Uji toksisitas ekstrak dan fraksi dalam daun cincau

advertisement
UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAN FRAKSI DALAM DAUN CINCAU HITAM
(Mesona palustris B.) DAN DAUN CINCAU HIJAU (Cyclea barbata L. Miers)
Yunahara F.*1, Gugun G.1, Nindy A1
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta
Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12640
*email: [email protected]
Abstrak
Cincau merupakan salah satu jenis tanaman yang secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat diare,
batuk, gangguan pencernaan dan anti hipertensi. Selain itu cincau diketahui memiliki aktivitas antioksidan
yang tinggi, sehingga memiliki potensi sebagai anti kanker. Pada penelitian ini dilakukan uji toksisitas
terhadap ekstrak dan fraksi dari daun cincau hitam (Mesona palustris B.) dan daun cincau hijau (Cyclea
barbata Miers) menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Hasil uji terhadap daun cincau
hitam menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat merupakan ekstrak teraktif dengan nilai LC50 adalah 9,25
bpj, dari hasil fraksinasi ekstrak etil asetat didapatkan bahwa fraksi E.A.9. merupakan fraksi teraktif
dengan nilai LC50 adalah 2,66 bpj, dan dari hasil fraksinasi E.A.9 diperoleh fraksi E.A.9.2. memiliki
aktivitas tertinggi dengan nilai LC50 adalah 9,17 bpj. Hasil uji terhadap daun cincau hijau menunjukkan
bahwa ekstrak etil asetat teraktif dengan nilai LC50 1,70 bpj, dari hasil fraksinasi ekstrak etil asetat
didapatkan bahwa fraksi E.A.7. merupakan fraksi teraktif dengan nilai LC50 adalah 4,82 bpj, dan dari
hasil fraksinasi E.A.7 diperoleh fraksi E.A.7.5. memiliki aktivitas tertinggi dengan nilai LC50 adalah
12,71 bpj. Dari hasil identifikasi terhadap fraksi EA.9.2 pita I diduga mengandung senyawa metil
palmitat, isopropil miristat, dokosana dan asam laurat undecil ester; dari fraksi EA.7.5 pita II diduga
mengandung palmitamida, asam 2-(2,6-dimetoksi-benzoilamino)-propionat etil ester, dan etil pasetamidobenzoat. Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa daun cincau hitam dan daun cincau hijau
berpotensi untuk diteliti lebih lanjut.
Kata kunci: cincau hitam (Mesona palustris B.), cincau hijau (Cyclea barbata Miers), uji toksisitas
Disampaikan pada Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Pokjanas TOI ke XLIV,
di Palembang 14-16 Maret 2013
1
Pendahuluan
Indonesia sejak jaman dahulu kala
terkenal sebagai negara agraris penghasil
berbagai
macam
tumbuhan
yang
bermanfaat antara lain rempah-rempah,
herbal, sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
Salah satu jenis tumbuhan yang banyak
dimanfaatkan untuk kesehatan adalah
cincau. Dikenal beberapa jenis tanaman
cincau diantaranya adalah cincau hitam
(Mesona palustris B) yang di Jawa dikenal
dengan nama janggelan dan cincau hijau
(Cyclea barbata Miers).
Cincau banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat secara tradisional sebagai
penurun panas badan, obat panas dalam,
obat sakit perut (mual) dan obat diare
(Setijo, 1998). Selain itu akar cincau
mempunyai khasiat sebagai antimalaria
dan mempunyai aktivitas sitotoksik karena
adanya kandungan bisbenzylisoquinoline
(Angerhofer et al, 1999), Tanaman cincau
juga dimanfaatkan sebagai makanan bagi
yang sedang melakukan diet karena nilai
kalorinya yang rendah.
Penelitian Yen et al. (2000)
menunjukkan bahwa komponen aktif
polifenol yang terdapat pada cincau hitam
(Mesona procumbens Hemsl) mampu
mencegah kerusakan DNA pada limfosit
manusia yang terpapar radikal bebas
berupa hidrogen peroksida dan iradiasi
sinar UV.
