukannya per kuartal).Analisis varian yang
seksama mengidentifikasikan penyebab dari varian dan unit organisasi yang
bertanggungjawab untuk itu sampai ke tingkat manajemen yang lebih rendah. Dalam
sistem pengendalian manajemen, standar formal yang digunakan dalam evaluasi
laporan atas aktivitas aktual terdiri atas tiga jenis: (1) standar atau anggaran yang
telah ditetapkan sebelumnya; (2) standar historis; (3) standar eksternal.
PUSAT TANGGUNG JAWAB
Robert N. Anthony & Vijay Govindarajan (2005) menyebutkan Pusat tanggung
jawab merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung
jawab terhadap aktivitas yang dilakukan. (pusat tanggung jawab terkecil adalah seksiseksi). Pada pusat pendapatan output/pendapatan diukur dalam unit moneter, akan
tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkannya dengan
input/beban (jika output dikaitkan dengan input, maka unit tersebut dinamakan
dengan pusat laba). Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur
secara moneter, namun outputnya tidak.
Pada buku yang sama Fauziah Fauzan (2009) dijelaskan, Pusat biaya (expense/cost
center) adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur
berdasarkan masukannya atau berdasarkan besarnya biaya yang dikonsumsi. Pusat
Pendapatan (revenue center) adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur berdasarkan keluaran yang dihasilkan.
PEMBAHASAN
Sesuai dengan landasan teori yang telah diuraikan diatas, selanjutnya akan dibahas
bagaimana cara menghitung selisih, apakah selisih tersebut menguntungkan atau
tidak menguntungkan, apa yang menyebabkan terjadinya selisih dan bagaimana
interpretasi terhadap selisih pada masing-masing pusat pertanggungjawaban.
1. MENGHITUNG SELISIH/PENYIMPANGAN
Untuk melakukan perhitungan terhadap selisih/penyimpangan antara
aktual/realisasi dengan anggaran, disarankan untuk menggunakan kertas kerja.
Penggunaan kertas kerja dengan tujuan untuk memudahkan kita menghitung,
menyajikan dan menganalisis penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Bentuk
kolom kertas kerja yang digunakan tidak baku dan tidak ada aturan yang standar,
setidaknya terdiri dari kolom: (1).Nomor, (2).Nama Pos Pendapatan /
Biaya,(3).Jumlah
Realisasi/Aktual,
(4).Jumlah
Anggaran,
dan
(5).Selisih/Variance, dan (6).Keterangan.
Data yang digunakan untuk melakukan analisis selisih adalah; (1) data
realisasi/aktual pendapatan dan biaya, dan (2) anggaran pendapatan dan biaya
yang telah disahkan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung
selisih adalah sebagai berikut:
a. Siapkan kertas kerja
Untuk menghitung selisih, kita terlebih dahulu menyiapkan kertas kerja pada
M.S. Excel dengan kolom-kolom seperti yang disebutkan diatas. Dengan
menggunakan M.S. Excel kita bisa melakukan perhitungan dengan lebih
praktis, baik untuk penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, serta
logika-logika lain yang diperlukan.
b. Isi kolom-kolom kertas kerja
Pengisian kolom pada kertas kerja dengan penjelasan berikut ini:
1) Isi kolom nomor
Kolom nomor diisi dengan nomor urut ataupun nomor pos anggaran sesuai
dengan sistem penomoran dalam penyusunan anggaran.
2). Isi kolom pos pendapatan dan biaya
Masukkan nama-nama pos anggaran sesuai dengan nomor urut atau nomor
pos anggaran, sebaiknya dimulai dari pos-pos pendapatan dan dilanjutkan
dengan pos-pos biaya.
3). Isi kolom jumlah aktual/realisasi
Jumlah aktual dari pendapatan dan biaya dimasukkan pada kolom aktual
berdasarkan akumulasi biaya aktual yang terjadi dalam satu periode
tertentu, biasanya untuk periode satu bulan, triwulan, satu kuartal, semester
atau satu tahun.
4). Isi kolom jumlah anggaran
Kolom jumlah anggaran diisi dengan jumlah anggaran masing-masing pos
pendapatan dan pos biaya yang bersumber dari master anggaran/ anggaran
induk yang sudah disahkan sebelumnya.
