TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAPGANGGUAN MORNING SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh: AMINATUS SADIAH 109104000003 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh: AMINATUS SADIAH 109104000003 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi dengan Judul TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR Telah di setujui dan diperiksa pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : AMINATUS SADIAH 109104000003 Pembimbing I PembimbingII Jamaludin, S.Kp., M.Kep NIP. 19680522 200801 1007 Ns. EniNur’ainiAgustini, S.Kep., M.Sc NIP. 19800802 200604 2001 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M ii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan Judul TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh : AMINATUS SADIAH 109104000003 Jakarta, Januari 2014 Pembimbing I PembimbingII Jamaludin, S.Kp., M.Kep NIP. 19680522 200801 1007 Ns. EniNur’ainiAgustini, S.Kep., M.Sc NIP. 19800802 200604 2001 Penguji I Penguji II Yenita Agus, M.Kep., Sp.Mat., Ph.D NIP. 197206082006042001 Ns. EniNur’ainiAgustini, S.Kep., M.Sc NIP. 197311062005012003 Penguji III Jamaludin, S.Kp., M.Kep NIP. 19680522 200801 1007 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M i LEMBAR PENGESAHAN TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR Skripsi dengan Judul Oleh : AMINATUS SADIAH 109104000003 Jakarta, Januari 2014 Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM NIP. 19790520 200001 1012 Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp. And i LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang saya ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, Januari 2014 AminatusSadiah vi RIWAYATHIDUP Nama : Aminatus Sadiah Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 29 Mei 1991 Status Pernikahan : Belum menikah Alamat : Kp. Caringin RT 002/ 006 DesaNyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Kode Pos 43359 Telepon : 0857-1939-5360 Email : [email protected] Riwayat Pendidikan 1. TK. Al- Masthuriyah Cisaat-Sukabumi [1996-1998] 2. SDN Nyangkowek 2 Cicurug-Sukabumi [1998-2003] 3. Mts. As- Sadziliyah [2003-2006] 4. MA. Negeri 1 Cibadak [2006-2009] Organisasi 1. Pramuka [2003-2005] 2. PaduanSuara [2006-2009] 3. Karate [2006-2007] Pengalaman Pelatihan, Seminar, dan Workshop: 1. Seminar “Mencegah Osteopenia di Masa Muda sebagai Investasi Kesehatan Tulang Jangka Panjang” tahun 2009. iii vi 2. Seminar “Cultural Approach In Holistic Nursing Care In Globalization Era” tahun 2009. 3. Pelatihan Kesehatan “Health Training 4 Medical Skill” tahun 2009. 4. Seminar Nasional IMMPPG Ke-V “Produk Aman, Bergizi, dan Halal untuk Kemandirian Bangsa” tahun 2009. 5. Workshop Nasional “Uji Kompetensi Keperawatan” Tahun 2012. 6. Seminar Nasional “Uji Kompetensi Nasional Perawat: Meningkatkan Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global” tahun 2012. 7. Emergency Nursing Seminar dan Workshop “Peran Perawat dalam Tatalaksana Trauma Thoraks Berbasis Pasien Safety” tahun 2012. vii iii UNIVERSITASISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Skripsi, January 2014 Aminatus Sadiah, NIM 109104000003 Tingkat Kecemasan Suami Terhadap Gangguan Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur xiv + 63 halaman + 7 tabel + 3 bagan + 8 lampiran ABSTRAK Tingkat kecemasan tergantung pada jenis perlakuan yang diterima dan kemampuan dalam menggunakan mekanisme koping. Dalam menghadapi kehamilan istri primigravida yang mengalami morning sickness banyak ditemui fenomena pada responden mengalami kecemasan yang dimulai dari cemas ringan sampai cemas berat.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan suami terhadap gangguan morning sickness ibu hamil primigravida trimester I di wilayah Kecamatan Ciputat Timur, yang dilakukan pada tanggal 14 – 20 November 2013. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 66 responden suami dari ibu hamil primigravida. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Tingkat kecemasan diukur dengan kuesioner yang telah baku dandi modifikasi yaitu Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS).Hasil univariat memperlihatkan pada karakteristik usia suami sebagian besar pada dewasa awal (≤ 29 tahun) 34 responden (51,5%), pada gambaran pendidikanyaitu ≥ SMA 47 responden (71,2%), pada usia kandungan istri mayoritas pada usia kehamilan 12 minggu (trimester I) yaitu 26 responden (87,9%), dan pada tingkat kecemasan suami dalam menghadapi morning sickness ibu hamil primigravida sebagian besar pada tingkat kecemasan ringan 40 responden (60,6%) dengan respon kecemasan berada pada rentang adiptif. Perlunya peran perawat untuk mengetahui dan mengindentifikasi masalah yang membuat suami cemas sehingga dapat melakukan intervensi yang tepat untuk mengurangi tingkat kecemasan dengan memberikan informasi yang lebih lengkap tentang kehamilan ibu hamil primigravida trimester I kepada suami. Kata kunci: Tingkat kecemasan suami, kehamilan, morning sickness Daftarbacaan: 54 (1999 – 2014) xix STATE ISLAMIC UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE SCHOOL OF NURSING Thesis, January 2014 Aminatus Sadiah, NIM 109104000003 The Level Husband’s Anxiety Disorder Morning Sickness Of Primigravida Pregnancy’s Mother In Trimester I At Kecamatan Ciputat Timur xiv + 63 pages + 7 tables + 3charts + 8 attachment ABSTRACT Anxiety levels is depended on the type of treatment received and the ability to use coping mechanism. Dealing with of wife's pregnancy primigravida who experience morning sickness are many phenomena encountered in respondents experiencing anxiety that starts from mild anxiety to severe anxiety.The purpose of this study isto identifythelevelof anxietydisorders ofhusbandsto pregnant womenwith morning sickness on the firsttrimesterprimigravida at the District of East Ciputat, whichtook place on14 to 20 November2013.This research methodology isdescriptivequantitativewith total samples were66respondent. Samplingwas usingtotalsampling methode. The level ofanxietywas measuredwith questionairethathas beenstandardized andhas been modified byZungSelf-Rating AnxietyScale(ZSAS). Univariate results showed the characteristics of the husband age most of the early adult ( ≤ 29 years ) 34 respondents ( 51.5 % ), descriptive of education levels are high ≥ 47 respondents ( 71.2 % ), the majority of wivespregnancies at 12 weeks gestation ( first trimester ) is 26 respondents ( 87.9 % ), and the husband's level of anxiety when facing the of morning sickness primigravida pregnant women mostly on mild anxiety level 40 respondents ( 60.6 % ) the anxiety response in the range adaptive. The necessity of the nurse's role to determine and identify problems that make anxious husband so it can perform appropriate interventions to reduce anxiety levels by providing more complete information about pregnancy first trimester primigravida pregnant women to their husbands. Keywords: Levelsof anxiety husband, pregnancy, morning sickness Reading list: 54 (1999 – 2014) x KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Tingkat Kecemasan Suami terhadap Gangguan Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur”yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Proses penyusunan proposal skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang penulis hadapi. Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar biasa dari berbagai pihak, baik secara langsung dan tidak langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan ini, penulis ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan yang tidak yang tidak terhingga, kepada: 1. Prof. DR (HC), drM. K. Tadjuddin, Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Waras Budi Utomo, S. Kep, Ns., MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan IbuNs. Eni Nur’aini Agustini, S. Kep, MScSelakuSekretarisProgramStudiIImuKeperawatan (PSIK) UIN SyarifHidayatullahJakarta. 3. Bapak Jamaludin, S. Kp.,M. Kep., selaku pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan masukan serta support demi terselesainya penulisan proposal skripsi ini. Xi x 4. IbuEni Nur’aini Agustini, S.Kep., M. Sc selaku pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan masukan dalam penulisan proposal penelitian ini. 5. IbuIta Yuanita, S. Kp., M. Kep., selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan nasehat dan dukungan selama proses pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan. 6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah mengajarkan dan membimbing penulis selama 4 tahun dibidang pendidikan keperawatan, serta staf akademik Bapak Azib Rosyidi, S,Psi dan Ibu Syamsiyah yang telah memudahkan dalam proses birokrasi. 7. Para penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam memperbaiki skripsi penelitian ini. 8. Kedua Orang Tua terhebat saya, Bapak Syaprudin, dan Ibu Iis Kholisoh (alm) yang paling saya cintai dan selalu memberikan dukungan yang amat sangat luar biasa, do’a serta semangat yang tak pernah berhenti setiap malam dari beliau. Kakak-kakak dan adik-adik ku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang tak pernah padam. 9. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya ketika kami belajar selama kurang lebih 4 tahun. 10. Staff akademik yang selalu memenuhi permintaan dalam pembuatan surat perizinan penelitian. 11. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang memberikan kelancaran izin penelitian. x xii 12. Kepala Puskesmas Ciputat Timur yang memberikan izin untuk uji validitas, serta parfa kepala Puskesmas Rengas dan Pondok Ranji yang telah memberikan kepercayaan kepada saya dalam melakukan penelitian ini. 13. Sahabat-sahabatku Aunty (Widya Nurlita), Mama (Ade Rininta Sawitri), Dede (Cicy Chintyawati) yang tidak pernah berhenti untuk selalu memberi dukungan yang paling besar pada saya. Eva epoot, Erin, Ike, Adel Inggar, Rafita, Etika, Hanik, Mala, Fitri yang kosannya selalu saya buat gaduh demi diskusi bersama kalian. Teman satu bimbingan Desi, Ummi, Mahes yang selalu kalau bimbingan kompak, serta tidak akan pernah lewatkan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh angkatan 2009 yang telah berjuang bersama dalam perkuliahan dan penyusunan skripsi di Ilmu Keperawatan. Kalian sungguh luar biasa kawan. Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua kesalahan diampuni oleh Allah. Amin. Jakarta, Januari 2014 Penulis xiii x DAFTAR ISI Halaman Judul .............................................................................................. i Pernyataan persetujuan ................................................................................. ii Lembar Pengesahan ...................................................................................... iii Pernyataan Keaslian Karya ........................................................................... v Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... vi Lembar Persembahan .................................................................................... viii Abstrak ......................................................................................................... ix Abstract ........................................................................................................ x Kata Pengantar .............................................................................................. xi Daftar Isi....................................................................................................... xiii Daftar Tabel ................................................................................................. xv Daftar Bagan................................................................................................. xvi Daftar Lampiran............................................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6 C. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 7 D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7 E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7 F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan ...................................................................................... 9 1. Pengertian ................................................................................ 9 2. Tanda dan Gejala Kecemasan ................................................... 10 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ......................... 12 4. Tingkat Kecemasan .................................................................. 14 5. Rentan Respon Kecemasan ....................................................... 15 6. Faktor Predisposisi ................................................................... 16 7. Faktor Presipitasi ...................................................................... 18 8. Alat Ukur Krcemasan ............................................................... 19 B. Konsep Kehamilan .......................................................................... 20 1. Pengertian Kehamilan .............................................................. 20 2. Perubahan Selama Kehamilan Trimester I ................................ 22 C. Morning Sickness ............................................................................ 25 1. Pengertian Morning Sickness .................................................... 25 2. Insiden Morning Sickness ......................................................... 26 3. Fisiopatologi Morning Sickness ................................................ 27 D. Penelitian Terkait ............................................................................ 28 E. Kerangka Teori ............................................................................... 30 xiv BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH .................. A. Kerangka Konsep ............................................................................ 