Penelitian Lai et al.(2001), Huang dan
Yen (2002), Katrin et al. (2012) yang
menunjukkan bahwa ekstrak cincau hitam
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat
akibat adanya senyawa-senyawa fenol.
Cincau sangat kaya mineral terutama
kalsium dan fosfor, juga memiliki
kandungan karbohidrat, vitamin A, B1, C,
kandungan kalori yang rendah, dan
kandungan air yang banyak. Ternyata
cincau
hitam
memiliki
aktivitas
antioksidan yang jauh lebih kuat daripada
vit. E (Made dan Andreas, 2008).
Sehingga cincau hitam memiliki potensi
sebagai anti kanker.
Dalam penelitian ini, dilakukan uji
pendahuluan untuk melihat aktivitas
biologi menggunakan metode BSLT
(Brine Shrimp Lethality Test). BSLT
merupakan salah satu metode uji
aktivitas
pendahuluan
dengan
menggunakan larva Artemia salina
Leach.
Sifat
toksisitas
diketahui
berdasarkan jumlah kematian larva
udang.
Menurut Meyer et al.(1982) suatu
ekstrak dikatakan toksik terhadap
Artemia salina Leach apabila nilai LC50
<1000 µg/ml.
Metode ini sering
digunakan untuk skrining al terhadap zat
aktif yang terkandung dalam ekstrak
tanaman karena murah, cepat dan dapat
dipercaya.
Pada penelitian ini ekstrak n- heksana,
etil asetat, dan metanol dari daun cincau
hitam dan daun cincau hijau diuji
toksisitasnya dengan metode BSLT.
Terhadap ekstrak yang memberikan
aktivitas tertinggi dilakukan fraksinasi
lebih lanjut secara kromatografi kolom
kemudian hasil fraksinasi diuji kembali
dengan metode BSLT dan diidentifikasi
secara spektroskopi
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap ekstrak
n-heksana, etilasetat, dan metanol daun
cincau hitam dan hijau yang mencakup uji
pendahuluan dengan metode Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT), ekstrak dengan
aktivitas biologi tertinggi difraksinasi
dengan kromatografi cair vakum, hasil
fraksinasi diuji dengan metode BSLT,
fraksi dengan aktivitas tertinggi atau LC50
terkecil kemudian difraksinasi kembali
dengan kromatografi kolom,
hasil
fraksinasi diuji dengan BSLT, fraksi
dengan aktivitas tertinggi dimurnikan
dengan
Kromatografi
Lapis
Tipis
Preparatif yang kemudian dilakukan
identifikasi dengan spektofotometri UVVis
(Shimadzu
UV
1601),
Disampaikan pada Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Pokjanas TOI ke XLIV,
di Palembang 14-16 Maret 2013
2
spektrofotometri FTIR (Shimadzu FTIR8400S), dan kromatografi gas-spektrometri
massa Fisons Instrument GC 8000 seriesMD 800.
Dari hasil uji BSLT didapatkan bahwa
ektrak etil asetat yang memiliki aktivitas
paling tinggi, sehingga ektrak etil asetat
yang akan digunakan untuk isolasi lebih
lanjut.
Hasil dan Pembahasan
Rendemen ekstrak
Rendemen ektrak daun cincau hitam
dan cinau hijau seperti pada tabel berikut
Tabel 1. Rendemen ekstrak daun cincau
hitam dan cincau hijau
Penapisan Fitokimia
Dari hasil penapisan fitokimia pada
serbuk daun cincau hitam dan cincau hijau
menunjukkan adanya golongan senyawa
flavonoid, saponin, tannin dan steroid.
Fraksinasi dan isolasi ekstrak etil asetat
Tahap fraksinasi dan isolasi dilakukan
dipandu dengan KLT dan uji toksisitas. Uji
toksisitas menggunakan metode BSLT.
Hasil
fraksinasi
menggunakan
kromatografi
cair
vakum
(KCV)
menggunakan eluen n-heksana dan etil
asetat
dan
dilanjutkan
dengan
kromatografi kolom terhadap ekstrak etil
asetat daun cincau hitam dan cincau hijau.