5). Hitung dan isi kolom selisih/penyimpangan
Selisih/penyimpangan dihitung dengan cara mengurangkan atau
membandingkan jumlah aktual dengan jumlah anggaran. Hasil
pengurangan antara aktual dan anggaran tersebut ada yang surplus dan
minus.Selisih surplus atau minus mempunyai makna yang berbeda,
tergantung apakah termasuk pos pendapatan atau pos biaya. Pada pos
pendapatan selisih surplus menunjukkan tercapainya target pendapatan atau
merupakan selisih yang menguntungkan. Selisih minus pada pos
pendapatan menunjukkan tidak tercapainya target pendapatan atau
merupakan selisih yang tidak menguntungkan. Pada pos biaya, selisih
surplus menunjukkan biaya melebihi anggaran atau terjadi inefisiensi atau
merupakan selisih yang tidak menguntungkan.Selisih minus pada pos biaya
menunjukkan terjadinya efisiensi atau merupakan selisih yang
menguntungkan.
6). Isi kolom keterangan
Pada kolom keterangan ditulis“Menguntungkan (M)” atau “Tidak
Menguntungkan (TM)”
c. Contoh Perhitungan dan Analisis Selisih
Sebagai ilustrasi penulis mebyajikan contoh pendapatan dan biaya pada
lembaga pendidikan tinggi pada umumnya.
ANALISIS SELISIH PENDAPATAN AKTUALDENGAN ANGGARAN
BULAN DESEMBER 2015 (dalam juta rupiah)
No.
1.
2.
3.
4.
Pos Pendapatan
SPP
BPP
SKS
Pendapatan Lain-lain
Jumlah
Aktual
5.000
1.800
2.000
600
9.400
Anggaran
5.000
2.000
2.500
500
10.000
Varians
(200)
(500)
100
(600)
M/TM
TM
TM
M
TM
Keterangan Jenis Pendapatan
SPP = Sumbangan Pendidikan dan Pembangunan
BPP = Biaya Penyelenggaraan Pendidikan
SKS = Satuan Kedit Semester
TM = Tidak Menguntungkan
M = Menguntungkan
ANALISIS SELISIH BIAYA AKTUAL DENGAN ANGGARAN
BULAN DESEMBER 2015 (dalam juta rupiah)
No.
1.
2.
3.
4.
Pos Biaya
Biaya Akademik
Biaya Personil
Biaya Umum
Biaya Lain-lain
Jumlah
Aktual
4.100
2.100
2.400
800
9.400
Anggaran
4.000
2.000
3.000
1.000
10.000
Varians
100
100
(600)
(200)
(600)
M/TM
TM
TM
M
M
M
2. ANALISIS SELISIH SERTA INTERPRETASI TERHADAP HASILNYA
Dengan memperhatikan contoh perhitungan pada poin nomor 1 diatas, berikut ini
akan dilakukan analisis terhadap contoh selisih. Pembahasan akan dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu analisis pos-pos pendapatan dan analisis pos –pos biaya.
Analisis pos pendapatan merupakan penilaian terhadap manajer pusat pendapatan,
sedangkan analisis pos biaya merupakan penilaian terhadap manajer pusat biaya.
a. Analisis Pos-pos Pendapatan.
1). Analisis Pendapatan SPP
Pendapatan Aktual SPP adalah Rp. 5.000.000.000,- anggaran pendapatan SPP
juga sama Rp. 5.000.000.000,- sehingga tidak terjadi selisih. Dengan
tercapainya target pendapatan SPP merupakan prestasi manajer pusat
pendapatan yang perlu mendapat apresiasi, sebab telah berhasil memperoleh
pendapatan sebesar 100%. Kondisi seperti ini menerminkan pada periode
tersebut kinerja manajer pusat pendapatan yang sangat baik.
2). Analisis Pendapatan BPP
Pendapatan aktual BPP adalah Rp. 1.800.000.000,- anggaran pendapatan BPP
adalah Rp. 2.000.000.000,-. Pada pos ini terjadi selisih minus Rp 200.000.000,atau selisih tidak menguntungkan, karena pendapatan BPP tidak mencapai
target yang ditetapkan. Jika terjadi selisih yang tidak menguntungkan, maka
langkah selanjutnya adalah mencari penyebab mengapa Pendapatan BPP hanya
tercapai 90%. Penyebabnya ada dua kemungkinan apakah kesalahan manajer
dalam membuat anggaran atau kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan seperti
tunggakan, gagal bayar atau alasan lain. Apabila ternyata disebabkan oleh
kesalahan dalam menyusun anggaran, maka pada periode berikutnya segera
diperbaiki. Dan apabila disebabkan oleh kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan,
perlu dicarikan solusi untuk mengantisapasi jangan sampai terjadi berulangulang. Capaian 90% tersebut bisa dikategorikan, bahwa kinerja pusat
pendapatan dinilai sedang, namun bisa berbeda tergantung standar yang
ditetapkan.