31 B. Definisi Operasional ........................................................................ 32 BAB IV METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian............................................................................. 34 B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 34 C. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 37 D. Pengumpulan Data .......................................................................... 38 E. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 39 F. Instrument Pengumpulan Data ......................................................... 39 G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................... 41 H. Tahapan Penelitian .......................................................................... 44 I. Pengolahan Data ............................................................................. 45 J. Analisa Data .................................................................................... 46 K. Etika Penelitian ............................................................................... 46 BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................................. 48 B. Analisa Univariat .............................................................................. 49 1. Gambaran Usia Suami ................................................................. 50 2. Gambaran Pendidikan Suami ....................................................... 50 3. Gambaran Usia Kandungan Istri dari Suami ................................ 51 4. Gambaran Tingkat Kecemasan Suami terhadap morning sickness Ibu Hamil primigravida trimester I............................................... 52 BAB VI PEMBAHASAN A. Analisa Univariat .............................................................................. 53 1. Gambaran Usia Suami ................................................................. 53 2. Gambaran Pendidikan Suami ....................................................... 55 3. Gambaran Usia Kandungan Istri Suami ....................................... 56 4. Gambaran Tingkat Kecemasan Suami terhadap Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I ............................... 58 B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 60 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 62 B. Saran ................................................................................................. 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xv DAFTAR TABEL 1. Tabel 3.1 Definisi Operasional .......................................................... 32 2. Tabel 4.1 Distribusi pernyataan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale ................................................................................................. 42 3. Tabel 4.2 Distribusi hasil pernyataan validitas tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravida .................. 44 4. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi usia suami .......................................... 51 5. Tabel 5.2 Distribusifrekuensi gambaran pendidikan suami ................ 52 6. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi gambaran usia kandungan istri dari suami................................................................................................. 53 7. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi gambaran tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil trimesteri I di wilayah Rengas dan Pondok Ranji .............................................................................. 54 xvi DAFTAR BAGAN 1. Bagan 2.1 Rentang respon kecemasan ............................................... 16 2. Bagan 2.2 Kerangka teori .................................................................. 30 3. Bagan 3.1 kerangka konsep ............................................................... 31 xvii 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan proses alami dan normal. Masa ini merupakan salah satu fase dalam kehidupan wanita pada reproduksi. Wanita normal akan mengalami sekali, dua kali, bahkan berkali-kali hamil dalam kehidupannya. Sebagian besar wanita hamil menyambut kehamilan itu dengan gembira, tetapi ada kalanya disertai kecemasan dan kesedihan (Kasdu, 2005). Pada awal kehamilan, beberapa wanita mengalami mual-mual yang disertai dengan atau tanpa muntah-muntah (morning sickness) yang dapat terjadi akibat peningkatan kadar hCG (hormon Chorionic Gonadroyhopin) serta gangguan metabolisme karbohidrat (Lowdermik & Perry, 2004) Separuh dari wanita hamil yang mengandung mengalami mual dan muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda. Biasanya cukup ringan dengan terjadi terutama di pagi hari. Tetapi terkadang juga cukup parah dan dapat berlangsung sepanjang hari. Mual dan muntah terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid tidak datang dan berlangsung kurang lebih selama 6 sampai 8 minggu. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi selama hamil. Sesudah 12 minggu, gejala-gejala itu biasanya menghilang karena tubuh sudah menyesuaikan diri (Llewellyn, 2005). Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih normal, namun apabila muntah terjadi terus menerus sehingga mengganggu keseimbangan 2 gizi dan cairan tubuh, kondisi ini di diagnosa sebagai Hyperemesis Gravidarum (Wesson, 2002). Tiran (2008) mengutip studi prospektif Lacroix et al pada tahun (2000) yang menemukan bahwa 1,8% ibu hamil mengalami mual pada pagi hari; sedangkan pada 80% penderita, mual dapat berlangsung sepanjang hari. Mual dan muntah dikendalikan oleh pusat muntah yang berada pada dasar ventrikel otak keempat tepatnya pada bagian dorsal lateral dari formasio retikularis medulla oblongata. Pusat ini terletak dekat dengan pusat vasomotor, impuls dari Chenioreceptor Trigger Zone (CTG), hypothalamus, korteks serebri, dan area vestibular. Alat keseimbangan dapat terangsang akibat proses-proses sentral atau perifer. Peranan dari pusat muntah adalah untuk mengkoordinir semua komponen kompleks yang terlibat dalam proses muntah (Wesson, 2002). Penelitian terkait morning sickness yang dilakukan oleh Fan-Hao, Chou, et al., 2003 di Inggris tentang faktor psikososial yang berhubungan dengan mual dan muntah, kelelahan pada awal kehamilan mengatakan bahwa dari 113 partisipan ibu hamil trimester I, 30 (26,5%) melaporkan tidak mengalami mual dan muntah, 43 (38,1%) kadang-kadang, dan 40 (35,4%) sering mual dan muntah. Maulana (2008) menyatakan bahwa hasil laporan menunjukkan hampir 50% 90% wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama, namun setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tetapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan ingin muntah setiap saat. 3 Selain adaptasi maternal pada fisiologis berbagai stimulus psikologis juga dapat menjadi faktor emosional yang menyebabkan gejala mual dan muntah menjadi lebih berat. Bentuk stimulus psikologis pada ibu hamil adalah distres emosional (Tiran, 2008). Hal ini akan berpengaruh pada suami, jika istri mengalami distress pada kehamilannya, karena suami merupakan orang terdekat dari istri. Peran suami sangat diperlukan untuk dukungan psikologis istri, karena ketika hamil istri membutuhkan perhatian lebih kepada suami. Saat pemeriksaan antenatal (trimester 1) ibu hamil seringkali ingin mengeluh yang dirasakan, seperti pusing, keringat berlebihan, pegal-pegal, dan suami terkadang melewatkan moment saat istri sedang pemeriksaan kesehatan antenatal (Sawitri dan Sudaryanto, 2008). Dukungan suami terhadap istri baik fisik maupun psikis sangat dibutuhkan, misalnya ikut mengantarkan melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga suami mengetahui perkembangan kehamilan istrinya (Kasdu, 2004). Banyak suami yang mengalami gejala fisik selama kehamilan pasangannya. Keadaan ini kadang-kadang disebut sebagai Syndrom Couvade (Fathering). Kenaikan berat badan, kembung, mual, muntah, sakit punggung, sakit gigi, kehilangan nafsu makan, atau kejang perut adalah gejala-gejala yang mencerminkan simpati dan pengidentifikasian dengan wanita hamil, atau barangkali mencerminkan kekhawatiran dan kecemasan. Jika calon ayah mengalami gejala-gejala kehamilan, mungkin perlu dilakukan konseling (Simkin, et al, ). 4 Kecemasan merupakan sesuatu yang bisa terjadi pada hampir setiap orang dalam waktu dan frekuensi tertentu di kehidupannya, kecemaasan adalah bentuk dari reaksi yang normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang (Ramaiah, 2003). Bentuk kecemasan bisa berupa kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya, serta kecemasan tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan sehari-hari (Sawitri dan Sudaryanto, 2008). Kecemasan suami menghadapi ibu hamil primigravida trimester I yang morning sickness (mual dan muntah) dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan atau informasi mengenai morning sickness, cemas bila mual dan muntah yang dialami istri berkelanjutan. Sedangkan istilah primigravida itu sendiri adalah wanita yang pertama kali hamil (Sawitri dan Sudaryanto, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2012) tentang kecemasan ibu hamil primigravida ditinjau dari dukungan sosial suami, menyatakan bahwa hasil uji analisis data yang diperoleh dari uji korelasinya menggunakan korelasi Product Moment menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial suami dengan kecemasan pada ibu hamil primigravida. Adapun sumbangan efektif yang diberikan oleh faktor dukungan sosial suami terhadap kecemasan pada ibu hamil primigravida sebesar 39,8%, artinya semakin tinggi dukungan sosial suami maka semakin rendah kecemasan pada ibu hamil primigravida, dan sebaliknya semakin rendah dukungan sosial 5 suami maka semakin tinggi kecemasan pada ibu hamil primigravida (Mayangsari, 2012). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terhadap 26 pasangan suami istri yang tengah menghadapi kehamilan di California yang dikemukakan oleh Gladieux (dagun, 1990) menyimpulkan bahwa dukungan emosional suami terhadap istri dapat menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri. Istri menjadi lebih mudah dalam menyesuaikan dalam situasi kehamilannya itu. Hal ini didukung oleh kartono (1992) menyatakan bahwa dukungan dari suami pada wanita hamil pertama sangat berharga, ibu hamil menginginkan suami memberikan tindakan suportif dan memberikan rasa aman. Peneliti dalam hal ini tertarik untuk melihat apakah suami ikut merasakan kecemasan yang berarti pada istri ketika mengalami morning sickness jika melihat dari karakteristik istri yang mengalami muntah yang sangat berlebihan menyebabkan suami dapat merasakan cemas, sehingga gambaran kecemasan suami dapat dilihat ketika menemani pemeriksaan antenatal, dukungan suami adalah orang terdekat dari istri, sehingga peran suami sangat penting (Kasdu, 2004). Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22 Juli 2013, bahwa terdapat sekitar 36 suami dari ibu hamil primigravida trimester I, yaitu diantaranya 20 suami ibu hamil primigravida trimester I di wilayah kelurahan Rempoa, dan 16 suami ibu hamil primigravida trimester I di wilayah kelurahan Cempaka Putih (Laporan KIA Puskesmas Ciputat Timur pada bulan Juni). Ketika dilakukan wawancara pada salah satu pasangan suami istri G1P0A0, saat melakukan 6 pemeriksaan antenatal di Puskesmas Ciputat Timur, suami merasakan cemas saat istrinya sedang mengalami gangguan mual dan muntah di pagi hari, kecemasan yang suami rasakan berada pada rentang sedang. Dapat disimpulkan, bahwa tingkat kecemasan pasangan yang baru menikah akan mengalami kecemasan yang berarti, terutama saat istri mengalami morninng sickness. Suami akan turut merasakan kecemasan apabila istri yang mengalami morning sickness cemas akibat dari hal yang dirasakan. B. Rumusan Masalah Kecemasan merupakan respon emosi tanpa objek yang spesifik, yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kehamilan proses alami dan normal pada wanita. Morning sickness merupakan gangguan khas kehamilan yang umumnya terjadi pada awal kehamilan trimester I (1 – 3 bulan). Sedangkan sebagian wanita hamil 50 – 90 % mengalami gangguan morning sickness, namun tidak semua wanita hamil mengalami hal tersebut, dan morning sickness yang dirasakannya pun berbeda-beda. Penelitian terkait kecemasan ibu hamil trimester I pada gangguan morning sickness sudah banyak diteliti, tetapi konsep, tempat, dan responden yang berbeda. Penelitian terkait kecemasan yang dirasakan oleh suami terhadap gangguan munculnya morning sickness pada ibu hamil trimester I belum ditemukan, namun penelitian terkait kecemasan suami dalam menghadapi persalinan anak pertama sudah banyak dilakukan. Peneliti merumuskan bahwa berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti “tingkat kecemasan suami terhadap morning sicknesss ibu hamil primigravida trimester I di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur”. 7 C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravidat rimester I. D. Tujuan Penelitian Mengidentifikasi bagaimana gambaran tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravida trimester I di wilayah Kecamatan Ciputat Timur. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi pelayanan kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi institusi pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas Rengas, dan Puskesmas Pondok Ranji mengenai gambaran kecemasan suami terhadap gangguan morning sickness dan dapat berupa pendidikan kesehatan kepada suami siaga dari ibu-ibu hamil yang mengalami sedikit banyaknya gejala morning sickness pada trimester I yang akan mempengaruhi kepada tingkat kecemasannya maupun peran serta suami dalam kehamilan istrinya. 