Hasil uji fraksinasi KCV dari ekstrak etil
asetat dari cincau hitam diperoleh 10
fraksi dan dari cincau hijau diperoleh 7
fraksi. Hasil uji BSLT dari cincau hitam
dan cincau hijau terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Fraksinasi ekstrak etil asetat cincau
hitam dan hijau dengan KCV
Uji BSLT ekstrak
Ekstrak diuji toksisitasnya dengan
metode BSLT (Brine Shrimp Lethality
Test) untuk mengetahui ekstrak yang
memiliki aktivitas paling tinggi dengan
nilai LC50 terkecil untuk dilakukan isolasi
selanjutnya. Hasil uji BSLT pada ketiga
fraksi dapat dilihat dari Tabel 2.
Tabel 2. Nilai LC50 dari ekstrak n-heksana,
etil asetat, dan metanol
Berdasarkan hasil uji BSLT, maka
pada cincau hitam dipilih fraksi EA.9
untuk dilakukan fraksinasi lebih lanjut
karena memiliki nilai LC50 yang paling
baik, yaitu 2,66 bpj dengan bobot 1,33 g,
dan pada cincau hijau dipilih fraksi EA.7
mempunyai nilai LC50 sebesar 4,82 bpj
dengan bobot 0,89 g.
Hasil uji BSLT terhadap fraksinasi
kromatografi kolom lambat EA.9 dan EA
7 seperti terlihat pada Gambar 1.
Disampaikan pada Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Pokjanas TOI ke XLIV,
di Palembang 14-16 Maret 2013
3
serapan maksimum pada 324,5 dan 287
nm.
Hasil pengukuran senyawa isolat EA.9.2
pita I secara FTIR menunjukkan adanya
gugus C=O (ester) dan C-H. Hasil
pengukuran senyawa isolat EA.7.5 pita II
menunjukkan adanya gugus NH, C=O
(ester), C-C aromatik
Gambar 1. Hasil uji BSLT fraksi-fraksi
EA.9 dan EA.7 cincau hitam
dan hijau
Dari Gambar 1. terlihat bahwa fraksi EA.9
diperoleh 3 fraksi dimana fraksi EA.9.2
merupakan fraksi aktif dengan nilai LC50
adalah 9,17 bpj dan fraksi EA.7 diperoleh
6 fraksi dan fraksi EA.7.5 merupakan
fraksi aktif dengan nilai LC50 adalah 12,71
bpj.
Berdasarkan hasil analisis kromatografi
gas spektrometri massa (KGSM), isolat
EA.9.2 pita I memiliki beberapa puncak
dan berdasarkan data pustaka (database
Willey7n.1) adalah senyawa metil
palmitat, Isopropil miristat, dokosana,
asam laurat undecil ester. Isolat EA.7.5
pita II memiliki beberapa puncak dan
berdasarkan data pustaka (database
Willey7n.1) adalah senyawa palmitamida,
asam
2-(2,6-dimeoksi-benzoilamino)propionat etil ester, dan etil pasetamidobenzoat. Senyawa hasil KGSM
dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Isolasi dan identifikasi fraksi
Isolasi fraksi E.A.9.2. dilakukan
secara KLT preparatif menggunakan fase
diam silika gel GF254 dan fase gerak
etilasetat-metanol (90:10). Pada fraksi
E.A.9.2 menghasilkan 10 pita, dimana pita
pertama yang berflouresensi merah
diidentifikasi lebih lanjut. Isolasi fraksi
EA.7.5 menggunakan fase diam silika gel
GF254 dan fase gerak etilasetat-metanol
(11:4) menghasilkan 4 pita dan pita
berfluoresensi jingga di identifikasi lebih
lanjut. Identifikasi isolat yang diperoleh
secara
spektrofotometri
UV-Vis,
Spektrofotometri
Fourier
Transform
Infrared (FTIR) dan KG-SM
Hasil analisis isolat EA.9.2 pita I secara
spektrofotometri UV-Vis memberikan
serapan maksimum pada 282 dan 204 nm
yang menurut Khopkar menunjukkan
adanya senyawa aromatik karboksil dan
benzena pada 204 nm, dan keton pada 282
nm; dan pada isolat EA.7.5. pita II secara
spektrofotometri UV-Vis memberikan
Disampaikan pada Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Pokjanas TOI ke XLIV,
di Palembang 14-16 Maret 2013
4
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji toksisitas dari
ekstrak daun cincau hitam dan cincau hijau
didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Ekstrak etil asetat memiliki aktivitas
tertinggi dengan nilai LC50 adalah 9,25
bpj pada cincau hitam dan 1,70 bpj
pada cincau hijau.
