Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 1 GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 2 PENGANTAR Buku saku “PETUNJUK KERJA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK TUKANG BANGUNAN” Pembangunan, adalah sebuah upaya umat manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, dan dalam parameter global, pembangunan infrastruktur adalah sebuah variable positif yang berbanding lurus terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk hal mana Indonesia sebagai salah satu negara besar di dunia yang berpenduduk 240 juta jiwa menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat yang bermuara pada perekonomian Negara. Namun dibalik kegemerlapan pembangunan diseantero negeri, disadari bahwa dampak pembangunan juga menyertakan secara bersamaan kerusakan lingkungan, sekaligus kontribusi terhadap pemanasan global sebagai dampak dari akumulasi berbagai hal, di antaranya penggunaan material infrastruktur dan termasuk di dalamnya inefisiensi berbagai aspek sebagai akibat kurangnya wawasan Pembangunan Ramah lingkungan dikalangan pekerja konstruksi Indonesia yang secara umum terbatas dalam akses pengetahuan . GAPEKSINDO, selaku assosiasi yang beranggotakan 25.000 badan usaha Konstruksi Indonesia, yang secara langsung membawahi ratusan ribu pekerja konstruksi (dari sekitar 5,7 juta pekerja konstruksi Indonesia), merasa perlu serta dalam program Nasional, bahkan Global, dalam bentuk pembinaan langsung terhadap anggotanya, atau minimal mengawali sebuah knowledge perihal bagaimana sebuah Pembangunan Ramah lingkungan dalam aspek implementasi terendah ditingkat pekerja tukang. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 3 Berpijak dari sebuah langkah awal dengan menerbitkan buku saku jilid 1 yang berintikan pada “Jenis Pekerjaan Umum dan Cara Sederhana” pada tahun 2011 dan telah dicetak hingga ketiga kalinya, serta penerbitan buku saku jilid 2 tentang “Jenis Pekerjaan Umum dengan Alat Bantu Modern”, menunjukkan sebuah komitmen dan atensi pembinaan Gapeksindo terhadap lahirnya tenaga tukang Indonesia, yang peduli terhadap GREEN DEVELOPMENT, sekaligus sebagai pijakan langkah awal pembentukan tenaga tukang Indonesia berkualitas Internasional. Buku saku ini amatlah sederhana dalam berbagai aspek, namun semoga kesederhanaan inilah justru yang akan mampu menyadarkan bahwa, kita semua memiliki kontribusi langsung/tidak langsung terhadap kerusakan sekaligus perbaikan lingkungan hidup sebagai pekerja Konstruksi Indonesia yang bertanggung jawab. Wassalam, Irwan Kartiwan Ketum Gapeksindo GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 4 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 KATA SAMBUTAN Penerbitan Buku saku “Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan” ini merupakan suatu bentuk kreativitas penyusun dan pemrakarsa yang mencerminkan komitmen kepedulian terhadap isu lingkungan dan upaya mengimplementasikan prinsip-prinsip ekonomis, efisiensi dan efektif dalam setiap tahapan pelaksanaan pembangunan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Keunikan buku saku ini terletak pada penyajian materinya yang mengarah pada prosedur pelaksanaan pekerjaan yang ekonomis, efisien dan efektif serta bukan semata menyangkut pemanfaatan bahan/material yang ramah lingkungan sebagaimana umumnya ditemukan pada buku-buku lainnya. Oleh sebab itu, Badan Pembinaan Konstruksi sebagai suatu unit di Kementerian Pekerjaaan Umum yang mempunyai tugas membina penyedia jasa dan tenaga kerja konstruksi tentunya sangat menyambut gembira atas diterbitkannya buku saku ini karena niscaya akan bermanfaat untuk masyarakat dan dapat digunakan sebagai acuan praktis para pekerja dan tukang bangunan yang bertugas di lapangan. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 5 Kehadiran buku saku bagi tukang bangunan yang disajikan dengan menggunakan bahasa sederhana dan disertai gambar-gambar yang menarik ini dapat pula dikatakan sebagai wujud sumbangan terhadap pembentukan karakter bangsa, karena buku ini tentunya dapat menarik minat anak-anak usia sekolah sebagai generasi penerus bangsa untuk memahami pentingnya etos kerja yang baik dan budaya “hijau” sejak dini. Mudah-mudahan setelah terbitan Jilid 2 tentang “Jenis Pekerjaan Umum dengan Alat Bantu Modern” akan disusul dengan serial selanjutnya dengan jangkauan materi yang lebih luas hingga ke semua jenis pekerjaan dan tingkat pelaksanan lapangan. Akhirnya, diucapkan selamat dan terima kasih kepada “Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia”, GAPEKSINDO, yang telah memprakarsai diterbitkannya buku saku ini dengan harapan semoga buku saku ini benar-benar dapat bermanfaat bagi masyarakat luas sekaligus sebagai sumbangan nyata bagi dunia jasa konstruksi Indonesia. Jakarta, November 2012 Ir. Bambang Goeritno, MSc, MPA Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 6 MENUJU PROSEDUR KONSTRUKSI HIJAU Karakteristik bangunan ramah lingkungan umumnya berkaitan dengan perencanaan, proses pembangunan dan pemanfaatan material bangunan yang mengarah pada aspek fisik konstruksi bangunan menuju keseimbangan lingkungan hidup dan kelayakan kehidupan yang berkelanjutan. Demikian pula isu pemanasan global juga sering dihubungkan dengan produk konstruksi bangunan. Hal ini disebabkan karena umumnya pembuatan komponen-komponen bangunan banyak memanfaatkan material yang dalam proses produksinya turut memberi kontribusi pada pemanasan global melalui emisi gas rumah kaca dalam bentuk gas karbon, metana maupun jenis gas tertentu lainnya. Kondisi ini perlu dikendalikan untuk meminimalisir dampak negatifnya terhadap efek pemanasan global di muka bumi. Berdasarkan dokumen IPCC (Intergovernmental Panel and Climate Change), selama kurun waktu dari tahun 1861 sampai 2005 telah terjadi kenaikan suhu global rata-rata 0.6 – 0.7 derajat celcius, sedangkan prediksi para ahli pada tahun 2100 peningkatan suhu bumi rata-rata sekitar 1.4 – 5.8 derajat celcius yang diakibatkan oleh emisi gas rumah kaca. Peningkatan yang cukup drastis ini terutama disebabkan oleh pelepasan karbondioksida dan gas-gas lainnya ke atmosfer bumi yang dikenal sebagai gas rumah kaca terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi (yang diolah menjadi bensin, minyak tanah, avtur, pelumnas oli) dan gas alam sejenis yang tidak dapat diperbaharui. Semakin atmosfir bumi banyak mengandung gas-gas rumah kaca ini, maka atmosfir seakan berubah fungsi menjadi insulator yang akan menahan lebih banyak pantulan radiasi panas matahari dari bumi ke atmosfir, (gambar 1). GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 7 Sunlight passes through the atmosphere and warms the Earth’s surface. This heat is radiated back toward space. Most of the outgoing heat is absorbed by greehouse gas molecules and re-emitted in all directions, warming the surface of the Earth and the lower atmosphere NASA Gambar 1 : Atmosfir berubah fungsi menjadi INSULATOR GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 8 Pemanasan global akan terus meningkat sejalan dengan waktu. Harapan untuk menahan atau mengendalikannya, lebih banyak tergantung pada perilaku umat manusia penghuni bumi. Upaya gerakan pembangunan berwawasan ”hijau” dan penghijauan ”nyata” sambil menghambat laju deforestasi serta gerakan lain untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi andalan dalam menghadapi bencana akibat pemanasan global tersebut. Para perencana bangunan, arsitek dan konstruktor seyogyanya sudah memiliki kepekaan dalam menerapkan konsep atau ide desain dan metode konstruksi bangunan yang berwawasan lingkungan dengan orientasi pada konsep ”konstuksi hijau” (Green construction) ataupun ”bangunan hijau” (Green Building). Dunia internasional