2. Bagi Ilmu Keperawatan Sebagai masukan atau bahan pertimbangan bagi praktek pelayanan keperawatan khususnya pada keperawatan jiwa dan keperawatan maternitas dalam gambaran morning sickness dan menjadi masukan mahasiswa keperawatan melakukan pendidikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan 8 memperlihatkan gambaran kecemasan suami terhadap ibu hamil yang mengalami gangguan morning sickness trimester I. 3. Bagi Responden Khususnya suami dari ibu hamil sebagai bahan masukan untuk mengurangi rasa kecemasan dan pengetahuan terhadap morning sickness. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk pengembangan penelitian selanjutnya mengenai gambaran kecemasan suami terhadap gangguan morning sickness pada ibu hamil trimester I. F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Pada penelitian ini informan atau responden yang diambil adalah suami dari ibu hamil primigravida trimester I yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Ciputat Timur, Puskesmas Rengas, dan Puskesmas Pondok Ranji. Pengambilan data yang diperoleh adalah berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer yang didapat melalui proses wawancara mendalam terhadap informan, yaitu ibu hamil primigravida trimester I selanjutnya kepada para suami yang bersedia untuk diwawancarai, sedangkan data sekunder diperoleh dari Puskesmas. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan atau yang bisa disebut dengan anxietas/ anxiety berasal dari Bahsa Latin yaitu “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang artinya mencekik. Kecemasan merupakan perasaan emosional individu dan pengalaman subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan yang tanpa objek yang spesifik (Stuart & Sundeen, 2006). Kecemasan secara umum merupakan rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya, menjadi kekuatan yang paling besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku moral maupun tingkah laku yang menyimpang, yang tenganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu (Gunarsa, 2008 ; Frued, 1964 dalam Kanisius, 2006). Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, seseorang akan merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa bahaya padahal seseorang tersebut tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus kecemasan (Comer, 1992 dalam Vedebeck, 2008). Kecemasan juga sebagai alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya kepada seseorang (Vedebeck, 2008). 10 2. Tanda dan Gejala Kecemasan Hawari (2004) menyatakan bahwa tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh seseorang bervariasi, tergantung dari beratnya atau tingkatan yang dirasakan oelh seseorang itu sendiri. Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat mengalami kecemasan secara umum yaitu: a. Gejala psikologis: pernyataan cemas/ khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah tersinggung, mudah terkejut. b. Ganggguan pola tidur; sulit tidur, mimpi buruk, c. Gangguan konsentrasi dan daya ingat d. Gejala somatik; rasa sakit pada otot dan tulang, jantung berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan. Sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan terasa dingin dan lembab. Menurut Stuart (2006) pada orang yang cemas akan muncul beberapa respon, adapun respon yang ditimbulkan berupa: a. Respon fisiologis individu terhadap kecemasan, yaitu: 1) Kardiovaskuler Respon dari kardiovaskuler dapat berupa palpitasi, jantung berdebar, peningkatan tekanan darah atau dapat juga menurun, rasa mau pingsan, dan denyut nadi menurun. 2) Pernafasan Respon dari pernafasan dapat berupa nafas menjadi cepat dan dangkal, nafas pendek, tekanan pada dada, pembengkakan pada tenggorokan, sensai tercekik, dan terengah-engah. 11 3) Neuromuskuler Respon dari neuromuskuler dapat berupa refleks meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyang, dan gerakan yang janggal. 4) Gastrointestinal Respon dari gastrointestinal dapat berupa kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, dan diare. 5) Traktus urinarius Responnya dapat berupa sering berkemih, tidak dapat menahan BAK. 6) Kulit Reapon dari kulit berupa wajah kemerarahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan berkeringat seluruh tubuh. b. Respon perilaku Respon perilaku berupa gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cidera, menarik diri dari hubungan interpersoanl, menghalangi, dan menghindar dari masalah c. Kognitif Responnya berupa konsentrasi terganggu dan pelupa, salah dalam memberikan penilaian, hambatan berfikir, kreatifitas dan produktifitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat, kehilangan objektifitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut cidera atau kematian. 12 d. Afektif Responnya berupa mudah terganggu, tidak sabar, gelisah dan tegang, ketakutan, dan gugup. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Menurut Stuart dan Sundden (1998) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan yaitu sebagai berikut: a. Jenis kelamin Stress sering dialami oleh wanita lebih tinggi ndibandingkan dengan laki-laki. Menurut Kaplan dan Sadock (1997) menyatakan bahwa kurang lebih 5% dari populasi, kecemasan pada wanita dua kali lebih banyak daripada pria, lebih tinggi yang dialami oleh wanita kemungkinan disebabkan wanita lebih emmpunyai kepribadian lebih labil, juga adanya peran hormon yang mempengaruhi kondisi emosi sehingga meledak, mudah cemas dan curiga b. Umur Seseorang yang berumur lebih muda ternyata lebih mudah mengalami gangguan akibat stress dari pada seseorang yang lebih tua. c. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan yang rendah pada seseorang akan mengakibatkan seseorang mengalami stress. Status pendidikan yang kurang pada seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih mudah mengalami stress dibanding dengan mereka status pendidiakn yang lebih tinggi atau baik. 13 d. Lingkungan / Sanitasi Seseorang yang berada dilingkungan asing ternyata lebih mudah menglami stress. e. Sosial Budaya Seseorang yang mempunyai falsafah hidup yang jelas dan keyakinan agama yang kuat umumnya lebih sukar mengalami stress. f. Keadaan fisik Seseorang yang mengalami gangguan fisik seperti cedera, penyakit badan, operasi, lebih mudah mengalami kelelahan fisiksehingga mudah mengalami stress. Pada suami yang mempunyai istri morning sickness dan menghadapi kehamilan yang pertama akan mudah mengalami khwatir akan janin yang sedang dikandungnya, sehingga suami sering kali mengalami khawatir atas kehamilan pertamanya istri. g. Potensi stressor Stressor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu melakukan adaptasi. h. Maturasi (kematangan) Individu yang memiliki kematangan kepribadian sehingga lebih sukar mengalami gangguan terhadap stress, karena individu yang matang mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap stressor yang timbul, sebaliknya individu yang berkepribadian tidak matang yaitu yang tergantung pada peka terhadap rangsangan sehingga sangat mudah mengalami gangguan akibat stress. 14 4. Tingkat Kecemasan Stuart dan Sundeen (2006), membedakan klasifikasi tingkat kecemasan menjadi empat, yaitu: a. Tingkat kecemasan ringan, ditandai dengan: 1) Respon fisiologis seperti ketegangan otot ringan. 2) Respon kognitif seperti lapang pandang meluas, memotivasi untuk belajar, kesadaran yang pasif pada lingkungan. 3) Respon tingkah laku dan emosi seperti suara melemah, otot-otot wajah relaksasi, mampu melakukan kemampuan/ keterampilan permainan secara otomatis, ada perasaan aman dan nyaman. b. Tingkat kecemasan sedang, ditandai dengan: 1) Respon fisiologis seperti peningkatan ketegangan dalam batas toleransi, perhatian terfokus pada penglihatan dan pendengaran, kewaspadaan meningkat. 2) Respon kognitif seperti lapang persepsi menyempit, mampu memecahkan masalah, fase yang baik untuk belajar, dapat fokus pada hal-hal yang spesifik. 3) Respon tingkah laku dan emosi, seperti perasaaan tertantang dan perlu untuk mengatasi situasi pada dirinya, mampu mempelajari keterampilan baru. c. Tingkat kecemasan berat, ditandai dengan: 1) Respon fisiologis seperti aktivitas sistem saraf simpatik (peningkatan epinefrin, tekanan darah, nadi, vasokonstriksi, dan peningkatan suhu tubuh), diaphoresis, mulut kering, ingin buang air kecil, hilang nafsu 15 makan karena penurunan aliran darah ke saluran pencernaan dan peningkatan produk glukosa oleh hati, perubahan sensori seperti penurunan kemampuan mendengar, nyeri, pupil dilatasi, ketegangan otot dan kaku. 2) Respon kognitif seperti lapang persepsi sangat menyempit, sulit memecahkan masalah, fokus pada satu hal. 3) Respon tingkah laku dan emosi seperti lapang personal meluas, aktifitas fisik meningkat dengan penurunan mengontrol, contoh meremas tangan, jalan bolak-balik. Perasaan mual dan kecemasan mudah meningkat dengan stimulus baru seperti suara. Bicara cepat atau menglami blooking, menyangkal, dan depresi. d. Tingkat panik, ditandai dengan: 1) Respon fisiologis seperti pucat, dapat terjadi hipotensi, berespon terhadap nyeri, bising dan stimulus eksternal menurun. Koordinasi motorik buruk, penurunan aliran darah ke otot skeletal. 2) Respon kognitif seperti tidak terkontrol, gangguan berfikir secara logis, tidak mampu memecahkan masalah. 3) Respon tingkah laku dan emosi seperti perasaan marah, takut dan segan. Tingkah laku menjadi tidak biasa seperti menangis dan menggigit. Suara menjadi lebih tinggi, lebih keras, bicara cepat dan blooking. 5. Rentan Respon Kecemasan Stuart dan Sundeen (2006), mengatakan bahwa rentan respon individu terhadap cemas berfluktuasi antara respon adaptif dan maladaptif. Rentang respon 16 yang paling adaptif adalah antisipasi dimana individu siap siaga untuk beradaptasi dengan cemas yang mungkin muncul. Sedangkan rentang yang paling maladaptif adalah panik dimana individu sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga gangguan fisik dan psikososial. Bagan 2.1 Rentang Respon kecemasan Respon Adaptif Antisipasi Respon Maladaptif Ringan Sedang Berat Panik (Sumber: Stuart dan Sundeen, 2006) 6. Faktor Predisposisi Stuart dan Sundeen (2006) mengemukakan bahwa ada beberapa teori penyebab kecemasan antara lain: a. Teori Psikoanalitik Didalam teori psikoanalitik ini kecemasan merupakan konflik yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan super ego. Artinya id mewakili dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma budaya. b. Teori Interpersonal Teori interpersonal menggambarkan bahwa kecemasan timbul akibat ketakutan atau ketidakmampuan terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan 17 interpersonal. Hal ini dapat dikaitkan dengan trauma perkembangan, perpisahan, kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Individu dengan harga diri rendah mudah mengalami perkembangan kecemasan yang berat. Kecemasan yang berhubungan dengan ketakutan ini dapat terjadi pada pasangan yang baru menikah, terutama pada suami yang menghadapi istri hamil trimester I yang sedang morning sickness. Pada awal kehamilan istri akan mengalami keluhan yang dirasakannya, Peran suami sangat diperlukan untuk dukungan psikologis istri, karena ketika hamil istri membutuhkan perhatian lebih kepada suami (Sawitri dan Sudaryanto, 2008). Wanita hamil akan merasakan terjadinya berbagai perubahan, baik fisik maupun mentalnya. Suami dianjurkan untuk memahami perubahan yang terjadi pada pasangannya. Umumnya, ibu hamil akan merasakan bahwa dirinya tidak menarik karena perutnya bertambah besar. Untuk mengatasinya, dukungan suami sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kepercayaan diri istrinya (Hulliana, 2001). c. Teori Perilaku Teori perilaku menggambarkan bahwa kecemasan merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. d. Teori Bilogik Dalam otak terdapat reseptor spesifik terhadap benzodiazepin, dimana reseptor ini dapat mengatur timbulnya kecemasan. 18 e. Kajian Keluarga Dalam kajian keluarga ini maksudnya adalah bahwa kecemasan merupakan hal yang wajar dan biasa ditemui pada suatu keluarga, dan tentunya dengan tingkatan kecemasan yang berbeda-beda. 7. Faktor Presipitasi Stuart dan Sundeen (2006), mengemukakan bahwa pencetus timbulnya kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Hal tersebut dapat dibedakan menjadi: a. Ancaman terhadap integritas fisik Ancaman terhadap integritas fisik seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis atau penurunan kapasitas untuk melakukan aktifitas sehari-hari, meliputi faktor eksternal dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, polusi udara, lingkungan kotor, ancaman keselamatan, injuri; sedangkan faktor internal merupakan kegagalan mekanisme fisik seseorang seperti jantung, sistem imun, termoregulator menurun, perubahan biologis normal seperti kehamilan. b. Ancaman terhadap rasa aman Ancaman ini terkait terhadap rasa aman dapat menyebabkan terjadinya kecemasan, seperti ancaman terhadap sistem diri seseorang yang dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial seseorang, meliputi faktor ekternal yaitu berbagai kehilangan seperti kehilangan orang tua, kehilangan annak, teman dekat, perceraian, perubahan status pekerjaan, pindah rumah, tekanan sosial; sedangkan faktor inetrnal yaitu kesulitan dalam berhubungan inetrpersonal didalam rumah, ditempat kerja, dan didalam masyarakat. Ancaman 19 ini dapat terjadi pada seorang istri yang mengalami kecemasan saat gangguan morning sickness, karena salah satu faktor penyebab morning sickness yaitu dipicu oleh sterss psikologis.Peran suami dapat membantu isrtri dalam meningkatkan rasa aman, karena suami merupakan seseorang terdekat dari istri (Sawitri & Sudaryanto, 2008). 8. Alat Ukur Kecemasan Menurut Kaplan & Saddock, 1998 menyatakan bahwa kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan 4 instrument, yaitu Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI Form Z-I) (Kaplan & Saddock, 1998). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrument kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), yang merupakan instrument yang dirancang untuk meneliti tingkat kecemasan secara kuantitatif, kemudian dilakukan beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti. Instrument ZSAS dikembangkan oleh William W.K Zung (1997). Batasan keadaan kecemasan adalah suatu pengalaman manusia yang universal berbentuk respon emosional yang tidak menyenangkan, ditandai oleh perasaan takut dan khawatir terhadap ancaman bahaya yang tidak teridentifikasi dan bersumber pada konflik-konflik didalam diri sendiri, disertai gejala-gejala fisik disebabkan rangsangan sistem simpatik. Berdasarkan analisis statistik, ZSAS mampu membedakan dengan jelas penderita kecemasan dengan diagnosa lain dan 20 juga hubungan antara setiap pernyataan dengan total skkor yang didapat adalah bermakna. B. Konsep Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah mengandung anak, yakni gestasi dari periode menstruasi sebelumnya sampai persalinan, yang normalnya adalah 40 minggu atau 280 hari), dan dibagi menjadi tiga periode, atau trimester.Masing-masing berlangsung 3 bulan.Kehamilan 40 minggu dikatakan cukup bulan. (Holland, 2008). Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut penanggalan internasional. 10 bulan menurut penanggalan lunar, atau sekitar 40 minggu. Kehamilan dibagi menjadi tiga periode atau trimester. Trimester pertama adalah periode minggu pertama sampai minggu ke-13, trimester kedua adalah minggu ke ke-14 sampai ke-26, sedangkan trimester ketiga, minggu ke-27 sampai kehamilan cukup bulan (38 – 40 minggu) (Bobak, 2004). Kehamilan pada trimester pertama, segera setelah konsepsi, hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh mulai meningkat. Peningkatan kedua hormon tersebut menyebabkan sekitar 50% wanita hamil mengalami mual muntah (morning sickness) yang terjadi pada pagi hari (Llewellyn, 2005). Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil dikenal sebagai tanda kehamilan. Gejala kehamilan yang subjektif dan objektif sangat bervariasi. Diagnosis kehamilan diklasifikasikan sebagai 3 tanda kehamilan, yaitu presumsi (dugaan), kemungkinan, dan positif. Pada trimester pertama, seorang ibu akan mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang benar-benar 21 hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, dan kedua pasangan akan merasakan kebahagian pada setiap perubahan yang terjadi (Bobak, 2004). Tanda dan gejala presumsi kehamilan dapat muncul akibat kondisi selain gestasi. Oleh karena itu, tanda-tanda seperti amenore saja tidak cukup valid untuk menegakkan diagnosa karena hal tersebut dapat terjadi akibat gangguan endokrinnya, kelemahan dan keletihan dapat merupakan tanda anemia atau infeksi, dan mual muntah dapat disebabkan oleh gangguan pada saluran cerna atau alergi. Gejala subjektif dapat meliputi amenore, nausea (kelelahan), dan morning sickness (mual dan muntah di pagi hari), payudara terasa penuh dan sensitif, sering berkemih, merasa lemah dan letih, berat badan naik, dan perubahan mood. Gerakan janin dapat terlihat antara minggu ke-16 dan ke-20. Tanda-tanda objektif dapat berupa berbagai perubahan fisiologis dan anatomis, peningkatan temperatur basal tubuh, perubahan kulit, seperti striae gravidarum dan pigmentasi, perubahan pada payudara, pembesaran abdomen, dan perubahan pada rahim dan vagina (Bobak, 2004). Tanda kemungkinan kehamilan adalah tanda-tanda yang dapat diobservasi oleh pemeriksa. Bila digabung dengan tanda dan gejala presumsi, maka tanda kemungkinan memberi dugaan kuat adanya kehamilan. Tanda-tanda objektif meliputi pembesaran rahim, kontraksi Braxton Hicks dan souffle, kelenjar ballottement, dan hasil tes kehamilan yang positif (Bobak, 2004). Tanda positif yang ditunjukkan oleh denyut jantung janin yang berbeda dari denyut jantung ibu, ibu merasakan gerakan janin, dan visualisasi janin dengan alat teknik ultrasonografi (USG) (Scott, dkk 1990 dalam Bobak, 2004). 22 2. Perubahan Selama Kehamilan Trimester I Menurut Manuaba, et al (2007) kehamian menyebabkan terjadinya perubahan umum, seluruh sistem tubuh wanita hamil akibat meningkatnya hormonal yang dikeluarkan oleh plasenta, dapat memicu perubahan hormonal yang mengendalikannya sehingga terjadi keseimbangan baru dan adaptasi ibu. Perubahan psikologis pada sebagian wanita ibu hamil trimester I reaksi psikologis dan emosional pertama adalah kecemasan, ketaktatan, kepanikan dan kegusaran terhadap kehamilan. Perubahan yang menjurus ke arah adaptasi maternal oleh karena kehamilan dapat terlihat pada: a. Sistem Gastrointestinal Pada sistem gastrointestinal, perubahan yang terjadi pada ibu hamil terlihat pada saat nafsu makannya terganggu, perasaan mual dan muntah yang berlangsung sampai minggu ke- 14 sampai 16 sejak terlambat sekitar 2 minggu, yang biasa dikenal dengan morning sickness. Sampai saat ini penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, namun ada kemungkinan merupakan kombinasi antara: HCG (hormon chorionic gonadothropin), dan meningkatnya pengeluaran estrogen/ progesteron. Perubahan pada sistem gastrointestinal sebagian besar terjadi oleh karena makin meningkatnya hormon progesteron yang dapat mengurangi peristaltik usus dan menimbulkan berbagai komplikasi ringan sampai berat. b. Sistem Pernafasan Paru-paru sebagai alat pertukaran gas akan mengalami perubahan fisiologis akibat peningkatan kebutuhan oksigen dan pembesaran uterus. Perubahan tersebut disebabkan perubahan hormonal dan mekanis. 23 c. Perubahan pada kulit. Perubahan pada kulit ibu hamil, terjadi karena terdapat hormon khusus. Perubahan kulit dalam bentuk hiperpigmentasi dan hiperemi dibeberapa tempat, seperti pada: 1) Muka; terdapatnya kloasma gravidarum atau “mask of pregnancy” disebakan oleh kombinasi: hormon seks, dan melanocyte stimulating hormon (MSH) yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior 2) Abdomen; terdapatnya striae nigra yang disebabkan melanocyte stimulating hormon (MSH), estrogen dan progesteron, dan juga hormon adrenokortikotropik. 3) Mamae; puting susu dan areola mamae bertambah hitam, kelenjar montgomeri makin menonjol. 4) Spider angioma; semakin jelasnya pembuluh darah kapiler dengan titik di tengahnya di beberapa tempat, hal tersebut diakibatkan oleh peningkatan estogen. 5) Eritema palmaris; kulit telapak tangan merah dan kadang-kadang mengelupas. 6) Rambut; sering dijumpai bahwa setelah persalinan rambut rontok semakin banyak, namun tumbuh kembali. Situasi ini dipengaruhi oleh tingginya estrogen/ progesteron. 7) Sistem Urologi Paru, ginjal, dan sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang mengalami perubahan yang cukup besar sehingga dapat mengimbangi metabolisme tubuh ibu 24 hamil yang makin meningkat. Perubahan ginjal sebagai akibat dari perubahan hemodinamik, hemodilusi darah dan vaskularisasi lokal. d. Sistem Kardiovaskuler Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan untuk dapat mendukung peningkatan metabolisme sehingga tumbuh kembangnya janin sesuai kebutuhannya. e. Perubahan sistem genitalia ibu hamil Perubahan yang paling besar terjadi pada sistem genitalia, karena merupakan tempat tumbuh kembangnya hasil konsepsi yang terus berlanjut sampai aterm didalam uterus. Uterus adalah organ yang sangat istemewa, karena berat sebelum hamil hanya 30 gr dan dapat membesar seberat 1000-1100 gr sehingga dapat menampung janin dengan berat rata-rata 3000-3500 gr. Volume uterus hanya sebesar 10cc, akan membesar menjadi sekitar 5-20 liter, dengan rata-rata 6-7 liter. f. Perubahan Sistem Kelenjar Endokrin Perubahan pada sistem endokrin berupa peningkatan produksi dalam bentuk hormon, bahkan dapat terjadi pembesaran. g. Perubahan metabolisme ibu hamil Kehamilan merupakan satu tambahan kehidupan intra uteri yang memerlukan nutrisi, elektrolit, trace element, dan lain-lain. Sehingga secara keseluruhan metabolisme anak meningkat sekitar 20-25%. Deposit nitrogen dalam bentuk protein naik sekitar 25% sehingga diperlukan tambahan protein yang cukup untuk dapat meningkatkan tumbuh kembang janin dengan sempurna, tidak mengalami gangguan atau mengalami 25 anemia.Berat badan ibu hamil akan bertambah sekitar 12-14 kg selama hamil, atau ¼-1/2 kg / minggu. C. Morning Sickness 1. Pengertian Morning Sickness Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi, dokter obstetri dan dokter umum menganggap mual dan muntah hanya semata-mata merupakan sebuah gejala fisiologis, dan sebuah masalah yang sering kali membuat mereka mereka merasa tidak berdaya untuk membantu mengatasinya. Seperti halnya nyeri, mual merupakan gejala yang dikatakan oleh pasien (Subjektif) dan jika gejala tersebut menyebabkan stress pada wanita, ia berhak diberi cara yang paling memungkinkan untuk mengatasi gejala tersebut. Akibat meremehkan rasa mual dan muntah (morning sickness) yang dirasakan wanita pada saat kehamilan terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional, stress psikologis dan keterlambatan yang tidak semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi menjadi patologis (Munch 2000, dalam Woolfson 2004). Morning sickness adalah perasaan mual dan muntah yang terjadi pada ibu hamil, biasanya pada ibu hamil trimester pertama (1 – 3 bulan). Kira-kira dari wanita yang mengandung mengalami mual dan muntah-muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda. Biasanya cukup ringan dan terjadi terutama di pagi hari. Tetapi terkadang cukup parah dan dapat berlangsung sepanjang hari. Mual dan muntah terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid tidak datang lagi dan 26 berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu. Penyebab dari morning sickness adalah meningkatnya hormon HCG (human chorionic gonadhotropin). Hormon ini hanya diproduksi oleh ibu hamil, karena hormon ini berfungsi sebagai petunjuk ada atau tidaknya kehamilan dan berguna untuk mempertahankan kehamilan. Hormon ini dihasilkan oleh sel trofoblas (hasil dari pembuahan), hormon ini akan meningkat pada usia 12-16 minggu kehamilan. Selain faktor hormon, faktor psikologis ibu juga sangat mempengaruhi untuk memicu rasa mual muntah yang dialami ibu hamil (Liewellyn, 2005). Disebut morning sickness karena terjadi pada pagi hari pada waktu bangun pagi dengan keluhan pening kepala, mual ringan sampai muntah, setelah duduk beberapa saat keadaan dapat diatasi. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat (Chandranita, dkk 2009). 2. Insiden Morning Sickness Koren (2000) menggambarkan mual dan muntah sebagai gangguan medis tersering selama kehamilan. Power et al (2001) mencatat sekitar 51,4% wanita mengalami mual dan 9,2% wanita mengalami muntah. Glick dan Dick (1999) beranggapan bahwa sekitar 50% wanita mengalami gejala. Emelianova et al (1999) menemukan frekuensi mual sebesar 67% dan 22% insiden muntah dalam sekelompok wanita yang berjumlah 193 orang. Tinjauan sistematis dari Young (2000) mengidentifikasi angka mual antara 70 dan 85%, dengan sekitar setengah dari presentasi ini mengalami muntah (Woolfson, 2004). Beberapa wanita mengalami mual dan muntah kembali di bebebrapa minggu terakhir sebelum kelahiran, mungkin hal ini sebagian disebabkan oleh 27 respon terhadap fluktuasi kadar hormon dalam persiapan untk persalinan. Pada ibu hamil trimester III gejala akan muncul seperti halnya keletihan, nyeri ulu hati, nyeri punggng, carpal tunnel syndrome, edema, dan mungkin kecemasan menjelang kelahiran (Woolfson, 2004). 3. Fisiopatologi Morning Sickness Mual dan muntah (morning sickness) selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar hCG (hormon chorionic gonadotrophin), khsusnya karena periode mual dan muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12 – 16 minggu pertama, yang pada saat itu, hCG mencapai kadar tertingginya. hCG sama dengan LH (luteining hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas korpus luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta. hCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari sekitar 3 minggu gestasi (yaitu 1 minggu setelah fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar uji kehamilan. Teori bahwa rasa mual di masa kehamilan mungkin merupakan cara alamiah untuk melindungi janin dengan mencegah ibu untuk tidak memakan makan yang berbahaya juga telah diajukan, dengan wanita menjadi merasa mual saat melihat, mencium atau merasakan makan yang meungkin berpotensi mempengaruhi janin, dan jika makanan yang dimakan menyebabkan wanita muntah agar makan dikeluarkan.wanita yang memiliki kadar hCG dibawah rentang normal lebih sering mengalami hasil kehamilan yang buruk, termasuk 28 keguguran, kelahiran prematur atau retardasi pertumbuhan intrauterus (IUGR) (Woolfson, 2004). D. Penelitian Terkait Penelitian terkait yang dilakukan oleh Maharani (2008), fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Skripsi, Hubungan antara dukungan sosial dan Kecemasan dalam menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III. Menyebutkan bahwa ibu yang mengalami kehamilan, akan mengalami perubahan secara fisik dan psikologis (mental), oleh karena itu ibu hamil dituntut tidak hanya harus siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental. Perubahan secara mental pada ibu akan mempengaruhi emosi pada ibu. Seperti kegelisahan mengenai kelahiran bayinya, perasaan takut mati, trauma kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa. Apabila pengaruh emosi si ibu tidak didukung oleh lingkungan keluarga (suami) yang harmonis ataupun lingkungan temapt tinggal yang kondusif, maka hal ini akan menimbulkan gangguan emosi dan fisik (ringan sampai berat) pada para ibu seperti kecemasan. Mencegah hal tersebut terjadi maka dukungan sosial untuk ibu hamil sangatlah penting. (Maharani, 2008) Penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah & Indarwati tentang “tingkat kecemasan suami saat menghadapi persalinan di RSU Asy-Syifa Sambi Boyolali” menujukkan bahwa tingkat kecemasan suami saat menghadapi persalinan istri sebagian besar mengalami kecemasan ringan. Berdasarkan karakteristiknya sebagian besar mengalami kecemasan ringan pada usia menengah, pendidikan rendah, bekerja, dan suami primigravida. Kesimpulannya tingkat kecemasan 29 suami saat menghadapi persalinan istri di RSU Asy-Syifa Sambi Boyolali sebagian besar mengalami kecemasan ringan. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Izzah, Rusmariana, Retnawati (2007) tentang Pengaruh kecemasan ibu hamil trimester I terhadap munculnya gangguan morning sickness di wilayah kerja puskesmas kusuma bangsa kota Pekalongan tahun 2005, hasil uji statistik Chi Square menunjukkan tidak ada pengaruh yang bermakna antara kecemasan dengan gangguan morning sickness. Namun ada kecenderungan ibu hamil trimester I yang cemas berpeluang 3,2 kali mempengaruhi ibu hamil untuk mengalami morning sikness dibangingkan dengan ibu hamil yang tidak morning sickness. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk melihat apakah suami ikut merasakan kecemasan yang berarti pada ibu ketika kehamilan yang biasanya ibu mengalami morning sickness. . 30 E. Kerangka Teori Faktor Predisposisi kecemasan - Psikoanalitik - Interpersonal - Perilaku - Biologis - Kajian keluarga Morning sickness Ancaman terhadap rasa aman Faktor presipitasi (stressor pencetus) Kecemasan pada suami Ringan Sedang Berat Panik Respon kecemasan Adaptif Maladptif Bagan 2.2 Kerangka Teori dimodifikasi dari Stuart & Sundeen (2006), dan Munch (2000) dalam Woolfson(2004) 31 31 BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka teori yang telah dibuat sebelumnya, bahwa morning sickness mempengaruhi faktor presipitasi atau faktor pencetus yang mana dapat mempengaruhi ancaman terhadap rasa aman pada suami, karena salah satu faktor ekternal yang ada didalamnya adalah kehilangan anak, teman dekat dalam arti disini pasangan (istri). Hal ini sesuai pendapat Stuart dan Sundeen (2006) bahwa ancaman rasa aman adalah bentuk dari faktor pencetus kecemasan yang akan menimbulkan respon kecemasan yaitu respon fisiologis, respon perilaku, respon kognitif, dan respon afektif, kemudian setelah diketahui respon dari kecemasannya tersebut akan diketahui tingkatan kecemasannya. Berdasarkan hal tersebut, maka variabel yang akan diteliti adalah morning sickness sebagai variabel independen dan kecemasan pada suami sebagai variabel dependen. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: 32 Variabel independen Morning sickness pada ibu hamil primigravida trimester I Variabel dependen Ringan Kecemasan pada suami Sedang Berat Panik Bagan 3.1. Kerangka Konsep B. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Variabel dependen: Perasaan emosional Tingkat Kecemasan seseorang dan pengalaman pada suami subjektif yang tidak dapat diamati secara langsung dan perasaan yang tanpa objek yang spesifik Cara Ukur Menghitung skor dari pernyataan sejauh mana seseorang mengalami kecemasan, yang digolongkan kedalam 4 macam yaitu cemas ringan, cemas sedang, cemas berat, dan panik, menggunakan alat/ instrument ZSAS. 17–37 = cemas ringan 38–55 = cemas sedang Alat Ukur Kuesioner 1. istrument kecemasan 2. yang berisi 17 peryataan, skor terendah 17 3. dan skor tertinggi 85. 4. Hasil Ukur SkalaUkur Kecemasan ringan, Ordinal jika skor 17 – 37 Kecemasan sedang, jika skor 38 – 55 Kecemasan berat, jika skor 56 - 72 Panik, jika skor ≥ 73. 33 56–72 = cemas berat ≥ 73 = panik. Lama hidup responden Wawancara dari lahir hingga saat penelitian (Hurlock, 1980) · Umur · Kuesioner Jenis pendidikan formal Wawancara yang terakhir diselesaikan oleh responden dan Wawancara dan Kuesioner Usia Kandungan pertumbuhan perkembangan janin intra Observasi data primer istri responden uteri mulai dari konsepsi berakhir sampai dan permulaan persalinan. Variabel Perasaan mual dan muntah independen: yang biasa terjadi pada ibu morning sicknes hamil trimester I (1-3 bulan). · Kuesioner Pendidikan Tabel 3.1 Definisi Operasional 0. Dewasa dini, < 29 Ordinal tahun 1. Dewasa madya, > 29 tahun. (Median populasi) 0. Rendah = < SMA Ordinal 1. Tinggi = > SMA Hasil pada usia Ordinal istri kandungan berupa hitungan minggu. 34 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun agar bisa menuntun peneliti untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain Deskriptif Eksploratif Nonhipotesis. Rancangan penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, social, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain. Penelitian deskriptif ini menggambarkan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu (Hidayat, 2008). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti untuk ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008). Jumlah populasi dalam penelitian ini 71 suami dari ibu hamil primigravida trimester I di wilayah binaan Ciputat Timur (berdasarkan data ibu hamil primigravida dalam laporan kohort KIA Puskesmas Rengas dan Puskesmas Pondok Ranjidi bulan Oktober 2013). 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian keperawatan, kriteria 35 sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi, dimana kriteria tersebut menentukan ada dan tidaknya sampel yang tersebut digunakan (Hidayat, 2008). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Peneliti menggunakan beberapa kriteria inklusi dan ekslusi pada populasi yang menjadi responden dalam penelitian ini: a. Kriteria sampel Kriteria inklusi: 1) Suami dari ibu hamil primigravida trimester I yang mengalami morning sickness pada kehamilan pertama. 2) Suami dari ibu hamil primigravida yang pernah mengalami morning sickness sekali, dua kali, atau bahkan beberapa kali pada kehamilannya. 3) Bersedia menjadi responden. Kriteria ekslusi: 1) Suami yang mempunyai ibu hamil multigravida 2) Responden yang tidak kooperatif. b. Jumlah Sampel Jumlah populasi suami ibu hamil trimester I adalah 71, untuk wilayah kelurahan Rengas terdapat 33 suami dari ibu hamil primigravida trimester I, dan untuk wilayah kelurahan Pondok Ranji terdapat 38 suami dari ibu hamil primigravida trimester I. Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008), yaitu: N n= 1 + N.e2 36 Keterangan : N = ukuran populasi n = ukuran sampel e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Maka dapat diketahui hasilnya sebagai berikut: n= 71 1+ 71 (5%)2 n= 71 1+ 71 (0.05)2 71 n= 1.17 n = 60,683761. Dibulatkan menjadi 60 Untuk mengantisipasi suami ibu hamil yang droupout, maka total sampel yang diambil sebanyak 60 orang ditambah 10% sehingga sampel penelitian sebanyak 66 orang. Supaya penyebaran data kelurahan Rengas dan Pondok Ranji merata dan seimbang, maka digunakan rumus sebaran data (Suryanto, 2011), yaitu: 37 Jumlah sampel strata = jumlah populasi strata x sampel Jumlah populasi Rempoa : 33 x 66 71 = 30 suami ibu hamil primigravida trimester I Cempaka Putih : 33 x 66 71 = 30 suami ibu hamil primigravida trimester I C. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode teknik pengambilan Total Sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan seluruh jumlah populasi digunakan sebagai sampel. Penelitian ini tidak melibatkan ibu hamil primigravida yang tidak mengalami morning sicknness karena akan mempengaruhi pada tingkat kecemasannya pada suami dari istri tersebut. Berdasarkan perhitungan maka jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu sebayak 66 suami dari ibu hamil primigravida yang mengalami morning sickness, baik itu kejadiannya sekali, dua kali, bahkan beberapa kali mengalami morning sickness. 38 D. Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 November sampai 20 November 2013 yaitu hari pertama peneliti melakukan penelitian di Puskesmas Rengas, dengan memberikan kuesioner kepada suami dari istri ibu hamil yang mengantar ke Puskesmas Rengas yang memeriksakan kehamilannya ke KIA Puskesmas Rengas. Kemudian hari kedua, peneliti mengikuti program posyandu bersama bidan desa, peneliti melakukan penelitian dengan cara mengunjungi rumah responden yang dibantu oleh kader setempat karena kader yang mengetahui serta mempunyai data alamat rumah responden. Selanjutnya penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Pondok Ranji, langkahlangkah penelitiannya hampir sama dengan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Rengas, hanya ada beberapa perbedaan hari penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pondok Ranji, yaitu selama 3 hari. Penyebaran kuesioner dengan menitipkan pada istri dari suami (responden) yang sebelumnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, karena ada beberapa responden yang bekerja, kemudian hari berikutnya peneliti dapat mengambil hasil pengisian kuesioner dari rumah responden. Kuesioner yang terkumpul dari responden yang berdomisili di wilayah kelurahan Rengas yaitu sebanyak 33 kuesioner, sedangkan kuesioner yang terkumpul dari responden yang berdomisili di wilayah Pondok Ranji sebanyak 33 kuesioner, sehingga semua kuesioner diikut sertakan dalam tahap analisa data. 39 E. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Rengas yang terletak di jalan Kenari 1 Sektor 2 Bintaro, dan Puskesmas Pondok Ranji yang terletak di jalan Beruang II, Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten. 2. Waktu penelitian Penelitian dilakasanakan pada bulan Oktober - November 2013, dimulai dari pengambilan data sampai penyusunan hasil. F. Instrumen Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dalam dua cara, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah hasil wawancara pada suami dari ibu hamil primigravida trimester I yang mengalami morning sickness. Data sekunderadalah data ibu hamil primigravida trimester I yang diperoleh dari laporan kohort KIA Puskesmas Rengas dan Pondok Ranji. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunkan kuesioner yang dibuat untuk mengetahui tingkat kecemasan suami terhadap ibu hamil primigravida yang mengalami morning sickness. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yaitu: 1. Inform Consent Pada inform consent ini peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, serta meminta izin kepada responden untuk menjalin kesepakatann mengisi kuesioner dengan adanya bukti tanda tangan dari responden. 40 2. Data Responden Bagian ini terdiri dari data suami ibu hamil primigravida trimester I meliputi nama suami (inisial), usia, pendidikan, pekerjaan, nama istri (inisial), umur istri, pekerjaan, dan usia kandungan istri. 3. Kuesioner tingkat kecemasan suami Kuesioner ini berisi beberapa pernyataan mengenai tingkat kecemasan suami yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suami mengalami kecemasan. Kuesioner ini menggunakan Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pernyataan untuk mengukur tingkat kecemasan pada suami dalam menghadapi morning sickness ibu hamil primigravida trimester I. Kuesioner ini terdiri dari 17 butir pernyataan dengan karakteristik kecemasan meliputi 4 sikap dan 13 gejala somatik, dan digolongkan ke dalam 4 tingkatan cemas yaitu cemas ringan, cemas sedang, cemas berat, dan panik (William WK Zung. A Rating Instrument for Anxiety Disorders. 12(6): Psychosomatics 371-379. 1971). Dalam skala ini terdiri atas pernyataan yang bersifat favourable saja. Penrnyataan favourable adalah pernyataan yang berisi tentang hal-hal positif mengenai objek sikap dan gejala somatik yang dialami responden. Jumlah item terdiri dari 17 pernyataan favourable, masing-masing aspek kecemasan suami terhadap morning sickness. 41 Tabel 4.1 Distribusi pernyataan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) Indikator Favorable Jumlah Sikap 1, 2, 4, 5 4 Gejala somatik 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 17 13 Total 17 Pernyataan dalam kuesioner ini dengan memodifikasi kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya yaitu penelitian Na’im (2010) tentang “Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu primipara menghadapi persalinan di Puskesmas Pamulang kota Tangerang Selatan”. Pernyataan yang dimodifikasi, yaitu 13 item pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, dan 16. Kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) menggunakan skala Likert yang terdiri dari jawaban yaitu Selalu bernilai jawaban 5, Sering bernilai jawaban 4, Kadang-kadang bernilai jawaban 3, Jarang bernilai jawaban 2, Tidak pernah bernilai jawaban 1. Skala ukur yang digunakan dalam variabel ini adalah skala ordinal. G. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen 1. Validitas Uji validitas adalah suatu indeks yang dapat menyatakan bahwa alat ukur yang peneliti gunakan benar menggunakan apa yang akan diukur (Notoatmodjo, 2006). Hasil perhitungan tiap-tiap item akan dibandingkan dengan tabel pada nilai 42 Pearson Product Moment. Jika r hitung lebih besar dari table r pada taraf signifikan 5% maka instrumen yang duijikan dinyatakan valid. (Hidayat, 2008). Uji validitas dan reabilitas dilakukan pada tanggal 26 Oktober –7 November 2013. Uji validitas ini dilakukan pada 30 responden di wilayah binaan kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur. Hasil uji kuesioner dianalisa dengan menggunakan rumus teknik Pearson Product Momentdengan software komputer. Dari hasil analisa tersebut didapatkan r table (n-2 = 0,31) dan menunjukkan bahwa nilai r hitung > r table pada semua kuesioner yang berarti semua kuesioner valid. a. Hasil uji validitas kuesioner tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravida trimester I Jumlah pernyataan sebanyak 20 pernyataan. Hasil uji validitas terdapat beberapa pernyataan yang tidak valid. Pernyataan yang tidak valid adalah sebanyak 9 pernyataan yaitu nomor 1, 2, 5, 6, 11, 12, 13, 15, dan 19. Pernyataan yang tidak valid semuanya dieliminasi karena pernyataan yang lain masih dapat mewakili indikator. Sehingga total yang valid sebanyak 11 pernyataan. Pernyataan yang tidak valid ini karena nilai corrected item-total correlation kurang dari nilai r yang bernilai 0,31. Nilai item yang valid berkisar dari 0,321 sampai 0,718. Distribusi pernyataan kuesioner tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil trimester I yang valid dan tidak valid sebagai berikut: 43 Tabel 4.2 Distribusi hasil pernyataan validitas tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravida Indikator Favorable Jumlah 1, 2, 4, 5 4 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 (6, 11, dan 13) 17 13 Sikap Gejala somatik Total (nomor) = item yang tidak valid dan dieliminasi 17 2. Reliabilitas Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh manahasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2006). Teknik pengujian pada penelitian pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Crombach (α), dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha dengan bantuan softwere komputer. Suatu instrumen dari variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Crombach > 0,70 (Sugiyono, 2010). Dari hasil uji reliabilitas didapatkan nilai Alpha Crombach (α) dari variable tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravida sebesar 0,785 sebelum item valid dieliminasi dan setelah item valid dieliminasi didapatkan nilai Alpha Crombach (α) sebesar 0,880. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa kuesioner reliable dan dapat digunakan kerena Alpha Crombach (α) > 0,70. 44 H. Tahapan Penelitian 1. Pengambilan data dilakukan setelah proposal penelitian mendapat persetujuan dari pembimbing dilanjutkan dengan mengajukan surat permohonan uji validitas dan reliabilitas kepada pihak akademik untuk dibuatkan surat pengantar kepada pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang. 2. Setelah peneliti mendapat persetujuan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas ke Puskesmas Ciputat Timur, peneliti meminta izin dahulu kepada pihak Puskesmas selaku Kepala Puskesmasnya, kemudian peneliti melakukan uji validitas dengan menyebar kuesioner ke rumah responden yang mana dibantu oleh kader kerena kader yang mengetahui alamat rumah responden. 3. Setelah uji validitas dan reliabilitas selesai, peneliti mengajukan surat izin penelitian kembali ke Puskesmas lain, yakni Puskesmas Rengas, dan Puskesmas Pondok Ranji, kemudian sama hal nya peneliti meminta izin kepada Kepala Puskesmas Rengas, dan Pondok Ranji. 4. Setelah mendapat izin penelitian, peneliti melakukan penelitian saat itu juga dengan menunggu responden (suami) dari ibu hamil primigravida yang memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rengas, kemudian peneliti juga mengikuti pengadaan posyandu didampingi oleh bidan desa dan kader setempat, untuk mencari alamat rumah responden penelitian, penelitian yang berlangsung di kelurahan Rengas dilakukan selama 3 hari. 5. Setelah selesai penelitian yang dilakukan di wilayah kelurahan Rengas, peneliti melajutkan penelitiannya di Puskesmas Pondok Ranji, langkah- 45 langkah yang ditempuh sama seperti yang dilakukan di Puskesmas Rengas, penelitian di kelurahan Pondok Ranji berlangsung selama 4 hari. 6. Peneliti akan memeriksa kembali apakah lembar kuesioner yang sudah diisi sesuai dengan petunjuk pengisian. 7. Setelah lemabar keusioner tersebut terisi, dilakukan pengolahan data menggunakan program komputer. I. Pengolahan Data 1. Editing Editing adalah upaya untuk melihat kembali dengan teliti kebenaran data yang diperoleh. Editing dilakuakn saat tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 2. Coding Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) dengan data yang terdiri dari beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. 3. Entry data Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah terkumpul kedalam tabel atau database komputer, kemudian mebuat distribusi frekuensi sederhana. 4. Cleaning data Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah dientry, agar terlihat adanya kesalahan atau tidak. Mungkin dapat terjadi kesalahan pada saat meng-entry. 46 J. Analisa Data Analisa data menggunakan software komputer, meliputi: 1. Analisa univariat Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variable dari hasil tiap penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada analisis ini akan menghasilkan distribusi persentase dari masing-masing variabel. Analisa ini digunakan terhadap tiap variable dari hasil penelitian dengan cara membuat distribusi dan frekuensi dari setiap variabel, hasil analisis ini disajikan dalam bentuk table dan narasi. Tabel distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui sebarapa nilai rata-rata, simpangan baku, median, nilai minimum dan maksimum. Dalam penelitian ini analisa digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravida trimester I. K. Etika Penelitian 1. Prinsip-Prinsip Etika Penelitian Penelitian yang dilakukan khususnya jika yang menjadi subjek penelitiannya adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Hamid (2007) mengatakan terdapat tida prinsip utama etika penelitian yang perlu diterapkan oleh peneliti, antara lain: a. Prinsip manfaat (beneficence) Prinsip ini mengandung banyak mengadung yaitu bebas dari bahaya, bebas dari eksploitasi, manfaat dari penelitian, memberikan 47 manfaat, dan mempertimbangkan antara aspek resiko dengan aspek manfaat. b. Prinsip menghargai martabat manusia Hak untuk self determination (subjek penelitian) dan hak untuk mendapatkan penjelasan lengkap merupakan dua elemen utama yang menjadi dasar inform consent. Dengan dua hal ini manusia dapat membuat keputusannya secara sukareal tentang partisipasinya menjadi subjek penelitian. c. Prinsip mendapatkan keadilan Subjek memiliki hak untuk mengharapkan bahwa setiap data yang dikumpulkan selama masa penelitian akan disimpan dan dijaga kerahasiannya, yang dilakukan baik melalui tidak menggunakan identitas subjek atau melalui prosedur kerahasiaan lainnya. 2. Inform consent Inform consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Inform consent ini diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. 48 BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Puskesmas Rengas Puskesmas Rengas ini berada di jalan Kenari 1, Sektor 2 Bintaro, Ciputat Timur. Puskesmas Rengas ini milik Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Tangerang yang telah resmi beroperasi sejak tanggal 1 Februari 2011. Puskesmas seluas 700 m2 memliki 10 fasilitas kesehatan, antara lain: UGD, Poli Dewasa, Poli Anak, Poli Paru, Poli Kesehatan Ibu Anak (KIA), Poli KB, Poli Gigi, Laboratorium, Lansia, Rawat inap yang melayani pasien umum dan persalinan, periksaan haji, dan BP Umum. Visi dari Puskesmas Rengas ini adalah “Bersih, Lengkap, dan memberikan pelayanan 24 jam”. Missi dari Puskesmas ini adalah, menggerakkan sumber daya manusia (SDM) yang berwawasan pembangunan, mendorong kemandirian masyarakat, memelihara dan meningkatkan kesehatan per individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungan, para dokter dan perawatpun bekerja secara profesional sehingga membuat para pasien merasa nyaman untuk datang berobat. Sedangkan motto dari puskesmas ini adalah BERSIMPATI (Bersih, Sehat, Empati, dan Ikhlas). 2. Puskesmas Pondok Ranji Puskesmas Pondok Ranji adalah Puskesmas yang ada dikecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, yang terletak disebelah tenggara Tangerang, dengan luas wilayah 2,4 km2. Adapun letak Puskesmas Pondok Ranji berada dengan batasbatas sebagai berikut: · Utara Pondok Karya : Kelurahan Jurang Manggu Barat, kelurahan Jurang Manggu Timur, 49 · Selatan : Kelurahan Cempaka Putih · Barat : Kelurahan Sawah Lama · Timur : Kelurahan Rengas Wilayah kerja Puskesmas Pondok Ranji terdiri dari 1 kelurahan yaitu: Pondok Ranji terdapat 15 RW dan 73 RT. Puskesmas Pondok Ranji berada di jalan Beruang 2 RT.02 RW 02, kelurahan Pondok Ranji, kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang. Dibangun diatas tanah seluas 600 m2 dengan luas bangunan lurang lebih 1000 m2 terdiri dari 2 lantai, lantai bawah untuk pelayanan dan lantai atas difungsikan sebagai ruang pimpinan, ruang kerja staff, ruang data, dan ruang rapat. Visi dari Puskesmas Pondok Ranji ini adalah pelayanan kesehatan dasar yang menjangkau semua lapisan masyarakat pada tahun 2016. Sedangkan Misi dari puskesmas ini yaitu menyiapkan tenaga profesional, melaksanakan pelayanan secara merata, dan meningkatkan kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral, dan swaasta. Mengacu pada Visi-Misi Departemen Kesehatan RI, Puskesmas Pondok Ranji yang merupakan salah satu Puskesmas di wilayah kota Tangerang Selatan mempunyai motto: “Melayani Anda Dengan Hati”. Adapun nilai-nilai yang dipegang oleh Puskesmas ini adalah: Profesional, Tanggung Jawab, Disiplin, Kerjasama, serta santun. B. Analisa Univariat Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen. Dimana variabel independen ini adalah morning sickness ibu hamil primigravida trimester I 50 sedangkan variabel dependennya adalah kecemasan suami yang terdiri dari ringan, sedang, berat maupun panik. 1. Gambaran Usia Suami Pada penelitian ini, hasil yang disajikan adalah distribusi frekuensi berdasarkan variable usia suami, pada usia suami ini dibagi menjdai 2 kategori, yaitu kategori dewasa dini (< 29 tahun) dan dewasa madya (> 29 tahun), perolehan data ini didapatkan dari median populasi. Analisa univariat variabel usia suami pada wilayah Rengas dan Pondok Ranji, diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.1 berikut ini: Tabel 5.1 Distribusi Usia Suami (Responden) dari Ibu Hamil Primigravida Trimester I Di Wilayah Rengas Dan Pondok Ranji Usia Dewasa dini Dewasa madya Total Frekuensi 34 32 66 Persentase (%) 51,5 48,5 100,0 Dari tabel 5.1 dapat diketahui dari 66 suami (responden) dari ibu hamil primigravida trimester I mayoritas responden berusia dari kelompok dewasa dini (< 29 tahun), yaitu sebanyak 51,5%. 2. Gambaran Pendidikan Suami Dibawah ini merupakan gambaran pendidikan responden dari ibu hamil primigravida trimester I. Dalam analisa data, pendidikan dikategorikan menjadi 2 yakni 0 = rendah / < SMA, dan 1 = tinggi / > SMA, yang disajikan pada tabel 5.2 dibawah ini: 51 Tabel 5.2 Distribusi Pendidikan Suami dari Ibu Hamil Primigravida Trimester I di Wilayah Rengas dan Pondok Ranji Pendidikan Rendah / < SMA Tinggi / > SMA Total Frekuensi 19 47 66 Persentase (%) 28,8 71,2 100,0 Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 66 suami (responden) dari ibu hamil trimester I yang termasuk kedalam penelitian ini sebagian besar memiliki pendidikan tinggi (≥ SMA) yaitu sebesar 71,2%. 3. Gambaran Usia Kandungan Istri Dibawah ini merupakan gambaran usia kandungan istri dari suami yang mana disertakan dalam variabel karena untuk melihat usia kandungan istri yang lebih mayoritas. Berikut disajikan pada tabel 5.4 dibawah ini: Tabel 5.4 Distribusi Usia Kandungan Ibu Hamil Primigravida Trimester I dari Suami (responden) di di Wilayah Rengas dan Pondok Ranji Usia Kandungan Istri (minggu) 4 8 10 12 Total Frekuensi 8 7 1 26 66 Persentase (%) 12,1 22,7 24,2 87,9 100,0 Dari tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari 66 suami yang mempunyai istri hamil trimester I yang termasuk kedalam penelitian ini, mayoritas usia kandungan dari istri adalah 12 minggu atau 3 bulan, yaitu sebesar 87,9%. 52 4. Gambaran Tingkat Kecemasan Suami Terhadap Morning Sickness Ibu hamil Trimester I Dibawah ini merupakan gambaran tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil trimester I yang mana dikategorikan menjadi 4, yaitu 1 = cemas ringan, 2 = cemas sedang, 3 = cemas berat, dan 4 = panik. Berikut disajikan pada tabel 5.5 dibawah ini: Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Kecemasan Suami Terhadap Morning Sickness Ibu Hamil Trimester I Di Wilayah Rengas Dan Pondok Ranji Tingkat Kecemasan Suami Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat Total Frekuensi 40 22 4 66 Persentase (%) 60,6 33,3 6,1 100,0 Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui dari 66 suami dari ibu hamil primigravida trimester I dalam menghadapi morning sickness yang termasuk kedalam penelitian ini adalah lebih banyak pada kecemasan tingkat ringan, yaitu sebanyak 60,6%. 