2. Fraksi EA.9 dan EA.7 hasil fraksinasi
menggunakan KCV merupakan fraksi
yang toksik dengan nilai LC50 berturutturut 2,66 bpj dan 4,82 bpj.
3. Fraksi EA.9.2 dan fraksi EA.7.5 hasil
fraksinasi kromatografi kolom lambat
merupakan fraksi yang toksik dengan
nilai LC50 9,17 bpj dan 12,71 bpj
4. Hasil identifikasi yang diperoleh dari
spektrofotometri UV-Vis, FTIR, KGSM diperkirakan isolat dari fraksi
E.A.9.2. pita I berdasarkan data pustaka
(database Willey7n.1) adalah senyawa
metil palmitat, Isopropil miristat,
dokosana, asam laurat undesil ester.dan
isolat EA.7.5 pita II adalah senyawa
palmitamida, asam 2-(2,6-dimeoksibenzoilamino)-propionat etil ester, dan
etil p-asetamidobenzoat
Saran
Dilakukan penelitian uji sitotoksitas
terhadap sel kanker terkait kandungan
senyawa fenol dalam daun cincau hitam
dan cincau hijau
untukku/
khasiat-tanaman-cincauuntukku.html
Made A., Andreas L., 2008. Khasiat
warna-warna makanan, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Meyer BN, Ferrigni NR, Putnam JE,
Jacobsen, Nichols DE, McLaughlin
JL, 1982. Brine shrimp a convenient
general bioassay for active plant
constituens. Planta Medica. 45:31-4.
Khopkar S., 1990. Konsep dasar kimia
analitik.
Diterjemahkan
oleh
Saptohardjo M. Jakarta: Universitas
Indonesia; 1990.
Katrin, Berna E., Ali MS, 2012. Aktivitas
antioksidan ekstrak dan fraksi daun
cincau hijau rambat (Cyclea barbata
Miers) serta identifikasi golongan
senyawa dari fraksi yang paling aktif.
J.Bahan Alam Indonesia, vol 8, No.2
(2012) : 118-124
Lai, L.S., Chou, S.T., Chao, W.W., 2001.
Studies
on
the
Antioxidative
Activities of Hsian-tsao (Mesona
procumbens Hemsl) Leaf Gum. J.
Agric.Food Chem. Vol 49 (2): 963968
Setijo P, 1998. Aneka Tanaman bahan
Camcau, Cetakan ke 7, Yogyakarta
Yen, GC., Hung, YL, Hsieh,LC, 2000.
Protective effect of extracts of Mesona
procumbens Hemsl on DNA damage
in human lymphocytes exposed to
hydrogen
peroxide
and
UV
irradiation. Food Chem.Toxicol38:747754.
Daftar Pustaka
Angerhofer
CK,
et
al.,
1999.
Antiplasmodial and cytotoxic activity
of natural bisbenzyl isoquinoline
alkaloids. J.Nat.Prod. 62(1): 59-66.
Hung, CY., Yen, GC., 2002. Antioxidant
activity of Phenolic Compounds
Isolated from Mesona procumbens
Hemsl. J. Agric. Food Chem. Vol 50
(10): 1993-2997
Khasiat tanaman cincau, diambil dari
http://www.untukku.com/artikelDisampaikan pada Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Pokjanas TOI ke XLIV,
di Palembang 14-16 Maret 2013
5
Download