melalui Protokol Kyoto 1997 (gambar 2) telah menetapkan enam jenis gas rumah kaca yaitu CO2, NH4, N2O, HFC, PFC dan SF6 yang kesemuanya diekivalensikan terhadap takaran produk masa CO2. Ini berarti, kandungan keseluruhan emisi gas rumah kaca di atmosfir disetarakan dengan kandungan CO2 diudara (ekivalen kg CO2). Kesepakatan internasional ini yang dijadikan standar ukuran besar kecilnya pengaruh suatu produk terhadap lingkungan secara fisik dalam konteks pemanasan global. Indonesia sendiri telah meratifikasi protokol Kyoto 1997 melalui UU no 17 Tahun 2004, sehingga sudah harus menerapkan pola pembangunan berwawasan lingkungan untuk mengendalikan peningkatan pemanasan global. Berbagai dokumen hasil kajian telah mengungkapkan bahwa bangunan dapat memproduksi emisi gas karbon sampai lebih dari 40% di beberapa tempat di dunia. Oleh sebab itu, setiap upaya mereduksi emisi gas karbon melalui bangunan dengan klasifikasi bangunan komersial, bangunan rumah tinggal dan bangunan utilitas atau bangunan industri menjadi langkah strategis untuk menahan laju pemanasan global. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 9 UNITED NATION CONFERENCE on the HUMAN ENVIRONMENT, STOCKHOLM,1972 20 tahun KONPERENSI “BUMI” RIO de JENEIRO, 1992 25 tahun 5 tahun 15 tahun PROTOKOL KYOTO (UNFCCC), 1997 10 tahun KONPERENSI “BUMI” JOHANNESBURG, 2007 10 tahun 3 bulan 2 tahun KONPERENSI PERUBAHAN IKLIM BALI, 2007 (gambar 3) 2 tahun WORLD OCEAN CONFERENCE, MANADO 2009 2 tahun 7 bulan KONPERENSI PERUBAHAN IKLIM KOPENHAGEN, 2009 Gambar 2 : Komitmen Kepedulian Lingkungan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA 10 http://en.wikipedia.org/wiki/File:ClimateMap_Word.png#file Gambar 3 : Peta Iklim Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA 11 Mekanisme Pembangunan Bersih (”Clean Development Mechanism”) yang merupakan produk dari protokol Kyoto, sebagaimana dijelaskan dalam UU No 17 Tahun 2004, adalah prosedur penurunan emisi gas rumah kaca dalam rangka kerjasama negara industri dan negara berkembang. Negara industri melakukan investasi di negara berkembang untuk mencapai target penurunan emisinya. Sementara itu negara berkembang berkepentingan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Annex A protokol Kyoto menyebutkan sektor utama yang menjadi perhatian pokok sebagai sumber emisi gas rumah kaca meliputi: enerji, proses industri, bahan pelarut, pertanian dan limbah. Pengukuran pengurangan emisi karbon yang terkait langsung dengan bidang konstruksi yaitu sektor-sektor enerji, proses industri dan limbah. Ketiga sektor tersebut menjadi tolok ukur utama baik dalam desain dan mekanisme atau proses konstruksi suatu bangunan maupun dalam pekerjaan-pekerjaan sipil lainnya yang kesemuanya mengarah pada tata cara serta prosedur “konstruksi ramah lingkungan”. Dengan demikian dapat dipahami bahwa, lingkup desain, konstruksi hemat enerji, penggunaan produk industri ramah lingkungan, serta tidak memproduksi limbah berlebihan merupakan intisari jiwa “konstruksi hijau”. Sehubungan dengan konstruksi hijau, pemahaman bangunan hijau (Green Building) yang telah disepakati secara internasional antara lain berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan/ekosistem dan memenuhi kinerja yang diantaranya menyangkut perihal: - bijak guna lahan, - hemat air, - hemat energi, - hemat bahan / kurangi limbah, - kualitas udara ruangan. Kinerja tersebut menjadi tolok ukur dalam penilaian atau pemeringkatan suatu bangunan tergolong sebagai bangunan hijau atau tidak. Hal yang senada juga perlu dilakukan dalam proses pelaksanaan konstruksi menuju “konstruksi hijau”, yang akan berkontribusi besar pada pemenuhan standar bangunan hijau. Jadi dalam proses pelaksanaan konsrtuksi juga perlu menerapkan pola bijak guna lahan, hemat air, hemat energi, kurangi limbah/hemat bahan serta menjaga kualitas udara bersih dan segar. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 12 Pelaku pelaksana konstruksi dalam hal ini berperan signifikan dalam upaya mereduksi emisi gas rumah kaca melalui penerapan prosedur atau manajemen konstruksi berbasis “hijau”. Para pelaku tersebut di antaranya meliputi para pekerja, tukang, sampai tenaga ahli manajemen konstruksi. Upaya penghematan air, energi (listrik, BBM), bahan bangunan (semen, batu bata, dll), serta meminimalisir limbah menjadi tindakan prioritas dalam kontribusinya mengurangi emisi gas rumah kaca. Jumlah tukang dan pekerja bangunan di Indonesia yang kini mencapai sekitar 5,7 juta orang dalam berbagai bidang bila diequivalensikan dapat mengurangi “ceceran” semen sekitar 2 kg dalam sehari misalnya, maka secara keseluruhan dapat mengeliminasi emisi CO2 sebesar sekitar 3 juta ton CO2 per tahun. Belum lagi apabila mereka mampu menghemat pemanfaatan air, energi listrik, bahan bakar minyak, kayu, material alam lainnya dan energi manusia seraya dapat mengurangi limbah dalam pelaksanaan pekerjaannya, maka total dampak kontribusinya (termasuk semen) terhadap pengurangan emisi CO2 per tahun sekitar 10 juta ton CO2 yang setara dengan penyerapan CO2 oleh 500 ribu pohon besar dalam setahun (asumsi 1 pohon besar rata-rata dapat menyerap 20 ton CO2/tahun). Perlu disadari, jumlah tersebut hanya diperoleh dari optimalisasi proses pelaksanaan pekerjaan yang tidak lebih dari 10% bila ditinjau terhadap keseluruhan pemanfaatan material dan energi dalam pekerjaan pembangunan. Oleh sebab itu, berdirinya suatu bangunan “hijau” tidak berlebihan bila dikatakan sebenarnya berawal dari peran para pekerja bidang konstruksi. Di sisi lain, melalui optimalisasi pemanfaatan material dan energi sebesar 10% yang terbuang sia-sia tersebut, seakan industri jasa konstruksi telah melakukan penghijauan dengan menumbuhkan 500 ribu pohon besar yang sekaligus berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan dan perekonomian industri jasa konstruksi itu sendiri seraya ikut mengurangi bencana akibat pemanasan global. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 13 Untuk mencapai kondisi positif tersebut maka, kiranya perlu mengembangkan suatu standar operasional prosedur (SOP) yang berkaitan dengan cita-cita “konstruksi hijau” yang secara khusus berlaku bagi para pekerja konstruksi. Kriteria-kriteria tersebut menjadi fokus bahasan dalam buku saku ini yang direfleksikan dengan kata BETA Hemat. Dengan demikian, maka berbagai manual atau pedoman teknis bagi pekerja atau tukang bangunan yang sudah ada saat ini perlu kiranya diadaptasikan pada upaya cita-cita menuju “konstruksi hijau”. Namun demikian, bahwa upaya pengembangan SOP konstruksi hijau perlu dilakukan secara kolektif sampai pada tingkatan tenaga ahli maupun bagi supplier bahan bangunan dan sektor terkait lainnya, karena pada hakekatnya tindakan para pekerja untuk melaksanakan kegiatan berorientasi “konstruksi hijau” tidaklah berdiri sendiri namun merupakan satu mata rantai kegiatan manajemen konstruksi yang didalamnya meliputi peran tenaga ahli. Sebagai penutup sekali lagi perlu ditekankan bahwa peran pelaku konstruksi cukup signifikan dalam mewujudkan “clean development mechanism” yang menjadi jiwa UU No 17 tahun 2004. Apresiasi perlu diberikan kepada para pekerja konstruksi yang senantiasa melaksanakan kegiatannya berbasis pada “konstruksi hijau” yang berarti mereka juga berperan aktif dalam mengurangi emisi karbon, menghambat laju pemanasan global demi mewujudkan pembangunan berkesinambungan seraya menjadi budaya etos kerja hijau. Jakarta, November 2012 Penyusun. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 14 GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 15 Hemat Bahan GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 16 Hemat bahan bakar/listrik Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/ digunakan. l Gunakan bahan sesuai aturan yang ditentukan. Manfaatkan bahan sehemat Gunakan alat ukur/ takaran yang benar. mungkin l Upayakan sisa potongan bahan dapat digunakan Hindari bahan terbuang percuma untuk pekerjaan lainnya. • Gunakan bahan kertas semen bekas dan lain sejenisnya untuk menampung spesi yang tercecer/terbuang. • Manfaatkan sisa/ceceran spesi yang terbuang sebelum 15 menit sebagai bahan adonan spesi baru. l GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 17 Hemat Energi GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 18 Hemat tenaga listrik, bahan bakar dan waktu l Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/ digunakan. Manfaatkan waktu kerja sebaik-baiknya l Matikan penerangan, peralatan listrik (AC, Kipas Angin, TV, …) dan alat listrik lainnya bila sudah tidak digunakan. l Gunakan waktu kerja secara efisien dan efektif. l Gunakan tenaga secara efisien dan efektif. l Manfaatkan listrik dan alat seperlunya Hindari boros waktu Manfaatkan tenaga sebaik-baiknya GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 19 Hemat Tempat GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 20 Alat/kenderaan harus leluasa bergerak tanpa harus melakukan gerakan-gerakan manuver maju-mundur/bolak-balik yang tidak efisien. l Gunakan tempat/ruang secara efisien. Manfaatkan tempat sebaik-baiknya Atur tempat sesuai dengan jenis dan klasifikasi l Atur/tempatkan material/pekerjaan sesuai jenis/klasifikasinya untuk memudahkan material/pekerjaan pengambilan dan pengontrolan. l Gunakan tempat yang memadai dengan Manfaatkan tempat sesuai fungsinya dan jenis dan karakteristik material/ pekerjaan. karakteristik bahan Perhatikan ruang gerak manuver peralatan dan kenderaan l l Hindari penempatan material yang tidak sesuai agar tidak terjadi kerusakan material/bahan. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 21 Hemat Air GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 22 Manfaatkan air seperlunya l l Matikan kran sebelum bak air meluber Hindari menumpahkan air l l Gunakan drum dan sebagainya sebagai tempat penampungan air serta manfaatkan air sesuai kebutuhan. Hindari menggunakan air langsung dari kran/slang atau pompa air. Tutup kran air sebelum air tumpah Hindari air terbuang percuma GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 23 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 24 Alat Ukur Tanah GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 25 Pekerjaan Tanah GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 26 Pekerjaan Tanah GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 27 Pekerjaan Beton GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 28 Pekerjaan Beton GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 29 Pekerjaan Angkat Berat GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 30 Alat/Mesin Pembengkok Baja Tulangan dan Pengecatan GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 31 Pekerjaan Kayu GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 32 Pekerjaan Kayu GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 33 Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 34 Pekerjaan Persiapan GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 35 Menyiapkan tempat kerja yang rapi dan teratur l Letakan material secara rapi dan teratur tanpa mengganggu area kerja. Pastikan tersedia ruang yang cukup untuk kenderaan dengan leluasa dapat melakukan manuver secara efisien dan efektif. Denah tata letak bangunan (kantor, gudang bahan dan peralatan, los kerja, …), lokasi kerja, penumpukan bahan dan lainnya harus dipahami dengan benar untuk efisiensi waktu dan tenaga Tidak memulai pekerjaan tanah sebelum gambar kerja dan patok-patok ukur selesai dikerjakan. Rasio pemanfaatan dan penempatan alat berat harus terukur/seimbang untuk mengoptimalkan jam kerja