53 BAB VI PEMBAHASAN Penelitian ini seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan suami terhadap morning sickness ibu hamil primigravida trimester I di wilayah kecamatan Ciputat Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2013 di wilayah kelurahan Rengas dan Pondok ranji dengan pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner) yang dilakukan oleh peneliti kepada 66 responden suami dari ibu hamil primigravida. Berikut uraian pembahasan serta keterbatasan penelitian dari hasil penelitian yaitu analisa univariat. A. Analisa Univariat 1. Gambaran Usia Suami Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 66 responden untuk karakteristik usia didapatkan responden terbanyak berada rentang umur 18 -29 tahun sebanyak 51,5%. Dari hasil penelitian didapatkan responden mayoritas berada pada dewasa dini (< 29 tahun). Responden yang diteliti pada penelitian ini adalah suami dari ibu hamil primigravida trimester I. Menurut Stuart dan Sudden (1998) menyatakan bahwa seseorang yang berumur lebih muda akan lebih mudah mengalami gangguan akibat stress daripada seseorang yang lebih tua (Stuart dan Sundeen, 1998). Penelitian yang dilakukan oleh Tursilowati dan Sulistyorini (2007) tentang “pengaruh peran serta suami terhadap tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam menghadapi proses persalinan” didapatkan bahwa dari karakteristik responden berdasarkan usia dari ibu hamil mempunyai rentang 21 sampai 30 tahun, yaitu 88,4%, hal ini menunjukkan bahwa usia 20 sampai 30 tahun merupakan waktu yang baik untuk seorang wanita hamil karena pada usia tersebut resiko kematian ibu dan janin 54 sedikit, sedangkan dengan wanita yang berusia 30 tahun keatas mereka memiliki resiko yang sangat tinggi dengan kehamilannya. Peneliti dapat melihat bahwa usia dari ibu hamil tidak berbeda jauh dengan usia suami, dari hasil penelitian tabel 5.1 gambaran karakteristik usia suami berkisar di usia dewasa dini (< 29 tahun) sebesar 51,5%. Usia merupakan salah satu faktor yang dapat terjadinya kecemasan pada seseorang, hal ini sesuai dengan pendapat Fortinash (2004) dalam Miraswati (2006) yang mengatakan bahwa pada umumnya kecemasan seseorang berkembang pada usia remaja dan dewasa awal, kondisi ini dapat menjadi panik pada usia remaja akhir sampai usia 30 tahunan (Nurjanah & Indarwati 2013). Kaplan dan Sadock (1997) berpendapat bahwa kecemasan yang timbul karena faktor usia berkaitan dengan sedikit banyaknya pengalaman masa lalu terhadap hal yang sama yang dapat menyebabkan kecemasan (Mariyam & Kurniawan, 2008). Pada penelitian yang dilakukan Nurjanah & Indarwati (2013) mengenai Tingkat Kecemasan Suami Saat Menghadapi Persalinan Istri di RSU Asy-Syifa, diketahui bahwa rata-rata usia responden adalah 25 – 30 tahun yaitu sebanyak 45 responden (50%). Hasil penelitian yang didapatkan bahwa pada usia responden ini rata-rata pada rentang usia ≤ 29 tahun. Menurut teori faktor yang mempengaruhi terhadap stress ataupun kecemasan adalah pada usia muda, hal ini juga sejalan dengan penelitian terkait yang dilakukan oleh Nurjanah & Indrawati (2013), yang menyatakan tingkat kecemasan pada suami saat menghadapi persalinan istri juga ada hubungan yang signifikan pula antara usia suami pada ibu hamil primigravida dalam menghadapi morning sickness. 55 2. Gambaran Pendidikan Suami Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan tinggi yaitu 47 responden sederajat SMA ataupun lebih dari SMA sebanyak 71,2%. Pendidikan pada setiap orang memiliki arti masingmasing. Pendidikan pada umumnya berguna dalam mengubah pola fikir, pola bertingkah laku dan pola pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2000 dalam Simanjuntak & Daulay, 2006). Pendidikan adalah faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Pendidikan merupakan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan, sebab kualitas kehidupan suatu bangsa sangat erat dengan tingkat pendidikan (Karsidi, 2005). Tingkat pendidikan yang cukup akan lebih mudah dalam mengidentifikasi stressor dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus (Jatman, 2000 dalam Simanjuntak & Daulay, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah & Indarwati, 2013 mengenai Tingkat Kecemasan Suami Saat Menghadapi Persalinan Istri di RSU Asy-Syifa diketahui responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah dan tinggi telah dilakukan telah dilakukan uji statistik menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan seseorang. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan sangat berpengaruh pada tingkat kecemasan suami saat menghadapi morning sickness ibu hamil primigravida. Hasil penelitian menujukkan bahwa pendidikan responden ini rata-rata mempunyai tingkat pendidikan ≥ SMA (71,2%), hal ini memungkinkan 56 bahwa responden yang berada di wilayah kelurahan Rengas dan Pondok Ranji telah mengetahui informasi tentang kehamilan istrinya yang menghadapi morning sickness karena dengan tingkat pendidikan yang tinggi suami tidak terlalu khawatir dengan kehamilan istri yang sedang menghadapi morning sickness dengan begitu suami tingkat kecemasan yang dialami suami pun dalam rentang ringan. 3. Gambaran Usia Kandungan Istri Suami Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui usia kandungan istri dari responden bervariasi, dari mulai bulan pertama sampai bulan ke tiga (trimester I), yaitu mayoritas dari usia kandungan ibu hamil yang mengalami morning sickness adalah pada bulan ke tiga (12 minggu) sebanyak 26 istri dari responden (87,9%). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai dari konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Dari peristiwa kehamilan dikenal dengan istilah primigravida dan multigravida. Primigavida adalah wanita yang hamil pertama kali, sedangkan multigravida adalah ibu hamil yang sebelumnya sudah pernah hamil lebih dari satu kali. Dalam proses kehamilan terjadi perubahan anatomi fisiologi, selain perubahan tersebut ibu hamil mengalami ketidaknyamanan dalam kehamilan seperti kelelahan, keputihan, sering buang air kecil, dan morning sickness (Kusmiyati, 2009). Perubahan ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen yakni hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan (Mandriwati, 2008). Beberapa keluhan yang membuat ibu merasa tidak nyaman diantaranya adalah mual dan muntah (Smith, 2007). Bagi 50% wanita hamil, morning sickness (rasa mual di pagi hari) menjadi bagian yang tidak menyenangkan dalam kehamilan (Koesno Harni, dkk 2009). 57 Menurut Prawirohardjo (2009), mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Morning sickness ini menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kaliaum, kalium dan natrium yang menyebabkan perubahan metabolisme tubuh menurun (Rose & Neil, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Elsa, W (2012) mengenai “hubungan paritas ibu hamil trimester I dengan kejadian emesis gravidarum di Puskesmas Teras” menunjukkan bahwa ibu hamil primigravida yang mengalami emesisi gravidarum sebanyak 64%, menurut teori didapatkan bahwa pada sebagian besar primigravida belum mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin sehingga lebih sering terjadi emesis gravidarum. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa usia kandungan istri ini untuk melihat responden apakah peka terhadap usia kandungan istrinya. Setelah diperoleh hasil, bahwa sebagian besar usia kandungan ibu hamil primigravida terbanyak pada usia 12 minggu (3 bulan) yaitu sebesar 87,9%, hal ini diperkuat oleh teori dari Bobak (2004) bahwa kehamilan pada trimester I ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual diwaktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan, peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara berfluktuasi, periode ini termasuk resiko terjadi gangguan psikologis misalnya reaksi terhadap kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas, kurangnya dukungan suami dan perubahan gaya hidup dan biasanya timbul pada kehamilan minggu I dan minggu II (Bobak, 2004). 58 4. Gambaran Tingkat Kecemasan Suami menghadapi Morning Sickness ibu hamil Primigravida Trimester I Dari hasil penelitian terhadap 66 responden dapat dilihat tingkat kecemasan suami menghadapi morning sickness ibu hamil primigravida trimester I di wilayah Kecamatan Ciputat Timur lebih banyak mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 40 responden (60,6%), cemas sedang 22 responden (33,3%), cemas berat 4 responden (6,1%), dan panik tidak ada. Menurut Stuart dan Sundeen (2006), tingkat kecemasan ditandai dengan respon fisiologis masih ringan, seperti ketegangan otot ringan, respon kognitif seperti lapang pandang meluas, kesadaran yang pasif pada lingkungan, dan jika dilihat dari respon tingkah laku dan emosi seperti suara melemah, otot-otot wajah relaksasi mampu melakukan kemampuan/ keterampilan permainan secara otomatis, ada perasaan aman dan nyaman. Tingkat kecemasan suami saat menghadapi morning sickness ibu hamil primigravida trimester I sangat bervariasi, hal ini dapat dilihat dalam tabel 5.5. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 66 responden dan didapatkan tingkat kecemasan yang berbeda-beda, dari cemas ringan sampai dnegan cemas berat. Sebagian besar responden mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 60,6%. Bervariasinya tingkat kecemasan suami saat menghadapi morning sickness ibu hamil primigravida trimester I ini menguatkan pendapat Kapaln & Sadock, 1995 dalam Nurjanah & Indarwati (2013) yang menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari perubahan, dan dari pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba. Penelitian ini dikembangkan oleh Stuart dan Sundeen (2006) yaitu teori interpersonal dimana dalam teori ini menggambarkan bahwa kecemasan timbul akibat 59 ketakutan atau ketidakmampuan terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Hal ini dikaitkan dengan trauma perkembangan, perpisahan, kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Kecemasan yang berhubungan dengan ketakutan ini dapat terjadi pada pasangan yang baru menikah, terutama yang menghadapi istri hamil trimester I disertai morning sickness. Pada awal kehamilan istri akan mengalami keluhan yang dirasakannya, peran suami sangat diperlukan untuk dukungan psikologis istri (Sawitri & Sudaryanto, 2008). Berdasarkan hasil dari tingkat kecemasan suami dalam peneltian ini dapat dilihat dari hasil kecemasan yang menunjukkan cemas ringan, hal ini menunjukkan suami sangat berperan untuk mengurangi kecemasan ibu hamil dalam kehamilannya, terutama pada pasangan primigravida, ibu hamil perlu diingatkan dan diberi kesempatan untuk beristirahat dengan cukup, sehingga suami harus siap apabila suami harus melakuakn kegiatan yang biasa dilakukan oleh istri. Perubahan emosi selama hamil bukan hanya terjadi pada ibu hamil saja, tetapi suami pun dapat mengalami perasaan yang tidak jauh berbeda dengan yang dirasakan oleh ibu hamil. Untuk mengatasi hal-hal ini sebaiknya suami maupun ibu hamil harus saling berbagi perasaan ketika mulai dihantui oleh perasaan cemas. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tursilowati dan Sulistyorini (2007) mengenai “pengaruh peran serta suami terhadap tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan di desa Jepat Lor Kecamatan Tayu” menyatakan bahwa peran serta suami pada ibu hamil sebesar 46,15%, dengan adanya keterlibatan peran suami sejak awal kehamilan sampai dengan persalinan akan mengurangi rasa takut ibu hamil dan dapat mempermudah dalam proses persalinan, keberhasilan ibu dalam masa kehamilan dengan disertai gejala morning sickness pada trimester I dapat dilihat dari seberapa besar perhatian 60 dan dukungan yang diberikan kepada ibu hamil sehingga dapat mengurangi kecemasan, rasa takut, dan juga dapat mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan (Imam, 2005 dalam Tursilowati & Sulistyorini 2013). Penelitian ini juga terdapat kesamaan dalam tingkat kecemasan yang dialami oleh suami dalam menghadapi persalinan, hanya saja yang menjadi perbedaanya adalah dalam penelitian yang dilakukan oleh Tursilowati & Sulistyorini ini menggambarkan tingkat kecemasan pada suami dalam menghadapi persalinan, dan tingkat kecemasan yang diperolehnya pun berada pada cemas ringan. Hasil penelitian yang dilakukan kepada suami dari ibu hamil primigravida yang mengalami morning sickness berbeda ketika pada saat peneliti melakukan studi pendahuluan di Puskesmas Ciputat Timur kepada salah satu suami dari ibu hamil yang sedang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas, penuturan dari suami ibu hamil primigravida tersebut mengatakan bahwa kecemasannya dalam menghadapi morning sickness isrinya berada pada tingkat sedang, namun ketika peneliti melakukan penelitian secara lanjut dengan menggunakan instrumen kuesioner, dari 66 responden, hasil analisa univariat menunjukkan bahwa tingkat suami menghadapi morning sickness ibu hamil primigravida berada pada tingkat ringan (60,6%), hal ini berarti respon kecemasan dari responden termasuk kedalam golongan adaptif. B. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti masih menemukan keterbatasan dalam penelitian, diantaranya adalah: 1. Dalam proses penelitian peneliti menemukan kendala pada saat melakukan penyebaran kuesioner karena sebagian besar responden bekerja, sehingga ketika 61 dilakukan penelitian instrument penelitian ditinggalkan kemudian hasil jawaban dari responden diambil esok harinya. 2. Penelitian dilakukan door to door kerumah responden dengan dibantu kader setempat, sehingga membuat penelitian berlangsung lama karena alamat rumah harus dicari terlebih dahulu. 3. Ada beberapa responden yang tidak kooperatif dan tidak mau menjadi responden, sedangkan ibu hamil yang berada di kelurahan Rengas dan Pondok Ranji pada saat itu terbatas. 62 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan data yang diperoleh di Puskesmas Rengas dan Pondok Ranji tahun 2013 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Semua responden berjumlah 66 suami dari ibu hamil primigravida trimester I yang mengalami morning sickness di kelurahan Rengas dan Pondok Ranji memiliki karakteristik dari Usia responden mayoritas pada dewasa dini (< 29 tahun) yaitu sebesar 51,5%. 2. Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang tinggi yaitu pada taraf SMA ataupun lebih dari SMA (71,2%). 3. Pada usia kandungan istri dari responden ini sebagian besar berkisar antara 12 minggu (trimester I) sebanyak 87,9%. 4. Tingkat kecemasan suami menghadapi morning sickness ibu hamil primigravida trimester I berada pada rentang cemas ringan yaitu sebesar 60,6% yang artinya adalah respon kecemasan adaptif. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan antara lain: 1. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pelayanan keperawatan. Misalnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam memberikan pelayanan keperawatan baik dibidang keperawatan jiwa ataupun keperawatan maternitas berupa pendidikan kesehatan kepada suami siaga 63 dari ibu-ibu hamil yang mengalami sedikit banyaknya gejala morning sickness pada trimester I yang akan mempengaruhi kepada tingkat kecemasannya maupun peran serta suami dalam kehamilan istrinya. 2. Bagi Puskesmas rengas dan Pondok Ranji Hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar atau masukan untuk pengembangan dan penerapan layanan bimbingan konseling di poli KIA terkait pemeriksaan antenatal yang mana suami atau ibu hamil mengeluh gejala-gejala pada trimester I, seperti morning sickness. 