3). Analisis Pendapatan SKS
Pendapatan aktual SKS adalah Rp. 2.000.000.000,- anggaran pendapatan SKS
Rp. 2.500.000.000,-. Pada pos pendapatan SKS terjadi selisih minus atau tidak
menguntungkan Rp. 500.000.000,-. Sama halnya dengan pendapatan BPP,
Pendapatan SKS juga harus diteliti mengapa capaiannya hanya 80%. Penyebab
yang utama adalah kesalahan dalam penyusunan anggaran karena kesalahan
dalam memperhitungkan rencana penerimaan SKS, bisa dari segi jumlah
mahasiswa maupun tarif sks. Penyebab lain adalah kesalahan dalam
pelaksanaan kegiatan akibat tunggakan, gagal bayar, atau alasan lainnya.
Capaian 80% menunjukkan kinerja pusat pendapatan yang tidak baik, karena
jauh dibawah standar.
4). Analisis Pendapatan Lain-lain
Pendapatan lain-lain aktual sebesar Rp. 600.000.000,- anggaran pendapatan
lain-lain Rp. 500.000.000,-. Pada pos ini terjadi selisih surplus atau
menguntungkan sebesar Rp. 100.000.000. Hal ini merupakan prestasi yang
sangat baik dari manajer pusat pendapatan, karena bisa memperoleh pendapatan
lain-lain melampaui jumlah yang dianggarkan. Kondisi ini perlu dipertahankan
atau ditingkatkan oleh manajer pusat pendapatan.
5). Analisis Total Pendapatan
Pendapatan Total aktual adalah Rp. 9.400.000.000,- anggaran pendapatan total
Rp. 10.000.000.000,-. Pada pos total pendapatan terjadi selisih minus atau
selisih tidak menguntungkan Rp. 600.000.000,-. Penyebab yang utama adalah
kesalahan dalam penyusunan anggaran pendapatan terutama dalam
memperhitungkan rencana penerimaan yang kurang realistis. Penyebab lain
adalah kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan akibat tunggakan, gagal bayar,
atau alasan lainnya yang mengakibatkan tidak diperolehnya pendapatan
tersebut. Secara umum kinerja manajer pusat pendapatan dalam memperoleh
pendapatannya adalah 94%. Untuk menilai kinerja pusat pendapatan tinggal
membandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika target
yang ditetapkan 97%, berarti kinerjanya masih dibawah target dan perlu
ditingkatkan. Jika target hanya 90%, berarti kinerja pusat pendapatan telah
melampaui target, dan supaya dipertahankan.
b. Analisis Pos-pos Biaya.
1). Analisis Biaya Akademik
Biaya akademik aktual berjumlah Rp. 4.100.000.000,- dan anggaran biaya
akademik Rp. 4.000.000.000,- berarti terjadi selisih surplus atau selisih tidak
menguntungkan Rp. 100.000.000,-. Untuk selisih yang tidak menguntungkan
pada pos biaya harus diteliti di unit kerja mana terjadinya selisih dan apa
penyebabnya, sehingga bisa dicarikan solusi dan tidak terjadi lagi pada periode
berikutnya. Terjadinya selisih bisa disebabkan oleh kesalahan perhitungan
dalam membuat anggaran, karena kenaikan harga beli pada tahun anggaran,
atau kesalahan dalam melaksanakan kegiatan. Semuanya akan terjawab dengan
meneliti transaksi yang terkait dengan biaya akademik dan kinerja manajer bisa
diketahui setelah diketahui penyebab terjadinya selisih.