ideal alat dan menghindari terjadinya waktu tunggu/antrian. l l l l GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 36 Pekerjaan Bouwplank/Penentuan Tapak GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 37 Penempatan material jangan mengganggu bouwplank l Jaga kelurusan dan kerapian papan bouwplank l Gunakan patok yang lurus l l Gunakan alat-alat sesuai petunjuk ahli l Untuk menjamin tidak terjadi perubahan posisi dan ketinggian benang. Kesalahan pada penentuan bouwplank akan berdampak pemborosan dan kerugian yang bersifat kumulatif di berbagai aspek. Memudahkan penyetelan sudut dan ketinggian. Usahakan gunakan patok dari bahan yang dapat dipakai berulang-ulang. Gunakan alat-alat yang sesuai dengan jenis pekerjaan. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 38 Pekerjaan Galian GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 39 Atur manuver alat/kenderaan secara efisien l l Tutup bak truk agar debu tidak berterbangan saat jalan l Hemat bahan bakar l Hindari bermain gas l Alat/kenderaan harus dapat dengan leluasa bergerak tanpa harus melakukan gerakangerakan manuver maju-mundur/bolak-balik yang tidak efisien Atur posisi dan penempatan truk agar dengan sekali gerakan sudah dapat terjangkau oleh lengan excavator. Gunakan kain terpal atau sejenisnya untuk menutupi bak truk seraya menghindari polusi udara akibat debu. Matikan peralatan antar jedah waktu atau bila sudah tidak difungsikan/ digunakan) Guna penghematan bahan bakar dan mengurangi gas buang GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 40 Pekerjaan Pasang Batu Kali GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 41 Hemat bahan bakar l Hemat air l Manfaatkan tenaga secara efisien dan efektif l Hindari bahan terbuang percuma l l Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/ digunakan. Gunakan air sesuai kebutuhan dengan takaran yang benar. Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Tempatkan bahan secara rapi dan gunakan sesuai kebutuhan. Gunakan bentuk dan ukuran/tekstur batu yang sesuai dalam pekerjaan pasangan batu untuk meminimalisir pemakaian adonan spesi. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 42 Pekerjaan Kayu GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 43 Hemat listrik dan tenaga l l Serbuk dan sisa potongan jangan dibakar Serbuk dan sisa potongan bisa digunakan untuk bahan industri lain l l Matikan peralatan antar jedah waktu atau bila sudah tidak difungsikan/digunakan. Gunakan tenaga dan peralatan sesuai dengan karakteristik pekerjaan. Untuk mengurangi emisi karbon ke atmosfir. Sebagai bahan baku industri papan, bahan baku makanan ternak dan pupuk tanaman atau lain sebagainya, atau ditimbun dalam tanah dengan ke dalaman 1 meter untuk menjadi humus. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 44 Pekerjaan Pembuatan Mal GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 45 Gunakan mal dari bahan plastik/baja dengan sistem bongkar pasang sehingga dapat dipakai berulang-ulang Hemat pemakaian balok Hemat pemakaian papan Tutup rapat celah pada sambungansambungan papan agar air semen tidak mengalir keluar l l l l Penggunaan mal dalam bentuk modular dengan sistem bongkar pasang akan dapat meminimalisir biaya sekaligus ikut berpartisipasi dalam menanggulangi pencemaran lingkungan akibat penebangan pohon. Gunakan balok/papan seefisien mungkin dan hindari semaksimal mungkin terjadinya sisa potongan yang tidak dapat digunakan lagi. Gunakan kertas semen/koran berkas untuk mencegah keluarnya air semen melalui sambungan-sambungan papan. Bila digunakan sistem modular, dapat disain sistem sambungan yang tidak memungkinkan air semen merembes keluar. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 46 Pekerjaan Perancah GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 47 Perancah harus bisa menjamin mal berada pada posisi dan ketinggian yang ditentukan l l Perancah harus dapat digunakan berulang kali l l Pasang perancah dengan baik. Atur ketinggiannya dan yakinkan bertumpu pada landasan yang stabil agar tidak terjadi penurunan. Gunakan perancah dengan sistem modular yang dapat mudah dibongkar dan dirakit kembali. Hindari penggunaan perancah dari bahan kayu. Dalam keadaan terpaksa, gunakan bahan bambu yang usia pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan pohon kayu. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 48 Pekerjaan Pembesian GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 49 Disain setiap hasil potongan besi semaksimal mungkin masih dapat digunakan untuk kebutuhan lain. Kecuali bila semua ukurannya tidak memungkinkan untuk itu. l Umumnya, sisa potongan dengan ukuran Manfaatkan hasil potongan besi tertentu masih dapat digunakan sebagai yang masih dapat dipakai panjang penyaluran/sambungan dapat overlap sebesar 40 kali diameter besi/baja tulangan. Hindari kawat bendrat berceceran l Upayakan kawat bendrat ditempatkan pada suatu wadah yang diikat pada tali/ban pinggang di tiap pekerja. l Pembengkokan besi tulangan agar disuaikan Bengkokan besi tulangan sesuai dengan aturan penempatannya masing-masing aturan tulangan. Usahakan menggunakan tulangan l Bila dipesan di pabrik rakitan akan dapat meminimalisir hasil sisa potongan yang hasil rakitan pabrik sesuai pesanan terbuang percuma. Hindari hasil potongan besi terbuang percuma l GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 50 Pekerjaan Beton GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 51 Tuangkan bahan sesuai aturan urutannya l Campuran diaduk sampai rata l Hemat bahan bakar/listrik Hemat air l l l l Hindari bahan terbuang percuma Manfaatkan tenaga secara efektif Pakai alat yang baik dan sesuai l l l l Masukan bahan-bahan air, semen, pasir dan kerikil sesuai takaran komposisi campuran beton dengan urutan sebagai berikut. 1. Masukan air dan semen serta jalankan mesin pengaduk/molen selama 1 menit. 2. Masukan pasir dan jalankan mesin pengaduk/molen selama 1 menit. 3. Masukan kerikil dan jalankan mesin pengaduk/molen selama 3 menit. Jalankan alat/mesin pengaduk sampai semua bahan tercampur merata. Umumnya, selama kurang lebih 3 menit setelah pengisian bahan terakhir (kerikil/batu pecah). Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/ digunakan. Gunakan air sesuai kebutuhan dengan takaran yang benar. Gunakan air tidak melebihi 50% berat semen. Tempatkan bahan secara rapi dan gunakan sesuai kebutuhan. Tuangkan bahan secara hati-hati agar tidak berceceran dan mempengaruhi mutu beton. Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Gunakan alat-alat yang sesuai dengan jenis pekerjaan. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 52 Pekerjaan Cor Kolom GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 53 Hemat bahan bakar Manfaatkan tenaga secara efektif Gunakan mal dari bahan plastic/baja dengan sistem bongkar pasang sehingga dapat dipakai berulang-ulang Hemat mal Hindari Cor terbuang l l l l l l Hemat air l Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/ digunakan. Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Penggunaan mal dalam bentuk modular dengan sistem bongkar pasang akan dapat meminimalisir biaya sekaligus ikut berpartisipasi dalam menanggulangi pencemaran lingkungan. Hindari terjadinya sisa potongan bahan yang tidak dapat digunakan. Pakai wadah penampungan minimal 1,5 x volume drum molen. Pakai wadah berbentuk saluran untuk menghindari cor terbuang saat penuangan. Perhatikan juga syarat tinggi jatuh penuangan adukan beton tidak bisa melebihi 1meter. Ceceran beton yang tertampung selama sekitar 15 menit dimasukan kembali ke dalam molen untuk diproses kembali. Gunakan air sesuai kebutuhan dengan takaran yang benar. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 54 Pekerjaan Meredam dan Membasahi Bata / Ubin GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 55 Manfaatkan tenaga secara efisien dan efektif l Hindari air terbuang percuma l l Gunakan tempat penampungan air l Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Gunakan wadah berisi air untuk membasahi bata/tegel. Jangan gunakan penyiraman langsung dari kran/slang untuk membasahi bata/tegel. Diupayakan agar air dapat dipakai berulang-ulang selama memungkinkan dan tidak mempengaruhi mutu produk. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 56 Pekerjaan Pasang Bata / Batako GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 57 Hemat air l Hindari spesi terbuang l l Gunakan air sesuai kebutuhan dengan takaran yang benar. Gunakan wadah 1,5 x volume adukan sebagai tempat mengaduk. Gunakan volume spesi yang sesuai saat pemasangan/penyusunan dinding bata. Hindari pembuatan spesi melebihi kapasitas penggunaan. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 58 Pekerjaan Pemasangan Ubin GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 59 Pakai alat yang baik dan sesuai Manfaatkan tenaga secara efisien dan efektif Hemat listrik Hati-hati potong/pasang ubin l Gunakan alat-alat yang sesuai dengan jenis pekerjaan. l Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. l l l Hindari membongkar kembali ubin yang sudah terpasang. Gunakan wadah 1,5 x volume adukan sebagai tempat mengaduk. l Gunakan volume spesi yang sesuai saat pemasangan ubin. l Hindari spesi terbuang l Manfaatkan potongan yang bisa dipakai Matikan peralatan listrik antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/digunakan. Prioritaskan pemotongan ubin dengan alat manual kecuali pada bagian-bagian sudut dan lainnya yang sulit. l Hindari pembuatan spesi melebihi kapasitas penggunaan. Gunakan sisa potongan ubin yang masih dapat digunakan. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 60 Pekerjaan Plesteran GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 61 Manfaatkan tenaga secara efisien dan efektif l Hemat bahan bakar/listrik l Hindari bahan terbuang percuma l l Manfaatkan bahan sehemat mungkin l Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/ digunakan. Tampung spesi yang jatuh saat plesteran dengan wadah/kertas semen/kertas Koran bekas. Ceceran spesi yang tertampung sekitar 15 menit dapat digunakan kembali sebagai bahan campuran. Gunakan bahan sesuai takaran dan fungsinya. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 62 Pekerjaan Pengecatan GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 63 Hemat bahan cat l l l Hemat bahan bakar/listrik Manfaatkan tenaga secara efisien dan efektif Hindari bahan terbuang l l l Pakai alat yang baik dan sesuai l Jaga kebersihan l Gunakan bahan cat sesuai takaran dan fungsinya. Pengecatan hanya dapat dimulai jika dinding/ media yang akan dicat sudah tidak berpori. Tambahkan air ke dalam cat sesuai dengan petunjuk dan spesifikasi tipe cat. Matikan alat/mesin antar jedah waktu atau bila tidak difungsikan/digunakan. Gunakan tenaga sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Pastikan saat pengecatan tidak ada cat yang meleleh atau berceceran. Gunakan alat-alat yang sesuai dengan jenis pekerjaan. Tutup lantai dan alat lainnya agar tidak kena percikan/tetesan cat. GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 64 Catatan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 65 Catatan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 66 Catatan Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan 67 GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA Jl. Minangkabau No. 35 F Pasar Manggis Jakarta-Selatan 12970 Telp : (021) 837 87 219 Fax : (021) 837 87 218 http : //www.gapeksindo.co.id E-mail : [email protected] Petunjuk Kerja Ramah Lingkungan untuk Tukang Bangunan ISBN 978-602-97495-2-668