3. Bagi Responden Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi suami agar suami dapat memahami kebutuhan istri saat mengalami morning sickness atau hamil muda, karena dukungan serta peran suami sangat berpengaruh pada istri, oleh karenanya suami adalah orang yang paling dekat dengan istri. Apabila suami mengalami kecemasan yang tidak signifikan akan berpengaruh terhadap istri pula, karena semakin suami memberikan dukungan penuh, maka kecemasan ibu pun akan berkurang. 4. Peneliti Selanjutnya a. Peneliti selanjutnya dapat memperluas area penelitian, tidak hanya melihat tingkat kecemasan saumi dalam menghadapi morning sickness saja, tetapi peneliti selanjutnya mampu mengembangkan gambaran ataupun hubungan yang berkaitan dengan kecemasan pada ibu hamil primigravida lainnya. b. Penelitian selanjutnya dapat melakukan revisi terhadap instrumen penelitian dan ditambahkan lagi dengan teknik pengumpulan data yang lain seperti wawancara dan observasi sehingga validitas dan reliabilitas yang sesuai. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsim. 2010. Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Bobak, Lowdermik, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Chandranita, Ida Ayu Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC. Elsa, W Vicki, Herdini Widyaning Pertiwi. Hubungan Paritas Ibu Hamil Trimester I dengan Kejadian Emesis Gravidarum Di Puskesmas Teras. Jurnal Kebidanan, Vol. IV, No.2Desember 2012. Gunarsa, Singgih D. 2004. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Hawari, Dadang. 2004. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligius. Jakarta: FKUI. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Hulliana, Mellyna. 2001. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara. Hurlock, Elizabeth B. 2010. Psikologi Perkembangan: Suatu PendekatanSepanjang Rentang Kehidupan. Edisi 5. Alih Bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. Holland, Karen. 2008. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC. Izzah, Rusmariana, Retnawati. 2007. Journal Pengaruh kecemasan ibu hamil trimester I terhadap munculnya gangguan morning sickness di wilayah kerja puskesmas kusuma bangsa kota Pekalongan tahun 2005 Diakses pada tanggal 3 Juni 2013 pada pukul 15.30 WIB. Kanisius. 2006. Teori Kepribadian dan Terapi psikoanalitik Freud. Cetakaan ke- 6. KANISIUS (Anggota IKAPI). Yogyakarta. Kartono, K. 1986. Gangguan-gangguan Psikis. Edisi I. Bandung: Sinar baru 1992. Psikologi Wanita: Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek. Bandung: CV. Mandar Maju. Karsidi, Ravik. 2005. Sosiologi Pendidikan Semarang: UNN Press dan LPP UNS. Kasdu, D, 2004. AnakCerdas. Puspa Swara. Jakarta. Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Kehamilan. Puspa Swara. Jakarta. Kusmiyati, Yuni dkk. 2009. Perawatan Ibu hamil. Yogyakarta: Fitramaya. Koesno Harni, dkk. 2006. Standart Pelayanan Kebidanan. Jakarta. Lacroix et al (II September 2000). Morning sickness and Pregnancy.Diperoleh tanggal 15 April 2013dari http://www. Woman & pregnancy, com/2873-3849/2/34a/pub. Lie, S. 2004. Terapi vegetarian untuk penyakit kewanitaan. Jakarta: KDT. Llewellyn, Derek & Jones. 2006 Setiap Wanita. Jakarta: Delapratasa Publishing. Mandriwati. 2008. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: EGC. Mantra, 2007. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Manuaba, I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Hal 136. Jakarta: EGC. Mariyam, Kurniawan A. 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua terkait Hospitalisasi Anak Usia Toddler di BRSD RAA Soewonso Pati. Fikkes Jurnal Keperawatan. Vol.I, No.2-Maret 2008: 38-56. Misrawati, 2006. Pengalaman dan Perilaku Suami Dalam menunggu Istri Melahirkan Dengan Seksio Sesarea Tidak Direncanakan di Rumah Sakit Koja Jakarta. Tesis. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Maulana, M. 2008. Penyakit Kehamilan dan Pengobatannya. Jogjakarta: Kata Hati. Mayangsari, Diar. 2012. Kecemasan Pada Ibu Hamil Primigravida Ditinjau Dari Dukungan Sosial Suami. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas katolik Soegijarranata: Semarang. Moh.Nazir. Ph. D. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia. Mawaddah Nadya. 2008. Skripsi, Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Gizi serta Tingkat Konsumsi Ibu Hamil di Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan Ragunan Provinsi DKI Jakarta. Neil, Wendy Rose. 2007. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat. Nurjanah, Siti & Indarwati, 2013. Tingkat Kecemasan Suami Saat Menghadapi Persalinan Istri di RSU Asy-Syifa Sambi Boyolali. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan “Aisyiyah Surakarta. Gaster. Vol. 10 No.2-Agustus 2013. Notoadmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: Rineka. 2003. Promosi kesehatan. Jakarta: rineka Cipta. 2007. Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Ramaiah, S. (2003). Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Riset Kesehatan Dasar. 2010. Saswita, Y. Bayhaki, 2011. Efektifitas Minuman Jahe dalam mengurangi Emesis gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Ners.Vol 1 Maret 2011. Sawitri, E & Sudaryanto, A, (2008) Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Kecemasan pra bedah caesar pada pasien dan keluarga di RSUI Kustati Surakarta. Simanjuntak I, Daulay W. Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Anggota Keluarga yang Mengalami Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Provinsi Sumatera Utara Medan. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Vol.2 No.1-Mei 2006. Simkin Penny., Janet Whalley. Ann Keppler. Panduan lengkap, Kehamilan, Melahirkan, & Bayi. Edisi Revisian. ARCAN. Diakses pada tanggal 14 Juni 2013 jam 14.53. Singgih, D. Gunarsa. 2008. Psikologi Perawatan. Jakarta: Gunung Mulia. Sri Yuni, Eka S, 2001, Pengaruh Peran Serta Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Persalinan. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. Straubert, Helen J & Carpenter, Dona R. 1999.Qualititative Research In Nursing Advancing the Humanistic Imperative. Second Edition. Walnut Street, Philadelphia. Stuart &Sundeen. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC ______________. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Cetakanke 6. Bandung: Alfabeta. Sugiyono.2012. Metodologi Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. cetakan ke 17. Bandung: Alfabeta. Suyanto. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Tiran, D. 2008. Mual dan muntah kehamilan. Jakarta: EGC. Triana Indri Maharani. 2008. Skripsi. Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan pada Ibu Hamil Trimester III. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Depok. Diakses pada tanggal 3 Juni 2013 pada pukul 15.00 WIB. Umar, Husein. 2011. Metode penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta; Rajawali Pers. Wesson, N. 2002. Morning sickness. Prestasi Pustaka, Jakarta. Woolfson, Julian. 2004. Seri Asuhan Kebidanan Mual & Muntah Kehamilan. Jakarta: EGC. Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: refika Aditama. LAMPIRAN 1 Lampiran 1 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP GANGGUAN MORNING SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH KECAMATAN CIPUTAT TIMUR Assalamu’alaikum Wr. Wb Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan, sedang melaksanakan penelitian yang berjudul “Tingkat Kecemasan Suami Terhadap Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur”dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep). Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan terkait dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Peneliti berharap Bapak bersedia meluangkan waktu untuk mengisi lembar kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya dan peneliti menjamin akan menjaga kerahasiaan data-data maupun jawaban yang diperoleh dari penelitian ini. Jika bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, harap mendatangani lembar persetujuan ini. Atas kerjasama dan partisipasi Bapak, peneliti ucapkan terimakasih. Tertanda, (Responden) LAMPIRAN 2 Lampiran 2 DATA RESPONDEN No responden : Tanggal pengisian : Nama suami : Nama istri : Usia : Usia : Pendidikan : Pendidikan : Pekerjaan : Pekerjaan : Usia kandungan istri : KUESIONER TINGKAT KECEMASAN SUAMI TERHADAP MORNING SICKNESS IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER I DI WILAYAH BINAAN CIPUTAT TMUR Petunjuk Umum Pengisian Kuesioner: 1. Bacalah pernyataan yang diberikan dengan baik sehingga dimengerti 2. Mengisi seluruh nomor pernyataan dengan baik tanpa bantuan orang lain 3. Setiap pernyataan hanya berlaku untuk satu jawaban 4. Pada kuesioner, berilah satu tanda checklist (Ö) pada kolom yang sesuai dengan sikap Anda berhubungan dengan yang pernah dialami 5. Jika ingin mengganti jawaban, cukup dengan mencoret jawaban pertama dengan tanda (=) kemudian beri tanda (Ö) pada jawaban yang dianggap benar 6. Bila mengalami kesulitan dalam menjawab dapat menanyakan langsung pada peneliti 7. Selamat mengerjakan. Waktu dalam 1 bulan terakhir No Pernyataan Selalu Sering Kadangkadang 1 Saya merasa lebih gelisah lebih dari biasanya, karena melihat istri saya mual Jarang Tidak pernah muntah dipagi hari 2 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas karena istri saya mengalami mual muntah yang lebih dari sekali 3 Saya merasa badan saya lemas karena melihat istri saya mual muntah dipagi hari berkali-kali 4 Saya merasa mudah marah/ tersinggung, atau panik dari biasanya karena menghadapi kehamilan istri yang pertama disertai mual muntah 5 Saya merasa sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri saya ataupun pada istri saya jika terus menerus mual muntah 6 Saya merasa terganggu dengan sakit kepala/ nyeri leher, nyeri otot 7 Badan saya terasa lemah dan cepat lelah akhir-akhir ini karena melihat kehamilan istri saya yang pertama dengan mual muntah 8 Saya tidak dapat istirahat dengan tenang 9 Saya merasa jantung saya berdebar-debar jika melihat istri saya mengalami mual muntah yang terus menerus di pagi hari 10 Saya mudah pusing dengan alasan yang tidak jelas akhir-akhir ini 11 Pernafasan saya mudah menjadi cepat jika melihat istri saya mual muntah di pagi hari lebih dari sekali 12 Saya mudah sakit perut atau mengalami gangguan pencernaan 13 Saya merasa tangan saya dingin dan sering basah oleh keringat karena merasakan kecemasan yang dirasakan oleh istri saya juga 14 Wajah saya terasa panas dan kemerahan pada saat melihat istri saya mual muntah 15 Saya sulit tidur pada malam hari kerena khwatir pada keadaan kehamilan istri saya yang pertama dan sering mengalami mual muntah 16 Saya mengalami mimpi buruk berkaitan dengan kehamilan istri saya yang pertama dan disertai mual muntah 17 Saya buang air kecil lebih sering dari biasanya jika khawatir atau gelisah. - Selamat Mengerjakan - LAMPIRAN 3 Lampiran 3 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Tingkat Kecemasan Suami Terhadap Morning Sickness Ibu Hamil Primigravida Trimester I Case Processing Summary N Cases Valid Excluded a Total % 30 100.0 0 .0 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .785 20 Dari hasil uji instrumen terhadap 30 responden, didapatkan hasil sebagai berikut. Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted Corrected ItemTotal Cronbach's Alpha Correlation if Item Deleted VAR00001 30.77 75.151 .220 VAR00002 32.17 74.626 .279 33.23 71.220 .635 VAR00003 VAR00004 33.13 72.120 .471 VAR00005 31.83 72.626 .211 VAR00006 33.33 77.747 .195 32.97 70.378 .413 VAR00007 VAR00008 33.00 65.310 .718 32.90 67.679 .660 VAR00009 VAR00010 33.23 73.151 .469 VAR00011 33.30 77.528 .170 VAR00012 33.37 77.551 .229 33.70 81.183 .000 VAR00013 VAR00014 33.57 77.357 .400 VAR00015 33.53 81.292 -.050 33.03 73.275 .321 VAR00016 VAR00017 33.40 73.766 .497 32.17 66.489 .541 VAR00018 VAR00019 33.50 78.603 .273 33.17 74.902 .302 VAR00020 *Item yang tidak valid nomor: 1, 2, 5, 6, 11, 12, 13, 15, 19 dan 20 .786 .781 .760 .768 .794 .784 .771 .746 .753 .769 .786 .782 .787 .777 .794 .778 .769 .760 .781 .779 LAMPIRAN 4 Lampiran 4 R Tabel T tabel df R tabel 21 1.72 .35 22 1.72 .34 23 1.71 .34 24 1.71 .33 25 1.71 .32 26 1.71 .32 27 1.70 .31 28 1.70 .31 29 1.70 .30 30 1.70 .30 LAMPIRAN 5 Lampiran 5 HASIL PENELITIAN Kategori Responden Berdasarkan Usia Suami N Valid 66 Mean 29.08 Median 29.00 Mode 30 Std. Deviation 5.313 Minimum 18 Maximum 40 Usia Suami Frequency Percent Valid Cumulative Percent Dewasa dini 34 29.1 51.5 51.5 Dewasa madya 32 27.4 48.5 100.0 66 117 56.4 100.0 100.0 Total Total Valid Percent Kategori Responden berdasarkan Pendidikan Suami N Valid 66 Mean .71 Median 1.00 Mode 1 Std. Deviation .456 Minimum 0 Maximum 1 Pendidikan Suami Frequency Percent Valid Total Valid Percent Cumulative Percent rendah / < SMA 19 16.2 28.8 28.8 tinggi / > SMA 47 40.2 71.2 100.0 Total 66 56.4 100.0 117 100.0 Kategori Usia Kandungan Istri N Valid 66 Mean 13.36 Median 12.00 12a Mode Std. Deviation 6.027 Minimum 4 Maximum 32 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Usia Kandungan Istri (minggu) Frequency Percent Valid Cumulative Percent 4 8 6.8 12.1 12.1 8 7 6.0 10.6 22.7 10 1 .9 1.5 24.2 12 26 22.9 31.8 87.9 16 16 17.9 31.9 56.1 20 5 4.3 7.6 95.5 32 3 2.6 4.5 100.0 66 56.4 100.0 117 100.0 Total Total Valid Percent Tingkat Kecemasan Suamiterhadap Morning Sickness Ibu Hamil Trimester I N Valid 66 Mean 1.45 Median 1.00 Mode 1 Std. Deviation .612 Minimum 1 Maximum 3 Tingkat Kecemasan Suami terhadap Morning SicknessIbu Hamil Primigravida Trimester I Frequency Percent Valid Cumulative Percent cemas ringan 40 34.2 60.6 60.6 cemas sedang 22 18.8 33.3 93.9 4 3.4 6.1 100.0 66 56.4 100.0 117 100.0 cemas berat Total Total Valid Percent LAMPIRAN 6 LAMPIRAN 7 LAMPIRAN 8