2). Analisis Biaya Personil
Biaya personil aktual berjumlah Rp. 2.100.000.000,- dan anggaran biaya
personil Rp. 2.000.000.000,- berarti terjadi selisih surplus atau selisih tidak
menguntungkan Rp. 100.000.000,-. Untuk selisih yang tidak menguntungkan
pada pos biaya harus diteliti di unit kerja mana terjadinya selisih dan apa
penyebabnya, sehingga bisa dicarikan solusi dan tidak terjadi lagi pada periode
berikutnya. Terjadinya selisih bisa disebabkan oleh kesalahan perhitungan
dalam membuat anggaran gaji, karena kenaikan biaya personil pada tahun
anggaran, atau kesalahan dalam melaksanakan kegiatan. Kinerja pusat biaya
personil akan terjawab dengan meneliti transaksi yang terkait dengan biaya
personil.`
3). Analisis Biaya Umum
Biaya Umum aktual berjumlah Rp. 2.400.000.000,- dan anggaran biaya umum
Rp. 3.000.000.000,- berarti terjadi selisih minus atau selisih yang
menguntungkan Rp. 600.000.000,-. Untuk selisih yang menguntungkan pada
pos biaya sebaiknya juga diteliti mengapa biaya tersebut tersisa, terutama
biaya-biaya yang selisihnya besar dikaitkan dengan pencapaian tujuannya. Jika
tujuan tercapai disertai dengan penghematan ini merupakan kinerja manajer
pusat biaya umum perlu diapresiasi.
4) Analisis Biaya Lain-lain
Biaya Lain-lain aktual berjumlah Rp. 800.000.000,- dan anggaran biaya lainlain Rp. 1.000.000.000,- berarti terjadi selisih minus atau selisih yang
menguntungkan Rp. 200.000.000,-. Untuk selisih yang menguntungkan pada
pos biaya sebaiknya juga diteliti mengapa biaya tersebut tersisa, terutama
biaya-biaya yang selisihnya besar dikaitkan dengan pencapaian tujuannya. Jika
tujuan tercapai disertai dengan penghematan ini merupakan kinerja manajer
pusat biaya yang baik sekali
5). Analisis Total Biaya
Total biaya aktual Rp. 9.400.000.000,-, total anggaran biaya Rp.
10.000.000.000,- disini terjadi selisih minus atau selisih yang menguntungkan
Rp. 600.000.000. Kondisi seperti ini menunjukkan, bahwa manajer pusat biaya
telah melakukan penghematan biaya atau efisiensi sebesar Rp. 600.000.000,dengan syarat tujuan tercapai. Jika tujuan tercapai, maka dikatakan Pusat Biaya
mempunyai kinerja yang baik. Tetapi belum bisa dikatakan berkinerja baik,
apabila ada program kerja yang tidak terlaksana, atau tidak bisa menyerap
anggaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, penulis menyimpulkan:
1. Perhitungan selisih dilakukan dengan membandingkan pendapatan dan biaya
aktual dengan anggaranya. Perhitungan dengan menggunakan M.S. Excel sangat
membantu sekali dalam melakukan perhitungan secara lebih cepat dan lebih
praktis. Baik pada pos pedapaan maupun pos biaya keduanya sama-sama
berpeluang terjadinya selisih menguntungkan maupun selisih tidak
menguntungkan (merugikan).
2. Pada Pusat Pendapatan secara umum terjadi selisih minus atau selisih tidak
menguntugkan sebesar Rp. 600.000.000,-. atau sebesar 6% dari jumlah anggaran
atau berhasil memperoleh pendapatan sebesar Rp. 9.400.000.000 atau sebesar 94%
dari jumlah anggaran . Kinerja manajer pusat biaya diukur berdasarkan standar
kinerja yang ditetapkan sebelumnya. Hasil analisis akan lebih bermanfaat apabila
analisis dilakukan untuk masing-masing pos pendapatan.
3. Pada pusat biaya secara umum terjadi selisih minus atau selisih yang
menguntungan sebesar Rp. 600.000.000, atau sebesar 6% dari jumlah anggran.
Dalam hal ini menunjukkan, bahwa pada periode tersebut manajer pusat biaya
telah melakukan penghematan/efisiensi sebesar Rp. 600.000.000,-. Hasil analisis
selisih biaya juga akan lebih bermanfaat, apabila analisis biaya dilakukan menurut
kelompok biaya atau per jenis biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Hermanto & Mulyo Agung. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Penerbit
Lentera Ilmu Cendikia, Jakarta
Catur Sasongko & Safrida Rumondang Parulian. 2013. Anggaran. Salemba
Empat, Jakarta
Darsono Prawironegoro & Ari Purwanti. 2009. Akuntansi Manajemen. Edisi 3.
Mitra Wacana Media, Jakarta
Fauziah Fauzan. 2009. Cost Accounting 2. Penerbit Dinamika Ilmu, Jakarta
Robert N Anthony & Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System.
Buku 1. Salemba Empat, Jakarta
Robert N Anthony & Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System.
Buku 2. Salemba Empat, Jakarta
*) Marhakim, S.Pd., M.M.
Dosen Tetap STMIK Bani Saleh - Bekasi
Email: [email protected]
Download